OLEH
NPM : 1420118109
SEMESTER : IV (EMPAT)
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SW, karena berkat dan rahmat karunian-
Nya, kita dapat menyeleasaikan makalah yang baerjudul “TENTANG PENYAKIT
RHEUMATIOND ARTHRITIS ”.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak . Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih.
Kritik dan saran sangat kami harapkan, semoga makalah ini dapat bermanfaat, Amin.
Ambon, 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah rheumatoid berasal dari bahasa yunani, rhematoid, yang berarti mucus; suatu
cairan yang di anggap jahat, mengalir dari otak ke sendi dan struktur lain tubuh sehingga
menimbulakan rasa nyeri. Beberapa penelitian menunjukkan memang ada perubahan struktur
mucine sendi pada beberapa penyakit arthritis rhematoid, sehingga istilah yang sudah lama di
pakai kemungkinan masih sesuai pada saat ini. Hingga kini dikenal lebih dari 100 macam
penyakit sendih yang sering kali memberikan gejala yang hampir sama dan sebaliknya
beberapa penyakit rheumatoid arteritis mempunyai manifestasi ekstra-artikular pada berbagai
organ (Taufan, 2012).
Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit yang bersifat progresif, yang
cenderung menjadi kronis dan menyerang sendih serta jaringan lunak. Rheumatoid arthritis
merupakan penyakit multisistem yang keronis karena dapat menyebabkan sejumlah gejala
diseluruh tubuh dengan manifestasi sistemik yang bervariasi. RA menyeranmg semua orang
yang berusia 25-50 tahun, de facto ia bisa terjadi pada semua usia (Iskandar, 2013).
Rheumatoid arthritis juga dapat menghasilkan peradangan difus diparu-paru,
memmbran di sekitar jantung, selaput paru-paru, putih mata dan lesi nodular yang paling
umum dalam jaringan subkutan. Meskipun penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui,
autoimunitas dan kemajuan, rheumatoid arthritis dianggap sebagai penyakit autoimun
sistemik (Suiraoka, 2012).
Hingga saat ini penyebab rheumatoid arthrtis belum diketahui pasti. Ada yang
mengatakan bahwa rheumatoid arthritis disebabkan oleh mikroplasma, virus dan sebagainya,
tetapi hal itu belum terbukti karena ada beragam faktor lain yang turut mempengaruhinya,
termasuk kecenderungan genetika, yang bisa mempengaruhi reaksi autoimun (Iskandar,
2013)
Hingga kini penyebab rheumatoid arthritis (RA) tidak diketahui, tetapi berapa hipotesa
menunjukan bahwa rheumatoid arthritis dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Mekanisme IMUN (Antigen Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor
rheumatoid arthritis.
2. Gangguan metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (perkerjaan dan psikososial)
Kecenderungan wanita untuk menderita rheumatoid arthritis dan sering dijumpai biasanya
pada wanita yang sedang hamil sehingga menimbulkan dugaan terdapatnya faktor yang
mempengaruhi pada penyakit rheumatoid arthritis. Karena pemberian hormonal estrogen
eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini
belum berhasil dipastikan bahwa faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit
rheumatoid arthritis (Nugroho, 2012)
2.3 Tanda Gejala Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis biasa muncul secara mendadak, dimana pada saat bersamaan
banyak sendi mengalami peradangan. Biasanya peradangan bersifat simetris, jika suatu sendi
pada sisi kiri tubuh terserang rheumatoid arthritis, maka sendi yang sama disisi kanan tubuh
juga akan meradang. Dan yang pertama kali meradang adalah sendi-sendi kecil dijari tangan,
jari kaki, tangan, kaki, pergelangan tangan, perelangan kaki. Biasanya sendi yang meradang
menimbulkan nyeri dan menjadi kaku secara simetris, terutama ketika bangun tidur atau
setelah lama tidak melakukan aktifitas fisik (Iskandar, 2013)
Menurut Suiroka gejala rheumatoid arthritis umumnya ditandai dengan adanya beberapa
gejala yang berlangsung selama minimal 6 (enam) minggu, yaitu:
1. Kekakuan pada sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari
2. Bengkak pada 3 atau lebih, pada saat yang bersamaan.
3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada saat sendi-sendi tangan. Sendi yang
bengkak biasanya terasa hangat dan lembek bila disentuh.
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris.
5. Penumpukan cairan dapat terakumulasi terutama dipergelanagan kaki.
Meneurut Iskandar (2012), yang termasuk dalam golongan obat remitif antara lain :
Menurut Suirako (2012), faktor resiko yang akan meningkatkan resiko terkenak
penyakit rheumatoid arthritis adalah
1. Jenis Kelamin
Perempuan lebih mudah terkenak rheumatoid arthritis dari pada laki-laki.
Perbandingannya adalah 2-3 : 1
2. Umur
Rheumatoid arthritis biasanya timbul atara umur 50 sampai 60 tahun. Namun
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (arthritis rheumatoid
juvenile).
3. Riwayat Keluarga
Apa bila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit rheumatoid
arthritis maka anda kemungkinan besar akan terkenak juga.
4. Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko terkena rheumatoid arthritis.
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit rheumatoid arthritis adalah penyakit
sistim pencernaan misalnya gastritis dan ulkus peptic yang merupakan komlikasi utama
penggunaan obat anti inflamasi non steroid (OAINS dan obat pengubah perjalanan penyakit
atau disease modfiyeng anti rheumatoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyeba
Morbiditas dan mortalitas utama pada rheumatoid arthritis. Komplikasi saraf yang terjadi
memberikan gambaran jelas, sehingga susah dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi
neuropatiker.
Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidak setabilan vertebral servikal
dan neuropati iskemik akibat vaskulitis. Jadi rhematoid arthritis merupakan penyakit
autoimun yang dapat menyebabkan inflamasi pada sendi terutama mengenai membran
synovial pada sendi dan mengarah pada destruksi kartilago sendi sehingga menyebabkan
nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas dan keletihan. Dapat terjadi pada semua
jenjang umur (Mansjour, 2001)
Masuknya sel radang kedalam membran sinovial akibat pengendapan kompleks imun
menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan elemen yang paling destruktif dalam
pathogenesis rheumatoid arthritis. Pannus merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari sel
fibroblas yang berproliferasi, mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang. Secara
histopatologis pada daerah perbatasan rawan sendi dan pannus terdapatnya sel mononukleus,
umumnya banyak dijumpai kerusakan jaringan kolagen dan proteoglikan (Nugroho, 2012)
2.9 Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis
3.2 Saran
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian
umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya
usia harapan hidup bangsa Indonesia dan meningkatnya jumlah penduduk golongan usia
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA