Anda di halaman 1dari 15

EVIDENCE BESED NURSING PRACTICE

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI HAND MASSAGE TERHADAP

NYERI PADA PASIEN KANKER DI RUANG RAJAWALI 4B

RSUP DR. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH

OVI ANDINI
P1337420919040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu
dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi.
Penderita kanker ini umumnya didiagnosis terlambat, karena belum adanya
metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
ovarium saja yang dapat terdiagnosa pada stadium awal. Kanker ovarium erat
hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan yang rendah
atau intenfertilitas dan biasanya terjadi pada wanita nullipara, melahirkan
pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga
dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker kolon, sedangkan
wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia di bawah 25
tahun, dengan penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan
kanker ovarium sebanyak 30 - 60% (Aditya, 2009).
Di Indonesia tumor ganas ovarium banyak dijumpai dan merupakan
penyebab kematian ketiga setelah tumor ganas serviks dan tumor ganas
payudara, padahal five-years survival ratenya dalam 50 tahun terakhir ini
tidak banyak mengalami kemajuan yaitu berkisar antara 20-37%. Tumor
ganas pada ovarium ditemukan dengan proporsi sebesar 8% dari seluruh
tumor ganas ginekologi. Tumor ini dapat terjadi pada semua golongan umur,
tetapi lebih sering pada usia 50 tahun yaitu sebesar 60%, sedangkan pada
masa reproduksi 2 kira-kira 30% dan pada usia lebih muda sebanyak 10%.
Akhir-akhir ini diperkirakan terjadi peningkatan kasus dengan gambaran
histopatologi antara neoplasma ovarian jinak dan ganas, diklasifikasikan
sebagai neoplaasma ovarium borderline yang penanganannya masih belum
disepakati oleh para ahli. Diperkirakan sekitar 9,2% dari seluruh keganasan
ovarium adalah neoplasma kelompok ini, yang angka ketahanan hidupnya
dapat mencapai 95% meskipun kemungkinan rekurensi dan kematian dapat
terjadi 10-20 tahun kemudian. Hal ini disebabkan karena neoplasma
kelompok ini tetap memiliki kemampuan metastasis ke organ–organ jauh
diluar genitalia interna (Priyanto, 2007).
Berdasar data Departemen Kesehatan (Depkes,2001), di Indonesia
terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Setiap tahun
terjadi 200.000 kasus kanker leher rahim. Sekitar 70-80% kanker ovarium
ditemukan pada waktu telah terjadi anak sebar. Karena gejala kanker ovarium
tidak khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium ditemukan sudah dalam
stadium lanjut. Lebih kurang setengah dari kasus kanker indung telur
ditemukan pada perempuan yang telah berusia lebih dari 60 tahun.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kanker ovari adalah jenis
kanker yang paling sulit dideteksi dan diobati, hal ini diakibatkan karena pada
tahap awalnya kanker ovari menunjukkan sedikit sekali gejala atau bahkan
tidak ada gejala sama sekali. Kondisi ini yang menyebabkan mereka yang
terkena penyakit ini ketika di diagnosis lebih dari setengahnya sudah berada
pada tahap lanjutan sehingga kegagalan pengobatan atau perawatannya lebih
3 tinggi. Salah satu pengobatan kanker ovarii yaitu dengan cara kemoterapi.
Klien yang sudah melakukan kemoterapi akan mengalami mual, muntah,
nafsu makan menurun, stomatitis, nefripenia, sehingga klien dengan
kemoterapi baik sebelum dan sesudah tindakan sangat memerlukan perawatan
khusus sehingga efek dari therapy tersebut dapat diminimalkan.
Berdasarkan penjabaran tersebut penulis tertarik untuk melakukan
EBNP (Evidance Based Nursing Practice) berupa pengaruh teknik relaksasi
Hand Massage terhadap nyeri pada pasien kanker di Ruang Rajawali 4B
RSUP dr. Kariadi Semarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi bentuk intervensi yang paling tepat, efektif dan
efisien dalam menurunkan nyeri pada pasien kanker di Ruang Rajawali 4B
RSUP Dr. Kariadi Semarang.
2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pengaruh intervensi pengaruh teknik relaksasi Hand


Massage terhadap nyeri pada pasien kanker di Ruang Rajawali 4B RSUP dr.
Kariadi Semarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ovarium
2.1.1 Pengertian
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi utama pada wanita yang
berbentuk seperti kacang kenari. Ovarium terdiri dari dua bagian, yaitu pada sisi
kanan dan kiri organ reproduksi wanita. Masing-masing ovarium terletak pada
dinding samping rongga pelvis posterior dalam fossa ovarian dan ditahan oleh
mesenterium pelvis (Sloane, 2003).
2.1.2 Fungsi
Ovarium berfungsi untuk memproduksi ovum. Satu ovum dikeluarkan setiap
pertengahan siklus seksual bulanan dari folikel ovarium dan ditangkap oleh
fimbria yang terbuka pada tuba fallopi. Kemudian ovum bergerak menuju uterus
melalui tuba fallopi. Jika ovum tersebut dibuahi oleh sperma, ovum akan
berimplantasi di dalam uterus dan berkembang menjadi fetus, plasenta, dan
membran fetus yang akhirnya menjadi bayi ( Guyton, dkk., 2014).

2.2 Kanker Ovarium


2.2.1 Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker yang terbentuk pada jaringan satu atau kedua
ovarium. Kanker ovarium dapat tumbuh pada permukaan ovarium (epitel
ovarium) yang disebut sebagai kanker ovarium epitel atau pada jaringan lain pada
ovarium (non-epithelial). Kanker ovarium non-epithelial yang sering terjadi yaitu
tumor sel germinal maligna dan tumor sex cord stromal (European Society for
Medical Oncology, 2014).
2.2.2 Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum dapat diketahui secara pasti. Namun,
beberapa faktor yang dapat menyebabkan kanker ovarium dapat diidentifikasi.
Faktor reproduksi, faktor genetik, penggunaan terapi hormone, penggunaan talc
powder, dan konsumsi laktosa tinggi dapat menyebabkan terjadinya kanker
ovarium (Medscape, 2017).
2.2.3 Patogenesis
Proses angiogenesis merupakan proses yang berperan penting pada
patogenesis kanker ovarium. Proses angiogenesis merupakan proses yang
melibatkan sel-sel pembuluh darah yang terjadi secara bertahap. Sel-sel pembuluh
darah yang terlibat, yaitu sel endotel, pericytes, dan sel otot polos pembuluh
darah. Pada fisiologis normal, proses angiogenesis berperan dalam proses
pengiriman hormon selama siklus reproduksi. Proses angiogenesis ini dipicu oleh
extracelluler growth factor yang diproduksi oleh sel tumor. Selain itu, sel tumor
juga memproduksi proangiogenic growth factor yang merupakan mediator penting
pada proses angiogenesis, yang terdiri dari Fibroblast Growth Factor (FGF),
Platelet Derived Growth Factor (PDGF), dan Vascular Endothel Growth Factor
(VEGF) (Ranuhardy, dkk., 2014).
2.2.4 Klasifikasi dan Stage
Kanker ovarium berdasarkan jenis histologi diklasifikasikan menjadi jenis
epitelial dan jenis non-epithelial. Jenis epitelial merupakan jenis kanker ovarium
yang paling sering terjadi. Jenis nonepithelial diantaranya sel tumor germinal dan
tumor sex-cord stromal (Gea, dkk., 2016).
Berdasarkan analisis data rekam medik RS Kanker Dharmais, pasien kanker
ovarium yang datang untuk berobat memiliki jenis histologi epithelial (jenis
serosa, musinosa, clear cell, endometrioid, dan unclassified) sebanyak 85%. 15%
sisanya memiliki jenis histology non-epithelial (disgerminoma, endothelial)
(Ranuhardy, dkk., 2014).
Berdasarkan International Federation of Gynecologists and Obstetricians
(FIGO) pada Society of Gynecologic Oncology (2014), klasifikasi tingkat
keganasan kanker ovarium antara lain:
2.2.5 Faktor Risiko
Menurut European Society for Medical Oncologi (2014), kanker ovarium
dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko, antara lain:
1) Usia
Wanita yang berusia >60 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker
ovarium. Pada proses penuaan, diperkirakan banyak terjadi perubahan pada DNA
yang menyebabkan terjadinya perkembangan kanker ovarium. Namun, insidensi
kanker ovarium sedikit menurun setelah berusia 80 tahun.
2) Riwayat Keluarga
Wanita yang memiliki salah satu keluarga tingkat satu, seperti ibu atau saudara
perempuan dengan kanker ovarium, memiliki risiko 3 kali lipat terkena kanker
ovarium. Risiko tersebut akan semakin meningkat, apabila keluarga tingkat satu
tersebut dengan kanker ovarium lebih dari satu.
3) Riwayat Kanker Payudara
Wanita dengan kanker payuda sebelumnya saat usia <50 tahun, memiliki resiko
lebih tinggi terkena kanker ovarium.
4) Jumlah Paritas
Nullipara memiliki risiko 2 kali lebih tinggi terkena kanker ovarium dibanding
wanita yang telah melahirkan. Pada saat hamil, ovulasi diberhentikan sementara.
Hal ini yang menyebabkan saat hamil diperkirakan membantu ovarium untuk
melepaskan sel-sel premaligna.
5) Ras
Wanita Caucasian memiliki risiko 30-40% lebih tinggi dibandikan wanita
Hispanic. Hal ini dapat dikaitkan dengan jumlah paritas dan frekuensi intervensi
bedah ginekologi yang dilakukan. Ginting (2016) menemukan bahwa kanker
ovarium tipe epitelial di Poli Onkologi Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
sangat dipengaruhi oleh usia, jumlah paritas, riwayat dan lama penggunaan KB.
Sedangkan faktor yang tidak terlalu berpengaruh, yaitu faktor BMI, riwayat
keluarga, riwayat merokok dan jumlah rokok.
Risiko kanker ovarium menurun pada wanita dengan riwayat menyusui. Semakin
lama durasi menyusui penurunan risiko terjadinya kanker ovarium semakin besar,
yaitu sebesar lebih dari 50% bagi wanita dengan riwayat menyusui lebih dari 24
bulan (Adisasmita, dkk., 2016).
Johari, dkk. (2013) menemukan bahwa insidensi kanker ovarium paling banyak
berdasarkan usia antara 35-50 tahun; usia menarke antara 12-14 tahun; riwayat
menopause, lebih banyak pada wanita yang belum menopause; jumlah paritas,
lebih banyak pada nullipara; jumlah abortus, lebih banyak pada wanita yang tidak
pernah mengalami abortus; berat badan antara 40-50 kg; tinggi badan antara 150-
160 cm; indeks massa tubuh, lebih banyak pada kategori normal; wanita yang
tidak menggunakan pil kontrasepsi, paling banyak mengalami kanker ovarium;
dan kota Medan mencatatkan kota yang terbanyak penderita kanker ovarium.
Risiko kanker ovarium dapat menurun dengan melakukan salpingectomy pada
indikasi benigna. Hal ini didukung oleh hipotesis yang menyatakan bahwa kanker
ovarium sebagian besar terjadi di tuba fallopi (Falconer, dkk., 2015).
2.2.6 Manifestasi Klinis
Kanker ovarium biasanya tidak menimbulkan gejala pada stadium awal,
sehingga kanker ovarium lebih sering terdiagnosis setelah mengalami metastasis.
Pada stadium awal dapat menimbulkan gejala ketika terjadi torsio pada massa
ovarium yang menimbulkan nyeri, atau mengakibatkan peningkatan frekuensi
urin atau konstipasi. Pada stadium lanjut, kanker ovarium menimbulkan beberapa
keluhan, seperti kembung, nyeri abdomen, dan keluhan berkemih (Liwang, dkk.,
2014).
2.2.7 Preventif
Wanita dengan paritas rendah sangat berkaitan dengan risiko kanker
ovarium. Wanita yang memiliki satu atau dua orang anak, dapat menggunakan
kontrasepsi oral untuk mengurangi risiko terkena kanker ovarium. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral selama 5 tahun lebih akan mengurangi risiko
relatifnya menjadi 0,5 (mengurangi 50% perkembangan kanker ovarium). Wanita
yang memiliki dua orang anak dan menggunakan kontrasepsi oral selama 5 tahun
atau lebih, mengurangi risiko terkena kanker ovarium sebesar 70%. Kontrasepsi
oral juga dapat disarankan pada wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium
(berek, dkk., 2007).
2.3 Teknik Hand Massage
1). Selama mengerjakan teknik-teknik ini, bernapaslah melalui hidung sambil
melebarkan diafragma (pernapasan perut), lalu keluarkan dari mulut.
Bernapas dan memijat adalah hal yang sama pentingnya, dan mungkin
sebaiknya klien menarik napas yang dalam selama sepuluh kali sebelum
dan setelah pijat.
2). Gunakan ibu jari untuk mengerjakan sebagian besar pijatan. Mulailah
dengan memegangi tangan klien, dan menjaga agar jari-jari tetap lurus.
Kemudian letakkan jari – jari di tangan lainnya pada bagian punggung
tangan anda dengan jari – jari menghadap ke atas. Ibu jari harus berada
pada telapak tangan lainnya, dan mengarah ke diri anda.
3). Gerakkan ibu jari di sepanjang tepi telapak tangan. Teknik ini palinge
fektif dalam memijat bantalan telapak tangan tepat di bawah jari-jari dan
ibu jari, serta seluruh bagian tepi tangan Anda. Tekan telapak tangan
menggunakan ibu jari, dengan gerakan pendek seperti gerakan ulat
bulu,bergerak ke atas dan bawah, dan mengarah dari dalam ke luar telapak
tangan.
Berikan kekuatan tekanan yang terasa nyaman bagi klien. Mulailah dengan
menggunakan tekanan yang ringan, kemudian lanjutkan dengan pijatan
yang lebih dalam.
Ini akan membantu Anda menemukan titik yang lembut, nyeri, atau
tegang.
4). Temukan lokasi tulang pada tangan. Bagian tulang akan terasa panjang,
seperti perpanjangan jari-jari melalui telapak tangan. Tekan bagian dasar
tangan, di antara tulang, dan mengarah ke atas. Gunakan terus gosokan
pendek saat mengusap.
5). Sertakan jari-jari Anda. Saat mencapai bagian jari, lanjutkan meremas jari
dengan tekanan yang kuat. Tekan ibu jari Anda ke atas dan ke bawah pada
setiap jari, dimulai dari bagian bola-bola jari, lalu lanjutkan dengan
perlahan kebagian ujung jari Anda.
BAB III
METODE PENULISAN

A. Rancangan yang Ditawarkan


Step 0: Menumbuhkan semangat berpikir kritis (bertanya dan menyelidiki)
Step 1: Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT
format
P : kanker ovari
I : Teknik Relaksasi Hand Massage
C : Pre dan Post
O : Mengurangi nyeri
T : 1x sehari
Step 2: Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang
paling relevan dengan PICO/PICOT
Perancang mencari artikel mengenai pengaruh edukasi dan latihan kekuatan
otot terhadap faktor resiko jatuh.
Step 3: Melakukan penilaian kritis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)
Menerapkan kritisi jurnal dengan prinsip validity, reability, importance pada
format critical appraisal.
Step 4: Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelititan) terbaik dengan
pandangan ahli di klinik serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi
pasien dalam membuat keputusan atau perubahan.
Perancang menentukan keputusan dengan konsultasi bersama pembimbing
klinik, sesuai kebutuhan pasien dan artikel penelitian yang terbaik.
Step 5: Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan
berdasarkan bukti-bukti.
Perancang melakukan evaluasi intervensi dan mengkaji ulang manfaat
intervensi dalam perubahan pelayanan berdasar EBP dengan kualitas baik.
Step 6: Menyebarluaskan hasil dari EBP
Perancang menyusun laporan hingga presentasi laporan hasil dari intervensi
yang telah dilakukan sebagai penerapan EBP.
B. Target dan luaran
1) Target ditujukan pada pasien di ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
2) Luaran dengan (kriteria hasil) adalah Mengurangi nyeri yang di rasakan
pasien.

C. Implementasi
Evidance Based Practice yang akan diterapkan pada studi kasus ini yaitu
sebelum diberikan relaksasi Hand Massage pasien dikaji dulu skala nyeri dengan
menggunakan VAS (Visual Analog Scale), setelah itu di berikan relaksasi hand
massage, dan setelah diberikan relaksasi hand massage pasien kembali di kaji
skala nyerinya lagi menggunakan VAS (Visual Analog Scale) . Setelah intervensi
diberikan selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan kemudian dievaluasi apakah
pasien merasakan nyeri berkurang dan diobservasi apakah relaksasi hand
massage mempengaruhi nyeri pada pasien kanker.

D. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada studi kasus pengaruh teknik relaksasi Hand
Massage terhadap nyeri pada pasien kanker ovarium setelah diberikan intervensi
selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan maka dapat dengan skala nyeri pasien
4 menjadi 3 dan dapat disimpulkan teknik relaksasi Hand Massage berpengaruh
terhadap nyeri oada pasien kanker ovarium.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Adapun kriteria inklusi yang diberikan intervensi yaitu pasien dengan
penurunan fungsi kognitif di ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Intervensi dilakukan pada hari Rabu, Kamis dan Jum’at pada tanggal 08-10
Januari 2020 selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan.

Setelah dilakukan intervensi berupa teknik relaksasi hand massage pada


pasien kanker ovarium yang dilakukan selama tiga kali dalam tiga hari di
dapatkan hasil bahwa sebelum di lakukan teknik relaksasi hand massage, skala
nyeri pasien 4 dan setelah di berikan teknik relaksasi hand massage skala nyeri
pasien menjadi 3, jadi teknik relaksasi hand massage berpengaruh terhadap nyeri
pada pasien kanker ovarium.

4.2 PEMBAHASAN
Hand massage merupakan salah satu teknik relaksasi untuk menurunkan
nyeri dengan cara memberikan sentuhan dan tekanan yang lembut dibawah
jaringan kulit. Efek relaksasi yang ditimbulkan dari hand massage dapat
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien, sehingga dapat mencegah nyeri
bertambah berat. Selain itu, sebelum melakukan tindakan hand massage
sebaiknya menghilangkan sumber-sumber suara yang berisik di lingkungan,
menyapa klien dengan ramah dan rasa penuh perhatian. Hal ini dapat membuat
klien merasa diperhatikan. Sehingga rasa nyaman timbul dan nyeri menjadi
berkurang, namun setiap responden yang dipijat mengungkapkan ekspresi dan
letak kenyamanan yang berbeda-beda.

Hand massage artinya memberikan stimulasi dibawah jaringan kulit


dengan memberikan sentuhan dan tekanan yang lembut untuk memberikan rasa
nyaman (Ackley et al, 2008). Stimulasi kulit akan merangsang serat-serat non
nosiseptif yang berdiameter besar untuk menutup gerbang bagi seratserat
berdiameter kecil yang menghantarkan nyeri sehingga dapat dikurangi.
Dihipotesiskan bahwa stimulasi kulit juga dapat menyebabkan tubuh
mengeluarkan endorphin dan neurotransmitter lain yang menghambat nyeri (Price
et al, 2012). Teknik dalam melakukan hand massage lebih ditekakan pada masase
di punggung tangan dan pergelangan tangan, karena di dua tempat tersebut
terdapat titik meridian jantung yang melewati dada. Titik ini membantu dalam
pelepasan endorfin ke dalam tubuh yang dapat memperlancar peredaran darah dan
menutrisi sel, sehingga menimbulkan efek relaksasi (Fengge, 2012).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Hand massage merupakan langkah yang paling efektif untuk
meningkatkan relaksasi dan dijadikan sebagai terapi paliatif (Kolcaba et al, 2004).
Hand massage artinya memberikan stimulasi di bawah jaringan kulit dengan
memberikan sentuhan dan tekanan yang lembut untuk memberikan rasa nyaman
(Ackley et al, 2008).

Evaluasi yang dilakukan pada studi kasus pengaruh teknik relaksasi Hand
Massage terhadap nyeri pada pasien kanker ovarium setelah diberikan intervensi
selama tiga kali dalam tiga hari pertemuan maka dapat dengan skala nyeri pasien
4 menjadi 3 dan dapat disimpulkan teknik relaksasi Hand Massage berpengaruh
terhadap nyeri oada pasien kanker ovarium.

5.2 SARAN
Diharapkan adanya pemberian teknik relaksasi hand massage sebagai
upaya untuk membantu pasien kanker ovarium menguragi nyeri yang dirasakan.
Dan perlu melibatkan peran keluarga sebagai perawatan pasien kanker payudara
setelah keluar dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,


RinekaCipta.

Kuntoro, A. (2015). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika

Baradero, M., Dayrit, M. W., Siswadi Y. (2007). Klien Kanker: Asuhan


Keperawatan. Jakarta, EGC.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Rasjidi, Imam. (2010). Perawatan Paliatif Suportif dan Bebas Nyeri pada Kanker.
Jakarta, Sagung Seto.

Tamsuri, Anas. (2006). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai