Anda di halaman 1dari 31

Chronic Wound Regio

Cruris-Genu-Femur Dextra
Sabda Yulika Rahmayanthy (K1A1 15 113)

Pembimbing :
dr. Saktrio Darmono Subarno Sp.BP-RE
IDENTITAS
Nama
PASIEN : Tn. S
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Alamat : BTN. Magaga Blok F.2 No.7
Tanggal masuk RS : 25 Januari 2021 (22.30 WITA)
Nomor Rekam Medik : 00 96 87
Dokter Penanggung Jawab : dr. Saktrio Darmono Subarno Sp.BP-
RE
Keluhan Utama : Luka pada lutut kanan
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien masuk ke IGD rumah sakit aliyah 3 dengan keluhan luka
pada lutut kanan yang tidak kunjung sembuh sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya pasien menjalani
terapi debridement di RS Aliyah 3 namun 1 bulan kemudian luka tidak kunjung sembuh, gatal (+),
nanah (+), nyeri (+). Keluhan lain demam (-), batuk (-), flu (-)
Riwayat perjalanan penyakit : pasien mengatakan awalnya dilakukan debridement akibat
terdapat bisul kecil seukuran biji jagung lalu dipecahkan dan dikeluarkan isinya oleh anaknya.
Setelah itu esok harinya bisul lain muncul disekitar bisul yang telah dihancurkan sehingga lama

ANAMNE kelamaan membuat kakinya nyeri dan membengkak


Riwayat penyakit terdahulu : penyakit dengan keluhan yang sama (-) Diabetes mellitus sejak 8

SIS tahun, HT (-), penyakit jantung (-), stroke (-)


Riwayat penyakit keluarga : DM (-), HT (-), penyakit jantung (-)
Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat pengobatan : pasien sempat berobat ke puskesmas namun tidak rutin meminum obat
penurun gulanya
Riwayat trauma : tidak ada
Riwayat sosial ekonomi : merokok (+), suka mengkonsumsi makanan manis, malas berolahraga,
alkohol (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
STATUS PRESENT STATUS VITAL
Keadaan Umum : Sakit sedang Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Kesadaran : GCS 15, komposmentis Nadi : 90x/menit, kuat angkat, reguler
Status Gizi : Kurang Pernapasan : 20x/menit, reguler, tipe pernapasan
thorakoabdominal
Suhu : 36,8 oC/axilla
VAS : 3 (Nyeri ringan)
Kepala Normacephal

Wajah Simetris kiri-kanan, deformitas (-), eritema (-), edema (-)

Mata Pupil isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (+), edema (-), sklera ikterik (-),

Hidung Rhinore (-), sekret (-)

Mulut Bibir kering (-), pucat (-)


Telinga Othore (-), sekret (-)

Leher Pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)


Thoraks Inspeksi : normochest, simetris kiri-kanan, retraksi (-)

STATUS
Palpasi : vokal fremitus dalam batas normal, nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : sonor (+/+)

GENERALI
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler (+/+), bunyi napas tambahan wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Abdomen Inspeksi : datar mengikuti gerak napas

SATA
Auskultasi : peristaltik kesan normal (+) 10x/menit
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Asites : puddle sign (-), shifthing dullnes (-), undulasi (-)
Ekstermitas Ekstermitas superior dextra: eritema (-), edema (-)
Ekstermitas superior sinistra: eritema (-), edema (-)
Ekstermitas inferior dextra : deformitas (+), pembengkakan (+), slough (+), wound (+)
dengan ukuran 5cm x 3cm x 3 cm, eksudat (+), hiperemis (+), hematom (-)
Ekstermitas inferior sinistra: deformitas (-), swelling (-), hematom (-), wound (-)
STATUS LOKALIS
REGIO FEMUR DEXTRA REGIO GENU DEXTRA

Inspeksi : Deformitas (+), nekrotik (+), Inspeksi : Deformitas (+), pembengkakan


wound (+) dengan ukuran 5cmx2cmx2cm, (+), slough (+), nekrotik (+), wound (+)
eksudat (-), hematom (-), pembengkakan dengan ukuran 5cmx3cmx3cm, eksudat
(-), slough (-) (+), hiperemis (+), hematom (-)
Palpasi : nyeri tekan (+), teraba hangat (-) Palpasi : nyeri tekan (+), teraba hangat
(+)
REGIO CRURIS DEXTRA

Inspeksi : Deformitas (+), wound (+)


dengan ukuran 3cm x 2cm, hiperemis (+),
granulasi (+), eksudat (-), hematom (-),
pembengkakan (-), slough (-), nekrotik (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba hangat
(-)

Furunkel pada
regio genu dextra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil

WBC 11.5x103UL
RBC 3.42x103UL
HGB 9.9 g/dL
MCV 82.9 fL
MCH 29.1 Pg
MCHC 35.1 g/dL
PLT 556x105UL
HCT 28.3%
GDS 227 mg/dL
CT 4’40”
BT 2’10”
nCov-19 IgM Non reactive

nCov-19 IgG Non reactive


RESUME
Tn. S usia 57 tahun masuk ke IGD rumah sakit aliyah 3 dengan keluhan luka pada lutut kanan yang
tidak kunjung sembuh sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya pasien menjalani terapi debridement di RS Aliyah 3
namun 1 bulan kemudian luka tidak kunjung sembuh, gatal (+), nanah (+), nyeri (+). Pasien mengatakan
awalnya dilakukan debridement akibat terdapat bisul kecil seukuran biji jagung lalu dipecahkan dan
dikeluarkan isinya oleh anaknya. Setelah itu esok harinya bisul lain muncul disekitar bisul yang telah
dihancurkan sehingga lama kelamaan membuat kakinya nyeri dan membengkak.

Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, status gizi kurang. Pemeriksaan tanda vital
tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 90x/menit, pernapasan 20x/menit dan suhu 36,8oC. Status lokalis regio
femur dextra inspeksi: deformitas (+), nekrotik (+), wound (+) dengan ukuran 5cm x 2cm x 2 cm, palpasi:
nyeri tekan (+). Regio genu dextra Inspeksi: deformitas (+), pembengkakan (+), slough (+), nekrotik (+),
wound (+) dengan ukuran 5cm x 3cm x 3 cm, eksudat (+), hiperemis (+), Palpasi: nyeri tekan (+), teraba
hangat (+). Regio cruris dextra Inspeksi: deformitas (+), wound (+) dengan ukuran 3cm x 2cm, hiperemis
(+), granulasi (+), Palpasi dalam batas normal.
DIAGNOSIS
KERJA
Chronic Wound Regio Cruris-Genu-Femur Dextra
NON FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI
1. Edukasi : 1. IVFD RL 16 tpm
 Diet tinggi protein dan tinggi serat 2. Injeksi ketorolac 30mg/ml ampul/ 8
 Diet rendah gula jam
2. Hygine 3. Injeksi ceftriaxone 1 gram vial/ 12 jam
3. Istirahat 4. Injeksi ranitidin 50mg/ml ampul/ 12
4. Perawatan luka jam
5. Konsul ke dokter spesialis bedah 5. Infus metronidazol 500 mg/ 8 jam
plastik-rekonstruksi estetik
OPERATIF PROGNOSIS
1. Necrotomi Quo ad vitam : Dubia ad bonam
2. Evakuasi Pus bilas dengan H2O2 dan Quo ad functionam: Dubia ad bonam
betadin + NaCl Quo ad sanactionam: Dubia ad bonam
Furunkel pada regio genu Evakuasi pus dibilas dengan Nekrotomi jaringan nekrosis
dextra H2O2 dan Betadin + NaCl

PRE OPERASI INTRA OPERASI


Post necrotomi + evakuasi pus

POST OPERASI
No Hari/Tanggal Pemeriksaan Terapi
1 Senin,25/01/2021 S : pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan IVFD RL 16 tpm
O: Inj. Ketorolac/8 jam
KU : sakit sedang Inj. Ranitidin/12 jam
Kesadaran : Komposmentis Inj. Ceftriaxone/12 jam
Status Gizi : kurang Infus metronidazole 500 mg/8jam
TD : 130/70 mmHg Konsul ke dokter Sp.BP-RE
N : 90x/Menit
P : 20x/menit
S : 36,8oC

FOLLOW 2 Selasa, 26/01/2021


A : Chronic Wound Regio Cruris-Genu- Femur Dextra
S : nyeri pada lutut kanan, sulit tidur Infus

UP O:
KU : sakit sedang
Inj. Ketorolac/8jam
Inj. Ranitidin/12 jam
TD : 90/70mmHg Inj. Ceftriaxone/12 jam
N : 80x/menit Diet tinggi serat tinggi protein
P : 20x/menit Diet rendah gula
S : 36,5 oC
A : PH1 e.c Chronic Wound Regio Cruris-Genu-
Femur Dextra
3 Rabu, 27/01/2021 S : nyeri luka post operasi Infus
O: Inj. Ketorolac/8jam
KU : sakit sedang Inj. Ranitidin/12 jam
TD : 100/70mmHg Inj. Ceftriaxone/12 jam
N : 84x/menit Diet tinggi serat tinggi protein
P : 20 x/menit Diet rendah gula
S : 36,4oC Ganti Verban
A : Post Op H1 Necrotomi + Evakuasi pus dengan H2O2
dan Betadine, NaCl e.c Chronic Wound Regio Cruris-
Genu- Femur Dextra

FOLLOW 4 Kamis, 28/01/2021 S:-


O:
Ranitidin tab 2x150 mg
Cefixim tab 2x100 mg

UP KU : sakit ringan
TD : 110/70 mmHg
Ketoprofen tab 3x50 mg
Kontrol dipoli hari sabtu
N : 90 x/menit Boleh pulang
P : 20x/menit
S : 36,8 oC
A : Post Op H2 Necrotomi + Evakuasi pus dengan H2O2
dan Betadine, NaCl e.c Chronic Wound Regio Cruris-
Genu- Femur Dextra
DEFINISI ETIOLOGI
Luka didefinisikan sebagai terputusnya kontinuitas jaringan Faktor Sistemik Faktor Lokal
yang secara spesifik dijumpai substansi jaringan yang rusak atau
Penyakit metabolik seperti Ukuran ulkus
hilang karena adanya cedera atau tindakan pembedahan.
diabetes mellitus
Penyakit sistemik seperti Lamanya ulkus
Luka kronik merupakan luka dengan proses pemulihan yang
lambat dengan waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan rheumatoid arthritis
terkadang dapat menyebabkan kecacatan. Luka kronik terjadi
Penyakit kronik seperti Lokasi ulkus
karena kondisi patologis seperti diabetes mellitus, kanker, infeksi
terus menerus, dan kurangnya pengobatan adekuat yang diberikan infeksi HIV
Usia Sirkulasi lokal
Malnutrisi Nekrosis
Alkohol Supurasi
Merokok Edema
Penggunaan obat steroid, Kontaminasi hebat ditandai
esterogen dan Vitamin K dengan tulang yang telah
antagonis terexpose dengan dunia luar
EPIDEMIOLOGI
Di Inggris sekitar 2,2 juta mengalami luka
Sebanyak 416 pasien mengalami luka, 10,33%
perharinya, diantaranya 4,5% merupakan
diantaranya merupakan luka kronik
populasi dewasa

Ulkus vena 0,8%


Ulkus dekubitus 0,4%
Luka bakar, 0,1%
arterial ulser dan
Luka kronis yang mengenai ekstremitas bawah DFU
sekitar 2,4 hingga 4,5 juta orang di Amerika Serikat
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Beberapa contoh scar (A) hipertropik scar post operasi


sternotomy. (B) kontraktur pada tangan dan
pergelangan tangan pasca luka bakar. (C) keloid pasca
foliculitis presternal
KLASIFIKASI (BENTUK)
Luka tekan (dekubitus)
merupakan luka atau jenis cedera pada kulit dan jaringan dibawah kulit yang
terlokalisir, terjadi akibat adanya penekanan dalam jangka waktu lama, umunya
penekanan terjadi pada tulang-tulang menonjol seperti tulang sacrum, calcaneus dan
ischium. Umumnya tampilan klinis dari luka tekan bervariasi mulai dari hanya
dijumpai eritema pada kulit sampai didapatkan tukak yang dalam dan sangat nyeri

Venous Ulcer
Venous ulcer merupakan luka yang terjadi akibat insufisiensi vena ke jaringan. Luka
ini biasanya sering dijumpai pada ekstremitas bawah (pergelangan kaki, diatas
maleolus medial) serta jarang ditemukan pada area diatas lutut. Umumnya
kerakteristik dari tipe luka ini didapatkan tepi luka yang tidak beraturan dengan dasar
luka yang hiperemis, jaringan nekrotik diatas dasar luka
Arterial Ulcer
sering ditemukan diantar jari-jari kaki, tulang metatarsal, disekitar malleolus lateral.
Umumnya luka ini terjadi akibat adanya pembentukan plak arterosklerosis yang
menyebabkan aliran darah ke jaringan terbatas dan terjadi iskemik pada jaringan.
Karakteritik tipe luka didapatkan dasar luka yang pucat, nekrotik dan terdapat
jaringan granulasi

Diabetic Foot Ulcer


Karakteristik luka DFU memiliki margin yang berbatas tegas, dengan dasar luka yang
hiperemis atau pucat, bergranul, dan terdapat slough yellow yang merupakan
jaringan kulit yang mengalami nekrotik dan melengket pada dasar luka luka.
Pada pasien dengan kaki diabetik yang datang dengan kaki gangren maka perlu
dipertimbangkan revaskularisasi dan debridement

Non Healing Surgical Wound


Luka tipe ini terjadi akibat adanya prosedur pembedahan yang tidak menyembuh
selama 30 hari post operasi yang ditandai dengan tidak terjadi proses penyembuhan
luka secara fisiologis. Karakteristik tipe luka ditandai dengan adanya nyeri dan
kemerahan atau hiperemis disekitar luka, keluarnya cairan purulen diantara jahitan,
edema dan bau tidak sedap
KLASIFIKASI (STADIUM)

Stadium I luka stadium pertama masih berbatas


atau mengenai lapisan kulit epidermis.
Stadium II telah melewati lapisan epidermis dan
dermis
Stadium III luka sudah menembus jaringan subkutan

Stadium IV kerusakan sampai ke otot hingga tulang


PRINSIP BALUT LUKA
LUKA BASAH LUKA KERING
Luka basah harus dikeringkan untuk Prinsip manajemen luka kering yaitu
menciptakan suasana luka menjadi lembab menciptakan suasa luka agar tetap lembab
atau moise. atau moise untuk mencegah terjadinya
penumpukan eksudat.
PRINSIP PREPARASI DASAR LUKA

LUKA BERSIH LUKA INFEKSI LUKA EKSUDAT


Luka dikatakan bersih Luka dikatakan terinfeksi Eksudat merupakan cairan
apabila kulit di sekitar luka dijumpai kulit di sekitarnya yang mengandung jaringan
terlihat relatif normal dan tidak mengalami hiperemis, teraba rusak, darah,yang terjadi karena
teraba hangat serta tidak terjadi hangat, pembengkakan serta kebocoran kapiler diakibatkan
pembengkakan dijumpai jaringan nekrotik. oleh proses inflamasi atau
Luka bersih hanya Luka infeksi memerlukan peradangan
memerlukan salep antibiotik dan antibiotik sistemik dan Luka eksudat memerlukan
modern dressing debridemen untuk mengangkat modern dressing yang
jaringan nekrotik yang berada mengandung daya absorban
diatas luka tinggi
MODERN DRESSING

Foam Hydrocolloid Hydrogel Hydrofiber

Calsium Alginat (A)Adaptic Gauze. (B,C) Xeroform Gauze Transparent Film Dressing
DEBRIDEMEN HIPERBARIK OKSIGEN
1. Debridemen surgical Penggunaan ruangan hiperbarik oksigen
2. Debridemen autolytic dapat digunakan dalam proses penyembuhan
3. Debridemen enzymatic luka dengan prinsip dasar meningkatkan
4. Debridemen biologic proliferasi fibroblast, meningkatkan sistem
5. Debridemen mechanical kekebalan tubuh dan menstimulasi terjadinya
angiogenesis.

Ruang Hiperbarik Oksigen


STEP LADDER PENUTUPAN LUKA
Proses penutupan luka dengan tidak melakukan tindakan apapun dan membiarkan
Secoundary Healing luka menutup dengan sendirinya
Merupakan proses penutupan luka dengan cara melakukan penjahitan pada luka.
Jenis jahitan yang biasa digunakan yaitu continuous simple suture, vertical mattress
suture, horizontal mattress suture dan intradermal suture

Primary Healing
Skin graft merupakan tindakan memindahkan bagian dari kulit yang telah dipisahkan
dari tempat suplay darah lokalnya ke lokasi lain. Skin graft dapat dibagi menjadi
empat tipe yaitu full thickness skin graft, splint thickness skin graft, composite grafts
dan cartilage grafts

Skin Graft
Skin flap merupakan pengambilan jaringan dari sebuah donor (pemberi) dan
dipindahkan ke resipien (penerima) dengan vaskularisasi yang utuh. Jenis flaps telah
dikelompokkan menjadi local skin flaps dan distant skin flap

Skin Flap
KASUS TEORI
Pasien masuk ke IGD rumah sakit aliyah 3 Luka kronik merupakan luka dengan proses
dengan keluhan luka pada lutut kanan yang pemulihan yang lambat dengan waktu
tidak kunjung sembuh sejak 1 bulan yang lalu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan
terkadang dapat menyebabkan kecacatan. Luka
kronik ditandai dengan kegagalan pemulihan
karena kondisi fisiologis seperti diabetes
mellitus, kanker, infeksi terus menerus, dan
kurangnya tindakan pengobatan yang diberikan

PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pasien mengatakan memiliki riwayat diabetes Penyebab terjadinya luka kronik yaitu infeksi
mellitus sejak 8 tahun lalu namun pasien tidak (bakteri, virus, jamur), sirkulasi darah ke luka
pernah mengkonsumsi obat DM, selain itu yang buruk, neuropati dan keterbatasan dalam
pasien mengatakan memiliki kebiasaan bergerak. Selain itu faktor risiko yang dapat
merokok. menyebabkan terjadinya luka kroniks seperti
DM, RA, infeksi HIV, usia, malnutrisi, konsumsi
alkohol, merokok dan penggunaan obat steroid
jangka panjang
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan fisik didapatkan inspeksi: Karakteristik luka Diabetic Ulcer memiliki
deformitas (+), pembengkakan (+), slough (+), margin yang berbatas tegas, dengan dasar luka
nekrotik (+), wound (+) dengan ukuran 5cm x yang hiperemis atau pucat, bergranul, dan
3cm x 3 cm, eksudat (+), hiperemis (+), Palpasi: terdapat slough yellow yang merupakan
nyeri tekan (+), teraba hangat (+). jaringan kulit yang mengalami nekrotik dan
melengket pada dasar luka. Selain itu pada
pasien ini masuk juga kedalam Non-Healing
Surgical Wound luka tipe ini terjadi akibat
adanya prosedur pembedahan yang tidak
menyembuh selama 30 hari post operasi.
Karakteristik tipe luka ditandai dengan adanya
nyeri dan kemerahan atau hiperemis disekitar
luka, keluarnya cairan purulen diantara jahitan, PEMBAHASAN
edema dan bau tidak sedap

KASUS TEORI
Pada pasien dilakukan tindakan Debridemen merupakan suatu tindakan mengangkat jaringan
necrotomi disertai evakuasi pus disertai yang rusak atau yang telah mati serta benda asing yang berada
pembilasan dengan H2O2 dan betadine diatas luka dengan tujuan mempercepat pembetukan epitel baru
+NaCl (reepitelisasi). Metode surgical debridemnt merupakan tindakan
tercepat dengan menggunakan pisau bedah untuk menghilangkan
jaringan yang rusak dan memiliki manfaat untuk mengubah luka
kronis yang tidak sembuh menjadi luka akut
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnama H, Sriwidodo, Ratnawulan S. Review Sistematik : Proses Penyembuhan dan Perawatan Luka. Jurnal Farmaka. Universitas
Padjajaran ; 2016
2. Gifari M. Gambaran Karakteristik Luka Dan Perawatannya Di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar. Skripsi. Universitas
Hasanuddin ; 2018
3. Khan M, Cheruvu VPR, Krishna D, Minz R, Laitonjam M et.all. A Current Overview of Chronic Wounds Presenting to a Plastic Surgery Unit
in Central India. Dovo Press Journal. India. Department of Burns and Plastic Surgery ; 2020
4. Anna LR, Nuria F, Gema SR, Kate W. Time of chronic wound healing, as part of a prevalence and incidence study. Enfermería Global
Journal. University of Barcelona ; 2017
5. Federal Bureau of Prisons Clinical Practice Guidelines. Prevention and Management of Acute and Chronic Wounds ; 2014
6. Sorg H, Tilkorn DJ, Hages S, Hauser J, Mirastschijski U. Skin Wound Healing: An Update on the Current Knowledge and Concepts.
European Surgical Research. Germany. Department of Plastic, Reconstructive and Aesthetic Surgery, Hand Surgery ; 2017
7. Negut I, Grumezecu V, Grumezescu AM. Treatment Strategies for Infected Wounds. Journal Molecules. Romania. University of Bucharest
; 2018
8. CCHCS Care Guideline. Chronic Wound Management ; 2018
9. Neligan PC and Song DH, Plastic Surgery Textbook of Lower Extermity, Trunk, and Burns. Ed 4. New York. Elsevier; 2018
10. Iqbal A, Jan A, Wajid MA, Tariq S. Management of Chronic Non-healing Wounds by Hirudotherapy. JLNM Journal. India. Department of
plastic surgery, Naseem Bagh Faculty of Medicine, Kashmir University ; 2017
11. Neligan PC and Gurtner GC, Plastic Surgery Textbook of Principles. Ed 1. New York. Elsevier; 2018
DAFTAR PUSTAKA
12. Watss HG, Samer NB. The HELP Guide to Basics of Wound Care. Global-HELP Organization; 2003
13. Fatmadona R, Oktarina E. Aplikasi Modern Wound Care Pada Perawatan Luka Infeksi Di Rs Pemerintah Kota Padang. Ners Jurnal
Keperawatan. Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas; 2016
14. Sood A, Granick MS, Tomaselli NL. Wound Dressings and Comparative Effectiveness Data. Advances In Wound Care Journal.
Department of Surgery, Division of Plastic Surgery, University of Medicine and Dentistry in New Jersey; 2014
15. Dowsett C and Newton H. Wound bed preparation: TIME in practice. London. Newham Primary Care Trust; 2018
16. Han G and Ceilley R. Chronic Wound Healing: A Review of Current Management and Treatments. Article Cross Mark. United State.
University of Iowa, Iowa City; 2017
17. World Health Organization. Wound Management. 2009
18. Sibero H T. Full Thickness Skin Grafts. Jurnal Unila. Lampung. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran
Universitas Negeri Lampung; 2015
19. Neligan PC and Chang J, Plastic Surgery Textbook of Hand and Upper Extermity. Ed 6. New York. Elsevier; 2018
20. Nevrianty K and Hendriati. Skin Flaps and Graft In Eyelid Reconstruction. Jurnal Kesehatan Andalas. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas; 2019
21. Neligan PC and Rubin JP, Plastic Surgery Textbook of Aesthetic. Ed 2. New York. Elsevier; 2018

Anda mungkin juga menyukai