Oleh :
Habri Tri Sakti
K1A1 14 017
Pembimbing :
dr. Saktrio Darmono Subarno, Sp.BP-RE
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepanitraan klinik pada
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
ii
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By.MFA
Umur : 4 bulan
Tempat / Tanggal Lahir : Kendari / 25 September 2020
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Wua-Wua
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 23-02-2021
RM : 58 09 63
DPJP : dr. Saktrio D Subarno, Sp.BP-RE
Dokter Muda : Habri Tri Sakti, S.Ked
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : kelainan pada kedua tangan dan kaki sejak lahir
2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poli RSU Bahteramas
dengan keluhan jari-jari tangan kanan menyatu, jari tekunjuk tangan kiri
bengkak, pergelangan kaki kanan bengkak dan terdapat lekukan seperti
gelang serta jari-jari kaki kiri yang abnormal. Tidak nyeri pada kaki dan
tangan yang mengalami kelainan.
3. Riwayat perjalanan penyakit : Pasien diketahui mengalami kelainan ini
sejak baru lahir. Ibu ini mengandung anaknya (pasien) pada saat usia 24
tahun dan merupakan anak pertama. Selama mengandung Ibu pasien rajin
melakukan Ante Natal Care (ANC) dan sudah mengetahui anaknya
mengalami kelainan saat usia kandungan 9 bulan melalui pemeriksaan USG
oleh dokter ahli kandungan saat itu. Riwayat trauma pada perut saat
mengandung disangkal, riwayat percobaan aborsi disangkal, riwayat
pemakaian kontrasepsi intra uterin disangkal, anak ini lahir normal, cukup
bulan dengan BBL 3,2 kg dan tidak ada penyulit saat melahirkan. Riwayat
operasi sebelumya disangkal.
1
4. Riwayat pengobatan : (-)
5. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat penyakit yang sama dikeluarga
disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA : Composmentis, sakit sedang, gizi baik
Status Vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 120 x/m
Pernapasan : 26x/m, regular, simetris
Suhu : 36.7oC/axillar
Kepala Bentuk normocephal
Mata kojungtiva anemis (-) udem (-) sclera ikterik (-)
Telinga Perdarahan (-), sekret (-)
Hidung Perdarahan (-), sekret (-)
Mulut Bibir kering (-), pucat (-)
Leher Eritem (-), udem (-)
Thorax Inspeksi : Pergerakan dinding dada spontan, simetris
kiri dengan kanan
Palpasi : Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor kiri dan kanan
Auskultasi : Vesikuler
Abdomen Inspeksi : Cembung, ikut gerak nafas
Auskultasi : Peristaltik kesan normal
Perkusi : Timpani, kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas Superior Dekstra: Constriction Band (+),
acrosyndactyly (+)
Superior Sinistra: Shallow Constriction Band pada
digiti II
Inferior Dekstra : Deep Constriction Band pada
regio cruris
Inferior Sinistra : Constriction Band digiti I-V
D. STATUS LOKALISATA
Regio Ekstremitas Superior Dekstra
Inspeksi : Deformitas (+), swelling (-), Hematom (-), Nekrotik (-),
Bulla (-), Constriction Band (+), Acrosyndactyly (+).
Palpasi : Nyeri tekan (-).
2
Regio Ekstremitas Superior Sinistra
Inspeksi : Deformitas (+), swelling (-), Hematom (-), Nekrotik (-),
Bulla (-), Shallow Constriction Band pada digiti II (+).
Palpasi : Nyeri tekan (-).
Regio Ekstremitas Inferior Dekstra
Inspeksi : Deformitas (+), swelling (-), Hematom (-), Nekrotik (-),
Bulla (-), Deep Constriction Band pada regio cruris (+).
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Regio Ekstremitas Inferior Sinistra
Inspeksi : Deformitas (+), swelling (-), Hematom (-), Nekrotik (-),
Bulla (-), Constriction Band digiti I-V (+).
Palpasi : Nyeri tekan (-)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin dan Kimia Darah (20-02-2021)
Parameter Hasil Nilai Rujukan
WBC 11,54 x10 /ul
3
4.00-10.0
HGB 12,1 g/dL 12.0-16.0
PLT 420 x103/ul 150-400
GDS 70mg/dl 70-180
SARS Cov-2
Negatif Negatif
(PCR)
2. Foto X-Ray Thoraks Proyeksi AP (02-02-2021)
3
3. Echocardiography Transthoracic (02-02-2021)
4
J. DOKUMENTASI PASIEN
PRE OPERASI
5
INTRA OPERASI
POST OPERASI
K. FOLLOW UP
Hasil follow up pasien dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Hari/tanggal Perjalanan penyakit Planning
Selasa, S : Tidak ada keluhan P:
23/02/2021 O: Pro Rekonstruksi soft tissue
TD : 100/60 mmHg dengan multiple Z-Plasty flap
N : 110 x/menit Lapor ruang OK
P : 28 x/menit Lapor dokter Anesthesia
S : 36,7 ºC Informed consent
A : PH0 + Amniotic Band Puasakan pasien
Syndrome
Rabu, S : keluhan nyeri P:
24/02/2021 O: IVFD KA-EN 3B 12 TPM
6
TD : 100/60 mmHg Inj Paracetamol 75mg/6j/IV
N : 120 x/menit Inj Cefotaxime 200mg/12j/IV
P : 26 x/menit Sadar baik minum sedikit-
S : 36,5 ºC sedikit
A : POH0 + Post Rekonstruksi Diit cair (susu)
soft tissue dengan multiple Z-
Plasty flap ec Amniotic Band
Syndrome
Kamis, S : Pasien sadar baik keluhan P:
25/02/2021 nyeri IVFD KA-EN 3B 12 TPM
O: Inj Paracetamol 75mg/6j/IV
TD : 110/60 mmHg Inj Cefotaxime 200mg/12j/IV
N : 122 x/menit Minum sedikit-sedikit
P : 28 x/menit Diit cair (susu)
S : 36,7 ºC
A : POH1 + Post Rekonstruksi
soft tissue dengan multiple Z-
Plasty flap ec Amniotic Band
Syndrome
Jumat, S : Pasien sadar baik keluhan P:
26/02/2021 nyeri IVFD KA-EN 3B 12 TPM
O: Inj Paracetamol 75mg/6j/IV
TD : 90/60 mmHg Inj Cefotaxime 200mg/12j/IV
N : 120 x/menit Minum sedikit-sedikit
P : 26 x/menit Diit cair (susu)
S : 36,5 ºC
A : POH2 + Post Rekonstruksi
soft tissue dengan multiple Z-
Plasty flap ec Amniotic Band
Syndrome
Sabtu, S : Pasien sadar baik keluhan P:
27/02/2021 nyeri AFF infus
O: AFF kateter
TD : 100/60 mmHg Rawat luka
N : 120 x/menit Paracetamol Syr 3x1/2 cth
P : 26 x/menit Cefadroxil Syr 2x1/2 cth
S : 36,6 ºC Boleh pulang
A : POH3 + Post Rekonstruksi
soft tissue dengan multiple Z-
Plasty flap ec Amniotic Band
Syndrome
I. PEMBAHASAN
KASUS TEORI
7
By.MFA 4 bulan datang ke poli Amniotic Band Syndrome (ABS) dapat
bedah plastic RSUB dengan terjadi kapan saja selama 20 minggu
deformitas pada kedua tangan dan pertama kehamilan. Kejadian ABS tidak
kaki sejak lahir. dipengaruh oleh jenis kelamin baik bayi
laki-laki maupun perempuan kejadiannya
sama. Kelainan ini tidak diturunkan,
8
biasanya normal, bisa terjadi pada kedua
tangan ataupun kaki bahkan seluruh
ekstremitas.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
dapat terjadi yaitu untaian jaringan fibrosa dari lapisan dalam (amnion)
kantung ketuban yang robek atau pecah tadi dapat mengambang bebas
pada cairan ketuban atau tetap melekat sebagian pada kantung ketuban.
Untaian jaringan fibrosa yang mengambang bebas pada cairan ketuban
dapat membungkus atau mengikat (menyempitkan) jari tangan, jari kaki,
lengan, kaki dan bagian lain dari janin yang sedang berkembang, seperti
saat karet gelang telah dililitkan erat di lengan atau kaki atau bagian
tubuh lainnya.2
11
penyempitan cincin merupakan efek sekunder dari kerusakan vaskuler
dan kerusakan selanjutnya pada janin.2
3. Epidemiologi
Diperkirakan kejadian ABS berkisar antara 1 dari 1.000 sampai 1
dari 15.000 kelahiran hidup dan 1 dari 70 yang lahir meninggal. Tidak
dipengaruh oleh jenis kelamin baik bayi laki-laki maupun perempuan
kejadiannya sama. Kelainan ini tidak diturunkan, hampir semua kasus yang
ditemukan merata. Tetapi ada beberapa ABS yang di turunkan, kejadiannya
telah dilaporkan terutama pada kehamilan kembar monozigot.3
4. Faktor Risiko
Faktor risiko yang menjadi penyebab ABS juga kurang diketahui.
Kebanyakan kasus ABS tidak berasal dari genetik, dan tidak juga terjadi
pada saudara kandung atau anak-anak dari orang dewasa yang pernah
menderita ABS. Namun ada beberapa laporan ABS ditemukan pada
keluarga dengan kelainan kolagen, khususnya pada Ehler-Danlos syndrome,
pada penyakit lain yang melibatkan jaringan ikat misalnya dalam
osteogenesis imperfecta, dan juga pada kasus epidermolysis bullosa
congenital. Beberapa faktor risiko lain telah dieksplorasi dalam beberapa
penelitian :4
a. Beberapa penelitian menemukan hubungan antara ABS dengan usia ibu
(terutama primipara di bawah usia 25 tahun),4
b. Prematuritas (<37 minggu),5,6
c. Berat bayi lahir rendah (<2500g),5,6
d. Penyakit atau Trauma ibu pada abdomen selama kehamilan,4,6
e. Percobaan/gagal aborsi,4
f. Pemakaian kontrasepsi intrauterin,4
g. Amniosintesis,4
h. Malformasi uterus,4
i. Penggunaan beberapa obat-obatan seperti ergotamin, asetaminofen, dan
misoprostol.4
12
Tidak ada bukti secara pasti untuk faktor-faktor risiko ini dan oleh
karena itu banyak penulis menganggap ABS sebagai cacat dengan kejadian
yang sporadis, tanpa prevalensi jenis kelamin dan tidak ada faktor risiko
yang kuat.4
5. Manifestasi Klinis
Gejala yang dapat terjadi karena ABS tergantung pada bagian tubuh
tertentu yang terkena jeratan dari untaian jaringan dan seberapa erat ikatan
tersebut membungkus bagian tubuh. Tanda dan gejala ABS sangat
bervariasi dari satu bayi ke bayi lainnya. Beberapa bayi mengalami
komplikasi yang parah dan bahkan mengancam nyawa. Amniotic Band
Syndrome (ABS) dapat terjadi kapan saja selama 20 minggu pertama
kehamilan. Umumnya komplikasi yang paling parah terjadi bila ABS
berkembang pada awal trimester pertama. Beberapa pola berbeda telah di
identifikasi dengan kejadian ABS. Tiga pola yang paling umum adalah ABS
yang di tandai dengan satu atau lebih anggota tubuh yang terlibat yaitu
kelainan pada kepala dan wajah (craniofacial), cacat lahir pada otak dan
sum-sum tulang belakang, dan malformasi serius pada lengan dan kaki.
Kebanyakan bayi dengan ABS memeiliki beberapa bentuk kelainan yaitu
bentuk lengan dan tungkai atau jari tangan dan kaki. Satu atau lebih anggota
tubuh mungkin terlibat. Tungkai atas mungkin lebih terpengaruh
dibandingkan dengan tungkai bawah (Gambar 10).7 pada tangan presentasi
klinis dapat bervariasi dari ringan hingga berat seperti distal atrofi,
limfedema, acrosyndaktyly, dan amputasi.1
Pasien memberikan gambaran yang khas pada ekstremitas yang
terkena seperti memakai gelang atau cincin yang sempit, dan jika cukup
parah dapat muncul dengan gangguan neurovascular akibat kompresi
langsung atau dari sindrom kompartemen (Gambar 11).6 Pasien mungkin
juga datang dengan ensefalokel, omfalokel, celah pada dinding perut
(abdominoschisis) atau dinding dada (torakoschisis). Pola ketiga yang
terkait dengan ABS melibatkan kelainan kraniofasial seperti penutupan
yang tidak sempurna dari langit-langit mulut (cleft palate), cleft lip, facial
13
cleft, microphthalmia, atresia coana, dan malformasi yang mempengaruhi
ukuran dan bentuk kepala, dalam kasus parah dapat menyebabkan
anenchepaly. Pada kasus lengan dan tungkai terjadi lilitan yang sangat erat
dapat menyebabkan amputasi.7
Gambar 11. Ekstremitas yang terkena seperti memakai gelang atau cincin
yang sempit pada Amniotic Band Syndrome (ABS).
14
Gambar 12. A: Garis lilitan yang parah pada kedua tangan menyebabkan
beberapa jari teramputasi dan acrosyndactyly. B: Tiga jari tangan kiri mengalami
acrosyndactyly.
6. Diagnosis
a. Anamnesis A B
15
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah inspeksi
Ekstremitas yang terkena memperlihatkan gambaran seperti memakai
gelang atau cincin yang sempit,6 dengan lebar dan kedalaman yang
bervariasi bagian proksimal cicin biasanya normal, bisa terjadi pada
kedua tangan ataupun kaki bahkan seluruh ekstremitas. Jari tengah dan
jari manis biasanya yang paling sering terkena, ibu jari biasanya normal
karena lebih pendek dari jari lain dan posisi volar yang abduksi relatif
terlindungi di dalam rahim.9
c. Pemeriksaan Penunjang
Prenatal diagnosis biasanya diketahui melalui USG dan MRI dari
janin pada saat ibu melakukan kunjungan ke dokter.9
1. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) 3 dimensi membantu orang tua
mengetahui kondisi kandungan dan untuk ahli bedah agar
mempersiapkan, merencanakan dan berdiskusi dengan orang tua
sebelum janin lahir.9 Hasil USG 3 dimensi ini juga dapat di
konsultasikan ke dokter ahli bedah plastik untuk merencanakan
operasi kedepannya.10
16
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pita ketuban di visualisasikan pada MRI sebagai untaian linier
yang mengambang bebas di dalam cairan ketuban, pita terkadang
terlihat tipis namun kadang terlihat tebal secara subjektif untuk
membedakan pita dengan tali pusat yang bergerak dalam cairan
ketuban harus dilihat dalam beberapa urutan.11
17
7. Diagnosis Banding
a. Vasculocutaneus catastrophe of the new born
Vasculocutaneus catastrophe of the new born selalu di rujuk
dengan ganggren neonatal dan neonatal volkmann contracture. Etiologi
masih belum di ketahui, tetapi di kaitkan dengan iskemia akibat
kerusakan pembuluh darah pada saat perinatal. Pasien dengan
Vasculocutaneus catastrophe of the new born datang dengan jari yang
berkontraksi atau nekrosis, terdapat juga lesi kulit dengan gambaran
bullosa atau ulseratif dan terlokalisasi di dorsum pedis, pergelangan
tangan, dan lengan degan edema pada bagian distalnya.1
Gambar 16. Ganggren neonatal di ekstremitas atas (A), dan bawah (B)
b. Barachysyndactyly
Barachysyndactyly biasanya mengenai seluruh tungkai atas,
pasien biasanya memiliki tangan kecil dengan syndactyly. Kasus bilateral
jarang terjadi. Insidenya dilaporkan mulai dari 1,6% hingga 10% . adanya
distal falang
dengan kuku
18
Gambar 17. Pasien dengan Barachysyndactyly tanpa acrosyndactyly
19
a. Gambar 18. I : Shallow Constriction Bands, II : Deep Constriction Band
dengan deformitas pada bagian distal dari cincin ± lymphedema, III :
penyempitan dengan Acrosyndactyly atau Fenestrated Syndactyly. IV
Amputasi
b. Shallow Constriction Band
Indikasi pembedahan pada penyempitan cincin dangkal (Shallow
Constriction Band) yang stabil adalah kosmetik. Tingkat keparahan
kelainan kosmetik harus di imbangi dengan risiko anestesi saat
menentukan waktu optimal untuk dilakukan operasi. Seiring
bertambahnya usia seorang anak, struktur neurovascular menjadi lebih
besar dan lebih mudah untuk di lakukan pembedahan. Meskipun ini
merupakan masalah operator dalam praktek klinis. Shallow Constriction
Band umumnya tidak di rawat sebelum pasien berusia 3-4 tahun kecuali
ditemukan tidak sengaja di ruang operasi karena penyakit lain.9
Sama dengan prosedur pembedahan yang dilakukan Upton dan
Tan, penanganan dari Shallow Constriction Band menggunakan loop
magnification dan eksisi serta insisi pada daerah yang terkena (Gambar
19). Setelah pengangkatan flap kulit, flap lemak, subkutan terlihat dapat
dilakukan pengangkatan jaringan lemak bagian atas secukupnya (yang
menonjol), kemudian kulit yang menutupi lemak yang menonjol tadi di
tarik untuk menutupi lekukan cincin. Terakhir Z-plasty dilakukan pada
lateral jari atau ekstremitas (Gambar 20). Cincin dangkal dapat mungkin
benar-benar di rekonstruksi dalam satu prosedur, bahkan bila cincin ini
melingkar hasilnya akan cenderung bagus.9
20
Gambar 19. Skema pembedahan rekonstruksi ABS pada jari.
21
Gambar 20. A : Eksisi cincin dan Z-Plasty yang di tandai pada
midlateral, B : Skin flaps ditarik untuk membentuk kontur dorsum dari
lemak pada jari, C : Fat flaps diaarahkan menuju cincin pita, D : hasil
setelah dilakukan penjahitan kulit.
22
sehingga tidak akan terkena saat dilakukan insisi kulit melingkar. Lokasi
arteri dapat diprediksi dan dapat dilindungi selama pembedahan.9
1. Iskemia tungkai
Kondisi ini sangat emergensi dan yang paling sulit dilakukan
tindakan akibat Deep Constriction Band. Jika ditemukan cincin
dengan iskemia tungkai, maka direkomendasikan operasi dalam
beberapa jam hingga hari sejak lahir. Perlu di jelaskan kepada
keluarga tentang kemungkinan kebutuhan akan cangkok pembuluh
darah dan saraf serta kemungkinan keterlambatan pertumbuhan dalam
jangka panjang dan kelainan saraf permanen jika operasi tidak
dilakukan. Direkomendasikan rekonstruksi saraf dan pembuluh darah
utama untuk pencangkokan pada operasi awal. Menurut studi yang
dilakukan terhadap 8 pasien dengan total 20 anggota tubuh yang
terkena atau tidak adanya arteri mayor proksimal ke pita pada MRI
atau CT-Scan pada kondisi Deep Constriction Band hanya memiliki
11% kejadian anomali vasculer.9
2. Keterlibatan Nervus
Nervus yang terkena disebabkan oleh kompressi dan/atau
iskemia dengan disfungsi sensorik atau motorik saat lahir merupakan
manifestasi berat dari Amniotic Band Syndrome. Tindakan
pembedahan dengan cangkok saraf dapat dilakukan beberapa jam
sampai hari sejak bayi lahir. Pada beberapa kasus yang menarik
ditemukan morfologi nervus dari distal terjadinya penyempitan
tampak normal, menunjukkan bahwa cincin terjadi setelah
pembentukan medulla spinalis. Dalam beberapa kasus, tampilan
nervus intraoperatif tidak sesuai dengan penilaian fungsi nervus
sebelum operasi secara klinis. Meskipun eksplorasi awal (3 sampai 6
bulan) dan pelepasan intrafasikuler, pengembalian fungsi jangka
panjang belum baik. Hal ini menyebabkan beberapa ahli bedah
menganjurkan pelepasan cincin lebih awal dari organ yang terlibat dan
siap untuk memotong dan mencangkok nervus di lokasi penyempitan.9
23
3. Kongesti Limfatik atau Vena
ABS (Amniotic Band Syndrome) yang tidak terlalu parah
hanya mempengaruhi sistem vena dan limfatik. Pasien dengan Deep
Constriction Band seringkali memiliki perbedaan suhu beberapa
derajat celcius antara jari yang terkena dan yang tidak. Biasanya kulit
yang terkena bagian distal menjadi seperti warna ungu setelah paparan
dingin. Pembedahan ABS sedini mungkin mengurangi gradien
tekanan yang harus diatasi untuk pengembalian limfatik. Semakin
padat ekstremitas distal, semakin dini pembedahan harus dilakukan.
operasi direkomendasikan dalam beberapa hari hingga minggu untuk
mencegah perburukan dan gejala sisa jangka panjang.9
Dalam pemeriksaan fisik, pembengkakan umumya pada distal
ABS. Pembengkakan harus dibedakan dengan tumor. Untuk pasien
dengan massa yang terlokalisasi dan tidak bengkak di distal cicncin,
jika jari yang berdekatan mengalami amputasi saat di dalam
kandungan, massa tersebut mungkin merupakan sisa dari jaringan
yang bertahan.9
c. Acrosyndactyly
Acrosyndactyly berasal dari bahasa Yunani akros, yang berarti
“paling atas”. Keadaan ini adalah penyempitan disertai menyatunya
ektremitas distal jaringan lunak dengan keterlibatan yang lebih distal dan
proksimal. “Patterson” telah membagi acrosyndactyly sebagai berikut :
1) Ujung jari menyatu dengan jari yang utuh
2) Ujung jari menyatu dengan jari utuh sebagian
3) Ujung jari menyatu dengan saluran sinus, tetapi tidak ada jari
Pelepasan dengan pembedahan harus dilakukan dalam 3 sampai 6
bulan untuk memaksimalkan peluang pertumbuhan tulang yang tepat dan
untuk memungkinkan anak menggunakan jari secara mandiri.9
24
Gambar 21. Tangan kanan bayi berusia 10 bulan dengan acrosyndactyly.
25
d. Amputasi Dalam Kandungan
Masih sedikit sumber mengenai penanganan dengan amputasi
dalam kandungan. Kemungkinan karena indikasi untuk intervensi aktif
sedikit. Dibandingkan dengan kasus lain, pasien dengan amputasi dari
Amniotic Band Syndrome tidak memiliki jari dan tangan oleh karena itu
pasien tidak membutuhkan revisi untuk kosmetik atau fungsi. Orang
dewasa dengan kehilangan beberapa jari dari lahir seringkali memiliki
fungsi tangan yang mendekati normal (Gambar 22). Pasien dengan
keterlibatan unilateral biasanya dilaporkan bahwa mereka menggunakan
anggota tubuh yang terkena sebagai penolong, dan rekonstruksi atau
prostesis untuk tangan yang terkena biasanya tidak diperlukan.9
9. Komplikasi
26
Komplikasi pasca operasi dari ABS dapat terjadi infeksi, hematoma,
flap nekrosis, nekrosis graft, dan kegagalan peredaran darah pada bagian
distal. Teknik bedah yang cermat diperlukan untuk meminimalkan vascular
compromize. Balutan dan dressing pasca operasi harus hati-hati flap harus
ditutup tetapi tidak terlalu ketat minimalkan gerak berlebihan dari bagian
yang direkonstruksi agar tidak terjadi nekrosis.1
27
DAFTAR PUSTAKA