Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN ANALISA JURNAL PENELITIAN

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI PKP DKI JAKARTA

Nama Mahasiswa: Yunisyah Aulia Mata kuliah: Keperawatan Gawat Darurat


Nama Jurnal, volume, isu dan tahun terbit:
Jurnal Cendikia Muda
Volume 2, Nomor 2, Juni 2022
ISSN : 2807-3469
Jurnal Artikel Penelitian:
Penerapan “Mirror Therapy” Terhadap Perubahan Kekuatan Otot Dan Rentang Gerak Pada
Pasien Stroke Non Hemoragik Dengan Hemiparase Di Kota Metro
Penulis (Author):
Nova Wahyu Valentina , Indhit Tri Utami, Nury Luthfiyatil Fitri
Lokasi dan Tahun Penelitian
RSUD Jend. Ahmad Yani Metro tahun 2022

A. Analisa Kualitas Penelitian


1. Masalah dan Tujuan Penelitian
Masalah yang sering dialami oleh penderita stroke dan yang paling ditakuti adalah
gangguan gerak. Penderita mengalami kesulitan saat berjalan karena mengalami
gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi gerak. Secara klinis
gejala yang sering muncul adalah hemiparesis. Keadaan hemiparesis merupakan
salah satu faktor yang menjadi penyebab hilangnya mekanisme refleks postural
normal, seperti mengontrol siku untuk bergerak, mengontrol gerak kepala untuk
keseimbangan, rotasi tubuh untuk gerakgerak fungsional pada ekstremitas. Stroke
merupakan penyebab kecacatan kronik yang paling tinggi pada kelompok umur di
atas usia 45 tahun. Oleh karena itu, perlu penanganan yang secepat mungkin untuk
menurunkan angka cacat fisik akibat stroke.
Penanganan yang dilakukan dapat berupa farmakologis dan non-farmakologis.
Salah satu penanganan non-farmakologis yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan status fungsional pada sensori motorik, yaitu terapi latihan rentang
gerak dengan menggunakan
media cermin (Mirror Therapy). Mirror Therapy merupakan intervensi terapi yang
difokuskan pada gerakan tangan atau kaki yang paresis. Teknik ini relatif baru,
sederhana, murah, dan mampu memperbaiki fungsi anggota gerak atas. Prosedur ini
dilakukan dengan menempatkan cermin pada bidang midsagital pasien, sehingga
pasien dapat melihat bayangan tangan yang sehat, dan memberikan suatu umpan
balik visual yang
dapat memperbaiki tangan sisi paresis.
Tujuan penerapan mirror therapy adalah untuk meningkatkan kekuatan otot dan
rentang gerak sendi pada pasien stroke non hemoragik dengan hemiparase.
2. Metode Penelitian
a. Desain penelitian
Desain penerapan yang digunakan pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
studi kasus.
b. Populasi dan sampel
Kriteria subyek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:
- 2 orang responden dengan diagnosa medis Stroke Non Hemoragik yang
mengalami hemiparesis.
- Kesadaran pasien composmentis
- Kekuatan otot pasien 0-4
- Tidak ada Batasan usia, berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki.
- Bersedia dilakukan penerapan mirror theraphy sebanyak 2 kali dalam sehari
selama 5 hari.
c. Instrument
Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien hemiparase adalah
lembar pengkajian, lembar skala observasi, Standar Operasional Prosedur, skala
MMT (Manual Muscle Test), geniometer, dan cermin.
d. Analisa data yang digunakan
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi kekuatan otot
menggunakan lembar observasi harian.

3. Hasil penelitian
Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah diberikan penerapan Mirror Therapy
selama 5 hari mengalami peningkatan kekuatan otot. Selain itu, rentang gerak sendi
kedua subyek juga mengalami penigkatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan mirror therapy terbukti dapat
meningkatkan kekuatan otot dan memperluas rentang gerak sendi.

4. Diskusi
Pada artikel penelitian bahan diskusi yang digunakan adalah efektivitas penerapan
“Mirror Therapy” terhadap perubahan kekuatan otot dan rentang gerak pada pasien
Stroke Non Hemoragik dengan hemiparase.

5. Kesimpulan dan rekomendasi


Mirror therapy dapat meningkatkan kekuatan otot dan memperluas rentang gerak
sendi pada pasien stroke yang terkena hemiparesis. Bagi pasien yang mengalami
hemiparesis, diharapkan dapat melakukan mirror therapy untuk meningkatkan
kekuatan otot dan memperluas rentang gerak sendi.
Tenaga kesehatan di rumah sakit disarankan memberikan atau mengajarkan mirror
therapy pada pasien stroke non hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik.
Latihan mirror therapy merupakan salah satu penatalaksanaan pada pasien stroke
non hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik yang tidak menimbulkan efek
samping.
6. Keterbatasan
Keterbatasan artikel ini adalah tidak mencantumkan kontra indikasi penerapan
mirror therapy pada pasien Stroke Non Hemoragik dengan hemiparase, maupun
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penerapan mirror
therapy pada subjek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai