1.2 Anamnesa
Keluhan utama:
Pandangan kabur saat membaca dekat
Keluhan tambahan:
-
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke Poliklinik Mata Dr. Drajat Prawiranegara Serang dengan
keluhan pandangan terasa kabur saat membaca dalam jarak dekat.Keluhan ini
dirasakan oleh pasien sejak ±2 bulan yang lalu.pada awalnya pasien merasa kedua
matanya hanya sedikit kabur sejak 6 bulan yang lalu.
Namun akhir akhir ini terasa semakin kabur,terlebih saat membaca huruf
yang kecil seperti al-qur’an atau buku.Bila membaca,pasien merasa lebih nyaman
saat al-qur’an atau buku dijauhkan.
Pada saat awal membaca,keluhan yang dirasakan hanya kabur.Namun bila
membaca dalam waktu agak lama,pasien merasa matanya cepat lelah dan terasa
pegal.Setelah selesai membaca,pasien sering merasa pusing.Bila setelah mata
diistirahatkan,keluhan mata lelah,pegal dan kepala pusing menghilang.
2
OD OS
Posisi Ortotropia
Hirscbergh
Gerakan bola Baik ke segala arah Baik ke segala arah
mata
Lapang
60 60
pandang
90 90
90
50 50
70
70 70
70
COA Sedang , hipopion (-) hifema Sedang , hipopion (-) hifema (-)
(-)
Pupil Bulat , Ø 3mm , RCL/RCTL Bulat , Ø 3mm , RCL/RCTL
+/+ +/+
Iris Warna coklat, kripta (+), Warna coklat, kripta (+),sinekia
sinekia anterior (-) sinekia anterior (-) sinekia posterior (-)
posterior (-)
Lensa jernih jernih
Hasil Autorefraktometer
<R> SPH CYL AX
+1.50 -1.00 81
+1.50 -1.00 86
+1.50 -1.00 89
+1.50 -1.00 86
<L> +1.50 -0.75 82
+1.75 -1.00 94
+1.75 -1.00 103
+1.75 -1.00 94
PD = 62 NPD = 57(30)
1.7 Penatalaksanaan
Pemberian kacamata untuk membaca
Resep kacamata :
Vitrum Vitrum Prisma Vitrum Prisma Forma Color Distant Forma
Axis Axis
Spher Cylinder Basis Spher Basis Vitror Vitros Vitros Jugi
- - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - -
ADD ADD
- - - - - - - 56 -
+3,00 +3,00
Edukasi pasien
1.8 Prognosis OD OS
Ad vitam : ad bonam dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam dubia ad bonam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelelahan dan sakit kepala berhubungan dengan kontraksi otot orbicularis atau
bagian dari otot occipitofrontalis, dan diduga berhubungan dengan ketegangan
dan frustrasi atas ketidakmampuan untuk mempertahankan
jelas penglihatan dekat . Mengantuk dikaitkan dengan upaya fisik dikeluarkan
untuk akomodasi selama beberapa waktu.2,3
BAB III
DISKUSI KASUS
Pada anamnesis, pasien, 66 tahun, mengeluh pandangan terasa kabur saat
membaca dalam jarak dekat yang dirasakan sejak 2 bulan SMRS. pada awalnya
pasien merasa kedua matanya hanya sedikit kabur sejak 6 bulan yang lalu. Namun
akhir akhir ini terasa semakin kabur.
Pasien mengatakan bila membaca,pasien terasa lebih nyaman jika jarak nya
dijauhkan. Pada saat awal membaca,keluhan yang dirasakan hanya kabur.Namun
bila membaca dalam waktu agak lama,pasien merasa matanya cepat lelah dan
terasa pegal.Setelah selesai membaca,pasien sering merasa pusing.Bila setelah
mata diistirahatkan,keluhan lainnya menghilang.
Pasien sebelumnya pernah memakai kacamata yang dibeli di pinggir
jalanan,dan pasien tidak mengingat ukuran kacamatanya.
Pada teori,presbiopia merupakan gangguan penglihatan yang berkaitan
dengan usia. Diakibatkan menurunnya daya akomodasi.Seseorang dengan mata
emetrop (tanpa kesalahan refraksi) akan mulai merasakan ketidakmampuan
membaca huruf kecil atau membedakan benda-benda kecil yang terletak
berdekatan pada usia sekitar 44-46 tahun
Pada pasien ini didapatkan hasil pemeriksaan visus :
Visus Visus sentralis jauh : 6 / 6 Visus sentralis jauh : 6 / 6
Pinhole : tidak dilakukan Pinhole : tidak dilakukan
Koreksi : Plano Koreksi : Plano
Autorefraktometer : terlampir Autorefraktometer : terlampir
Dan untuk tatalaksana pada pasien ini dapat diberikan kacamata dengan
menggunakan lensa plus untuk mengatasi daya akomodasi yang melemah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Whitcher JP, Paul RE. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC.
2012; 20:392-393
2. American Academy of Opthalmology. Presbyopia. USA. 2011. Diunduh pada:
April, 2016. Www. Aao.org
3. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2014. 1: 3-74
5. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2010: 14: 45