Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI

DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSJD DR. RM.


SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

Esri Rusminingsih1, Mustika Dian2


1
Dosen DIII Keperawatan, Stikes Muhammdiyah Klaten
2
Mahasiswa Program Studi S1

ABSTRAK

Penyakit hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan serius. Penyakit ini dikategorikan sebagai the sillent
disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum
memeriksakan tekanan darahnya. WHO (2011) menyebutkan 50%-70% pasien
tidak patuh terhadap obat antihipertensi. Di Indonesia, prevalensi penderita
Hipertensi sebesar 25,8%, tetapi penderita yang minum obat hanya sebesar 9,5%.
Rendahnya kepatuhan minum obat akan menyebabkan tekanan darah tidak
terkontrol yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan
minum obat pasien hipertensi dengan kejadian stroke iskemik di RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode survey
analitik observasional dengan rancangan case control menggunakan pendekatan
retrospective. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.dengan
jumlah 84 responden. Sampel yang dibagi menjadi 2 kelompok kasus dan
kelompok kontrol. Kelompok kasus terdiri dari 42 pasien hipertensi dengan
diagnosa stroke iskemik dan 42 pasien hipertensi tanpa komplikasi stroke
iskemikuntuk kelompok kontrol.
. Alat berupa kuesioner kepatuhan minum obatdan data stroke iskemik
didapatkan dari rekam medis. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil
penelitian menunjukkan nilai ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan
minum obat dengan kejadian stroke iskemik dengan nilai significancy p value =
0,000 (p<0,05). Kesimpulanya terdapat hubungan antara pekatuhan minum obat
pasien hipertensi terhadap kejadian stroke iskemik di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah.

Kata kunci : Kepatuhan Minum Obat, Hipertensi, Stroke Iskemik


Esri Rusminingsih, Mustika Dian* Hubungan Kepatuhan Minum Obat … 189

PENDAHULUAN prevalensi sebesar 55,6% (Azam M,


Latar Belakang 2016).
Penyakit hipertensi adalah Hipertensi adalah
salah satu penyakit tidak menular peningkatan tekanan darah sistolik
(PTM) yang dikategorikan sebagai lebih dari 140 mmHg dan tekanan
the sillent disease karena penderita diastolik lebih dari 90 mmHg.
tidak mengetahui dirinya mengidap Tatalaksana hipertensi dilakukan
hipertensi sebelum memeriksakan dengan terapi non farmakologi dan
tekanan darahnya. Hipertensi ada 9,4 farmakologi. Terapi non farmakologi
jutta kematian akibat penyakit dengan modifikasi gaya hidup, yaitu
kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini dengan menurunkan BB, latihan fisik
meningkatkan resiko penyakit secara teratur, mengurangi asupan
jantung koroner sebesar 12% dan garam, berhenti mengonsumsi
meningkatkan resiko stroke sebesar alkohol dan berhenti merokok.
24%. Jumlah penderita hipertensi Terapi farmakologi menggunakan
akan terus meningkat, diprediksikan obat kelompok anti hipertensi
pada tahun 2025 sekitar 29% atau diuretik : angiotensin conver-ting
sekitar 1,6 miliar orang dewasa β -
enzyme inhibitor (ACEI),
diseluruh dunia menderita hipertensi
(Depkes RI, 2013). blocker, angiotensin II receptor
Hasil riset kesehatan dasar bloker (AIIRA), pemblok saluran /
(Riskesdes) tahun 2013 kanal kalsium (CCBs), penghambat
menyebutkan prevalensi hipertensi reseptor α 2 sentral, reserpin dan
secara nasional mencapai 31,17%. vasodilator arteri. (Dewanti W,
Angka prevalensi di indonesia yang 2015).
didapat melalui pengukuran pada Data WHO (World Health
umur ≥8 tahun sebesar 25,8%, tetapi Organization) tahun 2011
yang terdiagnosis oleh tenaga menyebutkan ada 50%-70% pasien
kesehatan atau riwayat minum obat tidak patuh terhadap obat
hanya sebesar 9,5%. Hipertensi juga antihipertensi yang diresepkan.
merupakan penyebab kematian Rendahnya kepatuhan berpotensi
ketiga di indonesia pada semua umur menjadi penghalang tercapainya
dengan proporsi kematian 6,8%. Di tekanan darah yang terkontrol.
jawa tengah berdasarkan laporan Tekanan darah yang tinggi dapat
rumah sakit dan puskesmas, peningkatan permeabilitas endotel,
prevalensi kasus hipertensi pada peningkatan perlekatan leukosit,
tahun 2013 sebesar 58.6%. Kota trombosit dan monosit serta
semarang menempati urutan pertama penimbunan lipid sehingga
dibandingkan kota dan kabupaten menyebabkan pembentukan
lain di Jawa Tengah dengan aterosklerosis. Aterosklerosis terjadi
190 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018
akibat penumpukan plak didalam penderita stroke iskemik paling
arteri karotis yang merupakan arteri banyak disebabkan oleh hipertensi.
pemasok darah kaya oksigen ke otak. Pasien yang tekanan darahnya tinggi
Pada aterosklerosis karotid, plak biasanya selalu mengabaikan riwayat
dapat pecah yang menyebabkan kesehatanya, sebagian besar pasien
paparan kolagen, agregasi platelet stroke tidak mengetahui jika tekanan
dan pembentukan clot yang darah mereka tinggi Sebab tidak
menyebabkan oklusi lokal sebagai merasakan adanya keluhan, sehingga
emboli dan pembentukan trombus. jarang untuk berobat dan kontrol
Trombus dapat menyebabkan kefasilitas kesehatan.
penyumbatan pada pembuluh darah Berdasarkan wawancara dari
otak sehingga menjadi penurunan 5 orang pasien stroke menjelaskan
aliran darah otak dan menyebabkan bahwa mereka memiliki tekanan
stroke iskemik (Gorgui, 2014). darah yang tinggi dan tidak
Kepatuhan pengobatan terkontrol karna tidak patuh minum
merupakan hal penting karena obat yang telah diresepkan dan
hipertensi merupakan penyakit yang tekanan darah yang tinggi akan
tidak dapat disembuhkan tetapi harus menjadi penyebab terjadinya stroke.
selalu dikontrol atau dikendalikan Dan dari 5 orang pasien hipertensi
agar tidak terjadi komplikasi. menjelaskan bahwa mereka tidak
Kontrol hipertensi dipengaruhi oleh merasakan tanda dan gejala
kepatuhan minum obat antihipertensi hipertensi, ketika tekanan darah
yang dapat menurunkan tekanan mereka terlalu tinggi dan tidak
darah dan dapat mencegah terjadinya terkontrol pasien baru memeriksakan
aterosklerosis (Rusida R, 2017). tekanan darahnya dan pasien
Berdasarkan study diberikan obat tetapi pasien jarang
pendahuluan di RSJD Dr. RM. meminum obat tersebut dengan
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah alasan lupa, bosan, dan tidak
pada bulan Maret tahun 2018 di poli merasakan gejala. Di RSJD Dr. RM.
diperoleh data yaitu pada bulan Soedjarwadi ini tidak ada program
Januari–Maret 2018 pasien unuk pengawasan minum obat jadi
hipertensi sebesar 11.270 orang petugas hanya tau kontrol tekanan
yang terbagi atas 11.150 atau 9,8% darahnya saja tanpa mengtahui
pasien hipertensi dengan stroke kepatuhan minum obanya.
iskemik dan 120 atau 1% pasien
hipertensi tanpa stroke iskemik Metode Penelitian
(Rekam medis RSJD Dr. RM. Penelitian ini menggunakan
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, metode survey analitik
2018).Hasil wawancara dengan observasional dengan rancangan
kepala ruang poli syaraf bahwa case control menggunakan
Umur
N Mini Maksi Me SD
mum mum an Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kon 4 43 65 54, 5,7 A. Hasil
trol 2 47 65 55 94 1. Karakteristik responden
Kas 4 57, 5,3 berdasarkan umur
us 2 67 50 Berdasarkan tabel diatas menunjukan
pendekatan retrospective. Populasi bahwa umur responden pada
pada kelompok kontrol paling muda 43
penelitian ini adalah semua tahun dan paling tua 65 tahun, rata-
penderita hipertensi dengan riwayat rata umur pada kelompok kontrol
stroke iskemik, maupun hipertensi yaitu 54,55 ± 5,794 tahun.
yang tidak memiliki stroke iskemik sedangkan pada kelompok kasus
di poli syaraf RSJD Dr. RM. paling muda 47 tahun dan paling tua
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengan 65 tahun, rata-rata umur pada
pada bulan Maret 2018 sebanyak 824 kelompok kasus yaitu 57,67 ± 5,350
orang. tahun.
Pengambilan sampel 2. Karakteristik responden
menggunakan accidental sampling berdasarkan jenis kelamin,
dengan jumlah 84 responden yang pendidikan, pekerjaan dan lama
memenuhi criteria tekanan darah menderita hipertensi.
sistol ≥140 mmHg atau diastol ≥90
mmHg, dan lebih dari 1 tahun Kontro
N Kasus
menderita Hipertensi. Sampel yang Variabel l
o
F % F %
dibagi menjadi 2 kelompok kasus
1 Jenis
dan kelompok kontrol. Kelompok
kelamin
kasus terdiri dari 42 pasien hipertensi
Laki-laki 2 59, 2 52,
dengan diagnosa stroke iskemik dan Perempua 5 5 2 4
42 pasien hipertensi tanpa n 1 40, 2 47,
komplikasi stroke iskemik untuk 7 5 0 6
kelompok kontrol. 2 Pendidika
Kepatuhan minum obat diukur n
menggunakan kuesioner mmas-8 Tidak 3 7,1 1 26,
dengan indicator dukungan sekolah 2 52, 1 2
Esri Rusminingsih, Mustika Dian* Hubungan Kepatuhan Minum Obat … 191
profesional kesehatan, dukungan Tamat SD 2 4 1 45,
sosial, perilaku sehat, pemberian Tamat 8 19, 9 2
informasi, dan pengetahuan. SMP/MTs 7 0 5 11,
Tamat 2 16, 5 9
Kejadian stroke iskemik diperoleh
SMA/SM 7 2 11,
dari data rekammaedis.
K 4,8 9
192 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018

Tamat 4,8 sedikit pada adalah Tamat perguruan


perguruan tinggi, pada kelompok kontrol
tinggi sebanyak 2 orang (4,8%) dan
3 Pekerjaan kelompok kasus sebanyak 2 orang
Tidak 1 28, 2 64, (4,8%).
Bekerja 2 6 7 3 Karakteristik pekerjaan
Petani/bur 1 42, 7 16, diketahui bahwa pada kelompok
uh 8 9 5 7 kontrol paling banyak yaitu
Pedagang 8 19, 2 11,
1 petani/buruh sebanyak 18 orang
Pegawai 2 0 9
2 (42,9%), paling sedikit yaitu PNS
swasta 4,8 4,8
PNS 4,8 2,4 sebanyak 2 orang (4,8%). Sedangkan
4 Lama pada kelompok kasus paling banyak
hipertensi yaitu tidak bekerja sebanyak 27
Lama (>7 5 11, 1 31, orang (64,3%), paling sedikit yaitu
th) 3 9 3 0 PNS sebanyak 1 orang (2,4%). Lama
Tidak 7 88, 2 69, menderita hipertensi pada kelompok
lama (<7 1 9 0 kontrol diketahui bahwa responden
th) yang menderita hipertensi lama
5 Kepatuha sebanyak 5 orang (11,9) dan
n minum menderita hipertensi tidak lama
obat sebanyak 37 orang (88,1), sedangkan
Tidak 9 21, 3 83, pada kelompok kasus diketahui
patuh 3 4 5 3 bahwa yang menderita hipertensi
Patuh 3 78, 7 16, lama sebanyak 13 orang (31,0) dan
6 7 menderita hipertensi tidak lama
sebanyak 29 orang (69,0%).
Berdasarkan tabel 4.2.
Kepatuhan minum obat pada
menunjukan bahwa responden jenis
kelompok kontrol diketahui bahwa
kelamin pada kelompok kontrol laki-
patuh minum obat sebanyak 33
laki yaitu 25 orang (59,5%) dan
orang (78,6%) dan tidak patuh
perempuan yaitu 17 orang (40,5%),
minum obat sebanyak 9 orang
sedangkan responden pada kelompok
(21,4%). Sedangkan pada kelompok
kasus laki-laki yaitu 22 orang
kasus diketahui bahwa patuh minum
(52,4%) dan perempuan yaitu 20
obat sebanyak 7 0rang (16,7%) dan
orang (47,6%). Tingkat pendidikan
tidak patuh minum obat sebanyak 35
pada kelompok kontrol maupun
orang (83,3%).
kelompok kasus paling banyak
adalah Tamat SD. Pada kelompok
2. Pembahasan
kontrol sebanyak 22 orang (52,4%)
Hasil penelitian ini
dan kelompok kasus sebanyak 19
menunjukan bahwa kepatuhan
orang (45,2). Sedangkan yang paling
Esri Rusminingsih, Mustika Dian* Hubungan Kepatuhan Minum Obat … 193

minum obat pada kelompok pada kelompok sosio-ekonomi


kasus sebanyak 7 0rang (16,7%) yang lebih tinggi. Study ini
dan tidak patuh minum obat menunjukan sebagian besar
sebanyak 35 orang (83,3%), responden belum
sedangkan pada kelompok memahami/mengetahui cara
kontrol kepatuhan minum obat mengontrol penyakit hipertensi.
sebanyak 33 orang (78,6%) dan Keberhasilan mengontrol
tidak patuh minum obat tekanan darah sangat ditentukan
sebanyak 9 orang (21,4%). oleh kepatuhan minum obat yang
Kepatuhan diartikan tinggi, agar dapat mencegah
sebagai tingkat prilaku dimana terjadinya komplikasi.
pasien menggunakan obat, Hasil penelitian
menaati semua aturan dan menunjukkan ada hubungan
nasehat yang diberikan oleh kepatuhan minum obat pasien
tenaga kesehatan. Kepatuhan hipertensi dengan kejadian stroke
pasien merupakan faktor utama iskemik dengan nilai
penentu keberhasilan terapi. significancy (P = 0,000 <0,05),
Keberhasilan dalam dengan nilai Odds Ratio OR = 32
mengendalikan tekanan darah yang berarti pasien yang tidak
tinggi merupakan usaha bersama patuh minum obat mempunyai
antara pasien dan dokter yang kemungkinan 32 kali mengalami
menanganinya (WHO,2012). stroke dibandingkan dengan
Ketidakpatuhan akan pasien yang patuh minum obat.
menyebabkan terjadinya suatu Hal ini berarti semakin patuh
keadaan tidak tercapainya apa pasien minum obat maka akan
yang direncanakan atau mengurangi risikokejadian
diharapkan. Ketidakpatuhan stroke.
dapat mengindikasikan jika Stroke merupakan
terdapat kurangnya dorongan penyakit gangguan fungsi otak
dari pihak keluarga dan akut, fokal maupun global akibat
lingkungan sekitar yangmana hal gangguan aliran darah ke otak
tersebut berpengaruh pada karena sumbatan dengan tanda
kondisi pasien. (Brunner and dan gejala sesuai bagian otak
suddarth, 2012). mana yang terkena, yang dapat
Kristiyawati (2010), sembuh sempurna, sembuh
menyatakan bahwa prevalensi dengan cacat, atau berakhir
responden yang mempunyai dengan kematian. Hipertensi
riwayat hipertensi meningkat menjadi salah satu penyebab
sesuai dengan bertambahnya terjadinya stroke (Junaidi, 2014).
usia. Prevalensi lebih banyak
194 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018

Kepatuhan merupakan pasien merasa keadaanya sudah


fenomena multidimensi yang membaik maka pasien tersebut
saling terkait yaitu faktor pasien, tidak melanjutkan pengobatanya.
faktor terapi, faktor sistem Petugas kesehatan sebaiknya
kesehatan, faktor lingkungan dan selalu menyampaikan pentingnya
faktor sosial ekonomi. Sehingga untuk menjaga kepatuhan dalam
untuk mencapai tujuan program pengobatan Hipertensi.
pengobatan harus dilihat Hal tersebut juga seharusnya
bagaimana faktor tersebut tidak lepas dari dukungan
mempengaruhi perilaku keluarga untuk patuh dalam
seseorang dalam mematuhi minum obat. Keluarga dapat
program pengobatan. Kepatuhan menjadi faktor yang sangat
dalam pengobatan dapat dilihat mempengaruhi dalam
dari sejauh mana pasien menentukan keyakinan dan nilai
mengikuti pengobatan yang telah kesehatan individu serta dapat
direncanakan oleh pasien dan menentukan tentang pengobatan
petugas kesehatan untuk yang dapat mereka terima.
mencapai kesembuhan.
Ketidak patuhan pada KESIMPULAN
pasien hipertensi dengan tidak Ada hubungan antara kepatuhan
minum obat teratur dapat minum obat pasien hipertensi dengan
menyebabkan komplikasi pada kejadian stroke iskemik di RSJD Dr.
penyakit hipertensi, sehingga RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
dapat menyebabkan kerusakan Tengah dengan nilai p= 0,000
pada organ seperti otak. Karena (<0,05), OR = 32.
hipertensi yang tidak terkontrol
dapat meningkatkan resiko SARAN
stroke. Semakin tinggi tekanan 1. Perlu meningkatkan program
darah semakin tinggi resiko pengelolaan Hipertensi melalui
terjadinya penyakit jantung monitoring dan evaluasi
koroner, gagal jantung, stroke kepatuhan minum obat dengan
dan gagal ginjal (WHO, 2013). melibatkan pasien, petugas
Alasan pasien tidak patuh kesehatan, keluarga.
minum obat karna proses 2. Bagi masyarakat perlu
pengobatan yang lama dapat memahami pentingnya
menjadikan pasien bosan dan kepatuhan minum obat
enggan untuk patuh terhadap Hipertensi untuk menurunkan
program pengobatan. Hipertensi risikoko mplikasi
yang tidak menimbulkan gejala
menyebabkansebagian besar
Esri Rusminingsih, Mustika Dian* Hubungan Kepatuhan Minum Obat … 195

DAFTAR PUSTAKA 2528-5998 e-ISSN 2540-7945,


http ://
Alghifari Muhammad, Andina Journal.unnes.ac.id/sju/index.
Meizly. 2015. Gambaran php/phpj.
Tekanan Darah Pasien Stroke Bahar. 2010. Ilmu Penyakit Dalam.
Akut di Rumah Sakit Umum FKUI.Jakarta.
Haji Medan tahun 2015. Departemen Kesehatan RI. 2013.
Buletin Farmatera Fakultas Pedoman Teknis Penemuan
Kedokteran (FK), Universitas dan Tatalaksana Penyakit
Muhammadiyah Sumatra Hipertensi. Jakarta : Direktorat
Utara, Medan : Volume 2, Pengendalian Penyakit Tidak
Nomor 1, Februari 2017, E- Menular.
ISSN : 2528-410X. Depkes RI. 2013. Laporan Hasil
http://jurnal.unsu.ac.id/index.p Riset Kesehatan Dasar
hp/buletin_Farmatera (Riskesdas) Nasional 2013,
Aliah, A.K.F. Limon, R,A. (2016). jJakarta : Badan Penelitian dan
Gambaran Umum Tentang Pengembangan.
Gangguan Peredaran Darah Dewanti Sri Wahyuni, Andrajati
Otak. Yogyakarta : Gajah Retnosari, Supardi Sudibyo.
Mada University Press. 2015. Pengaruh Konseling dan
Aryzki Saftia, Alfian R. 2016. Leaflet terhadap Efikasi Diri,
Pengaruh Pemberian Informasi Kepatuhan Minum Obat, dan
Obat Terhadap Kepatuhan Tekanan Darah Pasien
Minum Obat dan Tekanan Hipertensi di Dua Puskesmas
Darah Pasien Hipertensi Kota Depok. Depok : Jurnal
Dipuskesmas Kintap Kefarmasian Indonesia,
Kabupaten Tanah Laut Volume 5, Nomor 1, Februari
Kalimantan Selatan. Prosiding 2015 : 33-40, p-ISSN : 2058-
Rakernas dan Pertemuan 675X e-ISSN : 2354-8770.
Ilmiah Tahunan Ikatan Ekarini D. 2011. Faktor-faktor Yang
Apoteker Indonesia tahun Berhubungan Dengan Tingkat
2016. E-ISSN : 2541-0474. Kepatuhan Klien Hipertensi
Azam Mahalul, Artiyaningrum Budi. Dalam Menjalankan
2016. Faktor-Faktor Yang Pengobatan Dipuskesmas
Berhubungan Dengan Kejadian Gondongrejo Karanganyar.
Hipertensi Tidak Terkendali http://jurnal.stikeskusumahusa
Pada Penderita Ynag da.ac.id.
Melakukan Pemeriksaan Rutin. Fagan S.C and Hess D. 2014. Stroke
Semarang : Publick Health in : Dipiro, JT., Talbet, R,
Perspective Journal, p-ISSN Matzke. Pharmacotheraphy : a
196 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018

Patophysiologic Approach, 9th Penatalaksanaanya Oleh


Edition. United State : Mc Internis. Jilid 3. Jakarta : Pusat
Graw Hill Companies. P. 165- Penerbitan Departemen Ilmu
170 Penyakit Dalam Fakultas
Gorgui, Jesica, Gorshkov, Maksime, Kedokteran Universitas
Khan, Nadiya, 2014. Indonesia.
Hipertention as a risk factor for Mathavan Jaeynisha, Pinatih
ischemic stroke an woman. Indraguna. 2017. Gambaran
Canadian Journal Of Tingkap Pengetahuan Terhadap
Cardiologi, No 30, p.774-782. Hipertensi dan Kepatuhan
Junaidi. (2014). Stroke A-Z. Jakarta : Minum Obat Pada Penderita
gramedia pustaka Hipertensi di Wilayah Kerja
Kristiyawati Puguh S, Irawaty Dewi, Puskesmas Kintamani, bangli-
Hariyati S. 2009. Faktor bali. Bali : Directory Of Open
Resiko Yang Berhubungan Acces Journals, Volume 8,
Dengan Kejadian Stroke di Nomor 3 : 176-180, p-ISSN :
Rumah Sakit Panti Wilasa 2503-3638 e-ISSN : 2089-
Citarum Semarang. Jurnal 9084. http://isainsmedis.id/
Keperawatan dan Kebidanan Morisky D & Munter P. 2015. New
(JIKK), Volume 1, Nomor 1, Medication Adherance Scale
Desember 2009 : 1-7, ISSN Versus Pharmacy Fill Rate In
2086-6550. Senior With Hipertention.
Kuswardani, T. 2010. American Jurnal Of Managed
Penatalaksanaan Hipertensi Care. Vol 15, No 1, tahun
Pada Lanjut Usia. Jakarta : 2013, 59-66.
Rineka Cipta Muchid A. 2016. Buku Saku
Margono I S, Ardiansyah D. 2011. Hipertensi : Pharmacheutical
Perdarahan Intra Serebral. Care Untuk Penyakit
Dalam Machfoed, Muhammad Hipertensi. Jakarta : Depkes RI
H, Hamda, Machin, Wardah. Dritjen Bina Farmasi
Buku Ajar Ilmu Penyakit Komunitas dan Klinik.
Syaraf. Surabaya : Fakultas Mudmainah N. 2010. Hubungan
Kedokteran Universitas Antara Kepatuhan Penggunaan
Airlangga Hal:105-108. Obat dan Keberhasilan Terapi
Marsiadi. (2016). Epidemiologi pada Pasien Hipertensi di
Pennyakit Tidak Menular. Rumah Sakit Daerah
Jakarta : Trans Info Media. Surakarta. Diakses tanggal 6
Martono H, Kuswardhani R A T. mei 2017.
2016 Buku Ajar Ilmu Penyakit http://pasca.unand.ac.id.
Dalam. Stroke dan
Esri Rusminingsih, Mustika Dian* Hubungan Kepatuhan Minum Obat … 197

Muhadi. 2016. JNC 8 : Evidence- Ridwan M. 2009. Mengenal,


based Guideline Penanganan Mencegah, Mengatasi Silent
Pasien Hipertensi Dewasa. Killer Hipertensi. Jakarta:
Divisi Kardiologi, Departemen Pustaka widyyamara.
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Rusida Restiana E, Adhani Rosihan,
Kedokteran Universitas Panghiyangani Roselina. 2017.
Indonesia/RS Cipto Pengaruh Tingkat
Mangunkusumo, Jakarta, Pengetahuan, Motifasi dan
indonesia. CDK-236/Vol.43, Faktor Obat Terhadap
No.1, th.2016. Kepatuhan Minum Obat Pasien
Notoadmojo S. 2010. Metodologi Hipertensi di Puskesmas Kota
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Banjarbaru tahun 2017.
Rineka Cipta. Banjarbaru : Jurnal
Noviyanti. 2015. Hipertensi Kenali Pharmascience, Volume 4,
Cegah dan Obat. Yogyakarta : Nomor 2, Oktober 2017, hal :
Kencana 130-141, ISSN-P 2355-5386
Nurlaili S, Sudhana W, 2014. ISSN-O 2460-9560,
Gambaran Kepatuhan Minum http://jps.unlan.ac.id/.
Obat dan Peran Serta Keluarga Sary, N.A. 2016. Faktor Resiko
pada Keberhasilan Pengobatan Kejadian stroke Pada Pasien
Pasien Hipertensi di Desa Rawat Inap Di Rumah Sakit
Timbrah Kecamatan Stroke Nasional Bukittinggi
Karangasem. Ejurnal. Tahun. Padang : Jurnal Medika
Universitas Udayana. Saintika, Volume 7, Nomor 2,
Nursalam. 2011. Konsep dan Desember 2016, e-ISSN :
Penerapan Metodologi 2540-9611 / p-ISSN : 2087-
Penelitian Ilmu Keperawatan 5808, http:// jurnal
Pedoman Skripsi, Tesis dan /syedzasaintika.ac.ad.
Instrumen Penelitian Smantummkul C. 2014. Tingkat
Keperawatan. Jakarta : Kepatuhan Penggunaan Obat
Salemba Medika. Antihipertensi Pada Pasien
Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Hipertensi Pada Pasien
Fundamental Keperawatan Hipertensi di Instalasi Rawat
Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Jalan Rumah Sakit X pada
EGC. Tahun 2014. Naskah Publikasi.
Price, S.A. (2015). Patofisiologi : Soeharto. (2014). Pencegahan dan
konsef klinis proses- penyembuhan penyakit jantung
prosespenyakit, alih bahasa koroner. Jakarta : PT Gramedia
indonesia.edisi 6. Jakarta : Pustaka Utama.
EGC
198 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018

Sugiyono 2012. metode penelitian WHO. 2012. Adherence To Long


pendidikan pendekatan Term Therapies. WHO Library
kuantitatif, kualitatif, dan Cataloguing Switzerland.
R&D, alfabeta, bandung Winkler S, Sutton S. 2008. Stroke in
Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Dipiro, J.T.A Pharmacotherapy
Penelitian. Bandung : Alfabeta Priciple & Practice, 7th Ed.
Tharabrany, H. 2014. Jaminan New York : The McGraw Hills,
Kesehatan Nasional. Jakarta : p.373-381.
Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai