Anda di halaman 1dari 55

EFEKTIVITAS FISIOTERAPI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

FUNGSIONAL TUBUH PASIEN PASCA STROKE : SYSTEMATIC LITERATURE


REVIEW
Aam Linda Nurfalah, Hajar Zulva Sakinah, Karmilah, Imbaraniati Permana Putri, Trisha
Kania Sugandi
Prodi Sarjana Keperawatan Kampus Daerah Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang: Stroke merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya masalah pada
sirkulasi darah otak sehingga mengakibatkan kelainan pada fungsi neurologis yang akan
berdampak pada fungsional tubuh penderitanya. Terdapat 1.236.825 korban stroke di Indonesia
pada tahun 2013. Setelah stroke, tonus otot normal menghilang dan dapat menimbulkan
kelumpuhan. Jika hal tersebut dibiarkan, maka kelumpuhan akan terjadi selamanya. Untuk
mencegah hal itu terjadi diperlukan perawatan rehabilitasi pada pasien pasca stroke,
diantaranya fisioterapi. Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan lebih
banyak fisioterapi mungkin mengalami perbaikan yang lebih besar. Metode: Penelitian ini
menggunakan pendekatan studi Systematic Literature Review dengan metode PRISMA dengan
partisipan pasien pasca stroke dengan usia 55 tahun ke atas, intervensi fisioterapi, tidak ada
perbandingan, dengan outcome meningkatkan fungsi ekstremitas. Tujuan: Penyusunan
systematic literature review ini ditujukan untuk mengetahui efektivitas dilakukannya
fisioterapi pada pasien pasca stroke. Hasil: Dari pencarian data pada PubMed terdapat 1.093
artikel. Melalui metode PRISMA dari 1.093 artikel yang diperoleh ditemukan 1 artikel yang
merupakan artikel duplikasi sehingga artikel berjumlah 1.092. 691 judul artikel tidak sesuai,
367 abstrak tidak sesuai, 2 artikel tidak dapat diakses, partisipan pada 2 artikel bukan pasien
pasca stroke, dan 16 artikel isinya tidak sesuai dengan kriteria inklusi kami. Dari proses
tersebut kami mendapatkan hasil 14 jurnal untuk diteliti. Kesimpulan: Fisioterapi dapat
menjadi terapi yang efektif bagi pasien pasca stroke untuk memulihkan kekuatan otot yang
dialaminya.
Kata kunci: fisioterapi, terapi fisik, stroke
ABSTRACT
Background: Stroke is a disease characterized by problems with brain blood circulation,
resulting in abnormalities in neurological function which will have an impact on the functional
body of the sufferer. There were 1,236,825 stroke victims in Indonesia in 2013. After a stroke,
normal muscle tone disappears and can cause paralysis. If this is allowed, then paralysis will
occur forever. To prevent this from happening, rehabilitation treatment is needed for post-
stroke patients, including physiotherapy. Research has shown that patients who get more
physical therapy may experience greater improvements. Method: This study used a Systematic
Literature Review study approach using the PRISMA method with post-stroke patient
participants aged 55 years and over, physiotherapy intervention, no comparison, with the
outcome of improving limb function. Objective: This systematic literature review is aimed at
determining the effectiveness of physiotherapy in post-stroke patients. Results: From data
searches on PubMed there were 1,093 articles. Using the PRISMA method, from the 1,093
articles obtained, 1 article was found which was a duplicate article, so the total number of
articles was 1,092. 691 article titles were inappropriate, 367 abstracts were inappropriate, 2
articles were inaccessible, participants in 2 articles were not post-stroke patients, and 16
articles' contents did not match our inclusion criteria. From this process we obtained 14
journals to research. Conclusion: Physiotherapy can be an effective therapy for post-stroke
patients to restore their muscle strength.
Keywords: physiotherapy, physical therapy, stroke

LATAR BELAKANG Menurut WHO tahun 2004, stroke


Deskripsi Kondisi terbagi menjadi stroke hemoragik dan non
Stroke merupakan penyakit yang hemoragik (iskemik). Persentase stroke non
ditandai dengan adanya masalah pada hemoragik 70% lebih tinggi dibandingkan
sirkulasi darah otak sehingga stroke hemoragik. Di seluruh dunia, stroke
mengakibatkan kelainan pada fungsi non-hemoragik dan jantung merupakan
neurologis. Definisi lain dari stroke adalah penyebab mayoritas kematian pada semua
terjadinya defisit neurologis yang kategori umur. Terdapat 7,2 juta korban
diakibatkan oleh iskemia atau perdarahan stroke non-hemoragik di seluruh dunia
pada sirkulasi saraf otak. Definisi ini (12,2%). Stroke masih menjadi penyebab
menggambarkan stroke sebagai defisiensi kematian ketiga terbanyak di Amerika.
neurologis yang terjadi secara tiba-tiba Insiden stroke tahunan di Amerika Serikat
(Martono, 2009 dalam Fitriyani 2016). adalah 550.000, mengakibatkan 150.000
Stroke dapat disebabkan oleh kematian dan lebih dari 300.000 kasus
perkembangan zaman yang semakin maju. kecacatan fungsional.
Modernisasi yang terjadi pada Berdasarkan diagnosa tenaga
perkembangan zaman ini di satu sisi dapat kesehatan terdapat 1.236.825 korban stroke
meningkatkan risiko stroke karena di Indonesia pada tahun 2013. Provinsi
perubahan gaya hidup, seperti Jawa Barat memiliki perkiraan jumlah
mengonsumsi makanan cepat saji yang penderita terbanyak, yaitu 238.001 orang
tinggi lemak dan kolesterol namun rendah (7,4‰) dan 533.895 orang (16,6‰).
serat, jarang berolahraga, mengonsumsi Provinsi Papua Barat memiliki perkiraan
alkohol, merokok, dan stres, sehingga akan jumlah penderita terendah, yaitu 2.007
meningkatkan risiko stroke. Meningkatnya orang (3,6‰) dan 2.955 orang (5,3‰).
jumlah orang lanjut usia juga akan Sedangkan jumlah korban stroke di
meningkatkan risiko stroke seiring dengan Provinsi Lampung adalah 42.815 (7,7‰)
meningkatnya harapan hidup (Fitriyani, dan 68.393 (12,3‰). Berdasarkan
2016). diagnosis dan gejalanya, wanita diprediksi
memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke.
Di sisi lain, stroke lebih banyak terjadi pada dengan pemanfaatan elektroterapeutis
laki-laki, berdasarkan diagnosis profesional (Irfan M. 2010 dalam Fitriyani 2016).
medis. Rentang usia 45–54, 55–64, dan 65– Deskripsi Intervensi
74 tahun merupakan rentang usia paling Menurut Keputusan Menteri
umum pada pasien penyakit jantung Kesehatan Indonesia fisioterapi merupakan
koroner, gagal jantung, dan stroke suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
(Kemenkes, 2014 dalam Fitriyani, 2016). bertujuan untuk mengembangkan,
Kejadian stroke ini dapat meningkatkan memelihara, dan memulihkan rentang
permasalahan pada penderitanya. gerak dan tingkat fungsional tubuh dengan
Masalah keseimbangan termasuk cara diberikan penanganan secara manual,
kelemahan otot, berkurangnya elastisitas latihan gerak, fungsi, dan komunikasi.
jaringan lunak, dan gangguan kontrol Sedangkan menurut American Physical
motorik dan sensorik yang disebabkan oleh Therapy Association (APTA) fisioterapi
gangguan sensorik pasca stroke. Setelah merupakan terapi yang bertujuan untuk
stroke, tonus otot normal menghilang. Jika memelihara, mengembangkan, dan
tidak ada terapi, individu akan belajar untuk memulihkan fungsional fisik pasien secara
mengkompensasi terbatasnya rentang gerak optimal. Fisioterapi sudah ada sejak 2500
mereka dengan menggunakan bagian tubuh SM yang dikembangkan oleh Bangsa China
yang tidak lumpuh. Akibatnya, bagian sebagai terapi manual. Pada era modern,
tubuh yang terkena akan tetap lumpuh London banyak mengembangkan terapi
seumur hidup, atau hanya bisa berjalan fisik ini di tahun 1896 dengan tujuan untuk
dengan kaki dan tangan yang kejang. menjaga kemampuan dan fungsional otot
(Beebe JA, 2009 dalam Fitriyani 2016). serta untuk meningkatkan kemampuan
Untuk meminimalkan angka mobilitas pasien yang dirawat di rumah
kecacatan pada orang yang menderita sakit (Kurniawan, 2020). Diberikannya
stroke maka dapat dilakukan fisioterapi. fisioterapi dapat meningkatkan kualitas
Peran fisioterapi pada penderita stroke yaitu postural dan fungsi motorik pada pasien
dalam hal mengembangkan, memelihara, pasca stroke (Yani, S., 2019).
dan memulihkan gerak dengan pelatihan Cara Kerja Intervensi
motorik berdasarkan pemahaman terhadap Fisioterapi sangat membantu
patofisiologi, neurofisiologi, kinematik dan terhadap pasien stroke sesuai dengan
kinetik dari gerak normal, proses kontrol kondisinya hal tersebut bertujuan untuk
gerak dan motor learning serta penanganan mencapai kemampuan fungsional secara
maksimal dan mandiri. Banyak manfaat
yang di dapat dengan melakukan fisioterapi abduksi, adduksi, internal rotasi dan
yaitu meningkatkan fungsi ekstremitas, eksternal rotasi. Kemudian latihan
meningkatkan activity daily living, dan dilanjutkan pada ekstremitas bawah,
merilekskan otot-otot. Secara umum, dimulai dari regio ankle dengan gerakan
permasalahan fisioterapi pada pasien stroke plantar fleksi,dorsofleksi, inversi dan
yaitu mengalami kelemahan anggota gerak, eversi. Pada regio knee dengan gerakan
gangguan sensorik, depresi, postural fleksi dan ekstensi. Pada regio hip dengan
alignment/postural control, gangguan gerakan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi,
keseimbangan, gangguan pola berjalan, dan adduksi, internal rotasi dan eksternal rotasi.
gangguan kemampuan fungsional saat Semua gerakan dilakukan secara aktif
beraktivitas sehari-hari. Untuk mengatasi dan diberikan tahanan oleh fisioterapis
permasalahan tersebut, salah satu tindakan dan pasien diminta untuk melakukan
fisioterapi pada pasien stroke yaitu gerakan sesuai dengan regio yang dilatih
melakukan terapi latihan atau exercise melawan tahanan tersebut. Latihan
therapy, terapi ini memfokuskan pada dilakukan dengan cara memberikan
latihan gerak atau kegiatan fisik baik secara tahanan pada otot dan pasien diminta untuk
aktif maupun pasif yang sistematik, mengkontraksikan otot secara statis.
direncanakan, terstruktur ,serta berulang- Dosis latihan yaitu 2 kali dalam
ulang dengan pola gerakan yang benar seminggu, 8 repetisi, hold 10 detik, 2 set.
bertujuan untuk memberikan informasi Pemberian strengthening pada grup otot di
yang benar pada otak, mengembalikan setiap segmen tubuh dapat berpengaruh
fungsi muskuloskeletal ke normal akibat pada peningkatan kekuatan otot dan
cedera atau penyakit, mencegah kerusakan peningkatan aktivitas fungsional.
fungsi, mencegah faktor resiko kesehatan, Mengapa Memilih Intervensi Ini
mengoptimalkan status kesehatan dan Fisioterapi berperan penting dalam
kebugaran serta meningkatkan kemampuan pemulihan pasien pasca stroke. Penelitian
fungsional. telah menunjukkan bahwa pasien yang
Latihan dilakukan di setiap mendapatkan lebih banyak fisioterapi (baik
persendian tubuh dimulai dari ekstremitas sesi yang lebih lama atau lebih sering)
atas pada regio wrist dengan gerakan mungkin mengalami perbaikan yang lebih
palmar fleksi, dorsi fleksi,ulnar deviasi dan besar. Namun, hal ini memerlukan biaya
radius deviasi. Pada regio elbow dengan tambahan berupa jam fisioterapis yang
gerakan fleksi dan ekstensi. Pada regio lebih banyak. Pelatihan kekuatan
shoulder dengan gerakan fleksi, ekstensi, fungsional dan fisioterapi intensitas tinggi
menghasilkan biaya yang lebih rendah dan living, merilekskan otot dan terapi yang
hasil yang lebih baik seumur hidup. Dalam mudah dilakukan pasien
intervensi ini didapatkan bahwa
peningkatan fisioterapi untuk pasien stroke Kriteria Untuk Kelayakan Studi
dapat menghemat biaya. Hal ini dapat Literature
meningkatkan hasil kesehatan dan juga 1. Tipe jurnal
mengurangi biaya sistem pelayanan Kami memasukan randomised
kesehatan. controlled trials dengan penilaian double-
TUJUAN blind terhadap hasil setelah dilakukannya
Penyusunan systematic literature intervensi selama dua minggu atau lebih.
review ini ditujukan untuk mengetahui RCT merupakan desain optimal untuk
efektivitas dilakukannya fisioterapi pada meminimalkan bias ketika mengevaluasi
pasien pasca stroke dengan latihan yang efektivitas suatu intervensi, dan intervensi
mudah dilakukan oleh pasien untuk selama dua minggu dianggap sebagai waktu
meningkatkan fungsional tubuh dan pengobatan minimum untuk menilai
merilekskan otot-otot sehingga pasien kemanjuran pengobatan pada kondisi post-
dapat melakukan activity daily living stroke. Cross sectional juga memenuhi
dengan baik. syarat untuk dimasukkan, asalkan hasil
METODE untuk tahap pertama dilaporkan dengan
Penelitian ini menggunakan jelas. Kami memerlukan publikasi jurnal
pendekatan studi Systematic Literature lengkap free full text yang diterbitkan pada
Review dengan metode PRISMA tahun 2014 hingga 2023. Kami tidak
(Preferred Reporting Items for Systematic menyertakan jenis jurnal dengan tipe
Review and Meta-analyses) melalui empat literature review. Kami menerapkan
tahap identifikasi, skrining, kelayakan, dan batasan bahasa haya pada jurnal dengan
hasil yang diterima dengan kriteria PICO Bahasa Inggris.
yaitu: 2. Tipe participant
P : pasien pasca stroke dengan usia Kami memasukan pasien dengan
55 tahun keatas usia 65 tahun keatas berjenis kelamin
I : physiotherapy atau terapi fisik perempuan dan laki-laki. Pasien dengan
C : tidak ada perbandingan pasca stroke yang sedang menjalani
O : meningkatkan fungsi pengobatan, termasuk:
ekstremitas, meningkatkan activity daily a. Stroke infark
b. Stroke hemoragik
c. Transient ischemic attack (TIA) 29+&filter=simsearch2.ffrft&filter=pubt.cl
(stroke ringan) inicaltrial&filter=pubt.randomizedcontroll
d. Stroke emboli edtrial&filter=datesearch.y_10 dengan kata
e. Stroke subacute kunci fisioterapi dan stroke serta boolean
3. Tipe Intervensi logic ((physiotherapy) OR (Physical
Fisioterapi merupakan salah satu Therapy)) AND (Stroke) dengan filters:
intervensi yang memiliki banyak jenis. Free full text, Clinical Trial, Randomized
Pada penelitian ini, kami melihat efektivitas Controlled Trial, in the last 10 years Sort
dari jenis-jenis fisioterapi yang berfokus by: Publication Date pada 8 November
pada pemulihan anggota ekstremitas. 2023.
Fisioterapi harus diberikan pada area yang
tidak berfungsi untuk menghilangkan Analisis Data
kekakuan otot terutama pada ekstremitas Pemilihan studi
atas maupun ekstremitas bawah. Kami menentukan kelayakan studi
4. Tipe outcome yang diharapkan dengan membaca judul dari setiap studi
Kami harap dengan dilakukannya yang diidentifikasi melalui pencarian.
fisioterapi sebagai pilihan terapi pada Setelah mengeliminasi berdasarkan judul
pasien pasca stroke ini dapat meningkatkan kami mengeliminasi dengan membaca
kualitas fungsi fisiologis ekstremitas pasien abstrak dari setiap studi yang diidentifikasi.
dengan lebih mudah, pasien tidak kesulitan Kami mengeliminasi penelitian yang jelas-
saat melakukan terapi (mudah dilakukan), jelas tidak memenuhi kriteria inklusi kami,
otot-otot pasien menjadi lebih rileks, serta keputusan ini dibuat oleh lima penulis
activity daily living pasien dapat ulasan (AL, K, HZ, IP, TK). Lima penulis
meningkat. secara independen membaca teks lengkap
penelitian ini dan memutuskan apakah
Metode Pencarian Untuk Menentukan penelitian tersebut memenuhi kriteria
Studi inklusi atau tidak. Jika terjadi perbedaan
Pencarian elektronik pendapat, kami menyelesaikannya melalui
Penelusuran literatur yang diskusi. Kami membuat diagram alur
digunakan dalam penelitian ini berasal dari PRISMA untuk mendokumentasikan
database elektronik Pubmed proses penyaringan.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/?term=%
28%28physiotherapy%29+OR+%28Physi Ekstraksi dan pengolahan data
cal+Therapy%29%29+AND+%28Stroke%
Kelima penulis (AL, K, HZ, IP, TK) artikel. Seluruh artikel tersebut kemudian
melakukan ekstrasi data dengan disesuaikan dengan kriteria inklusi yang
menggunakan alur PRISMA pada studi kami tetapkan. Hasil ekstraksi data secara
yang dianggap sesuai dengan topik yang lebih rinci tertera pada Gambar 1.1 Prisma
kami tentukan. Kami mengeksklusi studi Flaw Gram.
yang tidak sesuai dengan topik Melalui metode PRISMA
menggunakan diskusi kelompok. Studi (Preferred Reporting Items for Systematic
yang telah kami dapatkan kemudian diulas Reviews and Meta Analyses) tersebut, dari
kembali melalui pembacaan studi secara 1.093 artikel yang diperoleh ditemukan 1
keseluruhan oleh kelima penulis (AL, K, artikel yang merupakan artikel duplikasi
HZ, IP, TK). sehingga artikel berjumlah 1.092. 691 judul
Analisis Penelitian artikel tidak sesuai, 367 abstrak tidak
Studi yang telah sesuai dengan sesuai, 2 artikel tidak dapat diakses,
kriteria inklusi yang ditetapkan kemudian partisipan pada 2 artikel bukan pasien pasca
dianalsis kembali untuk diketahui stroke, dan 16 artikel isinya tidak sesuai
kualitasnya. Analisis ini dilakukan oleh dua dengan kriteria inklusi. Dari proses tersebut
orang penulis (HZ, TK) dengan membaca kami mendapatkan hasil 14 jurnal untuk
studi secara menyeluruh dan dinilai diteliti yang dilampirkan pada Tabel 1.1
menggunakan format dan kriteria JBI Literatur Review.
Critical Appraisal Tools randomized
PEMBAHASAN
controlling review di tempat yang berbeda
dan tidak melalui tahap diskusi. Kami
Stroke adalah masalah kesehatan
menetapkan bahwa studi yang dipilih
serius yang dihadapi masyarakat modern
adalah studi yang nilainya tidak kurang dari
dan dengan cepat menduduki peringkat
76% atau minimal 10 pertanyaan terjawab
teratas dalam daftar masalah neurologis
YA.
secara global. Hal ini disebabkan karena
Sintesis Data
stroke yang tidak diharapkan dapat
Untuk menyamakan presepsi antar
menyebabkan gangguan fisik dan mental
penulis dan memastikan kualitas dari jurnal
serta kematian baik pada usia muda
yang telah dianalisis, kelima penulis (AL,
maupun lanjut usia (Junaidi, 2011 dalam
K, HZ, IP, TK) melakukan diskusi.
Audina, 2017). Populasi pasien stroke
HASIL
lanjut usia menjadi fokus pembahasan
Dari pencarian data pada PubMed
literatur ini.
tanggal 8 November 2023 terdapat 1.093
Seseorang yang berumur 60 tahun Salah satu faktor risiko stroke yang
ke atas dianggap lanjut usia (lansia) tidak dapat diubah adalah usia. Seiring
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 bertambahnya usia, stroke menjadi lebih
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut umum terjadi. Setiap stroke, baik iskemik
Usia. Penduduk lanjut usia mengalami maupun hemoragik, biasanya dianggap
proses penuaan terus-menerus yang sebagai penyakit yang menyerang orang
ditandai dengan penurunan ketahanan fisik, lanjut usia, namun orang yang lebih muda
dengan kata lain, mereka menjadi lebih (kurang dari 40 tahun) semakin berisiko
rentan terhadap serangan penyakit yang terkena penyakit tersebut. Hal ini
bisa berakibat fatal. Menurut Nawawi disebabkan oleh perubahan gaya hidup,
(2009) dalam Hanum (2017), Departemen khususnya di kalangan generasi muda yang
Kesehatan membagi lansia menjadi tiga tinggal di kota-kota modern seperti banyak
kategori, yaitu lansia dini (55–64 tahun), mengonsumsi makanan cepat saji yang
lansia (65 tahun ke atas), dan lansia berisiko kaya lemak, merokok, minum alkohol,
tinggi (di atas 70 tahun). bekerja terlalu banyak, tidak berolahraga
dan mengalami stres (Junaidi, 2011 dalam
Penduduk yang termasuk dalam
Bian, 2014).
kategori lanjut usia adalah penduduk yang
berumur (> 60) enam puluh tahun ke atas. Mengingat usia merupakan salah
Pada lanjut usia akan terjadi proses satu ciri khas seseorang, maka usia
menghilangnya kemampuan jaringan untuk merupakan variabel penting dalam
memperbaiki diri atau mengganti dan penyelidikan epidemiologi karena usia
mempertahankan fungsi normalnya secara merupakan faktor risiko berbagai penyakit
perlahan-lahan sehingga tidak dapat (Noor, 2008 dalam Audina, 2017).
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki Berdasarkan uraian di atas, peneliti
kerusakan yang terjadi (Nawawi, 2009 menganalisa bahwa usia menjadi salah satu
dalam Hanum, 2017). Seseorang yang faktor risiko seseorang terserang penyakit
sudah lanjut usia akan mengalami beberapa stroke. Semakin bertambah usia seseorang
perubahan pada tubuh/fisik, maka semakin besar pula risikonya
Psikis/intelektual, sosial kemasyarakatan terserang stroke.
maupun secara spiritual/keyakinan
Berdasarkan hasil literatur, rata-rata
(Mujahidullah, 2012 dalam Hanum, 2017).
usia pasien stroke yang diteliti adalah 61
tahun dan usia paling muda adalah 55
tahun. Temuan penelitian ini sejalan Tidak adanya hubungan jenis
dengan penelitian yang dilakukan oleh kelamin dengan jenis stroke dapat
Audina (2017) yang menemukan bahwa disebabkan karena stroke tersebut dapat
kelompok usia di atas 55 tahun mengalami disebabkan multifaktorial, bukan hanya
stroke dengan persentase stroke yang lebih karena jenis kelamin, tetapi diantaranya
tinggi dibandingkan kelompok usia di karena diabetes melitus,
bawah 55 tahun. hiperkolesterolmia, merokok, alkohol dan
penyakit jantung. Seseorang yang memiliki
Penelitian tambahan terkait topik ini
satu atau lebih faktor risiko, memiliki
dilakukan oleh Puspita & Putro (2008) yang
kemungkinan lebih besar untuk
menemukan bahwa risiko stroke 3.640 kali
mendapatkan serangan stroke jika faktor
lebih tinggi pada kelompok usia di atas 55
risiko tersebut tidak dikendalikan
tahun dibandingkan kelompok usia di
(Bethesda Stroke Center, 2012 dalam
bawah 55 tahun. Peningkatan frekuensi
Audina, 2017).
stroke yang berkaitan dengan usia dikaitkan
dengan proses penuaan, yang menyebabkan Beberapa faktor risiko stroke
seluruh organ tubuh termasuk pembuluh tertentu dapat diketahui mempengaruhi
darah otak berfungsi kurang baik. masing-masing jenis kelamin. Hal ini
berhubungan dengan hasil penelitian di
Begitupun dengan jenis kelamin,
Nigeria yang berjudul Gender Variation
bahwa pasien stroke yang diteliti
Risk Factors and Clinical Presentation of
berdasarkan jenis kelaminnya, kelompok
Acute Stroke, yang menemukan bahwa
terbanyak adalah laki- laki (51,0%) namun
faktor risiko kebiasaan merokok dan
tidak jauh berbeda dengan perempuan
riwayat mengkonsumsi alkohol ditemukan
(49,0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
lebih dominan pada responden laki-laki dan
penelitian Siregar dalam Audina (2017)
berbeda signifikan dengan responden
yang menyatakan bahwa tidak ada
perempuan (Watila, 2010).
hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian stroke. Hal ini didukung dengan Berdasarkan uraian di atas, peneliti
hasil penelitian Teguh dalam Audina menganalisa bahwa jenis kelamin tidak ada
(2017) yang mendapatkan perbandingan hubungan dengan jenis stroke dikarenakan
kejadian stroke antara laki-laki dan ada banyak faktor lain yang mempengaruhi
perempuan yaitu 1:1. seseorang untuk terserang stroke.
Kebiasaan buruk seseorang dalam
mengatur gaya hidup dan pola makannya perawatan diri, sehingga mereka akan
menjadi hal yang dapat mempengaruhi memerlukan bantuan dari keluarga ataupun
kondisi kesehatannya sehingga baik jenis orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
kelamin laki-laki maupun perempuan
Pasca stroke bisa dikatakan sebagai
memiliki peluang yang sama untuk terkena
masa yang paling sulit bagi penderita stroke
stroke.
. Mereka akan mengalami kecacatan dan
Stroke adalah kondisi medis yang ketidakmampuan dalam beraktivitas, tidak
serius dan dapat menyebabkan dampak seperti sedia kala. Salah satu kemampuan
jangka panjang pada pasien yang selamat. yang berubah adalah ketidakmampuan
Pasien pasca stroke banyak mengalami untuk melakukan perawatan diri (Self
berbagai perubahan dalam kehidupan Care). Adapun dalam proses rehabilitasi,
sehari-hari mereka. Pasien pasca stroke pasien pasca stroke akan dilatih oleh
sering kali memiliki faktor risiko seperti perawat rehabilitasi untuk membantu
tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol mengembalikan fungsi motorik yang
tinggi, obesitas, merokok, dan riwayat terganggu. Dalam hal ini diharapkan pasien
keluarga dengan penyakit stroke. pasca stroke mampu melakukan aktivitas
dan self care secara mandiri untuk
Stroke akan menimbulkan dampak
mencegah terjadinya ketergantugan akibat
pada penderitanya. Sekitar 80% penderita
kecacatan setelah stroke.
stroke mengalami penurunan parsial/total
gerakan lengan dan tungkai, 80-90% Pasien pasca stroke sering
bermasalah dalam berpikir dan mengingat, memerlukan rehabilitasi fisik yang intensif,
70% menderita depresi, 30% mengalami seperti fisioterapi, terapi bicara, dan terapi
kesulitan bicara, menelan, serta okupasi. Pembahasan ini mencakup peran
membedakan kanan dan kiri. Hal ini akan rehabilitasi fisioterapi dalam membantu
berdampak terhadap menurunnya tingkat pasien memulihkan fungsi motorik dan
produktifitas serta dapat mengakibatkan kognitif mereka. Fisioterapi memainkan
terganggunya sosial ekonomi keluarga peran penting dalam pemulihan pasien
(Ismatika, 2018). Hal ini dikarenakan pasca stroke. Ini merupakan bagian integral
pasien pasca stroke banyak mengalami dari rencana perawatan yang bertujuan
kelemahan pada motoriknya yang untuk membantu pasien memperoleh
menyebabkan mereka mengalami kembali fungsi motorik mereka yang
penurunan kemampuan untuk melakukan terpengaruh akibat stroke.
Fisioterapi bertujuan untuk metode relaksasi. Praktik fisioterapi
membantu pasien memperoleh kembali bersifat dinamis. Fisioterapis akan
kekuatan otot dan kendali gerakan yang mengawasi perkembangan pasien dan
terganggu akibat stroke. Terapi ini mengubah rencana perawatan sesuai
membantu pasien dalam meningkatkan kebutuhan.
kemampuan mereka untuk bergerak,
Dari hasil literatur review yang
berjalan, dan melakukan aktivitas sehari-
telah dilakukan, didapatkan beberapa
hari. Pasien pasca stroke sering mengalami
fisioterapi yang dapat dilakukan untuk
spasme otot atau kejang yang dapat
membantu memulihkan fungsional tubuh
mengganggu gerakan normal. Fisioterapi
pasien pasca stroke. Jenis fisioterapi
membantu mengurangi hal ini. Pasien pasca
pertama melibatkan peningkatan aktivitas
stroke sering mengalami masalah
jalan kaki setiap hari setelah stroke
keseimbangan dan fisioterapi membantu
menggunakan perawatan olahraga jalan
dalam meningkatkan keseimbangan tubuh
cepat dan program pemantauan aktivitas
dan mencegah jatuh.
langkah. Terapi ini mungkin bekerja paling
Dalam menjalankan fisioterapi, maksimal bagi penderita stroke kronis yang
pasien akan dilatih oleh fisioterapis. memiliki tingkat aktivitas berjalan dan daya
Fisioterapis akan dilakukan oleh penilaian tahan yang rendah pada awalnya. Berjalan
menyeluruh terhadap kondisi fisik pasien, di tanah dan treadmill digunakan dalam
termasuk kekuatan otot, rentang gerak, pelatihan berjalan ini. Pasien akan
keseimbangan, dan tingkat mobilitas. menggunakan StepWatch Activity Monitor
Fisioterapis akan membuat rencana terapi (SAM) untuk melacak langkahnya selama
yang disesuaikan dengan kebutuhan 30 menit sambil berjalan cepat di atas
spesifik pasien berdasarkan hasil treadmill. Setelah itu, mereka akan berjalan
pemeriksaan pertama. Program ini dapat selama 10 menit di tanah dengan
mencakup latihan kekuatan, latihan menggunakan standar THR dan tingkat
keseimbangan, teknik mobilisasi, dan usaha yang sama seperti di treadmill.
lainnya. Untuk membantu pasien
Kedua, menggunakan sensor inersia
mendapatkan kembali fungsi fisiologisnya,
yang ditempatkan di sepatu untuk
fisioterapi dapat memerlukan berbagai
memberikan rehabilitasi gaya berjalan
aktivitas, termasuk berjalan kaki,
kepada peserta. Normalisasi gaya berjalan
keseimbangan, latihan kekuatan otot,
dapat dicapai dengan pengobatan verbal
perawatan menggunakan alat bantu, dan
dan sesaat. Temuan ini memberikan manfaat dari intervensi terapi okupasi dini
landasan bagi penerapan umpan balik real- setelah keluar dari rumah sakit dalam hal
time dalam inisiatif rehabilitasi motorik. kemandirian fungsional mereka.
Kemandirian fungsional, keterampilan
Ketiga, aktivitas realitas virtual
sensorimotorik, keterampilan persepsi-
dengan umpan balik yang diperkuat
kognitif, keterampilan komunikasi, kualitas
dipresentasikan kepada kelompok RFVE.
hidup, tingkat kecemasan dan depresi, serta
Setiap hari, mereka menggunakan sistem
beban pengasuh semuanya dimaksudkan
rehabilitasi virtual untuk berolahraga
untuk ditingkatkan melalui penelitian ini.
selama satu jam. Kesimpulan penelitian ini
adalah bahwa pasien pasca stroke dapat Kelima, Healbot membantu
memperoleh manfaat dari penggunaan operasional pengobatan. Selama empat
umpan balik yang diperkuat dalam minggu, semua pasien mendapat sepuluh
lingkungan virtual untuk membantu mereka sesi pelatihan berjalan selama 30 menit.
mendapatkan kembali fungsi motorik Penelitian ini menemukan bahwa individu
ekstremitas atas. Temuan penelitian ini dengan stroke mendapat manfaat dari
menunjukan bahwa perawatan semacam ini pelatihan berjalan dengan Healbot T.
mungkin bermanfaat, terlepas dari apa pun Keseimbangan, gaya berjalan, dan
penyebab strokenya. kekuatan anggota tubuh bagian bawah
semuanya meningkat lebih baik
Keempat, setelah pasien stroke
menggunakan mode Healbot T dengan
keluar dari rumah sakit, terapi okupasi
gerakan panggul dan mode CIMT.
langsung diberikan. Intervensi ini bertujuan
untuk mengurangi kecemasan dan Keenam, menggunakan program
kesedihan pada pasien, mengurangi stres tDCS selama setengah jam. Efektivitas
pengasuh, dan meningkatkan hasil terapi kardioversi transkranial bilateral
fungsional tubuh pasien. Keluarga pasien (tDCS) bervariasi menurut jenis dan
akan memainkan peran penting sebagai lamanya stroke. Penelitian lebih lanjut yang
pendamping selama empat minggu sesi memberikan konfirmasi harus dilakukan
terapi okupasi pertama ini. Selain itu, untuk memvalidasi temuan ini.
tujuan intervensi ini adalah untuk
Ketujuh, teknik mobilisasi sendi
menurunkan biaya pengobatan terkait
sering digunakan untuk memulihkan
pengobatan stroke. Kesimpulan penelitian
aktivitas kehidupan sehari-hari dengan
ini adalah pasien stroke dapat memperoleh
mengoreksi tonus otot yang menyimpang,
panjang otot, dan mobilitas sendi dalam System (HoVRS), Videogame-based
rehabilitasi ortopedi, seperti sendi panggul. training (VBT), Leap Motion-basaed
Melalui peregangan jaringan lunak, virtual reality, Adaptive Conjunctive
mobilisasi menggunakan pendekatan Cognitive Training (ACCT) VR canoe
gerakan dapat meningkatkan paddling training.
arthrokinematika sendi dan kontrol motorik Home virtual rehabilitation system
selain manfaat perifer dan sentralnya. (HoVRS) dikembangkan untuk
memfasilitasi rehabilitasi intensif yang
Kedelapan, adalah Pelatihan VR.
dilakukan perawatan di rumah. Sistem ini
Sistem pelatihan VR ditawarkan untuk
mengintegrasikan pengontrol leap motion,
dijual sebagai YouGrabber di pasar bisnis.
penyangga lengan pasif serta serangkaian
Dia melatih keterampilan motorik
simulasi rehabilitasi tangan. Leap motion
ekstremitas atas dengan realitas virtual.
tersedia pengukuran posisi sabungan jari
Sejak tahun 2010, bahan ini telah
berbasis kamera, memungkinkan aktivitas
digunakan di fasilitas rehabilitasi dan uji
jari dan lengan virtual terintegrasi tanpa
klinis percontohan (pertama dalam bentuk
peralatan yang dapat dikenakan. Apabila
beta) untuk tujuan pengujian di klinik tanpa
lengan pasien sangat terganggu, sistem
masalah terkait keselamatan apa pun.
kompensasi pegas (Armon Edero atau
Namun, pasien mungkin merasa tertekan
Saebo Mobile Arm Support) diberikan
atau percaya bahwa berkurangnya fungsi
kepada subjek. Sistem tersebut terdiri dari
motorik menghalangi mereka
orthosis lengan bawah yang
menyelesaikan aktivitas pelatihan.
menyeimbangkan gravitasi dalam
pemberian dukungan bertahap ke lengan
Virtual reality (VR) merupakan
selama beraktivitas. Dukungan
teknologi yang dapat memberikan
menyesuaikan (hingga dilepas) ketika
kesempatan penggunanya agar dapat
kekuatan pasien membaik (Fluet et al.,
melihat dan merasakan lingkungan melalui
2019).
perangkat lunak sehingga terlihat nyata
Kesembilan, intervensi baru yang
(Rakhmawati & Jannah, 2020). Penderita
ditujukan untuk kesembuhan pasien stroke
pasca stroke akan menyukai rehabilitasi
adalah penerapan I-CoreDIST. Temuan
karena proses nya terasa seperti bermain
penelitian ini, yang didasarkan pada
(Nugroho & Herianto, 2016). Virtual
publikasi ini, menekankan perwujudan dan
reality terbagi menjadi beberapa jenis
cara isyarat verbal dan nonverbal, serta
diantara: Home Virtual Rehabilitation
interaksi fisik, berkontribusi pada bagian
fisioterapi. Konsep-konsep ini sangat dikolaborasikan dengan terapi terbaru
penting untuk fisioterapi. Tuntutan fisik seperti: terapi RFVE dengan rehabilitasi
dan perubahan fisiologis yang terkait tradisional, penerapan aplikasi tDCS,
dengan pelatihan pasca stroke dapat pelatihan berjalan di atas tanah, terapi
meningkatkan dedikasi, pemahaman, dan konvensional dengan sistem pelatihan VR,
pandangan positif terhadap fisioterapi. penggunaan I-CoreDIST dan pemberian
Pasien menemukan bahwa tiga komponen fisioterapi semi-supervisi di rumah.
kunci peran fisioterapis adalah kapasitas
Videogame-based training (VBT)
mereka untuk menginspirasi pasien,
pembelajaran berbasis game atau dikenal
memanfaatkan keahlian profesional, dan
sebagai game series merupakan bentuk
menawarkan dukungan emosional.
pembelajaran di mana transfer pengetahuan
Kesepuluh, berdasarkan tuntutan berlangsung dengan cara yang
pasien, intervensi menggabungkan menyenangkan Prensky mendefinisikan
pelatihan fungsional, pelatihan ekstremitas pembelajaran berbasis permainan sebagai
atas, kegiatan peningkatan kebugaran permainan pembelajaran di computer atau
jasmani, dan pendidikan pasien secara online. Pelajar biasanya menyadari bahwa
holistik. Regimen perawatan fisik di rumah mereka menemukan diri mereka dalam
mencakup aktivitas seperti menaiki tangga, konteks permainan (Conference on
duduk, berdiri, dan berjalan. Berdasarkan Interactive Collaborative and Blended
temuan penelitian, kapasitas pasien untuk Learning et al.,)
berjalan meningkat dan intervensi terapi
Leap motion-based virtual reality
fisik semi-supervisi di rumah telah terbukti
memfasilitasi pemulihan fungsional
aman, melibatkan pasien, dan memberikan
motorik dari ekstremitas atas yang terkena,
kepuasan.
dan reorganisasi saraf pada pasien stroke
Berdasarkan hasil telaah 14 jurnal subakut. Pencitraan resonansi magnetic
yang telah dilakukan terdapat berbagai fungsional (fMRI) bergantung pada tingkat
macam perbandingan pada setiap jurnalnya. oksigenasi darah (BOLD-fMRI), banyak
Namun, secara garis besar perbandingan digunakan sebagai metode non-invasif,
pada setiap jurnal yaitu membandingkan nyaman serta ekonomin untuk memeriksa
terapi fisiologis yang sudah umum fungsi otak.
diberikan kepada pasien pasca stroke
VR canoe paddling merupakan
dengan terapi fisiologis yang
terapi rehabilitasi efektif yang
meningkatkan keseimbangan postural dan Test (9-HPT) (Oh et al., 2019). Hal tersebut
fungsi ekstremitas atas pada pasien dengan di kuatkan dengan studi yang menyebutkan
stroke subakut jika dikombinasikan dengan bahwa akar bantu terapi stroke mampu
program rehabilitasi fisik konvensional meningkatkan lingkup gerak sendi,
(Lee, Lee and Song, 2018). meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan
keseimbangan dan meningkatkan
Luaran klinis diharapkan
kemampuan fungsional (Krisnawati et al.,
meningkatkan Upper Extreity Fugl-Meyer
2021).
Assessment (UEFMA), Active Range of
Motion (AROM), Mobile Upper extremity KESIMPULAN
Rehabilitation (MoU-Rehab), Berg
Fisioterapi merupakan salah satu
Balance Scale (BBS), Timed Up and Go
terapi nonfarmakologis yang digunakan
Test-cognitive (TUG-cog), 10-meter walk
pada pasien pasca stroke. Berdasarkan hasil
test (10MWT).
studi yang ditemukan dari 14 jurnal yang
Sebagian besar hasil penelitian pada telah dianalisis didapatkan bahwa
14 penelitian menunjukan adanya fisioterapi terbukti dapat meningkatkan
pemulihan disabilitas pasca stroke terutama kualitas fungsi fisiologis ekstremitas pasien
pada kelompok intervensi. Salah satu dengan cara yang mudah serta membuat
penelitian yang dilakukan Choi and Paik, otot-otot pasien menjadi lebih rileks serta
(2018) didapatkan hasil terdapat activity daily living pasien meningkat.
peningkatan yang signifikan pada Upper Maka dari itu, fisioterapi dapat menjadi
Extremity Fugl-Meyer Assessment, terapi yang efektif bagi pasien pasca stroke
Brunnstrom stage, dan Manual Muscle untuk memulihkan kekuatan otot yang
Testing (MMT) ditemukan setelah dialaminya.
perawatan dengan Mobile Upper extremity
DAFTAR PUSTAKA
Rehabilitation (MoU-Rehab) dibandingkan
dengan terapi konvensional. Kelompok
Audina, D., & Halimuddin. (2017). Usia ,
yang diberikan intervensi lebih
Jenis Kelamin dan Klasifikasi
menunjukkan tingkat kesembuhan yang
Hipertensi dengan Jenis Stroke di
signifikan terutama pada kekuatan motoric
RSUD dr . Zainoel Abidin Banda
ekstensi pergelangan tangan, fleksi sendi
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
siku. Peningkatan signifikan pada kekuatan
Fakultas Keperawatan, 1(1), 1–6.
mencubit, Box and Block, dan 9-Hole Peg
Retrieved from
https://jim.usk.ac.id/FKep/article/vi Perilaku Self Care Pasien Pasca
ew/1529/0 Stroke Di Rumah Sakit Islam
Surabaya. Journal of Health
Bian, C., Wang, K., Liang, L., Zhang, M.,
Sciences, 10(2).
Li, C., & Zhou, Z. (2014). Nitrogen-
https://doi.org/10.33086/jhs.v10i2.
rich energetic salts of bis-
140
heterocycle-substituted 1,2,3-
triazole (HTANFT). European Tsani, E. R. (2022). Virtual Reality dan
Journal of Inorganic Chemistry, Leap Motion Controller sebagai
2014(35), 6022–6030. Terapi Fisik pada Pasien Pasca
https://doi.org/10.1002/ejic.201402 Stroke: Sebuah Literature Review,
692. (Lmc), 83–97.

Fitriyani, F. (2016). Hubungan Fisioterapi Widyaningsih, D. A. D., & Herawati, I.


Selama Empat Minggu Dengan (2022). Peran Fisioterapi Dalam
Peningkatan Kekuatan Motorik Meningkatkan Kemampuan
Ekstremitas Pada Pasien Pasca Fungsionalpada Kasus Post Stroke
Stroke Non Hemoragik Di Poli Hemiparrese Dextra E. C Non
Rehabilitasi Medik Rs Urip Hemoragik (Case Study). Journal of
Sumoharjo Provinsi Lampung Innovation Research and
Periode Februari-Maret 2016. Knowledge, 2(3), 797-804.
Jurnal Medika Malahayati, 3(2),
Conference on Interactive Collaborative
71–78.
and Blended Learning et al., dalam
Hanum, P., & Lubis, R. (2017). Hubungan Tsani, E. R. (2022). Virtual Reality
Karakteristik Dan Dukungan dan Leap Motion Controller sebagai
Keluarga Lansia Dengan Kejadian Terapi Fisik pada Pasien Pasca
Stroke Pada Lansia Hipertensi Di Stroke: Sebuah Literature Review,
Rumah Sakit Umum Pusat Haji (Lmc), 83–97.
Adam Malik Medan Support from
Fluet et al., 2019 dalam Tsani, E. R. (2022).
the Elderly Families, Stroke in the
Virtual Reality dan Leap Motion
Elderly with Hypertension.
Controller sebagai Terapi Fisik
Jumantik, 3(1).
pada Pasien Pasca Stroke: Sebuah
Ismatika, I., & Soleha, U. (2018).
Literature Review, (Lmc), 83–97.
Hubungan Self Efficacy Dengan
Krisnawati et al., 2021 dalam Tsani, E. R. Tsani, E. R. (2022). Virtual Reality dan
(2022). Virtual Reality dan Leap Leap Motion Controller sebagai
Motion Controller sebagai Terapi Terapi Fisik pada Pasien Pasca
Fisik pada Pasien Pasca Stroke: Stroke: Sebuah Literature Review,
Sebuah Literature Review, (Lmc), (Lmc), 83–97.
83–97.

Lee, Lee and Song, 2018 dalam Tsani, E. R.


(2022). Virtual Reality dan Leap
Motion Controller sebagai Terapi
Fisik pada Pasien Pasca Stroke:
Sebuah Literature Review, (Lmc),
83–97.

Nugroho & Herianto, 2016 dalam Tsani, E.


R. (2022). Virtual Reality dan Leap
Motion Controller sebagai Terapi
Fisik pada Pasien Pasca Stroke:
Sebuah Literature Review, (Lmc),
83–97.

Rakhmawati & Jannah, 2020 dalam Tsani,


E. R. (2022). Virtual Reality dan
Leap Motion Controller sebagai
Terapi Fisik pada Pasien Pasca
Stroke: Sebuah Literature Review,
(Lmc), 83–97.

Oh et al., 2019 dalam Tsani, E. R. (2022).


Virtual Reality dan Leap Motion
Controller sebagai Terapi Fisik
pada Pasien Pasca Stroke: Sebuah
Literature Review, (Lmc), 83–97.
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Prisma Flaw Gram.

Identification of studies via databases and registers


Identification

Records removed before


Records identified from*: screening:
Pubmed (n = 1.093) Duplicate records removed (n
= 1)

Records excluded:
Records screened Judul tidak sesuai (n = 691)
(n = 1.092) Abstrak tidak sesuai (n= 367)

Reports sought for retrieval


Reports not retrieved:
Screening

(n = 34)
Tidak full text (n = 2)

Reports assessed for eligibility


(n = 32) Reports excluded:
Bukan pasca stroke (n = 2)
Isi tidak sesuai (n = 16)
.

Studies included in review


Included

(n = 14)
Reports of included studies
(n =)
Tabel 1.1 Telaah Hasil Jurnal

No Peneliti, Metode Objektif Participant or Intervention Comparison Outcomes


tahun, Population
tempat, dan
judul
1 Peneliti: Random Untuk mempelajari Populasi dalam Intervensi yang Pembanding dalam Hasil penelitian ini
Pawel Kiper, ized apakah umpan balik penelitian ini terdiri diberikan kepada penelitian ini adalah menunjukkan bahwa
Michela Controll yang diperkuat dari 44 pasien yang kelompok RFVE adalah kelompok TR yang penggunaan umpan
Agostini, ed Trial dalam lingkungan pernah mengalami latihan dengan menerima rehabilitasi balik yang diperkuat
Carlos (RCT) virtual (RFVE) stroke. Mereka dibagi menggunakan realitas tradisional. Tujuan dari dalam lingkungan
Luque- lebih efektif menjadi dua virtual untuk penelitian ini adalah virtual (RFVE) dapat
Moreno, daripada kelompok, yaitu memberikan umpan untuk membandingkan meningkatkan fungsi
Paolo Tonin, rehabilitasi kelompok balik yang diperkuat. efektivitas pengobatan motorik anggota gerak
and Andrea tradisional eksperimental yang Mereka melakukan RFVE dengan atas pada pasien pasca
Turolla (TR) untuk menerima latihan selama satu jam rehabilitasi tradisional stroke. Kelompok yang
pengobatan fungsi pengobatan dengan setiap hari dengan dalam memulihkan menerima RFVE
Tahun: 2014 motorik ekstremitas umpan balik yang menggunakan sistem fungsi motorik anggota treatment memiliki
atas setelah stroke, diperkuat dalam rehabilitasi virtual. gerak atas pasca skor yang signifikan
Tempat: terlepas dari lingkungan virtual Sementara itu, kelompok stroke. lebih tinggi pada
Spanyol etiologi stroke (RFVE) dan TR menjalani program penilaian Fugl-Meyer
(yaitu iskemik, kelompok kontrol rehabilitasi tradisional upper extremity (F-M
Judul: hemoragik). yang menerima selama dua jam setiap UE), Functional
Reinforced rehabilitasi hari. Independence Measure
Feedback in tradisional (TR). (FIM), waktu, dan
Virtual Pasien-pasien ini puncak dibandingkan
Environment memiliki berbagai dengan kelompok yang
for jenis stroke, baik menerima rehabilitasi
Rehabilitatio iskemik maupun tradisional (TR).
n of Upper hemoragik. Namun, tidak ada
Extremity perbedaan signifikan
Dysfunction dalam kecepatan antara
after Stroke: kedua kelompok
Preliminary tersebut.
Data from a
Randomized Analisis subkelompok
Controlled menunjukkan bahwa
Trial baik pasien dengan
stroke hemoragik
maupun stroke iskemik
mengalami
peningkatan yang
signifikan setelah
RFVE treatment.
Namun, hanya
kecepatan yang
meningkat secara
signifikan setelah TR
treatment untuk pasien
dengan stroke iskemik.
Pasien dengan stroke
hemoragik memiliki
hasil yang signifikan
lebih baik pada
penilaian FIM dan
waktu setelah RFVE
treatment
dibandingkan dengan
TR treatment.
2 Peneliti: Random Tujuan umum dari Partisipan dalam Intervensi dalam Dalam konteks ini, Hasil dari penelitian ini
Patricia ized penelitian ini adalah penelitian ini terdiri penelitian ini adalah tidak ada informasi adalah untuk
García- Controll untuk mengetahui dari 60 pasien stroke intervensi terapi okupasi yang spesifik tentang menentukan apakah
Pérez, María ed Trial apakah intervensi yang telah keluar dari awal yang dilakukan pembanding dalam intervensi terapi
del Carmen (RCT) terapi okupasi dini layanan neurologi di setelah pasien stroke penelitian ini. Namun, okupasi awal setelah
Rodríguez- saat keluar dari Rumah Sakit keluar dari rumah sakit. penelitian ini keluar dari rumah sakit
Martínez, rumah sakit setelah Universitas Virgen de Intervensi ini melibatkan menggunakan desain dapat memiliki efek
José Pablo menderita stroke la Victoria (Malaga), dukungan dari terapis klinis acak terkendali, positif pada
Lara and mempunyai efek Spanyol, dan dirujuk okupasi dan perawatan di mana ada kelompok kemandirian
Carlos de la positif ke layanan rehabilitasi untuk kontrol dan kelompok fungsional pasien
Cruz-Cosme rehabilitasi setelah meningkatkan eksperimental. stroke tiga bulan
terhadap keluar dari rumah kemandirian fungsional Kelompok kontrol setelah keluar dari
Tahun: 2021 kemandirian sakit. Mereka tidak pasien. Tujuan dari akan menerima rumah sakit. Penelitian
fungsional pasien menjadi anggota unit intervensi ini adalah perawatan biasa dan ini akan
Tempat: tiga bulan setelah rawat inap untuk meningkatkan rehabilitasi, sedangkan mengumpulkan data
Spanyol keluar dari rumah rehabilitasi intensif di hasil fungsional pasien, kelompok mengenai kemandirian
sakit. Rumah Sakit mengurangi tingkat eksperimental akan fungsional, perbaikan
Judul: Marítimo. Partisipan kecemasan dan depresi, menerima intervensi keterampilan sensori-
Early akan dibagi menjadi serta mengurangi beban terapi okupasi awal motor, keterampilan
Occupational dua kelompok, yaitu pengasuh. Intervensi ditambah perawatan perseptual-kognitif,
Therapy kelompok kontrol terapi okupasi awal ini biasa. Tujuan dari keterampilan
Intervention dengan 30 pasien dan akan dilakukan selama penelitian ini adalah komunikasi, kualitas
in the kelompok empat minggu dan untuk membandingkan hidup, tingkat
Hospital eksperimental melibatkan peran efek intervensi terapi kecemasan dan
Discharge dengan 30 pasien. penting dari anggota okupasi awal terhadap depresi, serta beban
after Stroke keluarga pasien sebagai kemandirian pengasuh. Selain itu,
pendamping. Selain itu, fungsional pasien data juga akan
intervensi ini juga stroke setelah keluar dikumpulkan
bertujuan untuk dari rumah sakit. mengenai kembali
mengurangi biaya masuk ke rumah sakit,
kesehatan yang terkait mortalitas, usia, jenis
dengan perawatan kelamin, etiologi, ras,
stroke. pendapatan, sisi
hemiparesis, wilayah
vaskular dan volume
lesi, pengobatan
reperfusi yang
diterima, dukungan
pengasuh, pengobatan
medis saat keluar dari
rumah sakit, kembali
bekerja, dan kembali
mengemudi. Penelitian
ini menggunakan
desain klinis acak
terkendali dengan
sampel sebanyak 60
pasien stroke yang
dirujuk ke layanan
rehabilitasi setelah
keluar dari rumah sakit.
Data akan dianalisis
menggunakan metode
statistik seperti uji t dan
analisis multivariat.
3 Peneliti: Random Tujuan dari Populasi: Studi ini Intervensi: Pasien-pasien Pembanding: Hasil penelitian
Junekyung ized penelitian melibatkan 47 pasien tersebut dibagi secara Kelompok kontrol menunjukkan bahwa
Lee, MDa, Controll ini adalah untuk yang telah acak menjadi empat menerima fisioterapi kelompok Healbot T
Min Ho ed Trial mengetahui mengalami stroke. kelompok yang berbeda: konvensional dengan mode panggul
Chun, MDa, (RCT) pengaruh pelatihan kelompok Healbot T menggunakan mati mengalami
PhDa, Yu Jin gaya berjalan dengan mode panggul treadmill. peningkatan yang
Seo, Mda, berbantuan robot mati, kelompok Healbot signifikan dalam skor
Anna Lee, dengan berbagai T dengan mode kontrol Berg Balance Scale
Pta, Junho mode pelatihan panggul hidup, (BBS), Timed Up and
Choi, PhDb, pada pasien pasca kelompok Healbot T Go (TUG), dan
Choonghyun stroke. dengan mode CIMT, dan Motricity Index of the
Son, MSb kelompok fisioterapi Lower Extremities
konvensional (kelompok (MI-Lower).
Tahun: 2018 kontrol). Semua pasien Kelompok Healbot T
menerima sesi pelatihan dengan mode kontrol
Tempat: berjalan selama 30 menit panggul hidup dan
Seoul, Korea sebanyak 10 kali selama kelompok CIMT juga
4 minggu. mengalami
Judul: peningkatan yang
Effects of a signifikan dalam 10-
lower limb meter walk test
rehabilitatio (10MWT), BBS, TUG,
n robot with dan MI-Lower.
various Dibandingkan dengan
training kelompok kontrol,
modes in kelompok Healbot T
patients with dengan mode kontrol
stroke A panggul hidup
randomized menunjukkan
controlled peningkatan yang lebih
trial besar dalam skor TUG
dan BBS, sedangkan
kelompok CIMT
menunjukkan
peningkatan yang lebih
besar dalam 10MWT
dan MI-Lower.
4 Peneliti: Random Tujuan dari studi 23 pasien stroke Menerapkan aplikasi Menerapkan aplikasi Skor FMA-UE kedua
Sofia Straudi, ized percontohan berusia 18-75 tahun tDCS selama 30 menit tDCS selama 30 detik kelompok menunjukan
Felipe Controll eksplorasi ini yang memiliki peningkatan yang
Fregni, ed Trial adalah untuk gangguan ekstremitas signifikan (p<0,01).
Carlotta (RCT) menguji efek tDCS atas Tidak ada perbedaan
Martinuzzi, bilateral yang secara signifikan pada
Claudia dikombinasikan fungsi motorik kedua
Pavarelli, dengan terapi kelompok. Ada efek
Stefano bantuan interaksi secara
Salvioli, dan robot (RAT) signifikan (p<0,05)
Nino ekstremitas atas pada jenis dan durasi
Basaglia pada penderita stroke.
stroke. Pasien dengan stroke
Tahun: 2016 kronis dan subkortikal
mendapatkan manfaat
Tempat: lebih
Italia dari pengobatan
dibandingkan pasien
Judul: dengan stroke akut dan
tDCS and kortikal, yang
Robotics on menunjukkan
Upper Limb perubahan yang sangat
Stroke kecil.
Rehabilitatio
n: Effect
Modification
by Stroke
Duration and
Type of
Stroke
5 Peneliti: Random Untuk menentukan Individu berusia 21- Partisipan diberikan Partisipan diberikan Terdapat pengaruh
Kelly A. ized kemanjuran awal 85 tahun yang pernah pelatihan berjalan di atas pelatihan berjalan di waktu yang signifikan
Danks, Ryan Controll dan mengalami stroke >6 treadmill selama 10 atas tanah selama 10 pada kedua kelompok
Pohlig,and ed Trial mengidentifikasi bulan, mampu menit. menit. dan semua hasil
Darcy S. (RCT) karakteristik dasar berjalan tanpa alat meningkat
Reisman yang bantu, mampu dari sebelum hingga
memperkirakan berjalan secara sesudah pelatihan,
Tahun: 2017 siapa yang akan mandiri selama 5 (semua p<0,05).
mendapat manfaat menit, mampu FAST+SAM (berjalan
Tempat: paling besar dari berjalan di luar rumah dengan treadmill) lebih
Newark pelatihan jalan sebelum terkena unggul dari FAST
cepat ditambah stroke, berjalan untuk 6MWT
Judul: program <10.000 langkah per (p=0,018), dengan
Combining pemantauan hari, dan mampu peningkatan lebih
Fast Walking aktivitas langkah berkomunikasi besar pada kelompok
Training and (FAST +SAM) dengan baik bersama FAST+SAM.
a Step dibandingkan peneliti. Intervensi yang
Activity dengan latihan jalan dilakukan berbeda-
Monitoring cepat saja (FAST) beda efektivitas
Program to pada penderita berdasarkan langkah
Improve stroke kronis. dasar kegiatan. Model
Daily regresi yang
Walking dimoderasi berurutan
Activity After menunjukkan bahwa
Stroke: a untuk subjek dengan
Preliminary tingkat aktivitas
Study langkah dasar dan jarak
6MWT yang berada di
bawah rata-rata,
intervensi FAST+SAM
lebih efektif daripada
FAST (1715±1584 vs.
masing-masing
254±933 langkah/hari;
p<0,05 untuk model
keseluruhan dan ΔR2
untuk langkah/hari dan
6MWT).
6 Peneliti: Non- Tujuan dari Individu berusia legal Memberikan terapi gaya - Lima belas orang
Daniel Controll penelitian ini adalah yang mengalami berjalan berbasis sensor dengan iSCI, 11 orang
Schließmann ed untuk menilai gangguan berjalan inersia yang dipasang di pasien pasca stroke,
, Maria Proof- apakah umpan balik akibat stroke atau sepatu pada partisipan. dan 15 orang lanjut
Nisser, of- otomatis cedera tulang usia menyelesaikan
Christian Concept real-time yang belakang atau pelatihan. Tingkat rata-
Schuld, Till Study diberikan oleh dikonfirmasi rata
Gladow, sistem terapi gaya mengalami gangguan di iGA menurun secara
Steffen berjalan berbasis gaya berjalan yang signifikan
Derlien, sensor inersia yang mamapu berjalan dibandingkan
Laura dipasang di sepatu selama 20 menit atau kunjungan di semua
Heutehaus, dapat dilakukan 100 m dalam 6 menit. kelompok (uji
Norbert pada individu Friedman, p <0,0001),
Weidner, dengan gangguan dengan penurunan
Ulrich gaya berjalan terbesar antara
Smolenski, setelah cedera kunjungan pelatihan
dan Rüdiger tulang belakang pertama dan kedua
Rupp tidak lengkap (4,78 ± 2,84 hingga
(iSCI), stroke, dan 3,02 ± 2,43, p <0,0001,
Tahun: 2018 pada orang lanjut uji berpasangan
usia. Wilcoxon). Secara
Tempat: keseluruhan, pengguna
Jerman menilai positif
kegunaan sistem dan
Judul: efek terapeutiknya.
Trainer in a
Pocket -
Proof-of-
Concept of
Mobile, Real-
Time, Foot
Kinematics
Feedback for
Gait Pattern
Normalizatio
n in
Individuals
After Stroke,
Incomplete
Spinal Cord
Injury, and
Elderly
Patients
7 Peneliti: Random Uji coba terkontrol pasien setelah stroke Intervensi yang Pembanding dalam Pada hasil penelitian
Bernhard ized secara acak ini pertama, diberikan yaitu latihan penelitian ini adalah ini tidak menunjukan
Elsner, Controll mengevaluasi efek berusia antara 45 dan keseimbangan membandingkan durasi perbedaan yang
Simon ed Trial dari dua periode 80 tahun, yang standar untuk semua waktu istirahat setelah signifikan dalam
Schweder,Ja (RCT) istirahat yang mampu berjalan pasien dan latihan. kinerja satu kaki dan
n Mehrholz berbeda antara dengan perkembangan individu sikap tandem ketika
serangkaian bantuan fisik atau serta membandingkan
Tahun: 2018 latihan pengawasan satu variasi terperinci periode istirahat yang
keseimbangan orang (fungsional). Pemilihan latihan dan berbeda yaitu 1 menit
Tempat: setelah stroke Kemudian peningkatan versus 4 menit dalam
Jerman selama rehabilitasi menyiapkan 20 lot tingkat kesulitan sesi
rawat inap. dalam amplop disesuaikan dengan latihan keseimbangan
Judul: tertutup dan buram kemampuan tunggal. Baik segera
Immediate dalam sebuah guci keseimbangan setelah latihan maupun
efects of rest [10 lot individu pasien selama 24
periods menunjukkan latihan dalam arti selalu jam kemudian kami
kelompok istirahat memberikan tidak dapat
on balance singkat (SR) dan tantangan bagi pasien. menemukan perbedaan
control in sepuluh lot Oleh karena itu semua kelompok.
patients after menunjukkan pasien mempunyai
stroke. kelompok istirahat jenis latihan Hal ini dapat diartikan
A penuh (FR)] untuk keseimbangan yang bahwa penggunaan
randomized pengacakan sama, yang diadopsi waktu istirahat yang
controlled (tersembunyi). untuk lebih
pilot trial aktivitas keseimbangan singkat diantara latihan
individual mereka dan keseimbangan
semua latihan dibandingkan dengan
diawasi oleh satu istirahat
fisioterapis. Misalnya, penuh tidak
jika satu pasien tidak mempengaruhi kinerja
dapat berdiri dengan satu keseimbangan pada
kaki sementara kaki OLST dan TST pasca
lainnya bertumpu stroke. Karena waktu
pada cangkir busa, istirahat yang lebih
latihan dilakukan dan pendek memberikan
tangan dapat digunakan kesempatan
sejauh diperlukan untuk untuk menerapkan
mendukung dosis terapi yang lebih
keseimbangan pasien. tinggi, maka waktu
istirahat
tersebut sebaiknya
diutamakan.

8 Peneliti: Random Untuk menguji Partisipan dalam Intervensi dalam Perbedaan pada Hasil dari penelitian ini
Hege Ihle- ized pengaruh penelitian ini pasien penelitian ini adalah penelitian ini yaitu adalah Kepatuhan
Hansen, Md, Controll pembinaan dan berusia di atas 18 kelompok intervensi durasi, intervensi dan terhadap intervensi
Phd, Birgitta ed Trial olahraga tahun, dengan stroke menerima pembinaan kepatuhan yang diukur dengan
Langhammer (RCT) teratur individual pertama atau individual secara teratur dilakukan menggunakan
, Phd, Stian terhadap fungsi berulang karena yang dilakukan oleh per individu nya. aktivitas yang
Lydersen, kognitif dan infark dan perdarahan fisioterapis, yang dilaporkan sendiri
Phd Mari emosional intraserebral, bertujuan melalui buku harian
Gunnes pasca stroke. dan evaluasi
tinggal di komunitas untuk mencapai aktivitas oleh fisioterapis, yang
Tahun: 2019 dengan skor fisik 30 menit setiap hari, didefinisikan sebagai
Modified Rankin dan latihan fisik 45-60 jumlah minggu pasien
Tempat: Scale (mRS) < 5. menit termasuk 2-3 kali dalam kelompok
Norwegia aktivitas berat setiap intervensi
minggu. Intervensi ini menyelesaikan
Judul: tidak setidaknya 210 menit
A Physical mencakup pelatihan aktivitas fisik (minimal
Activity yang diawasi atau 30 menit setiap hari)
Intervention diobservasi. Fisioterapis dan 45 menit olahraga
To Prevent melakukan ( total per minggu).
Cognitive kunjungan rumah untuk Meskipun terdapat
DeclineAfter memberikan pendidikan variasi yang cukup
Stroke: dan program pelatihan besar, telah
Secondary yang disesuaikan, ditunjukkan bahwa
Results From berdasarkan preferensi peserta memiliki dan
The Life After dan tujuan pasien. Para mempertahankan
Stroke pasien kepatuhan yang
Study,An 18- didorong untuk moderat hingga baik
Month melaporkan aktivitas terhadap intervensi.
Randomized mereka dalam buku
Controlled harian pelatihan
Trial standar. Para pasien
mengadakan pertemuan
bulanan dengan pelatih
mereka, membaca buku
harian pelatihan, dan
melakukan penilaian
ulang
sesuai kebutuhan.
Pertemuan-pertemuan
ini dilakukan secara
tatap muka
dalam 6 bulan pertama.
Selama 6 bulan ke
depan, setiap pertemuan
kedua
dapat dilakukan melalui
telepon. Selama 6 bulan
terakhir, 4 dari 6
pertemuan dapat
dilakukan melalui
telepon.
9 Peneliti: Random Penelitian ini 20 pasien berusia Teknik mobilisasi sendi Perbandingan Kelompok eksperimen
Soudeh ized bertujuan untuk antara 35 dan 65 banyak digunakan untuk berpasangan menunjukkan
Arabzadeh, Controll mengetahui tahun dengan stroke rehabilitasi menunjukkan peningkatan yang
Fahimeh ed Trial efektivitas kronis secara acak ortopedi, seperti sendi peningkatan yang signifikan dalam skala
Kamali, Soha (RCT) mobilisasi sendi dimasukkan ke dalam panggul, untuk signifikan pada tulang keseimbangan berg,
Bervis, dan panggul dengan kelompok memperbaiki tonus belakang erector, time up and go, dan
Mohsen teknik gerakan eksperimen (n = 10) otot abnormal serta rectus femoris, dan stabilitas
Razeghi. terhadap aktivitas atau ke dalam panjang otot dan tibialis anterior pada postural (p ≤ 0,05).
otot dan kelompok kontrol (n mobilitas sendi, sisi yang terkena dan Aktivasi otot rektus
Tahun: 2023 keseimbangan = 10). sehingga dapat penurunan yang femoris, tibialis
pasien stroke. mengembalikan tingkat signifikan pada biceps anterior, bisep femoris,
Tempat: aktivitas kehidupan femoris pada kelompok dan otot gastrocnemius
Shiraz, Iran sehari-hari yang lebih eksperimen (P medial pada
tinggi, Selain efek <0,05). Ada juga ekstremitas yang
Judul: perifer dan sentral, peningkatan yang terkena selama uji
The hip joint mobilisasi dengan teknik signifikan dalam keseimbangan statis
mobilization gerakan dapat aktivasi rektus berubah secara nyata
with meningkatkan femoris, dan tibialis seiring dengan
movement arthrokinematika sendi anterior pada sisi yang perubahan nyata pada
technique dan kontrol motorik kurang terpengaruh, otot bisep femoris,
improves melalui peregangan dan penurunan yang tulang belakang
muscle jaringan lunak. signifikan pada bisep erector, rektus femoris,
activity, femoris pada dan tibialis anterior
postural kelompok eksperimen selama uji
stability, (P <0,05). keseimbangan dinamis
functional setelah mobilisasi
sendi panggul. dengan
and dynamic teknik gerakan.
balance Rata-rata waktu onset
in hemiplegia aktivitas otot rektus
secondary to abdominus, erector
chronic Spine, rectus femoris,
stroke: dan tibialis anterior
a blinded menurun secara
randomized signifikan pada
controlled ekstremitas yang
trial terkena setelah
mobilisasi sendi
panggul dengan teknik
gerakan dibandingkan
dengan kelompok
kontrol (p ≤ 0,05).
10 Peneliti: Random Tujuan dari 13 subjek dengan sisa Penilaian dilakukan oleh Perbandingan dalam Tiga belas pasien
M Luz ized penelitian ini adalah hemiparesis setelah dua ahli terapi fisik yang penelitian ini dilibatkan dalam
Sánchez- Controll untuk mengevaluasi satu episode stroke tidak mengetahui tugas melibatkan kelompok penelitian ini, lima
Sánchez1, ed Trial efektivitas dua diukur baik di rawat perawatan kelompok. kontrol dan kelompok secara acak
Juan-Manuel (RCT) protokol fisioterapi inap maupun rawat Setiap fisioterapis sasaran yang menerima dialokasikan ke
Belda-Lois, dalam pemulihan jalan di rumah sakit menilai subjek secara dua protokol fisioterapi kelompok sasaran dan
Silvia Mena- fungsional setelah daerah. Semua subjek independen dari yang berbeda untuk delapan secara acak
del Horno1, stroke. mampu berjalan kelompok perlakuan dan pemulihan fungsional dialokasikan ke
Enrique sebelum menderita penilai yang sama setelah stroke. kelompok kontrol.
Viosca- stroke dan menguji peserta yang Kelompok kontrol Tidak ada perbedaan
Herrero, hemodinamik stabil sama setiap kali. menerima fisioterapi antara kedua kelompok
Beatriz dalam minggu Reliabilitas antar penilai konvensional untuk mengenai
Gisbert- pertama setelah diuji dan tidak stroke, sementara karakteristik awal
Morant1, stroke. Kelompok terdapat perbedaan kelompok sasaran pasien yang mengacu
Celedonia kontrol dan statistik, F(1) = 1,96; hal menerima teknik pada pemulihan
Igual- kelompok sasaran = 0,16. Ukuran khusus tambahan kemandirian setelah
Camacho1da diobati dengan luarannya adalah tergantung pada tingkat stroke.
n Ignacio fisioterapi kemampuan fungsional fungsional pasien. Tingkat kemandirian
Bermejo- konvensional untuk berdasarkan BI Evaluasi dilakukan dinilai dengan Barthel
Bosch. stroke, namun teknik menggunakan Barthel Index (BI) melalui 7
khusus ditambahkan yang dikumpulkan Index (BI) selama tahap evolusi (stabilitas
Tahun: 2014 untuk dengan menanyakan periode enam bulan hemodinamik,
pengobatan kepada pengasuh setelah stroke untuk awal berdiri, awal sesi
Tempat: kelompok sasaran utama. Penilaian menilai tingkat terapi fisik di bangsal
Spanyol tergantung pada dilakukan selama kemandirian. Analisis fisioterapi dan
tingkat fungsional periode 6 bulan setelah perbandingan penilaian bulanan
Judul: pasien. stroke dengan tahapan dilakukan untuk selama 6 bulan setelah
Functional sebagai berikut: memahami perbedaan stroke).
principal stabilitas dalam dinamika
component hemodinamik, awal pemulihan antara
analysis as a berdiri, awal sesi terapi kedua kelompok,
new fisik di bangsal dengan hasil
methodology fisioterapi dan penilaian menunjukkan
for the bulanan selama 6 bulan perbedaan signifikan
analysis of setelah dalam tren pemulihan
the impact of stroke. antara kelompok
two kontrol dan kelompok
rehabilitatio sasaran.
n protocols in
functional
recovery
after stroke.
11 Peneliti: Random Untuk menerapkan Di tiga klinik yang Dalam Terapi Konvensional Hasil utama:
Corina ized uji coba terkontrol berpartisipasi, 60 beberapa tahun terakhir, dengan Sistem ketangkasan tangan.
Schuster- Controll acak multi-pusat, pasien setidaknya 6 VR telah diperkenalkan Pelatihan VR
Amft, Kynan ed Trial tersamar tunggal, bulan setelah ke dalam Hasil sekunder:
Eng, Isabelle (RCT) dan terkontrol untuk timbulnya stroke rehabilitasi saraf dengan aktivitas kehidupan
Lehmann, menyelidiki akan dialokasikan tujuan meningkatkan sehari-hari anggota
Ludwig kemanjuran secara acak ke dalam pilihan pelatihan tubuh bagian atas dan
Schmid, pelatihan VR kelompok ekstremitas atas dan fungsi motorik dan
Nagisa dibandingkan eksperimen realitas memfasilitasi pemulihan kognitif.
Kobashi, dengan pelatihan virtual atau ke dalam fungsi motorik. Dengan
Irene Thaler, konvensional. kelompok kontrol perekrutan jaringan
Martin L yang akan pergerakan luas yang
Verra, menerima fisioterapi biasanya terlibat dalam
Andrea konvensional atau pelaksanaan gerakan,
Henneke, terapi okupasi (16 terapi kognitif
Sandra sesi, masing-masing berbasis VR
Penandatang 45 menit, selama menawarkan potensi
an, Michael kursus 4 minggu). untuk secara khusus
McCaskey, mempromosikan
Daniel Kiper. dan/atau meningkatkan
pemulihan gerakan
Tahun: 2014 fungsional.
Menunjukkan perubahan
Tempat: neuroplastisitas
Swiss penting pada korteks
sensorimotor primer
Judul: setelah pelatihan VR
Using mixed pada pasien stroke.
methods to Perubahan yang diamati
evaluate dikaitkan dengan
efficacy and peningkatan penggerak.
user
expectations
of a virtual
reality–based
training
system for
upper-limb
recovery in
patients after
stroke: a
study
protocol for a
randomised
controlled
trial
12 Peneliti: Random Tujuan dari 30 pasien rawat inap Gangguan sensorik Kedua kelompok Kelompok sasaran
M.Luz ized penelitian ini adalah pascastroke pasca stroke peserta menjalani menunjukkan
Sánchez- Controll untuk mengungkap dimasukkan. menghasilkan defisit protokol konvensional peningkatan yang
Sánchez, ed Trial teknik alternatif keseimbangan yang berdasarkan klinis dan signifikan dalam
Juan-Manuel (RCT) untuk memperoleh mempunyai dampak kriteria fungsional, kontrol postural
Belda-Lois, Fungsional penting teknik diadaptasi tren pemulihan enam
Silvia Mena- Komponen Utama pada kemandirian, tergantung pada tingkat bulan setelah stroke
del Horno, tanpa memerlukan partisipasi sosial, dan fungsional subjek, yang tidak terjadi pada
Enrique konversi ke data kualitas hidup. Kedua fungsional klasifikasi kelompok kontrol.
VioscaHerrer fungsional terlebih kelompok peserta digunakan untuk Beberapa
o, Celedonia dahulu dan untuk menjalani protokol menentukan tingkat dari parameter yang
Igual- menyelidiki konvensional fungsional masing- dinilai menunjukkan
Camacho, metodologi ini berdasarkan klinis dan masing peserta. perbedaan yang
Beatriz untuk menentukan kriteria fungsional. signifikan antara
Gisbert- efek terapi fisik Seperti yang kelompok perlakuan
Morant. tertentu teknik direkomendasikan oleh (P<0,05).
dalam tren literatur, protokol dasar
Tahun: 2018 pemulihan ini terdiri dari
keseimbangan pada teknik berbagai
Tempat: subjek lanjut usia pendekatan neurologis.
Spanyol dengan hemiplegia Teknik diadaptasi
pasca stroke. tergantung pada tingkat
Judul: fungsional subjek.
A new
methodology
based on
functional
principal
component
analysis to
study
postural
stability post-
stroke
13 Peneliti: Random Dalam penelitian Penulis merekrut Intervensi yang Perbandingan dalam Setelah berinterkasi
Marianne ized ini, kami berupaya pasrtisipant di dua diberikan kepada jurnal ini yaitu pasien dengan fisioterpis,
Sivertsen, Controll melaporkan unit stroke dengan participant adalah yang menggunakan I- diharapkan
Hanne De ed Trial pengalaman pasien sapel sebanyak 19 pengalaman pasien CoreDIST sebagai pengalaman peserta
Jaegher, (RCT) IÿCoreDIST- peserta (ID1-Id19) dalam penggunaan I- intervensi fisioterapi dalam kelompok
Ellen intervensi berdasarkan CoreDIST sebuah untuk pemulihan stroke intervensi dan
Christin fisioterapi baru kelompok intervensi intervensi terbaru yang dan perawatan biasa kelompok perawatan
Arntzen, Karl yang menargetkan (IG) serta kelompok menargetkan pemulihan dalam pemulihan biasa berbeda dalam isi
Bjornar pemulihan dan perawatan biasa pada pasien stroke stroke sesi terpai dan cara
Alstadhaug pemulihan (UC). Partisipant juga mengukur kemajuan;
dan Britt perawatan biasa. diabil dari berbagai perbedaan tingkat
Normann Tujuannya adalah lokasi geografis, kepuasan terhadap
untuk menyelidiki berbeda jenis pengobatan; persepsi
Tahun: 2022 bagaimana individu kelamin, usia, lokasi terhadap perubahan
dengan stroke stroke dan tingkat tubuh yang positif;
Tempat: mengalami hal kecacatan tetapi tidak penyesuaian kesulitan
Norwegia tersebut kursus memiliki afasia yang dan intensitas serta
fisioterapi tubuh parah dengan usia terwujudnya
Judul: dan interaktif rata rata participant kepercayaan dan
Embodiment, selama proses 75 tahun. keterlibatan fisioterapi
tailoring, and pemulihan mereka. dan pesertanya.
trust are
important for
co‐
construction
of meaning in
physiotherap
y after
stroke:
A qualitative
study

14 Peneliti: Random Intervensi Sampel praktis 30 peserta diacak dengan Peserta IG menerima Outcome yang
Ameerani ized fisioterapi di rumah sebanyak 30 pasien rasio 2:1 untuk program fisioterapi diharapkan pada
Jarbandhan, Controll untuk stroke kronis yang kelompok intervensi semi-supervisi di penelitian ini yaitu
Jerry Toelsie, ed Trial meningkatkan direkrut secara acak (IG) atau perawatan rumah sedangkan UC kemampuan pasien
Dirkjan (RCT) mobilitas pasca melalui database biasa (UC) menerima perawatan untuk berjalan,
Veeger, stroke berhasil rumah sakit menggunakan generator biasa. Saat ini kenaikan fungsi
Robbert dilakukan di akademik nomor acak perawatan umum bagi ekstremitas atas (skor
Bipat, negara-negara Paramaribo (AZP) terkomputerisasi. pasien stroke DASH, peregangan
Roselien berpendapatan dan komunitas pada Intervensi yang tangan paretik,
Membeli dan tinggi. bulan april 2016 dan diberikan menggunakan peregangan tangan non
Luc Vanhess april 2017. Pasien pendekatan holistic paretik, keseimbangan
stroke dengan potensi dengan menyatukan pasien meningkat
Tahun: 2022 memenuhi syarat latihan peningkatan dengan menggunakan
dengan dokter yang kebugaran jasmani, skor BBS)
Tempat: mengevaluasi latihan fungsional,
Belgia kelayakan tes latihan latihan kestremitas atas
dasar sesuai dengan serta pendidikan pasien
Judul: kriteria inklusi sesuai dengan kebutuhan
Feasibility of (pasien penderita pasien. Program
a home- stroke kronis minimal fisioterapi dirumah
based 6 bulan lalu, memiliki meliputi latihan menaiki
physiotherap izin medis partisipasi tangga, latihan duduk
y intervention program olahraga serta berdiri dan
to promote sedang, tinggal berjalan.
post-stroke dirumah, belum
mobility: A melakukan fisioterapi
randomized serta memiliki deficit
controlled stroke ringan hingga
pilot study. sedang, skore
klasifikasi ambulance
fungsiional 3 dan
memahami prosedur
pengukuran ) dan
kriteria eksklusi
(kontraindikasi
absolut dan relative
terhadap pengujian
olahraga dan deficit
neurologis lain yang
mengakibatkan
kecacatan).
Tabel 1.2 Sintesis Data

No Judul Jurnal Population Intervention Comparison Outcome

1. Peneliti: 19 penderita stroke yang Intervensi yang digunakan Perbedaan pada penelitian ini Setelah berinteraksi dengan
menerima I-CoreDIST pada penelitian ini yaitu yaitu intervensi yang dilakukan fisioterapis, diharapkan
Marianne Sivertsen, atau perawatan biasa penggunaan I-CoreDIST pada pasien yang menggunakan pengalaman peserta dalam
Hanne De Jaegher, Ellen pada pasien stroke. I-CoreDIST sebagai fisioterapi kelompok intervensi dan
Christin Arntzen, Karl dan perawatan biasa dirumah, kelompok perawatan biasa
Bjornar Alstadhaug dan meliputi aspek : berbeda dalam isi sesi terpai
Britt Normann 1. Eksplisit atau tertanam: dan cara mengukur
Keberagaman kemajuan; perbedaan tingkat
pendekatan kepuasan terhadap
Tahun: 2022 2. Intervensi dan pengobatan; persepsi
perubahan tubuh yang terhadap perubahan tubuh
dirasakan: Fungsi dan yang positif; penyesuaian
Tempat: Norwegia kebugaran kesulitan
3. Kelelahan yang berarti dan intensitas serta
terwujudnya kepercayaan
Judul: dan keterlibatan fisioterapi
dan pesertanya.
Embodiment, tailoring,
and trust are important
for co‐construction of
meaning in
physiotherapy after
stroke: A qualitative
study
2. Peneliti: praktis yang terdiri dari Intervensi diberikan pada Kelompok IG mendapatkan Outcome yang diharapkan
30 pasien stroke kronis peserta yang diacak dengan program fisioterapi semi- pada penelitian ini yaitu
Ameerani Jarbandhan, direkrut secara acak dari rasio 2:1 untuk kelompok spervisi di rumah dan Kelompok kemampuan pasien untuk
Jerry Toelsie, Dirkjan database Rumah Sakit intervensi C menerima perawatan biasa berjalan, kenaikan fungsi
Veeger, Robbert Bipat, Akademik Paramaribo (IG) dan perawatan biasa ekstremitas atas (skor
Roselien Membeli dan (AZP) dan komunitas (UC) dengan menggunakan DASH, peregangan tangan
Luc Vanhess antara bulan April 2016 pendekatan holistik yang paretik, peregangan tangan
hingga April 2017. menyatukan latihan non paretik, keseimbangan
Kriteria inklusi adalah peningkatan kebugaran pasien meningkat dengan
Tahun: 2022 pasien stroke kronis yang fisik, latihan fungsional, menggunakan skor BBS).
menderita stroke latihan ekstremitas atas serta
minimal 6 bulan yang pendidikan pasien sesuai
Tempat: Belgia lalu, mempunyai izin dengan kebutuhan pasien.
medis untuk Program fisioterapi berbasis
berpartisipasi dalam rumah meliputi menaiki
Judul: program olahraga tangga, latihan duduk dan
intensitas sedang, tinggal berdiri dan berjalan.
Feasibility of a home- di rumah, belum
based physiotherapy melakukan olahraga
intervention to promote teratur atau fisioterapi,
post-stroke mobility: A memiliki defisit stroke
randomized controlled ringan
pilot study hingga sedang.
3. Peneliti: 23 pasien dengan rentang Pemberian tDCS nyata Membandingkan penggunaan Skor FMA-UE kedua
usia 18-75 tahun dengan sebagai intervensi pada tDCS 30 detik. kelompok menunjukan
Sofia Straudi, Felipe kriteria gangguan pasien stroke dengan waktu peningkatan yang signifikan
Fregni, Carlotta motorik atas dan 30 menit dan setiap pasien (p<0,01). Tidak ada
Martinuzzi, Claudia dikelmpokan menjadi 4 menerima 5 sesi/minggu. perbedaan secara signifikan
Pavarelli, Stefano kelompok brdasarkan pada fungsi motorik kedua
Salvioli, dan Nino jarak waktu dari stroke. kelompok. Ada efek interaksi
Basaglia secara signifikan (p<0,05)
pada jenis dan durasi stroke.

Tahun: 2016 Pasien dengan stroke kronis


dan subkortikal mendapatkan
manfaat lebih
Tempat: Italia dari pengobatan
dibandingkan pasien dengan
stroke akut dan kortikal, yang
Judul: menunjukkan perubahan
yang sangat kecil.
tDCS and Robotics on
Upper Limb Stroke
Rehabilitation: Effect
Modification by Stroke
Duration and Type of
Stroke
4. Peneliti: Peserta yang mengidap Pelatihan berjalan cepat di Melakukan aktivitas jalan diatas Terdapat pengaruh waktu
stroke lebih dari 6 bulan treadmill selama 10 menit. tanah selama 10 menit. yang signifikan pada kedua
Kelly A. Danks, Ryan dengan kriteria usia 21- kelompok dan semua hasil
Pohlig,and Darcy S. 85 tahun. mampu meningkat dari sebelum
Reisman berjalan tanpa alat bantu, hingga sesudah pelatihan,
mampu berjalan secara (semua p<0,05).
mandiri selama 5 menit, FAST+SAM (berjalan
Tahun: 2017 mampu berjalan di luar dengan treadmill) lebih
rumah sebelum terkena unggul dari FAST untuk
stroke, berjalan <10.000 6MWT (p=0,018), dengan
langkah per hari, dan peningkatan lebih besar pada
Tempat: mampu berkomunikasi kelompok FAST+SAM.
dengan baik bersama Intervensi yang dilakukan
Newark peneliti. berbeda-beda efektivitas
berdasarkan langkah dasar
kegiatan. Model regresi yang
Judul: dimoderasi berurutan
menunjukkan bahwa untuk
Combining Fast Walking
subjek dengan tingkat
Training and a Step
aktivitas langkah dasar dan
Activity Monitoring
jarak 6MWT yang berada di
Program to Improve
bawah rata-rata, intervensi
Daily Walking Activity
FAST+SAM lebih efektif
After Stroke: a
daripada FAST (1715±1584
Preliminary Study
vs. masing-masing 254±933
langkah/hari; p<0,05 untuk
model keseluruhan dan ΔR2
untuk langkah/hari dan
6MWT).
5. Peneliti: Usia legal, kelainan gaya Pemberian terapi berbasis - Lima belas orang dengan
berjalan yang disebabkan sistem sensor yang di iSCI, 11 orang pasien
Daniel Schließmann, oleh stroke atau cedera pasangkan pada sepatu. pasca stroke, dan 15 orang
Maria Nisser, Christian tulang belakang tidak lanjut usia menyelesaikan
Schuld, Till Gladow, lengkap (iSCI) atau pelatihan. Tingkat rata-rata
Steffen Derlien, Laura dikonfirmasi oleh di iGA menurun secara
Heutehaus, Norbert analisis gaya berjalan signifikan dibandingkan
Weidner, Ulrich observasional dari kunjungan di semua
Smolenski, dan Rüdiger spesialis klinis (lansia), kelompok (uji Friedman, p
Rupp kemampuan <0,0001), dengan penurunan
berjalan selama 20 menit terbesar antara kunjungan
dan setidaknya 100 m pelatihan pertama dan kedua
Tahun: 2018 dalam tes jalan kaki 6 (4,78 ± 2,84 hingga 3,02 ±
menit. 2,43, p <0,0001, uji
berpasangan Wilcoxon).
Tempat: Jerman Secara keseluruhan,
pengguna menilai positif
kegunaan sistem dan efek
Judul: terapeutiknya.
Trainer in a Pocket -
Proof-of-Concept of
Mobile, Real-Time, Foot
Kinematics Feedback for
Gait Pattern
Normalization in
Individuals After Stroke,
Incomplete Spinal Cord
Injury, and Elderly
Patients
6. Peneliti: pasien setelah stroke Intervensi yang diberikan Pembanding dalam penelitian Pada awal penelitian,
Bernhard Elsner, Simon pertama, berusia antara yaitu latihan keseimbangan ini adalah membandingkan kelompok tidak berbeda
Schweder,Jan Mehrholz 45 dan 80 tahun, yang standar untuk semua pasien durasi waktu istirahat setelah dalam variabel prognostik
mampu berjalan dengan dan perkembangan individu latihan. penting. Pasien membaik dari
Tahun: 2018 bantuan fisik atau serta variasi terperinci awal hingga segera setelah
pengawasan satu orang Pemilihan latihan dan latihan
Tempat: Jerman (fungsional). peningkatan keseimbangan di OLST [SR:
tingkat kesulitan perbedaan rata-rata 5,1 detik
Judul: disesuaikan dengan (SD 10.3) dan FR: 2.0 detik
Immediate efects of rest kemampuan keseimbangan (2.4),] dan TST [SR: 14.9
periods individu pasien selama detik (SD 24.6) dan FR: 5.7
on balance control in latihan dalam arti selalu detik (12.0),], namun OLST
patients after stroke. memberikan dan
A randomized controlled tantangan bagi pasien. Oleh TST tidak berbeda secara
pilot trial karena itu semua pasien signifikan antar kelompok
mempunyai (masing-masing
jenis latihan keseimbangan p=0,35 dan p=0,52).
yang sama, yang diadopsi Terdapat hubungan yang
untuk moderat antara nilai awal
aktivitas keseimbangan OLST dan TST
individual mereka dan
semua latihan
diawasi oleh satu dibandingkan dengan hasil
fisioterapis. Misalnya, jika segera setelah latihan
satu pasien tidak (masing-masing ÿ=0,625
dapat berdiri dengan satu dan ÿ=0,716).
kaki sementara kaki lainnya
bertumpu
pada cangkir busa, latihan
dilakukan dan tangan dapat
digunakan
sejauh diperlukan untuk
mendukung keseimbangan
pasien.
7. Peneliti: pasien berusia di atas 18 Intervensi menerima perbedaan pada penelitian ini Hasil perbedaan rata-rata
Hege Ihle-Hansen, Md, tahun, dengan stroke pembinaan individual secara yaitu durasi intervensi dan yang disesuaikan antar
Phd, Birgitta pertama atau berulang teratur yang dilakukan oleh kepatuhan yang dilakukan per kelompok untuk TMT A
Langhammer, Phd, Stian karena infark dan fisioterapis, yang bertujuan individu nya. adalah 8,54
Lydersen, Phd Mari perdarahan intraserebral, untuk mencapai aktivitas (95% CI 0,7 hingga 16,3),
Gunnes tinggal di komunitas fisik 30 menit setiap hari, p=0,032, untuk TMT B 8,6
dengan skor Modified dan (95%
Tahun: 2019 Rankin Scale (mRS) <5. latihan fisik 45-60 menit CI –16,5 hingga 33,6),
termasuk 2-3 kali aktivitas p=0,50, untuk MMSE –0,1
Tempat: Norwegia berat setiap minggu. (95% CI –0,8 hingga 0,6),
p=0,77, untuk HADS A –0,2
Judul: (95% CI –0,9
A Physical Activity hingga 0,5), p=0,456 dan
Intervention To Prevent untuk HADS D –0,1 (95% CI
Cognitive DeclineAfter –0,7
Stroke: Secondary hingga 0,5), p=0,76).
Results From The Life Analisis regresi yang tidak
After Stroke Study,An disesuaikan yang diterapkan
18-Month Randomized pada kelompok intervensi
Controlled Trial menunjukkan hubungan yang
signifikan antara peningkatan
kepatuhan terhadap
intervensi dan peningkatan
pada TMT A, TMT B dan
MMSE.
Namun, hanya MMSE yang
tetap signifikan dalam
analisis
yang disesuaikan (B=0,030
(95% CI 0,005–0,055,
p=0,020)
8. Peneliti: Pawel Kiper, Populasi dalam Intervensi yang diberikan Pembanding dalam penelitian Hasil penelitian ini
Michela Agostini, penelitian ini terdiri dari kepada kelompok RFVE ini adalah kelompok TR yang menunjukkan bahwa
Carlos Luque-Moreno, 44 pasien yang pernah adalah latihan dengan menerima rehabilitasi penggunaan umpan balik
Paolo Tonin, and Andrea mengalami stroke. menggunakan realitas tradisional. Tujuan dari yang diperkuat dalam
Turolla Mereka dibagi menjadi virtual untuk memberikan penelitian ini adalah untuk lingkungan virtual (RFVE)
dua kelompok, yaitu umpan balik yang diperkuat. membandingkan efektivitas dapat meningkatkan fungsi
Tahun: 2014 kelompok eksperimental Mereka melakukan latihan pengobatan RFVE dengan motorik anggota gerak atas
yang menerima selama satu jam setiap hari rehabilitasi tradisional dalam pada pasien pasca stroke.
Tempat: Spanyol pengobatan dengan dengan menggunakan memulihkan fungsi motorik Kelompok yang menerima
umpan balik yang sistem rehabilitasi virtual. anggota gerak atas pasca stroke. RFVE treatment memiliki
Judul: diperkuat dalam Sementara itu, kelompok TR skor yang signifikan lebih
Reinforced Feedback in lingkungan virtual menjalani program tinggi pada penilaian Fugl-
Virtual Environment for (RFVE) dan kelompok rehabilitasi tradisional Meyer upper extremity (F-M
Rehabilitation of Upper kontrol yang menerima selama dua jam setiap hari. UE), Functional
Extremity Dysfunction rehabilitasi tradisional Independence Measure
after Stroke: (TR). Pasien-pasien ini (FIM), waktu, dan puncak
Preliminary Data from a memiliki berbagai jenis dibandingkan dengan
Randomized Controlled stroke, baik iskemik kelompok yang menerima
Trial maupun hemoragik. rehabilitasi tradisional (TR).
Namun, tidak ada perbedaan
signifikan dalam kecepatan
antara kedua kelompok
tersebut.

Analisis subkelompok
menunjukkan bahwa baik
pasien dengan stroke
hemoragik maupun stroke
iskemik mengalami
peningkatan yang signifikan
setelah RFVE treatment.
Namun, hanya kecepatan
yang meningkat secara
signifikan setelah TR
treatment untuk pasien
dengan stroke iskemik.
Pasien dengan stroke
hemoragik memiliki hasil
yang signifikan lebih baik
pada penilaian FIM dan
waktu setelah RFVE
treatment dibandingkan
dengan TR treatment.
9. Peneliti: Populasi: Studi ini Intervensi: Pasien-pasien Kelompok kontrol menerima penelitian menunjukkan
Junekyung Lee, MDa, melibatkan 47 pasien tersebut dibagi secara acak fisioterapi konvensional bahwa kelompok Healbot T
Min Ho Chun, MDa, yang telah mengalami menjadi empat kelompok menggunakan treadmill. dengan mode panggul mati
PhDa, Yu Jin Seo, Mda, stroke. usia >18 tahun, yang berbeda: kelompok mengalami peningkatan yang
Anna Lee, Pta, Junho terdiagnosis stroke lebih Healbot T dengan mode signifikan dalam skor Berg
Choi, PhDb, dari 6 bulan yang lalu, panggul mati, kelompok Balance Scale (BBS), Timed
Choonghyun Son, MSb hemiparesis dengan Healbot T dengan mode Up and Go (TUG), dan
gangguan gaya berjalan kontrol panggul hidup, Motricity Index of the Lower
Tahun: 2018 setelah stroke, skor kelompok Healbot T dengan Extremities (MI-Lower).
kategori ambulasi mode CIMT, dan kelompok Kelompok Healbot T dengan
Tempat: Seoul, Korea fungsional (FAC) ≥ 2, fisioterapi konvensional mode kontrol panggul hidup
(kelompok kontrol). Semua dan kelompok CIMT juga
Judul: pasien menerima sesi mengalami peningkatan yang
Effects of a lower limb pelatihan berjalan selama 30 signifikan dalam 10-meter
rehabilitation robot with menit sebanyak 10 kali walk test (10MWT), BBS,
various training modes selama 4 minggu. TUG, dan MI-Lower.
in patients with stroke A Dibandingkan dengan
kelompok kontrol, kelompok
randomized controlled Healbot T dengan mode
trial kontrol panggul hidup
menunjukkan peningkatan
yang lebih besar dalam skor
TUG dan BBS, sedangkan
kelompok CIMT
menunjukkan peningkatan
yang lebih besar dalam
10MWT dan MI-Lower
10. Peneliti: Partisipan dalam Intervensi dalam penelitian Kelompok kontrol akan Penelitian ini adalah untuk
Patricia García-Pérez, penelitian ini terdiri dari ini adalah intervensi terapi menerima perawatan biasa dan menentukan apakah
María del Carmen 60 pasien stroke yang okupasi awal yang rehabilitasi, sedangkan intervensi terapi okupasi
Rodríguez-Martínez, telah keluar dari layanan dilakukan setelah pasien kelompok eksperimental akan awal setelah keluar dari
José Pablo Lara and neurologi di Rumah stroke keluar dari rumah menerima intervensi terapi rumah sakit dapat memiliki
Carlos de la Cruz-Cosme Sakit Universitas Virgen sakit. Intervensi ini okupasi awal ditambah efek positif pada
de la Victoria (Malaga), melibatkan dukungan dari perawatan biasa. Tujuan dari kemandirian fungsional
Tahun: 2021 Spanyol, dan dirujuk ke terapis okupasi dan penelitian ini adalah untuk pasien stroke tiga bulan
layanan rehabilitasi perawatan rehabilitasi untuk membandingkan efek intervensi setelah keluar dari rumah
Tempat: Spanyol setelah keluar dari rumah meningkatkan kemandirian terapi okupasi awal terhadap sakit. Penelitian ini akan
sakit. Mereka tidak fungsional pasien. Tujuan kemandirian fungsional pasien mengumpulkan data
Judul: menjadi anggota unit dari intervensi ini adalah stroke setelah keluar dari rumah mengenai kemandirian
Early Occupational rawat inap rehabilitasi untuk meningkatkan hasil sakit. fungsional, perbaikan
Therapy Intervention in intensif di Rumah Sakit fungsional pasien, keterampilan sensori-motor,
the Hospital Discharge Marítimo. Partisipan mengurangi tingkat keterampilan perseptual-
after Stroke akan dibagi menjadi dua kecemasan dan depresi, kognitif, keterampilan
kelompok, yaitu serta mengurangi beban komunikasi, kualitas hidup,
kelompok kontrol pengasuh. Intervensi terapi tingkat kecemasan dan
dengan 30 pasien dan okupasi awal ini akan depresi, serta beban
kelompok eksperimental dilakukan selama empat pengasuh. Selain itu, data
dengan 30 pasien. minggu dan melibatkan juga akan dikumpulkan
peran penting dari anggota mengenai kembali masuk ke
keluarga pasien sebagai rumah sakit, mortalitas, usia,
pendamping. Selain itu, jenis kelamin, etiologi, ras,
intervensi ini juga bertujuan pendapatan, sisi hemiparesis,
untuk mengurangi biaya wilayah vaskular dan volume
kesehatan yang terkait lesi, pengobatan reperfusi
dengan perawatan stroke. yang diterima, dukungan
pengasuh, pengobatan medis
saat keluar dari rumah sakit,
kembali bekerja, dan kembali
mengemudi. Penelitian ini
menggunakan desain klinis
acak terkendali dengan
sampel sebanyak 60 pasien
stroke yang dirujuk ke
layanan rehabilitasi setelah
keluar dari rumah sakit. Data
akan dianalisis menggunakan
metode statistik seperti uji t
dan analisis multivariat.
11. Peneliti: 30 penderita pasca Kedua kelompok peserta Kedua kelompok peserta Kelompok sasaran
M.Luz Sánchez- stroke dibagi menjadi 2 menjalani protokol PT menjalani protokol menunjukkan peningkatan
Sánchez, Juan-Manuel kelompok. konvensional berdasarkan konvensional berdasarkan yang signifikan dalam
Belda-Lois, Silvia klinis dan kriteria klinis dan kriteria fungsional, kontrol postural
Mena-del Horno, fungsional. Seperti yang teknik diadaptasi tergantung tren pemulihan enam bulan
Enrique VioscaHerrero, direkomendasikan oleh pada tingkat fungsional subjek, setelah stroke yang tidak
Celedonia Igual- literatur, protokol dasar ini fungsional klasifikasi terjadi pada kelompok
Camacho, Beatriz terdiri dari teknik dari digunakan untuk menentukan kontrol. Beberapa dari
Gisbert-Morant. berbagai pendekatan PT tingkat fungsional masing- parameter yang dinilai
neurologis. Teknik masing peserta menunjukkan perbedaan
Tahun: 2018 diadaptasi tergantung pada yang signifikan antara
tingkat fungsional subjek. kelompok perlakuan
Tempat: Spanyol (P<0,05).

Judul:
A new methodology
based on functional
principal component
analysis to study
postural stability post-
stroke
12. Peneliti: 20 pasien berusia antara Teknik mobilisasi sendi Perbandingan berpasangan Kelompok eksperimen
Soudeh Arabzadeh, 35 dan 65 tahun dengan banyak digunakan untuk menunjukkan peningkatan yang menunjukkan peningkatan
Fahimeh Kamali, Soha stroke kronis secara acak rehabilitasi signifikan pada tulang belakang yang signifikan dalam skala
Bervis, dan Mohsen dimasukkan ke dalam ortopedi, seperti sendi erector, rectus femoris, dan keseimbangan berg, time up
Razeghi. kelompok panggul, untuk memperbaiki tibialis anterior pada sisi yang and go, dan stabilitas
eksperimen (n = 10) atau tonus terkena dan penurunan yang postural (p ≤ 0,05). Aktivasi
Tahun: 2023 ke dalam kelompok otot abnormal serta panjang signifikan pada biceps femoris otot rektufemoris, tibialis
kontrol (n = 10). otot dan mobilitas sendi, pada kelompok eksperimen (P anterior, bisep femoris, dan
Tempat: Shiraz, Iran sehingga dapat <0,05). Ada juga peningkatan otot gastrocnemius medial
mengembalikan tingkat yang signifikan dalam aktivasi pada ekstremitas yang
Judul: aktivitas kehidupan rektus terkena selama uji
The hip joint sehari-hari yang lebih tinggi, femoris, dan tibialis anterior keseimbangan statis berubah
mobilization with Selain efek pada sisi yang kurang secara nyata seiring dengan
movement perifer dan sentral, terpengaruh, perubahan nyata pada otot
technique improves mobilisasi dengan teknik dan penurunan yang signifikan bisep femoris, tulang
muscle activity, postural gerakan dapat pada bisep femoris pada belakang
stability, functional and meningkatkan kelompok eksperimen (P erector, rektus femoris, dan
dynamic balance arthrokinematika sendi dan <0,05). tibialis anterior selama uji
in hemiplegia secondary kontrol motorik keseimbangan dinamis
to chronic stroke: melalui peregangan jaringan setelah mobilisasi sendi
a blinded randomized lunak. panggul. dengan teknik
controlled trial gerakan.
Rata-rata waktu onset
aktivitas otot rektus
abdominus, erector Spine,
rectus femoris, dan tibialis
anterior menurun secara
signifikan pada
ekstremitas yang terkena
setelah mobilisasi sendi
panggul dengan teknik
gerakan dibandingkan
dengan kelompok kontrol (p
≤ 0,05).
13. Peneliti: 13 partisipan pasca Melakukan penilaian oleh 2 Perbandingan dalam penelitian Tiga belas pasien dilibatkan
M Luz Sánchez- stroke dan memulai ahli fisioterapis, Setiap ini melibatkan kelompok dalam penelitian ini, lima
Sánchez1, Juan-Manuel rehabilitasi, mampu fisioterapis menilai subjek kontrol dan kelompok sasaran secara acak dialokasikan ke
Belda-Lois, Silvia berjalan sebelum terkena secara independen dari yang menerima dua protokol kelompok sasaran dan
Mena-del Horno1, stroke, memiliki kelompok fisioterapi yang berbeda untuk delapan secara acak
Enrique Viosca-Herrero, kemampuan memahami perlakuan dan penilai yang pemulihan fungsional setelah dialokasikan ke kelompok
Beatriz Gisbert- dan ikuti instruksi sama menguji peserta yang stroke. Kelompok kontrol
kontrol.
Morant1, Celedonia sederhana dan sama setiap kali. Reliabilitas menerima fisioterapi
Tidak ada perbedaan antara
Igual-Camacho1dan hemodinamik stabil antar penilai diuji dan tidak konvensional untuk stroke, kedua kelompok mengenai
Ignacio Bermejo-Bosch. dalam minggu pertama terdapat perbedaan statistik, sementara kelompok sasaran karakteristik awal pasien
setelah stroke. F(1) = 1,96; hal = 0,16. menerima teknik khususyang mengacu pada
Tahun: 2014 Ukuran luarannya adalah tambahan tergantung pada pemulihan kemandirian
kemampuan fungsional tingkat fungsional pasien.
setelah stroke. Tingkat
Tempat: Spanyol berdasarkan BI yang Evaluasi dilakukan kemandirian dinilai dengan
dikumpulkan dengan menggunakan Barthel Index Barthel Index (BI) melalui 7
Judul: menanyakan kepada (BI) selama periode enam bulan tahap evolusi (stabilitas
Functional principal pengasuh utama. Penilaian setelah stroke untuk menilai hemodinamik,awal berdiri,
component analysis as a dilakukan selama periode 6 tingkat kemandirian. Analisis awal sesi terapi fisik di
new methodology for the bulan setelah stroke dengan perbandingan dilakukan untuk bangsal fisioterapi dan
analysis of the impact of tahapan sebagai berikut: memahami perbedaan dalam penilaian bulanan selama 6
two rehabilitation stabilitas hemodinamik, dinamika pemulihan antara bulan setelah
protocols in functional awal berdiri, awal sesi terapi kedua kelompok, dengan hasil stroke).
recovery after stroke. fisik di bangsal fisioterapi menunjukkan perbedaan
dan penilaian bulanan signifikan dalam tren pemulihan
selama 6 bulan setelah antara kelompok kontrol dan
stroke. kelompok sasaran.
14. Peneliti: Di tiga klinik yang Dalam beberapa tahun Terapi Konvensional dengan Hasil utama: ketangkasan
Corina Schuster-Amft, berpartisipasi, 60 pasien terakhir, VR telah Sistem Pelatihan VR tangan.
Kynan Eng, Isabelle setidaknya 6 bulan diperkenalkan ke dalam Hasil sekunder: aktivitas
Lehmann, Ludwig setelah timbulnya stroke rehabilitasi saraf dengan kehidupan sehari-hari
Schmid, Nagisa akan dialokasikan secara tujuan meningkatkan pilihan anggota tubuh bagian atas
Kobashi, Irene Thaler, acak ke dalam kelompok pelatihan dan fungsi motorik dan
Martin L eksperimen realitas kognitif.
Verra, Andrea Henneke, virtual atau ke dalam ekstremitas atas dan
Sandra Penandatangan, kelompok kontrol yang memfasilitasi pemulihan
Michael akan fungsi motorik. Dengan
McCaskey, Daniel menerima fisioterapi perekrutan jaringan
Kiper. konvensional atau terapi pergerakan luas yang
okupasi (16 sesi, masing- biasanya terlibat dalam
Tahun: 2014 masing 45 menit, selama pelaksanaan gerakan, terapi
kursus 4 minggu). kognitif berbasis VR
Tempat: menawarkan potensi untuk
Swiss secara khusus
mempromosikan dan/atau
Judul: meningkatkan pemulihan
Using mixed methods to gerakan fungsional.
evaluate efficacy and Menunjukkan perubahan
user expectations of a neuroplasti sitas penting
virtual reality–based pada korteks sensorimotor
training system for primer setelah pelatihan VR
upper-limb recovery in pada pasien stroke.
patients after stroke: a Perubahan yang diamati
study protocol for a dikaitkan dengan
randomised controlled peningkatan penggerak.
trial.

Outcome Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


IG UC tDCS + RAT Palsu-tDCS + RAT
(N=14) (N=10) (N=12) (N= 11)

Awal 8 Awal 8 Pra Pos Pra Pos


minggu minggu
Durasi pelaksanaan intervensi - - - - - - - - -

Kecepatan berjalan setelah terapi - - - - - - - - -

Fungsi motorik meningkat - - - - - - - - -

ketangkasan manual kasar diukur - - - - - - 12,67ÿ 6,55 8,55


dengan BBT 10,42 (17,23) (11,67) (14,07)
(15,47)

penggunaan fungsional lengan - - - - - - 0,68 1,09ÿ 0,59 0,89 (1,38)


diukur dengan MAL-AOM (0,90) (1,36) (1,02)

penggunaan fungsional lengan - - - - - - 0,69 1,05ÿ 0,59 0,85 (1,50)


diukur dengan MAL-QOM (1,01) (1,43) (1,17)

kemampuan keseimbangan diukur - - 50.8±4.5 54.3±4.4 51.4±7.0 53.0±6.4 - - - -


dengan BBS
6 MWD (m) - - 227±126 285±143 303±117 303±129 - - - -

Skor DASH - - 41,0±23,8 31,2±19,8 33,9±26,6 34,5±25,8 - - - -

Pegangan tangan paretik (kg) 11,7±8,9 13,8±10,0 19,5±15,8 19,4±15,3

Pegangan tangan non paretik (kg) 29,6±8,3 29,7±9,3 29,5±8,8 27,9±10,6

skor BBS 50.8±4.5 54,3±4,4 51.4±7.0 53.0±6.4

FMA-UE 24,08 28,5ÿÿ 21.09 26.64ÿÿ


(16,60) (18,96) (13.19) (16.12)
Outcome Jurnal 7 Jurnal 8 Jurnal 9
IG UC Median Median
(N=14) (N=10) C1 bootstrap 95% C1 bootstrap 95%
P-nilai

Awal 8 Awal 8 Dasar Minggu Dasar Minggu


minggu minggu ke-4 ke-4

Durasi pelaksanaan intervensi - - - - - - - -

Kecepatan berjalan setelah terapi - - - - - - - -


Fungsi motorik meningkat - - - - - - - -

ketangkasan manual kasar diukur - - - - - - 12,67ÿ 6,55 8,55


dengan BBT 10,42 (17,23) (11,67) (14,07)
(15,47)

penggunaan fungsional lengan - - - - - - 0,68 1,09ÿ 0,59 0,89


diukur dengan MAL-AOM (0,90) (1,36) (1,02) (1,38)

penggunaan fungsional lengan 0,69 1,05ÿ 0,59 0,85


diukur dengan MAL-QOM (1,01) (1,43) (1,17) (1,50)

kemampuan keseimbangan - - 50.8±4.5 54.3±4.4 51.4±7.0 53.0±6.4 - -


diukur dengan BBS

6 MWD (m) 227±126 285±143 303±117 303±129

Skor DASH 41,0±23,8 31,2±19,8 33,9±26,6 34,5±25,8


Pegangan tangan paretik (kg) 11,7±8,9 13,8±10,0 19,5±15,8 19,4±15,3

Pegangan tangan non paretik (kg) 29,6±8,3 29,7±9,3 29,5±8,8 27,9±10,6

skor BBS 50.8±4.5 54,3±4,4 51.4±7.0 53.0±6.4

FMA-UE 24,08 28,5ÿÿ 21.09 26.64ÿÿ


(16,60) (18,96) (13.19) (16.12)

10MWT (m/s)

Anda mungkin juga menyukai