Abstract
A paralize is a major disability in the stroke patient. Paralizing make themselves lay
in long time without changes any position. It caused hypotention ortostatic. To prevent
hypotension ortostatic, a mobilization progressive can be chosen. Mobilization progressive
level I is body movement which given every 2 hours, Rom Pasif and HOB 30°. This research
is purposed to observ the changes of blood tension (ortostatic hypotension) between group of
Mobilization progressive level 1 and group of Control. This research is using Quasi
Experimental Design and approach with non equivalent control group pre test post test
design. The technique sampling is consecutilitative sampling. The total of respondent is 34,
which 17 respondent of mobilization progressive level 1 and 17 respondent of control group.
The test apllied is independent sample test. After following the process blood tension exercise
sistolik and distolik in the group of treatment, blood tension is reduce 1,176 mmhg and 0,882
mmhg, meanwhile in the group of contol is showing reduce; 12,647mmhg and 10,000 mmhg.
It can be concluded that the treatment of mobilization progressive level 1 is can stabilize of
blood tension, can applied as therapy non farmakology in the case of hypotention ortostatic
caused of bedrest.
Keywords: Mobilisasi, Progresif, Level I, Hipotensi Ortostatik, Stroke Non Hemoragik
jumlah penderita stroke di Indonesia karena pingsan. Selain itu karena tekanan
sebayak 3.600.000 setiap tahun dengan darah yang terlalu rendah, maka darah
prevelensi 8,3 per 1.000 penduduk (Aini, tidak dapat memberikan oksigen dan zat
2013 dalam Lestari, 2015). Prevalensi makanan yang cukup untuk sel dan tidak
Stroke berdasarkan nakes di Jawa Timur dapat membuang limbah yang dihasilkan
(9,1‰) (Riskesdas, 2013). Prevalensi sebagaimana mestinya, maka dari hal
terjadinya hipotensi ortostatik terjadi pada tersebut dapat memicu stroke berulang
umur 40 tahun ke atas(Setiati, 2004). (LIPI, 2009).
Hipotensi ortostatik ini lebih sering terjadi Oleh karena hipotensi ortostatik erat
pada orang tua yang tinggal difasilitas kaitannya dengan bedrest akibat stroke
kesehatan (54 sampai 68%) daripada di maka ketepatan intervensi pada pasien
masyarakat (Shibao et al. 2007 dalam stroke sangat diperlukan. Salah satu upaya
Freeman, 2008). Berdasarkan studi untuk mengatasi hipotensi tersebut adalah
pendahulan yang dilakukan pada tanggal pemberian mobilisasi progresif. Intervensi
11 Oktober 2017 didapatkan data bahwa ini adalah intervensi yang utama yang
penyakit stroke merupakan salah satu dari dapat dilakukan untuk tahap pemulihan
10 penyakit tertinggi yang diderita pasien pasca serangan stroke. Mobilisasi
di RSUD Dr. R. Pasuruan. Dalam 1 tahun Progresif terdiri dari lima level atau
terakhir periode Januari-Desember 2016 tahapan yang dilakukan, terdiri dari: Head
didapatkan data sebanyak 322 pasien of bed (HOB), Latihan Range of motion
stroke di Interna I. Sedangkan untuk 3 (ROM) pasif dan aktif, terapi lanjutan
bulan terakhir periode Juli hingga rotasi lateral, posisi tengkurap, pergerakan
September 2017 sebanyak 103 pasien melawan gravitasi, posisi duduk, posisi
stroke non hemoragik di rawat di Interna I kaki menggantung, berdiri dan berjalan.
RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan. Dari Mobilisasi Progresif level I yang meliputi
hasil studi pendahuluan dikatakan bahwa mobilisasi tiap dua jam, ROM pasif, serta
di Ruang Interna 1 RSUD Dr. R. HOB 30 derajat untuk menurunkan
Soedarsono tidak dilakukan Mobilisasi Tekanan Intra Kranial (TIK), dan
Progressif level I dan pengecekan menghindari flexi serta rotasi kepala yang
Hipotensi Ortostatik dampak bedrest pada berlebihan, hal ini telah disarankan
pasien Stroke. diberbagai rumah sakit guna meningkatkan
Beberapa faktor resiko hipotensi kualitas hidup pasien (Rahmanti & Putri,
ortostatik seperti umur, bedrest, hipotensi 2016).
akibat obat, diabetes melitus (Setiati, Pada penelitian ini peneliti lebih
Sutrisna, & Prodjosudjadi, 2004). memilih mobilisasi progresif karena posisi
Hipotensi ortostatik didefinisikan sebagai merupakan salah satu tindakan
pengurangan tekanan darah sistolik paling keperawatan yang akan mempengaruhi
sedikit 20 mmHg atau pengurangan perubahan hemodinamik pasien. Pasien
tekanan darah diastolik minimal 10 mmHg kritis biasanya diposisikan duduk dengan
selama 3 menit pertama berdiri (Freeman, tujuan untuk meringankan pernafasan
2008). Gejala klinis yang terjadi cukup pasien akan tetapi hal tersebut dapat
bervariasi merupakan keluhan neuropati menimbulkan ketidaknyamanan pasien
autonom seperti mudah lelah, pusing, bila dilakukan terlalu lama sehingga perlu
sering menguap, tutur kata yang kabur, diketahui posisi yang nyaman, tidak
penglihatan kabur, wajah pucat, keringat memperburuk kondisi pasien dan
dingin, mual, perasaan tak nyaman di
memperbaiki kondisi hemodinamik,
perut. khususnya Cardiac Output kearah lebih
Hipotensi ortostatik jika tidak diatasi baik (Setiyawan, 2016). Lebih lanjut
akan menyebabkan cidera akibat jatuh Volman menjelaskan bahwa pemberian
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 42
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019
tangan, lembar observasi, alat tulis, Pasuruan tahun 2018, jenis kelamin yang
sphygmomanometer, dan stetoskop. paling banyak menjadi responden yaitu
Analisis statistik yang digunakan jenis kelamin perempuan sebanyak 20
meliputi usia dan jenis kelamin. Uji orang (58,8%) dan laki-laki sebanyak 14
statistik menggunakan spss 22.0 for orang (41.2%).
windows. Analisis bivariat Paired Sample
Tabel 2 Karakteristik Dasar Responden
t-test digunakan untuk menguji data
Umur
berpasangan (pre-post test) tekanan darah
pada kelompok perlakuan mobilisasi Std.
Min max Mean
Deviation
progressif level I dan kelompok kontrol
yang berdistribusi normal. Uji Independent Perlakuan 39,00 75,00 54,52 8,92
Sample t-test digunakan untuk menguji Kontrol 40,00 63,00 53,29 7,23
data independen tekanan darah pada
kelompok perlakuan dan kelompok Berdasarkan tabel 2, distribusi
kontrol. frekuensi karakteristik responden
berdasarkan usia pada kelompok
Pada penelitian ini peneliti melihat perlakuan usia terendah ialah 39 tahun dan
hipotensi ortostatik pasien dengan cara usia tertingginya ialah 75 tahun dengan
mengukur tekanan darah pada posisi rata-rata usia 54,52 tahun. Sedangkan
terlentang atau 0º kemudian dilanjutkan untuk responden kelompok kontrol usia
pada posisi 40º. Jika tekanan darah sistole terendah ialah 40 tahun, usia tertinggi 63
ataupun diastole turun minimal 15 mmHg tahun dan rata-rata usia pada kelompok
maka pasien tersebut peneliti masukkan kontrol ialah 53,29 tahun.
sebagai responden dengan persetujuan
pasien. Dengan harapan pada kelompok
perlakuan tidak terjadi penurunan tekanan Tabel 3 Tekanan Darah Sebelum dan
darah setelah dilakukan moblisasi Sesudah Dilakukan Intervensi
progresif pada Kelompok Perlakuan
dan Kontrol
Variable Difference
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Min max Mean
Group In BP
Bagian ini menyajikan hasil
penelitian dan pengabdian kepada SBP on
pre test 110,00 175,00 143,23
masyarakat. Hasil penelitian dan for MP
pengabdian kepada masyarakat dapat 1,18
dilengkapi dengan tabel, grafik (gambar), SBP on
post test 110,00 170,00 142,05
dan/ataubagan. Bagian pembahasan for MP
memaparkan hasil pengolahan data
DBP on
Tabel 1 Karakteristik Dasar Respinden pre test 80,00 110,00 94,70
Jenis Kelamin for MP
0,88
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase% DBP on
post test 80,00 110,00 93,82
Laki-laki 14 41,2% for MP
Perempuan 20 58,8% SBP on
pre test
Total 34 100 % 125,00 175,00 150,00
for
Control 12,65
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi karakteristik SBP on
post test 105,00 170,00 137,35
responden berdasarkan jenis kelamin di
for
Ruang Interna 1 RSUD dr. Soedarsono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 46
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019
Control
DBP on Tabel 5 Hasil Uji Statistik Paired
pre test
for
80,00 115,00 98,52 Sample t Test. Perubahan
Control Tekanan Darah Sistolik dan
10,00 Diastolik kelompok Kontrol
DBP on
post test
Sebelum dan Sesudah
75,00 105,00 88,52 Diberikan Intevensi
for
Control
Mean Sig. (2-
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan Variable T
(mmHg) Tailed)
hasil menunjukkan hasil rerata tekanan
Sistolic BP on pre
darah sebelum mobilisasi pada kelompok test for MP groub
143,23
perlakuan adalah 143,2/94,7 mmHg dan
Sistolic BP on 1,176 0,104
sesudah moilisasi adalah 142,0/93,8
post test for MP 142,05
mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol group
pre test 150,0/98,5 mmHg dan postest
137,5/88,5 mmHg. Diastolic BP on
pre test for MP 94,70
groub
0,882 0,083
Tabel 4 Hasil Uji Statistik Paired Diastolic BP on
post test for MP 93,82
Sample t Test. Perubahan
group
Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik kelompok Perlakuan
Sebelum dan Sesudah Berdasarkan Tabel 5 bahwa
Diberikan Intevensi perubahan tekanan darah sistolik dan
Mean Sig. (2- diastolik antara sebelum dan sesudah pada
Variable t
(mmHg) Tailed) kelompok kontrol didapatkan nilai pvalue
Sistolic BP on sebesar 0,000 dan 0,000 sehingga H1
pre test for 150,00 diterima artinya terdapat perubahan yang
control groub signifikan antara tekanan darah sistolik
12,647 0,000
Sistolic BP on sebelum dan sesudah berakhirnya latihan.
post test for 137,52
control group Tabel 6 Hasil Uji Statistik Independent
Sample t Test. Perubahan
Diastolic BP on
Selisih Tekanan Darah Sistolik
pre test for 98,52
control groub dan Diastolik anatara kelompok
10,000 0,000 Perlakuan dan Kontrol
Diastolic BP on
post test for 88,52 Mean
Sig. (2-
control group Variable selisih t
Tailed)
(mmHg)
Sistolic BP on pre
-1.1765
test for MP groub
Berdasarkan tabel 4 diketahui Sistolic BP on
11,47
0,000
bahwa perubahan tekanan darah sistolik 06
post test for -12.6471
dan diastolik antara sebelum dan sesudah control group
dilakukan tindakan MP didapatkan nilai Diastolic BP on
pvalue sebesar 0,104 dan 0,083 sehingga pre test for MP -.8824
groub 9.117
H0 diterima artinya tidak terdapat 0,000
Diastolic BP on 6
perubahan signifikan antara tekanan darah post test for -10.0000
sistolik sebelum dan sesudah berakhirnya control group
latihan.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 47
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019
Stroke Hemoragik.
6. REFERENSI l. LIPI, U. B. I. T. (2009). Tekanan
a. Amrullah, A. E., Z, N., & Nurudin, M. Darah, 1–4.
(2014). Pengaruh Mobilisasi Aktif m. Lloyd-Jones, D., Adams, R.,
Terhadap Pencegahan Hipotensi Carnethon, M., De Simone, G.,
Ortostatik Pada Penderita Diabetes Ferguson, T. B., Flegal, K., … Hong,
Melitus Dengan Hiperglikemi, 2(1). Y. (2009). Heart disease and stroke
b. Anonym. (2013). Pengaruh latihan statistics--2009 update: a report from
Range Of Motion (ROM) Terhadap the American Heart Association
Kekuatan Otot pada Pasien Stroke Statistics Committee and Stroke
Non Hemoragik. Statistics Subcommittee. Circulation,
c. Darmojo Budi R, Martono Hadi H. 119(3).
(2004, 148). Ilmu Kesehatan Usia n. Olviani, Y. (2015). The Influence of
Lanjut. Jakarta : FKUI First Level Progressive Mobilization
d. Freeman, R. (2008). Neurogenic Action to Non Invasive Hemodinamic
Orthostatic Hypotension, 615–624. Monitoring on Patient with Cerebral
e. Gupta, V., & Lipsitz, L. A. (2007). Injury at Intensive Care Unit, 2(1),
Orthostatic Hypotension in the 37–48.
Elderly: Diagnosis and Treatment. o. Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar
American Journal of Medicine, Fundamental Keperawatan: Konsep,
120(10), 841–847. Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 1,
https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2007 Jakarta: EGC, hlm. 760-779
.02.023 p. Pertami, S. B., Sulastyawati, &
f. Guyton, A. C., & John E. Hall. Anami, P. (2017). Effect Of 30 °
(2007). Buku Ajar Fisiologi Head-Up Position On Intracranial
Kedokteran. EGC, Jakarta. Pressure Change In Patients With
g. Handayani, H. (2017). Efek Head Injury, 3(3), 89–95.
Mobilisasi Progresif Terhadap q. Rahmanti, A., & Putri, D. K. (2016).
Perubahan Rentang Gerak Sendi dan Mobilisasi Progresif Terhadap
Kadar Asam Laktat pada Pasien Perubahan Tekanan Darah Pasien di
dengan Ventilasi Mekanik di ICU. Intensive Care Unit, 12(1), 20–25.
h. Iwanczyk, L., Weintraub, N. T., & r. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan
Rubenstein, L. Z. (2006). Orthostatic Dasar, 1–306.
Hypotension in the Nursing, 25. s. Rumampuk, J. F. (2016). Pengaruh
https://doi.org/10.1016/j.jamda.2005.1 Aktivitas Berlari Terhadap Tekanan
0.011 Darah dan Suhu pada Pria Dewasa
i. Kabi, G. Y. C. R., Tumewah, R., & Normal, 4.
Kembuan, M. A. H. N. (2015). t. Setiati, S., Sutrisna, B., &
Gambaran Faktor Risiko pada Prodjosudjadi, W. (2004). The
Penderita Stroke Iskemik yang prevalence of orthostatic hypotension
Dirawat Inap Neurologi RSUP Prof . and its risk factors among 40 years
Dr . R . D . Kandou Manado, 3(April), and above adult population in
1–6. Indonesia, 180–189.
j. Kristiyawati, S. puguh. (2008). u. Setiyawan. (2016). Mean Arterial
Analisis Faktor Resiko Yang Pressure Non Invasif Blood Pressure
Berhubungan Dengan Kejadian (MAP-NIBP) pada Lateral Positon
Stroke. dalam Perawatan Intensif, 565–569.
k. Lestari, W. (2015). Pemberian Terapi v. Vollman, K. (2012). Progressive
Musik Terhadap Status Mobility Program Makes a Difference
Hemodinamika Pasien Koma dengan Disclosures Sage Products Inc It is
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 52
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN 2019