I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Hendrikus Sito
Tanggal Lahir : 26 Juli 1983
Usia : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Khatolik
Alamat : Desa Menyumbung Kec.Hulu Sungai
Tanggal MRS : 22 Agustus 2018
Tanggal Pemeriksaan : 22 Agustus 2018 pkl 12.50
No.RM : 25-99-84
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Kedua kaki tidak bisa digerakkan
1. Status Generalisata
1. Kepala : Simetris, normochepal
Wajah : Tak ada kelainan
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Edema Palpebra (-/-), Sklera
ikterik (-/-) Injeksi konjungtiva (-/-), Sekret (-/-), Kornea jernih (+/+)
Hidung : Rhinorrhae (-/-)
Telinga : Otorrhae (-/-)
Tenggorokan :
Tonsil : tak ada kelainan
Faring : tak ada kelainan
Bibir : Sianosis (-)
Mulut : Tak ada kelainan
2. Thorax
a. Dinding Dada/Paru
1. Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris, retraksi interkostal (-/-)
2. Palpasi : Bentuk dan gerak simetris
3. Perkusi : Sonor kedua lapang paru
4. Auskultasi : Vesikuler kanan=kiri, wheezing -/-, ronkhi-/-
b. Jantung
1. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
2. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
3. Perkusi : Batas Jantung normal
4. Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II regular, desah sistolik(-), desah
diastolik(-), suara tambahan(-)
3. Abdomen
1. Inspeksi : retraksi epigastrium (-)
2. Palpasi : nyeri tekan suprapubis, vesica urinaria tampak fullblast
3. Perkusi : timpani
4. Auskultasi: Bising usus (+) normal
4. Genitalia
Colok dubur : sfingter ani eksterna tidak adekuat, Handscoon {feses(+),
darah(-)}
5. Ekstremitas
a. Atas : Motorik : (+5/+5) Normal
Sensorik : (+/+) Normal
H. Laboratorium
Hb : 13,5 gr/dl
Eritrosit : 4,2 juta/ul
Hematokrit : 42,2%
Leukosit : 12.700/ul
Trombosit : 252.000/ul
GDS : 92 mg/dl
IV. RESUME
Seorang pria dibawa ke IGD RSUD Agoesdjam dirujuk dari Puskesmas
Hulu Sungai dengan keluhan tidak bisa menggerakkan kedua kakinya, tidak bisa
buang air kecil, dan buang air besar keluar dengan sendirinya sejak 3 hari yang
lalu, dengan riwayat ditimpa pohon dari arah belakang. Dari pemeriksaan didapati
motorik dan sensorik ekstremitas bawah (-/-) serta nyeri tekan suprapubis dengan
vesica urinaria full blast.
V. DIAGNOSIS KERJA
Paraparese ec. Burst Fraktur Vertebra Th12 + Inkontinensia Urin +
Inkontinensia Alvi
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad malam
Ad functionam : Dubia ad malam
Ad sanasionam : Dubia ad malam
ANATOMI
A. DEFINISI
Medula spinalis merupakan satu kumpulan saraf-saraf yang terhubung
ke susunan saraf pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis yang dibentuk
oleh tulang vertebra.
Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan
dari bagian tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat
terganggu atau hilang sama sekali. Ketika gangguan sementara ataupun
permanen terjadi akibat dari kerusakan pada medula spinalis, kondisi ini
disebut sebagai cedera medula spinalis.
Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang menyebabkan lesi di medulla spinalis,
B. EPIDEMIOLOGI
Cedera medula spinalis (CMS) merupakan salah satu penyebab gangguan
fungsi saraf yang sering menimbulkan kecacatan permanen pada usia
muda. Kelainan yang lebih banyak dijumpai pada usia produktif ini
seringkali mengakibatkan penderita harus terus berbaring di tempat tidur
atau duduk di kursi roda karena paraplegia. Cedera medula spinalis
dikaitkan dengan mortalitas yang tinggi, ketidak berdayaan, rehabilitasi
dan perawatan yang berkepanjangan, serta beban ekonomi yang tinggi.
Tingkat insiden cedera medulla spinalis di Indonesia pada tahun 2004
diperkirakan mencapai lebih kurang 30 hingga 32 kasus setiap satu juta
penduduk atau 3000 hingga 9000 kasus baru tiap tahunnya. Ini tidak
termasuk orang yang meninggal dalam 24 jam setelah cedera. Dengan
rincian 60% yang cedera berusia antara 16 sampai 30 tahun dan 80%
berusia antara 16 sampai 45 tahun. Laki-laki mengalami cedera empat
kali lebih banyak dari pada perempuan.
Vertebra yang paling sering mengalami cedera medula spinalis adalah
pada daerah servikal ke-5, 6, dan 7, torakal ke-12 dan lumbal pertama.
Vertebra ini adalah paling rentan karena ada rentang mobilitas yang lebih
besar dalam kolumna vertebral pada area ini.
F. PATOFISIOLOGI
Defisit neurologis yang berkaitan dengan cedera medula spinalis
terjadi akibat dari proses cedera primer dan sekunder. Sejalan dengan
kaskade cedera berlanjut, kemungkinan penyembuhan fungsional semakin
menurun. Karena itu, intervensi terapeutik sebaiknya tidak ditunda, pada
kebanyakan kasus, window period untuk intervensi terapeutik dipercaya
berkisar antara 6 sampai 24 jam setelah cedera.
Akibat suatu trauma mengenai vertebrata mengakibatkan patah tulang
belakang. Paling banyak servikalis, lumbalis. Fraktur dapat berupa patah
tulang sederhana kompresi dislokasia, sedangkan pada sumsum tulang
belakang dapat berupa memar / kontusio laserasi dengan / tanpa perdarahan.
Blok syaraf simpatis pelepasan mediator kimia iskemia, dan hipoksemia,
syok spinal, gangguan fungsi kandung kemih. Lokasi cedera medula spinalis
umumnya mengenai C1 dan C2,C4,C6, dan T12 atau L2.
G. MANIFESTASI KLINIS
Akibat kecelakaan, terpeleset, terjatuh dari motor, jatuh dari ketinggian
menyebabkan cedera pada kolumna vertebra dan medulla spinalis yang dapat
menyebabkan gangguan pada beberapa system, diantaranya :
1) Kerusakan jalur simpatetik desending yang mengakibatkan terputusnya
jaringan saraf medulla spinalis, karena jaringan saraf ini terputus maka akan
menimbulkan paralisis dan paraplegi pada ekstremitas.
2) Dari cedera tersebut akan menimbulkan perdarahan makroskopis yang
akan menimbulkan reaksi peradangan, dari reaksi peradangan tersebut akan
melepaskan mediator kimiawi yang menyebabkan timbulnya nyeri hebat dan
H. PENEGAKAN DIAGNOSA
2. CT-scan Vertebra
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan jaringan lunak, struktur tulang, dan kanalis
spinalis dalam potongan aksial. CT-Scan merupakan pilihan utama untuk
mendeteksi cedera fraktur pada tulang belakang.
3. MRI Vertebra
MRI dapat memperlihatkan seluruh struktur internal medula spinalis dan menjadi
gold standar dalam fraktur kompresi medula spinalis.
Saputra, Lyndon, 2014, Trauma Medulla Spinalis, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah,
Jilid 2 Tanggerang: KARISMA.
Raves, John J, 2011, Kompresi Medulla Spinalis , dalam Master Plan Ilmu Bedah,
Tanggerang: BINARUPA AKSARA
https://www.academia.edu/8493928/MAKALAH_trauma_medula_spinalis_baruu
http://www.jasajurnal.com/diagnosis-dan-tatalaksana-trauma-medulla-spinalis/
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdf
http://bedahumum-fkunram./2009/02/fraktur-vertebra.html