TUMOR PARU
Oleh :
Armayulansari S.Ked
K1B1 21 089
PEMBIMBING :
dr. Metrila Harwati, M.Kes., Sp. Rad
Armayulansari, S.Ked
2
BAB I
PENDAHULUAN
nomor satu di seluruh dunia. Pada tahun 2016, dari 57 juta kematian yang terjadi
kematian utama dari NCD ini yaitu penyakit kardiovaskuler (44%), kanker (22%),
penyakit sistem pernapasan kronik (9%) dan diabetes mellitus (4%). Proporsi usia
yang paling banyak mengenai NCD yaitu usia 30-69 tahun (52%) sehingga
penyakit NCD tidak hanya dijumpai pada usia tua. Selain itu pada tahun 2016,
World Heath Organization (WHO) juga memaparkan proporsi jenis kelamin yang
paling berisiko terkenanya NCD yaitu lebih tinggi pada laki-laki (22%)
penyakit, baik penyakit menular (PM) maupun penyakit tidak menular (PTM).
Perkembangan peningkatan PTM diikuti oleh pola pergeseran penyakit. Jika dulu
penyakit jenis ini dialami oleh kelompok lanjut usia, namun saat ini PTM mulai
mengancam usia reproduksi yaitu usia 10 tahun sampai 14 tahun. Penyakit tidak
3
menular (PTM) merupakan suatu penyakit atau kondisi medis yang dimana tidak
parenkim paru atau bronkus paru. Kanker paru merupakan salah satu penyebab
yang menderita kanker paru dan setiap tahun sekitar 160.000 orang meninggal
dunia akibat kanker paru. Peningkatan insidensi kanker paru terjadi karena
Pada tahun 2020 WHO memaparkan bahwa kasus kanker paru menduduki
urutan ketiga (11,4%) dari kanker lainnya (42,9%) dan kanker payudara (11,7%)
yang dimana angka kematian tertinggi pada kasus kanker paru yaitu (18%)
kanker lebih sering dijumpai pada negara Asia (59,6%) dibandingkan dengan
Afrika (2,1%) dengan angka kematian di Asia yaitu (61,9%) dan di Afrika yaitu
(2,3%). Berdasarkan usia dan jenis kelamin kanker paru lebih sering mengenai
laki-laki yang berusia 35 tahun (25%%), sedangkan pada wanita kanker paru lebih
4
BAB II
Kanker paru merupakan kanker yang paling sering ditemui diseluruh dunia
dengan persentase 12,4% dari kanker lainnya serta sebagai penyebab kematian
utama dari semua kasus kanker. The American Canser Society memperkirakan
insidensi kanker paru setiap tahunnya yaitu 234.000 kasus dan lebih dari 154.000
orang yang meninggal akibat kanker paru di Amerika Serikat. Menurut laporan
statistik kanker dari tahun 2020, kanker paru-paru tetap menjadi penyebab utama
kematian akibat kanker diseluruh dunia, dengan perkiraan 1,8 juta orang yang
peningkatan dari 44% menjadi 51% sejak tahun 1985. Di Amerika Serikat kanker
paru-paru menduduki peringkat kedua dengan perkiraan 115.060 kasus pada pria
dan 106.070 pada wanita. Data surveilens epidemiologi pada tahun 2004-2008
melaporkan usia rata-rata yang menderita kanker paru yaitu usia 20 tahun (0,2%),
20-34 tahun (1,5%), 35-44 tahun (8,8%), 45-54 tahun (20,9%), 55-64 tahun
Kanker paru diklasifikasikan menjadi dua yaitu Small Cell Lung Cancer
(SCLC) merupakan tumor yang sangat ganas dan berasal dari sel neuroendokrin
serta memberikan sumbangsi 15% dari kanker paru dan Non Small Cell Lung
Cancer (NSCLC) menyumbang sebanyak 85% dari kasus kanker paru, NSCLS
terbagi atas tiga yaitu adenokarsinoma (38,5%), skuamosa sel karsinoma (20%)
5
Kanker paru juga merupakan penyebab kematian utama di negara Eropa, tercatat
pada tahun 2018 kematian yang terjadi akibat kanker paru yaitu sekitar 388.000
orang atau 1 dari 5 kematian yang terjadi akibat kanker paru. Kanker paru
merupakan jenis kanker yang menduduki urutan kedua setelah kanker payudara di
negara Eropa yang dimana lebih dari 470.000 orang telah terdiagnosis kanker paru
(9,89%) dari kanker payudara dan kanker serviks. Kanker yang paling banyak
diderita oleh pasien pria adalah kanker paru-paru sebesar 16,77% sedangkan
wanita yang mengalami kanker paru-paru sebesar 4,46%. Lebih dari 70% pasien
kanker paru di Indonesia masuk dalam usia produktif yaitu 59 tahun atau jauh
kanker paru berusia muda dengan peningkatan jumlah perokok berusia muda.
Telah diketahui bahwa kualitas hidup pasien dengan kanker paru lebih rendah dari
kanker lainnya.8,9
Squamosa Cel Carsinoma (SCC), faktor risiko yang mendasari terjadinya kanker
paru adalah rokok, rokok yang belum menggunakan filter akan membuat asap
rokok hanya terhirup dangkal dan hasil zat-zat pembakaran yang bersifat
menggunakan filter akan mengurangi kandungan nikotin dan menyaring hasil zat
pembakaran menjadi lebih halus, sehingga zat tersebut dapat terhirup lebih dalam
6
dan terdeposisi di perifer bronkus dan menyebabkan terbentuknya
adenokarsinoma. Kanker paru dapat mengenai wanita yang tidak pernah merokok
namun sebagian besar merupakan second hand smoker atau perokok pasif juga
mendapatkan hasil yang sama yaitu keganasan pada paru subtipe adenokarsinoma.
Selain itu paparan asbes juga dapat menyebabkan terjadinya kanker paru subtipe
adenokarsinoma tidak hanya terbatas pada penggunaan filter di rokok akan tetapi
7
BAB III
A. ETIOLOGI
Saat ini prevalensi merokok sudah mulai menurun, namun angka kejadian
Meskipun saat ini tembakau pada rokok masih menjadi penyebab utama
terjanya kanker paru-paru, namun kita harus mengetahui faktor risiko lain
kanker paru dapat dilaksanakan dengan menghindari faktor risiko yang ada.
Adapun yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker paru yaitu :11
1. Merokok
peningkatan dengan rata-rata orang dewasa yang merokok kurang dari 100
batang pada tahun 1900 dengan perkiraan maksimum sekitar 4400 batang
pada laki-laki perokok yaitu 70% dan peningkatan kematian minimal pada
menurun dari 20,8% pada tahun 2005 menjadi 14% pada tahun 2017.11
Pada tahun 1912 Adler melaporkan dari 374 kasus kanker paru di
kanker paru jauh lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok.
8
Pada tahun 1950 ada dua studi penting yang menyimpulkan bahwa
pada bukan perokok saat ini jarang terjadi dan efek merokok terhadap
kejadian kanker paru akan terlihat dalam waktu 10 tahun yang akan
datang.11
Asap rokok dari tembakau terdiri dari suatu senyawa gas dan pertikulat.
Asap utama yang dihasilkan yang dihirup merupakan sumber paparan asap
bagi perokok agar terus kecanduan tembakau dari rokok. Sedangkan TAR
kanker paru, ada lebih dari 4000 zat kimia yang terkandung dalam asap
9
seperti radon dan produk peluruhannya, bismut, serta polonium, juga ada
17% kasus kanker paru yang tidak memiliki riwayat merokok sama sekali
dan pada kasus ini lebih sering mengenai perempuan, itulah yang
perokok namun tinggal bersama dengan perokok. Asap rokok yang ada di
lingkungan dan asap yang berasal dari hasil pembakaran juga mengandung
(metilnitrosamino).11
4. Polusi Udara
belerang dan sulfur dioksida yang dimana zat ini dapat menjadi faktor
10
5. Uranium, Radium dan Radon
6. Occupational Exposures
kanker paru. Sekitar 6.800 hingga 17.000 kasus kanker paru terjadi akibat
yang kuat dan tahan api, sehingga berguna untuk bahan konstruksi.
B. PATOFISIOLOGI
karsinogenik merupakan faktor risiko utama selain adanya faktor lain seperti
11
kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain. Lombard dan Doering pada tahun
1928 yang dikutib dari Tahir 2020, telah melaporkan tingginya insiden
kanker paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Kanker
paru pada orang yang tidak merokok dapat disebabkan oleh polusi udara,
paparan zat karsinogenik di tempat kerja, perokok pasif, atau faktor lainnya.
cenderung terjadi pada usia muda, seringkali karena terjadinya perubahan gen
normal dan dapat berlanjut menjadi kanker. Kanker dapat disebabkan oleh
tumor.3
Beberapa orang mewarisi mutasi DNA dari orang tua mereka yang sangat
mutasi germ-line pada gen p-53, retinoblastoma (gen Rb), atau gen
Tumor inisiasi, terjadi akibat kerusakan genetik ireversibel pada sel normal
suppressor. Dalam hal ini, komponen asap rokok terbukti memiliki peran
12
Tahap selanjutnya tumor promotion, proliferasi klon sel tertentu yang telah
sel yang memiliki fenotip ganas, seperti proliferasi berlebihan dan tidak
menghindar dari proses apoptosis yang dimediasi oleh aktivasi gen proto-
onkogen maupun inaktivasi gen tumor suppressor yang berlebihan dan tidak
terkendali.3
Tahap terakhir tumor progression, sel-sel tersebut telah menjadi ganas dan
jaringan lain.3
13
BAB IV
A. ANATOMI PARU
manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paru-paru adalah berbentuk
kerucut yang apexnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada
pada diafragma. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian yaitu, paru kanan dan
paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri
mempunyai dua lobus. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa sub-
segments. Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh sebuah
Gambar 1. (A) Jumlah lobus kanan paru (B) Jumlah lobus kiri paru14
pleura. Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura
14
pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara
bronkopulmonal kiri14
a. Faring
selaput lendir. Faring diinervasi oleh nervus kranial VII, IX, X dan
dengan hipofaring.15
15
3) Hipofaring bertugas sebagai penghubung antara esophagus dan
laring.15
b. Laring
a. Trakea merukan organ yang dilapisi oleh sel epitel kolumnair berisilia
huruf C14
b. Bronkus terdiri atas tiga, bronkus utama yaitu sinistra dan dextra.
16
5 bagian yaitu 2 kiri paru dan 3 di kanan paru dan bronkus segmental
paru.15
alveolar.15
17
alveolus merupakan kumpulan dari alveoli. Duktus alveolus bersama-
B. FISIOLOGI PARU
antara oksigen yang berasal dari lingkungan luar dan masuk kedalam aliran
darah. Proses pertukaran udara ini berlangsung didalam alveoli, yang dimana
ekspirasi seperti otot diafragma yang dipersarafi oleh nervus frenikus yang
18
dan otot scalenus merupakan otot pernapasan tambahan apabila tubuh
tekanan kavum toraks lebih negatif atau lebih rendah dibandingkan dengan
Ada beberapa macam volume dan kapasitas paru yang penting untuk
b. Volume tidal merupakan volume udara yang masuk dan keluar dari paru-
c. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara yang masih tersisa dan
19
g. Kapasitas vital merupakan jumlah udara maksimum yang apat
20
BAB V
DIAGNOSIS
A. ANAMNESIS
Gejala klinis kanker paru tidak begitu khas tetapi batuk, sesak napas, atau
nyeri dada (gejala respirasi) yang muncul lama atau tidak kunjung sembuh
dengan pengobatan biasa pada kelompok yang berisiko terkena kanker paru
harus ditindak lanjuti untuk prosedur diagnosis kanker paru. Gejala yang
nyeri dada dan sesak napas/stridor. Batuk merupakan gejala tersering (60-
70%) pada kanker paru. Gejala lain berkaitan dengan pertumbuhan kanker
secara regional, seperti efusi pleura, efusi perikard, sindorm vena cava
gangguan pada pita suara. Gejala klinis sistemik yang juga kadang menyertai
adalah penurunan berat badan dalam waktu yang singkat, nafsu makan
neurologis (sakit kepala, lemah atau parese) sering terjadi apabila telah terjadi
metastasis ke otak atau tulang belakang. Nyeri tulang sering menjadi gejala
21
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik, tanda yang dapat ditemukan pada kanker paru
dinding dada, kepala atau lokasi lain juga menjadi petanda penyebaran. Sesak
napas dengan temuan suara napas yang abnormal pada pemeriksaan fisik
yang didapat jika terdapat massa yang besar, efusi pleura atau atelectasis
dapat dijumpai, dengan cara apabila dilakukan perkusi maka pada efusi pleura
dengan pembengkakan (edema) pada wajah, leher dan lengan yang terjadi
karena adanya bendungan pada vena cava superior. Sindroma Horner sering
terjadi pada tumor yang terletak si apeks paru atau biasa disebut dengan
pancoast tumor.18
nyeri pada anggota gerak dan gangguan sistem hemostatis yang ditunjukan
bendungan vena dalam (DVT). Fraktur patologik dapat terjadi pada kanker
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
22
1. Spesimen sputum
2. Radiologi
a. X-Ray
jinak maupun tumor ganas pada paru. Pada pemeriksaan CXR, tumor
kolaps pada paru. Selain itu konsolidasi pada parenkim paru mungkin
23
Gambar 6. Pemeriksaan CXR menunjukan adanya konsolidasi dan
mediastinum kiri20
tunggal pada perifer paru dengan tepi rata serta dapat dijumpai
spikula.20
24
Gambar 8. Pemeriksaan CXR pada pria 67 tahun yang telah
apex paru yang saling bertumpang tinding dengan os. clavicula serta
b. CT-Scan
25
A B
tumor jinak paru ditandai adanya nodul dengan tepi rata dan terdapat
kalsifikasi ditengahnya23
26
Gambar 10. Perbedaan antara SCLC perifer dan NSCLC perifer
SCLC (A) nodul ireguler dengan densitas homogen. (B) ukuran nodul
27
Gambar 11. Pria 67 tahun yang telah didagnosa adenokarsinoma dan
apex lobus kiri disertai adanya ground glass appearance pada cavum
pleura kanan.25
c. MRI
28
Gambar 12. Hasil MRI menunjukan adanya nodul pada paru-paru
kanan.26
MRI yang dapat dengan cepat dan akurat dalam membedakan udara
pencitraan.27
invasi tumor kedalam atrium kiri, vena pulmonalis, vena cava inferior
air di dalam suatu jaringan. Difusi molekul air pada tumor ganas
29
Meskipun DWI dapat bermanfaat dalam mendiagnosis banding
d. PET Scan
Dalam beberapa tahun terakhir modalitas CT, PET dan MRI telah
hidup dan respon terhadap terapi. Selain itu PET scan juga memiliki
30
Gambar 15. Pasien 72 tahun dengan diagnose NSCLC yang telah
metastasis jauh.31
31
e. Ultra Sound Graphy Endobronchial dan Endoskopi
Endobronchial
massa tumor telah hilang. (C,D) segmen superior lobus paru kanan
32
Gambar 18. (A) gambaran SCLC yang dimana sel-sel berdiferensiasi
yang karsinoma paru dapat ditegakan apabila jenis sampel yang diambil
dengan diagnosis kanker paru. (A) kanker paru tipe NSCLC. (B) kanker
33
BAB VI
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Penegakan diagnosa tumor paru harus dilakukan secara multidisiplin, mulai dari
yang sakit. Dalam menegakan diagnosa banding pada kasus tumor paru dapat
gambaran ground grass app. Umumnya AAH berukuran lebih besar yaitu
Perbedaan ground glass app pada lesi pra invasif dengan covid-19 yaitu:
1. Opasitas ground glass pada lesi pra invasif bersifat fokal atau tunggal
34
Gambar 20. (A) Panah hitam menunjukan adanya opasitas fokal yamg
B. Lymphangitic Carcinomatosis
adanya massa solid pada lapang paru, berifat unilateral namun homolateral
pada kanker paru sebagai contoh apabila terdapat kanker pada paru kiri maka
linfangitis karsinoma akan dijumpai pada bagian kiri, adanya pola crazy
35
Gambar 21. (A) limfangitis karsinomatosa, panah putih menunjukan adanya
hitam.38
36
BAB VII
KOMPLIKASI
Small Cell Lung Cencer (SCLC) jauh lebih berespon terhadap pengobatan
kemoterapi dibandingkan degan Non Small Cell Lung Cencer (NSCLC), sehingga
pada SCLC lebih jarang dilakukan tindakan operatif. Komplikasi yang dapat
terjadi pada NSCLC lebih sering mengarah ke sistem saraf pusat. Adapun
1. Metastase Leptomengeal
kasus NSCLC, yang dimana metastasis ini mengenai lapisan menings yaitu
dari sistem saraf kranial disertai rasa sakit kepala yang begitu hebat,
metastase39
37
2. Epidural Kompresi
pada medulla spinalis yang dijumpai sekitar 25% kasus dari NSCLC.
sensorik dan motorik, selain itu dapat juga dijumpai keluhan disfungsi pada
usus dan kandung kemih. Sindroma kauda equina juga dapat terjadi apabila
3. Gangguan Cerebrovaskuler
lebih dapat mengenai penderita kanker paru. Insidensi stroke jauh lebih tinggi
tidak menderita kanker paru. Sebagian stroke iskemik yang terjadi pada kasus
38
Kasus stroke hemoragik umumnya lebih jarang dijumpai pada penderita
pada kasus kanker paru yaitu 1,17%, hal ini terjadi oleh karena adanya
39
BAB VIII
PENGOBATAN
Pasien NSCLC dengan stadium I, II dan III umumnya diterapi dengan tujuan
operatif tidak dianjurkan pada NSCLC stadium IV sehingga pada stadium ini
IA, apabila NSCLC dijumpai berstadium IB, II atau III harus menjalami
kemoterapi adjuvant terlebih dahulu. Pada pasien stadium IB, II dan III
itu dokter spesialis bedah toraks, dokter onkologi serta dokter radiologi
mutasi sel yang dapat terjadi, sebagai contoh jika dijumpai Epidermal Growth
kinase seperti osimertinib, erlotinib, gefitinib dan afatinib atau apabila pada
terapi yang dapat diberikan yaitu golongan obat ALK tirosin kinase
inhibitor.40
40
B. Small Cell Lung Cancer
dengan tujuan sebagai kuratif. Sedangkan pasien dengan SCLC stadium akhir
pengobatan kemoterapi dan radiasi yang diberikan hanya untuk tujuan paliatif
1. Stadium awal
lanjut, hanya sebagian kecil saja SCLC datang dengan stadium awal atau
T1-2 dan N0. Pasien dengan stadium awal berhak dilakukan lobektomi
diberikan. Jika pasien dengan stadium awal SCLC tidak dapat menerima
41
2. Stadium akhir
42
BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia
3. Tahir FI. 2020. Karakteristik Penderita Kanker Paru Primer Periode Januari
Hasanuddin, Makasar
6. Cruz CD, Tanoue LT and Matthay RA. 2013. Lung Cancer: Epidemiology,
Etiology, and Prevention. Journal Clin Chest Med Vol 34(2), USA
Paru, Kanker Paling Mematikan Di Indonesia: Apa Saja Yang Telah Kita
43
Atasi Dan Apa Yang Kita Bisa Lakukan. Pusat Kajian Jaminan Sosial
Universitas Indonesia
11. Bade BC and Cruz Della CS. 2020. Lung Cancer 2020 Epidemiology,
12. Robot RY, Durry MF dan Kairupan CF. 2021. Morfologi, Patogenesis, dan
3(1), Manado
14. Putz R dan Pabst R. 2006. Atlas of Human Anatomy Sobotta Trunk, Viscera
Technology, Bangladesh
16. Islam MS, Paul G, Ong HX, Young PM and Saha SC. 2020. A Review of
Health, Australia
44
18. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Kanker Paru. Pedoman
19. Nooreldeen R and Bach H. 2021. Current and Future Development in Lung
20. Panunzio A and Sartori P. 2020. Lung Cancer and Radiological Imaging.
21. Choi G, Nam BD, Hwang JH, Kim KU, and Kim HJ. 2020. Missed Lung
Korea
22. Yasryi HF, Musiyeni MA, Mohsen FY. Khalil EA. 2020. Diagnosis of Lung
23. Ali SA, Tariq A, Khan S, Raza A, et all. 2020. Aggregated Model For Tumor
24. Zhang X, Fajin LV, Fu B, Lin W, Lin R, et all. 2022. Clinical and Computed
25. Anne MC, Dingemans, Ross AS, Abdul RJ, Shawan JR, et all. 2020.
Treatment Guidance for Patients With Lung Cancer During the Coronavirus
Netherlands
45
26. Xia L. 2022. Auxiliary Diagnosis of Lung Cancer with Magnetic Resonance
27. Sim AJ, Kaza E, Singer L, and Rosenberg SA. 2020. A review of the role of
MRI in diagnosis and treatment of early stage lung cancer. Elsevier Journal
University, Japan
31. National Service Scotland. 2020. Indications For The Use Of 18f-Fdg Pet Ct
comparative study with CT. Journal of Radiology and Nuclear Medicine Vol
51 (16), Cairo
33. Cordovilla R, Marco LZ, Antonio V, Alberto A, Marta R, et all. 2021. The
46
Endoscopic Ultrasound in Staging of Lung Cancer for Patients with Imaging
Spain
35. Hong KS, Lee KH, Chung JH, Shin KC, Jin HJ, et all. 2021. Utility of Radial
36. Raso MG, Neus BR and Inacio W. 2021. Pathology and Classification of
38. Guarnera A, Santini E and Podda P. 2022. COVID-19 Pneumonia and Lung
39. Sands JM, Daly ME, and Lee EQ. 2020. Neurologic Complications of Lung
California
47
40. Clark SB and Alsubai S. 2021. Non Small Cell Lung Cancer. In: StatPearls
42. American Join Committee on Cancer. 2020. Small Cell Lung Cancer. Texas
48