Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SEMINAR

KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN CA PARU DI
RUANG KELINGI 2
Disusun Oleh:
KELOMPOK I

Dhea Inda Varera (04064822326006)


Yuniar Ayu Lestari (04064822326019)
Zawicka Puspa Gita (04064822326021)
Regina (04064822326005)
Rina Nila Febriani (04064822326012)
 
 
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Latar Belakang
Di Indonesia kanker paru masih menjadi kanker pembunuh pria dewasa nomor satu.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan), sekitar 1,8 juta jiwa di dunia
meninggal akibat kanker paru sepanjang tahun 2018. Sementara di Indonesia, lebih dari
30.023 penduduknya di diagnosis kanker paru, dan 26.095 diantara mereka meninggal
dunia tahun 2018 (Ellyvon, 2018).

Faktor risiko penyebab terjadinya kanker paru adalah merokok. Merokok merupakan
faktor yang berperan paling penting yaitu 85% dari seluruh kasus. Kejadian kanker paru
pada perokok dipengaruhi oleh usia, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya
kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap rokok
dari orang lain, risiko menderita kanker paru meningkat dua kali. Kematian akibat kanker
paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan
dengan merokok (Stopler 2010).
CA PARU

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang


berasal dari saluran napasatau epitel bronkus.
Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel
yang tidaknormal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel
jaringan yang normal. Proses keganasanpada epitel
bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan
pertama yang terjadipada masa prakanker disebut
metaplasia skuamosa yang ditandai dengan
perubahanbentuk epitel dan menghilangnya silia
(Corwin. 2008)
Asuhan Keperawatan
Pasien CA Paru
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronis b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak meringis,
meringis, bersikap protektif, sulit tidur
2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, nyeri, d.d mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas, rentang gerak ROM menurun, kekuatan otot menurun
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d penurunan bb 10%
dibawah rentang ideal
4. Risiko jatuh d.d penurunan kekuatan otot
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Manajemen Nyeri
2. Dukungan Mobilisasi
3. Manajemen Nutrisi
4. Pencegahan Jatuh
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Thank You

Anda mungkin juga menyukai