id
1
BAB I
PENDAHULUAN
adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala fokal atau global yang
(WHO, 2006).
(WHO) tahun 2004 sekitar 5,71 juta orang meninggal akibat stroke.
Diperkirakan pada tahun 2015 jumlah kematian akan naik menjadi 6,3 juta
(Aliah et al., 2007). Prevalensi Stroke non hemoragik di Jawa Tengah pada
55 tahun risiko terjadinya stroke meningkat dua kali lipat tiap pertambahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
satu dekade baik pada pria maupun wanita (National Stroke Association,
2013).
Sekitar 80% kasus stroke adalah stroke iskemik (Bushnell et al., 2006). Stroke
iskemik biasanya disebabkan oleh oklusi vaksular yang akut atau dapat
Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua yaitu yang dapat dimodifikasi dan
tidak dapat dimodifikasi. Aktivitas fisik merupakan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi pada stroke secara umum maupun pada beberapa bentuk subtipe
dapat dikurangi.
gangguan kardiovaskuler, hipertensi, dan diet tinggi Natrium dan rendah Kalium.
Aktivitas fisik yang rendah mempunyai persentase sebesar 25% sebagai faktor
risiko stroke iskemik. Hasil yang hampir sama juga ditunjukkan oleh faktor risiko
sangatlah perlu untuk diubah karena faktor risiko tersebut paling mudah untuk
untuk minimal mengurangi faktor risiko stroke adalah berjalan atau bersepeda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
selama 30 menit sehari dan selalu aktif saat waktu luang maupun saat bekerja
Stroke iskemik banyak dikaitkan dengan kebiasaan dan pola hidup tidak
dengan aliran darah ke otak. Berdasarkan studi meta-analisis yang dilakukan Lee
et al. (2003) orang dengan aktivitas fisik yang tinggi mempunyai risiko kematian
akibat stroke 27% lebih rendah daripada orang dengan aktivitas fisik yang rendah.
aktivitas fisik. Gertz et al. (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pada
tikus model Diabetes Mellitus, hipertensi, dan aktivitas fisik, berdasarkan hasil uji
coba tikus yang diuji dengan melakukan aktivitas fisik sesuai standar mempunyai
densitas pembuluh kapiler yang tinggi dan menjadikan aliran darah pada daerah
Aktivitas fisik dibedakan menjadi tiga jenis yaitu rendah, sedang, dan
tinggi. Banyak metode yang digunakan untuk menentukan derajat aktivitas fisik.
Pada penelitian ini, peneliti mengukur derajat aktivitas fisik pasien stroke iskemik
derajat aktivitas fisik terutama pada negara berkembang. Global Physical Activity
Questionnaire version 2 (GPAQv2) adalah versi kedua dari GPAQ yang telah
direvisi dan lebih dari 50 negara berkembang telah menggunakan GPAQv2 untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
memperoleh data tentang aktivitas fisik termasuk Indonesia (Timothy dan Fiona,
2006).
pada pola hidup dan kebiasaan beraktivitas fisik pada laki-laki. Oleh karena itu,
diperlukan pengaturan waktu dan niat untuk hidup sehat agar aktivitas fisiknya
sesuai dengan derajat normal untuk mengurangi risiko stroke iskemik. Studi
faktor lingkungan pasien lebih variatif dan bisa menunjukkan tingkat aktivitas
melakukan penelitian tentang hubungan antara derajat aktivitas fisik pada laki-laki
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
2. Manfaat Praktis
iskemik.
commit to user