SYOK SEPSIS
Oleh :
K1A1 15 113
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing
2
SYOK SEPSIS
A. PENDAHULUAN
diruang perawatan intensif pada negara maju dan insidensi sepsis mengalami
Amerika Serikat. Hal seperti ini juga sering dijumpai di negara berkembang.
Kondisi seperti sosial ekonomi dan higienis yang rendah, malnutrisi serta
kejadian sepsis. Sepsis merupakan penyakit yang sering dijumpai dan dapat
tahunnya diperkirakan itu lebih dari 30 juta orang yang rawat inap di rumah
sakit serta sekitar 5,3 juta orang pertahunnya meninggal akibat sepsis.1.2
Pada tahun 2004 WHO menerbitkan laporan mengenai kasus sepsis dan
Respons Inflamasi Sistemik (SIRS), sepsis, sepsis berat, dan syok septik
darurat dan penyebab utama dari masuknya pasien ke unit perawatan intensif
masih tinggi yaitu 34-46%. Sehingga deteksi dini, resusitasi dini, pemberian
3
antibiotik dini serta pemberantasan sumber infeksi merupakan kunci dalam
B. DEFINISI
yang dapat mengancam jiwa akibat disregulasi respon host terhadap infeksi.
Sedangkan syok sepsis ditandai dengan disfungsi peredaran darah dan seluler
inflamatory response syndrome (SIRS) karena dugaan atau infeksi yang pasti
4. Jumlah sel darah putih kurang dari 4000/liter atau lebih dari 12.000
Pada tahun 2016 sepsis memiliki definisi baru yaitu suatu kondisi yang
4
septik yaitu suatu keadaan dengan dijumpai kelainan peredaran darah, seluler,
dan kelainan metabolik pada pasien sepsis yang muncul dengan gelaja
C. EPIDEMIOLOGI
literatur Yunani dan berasal dari karya Yunani “sepo”, yang memiliki arti
12,8 per 1000 rawat inap pada tahun 2005 menjadi 18,6 per 1000 rawat inap
pada tahun 2014 yang dimana pada tahun 2005-2014 terjadi peningkatan
sekitar 4,9%. Angka kematian di rumah sakit akibat syok septik, terjadi
penurunan dari 54,9% pada 2005 menjadi 50,7% pada 2014. Namun menurut
Lee yang dikutib dari Singer (2016) memaparkan bahwa angka kematian
populasi, namun tidak termasuk dalam lingkup pasien rawat inap di rumah
sakit. Hal ini sering dijumpai pada pasien rawat inap yang berusia lanjut,
5
juta orang dirawat di rumah sakit setiap tahun di Amerika Serikat, dan
250.000 dari mereka terkena sepsis akibat perawatan di rumah sakit. Angka
Eropa setelah infark miokard akut, stroke, dan trauma. Hampir 50% pasien
Intensive Care Unit (ICU) merupakan pasien sepsis. Angka kematian yang
disebabkan oleh syok sepsis pada pasien rawat inap di ICU RSUP dr Kandou
sebesar 14,58%, hingga 58,33% sisanya adalah sepsis. Salah satu penyebab
saat masih di Unit Gawat Darurat. Keterlambatan ini sering disebabkan akibat
Penanganan pasien syok septik harus segera dilakukan pada 1 jam awal.7
D. ETIOLOGI
bakteri, virus, jamur, atau parasit, serta dapat juga terjadi akibat proses non
infeksi seperti trauma. Pada masyarakat bakteri yang sering dijumpai yaitu
dimana bakteri ini dapat menjadi pemicu terjadinya sepsis. Pada tahun 1950-
6
serta penggunaan antibiotik bakteri gram positif telah teredikasi namun
insidensi sepsis tetap meningkat lebih dari 50% oleh karena infeksi bakteri
E. PATOMEKANISME
1. Faktor Virulensi
tinggi.
7
pada permukaan sel pejamu, sehingga meningkatkan kemampuan
2. Respon Pejamu
respon imun bawaan dan didapat. Antigen akan berikatan dengan respon
hampir semua sel terutama sel makrofag, neutrofil dan sel dendritik.
8
gene-like receptors (RLRs). PRR mengenali struktur molekul yang khas
patterns (DAMPs).
yang akan merangsang respon inflamasi dengan menarik lebih banyak sel
9
memori yang melindungi pejamu dari infeksi berulang. Respon imun
mengaktivasi sel fagosit melalui ikatan dengan ligan CD40 dan interferon
3. Respon Inflamasi
infeksi dan 3) efek dari mediator spesifik yang berlebihan. Pada fase 1
endotoksin. LPS akan berikatan dengan CD4+ yang berada pada sel
monosit, makrofag dan netrofil dan terjadi kompleks LPS sehingga akan
akan menstimulasi dari aktivasi sel T secara berlebihan. Pada fase kedua
10
meningkatkan ekspresi molekul adhesi seperti vascular cell adhesion
leukosit. Selain itu, IL-2 dan IFN-γ memicu makrofag untuk melepaskan
4. Abnormalitas Koagulasi
11
mikrovaskular, deposisi fibrin, pembentukan neutrophil extracellular
XII.8
5. Disfungsi Organ
sampai kegagalan ireversibel dari dua atau lebih organ, dengan ditandai
12
7 hari pertama sakit, dan lambat (sekunder), yang terjadi setelah 7 hari
hati akut yang sering terjadi saat penurunan perfusi selama syok,
olehsitokin.8
13
Gambar 1. Patomecanism of syok sepsis dikutib dari kepustakaan 8
F. KRITERIA DIAGNOSIS
Skrining awal dan cepat dapat dilakukan di setiap unit gawat darurat.
koagulasi, hepatik, sistem saraf pusat, dan ginjal. Makin tinggi skor SOFA
14
Gambar 2. Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) dikutib dari
kepustakaan 9
terdapat 2 dari 3 kriteria. Skoring tersebut cepat dan sederhana serta tidak
mmHg dan laktat serum >2 mmol/L walaupun telah dilakukan resusitasi.
kepustakaan 10
15
G. DIAGNOSIS
1. Kultur
antibiotik, hal ini bertujuan agar tidak memberikan hasil negatif palsu
dari hasil kultur. Kultur biakan dapat diambil dari dua sampel atau lebih
serebrospinal, urin, luka dan sputum. Namun sampel yang paling baik
anaerobik.11
2. Monitoring Hemodinamik12
a. Teknik Invasif
Serikat sudah tidak menerapkan metode PAC pada kasus syok hanya
16
b. Teknik Non Invasif
Teknik yang dapat digunakan dan bersifat non invasif yaitu teknik
jantung kanan dan jantung kiri, cairan perikardial dan ukuran vena
H. TATALAKSANA
1. Resusitasi Cairan
17
menyelamatkan pasien. Jenis cairan intravena dibagi menjadi dua, yaitu
yang sama dengan konsentrasi total tubuh normal (70 mmol / L),
hemoragik dan syok septik, luka bakar, cedera kepala dan pada pasien
kritaloid, diantaranya:
18
1) Isotonis. Apabila jumlah elektrolit plasma terisi kristaloid pada
jumlah yang sama dan memiliki konsentrasi yang sama maka disebut
samping seperti edema perifer dan edema paru yang dapat terjadi
19
5% dalam Normal Saline, Saline 3%, Saline 5%, dan Dextrose 5%
dalam RL
besar (misalnya pada luka bakar) dapat diberikan cairan koloid sebagai
plasma protein dan sintetik. Kerugian dari ‘plasma expander’ ini yaitu
20
harganya yang mahal, dapat menyebabkan gangguan pada cross match
b. Koloid Sintetik
21
dilaporkan terjadi. Rekomendasi dosis maksimal harian
22
cairan kristaloid, selain itu kombinasi pemberian cairan kristaloid dan
oleh Martin Dkk (2018) menganalisis data sebanyak 27.000 pasien yang
masuk ICU dan mengalami kondisi kritis, pengobatan pasien kritis yang
kardio output dari pada dengan menggunakan cairan kristaloid, selain itu
23
kristaloid saja tidak cukup untuk meningkatkan hemodinamik seperti
cukup tinggi16.
2. Inotropik
yang efektif meningkatkan CI. Agen ini juga memiliki efek vasodilator
24
indeks jantung agar mencapai oksigen supranormal tidaklah dibenarkan.
ventrikel kiri adekuat (atau resusitasi cairan yang telah dinilai adekuat)
serta MAP adekuat. Pasien sepsis yang tetap hipotensif setelah resusitasi
cairan dapat disertai curah jantung rendah, normal, atau tinggi. Oleh
diberikan untuk mencapai target curah jantung dan MAP. Bila terjadi
mencapai laju jantung < 100 kali per menit. Keterbatasan CVP adalah
bahwa alat tersebut hanya mengukur tekanan. Karena itu pada saat terjadi
25
3. Vasopresor
penting dalam tata laksana hemodinamik pasien renjatan septik dan ideal
26
Sampai saat ini belum ada bukti yang mengunggulkan satu jenis
27
sehingga norepinefrin dinilai memperbaiki oksigenasi jaringan. Epinefrin
digunakan sebagai pilihan dalam renjatan septik bila tekanan darah tidak
tekanan darah pada pasien yang refrakter terhadap vasopresor lain dan
28
dengan norepinefrin. Selama pemberian vasopresin diperlukan
direkomendasikan15.
4. Kortikosteroid
insufisiensi adrenal pada renjatan septik ini berkisar 50%. Atas dasar ini
29
per oral per hari) dapat digunakan sebagai terapi alternatif bila
hidrokortison tidak tersedia dan jenis steroid lain yang tersedia tidak
karena dinilai tidak efektif dan efek sampingnya besar. Terapi steroid
dapat dititrasi turun, setelah vasopresor tidak digunakan lagi. Suatu studi
5. Anti Mikroba
mortalitas akibat adanya. Pemberian anti mikroba pada kasus sepsis dan
30
pemberian antibiotik spektrum luas perlu dilakukan kultur darah guna
ataupun syok sepsis. Setelah hasil kultur telah keluar maka pemberian
dapat dijumpai sepsis ataupun syok sepsis yang diakibatkan oleh infeksi
Candida sp. Sehingga pada kasus ini pemberian anti fungal empirik
direkomendasikan14.
6. Terapi penunjang
a. Transfusi Darah14
31
direkomendasikan pemberian Fresh Frozen Plasma apabila
b. Antikoagulan14
pasien dalam keadaan sepsis ataupun syok sepsis, hal ini didasari
c. Nutrisi14
syok sepsis
I. PROGNOSIS
Pengenalan dan penanganan awal untuk sepsis dan septik syok akan
tanda vital, saturasi oksigen, dan jumlah urin yang dihasilkan termasuk
disfungsi ginjal dan hepar, abnormalitas koagulasi, gagal nafas akut harus
dilakukan sesegera mungkin pada pasien yang dicurigai menderita sepsis agar
32
tidak berubah menjadi syok sepsis. Selain itu terapi adekuat dapat
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Ivan, Febyan dan Suparto. Sepsis and Treatment based on The Newest
2. Jisoo L, Mitchell M, Levy MD. Treatment of Patients with Severe Sepsis and
Journal; 2019
4. Young RL, Taryn BB. Sepsis Management. Infection Critical Care; 2019
6. Polat G, Ugan RA, Cadirci E, Halici Z. Sepsis and Septic Shock: Current
7. Putra IAS. Update Tatalaksana Sepsis. Surakarta. CDK-280/. vol. 46; 2019
Medicine; 2019
Physicians; 2018
11. Trentman TL, Gaitan BD, Gali B, Johnson RL, Mueller JT et all. Faut’s
34
12. Seymour CW, Rosengart MR. Septic Shock: Advances in Diagnosis and
13. Sukarata PRD, Kurniyanta IP. Terapi Cairan. Ilmu Anestesi Dan Terapi
16. Martin GS, Basset P. Crystalloids vs. colloids for fluid resuscitation in the
35