Oleh :
A’lal Aulia M. Zain
NIM : 11181330000125
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
1443 H/ 2022
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan un-
tuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya can-
tumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil dari jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
iii
Laporan penelitian
(S. Ked)
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
1443 H/ 2022
v
KATA PENGANTAR
10. Kedua orang tua penulis yaitu Zaenal Abidin, S.Ag., M.Pd dan Mufridah,
S.Ag yang sangat penulis cintai dan hormati, yang selalu memanjatkan doa,
mendidik, dan memberikan dukungan baik secara moral maupun material
sehingga penulis dapat sampai pada tahap ini.
11. Keluarga besar penulis yaitu Kakek alm. Moenadji, Nenek alm. Ngasifah,
Kakek alm. Sibro Malisi dan Nenek Musrifah, serta seluruh keluarga besar
penulis yang telah mendukung dan mendoakan penulis.
12. Muhammad Akmal Maula, Azizul Hakim, Fiqri Maulana Natsir, Hanan
Raihan Fathih Sugiyanto dan Siti Aimi Charunnisa sebagai teman
seperjuangan penelitian yang telah membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
Wassalamualaikum wr.wb.
ABSTRAK
A’lal Aulia M. Zain. Program Studi Kedokteran. Pengaruh Puasa sunah Senin
Kamis Terhadap Kecerdasan Spiritual pada Mahasiswa Preklinik Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Latar Belakang : Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan
IQ dan EQ secara komprehensif. Potensi kecerdasan tersebut dapat ditingkatkan
dengan menjalankan rukun Islam. Puasa adalah salah satu rukun Islam yang dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual. Tujuan : Mengetahui pengaruh puasa sunah
Senin Kamis terhadap tingkat kecerdasan spiritual pada mahasiswa preklinik
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode : Penelitian ini
menggunakan desain analisis kategorik dengan pendekatan cross sectional serta
rancangan consecutive sampling. Diperoleh sampel sebanyak 326 responden.
Pengambilan data menggunakan kuesioner SQ menurut Danah Zohar dan Ian
Marsall dan analisis data menggunakan uji Mann Whitney dan uji Spearman untuk
mengetahui korelasi dan arah korelasi. Hasil : Hasil uji Mann-Whitney diperoleh
terdapat perbedaan tingkat SQ antara mahasiswa yang rutin dan jarang
melaksanakan puasa sunah Senin Kamis dengan nilai signifikansi 0,004 (p<0,05).
Hasil Uji Spearman diperoleh korelasi positif dan signifikan dengan nilai value
0,004 (p<0,05). Kesimpulan : Puasa Sunah Senin Kamis dapat meningkatkan
kecerdasan spiritual pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
ABSTRACT
A’lal Aulia M. Zain. Medical Studies Program. The Effect of Monday Thursday
Fasting on Spiritual Quotient in Preclinical Students, Faculty of Medicine, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
DAFTAR ISI
BAB IV............................................................................................................................ 32
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 32
4.1 Hasil Penelitian .....................................................................................................32
4.2 Karakteristik Subjek Penelitian ..........................................................................32
4.2.1 Angkatan ........................................................................................................ 32
4.2.2 Jenis Kelamin ................................................................................................ 33
4.2.3 Gambaran Tingkat Spiritual Quotient ........................................................ 34
4.2.4 Frekuensi Puasa sunah Senin Kamis ........................................................... 35
4.2.5 Gambaran Tingkat Spiritual Quotient Pada Kelompok Subjek Yang Rutin
Dan Jarang Berpuasa Sunah Senin Kamis........................................................... 36
4.3 Pengaruh Tingkat Spiritual Quotient Pada Kelompok Subjek Yang Rutin Dan
Jarang Berpuasa Sunah Senin Kamis ......................................................................36
4.4 Keterbatasan Penelitian .......................................................................................39
BAB V ............................................................................................................................. 40
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 40
5.1 Simpulan ...............................................................................................................40
5.2 Saran .....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 42
Lampiran 1 ..................................................................................................................... 45
Lampiran 2 ..................................................................................................................... 51
Lampiran 3 ..................................................................................................................... 53
Lampiran 4 ..................................................................................................................... 54
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
1
2
malas untuk melaksanakan ibadah. hal ini menjelaskan bahwa puasa dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual.5
Sesuai dengan penjelasan diatas mengenai pentingnya kecerdasan spiritual
dalam pendidikan maka sudah seharusnya para pelajar termasuk mahasiswa
menyadari betapa pentingnya kecerdasan spiritual dan berusaha memiliki
kecerdasan spiritual yang tinggi guna menghadapi dan memecahkan persoalan
dalam belajar sehingga pelajar mampu menghindari masalah seperti anietas, stres
dan depresi dalam belajar. Hal ini dikarenakan jika seorang pelajar memiliki
kecerdasan spiritual maka kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual akan
berfungsi dengan baik.6
Mahasiswa merupakan status yang disandang oleh seseorang yang masuk
dalam dunia perkuliahan. Dalam dunia perkuliahan mahasiswa dihadapkan
berbagai macam tantangan dan perubahan dalam hidup. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan sifat pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan
perguruan tinggi, meliputi perbedaan kurikulum, sistem pembelajaran, disiplin,
hubungan antar mahasiswa dan dosen. Sehingga dapat menyebabkan mahasiswa
lebih rentan mengalami masalah kesehatan baik secara fisik maupun batin terlebih
mahasiswa kedokteran yang memiliki siklus pendidikan yang lebih padat dan
lama dari jurusan lain. Jika mahasiswa tersebut memiliki tingkat kecerdasan
spiritual yang rendah maka akan sulit untuk mengembangkan kecerdasan emosial
dan intelektual secara optimal sehingga presentasi terjadinya masalah diatas akan
jauh lebih besar dan berat. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan
kecerdasan spiritual pada mahasiswa kedokteran. Salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan melaksanakan puasa secara rutin. 7
Dalam penelitian yang dilakukan Umi Masitoh tentang “Peranan Puasa
Senin-Kamis dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual (SQ) Siswa Kelas XI
Madarasah Aliyah Nurul Ummah Yogyakarta” menunjukan hasil positif dengan
menumbuhkan sikap fleksibel dan tanggap, meningkatkan rasa ingin tahu,
menumbuhkan kesadaran diri, meningkatkan sikap cinta damai dan sebagainya. 8
Dengan adanya kajian-kajian dan bukti yang menjelaskan manfaat puasa
Senin dan Kamis terutama dalam peningkatan kecerdasan Spiritual bagi orang
yang sering melaksanakan puasa sunah tersebut, peneliti tertarik untuk
3
mengetahui lebih lanjut pengaruh puasa Senin dan Kamis terhadap tingkat
Kecerdasan Spiritual pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.1 Puasa
2.1.1 Definisi Puasa
Puasa dalam Bahasa Arab dan al-Qur’an disebut صوم/صيام, yang artinya
menahan diri dari sesuatu dan menahan diri dari sesuatu atau mengendalikan diri.
Dalam kitab Fathul Mu’in juga menjelaskan pengertian puasa. “Puasa menurut
bahasa, kata ini mempunyai arti ‘menahan’ sedang menurut syara’ adalah
menahan diri dari segala yang membatalkan puasa dengan syarat-syarat”. (kitab
Fathul Mu’in).9
Menurut Drs. Muhammadiyah Ja’far, dalam buku tuntunan ibadah zakat,
puasa dan haji puasa adalah menahan diri, tidak bergerak, diam dan tidak
berbicara. Hal ini sesuai firan Allah SWT dalam Al-Qur’an tentang kisah Maryam
sebagai berikut :
Artinya : sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang
Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun
pada hari ini. (Maryam : 26).10
Sedangkan pengertian puasa menurut syara’ juga telah dijelaskan oleh
ulama bermazhab asy-Syafii yang artinya sebagai berikut:
“Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat puasa.” (al-Fiqh al-Manhaji
‘ala Mazhab al-Imam asySyafii, h. 331).11
Berdasarkan penjelasan puasa diatas dapat dipahami bahwa puasa yaitu
menahan diri dari makan, minum, jimak (bersetubuh) serta segala sesuatu yang
membatalkan puasa, mulai waktu terbit fajar (awal azan subuh) sampai
terbenamnya matahari (awal azan waktu magrib). 12 Hal ini sesuai firman Allah
dalam surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada
malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu : mereka adalah
pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasannya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni
kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan
5
6
ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga
terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu
campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah,
maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat
kepada manusia, supaya mereka bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah: 187).10
Hafsah Rasulullah SAW bersabda : “barang siapa yang tidak berniat akan
berpuasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya”.
b. Menahan
Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar
hingga terbenamnya matahari.
: سال الرسول هللا صلي هللا عليه و سلم عن صيام االثنين والخميس قال: عن ابي قتادة رضي هللا عنه
)ذالك يوم ولدت فيه ويوم يبعث او انزل علي فيه (رواه مسلم
كان يتحرى صيام االثنين والخميس- ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:عن عائشة رضي هللا عنها قالت
“Dari Aisyah ra. Berkata : Rasulullah SAW biasa menaruh pilihan berpuasa
pada hari Senin dan Kamis” (HR An Nasa’I 2362 dan Ibnu Majah No. 1739).18
9
Adapun salah satu keutamaan dari puasa sunah Senin Kamis adalah pada
hari tersebut amalan setiap makhluk dihadapkan pada Allah SWT sehingga Nabi
SAW senang bila amalnya diangkat ketika Nabi SAW sedang berpuasa. Hal ini
sesuai hadist Nabi SAW :
تفتح ابواب الجنة يوم االثنين ويوم الخمي: ان رسول هللا صلي هللا عليه وسلم قال,عن ابي هريرة رواية
س فيغفر لكل عبد ال يشرك باهلل شيئا اال رجال كانت بينه بين اخيه شخناء فيقال انظر هذ ين حتى يصطلحا
)انظر هذين يصطلحا انظر هذين يصطل (رواه مسلم
عن ابي هريرة رضي هللا عنه رواية قال اذا كان يوم صوم احد كم فال يرفث وال يصخب فان
) (رواه مسلم. اني صائم: سابه احد او قاتله فليقل
ان صوم لي: ان عز وجل يقول. قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم: عن ابي هريرة رضي هللا عنه قال
) (رواه مسلم.وان اجزي به
(رواه. قال رسول هللا صلي هللا عليه و سلم الصيام جنه: عن ابي هريرة رضي هللا عنه قال
)مسلم
karena puasa mengandung unsur yang dapat menghancurkan sel-sel yang telah
rusak dan kemudian dibangun lagi sel-sel baru.22
Selain itu Ibnu Sina juga akan mengenali kejiwaan pasiennya sebelum
menanganinya, untuk melihat sebab-sebab timbulnya penyakit pada pasiennya.
Menurut Ibnu Sina jiwa merupakan kesempurnaan awal karena dengan jiwa suatu
makhluk hidup dapat dikatakan sempurna dan menjadi manusia yang nyata. Jiwa
yang tidak sehat akan menyebabkan tubuh menjadi tidak sehat dan salah satu cara
yang dapat menyehatkan jiwa yaitu dengan berpuasa. 23
2.2.3 Neuroscience SQ
Spiritual intelligence atau spiritual quotient (SQ) bekerja dengan cara
mensinkronisasikan pergerakan neural di berbagai area otak untuk menyatukan,
mengintegrasikan, dan memiliki kemampuan untuk mengubah materi. Spiritual
quotient memfasilitasi interaksi antara akal dan emosi, pikiran dan tubuh. 27
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sekitar tahun 1990 oleh neuropsychologist
Persinger of Ontario’s Laurentia University dan neurologist Ramachandran
University of California menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kompleks
antara spiritualitas dan otak. Pada penelitiannya ditemukan suatu area yang
disebut God module atau God spot pada otak manusia yang memberikan perasaan
tentang keberadaan Tuhan. Pemindaian yang dilakukan dengan positron emission
typography menunjukkan bahwa area tersebut berfungsi sangat aktif saat kita
berpikir tentang spiritual-religious. Prof Andrew seorang radiologis University of
Pennsylvania melakukan observasi terhadap otak dan menemukan bahwa ketika
seseorang meditasi/beribadah, terjadi peningkatan aktivitas pada area frontal dan
penurunan aktivitas pada area orientasi di otak. Kondisi tersebut juga terjadi saat
seseorang berdoa. Lobus temporal berkolerasi dengan sistem limbik (pusat
memori dan emosi otak) dengan amigdala di area tengah, serta hippokampus yang
memegang peranan terkait memori. Super-fast Forty (40) Hz oscillations
menunjukkan adanya peningkatan gelombang gamma di seluruh area otak dalam
sistem dan tingkatan yang berbeda yang berperan dalam kesadaran dan spiritual
quotient.26
14
2.2.4 Menguji SQ
Tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik mencakup
beberapa hal, yaitu:
1 Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)
2 Tingkat kesadaran diri yang tinggi
3 Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4 Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
6 Kengganan untuk menyebabkan kerugian yan tidak perlu
7 Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan
“holistic”)
8 Kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?” atau “Bagaimana jika?”
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar
9 Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang mandiri” yaitu
memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi.
Seseorang dengan SQ tinggi juga cenderung menjadi seseorang pemimpin
yang penuh pengabdian yaitu seseorang yang bertanggung jawab untuk
membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi kepada orang lain dan mmberikan
petunjuk penggunaannya. Dengan kata lain, seseorang memberikan inspirasi
kepada orang lain.31
Sensasi
Menurunkan Menurunkan aktivitas
menyenangkan
Rasa sakit Meningkatkan Menstimulus
saat meditasi locus coreolus
fokus saat meditasi Hipokampus kanan &
Oleh nuclei
mempengaruhi amigdala
paragigantocelluler
Menurunkan
aktivitas
noreadrenalin
dan kortisol Menurunkan
Stimulasi Sensasi relaksasi &
denyut jantung
parasimpatis perifer rasa ketenangani
& pernapasan
Mahasiswa Preklinik
Fakultas Kedokteran
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Rutin Jarang
Analisis hasil
menggunakan SPSS
Tingkat SQ seluruh
subjek
Keterangan :
= Variabel Bebas
= Variabel Terikat
23
seseorang lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain.25
BAB 3
METODE PENELITIAN
25
26
Z 2 PQ Z P1 Q1 P2 Q2
n1 n2
2
Keterangan :
3.5.2 Alat
Alat yang digunakan untuk mengukur skor SQ subjek ialah kuesioner SQ
yang dibuat berdasarkan buku Danah Zohar dan Ian Marshall dan juga telah
divalidasi, dengan hasil validasi dari 35 soal dalam kuesioner 2 soal diantaranya
memiliki signifikansi 0,002 dan 33 soal memiliki signifikansi 0,000 yang berarti
35 soal tersebut valid dan dapat dipakai dalam kuesioner SQ.30
3.5.4.2 Pengecekan
Setelah subjek mengisi kuesioner, hasil kuesioner akan dicek kembali
kelengkapannya.
3.5.4.3 Coding
Penomeran kode numerik pada data yang terdiri dari beberapa kategori.
Informed Consent
Pengecekan Data
Hasil
30
Arah hubungan (korelasi) dilihat dari nilai koefisien korelasi negatif atau
positif. Nilai negatif menunjukan arah hubungan berlawanan arah, artinya bila
satu variabel nilainya semakin tinggi maka variabel lain akan semakin rendah dan
nilai positif menunjukan arah hubungan searah, artinya bila satu variabel nilainya
semakin tinggi maka variabel lain akan semakin tinggi.
31
114 116
96
32
33
(34,97%). Jumlah sampel yang dimasukkan dalam penelitian sebanyak 326 orang.
Dengan rincian mahasiswa angkatan 2018 sebanyak 116 orang dari total
mahasiswa 124 orang. Hal ini dikarenakan 6 orang merupakan tim peneliti dan 2
orang tidak mengikuti pengisian kuisioner yang terdiri dari 1 orang tidak mengisi
kuisioner dan 1 orang sudah pindah. Total mahasiswa angkatan 2019 sebanyak 96
orang dan yang di jadikan subjek penelitian sebanyak 96 orang. Total mahasiswa
angkatan 2020 sebanyak 114 dan yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 114.
Sehingga dari total mahasiswa seluruh angkatan yang berjumlah 334 orang, yang
dijadikan sebagai subjek penelitian berjumlah 326 mahasiswa.
83
Perempuan
Laki-laki
243
250
200
150
100
50 36
0
Jarang Puasa Senin Kamis Rutin Puasa Senin Kamis
Jumlah Mahasiswa
4.3 Pengaruh Tingkat Spiritual Quotient Pada Kelompok Subjek Yang Rutin
Dan Jarang Berpuasa Sunah Senin Kamis
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah uji normalitas pada data. Hasil
dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil uji
normalitas tersebut menjelaskan bahwa data yang diteliti tidak berdistribusi
normal. Oleh karena itu pengolaan data dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
37
Setelah peneliti menginput data dalam SPSS didapat hasil signifikansi uji
Mann-Whitney adalah 0,004 (p<0,05) yang menunjukan bahwa terdapat
perbedaan tingkat kecerdasan spiritual pada mahasiswa yang rutin puasa sunah
Senin Kamis dengan mahasiswa yang jarang puasa sunah Senin Kamis.
khawashul khawash) sebab melalui puasa, manusia akan lebih memahami dirinya
sendiri, sadar eksistensi, dan terus mencari hahekat kehidupan. Diantara pengaruh
itu ialah: Menambah Rasa Rendah Hati (tawadhu', Membersihkan Jiwa
(tazkiyatun nafsi), Menambah Rasa Sabar, Menambah Syukur, Tawakkal dan
Memperbaiki perilaku.2
قال رسول هللا صلي هللا عليه و سلم الصيام جنه اذا كان يوم: عن ابي هريرة رضي هللا عنه قال
) اني صائم (رواه مسلم: صوم احد كم فال يرفث وال يصخب فان سابه احد او قاتله فليقل
5.1 Simpulan
1. Pada penelitian ini diperoleh 50 mahasiswa mempunyai tingkat skor Spiritual
Quotient sangat tinggi, 242 dengan tingkat skor tinggi, 30 dengan tingkat skor
sedang, 4 dengan tingkat skor rendah dan tidak ada mahasiswa yang termasuk
dalam kategori sangat rendah.
2. Pada kelompok subjek yang jarang melaksanakan puasa sunah Senin Kamis
diperoleh 41 (14,14%) mahasiswa dengan tingkat skor SQ sangat tinggi, 216
(74,48%) dengan tingkat skor SQ tinggi, 30 (10,34%) dengan tingkat skor SQ
sedang dan 3 (1,03%) mahasiswa dengan tingkat skor SQ rendah.
3. Pada kelompok subjek yang rutin melaksanakan puasa sunah Senin Kamis
diperoleh 9 (25 %) mahasiswa dengan tingkat skor SQ sangat tinggi, 26
(72,22%) dengan tingkat skor SQ tinggi dan 1 (2,78%) dengan tingkat skor
SQ rendah.
40
41
5.2 Saran
1. Untuk melengkapi penelitian ini diharapkan akan dilakukan penelitian oleh
peneliti berikutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Spiritual
Quotient pada mahasiswa di kampus, khususnya di Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
7. Maulina Bania & Dwi Retno Sari : Derajat Stres Mahasiswa Baru Fakultas
Kedokteran Ditinjau Dari Tingkat Penyesuaian Diri Terhadap Tuntunan
Akademik, JPPK, Universitas Islam Sumatera Utara, 2018.
9. Syeh Zainudin bin Abdul Aziz al-Malyabars. Fath al-Mu’in bi Syarhi Qurrot
al A’in. Indonesia : Dar al-Ikhya al Kutub al-Arabiyah.
13. Miftah Faridl. Puasa Ibadah Karya Makna. Gema Insani, Jakarta ,2007.
14. Hasbi, TM. Pedoman Puasa. Jakarta, N.V Bulan Buntang, 1983.
16. Ahmad, Dr Zubair. Panduan Amaliah Ramadan Tahun 1430 H. Lebak Bulus,
Sekretaria Masjid Al-Falah Taman Bona Indah, 2009.
17. Baqi, M,F,A. Shahih Muslim, Jilid II. Jakarta, Pustaka As-Sunah, 2010.
18. Al-‘Asqalani, Ibn Hajar. Tahdhib al-Tahdhib, Juz VII. Beirut : Dar Shadir,t.t.
20. World Health Organization, Definisi Sehat WHO (Online). WHO 1947
[diakses pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 10.15 WIB].
21. Al-Hushain, Ahmad bin Abdul Aziz, Ruh Puasa dan Maknanya, Surabaya:
Pustaka elBA, 2008.
23. Daud A. M. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
1998.
25. Zohar, Danah & Marshall, Ian.: Kecerdasan Spiritual. Mizan, Bandung, 2007.
26. Alsharidah, AM, Murtaza, G, Alsharidah, M.M. and Bashir, S.(2016). Fasting
in Ramadan affects cognitive and physiological function in normal subjects
(Pilot Study). Neuroscience & Medicine, 2017.
44
27. Borg J, Bengt Andree et al. The Serotonin System and Spiritual Experiences.
Am J Psychiatry. 2008.
29. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2016.
31. Khaliq R dan Siti FM. Tingkat Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Ditinjau Dari
Keaktifan dalam Eksrakulikuler Keagamaan. Jurnal Studia Insania. 2019.
33. Najati, Muhammad Ustman. Jiwa Dalam Pandangan Filosof Islam. Bandung:
Pustaka Hidayah. 2002.
35. Rhaisya, Ade Oktavia & Juni Triastuti. Hubungan Antara Shalat Tahajud Dan
Puasa sunah Senin Kamis Dengan Tingkat Anietas Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta : 2018.
45
Lampiran 1
(Lembar Kuesioner)
Lembar Kuesioner
Hormat kami,
Peneliti
46
Identitas Responden
Nama :
NIM :
Usia :
Semester :
Email :
No. telp. :
ID Line :
Alamat :
Dengan ini saya bersedia untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Ciputat, 2021
( )
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
TS : Tidak Setuju.
RG : Ragu-ragu.
S : Setuju.
SS : Sangat Setuju
STS TS RG S SS
dengan cepat
31 Saya selalu terbuka terhadap kritik dan saran dari orang lain
Lampiran 2
(hasil pengelolahan data SPSS)
A. Angkatan
Angkatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2018 116 35.6 35.6 35.6
2019 96 29.4 29.4 65.0
2020 114 35.0 35.0 100.0
Total 326 100.0 100.0
B. Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pria 83 25.5 25.5 25.5
Wanita 243 74.5 74.5 100.0
Total 326 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat_Tinggi 50 15.3 15.3 15.3
Tinggi 242 74.2 74.2 89.6
Sedang 30 9.2 9.2 98.8
Rendah 4 1.2 1.2 100.0
Total 326 100.0 100.0
52
D. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Puasa_Senin_Kamis Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat_SQ Jarang .081 290 .000 .963 290 .000
Rutin .146 36 .049 .829 36 .000
E. Uji Mann-Whitney
F. Uji Spearman
Puasa_Senin_
Tingkat_SQ Kamis
N 326 326
N 326 326
53
Lampiran 3
(Lembar Keterangan Lulus Etik)
54
Lampiran 4
Riwayat Penulis
No. HP : 085281744473
Email : mzain0710@gmail.com
PENDIDIKAN
2002-2012 : MI DDM