ANTAGONIS
NURAINI 13330006
UTTARI JANUARINI 13330021
RAHAJENG OTAVIANI W 13330036
RANITA HARBIY T 14330096
PRAMADHIANI ZULHIDA 14330104
RIZKI DWI NOVITA 14330128
A. PENGERTIAN
Calcium Antagonis atau Antagonis
Kalsium merupakan kelompok obat
heterogen yang menghambat saluran arus
lambat, yang digunakan ion kalsium untuk
memasuki sel untuk memulai ontraksi otot
polos dan induksi intrakardiak.
Bersifat inotropik negative, yang dalam
praktek klinin efek ini dapat ditutupi oleh
efek vasodilator
TURUNAN
1. Amlodipine
Amlodipine merupakan antagonis kalsium
golongan dihidropiridin (antagonis ion
kalsium) yang menghambat influks
(masuknya) ion kalsium melalui membran ke
dalam otot polos vaskular dan otot jantung
sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos
vaskular dan otot jantung. Amlodipine
menghambat influks ion kalsium secara
selektif, di mana sebagian besar mempunyai
efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan
sel otot jantung.
Indikasi:
Amlodipine digunakan untuk pengobatan
hipertensi, angina stabil kronik, angina
vasospastik (angina prinzmetal atau variant
angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai
terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan
obat antihipertensi dan antiangina lain.
Dosis:
KONTRAINDIKASI
Penderita blok AV tingkat 2 – 3, hipotensi (tekanan
sistole kurang dari 90 mmHg) dan syok kardiogenik.
Pasien dengan gejala gangguan irama sinus, kecuali bila
ada alat pacu jantung ventikuler yang berfungsi.
Wanita hamil, wanita yang diduga usia subur.
Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap
diltiazem.
Penderita dengan infark miokardial akut dan kongesti
paru-paru yang dibuktikan dengan sinar X.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Dosis untuk orang dewasa adalah 4 x 30 mg sehari,
bila perlu dapat ditingkatkan sampai 360 mg sehari.
Diltiazem sebaiknya diberikan sebelum makan dan
waktu hendak tidur.
EFEK SAMPING
Efek samping Diltiazem jarang terjadi, hanya 2 – 10
% pasien yang mengalami nyeri kepala, pusing,
gangguan saluran cerna dan bradikardia.
Kadang-kadang dapat meningkatkan enzim fungsi
hati seperti SGOT, SGPT dan fosfatase alkalin.
Reaksi hipersensitivitas atau alergi seperti erupsi,
eritemat multiforme (dalam kasus demikian
pengobatan harus dihentikan).
Pernah dilaporkan : rash, pruritus
3.Felodipine
Felodipine merupakan obat yang termasuk kelompok
calcium channel blocker yang bekerja dengan cara
mengendurkan otot jantung dan pembuluh darah.
Obat ini digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi.
Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)
dan angina.
Efek Samping:
Indikasi:
Digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi) danangina.
Dosis:
Pemberian reguler:
Dosis diberikan sebesar 10-20 mg melalui
mulut (per oral), sebanyak 3 kali sehari.
Dosis boleh ditambah hingga 20-40 mg
melalui mulut (per oral), sebanyak 3 kali
sehari.
Pemberian lanjutan:
Melalui mulut (per oral) 40 mg, sebanyak 2
kali sehari.
Efek Samping:
Indikasi:
Digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi (hipertensi), angina, dan gangguan
irama jantung tertentu.
Dosis:
Pemberian reguler:Dosis diberikan melalui
mulut (per oral) sebesar 40-80 mg , 3-4 kali
sehari.
Dosis maksimum: 480 mg/hari
Pemberian lanjutan:Dosis diberikan melalui
mulut (per oral) sebesar 120-360 mg, sehari
1 kali.
Efek Samping:
Efek CV (depresi dari fungsi kardiak, hipotensi,
gagal jantung yang memburuk, edema, bradycardia);
Efek GI (konstipasi); Efek CNS (sakit kepala,
pening).
HR mengatur kalsium antagonist (seperti Diltiazem,
Gallopamil & Verapamil); penguraian AV, AV
block, bradycardia & gangguan batang sinus.
Interaksi singkat agen dihydropyridine harus
dihindari karena memiliki potensi mempertinggi
risiko memburuknya keadaan jantung.
Instruksi Khusus
Berkontra-indikasi pada pasien yang jelas-jelas
mengalami kerugian gagal jantung,
meskipunvasoselective
dihydropyridine (seperti Amlodipine, Felodipine)
dapat bertahan pada pasien penderita penurunan
LVEF.
HR yang mengatur kalsium antagonist berkontra-
indikasi dengan pasien penderita bradycardia,
gangguan batang sinus & AV nodal block.
B. Peran Antagonis Kalsium dalam
Penatalaksanaan Hipertensi
Antagonis kalsium (AK) bekerja dengan
cara menghambat masuknya kalsium ke
dalam sel melalui chanel-L. Antagonis
Kalsium dibagi 2 golongan besar:
1. Non-dihidropidin b’pengaruh system
denyut jantung shg melambatkan denyut
jantung
2. Dihidropidin bekerja di uteri, sbg OAH
Penelitian yang membandingkan efek
antihipertensi AK dengan obat lain menunjukkan
efek antihipertensi yang sama baiknya pada
pasien dengan hipertensi ringan dan moderat.
Efek AK dosis ↑ efek antihipertensi makin ↑
AK tidak dipengaruhi asupan garam sehingga
berguna bagi orang yang tidak mematuhi diet
garam.
Menurut beberapa studi penggunaan AK
dalam hipertensi secara umum tidak
berbeda dalam efektivitas, efek samping,
atau kualitas hidup dibandingkan dengan
OAH lain.
AK sebagai OAH digunakan:
a. Hipertensi esensial
b. Hipertensi renovaskular
c. Hipertensi pada pasien kulit hitam (dimana
respons penyakit terhadap b blocker atau ACE
biasanya kurang memuaskan)
d. Hipertensi dengan diabetes mellitus
e. Hipertensi dengan asma bronkhial
f. Hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri
1. Kontra Indikasi
a. Gangguan konduksi (heart block)
b. Gagal jantung berat
c. Sindrom sick sinus
d. Kontraksi otot jantung
Semua kelas AK menurunkan aktivitas sinus
jantung dan memperlambat konduksi
arterioventrikular (AV), sedangkan di klinik,
hanya verapamil dan diltiazem yang
menghambat konduksi AV atau menyebabkan
berkurangnya aktivitas sinus.
TERIMA KASIH