Disusun Oleh :
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK
ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF
RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU DAN RS BHAYANGKARA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Laporan disusun untuk memenuhi
salah satu komponen penilaian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Anestesi RSUD Dr. M,
Yunus dan RS Bhayangkara, Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu, Bengkulu. Pada
kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. AKBP Dr. dr, Yalta Hasanudin Nuh, Sp.An sebagai pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bantuan berupa masukan, arahan
dan petunjuk dalam penyusunan tugas laporan kasus ini
2. Teman-teman yang turut memberi bantuan material maupun spiritual kepada
penulis selama menyusun laporan kasus ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan kasus
ini, maka diharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan laporan ini
menjadi lebih baik. Penulis mengharapkan agar tinjauan pustaka ini dapat bermanfaat bagi
semua.
2.1. Identitas
Nama : Tn. YM
Umur : 23 Tahun
Pekerjaan : Polisi
Alamat : Bengkulu
Agama : Islam
Suku Bangsa : Bengkulu
Status : Belum Menikah
MRS : 31 Januari 2022
No. MR : 052221
Diagnosis : Avulsi Auricula Dextra
2.2. Anamnesis
2.2.1. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran.
Kepala : Normocephali, jejas (-), luka robek (+) regio temporal 6x3
cm dan regio occipital 2x1cm, rambut tidak rontok dan
bersih
Mata : Konjungtiva palpebral anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
isokor (+/+), reflek cahaya (+/+)
Telinga : Avulsi auricula dextra, Nyeri (+/-)
Hidung : Deformitas septum nasi (-/-), napas cuping hidung (-/-),
mukosa hiperemis (-/-),sekret (-/-), darah (-/-), nyeri
tekan (-)
Mulut : Plak bibir (-), pucat (-), hiperemik (-), gigi palsu (-)
Leher :benjolan (-), kaku kuduk (-/-)
Paru-paru
Inspeksi : Dinding dada simetris, pernapasan statis-dinamis kiri =
kanan, retraksi dinding dada (-), deformitas (-), sela iga
melebar (-),pemakaian otot bantu napas (-)
Palpasi :Stem fremitus lapang dada kanan = kiri, ekspansi dinding
dada simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba
Pekusi :Batas kanan jantung intercostalis IV garis parasternalis
dextra
Batas kiri jantung intercostalis V garis midclavicula
sinistra
Batas atas jantung intercostalis II parasternalis sinistra
Auskutasi: : S1 (+)dan S2 (+), reguler, murmur (-)
gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, Simetris
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)
Kesan :
- Tidak tampak adanya kardiomegali
- Pulmo tidak ada kelainan
CT Scan (31 Januari 2022)
Kesan :
2.6. Penatalaksanaan
Puasa 8 jam pre op
Cairan pre op Ringer Laktat 20 tpm
Konsul ke bagian bedah umum
Konsul ke bagian Anastesi
Informed consent rencana pembedahan dan pembiusan denganstatus ASA 1E
2.7. Follow Up
2.7.1. Pre-Operatif
Pasien tiba di ruang OK, dengan kondisi pasien:
GCS : 14 (E4V4M6)
KU : Tampak sakit berat
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 18 x/menit
SpO2 : 98 % dengan nasal kanul 2 LPM
Hb : 13,5
5 Aman:
Amankan diri
Amankan pasien
Amankan alat anestesi
Amankan obat-obatan anestesi
Amankan Lingkungan
1. Amankan diri
Persiapan diri pre-anestesi pada dapat berupa sehat mental, fisik, jasmani dan
rohani. Selain itu juga dapat berupa memahami pasien sebelum melakukan
tindakan anastesi, memahami perubahan fisiologis pada pasien hipertensi, dan jenis
anestesi yang biasa digunakan untuk operasi eksisi luas labia. Setelah itu harus
mempersiapkan alat pelindung diri.
2. Amankan pasien
Anamnesis pasien dengan menanyakan keluhan pasien, riwayat operasi, riwayat
alergi, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol.
Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Informed Consent Pembedahan dan
Pembiusan dengan status ASA 1E. Puasa 8 jam pre operasi. Cairan infus yang
diberikan Ringer Laktat dengan cairan pengganti puasa: 8 jam x 2 ml/kg/jam x 65
kg = 1.040 cc.
Lakukan pemeriksaan 6B pada pasien yang akan dioperasi. Pemeriksaan
6B pada kasus ini sebagai berikut.
B1 (Breath)
- Airway Tidak ada sumbatan jalan napas
- Frekuensi pernapasan 18 x/menit, regular
- Suara Pernapasan Vesikuler (+/+)
- Suara tambahan Wheezing (-/-), rhonki (-/-)
- Riwayat asma Tidak ada
- Riwayat batuk Tidak ada
- Riwayat alergi Tidak ada
B2(Blood)
- Tekanan darah 120/70 mmHg
- Frekuensi nadi 90 x/menit, regular, isi dantegangan cukup
- Temperatur 36,5⁰ C
- Akral Hangat dan CRT < 2 detik
- Konjungtiva palpebral Tidak anemis dan tidak ikterik
B3(Brain)
- Sensorium Kompos mentis (GCS 14)
- Refleks Cahaya (+/+)
- Pupil Isokor (3 mm / 3 mm)
- Refleks fisiologis Reflex patella (+/+)
- Refleks patologis -
- Riwayat kejang -
- Nyeri kepala -
- Pandangan kabur -
- Muntah proyetil -
B4(Bladder)
- Urin +
- Volume Cukup
- Warna Kuning
- Kateter +
B5 (Bowel)
- Abdomen Datar, simetris, nyeri tekan (-)
- Bising usus
+ normal
- Mual dan muntah -
- Flatus dan BAB -
- NGT -
B6(Bone)
- Edema -
- Fraktur -
- Luka Avulsi auricula dextra, luka robek (+)
regio temporal 6x3 cm dan regio
occipital 2x1cm
3. Amankan alat anestesi
Persiapan di ruang operasi:
- Meja operasi dan instrumen yang diperlukan
- Mesin anestesi dan sistem aliran gasnya
- Alat-alat resusitasi (STATICS)
S = Scope, untuk mendengarkan suara paru dan jantung
T = Tubes, Pipa trakea. Pilih sesuai usia
A = Airway, Pipa mulut laring (Guedel) atau pipa nasofaring
T = Tape, plester untuk fiksasi pipa
I = Inducer, mandrin atau stilet dari kawat yang terbungkus plastik
C = Connector, Penyambung antara pipa dan alat anestesi.
S = Suction, penyedot lendir, ludah, dan lain lain.
4. Amankan obat anestesi
- Siapkan obat-obatan resusitasi (adrenalin dan atropin)
- Siapkan obat-obatan general anestesi
- Memastikan caira infus berjalan lancer
5. Amankan lingkungan
Memastikan lingkungan tempat operasi sudah siap dan lengkap untuk
digunakan.
2.3.1 Intra-operatif
Induksi Anestesi
- Fentanyl IV
- Propofol IV
- TRAMUS (Atracurium Besylate) IV
- Inhalasi dengan Sevoflurance 2-3 %
- Intubasi
- Terpasang ETT no. 7.5 dan guedel size 3 : 90 mm (kuning)
Durante Operasi
Lama operasi 120 menit
HR: berkisar 75-95 x/menit
Saturasi oksigen berkisar antara 98%-100%
Cairan yang keluar: Perdarahan (50cc) Urin (100cc)
Monitoring Selama Anestesi
Jam TD Nadi SaO2 Keterangan
Posisi aurikula yang berada menonjol pada kepala dan tidak terlindungi oleh
struktur lain membuat aurikula sering mengalami perlukaan. Para praktisi kesehatan
harus sangat berhati-hati dalam menangani trauma aurikula; anatomi yang kompleks
dan unik dengan adanya tulang rawan yang memberi bentuk aurikula membuat teknik
penjahitan dan penutupan luka harus sangat diperhatikan agar bentuk telinga tetap
terjaga dan tidak terjadi komplikasi.1
3.2.1 Definisi
General anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara sentral
disertai hilangnya kesadaran (reversible). Padageneral anestesi terdapat beberapa
teknik yang dapat dilakukan, seperti adalah general anestesi dengan teknik intravena
anestesi dan general anestesi dengan inhalasi yaitu dengan face mask (sungkup muka)
dan dengan teknik intubasi yaitu pemasangan endotrecheal tube atau gabungan
keduanya inhalasi dan intravena.
1 Kesadaran Bangun 2
Respon terhadap stimuli 1
Tak ada respon 0
2 Jalan napas Batuk atas perintah atau menangis 2
Mempertahankan jalan nafas dengan baik 1
Perlu bantuan mempertahankan jalan nafas 0
3 Gerakan Menggerakkan anggota badan dengan tujuan 2
Gerakan tanpa maksud 1
Tidak bergerak 0
Steward score ≥5 boleh dipindah ruangan.
Berdasarkan kasus yang diangkat dengan diagnosa pasien Avulsi Auricula Dextra
dengan jenis anestesi berupa general anestesi yang menggunakan teknik intubasi
dapat diperoleh beberapa kesimpulan berupa:
1. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien
memiliki status fisik dengan score ASA 1E
2. Pada pasien dilakukan tindakan pembedahan dengan jenis pembiusan berupa
general anestesi dengan teknik intubasi
3. Perhitungan balance cairan dengan input +/- 1.950 cc dan output: +/- 1.230 cc.
Maka, balance cairannya input- output = 1.950 – 1.230 cc = +720 cc
4. Pada penilaian post operatif, Aldrete score pasien 9, yang mengidentifikasikan
bahwa pasien layak dipindahkan ke ruang perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Williams CH, Sternard BT. Complex ear lacerations. Treasure Island (FL): Stat
Pearls Publishing; 2021.
2. Weerda H. Surgery of the auricle: Tumors, trauma, defects, abnormalities.
Thieme; 2007.
3. Yuen SM, Jennings N. To stitch or not to stitch: A case review: Auricular
lacerations involving cartilage management in the emergency department.
Australas Emergency Care 2018;21(2):75-9.
4. Sharma R, Sharma P, Sindhi M. Resuturing of avulsed pinna: A case report. Int J
Dent Med Res. 2014;1(3):63
5. John. F Butterworth, et al. 2014. Morgan and Mikhail’s Clinical Anesthesiology.
New York : Mc Graw- Hill Education