Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), Juli 2020, 564-570

JIUBJ Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat universitas Batanghari Jambi
ISSN 1411-8939 (Online), ISSN 2549-4236 (Print)
DOI 10.33087/jiubj.v20i2.992

Pengaruh Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kemampuan


Melakukan Activity Daily Living pada Penderita Pasca Stroke
Vier Nofrel
Universitas Padjadjaran
Correspondence email: viervier@yahoo.co.id

Abstrak. Stroke menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia. Insiden stroke bervariasi antar negara dan tempat.
Stroke menduduki urutan ketiga terbesar dinegara maju dan sebagai penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan
kanker. Angka kecacatan akibat stroke umumnya lebih tinggi dari pada angka kematian, secara global 15 juta orang terserang
stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen. Pemulihan fungsi motorik sebagai
pendukung pergerakan tubuh pada klien pasca stroke adalah hal yang sangat penting. Hal ini karena lebih dari 85% klien yang
menderita stroke mengalami disfungsi ekstremitas atas. Study Literatur ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas latihan Range
of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan gerak atau kemandirian Activity Daily Living (ADL) pada klien pasca stroke.
Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur dengan menganalisi hasil-hasil penelitian sebelumnya. Pencarian artikel
dilakukan pada tanggal 19 Agustus sampai 31 Agustus 2019 melalui database Pro-quest, Pubmed dan Science Direct dengan
menggunakan kata kunci Activity Daily Living AND Range of Motion AND Post Stroke, kemudian pemilihan artikel berdasarkan
kriterria inklusi dilakukan critical appraisal sehingga artikel yang relevan berjumlah 14 artikel. Dari beberapa penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu didapatkan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan dari latihan Range of Motion
terhadap peningkatan kemampuan rentang gerak klien stroke. Program latihan Range of Motion efektif dalam meningkatkan
kemampuan rentang gerak klien pasca stroke sehingga akan berdampak pada peningkatan kemampuan klien dalam melakukan
activity daily living.

Kata Kunci: Activity Daily Living; Range of Motion; Post Stroke

Abstract. Stroke is a serious problem faced almost all over the world. The incidence of stroke varies between countries and
places. Stroke ranks third largest in developed countries and is the third leading cause of death after heart disease and cancer.
The disability due to stroke is generally higher than the mortality rate, globally 15 million people have a stroke each year, one
third die and the rest experience permanent disability. Restoration of motor functions as a supporter of body movements in post-
stroke clients is very important. This is because more than 85% of clients who suffer stroke have upper limb dysfunction. This
Literature Study aims to analyze the effectiveness of Range of Motion (ROM) exercises on improving the ability of motion or
independence of Activity Daily Living (ADL) in post-stroke clients. This study uses the literature review method by analyzing the
results of previous studies. Search for articles was conducted on August 19 to August 31, 2019 through Pro-quest, Pubmed and
Science Direct databases using the keywords Activity Daily Living AND Range of Motion AND Post Stroke, then article selection
based on criterion of inclusion was carried out critical appraisal so that the relevant articles amounted 14 articles. From a
number of studies conducted by previous researchers, it was found that there was a significant effect of Range of Motion training
on increasing the ability of the stroke client's range of motion. The Range of Motion training program is effective in increasing the
ability of the client's range of motion after a stroke so that it will have an impact on increasing the ability of clients to do daily
living activities.

Keywords : Activity Daily Living; Range of Motion; Post Stroke

PENDAHULUAN diseluruh dunia menderita stroke dimana 6 juta orang


Dewasa ini stroke semakin menjadi masalah serius mengalami kematian dan 6 juta orang mengalami
yang dihadapi hampir diseluruh dunia. Insiden stroke kecacatan permanen dan angka kematian tersebut akan
bervariasi antar negara dan tempat. Stroke menduduki terus meningkat dari 6 juta ditahun 2010 menjadi 8 juta
urutan ketiga terbesar dinegara maju dan sebagai ditahun 2030.
penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan Kematian akibat stroke sebesar 51% di seluruh
kanker, dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk dunia berawal dari tekanan darah tinggi. Dalam 2
stroke pertama dan 62% untuk stroke berulang (Bustan, terbitan Journal of the American Heart (JAHA) 2016
2007). Menurut WHO (World Health Organization) menyatakan terjadi peningkatan kasus pada individu
tahun 2012, kematian akibat stroke sebesar 51% di yang berusia 25 sampai 44 tahun menjadi (43,8%)
seluruh dunia berawal dari tekanan darah tinggi. Badan (JAHA, 2016). Meningkatnya jumlah penderita stroke
kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat diseluruh dunia juga meningkatkan penderita stroke
stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat yang berusia dibawah 45 tahun. Pada konferensi ahli
penyakit jantung dan kanker. Data WHO (2010) saraf international di Inggris dilaporkan bahwa terdapat
menyebutkan setiap tahunnya terdapat 15 juta orang
564
Vier Nofrel, Pengaruh Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada
Penderita Pasca Stroke

lebih dari 1000 penderita stroke yang berusia kurang dari maupun rehabilitasi pasca stroke (Akner, 2005). data
30 tahun (American Heart Association, 2010). Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional menunjukkan bahwa tingkat kecacatan mencapai 65%
tahun 2018 menyatakan prevalensi stroke di Indonesia (DepKes, 2013). Sedangkan hasil Riskesdas (tahun
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk 2013) yaitu dari keseluruhan klien yang datang rawat
XVLD • WDKXQ VHEHVDU SHU PLO PHQLQJNDW jalan kerumah sakit sebanyak 55-60% orang dengan
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 7 per mil. Pada gejala stroke menderita cacat ringan sampai berat.
tahun 2010 stroke menempati posisi kedua penyakit Range of Motion (ROM) merupakan bentuk
terbanyak (kasus baru) sedangkan pada tahun 2011 latihan dalam proses rehabilitasi pada pasien dengan
stroke menempati posisi pertama penyakit terbanyak stroke yang meliputi sejumlah pergerakan yang mungkin
(kasus baru) dengan jumlah kasus sebanyak 228 kasus. dilakukan oleh bagian-bagian tubuh. Tujuan rehabilitasi
Stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 di antara lain: mencegah komplikasi penyakit,
Indonesia (CDC, 2013). meningkatkan kemampuan ADL pasien, meningkatkan
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh harga diri dan mekanisme koping pasien. Semakin dini
Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), stroke di proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien
Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di mengalami defisit kemampuan akan semakin kecil
Asia. Jumlah kematian yang disebabkan oleh stroke (Soeparman,2004). Latihan ROM dapat diklasifikasikan
menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan menjadi dua yaitu latihan ROM Pasif dan Latihan ROM
urutan kelima pada usia 15-59 tahun (Yastroki, 2012). Aktif. Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di
Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 lakukan pasien dengan bantuan perawat/keluarga pada
penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau setiap-setiap gerakan. Latihan ROM aktif adalah Perawat
125.000 orang meninggal, dan sisanya mengalami cacat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam
ringan maupun berat. Secara umum dapat dikatakan melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai
angka kejadian stroke adalah 200 per 100.000 penduduk. dengan rentang gerak sendi normal.
Stroke menurut AHA/ASA (American Heart Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya
Association/American Stroke Association) tahun 2017 latihan pada penderita stroke dilakukan beberapa kali
adalah disfungsi neurologis yang disebabkan oleh infark dalam sehari untuk mencegah komplikasi, semakin dini
fokal serebral, spinal maupun retina, dimana infark pada proses rehabilitasi di mulai, maka kemungkinan
susunan saraf pusat mempunyai definisi infark serebri, penderita mengalami defisit kemampuan akan semakin
medula spinalis atau retina yang terkait kematian sel kecil. Latihan ROM dapat meningkatkan fleksibilitas
karena iskemia. Sedangkan National Institute of dan rentang gerak sendi. Kekuatan otot pada penderita
Neurological Disorder and Stroke menyatakan bahwa stroke dapat segera dipulihkan melalui latihan ROM
stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak setelah serangan stroke berlalu. Dampak latihan ROM
dengan tiba-tiba terganggu atau ketika pembuluh darah yang tidak segera dilakukan pada pasien stroke sedini
di otak pecah dan berakibat penumpahan darah ke dalam mungkin adalah terjadinya atropi sel otot, kekakuan
ruang yang mengelilingi sel-sel otak. Sel-sel otak mati sendi, penurunan kontraksi otot, nyeri saat pergerakan
ketika sudah tidak menerima oksigen dan nutrisi dari dan secara keseluruhan akan berakibat pada
darah dalam waktu yang lama atau secara tiba-tiba ketidakmampuan untuk bergerak atau beraktifitas.
terjadi perdarahan kedalam atau sekitar otak (NINDS, Dengan melihat kejadian stroke diatas serta gejala
2015). Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan sisa yang dialami klien, maka dilakukan kajian literature
fungsi otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang mendalam terhadap bagaimana upaya yang dapat
yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas rentang
atau sampai menyebabkan kematian, tanpa penyebab gerak klien guna meningkatkan kemampuan klien dalam
lain selain gangguan vaskuler (WHO, 2010). melakukan activity daily living.
Angka kecacatan akibat stroke umumnya lebih
tinggi dari pada angka kematian, secara global 15 juta METODE
orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga Pencarian artikel dimulai tanggal 19 ± 31 Agustus
meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen 2019 malalui database Proquest, Pubmed, dan Science
(Stroke forum, 2015). Menurut American Heart Direct dengan menggunakan kata kunci Activity Daily
Association (2014), stroke merupakan penyebab utama Living and Range of Motion and Stroke. Kemudian
kecacatan yang dapat dicegah. Pada pasien stroke, 70- pemilihan artikel berdasarkan kriteria inklusi. Setelah
80% mengalami hemiparesis (kelemahan otot pada salah melakukan proses pemilihan artikel dengan kriteria
satu sisi bagian tubuh) dengan 20% dapat mengalami inklusi yang berjumlah 221 artikel, kemudian dilakukan
peningkatan fungsi motorik dan sekitar 50% mengalami critical appraisal. Dari 221 artikel yang dilakukan critical
gejala sisa berupa gangguan fungsi motorik/kelemahan appraisal didapatkan artikel yang relevan untuk
otot pada anggota ekstrimitas bila tidak mendapatkan dilakukan literature review sebanyak 14 artikel.
pilihan terapi yang baik dalam intervensi keperawatan Kritaria artikel untuk dilakukan literature review :
565
Vier Nofrel, Pengaruh Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada
Penderita Pasca Stroke

Kriteria Inklusi : Penelitian berkaitan dengan Range of HASIL DAN PEMBAHASAN


Motion, Penelitian berkaitan dengan pasien Pasca Kajian artikel diidentifikasi dari 14 artikel yang
Stroke, Penelitian berkaitan dengan kemampuan Activity sudah dilakukan dengan langkah-langkah kritis sehingga
Daily Living, Teks lengkap. dapat dilihat bahwa dari 14 artikel membahas tentang
Kriteria Eksklusi : Publikasi hanya abstrak saja dan efektifitas latihan range of motion terhadap kemampuan
editorial activity daily living.

Sample
(Authors &
(characteristics, size, Design Purpose & Intervention Finding author conclutions
Year)
settings)
Author : Sampel dalam pene- Observer-blinded, Penelitian bertujuan Untuk melihat Dari penelitian yang dilakukan selama waktu 12
Mayo. N. E, et al litian ini berjumlah 87 randomized, prag- efektivitas dalam meningkatkan bulan didapatkan hasil dimana kedua program
orang: matic, trial with kemampuan berjalan dan mobilitas sama-sama efektif dalam mempertahankan
Year : 43 klien pasca stroke repeated measures. pada pasien pasca-stroke dengan kapasitas berjalan
2013 yang dirawat dirumah. Penelitian dilakukan dua intervensi setara, yaitu (rasio odds global (OR) untuk bersepeda vs
44 klien pasca stroke selama 12 bulan. 43 sampel yang dirawat dirumah latihan jalan adalah 0,51; 95% confidence
yang menjalani rawat diberi latihan dengan sepeda interval (CI), 0,27-0,95) adalah signifikan secara
jalan dirumah sakit, stasioner selama maksimal 30 menit statistik (p = 0,022).
dengan kriteria klien 1 sehari.
tahun pasca stroke 44 sampel yang menjalani rawat
yang mempunyai ke- jalan dirumah sakit diberi latihan
mampuan berjalan mobilisasi jalan cepat selama
lebih dari 10 meter maksimal 30 menit perhari.
secara mandiri.

Author : Pasien usia 36 sampai Non experimental, Tujuan dalam penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan dari 1554 sesi
Smallfield. S 85 th berjumlah 80 retrospektif untuk mengetahui jenis intervensi yang dilakukan, bahwa kegiatan prefunctional
DrOT & sampel. tertentu yang sering digunakan (ROM) adalah latihan yang paling sering
Karges, PT, EdD, Sampel terdiri dari 66 dalam rehabilitasi. Penelitian ini digunakan untuk rehabilitasi klien stroke yaitu
MS pasien (82,50%) yang melihat intervensi mana yang sering 1.022 sesi (65,77%). Kegiatan Prefunctional
mengalami stroke digunakan, apakah intervensi bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan
Year : iskemik dan 14 pasien prefunctional (ROM) atau kegiatan struktur tubuh untuk mempersiapkan klien
2009 (17,50%) dengan stro- yang lebih fungsional seperti latihan berpartisipasi dalam aktivitas yang lebih
ke hemoragik. ADL. fungsional.

Kriteria :
Klien stroke yang
dirawat dirumah sakit
yang menjalani reha-
bilitasi.
Author : Sampel dalam pene- Penilaian melalui Penelitian bertujuan Dari tingkat kepatuhan dalam melakukan latihan,
Hsieh. L. F., et al litian berjumlah 19 exercise test cardio membandingkan efektivitas latihan kelompok ROM memiliki tingkat kepatuhan
orang. pulmonary, tes ROM dirumah dan latihan lebih tinggi dalam latihan (54%) dibanding
Year : fungsi paru, pengu- gabungan ROM + latihan lainnya kelompok kombinasi (48%).
2014 9 Klien dengan latihan kuran mobilitas tu- Subyek dalam kelompok ROM Dalam perbandingan Rentang gerak dan ekspansi
ROM lang belakang, eks- diberikan latihan ROM pada tulang dada, tidak ada perbedaan statistik yang
pansi dada, Indeks belakang dan sendi utama signifikan antara kelompok (2 <0,05)
10 Klien Latihan ROM Barthel, dan ke- (termasuk bahu, siku, pergelangan Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam uji
+ combinasi (senam, mampuan fung- tangan, pinggul, lutut, dan latihan cardiopulmonary antara kedua kelompok.
berenang) sional lainnya. pergelangan kaki) dari terapis fisik Untuk fungsi paru, tidak ada perbedaan
Penelitian dilakukan senior. signifikan diantara kedua kelompok.
Kriteria inklusi : usia selama 3 bulan. Kemudian klien dianjurkan untuk Untuk perbandingan efek latihan, tidak ada
antara 20 dan 65 tahun. melakukannya sendiri setiap hari perbedaan statistik yang signifikan dalam setiap
selama 3 bulan. Setiap latihan ROM kelompok.
diulang 5 kali. Untuk kemampuan fungsional, terjadi
peningkatan kemampuan fungsional pada kedua
Kelompok Kombinasi diberikan kelompok, namun tidak ada perbedaan statistik
latihan ROM yang sama dan latihan yang signifikan antara kedua kelompok setelah
aerobik (termasuk berjalan cepat, latihan 3 bulan (2 = 0,028)
bersepeda, dan berenang).
Program latihan aerobik terdiri dari
5 menit peregangan otot, 5 menit
pemanasan, 20 -30 menit latihan
aerobik, dan 5 menit pendinginan.
Setiap subjek dalam kelompok
diminta untuk melakukan latihan
aerobik 3 kali per minggu selama 3
bulan.
Author : Sampel berjumlah se- Blinded randomized Tujuan penelitian untuk melihat Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
Bernhardt. J., et al banyak 71 orang, trial control. keamanan pemberian rehabilitasi jumlah keamanan (kematian) antara kelompok
sampel dalam kondisi pada 24 jam pertama sampaI 14 hari (SC, 3 dari 33 dan VEM, 8 dari 38; P = 0.20).
Year : 24 jam pertama pertama serangan stroke. Hasil keselamatan sekunder adalah sama antar
2017 serangan stroke dengan Intervensi yang diberikan adalah : kelompok.
skor NIHSS rata-rata 33 klien diberikan perawatan Keberhasilan intervensi mencapai target dalam
566
Vier Nofrel, Pengaruh Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada
Penderita Pasca Stroke

pada masuk 10 ± 6.9 , standar. pemulihan (SC, P = 0.003) dan VEM, P = 0.001).
dan stroke iskemik Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
adalah jenis yang 38 Klien diberikan perawatan mobilisasi dini pada pasien dalam waktu 24 jam
paling banyak (87%, n standar plus mobilisasi dini setelah dari munculnya stroke akut aman dan layak.
= 62). 24 jam serangan stroke akut sampai
dengan 14 hari pertama.
Author : Sampel dalam pene- Metode penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Skor rata-rata kemandirian klien pasca stroke
Hamzah. A and litian ini berjumlah 31 yang digunakan mengetahui pengaruh dari dalam melakukan aktivitas sehari-hari di rumah
Sugiyanto pasien pasca stroke adalah kuasi- penguatan kesehatan untuk sebelum diberi HLOC adalah 46,61 dengan
yang sedang menjalani eksperimental de- kemandirian klien pasca stroke standar deviasi 26,23 dan setelah HLOC
Year : perawatan pada poli- ngan desain pre dan dalam melaksanakan kegiatan meningkat menjadi 62,74 dengan standar deviasi
2014 klinik stroke Rumah post test tanpa sehari-hari di rumah. 22,38.
Sakit Al Islam kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata
Bandung, Indonesia. skor indepedence dari pasien pasca stroke
Sampel diambil dengan sebelum dan sesudah streghtening HLOC adalah
teknik purposive 16,13 dengan standar deviasi adalah 10,54, nilai t
sampling. GDQ QLODL SUREDELOLWDV ”
kriteria stroke non Penelitian ini juga menyatakann bahwa pasien
hemoraghic. Kondisi pada kategori usia dewasa (18 - 45 tahun) dan
pasien sadar dan pra lansia (46 - 59 tahun) merespon dengan baik
tenang, kooperatif. ketika diberi ROM dan motivasi mereka
meningkat untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Author : Sampel dalam pene- Penelitian ini meng- Tujuan penelitian adalah untuk Hasil penelitian dengan t-test independent
Handayani, S. litian ini adalah lansia gunakan desain melihat efektifitas kombinasi Range diperoleh nilai p-value = 0,00.
yang berumur 60 tahun quasy-experiment of Motion (ROM) dengan kompres Dengan rata-rata peningkatan fleksibilitas :
Year : keatas yang memenuhi dengan hangat terhadap peningkatan Pada kelompok eksperimen :
2014 kriteria inklusi di Kab. menggunakan fleksibilitas sendi lutut. Sendi lutut kanan : 9,58 ± 1,8810
Klaten, Jawa Tengah. pendekatan ³1RQ Intervensi dilakukan selama 2 Sendi lutut Kiri : 9,58 ± 2,0210
Terdiri dari 24 Equivalent Control minggu : Pada kelompok control :
responden yang dibagi *URXS´ yang terdiri Pada kelompok intervensi dilakukan Sendi lutut Kanan : 3,83 ± 1,4030
kedalam 2 kelompok dari 2 kelompok latihan ROM dan kompres hangat Sendi lutut kiri : 3,83 ± 1,4670
yaitu : yaitu kelompok (600c) dengan buli-buli selama 10
12 responden pada perlakuan dan ke- mnt.
kelompok intervensi. lompok control. Latihan dilakukan 2 x sehari 8x
12 responden pada Penelitian dilakukan gerakan.
kelompok control. selama 2 minggu. Pada kelompok control hanya
dilakukan latihan ROM saja dengan
dengan frekuensi dan intensitas
yang sama
Author : Populasi adalah klien Penelitian ini meng- Tujuan penelitian ini untuk Dari penelitian yang telah dilakukan selama 28
Yudha, F & stroke non-hemo- gunakan desain mengetahui pengaruh Range Of hari diperoleh hasil bahwa terdapat selisih rata-
Amatiria, G ragik.di unit Rehabili- quasy-experiment Motion (ROM) terhadap kekuatan rata kekuatan otot hari 1 dan hari ke 28 adalah
tasi Medik RS. Abd. (Pre dan Post Test otot dan rentang gerak pasien pasca 0,45.
Year : Moeloek, Lampung. Design) perawatan stroke. Selisish nilai hari ke 1 dan hari ke 28 adalah
2014 Sampel dalam pene- Penelitian dilakukan Intervensi dilakukan selama 28 hari. 6,65.
litian ini adalah selama 28 hari. Hari pertama akan dilakukan Hasil analisis bivariat didapatkan hasil uji
consecutive sampling, penilaian kekuatan otot responden statistik kekuatan otot menunjukkan nilai t = -
dimana semua subjek (pre-Test), kemudian dilakukan 3,943.
yang memenuhi krite- latihan Range of Motion selama 28 Hasil uji p-value = 0,001.
ria inklusi dimasukkan hari. Hal ini berarti bahwa latihan ROM memiliki
dalam penelitian. Setelah 28 hari latihan ROM, pengaruh terhadap kekuatan otot dimana terdapat
Besar sampel dalam dilakukan penilaian kekuatan otot perbedaan yang signifikan antara nilai kekuatan
penelitian adalah 20 (Post-Test) otot hari ke 1 dengan hari ke 28.
responden. Hasil uji statistic kekuatan otot menunjukkan
nilai t = -7.502 deng p-value = 0,00.
Author : Sampel dalam pene- Penelitian ini meng- Tujuan penelitian untuk melihat Hasil penelitian dengan uji ANOVA
Murtaqib litian ini yaitu pasien gunakan metode pengaruh latihan Range of Motion menunjukkan setelah dilakukan latihan ROM
stroke di Puskesmas eksperimental, (ROM) aktif terhadap perubahan aktif terdapat peningkatan sudut atau perbaikan
Year : Tanggu, Kabupaten dengan desain two rentang gerak sendi dengan sudut rentang gerak fleksi sebesar 11,4 0 dengan
2013 Jember yang meme- group ± pre test & menggunakan Goniometer yang nilai p-value = 0,001 (p<0,05).
nuhi kriteria inklusi post test. bersertifikat ISOM (International Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan
yaitu sebanyak 30 15 responden de- Standards of Measurement). sudut rentang gerak fleksi sebelum dan sesudah
responden. ngan latihan aktif Sebelum dilakukan latihan ROM latihan ROM aktif.
fleksi. dilakukan pengukuran rentang Terdapat penyempitan sudut atau perbaikan
15 responden de- gerak sendi awal (pre-test). sudut rentang gerak ekstensi sebesar 19,800
ngan latihan aktif Kemudian latihan ROM dilakukan dengan nilai p-value = 0,001 (p<0,05).
ekstensi. selama 2 bulan. Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang
Uji yang digunakan Setelah penelitian, dilakukan signifikan sudut rentang gerak ekstensi antara
adalah Uji ANOVA. pengukuran rentang gerak sebagai sebelum dan sesudah latihan ROM aktif.
Penelitian dilakukan nilai akhir (post-test).
selama 8 minggu.
Author : Sampel dalam pene- Penelitian ini meng- Tujuan penelitian yaitu untuk Hasil statistic dengan uji Wilcoxon didapatkan
Fransiska. A, et al litian ini adalah pasien gunakan jenis pene- melihat pengaruh latihan Range of hasil Untuk gerakan fleksi pada sendi peluru,
pasca stroke di Kota litian Pre-Ekspe- Motion (ROM) terhadap rentang ekstensi sendi peluru, fleksi sendi engsel,
Year : Makassar dengan rimental dengan gerak sendi ekstremitas atas pada ekstensi sendi engsel, fleksi sendi kondiloid,
2018 jumlah 40 responden. rancangan One klien pasca stroke dengan alat ukur ekstensi sendi kondiloid diperoleh nilai p-value
Group Pre Test ± Goniometer. = GLPDQD QLODL .
Post Test Design. Sebelum diberikan latihan Range of Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh latihan

567
Vier Nofrel, Pengaruh Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada
Penderita Pasca Stroke

Uji yang digunakan Motion (ROM), dilakukan penilaian Range of Motion (ROM) terhadap peningkatan
adalah Uji rentang gerak ekstremitas atas rentang gerak sendi ekstremitas atas pada klien
Wilcoxon. sebagai nilai Pre-Test. pasca stroke.
Penelitian dilakukan Dan setelah dilakukan latihan ROM
selama 4 minggu. dilakukan lagi penilaian rentang
gerak sebagai nilai Post-Test.
Author : Jumlah populasi pene- Metode penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pramono. C litian sebanyak 48 Quasy experiment mengetahui efektivitas latihan ROM peningkatan kemandirian activity daily living
orang di RSUD. RM. dengan rancangan terhadap peningkatan kemandirian pada lansia stroke rata-rata dari 5,89 menjadi
Year : Soedjarwadi, Jawa one group pretest activity daily living pada lansia 11,67 dengan St.Deviasi 1.132 dan hasil uji
2013 Tengah. and postest design stroke. statistik dengan uji t-paired diperoleh hasil p =
Teknik sampel pene- dan menggunakan Sebelum Intervensi dilakukan 0,000 (p<0,05).
litian menggunakan uji t-paired. penilaian tingkat kemandirian (Pre-
non-probability sam- Sedangkan untuk Test).
pling dengan metode pengukuran tingkat Kemudian diberikan latihan Range
purposive sampling kemandirian activity of Motion 2 x sehari selama 4
sebanyak 18 respon- daily living meng- minggu.
den. gunakan skala NRS Setelah intervensi diberikan,
Kriteria Inklusi: (Numeric Rating dilakukan penilaian akhir tingkat
(a) Lansia stroke yang Scale). kemandirian sebagai nilai Post-Test.
berumur antara 60-74 Penelitian dilakukan
tahun; (b) Lansia stroke selama 4 minggu.
dengan iskemia;
(c) Lansia stroke
iskemia yang menga-
lami penurunan tingkat
kemandirian activity
daily living dengan
tingkat ketergantungan
sedang sampai berat.
Author : Teknik pengambilan Jenis penelitian ada- Tujuan penelitian untuk melihat Hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan
Gusti. R.P sampel yang digunakan lah quasi ekspe- efektivitas pemberian mobilisasi pada kekuatan otot, kemampuan fungsional
dalam penelitian ini rimen dengan ran- dini terhadap kekuatan otot, tonus motorik pada kedua kelompok dengan masing-
Year : adalah teknik pur- cangan two group otot, kemampuan motorik masing kelompok nilai p=0,000.
2012 posive sampling pre test & post test. fungsional pada hemiparese paska Didapatkan peningkatan lebih baik pada
Subjek penelitian ini Analisa stroke iskemik di RSUP. Dr. kekuatan otot (bahu, siku, pergelangan tangan,
pasien hemiparese pas- menggunakan uji t M.Jamil Padang. paha, lutut, pergelangan kaki) dan kemampuan
ca stroke iskemik dua berpasangan dan Kelompok pertama diberi latihan motorik fungsional kelompok yang mendapat
kelompok yaitu kelom- tidak berpasangan mobilisasi 2x/hari berjumlah 10 terapi 3x/hari dari pada 2x/hari dengan nilai
pok pertama diberi dengan derajat orang dan kelompok kedua 3x/hari kemaknaan kekuatan otot pada bahu p= 0,016;
latihan mobilisasi 2x- kemaknaan p < berjumlah 10 orang. otot siku dengan p=0,037; otot pergelangan
/hari berjumlah 10 0,05. tangan p=0,042;
orang dan kelompok Penelitian dilakukan otot lutut p=0,004
kedua 3x/hari berjum- selama 4 Bulan. pergelangan kaki p=0,050.
lah 10 orang.
Author : Responden berjulah 30 Penelitian menggu- Penelitian ini bertujuan untuk Hasil penelitian menunjukkan kekuatan otot
Rohimah. S orang. nakan desain Quasi mengidentifikasi efektikitas latihan meningkat pada kedua kelompok intervensi dan
Tehnik pengambilan Experiment pre dan ROM tanpa SEFT dan latihan ROM terdapat perbedaan yang signifikan diantara
Year : sampel adalah conse- post test Control + SEFT terhadap kekuatan otot kedua kelompok intervensi (p = 0.018).
2014 cutive sampling dida- Group Desain. pasien hemiparese akibat stroke di Hasilnya menunjukkan rata-rata kekuatan otot
patkan 20 sampel se- Analisis statistik RSUD. Tasikmalaya. pada kelompok ROM sebelum dilakukan latihan
suai kriteria. menggunakan uji adalah 1.93 dan sesudah dilakukan latihan adalah
Jumlah sampel pada sidik ragam 3.13, (perubahan nilai sebesar 1.20).
kelompok intervensi I (ANOVA) dengan Sementara itu rata-rata kekuatan otot pada
= ROM + SEFT 10 signifikansi statistik kelompok ROM + SEFT sebelum dilakukan
responden. ditentukan jika nilai latihan adalah 2.07 dan sesudah dilakukan latihan
Kelompok intervensi II P<0.05. adalahn 4.20, (perubahan nilai sebesar 2.13).
= ROM tanpa SEFT 10
responden.

Author : Sampel diambil dari Desain penellitian Penelitian ini bertujuan untuk Hasil penelitian menunjukkan adanya
Faridah. V. N. pasien stroke iskemik menggunakan mengetahui pengaruh frekuensi peningkatan kemandirian baik dari kelompok
menggunakan metode Quasy Eksperiment ROM terhadap peningkatan kontrol maupun dari kelompok perlakuan.
Year : non probability sam- dengan pendekatan kemandirian fungsional pada Hasil uji statistik wilcoxon menggunakan tingkat
2012 pling dengan teknik Non Equivalent pasien stroke. NHPDNQDDQ S ” PHQXQMXNNDQ KDVLO
accidental sampling, Control Group. signifikan dengan nilai p = 0,00 untuk kelompok
berjumlah 32 pasien di Uji yang digunakan perlakuan dan p = 0,00 untuk kelompok kontrol.
RSUD. Soegiri Lamo- adalah uji Wilcoxon. Kemudian untuk hasil uji mann whitney test
ngan. WLQJNDW NHPDNQDDQ S ” XQWXN PHQJHWDKXL
Terdiri dari 16 perbedaan pengaruh frekuensi ROM 2x/hari
responden pada kelom- dengan ROM 3x/hari menunjukkan nilai p =
pok perlakuan latihan 0,00.
ROM 3 x sehari.
16 responden kelom-
pok kontrol latihan
ROM 2 x sehari.
Author : Sampel adalah pasien Penelitian ini meng- Tujuan penelitian adalah untuk Hasil penelitian menunjukkan terjadi rata-rata

568
Vier Nofrel, Pengaruh Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada
Penderita Pasca Stroke

Mardati. L., et al stroke non hemoragik gunakan metode melihat perbedaan kekuatan otot peningkatan kekuatan otot dari sebelum dan
di RS. Tugurejo Sema- Quasy Experiment ekstremitas atas pada pasien stroke. sesudah diberikan intervensi spherical grip, dari
Year : rang dengan menggu- dengan rancangan Sebelum dilakukan intervensi 2,23 menjadi 3,15.
2014 nakan teknik Purposive Two Group Pre- dilakukan penilaian kekuatan otot Hasil penelitian menunjukkan terjadi rata-rata
Sampling. Post Test Design. (Pre-Test) dan setelah intervensi 5 peningkatan kekuatan otot dari sebelum dan
Sampel sebanyak 26 Uji yang digunakan hari dilakukan lagi penilaian sesudah diberikan intervensi cylindrical grip, dari
responden. adalah uji mann- kekuatan otot (Post-Test). 1,92 menjadi 2,77.
13 Responden dengan whitney. Kelompok pertama dilakukan Hasil uji statistik Mann Whitney menunjukkan p
intervensi ROM + Penelitian dilakukan intervensi berupa latihan ROM + value = 0,750 (P > 0,05), maka Ho diterima dan
spherical grip. Selama 5 hari. spherical grip selama 5 hari. Ha ditolak.
13 responden dengan Kelompok kedua diberikan latihan
intervensi ROM + ROM + cylindrical grip selama 5
cylindrical grip. hari.

Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2013),
Peningkatan Kemampuan Melakukan Activity Daily menyatakan bahwa latihan ROM yang dilakukan selama
Living 3 minggu pada pasien yang dirawat dirumah sakit efektif
Aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living atau terhadap peningkatan kekuatan otot dan hal ini akan
selanjutnya disebut ADL) adalah aktivitas yang biasanya memberikan efek terhadap peningkatan kemandirian
dilakukan dalam sepanjang hari normal; aktivitas Activity Daily Living pada penderita Stroke dengan rata-
tersebut menyangkut, ambulasi, makan, berpakaian, rata nilai Indeks Barthel dari 5,89 ± 1,132 menjadi 11,67
mandi, menyikat gigi, dan berhias (Potter & Perry, ± 3,710.
2005). Aktivitas didefinisikan sebagai suatu aksi
energetika atau keadaan bergerak. Yang dimaksud SIMPULAN
dengan ADL adalah Kegiatan melakukan pekerjaan rutin Dari beberapa hasil penelitian yang telah
sehari-hari (Hardywinoto, 2005). dilakukan oleh para peneliti dahulunya dapat
Beberapa penelitian telah membuktikan tentang disimpulkan bahwa latihan range of motion efektif
pengaruh latihan terhadap peningkatan kekuatan otot dalam meningkatkan kemampuan rentang gerak klien
klien stroke. Penelitian yang dilakukan Smallfield.S at al guna menunjang dalam melakukan activity daily living.
(2009) tentang intervensi yang sering dilakukan dalam Latihan range of motion yang diberikan baik tanpa
pemulihan klien pasca stroke menyatakan bahwa kombinasi metoda lain maupun dengan kombinasi
intervensi ROM masih sering digunakan dan dianggap metoda lainnya yang dilakukan dalam rentang waktu 2
efektif dalam meningkatkan tingkat kemandirian klien minngu sampai dengan 3 bulan, memberikan efek positif
dalam melakukan aktifitas fisik, hal ini didukung oleh terhadap klien pasca stroke yang mengalami gangguan
hasil penelitian yang dilakukan Hamzah dan Sugianto mobilitas fisik dalam meningkatkan kemampuan rentang
(2014) dimana terjadi pengaruh yang signifikan dari gerak klien guna menunjang dalam melakukan activity
kemandirian klien pasca stroke dalam melaksanakan daily living.
kegiatan sehari-hari dimana terjadi perbedaan nilai Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
sebelum dan sesudah intervensi sebesar 16,13 dengan melakukan penelitian lebih lanjut tentang perawatan
VWDQGDU GHYLDVL S ” 6HGDQJNDQ penelitian pasien stroke terutama bagaimana peran keluarga
yang dilakukan oleh Mayo.N.E, et al (2013) menyatakan sebagai caregiver yang memberikan perawatan langsung
terdapat peningkatan kemampuan klien dalam pada klien pasca stroke dirumah.
mempertahankan kapasitas berjalan setelah menjalani
latihan selama 12 bulan dengan nilai p = 0,02. DAFTAR PUSTAKA
Penelitian lain yang dilakukan Murtaqib (2013), American Heart Association (2017). /HW¶V 7DON $ERXW
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sebelum dan Risk Factor For stroke.
sesudah latihan range of motion terhadap peningkatan http://www.americanheart.org.
kekuatan otot dan rentang gerak sendi siku pada pasien Bernhard, Julie et al (2017). A Very Early Rehabilitation
Stroke, dimana rata-rata rentang gerak sendi siku setelah Trial for Stroke (AVERT)Phase II Safety and
dilakukan latihan ROM yaitu fleksi sebesar 136,67 Feasibility. 39(2):390-6.
derajat dan ekstensi sebesar 8,47 derajat. Hal tersebut http://dx.doi.10.1161/STROKEAHA.107.49236
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Gusty (2012), 3. Epub.
yang juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak
kekuatan otot dan kemampuan motorik fungsional Menular, Cetakan 2. Jakarta : Rineka Cipta.
sebelum dan sesudah pemberian mobilisasi dini 2x/hari Faridah. V.N, (2012). Perbedaan Intensitas Range of
pada pasien Stroke iskemik hemiparesis, dimana nilai Motion (ROM) Terhadap Peningkatan
kemaknaan kekuatan otot bahu p = 0,016, otot siku p = Kemandiriran Fungsional (ADL) Pasien Stroke
0,037, otot pergelangan tangan p = 0,042, otot lutut p = Iskemik di Ruang Teratai RSUD. Soegiri
0,004 dan otot pergelangan kaki p = 0,050. Sedangkan Lamongan. Surya, Vol.01, No.XI, Aprl 2012.

569
Vier Nofrel, Pengaruh Latihan Range Of Motion terhadap Peningkatan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada
Penderita Pasca Stroke

Fransiska, A., et. al. (2018). Pengaruh Latihan Range of Pinzon Rizaldy dan Laksmi A. (2010). Awas Stroke!
Motion Terhadap Rentang Gerak Sendi Pengertian, gejala, tindakan, perawatan, dan
Ekstremitas Atas Pada Pasien Pasca Stroke di pencegahan. Yogyakarta. ANDI.
Makassar. Journal of Islamic Nursing. 3(1), Potter& Perry. (2006). Fundamental Keperawatan :
2018. 97-106. e-ISSN : 2549-5127/p-ISSN : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 vol 1.
2528-2549. Jakarta: EGC.
Gusty. R.P. (2012). Efektivitas Pemberian Mobilisasi Pramono. C. (2013). Efektifitas Latihan Range of Motion
Dini terhadap Tonus Otot, Kekuatan Otot, dan (ROM) Terhadap Peningkatan Kemandiriran
Kemampuan Motorik Fungsional Pasien Activity Daily Living (ADL) Pada Lansia Stroke.
Hemiparise Paska Stroke Iskemik. Jurnal Ners Journal of Nursing Science. Vol 7, No 1. 2013.
Keperawatan Vol. 8. 2012. (ISSN 1907-686X). ISSN: 2089-1466.
Hamzah, A., & Sugiyanto (2014). Strengthening of Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Badan
Health Locus of Control could Increase the Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Independence of Post Stroke Patients in Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Implementing the Daily Activities at Home. J Rohimah. S, (2014). Efektikitas Latihan ROM Dengan
Nurs Care 3:152. doi:10.4172/2167- Latihan ROM + SEFT Terhadap Keluatan Otot
1168.1000152. Pasien Stroke di RSUD Tasikmalaya
Handayani, S. (2014). Efektifitas Kombinasi Range of (Effectivenes of Exercise Training With ROM +
Motion (ROM) Dengan Kompres Hangat Untuk SEFT to Muscle Strenght of Stroke Patients in
Meningkatkan Fleksibilitas Sendi Lutut Lanjut Hospital Tasikmalaya). Jurnal Kesehatan Bakti
Usia. E-Journal. 9(19), 63-73. Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014.
Hsieh, Lin-Fen et al (2014).Combined Home Exercise Is Smallfield, S., & Karges, J. (2009). Classification of
More Effective Than Range-of-Motion Home occupational therapy intervention for inpatient
Exercise in Patients with Ankylosing stroke rehabilitation. American Journal of
Spondylitis: A Randomized Controlled Trial. Occupational Therapy, 63(4), 408-413.
http://dx.doi.org/10.1155/2014/398190. WHO, (2010) New WHO Pocket-charts will save lives
Lewis (2007). Medical Surgical Nursing. 7th edition. by predicting heart attack and stroke melalui
St.Louis : Missouri. Mosby-Year Book, Inc. http://www.who.int/mediacentre/news/release/.
Mardati, L., et. al. (2014). Perbedaan Range of Motion WHO (2012). Cardiovascular Diseases, Available at :
Spherical Grip dan Cylindrical Grip Terhadap www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/pr
Kekuatan Otot Ekstremitas Atasa Pada Pasien int.html.
Stoke di RSUD. Tugurejo Semarang. E-Journal Yayasan Stroke Indonesia (2012). Tahun 2020 penderita
Stikes Telogorejo Semarang. 7(2), 1-10. ISSN : stroke meningkat 2 kali. 2012.). Diakses dari:
2252-6854. http://www.yastrokei.com/.
Mayo, N. E., MacKay-Lyons, M. J., Scott, S. C., Yudha. F. & Amatiria. G. (2014). Pengaruh Range of
Moriello, C., & Brophy, J. (2013). A randomized Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot dan
trial of two home-based exercise programmes to Rentang Gerak Pasien Pasca Perawatan Stroke.
improve functional walking post-stroke. Clinical Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober
Rehabilitation, 27(7), 659-671. doi: 2014. ISSN 1907-0357.
http://dx.doi.org/10.1177/0269215513476312.
Murtaqib (2013). Pengaruh Latihan Range of Motion
(ROM) Aktif Terhadap Perubahan Rentang
Gerak Sendi Pada Penderita Stroke. (The effect
range of motion/ROM active on improvement of
joint motion to stroke patients in Tanggul sub-
district Jember district). Jurnal IKESMA
Volume 9 Nomor 2 September 2013.
ISSN 18297773/ No Klas SER 614.05 IKE.
National Stroke Foundation. (2012). National stroke
audit : Rehabilitation services report 2012.
Melbourne, Australia; National Stroke
Foundation Available. Diakses dari :
http://strokefoundation.com.au/prevent-stroke/.
Pdpersi (2010). Stroke, penyebab utama kecacatan fisik.
http:/pdpersi.co.id diakses tanggal 20 februari
2014.

570

Anda mungkin juga menyukai