Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISIS JURNAL

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2019
LAPORAN ANALISIS JURNAL LATIHAN
RANGE OF MOTION (ROM) PASIF
TERHADAP RENTANG SENDI
PASIEN PASCA STROKE

KELOMPOK 1A.8
Luthfi Alfia 1914901110035
Intan Nur Karimah 1914901110031
Muhammad Fitriyandi 1914901110044
Ika Norjannah 1914901110028

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2019
1. Pendahuluan
Stroke merupakan penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal atau global,
munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut
menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak
lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan,
dan lain-lain (Riskesdas, 2013). Pasien stroke akan mengalami gangguan-gangguan yang
bersifat fungsional.

Gangguan sensoris dan motorik post stroke mengakibatkan gangguan keseimbangan


termasuk kelemahan otot, penurunan fleksibilitas jaringan lunak, serta gangguan kontrol
motorik dan sensorik.Fungsi yang hilang akibat gangguan kontrol motorik pada pasien
stroke mengakibatkan hilangnya koordinasi, hilangnya kemampuan keseimbangan tubuh
dan postur (kemampuan untuk mempertahankan posisi tertentu) (Irfan, 2010). Pasien
stroke yang mengalami kelemahan pada satu sisi anggota tubuh disebabkan oleh karena
penurunan tonus otot, sehingga tidak mampu menggerakkan tubuhnya. Immobilisasi
yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat, akan menimbulkan komplikasi berupa
abnormalitas tonus, orthostatic hypotension, deep vein thrombosis dan kontraktur
(Garrison, 2003).

Setelah serangan stroke, tonus otot yang normal menghilang. Tanpa latihan yang baik,
pasien akan melakukan kompensasi gerakan dengan menggunakan bagian tubuhnya yang
sehat sehingga seumur hidupnya pasien akan menggunakan bagian tubuh yang sehat dan
membiarkan anggota tubuhnya yang sakit. Hemiparese pasca stroke diketahui merupakan
salah satu penyebab pasien stroke mengalami kecacatan. Derajat kecacatan yang dialami
oleh pasien stroke tergantung dari beratnya hemiparese yang dialami pasien. 30-60% dari
pasien yang mengalami hemiparese, akan mengalami kehilangan penuh pada fungsi
tangan dalam waktu 6 bulan pasca stroke (Stoykov & Corcos, 2009). Hemiparese yang
disebabkan oleh stroke akut menyebabkan kekakuan, kelumpuhan, kekuatan otot
melemah dan akibatnya mengurangi rentang gerak sendi dan fungsi ekstremitas atas,
aktivitas hidup sehari-hari Activity Daily Living (ADL), seperti makan, berpakaian,
mencuci (Park, 2007).

Hemiparese merupakan masalah umum yang dialami oleh pasien stroke. Hemiparese
pada ekstremitas atas dapat menyebabkan pasien mengalami berbagai keterbatasan
sehingga pasien banyak mengalami ketergantungan dalam beraktivitas. Ketergantungan
ini akan berlanjut sampai pasien pulang dari rumah sakit, oleh karena itu diperlukan
manajemen yang baik agar kondisi yang dialami oleh pasien dapat teratasi dan pasien
dapat beraktivitas mandiri pasca stroke nanti. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan
untuk mengatasi masalah hemiparese pada ekstremitas atas pasien stroke adalah dengan
melakukan latihan ROM baik aktif maupun pasif.

2. Kasus,
Ny. N umur 56 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 10 oktober 2019 dengan diagnosa
medis Stroke Non Hemoragik. Pada saat pengkajian rabu tanggal 15 Oktober 2019 pukul
11:30 WITA. Klien dalam keadaan umum lemah, klien mengeluh sakit kepala dan
penurunan kemampuan menggerakan tangan dan kaki sebelah kanan. Kemudian keluarga
klien mengatakan bahwa klien sebelum di bawa ke IGD RSUD Ansari Saleh mengeluh
badan lemah dan pada tangan sebelah kanan secara tiba-tiba mengalami penurunan
kemampuan menggerakan. Keadaan dari kesadaran yaitu composmentis GCS E(4) V(5)
M(6), bicara jelas. TTV: TD:160/100 mmHg. Temp: 36,8 ̊C. RR 25x/menit. N:
96x/menit. Tinggi badan: 144 cm. Berat badan: 48 kg.

Skala kekuatan otot : 2222 5555


3333 5555
Keterangan:
- 1 = terlihat/teraba getaran kontraksi otot tetapi tidak ada getaran sama sekali
- 2 = dapat menggerakan anggota gerak dan mampu melawan gravitasi
- 3 = dapat menggerakkan anggota gerak dan dapat melawan gravitasi
- 4 = dapat menggerakan sendi dengan aktif dan mampu melakukan tahanan sedang
- 5 = dapat menggerakan sendi dengan gerakan penuh dan mampu melawan
gravitasi dengan tahanan penuh.
Skala Aktivitas : 2 (memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain).

3. Rumusan masalah
Pertanyaan Klinik :

(Patient,
Population or
problem)

(Intervention)

(Comparasion
or
Intervention)

(Outcome)

Keyword:

4. Metode/strategi penelusuran bukti


Jurnal pertama :
Judul : Latihan Range Of Mothion (ROM) Pasif Terhadap Rentang Sendi Pasien Pasca
Stroke di Kabupaten Rejang Lebong
Alamat jurnal : Idea Nursing Journal e-ISSN : 2087-2879
Waktu penelitian : Tahun 2016

Jurnal kedua :
Judul : Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Kekuatan Otot pada
Pasien Stroke Non Hemoragik di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Alamat jurnal : Jurnal Keperawatan e-ISSN : 1978-5755
Waktu penelitian : Tahun 2019
5. Hasil Penelusuran
NO Judul Jurnal Validity Important Applicable
1. Metode penelitian : 1.
Jumlah sampel :

2. Metode penelitian : 1.
Jumlah sampel :
6. Diskusi
A. Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif Terhadap Rentang Sendi Pasien Pasca Stroke
Kelebihan:
1) Hemat biaya
2) Memberikan manfaat yang efektif seperti melancarkan sirkulasi darah keotak, dan
meningkatkan rentang sendi pasien stroke.
3) Mudah dalam mengaplikasikannya, keluarga pasien pun dapat melakukan tidak
hanya tenaga medis
4) Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya rendah
Kekurangan:
1) Hanya dapat dilakukan sesuai kemampuan pasien
2) Hanya dapat dilakukan pada pasien stroke non hemoragik
3) Resiko pasien kelelahan dan merasa tidak nyaman selama latihan
B. Pengaruh hidroterapi rendam kaki air hangat terhadap kekuatan otot pada pasien
stroke non hemoragik
Kelebihan:
1) Bahan yang digunakan mudah didapat
2) Memberikan manfaat yang banyak seperti meningkatkan sirkulasi darah,
mencegah flu/demam, memperbaiki fertilitas, menyembuhkan kelelahan,
meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energy tubuh, nyeri rematik dan
insomnia.
3) Tidak memiliki efek samping
Kekurangan:
1) Hanya dapat diaplikasikan pada pasien stroke non hemoragik
2) Hidroterapi masih harus didampingi dengan latihan ROM untuk memaksimalkan
hasil kekuatan otot.

7. Kesimpulan
Dari data diatas di dapatkan hasil bahwa latihan ROM belih efektif diterapkan dari pada
pemberian hidroterapi, karena tehnik latihan ROM merupakan terapi wajib yang
dilakukan pasien penderita stroke, sedangkan hidroterapi masih kurang efektif dan harus
didampingi dengan latihan ROM untuk melihat hasil yang maksimal.

8. Daftar Pustaka
Bakara, D.M., Warsito, S. 2016. LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF
TERHADAP RENTANG SENDI PASIEN PASCA STROKE. Idea Nursing
Journal (Online), ISSN : 2087-2879, Vol. VII No. 2 (http://jurnal.unsyiah.ac.id,
diakses 20 Oktober 2019)
Setiyawan, Pratiwi L., Rizqiea NR. 2019. Pengaruh hidroterapi rendam kaki air hangat
terhadap kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik. Jurnal Keperawatan
(Online), ISSN 1978-5755 Vol.8, No. 1 (https://www.researchgate.net, diakses 20
Oktober 2019)
www. Depkes.go.id article.
http://eprint.umbjm.ac.id/693/3/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai