Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kanker Paru
DOSEN :
DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan atas Kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada Saya atas nikmat-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah
farmakoepidemiologi dengan judul Kanker Paru untuk melengkapi tugas yang diberikan.
Dalam menyusun makalah ini Saya mendapatkan berbagai bantuan, baik moril, materil, tenaga
dan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kasih sayang Saya
mengucapkan terimakasih kepada selaku dosen farmakoepidemilogi yang membimbing dan
mengarahkan Kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari akan kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu segala kritik
membangun dan saran akan diterima dengan penuh ucapan teima kasih agar semakin baiknya
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar I
Daftar Isi . II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan . 2
A. Epidemiologi .. 3
B. Pengertian ... 4
C. Etiologi ... 5
D. Gejala .. 6
E. Pathogenesis ... 7
F. Pencegahan . 9
A. Pengendalian .. 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 15
Daftar Pustaka 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau
system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan
bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang
lain. Pada awal Abad ke-20, kanker paru menjadi masalah global. Kanker paru
merupakan kanker yang paling sering di dunia. Saat ini, 1,2 juta orang meninggal karena
kanker paru-paru setiap tahun dan kejadian global kanker paru-paru semakin meningkat
(Hansen, 2008).
World Health Organisation (WHO) tahun 2007 melaporkan bahwa insidens
penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13 %. Di negara maju
seperti Amerika Serikat dan Inggris, kematian akibat kanker menduduki peringkat kedua
setelah penyakit kardiovaskuler. Salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian
tertinggi di dunia adalah kanker paru.
WHO World Report 2000 melaporkan, PMR kanker paru pada tahun 1999 di
dunia 2,1%. Menurut WHO, Cause Specific Death Rate (CSDR) kanker trakea, bronkus,
dan paru di dunia 13,2 per 100.000 penduduk dengan PMR 2,3% (WHO, 2004). Hasil
survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Je nderal PPM & PL di 5 rumah sakit
propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera
Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan angka kesakitan disebabkan oleh kanker paru
sebesar 30%. (Depkes RI, 2004).
Tingginya angka merokok pada masyarakat Indonesia akan menjadikan kanker
paru sebagai salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Kanker paru merupakan salah
satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan
terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang
tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penemuan kanker
paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita (PDPI, 2003).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kanker paru?
2. Apa yang dimaksud epidemiologi dari kanker paru?
3. Apa saja etiologi dari kanker paru?
4. Apa saja manifestasi dari kanker paru?
5. Bagaimana cara pencegahan terjadinya kanker paru?
C. Tujuan
Agar mahasiswa lebih memahami apa itu kanker paru, apa epidemiologi dari kanker,
bagaimana cara pencegahannya, apa saja manifestasi dari kanker paru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Epidemiologi
Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar
20% dari seluruh kasus kanker pada laki-laki deng an risiko terkena 1 dari 13 orang dan
12% dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko terkena 1 dari 23 orang.
Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun. Perkiraan inside nsi
kanker paru pa da laki-laki tahun 2005 di Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-
rata 91.537 orang meninggal karena kanker.
American Cancer Society mengestimasikan kanker paru di Amerika Serikat pada
tahun 2010 sebagai berikut :
1. Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang laki-laki
dan 105.770 orang perempuan).
2. Estimasi kematian karena kanker pa ru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki
dan 71.080 pada perempuan), berkisar 28% dari semua kasus kematian karena kanker.
Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki
dibandingkan perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi
kanker paru 7 dari 100.000 laki-laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun,
tetapi pada pasien >75 tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan.
Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini
terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh dunia.
Menurut penelitian Widyastuti, jumlah penderita kanker paru di RSUP H.Adam
Malik Medan pada tahun 2000 ada 36 orang (7,07%), 54 orang (12,62%) tahun 2001, 88
orang (15,52%) pada tahun 2002 (Sri Widyastuti, 2004). Penelitian yang dilakukan
Melindawati menunjukkan jumlah penderita kanker paru sebanyak 378 orang pada tahun
2004 2008 dengan perincian pada tahun 2004 sebanyak 63 orang, tahun 2005 sebanyak
88 orang, tahun 2006 sebanyak 68 orang, tahun 2007 sebanyak 70 orang, dan tahun 2008
sebanyak 89 orang ( Melindawati, 2008).
Menurut Departemen Kesehatan melalui pusat promosi kesehatan menyatakan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat konsumsi
rokok dan produksi rokok tertinggi. Berdasarkan data dari WHO, prevalensi merokok di
kalangan orang dewasa meningkat ke 31,5% pada tahun 2001 dari 26,9 % pada tahun
1995. Pada tahun 2001, 62,2% dari pria dewasa merokok, dibandingkan dengan 53,4 %
pada tahun 1995. Rata rata umur mulai merokok yang semula 18,8 tahun pada tahun
1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001. Prevalensi merokok pada pria meningkat
cepat seiring dengan bertambahnya umur: dari 0,7% (10 14 tahun), ke 24,2 % (15 19
tahun), melonjak ke 60,1 % (20 24 tahun). Remaja pria umur 15 19 tahun mengalami
peningkatan konsumsi sebesar 65% antara 1995 dan 2001 lebih tinggi dari kelompok
lain manapun. (WHO, 2001). Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prevalensi
merokok dalam jangka waktu 5 tahun.
B. Pengertian
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit
yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah
tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah pertumbuhan
sel sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal, dan yang kemudian
dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain. Menurut National
Cancer Institute(2009).
Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Proses ini disebut
metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama ke matian akibat kanker (WHO,
2009) Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali
dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan
terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker
paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang
terkena kanker. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya di dalam
rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC (Small
Cell Lung Cancer) dan NSLC (Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa,
adenokarsinoma, karsinoma sel besar).
C. Etiologi
1. Merokok
Merupakan penyebab utama Ca paru. Suatu hubungan statistik yang defenitif
telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari
kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung
sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat
yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko
bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah
ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan,
menimbulkan tumor.
2. Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)
berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga
merupakan agen etiologi operatif.
4. Polusi Udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari
pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen
dari industry dan uap diesel dalam atmosfer di kota. Contoh: Polusi udara, pemaparan
gas RT, asap kendaraan / pembakaran (Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5. Genetik
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni
:
a. Proton oncogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
d. Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam
genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara
menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan
basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis
(mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death). Perubahan
tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah
menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian
kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran
kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
6. Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
D. Gejala
Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:
1. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.
2. Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.
3. Napas sesak dan pendek-pendek.
4. Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.
5. Kelelahan kronis
6. Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
7. Suara serak/parau.
8. Pembengkakan di wajah atau leher.
Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan
penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut.
Kasusk-kasus stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
E. Patogenesis
Patogenesis kanker paru belum diketahui secara pasti. Sel mukosal bronkial
mengalami perubahan metaplastik sebagai respon terhadap paparan kronis dari partikel
yang terhirup dan kemudian melukai paru. Sebagai respon dari adanya luka selular
tersebut, maka terjadilah peradangan. Sel basal mucosal akan mengalami proliferasi dan
terdiferensiasi menjadi sel goblet yang mensekresi mukus. Aktivitas metaplastik terjadi
akibat pergantian lapisanepitelium kolumnar dengan epitelium skuamus, yang disertai
dengan atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotic yang berkembang menjadi
displasia mukosal. Rentang waktu proses ini belum dapat dipastikan, hanya diperkirakan
kurang lebih antara 10 hingga 20 tahun. Jika dilihat dari manifestasi klinisnya, dapat
dikategorikan menjadi gejala intrapulmonal intratorakal, gejala ekstrapulmonal
intratorakal, gejala ekstrato rakal non metastasis dan gejala ekstratorakal metastasis.
F. Pencegahan
Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Terdapat 3 Tingkatan
pencegahan dalam epideemiologi penyakit kanker paru, yaitu :
1. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru paru yang tidak terkena kanker.
1. Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks
khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
4. Resesi segmental
Merupakan pengangkatan satu atau lebih segmen paru.
5. Resesi baji
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan
yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru paru
berbentuk baji (potongan es)
6. Dekortikasi
Merupakan pengangkatan bahan bahan fibrin dari pleura viscelaris)
2. Radiasi
Radioterapi adalah penggunaan sinar pengion dalam upaya mengobati penderita
kanker. Prinsip radioterapi adalah mematikan sel kanker dengan memberikan
dosis yang tepat pada volume tumor / target yang dituju dan menjaga agar efek
radiasi pada jaringan sehat disekitarnya tetap minimum.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu
fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan
jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
A. Pengendalian
Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian yang mendapatkan
perhatian serius dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Beberapa program
pengendalian pun telah disusun dan diterapkan sejak lima tahun yang lalu. Program
pengendalian kanker secara terorganisir sudah dilakukan sejak sekitar lima tahun terakhir
di Indonesia, sejalan dengan dibentuk dan aktifnya Direktorat Pengedalian Penyakit
Tidak Menular di DitJen P2PL. Beban ekonomi pengobatan kanker tidak hanya
berdampak terhadap sistem kesehatan, tetapi juga untuk individu dan rumah tangga
mereka yang terkena kanker.
Dampak ini akan dirasakan paling kuat di kelompok sosioekonomi rendah,
khususnya (meskipun tidak secara eksklusif) di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah di mana jaring pengaman sosial, seperti asuransi kesehatan universal kurang
tersedia. Sebagai konsekuensinya, kanker bisa menjadi penyebab utama kemiskinan.
Mengingat pasien kanker membutuhkan perawatan jangka panjang, maka
dibutuhkan tambahan beban ekonomi tersendiri bagi diri pasien dan keluarga. Oleh
karenanya, diperlukan upaya pengendalian dari adanya penyakit ini.
Berikut lima kegiatan pengendalian kanker yang telah disusun dan dilaksanakan di
Indonesia :
5. Pelayanan paliatif
Perawatan paliatif sangat diperlukan karena sebagian besar penderita kanker yang
berada pada stadium lanjut sulit disembuhkan, sehingga usaha mengatasi gejala dan
mencukupi kebutuhan penderita, serta keluarga dalam fase terminal menjadi penting.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker
pada pria dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar
pada wanita dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai
penyebab paling umum kematian akibat kanker pada wanita.
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali
dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan
terutama asap rokok. Asap rokok merupakan penyebab utama terjadinya kanker paru.
Kanker paru dapat menimbulkan berbagai gejala klinis dan sindrom yang
cukup beragam, tergantung dari iokasi, ukuran, substansi yang dikeluarkan oleh tumor
dan metastasis ke organ yang dikenai.
Ada banyak gejala yang dari penyakit ini, gejala paling umum yang ditemui pada
penderita kanker paru adalah Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat, dahak
berdarah, berubah warna dan makin banyak, napas sesak dan pendek-pendek, sakit
kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas, kehilangan selara makan
atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
Terdapat tiga bentuk pencegahan kanker Paru dapat dilakukan yaitu :
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier
Kemoterapi, pembedahan dan radioterapi merupakan tindakan yang dapat dilakukan
sebagai bentuk pengendalian dari kanker Paru.
DAFTAR PUSTAKA