Anda di halaman 1dari 11

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN ASUPAN KALSIUM


DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI
INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUKOHARJO

Naskah Publikasi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi

Disusun oleh:

ANINDIKA BUDI PRABAWATI


J 310 110 085

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Hubungan Aktivitas Fisik dan Asupan Kalsium


dengan Tekanan darah pada Pasien Stroke
lskemik di lnstalasi Rawat Jalan RSUD Sukohario

Nama Mahasiswa : Anindika Budi Prabawati

Nomor lnduk Mahasiswa : J 310 110085

Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi llmu Gizi


Fakultas llmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada
tanggal 14 Desember 2A15 dan layak untuk dipublikasikan

Surakarta, 5 Januari 2016

[tlenyetujui

Pembimbing ll

Dewi Pprtiwi Dvah, K. S. Gz.. M.Gizi


NtP. 19670217 1989021002 N|DN. 06-1101-8602

Mengetahui,
Ketua Program Studi llmu Gizi
Fakultas Muhammadiyah Surakarta

d-w
Setyaninorum Rahmawatv. A. M.Kes.. Ph.D
N I K. 744lN I DN.06-23 1 2-7 301
HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN ASUPAN KALSIUM DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI INSTALASI
RAWAT JALAN RSUD SUKOHARJO

Anindika Budi Prabawati (J 310 110 085)


Pembimbing : Rusjiyanto, SKM., M.Si
Dewi Pertiwi Dyah K, S.Gz., M.Gizi

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pol I Pabelan Surakarta 57102
Email : anindieka@gmail.com

ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF PHYSICAL ACTIVITY AND CALCIUM INTAKE WITH
BLOOD PRESSURE IN ISCHEMIC STROKE OUTPATIENT IN
SUKOHARJO GENERAL HOSPITAL

Introduction: Blood pressure can be affected by physical activity and calcium


intake. Low physical activity can cause higher heart rate, resulting in an
increase blood pressure when the heart contracts. Low calcium intake can affect
the flexibility of blood vessels resulting in an increased of blood pressure.
Objective: This study aimed to determine the relationship of physical activity and
calcium intake and blood pressure in outpatients with ischemic stroke in
Sukoharjo general hospital.
Method: This research is an observational study with cross sectional method.
The samples used were 30 respondents were obtained using Consecutive
sampling technique. Respondent’s physical activity was obtained using Physical
Activity Level (PAL), calcium intake was obtained by Semi quantitative Food
Frequency Questionnaire (FFQ), and blood pressure was obtained from medical
records of respondents. The data was analysed using Rank Spearman.
Results: The results show that the average value of PAL physical activity was
1.51 ± 0.15 and calcium intake was 77.98 ± 27.25 mg. No relationship of systolic
and diastolic blood pressure with physical activity and calcium intake was found
with p-value of p = 0, 618; p = 0.073; p = 0, 538; p = 0.741
respectively.Conclusion: There are no relationship of physical activity and
calcium intake with blood pressure in ischemic stroke outpatient Sukoharjo
general hospital. This results suggested that other factors such as can age,
genetics, gender, the intake of fat, salt intake, medication, and race also play a in
increasing blood pressure.

Keywords: physical activity, calcium intake, blood pressure, ischemic stroke


Bibliography: 49: 2001-2015
ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN ASUPAN KALSIUM DENGAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI INSTALASI
RAWAT JALAN RSUD SUKOHARJO

Pendahuluan: Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan asupan
kalsium. Aktivitas fisik yang rendah dapat mempengaruhi frekuensi denyut
jantung menjadi lebih tinggi sehingga tekanan darah akan meningkat saat
jantung berkontraksi. Selain itu asupan kalsium yang rendah dapat
mempengaruhi kelenturan pembuluh darah sehingga mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik
dan asupan kalsium dengan tekanan darah pada pasien stroke iskemik di
instalasi rawat jalan RSUD Sukoharjo.
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan observasional dengan
metode cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30
sampel dengan teknik pengambilan sampel secara Consecutive sampling.
Pengambilan data aktivitas fisik diperoleh dengan metode Physical Activity
Level (PAL), asupan kalsium diperoleh dengan Semi Quantitatif Food
Frequency Questioner (FFQ), dan tekanan darah diperoleh dari data rekam
medis sampel. Analisis yang digunakan adalah uji Rank Spearman.
Hasil: Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai PAL rata-
rata aktivitas fisik sebesar 1,51±0,15 dan asupan kalsium sebesar
77,98±27,25 mg. Tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah
sistolik maupun diastolik (p= 0, 618 untuk sistolik dan p= 0,073 untuk
diastolik). Tidak ada hubungan asupan kalsium dengan tekanan darah
sistolik maupun diastolik (p= 0, 538 untuk sistolik dan p= 0,741 untuk
diastolik).
Kesimpulan: Tidak ada hubungan aktivitas fisik dan asupan kalsium dengan
tekanan darah pada pasien stroke iskemik di instalasi rawat jalan RSUD
Sukoharjo. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah
usia, genetika, jenis kelamin, asupan berlemak, asupan garam, obat-obatan,
dan ras
Kata Kunci : aktivitas fisik, asupan kalsium, tekanan darah, stroke iskemik
Kepustakaan : 49:2001-2015
PENDAHULUAN non hemoragik pada tahun 2012
sebesar 0,07% lebih rendah
Stroke merupakan penyakit dibanding tahun 2011 (0,09%)
neurologi yang dapat menyebabkan (Dinas Kesehatan, 2012).
gangguan fungsi gerak sehingga Aktivitas fisik yang kurang dapat
seseorang mengalami kelumpuhan mempengaruhi frekuensi denyut
(Gofir, 2007). Stroke juga jantung menjadi lebih tinggi
merupakan penyebab gangguan sehingga otot jantung harus bekerja
fungsional yang menyebabkan 20% lebih keras pada setiap kontraksi.
penderita yang bertahan hidup Otot jantung yang bekerja semakin
membutuhkan perawatan di keras dan sering memompa, maka
Pelayanan Kesehatan dan 15 – 30% makin besar tekanan yang
penderita mengalami kelumpuhan dibebankan pada arteri sehingga
permanen (Goldstein, 2006). dapat menyebabkan tekanan darah
Kejadian stroke dipengaruhi meningkat. Aktivitas fisik dalam
oleh tekanan darah yang menjadi bentuk olahraga secara teratur dapat
salah satu faktor yang harus menurunkan tahanan perifer yang
diperhatikan. Kejadian stroke akan dapat menurunkan tekanan darah.
meningkat seiring dengan awal (Anggara dan Prayitno, 2013).
terjadinya hipertensi, semakin muda Aktifitas Fisik yang teratur 3-5 kali
menderita hipertensi maka dalam satu minggu dapat menaikkan
kerusakan organ yang paling rentan kadar kolesterol High Density
oleh hipertensi adalah otak sehingga Lipoprotein (HDL), sehingga
dapat menyebabkan terjadinya mencegah penimbunan lemak
serangan stroke. Hipertensi yang (atherosklerosis) pada pembuluh
tidak mendapat penanganan atau darah. Aterosklerosis memiliki risiko
pengobatan menyebabkan terjadinya penyakit stroke dan
peningkatan kejadian stroke serangan jantung (Freeman dan
sebanyak 60%, dengan Christine, 2008; Luhulima dkk, 2005)
kemungkinan 4,5 kali (Azmi dkk, Asupan kalsium merupakan
2012) . elemen mineral makro yang terdapat
Serangan stroke karena dalam tubuh dan mempunyai efek
hipertensi mempengaruhi kejadian natriuretik yang berpengaruh dalam
stroke non hemoragik (iskemik) menurunkan tekanan darah
maupun stroke hemoragik. Stroke (Almatsier, 2004). Asupan kalsium
iskemik merupakan penyempitan yang rendah dapat memperkuat efek
satu atau beberapa pembuluh arteri dari asupan garam terhadap
yang menuju ke otak yang peningkatan tekanan darah (Mariana
disebabkan oleh endapan lemak dkk, 2012). Di dalam cairan
sehingga mempengaruhi aliran ekstraseluler dan cairan intraseluler
darah ke otak menjadi berkurang. kalsium membantu melenturkan
Sel-sel yang kekurangan oksigen pembuluh darah sehingga plak atau
tidak akan berfungsi secara endapan yang menempel pada
sempurna (Gins dan Worp, 2007). dinding pembuluh darah dapat
Prevalensi stroke yang mudah dilepaskan (Almatsier, 2004).
terdiagnosis tenaga kesehatan Kalsium mempunyai efek
sebesar 7% sedangkan berdasarkan natriuretik dan berpengaruh dalam
gejala sebesar 12,1% (Badan menurunkan tekanan darah pada
Penelitian dan Pengembangan pasien hipertensi yang sensitif
Kesehatan, 2013). Prevalensi stroke terhadap NaCl. Asupan NaCl yang
berlebih dapat meningkatkan eksresi form recall kegiatan atau aktivitas
kalsium urine, kadar hormon responden dalam 24 jam selama 7
paratiroid, dan konsentrasi 1,25 hari. Asupan kalsium diambil selama
dihydroxi vitamin D. Hormon sehari dengan metode Semi
paratiroid dapat menyebabkan Quantitatif Food Frequency
vasokonstriksi dengan cara Questioner (FFQ) dengan frekuensi
mempengaruhi aktifitas neural dan bahan makan dalam 1 tahun melalui
atau hormon vasoaktif (Alfiana dkk, metode wawancara. Data sekunder
2014). meliputi tekanan darah responden
Hasil survei pendahuluan yang yang diperoleh dari catatanan medis.
telah dilakukan di RSUD Sukoharjo Analisis bivariat untuk uji
selama 3 tahun terakhir kejadian hubungan antara aktivitas fisik dan
stroke di RSUD Sukoharjo dengan asupan kalsium dengan tekanan
jumlah pasien rawat jalan pada darah pada pasien stroke iskemik
tahun 2012-2013 berturut-turut menggunakan uji Rank Spearman.
sebesar 1127 pasien, 1328 pasien,
dan 1278 pasien. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian di atas Rumah Sakit Umum Daerah
dilakukan penelitian untuk Sukoharjo berdiri pada tanggal 14
mengetahui ada tidaknya hubungan Agustus 1960 RSUD Kabupaten
antara aktifitas fisik dan asupan Sukoharjo merupakan Rumah Sakit
kalsium dengan tekanan darah tipe B ditetapkan sebagai Badan
terhadap pasien stroke iskemik di Layanan Umum Daerah (BLUD).
instalasi rawat jalan RSUD Pelayanan RSUD Sukoharjo
Sukoharjo. terdiri dari instalasi rawat jalan dan
instalasi rawat inap. Jenis pelayanan
METODE PENELITIAN yang terdapat di RSUD Sukoharjo
Penelitian ini merupakan jenis antara lain poliklinik umum, poliklinik
penelitian observasional dengan gigi, poliklinik spesialis, apotek 24
rancangan cros sectional. Penelitian jam, instalasi gawat darurat 24 jam,
dilakukan di Instalasi Rawat Jalan ICU/ ICCU, instalasi radiologi,
Poliklinik Spesialis Saraf RSUD instalasi laboratorium, instalasi
Sukoharjo pada bulan September- bedah sentral, instalasi rehabilitasi
Oktober 2015. Jumlah subyek pada medik/ fisioterapi, instalasi
penelitian ini sebanyak 30 pasien hemodialisa, instalasi gizi, instalasi
stroke iskemik. Teknik sampling bank darah, instalasi CSSD, instalasi
yang digunakan adalah consecutive PSRS, dan instalasi sanitasi.
sampling. Consecutive sampling
merupakan pemilihan sampel A. Karakteristik Subyek
dengan menetapkan subjek yang
memenuhi kriteria penelitian Subyek pada penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampai merupakan pasien stroke iskemik
kurun waktu tertentu, sehingga yang melakukan rawat jalan di
jumlah responden dapat terpenuhi. poliklinik syaraf RSUD Kabupaten
Data primer yang diambil Sukoharjo. Distribusi subyek
dengan metode wawancara identitas berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
responden, kebiasaan aktivitas fisik pekerjaan.
dengan menggunakan form aktivitas 1. Jenis Kelamin
fisik sesuai Physical Activity Level Distribusi subyek menurut jenis
(PAL). Form aktivitas fisik berupa kelamin dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. 3. Pekerjaan
Distribusi Subyek Menurut Jenis Distribusi subyek menurut
Kelamin pekerjaan dapat dilihat pada
Tabel 3.
Jenis
Persentase Tabel 3.
N (%) Distribusi Menurut Pekerjaan
Kelamin
Pekerjaan N Persentase (%)
Laki-laki 17 56,7
Pensiunan 14 46,7
Perempuan 13 43,3 PNS
IRT 3 10
Total 30 100
Wiraswasta 5 16,6
Tabel 1 menunjukkan bahwa
responden yang berjenis kelamin Buruh 8 26,7
laki-laki sebanyak 56,7%, dan
responden yang berjenis kelamin Total 30 100
perempuan sebanyak 43,3%. Stroke
iskemik banyak terjadi pada laki-laki Menurut tabel 3, 46,7% subyek
dibandingkan dengan perempuan merupakan pensiunan PNS.
dapat disebabkan oleh perempuan Pekerjaan berhubungan dengan
memiliki hormon estrogen yang gaya hidup seseorang. Dalam
dapat melindungi dari penyakit keseharian rata-rata masyarakat
jantung dan stroke. Kejadian stroke memiliki kecenderungan pola hidup
iskemik pada perempuan dan laki- yang kurang baik dan mengalami
laki memiliki risiko yang sama ketika stres psikologis. Maukar, dkk (2014)
perempuan sudah mengalami menyatakan bahwa stres psikologis
menopaouse. yang diakibatkan oleh pekerjaan
dapat meningkatkan risiko terjadinya
2. Usia stroke iskemik 1,4 kali dibandingkan
Distribusi subyek menurut usia dengan orang yang tidak mengalami
dapat dilihat pada Tabel 2. stres karena pekerjaan.
Tabel 2.
Distribusi Menurut Usia B. Analisis Univariat
Usia N Persentase (%) 1. Distribusi Responden Menurut
Tekanan Darah
45-59 11 36,7 Distribusi menurut tekanan
darah sistolik dapat dilihat
60-74 19 63,3 pada Tabel 4.
Tabel 4.
Total 30 100 Distribusi Menurut Tekanan
Darah Sistolik
Menurut tabel 2 sebagian besar
Sistolik N Persentase
subyek yang mengalami stroke
(%)
berusia 60-74 tahun sebanyak
63,3%. Pada kejadian stroke iskemik Normal 13 43,3
yang memiliki risiko dimulai sejak
usia 45 tahun, dan pada usia lebih Pre Hipertensi 10 33,3
dari 64 tahun risiko terkena stroke
iskemik meningkat menjadi 75% Hipertensi 7 23,4
(Nasution, 2007). Total 30 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa 3. Distribusi Subyek Menurut
sebagian besar subyek yang Asupan Kalsium
mempunyai tekanan darah sistolik Distribusi subyek menurut asupan
normal sebesar 43,3%. kalsium dapat dilihat pada Tabel
7.
Distribusi menurut tekanan darah Tabel 7.
diastolik dapat dilihat pada Tabel 5. Distribusi Responden Menurut
Tabel 5. Asupan Kalsium
Distribusi Menurut Tekanan Darah Asupan N Persentase
Diastolik Kalsium (%)
Diastolik N Persentase
(%) Kurang 30 100

Normal 7 23,3 Baik 0 0

Pre Hipertensi 6 20 Total 30 100

Hipertensi 17 56,7 Hasil pengolahan data diperoleh


hasil rata-rata asupan kalsium 77,98
Total 30 100 ±27,25 mg menunjukkan bahwa
pasien memiliki rata-rata asupan
Tabel 5 menunjukkan bahwa kalsium yang kurang. Hasil
sebagian besar subyek yang wawancara FFQ pada penelitian ini
mengalami tekanan darah diastolik rata-rata pasien sering
hipertensi sebanyak 56,7%. mengonsumsi makanan yang
2. Distribusi Subyek Menurut bersumber dari sayur-sayuran.
Aktivitas Fisik Kalsium merupakan mineral makro
Distribusi menurut aktivitas fisik yang berfungsi dalam mengatur
dapat dilihat pada Tabel 6. keseimbangan cairan ekstraseluler
Tabel 6. dan cairan intraseluler sehingga
Distribusi Menurut Aktivitas Fisik dapat melenturkan pembuluh darah
Aktivitas Persentase (Almatsier, 2004).
Fisik N (%)

Ringan 27 90,0 C. Analisis Bivariat


1. Hubungan Aktivitas Fisik
Sedang 3 10,0 dengan Tekanan Darah
Hubungan aktivitas fisik
Total 30 100 dengan tekanan darah sistolik
dapat dilihat pada Tabel 8.
Hasil pengolahan data diperoleh Tabel 8.
rata-rata aktivitas fisik 1,51 ±0,15 Hubungan Aktivitas Fisik dengan
yang menunjukan bahwa pasien Tekanan Darah Sistolik
memiliki rata-rata aktivitas fisik p*
ringan. Variabel Mean±sd
Aktivitas fisik berperan membantu Aktivitas Fisik 1,51±0,15
pengendalian tekanan darah yang Tekanan Darah 0,618
bermanfaat untuk kesehatan jantung Sistolik 127,33±14,6
agar lebih kuat dan mampu (mmHg)
memompa darah dengan baik * Uji Rank Spearman
sehingga dapat terhindar dari
penumpukan plak pada dinding Hasil pengolahan data pada Tabel 8
pembuluh darah. diperoleh rata-rata tekanan darah
sistolik menunjukkan bahwa rata- yang diakibatkan oleh gangguan
rata pasien memiliki tekanan darah neurologi yang menetap sehingga
prehipertensi. aktivitas fisik yang di lakukan
Berdasarkan hasil uji Rank sangatlah ringan bahkan tidak dapat
Spearman pada diperoleh nilai p = melakukan aktivitas serta kurangnya
0,618 (p≥0,05) maka H0 diterima pengertian akan pentingnya aktivitas
sehingga ditarik kesimpulan bahwa fisik yang teratur. Faktor lain selain
tidak ada hubungan antara aktivitas aktivitas fisik yang juga dapat
fisik dengan tekanan darah sistolik mempengaruhi tekanan darah ialah
pada pasien stroke iskemik di usia, kelainan pada tubuh, dan
instalasi rawat jalan RSUD penyakit lain.
Sukoharjo.
2. Hubungan Asupan Kalsium
Hubungan aktivitas fisik dengan dengan Tekanan Darah
tekanan darah diastolik dapat dilihat Hubungan asupan kalsium
pada Tabel 9. dengan tekanan darah sistolik
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9. Tabel 10.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Hubungan Asupan Kalsium
Tekanan Darah Diastolik dengan Tekanan Darah Sistolik
Variabel Mean±sd p* Variabel Mean±sd p*

Aktivitas Fisik 1,51±0,15 Asupan Kalsium 77,98±27,25


Tekanan Darah Tekanan Darah 0,538
0,073 127,33±14,60
Diastolik 84,67±10,08 Sistolik (mmHg)
(mmHg) * Uji Rank Spearman
* Uji Rank Spearman
Hasil pengolahan data pada Berdasarkan hasil uji Rank
Tabel 9 diperoleh rata-rata tekanan Spearman diperoleh nilai p = 0,538
darah diastolik menunjukkan bahwa (p≥0,05) maka H0 diterima,
rata-rata pasien memiliki tekanan sehingga ditarik kesimpulan bahwa
darah prehipertensi. tidak ada hubungan antara asupan
Berdasarkan hasil uji Rank kalsium dengan tekanan darah
Spearman pada diperoleh nilai p = sistolik pada pasien stroke iskemik di
0,073 (p≥0,05) maka H0 diterima, instalasi rawat jalan RSUD
sehingga ditarik kesimpulan bahwa Sukoharjo.
tidak ada hubungan antara aktivitas Hubungan asupan kalsium dengan
fisik dengan tekanan darah diastolik tekanan darah diastolik dapat dilihat
pada pasien stroke iskemik di pada Tabel 11.
instalasi rawat jalan RSUD Tabel 11.
Sukoharjo. Hubungan Asupan Kalsium
Hasil penelitian ini menunjukkan dengan Tekanan Darah Diastolik
bahwa tidak ada hubungan antara Variabel Mean±sd p*
aktivitas fisik dengan tekanan darah.
Hasil tersebut dapat disebabkan Asupan Kalsium 77,98±27,25
Tekanan Darah 0,741
oleh pengobatan atau terapi yang 84,67±10,08
Diastolik (mmHg)
sedang dijalani oleh pasien seperti
* Uji Rank Spearman
diberikan obat penurun tekanan
darah serta penderita stroke juga Berdasarkan hasil uji Rank
mengalami kelumpuhan pada Spearman diperoleh nilai p = 0,741
sebagian anggota gerak pada badan (p≥0,05) maka H0 diterima,
sehingga ditarik kesimpulan bahwa SARAN
tidak ada hubungan antara asupan Diperlukan penelitian lebih lanjut
kalsium dengan tekanan darah tentang hubungan aktivitas fisik dan
diastolik pada pasien stroke iskemik asupan kalsium dengan tekanan
di instalasi rawat jalan RSUD darah terhadap pasien stroke
Sukoharjo. iskemik dengan metode dan
Asupan kalsium yang rendah pengambilan data yang lebih valid
memperkuat efek dari asupan garam seperti penambahan metode recall
NaCl terhadap peningkatan tekanan dan aktivitas fisik dengan metode
darah pada orang yang rentan. yang lebih sesuai untuk pasien
Kalsium mempunyai efek natriuretik, stroke.
dan berpengaruh dalam
menurunkan tekanan darah pada DAFTAR PUSTAKA
pasien hipertensi sensitif NaCl. Alfiana N., Bintanah S., Sulistya KH.
Asupan NaCl yang berlebih dapat 2014. Hubungan Asupan
meningkatkan ekskresi kalsium Kalsium dan Natrium Terhadap
urine, kadar hormon paratiroid, dan Darah Sistolik Pada Penderita
konsentrasi 1,25 dihydroxi vitamin D. Hipertensi Rawat Inap Di RS
Hormon paratiroid dapat Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi
menyebabkan vasokonstriksi Universitas Muhammadiyah
dengan cara mempengaruhi aktifitas Semarang. 3(1)
neural dan atau hormon vasoaktif Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar
(Alfiana dkk, 2014). Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka
Asupan kalsium yang kurang Utama. Jakarta
pada subyek kemungkinan juga Anggara FHD., dan Prayitno N.
disebabkan karena terdapat 2013. Faktor Faktor yang
pembatasan makanan, porsi yang Berhubungan dengan Tekanan
dikonsumsi oleh pasien sedikit dan Darah di Puskesmas Telaga
memiliki nafsu makan yang kurang. Murni Cikarang Barat Tahun
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
5(1) : 20-25
KESIMPULAN Azmi E., Sukiandra R., Fridayenti.
1. Tidak ada hubungan antara 2012. Gambaran Kadar
aktivitas fisik dengan tekanan Kolesterol HDL dan Tekanan
darah pada pasien stroke iskemik Darah Pasien Stroke yang
di instalasi rawat jalan RSUD Dirawat Di Bagian Saraf RSUD
Sukoharjo dengan nilai p = 0,618 Arifin Achmad Provinsi Riau.
untuk tekanan darah sistolik dan Artikel Publikasi. Fakultas
p = 0,073 untuk tekanan darah Kedokteran Universitas Riau.
diastolik Pekanbaru
2. Tidak ada hubungan antara Badan Penelitian dan
asupan kalsium dengan tekanan Pengembangan Kesehatan.
darah pada pasien stroke iskemik 2013. Riset Kesehatan Dasar.
di instalasi rawat jalan RSUD Kementerian Kesehatan
Sukoharjo dengan nilai p = 0,825 Republik Indonesia. Jakarta
untuk tekanan darah sistolik dan Dinas Kesehatan. 2012. Profil
p = 0,741 untuk tekanan darah Kesehatan Provinsi Jawa
diastolik. Tengah Tahun 2012. Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Semarang
Freeman W. Mason & Junge
Christine. 2008. Kolesterol
Rendah Jantung Sehat. Bhuana
Ilmu Populer. Jakarta
Gofir A. 2007. Managemen
Komprehansif Stroke. Edisi 1.
Pustaka Cendekiawan Press.
Jogyakarta
Goldstein L.B. 2006. In: Fischer M,
ed, 2006. Stroke Therapy.2rd
ed. Boston: Butterwoth-
Heinemann
Gins J., dan Worp B. 2007.
http://digilib.unimus.ac.id/files/di
sk1/146/jtptunimus-gdl-
vandatrist-7276-3-babii.pdf
diakses tanggal 8 Mei 2014
Luhulima June M.M., Abraham
Simatupang, Hayati Siregar.
2005. Physical activity, health
related fitness and coronary risk
factors among middle-aged
men, natives from Gianyar in
Bali. DIGM, (II)
Mariana LE., Puspita RD., Ulvie
YNS. 2012. Hubungan Asupan
Mineral Makro (Kalium dan
Kalsium) Dengan Tekanan
Darah Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Berbah Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Gizi.
Universitas Respati Yogyakarta
Maukar M., Ismanto AY., Kundre R.
2014. Hubungan Pola Makan
dengan Kejadian Stroke Non
Hemoragik di Irina F Neurologi
RSUP Prof DR R D Kandou
Manado. Naskah Publikasi.
Program Studi Ilmu
Keperawatan. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sam
Ratulangi Manado. Manado
Nasution D. 2007. Strategi
Pencegahan Stroke Primer.
Pidato Pengukuhan Jabatan
Guru Besar Tetap Neurologi FK
USU. Universitas Sumatera
Utara Medan

Anda mungkin juga menyukai