OLEH :
Hasan Basri
15700258
Pembimbing:
dr. Sany R. Siswardana, M. Biomed., Sp.JP
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien :
Nama : Ny. L
Tempat,tanggal lahir : Sidoarjo, 22-05-1960
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Kesamben 24/04 Porong
Tanggal MRS : 09-03-2017
Tanggal pemeriksaan : 14-03-2017
2. Anamnesis
Keluhan utama
Nyeri Dada
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 2 bulan yll. Nyeri dada kian
hari kian memburuk. Nyeri dada terutama dirasakan memberat pada siang
hari, nyeri nya terasa ditusuk-tusuk dan menjalar ke belakang. Keluhan
tersebut memburuk ketika pasien bekerja atau berkegiatan yang berat. Ketika
beristirahat keluhan tersebut membaik. Mual(+), Muntah (-) pusing(+) sejak 1
HMRS. Pusing dirasakan berdenyut terutama nyeri dibelakang kepala. Nyeri
kepala tersebut dirasakan tiba-tiba dan membaik setelah beristirahat. pasien
juga sempat tidak sadarkan diri ketika dibawa ke IGD tetapi sekarang sudah
sadar dan bisa berkomunikasi dengan baik. Keluhan lain yang dialami pasien
adalah merasa sesak nafas sejak 2 bulan tsb, sesak nafas awalnya tidak
masalah ketika beraktifitas ringan sekarang mulai sesak nafas bahkan berjalan
kaki saja juga sudah sesak nafas, pasien merasa berat badannya meningkat,
kaki terasa bengkak, bengkak dikatakan tidak berkurang ataupun bertambah
ketika dipakai berjalan atau diistirahatkan. Bengkak pada kaki juga tidak
berkurang saat kedua kaki ditinggikan. Keluhan kaki bengkak ini tidak
disertai rasa nyeri dan kemerahan. Pasien juga tidak mengeluhkan gejala kaki
terasa berat, dingin, dan mati rasa. Keluhan bengkak pada kelopak mata dan
lutut disangkal.
Riwayat penyakit dahulu:
Sebelumnya pernah MRS dengan keluhan
Riwayat hipertensi diakui
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat Penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat hipertensi diakui
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat pengobatan
Pasien minum obat yang pernah dikonsumsi setelah MRS
Pasien tidak rutin kontrol ke rumah sakit terakhir kontrol 2 tahun yll
Riwayat Sosial-ekonomi :
Pendidikan terahir tamat SMP
Tidak Bekerja
3. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum : Lemah
B. Kesadaran : Compos mentis
GCS : 456
C. Tanda Vital :
TD : 170/100 mmHg
N : 78x/menit
S : 36,7oC
R : 20x/menit
Mata: konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Jantung Inspeksi :
Perkusi:
Auskultasi:
o Murmur (-)
o Gallop s3 (+)
Paru
F. Abdomen
Palpasi: nyeri tekan (-), distended (-), hepar: sulit dievaluasi, lien: sulit dievaluasi
G. Punggung
G. Ektremitas
Superior:
Edema -/-
Jejas -/-
Inferior:
Edema +/+
Jejas -/-
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Hasil
WBC 9,87 x 10 3 / uL
RBC 4,4 x10^6/ uL
HB 11,2 g/dL
HCT 33,4 %
PLT 296x 10^3 /uL
MCV 76,8 fl
MCH 25,7 pg
MCHC 33,5 g/dL
B. Kimia klinik 9 Maret 2017
Pemeriksaan Hasil
Gula Darah Sewaktu 95 gr/dl
BUN 21,2 mg/dl
Creatinin 3,3 mg/dl
Pemeriksaan Hasil
Natrium 134 mmol/l
Kalium 3,7 mmol/l
Chlorida 101 mmol/l
Pemeriksaan Hasil
CKMB 17 U/L
Troponin I Negatif
Pemeriksaan Hasil
PPT 10,6 detik
Control PPT 10,9 Detik
APTT 63,9 detik
Control APPT 32,5 detik
Pemeriksaan Hasil
GDS 74
GD2JPP 85
Cholesterol Total 186
Trigliserida 210
HDL Cholesterol 34
LDL Cholesterol 130
Bilirubin Total 0,42
Bilirubin Direk 0,24
SGOT 21
SGPT 14
Pemeriksaan Hasil
PPT 10,1 Detik
Control PPT 11,8 Detik
APPT 30,3 Detik
Control APPT 34,9 Detik
Waktu Perdarahan(BT) 300 detik
Waktu Pembekuan (CT) 800 detik
Pemeriksaan Hasil
BUN 20,4 mg/dl
Creatinin 3,1 mg/dl
Pemeriksaan Hasil
Natrium 138
Kalium 4.0
Chlorida 97
J. Elektrokardografi
Hasil Pembacaan EKG : Left Bundle Branch Block di lead AVR, v4-v6
Kardiomegali
6. Diagnosis :
7. Penatalaksaan :
Planning Diagnosis :
a. Elektrokardiografi (EKG)
c. Kimia Klinik
d. Hematologi Klinik
Planning Terapi :
1. Non medikametosa
c. Tirah baring
d. Pasang kateter
2. Medikamentosa
b. Inj. Pz 7 tpm
g. Inf.NS 8 tpm
h. Aspilet 1x160 mg
i. CPG 1x300 mg
j. Captopril 3x12,5 mg
k. NTG 20 mcg/min
l. Alprazolam 0,5 mg
m. Laxadine 3x c I
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan
berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung
memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang
meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap
menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin
terlihat.
Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan
stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik
( menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau
angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh
otot jantung yang menebal.
Pada pasien ini berdasarkan anamnesa yang sudah dilakukan didapatkan gejala
Gagal jantung adalah komplikasi umum dari peningkatan tekanan darah yang
kronik. Hipertensi sebagai penyebab gagal jantung kongestif seringkali tidak
diketahui, sebagian karena saat gagal jantung terjadi, ventrikel kiri yang mengalami
disfungsi tidak mampu menghasilkan tekanan darah yang tinggi, hal ini menaburkan
penyebab gagal jantung tersebut
Gagal jantung (heart failure) adalah kumpulan sindroma klinis yang kompleks
yang diakibatkan oleh gangguan struktur ataupun fungsi dan menyebabkan gangguan
pengisian ventrikel atau pemompaan jantung. Gagal jantung akut (acute heart failure)
adalah serangan cepat dari gejala-gejala atau tandatanda akibat fungsi jantung yang
abnormal. Gagal jantung akut dapat berupa acute de novo (serangan baru dari gagal
jantung akut tanpa ada kelainan jantung sebelumnya) atau dekompensasi akut dari
gagal jantung kronik. Disfungsi yang terjadi pada gagal jantung dapat berupa
disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik. Gagal jantung kronis (chronic heart failure)
juga didefinisikan sebagai sindroma klinik yang komplek disertai keluhan gagal
jantung berupa sesak, fatique baik dalam keadaan istirahat maupun beraktifitas.
Pada pasien ini, berdasarkan anamnesa yang sudah dilakukan didapatkan gejala
pasien yang mengarah pada keluhan yang sering didapatkan pada pasien Hipertensi
Heart Disease (HHD) adalah tensi tinggi,dada sering berdebar-debar,dan sering nyeri
kepala. nyeri dibelakang kepala. Nyeri kepala tersebut dirasakan tiba-tiba dan
membaik setelah beristirahat. Selain itu, pasien juga mempunyai gejala yang
menunjukkan telah terjadi proses penyakit yang mengarah ke Chronic Heart Disease
dimana pasien merasa sesak nafas sejak 2 bulan tsb, sesak nafas awalnya tidak
masalah ketika beraktifitas ringan sekarang mulai sesak nafas bahkan berjalan kaki
saja juga sudah sesak nafas, pasien merasa berat badannya meningkat, kaki terasa
bengkak, bengkak dikatakan tidak berkurang ataupun bertambah ketika dipakai
berjalan atau diistirahatkan. Bengkak pada kaki juga tidak berkurang saat kedua kaki
ditinggikan. maka berdasarkan dari metode framingham didapatkan 2 kriteria mayor
untukk dikategorikan sebagai Chronic Heart Failure.
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan Hipertensi Heart Disease adanya tensi
tinggi yang tidak turun secara signifikan setelah istirahat dan setelah pemberian obat
antihiperteni. Pemeriksaan fisik pada pasien ini ditemukan TD : 170/100 mmHg
dimana tensi tinggi ini menunjukan adanya Hipertensi.
Selain itu pada pasien dengan Chronic Heart Failure ditemukan dari
pemeriksaan fisik Batas kiri jantung 6 cm di sebelah lateral sternum pada ICS V kiri
terdapat Gallop s3 (+) dari hasil pemeriksaan diatas dapat disimpulkan terjadi
pembesaran jantung pada pasien ini.
Pada pasien yang dicurigai menderita chronic heart Failure bisa dilakukan EKG dan
foto Thorax pada pasien ini hasil EKG didapatkan LBBB(Left Bundle Branch Block).
Di AVR,V4,V5,V6 dan ada LAD (Left Atrial Deviation). Pada foto thorax PA
didapatkan kardiomegali.
Selain itu, pada hasil laboratorium pasien ini didapatkan peningkatn kolesterol
210
,trigliserida 130 dan penurunan faal hematologi yaitu PPT 10,1 Detik dan APPT 30,3
Detik. Jika ada peningkatan kolesterol dan trigliserida dan penurunan faal hematologi
maka hal tersebut akan menjadi faktor yang bisa menyumbang terjadinya kegagalan
jantung yg lebih parah lagi atau juga bisa menyebabkan penyakit yang lain lagi
seperti Penyakit jantung koroner dimana terjadi penyumbatan pembuluh darah
koroner akibat adanya plak lemak yang lepas dan stroke akibat adanya penyumbatan
pembuluh darah d otak karena penumpukan lemak dan trombus.
Pada pasien Ny. L ini, melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan
keluhan dan tanda-tanda ynag mengarah ke Hipertensi Heart Disease dan Chronic
Heart Failure. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan foto
rotgen juga mendukung diagnosis Hipertensi Heart Disease dan Chronic Heart
Failure.
2. Kerusakan hati:
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di
jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan mengembangkan
pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau
stroke
Penggunaan Diuretik
Seperti halnya fungsi ginjal yang telah memburuk, begitu pula pada respon ginjal
terhadap diuretic. Hal ini akan menimbulkan masalah pada retensi cairan dan
menimbulkan gejala terkait seperti edema, ascites dan yang berbahaya adalah edema
paru. Terdapat kemungkinan untuk meningkatkan dosis loop diuretic hingga 500 mg
tablet furosemid dan pada dosis yang sangat tinggi ini terkadang digunakan untuk
terapi pada kondisi oligouri. Seperti yang diperkirakan, terdapat resiko nyata dalam
mengurangi laju plasma ginjal dan konsekuensi berupa ATN sebagaimana juga bisa
terjadi gangguan keseimbangan potassium atau pemicu terjadinya retensi urin pada
laki-laki.
Strategi alternatif untuk terapi retensi cairan yang resisten termasuk penggunaan
diuretic intracena atau penggunaan dosis ekuivalen loop diuretic lainnya (seperti 1 mg
bumetanide untuk 40 mg furosemide). Efek diuretic intravena akan dipotensialkan
dengan pemberian lanjutan aminophylline atau dobutamine. Metolazone oral dengan
dosis kecil (2,5 mg 2x seminggu) dapat membantu walaupun dapat menggangu
keseimbangan elektrolit utama sehingga memerlukan pemantauaan yang lebih ketat.
Restriksi carian (hingga 1200ml perhari) dan restriksi natrium (hingga 50mmol
perhari) juga dapat membantu, namun perlu juga diperhatikan apabila terjadi
gangguan fungsi ginjal. Pada pola yang umum, kebanyakan pasien dengan CHF lebih
tampak basah (pulsasi vena jugular yang tampak, dan adanya edema ankle minimal)
dibandingkan kering yang menimbulkan rasa haus, lesu dan hipotensi yang akan
menambahkan kondisi lebih sulit. Pada akhirnya jika retensi cairan terjadi maka
konsultasi kepada nephrologist sebaiknya dilakukan untuk memastikan pilihan
penggunaan terapi dialysis atau ultrafiltrasi.
Terapi Lainnya
Terapi lainnya juga dapat menunjukkan manfaat pasa pasien dengan CHF, dilihat dari
penurunan angka mortalitas secara umum atau meningkatkan tampakan klinis seperti
kapasitas latihan atau derajat rawat inap di rumah sakit. Digoxin saat ini memberikan
manfaat yang tidak dapat diragukan pada pasien dengan fibrilasi atrial dan pada
pasien dengan irama sinus, dimana ditemukan penurunan durasi dan frekuensi rawat
inap. Ekskresi sangat bergantung pada fungsi ginjal dan peningkatan kadar plasma
yang terjadi akan mengakibatkan adanya anoreksia, mual dan aritmia. Pemantauan
kadar di plasma sangat diperlukan apabila terjadi kelainan fungsi ginjal. Antagonist
adrenoreseptor beta seperti bisoprolol, metoprolol dan carvedilol dapat pula
menurunkan angka kematian dengan baik dan lebih mengurangi masalah yang
ditimbulkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal namun tetap
direkomendasikan untuk melakukan pemantauan ketat kadar plasmanya.
Masengi, K , et. al. 2016. Hubungan hiperurisemia dengan kardiomegali pada pasien
gagal jantung kongestif. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni
2016 pp. 1-3
Mc Murray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, et al. ESC Guidelines for the diagnosis
and treatment of acute and chronic heart failure 2012: The Task Force for the
Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart Failure 2012 of the
European Society of Cardiology. Developed in collaboration with the Heart. Eur
Heart J [Internet] 2013;32:e1641 e61. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22611136