Disusun oleh:
[tlenyetujui
Pembimbing ll
Mengetahui,
Ketua Program Studi llmu Gizi
Fakultas Muhammadiyah Surakarta
d-w
Setyaninorum Rahmawatv. A. M.Kes.. Ph.D
N I K. 744lN I DN.06-23 1 2-7 301
HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN ASUPAN KALSIUM DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI INSTALASI
RAWAT JALAN RSUD SUKOHARJO
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF PHYSICAL ACTIVITY AND CALCIUM INTAKE WITH
BLOOD PRESSURE IN ISCHEMIC STROKE OUTPATIENT IN
SUKOHARJO GENERAL HOSPITAL
Pendahuluan: Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan asupan
kalsium. Aktivitas fisik yang rendah dapat mempengaruhi frekuensi denyut
jantung menjadi lebih tinggi sehingga tekanan darah akan meningkat saat
jantung berkontraksi. Selain itu asupan kalsium yang rendah dapat
mempengaruhi kelenturan pembuluh darah sehingga mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik
dan asupan kalsium dengan tekanan darah pada pasien stroke iskemik di
instalasi rawat jalan RSUD Sukoharjo.
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan observasional dengan
metode cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30
sampel dengan teknik pengambilan sampel secara Consecutive sampling.
Pengambilan data aktivitas fisik diperoleh dengan metode Physical Activity
Level (PAL), asupan kalsium diperoleh dengan Semi Quantitatif Food
Frequency Questioner (FFQ), dan tekanan darah diperoleh dari data rekam
medis sampel. Analisis yang digunakan adalah uji Rank Spearman.
Hasil: Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai PAL rata-
rata aktivitas fisik sebesar 1,51±0,15 dan asupan kalsium sebesar
77,98±27,25 mg. Tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah
sistolik maupun diastolik (p= 0, 618 untuk sistolik dan p= 0,073 untuk
diastolik). Tidak ada hubungan asupan kalsium dengan tekanan darah
sistolik maupun diastolik (p= 0, 538 untuk sistolik dan p= 0,741 untuk
diastolik).
Kesimpulan: Tidak ada hubungan aktivitas fisik dan asupan kalsium dengan
tekanan darah pada pasien stroke iskemik di instalasi rawat jalan RSUD
Sukoharjo. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah
usia, genetika, jenis kelamin, asupan berlemak, asupan garam, obat-obatan,
dan ras
Kata Kunci : aktivitas fisik, asupan kalsium, tekanan darah, stroke iskemik
Kepustakaan : 49:2001-2015
PENDAHULUAN non hemoragik pada tahun 2012
sebesar 0,07% lebih rendah
Stroke merupakan penyakit dibanding tahun 2011 (0,09%)
neurologi yang dapat menyebabkan (Dinas Kesehatan, 2012).
gangguan fungsi gerak sehingga Aktivitas fisik yang kurang dapat
seseorang mengalami kelumpuhan mempengaruhi frekuensi denyut
(Gofir, 2007). Stroke juga jantung menjadi lebih tinggi
merupakan penyebab gangguan sehingga otot jantung harus bekerja
fungsional yang menyebabkan 20% lebih keras pada setiap kontraksi.
penderita yang bertahan hidup Otot jantung yang bekerja semakin
membutuhkan perawatan di keras dan sering memompa, maka
Pelayanan Kesehatan dan 15 – 30% makin besar tekanan yang
penderita mengalami kelumpuhan dibebankan pada arteri sehingga
permanen (Goldstein, 2006). dapat menyebabkan tekanan darah
Kejadian stroke dipengaruhi meningkat. Aktivitas fisik dalam
oleh tekanan darah yang menjadi bentuk olahraga secara teratur dapat
salah satu faktor yang harus menurunkan tahanan perifer yang
diperhatikan. Kejadian stroke akan dapat menurunkan tekanan darah.
meningkat seiring dengan awal (Anggara dan Prayitno, 2013).
terjadinya hipertensi, semakin muda Aktifitas Fisik yang teratur 3-5 kali
menderita hipertensi maka dalam satu minggu dapat menaikkan
kerusakan organ yang paling rentan kadar kolesterol High Density
oleh hipertensi adalah otak sehingga Lipoprotein (HDL), sehingga
dapat menyebabkan terjadinya mencegah penimbunan lemak
serangan stroke. Hipertensi yang (atherosklerosis) pada pembuluh
tidak mendapat penanganan atau darah. Aterosklerosis memiliki risiko
pengobatan menyebabkan terjadinya penyakit stroke dan
peningkatan kejadian stroke serangan jantung (Freeman dan
sebanyak 60%, dengan Christine, 2008; Luhulima dkk, 2005)
kemungkinan 4,5 kali (Azmi dkk, Asupan kalsium merupakan
2012) . elemen mineral makro yang terdapat
Serangan stroke karena dalam tubuh dan mempunyai efek
hipertensi mempengaruhi kejadian natriuretik yang berpengaruh dalam
stroke non hemoragik (iskemik) menurunkan tekanan darah
maupun stroke hemoragik. Stroke (Almatsier, 2004). Asupan kalsium
iskemik merupakan penyempitan yang rendah dapat memperkuat efek
satu atau beberapa pembuluh arteri dari asupan garam terhadap
yang menuju ke otak yang peningkatan tekanan darah (Mariana
disebabkan oleh endapan lemak dkk, 2012). Di dalam cairan
sehingga mempengaruhi aliran ekstraseluler dan cairan intraseluler
darah ke otak menjadi berkurang. kalsium membantu melenturkan
Sel-sel yang kekurangan oksigen pembuluh darah sehingga plak atau
tidak akan berfungsi secara endapan yang menempel pada
sempurna (Gins dan Worp, 2007). dinding pembuluh darah dapat
Prevalensi stroke yang mudah dilepaskan (Almatsier, 2004).
terdiagnosis tenaga kesehatan Kalsium mempunyai efek
sebesar 7% sedangkan berdasarkan natriuretik dan berpengaruh dalam
gejala sebesar 12,1% (Badan menurunkan tekanan darah pada
Penelitian dan Pengembangan pasien hipertensi yang sensitif
Kesehatan, 2013). Prevalensi stroke terhadap NaCl. Asupan NaCl yang
berlebih dapat meningkatkan eksresi form recall kegiatan atau aktivitas
kalsium urine, kadar hormon responden dalam 24 jam selama 7
paratiroid, dan konsentrasi 1,25 hari. Asupan kalsium diambil selama
dihydroxi vitamin D. Hormon sehari dengan metode Semi
paratiroid dapat menyebabkan Quantitatif Food Frequency
vasokonstriksi dengan cara Questioner (FFQ) dengan frekuensi
mempengaruhi aktifitas neural dan bahan makan dalam 1 tahun melalui
atau hormon vasoaktif (Alfiana dkk, metode wawancara. Data sekunder
2014). meliputi tekanan darah responden
Hasil survei pendahuluan yang yang diperoleh dari catatanan medis.
telah dilakukan di RSUD Sukoharjo Analisis bivariat untuk uji
selama 3 tahun terakhir kejadian hubungan antara aktivitas fisik dan
stroke di RSUD Sukoharjo dengan asupan kalsium dengan tekanan
jumlah pasien rawat jalan pada darah pada pasien stroke iskemik
tahun 2012-2013 berturut-turut menggunakan uji Rank Spearman.
sebesar 1127 pasien, 1328 pasien,
dan 1278 pasien. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian di atas Rumah Sakit Umum Daerah
dilakukan penelitian untuk Sukoharjo berdiri pada tanggal 14
mengetahui ada tidaknya hubungan Agustus 1960 RSUD Kabupaten
antara aktifitas fisik dan asupan Sukoharjo merupakan Rumah Sakit
kalsium dengan tekanan darah tipe B ditetapkan sebagai Badan
terhadap pasien stroke iskemik di Layanan Umum Daerah (BLUD).
instalasi rawat jalan RSUD Pelayanan RSUD Sukoharjo
Sukoharjo. terdiri dari instalasi rawat jalan dan
instalasi rawat inap. Jenis pelayanan
METODE PENELITIAN yang terdapat di RSUD Sukoharjo
Penelitian ini merupakan jenis antara lain poliklinik umum, poliklinik
penelitian observasional dengan gigi, poliklinik spesialis, apotek 24
rancangan cros sectional. Penelitian jam, instalasi gawat darurat 24 jam,
dilakukan di Instalasi Rawat Jalan ICU/ ICCU, instalasi radiologi,
Poliklinik Spesialis Saraf RSUD instalasi laboratorium, instalasi
Sukoharjo pada bulan September- bedah sentral, instalasi rehabilitasi
Oktober 2015. Jumlah subyek pada medik/ fisioterapi, instalasi
penelitian ini sebanyak 30 pasien hemodialisa, instalasi gizi, instalasi
stroke iskemik. Teknik sampling bank darah, instalasi CSSD, instalasi
yang digunakan adalah consecutive PSRS, dan instalasi sanitasi.
sampling. Consecutive sampling
merupakan pemilihan sampel A. Karakteristik Subyek
dengan menetapkan subjek yang
memenuhi kriteria penelitian Subyek pada penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampai merupakan pasien stroke iskemik
kurun waktu tertentu, sehingga yang melakukan rawat jalan di
jumlah responden dapat terpenuhi. poliklinik syaraf RSUD Kabupaten
Data primer yang diambil Sukoharjo. Distribusi subyek
dengan metode wawancara identitas berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
responden, kebiasaan aktivitas fisik pekerjaan.
dengan menggunakan form aktivitas 1. Jenis Kelamin
fisik sesuai Physical Activity Level Distribusi subyek menurut jenis
(PAL). Form aktivitas fisik berupa kelamin dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. 3. Pekerjaan
Distribusi Subyek Menurut Jenis Distribusi subyek menurut
Kelamin pekerjaan dapat dilihat pada
Tabel 3.
Jenis
Persentase Tabel 3.
N (%) Distribusi Menurut Pekerjaan
Kelamin
Pekerjaan N Persentase (%)
Laki-laki 17 56,7
Pensiunan 14 46,7
Perempuan 13 43,3 PNS
IRT 3 10
Total 30 100
Wiraswasta 5 16,6
Tabel 1 menunjukkan bahwa
responden yang berjenis kelamin Buruh 8 26,7
laki-laki sebanyak 56,7%, dan
responden yang berjenis kelamin Total 30 100
perempuan sebanyak 43,3%. Stroke
iskemik banyak terjadi pada laki-laki Menurut tabel 3, 46,7% subyek
dibandingkan dengan perempuan merupakan pensiunan PNS.
dapat disebabkan oleh perempuan Pekerjaan berhubungan dengan
memiliki hormon estrogen yang gaya hidup seseorang. Dalam
dapat melindungi dari penyakit keseharian rata-rata masyarakat
jantung dan stroke. Kejadian stroke memiliki kecenderungan pola hidup
iskemik pada perempuan dan laki- yang kurang baik dan mengalami
laki memiliki risiko yang sama ketika stres psikologis. Maukar, dkk (2014)
perempuan sudah mengalami menyatakan bahwa stres psikologis
menopaouse. yang diakibatkan oleh pekerjaan
dapat meningkatkan risiko terjadinya
2. Usia stroke iskemik 1,4 kali dibandingkan
Distribusi subyek menurut usia dengan orang yang tidak mengalami
dapat dilihat pada Tabel 2. stres karena pekerjaan.
Tabel 2.
Distribusi Menurut Usia B. Analisis Univariat
Usia N Persentase (%) 1. Distribusi Responden Menurut
Tekanan Darah
45-59 11 36,7 Distribusi menurut tekanan
darah sistolik dapat dilihat
60-74 19 63,3 pada Tabel 4.
Tabel 4.
Total 30 100 Distribusi Menurut Tekanan
Darah Sistolik
Menurut tabel 2 sebagian besar
Sistolik N Persentase
subyek yang mengalami stroke
(%)
berusia 60-74 tahun sebanyak
63,3%. Pada kejadian stroke iskemik Normal 13 43,3
yang memiliki risiko dimulai sejak
usia 45 tahun, dan pada usia lebih Pre Hipertensi 10 33,3
dari 64 tahun risiko terkena stroke
iskemik meningkat menjadi 75% Hipertensi 7 23,4
(Nasution, 2007). Total 30 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa 3. Distribusi Subyek Menurut
sebagian besar subyek yang Asupan Kalsium
mempunyai tekanan darah sistolik Distribusi subyek menurut asupan
normal sebesar 43,3%. kalsium dapat dilihat pada Tabel
7.
Distribusi menurut tekanan darah Tabel 7.
diastolik dapat dilihat pada Tabel 5. Distribusi Responden Menurut
Tabel 5. Asupan Kalsium
Distribusi Menurut Tekanan Darah Asupan N Persentase
Diastolik Kalsium (%)
Diastolik N Persentase
(%) Kurang 30 100