SKRIPSI
OLEH :
RENI AGUSTIANI
NIM 106101003719
1431 H/ 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
Reni Agustiani
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, November 2010
ABSTRAK
Pada masa remaja dibutuhkan asupan gizi terutama kalsium lebih tinggi
daripada fase kehidupan lainnya karena pada masa ini terjadi puncak pertumbuhan
massa tulang. Perempuan usia 10-12 mengalami percepatan pertumbuhan lebih awal
daripada laki-laki, karena tubuh perempuan memerlukan persiapan menjelang usia
reproduksi. Namun umumnya perempuan kurang dalam asupan kalsiumnya daripada
laki-laki. Padahal perempuan memiliki puncak massa tulang yang lebih rendah
dibandingkan dengan laki-laki, karena itu perempuan lebih besar resikonya untuk
terkena osteoporosis. Hasil studi pendahuluan terhadap siswi SMPN 1 Mande Cianjur
didapatkan bahwa rata-rata asupan kalsiumnya hanya sebesar 353 mg/hari atau hanya
35,3% AKG.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan konsumsi kalsium siswi di SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional.
Sampel penelitian ini berjumlah 122 orang siswi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi kalsium siswi masih
kurang dari AKG yaitu sebesar 769,61 mg/hari atau hanya 76,96% AKG. Dan 77%
siswi konsumsi kalsiumnya kurang. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa
keterpaparan informasi mengenai kalsium dan ketersediaan pangan sumber kaslium
memiliki hubungan yang bermakna dengan konsumsi kalsium siswi di SMPN 1
Mande Cianjur tahun 2010.
Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diberikan adalah menyampaikan
informasi kepada siswi melalui poster dan menambahkan materi tentang gizi
khususnya kalsium ke dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran biologi dan
pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes). Penyampaian informasi juga dapat
diberikan kepada orang tua siswi atau ibu sebagai penyelenggara makanan di rumah
dalam bentuk penyuluhan atau membagikan leaflet dan pamflet pada saat pembagian
raport.
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Undergraduated Thesis, November 2010
ABSTRACT
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan di hadapan penguji skripsi program studi
Mengetahui
iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
JAKARTA
Mengetahui,
Penguji I
Penguji II
Penguji III
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA
Nama : Reni Agustiani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 1 Agustus 1988
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan Arif Rahman Hakim No 20 C RT 02/17
Cianjur, Jawa Barat 43215
Nomor Telepon/HP : 085724211497
Email : raguzty@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN
1993-1999 : SDN IPPOR Selakopi 1 Cianjur
1999-2002 : SMPN 1 Cianjur
2002-2003 : Diniyah Wustho Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya
2003-2006 : SMA Islamic Centre Muhammadiyah Cipanas
2006-2010 : Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2007-2008 : Sekertaris Departemen Kajian Strategis Community of Santri
Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2007-2008 : Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2007-2008 : Anggota Forum Mahasiswa Indonesia Tanggap Flu Burung
Wilayah Jawa Bagian Barat
vi
2008-2010 : Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dan Bahwasanya setiap manusia itu tidak akan memperoleh hasil selain apa
yang telah diusahakannya. (QS An-Najm: 39)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat taufik dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul Faktor-
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat, pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu
kekurangannya. Namun berkat bimbingan Ibu Raihana Nadra Al Kaff,MMA dan Ibu
Catur Rosidati, MKM serta dorongan dari berbagai pihak maka hambatan itu sedikit
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
2. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, selaku ketua program studi Kesehatan
Masyarakat.
ix
3. Ayahanda (Alm) dan Ibunda yang telah memberikan kasih sayang yang tak
terhingga kepada penulis sehingga penulis bisa tegak berdiri sampai sekarang dan
dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga untuk Kakakku tersayang Iwan Gustiawan
Fadwi,S.H, Teti Rahmayanti, Ahmad Komarudin, Neni Suryati, Eka Shantika, dan
Isni Winarsih yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
4. Bapak Kepala Sekolah SMPN 1 Mande Cianjur, Bapak Havid, staff pengajar,
karyawan dan pengurus OSIS SMPN 1 Mande Cianjur yang telah memberikan
kesempatan dan membantu saya dalam penelitiaan ini. Tak Lupa untuk adik Ayu
6. Ibu Zulkifli dan Bapak Zulkifli, serta anak-anak kosan Bu Zul yang telah
7. Sahabatku Yanti Kartika Larasati, DBlz (Nadya, Afni, Indah, Winda, Nur, Iyum,
Iik, Syaukat Aly, Lutfi, Yunus), 3G, dan teman-teman CSS MoRA UIN atas
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN i
ABSTRAK .. ii
ABSTRACT iii
LEMBAR PERSETUJUAN .. iv
DAFTAR BAGAN . xx
BAB I PENDAHULUAN .. 1
xi
Halaman
Kalsium Remaja . 14
HIPOTESIS . 48
xii
Halaman
3.2 Hipotesis .. 52
xiii
Halaman
2010.. 73
xiv
Halaman
2010 74
2010 . 76
BAB VI PEMBAHASAN . 79
xv
Halaman
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tahun 2004 .. 13
xvii
Nama Tabel Halaman
Tahun 2010 .. 70
2010... 71
Tahun 2010 .. 74
Tahun 2010 .. 75
xviii
Nama Tabel Halaman
xix
DAFTAR BAGAN
Remaja . 15
Gizi Seseorang . 16
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
Kalsium adalah mineral yang sangat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Kecukupan asupan kalsium sangat penting untuk mencapai massa tulang puncak
optimal (Optimal Peak Bone Mass) dan mengurangi laju kehilangan tulang karena
bertambahnya usia (National Institute of Health, 1994 dan Kwalkarf, et.al, 2003).
Puncak massa tulang optimal terjadi sekitar umur 8-15 tahun, oleh karena itu
kebutuhan gizi pada fase ini lebih tinggi dari fase kehidupan lainnya (Almatsier,
2004). Septrisya (2006) menyebutkan bahwa Peak Bone Mass dapat diibaratkan
dekade ketiga.
Asupan kalsium biasanya diperoleh dari susu, keju, ikan, daging, telur,
Australia angka kecukupan kalsium yang dianjurkan bagi remaja adalah sebesar
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (WKNPG VIII) tahun 2004
1
2
Menurut data dari beberapa penelitian asupan kalsium remaja saat ini
masih kurang dari angka kecukupan yang dianjurkan, yaitu baru mencapai 254
mg per hari. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syafiq dan Fikawati dalam
mempunyai resiko paling besar terhadap asupan kalsium yang tidak adekuat, dan
rata-rata konsumsi kalsium pada remaja di Itali hanya 829 mg/hari dan di Inggris
kalsium remaja putra usia 9-13 tahun sebesar 1139 mg/hari dan usia 14-18 tahun
sebesar 1142 mg/hari. Jumlah asupan remaja putri lebih rendah dari pada jumlah
asupan remaja putra. Jumlah asupan remaja putri usia 9-13 tahun sebesar 865
mg/hari dan usia 14-18 tahun sebesar 804 mg/hari. Greenfield et al., dalam
yang dilakukan pada 649 remaja putri usia 12-14 tahun di Cina menunjukkan
bahwa asupan kalsium rata-rata hanya sebesar 356 mg/hari dan hanya 21%
oleh Syafiq dan Fikawati (2004) terhadap murid Sekolah Menengah Umum
(SMUN) di Bogor menunjukkan bahwa asupan kalsium yang berasal dari susu
dan hasil olahannya ditambah suplemen kalsium pada remaja masih kurang dari
angka kecukupan yang dianjurkan, yaitu hanya sebesar 526,9 mg/hari atau 52,7%
Puspasari tahun 2004 di Kota Bandung menunjukkan hasil yang tidak jauh
asupan suplemen kalsium) masih kurang dari angka kecukupan gizi yang
dianjurkan, yaitu hanya 55,9% AKG (pada laki-laki sebesar 593,52 mg/hari dan
kalsium rata-rata asupannya lebih rendah lagi, yaitu hanya 51,7% atau 517,23
mg/hari (pada laki-laki sebesar 545,81 mg/hari dan pada perempuan 488,65
mg/hari).
antara lain menyebabkan tulang kurang kuat, mudah bengkok, mudah rapuh,
dampak lain dari kekurangan kalsium yaitu dapat menyebabkan sulit tidur,
mudah tegang, emosi dan hiperaktif sebagai akibat dari terhambatnya pelepasan
pesan ke otak. Selain itu bila tubuh kekurangan kalsium sistem imunitas pun
akan menurun karena ion kalsium berperan sebagai sirene ketika tubuh diserang
bakteri, virus atau racun. Kurangnya kalsium juga akan mengurangi daya
yaitu karakteristik fisiologis yang terdiri dari umur dan jenis kelamin, tingkat
pengetahuan gizi remaja, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan pola
kalsium, pengaruh teman, pekerjaan ibu, pendapatan orang tua, dan pengetahuan
gizi orang tua (Mulyani, 2009; Puspasari, 2004; Miller et al, 2001).
geografisnya pun sangat strategis, yaitu berada diantara kota Jakarta dan
Kecamatan Mande terletak di Cianjur bagian utara yang kaya dengan hasil
ikan, sayur-sayuran dan akses terhadap pangan sumber kalsiumnya pun sangat
5
mudah didapat. Sampai saat ini belum ada survei yang dilakukan di Kabupaten
Mande Cianjur sebesar 353 mg/hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa asupan
kalsium siswi masih kurang dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
untuk remaja Indonesia yaitu sebesar 1.000 mg/hari. Berdasarkan fakta tersebut
maka penulis bermaksud untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
Pada periode remaja terjadi puncak pertumbuhan massa tulang/ Peak Bone
Mass yang menyebabkan kebutuhan gizi pada masa ini lebih tinggi daripada fase
kehidupan lainnya. Apabila pada masa ini kalsium yang dikonsumsi kurang maka
puncak pertumbuhan massa tulang tidak akan terbentuk secara optimal. Tulang
mudah patah dan rapuh, terjadi penurunan kekebalan tubuh, peningkatan asam
lambung, terjadinya penurunan daya kontraksi otot jantung, riketsia, kejang otot
Di Indonesia hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004 menetapkan
Angka Kecukupan Gizi untuk kebutuhan Kalsium bagi remaja usia 13 sampai 19
maju maupun di Indonesia asupan kalsium pada remaja masih kurang dari angka
asupan kalsium siswi hanya sebesar 353 mg/hari. Hal tersebut menunjukkan
bahwa asupan kalsium siswi masih kurang dari Angka Kecukupan Gizi (AKG)
remaja. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih jauh lagi tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan konsumsi kalsium pada siswi SMPN 1 Mande,
tahun 2010?
2010?
Tahun 2010?
7
Tahun 2010?
11. Apakah ada hubungan antara pengaruh teman terhadap konsumsi kalsium
12. Apakah ada hubungan antara kesukaan terhadap makanan sumber kalsium
13. Apakah ada hubungan antara ketersediaan pangan sumber kalsium terhadap
Tahun 2010.
Tahun 2010.
2010.
lingkupnya.
10
memberikan informasi mengenai zat gizi secara umum serta kalsium dan
manfaatnya kepada seluruh siswa SMPN 1 Mande setiap kali masuk kelas
dan tidak hanya tingkat SD saja yang diintervensi tetapi juga tingkat SLTP.
11
pendahuluan asupan kalsium rata-rata siswi SMPN 1 Mande Cianjur sebesar 353
Angka Kecukupan Gizi (AKG) orang Indonesia yaitu sebesar 1.000 mg/hari.
Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli tahun 2010 di SMPN 1 Mande Cianjur
sectional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penting untuk menambah kepadatan massa tulang dan mengurangi resiko patah
tulang dewasa dibentuk dan 20% tinggi badan dewasa dicapai pada saat remaja.
empat kali lebih banyak daripada orang dewasa. Penambahan kalsium pada
tulang hampir tidak ada pada usia 26 tahun pada laki-laki dan 24 tahun pada
perempuan. Sehingga jelas asupan kalsium terpenting yaitu pada masa remaja.
Selain itu Almatsier (2004) menyatakan bahwa pada masa remaja terjadi
puncak pertumbuhan massa tulang/ Peak Bone Mass (PBM) yang menyebabkan
kebutuhan gizi pada masa ini lebih tinggi daripada fase kehidupan lainnya.
tulang yang mempunyai batas dalam pencapaiannya, yaitu sekitar dekade ketiga,
kalsiumnya. Setelah dekade ketiga, densitas atau massa tulang akan semakin
berkurang.
12
13
tulang yang optimal (optimal peak bone mass). Kartono dan Soekatri (2004)
menyebutkan bahwa Hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004
menetapkan Angka Kecukupan Gizi untuk kebutuhan Kalsium bagi remaja usia
13 sampai 19 tahun adalah sebesar 1.000 mg/hari. Pada teori lain yaitu teori
Piliang, dkk (2006) menyebutkan bahwa kebutuhan kalsium sebesar 800 mg/hari.
Berikut ini disajikan tabel angka kecukupan gizi kalsium rata-rata yang
dianjurkan (per orang per hari) dalam Departemen Gizi Masyarakat Fakultas
Tabel 2.1
Untuk Pria dan Wanita (per orang per hari) Tahun 2004
Remaja
terhadap apa yang dimakan remaja. Remaja mulai dapat membeli dan
mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri, dan biasanya remaja lebih suka
makanan serba instan yang berasal dari luar rumah. Faktor-faktor yang
Bagan 2.1
Gaya hidup
Sumber : Worthington,2000.
lahan dan pekarangan, daya beli keluarga, latar belakang sosial budaya, tingkat
Bagan 2.2
Pendapatan Keluarga
Harga Bahan
Makanan
Tingkat Pengelolaan
Sumberdaya
Pekarangan
Infeksi Internal:
STATUS GIZI SESEORANG - Cacingan
- Diare
1. Umur
pilihan terhadap yang akan dimakan, akan tetapi setelah dewasa orang
mempunyai kontrol terhadap yang akan dimakan. Proses ini sudah mulai
pada masa anak-anak, karena pada masa ini mereka mulai memiliki kesukaan
hubungan antara umur dengan kecukupan kalsium pada anak sekolah dasar di
Depok.
2. Jenis Kelamin
dalam penyimpanan kalsium dalam tubuh. Perbedaan ini terletak dalam hal
kalsium pada anak perempuan dan anak laki-laki. Asupan kalsium yang
pada anak laki-laki (72,9%) dengan nilai odds rasio sebesar 1,44. Artinya
Sebagai contoh, kebutuhan fisiologis ibu hamil, dan ibu menyusui akan
berbeda dengan kebutuhan fisiologis anak balita, atau kebutuhan gizi orang
yang sedang sakit akan berbeda dengan kebutuhan gizi orang yang sehat.
pada masa remaja lebih tinggi daripada kebutuhan kalsium pada masa
lainnya, karena pada masa remaja terjadi puncak pertumbuhan massa tulang
(Almatsier, 2004).
Tabel 2.2
Fase Kebutuhan
Kalsium (mg/hari)
Anak-Anak
0-6 bulan 200
7-12 bulan 400
1-3 tahun 500
4-6 tahun 500
7-9 tahun 600
Remaja (Usia 10-18 tahun)
Laki-laki 1000
Perempuan 1000
Dewasa (Usia 19-49 tahun)
Laki-laki 800
Perempuan 800
Lansia ( 50 tahun)
Laki-laki 800
Perempuan 800
Ibu Hamil +150
Ibu Menyusui +150
fisik, keadaan dan perilaku mengenai bentuk tubuhnya yang dipengaruhi oleh
dikaitkan dengan citra raga yang dimiliki. Individu merasa tidak puas dengan
ideal seperti bintang film, penyanyi dan model. Suatu studi di AS mengenai
overweight.
5. Konsep Diri
sendiri. Bila seseorang menilai diri sendiri positif, maka seseorang akan
memasuki dunia dengan harga diri yang positif dan penuh percaya diri. Bila
terjadi distorsi atau perubahan dalam citra tubuh seseorang, maka konsep
tersebut.
baik konsep diri seseorang, maka akan semakin baik perilaku konsumsi orang
tersebut.
21
satu pameo yaitu semakin tinggi tingkat keprihatinan seseorang maka akan
melakukan kegiatan fisik dan mengurangi tidur, makan dan minum atau
masyarakat.
makanan, suka atau tidak suka akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan.
Pangan yang dikenal dan dipelajari untuk disenangi pada masa kanak-kanak
22
(Suhardjo, 1996).
orang-orang muda dan akan permanen bila seseorang telah memiliki gaya
hidup yang kuat (Sanjur, 1982). Selain pengaruh reaksi indera terhadap
pendekatan melalui media radio, televisi, pamflet, iklan, dan bentuk media
atau tidak sukanya seseorang terhadap makanan tergantung dari rasa karena
rasa merupakan suatu faktor penting dalam pemilihan pangan yang meliputi
bau, tekstur dan suhu. Anak-anak dapat menilai rasa tersebut berdasarkan
dewasa. Namun pada penelitian lain kesukaan dapat dipengaruhi oleh teman
pemilihan makanan.
23
pengukuran dapat dibedakan menjadi sangat tidak suka, tidak suka, netral,
suka, dan sangat suka. Skala hedonik adalah salah satu cara untuk mengukur
derajat suka atau tidak suka seseorang. Derajat kesukaan seseorang diperoleh
8. Perkembangan Psikososial
9. Kesehatan
keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari
no. 23 tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial
24
yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
jarak kelahiran antar anak amat dekat akan menimbulkan masalah. Dalam hal
yang signifikan antara keluarga kecil dan keluarga besar terhadap perilaku
kurang mampu dalam pemilihan makanan yang baik, jika orang tersebut
gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena
baik.
26
Pada penelitian ini salah satu variabel yang diambil adalah pendidikan
ibu. Nizar dalam Ikhsan (2004) menyebutkan tingkat pendidikan ibu sangat
terhadap gizi sehingga pada akhirnya akan semakin baik kuantitas dan
yang rendah, asupan kalsium yang kurang sebesar 77,9% sedangkan pada
pendidikan orang tua yang tinggi, asupan kalsium yang kurang sebesar
rendah asupan kalsium yang kurang lebih tinggi 2,2% dibandingkan dengan
sumber kalsium utama yaitu susu dan hasil olahannya yang masih merupakan
Salah satu variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pekerjaan
kalsium yang kurang lebih besar didapatkan pada ibu yang bekerja (sebesar
Sedangkan konsumsi kalsium yang baik lebih besar didapatkan pada ibu
yang tidak bekerja (sebesar 54,1%) dibandingkan dengan ibu yang bekerja
(sebesar 47,1%).
mg/hari terjadi pada ibu yang tidak bekerja sebesar 54,3% lebih besar
sangat besar dalam sikap tentang makanan, pemilihan makanan dan pola
28
orang tua memang telah menjadi manusia sibuk karena urusan di luar rumah
tangga. Oleh karena itu, peran orang tua saat ini sangat penting dalam
peer group adalah yang terpenting selama masa remaja di sekolah. Pada
situasi tertentu pengaruh peer group lebih besar daripada pengaruh keluarga .
Remaja mulai peduli terhadap penampilan fisik dan perilaku sosial, serta
bahwa pengaruh peer group semakin kuat pada remaja untuk dapat diterima
29
sebagai anggota peer group, untuk itu ia akan menyesuaikan tingkah lakunya
sama dengan anggota lainnya serta upaya yang kuat untuk tidak melanggar
aturan dalam peer group tersebut. Disamping itu peer group juga dapat
keluarga, pengaruh teman juga semakin kuat. Kedua pengaruh ini akan
lainnya. Menurut Fisher dan Diane (2003) dalam Bahria (2009) media massa
pemakaian media massa adalah dapat menjangkau setiap orang dalam bentuk
radio, majalah, koran dan buku dapat dijadikan saluran komunikasi bagi
menyebutkan remaja yang masih dalam proses mencari jati diri, sering kali
menjadi sasaran empuk bagi produsen yang menawarkan produknya. Hal ini
dikarenakan remaja paling cepat dan efektif dalam penyerapan gaya hidup
menghabiskan waktunya selama 2,5 jam per hari di depan pesawat TV. Pada
sebagai model akan lebih mudah memikat mereka. Mereka langsung menjadi
penggemar berat, terlepas apakah minuman itu bergizi atau tidak. Survei di
yang bisa disajikan secara cepat dan aspek lain yang tidak mendukung
bahwa iklan atau media massa tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumsi
individu.
biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal dari luar
rumah seperti fast food. Fast food mengandung zat gizi yang terbatas atau
vitamin C, folat, dan serat. Selain itu, kandungan lemak dan natrium cukup
saji/fast food yaitu karena praktis, rasanya enak, mudah didapat dan tingkat
pengetahuan.
makanan yang bernilai gizi tinggi. Selain itu, pengetahuan gizi dapat
= 0,035) dengan nilai odds rasio sebesar 2,597 yang artinya remaja yang
35,3%.
kalsium.
34
tentu memiliki penilaian tersendiri terhadap jenis makanan tertentu. Ada yang
pribadi bahwa makanan tersebut menimbulkan alergi atau memiliki rasa yang
(Suhardjo, 2006).
menyediakan susu dan biasa minum susu, memiliki anak yang juga
anak didalam rumah, karena ibu yang mempersiapkan makanan, mulai dari
terhadap anaknya.
19. Produksi
yaitu karena petani beralih ke tanaman non pangan atau mengubah lahan
2006).
tersedianya makanan terjadi karena persediaan di gudang habis dan tidak ada
36
konsep cara hidup dalam masyarakat yang berasal dari berbagai maca
oleh beragam hal yang terjadi didalam keluarga atau rumah tangga. Dapat
dikatakan bahwa keluarga atau rumah tangga merupakan faktor utama dalam
pembentukan gaya hidup terkait pola perilaku makan dan juga dalam
orang kelas menengah kebawah atau orang miskin di desa tidak sanggup
membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal, karena
1. Pembentukan Tulang
yaitu sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat
menyimpan kalsium.
kuat, tetapi masih lunak dan lentur yang merupakan cikal bakal tulang tubuh.
Matriks yang merupakan sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yang
terbuat dari kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin. Segera setelah
matriks mulai menjadi kuat dan mengeras melalui proses kalsifikasi, yaitu
terdiri dari kalsium fosfat atau kombinasi kalsium fosfat dan kalsium
merupakan mineral yang utama dalam ikatan ini, keduanya harus berada
dalam jumlah yang cukup didalam cairan yang mengelilingi matriks tulang.
2. Membantu Pertumbuhan
pembentukan tulang dan gigi, juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil
38
bahwa orang yang diet rendah kalsium lebih pendek dibandingkan dengan diet
kalsium yang adekuat. Diet rendah kalsium berarti rendah protein, sedangkan
mempengaruhinya.
penambahan jumlah tulang dan kalsium bersama akan tetap bertambah sampai
usia sekitar 30 tahun. Setelah peak bone mass tercapai, jumlah tulang akan
pembentukan tulang.
3. Pembentukan gigi
tengah gigi) dan email (bagian luar gigi) adalah mineral yang sama dengan
membentuk tulang. Akan tetapi, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar
airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam
dentin adalah kolagen. Berbeda dengan tulang, gigi sedikit sekali mengalami
gigi dan kalsium tubuh berlangsung lambat dan terbatas pada kalsium yang
39
terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran mungkin juga terjadi antara
saliva (ludah) dan email gigi. Kerusakan kalsium pada massa pembentukan
Menurut Almatsier (2004) pada saat terjadi luka, ion kalsium di dalam
tromboplastin Fibrin
Platelet darah
kalsium (gumpalan darah)
Thrombin
darah
Tromboplastin
6. Kontraksi otot
dalam otot yaitu aktin dan miotin, pada saat otot berkontraksi. Bila darah
kalsium kurang dari normal, otot tidak bisa mengendur setelah berkontraksi.
oleh serabut urat saraf. Diperkirakan stimulasi kimia dari ujung saraf ke
ATP yang menghasilkan energi dan terbentuknya ikatan silang antara myosin
dan actin yang disebut actomiosin dan terjadilah kontraksi. Setelah terjadi
dalam sel.
premenstruasi (PMS). Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
41
500 wanita penderita PMS. Secara acak, sebagian dari 500 wanita tersebut
diberi 1.200 mg kalsium per hari. Ternyata pada siklus haid ketiga, gejala
PMS dapat dikurangi 48% pada wanita yang diberikan suplemen kalsium.
diantaranya adalah ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering, serealia,
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe. Sayuran hijau
merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini
yang lain adalah sarden, salmon, dan biji wijen. Khomsan (2003) dalam Lutfiah
(2007) menyatakan bahwa sarden, sayuran hijau tua, kedelai, dan produk
olahannya serta biji bunga matahari merupakan pangan yang banyak mengandung
kalsium. Jus wortel mengandung kalsium sama banyak dengan segelas susu.
utama adalah susu dan keju. Sumber terbaik kalsium adalah susu non fat karena
memilki ketersediaan biologik yang tinggi. Berikut ini disajikan tabel kandungan
42
kalsium berbagai jenis pangan menurut Hardinsyah dan Briawan (1994) dalam
Lutfiah (2007).
Tabel 2.3
2. Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetani atau
meningkat, sehingga terjadi kejang otot misalnya pada kaki. Tetani dapat
terjadi pada ibu hamil yang makannya terlalu sedikit mengandung kalsium
atau terlalu tinggi mengandung fosfor. Tetani kadang terjadi pada bayi baru
lahir yang diberi minuman susu sapi yang tidak diencerkan yang mempunyai
3. Kurangnya kalsium dan paparan sinar matahari pagi dan sore akan
timbul penyakit rachitis. Ciri-ciri utamanya adalah kelainan pada tulang rusuk
akibatnya muncul penyakit lupus, jerawat dan penyakit kulit lainnya. Ketika
tubuh diserang bakteri, virus, dan racun, ion kalsium berperan sebagai sirene
tersebut pada anak akan menimbulkan gejala mudah kaget, resah, sulit tidur,
menangis di malam hari, dan hiperaktif. Gejala pada orang tua yakni mudah
6. Kurangnya kadar kalsium akan mengurangi daya kontraksi otot jantung. Hal
osteoporosis.
2500 mg/hari. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan
ginjal. Disamping itu dapat menyebabkan konstipasi atau susah buang air besar.
kuesioner frekuensi makanan adalah salah satu metode survey konsumsi makanan
informasi tentang kebiasaan makan (food habits) FFQ dapat dilihat dalam satu
hari atau minggu, bulan, tahun. Kuesioner terdiri dari daftar bahan makanan.
Menurut Supariasa (2002) ada beberapa jenis FFQ yaitu sebagai berikut:
dilengkapi dengan ukuran khas setiap porsi dan jenis makanan. Oleh karena itu
FFQ tidak jarang ditulis sebagai riwayat pangan semi kuantitatif (semiquantitative
ukuran porsi ini dapat memberikan informasi tentang jumlah asupan makanan
menggunakan ukuran porsi pada FFQ semi kuantitatif antara peneliti dan
responden.
Menurut Supariasa (2002) kelebihan FFQ adalah dapat diisi sendiri oleh
responden, relatif murah untuk populasi besar, dapat digunakan untuk melihat
hubungan diet dengan penyakit dan data usual intake lebih representatif
kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih oleh
konsumsi kalsium remaja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
interal meliputi pengetahuan gizi remaja, umur, jenis kelamin, status kesehatan,
46
serta pemilihan dan arti makanan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari jumlah
keluarga, pola makan keluarga, pengetahuan gizi orang tua, pendidikan orang tua,
bagan berikut:
Bagan 2.4
Remaja
Teman Sebaya
Status Kesehatan
Makanan Jajanan
Pengaruh Informasi/Media
Kesukaan terhadap
Makanan Ketersedian Makanan
Tingkat Konsumsi
Kalsium Remaja
Sumber: Modifikasi Teori Apriadji (1986), Mc. Williams (1993) dan Wortingthon
(2000).
47
Ada beberapa variabel yang tidak diikutsertakan atau tidak diteliti yaitu
umur, jenis kelamin, status kesehatan, jumlah keluarga, pola makan keluarga,
pengetahuan gizi orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua.
Variabel jenis kelamin dan umur tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena
bersifat homogen. Seluruh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
Sedangkan untuk variabel umur, seluruh sampel yang diambil pada penelitian ini
umurnya berkisar antara 13-15 tahun dan masuk kedalam kategori remaja.
sisiwi.
penelitian ini karena penelitian ini dilakukan terhadap siswi sehingga jika
kuesioner pengetahuan orang tua dibawa ke rumah untuk diisi oleh orang tuanya,
pendapatan orang tua tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena akan
menimbulkan bias yang tinggi jika ditanyakan kepada siswi. Variabel pendidikan
orang tua tidak diikutsertakan dengan pertimbangan variabel ini tidak terlalu
(2000) dan Mc.Williams (1993) ada beberapa kerangka konsep yang dapat
digunakan dalam penelitian ini. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
48
49
Keterpaparan
informasi/media massa
mengenai kalsium
Pengaruh Teman
Konsumsi Kalsium Siswi
Kesukaan terhadap
makanan sumber kalsium
Kebiasaan Jajan
Ketersediaan makanan
sumber kalsium
3.2 Definisi Operasional
No Nama Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Tingkat Jumlah asupan kalsium yang Wawancara FFQ semi 1. Kurang: < 100% AKG Ordinal
Konsumsi dikonsumsi siswi dalam kuantitatif 2. Cukup: 100% AKG
Kalsium siswi sehari. (WKNPG VIII, 2004)
2. Kebiasaan jajan Frekuensi makanan atau Wawancara Kuesioner 1. Jarang: Skor < mean (<25) Ordinal
minuman jajanan yang dibeli 2. Sering: Skor mean (25)
dan dimakan oleh siswi di
sekolah maupun di luar
sekolah.
3. Pengetahuan Kemampuan siswi dalam Wawancara Kuesioner 1. Kurang : < median (<8) Ordinal
Gizi siswi menjawab pertanyaan tentang 2. Baik : median (8).
gizi dan kalsium.
4. Keterpaparan Pernyataan siswi mengenai Wawancara Kuesioner 1. Jarang: jika < 3 Ordinal
media/informasi sering atau jarang kali/minggu
mengenai mendapatkan informasi 2. Sering: jika 3
kalsium mengenai kalsium baik kali/minggu
melalui media komunikasi
massa (TV, koran,
radio,poster) maupun media
komunikasi personal
(guru,orang tua,petugas
kesehatan, tokoh masyarakat)
dalam satu minggu.
No Nama Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
48
49
5. Pengaruh teman Pengakuan siswi mengenai Wawancara Kuesioner 1. Tidak ada pengaruh : Jika Ordinal
ada atau tidaknya pengaruh skor < median (<9)
teman siswi terhadap 2. Ada pengaruh: Jika Skor
pemilihan makanan jajanan median (9)
sumber kalsium, baik di
lingkungan sekolah maupun
di rumah dalam satu bulan
terakhir.
6. Kesukaan Penilaian siswi terhadap Wawancara Kuesioner 1. Tidak suka: Jika skor < mean Nominal
terhadap kesukaan dalam (<70)
makanan mengkonsumsi pangan 2. Suka: Jika skor mean
sumber kalsium sumber kalsium. (70)
7. Ketersediaan Frekuensi tersedianya bahan Wawancara Kuesioner 1. Jarang: Jika skor < mean Ordinal
Pangan sumber makanan sumber kalsium di (<41)
kalsium rumah untuk konsumsi 2. Sering: Jika skor mean
anggota keluarga siswi. (41)
3.3 Hipotesis
1. Adanya hubungan antara kebiasaan jajan dengan konsumsi kalsium siswi SMPN
2. Adanya hubungan antara pengetahuan gizi siswi dengan konsumsi kalsium siswi
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
diamati dalam waktu yang bersamaan. Variabel dependen yang diteliti adalah
Tahun 2010.
2010.
53
54
dilakukan (Sabri, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi
yaitu:
2
Z 2 P1 P Z 1 P 1 1 P1 P2 1 P2
1 / 2
n
P1 P2 2
Keterangan:
n = Besar sampel
2007).
2007).
bahwa besar sampel minimal yang harus diambil sebanyak 122 orang.
1. Kuesioner
menggunakan bantuan food model dan alat saji rumah tangga untuk
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer. Data
oleh peneliti dengan dibantu oleh beberapa orang mahasiswa non gizi untuk
kuesioner bagian F.
pertanyaan bagian E.
kuesioner terlebih dahulu. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap siswi dari SMP
lain yang bukan sampel. Uji coba ini dilakukan untuk mendapat kejelasan dari
setiap pertanyaan.
kalsium per 100 gram dan dibandingkan dengan tingkat kecukupan kalsium yang
kali dalam seminggu dan satu kali minum susu diperlukan 42 g susu bubuk.
Perhitungan susu bubuk yang dikonsumsi per hari adalah sebagai berikut:
per hari. Selanjutnya diketahui bahwa kandungan kalsium dalam susu bubuk
sebesar 1300 mg/100 g. Sehingga dapat diketahui kalsium yang siswi peroleh
primer dari variabel dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut:
1. Menyunting data (data editing), yaitu kuesioner yang telah diisi dilihat
kelengkapan jawabannya.
2. Mengkode data (data coding), yaitu membuat klasifikasi data dan memberi
kode pada jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner sebelum dilakukan
kalsium kurang dari 100% AKG, dan diberi kode 2 untuk siswi yang
b. Variabel kebiasaan jajan, diberikan kode 1 jika siswi jajan 1 kali per
minggu, kode 2 jika siswi jajan 2 kali per minggu, kode 3 jika siswi
jajan 3 kali per minggu, kode 4 jika siswi jajan 4 kali per minggu,
kode 5 jika siswi jajan 5 kali per minggu, kode 6 jika siswi jajan 6 kali
59
per minggu, kode 7 jika siswi jajan 7 kali per minggu dan kode 8 jika
siswi jajan > 7 kali per minggu. Nilai total kebiasaan jajan responden
terpapar informasi < 3 kali dalam satu minggu terakhir dan kode 2 jika
D1, D2, D4 dan D5, serta memilih jawaban a pada pertanyaan D3.
tidak suka, kode 2 jika pernyataan siswi tidak suka, kode 3 jika
pernyataan siwi netral, kode 4 jika pernyataan siswi suka dan kode
makanan sumber kalsium 1-3 kali per bulan, kode 2 jika tersedia
60
makanan sumber kalsium 1-3 kali per minggu, kode 3 jika tersedia
makanan sumber kalsium 4-6 kali per minggu, kode 4 jika tersedia
3. Membuat struktur data (data structure) dan file data (data file), yaitu
tamplate yang telah dibuat. Daftar pertanyaan yang telah diberi kode
5. Membersihkan data (data cleaning), yaitu data yang telah di entry dicek
kembali untuk memastikan bahwa data tersebut bersih dari kesalahan, baik
Analisa data dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan analisis
bivariat.
(O - E)2
X2 =
E
DF = (k-1)(b-1)
Keterangan:
X2 = Chi square
O = Nilai observasi
E = Nilai Ekspektasi
k = Jumlah kolom
b = Jumlah baris
Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam
HASIL
14 km dari pusat kota Cianjur ke arah timur. Jumlah seluruh siswa di SMPN 1
Mande tahun 2010 adalah 982 orang. Jumlah siswa laki-laki sebesar 477 orang
dan siswa perempuan sebesar 505 orang. Dibawah ini dapat dilihat distribusi
frekuensi siswa SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010 berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 477 48,57
Perempuan 505 51,43
Total 982 100,00
Sumber: Data SMPN 1 Mande Tahun 2010
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah siswi kelas VII
sampai dengan kelas IX. Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 6 hari
(Senin sampai Sabtu) yang dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul
14.00.
63
64
Tahun 2010
(AKG) untuk orang Indonesia tahun 2004. Rata-rata asupan kalsium siswi
masih kurang dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan, yaitu hanya
769,61 mg/hari (76,96% AKG), dengan standar deviasi 297,31 mg. Selain
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kecukupan Konsumsi Kalsium Pada Siswi
SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Kecukupan Konsumsi Kalsium Jumlah Persentase
berdasarkan 80% AKG
Kurang (<100% AKG) 94 77
Cukup (100% AKG) 28 23
Total 122 100
Sumber : Data Primer
65
siswi mengkonsumsi susu kental manis lebih dari satu kali sehari.
Sedangkan yang dikonsumsi oleh 59,8% siswi setiap hari adalah tahu dan
Tahun 2010
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Jajan Pada Siswi SMPN 1 Mande
Cianjur Tahun 2010
Kebiasaan Jajan Jumlah Persentase
Jarang 53 43,4
Sering 69 56,6
Total 122 100
Sumber : Data Primer
66
sumber tinggi kalsium yang setiap hari dibeli oleh 17,8% siswi adalah
dari tepung kanji. Kandungan gizi yang terdapat pada tepung kanji adalah
yang dibeli oleh 10,1% siswi adalah es teh. Di dalam es teh diketahui
Selain itu diketahui pula jajanan sumber kalsium yang setiap hari
yang jarang dibeli oleh 45% siswi adalah ice cream. Padahal ice cream
Tahun 2010
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Pada Siswi SMPN 1 Mande
Cianjur Tahun 2010
Pengetahuan Gizi Jumlah Persentase
Kurang 48 39,3
Baik 74 60,7
Total 122 100,0
Sumber: Data Primer
siswi yang pengetahuan gizinya baik lebih banyak daripada proporsi siswi
kalsium.
68
SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Keterpaparan Informasi Kalsium Pada Siswi
SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Keterpaparan Jumlah Persentase
Informasi Kalsium
Jarang 19 15,6
Sering 103 84,4
Total 122 100,0
Sumber: Data Primer
kalsium lebih besar dari pada responden yang jarang terpapar informasi
kalsium.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Kalsium Pada Siswi SMPN 1
Mande Cianjur Tahun 2010
Sumber Informasi Jumlah Persentase
Televisi 113 92,6
Radio 9 7,4
Total 122 100
Sumber : Data primer
Tahun 2010
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Pengaruh Teman Pada Siswi SMPN 1 Mande
Cianjur Tahun 2010
Pengaruh Teman Jumlah Persentase
Tidak ada pengaruh 46 37,7
Ada pengaruh 76 62,3
Total 122 100,0
Sumber: Data Primer
pengaruh dari teman lebih besar daripada proporsi siswi yang tidak
dan hanya 10 orang saja (8,2%) teman siswi yang mengusulkan membeli
terhadap makanan.
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Kesukaan terhadap Pangan Sumber Kalsium
Pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Kesukaan terhadap Pangan Jumlah Persentase
Sumber Kalsium
Tidak Suka 59 48,4
Suka 63 51,6
Total 122 100,0
Sumber: Data Primer
71
susu kental manis, 91% siswi menyukai kacang merah, 89,3% siswi
tinggi kalsium yang disukai siswi dan proporsinya paling kecil adalah keju.
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Ketersediaan Pangan Sumber Kalsium
Pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Ketersediaan Pangan Jumlah Persentase
Sumber Kalsium
Jarang 63 51,6
Sering 59 48,4
Total 122 100,0
Sumber: Data Primer
72
sering tersedia di rumah lebih banyak daripada siswi yang pangan sumber
berbeda jauh.
kalsium dari golongan susu dan olahannya yang setiap hari tersedia pada
31,8% siswi adalah susu kental manis. Pangan sumber kalsium tinggi dari
golongan ikan dan telur yang tersedia setiap hari pada 42,6% siswi adalah
kacangan yang tersedia setiap hari pada 60,5% siswi adalah tahu. Selain itu
terdapat pula 89% siswi yang dirumahnya tidak tersedia rebon segar,
padahal rebon segar merupakan salah satu pangan sumber kalsium tinggi
Tabel 5.10
Gambaran Kebiasaan Jajan dengan Konsumsi Kalsium Pada Siswi
SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Konsumsi Kalsium
Total
Kebiasaan Kurang Cukup P-value
Jajan N % N % N %
Jarang 42 79,2 11 20,8 53 100
Sering 52 75,4 17 24,6 59 100 0,773
Total 94 77,0 28 23,0 122 100
Sumber: Data Primer
hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,773. Hal ini menunjukkan
nilai Pvalue > dari 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara
Tabel 5.11
Gambaran Pengetahuan Gizi dengan Konsumsi Kalsium Pada Siswi
SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Konsumsi Kalsium
Total P-
Pengetahuan Kurang Cukup
value
Gizi N % N % N %
Kurang 34 70,8 14 29,2 48 100
Baik 60 81,1 14 18,9 74 100 0,274
Total 94 77,0 28 23,0 122 100
Sumber: Data Primer
sebesar 0,274. Hal ini menunjukkan nilai Pvalue > dari 0,05, artinya tidak
kalsium siswi.
75
dengan konsumsi kalsium siswi disajikan pada tabel 5.12 di bawah ini:
Tabel 5.12
Gambaran Keterpaparan Informasi Kalsium dengan Konsumsi
Kalsium Pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Keterpaparan Konsumsi Kalsium
Total
Informasi Kurang Cukup P-value
Kalsium N % N % N %
Jarang 19 95,0 1 5,0 20 100
Sering 75 73,5 27 26,5 102 100 0,042
Total 94 77,0 28 23,0 122 100
Sumber: Data Primer
kalsiumnya kurang. Hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,042.
Hal ini menunjukkan nilai Pvalue < dari 0.05, artinya ada hubungan yang
76
Tabel 5.13
Gambaran Pengaruh Teman dengan Konsumsi Kalsium Pada Siswi
SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Konsumsi Kalsium
Total
Pengaruh Kurang Cukup P-value
Teman N % N % N %
Ada
63 82,9 13 17,1 76 100
pengaruh
Tidak ada 0,080
31 67,4 15 32,6 46 100
Pengaruh
Total 94 77,0 28 23,0 122 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,080. Hal ini
menunjukkan nilai Pvalue > dari 0,05, artinya tidak ada hubungan yang
2010
dengan konsumsi kalsium siswi disajikan pada tabel 5.14 di bawah ini:
Tabel 5.14
Gambaran Kesukaan terhadap Makanan Sumber Kalsium dengan
Konsumsi Kalsium Pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Konsumsi Kalsium
Total
Kesukaan Kurang Cukup P-value
N % N % N %
Tidak Suka 47 79,7 12 20,3 59 100
Suka 47 74,6 16 25,4 63 100 0,654
Total 94 77,0 28 23,0 122 100
Sumber: Data Primer
uji statistik diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,654. Hal ini menunjukkan nilai
Pvalue > dari 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara
siswi.
78
dengan konsumsi kalsium siswi disajikan pada tabel 5.15 di bawah ini:
Tabel 5.15
Gambaran Ketersediaan Pangan Sumber Kalsium dengan
Konsumsi Kalsium Pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Konsumsi Kalsium
Ketersediaan Total
Kurang Cukup P-value
Pangan
N % N % N %
Jarang 57 90,5 6 9,5 63 100
Sering 37 62,7 22 37,3 59 100 0,001
Total 94 77,0 28 23,0 122 100
Sumber: Data Primer
hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan
nilai Pvalue < dari 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara
PEMBAHASAN
1. Penelitian ini hanya sebatas mengetahui ada atau tidak adanya hubungan,
lalu, sehingga siswi bisa saja lupa dengan makanan yang dikonsumsinya dan
2. Probbing, untuk membantu siswi mengingat apa saja makanan yang dimakan.
79
80
6.2 Gambaran Konsumsi Kalsium Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
pada masa itu terjadi puncak pertumbuhan massa tulang yang menyebabkan
kebutuhan gizi lebih tinggi daripada fase kehidupan lainnya (Almatsier, 2004).
percepatan pertumbuhan lebih dahulu daripada anak laki-laki, karena tubuh anak
terletak dalam hal keefektifan penyerapan kalsium dan kehilangan kalsium dalam
tubuh. Oleh karena itu konsumsi pangan menjadi faktor yang sangat penting
tulang yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki (Smolin et al, 2000
Gizi VIII (WKNPG) tahun 2004, bahwa Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk
kebutuhan kalsium bagi remaja usia 13 sampai 19 tahun adalah sebesar 1.000
mg/hari. Tingkat kebutuhan kalsium yang lebih tinggi dari fase lainnya ini
dibutuhkan untuk mencapai massa tulang yang optimal (optimal peak bone
kategori yaitu cukup, apabila konsumsi kalsium siswi 100% AKG dan kurang,
berdasar penelitian tersebut diketahui bahwa proporsi siswi yang kurang dalam
kuat, dan mudah rapuh (Almatsier, 2004). Selain itu kurangnya konsumsi
82
kalsium pada saat remaja dapat meningkatkan resiko osteoporosis, terutama pada
perempuan karena perempuan memiliki puncak massa tulang yang lebih rendah
daripada laki-laki.
Hasil penelitian ini asupan kalsium pada siswi SMPN 1 Mande Cianjur
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Syafiq dan Fikawati (2004)
pada remaja di Kota Bogor, yang rata-rata asupan kalsium pada perempuan
hanya sebesar 501,7 mg/ hari. Pun demikian dibandingkan dengan Mulyani
(2009), di SMPN 201 Jakarta Barat rata-rata asupan kalsium pada remaja hanya
menyebutkan bahwa remaja putri yang berusia 12-19 tahun hanya mengkonsumsi
Pada kondisi tersebut di atas, jika kekurangan kalsium terjadi dalam waktu
yang cukup lama dan terjadi pada seseorang yang sedang dalam masa
Witjaksono (2003) dan Hardinsyah (2004) memaparkan resiko yang akan terjadi
b. Tetani atau kejang, karena kepekaan serabut saraf dan pusat saraf terhadap
rangsangan meningkat.
penyakit kulit lainnya, karena dalam hal ini kalsium berperan sebagai sirene
83
atau tanda bahaya dalam sistem imunitas ketika tubuh diserang oleh virus,
payudara, lemah, lesu, lebih emosional, jerawat, pusing, mual, sulit tidur dan
stress.
paling banyak dikonsumsi oleh 32% siswi setiap harinya dengan frekuensi lebih
dari satu kali adalah susu kental manis (32% siswi). Pada faktanya susu kental
manis lebih mudah didapat dan harganya terjangkau, sehingga lebih disukai oleh
siswi. Selain itu dapat diasumsikan bahwa rasa susu kental manis lebih enak dan
lebih manis dari pada susu lainnya. Sehingga susu kental manis lebih banyak
Akan tetapi pada penelitian ini masih banyak ditemukan siswi yang
konsumsi kalsiumnya kurang dari AKG. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kandungan kalsium yang terdapat dalam susu kental manis lebih rendah daripada
kandungan kalsium yang terdapat dalam susu bubuk atau susu lainnya.
Sebagaimana diketahui bahwa kandungan kalsium susu kental manis sebesar 275
mg/ 100 g, sedangkan kandungan kalsium yang terdapat dalam susu bubuk
kebutuhan kalsium harian, sebaiknya siswi menambah jumlah susu kental manis
yang dikonsumsi atau bisa juga ditambahkan dengan makanan sumber kalsium
tinggi lainnya.
siswi setiap hari adalah tahu (59,8% siswi) dan tempe (54,9% siswi). Dan
makanan tinggi kalsium yang jarang dikonsumsi oleh siswi adalah rebon segar
(86,7% siswi).
Tahu dan tempe merupakan pangan sumber tinggi kalsium yang murah dan
mudah dijangkau. Selain itu jika dilihat dari ketersediaannya di rumah, tempe
dan tahu hampir setiap hari tersedia di rumah siswi. Kandungan kalsium dari tahu
dan tempe adalah 124 mg/100 g dan 129 mg/100 g (Hardinsyah dan Briawan,
1994).
dan tahu adalah setiap hari, akan tetapi sebagian besar siswi masih kurang asupan
dikonsumsi. Diketahui bahwa berat dari satu potong tahu dan tempe ukuran
sedang yang banyak dijual di pasar adalah kurang lebih 25 g. Sehingga untuk
memenuhi kebutuhan kalsium siswi dalam sehari, mengkonsumsi tempe dan tahu
lainnya.
tinggi malah tidak dikonsumsi oleh 86 % siswi. Padahal dalam Hardinsyah dan
Briawan (1994) diketahui kandungan kalsium dalam 100 g rebon segar adalah
757 mg. Rendahnya konsumsi rebon segar pada siswi dapat disebabkan oleh
ketersediaan rebon segar di wilayah penelitian yang masih sangat jarang dan
harganya pun masih sangat mahal. Sehingga makanan tersebut tidak menjadi
dan ketersediaan makanan di rumah tangga. Hasil analisis data pada penelitian
dengan konsumsi kalsium siswi SMPN 1 Mande Kabupaten Cianjur Tahun 2010.
Hubungan antara faktor dependen dan faktor independen tersebut akan dijelaskan
6.3 Kebiasaan Jajan Siswi dengan Konsumsi Kalsium pada Siswi SMPN 1
tetapi kurang dalam asupan vitamin dan mineral. Remaja yang kurang
memenuhi 25-33% energi per hari. Tapi sayang remaja umumnya memilih
makanan yang tinggi gula, sodium, lemak serta rendah vitamin dan mineral.
menunjukkan bahwa sebagain besar siswi memiliki kebiasaan sering jajan, dan
jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh siswi adalah cilok, cireng, gorengan
tempe, gorengan tahu dan yogurt. Diketahui, cilok dan cireng terbuat dari tepung
atas merupakan makanan sumber kalsium yang memiliki kandungan kalsium 124
Selain cilok dan gorengan, siswi juga sering membeli es teh. Diketahui
kalsium dengan terpaksa (Khomsan, 2010). Selain itu dalam es teh juga
kadar fospor (P) dalam darah sehingga rasionya tidak sebanding dengan kalsium
(Ca). Rasio Ca:P sebesar 2:1 dapat dimanfaatkan secara optimal di dalam tubuh
(Khomsan, 2010).
bermakna antara kebiasaan jajan dengan konsumsi kalsium pada siswi SMPN 1
Mande Cianjur. Pada penelitian ini juga terlihat bahwa siswi yang sering jajan
makanan sumber kalsium. Dengan kata lain, hasil penelitian ini menunjukkan
sumber kalsium. Seperti diketahui dari hasil penelitian ini, jenis jajanan yang
hampir setiap hari dibeli siswi adalah yogurt, gorengan tempe dan gorengan tahu.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1996) bahwa dalam 100 gram yogurt
88
tujuh gelas yogurt dalam sehari dapat memenuhi kebutuhan kalsium dalam
sehari. Hardinsyah dan Briawan (1994) menyebutkan bahwa tahu dan tempe
perubahan sikap dan perilaku gizi (Khomsan et al, 2007). Dengan dibekali
kalsium. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Miller et al. (2001) bahwa remaja
mengetahuinya.
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
terhadap sikap dan perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar,
pengalaman dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu (Winkel, 1984 dalam
89
manfaat kalsium bagi tulang dan masa remaja merupakan masa yang penting
memiliki pengetahuan gizi yang baik yaitu sebesar 60,7%. Akan tetapi banyak
siswi yang asupan kalsiumnya masih kurang dari Angka Kecukupan Gizi. Hal
itu dari beberapa pertanyaan mengenai pengatahuan gizi dan kalsium yang
diajukan kepada siswi, terdapat beberapa pertanyaan penting yang dijawab salah
mineral, bahan makanan yang paling banyak mengandung kaslium, zat yang
makanan dan minuman penghambat kalsium, dan akibat dari kelebihan kalsium.
ini sejalan dengan penelitian Puspasari (2004), Sulistyorini (2004) dan Anastasia
(2008) yang memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan asupan kalsium yang
hanya pada tingkatan pengetahuan yang paling rendah yaitu siswi hanya tahu saja
seseorang memiliki lima tingkatan dan tingkatan terendah adalah tahu (know)
yang diartikan sekedar dapat menyebutkan, tetapi belum sampai pada tingkatan
yang lebih tinggi yaitu memahami dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui
kalsium. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor kebiasaan makan di rumah
yang terkait dengan kebiasaan ibu dalam menyediakan makanan sumber kalsium
di rumah. Sebagaimana hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari 39 siswi yang
gizi baik akan tetapi jika kebiasaan makan dan ketersediaan pangan sumber
siswi tidak mencukupi atau kurang. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sanjur
pendidikan dan pengetahuan, akan tetapi dapat disebabkan pula oleh kebiasaan
dalam waktu yang lama. Namun setelah kesadaran itu muncul dalam diri
informasi mengenai kalsium lebih banyak daripada siswi yang jarang terpapar
diketahui bahwa 73,5% siswi yang sering terpapar informasi kalsium mempunyai
sumber kalsium diperoleh bahwa dari 56 siswi yang sering terpapar informasi
mengenai kalsium yang sering ditayangkan di televisi adalah melalui iklan susu
iklan di televisi kurang lengkap, bahkan yang menjadi model dalam iklan
tersebut adalah manula. Sehingga masyarakat menilai bahwa usia lanjutlah yang
Sebanyak 61,5% siswi menjawab bahwa usia lanjutlah yang paling banyak
pada periode remaja lebih tinggi daripada kebutuhan kalsium periode lain.
informasi sebanyak tiga kali, karena suatu informasi yang sama, senada dan
tentang gizi yang lebih detail khususnya mengenai kalsium ke dalam mata
frekuensi yang sering. Hal tersebut bermanfaat untuk menambah informasi dan
melalui majalah dan poster dalam rangka peningkatan informasi dan pengetahuan
6.6 Pengaruh Teman dengan Konsumsi Kalsium Pada Siswi SMPN 1 Mande
umur, teman akan memberikan pengaruh lebih besar terhadap pilihan makan
remaja dibandingkan dengan pengaruh orang tua (Miller et al, 2001). Remaja
akan sering menghabiskan waktu bersama teman-teman dan makan akan menjadi
suatu bentuk sosialisasi dan rekreasi. Remaja juga sangat ingin diterima oleh
dari teman jumlahnya lebih banyak daripada siswi yang tidak mendapatkan
pengaruh teman. Pada penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa siswi yang
mendapatkan pengaruh dari teman. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miller
et al (2001) bahwa perilaku makan pada remaja masih sangat labil, sehingga
Selain itu, Miller juga berpendapat bahwa remaja lebih memilih makanan
populer yang rendah kalsium daripada makanan yang kaya akan kalsium.
antara pengaruh teman dengan konsumsi kalsium siswi. Dalam hal ini teman
akan tetapi teman tidak berpengaruh terhadap pemilihan makanan atau minuman
yang siswi konsumsi. Hal tersebut mungkin dapat disebabkan karena siswi
pendapat Miller et al. (2001) bahwa remaja yang mengetahui bahwa kalsium
makanan, suka atau tidak suka akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan.
Pangan yang dikenal dan dipelajari untuk disenangi pada massa kanak-kanak
(Sanjur, 1982).
sumber kalsium lebih banyak dibandingkan dengan siswi yang tidak suka
99,2% siswi menyukai sarden sebagai makanan sumber tinggi kalsium, 93,4%
siswi menyukai susu kental manis, 91% siswi menyukai kacang merah, 89,3%
siswi menyukai tempe dan 84,4% siswi menyukai es krim. Sedangkan makanan
tinggi kalsium yang disukai siswi dan proporsinya paling kecil adalah keju. Keju
Dari hasil tersebut terlihat bahwa proporsi paling besar dari makanan
sumber kalsium yang disukai siswi adalah sarden. Akan tetapi jika dilihat dari
siswi suka terhadap makanan sumber kalsium tetapi jika makanan tersebut jarang
96
siswi.
karena orang tua siswi dalam hal ini ibu sebagai penyedia makanan tidak terbiasa
menyediakan makanan olahan. Pada faktanya sebagian besar ibu siswi adalah ibu
rumah tangga, sehingga ibu memiliki waktu yang lebih untuk menyiapkan
makanan olahan.
Jika dilihat dari jenis makanan yang tidak disukai oleh siswi, sebesar
93% siswi tidak suka keju. Padahal keju merupakan salah satu sumber tinggi
kalsium dari olahan susu yang memiliki kandungan kalsium sebesar 777 mg/ 100
Berdasarkan penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa siswi yang tidak
kalsium di rumah. Meskipun banyak siswi yang suka terhadap makanan sumber
kalsium akan tetapi jika dirumahnya tidak tersedia makanan sumber kalsium,
Sebagaimana hasil studi pada remaja di Hawaii bahwa tersedianya makanan kaya
et al, 2001).
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan orang tua dan pendapatan orang tua
orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sikap tentang makanan,
pemilihan makanan dan pola makan. Orang tua dalam hal ini ibu sangat berperan
makanan yang mereka makan, masak, dan beli, peraturan terkait makanan,
hubungan orang tua dengan anak, budaya dalam keluarga dan nilai keagamaan
ketersediaan makanan dapat dipengaruhi oleh level status ekonomi keluarga dan
pendidikan ibu. Bagi keluarga yang tidak bekerja atau berpenghasilan rendah,
98
makanan di rumah bisa berpengaruh terhadap buruknya diet remaja yang berasal
menunjukkan proporsi lebih besar dari pada siswi yang ketersediaan pangannya
sering. Artinya di sebagian besar rumah siswi jarang tersedia makanan sumber
kalsium. Dalam penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa semakin jarang
tersedia bahan makanan sumber kalsium di rumah, maka siswi cenderung untuk
dengan konsumsi kalsium siswi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
studi ditemukan bahwa ibu yang menyediakan susu dan biasa minum susu,
99
memiliki anak yang juga cenderung gemar mengkonsumsi susu. Hasil penelitian
ini juga sejalan dengan studi pada remaja di Hawaii yang menemukan bahwa
diperoleh bahwa dari 23 siswi yang suka terhadap makanan sumber kalsium dan
jarang tersedia makanan sumber kalsium di rumahnya, maka semua siswi kurang
demikian jelas bahwa peran orang tua dalam menyediakan makanan sumber
keluarganya.
sering tersedia makanan sumber kalsium, terdapat 14 orang yang kurang dalam
gizi yang baik maka cenderung untuk memilih makanan yang bernilai gizi tinggi.
orang yang kurang dalam mengkonsumsi sumber kalsium. Dalam hal ini jelas
makanan sumber kalsium, maka akan cenderung tidak memilih makanan tersebut
7.1 Simpulan
rata asupan konsumsi kalsium siswi masih kurang dari Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang dianjurkan yaitu sebesar 76,96% AKG. Makanan sumber
kalsium yang setiap hari dikonsumsi adalah susu kental manis, tahu, dan
tempe dengan proporsi yang cukup besar. Makanan lain yang setiap hari
dikonsumsi siswi akan tetapi dengan proporsi yang tidak terlalu banyak
adalah susu bubuk, yogurt dan telur ayam. Sedangkan makanan sumber
kalsium yang tidak pernah dikonsumsi oleh sebagian besar siswi adalah
rebon segar.
jajannya jarang.
3. Proporsi siswi SMPN 1 Mande Cianjur yang memiliki pengetahuan gizi baik
kurang.
101
102
5. Siswi SMPN 1 Mande Cianjur yang tidak mendapatkan pengaruh dari teman
6. Siswi SMPN 1 Mande Cianjur yang suka terhadap makanan sumber kalsium
jumlahnya lebih banyak daripada siswi yang tidak suka terhadap makanan
sumber kalsium. Dalam hal ini makanan yang paling banyak disukai oleh
siswi adalah sarden, susu kental manis, kacang merah, tempe dan es krim.
Sedangkan yang tidak disukai oleh sebagian besar siswi adalah keju.
hari tersedia adalah tahu dan yang paling banyak tidak tersedia adalah rebon
segar.
8. Tidak ada hubungan antara kebiasaan jajan dengan konsumsi kalsium siswi
9. Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi siswi dengan konsumsi kalsium
siswi SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010. Siswi yang konsumsi kalsiumnya
kurang jumlahnya lebih banyak pada siswi yang pengetahuan gizinya baik.
103
dengan konsumsi kalsium siswi SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010. Siswi
yang konsumsi kalsiumnya kurang jumlahnya lebih banyak pada siswi yang
11. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengaruh teman dengan
temannya.
konsumsi kalsium siswi SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010. Siswi yang
konsumsi kalsiumnya kurang jumlahnya lebih banyak pada siswi yang tidak
7.2 Saran
dalam penyampaiannya dapat dibantu oleh teman sebaya siswi. Akan tetapi
104
yang berisi materi tentang gizi, khususnya tentang kalsium, manfaat kalsium
bagi remaja, akibat-akibat yang dapat timbul jika kekurangan atau kelebihan
kalsium, makanan dan minuman yang tinggi kalsium, dan jajanan sehat yang
mengandung kalsium.
biologi dan penjaskes dengan frekuensi yang sering. Materi yang disampaikan
berupa materi tentang gizi secara umum dan khususnya tentang kalsium
seperti manfaat kalsium bagi masa pertumbuhan atau masa remaja, kebutuhan
kalsium untuk remaja, akibat yang dapat terjadi jika kekurangan atau
kelebihan kalsium, makanan dan minuman tinggi kalsium serta hal lain yang
tentang gizi khususnya kalsium pada saat pelajaran biologi atau penjaskes,
dapat menambah informasi dan pengetahuan siswi mengenai gizi, dan siswi
meningkat.
105
dapat disampaikan dalam bentuk penyuluhan atau dalam bentuk leaflet atau
kandungan kalsiumnya seperti ikan teri, rebon kering, tahu, tempe, wortel
menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi atau kantin
pedagang kaki lima terbatas dan diharapkan siswa tidak jajan di luar sekolah.
dan wilayah yang lebih besar misalnya satu kecamatan atau kabupaten
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Anastasia, Devi Lusiana. 2008. Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Kalsium
pada Remaja di Tiga Sekolah Menengah Pertama di Depok Tahun 2008. Skripsi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Indonesia.
Apriadji, WH. 1986. Gizi Keluarga. Seri Kesejahteraan Keluarga-xiii/93/86. Penerbit :
PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Aprianda, Ratri. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan kalsium harian
siswi kelas IV dan V SDN Grogol Selatan 05 dan 07 Pagi Kebayoran Lama
Jakarta tahun 2007. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Ariawan, Iwan. 1998. Besar Dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Depok:
Jurusan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Bahria. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi, Kesukaan dan Faktor Lain dengan
Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di 4 SMA di Jakarta Barat Tahun 2009.
Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Berg, Alan. 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Rajawali.
Brown, Judith E. 2005. Nutrition Through the Life Cycle. California: Thomson
Wadsworth.
Chaplin, JP. 2004. Kamus lengkap Psikologi cetakan ke-9. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2010. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press.
Departemen Gizi Masyarakat. 2009. Ilmu Gizi Dasar. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor.
Gabriel, Angelica. 2008. Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Serta Hidup Bersih
dan Sehat Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Balita di Desa
Cikarawang Bogor. Skripsi. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB.
107
108
Gibney, Michael J et.al, alih bahasa dr.Andry Hartono. 2009. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guthrie, Helen Andrews and Picciano. 1995. Human Nutrition. St. Louis, Missouri:
Mosby-Year Book. Inc.
Handayani, Miratna. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Distorsi Citra Tubuh
Siswa SMAN 1 Pamulang Tahun 2009. Skripsi: Jakarta: Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ikhsan, Muhammad. 2004. Faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan kalsium
pada remaja di SMUN 28 Jakarta Tahun 2004. Skripsi. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Kalkwarf HJ, Khoury JC, Lanphear BP. 2003. Milk Intake During Childhood and
Adolescence, Adult Bone Density and Osteoporotic Fractures in US Women.
American Journal of Clinical Nutrition, http://www.ajcn.org/cgi/reprint/77/1/257,
diakses tanggal 14 Mei 2010, pkl 15.29 WIB.
Kartono D, dan Soekatri M. 2004. AKG Mineral Makro dan Mikro. Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta : LIPI.
Khomsan, Ali. 1998. Vitamin Mineral Pelindung di Saat Stress.
http://www.indomedia.com/intisari/1998/april/obat. [05 Juli 2010].
________________. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Rajawali sport.
________________. 2007. Studi Peningkatan Pengetahuan Gizi Ibu dan Kader
Posyandu serta Perbaikan Gizi Keluarga. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat
IPB.
Lutfiah, Vivi. 2007. Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Kalsium Dengan Keluhan
Menstruasi Pada Remaja. Skripsi. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan
Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian IPB.
Mc Williams, Margaret. 1993. Nutrition For The Growing Years. Edisi ke 5. California:
Pylon Press.
Melliana, Anastasia. 2006. Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan.
Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.
Miller, et al. 2001. The Importance of Meeting Calcium Needs With Foods. Journal of
the American College of Nutritions, vol 20, pp. 168S-185S. www.jacn.org.
Mulyani, Endang. 2009. Konsumsi Kalsium pada Remaja di SMPN 201 Jakarta Barat
Tahun 2009. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
109
Pratiwi, Wulan. 2006. Analisis Hubungan Pengetahuan Gizi, Sikap, dan Preferensi
dengan Kebiasaan Makan Sayuran Ibu Rumah Tangga di Perkotaan dan
Pedesaan Bogor. Skripsi. Bogor: IPB.
Purwaningrum, Nur Fadjria. 2008. Hubungan Antara Cita Raga dengan Perilaku Makan
Pada Remaja Putri. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Puspasari, Puri. 2004. Gambaran Asupan Kalsium dan Beberapa faktor yang
Berhubungan Pada Remaja SMAN Kota Bandung Tahun 2004.Skripsi. Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Puspitarani, Dinar. 2006. Gambaran Perilaku Konsumsi Serat dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pada Remaja di SLTP Labschool Rawamangun Jakarta Timur
Tahun 2006.Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Rahmawati. 2000. Perilaku Makan Sayur Berdasarkan Faktor Sosio Demografi, Self
Effifacy, Sikap, Nilai, Preferensi, dan Ketersediaan Sayur Pada Murid Kelas VI
SD Muhammadiyah Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Tahun 2000. Skripsi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Rita, E. 2002. Preferensi Konsumen terhadap Pangan Sumber Karbohidrat Non-Beras.
Skripsi: Institut Pertanian Bogor Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia.
Sabri, Luknis, dkk. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
110
KUESIONER PENELITIAN
Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner
yang telah disediakan dibawah ini.
Tertanda,
(.....................................)
A. Identitas Responden
A1 Nama : .........................................................................
A2 Kelas : ......................................................................... [ ]
A3 TTL : .........................................................................
A4 Umur : ......................................................................... [ ][ ]
A5 No Telp/HP :
c. Sinar matahari
d. Semua jawaban benar
B12 Kalsium lebih banyak dibutuhkan pada masa apa? [ ]
a. Lanjut Usia
b. Remaja
c. Bayi
d. Semua benar
B13 Dibawah ini merupakan makanan/ minuman penghambat penyerapan [ ]
kalsium yang paling benar adalah....
a. Susu, teh, minuman bersoda/soft drink
b. Kopi, teh, minuman bersoda
c. Kopi, yogurt, teh, susu
d. Ice Creame, kopi, yogurt, susu
B14 Vitamin yang berfungsi untuk kesehatan tulang dan gigi yaitu.... [ ]
a. Lemak
b. Vitamin D
c. Vitamin A
d. Protein
B15 Akibat kelebihan kalsium adalah....
a. Menyebabkan osteoporosis/keropos tulang
b. Menyebabkan kegemukan/obesitas
c. Menyebabkan susah buang air besar
d. Semuanya salah
Kelas No. Resp
[ ] [ ]
D. Pengaruh Teman
D1. Apakah setiap kali jajan adik selalu bersama teman?
a. Ya
b. Tidak
D2. Apakah makanan yang adik beli sama seperti yang dibeli oleh teman adik?
a. Ya selalu sama
b. Kadang-kadang
c. Tidak sama
D3. Siapakah yang mengusulkan jenis jajanan ketika adik dan teman adik jajan?
a. Saya
b. Teman
Kelas No. Resp
[ ] [ ]
D4. Apakah teman adik pernah mengusulkan untuk membeli makanan sumber
kalsium seperti susu, es krim, yogurt, biskuit?
a. Ya pernah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
D5. Apakah teman adik pernah mengusulkan untuk membeli minuman bersoda (soft
drink), teh atau kopi?
a. Ya pernah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
F. KEBIASAAN JAJANAN
No Makanan Jajanan ....... kali Tidak Skor
per pernah
minggu
1. Batagor
2. Gorengan
3. Mie Bakso
4. Mie Ayam
5. Empek-empek
6. Bakso Tusuk
7. Es Cendol
8. Yogurt
9. Petis/Asinan
10. Soft Drink
(Coca cola,fanta, sprite)
11. Biskuit,
merk....................
12. Ice Cream
13. Susu
14. Teh
15. Pop Ice
16. Lainnya,.........................
17.
18.
....... per ....... per ........ per Tidak Jumlah yang dikonsumsi
No Jenis Makanan Hari minggu bulan Pernah Ukuran Rumah Berat (gram)
Tangga (URT)
1. Susu Bubuk,
2. Susu Cair,
3. Susu Kental Manis,
4. Susu Sapi Segar
5. Keju,
6. Susu Kedelai
7. Ikan Teri Kering
8. Ikan Teri Segar
9. Sarden
10. Rebon segar
11. Rebon Kering
12. Udang Segar
13. Udang Kering
14. Ikan Mujair goreng
15. Telur Ayam
16. Telur Asin
17. Tahu
18. Tempe
19. Oncom
20. Bayam
21. Sawi/Cesin
22. Katuk
23. Selada Air
24. Daun singkong
25. Kangkung
26. Kacang Merah
27. Kacang Tanah
Kelas No. Resp
[ ] [ ]
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Konsumsi Pangan Sumber Kalsium
pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
>1x per 1x per 3-6 x per 1-2 x per 1-3 x per Tidak
Jenis Makanan hari hari minggu minggu bulan Pernah
N % n % n % n % n % n %
Teri Kering - - - - 38 29,5 65 50,4 13 10,1 13 10,1
Rebon Kering - - 1 0,8 9 7,0 19 14,7 17 3,2 83 64,3
Susu Bubuk 5 3,9 4 3,1 - - 41 31,8 32 24,8 47 36,4
Udang Kering - - - - - - 9 7,0 22 17,1 98 76,0
Keju - - 2 1,6 6 4,7 42 32,6 47 36,4 32 24,8
Rebon Segar - - - - 1 0,8 11 8,5 6 4,7 111 86,0
Mujair Goreng - - - - 16 12,4 39 30,2 39 30,2 35 27,1
Sarden - - - - - - 57 44,2 36 27,9 36 27,9
Susu Kental 19 14,7 21 16,3 14 10,9 46 35,7 21 16,3 8 6,2
Manis
Bayam - - 3 2,3 9 7,0 75 58,1 16 12,4 26 20,2
Susu UHT - - 12 9,3 3 2,3 57 44,2 35 27,1 22 17,1
Sawi - - 1 0,8 10 7,8 59 45,7 9 7,0 50 38,8
Daun Katuk - - - - 7 5,4 41 31,8 5 3,9 76 58,9
Daun Singkong - - - - 10 7,8 57 44,2 17 13,2 45 34,9
Susu Sapi - - - - - - 7 5,4 44 34,1 78 60,5
Udang Segar - - - - - - 11 18,5 18 14 100 77,5
Tempe - - 63 48,8 28 21,7 28 21,7 1 0,8 8 6,2
Tahu - - 77 59,7 16 12,4 27 20,9 1 0,8 8 6,2
Es krim - - - - - - 71 55 52 40,3 6 4,7
Telur Asin - - - - - - 51 39,5 45 34,9 33 25,6
Yogurt 4 3,1 16 12,4 29 22,5 50 38,8 10 7,8 20 15,5
Oncom - - 7 5,4 8 6,2 62 48,1 18 14 34 26,4
Kacang Merah - - - - 2 1,6 62 48,1 37 28,7 28 21,7
Kangkung - - - - 13 10,1 98 76 7 5,4 11 8,5
Kacang Tanah - - - - 9 7 68 52,7 36 27,9 16 12,4
Telur Ayam 1 0,8 43 33,3 31 24 41 31,8 2 1,6 11 8,5
Susu Kedele - - - - - - 11 8,5 16 12,4 102 79,1
Sumber: Data Primer
Adapun distribusi kebiasaan jajan menurut jenis makanan jajanan dapat
Tabel 5.6
Distribusi Kebiasaan Jajan Menurut Jenis Makanan Jajanan
Pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Setiap 3-5x per- 1-2x per- Tidak
Jenis Jajanan Hari minggu minggu Pernah
N % n % n % n %
Batagor - - 29 22,5 100 77,6 - -
Gorengan - - 99 76,8 20 15,5 - -
Bakso - - 29 22,5 100 77,6 - -
Mie Ayam - - - - 50 38,8 79 61,2
Empek-empek - - 31 24,8 91 70,6 6 4,7
Cilok 23 17,8 78 60,6 21 16,3 7 5,4
Asinan - - 7 5,4 93 72,1 29 22,5
Pop Ice 1 0,8 27 20,9 80 62,0 21 16,3
Es Cendol - - - - 87 67,4 42 32,6
Jenis Jajanan Sumber Kalsium
Biskuit - - 5 3,9 78 60,4 46 35,7
Ice Cream - - - - 71 55,1 58 45,0
Susu - - - - 85 65,9 44 34,1
Yogurt 23 17,8 78 60,6 21 16,3 7 5,4
Jenis Jajanan Penghambat Penyerapan Kalsium
Es Teh 13 10,1 75 58,1 35 27,2 6 4,7
Soft Drink 1 0,8 27 20,9 80 62,0 21 16,3
Sumber : Data Primer
Tingkat pengetahuan gizi ini dinilai dari hasil pertanyaan yang diajukan
dalam zat gizi golongan mineral adalah sebanyak 104 orang (80,6%). Sebanyak
125 responden (96,9%) tidak mengetahui bahwa ikan teri merupakan pangan yang
merupakan vitamin untuk kesehatan tulang dan gigi. Responden yang tidak
mengetahui bahwa masa remaja merupakan masa yang membutuhkan kalsium
responden yang tidak mengetahui akibat dari kelebihan kalsium sebanyak 116
orang (89,9%). Adapun jenis pertanyaan yang jawabannya paling banyak salah
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Siswi Berdasarkan
Jawaban Salah di SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Tabel 5.13
Distribusi Responden Menurut Kesukaan Terhadap Makanan Sumber
Kalsium pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010
Jenis Makanan Jumlah (n) Persentase
Makanan dengan Kandungan Kalsium Tinggi (500 mg)
Teri Kering 85 65,9
Rebon Kering 114 88,4
Susu Bubuk 96 74,4
Keju 9 7,0
Makanan dengan kandungan kalsium 100-499 mg
Mujair Goreng 95 73,7
Sarden 128 99,2
Susu Kental Manis 117 90,7
Bayam 85 65,9
Sawi 110 85,3
Daun Katuk 74 57,4
Daun Singkong 70 54,3
Susu Sapi Murni 88 68,2
Udang Segar 57 44,2
Tempe 119 92,2
Jenis Makanan Jumlah (n) Persentase
Tahu 94 72,9
Es Krim 119 92,2
Telur Asin 124 96,1
Yogurt 102 79,1
Makanan dengan kandungan kalsium < 99 mg
Oncom 115 89,1
Kacang Merah 116 89,9
Kangkung 52 40,3
Kacang Tanah 84 65,1
Telur Ayam 78 60,5
Sumber: Data Primer
kalsium tinggi (500 mg) yang banyak disukai responden adalah rebon kering
yang paling banyak disukai responden adalah sarden sebanyak 128 orang (99,2%),
menjadi golongan susu dan hasil olahannya, golongan ikan dan telur, golongan
kacang-kacangan dan golongan sayur mayur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Ketersediaan Pangan Sumber
Kalsium Golongan Susu dan Hasil Olahannya pada Siswi SMPN 1 Mande
Cianjur Tahun 2010
Setiap 1x per- 1-3x per- Tidak
Jenis Pangan Hari minggu bulan tersedia
N % n % n % n %
Susu Bubuk 8 6,2 24 18,6 30 23,3 45 34,9
Susu UHT 3 2,3 57 44,2 38 29,5 24 18,6
Susu Kental Manis 41 31,8 27 20,9 18 13,9 10 7,8
Susu sapi segar - - 5 3,9 38 29,5 83 64,3
Keju - - 20 15,5 59 45,8 41 31,8
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa pangan golongan susu dan hasil
olahannya yang paling banyak tersedia setiap harinya di rumah adalah susu kental
manis (41 orang atau 31,8%), dan yang paling banyak tidak tersedia di rumah
Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Ketersediaan Pangan Sumber
Kalsium Golongan Ikan dan Telur pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur
Tahun 2010
Setiap 1x per- 1-3x per- Tidak
Jenis Pangan Hari minggu bulan tersedia
N % n % n % n %
Teri Kering 23 17,8 30 23,3 15 11,6 13 10,1
Teri Segar - - 17 13,2 23 17,9 80 62,0
Sarden - - 37 28,7 38 29,5 36 27,9
Rebon Segar - - 8 6,2 5 3,9 109 84,5
Rebon Kering 2 1,6 16 12,4 33 25,6 82 63,6
Udang Segar - - 8 6,2 16 12,4 101 78,3
Udang Kering - - 9 7,0 19 14,7 99 76,7
Mujair - - 32 24,8 42 32,6 38 29,5
Telur Ayam 55 42,6 18 14,0 4 3,2 9 7,0
Telur Asin 2 1,6 41 31,8 38 29,5 33 25,6
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 5.17 pangan golongan ikan dan telur yang paling
banyak tersedia setiap harinya di rumah adalah telur ayam (55 orang atau 42,6%),
sedangkan ikan teri yang kandungan kalsiumnya paling tinggi tersedia setiap hari
hanya pada 23 responden (17,8%). Selanjutnya pangan golongan ikan dan telur
yang paling banyak tidak tersedia adalah rebon segar (109 orang atau 84,5%).
Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Jenis Pangan Sumber Kalsium
Golongan Kacang-kacangan pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur Tahun 2010
Setiap 1x per- 1-3x per- Tidak
Jenis Pangan Hari minggu bulan tersedia
N % n % n % n %
Susu Kacang Kedelai - - 8 6,2 14 10,9 102 79,1
Tahu 78 60,5 20 15,5 2 1,6 7 5,4
Tempe 72 55,8 18 14,0 3 2,4 5 3,9
Oncom 4 3,1 51 39,5 28 14,0 36 27,9
Kacang Merah - - 35 27,1 37 28,7 28 21,7
Kacang Tanah - - 35 27,1 34 26,4 15 11,6
Sumber: Data Primer
yang paling banyak tersedia setiap harinya di rumah adalah tahu (78 orang atau
60,5%). Sedangkan yang paling banyak tidak tersedia di rumah adalah susu kacang
Tabel 5.19
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Ketersediaan Pangan Sumber
Kalsium Golongan Sayur-sayuran pada Siswi SMPN 1 Mande Cianjur
Tahun 2010
Setiap 1x per- 1-3x per- Tidak
Jenis Pangan Hari minggu bulan tersedia
N % n % n % n %
Bayam - - 55 42,6 18 13,9 25 19,4
Sawi - - 41 31,8 6 4,7 51 39,5
Katuk - - 32 24,8 6 4,6 76 58,9
Selada Air - - 8 6,2 6 4,6 104 80,6
Daun Singkong - - 34 26,4 19 14,8 46 35,7
Kangkung - - 62 48,1 7 5,4 13 10,1
Sumber: Data Primer
yang paling banyak tersedia setiap minggu di rumah adalah kangkung (66 orang
atau 48,1%). Sedangkan yang paling banyak tidak tersedia adalah selada air (104
1. KONSUMSI KALSIUM
Descriptive Statistics
kons_Ca
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. KEBIASAAN JAJAN
Descriptives
Median 25.00
Variance 17.127
Minimum 16
Maximum 34
Range 18
Interquartile Range 6
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
kat_biasaJJN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kons_Ca
Sering Count 52 17 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,16.
Risk Estimate
Descriptives
Median 8.00
Variance 4.394
Minimum 3
Maximum 12
Range 9
Interquartile Range 4
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Kat_tahu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kons_Ca
cukup Count 60 14 74
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,02.
zat gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 .8 .8 .8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pembantu penyerapan Ca
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
akibat kelebihan ca
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sumber media
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kons_Ca
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,59.
Risk Estimate
5. PENGARUH TEMAN
Descriptives
Median 9.0000
Variance 2.620
Std. Deviation 1.61865
Minimum 6.00
Maximum 13.00
Range 7.00
kat_pngruhTMN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kons_Ca
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,56.
Risk Estimate
Median 70.0000
Variance 40.844
Minimum 51.00
Maximum 84.00
Range 33.00
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
kat_suka
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak suka 59 48.4 48.4 48.4
kons_Ca
Suka Count 47 16 63
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,54.
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Susu_bubuk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sususapi_murni
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
yogurt
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
SKM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
AS 1 .8 .8 6.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sarden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 .8 .8 .8
tahu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
oncom
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Udang_segar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
mujair
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Telur_ayam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Telur_asin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sawi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Daun_singkong
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
katuk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kangkung
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid
TS 4421 34.4 33.6 34.4
Descriptives
Median 40.00
Variance 87.900
Minimum 17
Maximum 64
Range 47
Interquartile Range 11
ktrsediaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kons_Ca
sering Count 37 22 59
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,54.
Risk Estimate
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Count
kons_Ca
Total 37 2 39
Case Processing Summary
Cases
Count
kons_Ca
Total 37 2 39
Cases
Count
kons_Ca
kurang Total
Total 23 23
Cases
Count
kons_Ca
Total 13 6 19