OLEH
Anik Alfiyani
NIM : 11141030000023
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunianya telah
memberikan kenikmatan berupa Ilmu Pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat beriring salam
seluruh ummatnya.Pada perjalanan penulisan laporan penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan serta bantuan
elah memberikan beasiswa kepada saya sehingga saya bisa menjalani pendidikan di PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
an Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
membantu penulis untuk melakukan penelitian di Islamic Center Bekasi serta calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 yang be
ungan, motivasi dan segala hal yang telah diberikan kepada penulis.
dan Mohammad Feironika yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis dalam penyelesaian penelitian.
ail Ghomim dan Nisa Uzlifatul Jannah atas kerja sama, waktu, saran, masukan serta semangat dukungan dalam penyelesaian p
h
Penulis
ABSTRAK
Anik Alfiyani. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Analisis Faktor Risiko
Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi Kloter 34 dan 54 tahun 2017.
Latar Belakang : Hipertensi adalah penyakit terbanyak kedua sebesar 11% pada
jamaah haji Indonesia. Penyebab hipertensi terbanyak adalah faktor keturunan
sebagai salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan gaya hidup sebagai faktor
risiko yang dapat diubah.Tujuan: Mengetahui fakor-faktor yang berhubungan
dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun
2017. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel dalam
penelitian ini sebesar
119 responden dengan consecutive sampling namun data yang diperoleh dalam
penelitian ini sebesar 67 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
pengukuran tekanan darah, analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Calon
jamaah haji Bekasi yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 23 orang (34,3%) dan
yang tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 44 orang (65,7%). Faktor risiko
yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34
dan 54 adalah faktor keturunan (p value= 0,002), faktor gaya hidup yang terdiri dari
kebiasaan minum minuman berkafein (p value= 0,036), dan kebiasaan konsumsi
daging kambing (p value=0,002). dan faktor risiko yang tidak berhubungan dengan
riwayat hipertensi adalah usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, konsumsi asin,
konsumsi lemak, merokok, olahraga, stress, penggunaan minyak jelantah, konsumsi
pil KB dan konsumsi MSG. Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan riwayat
hipertensi adalah genetik, kebiasaan minum minuman berkafein, dan kebiasaan
konsumsi daging kambing. Karena sampel target tidak terpenuhi sehingga penelitian
ini tidak dapat digeneralisir dan hanya berlaku pada calon jamaah haji Bekasi kloter
34 dan 54 tahun 2017.
Kata Kunci: Hipertensi, Calon jamaah haji, gaya hidup, keturunan
ABSTRACT
Anik Alfiyani. Medical Study Program and Doctor Profession. Analysis Risk Factors
of hypertension for candidate Hajj Pilgrims Bekasi fly group 34 and 54 in 2017.
Background: Hypertension is the second most common disease of 11% in Indonesian
pilgrims. The most common cause of hypertension is heredity as one of the
unmodifiable risk factors and lifestyle as a modifiable risk factor. Objective: To know
factors that related with history of hypertension in Hajj pilgrims Bekasi fly group 34
and 54 in 2017. Method: This study used cross sectional design. The sample in this
research is 119 respondents with consecutive sampling. but the data obtained in this
study amounted to 67 respondents. Data was collected using questionnaire and blood
pressure measurement, data analysis using chi-square test. Results: candidate hajj
pilgrims of Bekasi who have a history of hypertension as many as 23 people (34.3%)
and who have not history of hypertension as many as 44 people (65.7%). Risk factors
associated with history of hypertension in Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 were
heredity (p value = 0.002), lifestyle factors consisting of caffeinated drinking habits
(p value = 0.036), and consumption habits of goat meat (p value = 0.002). and risk
factors unrelated to a history of hypertension were age, sex, recent education, salty
consumption, fat consumption, smoking, exercise, stress, use of cooking oil, birth
control pills and MSG consumption. Conclusion: Factors that related to history of
hypertension are genetic, caffeinated drinking habits, and consumption habits of goat
meat. Because the target sample is not obtained, so this research can not be
generalized and only applies to candidates for Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 in
2017.
Keywords: Hypertension, candidate pilgrims, lifestyle, genetic
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..........................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................iii
LEMBAR PENGESAHANiv
Tabel 4.5
Tabel 4.6
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik sistem kardiovaskular yang m
26,5%. 2
Tingginya angka hipertensi di Indonesia menyebabkan angka hipertensi pada jamaah haji Indonesia jug
kesehatan haji Indonesia (SISKOHATKES) tahun 2012, dari jamaah haji lansia yang
di embarkasi didapatkan penyakit yang terbanyak berdasarkan hasil pemeriksaan
3
akhir adalah hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu sebesar 40,12%. Dan
menurut data laporan kinerja pusat kesehatan haji 2016 berdasarkan pelayanan
kesehatan kloter ketika di Arab Saudi hipertensi menempati urutan kedua setelah
penyakit infeksi saluran nafas atas yaitu sebesar 11%.4 dan hal ini perlu diketahui
oleh tenaga kesehatan haji dengan baik.
1
2
faktor risiko hipertensi adalah usia, jenis kelamin, konsumsi rokok, obesitas,
konsumsi natrium, konsumsi lemak, riwayat keluarga dan riwayat penyakit
komplikasi.32
pada dirinya supaya dapat mencegah komplikasi melalui modifikasi faktor risiko
membuat peneliti ingin mengetahui Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Calon
Jamaah Haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017 supaya calon jamaah haji mengerti
faktor risiko apa saja yang menyebabkan dirinya terkena hipertensi sehingga dapat
dilakukan pengontrolan faktor pencetus supaya tidak menjadi komplikasi dan selalu
terkontrol tekanan darahnya dan dapat menjalankan ibadah hajinya dengan khusyu’.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
ditekankan peneliti adalah:
Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon
jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017?
, jenis kelamin, riwayat hipertensi di keluarga/genetik dan gaya hidup yang terdiri dari kebiasaan konsumsi asin, konsumsi mak
t hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017
i
t faktor risiko hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 sehinggan dapat dijadikan bekal edukasi bagi calon jam
kal edukasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka/Landasan teori
2.1.1. Karakteristik Jamaah Haji Indonesia
atas 60 tahun tanpa penyakit berjumlah 8.530/8,20%), jamaah haji bergelang kuning ( yaitu jamaah haji usia dibawah 60 tahun
2016 tentang Istitha’ah kesehatan jamaah haji BAB I pasal I bahwa jamaah haji adalah
warga Negara Indonesia, beragama islam, dan telah mendaftarkan diri untuk
menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.53 syarat
wajib haji sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 97 yaitu
sebagai berikut:56
حج ٱل َب عل ٱلنَّاس َٰنت مقَا ۡ ه ومن د خل كان ٗ ن و َي ُتqََٰ يه ءا
ۡيت ى َّّ ۗا ِ ل ه ِي م ب ي
ءام ل َر َ م
٩٧ وم كف إن ٱ ِّلَل غن عن َ ن س ۚٗل ع لَ ۡيه
ِ
ٱل علَم ي ن ر
ي بي
طاqَمن ٱست
Artinya : “Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia
6
7
terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang
yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban)
haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
seluruh alam.” (Q.S. Ali Imran:97)
Dalam ayat tersebut terdapat kata manistatho’a ilaihi sabila yang berarti bagi yang
but juga disebutkan bahwa makna sanggup dalam hal ini selain sanggup secara material juga sanggup dalam hal sehat jasmani
ngkaian pemeriksaan dimana bagi calon jamaah haji harus melewati 3 rangkain pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan yang pert
hasilnya akan dikeluarkan oleh dokter yang memeriksa serta dicatat dalam formulir
I.53
Yang disebut jamaah haji risiko tinggi menurut buku pedoman pemeriksaan
jamaah haji tahun 2010 yaitu jamaah haji dengan kondisi kesehatan yang secara
epidemiologi berisiko sakit dan atau mati dalam perjalanan ibadah haji, yang
meliputi:54
1. Jamaah haji lanjut usia
2. Jamaah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh dibawa
keluar dari Indonesia berdasarkan peraturan kesehatan yang berlaku
3. Jamaah haji wanita hamil
4. Jamaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit kronis dan atau
tertentu lainnya.
meriksaan kesehatan tahap pertama meliputi:12
is
rtanyaan Anamnesis terdiri dari identitas pasien dan riwayat kesehatan
aan fisik
aan fisik meliputi: tanda vital, postur tubuh, pemeriksaan fisik dari kepala sampai ekstremitas
aan penunjang
ri: laboratorium darah lengkap, gula darah sewaktu, golongan darah, rhesus, kimia darah, urin lengkap, EKG, rontgen dan lain s
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang akan didapatkan diagnosis jamaah haji risiko tinggi dan non risiko ti
bagi yang memiliki penyakit tertentu dilakukan pengobatan
siko kesehatan yang potensial menyebabkan ketidakmampuan menjalankan rukun dan wajib haji dan mengancam keselamatan
ular
4. penyakit ginjal
5. penyakit hipertensi
Bagi jamaah haji yang tergolong kedalam risiko tinggi harus dilakukan
perawatan dan pembinaan kesehatan atau dapat di rujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan lain untuk tatalaksana selanjutnya
an masa tunggu dimaksudkan agar tingkat risiko kesehatan calon Jamaah haji dapat ditingkatkan menuju ISTITHA’AH. Pembina
meliputi:
k masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat istitha’ah sementara dan atau tidak memenuhi syarat istitha’ah.
c. tidak memenuhi syarat istitha’ah kesehatan haji untuk sementara, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:
tidak memiliki sertifikat internasional (ICV) yang sah;
menderita penyekit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain tuberculosis
kter spesialis
1. gelang berwarna merah, untuk Jamaah haji usia diatas 60 tahun dengan penyakit
sebagai berikut:
1. Penyakit tertentu yang berisiko kematian dikarenakan ketinggian atau
penerbangan
2. Usia kehamilan
2.1.3 Hipertensi
2.1.3.1 Pengertian Hipertensi
hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang.10
Menurut buku Ilmu penyakit dalam UI dari definisi hipertensi yang paling
penting ialah tekanan darah harus persisten diatas atau sama dengan 140/90 mmHg.
Persistensi diatas 140/90 mmHg harus terbukti, sebab bisa saja peningkatan tekanan
darah tersebut bersifat transient atau hanya merupakan peningkatan diurnal dari
tekanan darah yang normal sesuai siklus sikardian (pagi sampai siang tekanan darah
a hipertensi, atau sekitar 1 milyar orang dan dua pertiga penderita hipertensi ada di Negara berkembang. Jumlah tersebut dipr
di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur >18 tahun sebesar 25,8%,
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan selatan (29,6), jawa barat
(29,4%), provinsi Banten (23,0%) dan DKI Jakarta berdasarkan pengukuran
didapatkan prevalensi sebesar 20,00%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat dari kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis
tenaga atau minum obat sebesar 9,5%. Jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri.
Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat
hipertensi sebesar 0,7%. Jadi, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%.2
2.1.3.3. Epidemiologi Hipertensi pada Jamaah Haji Indonesia
berdasarkan data dari sistem informasi kesehatan haji Indonesia
(SISKOHATKES) tahun 2012, jamaah haji lansia yang di embarkasi penyakit yang
terbanyak berdasarkan hasil pemeriksaan akhir adalah hipertensi esensial (hipertensi
primer) yaitu sebesar 40,12%. 12
ahui sebabnya. Bila diketahui sebabnya disebut hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder antara lain: 1
rubah.5
enderita berkulit putih.5 Biasanya menimpa ras kulit hitam di usia yang lebih muda. Warga afrika- amerika jauh lebih peka terh
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Penyakit tekanan
darah tinggi lebih lazim diderita pria dewasa muda dan paruh baya daripada
wanita dikelompok usia yag sama. Namun, usia 60 tahun atau lebih justru lebih
13
cenderung diderita kaum wanita. Semakin tua seseorang, tubuhnya juga
semakin sensitif terhadap natrium sehingga tubuhnya akan menahan natrium
didalam tubuh sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.5
3. Riwayat keluarga
Hipertensi bisa diturunkan. Anak yang salah satu orang tuanya mengidap
hipertensi, memiliki risiko 25% menderita hipertensi juga. Jika kedua orang tua
5
hipertensi, 60% keturunnya mengalami hipertensi. Hipertensi yang lebih
banyak dijumpai pada kembar identik daripada kembar nonidentik.14
4. Jenis kelamin
Hipertensi banyak ditemukan pada laki-laki dewasa muda dan paruh baya.
Sebaliknya, hipertensi sering terjadi pada sebagian besar wanita setelah berusia
ebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi. 15
am pembuluh darah semakin banyak sehingga dinding arteri mendapatkan tekanan lebih besar. Tak hanya itu, kelebihan berat
ksida dari asap rokok membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.5
merusak lapisan dinding arteri berupa plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dapat meningkatkan
sehingga membuat vasokonstriksi pembuluh darah. Karbonmonoksida dalam rokok dapat menyebabkan jantung bekerja lebih
nahan natrium didalam tubuhnya sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.
5. Kalium rendah
Kalium membantu tubuh menjaga keseimbangan jumlah natrium
didalam cairan sel. Apabila tubuh kekurangan kalium, natrium didalam
tubuh tidak bisa dikeluarkan sehingga risiko hipertensi meningkat.5
6. Konsumsi minuman beralkohol meningkat
Sekitar 5-20% kasus hipertensi disebabkan oleh alkohol. Risiko
hipertensi meningkat 2 kali lipat jika mengkonsumsi alkohol 3 gelas atau
lebih. Tetapi hubungan antara alkohol dengan hipertensi masih belum jelas.
5
Ada yang mengatakan bahwa alkohol dapat meningkatkan tekanan darah,
at menurunkan tekanan darah. 13banyak penelitian juga membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ
adrenalin. Aktivitas hormon ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stress berkepanjangan, peningkatan tekanan
meningkatkan kecepatan denyut jantung dan kebutuhan akan suplai darah dan tidak lama kemudian meningkatkan tekanan da
nsion), hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi), hipertensi systolik (isolated systolic hypertension).
adalah hasil interaksi antara cardiac output (CO) atau curah jantung (CJ) dan TPR (total peripheral resistence/ tahanan total pe
Tekanan darah tinggi/Hipertensi
Curah jantung
X Resistensi perifer
vasokonstriksi
preload Kontraktilitas dan
denyut jantung
Sistem renin
angiotensin aldosteron
Volume cairan
Sistem saraf simpatis
Retensi
natrium Faktor genetik
Asupan
natrium
berlebih
Kadar katekolamin
Denyut jantung
Curah jantung Hipertensi Agregasi platelet
Sekresi renin
Angiotensin I
Angiotensin II
al serum, kolesterol LDL, HDL serum, trigliserida serum (puasa), asam urat serum, kreatinin serum, kalium serum, hemoglobin d
Belum mencapai tekanan darah target (<140/90 mmHg) (<130/80 mmHg untuk pasien dengan diabetes atau penyakit
Berhenti merokok.
Pengobatan hipertensi bisa dilakukan dengan cara modifikasi gaya
hidup baik pada pasien hipertensi maupun pre-hipertensi. Penerapan gaya
hidup sehat harus dilakukan semua individu baik dengan tujuan mengobati,
mengontrol, maupun mencegah terjadiya hipertensi. Komponen modifikasi
gaya hidup yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut:18
1. Mempertahankan bobot badan yang sehat.
2. Menerapkan perilaku makan sehat dengan cara menerapkan diet
DASH (dietary approaches to stop hypertension) dan mengurangi
konsumsi natrium (garam) dalam makanan. Diet DASH
menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti
produk susu rendah lemak, ikan, ayam, kacang-kacangan sekaligus
mengurangi konsumsi daging merah, gula, atau minuman yang
mengandung gula. Penerapan diet DASH yang benar mampu
menurunkan tekanan darah sebesar 8-14 mmHg. Membatasi
at proses memasak atau saat makan di meja makan. Anjuran konsumsi natrium dari makanan bagi penderita hipertensi sebesa
etiap hari dalam seminggu. Contoh aktifitas sedang adalah: berjalan cepat, bersepeda, dan berkebun.
Tabel 2.4 Modifikasi gaya hidup menurut JNC VII19
gagal jantung
iskemia dan infark miokard
n) karena sifat penyakit hipertensi yaitu sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau penyakit seumur hidup. Rekomend
Riwayat Dukungan
Konsumsi garam, makanan
Konsumsi lemak
hipertensi asin, MSG dan
berlebih, Pil KB yang
morokok mengandung
danSering
menggunakan estrogen
minyak
stress dan minumjelantah
minumandalam
jarakkeluaraga
masakan
ke fasilitas kesehatan untuk kont
berkafein
di keluarga buruk
Pengembangan
pembuluh
Kandungan
darah tidak
protein tinggi
optimal dan
jantung kurang
adaptasi Metabolisme
tubuh
Kurang efisien meningkat
dan perlu
bekerja lebih
Aliran darah sistemik meningkat
keras dalam
memompa
darah
HIPERTENSI
2.3 Kerangka Konsep
Gaya hidup: kebiasaan konsumsi makanan asin, makanan berlemak, konsumsi MSG, penggunaan miny
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
n = besar sampel
Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼
Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽
𝛼 = tingkat kemaknaan
39
40
𝛽 = power penelitian
P = proporsi total = (P1 - P2)/2
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q =1-P
Q1 = 1 – P1
Q2 = 1 – P2
Diketahui :
Zα = 1,96
Zβ = 1,282
P1 = 0,224432
P2 = 0,033
P = 0,0957
Q = 0,9043
Q1 = 0,7756
Q2 = 0,967
dengan menggunakan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, kesalahan tipe II
10% dan P2 sebesar 0,033, maka besar sampel yang diperlukan :
n1 = n2
=
( 1,96 √2 𝑥 0,0957𝑥 0,9043 + 1,282 √ 0,2244𝑥0,7756+0,033 𝑥 0,967 2
[ ]
0,2244−0,033
n 1 = n2 = 53,290396 sampel
n total = 106,580 sampel
untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel
ditambahkan dengan menggunakan rumus :
n’ = (1−𝑓)
𝑛 = 106,580 = 118,423= 119 sampel
(1−0,1)
n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out
n = besar sampel yang dibutuhkan
f = prediksi drop out = 10%
jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 119 orang.
pel tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling) dengan teknik consecutive sampling (berurutan) yaitu semua subyek
1. Persiapan
Pembuatan kuesioner
penelitian
3. Identifikasi
responden Perizinan ke pihak
kemenag Bekasi
6. Sortir data
7. Analisis data
3.5 Cara Kerja Penelitian
1. persiapan penelitian
pembuatan kuesioner diadaptasi dari setyanda dkk (2015),
Indrawati dkk (2009), Kartikasari (2012), Pusparani (2016), Sugiharto
(2007) dan mutmainah dkk yang dimodifikasi untuk kepentingan
penelitian
uji validitas kuesioner
perizinan untuk mengambil data untuk dilakukan uji validitas terhadap kuesioner yang telah dibuat. Va
identifikasi responden
sebelum mengidentifikasi responden peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak kementerian
informed consent
memberikan penjelasan kepada responden mengenai penelitian yang akan dilakukan
melakukan pengisian lembar persetujuan kuesioner jika setuju
mengikuti penelitian
5. pengisian identitas dan kuesioner dan pengukuran tekanan darah
setelah responden setuju mengikuti penelitian, responden mengisi
identitas dan kuesioner kemudian diukur tekanan darahnya
6. sortir data
kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan dan disortir oleh
peneliti apakah memenuhi kriteria atau tidak memenuhi kriteria
7. analisis data
kuesioner yang telah memenuhi kriteria penelitian kemudia
dilakukan analisis menggunakan SPSS versi 22.0
3.6 Manajemen Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari responden yang
terdiri dari calon jamaah haji yang datang saat pengambilan data di Islamic Center
Bekasi.
n menjadi sampel penelitian dan melakukan tanya jawab mengenai riwayat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh do
BAB IV
lid adalah pengukuran dari alat ukur yang dibuat dengan metodologi yang benar dan implementasi pengukuran yang benar pu
46
47
puti karakteristik responden, riwayat hipertensi pada responden dan hasil pengukuran tekanan darah responden, perilaku kon
g tidak dimasukkan kedalam penelitian karena tidak mengisi kuesioner secara lengkap sehingga total responden pada penelitia
Jumlah
Variabel Kategori
N (67) Persentase (%)
Jenis kelamin Laki-laki 30 44,8
Perempuan 37 55,2
Usia < 40 th 2 3,0
41-50 th 18 26,9
51-60 th 22 32,8
>60 th 25 37,3
Pendidikan SD 8 11,9
SMP 13 19,4
SMA 13 19,4
D3 7 10,4
S1 19 28,4
S2 7 10,4
hasil Normal 28 41,8
pengukura
n
tekanan darah
Pre-Hipertensi 27 40,3
Hipertensi
gisi kuesioner adalah calon jamaah haji usia berkisar 12 frekuensi terbanyak
antara 36-83 tahun dengan 17,9 responden dalam rentan
tu 37 orang (55,2%) daripada
nden calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi adalah 23 orang (34,3%) dan responden calon jamaah haji yang tidak m
darah pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi
hipertensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya diberi skor
1 untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negatif serta jawaban tidak diberi skor 1
untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negative sehingga didapat skor minimal 0
dan maksimal 5
Tabel 4.4 distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan penggunaan obat
pada responden yang memiliki riwayat hipertensi
Jumlah
Variabel kategori N Persentase
(23) (%)
1. Ambil semua ya 22 95,7%
obat yang
diresepkan
tidak 1 4,3%
2. Meminum ya 21 91,3%
obat
Hipertensi
tidak 2 8,7%
3. Mengkonsumsi ya 21 91,3%
obat menurut
resep
tidak 2 8,7%
4. membawa ya 16 69,6%
obat ketika
bepergian
tidak 7 30,4%
5. lupa minum ya 18 21,7%
obat hipertensi
tidak
gunaan obat pada responden yang memiliki riwayat hipertensi dikategorikan 5
menjadi tiga78,3%
yaitu rendah jika skor total 1-2, seda
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa sebanyak 2 calon jamaah haji yang
memiliki riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat rendah (8,7%), 5
calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat
sedang (21,7%) dan 16 calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi memiliki
kepatuhan penggunaan obat tinggi (69,6%).
4.2.4 Gambaran dukungan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada
calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi
Pengawasan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon jamaah
ensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga didapat skor
den berdasarkan dukungan keluarga pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi
Variabel Kategori N %
(23)
1. keluarga ya 20 87,0%%
tahu jika
responden
menderita
hipertensi
tidak 3 13,0%
2. ingatkan ya 16 69,6%
minum
obat
tidak 7 30,4%
3. antar ya 15 65,2%
berobat
tidak 8 34,8%
4. perhatikan ya 19 82,6%
makanan
yang
dikonsumsi
tidak 4 17,4%
5. ingatkan ya 18 78,3%
olahraga
tidak 5 21,7%
1. usia 0,595
<60 tahun 13 56,5 29 65,9 42
>60 tahun 10 43,5 15 34,1 25
2. Jenis 1,000
kelamin
Laki-laki 10 33,3 20 66,7 30
perempuan 13 35,1 24 64,9 37
3. Riwayat 0,002
hipertensi
di keluarga
ya 13 61,9 8 38,1 21
tidak 10 21,7 36 78,3 46
4. Pendidikan 0,609
terakhir
rendah 13 56,5 21 47,7 34
tingggi 10 43,5 23 52,3 33
5. Hasil 0,004
pengukuran
tekanan
darah
Normal 4 17,4 24 54,5 28
Hipertensi 19 82,6 20 45,5 39
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui proporsi riwayat hipertensi berdasarkan
usia lebih banyak terjadi pada calon jamaah haji yang berusia <60 tahun (56,5%)
Dengan nilai p value=0,595. Proporsi riwayat hipertensi menurut jenis kelamin lebih
banyak pada calon jamaah haji perempuan (35,1%) dibanding laki-laki dengan nilai p
value=1,000. Proporsi riwayat hipertensi menurut ada tidaknya riwayat hipertensi di
keluarga pada responden lebih banyak pada responden yang memiliki riwayat
hipertensi di keluarga sebesar 61,9% dengan nilai p value=0,002. Proporsi riwayat
hipertensi menurut tingkat pendidikan terakhir lebih banyak pada responden yang
berpendidikan rendah sebesar 56,5% dengan nilai p value=0,609. Proporsi riwayat
hipertensi menurut hasil pengukuran tekanan darah lebih banyak responden yang
hasil pengukuran tekanan darahnya tinggi sebesar 82,6% dibandingkan yang normal
dengan nilai p value= 0,004
saan minum minuman berkafein dan frekuensi minuman berkafein, kebiasaan olahraga dan frekuensi olahraga, seringnya mem
dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 1,000 dan 0,139, dan tidak
mengkonsumsi daging kambing (51,4%) namun terdapat hubungan antara konsumsi
daging kambing dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,002.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Karakteristik Responden
4.4.1.1 Umur Responden
Pada penelitian ini proporsi kejadian hipertensi paling banyak dialami
oleh responden yang berusia <60 tahun dan tidak terdapat hubungan antara
peningkatan usia dengan riwayat hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Martiningsih yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara
usia dengan derajat
hipertensi dengan p value=0,061.48 Hal tersebut berbeda dengan penelitian Aisyiah31
dan Irza32 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara faktor usia dengan
hipertensi dan resiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Sejalan dengan
bertambahnya umur hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, lebih
dari setengah orang yang berusia 60-69 tahun dan tiga perempat dari orang yang
berusia 70
h usianya. 30
. 33Hasil penelitian Krummel juga menyatakan semakin bertambahnya umur hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan riwayat hipertensi. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlyna Nur Syahrini dkk yang
menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian
hipertensi dengan nilai p value= 0,16140 dan penelitian yang dilakukan oleh Martati
Siringoringo dkk dengan nilai p value=0,737.47 Dalam penelitian ini didapatkan
kecenderungan riwayat hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan, hal ini sesuai
dengan teori bustan yang menyatakan bahwa perempuan lebih banyak yang
menderita hipertensi daripada laki-laki, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon
estrogen pada perempuan. 32Hormon estrogen berperan dalam regulasi tekanan darah,
berhentinya produksi estrogen akibat proses penuaan berdampak pada peningkatan
tekanan darah pada perempuan.33 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniasih yang menyebutkan bahwa jenis kelamin penderita
hipertensi lebih banyak terjadi pada wanita (76,7%). 35Dan penelitian Rustiana juga
menyebutkan bahwa gambaran faktor risiko jenis kelamin pada pasien hipertensi di
wilayah kerja puskesmas ciputat timur 2014 lebih dominan pada jenis kelamin
perempuan (67,2%).
seluler dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium. Individu dengan orang tua hipertensi mempunyai risiko dua ka
utmainah dkk mengenai hubungan antara kepatuhan penggunaan obat dengan penurunan tekanan darah didapatkan bahwa p
apatkan tidak adanya hubungan antara konsumsi makanan asin dan frekuensi konsumsi makanan asin antara sering dengan se
yang dilakukan Indrawati
asin terhadap kejadian hipertensi (p=0,001) dan jika dilihat dari nilai OR (adjusted)
ternyata kebiasaan makan asin sering atau jarang tidak berbeda besar risiko terhadap
kejadian hipertensi setelah dikontrol dengan status ekonomi, jenis kelamin, umur,
pendidikan, wilayah tinggal, minuman berkafein dan bumbu penyedap.24 Ketika
sesorang mengkonsumsi garam dan makanan asin berlebih maka kadar natrium
didalam tubuh akan meningkat sehingga akan meretensi air dan menyebabkan volume
intravaskular meningkat sehingga memicu terjadinya hipertensi.5 hal ini
dimungkinkan bahwa faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada
penelitian ini adalah faktor genetik dan gaya hidup lain dibandingkan dengan
konsumsi asin.
Berdasarkan kebiasaan konsumsi makanan berlemak proporsi kejadian
hipertensi lebih banyak pada calon jamaah haji yang mengkonsumsi makanan
berlemak (37,0%) dengan frekuensi jarang (42,9%). Namun setelah dilakukan
analisis bivariat didapatkan tidak adanya hubungan antara konsumsi lemak dan
frekuensi konsumsi lemak antara sering dengan sedang dan jarang dengan tidak
pernah dengan
hipertensi (p value=0,587 , 1,000 dan 0,318). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismu
Berdasarkan kebiasaan merokok proporsi kejadian hipertensilebih banyak pada calon jamaah haji ya
ak berhubungan dengan hipertensi dengan nilai p value= 0,342. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita Rach
makna dengan kejadian hipertensi (p=0,001) 42dan penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiarto yang menyebutkan bahwa pen
ilai p value= 0,002. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afid M.D dan Nurmasitoh yang menyebutkan bahwa te
dewasa muda yang normotensi. dan penelitian yang dilakukan oleh Siti juga
menyebutkan bahwa konsumsi daging kambing merupakan pencetus terjadinya
hipertensi.45
4.5 KETERBATASAN PENELITIAN
a. Jumlah sampel yang tidak memenuhi populasi target menyebabkan penelitian
ini tidak bisa di generalisasi dan hanya berlaku pada calon Jamaah Haji kota
Bekasi Kloter 34 dan 54
b. Pengambilan Data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh calon
haji ada yang mengisi sendiri dan ada yang di wawancara sehingga memungkinkan terjadinya recall bias dan bersifat subyektif
nelitian ini tidak dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengukur faktor risiko kejadian hipertensi berdasar
ran Tekanan darah dilakukan oleh peneliti dibantu teman peneliti hanya dilakukan sekali sehingga masih memungkinkan terjad
68
BAB V
5.2 SARAN
Bagi Tempat pemeriksaan kesehatan untuk calon jamaah haji (puskesmas,
rumah sakit kabupaten dan rumah sakit rujukan)
1. Melakukan pemeriksaan secara detail mengenai faktor-faktor risiko terkait
dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji dan memberikan
edukasi mengenai cara mengontrol tekanan darah yang benar dan minum
ntuk mencegah terjadinya komplikasi
obat
ukasi kepada seluruh calon jamaah haji baik yang memiliki riwayat hipertensi maupun tidak untuk melaksanakan gaya hidup se
yah Kementerian Agama kota Bekasi
erjasama antarsektoral dengan kementerian kesehatan terkait pedoman pembinaan calon jamaah haji
menambahkan bimbingan haji terkait penyakit kronik dan cara pencegahan terhadap timbulnya penyakit kronik
njutnya
entang kuesioner dan melakukan modifikasi pertanyaan- pertanyaan yang kurang valid
tentang deteksi faktor risiko penyakit-penyakit kronik dan
perilaku pengobatan pada jamaah haji perlu di lanjutkan baik pada resiko
tinggi maupun tidak
3. Penelitian dengan subyek yang lebih heterogen agar hasilnya dapat di
generalisasi untuk populasi umum
Bagi tenaga kesehatan haji Indonesia
Perlunya untuk memperhatikan kondisi kesehatan jamaah haji yang memiliki
risiko tinggi terutama yang memiliki hipertensi agar memperhatikan gaya
hidup, aktivitas, minum obat teratur, cukup istirahat serta mendatangi tenaga
kesehatan jika ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. jakarta: Interna
Publishing; 2014. 2259-2281 p.
3. Kementerian Kesehatan RI. petugas haji perlu cermati jamaah haji RISTI. 2016;
Available from:
dk. 2012;39(4):251–5.
nggu menurunkan tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke secara alami. I. Astuti R, editor. Ban
ack R, Lukito AA, Hersunarti N, et al. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular. Jakarta:Perhimpunan Dokt
Penelitian Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki- Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang. Jurnal Kesehatan
msi Makanan Masyarakat Miskin
26. Pusparani ID. Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Skripsi. Jakarta: UIN
Jakarta;2016. 1-78 p.
31. Aisyiah FN. Faktor Risiko Hipertensi Pada Empat Kabupaten / Kota Dengan
Jawa dan Sumatera.Skripsi. Bogor:IPB; 2009.
lisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Puskesmas Srondol Semarang Periode Bulan September – Oktober 2011. Jurnal Kedok
ko Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas
39. Suoth M, Bidjuni H, Malara RT. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa
Utara. ejournal keperawatan (e-Kp). 2014;2(1):1–10.
40. Syahrini EN, Susanto HS, Udiyono A. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer
Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
[Internet]. 2012;1(2):315–25. Available from:
p Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surak
ensi dan Gambaran Faktor Risiko Hipertensi pada Usia Dewasa di Wilayah Kerja Tabanan II Periode Mei 2012.Jurnal Kedokteran
an pada Darah dan Pembuluh Darah. Pangambaraan.K.S. editor.Jogjakarta: Diva Press; 2010. 108-109 p.
erhadap tekanan darah.Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2016;10(1):85–90.
49. Estiningsih HS. Hubungan indeks massa tubuh dan faktor lain dengan kejadian
ahun di kelurahan Sukamaju Depok rahun 2012. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia; 2012.
ak terhadap tekanan darah penderita hipertensi rawat jalan di rumah sakit PKU Muhammadiyan Surakarta. Skripsi. Surakarta:
n kebiasaan minum kopi terhadap tingkat hipertensi.Jurnal ners community. 2016;07 (2): 149-161.
eran terhadap hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Jatipuro kabupaten Karanganyar tahun 2010. Tesis. Surakarta: Univer
Indonesia nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jamaah Haji [Online].; 2016 [ sitasi 2016 juni 15]. h. 4-10. Diakses
an_Jamaah_Haji(1).pdf
54. Pusat kesehatan haji. Pedoman teknis pemeriksaan kesehatan Jamaah haji.
Jakarta: kementerian kesehatan RI; 2010 . h. 3-17.
55. Sekretariat jenderal pusat kesehatan haji. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
haji mencapai istithaah kesehatan Jamaah haji untuk menuju keluarga sehat (
petunjuk teknis Permenkes nomor 15 tahun 2016). Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2017. h. 11-42.
56. Kementerian Agama RI, Al Quranul Karim dan Terjemahanya Surat Ali Imran 97, tentang
perintah menjalankan ibadah haji. Jakarta, 2010.
57. Shihab, M.Quraisy. Tafsir Al-Mishbah (pesan, kesan dan keserasian Al-Qur'an) . Jakarta:
Lentera Hati. 2007. p.197.
LAMPIRAN
Lampiran 1
17
ang melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 20
i melalui pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer dan stetokop. Tujuan dari pene
menolak ikut serta dalam penelitian ini atau sewaktu-waktu ingin berhenti dalam penelitian ini. Oleh karena penelitian ini penti
ya.
Peneliti,
Anik Alfiyani
Nama :
Usia :
KBIH :
Alamat :
Nomor telp/ hp :
rikan oleh Anik Alfiyani dari PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bersedia menjalani penelitian mengenai “Analisis F
Ciputat, 2017
Mengetahui,
(Anik Alfiyani) ( )
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian
KUESIONER ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON
JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER 34 DAN 54 TAHUN 2017
A. Indentitas Responden
1. Nama :
Umur :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Pendidikan terakhir :
Alamat :
No. Telp./Hp :
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
pengisian kuesioner oleh responden dan pengukuran tekanan darah responden.
melakukan pengambilan data dari dekan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
kan penelitian di Islamic Center Bekasi dari pihak Kementerian Agama Bekasi bagian Haji dan Umrah pada tanggal 2 Agustus 20
pengambilan data, dimulai dari pencarian informasi mengenai tempat bimbingan calon jamaah haji di Demak, Ciputat, Bandun
ng untuk melakukan pengambilan data pada tanggal 28 Juli 2017
uan kloter yang bersedia diperiksa untuk mengisi kuesioner penelitian. Memberikan pengumuman Sebelum acara pembinaan d
dengan sampel yang berbeda yaitu calon jamaah haji kloter 54 Bekasi
11. Melakukan perhitungan dan sortir kriteria inklusi dan eksklusi
12. Setelah dihitung sampel target masih belum terpenuhi sehingga peneliti
inisiatif untuk menanyakan kepada pihak urusan haji dan umrah untuk
diizinkan mengambil data di asrama haji karena jadwal pertemuan kloter
selanjutnya yaitu rabu 16 Agustus 2017 dan pertemuan terakhir pada Jum’at
18 Agustus 2017 yang mana jadwal tersebut bertabrakan dengan jadwal
kuliah peneliti namun oleh pihak urusan haji dan umrah tidak diizinkan
mengambil data di asrama haji.
13. Akhir agustus seluruh calon jamaah haji sudah berangkat ke Tanah suci
Makkah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data
lagi dan data yang didapat sebanyak 93 data namun yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 67 data.
Lampiran 5
Dokumentasi Pengambilan Data
Lampiran 6
PENDIDIKAN
2001-2002 : RA Mashitoh
2002-2008 : MI Al-Hidayah 02 Prawoto
2008-2011 : MTS Sunan Prawoto
2011-2014 : MA Sunan Prawoto
2014-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta