Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS JURNAL

DENGAN KASUS STROKE NON HEMORAGIC

PRESEPTOR AKADEMIK:
Zaqqyah Huzaifah NS., M. Kep
PRESEPTOR KLINIK
Fahruddin, S. Kep., Ns

Disusun Oleh:
Ririn Khairina S.Kep (2014901110075)
Antung Khairunnisa, S.Kep (2014901110009)
Aprillia Novitasari, S.Kep (2014901110010)
Aprillyanti Izzah, S.Kep (2014901110011)
Aulia Rahayu Sulistyaningrum, S.Kep (2014901110012)
Bagus Indra Pratama, S.Kep (2014901110013)
Bela Vista, S.Kep (2014901110014)
Emy Pratama, S.Kep (2014901110023)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2021

1. Pendahuluan.
Stroke non hemoragik adalah Sumbatan oleh bekuan darah penyempitan sebuah arteri
atau beberapa arteri yang mengarah ke otak, atau embolus yang terlepas dari jantung
atau arteri ekstrakranial (arteri yang berada di luar tengkorak) menyebabkan sumbatan
di satu atau beberapa arteri intrakranial arteri yang berada di dalam tengkorak
(Indrawati, 2016). Stroke penyakit yang ditakuti karena stroke dapat menyerang
siapapun, baik pria maupun wanita, tua atau muda dengan usia mulai dari 35 tahun
sampai dengan 85 tahun. Serangan stroke dapat terjadi salah satunya jika pembuluh
darah yang membawa darah ke otak tersumbat atau karena terjadinya gangguan
sirkulasi pembuluh darah yang mentiadakan darah keotak.Tanda-tanda pasien yang
mengalami stroke awalnya yaitu nyeri kepala, muntah-muntah, disatria atau berbicara
pelo, kelumpuhan wajah atau anggota badan, untuk mencegah stroke bisa dilakukan
dengan menerapkan hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, rajin berolah raga dan menghindari stress (Pudiastuti, 2011).

Dari data World Health Organization (WHO) menunjukan angka Stroke Non
Hemoragik (SNH) jumlah stroke di Indonesia berdasarkan sensus kependudukandan
demografi Indonesia (SKDI) tahun 2010 sebanyak 3,6 juta setiap tahun dengan
pravelensi 8,3 per 1000 penduduk. Pravelensi stroke lebih tinggi pada masyarakat
dengan pendidikan rendah baik yang dinyatakan oleh tenaga kesehatan (16,5%) dan
masyarakat yang tidak bekerja berkisar (11,4%) maupun menurut gejala (32,8%).
Pravelensi stroke di kota lebih tinggi dari pada di desa, berdasarakan diagnosis tenaga
kesehatan (8,2%) maupun gejala (12,7%) menurut Rikesdas (2013).

2. Kasus
Seorang klien bernama Ny. R berusia 55th dengan diagnosa medis Stroke Non
Hemorhagic (SNH). Keluarga klien membawa ke IGD RSUD Ulin dengan penurunan
kesadaran, dan mengalami kelemahan pada anggota gerak. Saat ini klien sedang
dirawat diruangan seruni untuk menjalani perawatan. Pada saat pengkajian klien
mengeluhkan kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan dan tidak bisa melakukan
akvitas apapun. Keluarga klien juga mengatakan klien kesulitan dalam berbicara.
Keluarga klien mengatakan bahwa memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 1 tahun
yang lalu. Keluarga klien mengatakan keluarga memiliki riwayar penyakit stroke dan
hipertensi tetapi sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu. Pada saat pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa keadaan umum klien lemah, klien berbaring ditempat tidur dengan
tingkat kesadaran composmentis dengan GCS: E4 V5 M6 (respon membuka mata
spontan, orientasi baik, respon motorik mengikuti perintah), dengan TTV: TD:
140/100 mmHg, N: 92x/menit, RR: 16 x/menit, S: 36.6° C, BB: 75kg, TB: 165 cm.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan hasil inspeksi dan palpasi pada
ekstremitas atas dan bawah didapatkan struktur ekstremitas atas dan bawah klien
terganggu dengan skala otot :

11111 55555 tindakan keperawatan pada kebutuhan fisik aktivitas dan istirahat didapatkan
Untuk
11111 55555 pasien dengan skala akvitas 4 yaitu dibantu dan pengawasan orang lain dan
bahwa
alat bantu. Dari hasil MSCT scan kepala tanpa kontras dapat kesimpulan bahwa
pasien mengalami :
- Sub acut ischemic cerebral infarction pada centrum semiovale kanan
- Susp acut ischemic cerebral lacunar infraction basal ganglia kiri
- Saat ini tak tampak pendarahan

3. Rumusan masalah
Pertanyaan Klinik: Intervensi manakah yang lebih efektif antara Pengaruh ROM
(Range Of Motion) Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke Non
Hemoragic dengan Pengaruh Mirror Therapy Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke
Non Hemoragik?

(Patient, Population
Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik
or problem)

(Intervention) ROM (Range Of Motion)

(Comparasion or
Latihan ROM aktif dan pasif
Intervention)

Pasien mampu menggerakkan anggota badan secara


(Outcome)
mandiri
Keyword: ROM, Kekuatan OTot, Ekstrimitas, Tangan, Kaki

4. Metode/strategi penelusuran bukti


a) Jurnal 1:
Pengaruh Rom (Range Of Motion) Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pa
sien Stroke Non Hemoragic Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2
018
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/view/46
b) Jurnal 2:
Pengaruh Mirror Therapy Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik Di RSU
D Kota Semarang, Vol. 4 No. 1, Juni 2017
Pengaruh Mirror Therapy Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik Di RSUD
Kota Semarang | Kusgiarti | Jurnal Smart Keperawatan (stikesyahoedsmg.ac.id)
5. Hasil Penelusuran
N Judul Jurnal Validity Important Applicable
O
1. Pengaruh Rom Metode Penelitian: Karakteristik responden Lebih mudah dalam
(Range Of Mo Penelitian ini 1. Bersedia menjadi respo mengaplikasikannya
tion) Terhadap adalah penelitian nden dan ini bisa
Kekuatan Otot kuantitatif. Desain 2. Penderita stroke non dilakukan kapan
Ekstremitas Pa penelitian quasi hemoragic saja dengan tanpa
da Pasien Stro experimental menggunakan alat.
ke Non Hemor dengan pendekatan
agic one group pre test-
post test

Jumlah sampel: 90
orang responden
2. Pengaruh Mirr Metode Penelitian: Karakteristik responden Terapi cermin ini
or Therapy Ke penelitian ini quasi Penderita stroke non mudah dilakukan
kuatan Otot Pa eksperiment dengan hemoragik dan hanya
rancangan One group
sien Stroke No membutuhkan
pre-post test.
n Hemoragik latihan yang sangat
Penelitian ini
Di RSUD Kot singkat tanpa
dilakukan untuk
a Semarang membebani pasien
mengetahui pengaruh
Mirror Therapy pada
pasien stroke Non
Hemoragik.

Jumlah sampel:
83 pasien stroke non
hemoragik.

6. Diskusi
1. Pengaruh Rom (Range Of Motion) Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada
Pasien Stroke Non Hemoragic
a. Kelebihan :
- Berdasarkan dari hasil uji statistic didapatkan pemberian ROM sebesar 0,000.
Artinya terdapat perbedaan kekuatan otot kaki sebelum dan sesudah
pemberian ROM. Hal ini membuktikan bahwa ROM berpengaruh dalam
meningkatkan kekuatan otot tangan dan kaki responden
- Lebih mudah dalam pengaplikasinnya dan bisadilakukan kapan saja
- Tidak memerlukan alat untuk menerapkannya
b. Kekurangan :
- Hanya bisa dilakukan satu kali saja dalam sehari
2. Pengaruh Mirror Therapy Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik Di RSUD
Kota Semarang
a. Kelebihan
- Lebih mudah dalam pengaplikasiannya
- Alat yang di perlukan mudah di dapatkan
b. Kekurangan

- memerlukan alat dalam penerapannya yaitu cermin


7. Kesimpulan
Jurnal 1:
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini antara lain, Nilai signifikansi kekuatan otot tangan
sebelum dan sesudah pemberian ROM sebesar 0,000. Artinya terdapat perbedaan kekuatan
otot tangan sebelum dan sesudah pemberian ROM. Hal ini membuktikan bahwa ROM
berpengaruh dalam meningkatkan kekuatan otot tangan responden.Nilai signifikansi kekuatan
otot kaki sebelum dan sesudah pemberian ROM sebesar 0,000. Artinya terdapat perbedaan
kekuatan otot kaki sebelum dan sesudah pemberian ROM. Hal ini membuktikan bahwa ROM
berpengaruh dalam meningkatkan kekuatan otot kaki responden

Jurnal 2:

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan latihan Mirror Therapy terhadap
kekuatan otot pasien Stroke Non Hemoragik di RSUD Kota Semarang..
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, C.A., & Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Jakarta: EGC

Hidayat, A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian Kesehatan; Paradigma Kuantitatif.

Surabaya. Health Books Publishing

Jenkins, L. 2005. Mazimzing Range of Motion In Older Adult. The Journal

on Active Aging. January February

Levine, G. Peter. 2008. Stronger After Stroke Your Roadmap to Recovery.

Demos Medical Publishing

Levine, G. Peter. 2008. Stronger After Stroke Your Roadmap to recovery.

Demos Medical Publishing.

Lewis, Randine. 2003. Treatment of Endometriosis and Fibroids. Medical

Article #RL-03. Eastern Harmony Medical Acupuncture Clinic.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Ed. 6. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai