Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Artritis Rheumatoid

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing

Devin Prihar Ninuk, S.Kep. Ns., M. Kep.

Disusun oleh :

1. Maria Ulfa (7319003)


2. Tita Nuriyah (7319025)
3. Umi Faizah (7319026)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Bismillahirahmanirahim, segalah puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


Rahmat serta karunianya, Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa
rintangan suatu apapun.

Dan tak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawah kita dari zaman jahiliiya menuju zaman yang terang
benerang yakni adinul islam wal iman.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak pihak yang membantu


tersusunnya makalah ini, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Jombang , November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lansia merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami
setiap orang. Kenyataan saat ini setiap kali menyebut kata “Lansia” yang terbersit di
benak kita adalah seseorang yang tidak berdaya dan memiliki banyak keluhan
kesehatan. Padahal lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subyek dalam
pembangunan kesehatan. Pengalaman hidup, menempatkan lansia bukan hanya
sebagai orang yang dituakan dan dihormati di lingkungannya, tetapi juga dapat
berperan sebagai agen perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan
masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan memanfaatkan
pengalaman yang sudah dimiliki dan diperkaya dengan pemberian pengetahuan
kesehatan yang sesuai.
Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang
bersifat sistemik, progresif, cenderung akut dan kronik serta mengenai sendi dan
jaringan ikat sendi secara simetris (Nurarif,2015).
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit yang menyebabkan nyeri, kekakuan,
pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi, dan pada
rheumatoid arthritis biasanya terjadi kekakuan paling sering dipagi hari
(Hardiani,2011).
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri
dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang. jaringan ikat dan otot) Penyakit
ini utamanya mengenai otot-otot skelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian
pada laki-laki maupun wanita dengan segala usia Hal yang paling ditakuti dari
penyakit rheumatoid arthritis ini bila tidak diobati dengan benar adalah akan
menimbulkan kecacatan baik ringan seperti kerusakaan sendi maupun berat badan
seperti kelumpuhan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rheumatoid arthritis
tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas
sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan
kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri,
keadaan mudah lelah, perubahan citra diriserta gangguan tidur (Aqila, 2010).
Pada pasien rheumatoid arthritis masalah yang sering dialami oleh penderita yaitu
timbulnya nyeri secara mendadak. Biasanya terjadi kekakuan atau nyeri pada pagi dan
malam hari, namun biasanya yang paling terburuk terjadi pada pagi hari, rasa nyeri
terasa berdenyut dan sangat sakit, serta bertambah meskipun hanya sedikit bergerak.
Keluhan nyeri yang timbul dapat mengganggu lansia sehingga dapat menyebabkan
immobilisasi dan penurunan rentang gerak pada lansia, penderita tidak dapat
beraktivitas dengan baik dan juga tidak dapat merasakan kenyamanan dalam hidup.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari rheumatoid Arthritis ?
2. Apa etiologi dari rheumatoid Arthritis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari rheumatoid Arthritis ?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari rheumatoid Arthritis ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari rheumatoid Arthritis?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari rheumatoid Arthritis?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan gawat darurat rheumatoid Arthritis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari rheumatoid Arthritis.
2. Untuk mengetahui etiologi dari rheumatoid Arthritis.
3. Untuk mengetahui patofisiologis dari rheumatoid Arthritis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari rheumatoid Arthritis.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari rheumatoid Arthritis.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari rheumatoid Arthritis.
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari rheumatoid Arthritis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rheumatoid Arthritis


Rheumatoid arthritis merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat
sistemik, progresif, cenderung akut dan kronik serta mengenai sendi dan jaringan ikat
sendi secara simetris (Nurarif,2015).
Rheumatoid arthritis /rematik merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang
menyerang beberapa sendi, sinovium, yang terjadi pada proses peradangan yang
menyebabkan kerusakan pada tulang sendi (Khitchen 2011). Arthritis rheumatoid
merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama
poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organtubuh. Terlibatkan sendi pada
pasien arthritis reumatoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai
dengan sifat progresivitasnya. Pasien dapat pula menunjukkan gejala konstitusional
berupa kelemahan umum, cepat lelah, atau gengguan nonartikular lain (Aspiani,
2014).
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri,
kekakuan,pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi. Pada
rheumatoid arthritis kekakuan paling sering terburuk di pagi hari (Hardiani, 2011)

B. Etiologi
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan
mengenai penyebab rheumatoid arthritis, yaitu :
1) Infeksi streptokukus hemolitikus dan streptokukus non-hemolitikus
2) Autoimun
3) Metabolic
4) Faktor genetic serta faktor pemicu lingkungan
Pada saat ini, rheumatoid arthritis diduga disebabkan oleh facktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; factor injeksi mungkin
disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau group difteroid yang
menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan sendi penderita (Nurarif,
2015).
C. Patofisiologi
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang sendi.
Reaksi autoimun terjadi dalam jaringan sinovial. Kerusakan sendi mulai terjadi dari
proliferasi makrofag dan fibrolas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular
dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi neovaskularisasi. Pembuluh
darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel
inflamasi. Terbentukknya pannus akibat terjadinya pertumbuhan yang ireguler pada
jaringan sinovial yang mengalami inflamasi. Pannus kemudian menginvasi dan
merusak rawan sendi dan tulang, respon imunologi melibatkan peran sitokin,
interleukin proteinase, dan faktor pertumbuhan. Respon ini mengakibatkan destruksi
sendi dan komplikasi sistemik (Surjana 2009).

D. Pathway
E. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut dengan poli arthritis
rheumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan
tangan, sendi lutut,sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan
biasanya bersifat simetris/bilateral. Tetapi kadang-kadang hanya terjadi pada satu
sendi yang disebut dengan arthritis rheumatoid mono - artikular (Nurarif,2015).
Ada beberapa tanda dan gejala sistemik pada arthritis rheumatoid antara lain lemah,
demam, takikardi, berat badan turun, anemia,dan anorexia. Serta terdapat juga tiga
stadium pada arthritis rheumatoid:

1) Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
dengan adanya hiperemi,terkadang edema karena kongesti, nyeri pada saat
istirahat ataupun pada saat bergerak, dan kekakuan.

2) Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai dengan adanya kontraksi tendon. Selain tanda
dan gejala tersebut bisa juga terjadi karena perubahan bentuk pada tangan yaitu
bentuk swan-neck.
3) Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
dan gangguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali dengan
adanya sinovitis, sampe berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa,
dan terakhir ankilosis tulang.

F. Pemeriksaan Penunjang
1) Faktor Reumatoid, Fiksasi lateks, reaksi-reaksi aglutinasi.
2) Laju endap darah umumnya meningkat pesat (80-100 mm/h) mungkin kembali
normal sewaktu gejala-gejala meningkat.
3) Protein C-reaktif positif selama masa eksaserbasi.
4) Sel darah putih meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
5) Haemoglobin umumnya menunjukkan anemia sedang
6) Sinar x dari sendi yang sakit menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
sublukasio.
7) Scan radionuklida mengidentifikasi peradangan sinovium
8) Artroskopi langsung, aspirasi cairan sinovial
9) Biopsi membran sinovial, menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas (Nurarif,2015).

G. Penatalaksanaan
Kekurangan terapi farmakologi dari golongan analgesik dan antinflamasi seperti non
teroidal anti iflamatory drugs (NSAID) dan disease modifying antirhematoid drug
(DMARD) dapat meperberat kondisi osteoartritis/Artritis Rheumatoi karena
komsumsi dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama (Brunner & Suddart, 2013).
NSAID tidak memiliki khasiat yang dapat melindungi rawan sendi dan tulang efek
analgesik, lemah, tidak menghentikan kerusakan musuloskeletal (WHO, 2010).
Kekurangan terapi NSAID pada sistem organ yang lain dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung, raum atau erupsi kulit, menimbuklan nekrosis papilar ginjal,
gangguan fungsi trombosit dan meningkatkan tekanan darah (Brunner & Suddart,
2013).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistematis yang
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada pasien dengan
saat ini dan pada riwayat sebelumnya (Potter,2013 dan Lestari,2016).Pengkajian
keperawatan terdiri dari 2 tahap yaitu tahap verifikasi dan pengumpilan data dari
sumber primer dan sukender dan yang kedua adalah menganalisis seluruh data
sebagai dasar untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Pada asuhan keperawatan
gerontik, pengkajian menjadi hal komponen yang esensial dan kompleks dalam
proses keperawatan (Miller, 2012 dan Lestari, 2016).
Pengkajian geriatri pada lansia menjadi khas pada pengkajian keperawatan
gerontik. Status kesehatan pada lansia dikaji secara komprehesif, akurat, dan
sistematis, informasi yang dikumpulkan selama pengkajian harus dapat dipahami
dan didiskusikan dengan anggota tim, keluarga klien, dan pemberi pelayanan
interdispliner. Tujuan melakukan pengkajian ini adalah menentukan kemampuan
klien dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk membuat
rencana keperawatan, serta memberi waktu pada klien untuk dapat berkomunikasi.
Pengkajian ini meliputi aspek, fisik, psikis, dan spiritual dalam melakukan
kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan.
1. Identitas
Nama, umur, agama, alamat asal, tanggal datang.
2. Data Keluarga
Nama, hubungan, pekerjaan, alamat.
3. Status Kesehatan Sekarang
Keluhan utama, pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
obat-obatan.
4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA):
Fungsi fisiologis, integumen, hematopoetic, kepala, mata telinga, hidung
sinus, mulut, tenggorokkan, leher, pernafasan, kadiovaskuler, gastrointestinal,
perkemihan, reproduksi, muskuloskeletal, persyarafan.
5. Psikososial
Cemas, depresi ketakutan, insomnia, kesulitan dalam mengambil keputusan,
kesulitan konsentrasi. mekanisme koping, persepsi tentang kematian..
6. Spiritual
Aktifitas ibadah dan hambatan.
7. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (indeks barthel) seperti,
makan, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya personal
toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi), keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, menyiram), mandi, berjalan di permukaan datar,
(jika tidak bisa, dengan kursi roda), naik turun tangga, mengenakan pakaian,
kontrol bowel (bab), kontrol bladder (bak).
8. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
9. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test.
10. Kecemasan, GDS
Pengkajian depresi, Geriatric Depressoion Scale.
11. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia.
12. Fungsi sosial lansia
Apgar keluarga dengan lansia

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan. (PPNI 2016).

Diagnosa keperawatan yang mungkin mucul menurut Standar Diagnosa


Keperawatan Indonesia (SDKI,2016).
1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Misalnya
inflamasi, iskemia, neoplasma).
2) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3) Resiko Cedera berhubngan dengan otos spasme pendek.
4) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas.
C. Intervensi
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Misalnya
inflamasi, iskemia, neoplasma).
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama diharapkan masalah
nyeri menurun dengan kriteria hasi:
SLKI: Tingkat Nyeri
Kriteria Hasil :
1. Keluhan nyeri Menurun skala 5
2. Klien Meringis Menurun skala 5
3. Klien gelisah Menurun skala 5
4. Kesulitan tidur Menurun skkala 5

SIKI: Manajemen nyeri

Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu
dengan Latihan gerak dengan melakukan senam ergonomis.
2) Fasilitasi istirahat dan tidur.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama diharapkan masalah
Defisit pengetahuan meningkatdengan kriteria hasi :
SLKI: Tingkat pengetahuan
Kriteria Hasil :
Meningkat
1) Kemampuan pengetahuan tentang penyakit meningkat skala 5
2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan penyakit meningkat skala 5.
3) Persepsi terhadap penyakit meningkat skala 5.

SIKI: Edukasi kesehatan

Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

Edukasi

1) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.


2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Resiko Cedera berhubngan dengan otot spasme pendek.
Tujuan
Pengaturan ruang dan perabotan untuk mencegan terjadinya cedera fisik di
rumah
SLKI: Keamanan lingkungan rumah
Kriteria Hasil:
1) Pemeliharaan rumah Pencahayaan eksterior meningkat skala 5.
2) Pencahayaan interior meningkat skala 5.
3) Ketersediaan air bersih meningkat skala 5.
4) Pemasangan handrail meningkat skala 5.

SIKI:

Observasi

1) Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera.


2) Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera.
3) Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas
bawah.

Terapeutik

1) Sediakan pencahayaan yang memadai.


2) Gunakan lampu tidur selama jam tidur.
3) Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruang rawat (mis,
penggunaan telepon, tempat tidur, penerangan ruangan dan lokasi kamar
mandi).
4) Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius.
5) Sediakan alas kaki antislip.

Edukasi

1) Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa


menit sebelum berdiri.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama diharapkan masalah
Gangguan mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil :
SLKI: Mobilitas fisik
Kriteria Hasil :
1) Pergerakan ekstremita meningkat skala 5
2) Kekuatan otot meningkat skala 5
3) Rentang gerak (ROM) meningkat skala 5

SIKI: Dukungan Mobilisasi


Observasi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2) Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Terapeutik
1) Fasilitasi melakukan pergerakkan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dari prosedur mobilisasi
2) Anjurkan melakukan mobilisasi dini.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas.
Tujuan
Persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu membaik.
SLKI: Citra Tubuh
Kriteria Hasil:
1) Melihat bagian tubuh membaik skala 5.
2) Menyentuh bagian tubuh membaik skala 5.
3) Verbalisasi kecacatan bagian tubuh membaik skala 5.

SIKI: Promosi citra tubuh

Observasi

1) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh.
2) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial.
3) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri.

Terapeutik

1) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya.


2) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri.

Edukasi

1) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh.

Edukasi

1) Latih fungsi tubuh yang dimiliki.


2) Latih peningkatan penapilan diri (mis. berdandan).
3) Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun
kelompok.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

ADAPTASI TEORI MODEL CAROL A MILLER

PRODI PROFESI NERS

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

Alamat wisma/KK : Tanggal Pengkajian : 07 November 2022

1. IDENTITAS :
KLIEN

Nama : Ny. S

Umur : 60 tahun

Agama : Islam

Alamat asal : Jln. Mayjen Sungkono, Sengon, Jombang.

Tanggal datang : ................................ Lama Tinggal di Panti .........................

2 DATA :
KELUARGA

Nama : Bpk. M

Hubungan : Suami

Pekerjaan : ...............................................................................................

Alamat : Jln. Mayjen Sungkono, Sengon, Jombang.


Telp : .......................................

3 STATUS KESEHATAN SEKARANG :

Keluhan utama: Nyeri pada lutut, nyeri punggung, nyeri leher, kesemutan pada
ekstremitas atas dan bawah.

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: berobat ke dokter


Obat-obatan: mengonsumsi obat allupurinol, simvastatin, piroxicam, ibuprofen

4 AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT


PROSES MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

1. Kondisi Umum

Ya Tidak

Kelelahan : 

Perubahan BB : 

Perubahan nafsu : 
makan

Masalah tidur : 

Kemampuan ADL : 

KETERANGAN : - Kelelahan muncul setelah melakukan aktifitas berat


(mis. mencuci baju).
- Perubahan BB dari 65Kg menjadi 57Kg
- Tidak nafsu makan dikarenakan memikirkan suami
yang sakit.
- Selalu terbangun dari tidur pada jam 3 pagi dan tidak
bisa kembali tidur setelahnya.

2. Integumen

Ya Tidak

Lesi / luka :

Pruritus :

Perubahan pigmen :

Memar :

Pola penyembuhan :
lesi

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada integumen


3. Hematopoetic

Ya Tidak

Perdarahan abnormal :

Pembengkakan kel. :
Limfe

Anemia :

KETERANGAN : Tidak ada kelainan hematopoetic

4. Kepala

Ya Tidak

Sakit kepala : 

Pusing : 

Gatal pada kulit : 


kepala

KETERANGAN : Tidak ada kelainan pada kepala.

5. Mata

Ya Tidak

Perubahan : 
penglihatan

Pakai kacamata : 

Kekeringan mata : 

Nyeri : 

Gatal : 

Photobobia : 

Diplopia : 
Riwayat infeksi : 

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada mata.

6. Telinga

Ya Tidak

Penurunan : 
pendengaran

Discharge : 

Tinitus : 

Vertigo : 

Alat bantu dengar : 

Riwayat infeksi : 

Kebiasaan : 
membersihkan
telinga

Dampak pada ADL : Tidak ada dampak

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada telinga.

7. Hidung sinus

Ya Tidak

Rhinorrhea : 

Discharge : 

Epistaksis : 

Obstruksi : 

Snoring : 

Alergi : 

Riwayat infeksi : 
KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada hidung.

8. Mulut,
tenggorokan

Ya Tidak

Nyeri telan : 

Kesulitan menelan : 

Lesi : 

Perdarahan gusi : 

Caries : 

Perubahan rasa : 

Gigi palsu : 

Riwayat Infeksi : 

Pola sikat gigi : 3 x sehari ( pagi, siang, sore).

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada mulut dan tenggorokkan

9. Leher

Ya Tidak

Kekakuan : 

Nyeri tekan : 

Massa : 

KETERANGAN : Adanya nyeri dileher bagian belakang.

10. Pernafasan

Ya Tidak
Batuk : 

Nafas pendek : 

Hemoptisis : 

Wheezing : 

Asma : 

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada pernafasan.

11. Kardiovaskuler

Ya Tidak

Chest pain : 

Palpitasi : 

Dipsnoe : 

Paroximal : 
nocturnal

Orthopnea : 

Murmur : 

Edema : 

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada kardiovaskuler.

12. Gastrointestinal

Ya Tidak

Disphagia : 

Nausea / vomiting : 

Hemateemesis : 

Perubahan nafsu : 
makan

Massa : 
Jaundice : 

Perubahan pola : 
BAB

Melena : 

Hemorrhoid : 

Pola BAB : 2 x sehari

KETERANGAN : Adanya perubahan nafsu makan menurun dikarenakan tingkat


stressor yang tinggi.

13. Perkemihan

Ya Tidak

Dysuria : 

Frekuensi : ...................................................................................

Hesitancy : 

Urgency : 

Hematuria : 

Poliuria : 

Oliguria : 

Nocturia : 

Inkontinensia : 

Nyeri berkemih : 

Pola BAK : 2 x sehari

KETERANGAN : Pasien mengatakan jarang minum.

14. Reproduksi
(laki-laki)

Ya Tidak
Lesi :

Disharge :

Testiculer pain :

Testiculer massa :

Perubahan gairah :
sex

Impotensi :

Reproduksi
(perempuan)

Lesi : 

Discharge : 

Postcoital : 
bleeding

Nyeri pelvis : 

Prolap : 

Riwayat : Teratur sebelum menopouse


menstruasi

Aktifitas seksual : 

Pap smear : 

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada reproduksi.

15. Muskuloskeletal

Ya Tidak

Nyeri Sendi : 

Bengkak : 

Kaku sendi : 

Deformitas : 
Spasme : 

Kram : 

Kelemahan otot : 

Masalah gaya : 
berjalan

Nyeri punggung : 

Pola latihan : Tidak pernah melakukan latihan.

Dampak ADL : Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

KETERANGAN : Adanya kelainan pada sistem muskuloskeletal yang berdampak


pada aktivitas sehari-hari.

16. Persyarafan

Ya Tidak

Headache : 

Seizures : 

Syncope : 

Tic/tremor : 

Paralysis : 

Paresis : 

Masalah memori : 

KETERANGAN : Tidak ditemukan kelainan pada sistem persyarafan.

5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :

Psikososial YA Tidak

Cemas : 

Depresi : 

Ketakutan : 
Insomnia : 

Kesulitan dalam mengambil : 


keputusan

Kesulitan konsentrasi : 

Mekanisme koping : Baik

Persepsi tentang kematian: Kurang baik (tidak bisa membayangkan jika suaminya
meninggal).

Dampak pada ADL : terganggu dan tidak bisa melaksanakan aktivitas secara
normal.

Spiritual

 Aktivitas ibadah : sholat 5 waktu dilaksanakan di rumah.

 Hambatan : saat melaksanakan kegiatan seperti sholat dikarenakan nyeri


sendi.

KETERANGAN : cemas dan ketakutan disebabkan oleh kondisi suami yang


sedang sakit.

6 LINGKUNGAN :

 Kamar :.................................................................................

 Kamar mandi :.......................................................................

 Dalam rumah.wisma :...........................................................

 Luar rumah :.........................................................................

7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES

1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

Skor Yang
Dengan Mandiri
No Kriteria Didapat
Bantuan

1 Makan 5 10 10

2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, 5-10 15


atau sebaliknya

3 Personal toilet (cuci muka, menyisir 0 5 5


rambut, gosok gigi)

4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 5 10 10


menyeka tubuh, menyiram)

5 Mandi 0 5 5

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak 0 5 5


bisa, dengan kursi roda )

7 Naik turun tangga 5 10 10

8 Mengenakan pakaian 5 10 10

9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10

2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien

1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :


Tahun : 2022 Hari : Senin
Musim : Hujan Bulan : November
Tanggal : 7

2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?


Negara: Indonesia Panti : …………
Propinsi: Jawa Timur Wisma : ……… .
Kabupaten/kota : Jombang

3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,


kertas), kemudian ditanyakan kepada klien,
menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3). Kertas
4 Perhatian 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100
dan kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65

5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada


poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil


menunjukan benda tersebut).
1). Bulpoin
2). Gelas
3). Minta klien untuk mengulangi kata berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi”)
Klien menjawab :
“tidak ada, dan, jika, atau tetapi”
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis
kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling
bertumpuk

Total nilai 30 30

Interpretasihasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 – 23 : gangguan kognitif sedang

0 - 17 : gangguan kognitif berat

Kesimpulan : pasien tidak mengalami gangguan kognitif.

3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test

No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)

1 25 Oktober 2022 12
2 31 Oktober 2022 13

3 7 November 2022 12

Rata-rata Waktu TUG 12,3

Interpretasi hasil Resiko jatuh

Interpretasi hasil:

Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:

>13,5 detik Resiko tinggi jatuh

>24 detik Diperkirakan jatuh dalam


kurun waktu 6 bulan

>30 detik Diperkirakan membutuhkan


bantuan dalam mobilisasi
dan melakukan ADL

(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss & Kehlet:
2007: Podsiadlo & Richardson:1991)

4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil

1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 1

2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan 1 0 0


kesenangan

3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0

4. Anda sering merasa bosan 1 0 0

5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0

8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1

7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1

8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0

9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar 1 0 0


melakukan sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan 1 0 0
. anda

11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0


.

12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0


.

13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0


.

14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1


.

15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri 1 0 0


. anda

Jumlah 4

(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)

Interpretasi :

Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

5. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators Score Pemeriksaan

1. Menderita sakit atau kondisi yang 2


mengakibatkan perubahan jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi

2. Makan kurang dari 2 kali dalam 3


sehari

3. Makan sedikit buah, sayur atau 2


olahan susu

4. Mempunyai tiga atau lebih 2


kebiasaan minum minuman
beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut 2
atau giginya sehingga tidak dapat
makan makanan yang keras

6. Tidak selalu mempunyai cukup 4


uang untuk membeli makanan

7. Lebih sering makan sendirian 1

8. Mempunyai keharusan menjalankan 1


terapi minum obat 3 kali atau lebih
setiap harinya

9. Mengalami penurunan berat badan 5 2


Kg dalam enam bulan terakhir

10. Tidak selalu mempunyai 2


kemampuan fisik yang cukup untuk
belanja, memasak atau makan
sendiri

Total score

(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

6. Hasil pemeriksaan Diagnostik

No Jenis Tanggal Hasil


pemeriksaan Pemeriksaan
Diagnostik

1. Tekanan darah 25 Oktober TD : 140/80 mmHg


Nadi 2022 N:85x/menit
Suhu S : 36.5
Respiratory rate RR : 21x/menit
Gula darah acak GDA : 280 mg/dl
Asam Urat AU : 8 mg/dl
Cholestrol Chol: 271mg/dl

2. Tekanan darah 31 Oktober TD : 130/80 mmHg


Nadi 2022 N:83x/menit
Suhu S : 36.2
Respiratory rate RR : 22x/menit
Gula darah acak GDA : 250 mg/dl
Asam Urat AU : 7.6 mg/dl
Cholestrol Chol: 265mg/dl

3. Tekanan darah 7 November TD : 130/80 mmHg


Nadi 2022 N:84x/menit
Suhu S : 36.4
Respiratory rate RR : 22x/menit
Gula darah acak GDA : 233 mg/dl
Asam Urat AU : 7.2 mg/dl
Cholestrol Chol: 254 mg/dl

7. Fungsi sosial lansia


APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKORE

1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ADAPTATION 1


keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya

2. Saya puas dengan cara keluarga (teman- PARTNERSHIP 0


teman)saya membicarakan sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan masalah dengan saya

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) GROWTH 1


saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas / arah baru

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) AFFECTION 1


saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya seperti marah,
sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan RESOLVE 1
saya meneyediakan waktu bersama-sama

Kategori Skor: TOTAL 4


Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 22). Kadang-kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik

Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

B. Diagnosa Keperawatan

NO. Data Etiologi Masalah


1. Ds: rematik Nyeri akut
- Ny.A Mengatakan nyeri
pada bagian pundak pinggang, lutut dan kaki. peradangan pada
- Ny.A mengatakan lutut nyeri jika beralih sendi
dari duduk ke berdiri.
Do: komplek antibody
k/u tampak meringis dan antigen
P: nyeri karena penyakit rematik.
Q: >5 menit reaksi inplamasi
R: pada bagian pundak, pingang, lutut, dan
kaki Nyeri
T: timbul pada malam hari.
S: skala nyeri 6
2. Ds: Rematik Defisit
Ny.A mengatakan tidak tahu tentang penyakit pengetahuan
yang dideritanya Kurang informasi
Do:
k/u tampak bingung dengan penyakit Defisit
pengetahuan
C. Intervensi

No. Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Observasi
dengan agen pencedera keperawatan selama 1 x 24 jam - Identifikasi lokasi,
fisiologis. diharapkan: karakteristik, durasi,
- Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
skala 5 intensitas nyeri
- Meringis menurun skala 5 - Identifikasi skala
- Gelisah menurun skala 5 nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian analgesik
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam - Identifikasi kesiapan
kurang terpapar di harapkan: dan kemampuan
informasi - Pengetahuan kemampuan menerima informasi.
tentang penyakit - Identifikasi faktor-
meningkat skala 5 faktor yang dapat
- Persepsi terhadap penyakit meningkatkan dan
meningkat skala 5 menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat.
Terapeutik
- Sediakn materi dan
media pendidikan
kesehatan
Edukasi
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat.

D. Implementasi

No. Dx Tanggal Implementasi Nama/TTD


1. - Membina hubungan saling percaya Respon :
klien mau memperkenalkan dirinya.
- Menjelaskan penyebab pemicu nyeri Respon :
Klien mampu menjelaskan penyebab pemicu
nyeri yaitu karena adanya peradangan kronis di
area persendian.
- Meganjurkan memonitoring nyeri secara
mandiri.
- Mengajarrkan klien teknik nonfarkologi
(Misalnya: teknik relaksasi, teknik distraksi dan
kompres air hangat) Respon : klien mampu
melakukan nafas dalam dan mengkompres air
hangat).
- Mengajarkan ROM Aktif dan Pasif Respon :
klien mampu melakukan Rom aktf dan pasif.
- Mengobservasi skala nyeri, lokasi, penyebab,
durasi, dan kualitas nyeri Respon : klien
mengatakan nyeri pada persendian, terasa nyeri
nyeri terasa saatdari posisi duduk ke posos
berdiri , nyeri seperti tertusuk, hilang timbul
dengan skala nyeri 6.
2. - Jelaskan tentang penyebab Artritis Rheumatoid
Respon : klien mampu menjelaskan penyebab
Artritis Rheumatoid
- Jelaskan tanda dan gejala penyakit Artritis
Rheumatoid Respon : klien mampu
menyebutkan gejala yang muncul antara lain
kekaukan sendi,terjadi pembengkakan pada
sendi, dan nyeri pada sendi Jelaskan
penanganan dan pencegahan dari Artritis
Rheumatoid Respon : klien mampu
menyebutkan penanganannya yaitu dengan
tidak menjaga pola makan, melakukan kompres
hangat dan mengkonsumsi obat yang di
anjurkan oleh dokter.
- Jelaskan komplikasi tentang Artritis
Rheumatoid Respon : klien mampu
menyebutkan komplikasi bisa terkena
pembengkan di sendi, kekakuan sendi,
osteoporosis.

E. Evaluasi

Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf


1. Nyeri Akut S : Klien mengatakan nyeri pada
persendian sudah berkurang , sedikit terasa
nyeri saat di posisi duduk ke berdiri , nyeri
seperti tertusuk, hilang timbul dengan
skala nyeri 3.
O:
- Klien dapat menjelaskan penyebab
nyeri.
- Klien melaporkan nyerinya berkurang
- Klien dapat mendemonstrasikan cara
mengatasi nyeri
- wajah tidak tampak menyeringai -
Skala nyeri 3.
- TTV dalam batas normal
TD : 130/80 mmHg
N : 60-70x/mnt
RR : 14-16x/mnt
S : 36,4-37,5oC
2. Defisiensi S : Klien mengatakan sudah mengetahui
pengetahuan tentang penyakitnya
O:
- Klien mampu menyebutkan penyebab
artritis rheumatoid
- Klien mampu menyebutkan tanda dan
gejala artritis rheumatoid
- Klien mampu menyebutkna komplikasi
dari artitis rheumatoid
- Klien mampu menyebutkan
penanganan artritis rheumatoid
- Klien tidak terlihat bingung
A : Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai