Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN ANALISIS ARTIKEL JURNAL PENERAPAN RANGE OF

MOTION (ROM) PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK


DI RUANG MAKALAM RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROFESI

OLEH :
KELOMPOK 1
ESA SURYA AULIA G1B223004
MAOLIA JUNIANA G1B223011
MUHAMMAD NASRIL LUKMAN G1B223013
FERA AFRI SHANTI G1B223040
LALA DELVA SANTI G1B223043

PEMBIMBING AKADEMIK :
YULIA INDAH PERMATA SARI, S.Kep,. Ners,. M.Kep
Ns. RTS. NETISA MARTAWINARTI, S.Kep., M.Kep

PEMBIMBING KLINIK :
Ns. LEVI MARYAMI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB I................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................2
1.2 Tujuan.....................................................................................................................3
1.3 Manfaat...................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
2.1 Analisis Artikel Jurnal...........................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................8
3.1 Implikasi.................................................................................................................8
BAB IV..............................................................................................................................9
4.1 Analisa.....................................................................................................................9
BAB V.............................................................................................................................10
5.1Kesimpulan............................................................................................................10
5.2 Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja. Stroke merupakan penyakit yang paling sering
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara,
proses berpikir, daya ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai
akibat gangguan fungsi otak.1
Stroke merupakan kelainan otak baik secara fungsional maupun structural
yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau
dari seluruh sistem pembuluh darah otak.2
World Health Organization (WHO) menyatakan 15 juta orang menderita
stroke di seluruh dunia setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 5 juta meninggal
dan 5 juta lainnya menderita/mengalami cacat permanen. Tekanan darah tinggi
berkontribusi lebih dari 12,7 juta pada kejadian stroke di seluruh dunia.3
Prevalensi stroke diIndonesia mengalami peningkatan, pada hasil
Riskesdas 2013 insiden stroke diIndonesia adalah 7 per 1.000 penduduk, dan
pada hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 10,9 per 1.000 penduduk dan
merupakan penyebab kematian utama hampir disemua rumah sakit
diIndonesia yakni mencapai14,5%.4
Stroke non hemoragik merupakan penyebab utama morbiditas, mortalitas
di dunia, dan mengeluarkan dana kesehatan yang cukup besar bagi setiap
negara.5 Masalah yang muncul pada penderita stroke adalah adanya suatu
masalah pada anggota gerak sehingga kemampuan individu dalam bergerak
tidak bisa bebas dan terbatas yang bisa disebut dengan masalah gangguan
mobilitas fisik.6,7
Salah satu tanda dan gejala dari pasien stroke yang sering dijumpai adalah
hemiparase. Hemiparasis (kelemahan) pada pasien stroke ini biasanya
disebabkan oleh stroke arteri serebral anterior atau media sehingga

2
mengakibatkan infark pada bagian otak yang mengontrol gerakan (saraf
motorik) dari korteks bagian depan. 3
Pasien stroke yang mengalami hemiparese yang tidak mendapatkan
penanganan yang tepat dapat menimbulkan komplikasi gangguan fungsional,
gangguan mobilisasi, gangguan aktivitas sehari hari dan cacat yang tidak dapat
disembuhkan. Peningkatan angka kejadian stroke dan kecacatan yang
ditimbulkan dapat diatasi dengan range of motion (ROM).8,9
Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan
dalam proses yang dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan
pada penderita stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi
fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen
terapeutik bagi penderita dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi
cacat permanen pada penderita stroke paska perawatan di rumah sakit,
sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan penderita pada keluarga,
meningkatkan harga diri dan mekanisme koping penderita. 10,11
Range of Motion (ROM) jika di lakukan pada pasien stroke non hemoragik
dapat meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak sendi pada pasien stroke.
Latihan ROM dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan
aktivitas dari kimiawi neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan melalui
neuromuskuler akan meningkatkan rangsangan pada serat saraf otot
ekstremitas terutama saraf parasimpatis yang merangsang untuk produksi
asetilcholin, sehingga mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus
terutama otot polos ekstremitas akan meningkatkan metabolisme pada
metakonderia untuk menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot
ekstremitas sebagai energi untuk kontraksi dan meningkatan tonus otot polos
ekstremitas.12

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penerapan range of motion (rom) pada pasien


stroke non hemoragik.

3
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh penerapan range of motion (rom) pada
pasien stroke non hemoragik.
b. Untuk mengetahui implikasi penerapan range of motion (rom) pada
pasien stroke non hemoragik.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahun mengenai pengarug intevensi
keperawatan non farmakologi range of motion (rom) pada pasien stroke
non hemoragik.
1.3.2 Bagi Pembaca
Hasil analisis artikel jurnal ini diharapakan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pembaca baik itu mahasiswa keperawatan, perawat
maupun pasien stroke mengenai pengaruh penerapan intervensi range of
motion (rom) pada pasien stroke non hemoragik.

4
BAB II
ANALISIS ARTIKEL JURNAL
2.1 Analisis Artikel Jurnal
N Jurnal Population Intervention Comparasion Outcom Time
o
1. Penerapan Range Subyek dalam Intervensi yang Sebelum dilakukan Range Penerapan Range Of Motion Penerapan
Of Motion (ROM) penelitian ini adalah diberikan adalah Of Motion (ROM) pasif (ROM) efektif untuk Range Of
Pasif Untuk satu orang pasien penerapan Range kekuatan otot eksremitas meningkatkan kekuatan otot Motion (ROM)
Meningkatkan pasca stroke non Of Motion (ROM) kanan atas dan bawah namun memerlukan waktu yang pada
Kekuatan Otot hemoragik di Kota pasif untuk responden 3 dan setelah lebih lama untuk meningkatkan responden
Pasien Stroke Non Metro tahun 2020 meningkatkan dilakukannya Range Of kekuatan otot, sehigga perawat diberikan
Hemoragik bernama Ny.L kekuatan otot Motion (ROM) pasif dapat memebrikan edukasi dalam 1 hari.
berusia 53 tahun. pasien stroke non kekuatan otot eksremitas kepada subjek dan keluarga
Desi Merdiyanti, hemoragik. kanan atas dan bawah untuk melakukan Range Of
Sapti Ayubbana, responden masih 3, Motion (ROM) secara mandiri.
Senja Atika Sari sementara pada eksremitas
HS kiri atas dan kanan bawah
kekuatan otot subyek
Jurnal Cendikia berada pada derajat 5.
Muda
Volume 1, Nomor
1, Maret 2021
ISSN : 2807-3469
2. Penerapan Subyek pada atihan ROM pasif pasien stroke non hemorgik Pasien mengalami lumpuh Pemberian
Intervensi Range penelitian ini dengan pasien dalam intervensi atau sebagian anggota gerak sebelah ROM pasif
Of Motion (Rom) berjumlah 2 orang pasien gangguan tindakan yang dapat kiri, sehingga mengalami dilakukan
Pasif Ekstermitas dengan stroke non mobilitas fisik. dilakukan secara mandiri gangguan mobilitas fisik. selama tiga
Kiri Pada Pasien hemoragik. Pemberian ROM adalah latihan ROM pasif Gangguan mobilitas fisik hari (tiga kali
Stroke Non pasif diberikan untuk keberhasilan regimen diberikan tindakan latihan ROM latihan selama
Hemoragik Dalam pada ektermitas terapeutik terhadap pasien pasif yang bertujuan sehari) selama
Mengatasi atas dan bawah agar dapat mencegah meningkatkan kekuatan otot. 15 menit.

5
Masalah yang kekuatan terjadinya kondisi cacat HasildaripPemberian ROM pasif
Gangguan otot kurang permanen pada pasien adalah pasien 1 mengalami
Mobilitas Fisik paska perawatan di rumah peningkatan kekuatan otot
sakit sehingga mampu dibagian tangan kiri dan pasien 2
Windy Silegar menurunkan tingkat tidak mengalami peningkatan
Maelani , Erna ketergantungan pasien kekuatan otot.
Tsalatsatul Fitriyah terhadap keluarga yang
, Dina Camelia , merupakan salah satu
Faishol Roni, Arif bentuk intervensi
Wijaya fundamental perawat.

Journal Well Being


Volume 7 No.2,
2022, Halaman 48-
54 Issn 24772704
(Print) Eissn
26157519
3. Penerapan Range Subyek dalam penelitian Intervensi yang Pada pengkajian yang Penerapan range of motion Penerapan
Of Motion (Rom) ini adalah seorang diterapkan pada dilakukan sebelum (ROM) belum menunjukkan ROM ini hanya
Pasif Untuk Perempuan berusi 46 penelitian ini penerapan intervesi peningkatan kekuatan otot dilakuakan
Mengatasi tahun dan mempunya adalah penerapan diketahui nilai kekuatan tangan dan kaki pasien stroke selama satu
Masalah Riwayat hipertensi yang Range Of Motion otot tangan 3333/5555 dan non hemoragie. Dimana hari yakni pada
Keperawatan tidak terkontrol sejak 3 (ROM) pasif kaki 3333/5555. Setelah kekuatan otot pada subjek tanggal 10 Juli
Hambatan tahun. untuk diberikan intervensi Range penelitian tidak mengalami 2020.
Mobilitas Fisik meningkatkan Of Motion (ROM) perubahan dari sebelum sampai
Pada Pasien Stroke kekuatan otot dilakukan kembali sesudah intervensi.
Non Hemoragik Di pasien stroke. pemeriksaan kekuatan otot
Kota Metro dan diketahui kekuatan
otot tangan 3333/5555 dan
Cindita Bella , kaki 3333/5555.
Anik Inayati,
Immawati

6
Jurnal Cendikia
Muda Volume 1,
Nomor 2, Juni
2021 Issn : 2807-
3649
4. Penerapan Rom Subyek dalam Intervensi yang Penerapan ROM pasif Pemberian ROM pasif selama Penerapan
Pasif Terhadap penelitian ini adalah diberikan dalam selama tiga hari ternyata tiga hari, kekuatan otot pada ROM pasif
Peningkatan pasien stroke yang penelitian adalah kurang efektif untuk bahu kiri memiliki nilai 4 (baik), pada pasien
Kekuatan Otot mengalami kelemahan penerapan ROM meningkatkan kekuatan otot siku kiri bernilai 3 ( cukup), diberikan
Pasien Dengan otot yang bernama Ny. terhadap pasien otot jika dilakukan dengan otot pergelangan tangan kiri mulai dari
Stroke Non K berusia 75 tahun stroke yang durasi waktu yang singkat . bernilai 4 ( baik) dan kekuatan tanggal 16 juli
Hemoragik mengalami Penerapan ROM pasid otot pada jari-jari tangan dengan 2021- 18 juli
kelemahan otot memerlukan latihan dan nilai 4 (baik). Lalu kekuatan otot 2021 .
Bagus Ari durasi waktu yang lama pada paha kiri bernilai 4 ( baik), Penerapan
Permadhi , untuk memperoleh hasil pergelangan lutut kiri dengan dilakukan
Ludiana, Sapti yang maksimal nilai 4 ( baik), pergelangan kaki sebanyak dua
Ayubbana kiri bernilai 3 ( cukup) dan kali selama
kekuatan otot pada jari-jari kaki tiga hari
Jurnal Cendikia kiri dengan nilai 4 ( baik)
Muda Volume 2, Setelah tiga hari pemberian
Nomor 4, ROM ternyata tidak mengalami
Desember 2022 peningkatan kekuatan otot dari
Issn : 2807-3469 sebelumnya.
5. Pengaruh Populasi dalam penelitian Intervensi yang Sebelum dilakukan Hasil analisis memiliki pengaruh Gerakan ROM
penerapan ROM ini adalah seluruh pasien diberikan adalah penerapam ROM pada positif terhadap 38 responden pasif dilakukan
pada ekstremitas stroke non hemoragik di penerapan Range ekstremitas responden artinya ke 38 responden dalam 2 kali sehari
terhadap kekuatan RS. Panti Nirmala Of Motion (ROM) didapatkan data bahwa penelitian mengalami selama 3 hari
oto pasien stroke sejumlah 42 pasien dalam pasif untuk kekuatan otot pasien stroke peningkatan skala kekuatan otot pada bulan
non hemoragik di bulan Desember 2019. meningkatkan pada skala 3. dari sebelum dilakukan ROM ke desember 2019
RS. Panti Nirmala Sampel dalam penelitian kekuatan otot setelah dilakukan Gerakan ROM. pada 42 pasien
ini berjumlah 42 pasien stroke non
Cicilia Mardiyanti, Responden dengan tehnik hemoragik.
Luluk Nur Aini, samplingnya adalah total

7
Zakaria Amien sampling.

8
BAB III
IMPLIKASI

3.1 Implikasi
Literature review ini dapat digunakan dalam praktik keperawatan karena
mudah, cepat, tidak membutuhkan biaya dan menimbulkan efek samping.
Penelitian yang telah direview menunjukkan setelah dilakukan penerapan ROM (
Range Of Motion) selama 3 hari ternyata hasilnya kurang efektif untuk
meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke, dikarenakan durasi waktu yang
cukup singkat untuk pemberian latihan ROM. Penerapan ROM pasif pada pasien
stroke non hemoragik umumnya memerlukan latihan dan durasi waktu yang
lama untuk memperoleh hasil yang maksimal untuk meningkatkan kekuatan otot.
Range of motion (ROM) ini dapat memberikan efek yang lebih pada fungsi
motorik anggota ekstremitas pada pasien stroke. Efek dari latihan ini akan
berdampak setelah latihan dimana akan terjadi peningkatan kekuatan otot.
Dimana pelaksanaan latihan ROM dapat dilakukan minimal 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore hari secara rutin dengan durasi waktu 15-35 menit dan latihan
dilakukan minimal 4 minggu untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Latihan ROM merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat


digunakan dalam praktik keperawatan. Perawat dapat mempraktekkan,
memodifikasi, dan mengembangkan latihan ROM dalam meningkatkan kekuatan
otot pasien stroke non hemoragik dengan tetap memperhatikan kondisi atau
keadaan pasien serta membutuhkan evaluasi dan monitoring dari tenaga medis
lainnya.

9
BAB IV
4.1 Analisa
Dari ke 5 jurnal dengan Penerapan Range Of Motion (ROM) Untuk
Meningkatkan Kekuatan Otot, untuk tindakan pemberian ROM di sesuaikan
dengan keadaan klien (ROM aktif / ROM pasif), tindakan ROM efektif untuk
meningkatkan kekuatan otot namun memerlukan waktu yang lebih lama
untuk meningkatkan kekuatan otot, selain memerlukan waktu yang lama
tindakan penerepan ROM akan lebih efektif meningkatkan kekuatan otot jika
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang. Dan kurang efektif untuk
meningkatkan kekuatan otot jika dilakukan dengan durasi waktu yang
singkat latihan pemberian rom efektif dilakukan pada penderita stroke non
hemoragik,

ROM (Range Of Motion), jika dilakukan pada pasien stroke non


hemoragik dapat meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak sendi pada pasien
stroke. Latihan ROM dapat menimbulkan rangsangan sehingga
meningkatkan aktivitas dari kimiawi neuromuscular dan muskuler.
Rangsangan melalui neuromuskuler akan meningkatkan rangsangan pada
serat saraf otot ekstremitas terutama saraf parasimpatis yang merangsang
untuk produksi aseticholin, sehingga mengakibatkan kontraksi.

Penerapan ROM dilakukan sesuai dengan standard operasional prosedur,


namun memiliki keterbatasan yaitu membutuhkan waktu yang lama danharus
dilakukan berulang-ulang, penerapan Range Of Motion (ROM), efektif untuk
meningkatkan kekuatan otot, sehingga subjek dan keluarga perlu di edukasi
tentang manfaat, tujuan ROM agar mau melakukan latihan gerak sendi.

10
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Penerapan Range Of Motion (ROM) efektif untuk meningkatkan kekuatan
otot namun memerlukan waktu yang lebih lama untuk meningkatkan kekuatan
otot, sehigga perawat dapat membrikan edukasi kepada subjek dan keluarga untuk
melakukan Range Of Motion (ROM) secara mandiri. Penerapan range of motion
(ROM) belum menunjukkan peningkatan kekuatan otot tangan dan kaki pasien
stroke non hemoragie. Hal ini disebabkan penerapan range of motion (ROM) pada
semua penelitian hanya dilakukan selama 3 hari. Dimana didapatkan hasil bahwa
penerapan ROM dalam waktu yang singkat kurang efektif untuk meningkatkan
kekuatan otot pada pasien stroke. Hal ini disebabkan karena waktu pemberian
latihan ROM ini sebaiknya lebih lama minimal 4 minggu karena telah terbukti
berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot.

5.2 Saran
Penerapan ROM harus dilakukan sesuai dengan standard operasional
prosedur, namun memiliki keterbatasan yaitu membutuhkan waktu yang lama.dan
harus dilakukan berulang-ulang. oleh sebab itu untuk penerapan ROM harus
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang, serta perlu dukungan dari keluarga
untuk selalu memberikan motivasi terhadap pasien. Serta pasien dan keluarga
dapat menambah wawasan mengenai latihan ROM, dan dapat dilakukan dirumah.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Muttaqin A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
2. Wijaya A., Putri Y. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Medika;
2018.
3. Black JM, Hawks JH. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Buku 3.
Jakarta: Salemba Medika; 2014.
4. Kesehatan BP dan P. Laporan RISKESDAS Nasional [Internet]. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. p. 674. Available from:
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
5. Kusyani A. Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Lama Waktu
Kedatangan Pasien Stroke Iskemik Ke Igd Rsud Jombang. Well Being.
2019;4(1):21–8.
6. Azizah N, Wahyuningsih W. Genggam Bola Untuk Mengatasi Hambatan
Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Nonhemoragik. J Manaj Asuhan
Keperawatan. 2020;4(1):35–42.
7. Maelani WS, Fitriyah ET, Camelia D, Faishol R, Arif W. PENERAPAN
INTERVENSI RANGE OF MOTION (ROM) PASIF EKSTERMITAS
KIRI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DALAM
MENGATASI MASALAH GANGGUAN MOBILITAS FISIK. Well
Being. 2022;7(2):48–54.
8. Susanti, Bistara, N D. Pengaruh Range of Motion Terhadap Kekuatan Otot
Pada Pasien Stroke. J Kesehat Vokasional. 2019;4(2).
9. Permadhi BA, Ludiana, Ayubbana S. PENERAPAN ROM PASIF
TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN DENGAN
STROKE NON HEMORAGIK. J Cendikia Muda. 2022;2(4):443–6.
10. Mutaqib M. Perbedaan Latihan Range of Motion ROM) Pasif dan Aktif
selama 1–2 Minggu terhadap Peningkatan Rentang Geak Sendi pada
Penderita Stroke di Kecamatan Tanggul Jember. Soedirman J Nurs.
2013;8(1):56–68.
11. Bella C, Inayati A, Immawat. PENERAPAN RANGE OF MOTION
(ROM) PASIF UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN
HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE NON
HEMORAGIK DI KOTA METRO. J Cendikia Muda. 2021;1(2):216–22.
12. Merdiyanti D, Ayubbana S, HS SAS. PENERAPAN RANGE OF MOTION

12
(ROM) PASIF UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PASIEN
STROKE NON HEMORAGIK. J Cendikia Muda. 2021;1(1):98–102.

13

Anda mungkin juga menyukai