ABSTRAK
Menurut World Health Organisation (WHO) lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Diseluruh bagian dunia, sthroke merupakan penyakit yang
terutama mengenai populasi usia lanjut. Insiden pada usia 75-84 tahun sekitar 10 kali dari
populasi 55-64 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terapi menggenggam bola karet
berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot ekstermitas atas pada lansia dengan stroke di
wilayah kerja UPT Puskesmas Ibrahim Adji tahun 2019.
penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimental (one group pra-post test
design). Instrumen penelitian ini menggunakan alat handgryp dynamometer. Populasi dalam
penelitian ini adalah sejumlah 38 orang Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
nonrandom sampling (purposive sampling) yaitu berjumlah 14 orang.
Dari hasil analisa didapatkan nilai rata-rata pre-test -10,2714 dan nilai rata-rata post
test -15,4929. Kemudian dianalisis menggunakan rumus p value 0.000 <0,05 yang artinya H0
ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti terdapat pengaruh latihan menggenggam bola karet
terhadap peningkatan kekuatan otot ekstermitas atas pada lansia dengan stroke.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bagi perawat UPT Puskesmas Ibrahim Adji
penelitian ini dapat diterapkan sebagai salah satu terapi bagi pasien stroke yang mengalami
kelemahan ekstermitas atas.
pada lansia dengan jenis kelamin laki- peningkatan kekuatan otot pada lansia
laki usia 65-69 tahun nilai kekuatan otot yang mengalami stroke ada yang
mengalami peningkatan yang tinggi dari
minimum 6 kg dan maxsimum 28 kg
nilai kekuatan otot sebelum dilakukan
dengan persentase 21,4% atau 3
terapi sebesar 3,4 dan setelah dilakukan
responden. Kekuatan otot pada lansia
terapi menjadi 15,6. Menurut peneliti hal
dengan jenis kelamin perempuan usia
ini terjadi karena pada saat setelah
65-69 tahun nilai kekuatan otot
penelitian responden tersebut selalu
minimum 13 kg dan maxsimum 16 kg,
melakukan terapi kembali di rumahnya
dengan persentase 21,4% atau 3
sehingga memungkinkan banyak
responden. Kekuatan otot pada lansia
aktivitas fisik yang dilakukan sehingga
dengan jenis kelamin laki-laki usia 70
dapat meningkatkan kekuatan otot.
tahun nilai kekuatan otot 15,2 kg, dengan
Berdasarkan hasil telaah peneliti terapi
persentase 7,1 atau 1 responden.
menggenggam bola karet merupakan
Kekuatan otot pada lansia dengan jenis
bentuk latihan gerak aktif asitif yang
kelamin perempuan usia 70 tahun nilai
dihasilkan oleh otot itu sendiri, latihan
kekuatan otot 11,8 kg, dengan persentase
menggenggam akan merangsang serat-
7,1% atau 1 responden. Penelitian ini
serat otot untuk berkontraksi dan
menunjukkan adanya peningkatan nilai
menggerakkan otot-otot untuk
rata-rata dan nilai kekuatan otot membantu membangkitkan kembali
minimum dan maksimum pada lansia kendali otak terhadap otot-otot tersebut.
dengan stroke, hal ini disebabkan karena
Hal ini sejalan dengan teori menurut
adanya peningkatan kekuatan otot pada
Sudarsono (2011) Faktor penting yang
ekstermitas atas setelah melakukan
dapat meningkatkan kekuatan otot
terapi menggenggam bola karret
adalah dengan pelatihan secara teratur
akan menimbulkan pembesaran kekuatan motorik pasien stroke non
(hipertrofi) fibril otot. Semakin banyak hemoragik dengan latihan
pelatihan yang dilakukan akan semakin menggenggam bola karet dengan besar
baik pula pembesaran fibril otot itulah sample sebanyak 16 responden, dalam
yang menyebabkan adanya peningkatan penelitian ini dilakukan uji statistik
kekuatan otot. Latihan menggenggam dengan metode analisa uji wilcoxon,
bola merupakan suatu modalitas hasil penelitian menunjukkan bahwa
rangsangan sensorik raba halus dan peningkatan kekuatan motorik pasien
tekanan pada reseptor ujung organ stroke sebelum dan sesudah dilakukan
berkapsul pada ekstermitas atas. Respon intervensi latihan menggenggam bola
akan disampaikan ke korteks sensorik di karet dari hasil uji statisik wilcoxon
otak jalur sensorik melalui badan sel didapatkan nilai p=0,001 maka p<a dan
pada saraf C7-TI secara langsung hal ini menunjukkan H1 diterima, artinya
melalui system limbik. Pengolahan ada peningkatan kekuatan motorik
rangsangan yang ada menimbulkan pasien stroke non hemoragik dengan
respon cepat pada saraf untuk melakukan latihan menggenggam bolakaret.
aksi atas rangsangan tersebut (Angliadi,
Lansia yang mengalami kelemahan
2016).
ekstermitas atas sebelum dilakukan
3. Pengaruh Terapi Menggenggam Bola terapi tidak ada aktivitas fisik yang
Karet Terhadap Peningkatan Kekuatan dilakukan setelah mendapatkan terapi
Otot Ekstermitas Atas Sebelum dan
selama 2 minggu dengan intensitas
Sesudah Terapi Menggenggam Bola
Karet latihan selama 15 menit dalam satu kali
mengenggam bola karet pada lansia yang dengan rata-rata kekuatan otot sebelum
mengalami stroke rata-rata kekuatan otot dilakukan terapi -10,2714, dengan nilai
antara sebelum dan sesudah terapi kekuatan otot terendah 3 kg dan tertinggi
dengan nilai skor tertinggi 28 dan terendah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Hasil evaluasi didapatkan setelah telah penulis pelajari serta telah disajikan dalam
Diharapkan bagi keluarga supaya Motion Spherical Grip Dan Cylindrical Grip
terus memotivasi dan mendukung
Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Atas
kelurganya yang mengalami stroke dengan
Pada Pasien Stroke Di Rsud Tugurejo
gejala kelemhan ekstermitas atas supaya
terus melakukan terapi menggenggam bola Semarang. Stikes Telogorejo Semarang
karet dengan intensitas latihan seminggu 3
Ningsih, Lukman Nurna. (2012). Asuhan
kali dengan frekuensi latihan 15 menit.
Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
5. Bagi peneliti selanjutnya
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
agar menggunakan metode yang berbeda Medika
Cipta
indonesia
Samudera
Ilmu Kesehatan.