OLEH
Anik Alfiyani
NIM : 11141030000023
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439H/2017M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
v
KATA PENGANTAR
Assalamulaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunianya telah
memberikan kenikmatan berupa Ilmu Pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat beriring salam
tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW uswatun hasanah bagi
seluruh ummatnya.Pada perjalanan penulisan laporan penelitian ini tidak terlepas dari
dukungan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Terkait hal tersebut penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini
semoga mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Penelitian ini telah dibuat
dengan sebaik-baiknya dan penulis sangat terbuka dengan segala saran dan kritik dari
pembaca. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun masyarakat
dan terkhusus dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Penulis
viii
ABSTRAK
Anik Alfiyani. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Analisis Faktor Risiko
Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi Kloter 34 dan 54 tahun 2017.
Latar Belakang : Hipertensi adalah penyakit terbanyak kedua sebesar 11% pada
jamaah haji Indonesia. Penyebab hipertensi terbanyak adalah faktor keturunan sebagai
salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan gaya hidup sebagai faktor risiko
yang dapat diubah.Tujuan: Mengetahui fakor-faktor yang berhubungan dengan
riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel dalam penelitian ini sebesar
119 responden dengan consecutive sampling namun data yang diperoleh dalam
penelitian ini sebesar 67 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
pengukuran tekanan darah, analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Calon
jamaah haji Bekasi yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 23 orang (34,3%) dan
yang tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 44 orang (65,7%). Faktor risiko yang
berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan
54 adalah faktor keturunan (p value= 0,002), faktor gaya hidup yang terdiri dari
kebiasaan minum minuman berkafein (p value= 0,036), dan kebiasaan konsumsi
daging kambing (p value=0,002). dan faktor risiko yang tidak berhubungan dengan
riwayat hipertensi adalah usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, konsumsi asin,
konsumsi lemak, merokok, olahraga, stress, penggunaan minyak jelantah, konsumsi pil
KB dan konsumsi MSG. Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan riwayat
hipertensi adalah genetik, kebiasaan minum minuman berkafein, dan kebiasaan
konsumsi daging kambing. Karena sampel target tidak terpenuhi sehingga penelitian
ini tidak dapat digeneralisir dan hanya berlaku pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34
dan 54 tahun 2017.
Kata Kunci: Hipertensi, Calon jamaah haji, gaya hidup, keturunan
ix
ABSTRACT
Anik Alfiyani. Medical Study Program and Doctor Profession. Analysis Risk Factors
of hypertension for candidate Hajj Pilgrims Bekasi fly group 34 and 54 in 2017.
Background: Hypertension is the second most common disease of 11% in Indonesian
pilgrims. The most common cause of hypertension is heredity as one of the
unmodifiable risk factors and lifestyle as a modifiable risk factor. Objective: To know
factors that related with history of hypertension in Hajj pilgrims Bekasi fly group 34
and 54 in 2017. Method: This study used cross sectional design. The sample in this
research is 119 respondents with consecutive sampling. but the data obtained in this
study amounted to 67 respondents. Data was collected using questionnaire and blood
pressure measurement, data analysis using chi-square test. Results: candidate hajj
pilgrims of Bekasi who have a history of hypertension as many as 23 people (34.3%)
and who have not history of hypertension as many as 44 people (65.7%). Risk factors
associated with history of hypertension in Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 were
heredity (p value = 0.002), lifestyle factors consisting of caffeinated drinking habits (p
value = 0.036), and consumption habits of goat meat (p value = 0.002). and risk factors
unrelated to a history of hypertension were age, sex, recent education, salty
consumption, fat consumption, smoking, exercise, stress, use of cooking oil, birth
control pills and MSG consumption. Conclusion: Factors that related to history of
hypertension are genetic, caffeinated drinking habits, and consumption habits of goat
meat. Because the target sample is not obtained, so this research can not be generalized
and only applies to candidates for Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 in 2017.
Keywords: Hypertension, candidate pilgrims, lifestyle, genetic
x
DAFTAR ISI
4.4.2 Kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang memiliki
riwayat hipertensi ......................................................................................... 60
4.4.3 Pengawasan Keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon
jamaah haji dengan riwayat hipertensi ...................................................... 60
4.4..4 Risiko Hipertensi berdasarkan Gaya Hidup Responden .......................... 61
4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 68
5.1 Simpulan ....................................................................................................... 68
5.2 Saran ............................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 70
LAMPIRAN ............................................................................................................... 77
xiii
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik
sistem kardiovaskular yang mana patofisiologinya multifaktor dan tidak bisa
diterangkan dengan hanya satu mekanisme tunggal. Dikatakan hipertensi jika tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg secara persisten. 1 Angka kejadian hipertensi di Indonesia masih
termasuk tinggi. Menurut Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi berada di
daerah Bangka Belitung (30,9%), kemudian Kalimantan Selatan (30,9%), Kalimantan
Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%), dan Banten (23,0%). Sedangkan prevalensi
Hipertensi yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%,
yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada
0,1% yang minum obat sendiri. Dan ada responden yang mempunyai tekanan darah
normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7% sehingga prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. 2
1
2
penyakit kardiovaskular bisa terjadi karena komplikasi dari hipertensi kronik atau
karena hipertensi yang tidak terkontrol. Karena hipertensi juga merupakan penyakit
multifaktorial yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya left ventrikel
hipertrofi (LVH). LVH terjadi pada 15-20% pasien hipertensi. Secara signifikan LVH
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif,
menurunnya fraksi ejeksi ventrikel kiri, kejadian serebrovaskular, aritmia ventrikel dan
kematian mendadak. Komplikasi diatas akar utamanya adalah hipertensi kronik atau
juga bisa karena hipertensi yang tidak terkontrol. Oleh karena itu,untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut dari penyakit hipertensi perlu penatalaksanaan yang baik sejak
dini mulai dari modifikasi diet, latihan aerobik teratur, pengendalian berat badan dan
konsumsi obat-obatan penurun tekanan darah secara teratur.9 Dan Hipertensi
merupakan faktor risiko mayor terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskular.1
1.3 Hipotesis
Faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji
Bekasi kloter 34 dan 54 adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi di
keluarga/genetik dan gaya hidup yang terdiri dari kebiasaan konsumsi asin, konsumsi
makanan berlemak, merokok, minum minuman berkafein, konsumsi pil KB, tidak
olahraga, dan konsumsi daging kambing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka/Landasan teori
2.1.1. Karakteristik Jamaah Haji Indonesia
Karakteristik jamaah haji Indonesia tahun 2016 yaitu sebagai berikut: 4
6
7
terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang
yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban)
haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh
alam.” (Q.S. Ali Imran:97)
Dalam ayat tersebut terdapat kata manistatho’a ilaihi sabila yang berarti bagi yang
sanggup mengadakan perjalanan kesana, menurut tafsir Al-Mishbah dikatakan bahwa
yang memiliki kewajiban berhaji adalah yang sanggup mengadakan perjalanan sebagai
syarat wajib melaksanakan haji, dan dalam tafsir tersebut juga disebutkan bahwa
makna sanggup dalam hal ini selain sanggup secara material juga sanggup dalam hal
sehat jasmani dan ruhani. 57
Yang disebut jamaah haji risiko tinggi menurut buku pedoman pemeriksaan
jamaah haji tahun 2010 yaitu jamaah haji dengan kondisi kesehatan yang secara
epidemiologi berisiko sakit dan atau mati dalam perjalanan ibadah haji, yang
meliputi:54
8
1. penyakit kardiovaskular
2. penyakit metabolik
4. penyakit ginjal
5. penyakit hipertensi
Bagi jamaah haji yang tergolong kedalam risiko tinggi harus dilakukan
perawatan dan pembinaan kesehatan atau dapat di rujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan lain untuk tatalaksana selanjutnya
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan penunjang
5. penetapan diagnosis
1. gelang berwarna merah, untuk Jamaah haji usia diatas 60 tahun dengan penyakit
2. gelang berwarna kuning, yaitu untuk jamaah haji usia dibawah 60 tahun dengan
penyakit
3. gelang berwarna hijau, yaitu jamaah haji usia diatas 60 tahun tanpa penyakit
4. untuk jamaah haji dibawah 60 tahun dan tidak memiliki penyakit, maka tidak
diberikan gelang
2.1.3 Hipertensi
2.1.3.1 Pengertian Hipertensi
hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang.10
15
Menurut buku Ilmu penyakit dalam UI dari definisi hipertensi yang paling
penting ialah tekanan darah harus persisten diatas atau sama dengan 140/90 mmHg.
Persistensi diatas 140/90 mmHg harus terbukti, sebab bisa saja peningkatan tekanan
darah tersebut bersifat transient atau hanya merupakan peningkatan diurnal dari
tekanan darah yang normal sesuai siklus sikardian (pagi sampai siang tekanan darah
meningkat, malam hari tekanan darah menurun, tetapi masih dalam batas variasi
normal).1
2.1.3.2.Epidemiologi Hipertensi
Menurut American heart association (AHA), penduduk amerika yang berusia
>20 tahun yang menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa,
sekitar 90-95% merupakan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).10
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia. Tetapi semakin bertambah usia
seseorang, risiko terserang hipertensi semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Penyakit tekanan
darah tinggi lebih lazim diderita pria dewasa muda dan paruh baya daripada
wanita dikelompok usia yag sama. Namun, usia 60 tahun atau lebih justru lebih
13
cenderung diderita kaum wanita. Semakin tua seseorang, tubuhnya juga
semakin sensitif terhadap natrium sehingga tubuhnya akan menahan natrium
didalam tubuh sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.5
3. Riwayat keluarga
Hipertensi bisa diturunkan. Anak yang salah satu orang tuanya mengidap
hipertensi, memiliki risiko 25% menderita hipertensi juga. Jika kedua orang tua
18
5
hipertensi, 60% keturunnya mengalami hipertensi. Hipertensi yang lebih
banyak dijumpai pada kembar identik daripada kembar nonidentik.14
4. Jenis kelamin
Hipertensi banyak ditemukan pada laki-laki dewasa muda dan paruh baya.
Sebaliknya, hipertensi sering terjadi pada sebagian besar wanita setelah berusia
55 tahun atau yang mengalami menopause.5 Pada Umumnya Insidens hipertensi
pada pria lebih tinggi darpada wanita. Namun pada usia pertengahan dan lebih
tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun,
insidens pada wanita lebih tinggi. 15
1. Kegemukan
Massa tubuh yang besar membutuhkan lebih banyak darah untuk
menyediakan oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Artinya, darah yang
mengalir kedalam pembuluh darah semakin banyak sehingga dinding arteri
mendapatkan tekanan lebih besar. Tak hanya itu, kelebihan berat badan
membuat frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah meningkat
sehingga menyebabkan retensi natrium dan air. Lemak jenuh dan lemak trans
yang masuk kedalam tubuh karena konsumsi yang berlebihan menyebabkan
penumpukan lemak didalam pembuluh darah, akibatnya arteri menyempit dan
perlu tekanan yang lebih besar untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.5
Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang
Obesitas lebih tinggi dibandingkan yang berat badannya normal. Makin besar
ukuran tubuh, makin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen ke jaringan-jaringan tubuh sehingga volume darah yang beredar
melalui pembuluh darah meningkat sehingga tekanan arteri meningkat.14
2. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah vasodilator artinya, olahraga dapat
mengembangkan pembuluh darah dan juga mengoptimalkan otot jantung
19
3. Merokok
Zat-zat kimia tembakau seperti nikotin dan karbonmonoksida dari asap
rokok membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.5
Selain itu juga zat yang terkandung didalam rokok dapat merusak
lapisan dinding arteri berupa plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh
darah arteri yang dapat meningkatkan tekanan darah.13
Nikotin juga dapat meningkatkan kerja hormon epinefrin sehingga
membuat vasokonstriksi pembuluh darah. Karbonmonoksida dalam rokok
dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk menggantikan pasokan
oksigen ke jaringan tubuh.14
4. Sensitivitas natrium
Beberapa orang yang sensitif terhadap natrium akan menahan natrium
didalam tubuhnya sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.
Umur juga berpengaruh terhadap sensitifitas terhadap natrium. 5Makin tua
seseorang makin sensitive terhadap natrium.13 Asupan natrium dan garam
tergolong faktor risiko yang kontroversial, tergantung dari sensitivitas
individu terhadap natrium. Natrium merupakan bentuk mineral atau elektrolit
yang berpengaruh terhadap tekanan darah.14
5. Kalium rendah
Kalium membantu tubuh menjaga keseimbangan jumlah natrium
didalam cairan sel. Apabila tubuh kekurangan kalium, natrium didalam tubuh
tidak bisa dikeluarkan sehingga risiko hipertensi meningkat.5
20
Curah jantung
X Resistensi perifer
vasokonstriksi
preload Kontraktilitas dan
denyut jantung
Sistem renin
angiotensin aldosteron
Volume cairan
Sistem saraf simpatis
Asupan
natrium
berlebih
Kadar katekolamin
Denyut
jantung Curah Hipertensi Agregasi
jantung platelet
Stimulasi
beta1-
adrenergik
Sekresi renin
Angiotensin I
Angiotensin II
Vasokonstriksi Aldosterone
sistemik Retensi Na/H2O
Tekanan darah/volume
intravaskular
26
1. anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Terdiri dari, tes darah rutin, glukosa darah (sebaiknya puasa), kolesterol
total serum, kolesterol LDL, HDL serum, trigliserida serum (puasa), asam urat
serum, kreatinin serum, kalium serum, hemoglobin dan hematocrit, urinalisis
(uji carik celup serta sedimen urin) elektrokardiogram.1
Prinsip terapi hipetensi untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisir efek samping
yaitu sebagai berikut:16
Belum mencapai
Optimalisasi dosis atau berikan obat tekanan darah target
tambahan hingga tekanan darah target
tercapai
Pertimbangkan konsultasi dengan dokter
spesialis hipertensi
29
gagal jantung
iskemia dan infark miokard
stroke iskemik
aneurisma dan diseksi aorta
stroke hemoragik
Nefrosklerosis dan gagal ginjal
Retinopati
Riwayat Dukungan
hipertensi Konsumsi Konsumsi Sering stress keluaraga jarak ke
di keluarga garam, lemak dan minum buruk fasilitas
makanan berlebih, minuman kesehatan
asin, MSG morokok dan berkafein untuk
Pengawasan
Sodium dan Pil KB menggunakan kontrol
terhadap
intraseluler yang minyak hipertensi
pola hidup
meningkat mengandung jelantah dalam Penyempitan jauh
sehat tidak
estrogen masakan pembuluh ada
Rasio antara darah
Kepatuhan
potassium kontrol
dan sodium Munculnya
menurun
rendah plak didalam
pembuluh
darah
Retensi air Tidak Konsumsi
olahraga Daging
kambing
Pengembangan
pembuluh
Kandungan
darah tidak
protein tinggi
optimal dan
jantung kurang
adaptasi Metabolisme
tubuh
Kurang efisien meningkat
dan perlu
bekerja lebih
keras dalam Aliran darah
memompa sistemik
darah meningkat
HIPERTENSI
35
4. Tidak
pernah
KB pada 2. Tidak
responden6
9. Konsumsi Kebiasaan Kuesioner Ordinal 1. Sering
MSG
mengkonsumsi (>1= kali
makanan yang sehari)
mengandung 2. Jarang (3-6
bumbu kali
penyedap perminggu
(MSG)25 atau 1-2
kali
perminggg
u atau <3
kali
perbulan)
3. Tidak
pernah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi descriptive dengan
metode pengumpulan data secara potong lintang (cross sectional), yaitu peneliti
akan melakukan pengukuran variabel dalam satu saat tertentu yakni
pengukuran variabel subyek dilakukan satu kali saja.20
n = besar sampel
Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼
Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽
𝛼 = tingkat kemaknaan
39
40
𝛽 = power penelitian
P = proporsi total = (P1 - P2)/2
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q =1-P
Q1 = 1 – P1
Q2 = 1 – P2
Diketahui :
Zα = 1,96
Zβ = 1,282
P1 = 0,224432
P2 = 0,033
P = 0,0957
Q = 0,9043
Q1 = 0,7756
Q2 = 0,967
dengan menggunakan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, kesalahan tipe II
10% dan P2 sebesar 0,033, maka besar sampel yang diperlukan :
n 1 = n2 = 53,290396 sampel
n total = 106,580 sampel
untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel
ditambahkan dengan menggunakan rumus :
𝑛 106,580
n’ = (1−𝑓) = (1−0,1)
= 118,423= 119 sampel
41
jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 119 orang.
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Untuk memenuhi besar sampel yang dibutuhkan, pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan cara pemilihan sampel
tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling) dengan
teknik consecutive sampling (berurutan) yaitu semua subyek yang
datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.20
1. Persiapan
Pembuatan kuesioner
penelitian
2. Melakukan uji
validitas kuesioner
Penjelasan penelitian
4. Persetujuan
Pengisian lembar
penelitian
persetujuan
6. Sortir data
7. Analisis data
43
BAB IV
46
47
Tabel 4.1 distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan hasil
pengukuran tekanan darah pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 Tahun 2017
Jumlah
Variabel Kategori
N (67) Persentase (%)
Jenis kelamin Laki-laki 30 44,8
Perempuan 37 55,2
Usia < 40 th 2 3,0
41-50 th 18 26,9
51-60 th 22 32,8
>60 th 25 37,3
Pendidikan SD 8 11,9
SMP 13 19,4
SMA 13 19,4
D3 7 10,4
S1 19 28,4
S2 7 10,4
hasil Normal 28 41,8
pengukuran
tekanan darah
Pre-Hipertensi 27 40,3
Hipertensi 12 17,9
Tabel 4.2 distribusi riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34
dan 54 tahun 2017
Kategori Riwayat hipertensi Jumlah Persentase (%)
Penderita Hipertensi 23 34,3%
Bukan-Penderita Hipertensi 44 65,7%
Total 67 100
berdasarkan tabel dapat dilihat jumlah responden calon jamaah haji yang
memiliki riwayat hipertensi adalah 23 orang (34,3%) dan responden calon
jamaah haji yang tidak memiliki riwayat hipertensi adalah 44 orang (65,7%)
Tabel 4.3 distribusi hasil pengukuran tekanan darah pada calon jamaah haji yang
memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi
Variabel Memiliki riwayat Tidak memiliki Jumlah
hipertensi riwayat hipertensi
N (23) % N (44) %
Tekanan Darah
Normal 4 17,4 24 54,5 28
Pre-hipertensi 12 52,2 15 34,1 27
Hipertensi 7 30,4 5 11,4 12
Berdasarkan 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki riwayat
hipertensi hasil pengukuran tekanan darah terbanyak yaitu pre-hipertensi (52,2%) dan
yang tidak memiliki riwayat hipertensi hasil pengukuran tekanan darah terbanyaknya
yaitu normal (54,5%).
4.2.3 Gambaran kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang
memiliki riwayat hipertensi
Kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat
hipertensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya diberi skor
1 untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negatif serta jawaban tidak diberi skor 1
untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negative sehingga didapat skor minimal 0
dan maksimal 5
50
Jumlah
Variabel kategori N Persentase
(23) (%)
1. Ambil semua ya 22 95,7%
obat yang
diresepkan
tidak 1 4,3%
2. Meminum ya 21 91,3%
obat
Hipertensi
tidak 2 8,7%
3. Mengkonsumsi ya 21 91,3%
obat menurut
resep
tidak 2 8,7%
4. membawa ya 16 69,6%
obat ketika
bepergian
tidak 7 30,4%
5. lupa minum ya 18 21,7%
obat hipertensi
tidak 5 78,3%
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa sebanyak 2 calon jamaah haji yang
memiliki riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat rendah (8,7%), 5
calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat
51
sedang (21,7%) dan 16 calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi memiliki
kepatuhan penggunaan obat tinggi (69,6%).
4.2.4 Gambaran dukungan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada
calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi
Pengawasan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon jamaah
haji dengan riwayat hipertensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan
jawaban yaitu ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga didapat skor
minimal 0 dan skor maksimal 5
Tabel 4.6 distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga pada calon
jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi
Variabel Kategori N %
(23)
1. keluarga ya 20 87,0%%
tahu jika
responden
menderita
hipertensi
tidak 3 13,0%
2. ingatkan ya 16 69,6%
minum
obat
tidak 7 30,4%
3. antar ya 15 65,2%
berobat
tidak 8 34,8%
4. perhatikan ya 19 82,6%
makanan
yang
dikonsumsi
tidak 4 17,4%
5. ingatkan ya 18 78,3%
olahraga
tidak 5 21,7%
Dukungan keluarga pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi
dikategorikan menjadi tiga yaitu dukungan rendah dengan skor 1-2, dukungan
sedang dengan skor 3, dan dukungan tinggi dengan skor 4-5
52
Tabel 4.7 kategori dukungan keluarga pada calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi
Tabel 4.8 proporsi risiko hipertensi dan hubungan karakteristik dengan riwayat
hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter
34 dan 54 tahun 2017
1. usia 0,595
<60 tahun 13 56,5 29 65,9 42
>60 tahun 10 43,5 15 34,1 25
2. Jenis 1,000
kelamin
Laki-laki 10 33,3 20 66,7 30
perempuan 13 35,1 24 64,9 37
3. Riwayat 0,002
hipertensi
di keluarga
ya 13 61,9 8 38,1 21
tidak 10 21,7 36 78,3 46
4. Pendidikan 0,609
terakhir
rendah 13 56,5 21 47,7 34
tingggi 10 43,5 23 52,3 33
5. Hasil 0,004
pengukuran
tekanan
darah
Normal 4 17,4 24 54,5 28
Hipertensi 19 82,6 20 45,5 39
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui proporsi riwayat hipertensi berdasarkan
usia lebih banyak terjadi pada calon jamaah haji yang berusia <60 tahun (56,5%)
Dengan nilai p value=0,595. Proporsi riwayat hipertensi menurut jenis kelamin lebih
banyak pada calon jamaah haji perempuan (35,1%) dibanding laki-laki dengan nilai p
value=1,000. Proporsi riwayat hipertensi menurut ada tidaknya riwayat hipertensi di
keluarga pada responden lebih banyak pada responden yang memiliki riwayat
hipertensi di keluarga sebesar 61,9% dengan nilai p value=0,002. Proporsi riwayat
hipertensi menurut tingkat pendidikan terakhir lebih banyak pada responden yang
54
4.3.2 Faktor risiko hipertensi berdasarkan gaya hidup responden dan hubungan
antara gaya hidup dengan kelompok yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak
memiliki riwayat hipertensi
Gaya Hidup Responden dinilai dengan item pertanyaan kebiasaan
konsumsi makan asin, dan frekuensi konsumsi makanan asin, kebiasaan
konsumsi makanan berlemak dan frekuensi konsumsi makanan berlemak,
kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman berkafein dan frekuensi
minuman berkafein, kebiasaan olahraga dan frekuensi olahraga, seringnya
memiliki gejala stress, kebiasaan penggunaan minyak jelantah, kebiasaan
konsumsi pil KB, kebiasaan konsumsi bumbu penyedap dan frekuensi konsumsi
bumbu penyedap, dan kebiasaan konsumsi daging kambing sebagaimana seperti
tabel berikut:
Tabel 4.9 Proporsi Kejadian Hipertensi berdasarkan gaya hidup dan hubungan gaya
hidup dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54
No. Variabel Memiliki Tidak memiliki Jumlah P
riwayat riwayat
hipertensi hipertensi
N (23) % N (44) %
1. Kebiasaan 0,587
konsumsi asin
ya 17 37,0% 29 63,0% 46
tidak 6 28,6% 15 71,4% 21
2. Frekuensi 1,000
makan asin
sering 7 35,0% 13 65,0% 20
sedang 4 33,3% 8 66,7% 12
3. Frekuensi 0,477
makan asin
jarang 6 42,9% 8 57,1% 14
Tidak konsumsi 6 28,6% 15 71,4% 21
4. Kebiasaan 0,587
konsumsi
55
konsumsi asin dan frekuensi konsumsi asin tidak berhubungan dengan riwayat
hipertensi dengan masing-masing nilai p value= 0,587, 1,000 dan 0,477, lebih banyak
pada responden yang mengkonsumsi makanan berlemak (37,0%) dengan frekuensi
jarang (42,9%) namun mengkonsumsi makanan berlemak dan frekuensi konsumsi
makanan berlemak tidak berhubungan dengan riwayat hipertensi dengan masing-
masing nilai p value= 0,587, 1,000 dan 0,318, lebih banyak pada responden yang tidak
merokok (35,4%) dengan nilai p value 0,542, lebih banyak pada responden yang tidak
minum minuman berkafein (35,4%) dengan frekuensi tidak konsumsi sebanyak
(78,3%) namun terdapat hubungan antara minum minuman berkafein dengan riwayat
hipertensi dengan nilai p value= 0,036 tetapi frekuensi minum minuman berkafein
tidak berhubungan dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,342, lebih banyak
pada responden yang tidak olahraga (37,3%) dengan proporsi frekuensi terbanyak
jarang (45,5%) dengan nilai p value= 0,547, 0,339 dan 0,165, lebih banyak pada
responden yang memiliki gejala stress sebesar (35,0%) namun tidak terdapat hubungan
antara stress dengan riwayat hipertensi dengan p value= 1,000, lebih banyak pada
responden yang menggunakan minyak jelantah dengan frekuensi jarang (66,7%)
namun tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi minyak jelantah dengan
riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,172 , tidak menggunakan pil KB (34,8%)
dengan p value 1,000, mengkonsumsi MSG (35,3%) dengan frekuensi sedang (53,8%)
namun tidak terdapat hubungan antara konsumsi MSG dan frekuensi konsumsi MSG
dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 1,000 dan 0,139, dan tidak
mengkonsumsi daging kambing (51,4%) namun terdapat hubungan antara konsumsi
daging kambing dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,002.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Karakteristik Responden
4.4.1.1 Umur Responden
Pada penelitian ini proporsi kejadian hipertensi paling banyak dialami
oleh responden yang berusia <60 tahun dan tidak terdapat hubungan antara peningkatan
usia dengan riwayat hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Martiningsih yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan derajat
58
Umur merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Arteri kehilangan
elastisitas atau kelenturan seriring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya
33
meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan. Hasil penelitian
Krummel juga menyatakan semakin bertambahnya umur hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah.34 dalam penelitian ini peningkatan umur bukan
merupakan faktor risiko, hal ini dimungkinkan bahwa terdapat faktor lain yang
mempengaruhi kejadian hipertensi pada responden yaitu faktor genetik dan gaya hidup
tertentu.
tekanan darah pada perempuan.33 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kurniasih yang menyebutkan bahwa jenis kelamin penderita hipertensi lebih
35
banyak terjadi pada wanita (76,7%). Dan penelitian Rustiana juga menyebutkan
bahwa gambaran faktor risiko jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja
puskesmas ciputat timur 2014 lebih dominan pada jenis kelamin perempuan (67,2%).
36
Dalam buku yang ditulis oleh Nurrahmani mengatakan bahwa laki-laki memiliki
risiko lebih tinggi menderita hipertensi lebih awal. Sedangkan diatas 50 tahun
hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan. 30
oleh Martati Siringoringo yang menyebutkan bahwa tidak adanya hubungan antara
tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value=0,855.47 Hal ini
dimungkinkan bahwa faktor yang mempengaruhi riwayat hipertensi pada calon jamaah
haji Bekasi merupakan faktor genetik dan gaya hidup tertentu.
4.4.2 Kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang memiliki
riwayat hipertensi
responden tetap dalam kondisi sehat. Fungsi keluarga menurut Andika harus
memberikan kenyamanan emosional anggota dan membantu anggota dalam
membentuk identitas. Oleh karena itu penting adanya dukungan keluarga kepada
responden untuk mencegah terjadinya hipertensi yang lebih parah dengan cara
menganjurkan olahraga, memperhatikan makanan yang tidak banyak garam dll. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dalyoko dkk bahwa terdapat hubungan antara
pengawasan keluarga dengan upaya pengendalian hipertensi (p=0,016) pada lansia di
posyandu lansia Wilayah kerja puskesmas Mojosongo Boyolali.38
4.4..4 Risiko Hipertensi berdasarkan Gaya Hidup Responden
mengaku tidak pernah merokok sehingga proporsi hipertensi lebih banyak pada
40
responden yang tidak merokok. Kandungan nikotin didalam rokok akan
mengaktivasi pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah, hal ini akan terjadi bila
seseorang mengkonsumsi rokok ≥ 1 batang perhari kurang lebih selama 1 tahun.30 Hal
ini dimungkinkan bahwa faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi adalah
faktor genetik dan gaya hidup lain.
olahraga memiliki tekanan sistolik rata-rata 136,76 dan tekanan sistolik maksimal 180
mmHg sedangkan responden yang berolahraga memiliki tekanan sistolik maksimal 150
mmHg.34 dan penelitian Aris Sugiharto juga menyebutkan bahwa olahraga tidak ideal
merupakan faktor risiko hipertensi (p=0,043).6 menurut penelitian Tirka dan Sudana
juga menyebutkan bahwa kasus hipertensi lebih banyak terjadi pada responden yang
kurang melakukan aktivitas fisik (47,7%). 42Olahraga adalah sebuah vasodilator yang
dapat mengembangkan pembuluh darah dan mengoptimalkan otot jantung untuk
beradaptasi dan bekerja lebih efisien dalam memompa darah. Seseorang yang malas
berolahraga akan meningkatkan terjadinya hipertensi karena otot jantung tidak bekerja
secara efisien dan perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah.13
0,172). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiharto yang
menyebutkan bahwa minyak jelantah terbukti sebagai faktor risiko hipertensi
(p=0,0001).6 penggunaan minyak jelantah dalam masakan akan meningkatkan kadar
kolesterol didalam darah sehingga akan meningkatkan risiko terbentuknya
aterosklerosis yang akan meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi.6 Hal ini
dimungkinkan bahwa terdapat faktor lain yang berhubungan dengan riwayat hipertensi
yaitu faktor genetik dan gaya hidup lain.
yang dilakukan oleh Indrawaty yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara konsumsi bumbu penyedap (MSG) dengan kejadian hipertensi
(p=0,008) dan OR yang menyebutkan bahwa tidak berbeda besar risiko antara yang
mengkonsumsi bumbu penyedap dengan frekuensi sedang atau jarang.24 MSG dalam
bahasa kimianya monosodium klorida atau natrium klorida merupakan penyebab atau
faktor risiko hipertensi karena ion natriumnya. Jadi, sekalipun tidak mengkonsumsi
garam, kadar ion natrium akan tetap tinggi karena konsumsi MSG dan akan memicu
terjadinya hipertensi.43 Namun dalam penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara
konsumsi MSG dengan riwayat hipertensi karena dimungkinkan bahwa faktor yang
berhubungan dengan riwayat hipertensi adalah faktor genetik dan gaya hidup lain.
BAB V
68
69
5.2 SARAN
Bagi Tempat pemeriksaan kesehatan untuk calon jamaah haji (puskesmas,
rumah sakit kabupaten dan rumah sakit rujukan)
1. Melakukan pemeriksaan secara detail mengenai faktor-faktor risiko terkait
dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji dan memberikan edukasi
mengenai cara mengontrol tekanan darah yang benar dan minum obat
secara teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi
2. Melakukan edukasi kepada seluruh calon jamaah haji baik yang memiliki
riwayat hipertensi maupun tidak untuk melaksanakan gaya hidup sehat dan
olahraga rutin
Bagi kantor wilayah Kementerian Agama kota Bekasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. jakarta: Interna
Publishing; 2014. 2259-2281 p.
3. Kementerian Kesehatan RI. petugas haji perlu cermati jamaah haji RISTI. 2016;
Available from: www.depkes.go.id
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca
d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjIzfDJsYPKAhVSA44KHUmSDasQFggZMA
A&url=http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infoda
tin/infodatin-hipertensi.pdf&usg=AFQjCNHWLiHieCeL1Ksg4Tr_yx
14. Marliani L dan TH. 100 Questions & Answers Hipertensi. I. Dulhalim, editor.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2007. 11 p.
16. Soenarta AA, Erwinanto, Mumpuni ASS, Barack R, Lukito AA, Hersunarti N,
et al. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular.
Jakarta:Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2015;1:1–2.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17452760%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih
.gov/pubmed/26668021%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.
fcgi?artid=PMC4741044%5Cnhttp://cjasn.asnjournals.org/cgi/doi/10.2215/CJ
N.08530815%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/
22. Iwan, Ariawan. Sampel Untuk Estimasi Proporsi. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia; 20 p.
24. Setyanda, G.o.Y., Sulastri, D., Lestari Y. Artikel Penelitian Hubungan Merokok
dengan Kejadian Hipertensi pada Laki- Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. 2015;4(2):434–40.
26. Pusparani ID. Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Skripsi. Jakarta: UIN
Jakarta;2016. 1-78 p.
28. Tantur S. Panduan Penelitian untuk Skripsi Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Diandra; 2017. 20-23 p.
73
31. Aisyiah FN. Faktor Risiko Hipertensi Pada Empat Kabupaten / Kota Dengan
Prevalensi Hipertensi Tertinggi di Jawa dan Sumatera.Skripsi. Bogor:IPB; 2009.
32. Irza S. Analisis faktor risiko hipertensi pada masyarakat nagari bungo tanjung,
sumatera barat [Internet]. 2009. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14464/1/09E02696.pdf
34. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy in Hypertension. USA: Saunders Co;
2004.
39. Suoth M, Bidjuni H, Malara RT. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
74
40. Syahrini EN, Susanto HS, Udiyono A. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer
Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
[Internet]. 2012;1(2):315–25. Available from:
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
41. Rachmawati YD. Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013.
42. Mei P, Shinta P, Tirka W, Sudhana IW. Prevalensi dan Gambaran Faktor Risiko
Hipertensi pada Usia Dewasa di Wilayah Kerja Tabanan II Periode Mei
2012.Jurnal Kedokteran. 2012;
43. Ramadhan AJ. Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan Pembuluh
Darah. Pangambaraan.K.S. editor.Jogjakarta: Diva Press; 2010. 108-109 p.
44. Afid, M.D N. Efek konsumsi daging kambing terhadap tekanan darah.Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 2016;10(1):85–90.
49. Estiningsih HS. Hubungan indeks massa tubuh dan faktor lain dengan kejadian
hipertensi pada kelompok usia 18-44 tahun di kelurahan Sukamaju Depok rahun 2012.
Skripsi. Depok: Universitas Indonesia; 2012.
51. Rachmawati R, Dian Daniyati. Hubungan kebiasaan minum kopi terhadap tingkat
hipertensi.Jurnal ners community. 2016;07 (2): 149-161.
52. Suparto. Faktor risiko yang paling berperan terhadap hipertensi pada masyarakat di
Kecamatan Jatipuro kabupaten Karanganyar tahun 2010. Tesis. Surakarta: Universitas
Negeri Surakarta; 2010.
53. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 15 tahun 2016 tentang
Istithaah Kesehatan Jamaah Haji [Online].; 2016 [ sitasi 2016 juni 15]. h. 4-10. Diakses
dari: http://kalsel.kemenag.go.id./files/kalses/file/file/HajiZakatdanWakaf/
Permenkes_15_2016_Istitaah_Kesehatan_Jamaah_Haji(1).pdf
54. Pusat kesehatan haji. Pedoman teknis pemeriksaan kesehatan Jamaah haji. Jakarta:
kementerian kesehatan RI; 2010 . h. 3-17.
55. Sekretariat jenderal pusat kesehatan haji. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
haji mencapai istithaah kesehatan Jamaah haji untuk menuju keluarga sehat ( petunjuk
teknis Permenkes nomor 15 tahun 2016). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2017. h. 11-42.
56. Kementerian Agama RI, Al Quranul Karim dan Terjemahanya Surat Ali Imran 97, tentang
perintah menjalankan ibadah haji. Jakarta, 2010.
76
57. Shihab, M.Quraisy. Tafsir Al-Mishbah (pesan, kesan dan keserasian Al-Qur'an) . Jakarta:
Lentera Hati. 2007. p.197.
77
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Saat ini saya, Anik Alfiyani sebagai peneliti di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko
Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017”.
Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di universitas kami, maka Anda akan
menjalani penelitian ini melalui pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah
menggunakan sfigmomanometer dan stetokop. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah
haji.
Hal-hal yang terkait dengan hasil pemeriksaan dan hasil pengisian kuesioner akan kami
jaga kerahasiaannya.
Peneliti,
Anik Alfiyani
Tlp. 085741251351
79
(Lanjutan)
Surat Persetujuan untuk Mengisi Kuesioner
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Usia :
KBIH :
Alamat :
Nomor telp/ hp :
Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang diberikan
oleh Anik Alfiyani dari PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bersedia
menjalani penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Calon Jamaah
haji Bekasi Kloter 34 dan 54 Tahun 2017 ”.
Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.
Ciputat, 2017
Mengetahui,
(Anik Alfiyani) ( )
80
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian
KUESIONER ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON
JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER 34 DAN 54 TAHUN 2017
A. Indentitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Tanggal lahir :
4. Jenis kelamin :
5. Pekerjaan :
6. Status pernikahan :
7. Pendidikan terakhir :
8. Alamat :
9. No. Telp./Hp :
10. Lama menunggu :
11. Berangkat dengan siapa :( ) Sendiri
( ) Suami/ Istri
( ) Keluarga
(Berikan tanda silang “X” pada satu jawaban yang Anda pilih dan isilah titik-
titik sesuai dengan pertanyaan yang diberikan)
DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI RIWAYAT PENYAKIT RESPONDEN
NO Pertanyaan Jawaban
1. Apakah anda menderita hipertensi a. Ya
(penyakit tekanan darah tinggi)? b. Tidak
c. Tidak tahu
2. Jika ya, sejak kapan anda a. <1 tahun
menderita hipertensi (tekanan b. >1 tahun
darah tinggi)? c. Baru-baru ini
3. Siapa yang mendiagnosis anda a. Dokter
hipertensi (penyakit darah tinggi)? b. Bidan
c. perawat
d. lainnya
4. Jika anda menderita hipertensi/ a. Puskesmas
tekanan darah tinggi, Dimana biasa b. Rumah sakit
anda kontrol untuk berobat? c. Klinik dokter
d. Klinik bidan
e. Klinik
perawat
f. Tidak berobat
5. Berapa kali anda berobat untuk a. <1 kali dalam
kontrol tekanan darah? satu bulan
b. 1 kali dalam
sebulan
c. Tidak pernah
c. …………….
(isi sesuai
nama obat
yang anda
minum)
12. Berapa macam obat penurun tekanan a. 1 macam
darah yang anda minum setiap b. 2 macam
harinya? c. >2 macam
b. 10-20 batang
perhari
c. >20 batang
perhari
9. Sudah berapa lama anda a. <10 tahun
merokok? b. 10-20
tahun
c. >20 tahun
d. Tidak
pernah
10. Apakah anda minum minuman a. Ya a. >1 kali sehari
berkafein seperti kopi? b. Tidak b. 1 kali sehari
c. 3-6 kali dalam
seminggu
d. 1-2 kali dalam
seminggu
e. Tidak pernah
< 3 kali
perbulan
c. tidak pernah
16. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya
daging kambing? b. Tidak
17. Apakah keluarga anda tahu kalau a. Ya
anda menderita hipertensi? b. Tidak
c. Tidak tahu
18. Apakah keluarga anda sering a. Ya
mengingatkan anda untuk minum b. Tidak
obat penurun tekanan darah?
19. Apakah keluarga anda a. Ya
mengantarkan anda berobat ke b. Tidak
layanan kesehatan untuk kontrol
penyakit anda?
20. Apakah keluarga anda a. Ya
memperhatikan makanan yang b. Tidak
anda konsumsi?
21. Apakah keluarga anda a. Ya
mengingatkan anda untuk b. Tidak
olahraga teratur?
86
Lampiran 4
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
pengisian kuesioner oleh responden dan pengukuran tekanan darah responden.
Prosedur administratif:
1. Mendapatkan permohonan/izin melakukan pengambilan data dari dekan
fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 1 Agustus 2017
2. Mendapatkan surat izin melakukan penelitian di Islamic Center Bekasi dari
pihak Kementerian Agama Bekasi bagian Haji dan Umrah pada tanggal 2
Agustus 2017
Prosedur teknik
1. Mencari KBIH untuk melakukan pengambilan data, dimulai dari pencarian
informasi mengenai tempat bimbingan calon jamaah haji di Demak, Ciputat,
Bandung, dan Lampung pada bulan Juni 2017
2. Meminta izin kepada pembimbing untuk melakukan pengambilan data pada
tanggal 28 Juli 2017
3. Pembimbing memberikan saran tempat pengambilan data pada calon jamaah
haji di tempat yang masih memungkinkan adanya pertemuan kloter yaitu di
Islamic Center Bekasi
4. Pembimbing mengarahkan untuk menghubungi pihak pertemuan kloter di
Islamic Center Bekasi dalam hal ini yaitu Ibu Sugini salah satu panitia
pertemuan kloter untuk menanyakan perihal jadwal pertemuan kloter dan
perizinan ke pihak Kementerian Agama Bekasi
5. Ibu Sugini mengarahkan untuk menemui atau datang langsung ke kantor
Kementerian Agama Bekasi untuk mengurus perizinan
87
6. Senin, 31 Juli 2017 datang ke kantor kementerian Agama Bekasi bagian umum
untuk menanyakan perizinan dan mendapatkan izin dengan catatan membawa
surat dari dekanat perihal perizinan pengambilan data
7. Rabu, 2 Agustus 2017 menyerahkan surat perizinan ke kantor kementerian
agama dan diminta oleh bagian umum untuk menemui kepala urusan haji dan
umrah dalam hal ini Ibu Sukasih untuk meminta izin melakukan pengambilan
data pada hari kamis 3 Agustus 2017 saat pertemuan kloter dan berhasil
mendapat izin dari ibu Sukash
8. Kamis, 3 Agustus 2017 melakukan pengambilan data dengan mendirikan stand
pemeriksaan gratis yang terdiri dari Pengukuran Tekanan Darah,Gula Darah,
Asam Urat dan Kolesterol serta meminta peserta pertemuan kloter yang
bersedia diperiksa untuk mengisi kuesioner penelitian. Memberikan
pengumuman Sebelum acara pembinaan dimulai dengan memberikan
informasi kepada calon jamaah haji kloter yang sudah datang bagi yang
bersedia diperiksa datang ke stand untuk dilakukan pengukuran sekaligus
mengisi kuesioner dan dilakukan wawancara
9. Setelah data terkumpul, menentukan kriteria inklusi dan eksklusi serta
menghitung jumlah data yang diperoleh
10. Didapatkan data sekali pengukuran masih belum memenuhi sampel target
sehingga pada tanggal 10 Agustus 2017 melakukan pengambilan data ke-2
dengan sampel yang berbeda yaitu calon jamaah haji kloter 54 Bekasi
11. Melakukan perhitungan dan sortir kriteria inklusi dan eksklusi
12. Setelah dihitung sampel target masih belum terpenuhi sehingga peneliti inisiatif
untuk menanyakan kepada pihak urusan haji dan umrah untuk diizinkan
mengambil data di asrama haji karena jadwal pertemuan kloter selanjutnya
yaitu rabu 16 Agustus 2017 dan pertemuan terakhir pada Jum’at 18 Agustus
2017 yang mana jadwal tersebut bertabrakan dengan jadwal kuliah peneliti
namun oleh pihak urusan haji dan umrah tidak diizinkan mengambil data di
asrama haji.
88
13. Akhir agustus seluruh calon jamaah haji sudah berangkat ke Tanah suci
Makkah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data lagi
dan data yang didapat sebanyak 93 data namun yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 67 data.
89
Lampiran 5
Dokumentasi Pengambilan Data
90
91
Lampiran 6
PENDIDIKAN
2001-2002 : RA Mashitoh
2002-2008 : MI Al-Hidayah 02 Prawoto
2008-2011 : MTS Sunan Prawoto
2011-2014 : MA Sunan Prawoto
2014-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta