Anda di halaman 1dari 5

WAHANA INOVASI VOLUME 7 No.

2 JULI-DES 2018 ISSN : 2089-8592

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING


DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2018
Henny Arwina Bangun, Afni Misrawati Simanjuntak
Email : henny_wina@yahoo.co.id
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

ABSTRAK penyakit tidak menular yang pada


umumnya bersifat kronis sehingga
Kanker nasofaring adalah kanker memerlukan waktu cukup panjang untuk
yang terbentuk dijaringan nasofaring, penyembuhannya. Penyakit tidak menular
yang merupakan bagian atas tenggorokan biasanya terjadi karena faktor keturunan
(faring) yang terletak dibelakang atau gaya hidup tidak sehat. Beberapa
hidung.karsinoma nasofaring termasuk contoh penyakit tidak menular ialah
dalam 5 besar tumor ganas dengan penyakit kanker, penyakit jantung,
frekuensi tertinggi di Indonesia. Terdapat diabetes melitus, kardiovaskular,
68 kasus kanker nasofaring di RSU Dr. pernafasan kronik, stroke, hipertensi,
Pirngadi Medan pada tahun 2016.Tujuan osteoporosis, cedera akibat kecelakaan,
penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak kekerasan dan lain sebagainya.
karakteristik penderita kanker nasofaring (Nugroho, 2014)
di RSU Dr.Pirngadi Medan. Beban penyakit ini terus berkembang
Jenis penelitian bersifat deskriptif mengalami peningkatan dari tahun ke
dengan desain time series. Penelitian ini tahun. Setidaknya 82% kematian terkait
dimulai dengan melakukan survei penyakit tidak menular yang diakibatkan
pendahuluan pada bulan Oktober 2016 – oleh kanker, kardioveskular, pernafasan
Juni 2017. Populasi dan sampel yaitu 68 kronis serta diabetes. (Ika, 2016)
kasus. Analisa data dilakukan dengan Kanker merupakan suatu golongan
menggunakan SPSS. penyakit yang ditimbulkan oleh sel
Hasil penelitian menyatakan bahwa tunggal yang tumbuh abnormal dan tidak
sebanyak 68 penderita KNF pada tahun terkendali, sehingga dapat menjadi tumor
2016 di RSU Dr.Pirngadi Medan dengan ganas yang dapat menghancurkan dan
jumlah pria lebih banyak yaitu 47 kasus merusak sel atau jaringan sehat. Hal ini
(69,1%), kelompok umur yang terbanyak merupakan suatu kondisi dimana sel telah
menderita KNF adalah 40-50 tahun kehilangan pengendalian dan mekanisme
(63,2%). Kebanyakan pasien datang normalnya sehingga mengalami
dengan stadium IVB (38,2%), kemudian pertumbuhan yang tidak normal, cepat
sebagian besar pasien diberikan serta tidak terkendali. Kanker bisa terjadi
kemoradiasi sebanyak 58,8 %. dimana saja, dari berbagai jaringan, dan
Disarankan bagi pihak RSU Dr. dalam berbagai organ. Seiring dengan
Pirngadi Medan diharapkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya,
melengkapi pencatatan rekam medis sel-sel kanker membentuk suatu massa
khususnya yang berkaitan dengan dari jaringan ganas yang menyusup ke
penyakit kanker nasofaring seperti jaringan di dekatnya dan bisa menyebar
stadium, keluhan dan pengobatan (jenis ke seluruh tubuh (Mulyani, 2013)
tindakan medis). Menurut data WHO tahun 2013,
insiden kanker meningkat dari 12,7 juta
Kata Kunci : Kanker Nasofaring, kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus
Karakteristik Penderita tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian
meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008
PENDAHULUAN menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker
penyebab nomor 2 didunia sebesar 13%
Penyakit tidak menular (PTM) ialah setelah penyakit kardiovaskular.
penyakit yang bukan disebabkan oleh Diperkirakan pada tahun 2030 insiden
kuman atau virus penyakit dan tidak kanker dapat mencapai 26 juta orang dan
ditularkan kepada orang lain, termasuk 17 juta diantaranya meninggal akibat
cedera akibat kecelakaan dan tindak kanker, terlebih untuk negara miskin dan
kekerasan. PTM menunjukkan sifat
2
Henny Arwina Bangun dan Afni Misrawati Simanjuntak : Karakteristik Penderita ……………...

berkembang kejadiannya akan lebih cepat Penanggulangan KNF sampai saat ini masih
(Purwadianto,2014) merupakan suatu masalah yang cukup sulit. Hal
Menurut data rawat inap rumah sakit ini karena etiologinya yang masih belum pasti.
Indonesia, insiden kanker tertinggi di Indonesia Selain itu letak nasofaring yang cukup
secara umum adalah kanker payudara sebanyak tersembunyi sehingga sulit untuk
8.082 kasus (18,4%), diikuti dengan kanker leher mendeteksinya.Gejala dini dari penyakit ini sering
rahim 4.554 kasus (10,3%), kanker hati dan tidak jelas dan tidak khas sehingga sering
saluran empedu 3.618 kasus (8,2%), kanker paru diabaikan.Sebagian besar gejala klinis baru
2.537 kasus (5,8%), kanker ovarium 2.314 kasus bermanifestasi setelah tumor bermetastasis ke
(5,3%), kanker kelenjar getah bening 1.022 kasus kelenjar getah bening (KGB) leher.Mutlak
(2,3%) kemudian kanker darah (leukimia) 3.189 dilakukan biopsi histopatologis sebagai konfirmasi
kasus (7,3%) dan lain sebagainya (Sirsi, 2014) diagnosis kanker ini.Pemeriksaan biopsi
Kanker nasofaring (KNF) adalah kanker yang nasofaring sering ditemukan hasil yang negatif
terbentuk dijaringan nasofaring, yang merupakan karena letak tumor yang tersembunyi mempersulit
bagian atas tenggorokan(faring) yang terletakdi pengambilan dan penanganan oleh dokter.
belakang hidung. KNF akan terlihat pada saat Pada stadium awal, pengobatan standar
sudah menyerang kelenjar getah bening yang untuk KNF adalah radioterapi karena sifatnya
akan menimbulkan benjolan pada kedua bagian yang radiosensitif. Pembedahan tidak berperan
leher. Karsinoma nasofaring merupakan tumor besar untuk mengobati karsinoma nasofaring
ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak tetapi dapat membantu dalam mengangkat sisa
ditemukan di Indonesia.Karsinoma nasofaring nodul di leher setelah diradiasi. Sementara
termasuk dalam 5 besar tumor ganas dengan kemoterapi memberikan harapan dalam
frekuensi tertinggi. Kanker ini hampir dua kali meningkatkan kontrol tumor dan survival pada
lebih umum menyerang kalangan laki-laki KNF stadium lanjut. (American Society of Clinical
daripada perempuan. Hal ini berkaitan dengan Oncology, 2012)
meningkatnya usia harapan hidup dan perubahan Menurut penelitian Hendrawan Ariwibowo,
pola hidup masyarakat,seperti kebiasaan faktor resiko yang memiliki hubungan kuat dan
menggunakan rokok dan alkohol. Klasifikasi WHO konsisten antara lain EBV dan riwayat keluarga
1991, KNF dibagi menjadi 3 tipe histopatologi dengan karsinoma nasofaring, sedangkan yang
yaitu tipe-1 (karsinoma sel skuamosa berkeratin) meiliki hubungan sedang-kuat dan konsisten
sekitar 10%, tipe-2 (karsinoma tidak berkeratin antara lain konsumsi ikan asin rutin dan genotip
berdiferensiasi) sekitar 15% dan tipe-3 (karsinoma HLA kelas I.Faktor resiko yang tidak selalu
tidak berkeratin tidak berdiferensiasi), tipe yang konsisten antara lain kurang makan sayur dan
ke-3 yang paling sering muncul (75%). (Munir, buah, merokok, kondisi traktus pernafasan kronik,
2010) makanan berpengawet lain dengan kekuatan
Gejala dini KNF dijumpai saat tumor masih lemah-sedang. Faktor resiko yang tidak
tumbuh dalam batas-batas nasofaring yang konsisten/inkonsisten meningkatkan faktor resiko
disebabkan oleh tumor primer berupa pilek dari karsinoma nasofaring antara lain inhalasi lain,
satu atau kedua hidung yang terjadi terus- obat herbal, debu pekerjaan, formaldehid dengan
menerus, lendir dapat bercampur darah atau kekuatan lemah-sedang.Sedangkan alkohol tidak
nanah. Gejala lanjut didapat saat tumor telah berhubungan dengan peningkatan resiko
tumbuh melewati batas nasofaring, baik berupa karsinoma nasofaring. (Ariwibowo, 2013)
metastasis ataupun infiltrasi dari tumor. (Herawati, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
2007) Kentjono(2003), sebanyak 60%-95% penderita
Dampak yang ditimbulkan dari KNF kanker nasofaring datang berobat pada stadium
diantaranya menurunnya berat badan lanjut. Selain itu, masih kurangnya pengetahuan
dikarenakan sulitnya menelan makanan, sress, dokter umum di puskesmas juga menjadi salah
depresi dan menarik diri dari lingkungan yang satu faktor yang menyebabkan diagnosis kanker
disebabkan oleh perubahan penampilan, dapat nasofaring terlambat. (Fles 2010)
menyebabkan gangguan pada produksi air liur, Menurut Globocan(2012),insiden KNF pada
kesulitan dalam proses berbicara, kesulitan dalam laki-laki diseluruh dunia adalah 61.000 dan angka
mengunyah dan menelan makanan serta kematian akibat kanker nasofaring sebesar
meningkatkan risiko terjadi infeksi pada mulut dan 36.000 sedangkan kejadian pada perempuan
gigi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya asupan sebesar 26.000 dan angka kematiannya sebesar
nutrisi secara oral dan menyebabkan penurunan 15.000. Pada kedua jenis kelamin,insiden kanker
daya tahan tubuh, mudah terkena infeksi dan nasofaring sebesar 87.000 dan angka
penurunan berat badan (Sudiasa,Tjekeg, 2012) kematiannya sebesar 51.000. Prevalensi kanker
nasofaring di Indonesia cukup tinggi, yaitu 1,2
3
Henny Arwina Bangun dan Afni Misrawati Simanjuntak : Karakteristik Penderita ……………...

kasus per 100.00 penduduk dan ditemukan nasofaring di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
12.000 kasus baru per tahun. (Adham,2005) 2018.
Insiden KNF yang paling tinggi adalah ras
Mongoloid di Asia dan China Selatan, dengan METODE PENELITIAN
frekuensi 100 kali disbanding frekuensi KNF pada
ras Kaukasia. Prevalensi KNF pada populasi Jenis penelitian yang digunakan dalam
Jepang dan Indian dilaporkan sangat rendah. penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain
Sedangkan prevalensi yang sedang dijumpai di time series yaitu mengetahui gambaran
Malaysia, Singapura, Israel, Alaska dan pada karakteristik penderita kanker nasofaring di RSUD
penduduk emigran China selatan di Amerika Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016 sampai Tahun
Serikat. Prevalensi KNF di Provinsi Guangdong 2017.
China Selatan adalah 39,84/100.000 penduduk. Lokasi penelitian ini adalah di wilayah RSUD
Prevalensi KNF di Indonesia adalah 3,9/100.000 Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini mulai
penduduk setiap tahun. Di RS H. Adam Malik dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 – Juni
Medan, Provinsi Sumatera Utara, penderita KNF 2017.
ditemukan pada lima kelompok suku. Suku yang Populasi penelitian ini adalah seluruh
paling banyak menderita KNF adalah suku Batak penderita kanker nasofaring yaitu sebanyak 68
yaitu 46,7 % dari 30 kasus(Munir, 2010) data di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
KNF dapat mengenai berbagai umur, Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak
tersering umur 40-60 tahun. Mulai meningkat 68 populasi kanker nasofaring di RSUD Dr.
setelah umur 20 tahun dan menurun setelah umur Pirngadi Medan Tahun 2016 sampai Tahun 2017.
60 tahun. Angka kejadian KNF pada anak
bervariasi antara 1-5 % dari seluruh kejadian HASIL PENELITIAN
kanker pada anak. Pria lebih banyak daripada
wanita, yaitu 3 : 1.Selain itu faktor lingkungan dan Tabel 1 memperlihatkan bahwa ada 68 kasus
faktor genetik, juga terlibat dalan proses multistep KNF yang menunjukkan bahwa sebagian besar
karsinogenik. adalah umur 40-50 tahun yaitu 48 orang (63,2%)
Pada faktor genetik, kerabat pertama, kedua, dan responden yang paling sedikit adalah umur <
ketiga pasien karsinoma nasofaring. Orang yang 40 tahun (11,8%). Berdasarkan jenis kelamin
mempunyai keluarga tingkat pertama karsinoma menunjukkan bahwa sebagian besar laki-laki yaitu
nasofaring mempunyai resiko empat sampai 47 orang (69,1%) dan selebihnya berjenis kelamin
sepuluh kali dibanding yang tidak. Resiko kanker perempuan yaitu ( 30,9%).
kelenjar air liur dan serviks uterus juga meningkat
pada keluarga dengan kasus karsinoma Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker
nasofaring (Ihsan, 2015). Nasofaring Berdasarkan
Upaya pencegahan KNF adalah pemberian Sosiodemografi yang Dirawat di RSU
vaksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016 -2017
didaerah dengan resiko tinggi. Penerangan akan No Sosiode F Proporsi(%)
kebiasaan hidup yang salah serta mengubah cara mografi
memasak makanan untuk mencegah kesan buruk 1. Umur
yang timbul dari bahan-bahan yang (tahun) 8 11,8
berbahaya.penyuluhan mengenai lingkungan
< 40 43 63,2
hidup yang tidak sehat, meningkatkan keadaan
sosial-ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan tahun 17 25,0
dengan kemungkinan-kemungkinan faktor 40-50
penyebab. Akhir sekali, melakukan tes serologik tahun
IgA-anti VCA dan IgA anti EA bermanfaat dalam >50
menemukan karsinoma nasofaring lebih dini tahun
(Utama, 2014) Total 68 100
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang 2. Jenis
dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan di dapat
Kelamin : 47 69,1
pasien KNF rawat inap pada tahun 2015-2016
sebanyak 68 orang. Pasien yang datang berobat Laki-Laki 21 30,9
poli onkologi pada tahun 2015-2016 sebanyak Perempu
2036 orang, poli THT sebanyak 6368 orang, dan an
yang kemoterapi sebanyak 350 orang. Total 68 100
Dari data diatas, maka peneliti tertarik ingin
mengetahui karakteristik penderita kanker
4
Henny Arwina Bangun dan Afni Misrawati Simanjuntak : Karakteristik Penderita ……………...

Dari Tabel 2 diketahui bahwa dari 68 Distribusi Proporsi Penderita Kanker


responden, sebagian besar responden stadium Nasofaring Berdasarkan Jenis Kelamin
IVyaitu 26 orang (20,6%) dan yang paling sedikit Berdasarkan hasil penelitian dapat dilhat
pada stadium I yaitu 7orang (10,3%). bahwa proporsi jenis kelamin teringgi adalah jenis
laki-laki yaitu 47 orang (69,1%) dan proporsi jenis
kelamin terendah adalah perempuan yaitu
(30,9%).
Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat
Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker bahwa jumlah penderita KNF lebih banyak pada
Nasofaring Berdasarkan Stadium yang jenis kelamin laki-laki daripada perempuan,
Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan perbandingan 2:1. Hal ini kemungkinan
Tahun 2016-2017 disebakan estrogen dan progesteron yang
Stadium F Proporsi mendukung pertumbuhan dari sel kanker.
(%)
I 7 10,3 Distribusi Proporsi Penderita Kanker
II 14 20,6 Nasofaring Berdasarkan Jenis Stadium
Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian
III 21 30,9
responden yaitu sebagian besar responden
IV 26 38,2 stadium IV yaitu 26 orang (38,2%), stadium III
Total 68 100 yaitu 21 orang (30,9%), stadium II yaitu 14 orang
(20,6%), dan yang paling sedikit pada stadium I
Dari Tabel 3 diketahui bahwa dari 68 yaitu 7 orang (10,3%).
responden, pengobatan yang dilakukan sebagian Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat
besar menunjukkan bahwa responden dengan bahwa jumlah penderita KNF lebih banyak pada
pengobatan kemoradiasi ada sebanyak 40 orang stadium IV (lanjut), hal ini mungkin dikarenakan
(58,8 %). kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang
ke dokter sampai keluhannya memburuk. Selain
Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker itu masih banyak masyarakat yang kurang
Nasofaring Berdasarkan Pengobatan menyadari ketika ada tanda-tanda kanker.
yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Sehingga banyak pasien yang melakukan
Medan Tahun 2016-2017 pengobatan alternatif, akhirnya pemerikasaan dan
Pengobatan F Proporsi (%) tindakan kerap ditunda-tunda. Dengan menunda
Radioterapi 7 10,3 pemeriksaan, tanpa disadari kanker bisa
bertambah parah dan menyebar ke organ tubuh
Kemoterapi 21 30,9
lainnya. Berbagai hal itulah yang menyebabkan
Kemoradiasi 40 58,8 banyak pasien kanker datang berobat saat sudah
stadium IV (stadium lanjut).
Total 68 100
Distribusi Proporsi Penderita Kanker
Nasofaring Berdasarkan Jenis Pengobatan
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa, pengobatan yang dilakukan sebagian
Distribusi Proporsi Penderita Kanker besar menunjukkan bahwa responden dengan
Nasofaring Berdasarkan Umur pengobatan kemoradiasi ada sebanyak 40 orang
Berdasarkan hasil penelitian proporsi umur (58,8 %).
penderita kanker nasofaring tertinggi pada Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat
kelompok umur 40-50 tahun (63,2%) dan bahwa jumlah penderita KNF di RS Pirngadi lebih
terendah pada kelompok umur <40 tahun (11,8%). banyak pada pengobatan kemoradiasi. Hal ini
Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
bahwa jumlah penderita KNF meningkat setelah kemoradiasi pada stadium IV (stadium lanjut).
umur 40 tahun. Hal tersebut terjadi karena
semakin tua umur seseorang maka tingkat KESIMPULAN DAN SARAN
kekebalan tubuh juga mulai menurun maka
mudah bagi virus penyebab kanker nasofaring Kesimpulan
untuk berkembang dalam tubuh. Karena itu, 1. Proporsi penderita kanker nasofaring
kekebalan tubuh sangat penting dalam melindungi berdasarkan sosiodemografi diperoleh
tubuh dari serangan virus atau kuman penyakit. jumlah tertinggi pada kelompok umur 40-
Dibutuhkan kekebalan tubuh kuat untuk melawan
perkembangan dan pertumbuhan virus.
5
Henny Arwina Bangun dan Afni Misrawati Simanjuntak : Karakteristik Penderita ……………...

50 tahun (63,2%), jenis kelamin adalah American cancer society., 2011. Nasopharingeal
laki-laki (69,1%). cancer. USA: American Cancer
2. Proporsi penderita kanker nasofaring Society.http://www.cancer.org/acs/groups/ci
berdasarkan stadium tertinggi adalah d/documents/webcontent/00324 pdf.pdf
stadium IV (38,2%). (pada tanggal 12 juli 2011)
3. Proporsi penderita kanker nasofaring
berdasarkan pengobatan tertinggi adalah Ariwibowo H., 2013. Faktor Resiko Karsinoma
kemoradiasi (58,8%). Nasofaring. http://
www.kalbemed.com.portals
Saran
1. Kepada Pimpinan RSU Dr.Pirngadi Bustan., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak
Medan, disarankan kepada pimpinan Menular, Cetakan II, Rineka Cipta.Jakarta
untuk menginstruksikan kepada tenaga
kesehatan rumah sakit agar memberikan DrHendra Utama., 2014. Buku Ajar Ilmu
penyuluhan kesehatan kepada pasien Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
tentang pencegahan dan pengobatan Kepala dan Leher; Edisi Ketujuh. UI
penyakit kanker nasofaring.
2. Kepada Petugas kesehatan RSU Dr. George L., Adamsdkk,. Buku Ajar Penyakit THT :
Pirngadi Medan, disarankan kepada Edisi 6. Jakarta : EGC ; 1997
perawat untuk meberikan pemahaman
dan informasi dalam pengobatan kanker Melani., 2013. Karakteristik Penderita Kanker
nasofaring bagi pasien penderita kanker Nasofaring di RS . Adam MalikMedan
nasofaring yang pulang dengan alas an Tahun 2010. download.portalgaruda.org
sembuh (tanpa indikasi medis) untuk
menghindari terjadi komplikasi pada Munir, D., 2010. Karsinoma Nasofaroing Kanker
penderita. Tenggorok; Edisi Revisi. USU
3. Kepada penderita, disarankan bagi
penderita dengan konservatif setelah Mukawi., 1975. Patologi Carcinoma
dinyatakan sembuh juga disarankan Nasopharynx.Bandung : Fakultas
melakukan pengontrolan untuk Kedokteran Universitas padjajaran
mengetahui keadaan kanker nasofaring.
4. Kepada peneliti selanjutnya, perlu Purwadianto., 2014. Hilangkan Mitos Tentang
diadakan penelitian lebih lanjut dilihat dari Kanker. www.depkes.go.id
data primer dengan faktor umur, jenis
kelamin, stadium, pengobatan untuk Tricia., 2012. Hubungan Status Nutrisi Penderita
melihat perilaku pasien dalam kehidupan Kanker Nasofaring StadiumLanjut dengan
sehari-hari agar terhindar dari penyakit Kejadian Mukositis Sesudah Radioterapi.
kanker nasofaring www.orli.or.id

Yudharto., 2011. Merokok Dapat Menyebabkan


DAFTAR PUSTAKA Kanker Nasofaring.
kankernasofaring.blogspot.com
Aida. 2016. Resiko Terjadinya Kanker
Nasofaring Bila Sering Mengkonsumsi Ikan Zaluchu., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan,
asin. http://www.rsuppersahabatan.co.id Cita Pustaka Media, Bandung

Anda mungkin juga menyukai