OLEH :
Merdianing Ika Mahendra
I10111310179
PEMBIMBING :
dr. Hanartoaji Anggana Pribadi, Sp.S
Disusun Oleh :
Merdianing Ika Mahendra
I1011131079
2. 1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny N
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl Mahad Usman 05/03 Setapuk Besar
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Pendidikan :-
Masuk RS : 21-08-2018, pukul 22.20 WIB, dikonsulkan ke spesialis
saraf pada 27 Agustus 2018
2. 2 ANAMNESIS
2.2.1 Keluhan utama
Pusing berputar
2.2.2 Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari SMRS,
disertai rasa tegang pada leher belakang. Pusing dirasakan terus menerus sehingga
pasien lebih nyaman bila berbaring dan menutup mata, tidak terlalu dipengaruhi
oleh pergerakan kepala, namun memberat saat duduk dan berdiri. Pasien juga
mengeluhkan muntah berkali-kali berisi makanan.
2.2.3 Riwayat penyakit dahulu
Hipertensi tidak terkontrol.
4 tahun yang lalu pasien mengalami serangan stroke, yaitu pingsan saat
dalam perjalanan dengan kapal motor. Ketika sadar, pasien mendadak lemah tubuh
sebelah kiri, wajah sebelah kiri turun, dan bicara pelo. Pasien diopname selama 4
hari, kemudian dilanjutkan rawat jalan. Pasien pulih sekitar 1 tahun setelahnya,
namun tangan dan kaki sebelah kiri masih lebih lemah daripada kanan.
Hasil CT scan kepala non kontras : CVD SI
2.2.4 Riwayat penyakit keluarga
Tidak diketahui
2.2.5 Riwayat sosial ekonomi
Sebelum serangan stroke yang pertama, pasien bekerja sebagai petani.
Setelah sakit, pasien hanya melakukan pekerjaan rumah tangga.
2. 3 PEMERIKSAAN FISIK
2.3.1 Keadaan Umum
a. Kesan : Kompos mentis
b. GCS : 15 (E4V5M6)
c. Tanda Vital
1) Tekanan darah : 180/120 mmHg
2) Denyut nadi : 130 kali/menit
3) Frekuensi nafas : 20 kali/menit
4) Suhu : 36,3oC
2.3.2 Status Generalis
a. Kulit : Sawo matang, ikterik (-)
b. Kepala : Normosefalik
c. Mata : Konjungtiva anemis (+/ +), sklera ikterik ( - / - )
d. Telinga : Nyeri tekan tragus ( - / - ), sekret ( - / - )
e. Hidung : Simetris (+), sekret ( - / - )
f. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil dalam batas normal
(T1/T1)
g. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-),
peningkatan JVP (-), tiroid tidak membesar
h. Toraks
1) Paru
a) Inspeksi : simetris, gerakan dinding dada tidak
tertinggal, retraksi ( - / - )
b) Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri, nyeri tekan(-/-)
c) Perkusi : Sonor ( + / + )
d) Auskultasi : Suara nafas dasar vesikuler (+/ + ),
Rhonki (- /- ), Wheezing ( - / - )
2) Jantung
a) Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
b) Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC V linea
midklavikularis sinistra
c) Perkusi : Ukuran jantung dalam batas normal
d) Auskultasi : Bunyi jantung I dan II tunggal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
3) Abdomen
a) Inspeksi : Perut datar, venektasi (-). Luka post operasi (-)
b) Auskultasi : Bu (+) 22x/menit, bruit (-), metallic sound (-)
c) Perkusi : Timpani, nyeri ketok CVA (-/-)
d) Palpasi : Nyeri tekan (+), balotemen (-), hepar tidak teraba,
lien tidak teraba
i. Regio inguinale: Dalam batas normal
j. Ekstremitas : akral hangat, CRT≤2”, edem non/pitting (-)
2.3.2 Status Neurologis
a. Mata : pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
b. Tanda Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-), Laseq (-), Kernig (-)
c. Nervus kranialis : Dalam batas normal
d. Nistagmus : (+)horizontal bidirectional
e. Motorik :
+5 +5 +5 +5 | -5 -5 -5 -5
+5 +5 +5 +5 | +5 +5 +5 +5
f. Sensorik :
+|+
+|+
g. Refleks Fisiologis :
+2 | +2
+2 | +2
2. 4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Agustus 2018
1. Leukosit : 14.600 sel/µL
2. Eritrosit : 4.180.000 sel / µL
3. Hemoglobin : 12,9 g/dL
4. Hematokrit : 38,7 %
5. Trombosit : 282.000 sel / µL
6. GDS : 179 mg/dL
7. Kolesterol total : 229 mg/dL
8. Trigliserida : 221 mg/dL
9. Ureum : 52
10. Kreatinin : 1,14
11. HbsAg : Non reaktif
12. HIV : Non reaktif
2.7 FOLLOW UP
Tanggal Subjective Objective Assesment Planning
28/8/2018 Pusing KU: TSS - Vertigo - IVFD NaCl 0,9 % 15
beputar, N : 67 x/menit vestibular tpm
muntah 2 RR : 20 x/menit sentral ec - Inj Ranitidin amp/12
kali berisi T : 370 C susp CVD SI jam i.v.
makanan, TD:170/100 mmHg dd SH - Inj Ondansetron (K/P)
belum BAB Mata: CA (-/-) SI (-/-) - Post CVD SI i.v.
sejak 9 hari. C/P: - Hipertensi - Inj Citicolin 2x500mg
S1S2 reg, g(-) m(-) - Konstipasi i.v. (h-1)
Ves (+/+) sama, Wh (-/-). - PO Betahistin 2x4 tab
Rh (-/-) - PO Flunarizin 1x10mg
Abdomen: - PO Gabapentin
datar, soepel,timpani, BU 2x100mg
(+) - PO PCT 3x1 tab
Ekstremitas: - PO Simvastatin
Akral hangat, CRT <2”, 1x10mg
edema (-) - P.O Valsartan
Nistagmus : 1x160mg
(+) bidirectional - PO Dulcolax 1x1 tab
Motorik :
+5 +5 +5 +5 | -5 -5 -5 -5
+5 +5 +5 +5 | +5 +5 +5 +5
29/8/2018 Pusing KU: baik - Vertigo - IVFD NaCl 0,9 % 15
beputar, N : 98 x/menit vestibular tpm
muntah 2 RR : 20 x/menit sentral ec
kali berisi T : 370 C susp CVD SI - Inj Ranitidin amp/12
makanan, TD:150/100 mmHg dd SH jam i.v.
sakit kepala Mata: CA (-/-) - Sefalgia - Inj Ondansetron (K/P)
dan tengkuk SI (-/-) - Post CVD SI i.v.
sebelah kiri, C/P: - Hipertensi - Inj Citicolin 2x500mg
belum BAB S1S2 reg, g(-) m(-) - Konstipasi i.v. (h-2)
sejak 10 hari. Ves (+/+) sama, Wh (-/-). - PO Betahistin 2x4 tab
Rh (-/-) - PO Flunarizin 1x10mg
Abdomen: - PO Gabapentin
datar, soepel,timpani, BU 2x100mg
(+), - PO PCT 3x1 tab
Ekstremitas: - PO Simvastatin
Akral hangat, CRT <2”, 1x10mg
edema (-) - P.O Valsartan
Nistagmus : 1x160mg
(+) bidirectional - PO Dulcolax 1x1 tab
Motorik : - PO Cinnarizin 3x1 tab
+5 +5 +5 +5 | -5 -5 -5 -5 - PO Diazepam 1x2mg
+5 +5 +5 +5 | +5 +5 +5 +5 (0-0-1)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.3.2 Etiologi4,5
Vertigo vestibular sentral dapat diakibatkan oleh adanya iskemia atau
infark serebelum atau batang otak, proses demielinisasi (misalnya, pada
sklerosis multipel, demielinisasi pascainfeksi), tumor pada daerah
serebelopontin, neuropati kranial, dan tumor daerah batang otak.
3.3.3 Patofisiologi3,4
Vertigo sentral juga dipengaruhi oleh jaras reflex vestibulookular.
Jaras ini dimulai dari labirin kemudian ke nucleus vestibularis, nucleus III,
IV, VI, pusat integrase di pons dan mesensefalon (nucleus interstisial Cajall
dan rostall interstisial medial longitudinal fasciculus, serta serebelum. Pusat
integrasi di pons dan serebelum berperan pada gerakan bola mata horizontal,
sedangkan pusat integrasi di mesensefalon berperan pada gerakan bola mata
vertical. Impuls dari batang otak akan diteruskan melalui dua jaras, yaitu jaras
asendens dan desendens. Jaras asendens menuju korteks parietotemporal,
sedangkan jaras desendens menuju medulla spinalis melalui traktus
vestibulospinal lateral dan medial. Jaras desendens juga mengatur postur
tubuh. Lesi pada jaras-jaras tersebut dapat mengakibatkan terganggunya
system keseimbangan dan menimbulkan vertigo sentral.
3.3.4 Gejala klinis4
Vertigo adalah keluhan subyektif yang dirasakan pasien, sementara
gejala obyektif yang dapat ditemukan yaitu nistagmus.
Tabel 3. Perbedaan Gejala dan Tanda Vertigo Sentral dan Perifer
Gejala dan tanda Perifer Sentral
Gejala vertigo Berat Ringan
Mual dan muntah Berat Ringan
Gangguan pendengaran Sering Jarang
Deficit neurologis - Sering
Nystagmus Unidireksional Bidireksional, vertikal,
rotatoar
(downbeat/upbeat)
Head impulse test + -
Kompensasi Cepat Lambat
3.3.5 Diagnosis
a. Anamnesis
Diagnosis pada pasien dengan keluhan vertigo dapat dilakukan
melalui anamnesis keluhan pasien dengan algoritme seperti berikut :
b. Pemeriksaan Fisik3,4
Pemeriksaan fisik difokuskan pada evaluasi neurologis nervus kranial
dan fungsi serebelum, misalnya dengan melihat modalitas motorik dan
sensorik. Pemeriksaan kanalis auditorius dan membran timpani juga harus
dilakukan untuk menilai ada tidaknya infeksi telinga tengah, malformasi,
kolesteatoma, atau fistula perilimfatik. Dapat juga dilakukan pemeriksaan
tajam pendengaran untuk menyingkirkan diagnosis vertigo perifer.
1) Nistagmus
Penilaian terhadap fungsi serebelum dilakukan dengan menilai fiksasi
gerakan bola mata; adanya nystagmus bidireksional, vertical atau rotatoar
menunjukkan adanya gangguan vestibuler sentral.
2) Tes Romberg
Pada tes ini, pasien berdiri dengan kaki dirapatkan dan kedua lengan
dilipat di dada selama 30 detik dengan mata terbuka, kemudian dengan
mata terturup. Pada lesi vestibular perifer, pasien dapat goyang ke salah
satu sisi saat mata tertutup. Pada lesi vestibular sentral, badan pasien
berrgoyang meskipun mata terbuka.
3) Tandem gait
Pasien berjalan lurus dengan tumit kaki diletakkan di ujung depan jari
kaki yang lainnya. Pada kelainan vestibuler perifer, pasien berjalan
menyimpang ke sisi lesi, pada kelainan serebelum pasien cenderung
jatuh.
4) Tes salah tunjuk (past-pointing)
Penderita diperintahkan untuk merentangkan lengannya dan telunjuk
penderita diperintahkan menyentuh telunjuk pemeriksa. Selanjutnya,
penderita diminta untuk menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-
tinggi (vertikal) dan kemudian kembali pada posisi semula. Pada
gangguan vestibuler, akan didapatkan salah tunjuk.
5) Manuver Nylen-Barany atau Hallpike
Pasien duduk di atas tempat tidur, kepala dirotasikan 450 ke satu sisi,
kemudian secara cepat pasien dibaringkan dengan kepala menggantung
di tepi tempat tidur dengan sudut 200 dibawah garis horizontal dan
perhatikan adanya nystagmus. Pemeriksaan hasil (+) pada vertigo
vestibular perifer.
6) Tes kalori
Tes kalori baru boleh dilakukan setelah dipastikan tidak ada perforasi
membran timpani maupun serumen. Cara melakukan tes ini adalah
dengan memasukkan air bersuhu 30° C sebanyak 1 mL. Tes ini berguna
untuk mengevaluasi nistagmus, keluhan pusing, dan gangguan fiksasi
bola mata.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pencitraan seperti CT scan kepala non kontras dapat
dilakukan sesuai dengan kecurigaan etiologi.
3.3.6 Tatalaksana
Tata laksana vertigo vestibular sentral dibagi menjadi4 :
a. Terapi kausal : sesuai etiologi.
b. Terapi simtomatik : betahistin, flunarizin, cinarizin
c. Vestibular rehabilitation therapy : cawthorne Cooksey exercises
Gambar 5. Cawthrone Cooksey exercise
3.3.7 Edukasi
Edukasi mengenai faktor resiko yang harus dihindari dan dikontrol,
edukasi latihan rehabilitasi Cawthrone Cooksey.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
REFERENSI