Anda di halaman 1dari 42

BIDANG ILMU: KEDOKTERAN

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGARUH LAYANAN REHABILITASI MEDIK TERHADAP


SKOR BARTHEL INDEX PASIEN NON-HEMORAGIC STROKE

TIM PENGUSUL:
dr. Imran Safei, Sp.KFR(K)/ 0902098101(KETUA)
dr. Zulfahmidah, M.Biomed/0912038903 (ANGGOTA)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


JUNI 2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : PENGARUH LAYANAN REHABILITASI MEDIK


TERHADAP SKOR BARTHEL INDEX PASIEN NON-
HEMORAGIC STROKE
2. Bidang Ilmu : Kedokteran
3. Bidang Unggulan : Kosmetik, Obat-Obatan dan Pelayanan Kesehatan Halal
4. Ketua Peneliti
Nama Lengkap : dr. Imran Safei, Sp.KFR (K)
Prodi /Fakultas : Sarjana Kedokteran/Fakultas Kedokteran
NIDN : 0902098101
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
No. HP/email : 0853-2033-2596/imran.safei@umi.ac.id
Alamat : Jl. Sungai Walanea no.25
5 Anggota Peneliti :
Nama Lengkap : dr.Zulfahmidah, M.Biomed
Prodi /Fakultas : Sarjana Kedokteran /Fakultas Kedokteran
c. NIDN : 0912038903
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
6.Nama Anggota Mahasiswa (1 : Wahidah
Prodi/Fakultas : Sarjana Kedokteran/Fakultas Kedokteran
Nomor Induk : 11020190128
Mahasiswa
7. Jumlah Dana diusulkan : Rp. 8.000.000

Makassar, 17 Maret 2023


Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran UMI Ketua Pengusul,

Dr. dr. Nasrudin, Sp.OG(K).,MARS, M.Sc dr.Imran Safei, Sp.KFR (K)


NIPS 111 06 0826 NIPS. 111 17 1464

Menyetujui,
Ketua LP2S UMI

Prof. Dr. H.Baharuddi n Semmaila, SE.,M.Si


NIPS: 102 86 0205

2
RINGKASAN
Latar Belakang : Stroke adalah tanda klinis progresif dari gangguan fokal
atau global dari fungsi kerja otak yang berlangsung ≥24 jam yang menyebabkan
kematian dan kecacatan. Terdapat 11,8% total kematian di seluruh dunia dan 10,9%
kasus stroke di Indonesia pada tahun 2018. Kualitas hidup pada pasien stroke
mengalami penurunan dan meningkatknya angka ketergantungan kepada orang
lain/keluarga. Rehabilitasi bertujuan memaksimalkan fungsi serta meningkatkan
kualitas hidup pasien agar dapat bekerja dan beraktivitas sesuai dengan
kapasitasnya. Barthel Index adalah skala pengukuran yang bertujuan untuk
mengukur kinerja aktual untuk memenuhi AKS seperti berpakaian, mobilitas, dan
aktivitas sehari-hari. Tujuan : Mengetahui pengaruh rehabilitasi medik terhadap
perbaikan motorik berdasarkan skor Barthel Index pasien non-hemoragik stroke.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui rekam medik. Sampel penelitian
adalah semua pasien yang terdiagnosis non-hemoragic Stroke yang berobat di poli
rehabilitasi medik RS Ibnu Sina Makassar pada bulan Januari-Juni 2023. Analisis
data yang dilakukan yaitu analisis univariat dan Bivariat dengan menggunakan
paired t-test. Luaran penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat dipublikasi di
Umi Medical Journal (Sinta 5-
http://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal) dan terdaftar sebagai HKI.
Kata Kunci: Layanan Rehabilitasi Medik; Non-Hemorrhagic Stroke; Skor Barthel
Index

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke atau Cerebro Vasculacerebro Accident (CVA) adalah penyebab
kerusakan otak yang paling umum. Peristiwa ini dapat terjadi akibat pembuluh pada
jaringan otak yang diperdarahi pecah akibat hipertensi yang menimbulkan stress
pada pembuluh darah sehingga tekanan internal yang meningkat atau terdapat
bekuan (80% penyebab terjadinya stroke) sehingga suplai oksigen, glukosa vital,
dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh otak tidak mencukupi yang mengakibatkan
kerusakan hingga kematian jaringan.1 Sesuai kriteria World Health Organization
(WHO), stroke adalah tanda klinis yang progresif dari gangguan fokal atau global
dari fungsi kerja otak yang berlangsung ≥24 jam yang dapat menyebabkan
kematian, tanpa penyebab yang jelas selain penyebab vaskular. 2 Berdasarkan
penyebabnya, stroke dibedakan menjadi stroke non hemoragik yang merupakan
87% kasus stroke akibat terjadinya sumbatan atau oklusi di aliran pembuluh darah
otak dan stroke hemoragik adalah stroke yang diakibatkan adanya perdarahan atau
pecahnya pembuluh darah otak yang mengalir menuju ke parenkim otak ataupun
ke ruang subarachnoid dimana stroke hemoragik terdapat 13% pada kasus stroke.3
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh American Heart Association (AHA)
bahwa pada tahun 2015, stroke menyumbang 11,8% total kematian di seluruh
dunia, sehingga stroke sebagai penyakit mematikan kedua setelah penyakit
kardiovaskular. Untuk di Amerika Serikat sendiri, stroke berada pada urutan ke-5
diantara semua penyebab kematian dengan korban hampir 133.000 jiwa per
tahunnya. Stroke juga menyumbang 1 dari 19 kematian dan juga penyebab
kecacatan jangka panjang yang dianggap serius di Amerika Serikat.4 Sedangkan
prevalensi stroke di Indonesia sebesar 10,9% pada tahun 2018 yang mengalami
peningkatan sebesar 3,9% dimana sebelumnya pada tahun 2013 kasus stroke
sebesar 7% berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Riset Kesehatan Dasar.5
Stroke atau CVA adalah penyakit yang menyerang otak, yang dimana terdapat
100 miliar saraf membentuk suatu kompleks yang memungkinkan kita untuk
mengatur emosi, ingatan, gerakan, dan keseimbangan tubuh.1 Selain kematian,

4
stroke juga merupakan penyebab utama dari kecacatan yang berkaitan dengan
aktivitas kehidupan sehari hari atau Activity Daily Living (ADL), integrasi
komuntias, dan kualitas hidup atau Quality of Live (QOL).6,7 Serangan stroke juga
menimbulkan gangguan fungsi sensorimotor yang spesifik pada salah satu sisi
tubuh akibat kematian jaringan saraf pada otak. Sehingga kualitas hidup pada
korban stroke mengalami penurunan karena ketergantungan dengan anggota
keluarga meningkat akibat penurunan fungsi keseimbangan tubuh. Sehingga, tidak
hanya penanganan pada saat stroke yang dibutuhkan tetapi rehabilitasi pasca stroke
juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita stroke agar
tercapainya kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).8
Pasien post serangan stroke yang bertahan hidup memiliki keterbatasan dalam
melakukan pekerjaan sehari – hari secara mandiri. Menurut Haghgoo et al., (2013),
stroke memiliki dampak besar terhadap kemampuan pasien dalam melakukan ADL
(dikutip oleh Oros et al., 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian Pratami, et al.,
(2016), bahwa gangguan fungsi Activity of Daily Living (ADL) merupakan
penyebab utama gangguan fungsional dimana 20 persen penderita stroke yang
bertahan hidup masih membutuhkan perawatan di instansi kesehatan. Perawatan
terhadap penderita post stroke harus dimulai sedini mungkin Terapi serta
rehabilitasi dirancang berdasarkan tingkat kecacatan setiap pasien yang bertujuan
untuk memaksimalkan fungsi di area otak yang masih bertahan dari serangan stroke
serta meningkatkan kualitas hidup pasien agar dapat bekerja dan beraktivitas sesuai
dengan kapasitasnya.9,10 Sehingga, betapa pentingnya untuk memiliki instrument
akurat untuk mengukur aktivitas fungsional yang valid. Barthel Index adalah skala
pengukuran runtut yang bertujuan untuk mengukur kinerja aktual dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) seperti berpakaian, mobilitas, dan aktivitas
sehari-hari berdasarkan klasifikasi fungsi, kecacatan, dan kesehatan internasional.
Selain betujuan untuk menilai kinerja aktual aktivitas sehari-hari (AKS) pada
pasien rehabilitasi, Barthel Index juga memiliki beberapa tujuan klinis seperti
menentukan tingkat kecacatan, evaluasi perawatan, prognosis penyakit
(fungsional), dan perencanaan kepulangan pasien, dan untuk menilai kebutuhan
perawatan di rumah.11 Pada Barthel Index dilakukan pengukuran kemampuan

5
pasien sejauh mana pasien dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS)
dengan mandiri seperti mandi, berpakaian, makan, buang air kecil (BAK) dan
buang air besar (BAB) serta menaiki tangga.12
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang, maka dapat
dirumuskan pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana nilai Barthel Index pasien stroke non-hemoragik sebelum
menjalankan terapi rehabilitasi medik ?
2. Bagaimana nilai Barthel Index pasien stroke non-hemoragik setelah
menjalankan terapi rehabilitasi medik ?
3. Apakah ada hubungan antara rehabilitasi medik terhadap perbaikan mobilitas
pasien stroke berdasarkan score Barthel Indexnya ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi rehabilitasi medik terhadap perbaikan
mobilitas pasien stroke non-hemoragik berdasarkan nilai Barthel Index.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui nilai Barthel Index pada pasien stroke non-hemoragik
sebelum diberikan terapi rehabilitasi medik.
2. Untuk mengetahui nilai Barthel Index pada pasien stroke non-hemoragik
setelah diberikan terapi rehabilitasi medik.
3. Untuk mengetahui pengaruh rehabilitas medik terhadap perbaikan mobilitas
pasien stroke non hemoragik.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Masyarakat Umum
Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan bagi masyarakat untuk
mencegah penyakit stroke dan pentingnya mendapatkan penanganan rehabilitasi
medik pasca stroke terhadap perbaikan fungsi tubuh.
1.4.2 Bagi Institusi
Sebagai salah satu faktor yang dapat mendukung kemajuan Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia pada bidang penelitian.

6
1.4.3 Bagi Peneliti
Sebagai salah satu persyaratan bagi peniliti untuk mencapai strata-1 prodi
pendidikan kedokteran. Terutama untuk menambah wawasan peneliti mengenai
stroke non-hemoragik beserta pengaruh rehabilitasi terhadap pasien stroke non-
hemoragik.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke
2.1.1. Definisi Stroke
Berkurangnya suplai oksigen dan substrat metabolit yang dibutuhkan oleh
otak untuk menjalankan tugasnya sebagai pusat pada sistem saraf. Adanya peran
trombosis dan emboli yang memicu terjadinya mekanisme patogenik yaitu (i)
oklusi trombotik, (ii) oklusi embolik, dan (iii) ruptur vaskular. Dimana ketiga
mekanisme patogenik tersebut menyebabkan infark ataupun jejas iskemik pada
bagian otak yang diperdarahi oleh pembuluh yang terkena akibat menghilangnya
perfusi total, hipoksemia berat (contohnya syok hipovolemik), atau hipoglikemia
berat.13
WHO (World Health Organization) mendefinisikan stroke sebagai suatu
manifestasi klinis akibat adanya gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun
global, yang berlangsung begitu cepat, kejadiannya berlangsung lebih dari 24 jam,
atau akan berakhir dengan kematian dengan tanpa ditemukan suatu penyebab yang
selain suatu gangguan vaskular.2
2.1.2. Epidemiologi
Heart Disease and Stroke Statistics 2018 At-a-glance dari American Heart
Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA) menyatakan bahwa,
pada tahun 2015 stroke menyumbang 11,8% dari total kematian di seluruh dunia,
stroke juga menyumbang 1 dari 19 kematian di Amerika Serikat dan menjadi
penyebab utama kecacatan jangka panjang yang serius di Amerika Serikat.
Sedangkan untuk di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2018 dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
menyatakan prevalensi stroke di tahun 2018 sebesar 10,9% yang mengalami
peningkatan sebesar 3,9% dari prevalensi di tahun 2013 sebesar 7%. Sementara
berdasarkan provinsi pada penduduk usia ≥ 15 tahun, Kalimantan Timur menempati
urutan teratas dengan angka 14.7% dan prevalensi stroke terendah berada di
Provinsi Papua dengan angka 4.1%.5,4

8
2.1.3. Etiologi
1. Oklusi Trombotik
Infark serebral terjadi oleh oklusi trombotik yang berasal dari plak
aterosklerotik. Oklusi trombotik yang terjadi menyebabkan terbentuknya infark
kecil yang disebut “infark lakunar”, terjadi ketika menembus dan menyumbat arteri
kecil. Hal ini biasanya terjadi akibat hipertensi yang berlangsung lama. 13
2. Infark Emboli
Infark karena emboli lebih sering terjadi daripada infark trombosis. Sumber
emboli tersering berasal dari trombi mural jantung akibat dari disfungsi miokard,
gangguan katup jantung dan fibrilasi atrium yang menjadi faktor predisposisi.
Tromboemboli juga muncul pada arteri, plak arematosa di arteri karotis atau
lengkungan aorta.13

3. Hemoragi
Hemoragi yang terjadi intracranial adalah perdarahan yang terjadi di dalam
cranium, dapat ekstradural, subdural, subaraknoid, atau serebral (parenkimal).
Semua tipe ini dapat menyebabkan kerusakan otak akibat terjadinya peningkatan
tekanan di intrakranial.14
2.1.4. Faktor Risiko
Terdapat banyak faktor yang dapat berpengaruh pada kejadian stroke.
Faktor risiko terjadinya stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang dapat di
modifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.15
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah (Internal)
a. Riwayat Keluarga (genetik)
Berdasarkan penelitian mengenai faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian stroke yang dilakukan oleh Khairatunnisa dkk(2017) menjelaskan
bahwa sebesar 42,2% kasus stroke dengan riwayat keluarga pernah mengalami
hal yang serupa, sedangkan pasien stroke dengan tanpa riwayat keluarga pernah
mengalami stroke sebesar 57,8%. Beberapa ahli menyatakan bahwa angka
kejadian stroke yang selama ini dikorelasikan dengan riwayat keluarga ialah
adanya gen resesif yang menjadi pemicu. Adapun gen ini berhubungan dengan

9
terjadinya faktor risiko yang menjadi pemicu stroke diantaranya diabetes melitus
(DM), hipertensi, hiperurisemia, hiperlipidemia, penyakit jantung koroner
(PJK), dan kelainan pada pembuluh darah dengan karakteristrik menurun.16
b. Usia
Pada rentang usia ≥55 tahun–64 tahun lebih banyak mengalami stroke
iskemik. Hal ini memberikan gambaran bahwa stroke iskemik akan lebih mudah
menyerang orang yang memiliki umur yang lebih tua yang berkaitan dengan
teori degeneratif, dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi pada pembuluh
darah seperti diameter, ketebalan, dan kekuatan dinding lumen pembuluh darah
serta fungsi endotel yang mendasari terbentuknya aterosklerosis.17
c. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih rentan mengalami stroke iskemik
sedangkan perempuan lebih cenderung dengan stroke hemoragik. Prevalensi
stroke pada laki-laki lebih tinggi berdasarkan faktor risiko stroke seperti
merokok, kadar kolesterol yang tinggi, penyakit arteri koroner, dan arteri perifer.
Efek neuroprotektif terjadi pada perempuan sebelum memasuki fase menopause
yang berkaitan dengan kadar hormon estrogen dan cenderung memiliki risiko
stroke yang lebih rendah pada rentang usia 40 hingga 75 tahun dibandingkan
dengan laki laki.17
Prevalensi stroke lebih banyak dialami oleh laki-laki daripada perempuan
dengan perbandingan sekitar 1,3:1, terkecuali pada usia lanjut, kejadian stroke
pada laki-laki dan perempuan hampir tidak ada perbedaan. Kejadian stroke lebih
banyak dialami oleh laki-laki karena hormon testosteron yang dapat
meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada darah yang akan
memicu peningkatan kadar kolesterol. Jika kadar kolesterol dalam darah
meningkat, maka akan meningkatkan risiko penyakit degeneratif..15
2. Faktor risiko yang dapat diubah (Eksternal)
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan dimana terjadinya peningkatan darah
sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan dengan tekanan darah diastolik
lebih atau sama dengan 90 mmHg.

10
Riwayat hipertensi merupakan salah satu faktor terjadinya serangan stroke
pada usia dewasa dengan risiko sebesar 16,22 kali lebih besar dibandingkan
dengan tanpa riwayat hipertensi. Perubahan struktur pada lumen pembuluh darah
arteri yang menyempit serta plak aterosklerosis yang terdapat pada lumen
pembuluh darah akan menyebabkan trombus sehingga suplai darah ke otak
berkurang bahkan terjadinya penyumbatan aliran karena trombus yang tidak
stabil akan terlepas dan beredar di dalam pembuluh darah sesuai dengan tempat
dimana emboli tersebut berakhir.15
b. Diabetes Melitus (DM)
Berdasarkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) dalam
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus di Indonesia bahwa,
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Diagnosis Diabetes Melitus dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan kadar glukosa darah yang diperoleh dari pemeriksaan enzimatik
plasma darah vena melalui alat glucometer.19
Hiperglikemia pada pasien DM akan meningkatkan pembentukan sorbitol
di dalam sel sehingga terjadi terjadi pembengkakan osmotik sehingga sel endotel
mengalami kerusakan. Pada keadaan hiperglikemia proses glikosilasi protein
Advanced Glycation End (AGE) terjadi sehingga terjadi peningkatan
pembentukan protein plasma yang mengandung glukosa, seperti fibrinogen,
haptoglobulin, macroglobulin-α2 serta faktor pembekuan V-VIII sehingga
pembekuan dan viskositas darah meningkat yang akan memicu meningkatnya
risiko trombosis.20
c. Merokok
Walaupun perbedaan antara penderita stroke dengan riwayat merokok dan
tanpa riwayat merokok tidak didapatkan perbedaan yang begitu signifikan,
namun perbedaan inilah yang mempengaruhi fungsional dan disabilitas yang
buruk pada penderita stroke dengan riwayat merokok 3 bulan setelah onset
stroke. Pada rokok mengandung nikotin dan zat zat senyawa kimia yang sangat
berbahaya sehingga menyebabkan penggunanya menderita hipertensi yang

11
merupakan salah satu faktor risiko stroke itu sendiri. Merokok akan
mempengaruhi peningkatan tekanan darah secara temporer yang berdampak
pada perdarahan subarachnoid akibat pecahnya aneurisma serebral. Dalam
sebatang rokok memiliki kandungan yang sangat mengancam dan berbahaya
bagi tubuh, sekitar 4000 jenis zat kimia yang dimana 60 zat diantaranya dapat
memicu timbulnya kanker dan adiktif. Gas CO yang dihasilkan oleh rokok yang
kemudian dihisap oleh penggunanya menimbulkan desaturase yang terjadi pada
hemoglobin darah, sehingga suplai oksigen yang akan dibawa ke seluruh tubuh
berkurang selanjutnya kedudukan oksigen digantikan oleh gas CO
(Karbonmonoksida) pada hemoglobin dan mempercepat terjadinya
aterosklerosis di lumen pembuluh darah. Selain itu, dampak lain yang
disebabkan oleh rokok adalah peningkatan koagubilitas, viskositas darah,
peningkatan level fibrinogen, mendorong terbentuknya agregasi platelet,
tekanan darah tinggi, menaikkan hematokrit dan menurunkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL).21
d. Alkohol
Alkohol merupakan hasil fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme
dalam keadaan anaerobik. Dalam dunia medis, alkohol digunakan sebagai
bakterisida, fungisida, dan virusida. Sejak dahulu hingga kini alkohol dalam
berbentuk minuman yang ada di lingkungan masyarakat. Konsumsi minuman
beralkohol berlebih dan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi
produksi kortisol sehingga aktivitas Renin Angiotensin Aldosterone System
(RAAS) mengalami peningkatan. Pada tubuh manusia, RAAS berfungsi dalam
mengatur homeostasis tekanan darah dan cairan tubuh manusia. Maka,
seseorang yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dan dalam jangka
waktu yang panjang akan meningkatkan volume sel darah merah, hal ini akan
meningkatkan viskositas darah yang akan bermanifestasi pada hipertensi yang
merupakan salah satu faktor risiko dari stroke.22
2.1.5. Klasifikasi dan Patomekanisme Stroke
Secara luas, stroke dibedakan menjadi stroke hemoragik (perdarahan) dan
stroke non-hemoragik (stroke iskemik) dan Transient Ischemic Attack (TIA).

12
Gejala klinis yang dapat ditandai pada kasus stroke adalah defisit neurolgis fokal
yang berlangsung secara tiba tiba. Stroke dapat diklasifikasikan dalam dua jenis
berdasarkan kelainan patologisnya yaitu stroke hemoragik dan stroke hemoragik.23
A. Stroke Non-Hemoragik (stroke iskemik)
Sindrom neurologi yang disebabkan karena adanya oklusi pada satu atau lebih
aliran pembuluh darah otak sehingga menyebabkan matinya jaringan (infark)
serebral. Proses terjadinya stroke iskemik tidak hanya diakibatkan oleh adanya
oklusi pada aliran pembuluh darah pada otak, banyak hal atau kondisi yang dapat
menjadi pencetus seperti, vasculitis karena adanya proses inflamasi, dural sinus
trombosis, vasospasme, dan beberapa penyakit lain yang melibatkan aliran
pembuluh darah yang akan berakhir pada aliran darah ke otak.24
B. Stroke Hemoragik (stroke perdarahan)
Terdapat dua penyebab yang mendasari kejadian stroke hemoragik atau
Intracranial Hemorrhagic adalah hipertensi vaskulopati akibat tekanan darah tinggi
yang telah berlangsung lama dan angiopati amiloid serebal yang merupakan hasil
penumpukan amiloid pada dinding pembuluh darah otak. Perdarahan akibat
hipertensi disebabkan karena adanya perubahan degeneratif pada arteri kecil yang
umumnya terjadi di daerah dalam seperti ganglia basalis dan thalamus. Adapun
stroke hemoragik yang diakibatkan oleh amiloid angiopati cenderung terjadi pada
usia lanjut dan bersifat lobar.3 Pada stroke hemoragik dibedakan menjadi dua, yaitu;
a. Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Intraserebral atau Intracerebral Haemorrhage (ICH) diartikan
sebagai gangguan darah yang terjadi pada parenkim otak. Kejadian ini
disebabkan oleh pembuluh darah, kelainan vena, malformasi vaskular. Kejadian
ICH sendiri terjadi secara spontan, dalam hal ini ‘spontan’ dalam artian
penyebabnya tidak diketahui dengan prosedur tes diagnostik dan juga
kejadiannya terjadi dengan atau tanpa faktor risiko (misalnya seperti hipertensi
pada arteri dan penggunaan antikoagulan oral atau agen antiplatelet).25
b. Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan subaraknoid diartikan sebagai gangguan darah pada ruang
subaraknoid dengan atau tanpa penyebaran hingga ke ventrikel atau parenkim

13
otak. Kejadian perdarahan subaraknoid biasanya berhubungan dengan
pecahnya aneurisma pada intrakranial dan secara patofisiologisnya
berhubungan dalam banyak aspek. Kasus perdarahan subaraknoid mewakili 1-
7% dari semua kasus stroke. Namun kejadian perdarahan subaraknoid yang
terjadi pada usia muda dengan prognosis yang buruk sering terjadi. Dampak
yang paling parah ialah hilangnya produktivitas.25
c. Transient Ischemic Attack (TIA)
Secara historis, Transient Ischemic Attack atau serangan transien iskemik
sebagai penurunan fungsi neurologis yang terjadi kurang dari 24 jam, namun pada
sebagian kasus TIA didapatkan iskemia jaringan otak permanen pada pemeriksaan
secara neuroimaging. Sedangkan, menurut American Heart Association (AHA)
mendefinisikan TIA sebagai episode sementara yang terjadi pada otak dengan
disfungsi neurologis tanpa infark akut. Kejadian TIA di Amerika Serikat sekitar
240.000 setiap tahunnya, dengan tingkat kejadian 8 per 1.000 orang pertahunnya.
Kejadian TIA dapat menjadi kewaspadaan akan perkembangan massa serebral yang
mengalami infark karena sekitar 10% pasien dengan riwayat TIA akan mengalami
stroke dalam waktu 3 hari setelah onset dan separuhnya terjadi dalam waktu 2 hari
pertama.3
2.1.6. Manifestasi Klinis
Gejala stroke iskemik dapat muncul secara tiba-tiba dan tanpa ada tanda
peringatan serta berbahaya. Defisit neurologis fokal memburuk selama beberapa
menit atau jam. Inkontinensia pada pencernaan dan kandung kemih mungkin
didapatkan bila mengenai arteri serebral anterior. Kelumpuhan dan hipestesia pada
ekstremitas bawah yang berlawanan dengan sisi lesi merupakan karakteristik dari
stroke itu sendiri. Gangguan motorik dan sensorik terjadi di sisi tubuh kontralateral
sisi lesi dan biasanya lebih buruk pada lengan dan wajah. Hemianopsia, atau
kebutaan pada sebagian lapang pandang. Agnosia, atau tidak dapat mengenali suatu
subjek yang diketahui sebelumnya. Afasia, gangguan bahasa dimana pasien
mengartikulasikan dengan jelas tetapi menggunakan bahasa yang tidak tepat. 3
Pada pasien pasca stroke biasanya dijumpai gejala sisa oleh karena fungsi
kerja otak yang tidak membaik sepenuhnya. Beberapa diantara dari gejala pasca

14
sernagan adalah kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese), menurun atau
hilangnya rasa, gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, gangguan Bahasa
hingga gangguan pada status mental.26
2.1.7. Diagnosis Stroke
Kemajuan teknologi memiliki dampak positif terhadap peningkatan studi
klinis pasien stroke. Hal tersebut memungkinkan klinisi untuk mengetahui letak lesi
serebral dan pembuluh darah yang terkait. Pada pencitraan CT Scan (Computerized
Tomography Scan) menunjukkan lokalisasi perdarahan kecil, infark hemoragik,
perdarahan subarachnoid, pembekuan dan aneurisma, malformasi arteri dan lokasi
infark dengan akurat. Sedangkan pada pencitraan MRI (Magnetic Resonance
Imaging ) mampu menunjukkan lumen pembuluh darah dan lesi lacunar yang
berada jauh di dalam belahan otak serta kelainan yang terjadi pada batang otak
(merupakan daerah yang tidak dapat dijangkau dengan pencitraan CT Scan akibat
tulang yang berada disekitarnya). Prosedur lain untuk menegakkan diagnosis stroke
adalah Ultrasonography Doppler (USG Doppler). USG Doppler ini dapat
menunjukkan plak ateromatosa dan stenosis pada pembuluh darah besar, terutama
karotis. Teknik doppler transcranial telah mencapai tingkat presisi dimana oklusi
pada siklus willisi dapat dideteksi dan secara kasar dikuantifikasi.24
2.1.8. Terapi Stroke
Tujuan utama pada pengobatan stroke adalah untuk mempertahankan
jaringan di penumbra iskemik, dimana terjadi penurunan perfusi namun cukup
untuk mencegah terjadinya infark. Jaringan di bagian ini dapat dipertahankan
dengan mengembalikan aliran darah ke area yang mengalami kerusakan dan
mengoptimalkan aliran balik. Upaya rekanalisasi, yang diantaranya pengelolaan
aktivator plasminogen tipe jaringan rekombinan (IV) intravena rekombinan (rt-PA)
dan metode intra-arterial, dilakukan untuk melakukan revaskularisasi sehingga sel-
sel di penumbra dapat diselamatkan sebelum terjadi kerusakan yang permanen.
Pemulihan aliran darah dapat mengurangi dampak iskemia bila dilakukan dengan
segera.27

15
Tabel 2.1 Manajemen Umum pada Pasien Stroke Akut
Tangani hipoglikemia dengan D50 - Obati hiperglikemia
Glukosa Darah dengan insulin jika glukosa serum> 200 mg / dL
Tidak melalui oral; memungkin risiko aspirasi, hindari
Asupan Oral
asupan oral hingga refleks refleks menelan dapat dinilai
Cegah hipotermia; gunakan asetaminofen oral atau rektal
Suhu
dan selimut sesuai kebutuhan
Pemantauan terus menerus untuk perubahan iskemik atau
Monitor Jantung
atrial fibrilasi
Hindari D5W dan pemberian cairan yang berlebihan –
Cairan Intravena Larutan NaCl isotinik IV 50 mL/jam kecuali ada indikasi
lain

2.2 Rehabilitasi Pada Stroke


Rehabilitasi medik didefinisikan sebagai upaya mengurangi dampak kondisi
disabilitas dan memungkinkan kelompok difabel (individu dengan kebutuhan
khusus) untuk mencapai fungsi dan integrasi sosial yang optimal. Proses
rehabilitasi medik pada penyandang disabilitas bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dalam mencapai dan memelihara tingkat fungsioanl secara fisik,
sensorik, intelektual, psikologi, dan sosial.28 Stroke sering menyebabkan gangguan
yang signifikan dan keterbatasan aktivitas. Kekurangan dalam kekuatan, menelan,
penglihatan, keseimbangan, tonus otot, komunikasi, pemahaman, kognisi,
perhatian, persepsi sensorik, dan fungsi kandung kemih umum terjadi dan dapat
menyebabkan kesulitan menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari, berjalan,
berpindah ke dan dari permukaan yang berbeda. Depresi, kelelahan, dan nyeri pasca
stroke adalah umum yang segera harus ditangani untuk memaksimalkan partisipasi
dalam upaya rehabilitasi.29 Program pemulihan pada kondisi stroke dengan tujuan
mengoptimalkan kondisi dan kapasitas fisik serta kemampuan fungsional pasien
stroke sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan aktivitas sehari-hari pada pasien
stroke.30
Menurut WHO, rehabilitasi merupakan segala tindakan yang bertujuan
untuk mengurangi dampak dari kecacatan yang memungkinkan pasien berintegrasi
dengan masyarakat, yaitu rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial dan rehabilitasi
kekaryaan (vocasional rehabilitation).31 Rehabilitasi pasca serangan stroke dapat
membantu pasien dalam mengatasi gangguan gerak yang berdampak pada

16
pemenuhan kebutuhan dasar pasien sehari-hari yang seharusnya dapat dilakukan
secara mandiri. Dengan ini, kita dapat menggunakannya untuk menentukan
kebutuhan selfcare dari pasien dan melatih pasien untuk meningkatkan rentang
gerak sehingga kemandirian pasien menjadi meningkat dan diharapkan dapat
mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit.32 Tujuan program rehabilitasi
berdasarkan WHO dalam World Report on Disablity (WRD) adalah:28
1. Pencegahan kehilangan fungsi;
2. Memperlambat kehilangan fungsi;
3. Memperbaiki atau memulihkan fungsi;
4. Mengompensasi fungsi yang hilang;
5. Mempertahankan fungsi yang masih ada;
Pada layanan rehabilitasi medik dilaksanakan oleh multidisiplin yang
memiliki kualifikasi pada bidang rehabilitasi medik, antara lain dokter spesialis
kedokteran fisik dan rehabilitasi, dokter umum terlatih, fisioterapis, terapis wicara,
terapis okupasi, ortotis-prostetis, perawat, pekerja sosial medik, psikolog, dan
rohaniawan. Beberapa upaya meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang mencakup seluruh layanan kesehatan secara utuh dan terpadu
dengan pendekatan medis, psikososial, edukasional, dan vokasional agar
tercapainya fungsi yang seoptimal mungkin.28 Terdapat beberapa layanan
rehabilitasi medik, diantaranya:
A. Layanan Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Bentuk layanan yang berfokus pada gangguan fungsi, cara mendiagnosis, dan
melakukan terapi gangguan fungsi (termasuk nyeri) yang merupakan suatu akibat
dari cedera atau penyakit dengan memimpin tim profesi medis lain untuk
mengoptimalkan perawatan pasien yang bekerja sama dengan dokter umum
layanan primer dan spesialisasi di bidang lain.28
B. Layanan Fisioterapi
Layanan yang diperuntukkan kepada individu dan kelompok yang bertujuan
untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi dari tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,

17
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapi, dan mekanis), pelatihan fungsi
serta komunikasi.28
C. Layanan Terapi Wicara
Layanan yang diperuntukkan kepada individu dan kelompok untuk
memulihkan dan mengupayakan kompensasi atau adaptasi fungsi komunikasi,
bicara, dan menelan melalui remediasi, stimulasi, dan pemberian fasilitas secara
fisik, elektroterapi, dan mekanik.28
D. Layanan Terapi Okupasi
Layanan yang ditujukan kepada individu atau kelompok yang bertujuan untuk
mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi, dan/atau mengupayakan
adaptasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, produktivitas dan waktu luang
penderita melalui pelatihan remediasi, stimulasi, dan pemberian fasilitas. 28
E. Layanan Psikologi
Suatu spesialisasi yang berpusat pada pelayanan seseorang dengan penurunan
kognisi melalui prosedur intervensi yang bersifat person-centered dengan tujuan
untuk mengoptimalkan adaptasi secara psikologi dan meningkatkan fungsi fisik,
emosional, kognisi, dan mengurangi risiko komplikasi sekunder yang berdampak
pada penyakit kronis.28
Intervensi berupa latihan diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki
massa dan tonus otot. Semakin banyak motor unit yang terlibat, maka kekuatan otot
dan tonus otot pun mengalami peningkatan akibat stimulasi dari motor unit. Proses
terjadinya latihan motorik yang dilakukan secara teratur dengan latihan stimulasi
motorik, dapat meningkatkan kemampuan kapasitas fungsional pada pasien stroke
yang mengalami hemiparese. Hal ini menunjukkan bahwa aktivasi pada jaringan
saraf bersifat use-dependent, dimana semakin sering digunakan maka akan semakin
kuat dan semakin meningkat jumlah sinaps yang terbentuk. Proses gerakan yang
dilakukan pada latihan juga meningkatkan massa otot dan meningkatkan sirkulasi
darah yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan motorik.7 Latihan fisik juga
memberikan beban yang berbeda beda pada sistem kardiovaskular. Terdapat tiga
latihan fisik, diantaranya

18
1. Latihan isotonik (dinamis) didefinisikan sebagai kontraksi dari kelompok otot-
otot besar yang menghasilkan gerakan, yang menginduksi beban volume pada
jantung. Pada latihan ini terjadi peningkatan signifikan pada curah jantung dan
VO2 dan penurunan resistensi pembuluh darah sistemik. Hal ini dikaitkan
dengan dilatasi ventrikel kiri dalam bentuk hipertrofi eksentrik.
2. Latihan isometrik (statis) didefinisikan sebagai kontraksi yang konstan dari
kelompok otot-otot yang lebih kecil tanpa menghasilkan gerakan. Latihan ini
menginduksi beban tekanan pada jantung. Latihan ini meningkatkan resistensi
pembuluh darah sistemik dan menghasilkan curah jantung dan VO2 yang
minimal. Hal ini dikaitkan dengan penebalan dinding dalam bentuk hipertrofi
konsentris.
3. Latihan isometrik (statis) didefinisikan sebagai kontraksi yang konstan dari
kelompok otot-otot yang lebih kecil tanpa menghasilkan gerakan. Latihan ini
menginduksi beban tekanan pada jantung. Latihan ini meningkatkan resistensi
pembuluh darah sistemik dan menghasilkan curah jantung dan VO2 yang
minimal. Hal ini dikaitkan dengan penebalan dinding dalam bentuk hipertrofi
konsentris.
Pada kelompok orang yang paling aktif terdapat penurunan risiko penyakit
kardiovaskular jika dibandinkan dengan dengan yang tidak aktif sekitar 30%.
Pasien yang menjalani program rehabilitasi jantung dapat menurunkan risiko
penyakit jantung berulang.33 Selain itu, pembelajaran motorik juga dibutuhkan pada
pasien pasca serangan stroke guna meningkatkan neurogenesis, angiogenesis, dan
oligodendrogenesis yang membantu dalam perbaikan saraf. Pendekatan ini
merupakan suatu usaha yang diterapkan pada neurorestorasi untuk memberikan
efek pada plastisitas sel saraf. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak dalam
merespon cedera dengan cara beradaptasi untuk mengembalikan fungsi
Pembelajaran motorik juga menjadi serangkaian proses internal yang berhubungan
dengan praktik atau pengalaman yang mengarah pada perubahan permanen dalam
kemampuan untuk melakukan gerakan yang terampil.34

19
2.3 Barthel Index
Barthel Index (BI) merupakan salah satu alat ukur suatu penilaian kinerja
motorik berdasarkan 10 item dari Activities of Daily Life (ADL) diantaranya
perawatan pribadi, termasuk makan, berpakaian, kebersihan pribadi dan mandi,
berkemih dan buang air besar, mobilisasi, diantaranya berjalan dari dan ke toilet
serta tempat tidur dan menggunakan tangga. BI dapat digunakan untuk berbagai
tujuan medis, seperti menentukan derajat kecacatan, evaluasi efek pengobatan,
prognosis suatu penyakit (fungsional), perencanaan kepulangan pasien, dan
identifikasi kebutuhan perawatan di rumah.11 Barthel Index (BI) telah terbukti
memberikan reliabilitas dan validitas yang baik pada pasien stroke untuk
mengevaluasi kemampuan pasien stroke untuk melakukan Active Daily Living
(ADL).35

20
Gambar 1. Barthel Index Score
Barthel Index merupakan saran yang digunakan untuk menilai keluaran
motorik pada penderita stroke dan telah digunakan sebagai standard pengukuran
disabilitas pada pasien stroke pada berbagai penelitian. Selain itu, Barthel Index
juga digunakan pada rehabilitasi pasien stroke, kelainan neuromuscular dan
muskuloskeletal. Barthel Index dikatakan sebagai indeks pegukuran yang valid
dalam menilai aktivitas harian dan reliabilitas dari hasil penilaian pengukuran
dengan standard Barthel Index dapat diterima36
Skor total (maksimum skor 100) yang diperoleh pada Barthel Index berguna
sebagai pedoman umum untuk menilai keseluruhan fungsional pasien. Berdasarkan

21
skoring Barthel Index, adapun tingkat ketergantungan pasien terhadap ADL dapat
dikategorikan sebagai berikut
Tabel 2.2 Kelompok Tingkat Ketergantungan Terhadap ADL Pada Barthel
Index
Index Barthel
Score Keterangan
0-24 Activities of Daily Life (ADL) sangat rendah
25-49 Activities of Daily Life (ADL) rendah
50-79 Activities of Daily Life (ADL) sedang
80-100 Activities of Daily Life (ADL) independen

Skor total berkisar dari 0 (sepenuhnya bergantung pada bantuan orang lain)
hingga 100 (secara mandi dapat melakukan kebutuhan sehari hari). Kelompok skor
Barthel Index dikelompokkan menjadi 4 kategori diagnostic standar menurut The
National Danish Version of The Statistical Classification of Diseases yaitu (1) Skor
BI 0-24 = Activities of Daily Life (ADL) sangat rendah, (2) Skor BI 25-49 =
Activities of Daily Life (ADL) rendah, (3) Skor BI 50-79 = Activities of Daily Life
(ADL) sedang, (4) Skor BI 80-100 = Independen.37

2.2 State Of Art


Penelitian ini didasari atas beberapa konsep penelitian terdahulu sebagai berikut :
No Peneliti&Judul Metode Hasil penelitian
penelitian
1. Peneliti : Oriza Olanda Cross Kelompok usia terbanyak
(2016) sectional penderita stroke iskemik antara
54-62 tahun sebanyak 13 pasien
Karakteristik Penderita (39,4%). Penderita stroke
Stroke Iskemik di iskemik banyak diderita laki-
RSUD dr. Abdul Aziz laki dengan jumlah 18 pasien
Singkawang (54,5%). Penderita yang tidak
bekerja merupakan jumlah
terbanyak menderita stroke
iskemik yaitu 16 pasien
(48,5%). Penderita stroke
iskemik dengan kualitas tidur
baik sebanyak 18 pasien
(54,5%) dan 15 pasien (45,5%)
memiliki kualitas tidur buruk.

22
2. Peneliti : Irma Okta Cross Hasil penelitian ini adalah
Wardhani1 , Santi sectional terdapat hubungan yang kuat
Martini2 (2020) antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan menjalani
HUBUNGAN rehabilitasi (r=0,582). Terdapat
ANTARA hubungan yang lemah antara
KARAKTERISTIK umur (r=-0,027), jenis kelamin
PASIEN STROKE (r=0,092), tingkat pendidikan
DAN DUKUNGAN (r=-0,295), pekerjaan (r=0,098),
KELUARGA dan status pernikahan (r=0,319)
DENGAN dengan kepatuhan menjalani
KEPATUHAN rehabilitasi. Berdasarkan hasil
MENJALANI penelitian, dapat disimpulkan
REHABILITASI bahwa dukungan keluarga dapat
mempengaruhi kepatuhan
pasien stroke dalam menjalani
rehabilitasi.
3. Peneliti : Defi Amalia Cross Hasil penelitian didapatkan nilai
Setia Ningrum,Santi sectional perbedaan status kualitas hidup
Martini (2016) bermakna menurut usia
(p=0,023), jenis kelamin
STATUS KUALITAS (p=0,017), dan rehabilitasi
HIDUP 2 TAHUN medik (p=0,005). Besar risiko
PASCA STROKE yang bermakna secara statistik
terdapat pada variabel usia
PR=2,22
(95%CI=1,04<PR<PR<PR55
tahun, jenis kelamin perempuan,
dan ketidakikutsertaan
rehabilitasi medik berisiko
mempunyai status kualitas
hidup yang lebih
rendah.Perhatian khusus
terhadap keikutsertaan
rehabilitasi medik perlu
diperhatikan agar dapat
membantu mempercepat
pemulihan dan peningkatan
kualitas hidup pasien
4. Peneliti : Saiful Cross Penilaian ADL pada pasien
Nurhidayat , Sulistyo sectional stroke iskemik sebagian besar
Andarmoyo , Wiwik mengalami ketergantungan
Widiyati (2021) total, pasien stroke hemoragik
hampir seluruhnya mengalami
TINGKAT ketergantungan total. Hasil uji
KETERGANTUNGAN Mann Whitney U Test, nilai sig

23
ACTIVITY DAILY (2 tailed) adalah 0,440 maka
LIVING (ADL) PADA nilai ini > 0,05, dengan
PASIEN STROKE kesimpulan bahwa tidak ada
(ISKEMIK DAN perbedaan tingkat
HEMORAGIK) ketergantungan Activity Daily
BERDASARKAN Living pada pasien stroke
INDEKS BARTHEL iskemik dan stroke hemoragik
DI RSUD DR. berdasarkan indeks barthel.
HARJONO S.
PONOROGO
5. Peneliti : Irza Oktari Cross Hasil penelitian ini
(20200 sectional menunjukkan bahwa
mayoritas tingkat
Tingkat ketergantungan responden
Ketergantungan dalam adalah ketergantungan
Pemenuhan Aktivitas
Ringan sebanyak 17
Sehari-hari
Berhubungan dengan responden (32,1%), dan
Harga Diri Penderita mayoritas responden
Stroke memiliki harga diri sedang
(64,2%). Berdasarkan uji chi
square didapatkan
kesimpulan bahwa p value =
0,002 (< 0,05) artinya
terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat
ketergantungan aktivitas
sehari hari dengan harga diri
penderita stroke. Harga diri
yang tinggi dapat berguna
bagi diri seseorang untuk
membentuk sikap yang
optimims, rasa percaya diri
dan membangkitkan
kemauan untuk menerima
tanggung jawab serta
mampu untuk menerima
kritik. Rekomendasi untuk
penelitian selanjutnya untuk
melakukan penelitian
tentang faktor lain
(kehilangan pekerjaan dan
lingkungan) yang dapat

24
mempengaruhi harga diri
pasien stroke
6 Peneliti: Henny Y. Observasional ada hubungan antara tingkat
Pongantun , Rosdewi Analitik stress dengan kemandirian ADL
dengan dengan nilai p=0,007, dan ada
2022 pendekatan hubungan antara fungsi kognitif
Cross- dengan kemandirian ADL
STRESS DAN Sectional stud dengan nilai p=0,014.
FUNGSI KOGNITIF Kesimpulan: Stress yang
TERHADAP meningkat dapat menurunkan
KEMANDIRIAN kemandirian dalam melakukan
MELAKUKAN ADL ADL, dan fungsi kognitif yang
PASIEN SETELAH baik dapat meningkatkan
STROKE kemandirian dalam melakukan
ADL pada pasien setelah stroke.
Novelty dari penelitian ini adalah belum adanya penelitian terkait pengaruh layanan
rehabilitasi medik terhadap skor barthel index pasien non-hemoragic stroke.

2.3 Roadmap Penelitian

25
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian
metode analitik observasional. Desain penelitian yang digunakan adalah desain
penelitian Kohort Retrospektif terhadap rekam medik. Pada desain ini bertujuan
untuk menganalisis suatu variabel yang diteliti dengan merunut ke belakang atas
risiko yang menjadi penyebab suatu fenomena itu terjadi, tanpa melakukan
intervensi terhadap variabel yang diteliti dan juga tidak melibatkan variabel kontrol.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Poli Rehabilitasi Rumah Sakit
Ibnu Sina Makassar
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2023
3.3 Variebel Penelitian
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dari penelitian ini adalah Skor Barthel index pasien Non-
Hemoragic Stroke
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen dari penelitian ini adalah layanan rehabilitasi medik
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat di poli rehabilitasi
medik RS Ibnu Sina Makassar
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis non-
hemooragic stroke yang berobat di poli rehabilitasi medik RS Ibnu Sina Makassar
pada Januari-Juni 2023

26
3.4.3 Metode Sampling
Metode sampling pada penelitian ini menggunakan metode total sampling
yaitu semua pasien yang terdiagnosis non-hemooragic stroke yang berobat di poli
rehabilitasi medik RS Ibnu Sina Makassar pada Januari-Juni 2023

3.5 Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk menganalisis secara deskriptif untuk
menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik variabel dengan menggunakan
presentase dalam bentuk tabulasi atau grafik dari tiap variabel penelitian. Selain itu,
menggunakan analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh layanan rehabilitasi
medik terhadap terhadap skor barthel index pasien non-hemoragic stroke dengan
menggunakan uji paired t-test.

3.6. Alur Penelitian

Menyusun proposal

Memilih populasi penelitian, menentukan


jumlah sampel

Pengurusan Etik Penelitian

Mengumpulkan data dari rekam medik RS


Ibnu Sina

Malakukan pengolahan data yang


diperoleh menggunakan Ms. Excel 2017
atau SPSS 22

Melakukan analisis data dan


membandingkan dengan teori yang didapat
27
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Tahun Jenis Luaran Status Keterangan


Luaran Target
Capaian
1 Artikel di Jurnal Accepted http://jurnal.fk.umi.ac.id/index.p
Nasional hp/umimedicaljournal
terakreditasi Sinta
1 HKI Terdaftar

28
BAB V
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

5.1 Biaya Penelitian

Biaya yang Diusulkan


No Jenis Pengeluaran
(Rp)
1 Gaji dan upah ( Maks. 30% )* Rp.2.400.000

2 Bahan habis pakai dan peralatan (Maks. 40%) Rp.3.200.000


Perjalanan dan lain-lain (pemeliharaan Rp.2.400.000
3 /pertemuan/lokakarya/seminar, penggandaan,
pelaporan, publikasi dll) (Maks. 30%)
Jumlah Rp. 8.000.000

5.2 Jadwal Penelitian


N Kegiatan 2023 2024
o Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb
1 Survey v v
2 Pengambilan v v
Sampel
3 Olah Data v
4 Seminar v
5 Laporan v
6 Publikasi v

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, L. Human Physiology : From Cells to Systems. (Cengage


Learning, 2016).
2. Fekadu, G. et al. Management protocols and encountered complications
among stroke patients admitted to stroke unit of Jimma university medical
center, Southwest Ethiopia: Prospective observational study. Ann. Med.
Surg. 48, 135–143 (2019).
3. Crocco, T. J. & Meurer, W. J. Rosen’s Emergency Medicine, Concepts and
Clinical Practice :Stroke. in Rosen’s Emergency Medicine 1241-1255.e3
(Elsevier Inc., 2017). doi:10.1016/B978-0-323-35479-0.00091-X
4. Emelia J. Benjamin, Salim S. Virani, Clifton W. Callaway, Alanna M.
Chamberlain, Alexander R. Chang, Susan Cheng, Stephanie E. Chiuve,
Mary Cushman, Francesca N. Delling, Rajat Deo, Sarah D. de Ferranti, Jane
F. Ferguson, Myriam Fornage, Cathleen Gillespi, and P. M. Heart Disease
and Stroke Statistics 2018 At-a-Glance. American Heart Association
American Stroke Association 137, (2018).
5. Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. (2018).
6. Lee, S. Y., Im, S. H., Kim, B. R. & Han, E. Y. The Effects of a Motorized
Aquatic Treadmill Exercise Program on Muscle Strength, Cardiorespiratory
Fitness, and Clinical Function in Subacute Stroke Patients: A Randomized
Controlled Pilot Trial. Am. J. Phys. Med. Rehabil. 97, 533–540 (2018).
7. Nasrullah, W., Dharma, K. K. & Fauzan, S. Efektivitas Latihan Stimulasi
Motorik dan Koping Adaptif Terhadap Kapasitas Fungsional Pada Pasien
Pasca Stroke (Effectiveness of Motor Stimulation Exercises and Adaptive
Coping Towards Functional Capacity on Post Stroke Patients). J.
Keperawatan dan Ilmu Kesehat. Tanjungpura 1, (2019).
8. Pongantung, H., Anita Sampe JMJ, S. & Dilsen Meichi, S. PENGARUH
RANGE OF MOTION PADA EKSTREMITAS BAWAH TERHADAP
KESEIMBANGAN BERJALAN PADA PASIEN PASCA STROKE DI RS.
STELLA MARIS MAKASSAR. 12, 271–276 (2018).
9. Wattanapan, P., Lukkanapichonchut, P., Massakulpan, P., Suethanapornkul,
S. & Kuptniratsaikul, V. Effectiveness of Stroke Rehabilitation Compared
between Intensive and Nonintensive Rehabilitation Protocol : A Multicenter
Study. J. Stroke Cerebrovasc. Dis. 29, 104809 (2020).
10. Cramer, S. C. et al. Stroke Recovery and Rehabilitation Research Issues,
Opportunities, and the National Institutes of Health StrokeNet. (2017).
doi:10.1161/STROKEAHA.116.015501
11. Bouwstra, H. et al. Measurement Properties of the Barthel Index in Geriatric
Rehabilitation. J. Am. Med. Dir. Assoc. 20, 420-425.e1 (2019).
12. Hasanah, U. Pengaruh Motor Relearning Programme (MRP) Terhadap
Kemampuan Activity of Daily Living (ADL) Pada Pasien Post Stroke di
Makassar. (Universitas Hasanuddin, 2018).
13. Abbas Aster, K. Robbins Basic Pathology. (Elsevier Inc., 2018).
14. Patricia D. Novak, P. & Senior, L. Dorland’s Pocket Medical Dictionary.
(2015).

30
15. Rohmatul Laily, S. Hubungan Karakteristik Penderita dan Hipertensi dengan
Kejadian Stroke Iskemik. J. Berk. Epidemologi 5, 95–106 (2017).
16. Khairatunnisa & Maya, S. D. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan
Kejadian Stroke pada Pasien di RSU H. Sahudin Kutacane Kabupaten Aceh
Tenggara. Fakt. Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Stroke pada
Pasien di RSU H. Sahudin Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara 2, (2017).
17. Sultradewi Kesuma, N. M. T., Krismashogi Dharmawan, D. & Fatmawati,
H. Gambaran faktor risiko dan tingkat risiko stroke iskemik berdasarkan
stroke risk scorecard di RSUD Klungkung. Intisari Sains Medis 10, 720–729
(2019).
18. Casey, D. E. et al. 2019 AHA/ACC Clinical Performance and Quality
Measures for Adults With High Blood Pressure: A Report of the American
College of Cardiology/American Heart Association Task Force on
Performance Measures. J. Am. Coll. Cardiol. 74, 2661–2706 (2019).
19. PERKENI. Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe
2 Dewasa Di Indonesia. (PB. PERKENI, 2019).
20. Letelay, A. N. A., Huwae, L. B. S. & Kailola, N. E. HUBUNGAN
DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN KEJADIAN STROKE PADA
PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSUD Dr. M. HAULUSSY
AMBON TAHUN 2016. Molucca Medica 12, 1–10 (2019).
21. Rezha, D. M. Hubungan Antara Usia , Hipertensi , Kebiasaan Merokok
Dengan Mortalitas Stroke Iskemik. (Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2019).
22. Jayanti, I. G. A. N., Wiradnyani, N. K. & Ariyasa, I. G. Hubungan pola
konsumsi minuman beralkohol terhadap kejadian hipertensi pada tenaga
kerja pariwisata di Kelurahan Legian. J. Gizi Indones. 6, 65 (2018).
23. Dewi, L. P., Astrid, M. & Supardi, S. Analisis Pengaruh Latihan Rentang
Gerak Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Dan Aktifitas Perawatan Diri
Pasien Stroke Di Rsud Kota Depok. 4, (2020).
24. Norrving, B. & Kennard, C. Principles of Neurology. (McGraw-Hill
education, 2013).
25. Norrving, B. Oxford Textbook of Stroke and Cerebrovascular Disorder.
(Oxford University Press, 2015).
26. Palandeng, H. Pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap
kekuatan Otot Pada Pasien Stroke. ejournalKEperawatan (e-Kp) 1, 1–7
(2019).
27. Alromail, N. M. A., Halawani, M. S. & Malawi, I. A. Emergency
Management of Stroke. Egypt. J. Hosp. Med. 69, 2736–2742 (2017).
28. Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia. White Book -
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI (PB PERDOSRI, 2019).
29. González- Fernández, M. & Feldman, D. Rehabilitation of the stroke patient.
48, (Elsevier, 2020).
30. Udiyono, A. et al. Hubungan Antara Rehabilitasi Dan Dukungan Keluarga
Dengan Kejadian Stroke Berulang (Studi Kasus Di Rsud Dr. Adhyatma,
Tugurejo Semarang). J. Kesehat. Masy. 7, 728–734 (2019).
31. Muttaqin, W. W., Hidayatullah, F. & Doewes, M. Pengembangan Model

31
Latihan Gerak Pasif-Aktif Terhadap Pelayanan Rehabilitatif Pasien Stroke
Hemiplegia RSUD dan RSI Fatimah Kabupaten Cilacap. J. Penelit. dan
Pengemb. Pelayanan Kesehat. 2, 108–113 (2018).
32. Pastor, N. M. Z. Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Stroke
Non-Hemoragik dengan Intervensi Latihan Activity Daily Living (ADL)
Terhadap Peningkatan Kemandirian Pasien di Ruang Stroke Centre AFI
RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda Tahun 2018. 23, 2019 (2019).
33. Hamdani, R. & Hasye, F. A. Efek Latihan Fisik Terhadap Remodeling
Jantung. J. Kesehat. Andalas 8, 427 (2019).
34. Nugraha, M. H. S. Mobilisasi Dini dan Pembelajaran Motorik Pada Pasien
Stroke. J. Fisioter. dan Rehabil. 4, 2548–8716 (2020).
35. Chen, S. et al. Effectiveness of a home-based exercise program among
patients with lower limb spasticity post-stroke: A randomized controlled
trial. Asian Nurs. Res. (Korean. Soc. Nurs. Sci). (2020).
doi:10.1016/j.anr.2020.08.007
36. Wicaksana, I., Wati, A. & Muhartomo, H. Perbedaan Jenis Kelamin Sebagai
Faktor Risiko Terhadap Keluaran Klinis Pasien Stroke Iskemik. Diponegoro
Med. J. (Jurnal Kedokt. Diponegoro) 6, 655–662 (2017).
37. Ryg, J. et al. Barthel index at hospital admission is associated with mortality
in geriatric patients: A danish nationwide population-based cohort study.
Clin. Epidemiol. 10, 1789–1800 (2018).

32
Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran

1. Honor
Honor/Jam Waktu Honor per
Honor (Rp) (jam/minggu) Minggu Tahun(Rp)
Ketua Peneliti 50.000 6 4 2.400.000
Anggota Peneliti 50.000 4 4
Enumerator 50.000 4 4
SUB TOTAL
2. Peralatan penunjang
Harga
Justifikasi Harga Peralatan
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Penunjang
(Rp)
Rekam Medik Biaya 250 10.000 3.200.000
Pengecekan
rekam medik
RS
Analisis Data Biaya Analisis 1 700.000
Data
SUB TOTAL (Rp)
3. Bahan Habis Pakai
Justifikasi Harga Biaya per
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Tahun (Rp)
Foto Copy+Jilid Antero Fotokopi 4 25.000 300.000
proposal dan
laporan
Kertas HVS ATK 1 50.000
Tinta Print ATK 1 150.000
SUB TOTAL (Rp)
4. Perjalanan
Justifikasi Harga Biaya per
Material Perjalanan Kuantitas Satuan (Rp) Tahun (Rp)
Transportasi Pembelian 1 300.000 300.000
bahan bakar
SUB TOTAL (Rp)

33
5. Lain-lain

Harga Biaya per


Kegiatan Justifikasi Kuantitas
Satuan (Rp) Tahun (Rp)
Publikasi Jurnal Biaya Publikasi 1 1.000.000 1.800.000
Jurnal
HKI Biaya Pengurusan 1 400.000
HKI
Etik 1 200.000
Biaya
Administrasi
Komisi Etik
Pulsa Internet Internet 1 200.000
SUB TOTAL (Rp)
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (Rp) Rp.8.000.000

34
Lampiran. Format Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Uraian Tugas

Nama / NIDN Alokasi


Pendidikan Terakhir & Waktu Uraian
Kepakaran (jam/ Tugas
pekan)
Tim Dosen Peneliti
Tugas umum:
Ketua Peneliti : Koordinir penelitian secara keseluruhan,
dr. Imran Safei, Membimbing penyusunan skripsi
Sp.KFR(K) mahasiswa yang terlibat penelitian
NIDN: 0903066601 6 Tugas khusus:
Konsultan Geriatri -Koordinir drafting & submite jurnal/prosiding
Rehabilitasi Medik -Koordinir penyusunan dan imput laporan di
Kepakaran: Simlibtabmas,
Rehabilitasi Medik - Presentasi monev & laporan akhir
Tugas umum:
Anggota Peneliti 1: -Membantu dalam identifikasi pasien yang akan
dr. Zulfahmidah, dijadikan sebagai sampel penelitian
M.Biomed 4 -Membantu penyusunan rencana kegiatan
NIDN: 0912038903 penelitian yang akan dilakukan
S2 Biomedik -Membantu penyusunan draft proposal
Kepakaran: Biokimia -Membantu dalam prosedur kegiatanpenelitian
Mahasiswa yang terlibat
Penelitian
Mahasiswa S1 Kedokteran Tugas umum:
Membantu jalannya penelitian secara
Wahidah
4 keseluruhan
NIM: 11020190128

35
Lampiran . Format Biodata Ketua/Anggota Tim Peneliti/Pelaksana

Ketua Pengusul

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Imran Safei, Sp.KFR (K)


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIPs/NIK/ 111 17 1464
5 NIDN 0902098101
6 Tempat dan Tanggal Lahir 2 September 1981
7 E-mail Imran.safei@umi.ac.id
9 Nomor Telepon/HP 0853-2033-2596
10 Mata kuliah yang diampuh 1. Muskuloskeletal
(maksimal 3 utama) 2 Neuropsikiatri
3 Tumbuh Kembang & Geriatri

B. Riwayat Pendidikan
S-1 Spesialis
Nama Perguruan Tinggi Universitas Muslim Universitas Padjajaran
Indonesia
Bidang Ilmu Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
Tahun Masuk-Lulus 1999-2004 2012-2015

C. Penelitian 5 tahun terakhir


No Judul Penelitian / Tahun Skema Penelitian & Sumber Kedudukan dalam
(diurut dimulai dari yang terbaru) dan Besar Dana tim (Ketua atau
Anggota)
Pengaruh Layan Rehabilitasi LP2S, 8.000.000 Ketua
1 Medis terhadap Intensitas Nyeri
Pasien Low back pain
Pengaruh Beban Ransel Terhadap Mandiri Anggota
2 Keluhan low back pain pada
Mahasiswa FK-UMI Tahun 2018
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Mandiri Anggota
3 Rehabilitasi Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot
Pada Pasien Pasca Stroke
D. Publikasi Jurnal 5 tahun terakhir
36
No Judul Artikel / Tahun Nama Jurnal Kedudukan dalam
(diurut dimulai dari yang tim penulis
terbaru) (FA/CA/CoA)*
Pengaruh Beban Ransel UMI Medical Journal Co-Author
1 Terhadap Keluhan low back
pain pada Mahasiswa FK-UMI
Tahun 2018
Pengaruh Kepatuhan Menjalani FAKUMI Medical Journal Co-Author
2 Rehabilitasi Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot
Pada Pasien Pasca Stroke
Tingkat Kepuasan Pasien Walafiat Medical Journal Co-Author
3 Peserta Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan
Terhadap Pelayanan Tindakan
Kemoterapi di RS Ibnu Sina
MakassarJuni Tahun 2019
Literature Review Faktor-Faktor FAKUMI Medical JOurnal Co-Author
4 Yang Mempengaruhi Terjadinya
Stunting pada Anak Balita
Pengaruh Abdominal Stretching FAKUMI Medical Journal Co-Author
5 Exercise Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Haid
(dismenore) pada Mahasisiwi
FK UMI Angkatan 2018

E. Pengalaman Pengabdian Masyarakat 5 tahun terakhir


No Judul Skema Pengabdian & Kedudukan dalam
Pengabdian/Lokasi/Tahun Sumber dan Besar Dana tim (Ketua atau
(diurut dimulai dari yang Anggota)
terbaru)
Tim Relawan Medis Vaksinasi - Anggota
1 Dosis 1 & 2 (Sinovac)
Gerak Cepat FK UMI - Anggota
2 Mendirikan Posko Pengungsian
Tim Relawan Medis di BPSDM - Anggota
3 Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya bersedia menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
PDP.
Makassar, 17 Maret 2023
Pengusul,

( dr. Imran Safei, Sp.KFR(K))

37
Anggota Pengusul

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Zulfahmidah, M.Biomed


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIPs/NIK/ 111 16 1423
5 NIDN 0912038903
6 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 12 Maret 1989
7 E-mail zulfahmidah@umi.ac.id
9 Nomor Telepon/HP 082345319900
10 Mata kuliah yang diampuh 1. Endokrin Metabolik
(maksimal 3 utama) 2. Metodologi Penelitian
3. Ilmu Biomedik

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S2
Nama Perguruan Tinggi Universita Hasanuddin Universita Hasanuddin

Bidang Ilmu Pendidikan Dokter Ilmu Biomedik


Tahun Masuk-Lulus 2007-2013 2019-2020

C. Penelitian 5 tahun terakhir


No Judul Penelitian / Tahun Skema Penelitian & Sumber Kedudukan dalam
(diurut dimulai dari yang terbaru) dan Besar Dana tim (Ketua atau
Anggota)
Analisis Faktor Risiko Obesitas PDP, Hibah LP2S, 6.500.000 Anggota
1
Pengaruh Layan Rehabilitasi LP2S, 8.000.000 Anggota
2 Medis terhadap Intensitas Nyeri
Pasien Low back pain

38
D. Publikasi Jurnal 5 tahun terakhir
No Judul Artikel / Tahun Nama Jurnal Kedudukan dalam
(diurut dimulai dari yang tim penulis
terbaru) (FA/CA/CoA)*
Peran Mikrobiota Usus Indonesian Journal of Health FA
1 Terhadap kondisi Obesitas
Profil Mikrobiota Saluran Cerna Indonesian Journal of Health FA
2 pada Anak, Dewasa, Berbagai
Suku dan Ras
Peran Status Gizi Terhadap Indonesian Journal of Health CA
3 Tingkat Kecerdasan Kognitif
Anak
Hubungan Status Sosial Indonesian Journal of Health CA
4 Ekonomi dengan Indeks Massa
Tubuh (IMT) di Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Indonesian Journal of Health CA
5 Jalan Terhadap Mutu Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas
Sendana
Gambaran Indeks Massa Tubuh Indonesian Journal of Health CA
6 (IMT) pada Mahasiswa
Hubungan Intensitas Cahaya FAKUMI MEdiCAL JOURNAL: CA
7 dengan Ketajaman Penglihatan Jurnal Mahasiswa Kedokteran
Penghuni Panti Asuhan
Pengaruh Kepatuhan Menjalani FAKUMI MEdiCAL JOURNAL: CA
8 Rehabilitasi Terhadap Jurnal Mahasiswa Kedokteran
Peningkatan Kekuatan Otot
pada Pasien Pasca Stroke
Hubungan Antara Luas Lesi FAKUMI MEdiCAL JOURNAL: CA
9 pada Foto Thorax Pasien Jurnal Mahasiswa Kedokteran
Tuberkolosis Paru Dewasa
Sebelum Dan Sesudah
Pengobatan dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT)
Efektifitas Kurma Ajwa dalam Indonesian Journal of Health CA
10 Berbagai Penyakit
Simvastatin Toxicity Induces Indian Journal of Forensic FA
11 Mitochondrial Dysfunction in Medicine & Toxicology
Rat Skeletal Muscle.
Perbedaan Status Gizi Penderita UMI Medical Journal CA
12 Tuberkulosis Paru Sebelum Dan
Sesudah Pengobatan di RS Ibnu
Sina Makassar
Hubungan Obesitas dan Stress UMI Medical Journal FA
13 Oksidatif

39
E. Pengalaman Pengabdian Masyarakat 5 tahun terakhir
No Judul Skema Pengabdian & Kedudukan dalam
Pengabdian/Lokasi/Tahun Sumber dan Besar Dana tim (Ketua atau
(diurut dimulai dari yang Anggota)
terbaru)
PKMD Sosialisasi PKMD, Hibah UMI, 5.000.000 Anggota
1
penggunaan antibiotic dan
efek penyalahgunaan
antibiotik
PKMD Skrining Preklampsi PKMD, HIbah UMI, 5.000.000 Anggota
2
pada ibu hamil
PKMD Bahaya PKMD, HIbah UMI, 5.000.000 Ketua
dst Hiperkolesterolemia dan
Pemeriksaan Kadar Kolesterol

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya bersedia menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PDP.
Makassar, 17 Maret 2023
Pengusul,

( dr. Zulfahmidah, M.Biomed)

40
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : dr. Imran Safei, Sp.KFR(K)

NIDN : 0902098101

Pangkat/Golongan : IIIb

Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian dengan judul:


PENGARUH LAYANAN REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR
BARTHEL INDEX PASIEN NON-HEMORAGIC STROKE
Yang diusulkan dalam Proposal Penelitian Dosen Pemula (PDP) untuk tahun
anggaran 2023.
Bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
makasaya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke LP2S UMI.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya

Makassar, 17 Maret 2023

Ketua Pengusul,

dr. Imran Safei, Sp.KFR(K)


NIPS. 111 17

41
42

Anda mungkin juga menyukai