DISUSUN OLEH
OVI ANDINI
P1337420919040
A. Latar Belakang
Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu
dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi.
Penderita kanker ini umumnya didiagnosis terlambat, karena belum adanya
metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
ovarium saja yang dapat terdiagnosa pada stadium awal. Kanker ovarium erat
hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan yang rendah
atau intenfertilitas dan biasanya terjadi pada wanita nullipara, melahirkan
pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga
dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker kolon, sedangkan
wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia di bawah 25
tahun, dengan penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan
kanker ovarium sebanyak 30 - 60% (Aditya, 2009).
Di Indonesia tumor ganas ovarium banyak dijumpai dan merupakan
penyebab kematian ketiga setelah tumor ganas serviks dan tumor ganas
payudara, padahal five-years survival ratenya dalam 50 tahun terakhir ini
tidak banyak mengalami kemajuan yaitu berkisar antara 20-37%. Tumor
ganas pada ovarium ditemukan dengan proporsi sebesar 8% dari seluruh
tumor ganas ginekologi. Tumor ini dapat terjadi pada semua golongan umur,
tetapi lebih sering pada usia 50 tahun yaitu sebesar 60%, sedangkan pada
masa reproduksi 2 kira-kira 30% dan pada usia lebih muda sebanyak 10%.
Akhir-akhir ini diperkirakan terjadi peningkatan kasus dengan gambaran
histopatologi antara neoplasma ovarian jinak dan ganas, diklasifikasikan
sebagai neoplaasma ovarium borderline yang penanganannya masih belum
disepakati oleh para ahli. Diperkirakan sekitar 9,2% dari seluruh keganasan
ovarium adalah neoplasma kelompok ini, yang angka ketahanan hidupnya
dapat mencapai 95% meskipun kemungkinan rekurensi dan kematian dapat
terjadi 10-20 tahun kemudian. Hal ini disebabkan karena neoplasma
kelompok ini tetap memiliki kemampuan metastasis ke organ–organ jauh
diluar genitalia interna (Priyanto, 2007).
Berdasar data Departemen Kesehatan (Depkes,2001), di Indonesia
terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Setiap tahun
terjadi 200.000 kasus kanker leher rahim. Sekitar 70-80% kanker ovarium
ditemukan pada waktu telah terjadi anak sebar. Karena gejala kanker ovarium
tidak khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium ditemukan sudah dalam
stadium lanjut. Lebih kurang setengah dari kasus kanker indung telur
ditemukan pada perempuan yang telah berusia lebih dari 60 tahun.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kanker ovari adalah jenis
kanker yang paling sulit dideteksi dan diobati, hal ini diakibatkan karena pada
tahap awalnya kanker ovari menunjukkan sedikit sekali gejala atau bahkan
tidak ada gejala sama sekali. Kondisi ini yang menyebabkan mereka yang
terkena penyakit ini ketika di diagnosis lebih dari setengahnya sudah berada
pada tahap lanjutan sehingga kegagalan pengobatan atau perawatannya lebih
3 tinggi. Salah satu pengobatan kanker ovarii yaitu dengan cara kemoterapi.
Klien yang sudah melakukan kemoterapi akan mengalami mual, muntah,
nafsu makan menurun, stomatitis, nefripenia, sehingga klien dengan
kemoterapi baik sebelum dan sesudah tindakan sangat memerlukan perawatan
khusus sehingga efek dari therapy tersebut dapat diminimalkan.
Berdasarkan penjabaran tersebut penulis tertarik untuk melakukan
EBNP (Evidance Based Nursing Practice) berupa pengaruh teknik relaksasi
Hand Massage terhadap nyeri pada pasien kanker di Ruang Rajawali 4B
RSUP dr. Kariadi Semarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi bentuk intervensi yang paling tepat, efektif dan
efisien dalam menurunkan nyeri pada pasien kanker di Ruang Rajawali 4B
RSUP Dr. Kariadi Semarang.
2. Tujuan Khusus
2.1 Ovarium
2.1.1 Pengertian
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi utama pada wanita yang
berbentuk seperti kacang kenari. Ovarium terdiri dari dua bagian, yaitu pada sisi
kanan dan kiri organ reproduksi wanita. Masing-masing ovarium terletak pada
dinding samping rongga pelvis posterior dalam fossa ovarian dan ditahan oleh
mesenterium pelvis (Sloane, 2003).
2.1.2 Fungsi
Ovarium berfungsi untuk memproduksi ovum. Satu ovum dikeluarkan setiap
pertengahan siklus seksual bulanan dari folikel ovarium dan ditangkap oleh
fimbria yang terbuka pada tuba fallopi. Kemudian ovum bergerak menuju uterus
melalui tuba fallopi. Jika ovum tersebut dibuahi oleh sperma, ovum akan
berimplantasi di dalam uterus dan berkembang menjadi fetus, plasenta, dan
membran fetus yang akhirnya menjadi bayi ( Guyton, dkk., 2014).
C. Implementasi
Evidance Based Practice yang akan diterapkan pada studi kasus ini yaitu
sebelum diberikan relaksasi Hand Massage pasien dikaji dulu skala nyeri dengan
menggunakan VAS (Visual Analog Scale), setelah itu di berikan relaksasi hand
massage, dan setelah diberikan relaksasi hand massage pasien kembali di kaji
skala nyerinya lagi menggunakan VAS (Visual Analog Scale) . Setelah intervensi
diberikan selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan kemudian dievaluasi apakah
pasien merasakan nyeri berkurang dan diobservasi apakah relaksasi hand
massage mempengaruhi nyeri pada pasien kanker.
D. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada studi kasus pengaruh teknik relaksasi Hand
Massage terhadap nyeri pada pasien kanker ovarium setelah diberikan intervensi
selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan maka dapat dengan skala nyeri pasien
4 menjadi 3 dan dapat disimpulkan teknik relaksasi Hand Massage berpengaruh
terhadap nyeri oada pasien kanker ovarium.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Adapun kriteria inklusi yang diberikan intervensi yaitu pasien dengan
penurunan fungsi kognitif di ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Intervensi dilakukan pada hari Rabu, Kamis dan Jum’at pada tanggal 08-10
Januari 2020 selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan.
4.2 PEMBAHASAN
Hand massage merupakan salah satu teknik relaksasi untuk menurunkan
nyeri dengan cara memberikan sentuhan dan tekanan yang lembut dibawah
jaringan kulit. Efek relaksasi yang ditimbulkan dari hand massage dapat
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien, sehingga dapat mencegah nyeri
bertambah berat. Selain itu, sebelum melakukan tindakan hand massage
sebaiknya menghilangkan sumber-sumber suara yang berisik di lingkungan,
menyapa klien dengan ramah dan rasa penuh perhatian. Hal ini dapat membuat
klien merasa diperhatikan. Sehingga rasa nyaman timbul dan nyeri menjadi
berkurang, namun setiap responden yang dipijat mengungkapkan ekspresi dan
letak kenyamanan yang berbeda-beda.
Evaluasi yang dilakukan pada studi kasus pengaruh teknik relaksasi Hand
Massage terhadap nyeri pada pasien kanker ovarium setelah diberikan intervensi
selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan maka dapat dengan skala nyeri pasien
4 menjadi 3 dan dapat disimpulkan teknik relaksasi Hand Massage berpengaruh
terhadap nyeri oada pasien kanker ovarium.
5.2 SARAN
Diharapkan adanya pemberian teknik relaksasi hand massage sebagai
upaya untuk membantu pasien kanker ovarium menguragi nyeri yang dirasakan.
Dan perlu melibatkan peran keluarga sebagai perawatan pasien kanker payudara
setelah keluar dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Rasjidi, Imam. (2010). Perawatan Paliatif Suportif dan Bebas Nyeri pada Kanker.
Jakarta, Sagung Seto.