Anda di halaman 1dari 111

LEMBAR JUDUL

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA


CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER 34 dan 54
TAHUN 2017
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH
Anik Alfiyani
NIM : 11141030000023
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA
1439H/2017M
ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Assalamulaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunianya telah
memberikan kenikmatan berupa Ilmu Pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat beriring salam
seluruh ummatnya.Pada perjalanan penulisan laporan penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan serta bantuan
elah memberikan beasiswa kepada saya sehingga saya bisa menjalani pendidikan di PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
an Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

waktunya serta memberikan bimbingan, koreksi dan arahan kepada penulis


sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dan juga mendapatkan banyak
pengetahuan tambahan.
5. dr. Sayid Ridho, Sp.PD, FINASIM, selaku dosen penguji 1 dan dr. Fika
Ekayanti, M.Med.Ed, selaku dosen penguji 2 yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengoreksi dan memberikan saran untuk
penelitian ini.
6. Ibu Sukasih selaku pimpinan urusan haji dan umrah kantor wilayah
Kementerian Agama kota Bekasi yang telah memfasilitasi penulis dalam
melakukan penelitian di Islamic Center Bekasi.
7. Bapak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab modul
riset angkatan 2014 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian.
8. Pimpinan pengajian ibu-ibu warga villa Pamulang mas dan ibu Endang
Ramawati yang telah mengizinkan penulis dan membantu melakukan uji

membantu penulis untuk melakukan penelitian di Islamic Center Bekasi serta calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 yang be
ungan, motivasi dan segala hal yang telah diberikan kepada penulis.
dan Mohammad Feironika yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis dalam penyelesaian penelitian.
ail Ghomim dan Nisa Uzlifatul Jannah atas kerja sama, waktu, saran, masukan serta semangat dukungan dalam penyelesaian p
h

14. Khadziyatul Fildah Rusdina, mahasiswa kesehatan masyarakat angkatan 2013


yang telah memberikan dukungan, saran, semangat dan membantu penulis
menyelesaikan penelitian.
15. Teman sekamar, St. Rafidah Ali yang banyak memberikan dukungan, saran,
dan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian.
16. Teman, kakak, dan adik di FKIK yang tidak penulis sebutkan satu per-satu
yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis terutama
mengenai penelitian dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan
penelitian.
Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian
ini semoga mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Penelitian ini telah
dibuat dengan sebaik-baiknya dan penulis sangat terbuka dengan segala saran dan
kritik dari pembaca. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
masyarakat dan terkhusus dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Ciputat, 12 Oktober 2017

Penulis
ABSTRAK

Anik Alfiyani. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Analisis Faktor Risiko
Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi Kloter 34 dan 54 tahun 2017.
Latar Belakang : Hipertensi adalah penyakit terbanyak kedua sebesar 11% pada
jamaah haji Indonesia. Penyebab hipertensi terbanyak adalah faktor keturunan
sebagai salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan gaya hidup sebagai faktor
risiko yang dapat diubah.Tujuan: Mengetahui fakor-faktor yang berhubungan
dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun
2017. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel dalam
penelitian ini sebesar
119 responden dengan consecutive sampling namun data yang diperoleh dalam
penelitian ini sebesar 67 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
pengukuran tekanan darah, analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Calon
jamaah haji Bekasi yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 23 orang (34,3%) dan
yang tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 44 orang (65,7%). Faktor risiko
yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34
dan 54 adalah faktor keturunan (p value= 0,002), faktor gaya hidup yang terdiri dari
kebiasaan minum minuman berkafein (p value= 0,036), dan kebiasaan konsumsi
daging kambing (p value=0,002). dan faktor risiko yang tidak berhubungan dengan
riwayat hipertensi adalah usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, konsumsi asin,
konsumsi lemak, merokok, olahraga, stress, penggunaan minyak jelantah, konsumsi
pil KB dan konsumsi MSG. Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan riwayat
hipertensi adalah genetik, kebiasaan minum minuman berkafein, dan kebiasaan
konsumsi daging kambing. Karena sampel target tidak terpenuhi sehingga penelitian
ini tidak dapat digeneralisir dan hanya berlaku pada calon jamaah haji Bekasi kloter
34 dan 54 tahun 2017.
Kata Kunci: Hipertensi, Calon jamaah haji, gaya hidup, keturunan
ABSTRACT

Anik Alfiyani. Medical Study Program and Doctor Profession. Analysis Risk Factors
of hypertension for candidate Hajj Pilgrims Bekasi fly group 34 and 54 in 2017.
Background: Hypertension is the second most common disease of 11% in Indonesian
pilgrims. The most common cause of hypertension is heredity as one of the
unmodifiable risk factors and lifestyle as a modifiable risk factor. Objective: To know
factors that related with history of hypertension in Hajj pilgrims Bekasi fly group 34
and 54 in 2017. Method: This study used cross sectional design. The sample in this
research is 119 respondents with consecutive sampling. but the data obtained in this
study amounted to 67 respondents. Data was collected using questionnaire and blood
pressure measurement, data analysis using chi-square test. Results: candidate hajj
pilgrims of Bekasi who have a history of hypertension as many as 23 people (34.3%)
and who have not history of hypertension as many as 44 people (65.7%). Risk factors
associated with history of hypertension in Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 were
heredity (p value = 0.002), lifestyle factors consisting of caffeinated drinking habits
(p value = 0.036), and consumption habits of goat meat (p value = 0.002). and risk
factors unrelated to a history of hypertension were age, sex, recent education, salty
consumption, fat consumption, smoking, exercise, stress, use of cooking oil, birth
control pills and MSG consumption. Conclusion: Factors that related to history of
hypertension are genetic, caffeinated drinking habits, and consumption habits of goat
meat. Because the target sample is not obtained, so this research can not be
generalized and only applies to candidates for Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 in
2017.
Keywords: Hypertension, candidate pilgrims, lifestyle, genetic
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..........................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................iii
LEMBAR PENGESAHANiv

1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................................4


BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................6
2.1 Kerangka/Landasan teori.....................................................................................6
2.1.1. Karakteristik Jamaah Haji Indonesia.........................................................6
2.1.2 Istitha’ah kesehatan Jamaah haji................................................................6
2.1.3 Hipertensi.................................................................................................14
2.2 Kerangka Teori..................................................................................................34
2.3 Kerangka Konsep...............................................................................................35
2.4 Definisi Operasional..........................................................................................36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................39
3.1 Desain Penelitian...............................................................................................39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................39


3.3 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................................39
3.3.1 Populasi dan Sampel yang diteliti..........................................................39
3.3.2 Jumlah Sampel.......................................................................................39
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel.....................................................................41

calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi........................................51


4.3 Analisis Bivariat.................................................................................................52
4.3.1 Faktor risiko hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan
54 berdasarkan karakteristik responden dan hubungan antara
karakteristik responden dengan kelompok yang memiliki riwayat
hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi............................................52
4.3.2 Faktor risiko hipertensi berdasarkan gaya hidup responden dan
hubungan antara gaya hidup dengan kelompok yang
memiliki
riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi...................54
4.4 Pembahasan...................................................................................................57
4.4.1 Karakteristik Responden..........................................................................57
4.4.2 Kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang memiliki
riwayat hipertensi....................................................................................60
4.4.3 Pengawasan Keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon
jamaah haji dengan riwayat hipertensi.......................................................60
4.4..4 Risiko Hipertensi berdasarkan Gaya Hidup Responden........................61
4.5 Keterbatasan Penelitian.................................................................................67
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII............................................21


Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi berdasarkan American Society of
Hypertension And International Society of Hypertension 2013…21
Dosis obat antihipertensi menurut JNC VIII29
Tabel 2.3
Modifikasi gaya hidup menurut JNC VII32
Tabel 2.4
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan
Tabel 4.1
Dan tekanan darah…48
Distribusi riwayat hipertensi pada calon jamaah haji…49
DistribusiTabel
hasil pengukuran
4.2 tekanan darah pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak me
riwayat hipertensi…49
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan
penggunaan obat…50
Kategori kepatuhan penggunaan obat pada responden dengan
riwayat hipertensi…50
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga51

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7 Kategori dukungan keluarga terhadap responden hipertensi…...........52


Tabel 4.8 Hubungan karakteristik responden dengan riwayat hipertensi
dan tidak memiliki riwayat hipertensi….............................................53
Tabel 4.9 Hubungan gaya hidup dengan riwayat hipertensi dan tidak memiliki
riwayat hipertensi…...........................................................................54
DAFTAR SINGKATAN

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar


SISKOHATKES : Sistem informasi kesehatan haji Indonesia
LVH : Left Ventrikel Hipertrofi
AHA : Ameican Heart Association
JNC : Joint National Committee
CO : Cardiac Output
CJ : Curah Jantung
TPR : Total Peripheral Resistence
TOD : Target Organ Damage
LDL : Low Dencity Lipoprotein
HDL : High Dencity Lipoprotein
ACE-I : Angiotensin Converting Enzim-Inhibitor
ARB : Angiotensin Reseptor Blocker
DASH : Dietary Approach to Stop Hypertension
CHEP : Canadian Hypertension Education Program
IMT : Indeks Massa Tubuh
MSG : Monosodium Glutamat
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat etik penelitian….........................................................................77


Lampiran 2 Lembar persetujuan responden............................................................78
Lampiran 3Kuesioner penelitian…80
Lampiran 4Prosedur pengumpulan data86
Lampiran 5Dokumentasi pengambilan data…89
Lampiran 6Daftar riwayat hidup…91
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik sistem kardiovaskular yang m
26,5%. 2
Tingginya angka hipertensi di Indonesia menyebabkan angka hipertensi pada jamaah haji Indonesia jug

kesehatan haji Indonesia (SISKOHATKES) tahun 2012, dari jamaah haji lansia yang
di embarkasi didapatkan penyakit yang terbanyak berdasarkan hasil pemeriksaan
3
akhir adalah hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu sebesar 40,12%. Dan
menurut data laporan kinerja pusat kesehatan haji 2016 berdasarkan pelayanan
kesehatan kloter ketika di Arab Saudi hipertensi menempati urutan kedua setelah
penyakit infeksi saluran nafas atas yaitu sebesar 11%.4 dan hal ini perlu diketahui
oleh tenaga kesehatan haji dengan baik.

Hipertensi berdasarkan etiologi dikategorikan menjadi dua yaitu hipertensi


primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau sering disebut sebagai
hipertensi esensial merupakan hipertensi yang paling sering ditemui yaitu 90-95%
dari

1
2

keseluruhan total penderita hipertensi. Hipertensi esensial merupakan penyakit yang


tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Sehingga membuat penderita hipertensi
esensial sulit mengetahui pemicu tingginya tekanan darah tinggi. Terdapat beberapa
kemungkinan penyebab hipertensi esensial atau sering disebut sebagai faktor risiko
hipertensi. Penyebab terbesar hipertensi esensial adalah faktor keturunan dan gaya
ubah yang terdiri dari kegemukan, sindrom resistensi insulin/sindrom metabolik, kurangnya aktivitas fisik, merokok, sensitivita
ayat keluarga, konsumsi asin, konsumsi lemak jenuh dengan frekuensi sering, penggunaan jelantah, tidak biasa olahraga, olahr

faktor risiko hipertensi adalah usia, jenis kelamin, konsumsi rokok, obesitas,
konsumsi natrium, konsumsi lemak, riwayat keluarga dan riwayat penyakit
komplikasi.32

Karena hipertensi merupakan penyakit yang sifatnya idiopatik, jadi pasien


hipertensi perlu untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang menjadi pencetus
dirinya terkena hipertensi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi seperti
penyakit kardiovaskular yang masih sering ditemui sekarang. Menurut Pusat Data dan
Informasi kesehatan kemenkes tahun 2015 menunjukkan bahwa penyakit penyebab
wafat terbanyak pada Jamaah haji di arab Saudi tahun 2015 adalah penyakit
kardiovaskular sebanyak 41,59%,8 dan mengalami peningkatan pada tahun 2016
sebanyak 53%.
penyakit kardiovaskular bisa terjadi karena komplikasi dari hipertensi kronik atau
karena hipertensi yang tidak terkontrol. Karena hipertensi juga merupakan penyakit
multifaktorial yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya left
ventrikel hipertrofi (LVH). LVH terjadi pada 15-20% pasien hipertensi. Secara
signifikan LVH meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, gagal
jantung
karena itu,untuk mencegah kongestif,
komplikasi lebih lanjut dari penyakit hipertensi perlu penatalaksanaan yang baik sejak dini mulai d
ta. Sebelum mengontrol faktor risiko perlu diketahui dari penderita hipertensi mengenai faktor risiko apa saja yang memungkin

pada dirinya supaya dapat mencegah komplikasi melalui modifikasi faktor risiko
membuat peneliti ingin mengetahui Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Calon
Jamaah Haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017 supaya calon jamaah haji mengerti
faktor risiko apa saja yang menyebabkan dirinya terkena hipertensi sehingga dapat
dilakukan pengontrolan faktor pencetus supaya tidak menjadi komplikasi dan selalu
terkontrol tekanan darahnya dan dapat menjalankan ibadah hajinya dengan khusyu’.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
ditekankan peneliti adalah:
Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon
jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017?

, jenis kelamin, riwayat hipertensi di keluarga/genetik dan gaya hidup yang terdiri dari kebiasaan konsumsi asin, konsumsi mak

t hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017

Mengetahui faktor-faktor yang dapat mencetuskan terjadinya hipertensi dan


faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada calon jamaah
haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017

1.5 Manfaat Penelitian


 Bagi penulis
1. Menjadi syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian
3. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa
pembelajaran di pre-klinik ini
4. Sebagai bekal edukasi untuk dikemudian hari menjadi dokter
ketika mendapatkan pasien hipertensi

 Bagi calon jamaah haji


pada calon jamaah haji kelompok yang memiliki riwayat hipertensi sehingga dapat dijadikan bekal untuk mengontrol hiperten

i
t faktor risiko hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 sehinggan dapat dijadikan bekal edukasi bagi calon jam
kal edukasi

bagi calon jamaah haji yang tidak memiliki riwayat hipertensi


supaya mencegah terjadinya hipertensi dengan cara
menghindari faktor risiko
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka/Landasan teori
2.1.1. Karakteristik Jamaah Haji Indonesia

atas 60 tahun tanpa penyakit berjumlah 8.530/8,20%), jamaah haji bergelang kuning ( yaitu jamaah haji usia dibawah 60 tahun

2016 tentang Istitha’ah kesehatan jamaah haji BAB I pasal I bahwa jamaah haji adalah
warga Negara Indonesia, beragama islam, dan telah mendaftarkan diri untuk
menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.53 syarat
wajib haji sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 97 yaitu
sebagai berikut:56

‫حج ٱل َب‬ ‫عل ٱلنَّاس‬ ‫َٰنت مقَا ۡ ه ومن د خل كان ٗ ن و‬ ‫ َي ُت‬qََٰ ‫يه ءا‬
‫ۡيت‬ ‫ى‬ َّّ ‫ۗا ِ ل‬ ‫ه‬ ‫ِي م ب ي‬
‫ءام ل‬ ‫َر َ م‬
٩٧ ‫وم كف إن ٱ ِّلَل غن عن َ ن‬ ‫س‬ ‫ۚٗل‬ ‫ع لَ ۡيه‬
ِ
‫ٱل علَم‬ ‫ي‬ ‫ن ر‬
‫ي‬ ‫بي‬
‫طا‬qَ‫من ٱست‬
Artinya : “Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia

6
7

terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang
yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban)
haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
seluruh alam.” (Q.S. Ali Imran:97)

Dalam ayat tersebut terdapat kata manistatho’a ilaihi sabila yang berarti bagi yang
but juga disebutkan bahwa makna sanggup dalam hal ini selain sanggup secara material juga sanggup dalam hal sehat jasmani

ngkaian pemeriksaan dimana bagi calon jamaah haji harus melewati 3 rangkain pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan yang pert

hasilnya akan dikeluarkan oleh dokter yang memeriksa serta dicatat dalam formulir
I.53

Yang disebut jamaah haji risiko tinggi menurut buku pedoman pemeriksaan
jamaah haji tahun 2010 yaitu jamaah haji dengan kondisi kesehatan yang secara
epidemiologi berisiko sakit dan atau mati dalam perjalanan ibadah haji, yang
meliputi:54
1. Jamaah haji lanjut usia
2. Jamaah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh dibawa
keluar dari Indonesia berdasarkan peraturan kesehatan yang berlaku
3. Jamaah haji wanita hamil
4. Jamaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit kronis dan atau
tertentu lainnya.
meriksaan kesehatan tahap pertama meliputi:12
is
rtanyaan Anamnesis terdiri dari identitas pasien dan riwayat kesehatan
aan fisik
aan fisik meliputi: tanda vital, postur tubuh, pemeriksaan fisik dari kepala sampai ekstremitas
aan penunjang
ri: laboratorium darah lengkap, gula darah sewaktu, golongan darah, rhesus, kimia darah, urin lengkap, EKG, rontgen dan lain s

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang akan didapatkan diagnosis jamaah haji risiko tinggi dan non risiko ti
bagi yang memiliki penyakit tertentu dilakukan pengobatan

and prompt treatment) serta pengendalian faktor risiko dan pembinaan


kesehatan masa tunggu
e. Penetapan tingkat risiko kesehatan
Status kesehatan risiko tinggi ditetapkan bagi jamaah haji dengan kriteria:
a. berusia 60 tahun atau lebih, dan/atau

b. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang potensial


menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji, misalnya:
1.penyakit degeneratif, diantaranya Alzheimer dan demensia;

2.penyakit metabolik, diantaranya diabetes mellitus, dislipidemia, dan


hiperkolesterolemia;

3. penyakit kronis, diantaranya sirosis hepatis, keganasan, penyakit paru


POK), Chronic kidney desease (gagal ginjal kronik), gagal jantung dan hipertensi
s, diantaranya asma, sindrom lupus eritematosus, HIV/AIDS;
antaranya kelainan katup jantung , kista ginjal, diabetes mellitus tipe I; dan
aranya skizofrenia dan gangguan gangguan bipolar

siko kesehatan yang potensial menyebabkan ketidakmampuan menjalankan rukun dan wajib haji dan mengancam keselamatan
ular

3. penyakit paru/saluran nafas

4. penyakit ginjal

5. penyakit hipertensi

6. penyakit keganasan seperti kanker

Bagi jamaah haji yang tergolong kedalam risiko tinggi harus dilakukan
perawatan dan pembinaan kesehatan atau dapat di rujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan lain untuk tatalaksana selanjutnya

f. Rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut


Setelah calon jamaah haji melakukan pemeriksaan tahap pertama
selanjutnya semua calon jamaah haji melakukan pembinaan kesehatan masa
tunggu.
Untuk calon jamaah haji wanita usia subur harus diinformasikan
mengenai ketentuan surat keputusan bersama (SKB) mentri agama dan
mentri

an masa tunggu dimaksudkan agar tingkat risiko kesehatan calon Jamaah haji dapat ditingkatkan menuju ISTITHA’AH. Pembina

meliputi:

1. Kegiatan pembimbingan kesehatan haji yang terdiri dari: konseling


kesehatan, peningkatan kebugaran jasmani, pemanfaatan upaya kesehatan
berbasis masyarakat dan kunjungan rumah

2. kegiatan penyuluhan kesehatan haji, yang meliputi penyuluhan tentang


gerakan masyarakat hidup sehat pada Jamaah haji, kegiatan fisik meliputi
latihan fisik dan olahraga serta healthy nutrition, penyebarluasan informasi,
pemanfaatan media massa.
pemeriksaan tahap 2 sebagaimana tercantum dalam pasal 6 ayat 3 bahwa
yang melakukannya adalah tim penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota
atau puskesmas atau rumah sakit pada saat pemerintah sudah menetapkan
kepastian keberangkatan jamaah haji pada tahun berjalan. Hasil dari
pemeriksaan kesehatan tahap 2 dalam pasal 9 disebutkan mengenai
penetapan
m pasal tersebut ditetapkan jema’ah haji sebagai berikut: 53
h haji yaitu memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan obat, alat dan atau orang lain dengan tingkat keb
h haji dengan pendampingan yaitu jamaah haji dengan kriteria sebagai berikut:

k masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat istitha’ah sementara dan atau tidak memenuhi syarat istitha’ah.

c. tidak memenuhi syarat istitha’ah kesehatan haji untuk sementara, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:
tidak memiliki sertifikat internasional (ICV) yang sah;
menderita penyekit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain tuberculosis

sputum BTA positif, tuberculosis multidrug resistence, diabetes mellitus


tidak terkontrol, hipertiroid, HIV-AIDS dengan diare kronik, stroke akut,
perdarahan saluran cerna, anemia gravis;
3. Suspek dan/ konfirmasi penyakit menular yang berpotensi wabah;
4. Psikosis akut;
5. Fraktur tungkai yang membutuhkan imobilisasi;
6. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis; atau
7. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang
dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu
d. Tidak memenuhi syarat istitha’ah kesehatan haji, yaitu dengan kriteria:
1. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa, antara lain: penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) derajat IV, gagal jantung stadium IV, chronic
kidney disease dtadium IV dengan peritoneal dialysis/ hemodialysis regular,
nfeksi oportunistik, stroke hemoragic luas;
ara lain: skizofrenia berat, demensia berat dan retardasi mental berat;
yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara lain: keganasan stadium akhir, tuberculosis totally drugs resistence (TDR), sirosis
hap kedua meliputi:55

kter spesialis

6. penetapan istitha’ah kesehatan jamaah haji

Bagi Jamaah haji yang ditetapkan sebagai memenuhi syarat istitha’ah,


memenuhi syarat istitha’ah dengan pendampingan dan tidak memenuhi syarat
istitha’ah sementara dilakukan pemberian vaksinasi meningitis meningokokus sesuai
ketentuan dan pemberian sertifikat vaksinasi/ICV setelah divaksin. Bagi Jamaah haji
yang tidak memenuhi syarat istitha’ah akan ditunda keberangkatannya selanjutnya
dan dilakukan pembinaan khusus.

Penandaan gelang bagi Jamaah haji


Tujuannya untuk mengidentifikasi Jamaah haji secara aktif, sehingga Jamaah
haji dapat memahami kondisi kesehatannya dan dapat melakukan kegiatan preventif
dan pengendalian faktor risiko kesehatan yang Jamaah haji secara proaktif. Tanda
gelang yang ditetaokan yaitu:

1. gelang berwarna merah, untuk Jamaah haji usia diatas 60 tahun dengan penyakit

ntuk jamaah haji usia dibawah 60 tahun dengan penyakit


maah haji usia diatas 60 tahun tanpa penyakit

ahun dan tidak memiliki penyakit, maka tidak diberikan gelang


kesehatan tahap 2 selanjutnya yaitu dilakukan pembinaan kesehatan masa keberangkatan (pembinaan dalam rangka pemantap
tan haji yang terdiri dari, konseling kesehatan, peningkatan kebugaran jasmani, pemanfaatan kesehatan berbasis masyarakat, k
haji, yang terdiri dari penyuluhan, penyebarluasan

informasi, dan pemanfaatan media massa.

3. pembinaan terpadu Jamaah haji

Pemeriksaan yang terakhir yaitu pemeriksaan tahap 3, yang berdasarkan pasal


15 bertujuan untuk menetapkan status kesehatan jamaah haji apakah layak terbang
atau tidak layak terbang. Jamaah haji yang ditetapkan tidak layak terbang yaitu
jamaah haji dengan kondisi yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan
internasional dan/ status kesehatan internasional.54
Menurut peraturan kesehatan internasional dalam buku pedoman pemeriksaan
jamaah haji menyebutkan jenis-jenis penyakit menular tertentu yang melarang
seseorang untuk keluar masuk antar Negara yaitu sebagai berikut:55

1. Penyakit karantina yang meliputi:


a. Pes (plague)
Kolera (cholera)
Demam kuning (yellow fever)
Cacar (small pox)
Tifus bercak wahabi (typhus xanthomaticus infectiosa/ louse borne typhus)
Demam balak-balik (louse borne relapsing fever)
Penyakit menular lain yang ditentukan kemudian

Penyakit menular yang menjadi perhatian WHO, yang meliputi:


Tuberculosis paru dengan BTA positif
Kusta tipe multi basiler
SARS (severe acute respiratory syndrome)
Avian influenza (A1)
Influenza A baru (H1N1)
Penyakit menular lain yang ditentukan kemudian
Kriteria yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan yaitu

sebagai berikut:
1. Penyakit tertentu yang berisiko kematian dikarenakan ketinggian atau
penerbangan
2. Usia kehamilan

2.1.3 Hipertensi
2.1.3.1 Pengertian Hipertensi
hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang.10
Menurut buku Ilmu penyakit dalam UI dari definisi hipertensi yang paling
penting ialah tekanan darah harus persisten diatas atau sama dengan 140/90 mmHg.
Persistensi diatas 140/90 mmHg harus terbukti, sebab bisa saja peningkatan tekanan
darah tersebut bersifat transient atau hanya merupakan peningkatan diurnal dari
tekanan darah yang normal sesuai siklus sikardian (pagi sampai siang tekanan darah

a hipertensi, atau sekitar 1 milyar orang dan dua pertiga penderita hipertensi ada di Negara berkembang. Jumlah tersebut dipr

di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur >18 tahun sebesar 25,8%,
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan selatan (29,6), jawa barat
(29,4%), provinsi Banten (23,0%) dan DKI Jakarta berdasarkan pengukuran
didapatkan prevalensi sebesar 20,00%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat dari kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis
tenaga atau minum obat sebesar 9,5%. Jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri.
Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat
hipertensi sebesar 0,7%. Jadi, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%.2
2.1.3.3. Epidemiologi Hipertensi pada Jamaah Haji Indonesia
berdasarkan data dari sistem informasi kesehatan haji Indonesia
(SISKOHATKES) tahun 2012, jamaah haji lansia yang di embarkasi penyakit yang
terbanyak berdasarkan hasil pemeriksaan akhir adalah hipertensi esensial (hipertensi
primer) yaitu sebesar 40,12%. 12

ATKES per juni 2016 dengan cakupan


si esensial sebanyak 42,18% dari yang risiko tinggi tersebut.3
ak adalaha kardiovaskular (53%), kemudian pernafasan (27%). Dari data hasil layanan kesehatan di kloter tahun 2016 bahwa p

ahui sebabnya. Bila diketahui sebabnya disebut hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder antara lain: 1

 Penyakit: penyakit ginjal kronik, sindroma cushing, koarktasi aorta, obstructive


sleep apnea, penyakit paratiroid, feokromositoma, aldosteronism primer,
penyakit renovaskular, penyakit tiroid.
 Obat-obatan : prednison, fludokortison, triamsinolon, amfetamin/anorektik,
antivaskular endothelin growth faktor agents, estrogen pada kontrasepsi oral,
calcineurin inhibitors (siklosporin, tacrolimus), dekongestan
(phenylpropsnolsmine dan analognya), erythropoiesis stimulating agents
(erythropoietin, darbepoietin), NSAIDs, COX-2 inhibitors, venlavaxine,
bupropion, bromokriptin, buspirone, carbamazepine, clozapine, ketamine,
metokloperamid.
 Makanan : sodium, etanol, licorice.
 Obat jalanan yang mengandung bahan-bahan sebagai berikut: cocaine, cocain
withdrawal, epheda alkaloids, herbal ecstasy, phenylpropanolamine analogs,
nicotine withdrawal, anabolic steroids, narcotic withdrawal, methylphenidate,
ketamin, ergot-containing herbal products.

rubah.5

enderita berkulit putih.5 Biasanya menimpa ras kulit hitam di usia yang lebih muda. Warga afrika- amerika jauh lebih peka terh

al ini terjadi akibat

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Penyakit tekanan
darah tinggi lebih lazim diderita pria dewasa muda dan paruh baya daripada
wanita dikelompok usia yag sama. Namun, usia 60 tahun atau lebih justru lebih
13
cenderung diderita kaum wanita. Semakin tua seseorang, tubuhnya juga
semakin sensitif terhadap natrium sehingga tubuhnya akan menahan natrium
didalam tubuh sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.5

3. Riwayat keluarga

Hipertensi bisa diturunkan. Anak yang salah satu orang tuanya mengidap
hipertensi, memiliki risiko 25% menderita hipertensi juga. Jika kedua orang tua
5
hipertensi, 60% keturunnya mengalami hipertensi. Hipertensi yang lebih
banyak dijumpai pada kembar identik daripada kembar nonidentik.14

4. Jenis kelamin
Hipertensi banyak ditemukan pada laki-laki dewasa muda dan paruh baya.
Sebaliknya, hipertensi sering terjadi pada sebagian besar wanita setelah berusia
ebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi. 15

am pembuluh darah semakin banyak sehingga dinding arteri mendapatkan tekanan lebih besar. Tak hanya itu, kelebihan berat

penumpukan lemak didalam pembuluh darah, akibatnya arteri menyempit


dan perlu tekanan yang lebih besar untuk mengalirkan darah ke seluruh
tubuh.5
Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang
Obesitas lebih tinggi dibandingkan yang berat badannya normal. Makin
besar ukuran tubuh, makin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk
memasok oksigen ke jaringan-jaringan tubuh sehingga volume darah yang
beredar melalui pembuluh darah meningkat sehingga tekanan arteri
meningkat.14
2. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah vasodilator artinya, olahraga dapat
mengembangkan pembuluh darah dan juga mengoptimalkan otot jantung
untuk beradaptasi dan bekerja lebih efisien dalam memompa darah.
Kebiasaan bermalas-malasan meningkatkan risiko serangan jantung karena
otot jantung tidak bekerja secara efisien dan perlu bekerja lebih keras untuk
13
memompa darah. Jika seseorang kurang gerak, frekuensi denyut jantung
menjadi lebih tinggi sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras setiap
kontraksi.5

ksida dari asap rokok membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.5
merusak lapisan dinding arteri berupa plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dapat meningkatkan
sehingga membuat vasokonstriksi pembuluh darah. Karbonmonoksida dalam rokok dapat menyebabkan jantung bekerja lebih

nahan natrium didalam tubuhnya sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.

Umur juga berpengaruh terhadap sensitifitas terhadap natrium. 5Makin tua


seseorang makin sensitive terhadap natrium.13 Asupan natrium dan garam
tergolong faktor risiko yang kontroversial, tergantung dari sensitivitas
individu terhadap natrium. Natrium merupakan bentuk mineral atau
elektrolit yang berpengaruh terhadap tekanan darah.14

5. Kalium rendah
Kalium membantu tubuh menjaga keseimbangan jumlah natrium
didalam cairan sel. Apabila tubuh kekurangan kalium, natrium didalam
tubuh tidak bisa dikeluarkan sehingga risiko hipertensi meningkat.5
6. Konsumsi minuman beralkohol meningkat
Sekitar 5-20% kasus hipertensi disebabkan oleh alkohol. Risiko
hipertensi meningkat 2 kali lipat jika mengkonsumsi alkohol 3 gelas atau
lebih. Tetapi hubungan antara alkohol dengan hipertensi masih belum jelas.
5
Ada yang mengatakan bahwa alkohol dapat meningkatkan tekanan darah,
at menurunkan tekanan darah. 13banyak penelitian juga membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ

adrenalin. Aktivitas hormon ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stress berkepanjangan, peningkatan tekanan
meningkatkan kecepatan denyut jantung dan kebutuhan akan suplai darah dan tidak lama kemudian meningkatkan tekanan da

dan tanda. gejala


ditengkuk, atau kepala berat. Namun, gejala tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada tidaknya

hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya


adalah dengan melakukan pengecekan tekanan darah.
Seorang pasien biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami
hipertensi hingga ditemukan kerusakan dalam organ, seperti terjadinya
penyakit jantung coroner, stroke atau gagal ginjal. Karena itu, mengetahui
nilai tekanan darah sendiri secara teratur sangat penting meski selalu merasa
dalam kondisi sehat.
2.1.3.7 Klasifikasi Hipertensi
TABEL 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII1

Klasifikasi Tekanan Tekanan


tekanan darah darah sistol darah diastole
(mmhg) (mmhg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi grade I 140-159 90-99
Hipertensi grade 160 atau >160 100 atau >100
II
2 klasifikasi hipertensi berdasarkan American Society of Hypertension and International Society of Hypertension 2013 yaitu seb

Klasifikasi sistolik Diastolic


Optimal <120 Dan <80
Normal 120-129 Dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 Dan/atau 85-89
Hipertensi derajat 140-159 Dan/atau 90-99
I
Hipertensi derajat 160-179 Dan/atau 100-109
II
Hipertensi derajat >=180 Dan/atau >=110
III
Hipertensi sistolik >=140 Dan <90
terisolasi
 Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebab1
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik, walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan
pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi non esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita
akit ginjal. Pada sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu misalnya pil KB.

nsion), hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi), hipertensi systolik (isolated systolic hypertension).

terdapat 4 faktor yang mendominasi terjadinya hipertensi, yaitu:1

adalah hasil interaksi antara cardiac output (CO) atau curah jantung (CJ) dan TPR (total peripheral resistence/ tahanan total pe
Tekanan darah tinggi/Hipertensi

Curah jantung
X Resistensi perifer

vasokonstriksi
preload Kontraktilitas dan
denyut jantung
Sistem renin
angiotensin aldosteron
Volume cairan
Sistem saraf simpatis
Retensi
natrium Faktor genetik

Asupan
natrium
berlebih

2) peran kendali saraf otonom


yang lebih berperan terhadap terjadinya hipertensi yaitu sistem saraf simpatis
yang aktivasinya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
Faktor genetik, gaya hidup,
diet, stress kejiwaan, stess fisik

Aktivasi sistem saraf simpatis

Kadar katekolamin

Denyut jantung
Curah jantung Hipertensi Agregasi platelet

3) peran renin angiotensin aldosteron (RAA)


renin angiotensin aldosteron berperan dalam autoregulasi tekanan darah dengan cara sebagai berikut
Aktivasi reflex Tekanan di
Tekanan darah/volume intravaskular
baroreseptor
arteri renalis
Baroreseptor renal
Aktivasi saraf simpatis

Stimulasi beta1- adrenergik

Sekresi renin

Angiotensin I

Angiotensin II

Vasokonstriksi sistemik Aldosterone


Retensi Na/H2O

Tekanan darah/volume intravaskular


4) peran dinding vaskular pembuluh darah
paradigma baru tentang hipertensi dimulai dengan disfungsi endotel, lalu
berlanjut menjadi disfungsi vaskular, lalu berakhir dengan TOD. Mungkin
hipertensi lebih cocok menjadi salah satu gejala dari sindrom penyakit yang
disebut sebagai “the atherosclerotic syndrome” atau “the hypertension
seperti disfungsi endotel. Ketika terjadi aterosklerosis maka hemodinamik tekanan darah makin berubah, hipertensi makin me

si dilakukan dengan cara:1

al serum, kolesterol LDL, HDL serum, trigliserida serum (puasa), asam urat serum, kreatinin serum, kalium serum, hemoglobin d

2.1.3.10 Tatalaksana Hipertensi


A. Terapi farmakologis
Secara umum, terapi farmakologis pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat I yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah >6 bulan
menjalani pola hidup sehat dan dengan pasien hipertensi derajat >=2.16
Prinsip terapi hipetensi untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisir efek samping
yaitu sebagai berikut:16

 Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal


 Berikan obat generik (non paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
Berikan obat pada pasien lanjut usia (diatas usia 80 tahun) seperti 55-80 tahun dengan memperhatikan komorbid
Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzim inhibitors (ACE-I) dengan angiotensin reseptor blocker (ARB)
Berikan edukasi menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi
Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur
Guidline JNC VII algoritma pengobatan hipertensi yaitu sebagai berikut:1

Perubahan gaya hidup

Belum mencapai tekanan darah target (<140/90 mmHg) (<130/80 mmHg untuk pasien dengan diabetes atau penyakit

Pilihan obat awal

Tanpa indikasi yang berarti Dengan indikasi yang berarti

adium I Hipertensi stadium II Obat-obat untuk indikasi yang berarti


ah sistolik 140-159
(tekananatau
darah
tekanan
sistolikdarah diastolic 90- 99 mmHg) Obat antihipertensi lain (diuretic, ACEI, ARB, BB, CCB
d diberikan >=160
untuk sebagian
atau tekanan
besardarah
kasusdiastolic >=100 mmHg)
ACEI, ARB, BB,
Kombinasi
CCB, dapat
dua dipertimbangkan
obat dipakai untuk atau
sebagian
diberikan
besar
dalam
kasusbentuk
(biasanya
kombinasi
diuretic tipe tiazid dan CWI atau ARB atau BB ata

Belum mencapai tekanan darah target


ptimalisasi dosis atau berikan obat tambahan hingga tekanan darah target tercapai
ertimbangkan konsultasi dengan dokter spesialis hipertensi
Tabel 2.3 Dosis obat antihipertensi menurut JNC VIII17

Obat antihipertensi Dosis inisial Target dosis Jumlah dosis


harian (mg) (mg) perhari
ACE inhibitors
1. captopril 50 150-200 2
2. enalapril 5 20 1-2
3. lisinopril 10 40 1
Angiotensin reseptor
blockers
1. eprosartan 400 600-800 1-2
2. candesartan 4 12-32 1
3. losartan 50 100 1-2
4. valsartan 40-80 160-320 1
5. irbesartan 75 300 1
B-Blockers
1. atenolol 25-50 100 1
2. metoprolol 50 100-200 1-2
Calcium channel blockers
1. amlodipin 2,5 10 1
2. diltiazem extended 120-180 360 1
release
3. nitrendipin 10 20 1-2
Diuretic tiazid
1. bendroflumethiazid 5 10 1
2. chlortalidone 12,5 12,5-25 1
3. hydrochlorothiazide 12,5-25 25-100 1-2
4. indapamide 1,25 1,25-2,5 1
B. Tatalaksana non farmakologis
Pada hipertensi derajat I dapat dilakukan penerapan pola hidup sehat
selama 4-6 bulan untuk menurunkan tekanan darah.16
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan guidelines yaitu:16
 Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
idemia
en tidak menyadari kandungan garam pada masakan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang,
an untuk berjalan kaki, bersepeda, menaiki tangga sebagai aktifitas rutin di kantornya.

 Berhenti merokok.
Pengobatan hipertensi bisa dilakukan dengan cara modifikasi gaya
hidup baik pada pasien hipertensi maupun pre-hipertensi. Penerapan gaya
hidup sehat harus dilakukan semua individu baik dengan tujuan mengobati,
mengontrol, maupun mencegah terjadiya hipertensi. Komponen modifikasi
gaya hidup yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut:18
1. Mempertahankan bobot badan yang sehat.
2. Menerapkan perilaku makan sehat dengan cara menerapkan diet
DASH (dietary approaches to stop hypertension) dan mengurangi
konsumsi natrium (garam) dalam makanan. Diet DASH
menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti
produk susu rendah lemak, ikan, ayam, kacang-kacangan sekaligus
mengurangi konsumsi daging merah, gula, atau minuman yang
mengandung gula. Penerapan diet DASH yang benar mampu
menurunkan tekanan darah sebesar 8-14 mmHg. Membatasi
at proses memasak atau saat makan di meja makan. Anjuran konsumsi natrium dari makanan bagi penderita hipertensi sebesa
etiap hari dalam seminggu. Contoh aktifitas sedang adalah: berjalan cepat, bersepeda, dan berkebun.
Tabel 2.4 Modifikasi gaya hidup menurut JNC VII19

Modifikasi Rekomendasi Rata-rata penurunan


tekanan darah
Menurunkan berat badan Pertahankan berat badan ideal 5-20 mmHg/10 kg
(IMT= 18,5-24,9 kg/m2)
Menerapkan diet DASH Konsumsi makanan kaya buah, 8-14 mmHg
sayur, dan produk makanan
rendah lemak dengan
mengurangi makanan yang
mengandung lemak jenuh dan
lemak total
Diet rendah garam Mengurangi konsumsi 2-8 mmHg
makanan bersodium tidak lebih
dari 100 mmol per hari (2,4 gr
sodium atau 6 gr sodium
klorida)
Aktivitas fisik Melakukan aktivitas aerobic 4-9 mmHg
teratur seperti jalan cepat
(minimal 30 menit perhari,
hampir setiap hari dalam
seminggu)
Mengurangi konsumsi Membatasi konsumsi tidak 2-4 mmHg
alkohol lebih dari 2 minuman (contoh:
bir, wine, atau winsky) per hari
pada laki-laki, dan tidak lebih
dari 1 kali perhari pada
perempuan, dan lebih sedikit
lagi pada orang gemuk
2.1.3.11 Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi yang tidak diobati sampai mencapai target akan
menimbulkan terjadinya penyakit-penyakit berikut:1

 gagal jantung
 iskemia dan infark miokard

n) karena sifat penyakit hipertensi yaitu sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau penyakit seumur hidup. Rekomend

 Olahraga teratur dengan frekuensi 4-7 kali per minggu ,


intensitas moderate yaitu dengan waktu sekitar 30-60 menit
dengan tipe aktivitas kardirespi seperti berjalan, jogging,
bersepeda, berenang yang non mompetitif
 Tidak mengkonsumsi alcohol, atau membatasi alcohol dengan
kadar <= 2 teguk perhari
 Mempertahankan berat badan ideal dengan IMT 18,5-24,9
kg/m2, mengusahakan lingkar perut pada kisaran laki-laki
<=102 cm (asia <90 cm), dan wanita <88 cm (asia <80 cm)
 Tidak merokok
2.2 Kerangka Teori

genetik Gaya hidup Lingkungan Layanan kesehatan

Riwayat Dukungan
Konsumsi garam, makanan
Konsumsi lemak
hipertensi asin, MSG dan
berlebih, Pil KB yang
morokok mengandung
danSering
menggunakan estrogen
minyak
stress dan minumjelantah
minumandalam
jarakkeluaraga
masakan
ke fasilitas kesehatan untuk kont
berkafein
di keluarga buruk

Pengawasan terhadap pola hidup sehat tidak ada


Sodium intraseluler meningkat

Penyempitan pembuluh darah

Rasio antara potassium dan sodium rendah Kepatuhan kontrol menu


Munculnya plak didalam pembuluh darah

Retensi air Konsumsi Daging kambing


Tidak olahraga

Pengembangan
pembuluh
Kandungan
darah tidak
protein tinggi
optimal dan
jantung kurang
adaptasi Metabolisme
tubuh
Kurang efisien meningkat
dan perlu
bekerja lebih
Aliran darah sistemik meningkat
keras dalam
memompa
darah

HIPERTENSI
2.3 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Genetik: Riwayat hipertensi keluarga

Gaya hidup: kebiasaan konsumsi makanan asin, makanan berlemak, konsumsi MSG, penggunaan miny

Layanan kesehatan: kepatuhan pengobatan


2.4 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat ukur dan Skala kategori


cara penguku
pengukuran ran
1. responden TD >= 140/90 Sphygmomano Ordinal Normal
hipertensi mmHg yang meter dan
(<120/<80)
diukur dengan kuesioner
posisi duduk -pre-hipertensi
dan posisi
(120-139/80-89)
manset setinggi
jantung - hipertensi grade 1
dan/atau
(140-159/90-99)
memiliki
riwayat -hipertensi grade 2
hipertensi
(>=160/>=100)
sebelumnya1,6,19

2. usia Usia responden Kuesioner Ordinal 1. < 40 tahun


sejak tanggal 2. 41-50 tahun
lahir sampai 3. 51-60 tahun
ulang tahun 4. >60 tahun
terakhir4,6

3. Konsumsi Kebiasaan Kuesioner Ordinal 1. Sering (>=


makanan
konsumsi 1 kali
asin
makanan asin perhari)
pada 2. Sedang (1-
responden6 6 kali
dalam
seminggu)
3. Jarang (<=
3 kali
dalam
sebulan)
4. Tidak
pernah

4. merokok Konsumsi Kuesioner Nominal 1. Ya


rokok yang
2. Tidak
dihisap setiap
hari oleh
responden7,24
5. Aktivitas Kebiasaan Kuesioner Ordinal 1. Jarang (1
fisik
responden kali
dalam seminggu)
melakukan 2. Sedang (3-
olahraga secara 5 kali
rutin6,25 seminggu)
3. Sering (1
kali sehari)
4. Tidak
pernah
6. stress Keadaan Kuesioner Nominal 1. Ya
ketegangan
2. tidak
karena
banyaknya
pikiran6
7. Konsumsi Kebiasaan Kuesioner Ordinal 1. Sering (>3
minyak
mengkonsumsi kali dalam
jelantah
makanan yang seminggu)
mengandung 2. Jarang (1-2
atau digoreng kali dalam
menggunakan seminggu)
minyak 3. Tidak
pernah
jelantah6

8. Konsumsi Riwayat Kuesioner Nominal 1. Ya


pil KB penggunaan pil
KB pada 2. Tidak
responden6
9. Konsumsi Kebiasaan Kuesioner Ordinal 1. Sering
MSG
mengkonsumsi (>1= kali
makanan yang sehari)
mengandung 2. Jarang (3-6
bumbu kali
penyedap perminggu
(MSG)25 atau 1-2
kali
perminggg
u atau <3
kali
perbulan)
3. Tidak
pernah

10. Konsumsi Kebiasaan Kuesioner Ordinal 1. Sering (>=


minuman
mengkonsumsi 1 kali
berkafein
minuman yang sehari)
mengandung 2. Sedang (3-
kafein seperti 6 kali
kopi26 dalam
semingggu)
3. Jarang (1-2
kali dalam
seminggu)
4. Tidak
pernah
39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi descriptive dengan


metode pengumpulan data secara potong lintang (cross sectional), yaitu
peneliti
ran variabel dalam satu saat tertentu yakni pengukuran variabel subyek dilakukan satu kali saja.20
tian
ada periode bulan Oktober 2016 sampai Agustus 2017. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2017 dan 10 Agustu
elitian
g diteliti
elitian ini adalah seluruh calon jamaah haji kota Bekasi tahun 2017
penelitian ini adalah calon jamaah haji kota bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017
aah haji kota Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017 yang datang pada saat pertemuan kloter di Islamic Center Bekasi

3.3.2 Jumlah Sampel


Karena penelitian ini bersifat descriptive analitik, maka perhitungan
sampelnya perlu diketahui dengan perhitungan sampel deskriptif analitik
tidak berpasangan yaitu sebagai berikut: 21

(𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2 2


n =[ ]
𝑃1−𝑃2

n = besar sampel
Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼
Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽
𝛼 = tingkat kemaknaan
39
40

𝛽 = power penelitian
P = proporsi total = (P1 - P2)/2
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q =1-P
Q1 = 1 – P1
Q2 = 1 – P2

Diketahui :
Zα = 1,96
Zβ = 1,282
P1 = 0,224432
P2 = 0,033
P = 0,0957
Q = 0,9043
Q1 = 0,7756
Q2 = 0,967

dengan menggunakan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, kesalahan tipe II
10% dan P2 sebesar 0,033, maka besar sampel yang diperlukan :

n1 = n2
=
( 1,96 √2 𝑥 0,0957𝑥 0,9043 + 1,282 √ 0,2244𝑥0,7756+0,033 𝑥 0,967 2
[ ]
0,2244−0,033

n 1 = n2 = 53,290396 sampel
n total = 106,580 sampel

untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel
ditambahkan dengan menggunakan rumus :

n’ = (1−𝑓)
𝑛 = 106,580 = 118,423= 119 sampel
(1−0,1)
n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out
n = besar sampel yang dibutuhkan
f = prediksi drop out = 10%

jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 119 orang.

pel tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling) dengan teknik consecutive sampling (berurutan) yaitu semua subyek

tekanan darahnya serta mengisi kuesioner dengan lengkap


3.4 Alur Penelitian

1. Persiapan
Pembuatan kuesioner
penelitian

2. Melakukan uji validitas kuesioner

3. Identifikasi
responden Perizinan ke pihak
kemenag Bekasi

4. Persetujuan  Penjelasan penelitian


penelitian  Pengisian lembar
persetujuan

Tidak setuju setuju

Pengukuran 5. Pengisian identitas


tekanan darah dan kuesioner

6. Sortir data

Tidak memenuhi kriteria Memenuhi kriteria

7. Analisis data
3.5 Cara Kerja Penelitian
1. persiapan penelitian
pembuatan kuesioner diadaptasi dari setyanda dkk (2015),
Indrawati dkk (2009), Kartikasari (2012), Pusparani (2016), Sugiharto
(2007) dan mutmainah dkk yang dimodifikasi untuk kepentingan
penelitian
uji validitas kuesioner
perizinan untuk mengambil data untuk dilakukan uji validitas terhadap kuesioner yang telah dibuat. Va
identifikasi responden
sebelum mengidentifikasi responden peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak kementerian
informed consent
memberikan penjelasan kepada responden mengenai penelitian yang akan dilakukan
melakukan pengisian lembar persetujuan kuesioner jika setuju

mengikuti penelitian
5. pengisian identitas dan kuesioner dan pengukuran tekanan darah
setelah responden setuju mengikuti penelitian, responden mengisi
identitas dan kuesioner kemudian diukur tekanan darahnya
6. sortir data
kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan dan disortir oleh
peneliti apakah memenuhi kriteria atau tidak memenuhi kriteria
7. analisis data
kuesioner yang telah memenuhi kriteria penelitian kemudia
dilakukan analisis menggunakan SPSS versi 22.0
3.6 Manajemen Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari responden yang
terdiri dari calon jamaah haji yang datang saat pengambilan data di Islamic Center
Bekasi.

n menjadi sampel penelitian dan melakukan tanya jawab mengenai riwayat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh do

dilakukan dalam pengolahan data, yaitu:


3.6.2.1 Coding data
Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atas beberapa
kategori.
3.6.2.2 Editing data
Mengecek konsistensi data dan juga kelengkapannya.
3.6.2.3 Entry data
Melakukan pemasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam
program SPSS.
3.6.2.4 Analisis data
Melakukan analisis univariat dan bivariat untuk melihat frekuensi
atau distribusi data dan hubungan antar variabel dependent dengan
independent menggunakan SPSS versi 22.0
46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reabilitas


Penelitian ini menggunakan instrumen atau alat ukur berupa kuesioner dan
adaptasi dari penelitian orang lain yang dimodifikasi untuk kepentingan penelitian.6 24 25 7 26

lid adalah pengukuran dari alat ukur yang dibuat dengan metodologi yang benar dan implementasi pengukuran yang benar pu

pertanyaan. Berdasarkan uji korelasi yang telah dilakukan didapatkan 27 item


pertanyaan valid, 20 item pertanyaan tidak valid, dan 2 item pertanyaan
konstan yang konstan. Nilai r Hitung didapatkan hasil yang bervariasi dari
0,049-0,911. Dari 20 item pertanyaan yang tidak valid tetap digunakan dalam
kuesioner penelitian karena dari pertanyaan yang diajukan dijawab oleh
responden dengan jawaban yang kurang bervariasi dan pilihan jawaban yang
diberikan berupa ‘ya’ dan ‘tidak’.
4.1.2 Uji Reabilitas
Alat ukur (instrumen) yang baik untuk penelitian harus
27
mengukur dengan benar (valid) dan konsisten (andal,reliabel). Reliabilitas
merupakan indeks yang menggambarkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

46
47

dipercaya atau diandalkan. Suatu pengukuran disebut andal jika memberikan


nilai yang sama atau hampir sama bila pemeriksaan dilakukan berulang-
ulang.
28
Pengukuran reliabelitas dapat dilakukan dengan mengetahui nilai
cronbach’s alpha. Dari 49 item pertanyaan didapatkan hasil cronbach’s alpha
bervariasi dari 0,857-0,879 sehingga item pertanyaan dapat dinyatakan sangat

puti karakteristik responden, riwayat hipertensi pada responden dan hasil pengukuran tekanan darah responden, perilaku kon

g tidak dimasukkan kedalam penelitian karena tidak mengisi kuesioner secara lengkap sehingga total responden pada penelitia

Sebagaimana tabel di bawah ini :


Tabel 4.1 distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan hasil
pengukuran tekanan darah pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 Tahun 2017

Jumlah
Variabel Kategori
N (67) Persentase (%)
Jenis kelamin Laki-laki 30 44,8
Perempuan 37 55,2
Usia < 40 th 2 3,0
41-50 th 18 26,9
51-60 th 22 32,8
>60 th 25 37,3
Pendidikan SD 8 11,9
SMP 13 19,4
SMA 13 19,4
D3 7 10,4
S1 19 28,4
S2 7 10,4
hasil Normal 28 41,8
pengukura
n
tekanan darah
Pre-Hipertensi 27 40,3
Hipertensi
gisi kuesioner adalah calon jamaah haji usia berkisar 12 frekuensi terbanyak
antara 36-83 tahun dengan 17,9 responden dalam rentan
tu 37 orang (55,2%) daripada

laki-laki sebanyak 30 orang (44,8%). Karakteristik responden menurut pendidikan


terakhir terbanyak yaitu lulusan S-1 sebanyak 19 orang (28,4%). Karakteristik
responden menurut hasil pengukuran tekanan darah paling banyak yaitu normal
sebanyak 28 orang (41,8%).
4.2.2 Distribusi calon jamaah haji yang memiliki hipertensi
Pada penelitian ini responden diambil dari calon jamaah haji Bekasi
kloter 34 dan 54 baik responden yang menderita hipertensi ataupun bukan
penderita hipertensi berdasarkan riwayat penyakit hipertensi sebelumnya.
Berikut dapat dilihat di tabel :
Tabel 4.2 distribusi riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34
dan 54 tahun 2017
Kategori Riwayat hipertensi Jumlah Persentase (%)
Penderita Hipertensi 23 34,3%
Bukan-Penderita Hipertensi 44 65,7%
Total 67 100

nden calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi adalah 23 orang (34,3%) dan responden calon jamaah haji yang tidak m
darah pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi

Variabel Memiliki riwayat Tidak memiliki Jumlah


hipertensi riwayat hipertensi
N (23) % N (44) %
Tekanan Darah
Normal 4 17,4 24 54,5 28
Pre-hipertensi 12 52,2 15 34,1 27
Hipertensi 7 30,4 5 11,4 12
ayat hipertensi hasil pengukuran tekanan darah terbanyak yaitu pre-hipertensi (52,2%) dan yang tidak memiliki riwayat hiperte
haji yang memiliki riwayat hipertensi
i riwayat

hipertensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya diberi skor
1 untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negatif serta jawaban tidak diberi skor 1
untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negative sehingga didapat skor minimal 0
dan maksimal 5
Tabel 4.4 distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan penggunaan obat
pada responden yang memiliki riwayat hipertensi

Jumlah
Variabel kategori N Persentase
(23) (%)
1. Ambil semua ya 22 95,7%
obat yang
diresepkan
tidak 1 4,3%
2. Meminum ya 21 91,3%
obat
Hipertensi
tidak 2 8,7%
3. Mengkonsumsi ya 21 91,3%
obat menurut
resep
tidak 2 8,7%
4. membawa ya 16 69,6%
obat ketika
bepergian
tidak 7 30,4%
5. lupa minum ya 18 21,7%
obat hipertensi
tidak
gunaan obat pada responden yang memiliki riwayat hipertensi dikategorikan 5
menjadi tiga78,3%
yaitu rendah jika skor total 1-2, seda

tinggi jika skor total 4-5.5


Tabel 4.5 kategori kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji dengan
riwayat hipertensi

Kategori kepatuhan Jumlah %


rendah 2 8,7%
sedang 5 21,7%
tinggi 16 69,6%
Total 23 100

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa sebanyak 2 calon jamaah haji yang
memiliki riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat rendah (8,7%), 5
calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat
sedang (21,7%) dan 16 calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi memiliki
kepatuhan penggunaan obat tinggi (69,6%).
4.2.4 Gambaran dukungan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada
calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi
Pengawasan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon jamaah
ensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga didapat skor
den berdasarkan dukungan keluarga pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi

Variabel Kategori N %
(23)
1. keluarga ya 20 87,0%%
tahu jika
responden
menderita
hipertensi
tidak 3 13,0%
2. ingatkan ya 16 69,6%
minum
obat
tidak 7 30,4%
3. antar ya 15 65,2%
berobat
tidak 8 34,8%
4. perhatikan ya 19 82,6%
makanan
yang
dikonsumsi
tidak 4 17,4%
5. ingatkan ya 18 78,3%
olahraga
tidak 5 21,7%

Dukungan keluarga pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat


hipertensi dikategorikan menjadi tiga yaitu dukungan rendah dengan skor 1-2,
dukungan sedang dengan skor 3, dan dukungan tinggi dengan skor 4-5
Tabel 4.7 kategori dukungan keluarga pada calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi

Kategori pengawasan Jumlah %


keluarga
rendah 4 17,4%
sedang 3 13,0%
baik 16 69,6%
Total 23 100
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh sebanyak 4 calon jamaah haji dengan
riwayat hipertensi memiliki pengawasann yang rendah (17,4%), 3 calon jamaah haji
dengan riwayat hipertensi memiliki pengawasan sedang (13,0%) dan 16 calon jamaah
haji memiliki pengawasan yang baik (69,6%).

4.3 ANALISIS BIVARIAT


Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
korelasi variabel independen dan dependen. Analisis bivariat pada penelitian ini
menggunakan uji Fisher karena menganalisis variabel bebas nominal dan variabel
bebas nominal yang tidak berpasangan.46 Hasil dari penelitian ini tidak memenuhi
untuk uji Chi Square karena nilai frekuensi harapan setiap analisis kurang dari 5.
Uji Fisher dinyatakan bermakna jika nilai p value <0,05.
4.3.1 Faktor risiko hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54
berdasarkan karakteristik responden dan hubungan antara karakteristik
responden dengan kelompok yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak
memiliki riwayat hipertensi
Karakteristik responden yang diamati pada penelitian ini adalah usia, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, profil tekanan darah, riwayat hipertensi di keluarga
responden sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4.8 proporsi risiko hipertensi dan hubungan karakteristik dengan riwayat
hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter
34 dan 54 tahun 2017

No. Variabel Memiliki Tidak memiliki Jumlah


riwayat riwayat P
hipertensi hipertensi
N (23) % N (44) %

1. usia 0,595
<60 tahun 13 56,5 29 65,9 42
>60 tahun 10 43,5 15 34,1 25
2. Jenis 1,000
kelamin
Laki-laki 10 33,3 20 66,7 30
perempuan 13 35,1 24 64,9 37
3. Riwayat 0,002
hipertensi
di keluarga
ya 13 61,9 8 38,1 21
tidak 10 21,7 36 78,3 46
4. Pendidikan 0,609
terakhir
rendah 13 56,5 21 47,7 34
tingggi 10 43,5 23 52,3 33
5. Hasil 0,004
pengukuran
tekanan
darah
Normal 4 17,4 24 54,5 28
Hipertensi 19 82,6 20 45,5 39
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui proporsi riwayat hipertensi berdasarkan
usia lebih banyak terjadi pada calon jamaah haji yang berusia <60 tahun (56,5%)
Dengan nilai p value=0,595. Proporsi riwayat hipertensi menurut jenis kelamin lebih
banyak pada calon jamaah haji perempuan (35,1%) dibanding laki-laki dengan nilai p
value=1,000. Proporsi riwayat hipertensi menurut ada tidaknya riwayat hipertensi di
keluarga pada responden lebih banyak pada responden yang memiliki riwayat
hipertensi di keluarga sebesar 61,9% dengan nilai p value=0,002. Proporsi riwayat
hipertensi menurut tingkat pendidikan terakhir lebih banyak pada responden yang
berpendidikan rendah sebesar 56,5% dengan nilai p value=0,609. Proporsi riwayat
hipertensi menurut hasil pengukuran tekanan darah lebih banyak responden yang
hasil pengukuran tekanan darahnya tinggi sebesar 82,6% dibandingkan yang normal
dengan nilai p value= 0,004

saan minum minuman berkafein dan frekuensi minuman berkafein, kebiasaan olahraga dan frekuensi olahraga, seringnya mem

No. Variabel Memiliki Tidak memiliki Jumlah P


riwayat riwayat
hipertensi hipertensi
N (23) % N (44) %
1. Kebiasaan 0,587
konsumsi asin
ya 17 37,0% 29 63,0% 46
tidak 6 28,6% 15 71,4% 21
2. Frekuensi 1,000
makan asin
sering 7 35,0% 13 65,0% 20
sedang 4 33,3% 8 66,7% 12
3. Frekuensi 0,477
makan asin
jarang 6 42,9% 8 57,1% 14
Tidak konsumsi 6 28,6% 15 71,4% 21
4. Kebiasaan 0,587
konsumsi
No. Variabel Memiliki Tidak memiliki Jumlah P
riwayat riwayat
hipertensi hipertensi
N (23) % N (44) %
makanan
berlemak
ya 17 37,0% 29 63,0% 46
tidak 6 28,6% 15 71,4% 21
5. Frekuensi 1,000
makan
berlemak
sering 3 30,0% 7 70,0% 10
sedang 6 31,6% 13 68,4% 19
6. Frekuensi 0,318
makan
berlemak
jarang 8 47,1% 9 52,9% 17
Tidak konsumsi 6 28,6% 15 71,4% 21
7. Kebiasaan 0,542
merokok
ya 0 0,0%% 2 100% 2
tidak 23 35,4% 42 64,6% 65
8. Kebiasaan 0,036
minum
minuman
berkafein
ya 5 18,5% 22 81,5% 46
tidak 18 35,4% 22 64,6% 21
9. Frekuensi 0,342
minum
minuman
berkafein
sering 1 8,3% 11 91,7% 12
sedang 4 26,7% 11 73,3% 15
10. Kebiasaan 0,547
olahraga
ya 19 25,0% 12 75,0% 16
tidak 4 37,3% 32 62,7% 51
11. Frekuensi 0,339
kebiasaan
olahraga
sering 3 33,3% 6 66,7% 9
sedang 3 15,0% 17 85,0% 20
No. Variabel Memiliki Tidak memiliki Jumlah P
riwayat riwayat
hipertensi hipertensi
N (23) % N (44) %
12. Frekuensi 0,165
kebiasaan
olahraga
jarang 10 45,5% 12 54,5% 22
Tidak pernah 3 18,8% 13 81,3% 16
10. Memiliki gejala 1,000
stress (tertekan,
murung dll)
ya 7 35,0% 13 65,0% 20
tidak 16 34,0% 31 66,0% 47
11. Kebiasaan 0,172
penggunaan
minyak jelantah
jarang 4 66,7% 2 33,3% 6
Tidak pernah 19 31,7% 41 68,3% 60
12. Kebiasaan 1,000
konsumsi pil
KB
ya 0 0,0%% 1 100,0% 1
tidak 23 34,8% 43 65,2% 66
13. Kebiasaan 1,000
konsumsi MSG
ya 12 35,3% 22 64,7% 34
tidak 11 33,3% 22 66,7% 33
14. Frekuensi 0,139
konsumsi MSG
sering 5 23,8% 16 76,2% 21
sedang 7 53,8% 6 46,2% 13
15. Kebiasaan 0,002
konsumsi
daging kambing
ya 4 17,4 26 59,1 30
Tidak 19 82,6 18 40,9 37

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh bahwa proporsi kejadian hipertensi


berdasarkan gaya hidup adalah: lebih banyak pada calon jamaah haji yang
mengkonsumsi makanan asin (37,0%) dengan frekuensi jarang (42,9%) namun
konsumsi asin dan frekuensi konsumsi asin tidak berhubungan dengan riwayat
hipertensi dengan masing-masing nilai p value= 0,587, 1,000 dan 0,477, lebih banyak
pada responden yang mengkonsumsi makanan berlemak (37,0%) dengan frekuensi
jarang (42,9%) namun mengkonsumsi makanan berlemak dan frekuensi konsumsi
makanan berlemak tidak berhubungan dengan riwayat hipertensi dengan masing-
an riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,342, lebih banyak pada responden yang tidak olahraga (37,3%) dengan proporsi fr

dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 1,000 dan 0,139, dan tidak
mengkonsumsi daging kambing (51,4%) namun terdapat hubungan antara konsumsi
daging kambing dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,002.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Karakteristik Responden
4.4.1.1 Umur Responden
Pada penelitian ini proporsi kejadian hipertensi paling banyak dialami
oleh responden yang berusia <60 tahun dan tidak terdapat hubungan antara
peningkatan usia dengan riwayat hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Martiningsih yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara
usia dengan derajat
hipertensi dengan p value=0,061.48 Hal tersebut berbeda dengan penelitian Aisyiah31
dan Irza32 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara faktor usia dengan
hipertensi dan resiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Sejalan dengan
bertambahnya umur hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, lebih
dari setengah orang yang berusia 60-69 tahun dan tiga perempat dari orang yang
berusia 70
h usianya. 30
. 33Hasil penelitian Krummel juga menyatakan semakin bertambahnya umur hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan

tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan riwayat hipertensi. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlyna Nur Syahrini dkk yang
menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian
hipertensi dengan nilai p value= 0,16140 dan penelitian yang dilakukan oleh Martati
Siringoringo dkk dengan nilai p value=0,737.47 Dalam penelitian ini didapatkan
kecenderungan riwayat hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan, hal ini sesuai
dengan teori bustan yang menyatakan bahwa perempuan lebih banyak yang
menderita hipertensi daripada laki-laki, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon
estrogen pada perempuan. 32Hormon estrogen berperan dalam regulasi tekanan darah,
berhentinya produksi estrogen akibat proses penuaan berdampak pada peningkatan
tekanan darah pada perempuan.33 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniasih yang menyebutkan bahwa jenis kelamin penderita
hipertensi lebih banyak terjadi pada wanita (76,7%). 35Dan penelitian Rustiana juga
menyebutkan bahwa gambaran faktor risiko jenis kelamin pada pasien hipertensi di
wilayah kerja puskesmas ciputat timur 2014 lebih dominan pada jenis kelamin
perempuan (67,2%).

seluler dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium. Individu dengan orang tua hipertensi mempunyai risiko dua ka

Sugiharto juga menyebutkan bahwa riwayat keluarga merupakan faktor risiko


terjadinya hipertensi dengan nilai p=0,0001.6 Dan penelitian yang dilakukan oleh
Rustiana juga menyebutkan bahwa responden yang memiliki riwayat hipertensi di
keluarga presentasenya lebih besar yaitu (58,2%) dibandingkan dengan responden
yang tidak memiliki riwayat hipertensi di keluarganya (41,8%).36

4.4.1.4 Pendidikan terakhir responden


Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan bahwa proporsi riwayat
hipertensi cenderung terjadi pada responden pendidikan terakhirnya S-1, namun hasil
analisis bivariat didapatkan tidak adanya hubungan antara pendidikan terakhir dengan
riwayat hipertensi (p value= 0,255). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Martati Siringoringo yang menyebutkan bahwa tidak adanya hubungan antara
tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value=0,855. 47 Hal ini
dimungkinkan bahwa faktor yang mempengaruhi riwayat hipertensi pada calon
jamaah haji Bekasi merupakan faktor genetik dan gaya hidup tertentu.

4.4.1.5 Hasil pengukuran tekanan darah responden


s bivariat didapatkan hubungan antara hasil pengukuran tekanan darah dengan riwayat hipertensi (p value=0,004). Hal ini sejal

utmainah dkk mengenai hubungan antara kepatuhan penggunaan obat dengan penurunan tekanan darah didapatkan bahwa p

kepatuhan penggunaan obat yang tinggi. Tingginya kepatuhan berpengaruh pada


peningkatan tercapainya tekanan darah optimum dan penurunan komplikasi
hipertensi. Tingkat kepatuhan penggunaan obat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
faktor social-ekonomi, faktor sitem kesehatan, faktor kondisi penyakit, faktor terapi
37
dan faktor pasien. Dalam penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa tingkat
kepatuhan mempengaruhi keberhasilan terapi (18,03%).

4.4.3 Pengawasan Keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon


jamaah haji dengan riwayat hipertensi
Berdasarkan analisis univariat didapatkan 16 calon jamaah haji yang memiliki
riwayat hipertensi memiliki pengawasan keluarga yang baik. Adanya pengawasan
keluarga dalam pengendalian hipertensi merupakan bentuk dukungan keluarga agar
responden tetap dalam kondisi sehat. Fungsi keluarga menurut Andika harus
memberikan kenyamanan emosional anggota dan membantu anggota dalam
membentuk identitas. Oleh karena itu penting adanya dukungan keluarga kepada
responden untuk mencegah terjadinya hipertensi yang lebih parah dengan cara
menganjurkan olahraga, memperhatikan makanan yang tidak banyak garam dll. Hal
Boyolali.38 ini

apatkan tidak adanya hubungan antara konsumsi makanan asin dan frekuensi konsumsi makanan asin antara sering dengan se
yang dilakukan Indrawati

asin terhadap kejadian hipertensi (p=0,001) dan jika dilihat dari nilai OR (adjusted)
ternyata kebiasaan makan asin sering atau jarang tidak berbeda besar risiko terhadap
kejadian hipertensi setelah dikontrol dengan status ekonomi, jenis kelamin, umur,
pendidikan, wilayah tinggal, minuman berkafein dan bumbu penyedap.24 Ketika
sesorang mengkonsumsi garam dan makanan asin berlebih maka kadar natrium
didalam tubuh akan meningkat sehingga akan meretensi air dan menyebabkan volume
intravaskular meningkat sehingga memicu terjadinya hipertensi.5 hal ini
dimungkinkan bahwa faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada
penelitian ini adalah faktor genetik dan gaya hidup lain dibandingkan dengan
konsumsi asin.
Berdasarkan kebiasaan konsumsi makanan berlemak proporsi kejadian
hipertensi lebih banyak pada calon jamaah haji yang mengkonsumsi makanan
berlemak (37,0%) dengan frekuensi jarang (42,9%). Namun setelah dilakukan
analisis bivariat didapatkan tidak adanya hubungan antara konsumsi lemak dan
frekuensi konsumsi lemak antara sering dengan sedang dan jarang dengan tidak
pernah dengan
hipertensi (p value=0,587 , 1,000 dan 0,318). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismu

Berdasarkan kebiasaan merokok proporsi kejadian hipertensilebih banyak pada calon jamaah haji ya

bivariat tidak didapatkan hubungan antara kebiasaan merokok dengan riwayat


hipertensi dengan p value=0,542. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh South dkk bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara gaya hidup
merokok dengan kejadian hipertensi (p=0,447).39 Penelitian yang dilakukan oleh
Kurniasih dan Setiawan juga menyebutkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi
merupakan bukan perokok (80%) dan setelah dilakukan anlisis multivariat didapatkan
nilai signifikansi (p=0,057) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
39
perilaku merokok dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian Riskesdas 2007
menyebutkan bahwa faktor merokok yang berisiko terhadap hipertensi adalah yang
pernah merokok, sedangkan calon jamaah haji yang sebagian besar berjenis-
kelamin perempuan
mengaku tidak pernah merokok sehingga proporsi hipertensi lebih banyak pada
40
responden yang tidak merokok. Kandungan nikotin didalam rokok akan
mengaktivasi pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah, hal ini akan terjadi bila
seseorang mengkonsumsi rokok ≥ 1 batang perhari kurang lebih selama 1 tahun.30 Hal

ak berhubungan dengan hipertensi dengan nilai p value= 0,342. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita Rach

Berdasarkan kebiasaan olahraga proporsi kejadian hipertensi lebih banyak


pada calon jamaah haji yang tidak olahraga (37,3%) dengan proporsi frekuensi
terbanyak jarang (45,5%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat didapatkan tidak
adanya hubungan antara olahraga dan frekuensi olahraga antara sering dengan sedang
dan jarang dengan tidak pernah dengan riwayat hipertensi dengan nilai p
value=0,547, 0,339 dan 0,165. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suparto
yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan olahraga
dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value= 0,117 dan 0,102. 52 Hal ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Arga bahwa responden yang jarang atau
tidak pernah
olahraga memiliki tekanan sistolik rata-rata 136,76 dan tekanan sistolik maksimal 180
mmHg sedangkan responden yang berolahraga memiliki tekanan sistolik maksimal
150 mmHg.34 dan penelitian Aris Sugiharto juga menyebutkan bahwa olahraga tidak
ideal merupakan faktor risiko hipertensi (p=0,043).6 menurut penelitian Tirka dan
Sudana juga menyebutkan bahwa kasus hipertensi lebih banyak terjadi pada
responden yang
karena otot jantung tidak bekerja secara efisien dan perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah.13
n penelitian yang dilakukan oleh Suparto yang menyebutkan bahwa tidak adanya hubungan antara stress kejiwaan dengan keja

hipertensi.36 Penelitian Suheni menyebutkan bahwa responden yang mengalami stress


memiliki faktor risiko terkena hipertensi sebesar 9,333 kali lebih tinggi daripada
responden yang tidak mengalami stress.36 menurut buku Nurrahmani disebutkan
bahwa stress akan memicu aktivitas saraf simpatis sehingga akan meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan meningkatkan
tekanan darah.30

Berdasarkan kebiasaan konsumsi minyak jelantah proporsi kejadian hipertensi


lebih banyak pada calon jamaah haji yang menggunakan minyak jelantah dengan
frekuensi jarang (66,7%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat tidak didapatkan
hubungan antara penggunaan minyak jelantah dengan riwayat hipertensi (p value=
0,172). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiharto yang
menyebutkan bahwa minyak jelantah terbukti sebagai faktor risiko hipertensi
(p=0,0001).6 penggunaan minyak jelantah dalam masakan akan meningkatkan kadar
kolesterol didalam darah sehingga akan meningkatkan risiko terbentuknya
aterosklerosis yang akan meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi.6 Hal ini

makna dengan kejadian hipertensi (p=0,001) 42dan penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiarto yang menyebutkan bahwa pen

meningkatkan aktivitas renin-angiotensin-aldosteron sehingga menyebabkan retensi


natrium sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah ginjal dan sistemik sehingga
akan memicu peningkatan tekanan darah.30 Hal ini dimungkinkan bahwa yang
berhubungan dengan riwayat hipertensi pada responden adalah faktor genetik dan
gaya hidup lain.

Berdasarkan kebiasaan konsumsi MSG proporsi hipertensi lebih banyak pada


calon jamaah haji yang mengkonsumsi MSG (35,3%) dengan frekuensi sedang
(53,8%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat didapatkan bahwa tidak adanya
hubungan antara konsumsi MSG dan frekuensi konsumsi MSG dengan riwayat
hipertensi dengan nilai p value= 1,000 dan 0,139. Hal ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Indrawaty yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara konsumsi bumbu penyedap (MSG) dengan kejadian hipertensi
(p=0,008) dan OR yang menyebutkan bahwa tidak berbeda besar risiko antara yang
mengkonsumsi bumbu penyedap dengan frekuensi sedang atau jarang. 24 MSG dalam
bahasa kimianya monosodium klorida atau natrium klorida merupakan penyebab atau
ungkinkan bahwa faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi adalah faktor genetik dan gaya hidup lain.

ilai p value= 0,002. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afid M.D dan Nurmasitoh yang menyebutkan bahwa te

dewasa muda yang normotensi. dan penelitian yang dilakukan oleh Siti juga
menyebutkan bahwa konsumsi daging kambing merupakan pencetus terjadinya
hipertensi.45
4.5 KETERBATASAN PENELITIAN
a. Jumlah sampel yang tidak memenuhi populasi target menyebabkan penelitian
ini tidak bisa di generalisasi dan hanya berlaku pada calon Jamaah Haji kota
Bekasi Kloter 34 dan 54
b. Pengambilan Data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh calon
haji ada yang mengisi sendiri dan ada yang di wawancara sehingga memungkinkan terjadinya recall bias dan bersifat subyektif
nelitian ini tidak dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengukur faktor risiko kejadian hipertensi berdasar
ran Tekanan darah dilakukan oleh peneliti dibantu teman peneliti hanya dilakukan sekali sehingga masih memungkinkan terjad
68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


5.1 SIMPULAN

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelompok riwayat hipertensi dan


tidak ada riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54
rtensi adalah usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, kebiasaan konsumsi makanan asin, makanan berlemak, pil KB, olahraga,

5. menggunakan minyak jelantah


6. kebiasaan konsumsi MSG
68
69

5.2 SARAN
 Bagi Tempat pemeriksaan kesehatan untuk calon jamaah haji (puskesmas,
rumah sakit kabupaten dan rumah sakit rujukan)
1. Melakukan pemeriksaan secara detail mengenai faktor-faktor risiko terkait
dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji dan memberikan
edukasi mengenai cara mengontrol tekanan darah yang benar dan minum
ntuk mencegah terjadinya komplikasi
obat
ukasi kepada seluruh calon jamaah haji baik yang memiliki riwayat hipertensi maupun tidak untuk melaksanakan gaya hidup se
yah Kementerian Agama kota Bekasi

erjasama antarsektoral dengan kementerian kesehatan terkait pedoman pembinaan calon jamaah haji

menambahkan bimbingan haji terkait penyakit kronik dan cara pencegahan terhadap timbulnya penyakit kronik

njutnya
entang kuesioner dan melakukan modifikasi pertanyaan- pertanyaan yang kurang valid
tentang deteksi faktor risiko penyakit-penyakit kronik dan

perilaku pengobatan pada jamaah haji perlu di lanjutkan baik pada resiko
tinggi maupun tidak
3. Penelitian dengan subyek yang lebih heterogen agar hasilnya dapat di
generalisasi untuk populasi umum
 Bagi tenaga kesehatan haji Indonesia
Perlunya untuk memperhatikan kondisi kesehatan jamaah haji yang memiliki
risiko tinggi terutama yang memiliki hipertensi agar memperhatikan gaya
hidup, aktivitas, minum obat teratur, cukup istirahat serta mendatangi tenaga
kesehatan jika ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. jakarta: Interna
Publishing; 2014. 2259-2281 p.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013;88–90.

3. Kementerian Kesehatan RI. petugas haji perlu cermati jamaah haji RISTI. 2016;
Available from:

4. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Kinerja 2015. 2015; Available from:

5. Sutomo, Budi. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. I. Wahyu H, editor. Tangerang:


PT Agro Media Pustaka; 2009. 20-22 p.

6. Sugiharto A. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi


Kasus di Kabupaten Karanganyar). Tesis.Universitas Diponegoro Semarang; 2007.

7. Nurarima A. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan


Kidul, Kabupaten Rembang. Media Medika Muda. 2012. 1-26 p.

8. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin-Haji-2015 prevalensi cardiovaskular


pada jamaah haji 2015.pdf. Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan
RI. 2015;1–6.

9. Probosuseno, Uyainah A, Rustika, Lutfi S H, Fajar MY, Idris F, et all. Buku


Prosiding Temu Ilmiah Nasional Haji dan Umrah 2016. In Jakarta: Interna
Publishing; 2016. p. 17.

10. Kemenkes.RI. Pusdatin Hipertensi. Infodatin [Internet]. 2014;(Hipertensi):1–7.


Available from:
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca
d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjIzfDJsYPKAhVSA44KHUmSDasQFggZMA
A&url=http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infoda
tin/infodatin-hipertensi.pdf&usg=AFQjCNHWLiHieCeL1Ksg4Tr_yx

dk. 2012;39(4):251–5.

Usia di Indonesia. 2013;13.

nggu menurunkan tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke secara alami. I. Astuti R, editor. Ban

s Hipertensi. I. Dulhalim, editor. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2007. 11 p.

tan. I. Monica Ester, editor. Jakarta: EGC; 2000. 95 p.

ack R, Lukito AA, Hersunarti N, et al. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular. Jakarta:Perhimpunan Dokt

17. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C,


Handler J, et al. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High
Blood Pressure in Adults. Jama [Internet]. 2014;311(5):507. Available from:
http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?doi=10.1001/jama.2013.284427

18. Prasetyaningrum YI. Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti. I. Diah A, editor.


Jakarta: Fmedia; 2014. 20-25 p.

19. Verdecchia P, Angeli F, Mancia G, Fagard R, Narkiewicz K, Redon J, et al.


How can we use the results of ambulatory blood pressure monitoring in
clinical practice? Hypertension [Internet]. 2016;11(3):102–7. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17452760%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih
.gov/pubmed/26668021%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender. fcgi?
artid=PMC4741044%5Cnhttp://cjasn.asnjournals.org/cgi/doi/10.2215/CJ
N.08530815%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/

elitian Klinis. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2010. 97-118 p.


osal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. 2nd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2009. 81-82 p.

si. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 20 p.

elitian Klinis. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2010. 84-88 p.

Penelitian Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki- Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang. Jurnal Kesehatan
msi Makanan Masyarakat Miskin

dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan


Biomedis dan Farmasi. 2009;4(19):174–84.

26. Pusparani ID. Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Skripsi. Jakarta: UIN
Jakarta;2016. 1-78 p.

27. Murti B. Validitas dan Reliabilitas Pengukuran. Matrikulasi Program Studi


Doktoral. 2011;1–19.

28. Tantur S. Panduan Penelitian untuk Skripsi Kedokteran dan Kesehatan.


Jakarta: Diandra; 2017. 20-23 p.
29. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta:
Sagung Seto; 2010. 33-41 p.

30. Nurrahmani. Stop Hipertensi. Jakarta: Familia; 2012.

31. Aisyiah FN. Faktor Risiko Hipertensi Pada Empat Kabupaten / Kota Dengan
Jawa dan Sumatera.Skripsi. Bogor:IPB; 2009.

ensi pada masyarakat nagari bungo tanjung, sumaterabarat[Internet].2009.Availablefrom:

rkenhäger WH. Essential hypertension. Lancet. 2003;361(9369):1629–41.

herapy in Hypertension. USA: Saunders Co; 2004.

lisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Puskesmas Srondol Semarang Periode Bulan September – Oktober 2011. Jurnal Kedok
ko Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2014. Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta;2014.

37. De Geest S, Sabaté E. Adherence to long-term therapies: Evidence for action.


Eur J Cardiovasc Nurs. 2003;2(4):323.

38. Dalyako DAP. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pengendalian


Hipertensi Pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas
Mojosongo Boyolali. Skripsi.Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2010.

39. Suoth M, Bidjuni H, Malara RT. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa
Utara. ejournal keperawatan (e-Kp). 2014;2(1):1–10.

40. Syahrini EN, Susanto HS, Udiyono A. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer
Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
[Internet]. 2012;1(2):315–25. Available from:

p Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surak
ensi dan Gambaran Faktor Risiko Hipertensi pada Usia Dewasa di Wilayah Kerja Tabanan II Periode Mei 2012.Jurnal Kedokteran

an pada Darah dan Pembuluh Darah. Pangambaraan.K.S. editor.Jogjakarta: Diva Press; 2010. 108-109 p.
erhadap tekanan darah.Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2016;10(1):85–90.

45. Widyaningrum S. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Lansia (Studi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember).
Skripsi. Jember: Universitas Jember; 2012.

46. Rosidi A, handarsari E, Mahmudah M. Hubungan kebiasaan cuci tangan dan


sanitasi makanan dengan kejadian diare pada anak SD Negeri Podo 2 kecamatan
kedungwuni kebupaten pekalongan. J Kesehat Masyarakat Indonesia. 2010; 6: 76-84.

47. Siringoringo M,Hiswani,Jemadi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan


hipertensi pada lansia di desa Sigaol Simbolong Kabupaten Simosir tahun
2013.Departemen epidemiologi fakultas kesehatan masyarakat USU;2013.
48. Martiningsih. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya
hipertensi primer pada pasien di poliklinik penyakit dalam RSUD Bima ditinjau dari
perspektif keperawatan self-care orem.Tesis.Depok:Universitas Indonesia;2011.

49. Estiningsih HS. Hubungan indeks massa tubuh dan faktor lain dengan kejadian
ahun di kelurahan Sukamaju Depok rahun 2012. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia; 2012.
ak terhadap tekanan darah penderita hipertensi rawat jalan di rumah sakit PKU Muhammadiyan Surakarta. Skripsi. Surakarta:
n kebiasaan minum kopi terhadap tingkat hipertensi.Jurnal ners community. 2016;07 (2): 149-161.
eran terhadap hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Jatipuro kabupaten Karanganyar tahun 2010. Tesis. Surakarta: Univer
Indonesia nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jamaah Haji [Online].; 2016 [ sitasi 2016 juni 15]. h. 4-10. Diakses
an_Jamaah_Haji(1).pdf

54. Pusat kesehatan haji. Pedoman teknis pemeriksaan kesehatan Jamaah haji.
Jakarta: kementerian kesehatan RI; 2010 . h. 3-17.

55. Sekretariat jenderal pusat kesehatan haji. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
haji mencapai istithaah kesehatan Jamaah haji untuk menuju keluarga sehat (
petunjuk teknis Permenkes nomor 15 tahun 2016). Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2017. h. 11-42.

56. Kementerian Agama RI, Al Quranul Karim dan Terjemahanya Surat Ali Imran 97, tentang
perintah menjalankan ibadah haji. Jakarta, 2010.
57. Shihab, M.Quraisy. Tafsir Al-Mishbah (pesan, kesan dan keserasian Al-Qur'an) . Jakarta:
Lentera Hati. 2007. p.197.
LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat etik penelitian


Lampiran 2

Lembar Persetujuan Responden

Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

17

ang melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 20

i melalui pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer dan stetokop. Tujuan dari pene

menolak ikut serta dalam penelitian ini atau sewaktu-waktu ingin berhenti dalam penelitian ini. Oleh karena penelitian ini penti

ya.

Peneliti,

Anik Alfiyani

Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Jalan Puri Laras 1 Kavling 21 – 22 Tarumanegara 78 Ciputat Timur Tangerang

Selatan Tlp. 085741251351


(Lanjutan)
Surat Persetujuan untuk Mengisi Kuesioner
Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Usia :

KBIH :

Alamat :

Nomor telp/ hp :

rikan oleh Anik Alfiyani dari PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bersedia menjalani penelitian mengenai “Analisis F

Ciputat, 2017

Mengetahui,

Peneliti Peserta Penelitian

(Anik Alfiyani) ( )
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian
KUESIONER ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON
JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER 34 DAN 54 TAHUN 2017
A. Indentitas Responden
1. Nama :
Umur :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Pendidikan terakhir :
Alamat :
No. Telp./Hp :

10. Lama menunggu :


11. Berangkat dengan siapa :( ) Sendiri
( ) Suami/ Istri
( ) Keluarga

12. Hasil Pemeriksaan


Tekanan Darah :
(Berikan tanda silang “X” pada satu jawaban yang Anda pilih dan isilah titik-
titik sesuai dengan pertanyaan yang diberikan)
DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI RIWAYAT PENYAKIT RESPONDEN
NO Pertanyaan Jawaban
1. Apakah anda menderita hipertensi a. Ya
(penyakit tekanan darah tinggi)? b. Tidak
c. Tidak tahu
2. Jika ya, sejak kapan anda a. <1 tahun
menderita hipertensi (tekanan b. >1 tahun
darah tinggi)? c. Baru-baru ini
3. Siapa yang mendiagnosis anda a. Dokter
hipertensi (penyakit darah tinggi)? b. Bidan
c. perawat
d. lainnya
4. Jika anda menderita hipertensi/ a. Puskesmas
tekanan darah tinggi, Dimana biasa b. Rumah sakit
anda kontrol untuk berobat? c. Klinik dokter
d. Klinik bidan
e. Klinik
perawat
f. Tidak berobat
5. Berapa kali anda berobat untuk a. <1 kali dalam
kontrol tekanan darah? satu bulan
b. 1 kali dalam
sebulan
c. Tidak pernah

6. Apakah anda mengambil semua obat a. Ya


yang diresepkan untuk anda? b. Tidak
7. Apakah anda mengkonsumsi obat- a. Ya
obatan penurun tekanan darah? b. Tidak
8. Jika iya, sudah berapa lama anda a. <1 bulan
mengkonsumsi obat penurun tekanan b. <1 tahun
darah? c. >1 tahun
9. Apakah anda mengkonsumsi obat- a. Ya
obatan penurun tekanan darah b. Tidak
berdasarkan resep dari dokter?
10. Apakah anda ingat nama obat yang a. Ya
anda konsumsi untuk menurunkan b. Tidak
tekanan darah?

11. Apa nama obat penurun tekanan darah a. Captopril


yang anda minum? b. Amlodipin
c. …………….
(isi sesuai
nama obat
yang anda
minum)
12. Berapa macam obat penurun tekanan a. 1 macam
darah yang anda minum setiap b. 2 macam
harinya? c. >2 macam

13. Apakah anda membawa obat penurun a. Ya


tekanan darah ketika bepergian? b. Tidak
14. Apakah anda pernah lupa minum obat a. Ya
penurun tekanan darah? b. Tidak

15. Apakah di keluarga anda ada yang a. Ya


menderita penyakit darah tinggi? b. tidak
16. Jika ada, Siapakah di keluarga anda a. Ayah
yang menderita hipertensi selain b. Ibu
anda? c. Nenek
d. Kakek
17. Apakah anda mempunyai riwayat a. Ya
penyakit jantung? b. Tidak
c. Tidak tahu
18. Apakah anda mempunyai riwayat a. Ya
penyakit diabetes (penyakit gula)? b. Tidak
c. Tidak tahu
19. Apakah anda mempunyai riwayat a. Ya
kolesterol tinggi? b. Tidak
c. Tidak
tahu
20. Apakah anda sering merasakan sakit a. Ya
kepala sebelah, berat di tengkuk, b. Tidak
pusing berputar, jantung berdebar-
debar, mudah lelah, susah tidur,
telinga berdenging, mata berkunang-
kunang, dan mudah marah?
DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
NO PERILAKU Dilakukan/tidak Frekuensi
dilakukan
1. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya a. >= 1 kali
makanan asin? b. Tidak perhari
b. 1-6 kali
dalam
seminggu
c. <= 3 kali
dalam
sebulan
2. Berapa banyak anda a. <1/2 sendok
mengkonsumsi garam dalam teh perhari
sehari? b. >1/2 sendok
teh perhari
3. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya
biscuit, crackers, keripik dan b. Tidak
makanan kering yang asin?
4. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya
makanan dan minuman b. Tidak
kaleng(sarden, sosis, korned,
soft drink)?
5. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya
susu fullcream, mentega, b. Tidak
margarine, keju mayonnaise,
daging sapi/kambing, kuning
telur?
6. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya
makanan yang diawetkan b. Tidak
(dendeng, asinan sayur dan
buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai
kacang)?
7. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya a. >= 1 kali
makanan berlemak (makanan b. Tidak perhari
yang digoreng/gorengan, santan, b. 1-6 kali
jeroan, gajih, otak)? dalam
seminggu
c. <= 3 kali
dalam
sebulan
8. Apakah anda merokok? a. Ya a. <10 batang
b. Tidak perhari
b. 10-20 batang
perhari
c. >20 batang
perhari
9. Sudah berapa lama anda a. <10 tahun
merokok? b. 10-20
tahun
c. >20 tahun
d. Tidak
pernah
10. Apakah anda minum minuman a. Ya a. >1 kali sehari
berkafein seperti kopi? b. Tidak b. 1 kali sehari
c. 3-6 kali dalam
seminggu
d. 1-2 kali dalam
seminggu
e. Tidak pernah

11. Apakah anda berolahraga? a. Ya a. 1 kali


b. Tidak seminggu
b. 3-5 kali dalam
seminggu
c. Tidak pernah

12. Apakah anda sering stress (rasa a. Ya


tertekan, murung, bingung, b. Tidak
cemas, berdebar-debar, rasa
marah, dendam, rasa takut, rasa
bersalah)?
13. Apakah anda menggunakan a. Ya a. >3 kali dalam
minyak jelantah untuk memasak? b. Tidak seminggu
b. 1-2 kali dalam
seminggu
c. Tidak pernah

14. Apakah anda sedang a. Ya a. <1 tahun


mengkonsumsi pil KB? b. Tidak b. >12 tahun
c. tidak
mengkonsumsi
d.

15. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya a.>1 kali sehari


bumbu penyedap (MSG) atau b. Tidak atau 1 kali
memakai bumbu penyedap saat sehari
memasak? b. 3-6 kali
perminggu atau
1-2 kali
perminggu atau
< 3 kali
perbulan
c. tidak pernah
16. Apakah anda mengkonsumsi a. Ya
daging kambing? b. Tidak
17. Apakah keluarga anda tahu kalau a. Ya
anda menderita hipertensi? b. Tidak
c. Tidak tahu
18. Apakah keluarga anda sering a. Ya
mengingatkan anda untuk minum b. Tidak
obat penurun tekanan darah?
19. Apakah keluarga anda a. Ya
mengantarkan anda berobat ke b. Tidak
layanan kesehatan untuk kontrol
penyakit anda?
20. Apakah keluarga anda a. Ya
memperhatikan makanan yang b. Tidak
anda konsumsi?
21. Apakah keluarga anda a. Ya
mengingatkan anda untuk b. Tidak
olahraga teratur?
Lampiran 4

Prosedur pengumpulan data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
pengisian kuesioner oleh responden dan pengukuran tekanan darah responden.

pulan data pada penelitian ini adalah:

melakukan pengambilan data dari dekan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
kan penelitian di Islamic Center Bekasi dari pihak Kementerian Agama Bekasi bagian Haji dan Umrah pada tanggal 2 Agustus 20

pengambilan data, dimulai dari pencarian informasi mengenai tempat bimbingan calon jamaah haji di Demak, Ciputat, Bandun
ng untuk melakukan pengambilan data pada tanggal 28 Juli 2017

3. Pembimbing memberikan saran tempat pengambilan data pada calon jamaah


haji di tempat yang masih memungkinkan adanya pertemuan kloter yaitu di
Islamic Center Bekasi
4. Pembimbing mengarahkan untuk menghubungi pihak pertemuan kloter di
Islamic Center Bekasi dalam hal ini yaitu Ibu Sugini salah satu panitia
pertemuan kloter untuk menanyakan perihal jadwal pertemuan kloter dan
perizinan ke pihak Kementerian Agama Bekasi
5. Ibu Sugini mengarahkan untuk menemui atau datang langsung ke kantor
Kementerian Agama Bekasi untuk mengurus perizinan
6. Senin, 31 Juli 2017 datang ke kantor kementerian Agama Bekasi bagian
umum untuk menanyakan perizinan dan mendapatkan izin dengan catatan
membawa surat dari dekanat perihal perizinan pengambilan data
7. Rabu, 2 Agustus 2017 menyerahkan surat perizinan ke kantor kementerian
agama dan diminta oleh bagian umum untuk menemui kepala urusan haji dan

uan kloter yang bersedia diperiksa untuk mengisi kuesioner penelitian. Memberikan pengumuman Sebelum acara pembinaan d

dengan sampel yang berbeda yaitu calon jamaah haji kloter 54 Bekasi
11. Melakukan perhitungan dan sortir kriteria inklusi dan eksklusi
12. Setelah dihitung sampel target masih belum terpenuhi sehingga peneliti
inisiatif untuk menanyakan kepada pihak urusan haji dan umrah untuk
diizinkan mengambil data di asrama haji karena jadwal pertemuan kloter
selanjutnya yaitu rabu 16 Agustus 2017 dan pertemuan terakhir pada Jum’at
18 Agustus 2017 yang mana jadwal tersebut bertabrakan dengan jadwal
kuliah peneliti namun oleh pihak urusan haji dan umrah tidak diizinkan
mengambil data di asrama haji.
13. Akhir agustus seluruh calon jamaah haji sudah berangkat ke Tanah suci
Makkah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data
lagi dan data yang didapat sebanyak 93 data namun yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 67 data.
Lampiran 5
Dokumentasi Pengambilan Data
Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anik Alfiyani


Tempat/tanggal lahir : Pati, 06 Juni 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Masjid Jami’ Al-Hadi, Dk. Karang Tandan RT 006
RW 004 Prawoto Sukolilo Pati
No.Hp 085741251351
Email : anikalfiyani@gmail.com

PENDIDIKAN
2001-2002 : RA Mashitoh
2002-2008 : MI Al-Hidayah 02 Prawoto
2008-2011 : MTS Sunan Prawoto
2011-2014 : MA Sunan Prawoto
2014-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai