Anda di halaman 1dari 33

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“SENAM REUMATIK PADA LANSIA”

OLEH

KELOMPOK H

1. JEVY WENDY, S.Kep 22131305


2. RIFA TUL MAQMUDAH, S.Kep 22131279
3. THERESIA ELDEST WISELY GEA, S.Kep 22131231
4. MELANDA RAMADHANI, S.Kep 22131317
5. AULIA RAHMATUL FAZRI, S.Kep 22131246
6. VIVI RISTIA PUTRI, S.Kep 22131232
7. WENTI MAISA PUTRI, S.Kep 22131309
8. RODRIGO ARRAYA, S.Kep 22131298
9. WINDI TUT FEBRIANI, S.Kep 22131261
10. ZULYANA PUTRI, S.Kep 22131308
11. RIRIN SERPITRI, S.Kep 22131329

PROFESI NERS
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisa Situasi

Usia lanjut adalah proses yang tidak dapat dihindari. Memasuki masa

usia lanjut sangat diperlukan peran dari keperawatan untuk mempertahankan

derajat kesehatan setinggi- tingginya agar lansia terhindar dari penyakit atau

gangguan kesehatan demi terpenuhinya kebutuhan secara mandiri (Tamher,

S. & Noorkasiani, 2009). Menua adalah proses menghilangnya perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga dapat bertahan

terhadap jejas atau (termasuk infeksi) dan memperbaiki ( Nugroho, 2012).

Lanjut usia pada umumnya akan mengalami berbagai penurunan fungsi

biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan ini akan memberikan

pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatan atau muncul

berbagai macam penyakit. Penyakit-penyakit yang menyertai lansia antara

lain adalah penyakit infeksi, trauma, penyakit endokrin dan metabolik,

gastrointestinal, penyakit kardiovaskuler, stroke, gangguan pernafasan dan

penyakit sendi. Penyakit sendi diantaranya adalah artritis gout (asam urat),

osteoatritis, dan artritis reumatoid (rematik) (Tamher, 2012).

Artritis Rheumatoid atau yang umum dikenal dengan nama rematik

adalah suatu penyakit yang banyak diderita oleh lanjut usia (lansia) pada saat

ini. Rematik adalah penyakit inflamasi nonbacterial yang bersifat sistemik,

progresif, cenderung kronis yang menyerang berbagai sistem organ, dan


merupakan penyakit inflamasi kronis yang paling sering ditemukan pada

sendi. Rematik adalah suatu penyakit autoimun dimana pada lapisan

persendian mengalami peradangan sehingga menyebabkan rasa nyeri,

kekakuan, kelemahan, kemerahan, bengkak dan panas (Khitchen, 2011).

Rematik merupakan gangguan autoimun sistemik kronis dengan tanda

inflamasi erosif, kronis, dan simetris pada jaringan sendi synovial sendi

tingkat keparahan penyakit sendi dapat berfluktuasi sepanjang waktu, namun

pertambahan derajat kerusakan sendi, deformitas, dan kecacatan merupakan

hasil akhir umum dari penyakit menetap ( Brunner & Sudarth, 2002).

Penyakit rematik adalah suatu istilah terhadap sekelompok penyakit dengan

manifestasi klinis berupa nyeri menahun pada sistem muskuloskletal,

kekakuan sendi, serta pembengkakan jaringan sekitar sendi dan tendon

(Green, 2010).

Angka kejadian rheumatoid arthritis pada tahun 2016 yang

disampaikan oleh WHO adalah mencapai 20% dari penduduk dunia, 5-10%

adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia

55 tahun (Majdah & Ramli, 2016; Putri & Priyanto, 2019). Menurut

Riskesdas (2018) jumlah penderita rheumatoid arthritis di Indonesia

mencapai 7,30%. Seiring bertambahnya jumlah penderita rheumatoid

arthritis di Indonesia justru tingkat kesadaran dan salah pengertian tentang

penyakit ini cukup tinggi. Keadaan inilah menjelaskan bahwa kurangnya

pengetahuan masyarakat Indonesia khususnya penderita untuk mengenal

lebih dalam lagi mengenai penyakit rheumatoid arthritis. Selanjutnya

prevalensi yang terjadi di Jawa Tengah berjumlah (6.78%). Prevalensi


berdasarkan diagnosis dokter tertinggi di Aceh (13,3%). Prevalensi yang

didiagnosa dokter lebih tinggi perempuan (8,5%) dibanding dengan laki-laki

6,1% (Riskesdas, 2018). Prevalensi jumlah penyakit di Jawa Tengah 25,5%

(Nurwulan, 2017). Prevalensi penyakit rematik berdasarkan diagnosis tenaga

kesehatan atau gejala di kota Magelang 28,9%, sedangkan di Kabupaten

Magelang 11,7% (Fajri & Muhlisin, 2019).

Rematik merupakan gangguan yang terus menerus menggrogoti

kesehatan dan menghancurkan kualitas hidup manusia. Beberapa jenis

gangguan rematik ini telah berhasil dikenali lebih dini sehingga jumlah

penderita seakan-akan meningkat. Karena semakin banyak orang yang

terserang rematik maka kebutuhan akan perawatannya pun semakin

meningkat pula (Purwoastuti & Endang, 2009).

Penyakit rematik yang biasa disebut arthiritis (radang sendi) dan

dianggap sebagai satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe

kelainan yang berbeda. Penyakit ini terutama mengenai otot- otot skelet,

tulang, ligamentum, tendon, dan persendian pada laki-laki serta perempuan

dengan segala usia. Dampak keadaan ini dapat mengancam jiwa

penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah

yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang

tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari- hari tetapi juga efek

sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan

kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah

lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur (Zulipurnama, 2011).


Salah satu manifestasi dari penyakit rematik adalah nyeri sendi. Nyeri sendi

pada penderita rematik merupakan suatu peregangan atau ketegangan pada

sendi yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada sendi, sendi

tampak berwarna kemerahan, dan terasa panas. Nyeri sendi hampir sama

dengan nyeri yang biasa terjadi yaitu merupakan suatu sensasi tidak nyaman

pada penderita karena terjadi peradangan dan kekakuan pada sendi

(Pangestu, 2013). Nyeri sendi akibat rematik hingga kini masih di anggap

remeh bagi sebagian besar masyarakat. Padahal rasa sakit yang timbul

biasanya mengganggu dan membatasi aktivitas sehari- hari. Di Indonesia,

prevalensi penyakit rematik menurut hasil penelitian Zeng Qyet al mencapai

23,6% hingga 31,3%. Namun begitu, rendahnya kesadaran dan pengetahuan

masyarakat serta masih berkembangnya mitos soal rematik masih menjadi

problema ( Purwoastuti, Endang.2009).

Penyakit peradangan sendi biasanya dirasakan pada sendi-sendi bagian

jari dan pergelangan tangan, lutut dan kaki (Bawarodi et al., 2017).

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati rematik yaitu dengan

menggunakan pengobatan farmakologi (tindakan medis) dan menggunakan

pengobatan non farmakologi (terapi komplementer). Terapi komplementer

dalam mengatasi artritis bisa melalui herbal dan latihan fisik yang dilakukan

secara teratur (Hasanah & Widiowati, 2015).

Latihan fisik yang baik untuk lanjut usia adalah dengan berolahraga.

Jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk lansia salah satunya adalah senam.

Senam yang dapat menjaga kesehatan lansia yang tergolong murah dan

mudah untuk dilakukan oleh lansia adalah senam bugar lansia. Dengan
melakukan olahraga seperti senam rematik pada lansia dapat mencegah dan

memperlambat penurunan fungsi organ tubuh pada lansia. Sesuai dengan

penelitian sebelumnya menyatakan bahwa senam rematik lansia bertujuan

untuk mencegahatau memperlambat resiko penyakit seperti peningkatan

tekanan darah, diabetes mellitus, penyakit arteri koroner dan resiko

kecelakaan (Wahyuni,2015).

Senam rematik dapat mempengaruhi substansi yang berperan dalam

transmisi stimulus saraf Neuroregulator yaitu endorphin yang dapat

menurunkan nyeri yang akan dikeluarkan oleh hipotalamus- hipopisis

anterior akibat perangsangan CRH (Cortipcotropin Releasing Hormone)

(Afnuhazi,2018). Senam rematik juga akan sangat mempengaruhi

peningkatan ion kalsium di ekstra sel yang berikatan dengan kalmodulin

berfungsi sebagai enzim katalisator proses fosfolirasi miosin, aktin kemudian

bergeser pada miosin sehingga menghasilkan kontraksi isometric dan

isotonic yang menyebabkan relaksasi. Bila otot relaksasi maka aliran darah

keseluruh tubuh khususnya sendi akan menjadi lancar sehingga nyeri akan

berkurang (Nasution, 2020).

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh E.Pujiati,

W.H.A.Mayasari,Anik Surwani,Idris Yani P,Lilis Murtutik (2017) dengan

judul penelitian Senam Rematik Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup

Lansia Ny.S keluarga Tn.A dalam Melakukan Adl (Activity Daily Living)

Dukuh Pandem Kulon Desa Jepang Kecamatan Mejobo Kabupaten

Kudus.Setelah dilakukan senam rematik selama 2 minggu nyerinya

berkurang dengan skala nyeri 7 menjadi 3. Senam rematik yang dilakukan 2-


3 kali dalam seminggu dengan durasi waktu selama 30-60 menit,badan

terasa rileks, dan segar. Hasil penelitian Heri (2014), tentang pengaruh

senam rematik terhadap nyeri sendi pada lansia di panti sosial tresna Werdha

Budimulia 04` Margaguna Jakarta Selatan melaporkan bahwa manfaat dari

senam rematik yaitu dapat mengurangi nyeri sendi dan menjaga kesehatan

jasmani penderita rematik, tulang menjadi lebih lentur, otot tetap kencang,

memperlancar peredaran darah, menjaga kadar lemak darah tetap normal

tidak mudah mengalai cedera, dan kecepatan reaksi sel tubuh menjadi lebih

baik.

Hasil penelitian Susilowati (2012), tentang “Pengaruh Senam Rematik

Terhadap Kemampuan Berjalan Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti

Pajang Surakarta” melaporkan bahwa Senam rematik mampu meningkatkan

kemandirian lansia yang salah satunya adalah berpindah tempat atau

bermobilisasi. Senam rematik dapat meningkatkan kemampuan berjalan

lansia.senam yang diberikan kepada lansia tidak perlu terlalu berat, cukup

dengan gerakan pelan dan dapat diikuti oleh lansia serta mengandung unsur

pemanasan dan pendinginan. Selain untuk membantu menurunkan nyeri

sendi senam rematik juga berpengaruh untuk mengurangi obat-obatan

farmakologis yang berbahaya untuk jangka panjang. (Meliana,Dkk,2016).

Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik dan termotivasi untuk

melaksanakan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang Pelaksanaan Senam

Rematik Pada Lansia untuk mengurangi rasa nyeri


B. Permasalahan Mitra

Mitra yang kelompok tuju yaitu lansia yang memiliki riwayat

penyakit rematik dan asam urat di RW IV Wilayah Kerja Puskesmas

Nanggalo Padang, dimana peyuluhan ini bertujuan untuk menambah

pengetahuan tentang cara melakukan senam pada penderita rematik.


BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

A. Solusi

1. Melakukan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang “Senam Rematik

Pada Lansia Untuk Mengurangi Nyeri.”

2. Menambah dan meningkatkan pengetahuan lansia terhadap

penatalaksanaan penurunan nyeri dan pencegahan lebih dini

persendian.

B. Target Luaran

1. Evaluasi Struktur

a. 80% persiapan tempat penyuluhan.

b. 80% persiapan peserta yang akan diberikan penyuluhan.

c. 80% persiapan media semaksimal mungkin, minimal 2 hari

sebelum penyuluhan.

2. Evaluasi Proses

a. 80% peserta antusias terhadap penyuluhan.

b. 80% peserta aktif dalam mengajukan pertanyaan.

c. 80% pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

d. 80% peserta dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil

a. 80% peserta mampu memahami pengertian rematik.

b. 80% peserta mampu memahami penyebab rematik.

c. 80% peserta mampu memahami tanda dan gejala rematik.

d. 80% peserta mampu memahami akibat dari rematik.


e. 80% peserta mampu memahami penatalaksanaan penurunan rasa

nyeri dengan senam rematik.

f. Diharapkan setelah melakukan penyuluhan, hasil dari penyuluhan

dapat dipublikasikan dalam jurnal pengabdian masyarakat.


BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Pelaksanaan

Ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

B. Pengorganisasian

1. Moderator : Aulia Rahmatul Fazri, S.Kep

2. Presentator : Theresia Eldest Wisely Gea, S.Kep

3. Observer : a. Melanda Ramadhani, S.Kep

b. Zulyana Putri, S.Kep

4. Fasilitator : a. Rifa Tul Maqmudah, S.Kep

b. Vivi Ristia Putri, S.Kep

c. Wenti Maisa Putri, S.Kep

d. Rodrigo Arraya, S.Kep

e. Windi Tut Febriani, S.Kep

f. Ririn Serpitri, S.Kep

5. Dokumentasi : Jevy Wendy, S.Kep

C. Uraian Tugas

1. Moderator

Mengontrol jalannya acara, memberikan kesempatan audiens untuk

bertanya, dan menyimpulkan materi.


2. Presentator

Memaparkan materi pada audiens, menggali pengetahuan audiens

terhadap materi, mengapresiasikan audiens yang sudah ingin

mengemukakan pendapatnya.

3. Observer

Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal hingga selesai.

4. Fasilitator

Memfasilitasi keperluan yang dibutuhkan pada saat kegiatan

berlangsung, mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan saat

penyuluhan, dan menjawab pertanyaan dari audiens.

5. Dokumentasi

Mengambil dokumentasi selama penyuluhan hingga selesai.

D. Setting Tempat

Keterangan :
: Presentator
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
: Orang Tua

: Dokumentasi
E. Media

1. Leaflet

2. PPT

3. LCD

4. Microphone

5. Alat Peraga

F. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Presentator Kegiatan Peserta


1. Mengucapkan 1. Menjawab salam
salam dan dan menjawab
menanyakan pertanyaan
keadaan audiens moderator
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri pengenalan diri
Pembukaan 5
1 3. Menjelaskan tujuan moderator
menit
4. Kontrak waktu dan 3. Mendengarkan
bahasa yang tujuan penyuluhan
digunakan 4. Menyetujui
kontrak waktu dan
bahasa yang
ditentukan
2 Pelaksanaan 1. Menggali 1. Mencoba
20 menit pengetahuan menjawab tentang
audiens tentang pengertian rematik
pengertian demam 2. Audiens merasa
2. Memberikan dihargai
reinforcement 3. Mendengarkan
positif pada audiens penjelasan tentang
3. Menjelaskan pengertian rematik
tentang pengertian 4. Mencoba
rematik menjawab tentang
4. Menggali penyebab rematik
pengetahuan 5. Audiens merasa
audiens tentang dihargai
penyebab rematik 6. Mendengarkan
5. Memberikan penjelasan tentang
reinforcemen penyebab rematik
positif pada audiens 7. Mencoba
6. Menjelaskan menjawab tentang
tentang penyebab tanda dan gejala
rematik rematik
7. Menggali 8. Audiens merasa
pengetahuan dihargai
audiens tentang 9. Mendengarkan
tanda dan gejala penjelasan tentang
rematik tanda dan gejala
8. Memberikan rematik
reinforcement 10. Mencoba
positif pada audiens menjawab tentang
9. Menjelaskan akibat dari rematik
tentang tanda dan 11. Audiens merasa
gejala rematik dihargai
10. Menggali 12. Mendengarkan
pengetahuan penjelasan tentang
audiens tentang akibat dari rematik
akibat dari rematik 13. Mencoba
11. Memberikan menjawab tentang
reinforcement penatalaksanaan
positif pada audiens penurunan rematik
12. Menjelaskan 14. Audiens merasa
tentang akibat dari dihargai
rematik 15. Mendengarkan
13. Menggali penjelasan tentang
pengetahuan penatalaksanaan
audiens tentang penurunan rematik
penatalaksanaan 16. Memperhatikan
penurunan rematik video yang
14. Memberikan ditampilkan
reinforcement 17. Bertanya
positif pada audiens berhubungan
15. Menjelaskan dengan materi
tentang yang dipaparkan
penatalaksanaan 18. Audiens merasa
penurunan rematik dihargai
16. Mendemonstrasikan 19. Menyimak
cara melakukan jawaban dari tim
senam rematik penyuluh
17. Memberikan
kesempatan untuk
audiens bertanya
18. Mengapresiasi
pertanyaan dari
audiens
19. Menjawab
pertanyaan dari
audiens
1. Mengevaluasi 1. Audiens
pemahaman peserta menyampaikan
terhadap materi kembali materi
yang telah yang dipahami
disampaikan tentang
2. Memberikan penatalaksanaan
reinforcement penurunan nyeri
positif atas jawaban dengan senam
audiens rematik pada lansia
3. Menyimpulkan yang telah
Penutup 5
3 materi yang disampaikan
menit
dipaparkan oleh presentator
moderator 2. Audiens merasa
4. Mengucapkan dihargai
salam dan 3. Audiens
berterimakasih mendengarkan
kesimpulan oleh
moderator
4. Menjawab salam
dan berterimakasih
kembali
BAB IV

JADWAL KEGIATAN

Topik : Senam Rematik Pada Lansia

Sasaran : Lansia

Hari/Tanggal : Kamis, 3 November 2022

Waktu : 11.00-11.30 WIB

Tempat : Masjid

1. Tujuan Utama

Setelah diberikan penyuluhan, lansia mengetahui penatalaksanaan

penurunan rasa nyeri rematik.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, orang tua mampu:

a. Memahami pengertian rematik.

b. Memahami penyebab rematik.

c. Memahami tanda dan gejala rematik.

d. Memahami akibat dari rematik.

e. Memahami penatalaksanaan penurunan rasa nyeri rematik.

3. Materi Penyuluhan

a. Pengertian rematik.

b. Penyebab rematik.

c. Tanda dan gejala rematik.

d. Akibat dari rematik.

e. Penatalaksanaan penurunan nyeri rematik.


LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Rematik

Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang

menyebabkan nyeri, kekakuan gerak dan fungsi sendi terbatas dan bengkak.

Rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi banyak sendi, sendi-sendi kecil di

tangan dan kaki cenderung yang paling sering terlibat. Peradangan pada

rheumatoid arthritis kadang-kadang bisa mempengaruhi organ lain seperti

mata dan paru-paru. Pada rheumatoid arthritis kekakuan yang paling buruk

sering terjadi pada pagi hari. Kekakuan ini dapat berlangsung satu sampai

dua jam (atau bahkan sepanjang hari). Kekakuan pada pagi hari dalam waktu

yang lama tersebut merupakan petunjuk bahwa seseorang mungkin

mengidap rheumatoid arthritis, karena beberapa penyakit rematik lainnya

berperilaku seperti ini. Misalnya osteoarthritis paling sering tidak

menyebabkan kekakuan pagi yang berkepanjangan (Ruderman et al., 2012).

B. Penyebab Rematik

Penyebab Arthritis Rheumatoid menurut Zairin (2016), belum

dikeketahui secara pasti. Faktor genetik, lingkungan, hormone, imunologi dan

faktor-faktor infeksi mugkin juga memiliki peranan penting dalam terjadinya

penyakit ini.

1. Faktor Genetik, mempengaruhi terjadinya penyakit Arthritis Rheumatoid.

2. Lingkungan, adanya infeksi bakteri ataupun organisme yang ada di

lingkungan dapat menyebabkan terjadinya Arthritis Rheumatoid.

3. Hormonal, memainkan peran dalam terjadinya Arthritis Rheumatoid.

Hormone seks yang mungkin memainkan peran penting, terbukti pada


wanita lebih sering terkena Arthritis Rheumatoid dibandingkan pria

dikarenakan wanita yang mengalami menopause hormone estrogen pada

dirinya akan berkurang.

4. Imunologi, sangat dikaitkan dengan respon autoimun pada penderita

C. Tanda dan Gejala Rematik

Menurut Soumnya (2011), tanda dan gejala rematik adalah :

1. Nyeri pada anggota gerak.

2. Kelemahan otot.

3. Peradangan dan bengkak pada sendi.

4. Kekakuan sendi.

5. Kejang dan kontraksi pada otot.

6. Gangguan fungsi.

7. Sendi berbunyi (Krepitasi)

8. Sendi goyah.

9. Timbulnya perubahan bentuk (Deformitas).

10. Timbulnya benjolan nodul.

D. Patofisiologi

Penyebab dari Arthritis Rheumatoid menurut Zairin (2016), belum

diketahui secara pasti. Meskipun etiologi infeksi telah berspekulasi

bahwa penyebab dari Arthritis Rheumatoid ini adalah organisme

mikroplasma, virus Epstein-Barr, Parvovirus, dan Rubella, tetapi tidak

ada organisme yang terbukti bertanggung jawab dalam terjadinya

penyakit ini. Arthritis Rheumatoid (AR) dikaitkan dengan banyak respon

autoimunne, tetapi apakah autoimmune itu merupakan peristiwa skunder


atau primer masih belum diketahui secara pasti. Arthritis Rheumatoid

memiliki komponen gen yang genetic yang signifikan dan berbagai

epitope dan cluster HLA-DR4/DR1 hadir pada 90% pasien dengan

Arthritis Rheumatoid. Hiperplasia cairan sendi dan aktivasi sel endotel

adalah kejadian pada awal proses patologis yang berkembang menjadi

suatu peradangan yang tidak terkontrol dan berakibat pada kehancuran

tulang dan tulang rawan. Faktor genetic dan kelainan system kekebalan

tubuh berkontribusi terhadap progresivitas penyakit Arthritis

Rheumatoid. Sel T CD4, fagosit mononuclear, fibroblast, osteoklas, dan

neutrophil memainkan peran seluler utama dalam patofisiologi Arthritis

Rheumatoid, sedangkan Limfosit B memproduksi autoantibodi. Produksi

sitokin abnormal, kemokin dan mediator inflamasi lain telah ditunjukkan

pada pasien dengan Arthritis Rheumatoid. Pada akhirnya, peradanagn

dan proliferasi sinovium yaitu pannus menuju kepada kerusakan berbagai

macam jaringan pada sendi, termasuk tulang rawan, tulang, tendon,

ligament, dan pembuluh darah. Meskipun struktur articular adalah tempat

utama yang terlihat oleh terjadinya Arthritis Rheumatoid, tetapi jaringan

lain juga dapat terpengaruh (Zairin, 2016).

E. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanan Reumatoid Arthritis adalah mengurangi

nyeri, mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan

meningkatkan fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone &

Burke, 2001).
a. Pemberian terapi

Pengobatan pada Rheumatoid Arthritis meliputi pemberian

aspirin untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk

mengurangi inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk

memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk

menghambat proses autoimun.

b. Pengaturan aktivitas dan istirahat

Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan

hal penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi

yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat

membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun

istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap

menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.

c. Kompres panas dan dingin

Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek

analgesik dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih

efektif dari pada kompres dingin.

d. Diet

Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur

dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang

terdapat dalam minyak ikan.

e. Terapi konservatif kepada pasien, pengaturan gaya hidup, apabila

pasien termasuk obesitas harus mengurangi berat badan, jika


memungkinkan tetap berolah raga (pilihan olaraga yang ringan

seperti bersepeda, berenang).

f. Fisioterapi

Fisioterapi untuk pasien (RA) Reumatoid Arthritis termasuk

traksi, stretching, akupuntur, transverse friction (teknik pemijatan

khusus untuk penderita (RA), latihan stimulasi otot, elektroterapi.

g. Pertolongan ortopedi.

Pertolongan ortopedi kadang-kadang penting dilakukan seperti

sepatu yang bagian dalam dan luar di desain khusus pasien (RA),

Rheumatoid Arthritis juga digunakan untuk mengurangi nyeri dan

meningkatkan fungsi sendi (Michael et. al, 2010).

h. Analgesik anti-inflammatory agents.

Memiliki efek anti inflamasi spesifik. Keamanan dan

kemanjuran dari obat anti inflamasi harus selalu dievaluasi agar tidak

menyebabkan toksisitas. Contoh: Ibuprofen : untuk efek anti

inflamasi dibutuhkan dosis 1200-2400 mg sehari. Naproksen : dosis

untuk terapi penyakit sendi adalah 2 x 250 - 375 mg sehari. Bila

perlu diberikan 2 x 500 mg sehari.

i. Glucocorticoids Injeksi glukokortikoid intra artikular dapat

menghilangkan perfusi sendi akibat inflamasi. Contoh: Injeksi

triamsinolon asetonid 40mg/ml suspensi hexacetonide 10 mg atau 40

mg.

j. Pembedahan makoterapi Artroskopi merupakan prosedur minimal

operasi dan menyebabkan rata infeksi yang rendah (di bawah 0,1%).
Pasien dimasukkan ke dalam kelompok 1 debridemen artroskopi,

yang signifikan khondroplasti: menghilangkan fragmen kartilago.

Prosedur digunakan untuk mengurangi gejala osteofit pada kerusakan

meniskus.

k. Senam Rematik

Senam rematik merupakan metode senam yang dapat membantu

mengurangi resiko timbulnya rematik dan berfungsi sebagai terapi

tambahan bagi penderita rematik dalam fase tenang. Tetapi senam ini

adalah program olaraga ringan yang terdiri dari beberapa tahapan

seperti pemanasan, latihan inti satu ( low impact untuk menguatkan

kerja jantung dan paruparu). Latihan inti dua ( dasar pencegahan dan

terapi rematik). Dan pendinginan dengan melakukan latihan ini

secara teratur, diharapkan dapat mengurangi gejala kekakuan sendi

dan nyeri pada rematik ( Smart, 2010).

i. Terapi Pemijatan

Terapi ini sering dipilih oleh sebagian besar orang untuk

menghilangkan rasa dan linu yang juga dapat melancarkan peredaran

darah. Sebenarnya manfaat pemijatan bukan hanya itu. Pemijatan

juga berfungsi untuk mengobati rematik. Jenis pemijatan yang dapat

digunakan untuk mengobati rematik adalah jenis chiropractic. Jenis

pemijatan ini menggunakan teknik terapi jasmani yaitu yaitu

perpaduan antara gerakan pijat spesifik, massage, dan jenis gerakan

pijat yang dapat mengatasi masalah tulang syaraf ( Smart, 2010).


m. Untuk membantu meredakan nyeri pada sendi, anda bisa

menggunakan obat oles berbentuk krim ke bagian yang sedang sakit.

Salah satu obat yang bisa digunakan adalah Voltaren. Voltaren aman

digunakan oleh dewasa dan anak-anak di atas umur 12 tahun karena

mengandung zat non-steroid dan anti peradangan (NSAID). Selain

itu, krim ini juga mengandung diklofenak yang dapat membantu

meredakan rasa nyeri, melawan peradangan serta mempercepat

proses penyembuhan

II. Senam Rematik

A. Defnisi

Senam rematik adalah suatu metode yang baik untuk pencegahan dan

meringankan gejala rematik serta berfungsi sebagai terapi tambahan

terhadap pasien rematik dalam fase tenang ( Pfizer, 2008). Senam

rematik adalah olahraga ringan yang mudah dilaukan dan tidak

memberatkan yang dapat diterapkan pada lansia dengan rematik

(Pfizer,2008).

B. Dosis Latihan

Dosis latihan menurut annisa dalam (Pfizer, 2008) yang meliputi

pengaturan frekuensi, intensitas, durasi (time) dan macam latihan (type)

secara umum dosis latihan adalah sebagai berikut :

1. Frekuensi latihan dilakukan sebanyak 2-3 kali seminggu

2. Intensitas, senam rematik

3. Time, penentuan lama latihan harus disesuaikan dengan aktivitas

dan tingkat keterlatihan orang bersangkutan. Jika orang itu masi


pemula latihan cukup 10 menit saja, kemudian setelah

kemampuannya meningkat, lama latihan bole ditambah. Bila

orang yang terlatih latihan sebanyak 30 menit

4. Type, merupakan senam rematik

C. Manfaat

1. Memperlancar aliran darah

2. Mengurangi nyeri

3. Merelaksasikan otot

4. Mencegah adanya komplikasi

5. Memperbaiki aktivitas gerak

6. Menjaga kadar lemak darah tetap normal7. Jantung men jadi

lebih sehat

7. Tidak mudah mengalami cedera

D. Tujuan Senam Rematik

1. Mengurangi nyeri pada penderita rematik

2. Menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih baik.

E. Keuntungan Senam Rematik

a. Tulang menjadi lebih lentur

b. Otot-otot akan menjadi tetap kencang.

c. Memperlancar peredaran darah.

d. Memperlancar cairan getah bening.

e. Menjaga kadar lemak tetap normal.

f. Jantung menjadi lebih sehat.

g. Tidak mudah mengalami cedera.


h. Kecepatan reaksi menjadi lebih baik

F. Cara melakukan senam rematik

6 prinsip dasar di dalam melakukan senam rematik :

1. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan

Duduklah dengan nyaman dan tegakkan punggung Anda. Tarik

napas melalui hidung hingga tulang rusuk terasa terangkat dan

hembuskan napas melalui mulut seperti meniup lilin (untuk

mengeceknya: letakkan tangan Anda pada bagian dada). Latihan ini

sangat berguna untuk mengurangi rasa nyeri saat rematik datang.

Lakukan secara kontinu, minimal 4 set dengan istirahat antar set 1-2

menit.

2. Prinsip Kedua: Pemanasan

Sebelum berlatih, Anda dianjurkan untuk melakukan pemanasan

selama 5-10 menit. Pemanasan ini dapat dilakukan dengan berjalan

atau bersepeda santai, atau dengan peregangan ringan.

3. Prinsip Ketiga: Latihan Persendian

Beberapa contoh latihan berikut sangat cocok untuk melatih

beberapa titik persendian Anda.

a. Sendi Leher

Tegakkan kepala Anda. Putar kepala ke kanan perlahan

lahan hingga kembali ke posisi awal. Lanjutkan dengan memutar

kepala ke kiri secara perlahan-lahan hingga kembali ke posisi

awal. Lakukan secara berulang.


b. Sendi Bahu

Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi lengan rileks di

samping tubuh Anda. Angkat lengan kanan secara perlahan ke

arah samping menjauhi tubuh Anda, kemudian kembalikan pada

posisi semula. Ulangi gerakan yang sama untuk lengan kiri

Anda. Lakukan secara bergantian antara lengan kiri dan kanan.

Mulailah dengan posisi siku ditekuk ke arah samping dan posisi

telapak tangan menyentuh bahu. Gerakkan kedua siku Anda ke

arah depan, hingga kedua siku saling menyentuh. Lanjutkan

dengan menggerakkan siku hingga kembali ke posisi awal.

Rasakan dada Anda tertarik ketika menarik siku kembali ke

posisi awal.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Bahu)

c.Sendi Pinggul

Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi ujung tumit

menempel. Jauhkan kaki kanan Anda secara perlahan dari tubuh,

lalu kembalikkan ke posisi awal. Lakukan secara bergantian

antara kaki kanan dan kiri.


Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pinggul)

d. Pergelangan Kaki

Putar pergelangan kaki kanan searah jarum jam secara

perlahan kemudian lakukan arah sebaliknya (berlawanan jarum

jam). Lakukan secara bergantian antara pergelangan kaki kanan

dan kiri.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pergelangan Kaki)

e. Pergelangan Tangan

Tekuk jari–jari tangan Anda, putar pergelangan tangan

Anda searah jarum jam dan kemudian berlawanan dengan jarum

jam.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pergelangan Tangan)

f. Ruas Jari

Sentuh tiap jari-jari tangan Anda dengan ibu jari. Ulangi

hingga 5 kali.
Senam Rematik atau Sakit Sendi (Ruas Jari).

4. Prinsip Keempat: Latihan Kekuatan

Latihan ini bertujuan untuk melatih otot. Dilakukan sebanyak 3–

5 set, dengan istirahat antar set selama 1-2 menit.

a) Seated cross legged press

Duduklah pada kursi yang diganjal bantal. Silangkan

pergelangan kaki kanan di atas pergelangan kaki kiri. Tekan kaki

kanan ke kaki kiri, dan di saat bersamaan, tekan kaki kiri maju

melawan kaki kanan Anda. Tahan posisi ini selama 3-6 detik,

lalu lepaskan. Ulangi dengan posisi pergelangan kaki kiri di atas

pergelangan kaki kanan.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Seated Cross Legged Press)

b) Pelvic tilt

Berbaringlah dengan lutut ditekuk dan telapak kaki

menyentuh lantai. Angkat panggul dari lantai dengan punggung


atas dan tengah serta tangan tetap menyentuh lantai. Rasakan

adanya kontraksi pada pantat dan perut Anda. Tahan posisi ini

beberapa detik, sambil mengambil napas dalam-dalam dan

perlahan.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pelvic Tilt)

c) Rubber band

Taruh karet gelang di kelima jari tangan Anda. Rentangkan

jari-jari Anda selebar yang Anda bisa. Perlahan lepaskan

tekanan dari karet gelang tersebut dan kembali ke posisi awal.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pelvic Tilt)

5. Prinsip Kelima: Latihan Kardio

Latihan ini dilakukan untuk kesehatan jantung dan meningkatkan

stamina. Latihan ini dapat berupa jalan cepat, berlari, berenang, aerobik,

dan bersepeda. Lakukan latihan selama 30-45 menit dengan pemanasan

selama 5-10 menit.


Senam

Rematik atau Sakit Sendi (Kardio)

6.Prinsip Keenam: Peregangan

Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas sendi

dan otot. Untuk sesi ini, Anda dapat menggunakan iringan musik

lembut untuk membangun suasana rileks.


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR HADIR PESERTA PEYULUHAN

Hari/Tanggal :

Tempat :

Tanda
No Nama Audiens Nama Anak Alamat
Tangan

Anda mungkin juga menyukai