Anda di halaman 1dari 51

Praktik Profesi Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU Y DENGAN DIABETES

MELITUS DI KAMPUNG INPRES RANTAU IKIL JAMBI

TAHUN 2020

Disusun oleh

Gian Dwi Putra,S.Kep


(1941312059)

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

Gian Dwi Putra,S.Kep


1941312059
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN

1. DataUmum

1. Nama KK : Bapak E

2. Usia : 56 Tahun

3. Alamat : Kampung Inpres, Desa Rantau Ikil, Kec. Jujuhan, Bungo, Jambi

4. Pekerjaan : PNS

5. Pendidikan : Sarjana

6. Komposisi Keluarga :

Status
Umur Imunisasi
Hub dg
No Nama JK Pekerjaan Ket.
KK Hepat
Polio DPT
BCG itis Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Ibu Y P Istri 54 thn PNS Lupa

2. Bapak E L Ayah 56 thn PNS Lupa

3. Tn. D L Anak 27 thn Swasta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

3. Tn. G L Anak 24 thn Mahasiswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

4. Nn.S P Anak 20 thn Mahasiswi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap


GENOGRAM
Keterangan :
: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal
: Klien

: Tinggal serumah

: Menikah
7. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Bapak E adalah nuclear family. Nuclear family merupakan


keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan
yang tinggal dalam satu rumah, dan terpisah dari sanak keluarga lainnya
(Friedman, 2010). Keluarga Bapak E terdiri dari 2 generasi yaitu Bapak E sebagai
kepala keluarga, Ibu Y sebagai istri, dan 3 orang anak Bapak E dan Ibu Y yaitu
Tn. D ,Tn. G,dan Nn.S

8. Latar Belakang Kebudayaan (Etnik)

Ibu Y merupakan orang Minangkabau yang bersuku Chaniago dan orang


tua bersuku Melayu dan Chaniago. Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam
keluarga yaitu bahasa minang. Masyarakat yang berada di sekitar rumah Ibu Y
kebanyakan merupakan masyarakat Minangkabau. Ibu Y mengatakan jika ada
anggota keluarga yang sakit maka akan dibawa ke Puskesmas atau Praktek
Perawat. Ibu Y mengatakan bahwa keluarganya tidak mempercayai pengobatan
dari dukun, justru keluarga Ibu Y mempercayai pengobatan medis ataupun obat
tradisional dari herbal. Ibu Y mengatakan bahwa makanan keluarga sehari-hari
berdasarkan makanan tradisional minangkabau seperti keluarga Ibu Y yang
menyukai makanan pedas, bersantan, dan berlemak.

9. Religius

Ibu Y mengatakan semua anggota keluarga beragama islam. Dilingkungan


tempat Ibu Y tinggal terdapat tempat ibadah berupa Masjid dan Mushalla yang
jaraknya tidak jauh dari rumah Ibu Y. dalam kesehariannya sekarang Ibu Y dan
keluarga memilih untuk beribadah dirumah saja dikarenakan wabah COVID-19
yang belum reda.
10. Status Kelas Sosial

Keluarga Ibu Y termasuk tahapan keluarga sejahtera II. Sumber penghasilan


keluarga Ibu Y berasal dari penghasilanya sebagai PNS dan yang berprofesi
sebagai PNS dengan penghasilan ± Rp.3.000.000.- per bulan, Ibu Y mengatakan
penghasilan yang didapat cukup untuk mencukupi keperluan sehari-hari dan anak-
anaknya. Ibu Y setiap hari pergi ke kantor yang jaraknya tidak jauh dari rumah.
Ibu Y Paling kurang sekali seminggu keluarga Ibu Y makan daging/ikan/telur.
Keluarga Ibu Y ada memiliki tabungan keluarga sebagai simpanan keluarganya.
Keluarga Ibu Y semuanya memiliki BPJS sebagai jaminan kesehatan keluarganya.

11. Mobilitas Kelas Sosial

Tidak ada potensial konflik dengan kelas sosial. Keluarga Ibu Y masih stabil
dan tidak pernah mengalami perubahan yang signifikan.

Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Ibu Y saat ini termasuk tahap


perkembangan keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan, yang mana tugas
perkembangan keluarga dengan anak dewasa menurut Friedman (2010)
sebagai berikut :
1) Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa
muda, termasuk memasukkan anggota baru yang berasal dari pernikahan
anak-anaknya.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan.
3) Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit
Tahap perkembangan keluarga dengan melepas anak usia dewasa muda
dilihat dari perhatian pelayanan kesehatan menurut Friedman (2010) sebagai
berikut :
1) Komunikasikan isu antara orang tua dan anak dewasa muda.
2) Masalah transisi peran bagi suami dan istri.
3) Kedaruratan masalah kesehatan kronik.
4) Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda.
5) Perhatian terhadap menopause.
6) Efek berkaitan dengan meminum alkohol, merokok, dan praktik diet yang
buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang.
7) Gaya hidup sehat.

13. Tugas perkembangan keluarga Ibu Y, memenuhi kebutuhan dan biaya


kehidupan yang semakin meningkat termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga, membantu dalam hal kuliah anaknya yaitu Tn. G dan Nn.S
14. Riwayat kesehatan keluarga inti
Bapak E dan Ibu Y memiliki 3 orang anak, yang mana semua anak lahir
secara normal. Ibu Y mengatakan semua anak mendapatkan imunisasi yang
lengkap. Untuk riwayat kesehatan keluarga yaitu:
 Bapak E tidak memiliki riwayat penyakit apapun

 Ibu Y mengatakan memiliki keluhan kesehatan yaitu Diabetes Melitus


yang baru diketahi beberapa tahun terakhir.
Data riwayat keluarga Ibu Y dimana Ibu dari Ibu Y memiliki riwayat DM
dan ayahnya memiliki riwayat hipertensi.
 Tn. D dahulu memiliki riwayat penyakit asma, tetapi sudah beberapa tahun
terakhir tidak pernah muncul kembali.
 Tn. G tidak memiliki riwayat penyakit apapun

 Nn.S tidak memiliki riwayat penyakit apapun

DATA LINGKUNGAN
15. Karakteristik Rumah
a. Luas Rumah : ± 350 m2
b. Tipe Rumah : Permanen
c. Kepemilikan : Pribadi / Milik Sendiri
d. Jumlah dan Ratio Kamar : 4 kamar ukuran 4x4 m2
e. Ventilasi Jendela : seluruh ruangan dirumah memiliki
ventilasi udara.
f. Pemanfaatan Ruangan : Penerangan didalam rumah baik,
caya matahari sampai ke dalam rumah memalui jendela di siang
hari. Tidak terlalu banyak perabot, ruangan tengah rumah luas, dan
terlihat bersih.
g. Septic Tank : Terdapat septictank yang berada
>10 meter dari sumber air
h. Sumber Air : Menggunakan air sumur gali
dengan cincin, kondisi air bersih, tidak berbau, tidak berwarna, dan
tidak berasa. Air dari sumur gali digunakan untuk minum, mandi,
dan kegiatan keseharian lainnya.
i. Kamar Mandi / WC :4
j. Sampah : Pembuangan sampah dikumpukan
dan dibakar dibelakang rumah
k. Kebersihan Lingkungan : Perkarangan rumah terlihat bersih,
terdapat banyak tanaman, buah dan bunga. Halaman rumah terlihat
bersih. Tidak terdapat tumpukan sampah.
Denah Rumah

Basement/LT Bawah

KAMAR
TIDUR

WC

WC DAPUR
KAMAR GARASI
TIDUR

KAMAR TIDUR RUANGAN


KELUARGA

KAMAR TIDUR RUANGAN TAMU

16. Karakteristik Lingkungan Sekitar dan Komunitas yang Lebih Besar


Tipe lingkungan/komunitas sekitar keluarga Ibu Y merupakan Desa.
Interaksi sesama masyarakat berjalan baik dan damai. Keluarga sering ikut
serta dalam kegiatan komunitas yang dilakukan di lingkungan rumah.
Penduduk di sekitaran rumah Ibu Y heterogen dari warga kampung asli,
minang dan jawa.
Karakteristik komunitas di lingkungan Ibu Y mayoritas bekerja sebagai
Petani dan PNS. Lingkungan rumah Ibu Y tergolong jarang, dengan jarak
rumah yang agak berjauhan. Jalan di sekitar rumah Ibu Y sudah diaspal,
Lingkungan rumah Ibu Y terdapat beberapa ekor sapi dan kambing yang
berkeliaran oleh pemiliknya. Rumah penduduk di lingkungan rumah Ibu Y
cukup beragam. Ada bangunan rumah dengan 2 lantai, rumah minimalis,
rumah semi permanen.
Fasilitas-fasilitas umum yang terdapat di lingkungan Ibu Y yaitu,
Masjid, toko sembako dan juga bengkel. Pelayanan kesehatan seperti
puskesmas dan praktek perawat, yang dekat dari tempat tinggal Ibu Y. di
lingkungan Ibu Y tidak terdapat kader kesehatan dan tidak ada penyuluhan
kesehatan selama Ibu Y tinggal di lingkungannya.
Transportasi yang digunakan komunitas yaitu dengan kendaraan
sendiri.

17. Mobilisasi Geografi Keluarga


Keluarga Ibu Y pernah tinggal berpindah-pindah. Pada saat Bapak E
dan Ibu Y menikah, keluarga tinggal di Pasar Rantau Ikil. Saat anak kedua
lahir keluarga Simpang 4 rantau ikil, dan kemudian pindah ke alamat rumah
sekarang setelah Nn.S lahir. Sekarang keluarga Ibu Y menetap dan memiliki
rumah sendiri di Kampung Inpres Desa Rantau Ikil Kec. Jujuhan, Bungo,
Jambi

18. Asosiasi Transaksi Keluarga dengan Komunitas


Ibu Y mengatakan keluarga menggunakan pelayanan komunitas yang
ada dilingkungannya seperti masjid dan Mushalla untuk beribadah dan
bermusyawarah. Membeli kebutuhan rumah tangga dapat dibeli di pasar
selasa dan pasar sabtu yang tidak jauh dari rumah. Jika terdapat anggota
keluarga yang sakit, keluarga Ibu Y membawa berobat ke Puskesmas
Rantau Ikil atau Praktek Perawat.
19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat\
Ibu Y mengatakan memiliki hubungan yang baik-baik saja dengan
masyarakat sekitar rumah, Ibu Y kerap kali mengikuti kegiatan Pengajian
ibu-ibu di Mushalla dekat rumahnya. Ibu Y mengatakan membeli kebutuhan
pangan ke pasar Selasa dan Pasar sabtu. Lingkungan Ibu Y tidak terlalu
rutin dalam mengadakan kegiatan masyarakat. Namun Ibu Y rutin
mengikuti kegiatan Pengajian di Mushalla.

Struktur Keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
Ibu Y mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
kerusakan verbal seperti bisu atupun tuli, sehingga komunikasi antar
anggota keluarga tidak terdapat masalah. Interaksi komunikasi yang
dilakukan selalu dengan dua arah. Interaksi yang digunakan antar anggota
keluarga menggunakan proses komunikasi fungsional, dimana anggota
keluarga menyatakan maksud pembicaraannya dengan tegas dan jelas. Jika
terdapat masalah dalam keluarga, anggota keluarga yang memiliki masalah
akan menceritakan serta meminta pendapat anggota keluarga lain untuk
penyelesaian masalah tersebut.
21. Struktur Kekuasaan Keluarga
a. Hasil Akhir Kekuasaan
Ibu Y mengatakan dalam keluarga yang memegang kata terakhir dalam
musyawarah adalah Kepala Dusun dan ninik mamak, karena keluarga
mengikuti adat istiadat ditempat tinggal. Jika dalam keluarga kecil,
yang memegang kata terakhir dalam memutuskan hasil musyawarah
adalah Bapak E . Hal ini karena Bapak E merupakan suami dan kepala
keluarga. Ibu Y mengatakan rumah yang ditempatinya sekarang adalah
milik pribadi yang dibangun Bapak E dan Ibu Y dari awal. Ibu Y
mengatakan semua anggaran rumah tangga diatur oleh dirinya dan
Bapak E
b. Proses Pengambilan Keputusan
Ibu Y mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara
musyawarah. Keputusan diambil dengan cara kesepakatan oleh Bapak
E sebagai kepala keluarga. Ibu Y mengatakan jika ada masalah
kekeluargaan yang tidak bisa diselesaikan dengan keluarga inti saja
maka keluarga melibatkan keluarga besar Ibu Y dan Bapak E.
Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar
kekuasan yang dipegang oleh keluarga Ibu Y adalah kekuasaan
legitimasi dimana berkenaan dengan keyakinan dan persepsi anggota
keluarga ditandai dengan adanya seorang yang mempunyai hak untuk
mengendalikan perilaku dalam hal ini adalah orang tua.
c. Dasar-dasar Kekuatan
Kekuasaan keluarga Ibu Y dipengaruhi oleh hirarki kekuasaan
keluarga yaitu struktur kekuasaan yang bertingkat dan kekuasaan dari
atas kebawah. Pria lebih sering mengembangkan kekuasaannya
terhadap wanita dan orang tua selalu lebih berkuasa terhadap anak-
anaknya (Friedman, 2010). Dalam keluarga Ibu Y yang mengambil
keputusan yaitu Bapak E

d. Keseluruhan Keluarga Sistem dan Sub Sistem Keluarga


Dari pengkajian didapatkan bahwa landasan kekuasaan keluarga
Ibu Y merupakan landasan legitimasi yang berkenaan dengan
keyakinan dan persepsi bersama dari anggota keluarga yang ditandai
dengan adanya satu orang yang mempunyai hak mengendalikan
perilaku anggota keluarga (Bapak E). Sesuai dengan hakikat peran dan
posisi yang dimiliki seseorang, maka mendapatkan hak-hak istimewa
terkait dengan peran dan posisinya (Friedman, 2010). Ibu Y
mengatakan jika ada masalah maka akan diselesaikan dengan keluarga
inti, keputusan akhir ada pada kepala keluarga.
e. Kontinu Kekuasaan Keluarga
Dari pengkajian didapatkan bahwa landasan kekuasaan keluarga
Ibu Y merupakan landasan legitimasi yang berkenaan dengan
keyakinan dan persepsi bersama dari anggota keluarga yang ditandai
dengan adanya satu orang yang mempunyai hak mengendalikan
perilaku anggota keluarga (Bapak E).

22. Struktur Peran


a. Struktur Peran Formal
 Bapak E berperan sebagai suami, kepala keluarga, pemimpin
keluarga, dan pemberi nafkah didalam keluarga. Bapak E juga
berperan sebagai koordinator keluarga yang mana untuk mengatur
dan merencanakan aktivitas di dalam keluarga dan melawan
perpecahan keluarga (Friedman, 2010).
 Ibu Y berperan sebagai ibu rumah tangga, membantu mencari
nafkah, istri, ibu bagi anak-anaknya, dan mengatur kehidupan
rumah tangga.
 Tn. G anak kedua berstatus mahasiswa dengan tugas untuk belajar,
selama covid Tn. G tinggal di padang karena ada urusan keluarga.
 Nn.S merupakan anak bungsu berusia 20 tahun, berstatus
mahasiswi. Selama covid Nn. S kerap dirumah dan ikut serta
membantu Ibu Y dan orang tua mengurus rumah.
 Ibu Y sebagai istri dan juga bekerja sebagai PNS dan setiap pagi
senin sampai sabtu selalu ke kantor karena merupakan tugas Ibu Y.
Ibu Y sering makan makanan pedas dan berlemak, Ibu Y jarang
dan susah untuk diajak mengecek keadaan kesehatan beliau. 4
bulan terakhir saat dilakukan pengecekan Gula darah puasa,
ternyata Ibu Y memiliki kadar gula darah yang tinggi, setelah
dilakukan 2 kali pengecekan dengan jangka waktu 2 minggu gula
darah puasa Ibu Y tetap masih tinggi.
b. Struktur Peran Informal
Dari hasil pengkajian tidak ada peran informal yang disfungsional
dalam keluarga Ibu Y. Tidak ada peran yang dapat mempengaruhi
keluarga dalam waktu yang lama. Anggota keluarga menyadari
adanya peran informal pada dirinya.
c. Analisa Model Peran
Bapak E sebagai kepala keluarga mencontoh gaya memimpin dari
orangtuanya. Ibu Y mengatakan menjalani peran sebagai ibu
mencontoh gaya pola asuh ibunya. Bapak E dan Ibu Y mengatakan
mengikuti gaya orang tua mereka sebagai orang tua. Ibu Y
mengatakan kedua orangtuanya saat mereka kecil mendidiknya
dengan baik, memberikan pendidikan agama dengan baik. Selain itu,
Ibu Y mengatakan kedua orang tuanya tidak otoriter dalam
mengasuh anak-anaknya. Orang tua Ibu Y mengedepankan
demokrasi dalam mengasuh anak-anaknya.
Dalam keluarga Ibu Y tidak ada masalah peran yang
muncul. Ibu Y mengatakan masing-masing anggota keluarga
menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik. tidak
ada anggota keluarga yang merasa peran anggota keluarga lain tidak
sesuai. Dalam pengkajian tidak didapatkan peran informal yang
disfungsional.
d. Variabel yang Mempengaruhi Struktur Peran
Pengaruh kelas sosial : Keluarga Ibu Y lebih cenderung bersifat
tradisional dalam hal pernikahan. Mereka mengatakan menjalankan
perannya masing- masing dalam rumah tangga seperti biasanya.

23. Nilai Keluarga


 Perbedaan dalam sistem
Dalam keluarga Ibu Y tidak tampak adanya konflik nilai. Hal ini
tampak hubungan kekuasaan dan pola komunikasi terbuka dalam
keluarga. Ibu Y mengatakan norma atau aturan yang berlaku di
masyarakat tidak ada yang bertentangan dengan aturan di keluarganya.
Ibu Y mengatakan sekolah yang berada di lingkungannya tidak
mengajaran apapun yang bertentangan dengan nilai atau aturan di
keluarga. Selain itu, pelayanan kesehatan juga tidak bertentangan
dengan keyakinan dan nilai dalam keluarga.
 Nilai Keluarga
Dalam keluarga Ibu Y nilai keluarga merupakan nilai ajaran agama
Islam dan adat istiadat minang. Aturan-aturan yang berlaku di keluarga
Ibu Y merujuk pada norma di masyarakat. Ibu Y mengatakan
pencapaian dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari merupakan salah
satu nilai utama dalam keluarga. Ibu Y mengatakan anggota
keluarganya sebagian besar adalah PNS, sehingga penghasilan yang
diperoleh menentu. Ibu Y mengatakan hasil dari pekerjaan suaminya
dan dirinya dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
 Saling Asuh, Keakraban, dan Identifikasi
Keluarga Ibu Y memiliki pelekatan yang kuat antar anggota keluarga. Ibu
Y mengatakan berhubungan komunikasi yang baik dengan suami, dan
anaknya. Ibu Y memberikan pujian pada anaknya saat melakukan hal
yang baik. Keluarga Ibu Y saling mendukung untuk kemandirian dalam
masyarakat. Dalam keluarga Ibu Y semua anggota keluarga saling
mendukung dan membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga.
 Keterpisahan dan Keterkaitan
Jika ada hal-hal yang membuat keterpisahan keluarga akan
melakukan musyawarah dan menguatkan hubungan diantar keluarga
 Pola Kebutuhan-Respon Keluarga
Ibu Y mengatakan anggota keluarganya saling membutuhkan satu
sama lain. Keluarga Ibu Y saling membantu apabila ada anggota
keluarga yang membutuhkan pertolongan.
25. Fungsi sosialisasi
Ibu Y mengatakan bahwa ia di besarkan oleh kedua orang tuanya
berdasarkan pada nilai agama, adat, dan budaya yang berlaku berdasarkan
agama islam dan adat Minangkabau. Ibu Y diberi ajaran agama dari orang
tuanya sejak dari kecil seperti menghormati orang tua, menyanyangi orang
yang lebih muda, berbuat baik kepada semua orang, dan mengikuti perintah
yang dianjurkan oleh agama islam. Ibu Y mengatakan tidak pernah dihukum
atau dipukul menggunakan lidi pada diri nya. Ibu Y mengatakan diajarkan
untuk bersosialisasi dengan keluarga besar dan masyarakat sekitarnya.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
 Keyakinan, Nilai, dan Perilaku Kesehatan
Ibu Y mengatakan kesehatan adalah hal yang penting bagi
keluarga. Ibu Y dan anggota keluarga lain akan saling mengingatkan
untuk menjaga kesehatan. Ibu Y kadang mengakses informasi
tentang kesehatan melalui internet dan TV.

 Definisi dan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Sehat-


Sakit
Menurut Ibu Y, sehat adalah keadaan saat diri kita tidak sakit
dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya tanpa ada
gangguan seperti demam, sakit kepala, sakit perut, batuk, dan sakit
gigi. Sedangkan sakit adalah saat kita memiliki keluhan terhadap
kesehatan yang dapat berakibat terganggunya aktivitas dan tidak
mampu untuk berdiri.
Ibu Y mengatakan belum mampu merawat penyakit DM yang
dialaminya. Ibu Y mengatakan belum mampu menyusun menu untuk
penderita DM dan Ibu Y mengatakan belum bisa mengatur
komposisi makanan untuk penderita DM

 Status Kesehatan Keluarga dan Kerentanan Terhadap Sakit


yang Dirasa
Saat pengkajian tidak didapatkan anggota keluarga yang sakit.
Namun Ibu Y memiliki riwayat penyakit diabetes melitus

 Praktik Diet
Ibu Y mengatakan dirinya tidak membatasi porsi makan dan
juga tidak memiliki pantangan makan. Ibu Y mengatakan yang
merencanakan menu sehari-hari dalam keluarga adalah dirinya.
Makanan disajikan di meja makan. Ibu Y mengatakan masing-
masing anggota keluarga sering makan bersama. Terutama makan
pagi dan malam.
Ibu Y mengatakan terkadang sering lupa menjaga pola makan
dan makan sering tidak teratur. Ibu Y tidak memiliki batasan
makanan terhadap makanan dan minuman yang tinggi gula,
misalnya tepung dan teh manis

 Praktik Aktvitas Fisik dan Rekreasi


Ibu Y mengatakan mengetahui bahwa olahraga penting bagi
kesehatan. Ibu Y mengatakan tidak melakukan olahraga secara rutin.
Ibu Y mengatakan pekerjaan rumah tangga dan bekerja sudah sangat
menguras waktunya, sehingga Ibu Y tidak melakukan olahraga
secara rutin. Anggota keluarga yang lain juga tidak memiliki jadwal
olahrga khusus. Ibu Y mengatakan tidak ada jadwal khusus untuk
berekreasi, Ibu Y biasa berpergian keluar rumah atau sekedar
berkumpul bersama untuk kegiatan pengajian dan bekerja. Namun
keluarga Ibu Y ketika libur sekolah sering pergi ke Rumah saudara
di luar kota. Tiap akhir pekan Ibu Y dan keluarga hanya
menghabiskan waktu dirumah, menonton TV, atau menunggu kedai
harian didepan rumah. Ibu Y hanya memeriksakan kesehatan bila
sakitnya telah mengganggu aktivitas

 Praktik Penggunaan Obat Terapeutik dan Penenang, Alkohol


serta Tembakau di Keluarga
Ibu Y mengatakan ibu kandungnya Ny.N rutin mengkonsumsi obat
DM setiap hari. Dan Ibu Y sendiri sekarang rutin memakai gula
rendah kalori untuk menjaga diabetesnya. Dalam kebiasaan dirumah
Bapak E memiliki kebiasaan minum capucino atau teh tiap pagi,
namun anggota keluarga yang lain lebih menyukai minum teh.
 Peran keluarga dalam Perawatan Diri
Keluarga mampu mengenali penyakit yang diderita oleh
anggota keluarga dan tidak ada yang bertentangan dengan nilai
budaya yang dianut oleh keluarga. Jika ada anggota keluarga yang
sakit, anggota keluarga lain akan membawa ke puskesmas atau
praktek perawat serta mengingatkan untuk menjaga pola makan dan
minum obat.
Ibu Y telah dianjurkan keluarga untuk memeriksakan
kesehatan secara rutin dan sekarang Ibu Y hanya minum obat
herbal/tradisional. Ibu Y hanya memeriksakan gula darahnya
dirumah
 Tindakan Pencegahan Secara Medis
Ibu Y mengatakan dirinya jarang memeriksakan kesehatan ke
pelayanan kesehatan kalau tidak merasakan gejala atau sakit. Ibu Y
tidak rutin menjalani pengobatan
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat . keluarga Ibu Y
memiliki riwayat penyakit genetik yaitu hipertensi dan DM dan tidak
memiliki riwayat penyakit kejiwaan.
 Layanan Perawatan Kesehatan yang Diterima
Biasanya keluarga menerima layanan kesehatan di Puskesmas
Rantau ikil dan praktek perawat
 Perasaan dan Persepsi Mengenai Pelayanan Kesehatan
Di komunitas keluarga Ibu Y terdapat Puskesmas yang cukup dekat
dari rumah Ibu Y. Keluarga Ibu Y berharap dengan adanya
kunjungan rumah keluarga mendapatkan informasi tentang
kesehatan, pola hidup, dan penanganan penyakit DM Ibu Y.
 Pelayanan Kesehatan Darurat
Ibu Y mengatakan tidak mengetahui cara menghubungi ambulans.
Ibu Y mengatakan kalau terjadi sesuatu yang darurat berhubungan
dengan keseahatan keluarga, langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat seperti puskesmas atau praktek perawat.
 Sumber Pembayaran
Keluarga Ibu Y menggunakan kartu BPJS kelas I. Dalam membayar
biaya kesehatan. Ibu Y mengatakan BPJS sangat membantu dalam
biaya perawatan keluarga.
 Logistik Untuk Mendapatkan Perawatan
Jarak rumah Ibu Y ke Puskesmas Rantau Ikil sekitar 500 m. Alat
trasnsportasi yang digunakan yaitu kendaraan roda dua dan roda
empat milik pribadi

27. Fungsi Reproduksi


Bapak E dan Ibu Y memiliki 3 orang anak. Semua anak lahir secara normal
yang dirumah sakit.
28. Fungsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang dan pangan
Upaya pemenuhan sandang dan pangan untuk keluarga Ibu Y yaitu
didapatkan dari penghasilan Bapak E dan Ibu Y sebagai PNS dengan
penghasilan masing-masing kurang lebih Rp3.000.000 per bulan
yang mana cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
b. Pemanfaatan sumber yang ada dimasyarakat
Di lingkungan tempat tinggal Ibu Y tidak ada sumber yang bisa
dimanfaatkan.

Stress dan Koping Keluarga


29. Ibu Y mengatakan stressor jangka pendek dan jangka panjang
Ibu Y mengatakan stressor jangka pendek adalah perasaan cemas terhadap
covid yang sedang melanda, Keluarga Ibu Y juga mangkhawatirkan
keselamatan diri dari wabah yang sedang melanda saat ini. Sedangkan
stressor jangka panjang keluarga Ibu Y adalah takut jika penyakit Ibu Y
semakin parah. Ibu Y juga mengkhawatirkan dirinya karna penyakit DM
yang dideritanya.

30. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Ibu Y mengatakan apabila mempunyai masalah, biasanya Ibu Y bercerita ke
Suaminya Bapak E, atau kepada saudara kandungnya

31. Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan Ibu Y adalah strategi koping yang
fungsional. Ibu Y mengatakan saat menghadapi masalah biasanya langsung
membicarakannya dan mencari jalan solusi untuk permasalahan tersebut.

32. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga Ibu Y selalu menggunakan pendekatan adaptif dan edukatif jika
salah satu anggota keluarga mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai
target yang diharapkan. Tidak ada koping yang tidak sesuai terjadi pada
keluarga.

33. Harapan Keluarga


 Terhadap Masalah Kesehatan
Ibu Y berharap penyakit di dirinya tidak semakin parah dan perlahan
membaik. Ibu Y berharap semua anggota keluarga sehat dengan
selalu menjaga pola hidup sehat.
 Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada
Keluarga Ibu Y berharap, pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan,
keluarga. Ibu Y sangat mengharapkan adanya kunjungan rutin
petugas kesehatan ke komunitas Ibu Y.
B. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaa Bapak E Ibu Y Tn. G Nn.S
. n Fisik
1. Keadaan Baik Baik Baik Baik
Umum
2. Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
3. Tanda-tanda TD : 120/80 TD : 110/70 TD : 120/80 TD : 110/80
Vital Nadi : 85x/i Nadi : 82x/i Nadi : 75x/i Nadi : 87x/i
RR : 18x/i RR : 19x/i RR : 18x/i RR : 20x/i
Suhu :36,5ºC Suhu :36,3ºC Suhu :36ºC Suhu :36,2ºC
4. Kepala Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
Benjolan(-) Benjolan(-) Benjolan(-) Benjolan(-)
Rambut Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-)
Mata Konjung- tiva Konjung- tiva Konjung- tiva Konjung- tiva
7. tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sklera tidak sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
cukup baik cukup baik cukup baik cukup baik
(menggunakan (menggunakan
alat bantu alat bantu
kacamata) kacamata)
Telinga Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal
cerumen(-) cerumen(-) cerumen(-) cerumen(-)
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik, simetris baik, simetris baik, simetris baik, simetris
Hidung Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-),
sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-),
Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-),
Penciuman baik, Penciuman baik, Penciuman baik, Penciuman baik,
Simetris Simetris Simetris Simetris
Mulut Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih,
caries (-), caries (-), caries (-), caries (-),
Sariawan (-) , Sariawan Sariawan (-),
Sariawan (-),
mukosa lembab (-),mukosa mukosa lembab
mukosa lembab lembab
5. Kulit Cukup bersih, Cukup bersih, Cukup bersih, Cukup bersih,
turgor kulit baik turgor kulit baik turgor kulit baik turgor kulit
baik
6. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
tiroid dan tidak tiroid dan tidak tiroid dan tidak tiroid dan tidak
ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran ada
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah pembesaran
bening bening bening kelenjar getah
bening
7. Dada Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk
tidak ada lecet tidak ada lecet tidak ada lecet simetris, tidak
atau lesi, atau lesi, atau lesi, ada lecet atau
diktraksi dinding diktraksi diktraksi lesi, diktraksi
dada (-), dinding dada (-), dinding dada (-), dinding dada
penggunaan otot penggunaan otot penggunaan otot (-),
bantu nafas (-) bantu nafas (-) bantu nafas (-) penggunaan
otot bantu
nafas (-)
8. Paru - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi :
simetris kiri simetris kiri simetris kiri simetris kiri
dan kanan. dan kanan. dan kanan. dan kanan.
- Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : - Palpasi :
Fremitus kiri Fremitus kiri Fremitus kiri Fremitus kiri
dan kanan dan kanan dan kanan dan kanan
- Perkusi : - Perkusi : - Perkusi : - Perkusi :
Sonor Sonor Sonor Sonor
- Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi :
Vesikuler, Wh Vesikuler, Wh Vesikuler, Wh Vesikuler, Wh
-/-, Rh -/- -/-, Rh -/- -/-, Rh -/- -/-, Rh -/-
9. Abdomen - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi : - Inspeksi :
Asites (-) Asites (-) Asites (-) Asites (-)
- Palpasi : - Palpasi : - Palpasi : - Palpasi :
Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran
hepar dan lien hepar dan lien hepar dan lien hepar dan lien
tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
- Perkusi : - Perkusi : - Perkusi : - Perkusi :
timpani timpani timpani timpani
- Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi : - Auskultasi :
Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+)
10. Genitalia Tidak Dilakukan Tidak Tidak Tidak
Pengkajian Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Pengkajian Pengkajian Pengkajian
11. Ekstremitas Edema (-), nyeri Edema (-), nyeri Edema (-), nyeri Edema (-),
(-), varises (-) (-), varises (-) (-), varises (-) nyeri (-),
varises (-)
12 Pemeriksaan Pengecekan 1 GDS :208 gr/dl
Gula darah Pengecekan II GDS : 221 gr/dl

DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosis Keperawatan
Tanda Mayor Keterangan
.
1 Mengungkapkan tidak Subjektif - Ibu Y mengatakan belum Manajemen kesehatan
memahami masalah banyak mengetahui keluarga tidak efektif
kesehatan yang diderita tentang Diabetes Melitus (Diabetes Melitus)
- Ibu Y mengatakan belum berhubungan dengan
Pengetahuan mengenai mampu merawat kompleksitas program
Diabetes Melitus dan Diet penyakit DM yang perawatan dibuktikan
DM sangat penting bagi dialaminya. dengan mengungkapkan
pasien DM, agar tergindar - Ibu Y mengatakan belum tidak memahami masalah
dari komplikasi sehingga mampu menyusun menu kesehatan yang diderita
perlu intervensi untuk dapat untuk penderita DM dan gagal melakukan
meningkatkan pengetahuan - Ibu Y mengatakan belum tindakan untuk
mengenai penyakit, proses bisa mengatur komposisi mengurangi faktor resiko
penatalaksanaan, terapi makanan dan pola
pengobatan, pola makan, dan makan untuk penderita
aktfitas (Perkeni, 2015) DM

2 Mengungkapkan kesulitan Subjektif - Ibu Y mengatakan


menjalankan perawatan terkadang sering lupa
yang ditetapkan dan sulit memahami
menjaga pola makan dan
Penelitian yang dilakukan makan sering tidak
Riyambodo dan Purwanti teratur
(2017) menyatakan bahwa
seseorang yang memiliki
pemahaman yang rendah
cenderung sulit menerima dan
memahami informasi yang
diterima serta perawatan yang
telah ditetapkan
3
Gejala penyakit anggota Objektif - Ibu Y mengatakan Ibu
keluarga semakin kandungnya juga
memberat menderita Diabetes
Melitus
Penetilian Nur Isnaini (2018) - Gula Darah Sewaktu Ibu
mengatakan bahwa orang Y pada pengecekan 1 :
yang memiliki riwayat DM 208 gr/dl
pada keluarga (Ayah, ibu dan - Gula Darah Sewaktu Ibu
saudara sekandung) Y pada pengecekan 2 :
berpeluang lebih besar dalam 221 gr/dl
menderita DM
4
Aktifitas keluarga untuk Objektif - Ibu Y telah mendapat
mengatasi masalah dukungan keluarga dan
kesehatan tidak tepat sudah dianjurkan
keluarga untuk
Dukungan keluarga berupa memeriksakan kesehatan
dukungan emosional/rasa secara rutin dan sekarang
empati dan dukungan - Ibu Y hanya minum obat
penghargaan membuat pasien herbal/tradisional
merasa lebih baik, - Ibu Y hanya
diperlihatikan dan dimengerti, memeriksakan gula
dimiliki dan dicintai sehingga darahnya dirumah
pasien memiliki motivasi - Ibu Y hanya
untuk memperoleh kembali memeriksakan kesehatan
keyakinan dalam menghadapi bila sakitnya telah
kekhawatiran karena mengganggu aktivitas
penyakitnya (Hidayatul, 2019)

No Diagnosis Keperawatan
Tanda Minor Keterangan
.
1 Gagal melakukan tindakan Objektif - Ibu Y tidak memiliki Manajemen kesehatan
untuk mengurangi faktor batasan makanan terhadap keluarga tidak efektif
resiko makanan dan minuman (Diabetes Melitus)
yang tinggi gula, misalnya berhubungan dengan
Tindakan yang dapat tepung dan teh manis kompleksitas program
mengurangi faktor resiko - Ibu Y tidak rutin perawatan dibuktikan
adalah mencegah berat badan menjalani pengobatan dan dengan mengungkapkan
berlebih, melakukan aktifitas jarang melakukan aktifitas tidak memahami masalah
fisik, mengatur pola makan fisik kesehatan yang diderita
(Kemenkes RI) - Ibu Y mengatakan belum dan gagal melakukan
bisa mengatur komposisi tindakan untuk
makanan dan pola makan mengurangi faktor resiko
untuk penderita DM

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

SLKI SIKI

Luaran Indikator/skor Intervensi Tindakan


Manajemen Setelah dilakukan intervensi Dukungan keluarga  Observasi
Kesehatan keperawatan maka merencanakan - Identifikasi kebutuhan dan
Keluarga manajemen kesehatan perawatan harapan keluarga tentang
keluarga meningkat dengan kesehatan dan Identifikasi
kriteria hasil: Definisi : konsekuensi tidak
a. Kemampuan Memfasilitasi melakukan tindakan
menjelaskan masalah perencanaan bersama keluarga,
kesehatan yang dialami pelaksanaan perawatan Dukungan keluarga juga
(4) kesehatan keluarga berhubungan dengan gejala
b. Aktivitas keluarga depresi pada pasien DM
mengatasi masalah tipe 2. Dukungan keluarga
kesehatan tepat yang suportif akan
meningkat (4) mencegah atau menurunkan
c. Tindakan untuk gejala depresi pada pasien
mengurangi faktor DM tipe 2. Sebaliknya,
resiko meningkat (4) dukungan yang non suportif
d. Verbalisasi kesulitan dapat meningkatkan
menjalankan perawatan terjadinya gejala depresi
yang ditetapkan pada pasien DM tipe 2
menurun (4) (Skarbek, 2006).
- Identifikasi sumber-sumber
Perilaku Ket : yang dimiliki keluarga,
Kesehatan 1. Menurun tindakan yang dapat
2. Cukup menurun
dilakukan keluarga
3. Sedang
Tindakan yang dapat
4. Cukup meningkat
mengurangi faktor resiko
5. Meningkat
adalah mencegah berat
badan berlebih, melakukan
Setelah dilakukan intervensi
aktifitas fisik, mengatur
keperawatan maka
pola makan (Kemenkes RI
manajemen kesehatan
2018)
keluarga meningkat dengan  Terapeutik
kriteria hasil: - Motivasi pengembangan
a. Kemampuan melakukan sikap dan emosi yang
tindakan pencegahan mendukung upaya
masalah kesehatan (4) kesehatan dan Gunakan
b. Kemampuan peningkatan sarana dan fasilitas yang
kesehatan (4) ada dalam keluarga,
Gunakan sarana dan
Ket : fasilitas yang ada dalam
6. Menurun keluarga. Sarana dan
7. Cukup menurun
fasilitas yang ada dalam
8. Sedang
keluarga seperti adanya
9. Cukup meningkat
dukungan keluarga terhadap
10. Meningkat
keluarga yang mengalami
penyakit DM agar tidak
terjadi kekambuhan DM
- Ciptakan perubahan
lingkungan rumah secara
optimal seperi dengan
mengatur diet yang sehat,
melakukan aktivitas fisik,
kontrol gula darah,
mematuhi program
pengobatan, koping yang
efektif, perilaku pencegahan
risiko serta kemampuan
memecahkan masalah yang
baik.
 Edukasi
- Ajarkan cara perawatan
yang bisa dilakukan
keluarga, bentuk perawatan
dan dukungan keluarga
meliputi empat dimensi
yaitu dimensi emosional,
penghargaan, informasi dan
instrumental. Dimensi
emosional berupa keluarga
mengerti dengan masalah
yang dialami,
mengedengarkan keluhan,
memberikan kenyamanan
dalam mengatasi masalah.
Dimensi penghargaan
seperti dorongan dari
keluarga mengontrol gula
darah, mematuhi diet, dan
pengobatan terkontrol
kesehatan (Rahmi, 2019)
Edukasi proses  Observasi
penyakit
- Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
Definisi :
informasi Identifikasi
Memberikan informasi
kesiapan dan kemampuan
tentang mekanisme
menerima informasi.
munculnya penyakit
Memberikan informasi
dan menimbulkan tanda
kepada pasien pelayanan
dan gejala yang
kesehatan harus melakukan
menganggu kesehatan
komunikasi yang efektif,
tubuh pasien
dalam melihat kesiapan
menerima informasi
pelayanan kesehatan
menilai memori pasien
apakah sesorang pelupa
atau tidak dan perlu ditulis
sehingga informasi yang
diberikan tetap diingat
(Zuliandana, 2016).

 Terapeutik

- Sediakan materi dan media


pendidikan kesehatan
diabetes melitus. Media
pendidikan kesehatan
masyarakat menurut
Notoatmojo (2014) yaitu :

1. Media cetak berupa


booklet, leaflet, flipchart
dan poster serta foto.

2. Media elektronik berupa


televisi, radio, video, slide
dan lainnya.

3. Media papan informasi


yang dipasang ditempat
umum

4. Media pembelajaran ya
yang dipakai baik itu media
cetk, media elektronik dan
media papan berpengaruh
terhadap peningkatan
pengetahuan dan sikap
individu terhadap kesehatan

- Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan dan Berikan
kesempatan untuk bertanya.
Memberikan kesempatan
kepada peserta pendidikan
kesehatan untuk bertanya
dapat menambah
pengetahuan serta
mengurangi hal yang
menjadi keraguan peserta
terkait dengan materi
pendidikan kesehatan yang
diberikan, sehingga dapat
membuat suasana
pendidikan kesehatan tidak
monoton (Notoatmodjo,
2014).
 Edukasi

- Jelaskan faktor resiko yang


dapat mempengaruhi
kesehatan. Faktor risiko
penyakit DM dan penyakit
metabolik sangat erat
kaitannya dengan perilaku
tidak sehat, serta adanya
perubahan gaya hidup
seperti diit tidak sehat dan
tidak seimbang, kurang
aktivitas fisik, mempunyai
berat badan lebih (obesitas),
hipertensi, dan konsumsi
alkohol serta kebiasaan
merokok, disamping faktor-
faktor risiko lain seperti
usia, jenis kelamin, dan
keturunan (Depkes, 2008).

- Ajarkan perilaku hidup


bersih dan sehat. Beberapa
perilaku self care yang
sangat penting pada
penderita DM antara lain
mengatur diet yang sehat,
melakukan aktivitas fisik,
kontrol gula darah,
mematuhi program
pengobatan, koping yang
efektif, perilaku pencegahan
risiko serta kemampuan
memecahkan masalah yang
baik (Shrivastava,
Shrivastava & Ramasamy,
2013).

- Ajarkan strategi yang dapat


digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Dalam upaya
penatalaksanaan penyakit
diabetes melitus tipe 2
terdapat 4 pilar utama yaitu:
perencanaan makan (diet),
latihan jasmani (olah raga),
terapi obat (insulin) dan
edukasi kesehatan (Perkeni,
2015).
CATATAN PERKEMBANGAN

HARI & TANGGAL INTERVENSI IMPLEMENTASI


Rabu, 02 September Dukungan Keluarga Merencanakan 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
2020 Perawatan kesehatan dan Identifikasi konsekuensi tidak melakukan
tindakan bersama keluarga.
Hasil : Ibu Y telah mendapat dukungan keluarga dan sudah
dianjurkan keluarga untuk memeriksakan kesehatan secara rutin
dan sekarang
2. Menciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
seperti dmelakukan aktivitas fisik, kontrol gula darah.
Hasil : Gula Darah Sewaktu Ibu Y pada pengecekan GDS Rabu,
02 September 2020 didapatkan hasil 310 gr/dl
Kamis, 03 September Edukasi Proses Penyakit 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2020 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Hasil : Ibu Y menerima dan menyepakati kontrak waktu untuk
dilakukan edukasi kesehatan pada hari Kamis 03 september
2020 jam 10.00 Wib
2. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
Hasil : Perawat menggunakan PPT dan leaflet dalam melakukan
pendidikan kesehatan Diabetes Melitus
3. Menjelaskan penyebab atau faktor risiko penyakit diabetes
Melitus
Hasil : Setelah diberikan pendidikan kesehatan Ibu Y
memahami penyebab atau faktor risiko penyakit Diabetes
Melitus
4. Menjelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
Diabetes Melitus
Hasil : Setelah diberikan pendidikan kesehatan ibu Y
memahami tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
Diabetes Melitus.
5. Menjelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit
Diabetes Melitus
Hasil : Setelah diberikan pendidikan kesehatan ibu Y
memahami kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit Diabetes Melitus.
6. Menjelaskan makan yang dianjurkan dan yang dilarang bagi
penderita Diabetes Melitus
Hasil : Setelah diberikan pendidikan kesehatan ibu Y
memahami apa saja makanan yang dapat dikonsumsi oleh
penderita penyakit Diabetes Melitus.

EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSIS HARI TANGGAL EVALUASI


Manajemen Kesehatan Keluarga Rabu, 02 September 2020 S/O :
Tidak Efektif 1. Kemampuan menjelaskan masalah kesehatan yang
dialami (3/4)
2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan
tepat meningkat (4/4)
3. Tindakan untuk mengurangi faktor resiko
meningkat (3/4)
Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
A : Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif

P : Lanjutkan Intervensi Dukungan Keluarga


Merencanakan Perawatan
Kegiatan :
- Memotivasi pengembangan sikap dan emosi
yang mendukung upaya kesehatan dan Gunakan
sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
Kamis, 03 September 2020 S/O :
1. Kemampuan melakukan tindakan pencegahan
masalah kesehatan (3/4)
2. Kemampuan peningkatan kesehatan (3/4)

Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
A A : Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif

P : Lanjutkan Intervensi Edukasi Proses Penyakit


Kegiatan :
- Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Beberapa perilaku self care yang sangat penting
pada penderita DM
- Mengajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN KE-1 Hari/Tanggal : Rabu, 26 Agustus 2020

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Ibu Y dengan masalah kesehatan Diabetes Melitus
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
1. Data umum keluarga
2. Tahap perkembangan, riwayat keluarga
3. Data Lingkungan
4. Karakteristik rumah, lingkungan sekitar dan komunitas
5. Informasi tentang perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
6. Struktur Keluarga
7. Struktur peran
8. Nilai dan norma keluarga
c. Masalah keperawatan keluarga
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Diabetes Melitus).
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Diabetes Melitus).
Rencana Tindakan
1. Membina hubungan terapeutik dengan anggota keluarga Ibu Y
2. Menjelaskan tujuan kunjungan kesehatan kepada keluarga Ibu Y
3. Membuat kontrak waktu sesuai dengan keluarga Ibu Y
4. Memberikan informed consent kepada keluarga sebagai persetujuan
bersedia mengikuti kegiatan/intervensi yang akan dilakukan oleh
mahasiswa.
5. Mengkaji data umum keluarga, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, serta data lingkungan.
6. Melakukan pengkajian tentang struktur keluarga
7. Melakukan pengkajian tentang fungsi keluarga
8. Melakukan pengkajian tentang harapan keluarga terhadap perawat
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
b. Media dan Alat : Format pengkajian, alat tulis, Informed consent,
dan nursing kit
c. Waktu dan Tempat : Rabu, 26 Agustus 2020 jam 10.53 WIB
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Wawancara dilakukan langsung dengan Bapak E dan Ibu Y melalui T melalui
telvon dan Wa
b. Kriteria Proses
1. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
2. Keluarga menerima kedatangan mahasiswa.
3. Keluarga menyetujui menjadi keluarga binaan.
4. Selama wawancara keluarga kooperatif.
c. Kriteria Hasil
1. Didapatkan hasil pengkajian tentang data umum keluarga
2. Didapatkan hasil pengkajian tentang tahap perkembangan dan riwayat
keluarga
3. Didapatkan hasil pengkajian tentang data lingkungan keluarga
4. Keluarga bersedia untuk dilakukan pertemuan selanjutnya
5. Didapatkan hasil pengkajian tentang karakteristik rumah, lingkungan
sekitar dan komunitas
6. Didapatkan hasil pengkajian informasi perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat
7. Didapatkan hasil pengkajian tentang struktur keluarga
8. Didapatkan hasil pengkajian struktur peran
9. Didapatkan hasil pengkajian nilai dan norma keluarga
10. Keluarga bersedia dilakukan pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN KE-2 Hari/Tanggal : Jumat 28 Agustus 2020

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Tipe keluarga Bapak E adalah nuclear family. Nuclear family
merupakan keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungan yang tinggal dalam satu rumah, dan terpisah dari
sanak keluarga lainnya (Friedman, 2010). Berdasarkan kunjungan
pertama yang telah dilakukan pada keluarga Ibu Y didapatkan data
mengenai data umum keluarga, tahap perkembangan dan riwayat
keluarga, serta data lingkungan.
Ibu Y mengatakan telah menderita Diabetes Melitus sejak 1 tahun
yang lalu. Ibu Y mengatakan jarng memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas karena tidak ingin meminum obat gula yang harus diminum
seumur hidup. Ibu Y tidak mengetahui pengaturan makanan yang tepat
bagi pendeita DM.
Berdasarkan kontrak waktu yang disepakati sebelumnya dengan
Ibu Y bahwa akan dilaksanakan pertemuan kedua, yaitu pengkajian
mengenai fungsi dan harapan keluarga.
a. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
1. Fungsi keluarga
2. Harapan Keluarga
b. Masalah keperawatan keluarga
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Diabetes Melitus).
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Diabetes Melitus).
b. Rencana Tindakan
1. Bantu anggota keluarga untuk menyatakan perasaan yang
berhubungan dengan penyakit.
2. Mendorong kepercayaan individu / kepercayaan diri setiap anggota
keluarga tentang penyakit dan review informasi yang relevan
3. Kaji fungsi keluarga,dan harapan keluarga
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : Wawancara
b. Media dan Alat : Format pengkajian, nursing kit, alat tulis
c. Waktu dan Tempat : Jumat, 28 Agustus 2020 jam 10.00 WIB
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Tempat dan media sesuai rencana.
b. Kriteria Proses
Waktu yang direncanakan sesuai rencana yaitu hari Selasa 1 September
2020 Selama berinteraksi keluarga kooperatif.
c. Kriteria Hasil
1. Didapatkan hasil pengkajian tentang fungsi dan harapan keluarga
2. Keluarga bersedia untuk dilakukan pertemuan selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN KE- 3 Hari / Tanggal : Rabu, 02 September 2020

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Ibu Y dengan masalah kesehatan Diabetes
Melitus. Keluarga Ibu Y merupakan tipe keluarga tradisional. Ibu
Y mengatakan telah menderita DM sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu dengan dan tidak memeriksakan kesehatannya secara
rutin di puskesmas
Keluarga Ibu Y diketahui memiliki riwayat keluarga
dengan DM. Ibu Y mengatakan memeriksakan kesehatannya di
rumah sakit apabila ada keluhan yang mengganggu aktivitas
sehari-hari.
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan penyuluhan
pada keluarga Ibu Y. dari hasil penyuluhan yang telah dilakukan,
Ibu Y telah mengetahui secara umum pengertian penyakit DM,
peyebab dan tanda gejalanya. Berdasarkan kontrak waktu yang
disepakati sebelumnya dengan Ibu Y bahwa akan dilaksanakan
pertemuan keempat yaitu pendidikan kesehatan dengan topik
akibat lanjut DM penatalaksanaannya.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data-data yang perlu dikaji lebih lanjut dalam keluarga Ibu Y
adalah mengkaji lebih lanjut kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah yang dialami oleh Ibu Yyaitu meliputi
pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dan perawatan
penyakit DM.
c. Masalah keperawatan keluarga
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (Diabetes Melitus)
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (Diabetes Melitus)
b. Rencana Tindakan
SIKI tentang edukasi proses penyakit
Aktivitas :
1. Mereview atau mengevaluasi pengetahuan pasien dan keluarga
mengenai kondisinya dan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan sebelumnya yaitu pengertian, tanda dan gejala serta
penyebab dan komplikasi DM.
2. Melihat kemampuan melakukan tindakan pencegahan masalah
kesehatan
3. Berdiskusi tentang kemampuan meningkatkan kesehatan
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
b. Media dan Alat : Materi, PPT dan Leaflet
c. Waktu dan Tempat : Rabu, 02 September 2020
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Tempat dan alat sesuai dengan rencana.
b. Kriteria Proses
 Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
 Ibu Y dan keluarga mampu berpatisipasi aktif selama penyuluhan
 Ibu Ydan keluarga tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
c. Kriteria Hasil
Ibu Y maupun keluarga mampu menyebutkan faktor resiko DM dan akibat
lanjut dari DM
LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN KE- 4 Hari / Tanggal : Kamis, 03 September


2020

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Ibu Y dengan masalah kesehatan Diabetes Melitus.
Keluarga Ibu Y merupakan tipe keluarga tradisional. Ibu Y mengatakan
telah menderita DM sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dengan dan
tidak memeriksakan kesehatannya secara rutin di puskesmas.
Berdasarkan kontrak waktu yang disepakati sebelumnya dengan
Ibu Y bahwa akan dilaksanakan pertemuan ketiga yaitu mengenai
pendidikan kesehatan dengan topik pengertian DM, penyebab dan tand
dan gejal dari Diabetes Melitus.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data-data yang perlu di kaji lebih lanjut adalah mengkaji
kemampuan keluarga dalam mengenal masalah yang dialami oleh Ibu Y
yaitu meliputi pengetahuan keluarga tentang pengertian DM, penyebab
dan tanda gejala DM.
c. Masalah keperawatan keluarga
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
b. Rencana Tindakan
SIKI tentang edukasi proses penyakit
Aktivitas :
1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses
penyakit (Diabetes Mellitus)
2. Berdiskusi dan menjelaskan tentang kondisi DM kepada keluarga
3. Berdiskusi dan menjelaskan tentang pengertian serta tanda dan
gejala dari DM
4. Berdiskusi dan menjelaskan tentang proses penyakit
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi

b. Media dan Alat : Via Zoom, PPT dan Leaflet


c. Waktu dan Tempat : Kamis, 03 September 2020
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana
b. Kriteria proses
1. Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan via Zoom
2. Ibu Y dan keluarga berpartisipasi aktif selama penyuluhan
3. Ibu Y tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Kriteria Hasil
1. Ibu Y dan keluarga mampu menyebutkan pengertian DM.
2. Ibu Y dan keluarga mampu menyebutkan penyebab DM.
3. Ibu Y dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala dari DM
4. Ibu Y dan keluarga bersedia untuk dilakukan pertemuan selanjutnya.
V. Materi
Terlampir
Lampiran Materi Pertemuan ke-4

1. Pengertian
Diabetes melitus atau disebut juga kencing manis merupakan kadar gula
didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin

2. Etiologi
Faktor resiko dan cepat lambatnya seseorang terkena diabetes melitus
dipengaruhi oleh teori dibawah ini:
a. Hipertensi
b. Merokok
c. Kolesterol tinggi
d. Obesitas (kegemukan)
Obesitas adalah keadaan abnormal atau akumulasi lemak yang berlebihan
yang menyebabkan timbulnya risiko terhadap kesehatan (WHO,
2012).Obesitas merupakan faktor risiko penyebab terjadinya penyakit
degenerative seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan
hipertensi.Menurut Pusat Diabetes dan Lipid RSCM FKUI dan
Instalasi Gizi RSCM (2003) sebagai penelitian abdominal diperlukan
rasio lingkar pinggang (lingkar pinggang normal laki – laki <90cm dan
wanita <80cm).Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot
menurun sehingga dapat memicu munculnya Diabetes
Melitus.Kelainan metabolik tersebut umumnya berupa resistensi
terhadap insulin yang muncul pada jaringan lemak yang luas, obesitas
berhubungan puladenganadanya kekurangan reseptor insulin pada otot,
hati, monosit dan perbukaan sellemak.
e. Kurang olahraga atau aktivitas
Olahraga adalah jenis latihan fisik (jasmani) melalui gerakan-gerakan
anggota tubuh atau gerakan tubuh secara keseluruhan, dengan maksud
untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani.
Olahraga berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah.
Olahraga juga dapat secara efektif mengontrol Diabetes Melitus, antara
lain dengan melakukan senam khusus Diabetes Melitus Tipe II,
berjalan kaki, bersepeda, dan berenang. Diet yang dipadu dengan
olahraga merupakan cara efektif mengurangi berat badan, menurunkan
kadar gula darah, dan mengurangi stres (Soegondo, 2009).
f. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memecutimbulnya diabetes melitus.
Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan
sekresiinsulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar
gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes
melitus (Hasdianah, 2012)
3. Tanda dan Gejala Diabees Melitus
a. Poliuri (sering kencing)
Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula
darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang
tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar
glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang
banyak. Akibatnya penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah
banyak.
b. Polidipsi (rasa haus berlebih)
Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita
akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum.
c. Polifagi (rasa lapar berlebihan)
Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar
gula dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang
berlebihan.
d. Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi
lain dalam tubuh seperti lemak
e. Pandangan kabur
f. Mudah lelah
g. Kadar gula tinggi
h. Luka lambat sembuh
4. Komplikasi
a. Kerusakan ginjal
b. Infeksi/ganggren kaki
c. Impoten
d. Penyakit jantung
e. Stroke
f. Buta
g. Gigi goyang/tanggal
h. Hipoglikemia

Anda mungkin juga menyukai