Anda di halaman 1dari 58

*

MMDEAH Hapsari
Divisi Infeksi & Penyakit Tropis
Departemen IKA FK UNDIP-RSUP Dr Kariadi.
*Pendahuluan

Difteria Penyakit infeksi akut


sangat menular

Penyebab Corynebacterium diphteriae

Pseudomembran di :
Tanda-tanda
- mukosa
- kulit
Penularan :
- Droplet
- Benda / makanan terkontaminasi
*Gejala Klinis (1)
LOKASI DERAJAD SUMBATAN

1. Difteria Kulit,
Conjungtiva
1. Ringan
2. Difteria Nasal 1. Jackson 1
2. Sedang
3. Difteria Tonsil- 2. Jackson 2
3. Berat
Pharynk 3. Jackson 3
4. Difteria Laring
*
*DIFTERI AURAL,KONJUNGTIVA DAN
VULVOVAGINA, KULIT
- Tidak lazim, cenderung menahun
- Kulit : lesi ulseratif dengan dasar membranosa
- Mata : palpebra  merah, edema & membran
pada conjungtiva
OTITIS EKSTERNA.
- Sekret purulen dan berbau

*DIFTERI NASAL
- Pada awal menyerupai common cold ( pilek ringan )
- Sekret hidung dari encer makin kental
- Membran putih pada septum nasi
- Absorbsi toksin sangat lambat
*
*DIFTERI TONSIL & FARING
- anoreksia,malaise,demam ringan, nyeri menelan
- 1-2 hari timbul membran melekat, putih kelabu menutup tonsil & dinding
faring , meluas ke uvula & palatum molle ( langit)- ke laring & trakea
- Usaha melepas membran  perdarahan
- Limfadenitis servikalis & submandibular ber samaan dengan edema
jaringan lunak leher ( Bullneck )
*
DIFTERI LARING :
- Perluasan difteria faring
- Stridor inspiratoir, suara serak dan batuk kering.
- Obstruksi laring : retraksi / cekungan di suprasternal, sela
iga ( intercostal) dan supraklavikular.
*

RINGAN SEDANG BERAT

- Terdapat di Terdapat pada


lidah,mulut dan laring / faring dan
tonsil TANPA faucial
Terdapat pada Disertai bullneck
bullneck
- Gejala hanya laring dan faring miokarditis
nyeri telan . TANPA bullneck
*
*

JACKSON 1 JACKSON 2 JACKSON 3

- Kead baik - Jackson 1 + - Jackson 2


- Sesak Nafas - Penderita
- Stridor Inspirasi +
gelisah - Retraksi
- Retraksi
- Sesak nafas Intercostal
Suprasternal
- Retraksi - “Air hunger “
epigastrial kekurangan
oksigen
Pseudomembran

Ditegakkan dengan Manifestasi Klinis


Tanpa menunggu laboratorium
Masa Inkubasi : 2-5 hari (1-10 hr )
Anamnesis :
-Batuk - Pilek
-Nyeri telan - Tidur ngorok
-Perubahan suara “bindeng”

Pemeriksaan Fisik :
- Bercak putih keabuan, sukar
diangkat, mudah berdarah
*
- Obstruksi pernafasan
*
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Preparat Langsung swab :
Pewarnaan Neiser  kuman Difteria

Biakan  pertumbuhan kuman dalam medium Loeffler

•batang gram positif,


• tidak bergerak,
• pleiomorphic,
• tdk berkapsul,
• tdk membentuk spora,
• mati pd 600C,
• tahan beku & kering
• membentuk eksotoksin
*
* ANGINA PLAUT VINCENT:
Membran rapuh tebal, berbau, tidak mudah rapuh

* TONSILITIS FOLLIKULARIS.
Panas tinggi, anak tidak lemah.
Membran putih kekuningan,
rapuh lembek dan tidak mudah berdarah .
* MONONUKLEOSIS INFEKSIOSA:
Membran di Tonsil
Pembengkakan kelenjar umum
Pembesaran limpa
Darah tepi  limfosit
*
ANGIONEUROTIK UDEM LARING:
- Respon alergi - retraksi suprasternal tiba-tiba
- Sesak nafas
- Sianosis
BENDA ASING LARING
- Dari anamnesis
LARINGITIS AKUT :
- Peningkatan suhu
- Batuk sampai serak – afoni,
- Sesak nafas , stridor
*
 Cara mengambil sample
 Pada beslag tonsil faring, jangan diambil dari
beslag, tetapi dari tepi yang masih merah
 Tekan sedikit agar kuman terikut
Cara membiakkan kuman Corynebacterium diphtheriae:
 Dibiakkan pada tabung gelas mengandung telurite
Loeffler
 Jangan dimasukkan ke lemari es
 Bawa ke BBLK pada suhu biasa

 ditanam dan dibiakkan di laborat


*
Saluran Nafas Toksin
Obstruksi

Bronkopneumonia Kardiovaskular

Atelektasis Komplikasi Sist Sy Perifer

Gagal Nafas Urogenital


*

Sist Syaraf Perifer :

- Minggu 1 -2 : parese
palatum molle  sulit Urogenital :
menelan ( minum keluar
via hidung ) Nefritis
- Minggu ke 3-: parese otot
mata  gangguan
akomodasi, strabismus
*
Kardiovaskuler : Miokarditis
*
Keperawatan :
-Ruang Isolasi ( Masker )
-Penilaian thd pseudomembran, swab setiap hari
-Isolasi sd 2 x kultur (-) setelah selesai terapi AB
- Follow up  kultur 2 minggu pasca selesai AB

Medikamentosa & Dietetik :


-DAT : 40.000 ( Ringan ); 80.000 ( Sedang), 120.000 ( Berat )
-PP : 50.000 IU/kgBB selama 10 hari.
-Prednison 1-1.5 mg/kgBB ( untuk kasus berat, Bullneck )
-Kortikosteroid iv ( untuk miokarditis )
-Amati kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit
-Biasa – sonde ( tidak berat –tgt keadaan ). PPN atau TPN (
kasus berat )
*
*Cara Besredka
ADS diencerkan dalam NACL 0,9 % dg dosis sbb :

- 0,05 cc dari pengenceran 1:20 secara subkutan


- 0,1 cc dari pengenceran 1:20 secara subkutan
- 0,1 cc dari pengenceran 1:10 secara subkutan
- 0,1 cc tanpa pengenceran secara subkutan
- 0,3 cc tanpa pengenceran secara subkutan
- 0,5 cc tanpa pengenceran secara subkutan
- 1 cc tanpa pengenceran secara subkutan
ADS sisanya diberikan secara drip IV

Reaksi anafilaktik  Adrenalin 1:1000


*
Penyulit :
Obstruksi Sal. Nafas :
Jackson II : Tindakan trakeostomi ( THT ) – kanula ( bersih )
Kardilogi-miokarditis :
EKG. CKMB , CPK, SGOT
Urogenitalis : urin rutin
Siss syaraf Perifer :
-Mgg 1 : pengawasan terhdp kelumpuhan pall molle
-Mgg ke 3 : parese otot mata.

Epidemioogik :
- Isolasi
- Pelacakan kontak
- Tatalaksana kontak
- Imunisasi
*
Amati penderita baru(
setelah inkubasi ),
tertular/menularkan Mencari kasus baru,
2. Pelacakan menekan transmisi
Kontak dengan beri eritromisin
3. Tatalaksana
kontak

4. Imunisasi 1. Isolasi
ketat Isolasi sampai
biakan (-) 3 x
Add Your Text berturut-turut
*

* * * *

- Imunisasi
- Swab
ulang
tenggorok
(kec imun <
12 bulan )
- Antibiotik
- Monitor
profilaksi (
gejala ( 7
eritromisin )
hari )
*
* ISOLASI PENDERITA :
Penderita diisolasi
Boleh keluar dr isolasi setelah 3 x swab negative
* IMUNISASI :
Vaksinasi dasar DPT umur 2,4.6 bulan
Vaksinasi ulang umur 18 bulan dan 4-6
Vaksinasi terhadap penderita pasca sakit sekitar 3 bulan
* PENCEGAHAN TERHADAP KONTAK :
Harus diisolasi 7 hari, jika (+) gejala  terapi ( jika tdk
imunisasi .
* PENCARIAN DAN MENGOBATI KARIER
Lakukan usapan teggorok , jika (+) diobati
*
* Difteria merupakan penyakit yang menular
* Difteria masih merupakan penyakit yang insidennya
dapat meningkat jika preventif di masyarakat tidak
bagus
* Difteria penyakit yang membahayakan dapat
mengancam jiwa
* Tatalaksana Difteria sangat dibutuhkan pada awal
penyakit sehubungan dengan toksin yang dibentuk oleh
kuman difteria .
* Pencegahan dengan vaksinasi harus tetap dijalankan
oleh semua bayi dan anak yang sudah terjadwal di
program imunisasi.
*
* Nama : KS
* Jenis Kelamin : Perempuan * Nama : E. A
* Usia : 6 tahun 2 bulan * Jenis kelamin: Laki-laki
* Alamat : Batang * Usia : 15 tahun 6 bulan
* No.CM : C669122 * Alamat : Mranggen,
Demak
* Masuk RS :
11/12/2017 * No.CM : C493047
* Masuk RS : 11/12/2017
Tonsilitis Difteri Pharyngitis Difteri
Tonsilitis Difteri Jackson II-III

* R. A
*Usia: 4 tahun 11 bulan
*Alamat: Kendal
*Tanggal MRS:
11/12/2017 ( malam )

Anda mungkin juga menyukai