Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kanker Ovarium adalah proses keganasan primer yang terjadi pada ovarium. Meskipun
pemeriksaan fisik dilakukan dengan cermat, kanker ovarium seringkali sulit dideteksi karena biasanya
terdapat jauh didalampelvis (Brunner, 2017). Tumor ovarium terjadi atas 3 kelompok, yaitu tumor
jinak, borderline (kanker deferensiasi sedang), dan tumor ganas. Kanker ovarium diperkirakan 30%
terjadi dari seluruh kanker pada system genetalia wanita (Arania & windarti, 2016).
Menurut American Cancer Society tahun 2021, kanker ovarium menduduki peringkat kelima dari
seluruh kanker yang ditemukan pada wanita. Sekitar 22.280 kasus baru kanker ovarium terdiagnosis
dan 14.240 wanita meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kelangsungan hidup
5 tahun hanya sekitar 46,2%.
Berdasarkan laporan International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2020 angka
kejadian kanker ovarium pada tingkat global adalah 3,6% dari 100.000 penduduk. Kelangsungan
hidup diperkirakan dalam 5 tahun pada stadium I, II, III dan IV yaitu masing-masingnya sekitar 90%,
70%, 39%, dan 17%. Data Globocan tahun 2012, insiden dan mortalitas kanker ovarium di Asia
menempati urutan ke Sembilan dari penyakit-penyakit kanker yang menyerang pada system genetalia
wanita. Insiden kanker ovarium di Asia Tenggara sebanyak 47.689 atau sebanyak 47.689 atau
sebanyak 5,2% dari seluruh usia pada wanita (IARC, 2020). Penduduk Indonesia yang menderita
kanker ovarium menduduki urutan keenam terbanyak setelah karsinoma serviks, payudara, kolorektal,
kulit, dan limfoma. Insiden kanker ovarium di Indonesia sebanyak 9.664 kasus atau 6,2% dengan
angka mortalitas 7.031 kasus. Data kanker di RS Kanker Dharmais tahun 2017-2020 pada penyakit
kanker ovarium di tahun 2017 terdapat 113 kasus dan kematian sebanyak 22 kasus, pada tahun 2018
terdapat 146 kasus dan kematian sebanyak 31 kasus, tahun 2017 terdapat 144 kasus dan kematian
sebanyak 27 kasus, tahun 2020 terdapat 134 kasus dan kematian sebanyak 46 kasus (Kementrian
Kesehatan republic Indonesia, 2020).
Penyebab kanker ovarium masih belum jelas, namun beberapa factor yang mungkin berkaitan
dengan timbulnya penyakit ini antara lain: factor reproduksi, factor haid, factor lingkungan, dan factor
gentik (Kampono N, dkk, 2018). Mayoritas kanker ovarium adalah jenis sel epitel yang berasal dari
epitel ovarium. Kelompok lainnya yaitu non epithelial, termasuk diantaranya ialah sel tumor germinal,
dan tumor sex-cord stromal. Terdapat beberapa stadium pada kanker ovarium yang dibagi menurut
International Federation of Gynecologi and Obstetri (FIGO) tahun 1988. dalam penanganan kanker
ovarium dilaksanakan berdasarkan stadium penyakit. Prognosis kanker ovarium buruk pada pasien
stadium menengah dan lanjut (Jihong L, 2011).
Dampak dari kanker ovarium pada stadium awal tidak mengalami perubahan pada tubuh yang
tidak begitu terasa pada diri wanita karena seluruh usia pada wanita (IARC, 2012). Penduduk
Indonesia yang menderita kanker ovarium menduduki urutan keenam terbanyak setelah karsinoma
serviks, payudara, kolorektal, kulit, dan limfoma. Insiden kanker ovarium di Indonesia sebanyak
9.664 kasus atau 6,2% dengan angka mortalitas 7.031 kasus. Data kanker di RS Kanker Dharmais
tahun 2010-2013 pada penyakit kanker ovarium di tahun 2010 terdapat 113 kasus dan kematian
sebanyak 22 kasus, pada tahun 2011 terdapat 146 kasus dan kematian sebanyak 31 kasus, tahun 2012
terdapat 144 kasus dan kematian sebanyak 27 kasus, tahun 2013 terdapat 134 kasus dan kematian
sebanyak 46 kasus (Kementrian Kesehatan republic Indonesia, 2015)
Penyebab kanker ovarium masih belum jelas, namun beberapa factor yang mungkin berkaitan
dengan timbulnya penyakit ini antara lain : factor reproduksi, factor haid, factor lingkungan, dan
factor gentik (Kampono N, dkk, 2013).
Mayoritas kanker ovarium adalah jenis sel epitel yang berasal dari epitel ovarium. Kelompok
lainnya yaitu non epithelial, termasuk diantaranya ialah sel tumor germinal, dan tumor sex-cord
stromal. Terdapat beberapa stadium pada kanker ovarium yang dibagi menurut International
Federation of Gynecologi and Obstetri (FIGO) tahun 1988. dalam penanganan kanker ovarium
dilaksanakan berdasarkan stadium penyakit. Prognosis kanker ovarium buruk pada pasien stadium
menengah dan lanjut (Jihong L, 2015).
Dampak dari kanker ovarium pada stadium awal tidak mengalami perubahan pada tubuh yang
tidak begitu terasa pada diri wanita karena awal perubahannya di dalam tubuh mengalami keputihan
yang dianggap wanita adalah hal yang biasa. Pada stadium lanjut yaitu stadium II-IV akan mengalami
perubahan pada tubuh karena sudah bermetastase ke jaringan luar pelvis misalnya jaringan hati,
gastrointestinal, dan paru-paru sehingga akan menyebabkan anemia, asites, efusi pleura, nyeri ulu hati
dan anoreksia (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2018). Asuhan keperawatan terdiri atas pendidikan
kesehatan, dukungan fisik dan emosi untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan. Selama hospitalisasi,
perawat melakukan pemantauan fisiologis dan prosedur teknis, serta memberikan tindakan
kenyamanan. Perawat memberikan dukungan untuk membantu keluarga berkoping dan menyesuaikan
diri, memberikan kesempatan pada mereka untuk menceritakan dan mengatasi rasa takut, serta
membantu mengkoordinasikan sumber dukungan bagi keluarga dan proses pemulihan (Reeder, dkk,
2018).
Peran perawat pada kasus kanker ovarium yaitu melakukan asuhan keperawatan mulai dari : (1)
pengkajian keperawatan, data dapat diperoleh dari riwayat kesehatan, keluhan utama pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. (2) diagnose keperawatan, setelah pengkajian
lengkap maka perawat merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang muncul dari
hasil pengkajian. (3) intervensi keperawatan, perawat menentukan prioritas masalah, tujuan, kriteria
hasil, serta menyusun intervensi. (4) implementasi keperawatan, perawat melakukan tindakan
keperawatan secara mandiri (teknik non farmakologiuntuk mengatasi nyeri) kolaborasi (5) evaluasi
keperawatan, perawat memantau perkembangan kesehatan pasien (Moorhead, S. dkk, 2016).

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada umumnya
baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang terbukti untuk
kanker ovarium. Tidak ada tandatanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami
ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digitulio, 2014). Kanker ovarium adalah kanker
ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai histologi yang menyerang pada semua umur.
Tumor sel germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia 50 tahun (Manuaba, 2013).
2. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Factor resiko terjadinya kanker
ovarium (Manuaba, 2013) sebagai berikut :
a. Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi dinegara industry
b. Faktor reproduksi
Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko menderita
kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epiteliel ovarium. Induksi ovulasi
dengan menggunakan clomipen sitrat meningkatkan resiko dua sampai tiga kali. Kondisi
yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi resiko terjadinya kanker.
Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50% jika dikonsumsi selama lima tahun atau
lebih. Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian ASI
c. Faktor genetic
5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu saudara dan
meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.
3. Patofisiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namunnmultifaktoral. Resiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan factor lingkungan, reproduksi dan genetik.
Faktorfaktor lingkungan yang berkaitan dengan dengan kanker ovarium epitel terus menjadi
subjek perdebatan dan penelitian. Insiden tertinggi terjadi di industri barat. Kebiasaan makan,
minum kopi, dan merokok, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu
dianggap mungkin menyebabkan kanker. Penggunaan kontrasepsi oral tidakmeningkatkan
resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi penggantian estrogen pascamenopause untuk 10
tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium.
Gengen supresor tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan
penting pada beberapa keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan
variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium.
Bila yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk
menderita kanker ovarium. Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi.
Kanker ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori besar : 1. Tumortumor epiteliel, 2.
Tumor stroma gonad, dan 3. Tumor-tumor sel germinal. Keganasan epiteliel yang paling sering
adalah adenoma karsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai berkembang dari
permukaan epitelium, atau serosa ovarium.
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga
implantasi dan pertumbuhan. Keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan
intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran
sel-sel ganas. Semua kelenjer pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala
atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh,
mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi.pada beberapa perempuan dapat
terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia endometrium bila tumor
menghasilkan estrogen, beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi.
Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan
dalam tumor, ruptur, atau torsi ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama
pemeriksaan pelvis rutin. Pada perempuan pramenopause, kebanyakan massa adneksa yang
teraba bukanlah keganasan tetapi merupakan kista korpus luteum atau folikular. Kista
fungsional ini akan hilang dalam satu sampai tiga siklus menstruasi. Namun pada perempuan
menarkhe atau pasca menopause, dengan massa berukuran berapapun, disarankan untuk
evaluasi lanjut secepatnya dan mungkin juga eksplorasi bedah. Walaupun laparatomi adalaha
prosedur primer yang digunakan untuk menentukan diagnosis, cara-cara kurang invasif, )misal
CT-Scan, sonografi abdomen dan pelvis) sering dapat membantu menentukan stadium dan
luasnya penyebaran. Lima persen dari seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad,
2 % dari jumlah ini menjadi keganasanovarium. WHO (World Health Organization),
mengklarifikasikan neoplasma ovarium ke dalam lima jenis dengan subbagian yang multipel.
Dari semua neoplasma ovarium, 25 % hingga 33 % tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker
ovarium berkembang dari bagian kista dermoid. Eksisi bedah adalah pengobatan primer untuk
semua tumor ovarium, dengan tindak lanjut yang sesuai, tumor apa pun dapat ditentukan bila
ganas.

4. Pathway

5. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2014), klasifikasi stadium kanker ovarium menurut FIGO (Federation
International de Gynecologis Obstetricts) 1988 sebagai berikut.
Stadium FIGO Ketegori

Stadium 1 Tumor terbatas pada ovarium

1a Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh,


tidak ada tumor pada permukaan luar, tidak
terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada
bilasan peritoneum
1b Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh,
tidak terdapat tumor pada permukaan luar, tidak
terdapat sel kanker pada cairan asites atau bilasan
peritoneum
1c Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium
dengan satu dari tandatanda sebagai berikut :
kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul.
Sel kanker postitif pada cairan asites atau bilasan
peritoneum
Stadium II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke pelvis
IIa Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopi.
Tidak ada sel kanker di cairan asites atau bilasan
peritoneum
IIb Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel
kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum
IIc Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker
positif pada cairan asites atau bilasan peritoneum
Stadium III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan
metastasis ke peritoneum yang dipastikan secara
mikroskopik diluar pelvis atau metastasis ke
kelenjar getah bening regional
IIIa Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis

IIIb Metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis


dengan diameter terbesar 2 cm atau kurang
IIIc Metastasis peritoneum diluar pelvis dengan
diameter terbesar lebih dari 2 cm atau metastasis
kelenjar getah bening regional
IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila
terdapat efusi pleura, maka cairan pleura
mengandung sel kanker positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati.

6. Manifestasi Klinis
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti, perut
membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat karena adanya
massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung,
konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens.
peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.
7. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai stadium IIA dan
dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan dapat
meninggalkan ovarium pada pasien usia pramenopouse. Kanker ovarium dengan
diameter lebih dari 4 cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan
kemoradiasi dari pada operasi. Histerektomi radikal mempunyai mortalitas kurang dari
1%. Morbiditas termasuk kejadian fistel (1% sampai 2%), kehilangan darah, atonia
kandung kemih yang membutuhkan katerisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa
antagonis

b. Radioterapi Terapi
radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium II B sampai IV
atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tetapi bukan kandidat untuk
pembedahan. Penambahan cisplatin selama radio terapi whole pelvic dapat
memperbaiki kesintasan hidup 30% sampai 50%.
c. Kemoterapi
Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau untuk terapi
paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif adalah ciplastin. Carboplatin
juga mempunyai aktivitas yang sama dengan cisplatin
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium meliputi pemberian edukasi dan
informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta
ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013). Intervensi
keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan rasa takut,
membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan dukungan spiritual,
meningkatkan kualitas sumber daya keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan diri
untuk meghadapi masalah
8. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat bermanfaat untuk wanita
yang beresiko tinggi. Pemeriksaan praoperasi dapat mencakup enema barium atau kolonoskopi,
serangkaian pemeriksaan GI atas, MRI, foto ronsen dada, urografi IV, dan pemindaian
CT.Scan. Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda
atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen karsinoembrionik,
dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang mengarah ke komplikasi.
Format Laporan Kasus Keperawatan Medikal Bedah

Laporan Kasus Kelolaan

Nama Mahasiswa : Wenti Maisa Putri


NIM : 22131309
Ruang Praktek : Kebidanan
Minggu ke - :1
Tanggal Pengkajian :14 September 2022

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Pasien
Nama :Ny.y No.Rek.Medis : 01-11-10-98
Umur : 55 tahun
Agama : islam
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status perkawinan :
Alamat : solok, sumatera Barat
Tanggal masuk : 13 september 2022
Yang mengirim : Poli Kebidanan
Cara masuk RS : Rujukan Dari Rs lain
Diagnosa medis : Ca ovarium Residif
Identitas Penanggung Jawab
Nama :Aditya
Umur :27 tahun
Hub dengan pasien : anak
Pekerjaan :wiraswasta
Alamat : Solok, Sumatera Barat
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama (saat masuk rumah sakit dan saat ini)
Ny.y 55 tahun, datang ke Rs dengan nyeri di perut 3 minggu yang lalu melalui poli
kebidanan terdapat pertumbuhan sel kanker , ny.y menjalani operasi kedua pada tanggal 16
2022 dan operasi pertama di tanggal 2021. Pada saat pengkajian ibu mengatakan nyeri
Dengan skala 6, ny.y tampak meringis, ny.y mengatakan badan terasa lemas TD 110/70

Mmhg, N 84, S 36,3, P 19, Hb 8,4 gr/dl

Alasan masuk rumah sakit


Ny.y mengeluh nyeri di perut 3 minggu yang lalu

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


tidak ada Riwayat jantung , paru- paru dan DM

c. Riwayat kesehatan keluarga


tidak ada keluarga dengan Riwayat penyakit

3. POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN


Persepsi terhadap penyakit :

4. POLA NUTRISI/METABOLISME
BB : 48 kg
TB : 150
IMT : 21,3
Penurunan BB dalam 6 bulan terakhir :
Pola
Makan Di
rumah
Frekuensi :

Makan Pagi : nasi, lauk pauk, sayur mayur


Makan Siang : nasi, lauk pauk, sayur mayur
Makan Malam : nasi, lauk pauk, sayur mayur
Pantangan/Alergi : tidak ada
Makanan yang disukai : nasi goreng
Di rumah sakit
Jenis diet dan jumlah kalori : MC RD II tanpa serat 6x250
Nafsu Makan: ( ) Normal ( ) Meningkat (v) Menurun ( ) Penurunan Sensasi
Kecap Jumlah diet yang dihabiskan : setengah porsi
Keluhan mual / muntah :
Penggunaan NGT : (v) Tidak ( ) Ya
Kesulitan Menelan (Disfagia): (v) Tidak ( )Makanan Padat ( ) Cair
Skrining Nutrisi

Indikator Penilaian Malnutrisi Sko


r
0 1 2 Nilai
1. Nilai IMT 18,5- 17-18,4 / 23- <17 / 0
22,9 24,9 >23
2. Apakah pasien kehilangan BB <5% 5-10% >10% 0
dalam
waktu 3 bulan terakhir?
3. Apakah pasien dengan asupan baik kurang Sangat 2
makanan kurang lebih dari 5 hari? kurang
4. Adanya kondisi penyakit pasien tidak Ya 2
yang
mempunyai resiko masalah nutrisi
5. Pasien sedang mendapat diet tidak Ya
makanan
Tertentu
TOTAL SKOR

Jika total skor :


0 = risiko
rendah 1 =
risiko sedang
>2 = risiko tinggi
Pola Minum
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 8x/ hari Frekuensi : 8 x/hari
Jenis : air putih Jenis : air putih
Jumlah : 2 liter Jumlah : 2 liter
Pantangan : tidak ada Pembatasan cairan :
Minuman : air putih
disukai

Intake cairan 24 jam (uraikan apa saja intake pasien):

IWL :
Ouput Cairan 24 jam (uraikan apa saja ouput pasien) :
Perhitungan Balance Cairan :

Perubahan pada kulit


Keluhan pasien terkait masalah kulit (misalnya kering, gatal, adanya lesi)
:

Pengkajian adanya luka/ulcer


Ukuran luka :

Kondisi luka : -
Gambar luka -
5POLA
ELIMINASI

a. BAB
Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : 1x/hari
Frekuensi :1x/hari
Konsistensi
Konsistensi :lunak
:lunak
Warna : (v ) kuning ( ) ada darah
Warna
( ) lainnya, .............
: kuning

Tgl defekasi terakhir


Masalah di rumah sakit : ( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinensia, lama masalah dialami : tidak
ada masalah
Kolostomi : (v) tidak ( ) ya, jika ya, posisi kolostomi di :
Output kolostomi berupa :
Keluhan pasien terkait kolostomi :
b. BAK
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 4-6x/hari
Frekuensi : 4-6x/hari
Jumlah : 1-2 liter
Jumlah : 1-2 liter
Warna : kuning keemasan
Warna : kuning keemasan
Masalah di rumah sakit : ( )Disuria ( ) Nokturia ( ) Hematuria ( ) Retensi ( )
Inkontinensia : (v) Tidak ( ) Ya ( ) Total ( ) Siang hari ( ) Malam
hari ( ) kadang-kadang
( ) Kesulitan menahan berkemih ( ) Kesulitan mencapai toilet
Kateter : () tidak ( ) ya

5. POLA AKTIVITAS /LATIHAN


a. Kemampuan Perawatan Diri:

Kebersihan diri (x/hari)


Di rumah Di rumah sakit
Mandi : 2x/hari
Mandi : 1x hari
Gosok gigi
Gosok gigi :2x/hari
:2x/hari
Keramas :1x/minggu
Keramas
Potong kuku : 1x/minggu
:2x/minggu
Potong kuku
: 1x/minggu

c. Alat bantu : ( v) Tidak ada ( ) Kruk ( ) Pispot ditempat tidur ( ) Walker ( ) Tongkat
( ) kursi roda
d. Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan

e. Olah raga : ( ) ya (v) tidak


f. Kekuatan otot:

7. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Di rumah Di rumah sakit
Waktu tidur : Siang 2jam Waktu tidur : Siang 3 jam
:Malam 6 jam :Malam 6 jam
Jumlah jam tidur : 8 jam Jumlah jam tidur : 9 jam

Masalah di RS ( )Tidak ada (v)Terbangun ( )Terbangun dini ( )Insomnia ( )Mimpi buruk


Merasa segar setelah tidur ( ) Ya ( ) Tidak
8. POLA KOGNITIF –PERSEPSI
Status mental: (v) Sadar( ) Afasia resptif ( ) Mengingat cerita buruk ( ) Terorientasi
( ) kelam fikir ( )Kombatif ( )Tak responsif
Bicara: (v) Nomal ( ) Tak jelas ( ) Gagap ( ) Afasia ekspresif
Bahasa sehari-hari : ( ) Indonesia ( ) Daerah (v)
) lain-lain Kemampuan membaca : ( ) bisa (
) Tidak
Kemampuan berkomunikasi: (v ) bisa ( )
Tidak Kemampuan memahami : (v ) bisa ( )
Tidak
Tingkat Ansietas: (v ) Ringan ( ) Sedang( ) Berat( ) Panik
Sebab, .........................................................
Pendengaran: (v ) DBN( ) kesukaran ( kanan kiri) ( ) Tuli ( Kanan
Kiri ( ) Alat bantu dengar( ) Tinnitus
Penglihatan: (v ) DBN( ) Kacamata( ) lensa kontak
( ) Kerusakan ( Kanan kiri) ( ) Buta ( Kanan
Kiri) ( ) Katarak ( Kanan
Kiri) ( ) Glaukoma
Vertigo: () Ya (v) Tidak
Ketidaknyamanan/Nyeri: Tidak ada Akut Kronik
Deskripsi : P :.....................................................................................................................................
Q :..seperti ditusuk......................................................................................................
R :.....................................................................................................................................
S : 6....................................................................................................................................
T : ....................................................................................................................................
Penatalaksanaan nyeri: Tarik napas dalam

9. POLA PERAN HUBUNGAN


Pekerjaan :
Status Pekerjaan: ( ) Bekerja(v) Ketidakmampuan jangka pendek
( ) Ketidakmampuan jangka panjang( ) Tidak bekerja
Sistem pendukung: ( v) Pasangan( ) Tetangga/teman ( ) tidak ada
Keluarga serumah keluarga tinggal berjauhan
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan dirumah sakit:

Kegiatan sosial :
Lain-lain:

10. POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI


Tanggal Menstruasi Akhir(TMA) :
Masalah Menstruasi: ( ) Ya,.......................( ) Tidak
Pap Smear Terakhir:
Pemeriksaan Payudara/Testis Mandiri Bulanan: () Ya(v) Tidak
Masalah Seksual berhubungan dengan penyakit:
11. POLA KOPING-TOLERANSI STRES
a. Masalah selama di rumah sakit (penyakit, finansial, perawatan diri)

b. Kehilangan/perubahan besar di masa lalu: ( ) tidak ( ) ya,

c. Hal yang dilakukan saat ada masalah:

d. Penggunaan obat untuk menghilangkan stress:

e. Keadaan emosi dalam sehari-hari: santai tegang

12. POLA KEYAKINAN NILAI


Agama: Islam Katolik Roma Protestan Hindu Budha
Pantangan Keagamaan: Tidak Ya (uraikan)

Pengaruh agama dalam kehidupan:

Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini: Ya Tidak


13. PEMERIKSAAN FISIK

Gambaran
Tanda Vital Suhu : .36,3 c................. Lokasi : ....axilla............
Nadi :84x/menit ............... Irama : ......................Pulsasi................
TD : 102/54................... Lokasi : ................................
RR : 19........................ Irama : ....................................
Tinggi badan 150
Berat badan sebelum masuk RS : ......48 kg......., rumah sakit :.............
LILA
Kepala : Rambut bersih
Rambut Mata simetris kiri dan kanan, pupil isokor, kunjungtiva anemis
Mata Tidak ada pernapasan cuping hidung, bibir pucat,
Hidung Telinga simetris kiri dan kanan
Mulut
Telinga
Leher
Trakea Letak posisi trakea ditengah
JVP Tidak ada kelenjar tiroid
Tiroid Nodus Tidak ada kelenjar limfe
Limfe
Dada I : bentuk torak
Paru simetris kiri
dan kanan
P: Tidak ada
krepitasi
P: Sonor
A; Suara napas
vestikular
Jantung

Abdomen IAP
P

Ekstremitas Kekuatan otot Inspeksi


Muskuloskeletal/Sendi Palpasi
Vaskular Perifer

Integumen Kulit terlihat,


terpasang infus
diekstremitas kiri
turgor kulit baik terasa
hangat
Neurologi
Status mental/GCS
Saraf cranial Reflek
fisiologi
Reflek patologis Tidak terdapat luka/lesi, tidak ada pembengkakan pada payudara

Payudara

Genitalia

Rectal

14. PEMERIKSAAN
PENUNJANG Diagnostik

Laboratorium
- Hb : 8,4
- Leukosit : 10,26
- Trombosit : 379
- Hematokrit :26
- Eritrosit :3,18
- Mcv : 83
- Mchc :32

15. TERAPI
- Sodium bikarbonat : 3x1
- Cefixime :2x1
- Ceftriaxone
- Cureuma : 1x1

PERENCANAAN PEMULANGAN
Rencana Tindak Lanjut:
B. ANALISA DATA

No Data Penunjang Masalah Etiologi WOC


Keperawatan
1. Ds: Nyeri akut Agen
- Ny.y mengatakan pencenderaan
nyeri di perut fisiologis
Do:
- Skala nyeri 6
- Klien tampak
menringis
- N:84/m
2. Ds: - Perfusi perifer tidak Penurunan
efektif kosentrasi
Do : hemoglobin
- Klien tampak lemas
- Warna kulit pucat
- Hb: 8,4 gr/dl

3. Ds: Defisit nutrisi Faktor


- Ny.y mengatakan tidak psikologis
nafsu makan
Do:
- Ny.y mendapatkan
terapi mc rd II tanpa
serat
- Menghabiskan
setengah dari porsi rs
C. DAFTAR DIAGNOSA
KEPERAWATAN (sesuai dengan
prioritas)

No Diagnosa keperawatan Tgl Tanda Tgl teratasi Tanda


ditegakkan tangan tangan
1. Nyeri akut berhubungan 14 september
dengan agen pencederaan 2022
fisiolofis

2. Perfusi perifer tidak efektif 14 september


berhubungan dengan 2022
penurunan kosentrasi
hemoglobin

3. Deficit nutrisi berhubungan 14 september


dengan faktor fisiologis 2022
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI


Nyeri akut 1. Nyeri akut 1. Manajemen nyeri
berhubungan dengan  Keluhan nyeri Aktivitas :
agen pencederaan (menurun)  Observasi
fisiolofis  Meringis (menurun) - identifikasi lokasi, karakteristik,
 Gelisah (menurun) durasi, frekuesni, durasi, frekuensi
 Anoreksia (menurun) kualitas nyeri
Frekuensi nadi (menurun) - identifiaksi skala nyeri
- idemtifiaksi respon non verbal
 Teraupetik
- berikan teknik non farmakologis
- fasilitasi istirahat dan tidur
 Edukasi
- anjurkan posisi duduk
- ajarkan diet yang diprogramkan
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi
perfusi perifer tidak Perfusi perifer Eduksi diet
efektif b.d penurunan KH: Aktivitas
kosentrasi - Warna kulit pucat Observasi
hemoglobin menurun - Mengidentifikasi kemampuan
- Akral dingin pasien akan menerima informasi
- Turgor kulit - Identifikasi persepsi pasien dan
membaik keluarga tentang tentang diet yang
diprogramkan
Teraupetik
- Persiapakan materi, media
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan
Edukasi
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap Kesehatan
- Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
Defisit nutris b.d .Status nutrisi Manajemen nyeri
faktor psikologis  Indikator Aktivitas :
(keenganan untuk - meningkat porsi  Observasi
makan) makan yang habis - identifikasi status nutrisi
- nyeri abdomen - identifiaksi kebutuhan kalori dan
menurun jenis nutrisi
- berat badan membaik  Teraupetik
- nafsu makan membaik - lakukan oral hygen sebelum makan
- berikan suplemen makanan
 Edukasi
- anjurkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi
- kolaborasi dengan ahli gizi

E. CATATAN
PERKEMBANGAN (Diisi
setiap hari)

No Hari/Tgl/ No.Diagnos Implementasi Hari/Tgl/ Evaluasi Ttd


Jam a Jam dan nama
Kep terang
Rabu, 14 Nyeri akut - mengidentifikasi Rabu, 14 S: - ny.y
september berhubungan lokasi, september mengatak
2022 dengan agen karakteristik 2022 an nyeri
14.00 pencederaan , durasi, 14.30 perut
fisiolofis frekuesni, seperti di
durasi, belit”
frekuensi O: -
kualitas skala
nyeri nyeri 6
- mengidentifiaksi -klen
skala nyeri tampak
-mengidemtifiaksi meringis
respon non A:
verbal masalah
belum
teratasi
P:
intervensi
dilanjutka
n
Rabu, 14 perfusi perifer - Mengidenti Rabu, 14 S:
september tidak efektif fikasi september
2022 b.d penurunan kemampua 2022 O:- klien
15.00 kosentrasi n pasien 15.30 tampak
hemoglobin akan lemas
menerima -warna
informasi kulit
- Mengidenti pucat
fikasi -hb:8.4
persepsi
pasien dan A:
keluarga masalah
tentang belum
tentang diet teratasi
yang
diprogramk P:
a intervensi
- Mempersia dilanjutka
pakan n
materi,
media
- mengjadwa
lkan
Pendidikan
Kesehatan
- menJelaska
n tujuan
kepatuhan
diet
terhadap
Kesehatan
- mengInfor
masikan
makanan
yang
diperbolehk
an dan
dilarang

Rabu, 14 Defisit nutris - Rabu, 14 S:


september b.d faktor mengidentifikasi september -klien
2022 psikologis status nutrisi 2022 mengtaka
15.45 (keenganan -mengidentifiaksi 16.00 n tidak
untuk makan) kebutuhan nafsu
kalori dan makan
jenis nutrisi O:
-melakukan oral -klien
hygen sebelum mendapat
makan kan diet
-memberikan mc rd II
suplemen -
makanan - menghabi
menganjurkan diet skan
yang setengah
diprogramkan dari porsi
- mengkolaborasi rs
dengan ahli gizi A:
masalah
belum
teratasi
p:
intervensi
dilanjutka
n
kamis, 15 Nyeri akut - mengidentifikasi kamis, 15 S: - ny.y
september berhubungan lokasi, september mengatak
2022 dengan agen karakteristik 2022 an nyeri
15.00 pencederaan , durasi, 15.15 perut
fisiolofis frekuesni, seperti di
durasi, belit”
frekuensi O: -
kualitas skala
nyeri nyeri 6
- mengidentifiaksi -klen
skala nyeri tampak
-mengidemtifiaksi meringis
respon non A:
verbal masalah
belum
teratasi
P:
intervensi
dilanjutka
n
kamis, 15 perfusi perifer - Mengidenti kamis, 15 S:
september tidak efektif fikasi september
2022 b.d penurunan kemampua 2022 O:- klien
15.30 kosentrasi n pasien 15.55 tampak
hemoglobin akan lemas
menerima -warna
informasi kulit
- Mengidenti pucat
fikasi -hb:10
persepsi
pasien dan A:
keluarga masalah
tentang belum
tentang diet teratasi
yang
diprogramk P:
a intervensi
- Mempersia dilanjutka
pakan n
materi,
media
- mengjadwa
lkan
Pendidikan
Kesehatan
- menJelaska
n tujuan
kepatuhan
diet
terhadap
Kesehatan
- mengInfor
masikan
makanan
yang
diperbolehk
an dan
dilarang

kamis, 15 Defisit nutris - mengidentifikasi kamis, 15 S:


september b.d faktor status nutrisi september -klien
2022 psikologis -mengidentifiaksi 2022 mengtaka
16.00 (keenganan kebutuhan 16.30 n tidak
untuk makan) kalori dan nafsu
jenis nutrisi makan
-melakukan oral O:
hygen sebelum -klien
makan mendapat
-memberikan kan diet
suplemen mc rd II
makanan - -
menganjurkan diet menghabi
yang skan ¾
diprogramkan dari porsi
- mengkolaborasi rs
dengan ahli gizi A:
masalah
belum
teratasi
p:
intervensi
dilanjutka
n
jumat, 15 Nyeri akut - mengidentifikasi jumat, 15 S: - ny.y
september berhubungan lokasi, september mengatak
2022 dengan agen karakteristik 2022 an nyeri
22.00 pencederaan , durasi, 22.10 perut
fisiolofis frekuesni, seperti di
durasi, belit
frekuensi sudah
kualitas berkuran
nyeri g”
- mengidentifiaksi O: -
skala nyeri skala
-mengidemtifiaksi nyeri 3
respon non
verbal A:
masalah
teratasi
sebagian
P:
intervensi
dilanjutka
n
jumat, 15 perfusi perifer - Mengidenti jumat, 15 S:
september tidak efektif fikasi september
2022 b.d penurunan kemampua 2022 O:- klien
22.15 kosentrasi n pasien 22.15 tampak
hemoglobin akan lemas
menerima -warna
informasi kulit
- Mengidenti pucat
fikasi -hb:10
persepsi
pasien dan A:
keluarga masalah
tentang teratasi
tentang diet sebagian
yang
diprogramk P:
a intervensi
- Mempersia dilanjutka
pakan n
materi,
media
- mengjadwa
lkan
Pendidikan
Kesehatan
- menJelaska
n tujuan
kepatuhan
diet
terhadap
Kesehatan
- mengInfor
masikan
makanan
yang
diperbolehk
an dan
dilarang

jumat, 15 Defisit nutris - mengidentifikasi jumat, 15 S:


september b.d faktor status nutrisi september -klien
2022 psikologis -mengidentifiaksi 2022 mengtaka
22.20 (keenganan kebutuhan 22.20 n sudah
untuk makan) kalori dan nafsu
jenis nutrisi makan
-melakukan oral O:
hygen sebelum -klien
makan mendapat
-memberikan kan diet
suplemen mc rd II
makanan - -
menganjurkan diet menghabi
yang skan diet
diprogramkan dari porsi
-mengkolaborasi rs
dengan ahli gizi A:
masalah
teratasi
p:
intervensi
dihentika
n

Anda mungkin juga menyukai