ABSTRAK
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan masalah besar di Dunia, tidak hanya di negara barat
tetapi juga di Indonesia. Kepatuhan dalam meminum obat berperan penting dalam pengobatan
hipertensi dengan tujuan pengobatan pada penderita hipertensi adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan pengobatan
hipertensi dengan kualitas hidup pasien stroke. Penelitian ini menggunakan penelitian Analitik
corelasi dengan rancangan cross sectional dengan populasi 71 responden. Hasil penelitian dengan
uji chi-square didapatkan nilai p value=0,212 (P<0,05) yang berarti ada hubungan antara kepatuhan
pengobatan hipertensi dengan kualitas hidup pasien stroke. Disarankan bagi penderita hipertensi
agar mengetahui informasi antara kepatuhan pengobatan hipertensi dengan kualitas hidup pasien
stroke.
mampu melakukan aktivitas fisik sehari yaitu 71 pasien yang mengalami stroke dan
hari, gangguan mental emosional, dan hipertensi dengan jumlah sampel sebanyak
penurunan produktivitas sehingga kondisi 42 orang yang diambil dengan
tersebut berdampak terhadap kualitas menggunakan Non probability sampling
hidup. Penelitian faktor faktor yang melalui purposive sampling. Lokasi
berhubungan dengan kualitas hidup pasien penelitian dilakukan di Rumah Sakit
pasca stroke akan sangat membantu Umum Sari Mutiara Medan. Pengumpulan
terhadap salah atu pertimbangan dasar data diperoleh dengan menggunakan
untuk intervensi berbagai pihak dalam kuesioner. Analisa data dilakukan dengan
meningkatkan kualitas hidup pasien pasca menggunakan uji Chi-square.
stroke, terutama intervensi keperawatan.
Berdasarkan survey awal yang HASIL PENELITIAN
dilakukan peneliti didapatkan data pasien Tabel 1 Distribusi Frekuensi
yang mengalami hipertensi dalam satu Karakteristik Responden
tahun terakhir sebanyak 258 orang pasien Karakteristik n %
Responden
yang mengalami hipertensi dari jumlah
Jenis Kelamin
pasien yang mengalami hipertensi tersebut Laki-laki 26 56.5
laki-laki 98 dan perempuan berjumlah 160 Perempuan 17 37.0
Umur
orang. Berdasarkan data diatas 4 orang < 55 tahun 1 2.2
peneliti melakukan wawancara dan peneliti 56-70 tahun 36 78.3
>71 tahun 6 13.0
mendapatkan data bahwa kebanyakkan Pendidikan
penderita hipertensi tidak patuh minum SD 20 43.5
SMP 13 28.3
obat. Dikarenakan pasien tersebut sudah SMA 7 15.2
lama menderita hipertensi dan sudah lama SI 3 6.5
Status
mengkonsumsi obat antihipertensi tetapi Menikah 31 67.4
tidak sembuh-sembuh juga. Oleh karena Janda/Duda 12 26.1
Lama Rawat
itu peneliti tertarik untuk meneliti 7-10 bulan 9 19.6
kepatuhan pengobatan hipertensi dengan 11 bulan 34 73.9
kualitas hidup pasien stroke.
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat dari 43 responden diketahui bahwa
METODE PENELITIAN
distribusi frekuensi responden menurut
Desain penelitian ini merupakan penelitian
jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki
Analitik Corelasi dengan rancangan Cross
yaitu 26 orang (56,5%), umur responden
Sectional. Populasi dalam penelitian ini
pendidikan tinggi akan lebih patuh 85% disimpulkan tidak ada perbedaan antara
dibanding dengan responden yang tidak responden yang masih memiliki pasangan
patuh 15%. dengan yang tidak memiliki pasangan.
bahwa tidak ada hubungan antara lama hidup dan patuh dalam pengobatan
rawat hipertensi dengan kepatuhan dalam hipertensi dengan kategori baik 15
menjalani pengobatan hipertensi. Hal ini responden (34,9%), yang memiliki
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan kualitas hidup dan ketidak patuhan dalam
oleh Suhadi (2011) yang menyatakan pengobatan hipertensi dengan kategori
bahwa lama menderita hipertensi tidak baik 20 responden (46,5%), yang
berhubungan dengan kepatuhan dalam memiliki kualitas hidup dan patuh dalam
perawatan hipertensi. Menurut analisa pengobatan hipertensi dengan kategori
Suhadi lama menderita hipertensi cukup 1 responden (2,3%), yang memiliki
berkaitan dengan lamanya melakukan kualitas hidup dan ketidak patuhan dalam
pengobatan hipertensi, sehingga lama pengobatan hipertensi dengan kategori
menderita hipertensi bukan faktor yang cukup 3 responden (7,0%). Dari hasil uji
mempengaruhi kepatuhan dalam chi-square di peroleh nilai p=0,212
pengobatan hipertensi. (P<0,05) yang berarti ada hubungan antara
Hasil penelitian ini sesuai dengan kepatuhan pengobatan hipertensi dengan
teori yang menyatakan bahwa semakin kualitas hidup pasien stroke.
lama seorang menderita hipertensi maka Hal ini diperkuat dengan penelitian
tingkat kepatuhan pengobatan hipertensi yang dilakukan oleh Ekarini (2011) yang
makin rendah (Ketut Gama et al, 2014). menunjukkan bahwa ada hubungan antara
tingkat motivasi dengan tingkkat
5. Hubungan antara kepatuhan kepatuhan pengobatan hipertensi dengan
pengobatan hipertensi dengan nilai p=0,001. Hal ini dikarenakan
kualitas hidup pasien stroke responden yang dinyatakan patuh adalah
Kualitas hidup merupakan konsep mereka yang memiliki motivasi yang
analisi kemampuan untuk mendapatkan tinggi dari dukungan keluarga. Motivasi
hidup yang normal terkait dengan persepsi yang tinggi terbentuk karena adanya
secara individu mengenai tujuan, harapan, hubungan antara dorongan, tujuan, dan
standar dan perhetian secara spesifik kebuthan untuk sembuh, maka responden
terhadap kehidupan yang dialami dengan hipertensi akan terdorong untuk patuh
mempengaruhi nilai dan budaya pada dalam menjalani pengobatan, sehingga
lingkungan individu tersebut berada kualitas hidup responden meningkat.
(Nursalam, 2014). Menurut asumsi peneliti, faktor
Berdasarkan hasil uji chi-square yang mempengaruhi kualitas hidup sangat
dari 43 responden yang memiliki kualitas banyak, seperti keuangan, kesehatan,