Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE NON HEMORAGIK (SNH)

DENGAN PENERAPAN LATIHAN ROM PASIF DI RSUD JENDERAL


AHMAD YANI METRO TAHUN 2023
Raju Fredy Hati Wijaya1, Eko Wardoyo2, Sugiarto3
1
Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung
2
Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung
3
Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung

Abstrak
Stroke Non Hemoragik adalah suatu gangguan pada otak karena terhentinya
atau tersumbatnya aliran darah ke otak akibat dari iskemik, trombosis, emboli
dan penyempitan lumen. Pada umunya pasien stroke non hemoragik akan
mengalami gangguan sensoris dan motoris yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan termasuk kelemahan otot, serta hilangnya koordinasi, hilangnya
kemampuan keseimbangan tubuh dan postur (hemiparesis). Salah satu tindakan
intervensi dalam penanganan stroke yaitu pentingnya Latihan ROM Pasif dapat
meningkatkan derajat kesehatan serta peningkatan kekuatan otot pada penderita
stroke non hemoragik dengan tindakan Range Of Motion. Range Of Motion
adalah melatih persendian atau pergerakan yang mengalami masalah pada tubuh
seseorang yang dibantu oleh seorang perawat dimana seseorang harus merasa
nyaman pada saat diberi asuhan keperawatan.
Tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan agar pasien merasa
lebih nyaman dalam melakukan kegiatan atau tindakan apapun yang
berhubungan dengan kegiatan yang ingin dilakukan dan menambah untuk
kesembuhan seseorang. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan ROM
sangat membantu dalam pergerakan pasien. diharapkan untuk setiap perawat
dapat melakukan tindakan ROM secara efektif dan lebih maksimal untuk
kesembuhan pasien dalam memberikan asuhan keperawatan yang professional.
Kesimpulan dalam penelitian didapatkan kasus pada Tn.N dengan masalah
keperawatan yang ditemukan yaitu gangguan mobilitas fisik dengan
Implementasi keperawatan yaitu melakukan range of motion dan melakukan
kolaborasi dengan keluarga pasien ketika melakukan ROM pasif serta
mengevaluasi semua kegiatan yang dapat dilakukan pasien selama perawatan
serta kebutuhan pasien selama dilakukan aktifitas.

Kata kunci : Stroke, Range Of Motion

Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang muncul secara tiba-tiba yang


berkembang pesat dari gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala
yang berlangsung 24 jam atau lebih, atau menyebabkan kematian, tanpa
penyebab yang jelas selain dari asal vaskular. Stroke secara luas
diklasifikasikan menjadi stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Stroke
hemoragik dapat dibagi lagi menjadi perdarahan intraserebral (ICH) dan
perdarahan subaraknoid (SAH). Stroke non hemoragik didefinisikan sebagai
infark otak, sumsum tulang belakang atau retina dan mewakili 71% dari semua
stroke secara global. Stroke hemoragik adalah perdarahan pada otak akibat
pecahnya pembuluh darah. Gejala umum yang terjadi pada stroke adalah
kelemahan pada wajah, tangan atau kaki yang terjadi secara tiba-tiba
(Tranggono Yudo Utomo, 2022)
Data World Health Organization (WHO), setiap tahun terdapat 15 juta
orang di seluruh dunia menderita stroke, 5 juta diantaranya meninggal, dan 5
juta orang tersisa cacat permanen.Stroke menjadi penyebab kedua kematian di
dunia pada kelompok umur 60 tahun ke atas dan menjadi penyebab kematian
kelima pada orang yang berusia 15 sampai 59 tahun. Saat ini stroke masih
menempati urutan ketiga penyebab kematian di negara berkembang setelah
penyakit jantung coroner dan kanker (WHO, 2019).
Berdasarkan data di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000
terkena serangan stroke, dan sekitar 25 % atau 125.000 orang meninggal dan
sisanya mengalami cacat ringan atau berat, prevelansi stroke di Indonesia naik
dari 7 % menjadi 10,9 % (Wahdaniyah, 2019). Didapatkan data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2018 menyebutkan bahwa stroke
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebanyak 42.851 orang (7,7 %) dan
berdasarkan diagnosis atau gejala sebanyak 68.393 orang (12,3%).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di ruang syaraf RSUD
Jenderal Ahmad Yani Metro kepada 5 orang keluarga pasien dengan diagnosa
stroke non hemoragik di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro didapatkan bahwa
3 orang mendapatkan intervensi keperawatan dengan teknik relaksasi napas
dalam dan 2 orang mendapatkan intervensi aroma therapy dari hasil wawancara
tersebut bahwasanya intervensi latihan ROM pasif belum dilakukan/diterapkan
kepasien dengan diagnosa stroke non hemoragik, hal ini membuat peneliti
tertarik memberikan penerapan latihan ROM pasif kepada klien dengan
diagnosa stroke non hemoragik.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diterapakan asuhan keperawatan
pada pasien stroke non hemoragik dengan intervensi range of motion. Dari
hal tersebut, penulis tertarik mengambil judul tentang Asuhan Keperawatan
Pasien Stroke Non Hemoragik (SNH) Dengan Penerapan Latihan ROM Pasif
Di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro Tahun 2023..
METODE
Pada Karya tulis ilmiah ini penulis menggunanakan rancangan penelitian
studi kasus, studi kasus pada kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi pasien
Stroke Non Hemoragik dengan metode deskriptif yaitu metode yang bersifatnya
mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang
meliputi studi kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas studi
dengan pendekatan proses asuhan keperawatan dengan langkah-langka
pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi (Motto, 2020).
HASIL
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada Tn.N pada tanggal 06-08
februari 2023 dengan diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik didapatkan
data subjektif pada tanggal 06 Februari 2023 istri klien mengatakan klien
mengalami kelemahan anggota gerak sejak 2 hari lalu, kekuatan otot pada
ekstermitas kiri atas 3, ekstermitas kiri bawah 3 dan ekstermitas kanan atas 5,
esktermitas kanan bawah 5, klien terbaring lemah, kebutuhan klien dibantu oleh
keluarga. Perawat melakukan pendidikan kesehatan terkait manfaat ROM pasif ke
keluarga klien serta dukungan pemenuhan kebutuhan ROM pasif ke klien.
Setelah dilakukan tindakan latihan ROM pasif pada Tn.N selama 3x24 jam
hasil evaluasi pada Tn.N pada tanggal 07 Februari 2023 didapatkan data subjektif
istri klien mengatakan klien sudah bisa menggerakan sebagian anggota gerak
tubuhnya, pasien terlihat sudah bisa menggerakan sebagian tubuhnya. Hasil
evaluasi pada Tn.N pada tanggal 08 Februari 2023 didapatkan data subjektif istri
klien mengatakan klien sudah bisa bergerak semua anggota tubuhnya kekuatan
ekstermitas kiri atas 5, ekstermitas kiri bawah 4 dan esktermitas kanan atas 5,
esktermitas kanan bawah 5.
PEMBAHASAN
Hasil pengkajian pada karya ilmiah terhadap pasien dengan ca mamae post
oprasi mastektomi di rumah sakit umum jendral Ahmad Yani Kota Metro ini
didapatkan hasil data bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki, dengan inisial Tn.N
berdasarkan hasil pengkajian data usia, pasien saat ini berusia 61 tahun. Keluhan
utama yang dirasakan saat ini yakni istri klien mengatakan klien mengalami
kelemahan anggota gerak sejak 2 hari lalu. Setelah dilakukan pengkajian kekuatan
otot pada ekstermitas kiri atas 3, ekstermitas kiri bawah 3 dan ekstermitas kanan
atas 5, esktermitas kanan bawah 5, klien terbaring lemah, kebutuhan klien dibantu
oleh keluarga. Terpasang 02 3 lpm, riwayat Hipertensi Kronis, TD : 180/100
mmHg, N : 98 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,8 C, GCS 10 (E3 M4 V3), MAP :
126. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah meliputi
wawancara dan melihat rekam medik klien. Data yang telah terkumpul dianalisis
untuk melihat masalah keperawatan yang di alami klien serta meninjau
keefektifan intervensi yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan pasien.
. Tujuan dari dilakukannya ROM pasif adalah untuk dapat meningkatkan
kekuatan otot sehingga dapat bergerak secara baik dan perlahan dan
meningkatkan kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh dan melakukan
aktivitas tertentu.
Menurut Kozier, 2004 dalam Nurus, 2013 latihan ROM merupakan latihan
yang sangat efektif bagi lansia yang mengalami penurunan kekuatan otot. Latihan
ini mudah dan dilaksanakan, dapat dilakukan berdiri maupun berbaring, serta
efisien karena tidak menggunakan alat khusus serta dapat dilakukan kapan saja.
Berdasarkan rasional intervensi diatas penulis berasumsi bahwa mengajarkan
ROM sangat penting untuk melatih kekuatan otot agar lebih rileks dan sangat
penting untuk kesehatan pasien.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan penerapan asuhan keperawatan pada Tn.N
dengan stroke non hemoragik di Rumah Sakit Umum Jendral Ahmad Yani Kota
Metro dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum pelaksanaan asuhan
keperawatan telah dilakukan dengan baik. Penentuan diagnosa, intervensi atau
rencana keperawatan serta implementasi keperawatan pada pasien dengan keluhan
utama nyeri akut telah disesuaikan dengan Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Berdasarkan hasil pengkajian dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan
dari kasus pada Tn.N ditemukan dengan Diagnosis keperawatan gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan Range Of Motion
pada Tn.N dan memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang manfaat
dari latihan ROM pasif.
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Tn.N yaitu melakukan ROM
pasif dan memberikan keluarga pasien pendidikan kesehatan tentang manfaat
ROM pasif.
Hasil evaluasi yang didapatkan dari diagnosis keperawatan gangguan
mobilitas fisik yaitu S : Istri pasien mengatakan klien sudah dapat menggerakan
kedua tangan dan kedua kaki, O : Kekuatan ekstermitas kanan atas 5, Kekuatan
ekstermitas kanan bawah 5, Kekuatan ekstermitas kiri atas 5, Kekuatan
ekstermitas kiri bawah 4, pasien mampu menahan tahanan sedang, aktifitas klien
dibantu oleh keluarga, A : Masalah gangguan mobilitas fisik teratasi, P :
Hentikan intervensi.

SARAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh penulis, penulis
mencoba memberikan saran kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian ini,
yaitu:
1. Bagi Responden
Diharapkan klien memiliki pengetahuan yang lebih banyak
tentang penanganan Stroke non hemoragik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan
mahasiswa sehingga wawasan mahasiswa Universitas Aisyah Pringsewu
menjadi bertambah.
3. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat menjadi ilmu baru yang dapat digunakan untuk
penanganan stroke non hemoragik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih banyak tentang
penanganan stroke non hemoragik dengan metode yang lebih menarik.

DAFTAR PUSTAKA
Adi,D,S.,(2017). Pengarauh Pemberian Terapi ROM Terhadap penyembuhan Penyakit
Stroke. STIKes Buana Husada Ponorogo
Anita,S,K.,Oktavia,S.,(2020).Penerapan Prosedur Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif
Srdini Mungkin Pada Pasien Stroke Non Hemoragik(SNH). Akademi Keperawatan
(AKPER) Ngesti Waluyo Jawa Tengah, Indonesia
Dian,H.,Dwi,D.,(2018). Gambaran Drug Related Problems (DRP's) pada Penatalaksanaan
Pasien Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik di RSUD Dr M Yunus
Bengkulu.Universitas Bengkulu, Bengkulu
Elisabeth, E,D.,Diana,T,L.,Rahayu ,A.,(2017).Pengaruh Modifikasi Costraint Induced
Movement Therapy Dan ROM Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Stroke
Non Hemoragik Dirumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. STikes
Telogorejo Semarang
Elsi,R.,Handi,R.,(2019).Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik
Dengan Hemiparase Melalui Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif. Universitas
Dehasen
Filya, K,G., Feni,B.,(2019).Implementasi Evidence Based Nursing pada Pasien dengan
Stroke Non-Hemoragik: Studi Kasus. Program Studi Pendidikan Ners, STIKes Fort
de Kock Bukittinggi
Maria,T,I.,Wiranto,B.,Fika,Y,A.,(2018) Perbedaan Kadar Hemoglobin, Nilai Hematokrit
Dan Jumlah Eritrosit Pada Pasien Stroke Hemoragik Dan Stroke Non Hemoragik
Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Analis Kesehatan Poltekkes
Tanjungkarang
Miming,O.,Anngun,S,U.,(2020).Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Dan Latihan ROM
Pada Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Non Hemoragik .STikes Aisyiyah
Palembang
Muhammad,R.,(2020).Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self Care Studi Pada
Pasien Stroke Non Hemoragik Di Klinik Poli Syaraf RSUD I Lagaligo Wotu
Kabupaten Luwu Timu. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bataraguru
Soroaka
Sulistiyawati.,(2020).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Stroke Non Hemoragik
Yang Di Rawat Di Rumah Sakit .Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Samarinda
Susanti., Difran, N,B.,(2019). Pengaruh Range of Motion terhadap Kekuatan Otot pada
Pasien Stroke.Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya
Shindi,H.,Sonhaji.,Nindya,N.,(2020).Effectiveness of Range of Motion (ROM) Fingers
and Spherical grip to Extremity Strength in Non Hemorrhagic Stroke Patient.
Karya Husada Health and Science College of Semarang, Central Java, Indonesia.
Siswanto.,Malikhaturrofi’ah,A,M.,Evy,T,S.,(2018).TindakanKeperawatan Melatih
Tehnik Range Of Motion Pasif Untuk Menurunkan Gangguan mobilitas fisik
Pada Ny.S Dengan Stroke Non Hemoragik. Departemen Keperawatan Medikal
Keperawatan Karya Bakti Nusantara.
Susana .,N.,Widya.,N.,(2018) .Efektifitas Range Of Motion aktif Tehadap Peningkatan
Kekuatan Otot Pada Penderita Stroke.Akademi Keperawatan Giri Satria Husada
Wonogiri.
Wahdaniyah,E,,P,S.,Maria,U,A.,Risnah.,(2019). Efektifitas Latihan ROM Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke:
Study Systematic Review. Universitas Islam Negeri Aluddin Makassar.
Wiwin,I.,(2017).Pengaruh Range Of Motion (ROM)Pasif Terhadap Kekuatan Otot Pada
Pasien Stroke Non Hemoragik Di RSUD Wates Kulon Progo.Universitas Alma Ata
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai