Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT HEMATOLOGI

KARDIOVASKULER, SALURAN KEMIH SISTEM SYARAF & KEJIWAAN

Disusun Oleh :

M YUSUP

191FF03010

S1 3FA1

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

Jl. Soekarno Hatta No 754 Bandung 022-7830768

2022
MODUL 5
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA, KOLESTEROL, DAN
KREATININ

I. Tujuan
1. Kompetensi yang Dicapai
Mahasiswa mampu menjelaskan Pemeriksaan trigliserida, kolesterol dan kreatinin,
metode pengukuran trigliserida, kolesterol dan kreatinin, parameter pemeriksaan,
pengolahan data, serta penarikan kesimpulan.
2. Tujuan Praktikum
a. Analisis data hasil pemeriksaan trigliserida
b. Analisis data hasil pemeriksaan kolesterol total

II. Prinsip
a. Prinsip pemeriksaan trigliserida
Enzimatis kolorimetrik → Metode GPO-PAP (Glycerol Phosphate Oxidase ± Para
Aminophenazone)

b. Pinsip pemeriksaan kolesterol


Ester kolesterol + H2O → kolesterol + asam-asam lemak
kolesterol oksidase
Kolesterol + O2 → kolesterol + H2O2
peroksidase
2 H2O2 + fenol + 4-aminoantipirin → quinoneimine + H2O
Absorbansi warna diukur pada 500 nm

III. Alat dan bahan


1. Alat
Spektrofotometer, kuvet, pipet piston, tabung reaksi dan raknya, spuit 3 ml,
sentrifuga
2. Bahan
Praktikan, serum atau plasma heparin atau EDTA, reagent untuk mengukur kadar
kolesterol, alkohol 70%. Reagensia untuk pemeriksaan kolesterol mengandung :
-Reagen :
4-aminoantipirin 0,30 mmol/l Phenol 6 mmol/l Peroksidase > 0,5 U/ml Kolesterol
esterase > 0,15 U/ml Buffer pH 6,8 - Standard 200 mg/dl

IV. Prosedur kerja


1. Pemeriksaan kolesterol total

Buat larutan blangko, standar dan sampel

Campurkan dan inkubasikan selama 10 menit pada suhu


20-25C atau selama 5 menit pada suhu 37C.

Baca absorbansi sampel (Asampel) terhadap BR dalam


waktu 1 jam

Apabila hasil melebihi 1000 mg/dl encerkanlah 0,1 ml


sampel dengan 0,2 ml larutan NaCl 0,9% dan ulangi
pengukuran. Hasil yang diperoleh dikalikan 3

Lakukan perhitungan kadar kolesterol total dengan


menggunakan standard atau faktor
2. Penetapan kadar trigliserida

Buat larutan blangko, standar dan sampel

Campur dan inkubasikan selama 10 menit pada suhu 20


- 25C atau selama 5 menit pada suhu 37C lalu ukur
dengan microlab 300 pada panjang gelombang 500 nm

Lakukan perhitungan kadar trigliserida dengan


menggunakan standard atau faktor

3. Penetapan kadar kreatinin

Buat larutan blangko, standar dan sampel

Campur dan inkubasikan selama 10 menit pada suhu 20


- 25C atau selama 5 menit pada suhu 37C lalu ukur
dengan spektrofotometri UV / VIS pada panjang
gelombang 492 nm

Lakukan perhitungan kadar trigliserida dengan


menggunakan standard atau faktor
V. Hasil praktikum
1. Kolesterol
Diketahui :
A blanko = 0,065 nm
A standar = 0,192 nm
A standar – A blanko = 0,192 nm – 0,065 nm = 0,127 nm

A sample = 0,387 nm
0,385 nm
0,387 nm
A sample – A blanko = 0,322 nm
0,320 nm
0,322 nm
A sample rata-rata = 0,3213 nm
Ditanyakan : Kadar kolesterol tetap ?
Perhitungan :
Kolesterol = (△A Sampel)/(△A Standar) x Konsentrasi Standar (200 mg/dL)
= ( 0,3213 nm / 0,127 nm) x 200 mg/dl
= 2,5299 x 200 mg/dl
= 505,98 mg/dl

2. Trigliserida
Diketahui:
A blanko = 0,147 nm
A standar = 0,345 nm
A standar – A blanko = 0,345 nm – 0,147 nm = 0,198 nm (△A standar)

A sample = 0,256 nm
0,257 nm
0,254 nm

A sample – A blanko =0,109 nm


0,110 nm
0,107 nm
△A sample = 0,108 nm
Ditanyakan : Kadar trigliserida ?
Perhitungan
Trigliserid = (△A Sampel)/(△A Standar) x Konsentrasi Standar (200 mg/dL)
= (0,108 nm / 0,198 nm) x 200 mg/dl
= 109,09 mg/dl
3. Kreatinin
Diketahui :
Absorbansi Blanko = 0,021
Absorbansi Standar = 0,325
A standar – A blanko = 0,325 - 0,021 = 0,304 (△A Standar)
Absorbansi sampel = 0,220
= 0,228
△A sampel = 0,224
Ditanyakan : Kadar kreatinin?
Perhitungan
Kreatinin = (△A Sampel)/(△A Standar) x Konsentrasi Standar (2 mg/dL)
= 0,224 / 0,304 x 2 mg/dl
= 0,7368 x 2 mg/dl
= 1,4736 mg/dl

VI. Teori dan pembahasan


Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan trigliserida, kolesterol dan kreatinin
pada sampel serum atau plasma darah.Pengujian pertama yaitu pemeriksaan kolesterol.
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh yang memiliki
fungsi membuat hormon sex, adrenal, membentuk dinding sel. Kolesterol penting bagi
tubuh, apabila kadar kolesterol dalam darah berlebihan juga berbahaya bagi kesehatan
(Nilawati, 2008).
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh
dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks
adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk
menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang
berperan penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah
justru berbahaya bagi tubuh (Nilawati, 2008).
Kolesterol hanya didapat dari makanan yang berasal dari hewan dan trigliserida
berasal dari karbohidrat. Namun, hati pun bisa membentuk kolesterol dan trigliserida dari
makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak jenuh seperti daging, margarin,
mentega, keju, minyak sawit, dan minyak kelapa. Kolesterol adalah bahan awal utama
untuk sintesis vitamin D, hormon steroid seperti kortisol dan aldosteron dari kelenjar
adrenal dan hormon seperti progesteron , estrogen dan testosteron (Dalimartha, 2008).
Pada pengujian kadar kolestrol kali ini metode yang digunakan yaitu CHOD-PAP
(Cholesterol Oxidase-Peroksidase Aminoantipyrine Phenol), dimana prinsipnya sendiri
kolesterol akan dibebaskan dari lipoprotein oleh enzim kolesterol esterase, kolesterol yang
sudah terlepas akan dioksidasi menjadi H2O2 oleh bantuan enzim kolesterol oksidase,
reaksi warna terjadi jika H2O2 yang teroksidasi bereaksi dengan phenol ditambah
aminophenazon oleh bantuan enzim peroksidase dan timbul warna merah, warna merah
yang dihasilkan tersebut berasal dari senyawa quinoneimine, yang merupakan hasil reaksi
antara reagen dan kolesterol. Metode ini paling banyak digunakan karena hasilnya lebih
teliti, hanya saja reagen-reagen harus disimpan dengan baik karena enzim mudah rusak
(Zulbadar panil, 2008).

Reaksi yang terjadi

Reagen CHOD-PAP yang digunakan, bekerja dalam tiga tahap reaksi yaitu reaksi
hidrolisis, oksidasi dan pemasangan (couple reaction). Reaksi hidrolisis dilakukan dengan
bantuan enzim pengkatalisis kolesterol ester menjadi kolesterol yaitu enzim
kolesterolesterase. Enzim ini menghidrolisis ikatan kolesterol ester sehingga menjadi
kolesterol. Memasuki tahap oksidasi, kolesterol kemudian dioksidasi menjadi cholest-4-
ene-3-one dengan bantuan enzim kolesterol oksidase (Ratna, 2007)
Perubahan warna menjadi merah ini diperlukan agar campuran dari larutan dapat
diukur absorbansinya menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dengan sinar visibel.
Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 546 nm yang merupakan panjang
gelombang maksimum untuk quinoeimine , Quinoeimine akan terukur absorbansinya pada
panjang gelombang 546 nm dan nilai absorbansi tersebut sebanding dengan kadar
kolesterol dalam darah.
Berdasarkan hasil pengujian kadar kolesterol didapatkan hasil pengujian sebesar
505,98 mg/dl hasil yang didapatkan ini menunjukan bahwa kadar kolesterol tersebut berada
direntang yang tinggi karena berdasarkan literatur kadar kolesterol yang normal berada
pada rentang < 200 mg/dl (Kemenkes, 2019).Tingginya kadar kolesterol dapat disebabkan
oleh makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol (seperti makanan berminyak,
bersantan, makanan fast food), alkohol dan gula yang berlebihan.
Pengujian selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran kadar trigliserida dalam tubuh.
Trigliserida adalah sumber energi yang sangat penting bagi otot dan jantung selain itu
sebagai tempat penyimpanan lemak di dalam tubuh dan aliran darah.Trigliserida
merupakan penyimpan lipid yang utama di dalam jaringan adipose, lipid akan terlepas
setelah terjadi hidrolisis oleh enzim lipase yang sensitif-hormon menjadi asam lemak bebas
dan gliserol (Ahmad H, 2009).
Penyusun Trigliserida utama minyak nabati dan lemak hewani yang terbentuk dari
3 asam lemak dan gliserol. Fungsi utama trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida, dan apabila sel membutuhkan energi,
enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen
tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida dan air. Kondisi
tubuh yang normal, simpanan trigliserida cukup untuk memenuhi kebutuhan energi selama
dua bulan (Mustikaningrum, 2010)
Pada pemerikasaan kadar trigiliserida ini metode yang digunakan yaitu enzimatis
kolorimetri (GPO-PAP). Dengan metode ini trigliserida akan dihidrolisa dengan enzimatis
menjadi gliserol dan asam bebas, reaksi yang terjadi pada penetapan kadar trigliserida yaitu
dengan terbentuknya senyawa kompleks 4-(p-benzoquinone-mono-imino)-phenazon yang
berwarna yang dapat diukur kadarnya mengunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 500 nm (Hardisari et al, 2016)

Reaksi yang terjadi

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kadar trigliserida sebesar 109,09 mg/dL


yang dimana kadar trigliserida yang didapatkan dikatakan normal karena kadar trigliserida
yang normal yaitu <150 mg/dl, apabila kadar trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan
resiko tinggi penyakit arteri koroner (Kemenkes,2018). Adapun faktor faktor yang dapat
menyebabkan tingginya kadar trigliserida meliputi pola makan yang kurang
sehat,kelebihan berat badan, merokok, dan mengkonsumsi alkohol.
Selanjutnya pengujian terakhir dilakukan penetapan kadar kreatinin dalam tubuh.
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme keratin otot kreatinin fosfat (protein),
disintesa dalam hati, ditemukan dalam otot rangka dan darah yang direaksikan oleh ginjal
kedalam urine (Sutejo.AY,2010). Kreatinin merupakan hasil metabolisme dari kreatin dan
fosfokreatin. Kreatinin memiliki berat molekul 113-Da (Dalton). Kreatinin difiltrasi di
glomerulus dan direabsorpsi di tubular. Kreatinin plasma disintesis di otot skelet sehingga
kadarnya bergantung pada massa otot dan berat badan (Banerjee A ,2005).
Kreatin ditemukan di jaringan otot (sampai dengan 94%). Kreatin dari otot diambil
dari darah karena otot sendiri tidak mampu mensintesis kreatin. Kreatin darah berasal dari
makanan dan biosintesis yang melibatkan berbagai organ terutama hati. Proses awal
biosintesis kreatin berlangsung di ginjal yang melibatkan asam amino arginin dan glisin.
Menurut salah satu penelitian in vitro kreatin secara hampir konstan akan diubah menjadi
kreatinin dalam jumlah 1,1% per hari (Wulandari W, 2015).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah
diantaranya :
a. Perubahan massa otot.
b. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah
makan.
c. Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin dalam darah.
d. Obat-obatan yang dapat mengganggu sekresi kratinin.
e. Peningkatan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
f. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang
muda, serta kadar kreatinin pada laki-laki lebih tinggi dari pada kadar kreatinin
wanita (Corwin, 2009).
Pada penetapan kadar kali ini metode yang digunakan yaitu metode two point
dimana dilakukan pengukuran kadar kreatinin darah dengan inkubasi di suhu 250oc dengan
waktu inkubasi selam 60 detik. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar kreatinin untuk
mendapatkan absorban sampel kemudian pada menit kedua dilakukan pengukuran untuk
melihat absorban sampel dengan menggunakan panjang gelombang 492 nm (Imran, 2011).
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kadar kreatinin sebesar 1,47 mg/dl hasil
pengujian kadar kreatin yang didapatkan ini berada pada rentang yang normal karena
berdasarkan literatur untuk nilai normal kadar kreatinin serum pada pria adalah 0,7-1,3
mg/dL sedangkan pada wanita 0,6-1,1 mg/dL. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam
darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan
gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisis atau tidak.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan
kolesterol total didapatkan hasil sebesar 505,98 mg/dL sehingga kadar kolesterol total yang
didapatkan dalam tubuh sangat tinggi karena kadar kolesterol yang normal dalam tubuh
yaitu < 200 mg/dl.Selanjutnya pada pengujian kadar trigliserida yang telah dilakukan
didapatkan hasil kadar sebesar 109,09 mg/dl berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut
nilai tligliserida dikatakan normal karena menurut litelatur kadar normal trigliserida yaitu
< 150 mg/dl.Sedangkan yang terakhir dilakukan pengujian kadar kreatinin dan didapatkan
hasil pengujian sebesar 1,47 mg/dl berdasarkan nilai yang didapatkan kadar kreatinin
tersebut dikatakan tinggi karena menurut literatur nilai normal kreatin untuk laki-laki
berada pada rentang 0,9-1,3 mg/dl , dan untuk perempuan berada pada rentang 0,6-1,1
mg/dl.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad H, 2009. Memerangi Diabetes Melalui Diet Golongan Darah Dan Pola Makan
Yang Benar. PT Benteng Pustaka Yogyakarta.
Banerjee A.Renal physiology.In :Clinicalphysiology an examination primer. USA :
Cambridge UniversityPress; 2005. p. 61.
Corwin, Elizabeth.J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Edisi 5. Egi. Komara.Yudha. Jakarta
: EGC
Dalimartha, S. 2008. 36 Resep Tumbuhan Obat Untuk Menurunkan Kolesterol. Penerbit
Niaga Swadaya. Jakarta
Hardisari, R., & Koiriyah, B. (2016). Gambaran Kadar Trigliserida (Metode Gpo-Pap)
Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA. Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(1), 27-31.
Kemenkes, 2018. Nilai Normal Trigliserida. Diakses dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-
pembuluh-darah/berapa-nilai-trigliserida-anda [pada 06 April 2022]
Kemenkes, 2019 .Nilai Normal Kolesterol Total. Diakses dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-
pembuluh-darah/berapa-nilai-normal-kolesterol-total [pada 06 April 2022]
Mustikaningrum Sari. 2010. Perbedaan Kadar Trigliserida Darah Pada Perokok Dan
Bukan Perokok. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Nilawati, S. 2008. Care Yourself Kolesterol. Penerbit Penebar Plus. Jakarta.
Ratna,S. 2007. Pengukuran Kadar Kolesterol Dengan Enzim Sebagai Reagen Pada Kimia
Klinik. Surabaya: Airlangga
Wulandari E.R.N., 2010, Sequential Injection-Flow Reversal Mixing (SI-FRM) untuk
Penentuan Kreatinin dalam Urin. Universitas Brawijaya. Skripsi. FMIPA. Malang.
Zulbadar, P. 2008. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai