PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
yang timbul secara mendadak, sehingga pasokan darah ke otak terganggu mengakibatkan
kelainan fungsional dari sistem saraf pusat. Menurut World Health Organization (WHO) stroke
merupakan gejala yang didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara
mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung 24 jam
atau lebih. Stroke dibagi dalam dua jenis yaitu Stroke Non Hemoragik dan Stroke Hemoragik.
Stroke Hemoragik disebabkan oleh adanya perdarahan intrakranial disertai dengan kesadaran
pasien yang menurun, sedangkan Stroke Non Hemoragik adalah suatu gangguan yang
disebabkan oleh ischemic, thrombosis, embolism dan penyempitan lumen (Ismoyowati et al.,
2021).
Berdasarkan kasus stroke yang semakin meningkat penatalaksanaan stroke sangat penting
mengingat dampak yang ditimbulkan berupa kecacatan dan kematian. Penanganannya dimulai
dari penanganan fase akut sampai rehabilitasi. Salah satu rehabilitasi yang dapat diberikan pada
pasien stroke yaitu latihan rentang gerak atau biasa disebut dengan Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Salah satu bentuk dari ROM aktif-asistif (spherical grip) merupakan latihan fungsional
tangan dengan cara menggenggam sebuah benda berbentuk bulat seperti bola karet pada telapak
tangan. Pemberian latihan gerak pada masa ini sangat efektif karena masih dalam masa golden
period stroke. Rehabilitasi pasca stroke, berupa latihan ROM aktif-asistif (spherical grip)
menggenggam bola dimulai sedini mungkin dengan cepat, tepat, berkala, dan berkesinambungan
dapat membantu pemulihan fisik yang lebih cepat dan optimal (Olviani & Rahmawati 2017).
Latihan ROM aktif-asistif (spherical grip) dapat menimbulkan rangsangan sehingga
meningkatkan rangsangan pada saraf otot ekstremitas, oleh sebab itu dengan latihan ROM secara
teratur dengan langkah-langkah yang benar yaitu dengan menggerakkan sendi-sendi dan otot,
maka kekuatan otot akan meningkat.
B. TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini ialah untuk menganalisis pengaruh pemberian ROM
aktif dengan spherical grip terhadap kekuatan otot pada pasien stroke.
BAB II. ANALISIS JURNAL
Jurnal Utama
1. Identifikasi Jurnal
Jurnal 1
Judul artikel Effectiveness of Range of Motion (ROM) Fingers and Spherical grip to
Extremity Strength in Non Hemorrhagic Stroke Patients
Tahun 2020
Nomor 2
Volume 9
DOI 10.30994/sjik.v9i2.509
2. Metodologi Penelitian
Tujuan Penelitian Mengetahui efektivitas Range Of Motion (ROM) pada jari tangan dengan
menggunakan spherical grip terhadap kekuatan otot ekstremitas atas pada
pasien stroke non hemoragik di RS KRMT Wongsonegoro Semarang
Jumlah Sampel 32
Kriteria Inklusi Pasien stroke non hemoragik yang memiliki kekuatan otot 1-3
Kriteria Eksklusi Pasien dengan kelumpuhan yang tidak disebabkan oleh stroke
Hasil Penelitian 1. Berdasarkan uji independent t-test didapatkan hasil bahwa terdapat
perbedaan efektivitas kekuatan ekstremitas atas pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol yang dibuktikan dengan nilai sig.
(2- tailed) 0,034 < 0,05.
2. Berdasarkan hasil paired t-test menunjukan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata kekuatan ekstremitas antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi memiliki
perbedaan kekuatan ekstremitas sebelum dan sesudah pemberian
terapi sebesar 0,418 dan pada kelompok kontrol sebelum dan
sesudah pemberian terapi sebesar 0,106 dengan p value 0,000 < 0,05.
Jurnal Pembanding I
1. Identifikasi Jurnal
Jurnal 1
Judul artikel Effects of Bilateral Passive Range of Motion Exercise on the Function of
Upper Extremities and Activities of Daily Living in Patients with Acute
Stroke
Tahun 2014
Nomor 1
Volume 26
Halaman 149-156
DOI https://doi.org/10.1589/jpts.26.149
2. Metodologi Penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari latihan ROM pasif
yang diberikan di NSICU pada fungsi ekstremitas atas dan ADL pada
pasien dengan stroke akut dan validitas latihan tersebut sebagai intervensi
keperawatan yang tepat
Teknik Sampling Subjek yang dipilih berdasarkan kriteria di atas yaitu kelompok kontrol
atau eksperimen melalui lemparan koin secara acak
Jumlah Sampel Sebanyak 37 pasien dengan stroke akut di unit perawatan intensif,
kelompok eksperimen (n=19) dan kelompok kontrol (n=18).
Kriteria Inklusi Kriteria berikut digunakan untuk merekrut peserta yang didiagnosis
dengan stroke akut dalam 72 jam sebelumnya dari antara pasien yang
dirawat di NSICU dari tiga rumah sakit universitas yang berlokasi di
Seoul dan Provinsi Gyeong-gi, Korea Selatan: di bawah G3 dalam tes
kekuatan otot; tidak ada kondisi yang mengganggu perawatan medis;
tidak ada amputasi, cacat, luka luar, atau kelainan bentuk lain yang
berkaitan dengan salah satu ekstremitas atas; dan pasien atau wali
menyetujui partisipasi pasien dalam penelitian ini
Kriteria Eksklusi -
Prosedur Pasien dalam kelompok eksperimen melakukan latihan ROM pasif dua
Penelitian kali sehari – sekali di pagi hari dan sekali di malam hari – 5 hari per
minggu selama 4 minggu; untuk setiap sesi selama 15 menit ini, setiap
gerakan rutinitas latihan diulangi sebanyak 10 kali. Durasi setiap sesi
ditentukan berdasarkan studi 4 minggu. Rutin latihan diurutkan
sedemikian rupa sehingga ekstremitas atas yang aktif dikerjakan sebelum
sisi yang lumpuh, dan terdiri dari: latihan sendi bahu (elevasi ekstremitas
atas ke depan dan ke samping, rotasi internal dan eksternal bahu) latihan
siku (membungkuk dan ekstensi), latihan pergelangan tangan (fleksi,
ekstensi, deviasi radial, dan deviasi ulnaris), dan latihan jari (fleksi dan
ekstensi. Kelompok kontrol mengikuti pedoman perbaikan yang ada dan
mengambil bagian dalam latihan ROM mengikuti prosedur yang sama
dengan kelompok eksperimen 2 minggu setelah diagnosis mereka.
Rentang gerakan untuk latihan terbatas pada titik resistensi sendi untuk
pasien yang tidak sadar, dan dalam rentang kenyamanan untuk pasien
yang sadar.
Uji Statistik uji-t atau uji peringkat bertanda Wilcoxon; x2-test dan uji eksak Fisher
digunakan untuk digunakan untuk data diskrit.
Hasil Penelitian Menurut hasil penelitian ini, lingkar jari, pergelangan tangan, dan siku
pada sisi yang tidak terpengaruh pada pasien kelompok eksperimen
menurun secara konsisten, sedangkan pada kelompok kontrol
menunjukkan penurunan yang signifikan pada paruh kedua masa studi,
antara minggu 2 dan 4. Kelompok eksperimen menunjukkan penurunan
yang signifikan pada edema ekstremitas atas dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Itu juga menunjukkan peningkatan yang signifikan
dalam rentang gerak, fungsi ekstremitas atas, dan aktivitas hidup sehari-
hari dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan Latihan gerak pasif pada tahap awal dapat meningkatkan fungsi
ekstremitas atas dan aktivitas hidup sehari-hari pada pasien stroke akut.
Spherical grip merupakan salah satu jenis ROM dengan menstimulasi pergerakan tangan
dengan cara menggenggam sebuah objek. Berikut implikasi keperawatan terkait spherical grip
antara lain :
1. Persiapan alat seperti bola kecil.
2. Bantu pasien untuk menentukan posisi yang nyaman.
3. Ukur kekuatan otot pasien.
4. Letakkan bola pada telapak tangan pasien.
5. Lakukan koreksi pada jari-jari pasien agar menggenggap sempurna.
6. Posisikan wrist joint (pergelangan tangan) 45 derajat.
7. Berikan instruksi kepada pasien untuk menggenggam kuat.
8. Tahan selama 5 detik kemudian merileksasikan.
9. Lakukan pengulangan sebanyak 7 kali (15-20 menit).
10. Latihan dapat dilakukan 2 kali sehari dalam 3 hari berturut-turut.
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin, E. J., Virani, S. S., Callaway, C. W., Chamberlain, A. M., Chang, A. R., Cheng, S.,
Deo, R. (2018). Heart disease and stroke statistics—2018 update: a report from the
American Heart Association. Circulation, 137 (12).
Hapsari. S., Sonhaji., & Nurulia, Nindya. (2020).
Effectiveness of Range of Motion (ROM) Fingers and Spherical grip to Extremity Strength in
Non Hemorrhagic Stroke Patients, STARDA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(2), pp 1650 -
165. DOI.10.30994/sjik.v9i2.509
Ismoyowati, T. et al. (2021) ‘Efektivitas Cylindrical Grip terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas
Atas pada Pasien Stroke’, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 12(November), pp.
26–31.
Lina, L. F., Herliza, & Dodi Efrisnal. (2022). Efektivitas ROM Aktif-Asistif: Spherical dan
Cylindrical Grip terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke. Photon: Jurnal Sain Dan
Kesehatan, 12(2), 124-132. https://doi.org/10.37859/jp.v12i2.3609
Louw, A., Puentedura, E. J., Reese, D., Parker, P., Miller, T., & Mintken, P. E. (2017).
Immediate Effects of Mirror Therapy in Patients With Shoulder Pain and Decreased Range
of Motion. Archives of Physical Medicine and Rehabilitation, 98(10), 1941– 1947.
https://doi.org/10.1016/j.apmr.2017.03.031
Masala, C. W., Rumampuk, V., & Rattu, J. (2022). Pengaruh ROM Aktif Asistif
Spherical Grip terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas, Jurnal Penelitian
Perawat Profesional, 4(2), pp. 663–676.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP
Olviani, Y. & Rahmawati, I. 2017, ‘Pengaruh Latihan Range of Motion (Rom) Aktif-Asistif (Spherical Grip)
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Ataspada Pasien Stroke Di Ruang Rawat Inap Penyakit
Syaraf (Seruni) Rsud Ulin Banjarmasin’, Dinamika Kesehatan, vol. 8, no. 1, pp. 250–7.
Sutejo, P. M., Hasanah U., & Dewi, N. R. (2023). PENERAPAN ROM SPHERICAL GRIP
TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE DI
RUANG SYARAF RSUD JEND. AHMAD YANI METRO, Jurnal Cendikia Muda, 3(4),
521-528.
Suwaryo, P. A. W., Muslikhah, S. and Walaani, B. (2022) ‘PENINGKATAN KEKUATAN
OTOT PADA PASIEN STROKE MENGGUNAKAN ROM: METODE CYLINDRICAL
GRIP Putra’, Nursing Science Journal (NSJ), 3(2), pp. 71–84
Wang, S., Hsu, C. J., Trent, L., Ryan, T., Kearns, N. T., Civillico, E. F., & Kontson, K. L.
(2018). Evaluation of Performance-Based Outcome Measures for the Upper Limb: A
Comprehensive Narrative Review. PM and R, 10(9), 951-962.e3.
https://doi.org/10.1016/j.pmrj.2018.02.008