Anda di halaman 1dari 137

PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA TERHADAP INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :
DEVICA KESUMA ULUNG
NIM : 1110104000016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
LEMBAR PERI\IYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

t. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salatr satu persyaratan memperoleh gelar Strata I Keperawatan di Fakuttas

Kedokleran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri OnD Syarif

Hidayatullah Jalrta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedolteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (Ub{) Syarif Hidayatullatr

Jakarta.

J. Jika di kemudian hari terbukti batrwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiptakan dari hasil karya omng lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIIID Syarif Hidayatullah Jakarta

DevicaKesuma
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2014


Devica Kesuma, NIM: 1110104000016
Studentss Perception for Interprofessional Education at The Faculty of
Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta
xvii + 84 pages + 20 tables + 2 schemes + 7 attachments
ABSTRACT
Concept of Collaboration has been expressed as an effort to solve educational
problem. The Integrated education initiated as media of collaboration according to
The World Health Organization (WHO) is interprofessional education (IPE).
Positive perception to accept IPE are supposed to become a consideration for an
institution to develop the concept of IPE at The Faculty of Medicine and Health
Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. This study to get
a overview on students perception for IPE at The Faculty of Medicine and Health
Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. The study was
quantitative with descriptive analyze and cross sectional design. Samples
consisted of 143 undergraduated students of medical education, public health,
pharmacy, and nursing taken with disproporsional stratified random sampling
method. Quantitative data were obtained through questionnaire of
Interprofessional Education Perception Scale with modification. Perception about
IPE mainly belonged to good (97,21%.). The questionnaire had 18 items with
measure of sampling adequacy (MSA) 0,866. Female students had good
perception compared to male students about subscale perception of actual co-
operation (SS.1), competency and autonomy (SS.2), and perceived need for co-
operation (SS.4). Public health had good perception on SS.1 and SS.2 compared
other profession, and Medical education had good perception on understanding of
others values (SS.3) and SS.4. Perception for IPE of undergraduate students at
The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta mainly belonged to good category.

Keyword: Perception, Students Perception, Interprofessional Education,


undergraduate student, Interprofessional Education Perception Scale

References: 67 (years 1990-2013)

iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2014

Devica Kesuma, NIM: 1110104000016

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

xvii + 84 halaman+ 20 tabel + 2 bagan + 7 lampiran

ABSTRAK

Konsep kolaborasi sudah lama dicetuskan sebagai salah satu usaha untuk
menyelesaikan masalah kesehatan. Pendidikan terintegrasi yang dicetuskan
sebagai media kolaborasi menurut WHO adalah Interprofessional Education
(IPE). Persepsi yang positif terhadap penerimaan IPE diharapkan menjadi bahan
pertimbangan bagi institusi terhadap pengembangan konsep IPE di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
Interprofessional Education. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel
penelitian adalah 143 mahasiswa yang aktif kuliah program studi pendidikan
dokter, kesehatan masyarakat, farmasi, dan ilmu keperawatan dengan metode
disproporsional stratified random sampling. Pengambilan data kuantitatif dengan
kuesioner IEPS (Interprofessional Education Perception Scale) yang
dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap IPE mayoritas baik
97,21%. Kuesioner yang digunakan memiliki 18 item dengan measure of
sampling adequacy (MSA) 0,866. Responden perempuan memilki persepsi yang
lebih baik dari pada laki-laki pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang
sesungguhnya (K.1), kompetensi dan otonomi (K.2), serta kebutuhan untuk
bekerjasama (K.4). Program studi kesehatan masyarakat memiliki persepsi yang
baik pada K.1 dan K.2 dibanding dengan program studi lain, dan pendidikan
dokter memilki memiliki persepsi yang baik pada komponen pemahaman
terhadap profesi lain (K.3) dan K.4. Persepsi pada mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE sebagian besar dalam kategori baik.

Kata kunci: Persepsi, Interprofessional Education, Mahasiswa, Interprofessional


Education Perception Scale
Referensi : 67 (tahun 1990-2013)

iv
PER}TYATAAII PERSETUJUAI\I

Skripsi denganjudul

PERSEPSI MAHASISWA FAKT]LTAS KEDOKTERAN


DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIT HIDAYATULLAH
JAKARTA TERHADAP /NTERPR OTESSI ONAL E D UCATION

Telah disetujui dan diperiksa oJeb peanbimbing skripsi


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif llidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

I)evica Kesuma
I\IM: 1110104000016

Pembimbing I Pembimbing II

/6
Ratna Pelawati. M.Fiomed
9-r
Maftuhah. S.Kn.. M.Ken." Ph.D
IirP. r978021s 200901 2 00s NrP. 19680808 2006042 001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT


FAKULTAS KEDOIffERAN DAI\[ ILMU KESEHATAIY
UIN SYARIF HIDAYATTJLLAII
JAKARTA
u3sHnal4 M
LEMBAR PENGESAHAN

Slaipsi dengan judul

PERSEPSI MAIIASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN


DAI\I ILMU KESETIATAI\I T'IN SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA TERI{ADAP INTERPRO FE SSIONAL E DUCATION

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

Deviea Kesuma
ltitM: 1110104000016

Pembimbing I Pembimbing II

w.
Ratna Pelawati. M.Biomed
I\IIP. 19780215 200901 2 005 I{IP. 19680808 200604 2 001

Penguji I Penguji II

&.'yd M.Kep q0*O


Ita Yuanita. S.Kp.
IrIP. 19700122 200801 2 005 I[IP: 19680808 200604 2 001

Penguji III

trtu
Ratna Pelawati M.Biomed
I[IP. 19780215 200901 2 005

vl
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi denganjudul

PERSEPSI MAHASISWA TAKI]LTAS KEDOKTERAN


DAIY ILMU KESEHATAI\T T]IN SYARIT HIDAYATT]LLAH
JAKARTA TERHAD AP INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Telah disusun dan dipertahankan di hadapan penguji oleh:

I)evica Kesuma
MM: 1110104000016

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Dekan Fakultas Kedokleran dan Itmu Kesehatan

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DEVICA KESUMA ULUNG


Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Abrati No. 123 Rt.01/01 Kotabumi
Lampung Utara
HP : +6281310963058 dan +6281298190410
E-mail : kdevica@yahoo.co.id
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN
1. TK Islam Taman Sakti 1996-1998
2. Sekolah Dasar Negeri 05 Bambu Apus 1998-2004
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 81 Jakarta 2004-2007
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 48 Jakarta 2007-2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang

ORGANISASI

1. OSIS SMA 2008-2009


2. BEM FKIK 2012-2013
3. BEM FKIK 2013-2014

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwataala, kita memuji,


meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita
berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan
kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan
aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu alaihi wasalam.
Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan skiripsi yang berjudul Persepsi Mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap Interprofessional Education.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat
guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta
menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama
kuliah.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang


rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis
menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan
penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta
mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik
dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis
terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan


bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Orang tuaku, Ibu Sri Darwati dan Bapak Kamrus Ibrahim yang telah
mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendoakan
keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun
materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi
ini. Tak lupa, Adikku, Dea Milano, Mayola Mayang Segara, dan
seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.
2. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed. dan Ibu Maftuhah, Ph.D selaku Dosen
Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar
kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

ix
3. Ibu Uswatun Khasanah, MNS. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan
memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
4. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku Ketua Program Studi
dan Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di
lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Teman-teman FKIK 2009-2012, PSIK 2010, BEM FKIK 2013, Cherry,
Aisya, Fardina, teman-teman kostan yang telah membantu, memberi
inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa dan
terkhusus untuk Ivo yang telah banyak memberikan referensi dan
membantu mengoreksi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah.
10. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan
Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-
referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih


jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Ciputat, Juli 2014

Devica Kesuma

x
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .................................................................................................. i


Pernyataan Keaslian Karya .............................................................................. ii
Abstract ............................................................................................................ iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Pernyataan Persetujuan .................................................................................... v
Lembar Pengesahan .......................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi ........................................................................................................... xi
Daftar Singkatan ............................................................................................... xiv
Daftar Bagan .................................................................................................... xv
Daftar Tabel ...................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Interprofessionalisme ............................................................................... 10
1. Interprofessional Collaboration (IPC) .............................................. 10
2. Interprofessional Education (IPE) .................................................... 13
a) Pengertian ..................................................................................... 13
b) Karakteristik Model IPE yang Ideal ............................................. 15

xi
c) Manfaat IPE ................................................................................. 17
d) Kompetensi IPE ........................................................................... 20
e) Gambaran Pelaksanaan IPE ......................................................... 22
f) Pendekatan Pembelajaran IPE ..................................................... 23
g) Hambatan IPE .............................................................................. 26
B. Persepsi Mengenai IPE ............................................................................ 27
1. Pengertian Persepsi ............................................................................ 27
2. Komponen Persepsi ............................................................................ 27
C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................. 32
1. Mahasiswa .......................................................................................... 32
2. FKIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah ................................................ 32
D. Penelitian Terkait ..................................................................................... 33
E. Kerangka Teori ......................................................................................... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 40
B. Definisi Operasional ................................................................................. 41

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ...................................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 44
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 45
D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 47
E. Validitas dan Reabilitas ............................................................................ 50
1. Validitas ............................................................................................ 50
2. Reabilitas ........................................................................................... 52
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data ...................................................... 54
G. Pengolahan Data ....................................................................................... 55
1. Editing ............................................................................................... 55
2. Coding ............................................................................................... 56
3. Entry .................................................................................................. 56

xii
H. Analisa Data ............................................................................................. 56
1. Analisa Univariat ............................................................................... 56
2. Uji Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ............ 57
3. Uji Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) .......................... 57
I. Etika Penelitian ......................................................................................... 58
J. Penyajian Data .......................................................................................... 58

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Karakteristik Responden .......................................................................... 59
B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ............................................................ 62
C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ....... 65
D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ..................... 67

BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden .......................................................................... 69
B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ............................................................ 72
C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ....... 77
D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ..................... 78

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .............................................................................................. 81
B. Saran ......................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR SINGKATAN

UIN : Universitas Islam Negeri


FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
MKDKI : Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
IHI : Institute for Healthcare Improvement
ADEs : Adverse Drug Events
WHO : World Health Organization
IPE : Interprofessional Education
IPC : Interprofessional Collaboration
HPEQ : Health Professional Education Quality
ACCP : American College of Clinical Pharmacy
CIHC : Canadian Interprofessional Health Collaborative
CAIPE : Centre for the Advancement of Interprofessional Education
ILC : Interprofessional Learning Clinic
SPC : Stimulated Practice Centre
IEPS : Interprofessional Education Perception Scale
MSA : Measure of Sampling Adequacy
TTUHSC : Texas Tech University Health Sciences Center
FGD : Focused Group Discussion
RIPLS : Readiness Interprofessional Learning Scale
ITPS : Interprofessional Teamwork Perceptions Scale
PSKM : Program Studi Kesehatan Masyarakat
PSF : Program Studi Farmasi
PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan
PSPD : Program Studi Pendidikan Dokter
GCU : Glasgow Caledonian University

xiv
DAFTAR BAGAN

Halaman
2.1 Kerangka Teori 39
3.1 Kerangka Konsep 40

xv
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Kompetensi untuk IPE American College of Clinical Pharmacy, 21
2009)
2.2 Original IEPS by Luecht et. al., (1990) 29
2.3 Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara 30
Luecht et. al. (1990) dan McFadyen (2007)
3.1 Definisi Operasional 41
4.1 Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah 45
Jakarta
4.2 Pembagian Strata Bedasarkan Program Studi dan Angkatan 47
4.3 Kisi-kisi Instrumen Persepsi terhadap IPE 49
4.4 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian 53
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi di FKIK 59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di FKIK 60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di FKIK 61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Akhir di 61
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di FKIK UIN 62
Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
5.6 Hasil faktor analisis item kuesioner (n=18) 63
5.7 Distribusi Frekuensi Item Pernyataan nomor 1 IPE (McFadyen, 64
2007)
5.8 Distribusi Frekuesnsi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif 64
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE
5.9 Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif 65
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi
5.10 Hasil perbedaan mean, Jenis Kelamin dan Kelompok Komponen 65
5.11 Hasil Uji Beda Mean 66
5.12 Hasil perbedaan mean, Kelompok Komponen dan Program Studi 67

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Izin Pengambilan Data dan Penelitian


Lampiran 2. Izin Penggunaan Kuesioner
Lampiran 3. Kuesioner McFadyen dan Luecht
Lampiran 4. Kuesioner Hasil Terjemah Pusat Bahasa
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
Lampiran 6. Hasil Olah SPSS
Lampiran 7. Rekapitulasi Jawaban Responden

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya,

atau antar petugas kesehatan sendiri yang tidak efektif menimbulkan masalah

tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Basuki, 2008).

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) melampirkan

data jumlah pengaduan masyarakat terkait dugaan malpraktik kedokteran

sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 mencapai 182 kasus. Dari 182

kasus malpraktik di seluruh Indonesia itu, sebanyak 60 kasus dilakukan

dokter umum, 49 kasus dilakukan dokter bedah, 33 kasus dilakukan dokter

kandungan, dan 16 kasus dilakukan dokter spesialis anak. Sisanya di bawah

10 macam-macam kasus yang dilaporkan (Tempo, 2013).

Contoh kasus tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan yang diduga malpraktik adalah kasus yang dialami oleh Ny. Prita

Mulyasari pada tahun 2008. Ny. Prita menulis dalam surat elektronik yang

berisi keluhan atas pelayanan diberikan pihak Rumah Sakit Omni

Internasional terhadap dirinya. Ny. Prita mengeluhkan kinerja perawat dan

dokter yang ia nilai tidak professional dalam menyampaikan informasi

kepada pasien, serta kurangnya informed consent terhadap tindakan medis

yang ia terima (Kompasiana, 2009). Kasus malpraktik lain yang terjadi

dialami oleh Arizal Fahri (29 tahun) seorang warga Jemur Handayani,

1
2

Surabaya, yang dalam tubuhnya terdapat kain kassa tertinggal pascaoperasi

cangkok otot pada September 2011 (Republika, 2013).

Kasus-kasus malpraktik yang terjadi dalam dunia kesehatan semakin

meningkat disebabkan kelalaian yang seharusnya dapat berjalan dengan baik

jika kolaborasi antar petugas kesehatan berjalan efektif (Sukardi, dkk, 2007).

Kolaborasi atau kerjasama antarpetugas kesehatan diperlukan untuk

memecahkan masalah kesehatan yang kompleks dan untuk menyukseskan

suatu pelayanan kesehatan (Basuki, 2008). Institute for Healthcare

Improvement (IHI) Amerika Serikat melaporkan hasil pelaksanaan kolaborasi

antarprofessional kesehatan di unit perawatan intensif neonatal dapat

menurunkan kejadian infeksi dari 22% menjadi 5% dalam 2 tahun. Laporan

pelaksanaan lain dari IHI adalah 20% rumah sakit di Amerika Serikat berhasil

menerapkan kolaborasi tenaga kesehatan dalam program Adverse Drug

Events (ADEs). Selain itu dapat mengurangi kesalahan sebesar 50% dalam

managemen pengobatan (vretveit, 2002 dalam Ala, 2010).

Kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangatlah penting.

Sehingga diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang terintegrasi

antar profesi kesehatan. World Helath Organization (WHO) menawarkan

metode Interprofessional Education (IPE) demi mendukung kolaborasi

sehingga tercipta kerja tim yang baik (WHO, 2010). Interprofessional

Education (IPE) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh

dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu sama

lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan pelayanan


3

yang berkualitas (Royal College of Nursing, 2006). IPE adalah langkah yang

diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap

untuk menghadapi masalah kesehatan. (WHO, 2010).

Penelitian mengenai pengetahuan mahasiswa dan pembimbing klinik

untuk mengevaluasi penerapan IPE di tatanan pendidikan klinik yang

dilakukan di Winchester District Memorial Hospital menyebutkan bahwa ada

antusiasme yang tinggi dari responden terhadap penerapan IPE. Kemudian

para peserta juga mengungkapkan persepsi yang positif mengenai

pelaksanaan IPE. Para peserta memberikan beberapa rekomendasi untuk IPE

di tatanan pendidikan klinik selanjutnya (Jelley et al., 2006).

Bagi seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan profesi

kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah

tentang kesehatan, maka sejak awal mereka harus mampu memahami konsep

IPE. Coster, et. al., (2008) menjelaskan bahwa IPE merupakan hal yang

penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antarprofessional

yang ada dengan mempromosikan sikap dan tingkah laku yang positif

antarprofesi yang terlibat di dalamnya. Perlu digaris bawahi bahwa IPE perlu

dikembangkan sejak profesional kesehatan masih dalam studi akademik

untuk mencapai tujuan tersebut.

Mahasiswa yang sudah mampu bekerjasama secara interprofessional,

diharapkan ketika lulus siap memasuki dunia kerja dan bergabung dalam tim

collaborative practice. Dalam tim collaborative practice akan terjadi

komunikasi, tukar menukar pemikiran, proses belajar, sampai kemudian


4

menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan

yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk

peningkatan kualitas kesehatan (HPEQ Project, 2011).

Mahasiswa sudah memiliki persepsi dan kesiapan yang positif

terhadap IPE. Penelitian IPE pada mahasiswa di institusi pendidikan

kesehatan di Indonesia sudah mulai dilakukan. Salah satu hasil penelitian

nasional terbaru mengenai persepsi dan kesiapan mahasiswa kesehatan

terhadap IPE telah dilakukan oleh Sedyowinarso dkk., (2011) menunjukkan

mahasiswa kesehatan Indonesia memiliki persepsi yang baik terhadap IPE

sebanyak 73,62% dan mahasiswa memiliki kesiapan yang baik terhadap IPE

sebanyak 79,90%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

stake holder untuk mengembangkan IPE dalam sistem pendidikan ilmu

kesehatan di Indonesia (Sedyowinarso dkk., 2011).

Konsep IPE belum banyak diketahui di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal ini dibuktikan

dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Desember

2013 kepada 12 orang mahasiswa yang terdiri dari empat Program Studi,

yaitu Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran dan Ilmu Keperawatan.

Sebagian besar mahasiswa mengatakan belum mengenal konsep IPE dan

merasa bahwa mereka memerlukan pembelajaran terintegrasi. Peneliti juga

tidak menemukan penelitian sejenis yang menjadikan, FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai subjek penelitiannya.


5

Penelitian mengenai persepsi IPE pada mahasiswa merupakan bentuk

kajian awal yang paling penting dan paling sering dilakukan di beberapa

negara yang telah menerapkan dan mulai mengembangkan IPE karena

mahasiswa merupakan pemangku kepentingan utama dalam upaya

pengembangan dan penerapan IPE mulai dari tingkat institusi. Persepsi

mereka terhadap metode pembelejaran IPE dapat menjadi modal utama untuk

pengembangan IPE (Sedyowinarso dkk., 2011).

Berawal dari beberapa fenomena dan fakta dari uraian di atas membuat

peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE. Sehingga penelitian

tentang persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE diharapkan dapat menjadi

acuan bagi stake holder FKIK untuk mengembangkan IPE dalam sistem

pendidikan ilmu kesehatan di FKIK, untuk menciptakan outcome mahasiswa

FKIK yang lebih baik dalam berkolaborasi antar tenaga kesehatan dalam

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

B. Perumusan Masalah

MKDKI melampirkan data jumlah pengaduan masyarakat terkait

dugaan malpraktik kedokteran sejak tahun 2006-2012 mencapai 182 kasus.

Metode pembelajaran IPE adalah langkah yang diperlukan dalam

mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi

masalah kesehatan. IPE merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti

oleh dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu

sama lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan


6

pelayanan yang berkualitas. Diharapkan mahasiswa yang sedang menempuh

pendidikan profesi kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam

pemecahan masalah kesehatan, maka sejak awal harus mampu memahami

konsep IPE. Indonesia adalah negara yang mulai mengembangkan metode

IPE.

Penelitian nasional Sedyowinarso (2011) tentang persepsi terhadap IPE

menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia telah memiliki persepsi yang

baik terhadap IPE sebanyak 73,62%. Di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta belum pernah dilakukan penelitian tentang persepsi terhadap IPE.

Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap IPE karena bentuk riset awal yang paling

penting dan paling sering dilakukan di beberapa negara yang telah

menerapkan dan mulai mengembangkan IPE.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah

dirumuskan. Tujuan penelitian dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan

khusus (Hidayat, 2008).

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah mengidentifikasi persepsi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

Interprofessional Education.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui:


7

a) Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi program

studi, jenis kelamin, angkatan, pendidikan akhir, dan umur.

b) Mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terhadap IPE.

c) Mengidentifikasi apakah ada perbedaan mean persepsi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan

jenis kelamin terhadap komponen persepsi IPE.

d) Mengidentifikasi apakah ada perbedaan mean persepsi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antar

program studi berdasarkan komponen persepsi terhadap IPE.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi

peneliti, institusi pendidikan, pemerintah dan rumah sakit:

a. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh tambahan ilmu mengenai persepsi mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap metode pembelajaran

IPE yang dapat digunakan sebagai dasar untuk berkontribusi dalam

pengembangan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti

turut serta dalam proses sosialisasi dan memberikan usulan-usulan

metode penerapan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Institusi pendidikan

Institusi pendidikan dapat memperoleh masukan sebagai bahan

pertimbangan bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk


8

membuat kebijakan lebih lanjut terhadap pengembangan metode

pembelajaran IPE.

c. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat kebijakan-

kebijakan yang dapat mendukung penyelenggaraan IPE di institusi

pendidikan secara efektif dan efisien, seperti masuknya IPE sebagai salah

satu indikator dalam penilaian akreditasi institusi pendidikan kesehatan.

d. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi institusi rumah sakit untuk mendukung pembelajaran IPE di klinik.

e. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk acuan penelitan

selanjutnya, pada penelitian selanjutnya diharapkan fokus untuk

mengendalikan variabel pengganggu sehingga hasilnya lebih sempurna.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional

Education. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode


9

pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner yang diadaptasi dari

Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) diadopsi dari McFadyen

et al (2007) dan ditambah kuesioner asli IEPS milik Luecht et al (1990) yang

kemudian peneliti modifikasi kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Mei 2014. Subjek yang diteliti adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang terdiri dari mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan

Kedokteran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Interprofessionalisme

1. Interprofessional Collaboration (IPC)

Kolaborasi memiliki definisi yang beragam. Berdasarkan pendapat

beberapa ahli, definisi kolaborasi mengacu pada kerja sama, proses

interaksi, hubungan timbal balik, dan proses penggabungan pemikiran

diantara beberapa orang yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut

Lindeke dan Sieckert (2005), kolaborasi merupakan proses kompleks yang

membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan atau yang

disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien,

dan terkadang itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga

profesional kesehatan.

Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi, ahli

gizi, dan fisioterapi dapat saling berkolaborasi secara efektif untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara

praktisi kesehatan tersebut melahirkan suatu istilah yang disebut

dengan Interprofessional Collaboration (IPC) (HPEQ, 2010). Ada

beberapa deskripsi yang dapat menjelaskan Interprofessional

Collaboration dalam penyediaan layanan kesehatan. Menurut College of

Nurses of Ontario (2008), Interprofessional Collaboration adalah kerja

sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan

10
11

umum dimana masing-masing anggota memberikan kontribusi yang unik

sesuai dengan batasannya masing-masing.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teresa Broers

(2009) Interprofessional Collaboration didefinisikan sebagai beragam

profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan

untuk meningkatkan kesehatan pasien/ klien dengan saling mengerti

batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional

Collaboration adalah proses dalam mengembangkan dan mempertahankan

hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien / klien /

keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan

(CIHC, 2010).

Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dicapai dengan praktik

kolaborasi. Canadian Interprofessional Health Collaborative (2009)

memaparkan bahwa kolaborasi terjadi ketika pemberi pelayanan kesehatan

bekerja bersama dengan rekan seprofesi, dengan rekan selain profesinya,

dan dengan pasien dan keluarganya. Penggunaan bahasa yang tepat ketika

berbicara dengan profesi kesehatan lain atau pasien serta keluarganya

perupakan salah satu keuntungan praktek kolaborasi. Berbagi

tanggungjawab antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain atas

penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan untuk merumuskan dan

menyediakan rencana perawatan pasien dalam kolaborasi meningkatkan

kesadaran akan keilmuan dan keterampilan sesama anggota tim sehingga

peningkatan keterampilan pengambilan keputusan dapat berlanjut


12

(ODaniel & Rosenstein, 2007).

Dokter, perawat, dan ahli gizi merupakan tenaga kesehatan ang

sering berinteraksi dengan pasien dalam melakukan tindakan perawatan

kesehatan di rumah sakit. Berdasarkan keadaan di lapangan, perawat dan

dokter mempunyai waktu lebih banyak dalam memberikan tindakan

kepada pasien. Mereka merupakan tenaga kesehatan yang lebih mengerti

perkembangan kesehatan pasien. Sebagai tenaga kesehatan yang terlibat

dalam tatanan klinik, perawat dan dokter mempunyai seperti keterampilan

berkomunikasi, bekerja dalam lingkungan tim yang multidisiplin,

mempelajari etikat profesional, dan mempraktikan keterampilan

psikomotor sesuai profesi (Williams et. al., 2009).

National Interprofessional Competency Framework memberikan

pendekatan integratif untuk menggambarkan kompetensi yang dibutuhkan

untuk menghasilkan kolaborasi yang efektif dalam Interprofessional

Collaboration. Kompetensi tersebut adalah:

a. Komunikasi antar profesi

b. Perawatan dengan pasien / klien / keluarga / masyarakat sebagai

pusatnya

c. Klarifikasi peran masing-masing

d. Kerja sama tim

e. Kepemimpinan kolaborasi

f. Penyelesaian konflik antar profesi (CIHC, 2010)

Untuk dapat menghasilkan Interprofessional Collaboration yang


13

efektif dibutuhkan suatu media pembelajaran interprofessional dalam

bentuk interprofessional education bagi para pelajar dan praktisi kesehatan

untuk dapat mempelajari kompetensi-kompetensi tersebut sehingga dapat

diterapkan dalam praktek kerja yang sebenarnya (CIHC, 2010).

2. Interprofessional Education (IPE)

a) Pengertian Interprofessional Education (IPE)

Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran

yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan dengan

menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik

yang berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan pemahaman

mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan antar

organisasi sebagai proses profesionalisasi (Royal College of Nursing,

2006). IPE dapat terjadi ketika dua atau lebih mahasiswa dari program

studi kesehatan yang berbeda belajar bersama yang bertujuan untuk

meningkatkan kerja sama dan kualitas pelayanan kesehatan (CAIPE,

2002). IPE merupakan pendidikan interdisiplin dimana profesional

kesehatan belajar mengenai kolaborasi dalam lintas disiplin ilmu

dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan

nilai dalam bekerja bersama profesi kesehatan lainnya (CIHC, 2008).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

di dalam dunia kesehatan, IPE dapat terwujud apabila para mahasiswa

dari berbagai program studi di bidang kesehatan serta disiplin ilmu

terkait berdiskusi bersama mengenai konsep pelayanan kesehatan dan


14

bagaimana kualitasnya dapat ditingkatkan demi kepentingan

masyarakat luas. Secara spesifik, IPE dapat dimanfaatkan untuk

membahas isu-isu kesehatan maupun kasus tertentu yang terjadi di

masyarakat supaya melalui diskusi interprofesional tersebut

ditemukan solusi-solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara

efektif dan efisien. Penerapan IPE diharapkan dapat membuka mata

masing-masing profesi, untuk menyadari bahwa dalam proses

pelayanan kesehatan, seorang pasien menjadi sehat bukan karena 14

jasa dari salah satu profesi saja, melainkan merupakan konstribusi dari

tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan kesehatan

(HPEQ Project, 2011).

World Health Organization (WHO) tahun 2010 menyatakan

bahwa banyak sistem kesehatan di negara-negara di dunia yang sangat

terfragmentasi pada akhirnya tidak mampu menyelesaikan masalah

kesehatan di negara itu sendiri. Hal ini kemudian disadari karena

permasalahan kesehatan sebenarnya menyangkut banyak aspek dalam

kehidupan, dan untuk dapat memecahkan satu persatu permasalahan

tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri, tidak

dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofessional. Kontribusi

berbagi disiplin ilmu ternyata memberi dampak positif dalam

penyelesaian berbagai masalah kesehatan.

Pengembangan model IPE yang ideal harus dimulai dengan

persamaan paradigma bahwa IPE hanyalah langkah awal dari tujuan


15

utama dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berpusat

pada pasien. Pendekatan interprofesional akan memfasilitasi dengan

lebih baik mahasiswa dari satu disiplin ilmu untuk belajar dari disiplin

ilmu lainnya. Pembelajaran bersama antardisiplin ilmu dapat

meningkatkan keterampilan baru mahasiswa yang akan memperkaya

keterampilan khusus yang dimiliki masing-masing disiplin dan

mampu bekerja sama lebih baik dalam lingkungan tim yang

terintegrasi. Selama ini penerapan IPE masih tidak konsisten, untuk

itu harus dibuat sebuah komitmen sehingga pembelajaran

interprofesional dapat diterapkan di institusi pendidikan dan

diterapkan dalam kurikulum pendidikan di semua program pelayanan

kesehatan untuk memastikan keberadaan jangka panjang IPE yang

berkelanjutan (ACCP, 2009).

b) Karakteristik Model IPE yang Ideal

Penyamaan paradigma merupakan hal yang penting dalam

membangun konsep IPE. Kolaborasi akan tercipta apabila paradigma

antar tenaga kesehatan dapat berjalan selaras yaitu fokus terhadap

kesejahteraan pasien. Pengembagan IPE yang ideal harus dimulai

dengan menyamakan paradigma, keefektifan IPE dapat terlihat apabila

pendekatan penyelesaian masalah melibatkan lebih dari satu profesi

kesehatan (Lee, 2009).

Pelaksanaan terintegrasi dalam pembelajaran perlu diperhatikan

sebagai salah satu karakteristik IPE yang ideal. Pelaksanaan


16

terintegrasi dapat dilaksanakan dalam bentuk kemampuan

keterampilan bekerja dalam tim meliputi kemampuan penyelesaian

masalah dan penyelesaian konflik antar tim (Begley, 2009 dalam Ala,

2010). Terintegrasi ini melibatkan semua profesi kesehatan, meliputi

kedokteran, keperawatan, apoteker, kesehatan masyarakat, pekerja

sosial, dan ahli gizi.

Pelaksanaan pendidikan yang terintegrasi dalam penerapan IPE

membutuhkan lingkungan yang mampu mendukung berlangsungnya

proses pendidikan. Real world experience merupakan model

lingkungan pendidikan yang sangat relevan dalam menunjang

pelaksanaan IPE. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa lingkungan

yang mendukung terjadinya diskusi antar profesi kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan sebagai media bekerja dalam tim, seperti

ruang diskusi maupun mini hospital (Lee, 2009).

Persamaan paradigma, pelaksanaan yang terintegrasi maupun

lingkungan yang memadai tidak akan bisa berjalan dan membentuk

IPE yang ideal tanpa role model pendidikan yang mampu

berkomitmen dalam menuntun pelaksanaan IPE. Role model

pendidikan disini dapat diartikan sebagai dosen. Dosen dalam

pelaksanaan IPE berperan sebagai fasilitator. Ketika dosen mampu

berperan dengan baik sebagai fasilitator, akan menumbuhkan sikap

saling menghormati antar profesi (Lee, 2009).


17

c) Manfaat IPE

Terkait dengan manfaat perkembangan personal dan

profesionalisme semua kelompok yang ikut dalam IPE, melaporkan

bahwa mereka telah mengalami banyak perkembangan pada diri

mereka dalam melakukan tindakan dan lebih profesional, misalnya

memberikan mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman

seperti dalam kehidupan kerja yang nyata. Selain itu, para mahasiswa

dapat berinteraksi lebih luas dalam lingkungan fakultas sebagai suatu

lingkungan kerja, bukan hanya dalam hal akademik saja, sehingga

para mahasiswa dapat belajar untuk menghargai profesi lainnya. Salah

satu hasil yang signifikan dilaporkan oleh pelajar di area

perkembangan profesional. Mahasiswa melaporkan bahwa mereka

menjadi lebih jelas mengenai peran mereka masing-masing dan

profesi lain. Selain itu mereka merasa lebih efektif dalam melakukan

tindakan. Mereka dapat menilai masalah dari wilayah disiplin mereka

sendiri dan disesuaikan dari segi kolaborasi sehingga mereka mampu

memperluas pandangan mereka dari profesi lainnya. (Illingworth &

Sonya, 2007).

Manfaat yang penting adalah mahasiswa dapat belajar

bagaimana untuk bekerja dalam lingkungan kelompok. Mereka belajar

bagaimana manajemen konflik dan belajar saling melengkapi sebagai

sebuah tim sehingga menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien.

Mahasiswa yang telah mengikuti program IPE melaporkan


18

peningkatan keterampilan pribadi, mereka belajar lebih hormat, sabar,

dan fleksibel. Mereka juga melaporkan bahwa para mahasiswa dapat

menjadi pendengar yang lebih baik dan lebih mampu untuk

berkomunikasi dalam kelompok. Mereka belajar bagaimana

menangani perbedaan yang timbul antara orang-orang karena budaya

atau kepribadian (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth

& Sonya, 2007).

Melalui program IPE mahasiswa dapat belajar untuk bekerja di

berbagai kelompok budaya dan langsung terlibat dalam berbagai

kelompok. Belajar untuk menghormati dan memahami profesi lain

dalam menentukan intervensi. Kelompok yang terdiri dari berbagai

budaya melatih mahasiswa untuk menghargai budaya lain, misalnya

dalam hal mengemukakan pendapat saat berdiskusi tanpa melibatkan

rasisme, masalah budaya, kepercayaan dan etnis (McCroskey &

Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007).

Mahasiswa yang mengikuti program IPE dapat memanfaatkan

sumber daya yang tersedia secara maksimal karena dilakukan secara

kolaboratif dengan profesi lain. Para mahasiswa menjadi lebih

memahami akan pentingnya kolaborasi dan memahami perannya

masing-masing sebagai sebuah tim yang berorientasi pada pasien.

Laporan dari mahasiswa yang mengikuti program IPE bahwa mereka

merasa lebih mampu melayani klien sebagai hasil dari pengalaman

mereka saat mengikuti IPE. Para mahasiswa dapat menambah


19

pengalaman mereka dalam menangani masalah kompleks

mengahadapi klien (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth

& Sonya, 2007).

WHO (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang

dampak dari penerapan collaborative practice dalam dunia kesehatan.

Hasil dari penelitian ternyata sangat menjanjikan bukan hanya bagi

negara terkait, namun juga apabila digunakan di negara-negara lain.

Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa collaborative

practice dapat meningkatkan:

1. Keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan,

2. Penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai,

3. Outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan

4. Pelayanan serta keselamatan pasien.

WHO (2010) juga menjelaskan collaborative practice dapat

menurunkan:

1. Total komplikasi yang dialami pasien,

2. Jangka waktu rawat inap,

3. Ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers),

4. Biaya rumah sakit,

5. Rata-rata clinical error, dan

6. Rata-rata jumlah kematian pasien

Mahasiswa harus mampu memahami konsep IPE sedini

mungkin untuk dapat bersama-sama memecahkan masalah kesehatan


20

di kemudian hari. Mahasiswa yang sejak awal mampu bekerja secara

interprofesi diharapkan sudah siap untuk memasuki dunia kerja dan

masuk ke dalam tim collaborative practice. Proses IPE membentuk

proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai kemudian

menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi

kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah

atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite & Monica,

2010).

d) Kompetensi Interprofessional Education

Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dengan

metode pembelajaran IPE adalah kemampuan untuk mengembangkan

kompetensi yang diperlukan untuk berkolaborasi. Dalam buku HPEQ

Project (2011) dijelaskan kompetensi kolaborasi yaitu yaitu:

1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain

dengan jelas,

2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam

memutuskan perawatan dan pengobatan pasien,

3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan

memantau perawatan pasien,

4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi

lain,

5. Memfasilitasi pertemuan interprofesional, dan


21

6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan

lain.

American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009)

membagi kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan tim (Tabel 2.1):

Tabel 2.1.
Kompetensi untuk IPE (ACCP, 2009)
No Kompetensi utama Komponen kompetensi IPE
IPE
1 Kompetensi Strategi koordinasi
pengetahuan Model berbagi tugas/ pengkajian situasi
Kebiasaan karakter bekerja dalam tim
Pengetahuan terhadap tujuan tim
Tanggung jawab tugas spesifik
2 Kompetensi Pemantauan kinerja secara bersamasama
keterampilan Fleksibilitas/ penyesuaian
Dukungan/ perilaku saling mendukung
Kepemimpinan tim
Pemecahan konflik
Umpan balik
Komunikasi/ pertukaran informasi
3. Kompetensi sikap Kemajuan bersama
Orientasi tim Berbagi pandangan/ tujuan
(moral)
4. Kompetensi Kepaduan tim
kemampuan tim Saling percaya
Orientasi bersama
Kepentingan bekerja tim
22

e) Gambaran Pelaksanaan IPE

Sejak WHO (2010) mengidentifikasi IPE sebagai komponen

penting dari perawatan kesehatan primer pada tahun 1978, berbagai

universitas di dunia mulai mengembangkan IPE dalam kurikulum

mereka. Salah satu universitas yang relah menerapkan IPE adalah

Universitas Australia. Pada tahun 2009 telah dibentuk sebuah komite

yang terdiri dari perwakilan seluruh program profesi kesehatan di

Universitas Australia yang bertugas membahas pelaksanaan IPE dan

mengidentifikasi berbagai hambatan yang ada. Mahasiswa

keperawatan, patologi, pendidikan dokter, kesehatan masyarakat desa,

gizi kesehatan, kesehatan masyarakat, psikologi dan psikiatri di

Universitas Australia belajar bersama dan berkolaborasi dalam sebuah

pendidikan interprofessional. Program pendidikan tersebut bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam

bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lain.

Universitas di Eropa dan Amerika juga telah mengaplikasikan

IPE dalam kurikulum pendidikan mereka. Terdapat departemen

khusus di bagian pendidikan fakultas yang mengelola IPE secara

tersendiri yang mengelola dan melakukan managemen terhadap

pelaksanaan IPE. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah

dengan ceramah dan diskusi di kelas, fieldtrip untuk memperdalam

pengetahuan mereka dan melakukan diskusi kelompok dengan topil-

topik pembelajaran tertentu (The University of Queensland, 2005).


23

Pada pelaksanaan program IPE terdapat pengelompokan

program dan pengembangan governance model dalam kurikulum IPE.

Metode Interprofessional Learning Clinic (ILC) dan Stimulated

Practice Centre (SPC) mempermudah integrasi pelaksanaan IPE. Para

mahasiswa menjadi mampu mengaitkan antara teori dengan praktek

secara teamwork yang dapat meningkatkan outcome pasien (Wolfson,

2007)

f) Pendekatan Pembelajaran IPE

Tidak ada satu pun metode penerapan IPE yang menjadi pilihan

utama, metode pembelajaran IPE dapat berubah sewaktu-waktu sesuai

dengan kebutuhan belajar peserta didik dan bagaimana cara dosen

untuk menjaga perhatian peserta didik terhadap pelajaran. Metode-

metode balajar yang ada dapat saling memperkuat, tidak berdiri

sendiri. Pendekatan belajar mengajar yang dapat diterapkan dalam IPE

yaitu exchange-based learning, action-based learning, practice-based

learning, simulation-based learning, observation-based learning, dan

e-based learning (Sedyowinarso, dkk., 2011).

i. Exchanged-based learning merupakan salah satu cara yang

digunakan untuk memungkinkan para peserta mengungkapkan

perasaan, membandingkan pandangan pertukaran pengalaman.

Debat tentang masalah etika dapat mengekspos nilai yang

mendasari perbedaan antara profesi. Permainan yang memainkan

hubungan kerja antara profesi dan antara organisasi dapat


24

meringankan belajar tetapi tetap berisi konten serius. Studi kasus

dapat meningkatkan peran aktif peserta dari profesi yang berbeda

untuk memperkenalkan pemahaman yang berbeda dan

menyarankan intervensi berbeda sebagai kelompok kerja terhadap

respon kolaboratif.

ii. Action-based learning, atau problem-based learning (PBL), atau

enquiry-based learning (EBL), sejak tahun 1970 telah menjadi

rekomendasi WHO sebagai metode pembelajaran untuk

interprofesional. Sistem pembelajaran ini tidak dirancang untuk

menyelesaikan masalah saat ini. Bukti menunjukkan bahwa PBL

mendorong kebebasan, kerja tim, ilmu pengetahuan yang lebih

terintegrasi, dan pembelajaran mendalam (Bligh, 1995 dalam

Freeth, 2005). Hughes dan Lucas, 1997 dalam Freeth, 2005,

menemukan bahwa PBL efektif dalam mencapai tujuan IPE

seperti belajar tentang peran dan meningkatkan keterampilan

komunikasi interprofesional.

iii. Interprofessional practice-based learning mengambil beberapa

bentuk penugasan luar dalam lingkungan kerja profesi lain,

pemebelajaran terkait untuk peserta didik secara bersamaan pada

penempatan di tempat kerja yang berdekatan, penempatan

bersama di pengaturan yang sama dan tujuan yang dirancang

untuk lingkungan belajar seperti pelatihan bangsal


25

iv. Simulated-based learning dapat menggunakan permainan peran

yang diadaptasi untuk memaparkan hubungan kerja antar profesi,

peserta berperan sebagai klien, pemberi pelayanan atau praktisi

dari diri mereka sendiri atau perspektif profesi lain. Keterampilan

laboratorium dikenalkan dalam pendidikan professional, misalnya

pada kedokteran dan keperawatan, dalam kondisi ini bias

dikembangkan penyertaan dua profesi atau lebih dan perspektif

interprofessional dalam diagnosis dan pengobatan. Kehidupan

kerja bisa disimulasikan di dalam lingkungan belajar di mana

hubungan tiap-tiap orang, tiap-tiap kelompok, dan tiap-tiap

organisasi bisa ditunjukkan keluar.

v. Observation-based learning, pelajar secara sederhana diminta

untuk mengamati pertemuan tim multidisiplin dengan

menggunakan metode studi observasional yang lebih canggih.

vi. E-based learning timbul karena adanya peningkatan pengenalan

dunia elektronik, ditambah dengan pembelajaran kesehatan dan

profesi kesehatan sehingga dapat memperbesar peluang

penerapan IPE. Penerapan teknologi ini dalam IPE digunakan

untuk melengkapi dan memperkuat pembelajaran tatap muka atau

sebagai penggantinya (Freeth, 2005).

g) Hambatan IPE

Berbagai penelitian mengenai hambatan IPE sudah banyak

dilakukan. Hambatan ini terdapat dalam berbagai tingkatan dan


26

terdapat pada pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya

ataupun sikap. Sangat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan

ini sebagai persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang

lebih baik demi praktik kolaborasi hingga perubahan sistem pelayanan

kesehatan (Sedyowinarso, dkk., 2012).

Hambatan-hambatan yang mungkin muncul adalah penanggalan

akademik, peraturan akademik, struktur penghargaan akademik, lahan

praktek klinik, masalah komunikasi, bagian kedisiplinan, bagian

profesional, evaluasi, pengembangan pengajar, sumber keuangan,

jarak geografis, kekurangan pengajar interdisipliner, kepemimpinan

dan dukungan administrasi, tingkat persiapan peserta didik, logistik,

kekuatan pengaturan, promosi, perhatian dan penghargaan, resistensi

perubahan, beasiswa, sistem penggajian, dan komitmen terhadap

waktu (ACCP, 2009).


27

B. Persepsi Mengenai IPE

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indera

dengan didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui,

mengartikan, dan menghayati tentang hal yang di amati, baik yang ada

diluar maupun didalam diri individu (Sunaryo, 2004). Sedangkan dalam

buku HPEQ-Project Dikti tahun 2012, persepsi adalah suatu proses

mengorganisasi dan menginterpretasi informasi yang diterima oleh panca

indra sensori, tidak hanya melihat dan mendengar secara fisik saja namun

juga terhadap maksud dari pola sebuah informasi yang didapatkan.

Persepsi meliputi kegiatan penerimaan, mengorganisasikan, dan

menginterpretasikan stimulus (HPEQ-Project Dikti, 2012). Persepsi

mengenai IPE adalah segala asumsi yang dimiliki seseorang terhadap IPE,

yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terhadap IPE.

Asumsi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.

2. Komponen Persepsi Mengenai IPE

Luecht, et al. (1990) adalah pemilik asli kuesioner Interdisciplinary

Education Perception Scale (IEPS). Kuesioner tersebut berisi 18

pernyataan yang dapat menilai persepsi seseorang terhadap IPE

(TTUHSC, 2011). Luecht, et al. (1990) dan Lee (2009) juga menerangkan

dalam penelitian tentang skala IEPS, terdapat empat komponen persepsi

tentang IPE terdiri dari kompetensi dan otonomi, persepsi kebutuhan untuk

bekerja sama, bukti kerjasama pada saat ini, dan pemahaman terhadap
28

profesi lain. Hal ini sejalan dengan Barr (2005) mengenai IPE yaitu

kolaborasi, persamaan kompetensi, bekerja dalam tim, pengalaman dan

merupakan ilmu terapan.

Perspektif dari mahasiswa merupakan hal yang sangat berpengaruh

dalam pencapaian IPE kedepan (Lee, 2009). Menurut Barnsteiner et. al.

(2007) dalam Ala (2010), perkembangan IPE sangat membutuhkan sikap

dan keinginan dari peserta didik untuk bekerja sama. Penelitian Ker et. al.,

(2003) menyebutkan bahwa penerimaan mahasiswa tentang pemahaman

tentang profesi lain merupakan suau pendektakan yang harus dipenuhi

dalam pelaksanaan kurikulum IPE.

Item pernyataan pada penelitian Luecht et. al. (1990) terdiri dari 18

item, 18 item tersebut tersebar pada empat komponen persepsi terhadap

IPE, yaitu:

(1) K.1 - Kompetensi dan otonomi (8 item)

(2) K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)

(3) K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item)

(4) K.4 Pemahaman terhadap profesi lain (3 item)

Luecht et. al. (1990) menjelaskan nilai alpha untuk masing-masing

komponen adalah 0.823, 0.563, 0.543, dan 0.518 secara berurutan dan

nilai alpha secara keseluruhan item adalah 0.872 dengan jumlah responden

sebanyak 143 orang. Tabel 2.2 menjelaskan item-item pernyataan pada

penelitian Luecht et. al. (McFadyen, 2007).


29

Tabel 2.2
Original IEPS by Luecht et. al. (1990)

1. Individuals in my profession are well-trained 6 5 4 3 2 1


2. Individuals in my profession are able to work
6 5 4 3 2 1
closely with individuals in other professions
3. Individuals in my profession demonstrate a great
6 5 4 3 2 1
deal of autonomy
4. Individuals in other professions respect the work
6 5 4 3 2 1
done by my profession
5. Individuals in my profession are very positive
6 5 4 3 2 1
about their goals and objectives
6. Individuals in my profession need to cooperate
6 5 4 3 2 1
with other professions
7. Individuals in my profession are very positive
6 5 4 3 2 1
about their contributions and accomplishments
8. Individuals in my profession must depend upon
6 5 4 3 2 1
the work of people in other professions
9. Individuals in other professions think highly of
6 5 4 3 2 1
my profession
10. Individuals in my profession trust each other's
6 5 4 3 2 1
professional judgment
11. Individuals in my profession have a higher
6 5 4 3 2 1
status than individuals in other professions
12. Individuals in my profession make every effort
to understand the capabilities and contributions 6 5 4 3 2 1
of other professions
13. Individuals in my profession are extremely
6 5 4 3 2 1
competent
14. Individuals in my profession are willing to share
information and resources with other 6 5 4 3 2 1
professionals
15. Individuals in my profession have good relations
6 5 4 3 2 1
with people in other professions
16. Individuals in my profession think highly of
6 5 4 3 2 1
other related professions
17. Individuals in my profession work well with
6 5 4 3 2 1
each other
18. Individuals in other professions often seek the
6 5 4 3 2 1
advice of people in my profession
The scale is as follows: 6 = strongly agree, 5 = agree, 4 = somewhat agree, 3 = somewhat
disagree, 2 = disagree, 1 = strongly disagree

McFadyen, MaClaren, & Webster (2007) memaparkan sebuah

alternatif model komponen untuk kuesioner IEPS. Hasil revisi

kuesionernya berisi 12 pertanyaan asli dari pernyataan asli kuesioner IEPS


30

milik Luecht et al.. Dua belas pertanyaan tersebut disusun ke dalam 3

komponen yaitu:

(1) K.1 - Kompetensi dan otonomi (5 item)

(2) K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)

(3) K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item)

McFadyen (2007) memaparkan nilai alpha untuk setiap komponen

adalah 0.79, 0.40, dan 0.83 secara berurutan, dan untuk nilai alpha secara

keseluruhan adalah 0.86 dengan jumlah responden sebanyak 308 orang

dari berbagai disiplin ilmu. Kuesioner IEPS yang telah direvisi oleh

McFadyen et al. menunjukkan kestabilan dan handalnya sebuah instrumen

(McFadyen et al., 2007).

Perbandingan lokasi item pada komponen persepsi terhadap IPE

antara Luecht et. al. dan McFadyen adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3
Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara Luecht
et. al. (1990) dan McFadyen (2007)
No. Luecht et. al. McFadyen (2007)
Komponen
Komponen (1990) (n=143) (n=308)
K.1 Kompetensi dan otonomi 1,3,4,5,7,9,10,13 1,5,7,10,13
Kebutuhan untuk
K.2 6,8 6,8
bekerjasama
Persepsi tentang bekerja
K.3 2,14,15,16,17 2,14,15,16,17
sama yang sesungguhnya
Pemahaman terhadap
K.4 11,12,18 dihapus
profesi lain

Tiga dari komponen persepsi terhadap IPE milik Luecht et. al.

menunjukkan nilai dibawah 0.60 dan beberapa penelitian menjelaskan

bahwa nilai alpha dibawah 0.60 tidak disarankan untuk dipakai.


31

McFadyen dalam penelitiannya melaporkan nilai alpha yang lebih baik

pada 2 komponen persepsi terhadap IPE (McFadyen, 2007).

Kompetensi dan otonomi menjelaskan tentang kompetensi dan

otonomi individu dalam profesi mereka sendiri dan sikap menghormati

yang ditunjukan oleh profesi lain kepada profesi mereka (Goelen et al.,

2006 dalam TTUHSC, 2011). Kebutuhan untuk bekerjasama menjelaskan

tentang sikap memahami antar profesi dalam kerjasama antar disiplin

ilmu karena dapat mempengaruhi profesi mereka sendiri. Persepsi

tentang bekerja sama yang sesungguhnya menjelaskan tentang persepsi

tentang bekerjasama yang sesungguhnya antara profesi individu dan

profesi lainnya (Luecht et al. 1990 dalam TTUHSC, 2011).

Hasil analis faktor yang dilakukan McFadyen menunjukkan bahwa

item nomor 3, 4, dan 9 memiliki nilai korelasi dibawah 0.40, berdasarkan

hasil tersebut McFadyen mengeluarkan item nomor 3, 4, dan 9. Kurangnya

kemampuan sebuah item pengukuran untuk menilai komponen

pemahaman terhadap profesi lain mengubah suatu instrumen. Tiga item

pernyataan (Item 11, 12, dan 18) pada komponen-4 pemahaman terhadap

profesi lain tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman

terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum

terpapar dalam lingkungan kerja interprofesional. Komponen pemahaman

terhadap profesi lain seharusnya digunakan untuk mahasiswa tingkat

akademik yang sudah memiliki pengalaman dalam lingkungan klinik, dan

mahasiswa tahap profesi dengan pengalaman klinik atau para praktisi itu
32

sendiri. Jika komponen tersebut tetap diukur kepada mahasiswa yang

belum memiliki pengalaman klinik penelitian harus dilakukan lebih

mendalam. Seharusnya hal ini menjadi catatan bahwa walaupun dilakukan

pengukuran terhadap tenaga profesional yang berpengalaman didapatkan

pengukuran dengan konsistensi yang rendah yaitu sebesar 0.586 & 0.487

Hayward et. al., (1996) dan mungkin komponen tersebut sesuatu

pengukuran yang tidak mudah untuk diukur (McFadyen, 2007)

C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Mahasiswa

Mahasiswa mengacu pada buku Pedoman Akademik Program Strata 1

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010-2011 adalah

peserta didik yang mengikut program pendidikan sarjana. Dalam

aplikasinya, setiap program studi mempunyai jenjang yang berbeda dalam

menempuh tahap akademik ini (UIN, 2010).

2. FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Pada tanggal 30 Desember 2002, Senat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta melakukan pembahasan dalam suatu sidang tentang pentingnya

pembukaan program studi baru dalam bidang kedokteran dan kesehatan.

Forum tersebut merekomendasikan pendirian Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK). Pendirian FKIK dimaksudkan untuk menjawab

tantangan dalam mewujudkan konsep Indonesia Sehat 2010 yang

dicanangkan pemerintah yang membutuhkan lebih banyak tenaga dokter,

apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
33

visi UIN menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga

pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan,

keislaman, dan keindonesiaan (UIN, 2010).

Di samping itu, pendirian FKIK adalah untuk menampung para

lulusan Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren yang berada dalam rural

area yang selalu termarginalisasikan karena kalah bersaing, baik secara

ekonomi maupun prestasi, untuk memasuki program studi umum pada

Universitas Negeri/Perguruan Tinggi Negeri. Berdasarkan keputusan Senat

tersebut, penyusunan proposal empat Program Studi yang bernaung di

bawah FKIK mulai dirintis, yaitu Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu Keperawatan. FKIK terbagi menjadi empat

program studi, yakni: Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM),

Program Studi Farmasi (PSF), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)

dan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) (UIN, 2010).

D. Penelitian Terkait

1. Analisis persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap profesi terhadap IPE

Fauziah (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis

Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Profesi Fakultas Kedokteran

UGM terhadap Interprofessional Education di tatanan klinik. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan rancangan cross

sectional dan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data

kuantitatif dengan menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan

data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Studi kuantitatif


34

dilakukan terhadap 133 mahasiswa pendidikan dokter dan ilmu

keperawatan tahap pendidikan profesi. Hasilnya 117 (87.97%) mahasiswa

memiliki persepsi baik terhadap IPE dan 111 (83.46%) mahasiswa

menunjukkan kesiapan yang baik terhadap IPE.

Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sama-sama meneliti

variabel persepsi, namun peneliti tidak mengukur variabel kesiapan.

Tetapi, pada penelitian kali ini pendekatan yang dilakukan hanya

kuantitatif. Sampel penelitian juga memiliki perbedaan, dalam penelitian

Fauziah sampel yang diambil adalah Mahasiswa FK UGM tahap profesi

program studi pendidikan dokter dan keperawatan, sedangkan pada

penelitian ini sampelnya lebih umum yaitu Mahasiswa FKIK yang terdiri

dari empat program studi dan tidak hanya yang sedang tahap profesi saja.

Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian

Fauziah menggunakan IEPS milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi,

sedangkan penelitian ini menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen

et al. 2007. Penelitian Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM,

sedangkan penelitian ini dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.
35

2. Gambaran persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap akademik

terhadap IPE

Ala (2010) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Persepsi

dan Kesiapan Mahasiswa Tahap Akademik terhadap Interprofessional

Education di Fakultas Kedokteran UGM. Jenis penelitian ini adalah

deskriptif eksploratif dengan rancangan cross sectional dan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif dengan

menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan data kualitatif

dilakukan dengan focus group discussion (FGD). Penelitian dilakukan

terhadap mahasiswa tahap akademik dari pendidikan dokter, ilmu

keperawatan, dan gizi kesehatan. Hasilnya, 86.8% mahasiswa memiliki

persepsi yang baik dan 92.8% mahasiswa memiliki kesiapan yang baik

terhadap IPE.

Penelitian ini meneliti variabel persepsi dan kesiapan, dan

menggunakan kuesioner yang sama, sedangkan penelitian yang dilakukan

tidak meneliti tentang kesiapan. Perbedaan juga terletak terletak pada

sampel, sampel penelitian Ala (2010) adalah mahasiswa pendidikan

dokter, ilmu keperawatan dan gizi kesehatan tahap akademik, sedangkan

penelitian yang dilakukan sampelnya adalah mahasiswa pendidikan dokter,

ilmu keperawatan, kesehatan masyarakat, dan farmasi. Penelitian ini juga

menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian Ala menggunakan IEPS

milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi, sedangkan penelitian ini

menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007. Penelitian


36

Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM, sedangkan penelitian ini

dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen pendidik terhadap model

pembelajaran IPE

Sedyowinarso dkk., (2011) melakukan penelitian yang berjudul

Persepsi mahasiswa dan Dosen Pendidik terhadap Model Pembelajaran

Interprofessional Education (IPE). Jenis penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan pendekatan Focused Group Discussion (FGD) pada

mahasiswa pendidikan tinggi ilmu kesehatan Indonesia dari pendidikan

dokter, pendidikan dokter gigi, ilmu keperawatan, kebidanan, farmasi,

ilmu gizi, dan kesehatan masyarakat dari institusi pendidikan tinggi ilmu

kesehatan yang sekurang-kurangnya memiliki 2 bidang keilmuan

kesehatan di Indonesia dan kepada 47 dosen di Surabaya. Perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti tidak meneliti

variabel kesiapan, dan pendekatan penelitian Sedyowinarso dengan

kualitatif yaitu Focused Group Discussion (FGD) sedangkan penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yang instrumennya berupa kuesioner.

Sedyowinarso, dkk. (2011) melakukan penelitian pada tujuh profesi

ilmu kesehatan, yaitu kedokteran, kedokteran gigi, ilmu keperawatan,

kebidanan, farmasi, ilmu gizi, kesehatan masyarakat yang tersebar di

berbagai Universitas di Indonesia, diantaranya: Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah

Mada, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlam, Fakultas Kesehatan


37

Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, program Studi

Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta, Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanudin, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanudin, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin,

Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin, Program Studi Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia Timur, Makasar. Terlihat

ndari daftar universitas yang ikut serta dalam penelitian tersebut UIN

Syarif Hidayatullah tidak ada didalamnya, dan kali ini peneliti

menggunakan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai subjek

penelitian.

4. Persepsi Interprofessional Teamwork: ITPS & IEPS

Texas Tech University Health Sciences Center (TTUHSC) pada tahun

2011 melakukan penelitian tentang persepsi terhadap kerjasama

interprofesional dengan menggunakan Interprofessional Teamwork

Perceptions Scale (ITPS) dan Interdisciplinary Education Perception

Scale (IEPS). Penelitian dilakukan di semua fakultas TTUHSC dan

menggunakan alumni yang yang sudah lulus satu, tiga, dan lima tahun

yang lalu. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kuesioner

IEPS memiliki validitas dan reabilitas yang baik untuk mengukur persepsi

kerjasama interprofessional.

Persamaan penelitian TTUHSC dengan penelitian ini adalah terletak

dari instrumen yang digunakan, sama-sama menggunakan IEPS yang

direvisi oleh McFadyen et al. 2007, namun penelitian ini tidak


38

menggunakan ITPS sebagai intrumen yang lain. Selain itu, penelitian

TTUHSC menggunakan mahasiswa dan alumni sebagai sampelnya,

sedangkan penelitian itu tidak menggunakan alumni sebagai sampelnya.

TTUHSC melakukan penelitian di Texas, Amerika sedangkan penelitian

ini dilakukan di Indonesia.


39

E. Kerangka Teori

Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat
Farmasi
Pendidikan Dokter
Ilmu Keperawatan Persepsi
(UIN, 2010)
Komponen Persepsi
a. Kompetensi dan
otonomi
Interprofessional Education b. Kebutuhan untuk
bekerjasama
Pengertian IPE (WHO, 2010) c. Persepsi tentang
Karakteristik Model IPE yang bekerjasama yang
Ideal (Lee, 2009) sesungguhnya
Manfaat IPE (TTUHSC, 2011, McFadyen,
(Illingworth & Sonya 2007) 2009)
Kompetensi IPE d. Pemahaman terhadap
(ACCP, 2009) profesi lain
Gambaran pelaksanaan IPE
(Luecht, 1990 & Lee, 2009)
(University of Queensland,
2005)
Pendekatan Pembelajaran IPE
(Freeth, 2005)
Hambatan IPE
(ACCP, 2009)

Interprofessional
Collaboration
(CIHC, 2010 & Teresa
Broers, 2009)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Keterangan:
: Variabel yang di teliti
: Variabel yang tidak diteliti
BAB III

KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan

ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini memiliki satu variabel

yaitu persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

IPE.

Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap


Interprofessional Education

Kompetensi dan Otonomi


Kebutuhan untuk bekerjasama
Persepsi tentang bekerjasama yang
sesungguhnya
Pemahaman terhadap profesi lain

(Luecht, 1990 & Lee, 2009,


McFadyen et al., 2007)

Gambar 3.1
Kerangka Konsep

Keterangan:
: Variabel yang diteliti

40
41

B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Persepsi Segala asumsi yang Menggunakan Kuisioner Penilaian Ordinal
terhadap dimiliki seseorang Interdiciplinary 1. Baik, jika:
IPE terhadap IPE, yang Education {(+1,0) X}
dapat Perception Scale Skor X 78
mempengaruhi sikap (IEPS) 2. Sedang, jika:
dan perilaku (Luecht, 1990, {(-1,0) X <
seseorang terhadap McFadyen et al, (+1,0)}
IPE, yang diukur 2007) Skor 48 X< 78
berdasarkan 3. Buruk, jika:
komponen Terdiri dari 18 {X < (-1,0)}
kompetensi dan pernyataan Skor X < 48
otonomi, kebutuhan
untuk bekerja sama, Pemberian skor (Azwar, 2005)
dan persepsi tentang menggunakan skala
bekerjasama yang Likert:
sesungguhnya, dan (McFadyen et al,
pemahaman 2007, Hidayat, 2008)
terhadap profesi Sangat setuju = 6
lain. Setuju = 5
(Sunaryo, 2004, Agak setuju = 4
HPEQ-Project Agak tidak setuju = 3
Dikti, 2012, Luecht, Tidak setuju = 2
1990, McFadyen et Sangat tidak setuju =
al, 2007) 1
42

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
2 Karakteristik
Responden
a. Jenis Identitas responden Angket Check List (1) Laki-laki Nominal
kelamin yang dapat digunakan (2) Perempuan
untuk membedakan
mahasiswa laki-laki (KBBI, 2014)
dan perempuan
(KBBI, 2014)

b. Program Kesatuan rencana (1) PSKM Nominal


Studi belajar sebagai (2) PSF
pedoman (3) PSPD
penyelenggaraan (4) PSIK
pendidikan, akademik
dan / profesional yang (UIN, 2010)
diselenggarakan atas
dasar suatu kurikulum
serta ditujukan agar
mahasiswa dapat
menguasai
pengetahuan,
keterampilan dan
sikap sesuai dengan
sasaran kurikulum
(KBBI, 2014)
43

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
c. Angkatan Tahun mahasiswa (1) 2013 Nominal
diterima masuk (2) 2012
kuliah (3) 2011
(UIN, 2010) (4) 2010

(UIN, 2010)

d. Pendidikan Sekolah menengah (1) SMA Nominal


akhir atas atau sederajat (2) SMK
sebelum mahasiswa (2) MA
kuliah di FKIK UIN (3) Pesantren
Jakarta
(UIN, 2010) (UIN, 2010)

e. Umur Usia responden yang continues Nominal


terhitung sejak lahir
hingga ulang tahun
terakhir
(KBBI, 2014)
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian

cross sectional meneliti suatu kejadian satu waktu sekaligus pada saat yang

sama. Metode ini digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan adalah kampus FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Peneliti memilih FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah tempat kuliah peneliti, dan IPE adalah

rancangan pembelajaran yang sedang didiskusikan oleh tim HPEQ UIN

demi meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa kesehatan. Selain itu

di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di dalamnya terdapat empat

program studi ilmu kesehatan yang sistem pembelajarannya masih

terfragmentasi, dan belum ada penelitian sejenis. Penelitian dilakukan pada

bulan Mei 2014 di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

44
45

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang karakteristiknya

tidak ditetapkan (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini yang menjadi

populasi adalah mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut

data yang peneliti dapatkan dari Badan Kepegawaian FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terdapat 1570 mahasiswa FKIK yang tersebar di empat

jurusan.

Tabel 4.1
Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2008 2009 2010 2011 2012 2013


PSPD Koas: 203 mahasiswa 96 96 88
PSKM 36 9 80 136 111 106
PSIK 21 27 45 58 37 50
PSF - - 68 127 97 79
Total
Seluruh 1570 mahasiswa

Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu

untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2008). Penelitian

ini menggunakan disproporsional stratified random sampling dikarenakan

anggota populasi yang heterogen (tidak sejenis). Disproporsional stratified

random sampling adalah metode pengambilan sampel dengan jumlah yang

sama setiap strata walaupun tidak sebanding dengan jumlah populasi

proporsi sampel di setiap strata (Siregar, 2013). Sampel diambil dari

masing-masing program studi dan angkatan di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti.


46

Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah

Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bersedia untuk menjadi responden

Mahasiswa berstatus aktif kuliah

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian, seperti halnya hambatan etis, menolak menjadi responden atau

suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian

(Nursalam, 2008).

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

Mahasiswa yang sedang cuti kuliah

Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

menjadi responden uji validitas

Perhitungan jumlah sampel dibawah ini menggunakan rumus

perbandingan jumlah sampel menurut Burns dan Grove (2005). Setiap

variabel dapat diwakili oleh 5-10 sampel, semakin kuat hubungan antar

variabel berdasarkan uji validitas, maka semakin sedikit jumlah sampel

yang diperlukan dan semakin lemahnya hubungan antar variabel, maka

jumlah sampel yang diperlukan semakin besar. Hasil perhitungan dari 13

item kuisioner yang valid dan reliabel maka dibutuhkan (13 x 10) = 130

responden. Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai

cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel yang

ditentukan: 10% x 130 = 13 responden. Maka, total sampel dalam penelitian


47

ini adalah: 130+13 = 143 responden. Pengembalian sampel dilakukan

dengan membagi strata tiap jurusan dan angkatan, lalu dilakukan random

sampling dengan cara diundi.

Tabel 4.2
Pembagian Strata Bedasarkan Program Studi dan Angkatan
PSIK PSPD PSF PSKM
(orang) (orang) (orang) (orang)
2013 9 9 9 9 36
2012 9 9 9 9 36
2011 9 9 9 9 36
2010 9 9 9 9 36
Jumlah 36 36 36 36 144

D. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah

diolah (Saryono, 2011). Jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini

adalah berupa kuesioner. Kuesioner dipilih dengan pertimbangan jumlah

responden yang besar dan jenis penelitian yang telah dilakukan. Peneliti

menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner untuk mengukur

persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

Interprofessional Education.

Pengukuran persepsi terhadap IPE menggunakan Interdiciplinary

Education Perception Scale (IEPS) diadopsi dari McFadyen et. al. (2007)

yang diperbaharui dari kuisioner asli IEPS milik Luecht et. al. (1990) yang

kemudian peneliti modifikasi kembali dengan menambahkan 1 item

pernyataan nomor 13. Jumlah pernyataan dalam kuesioner ini adalah 13


48

pertanyaan (nomor item 1-12 diambil dari IEPS milik McFadyen, 2007,

dan item no 13 hasil modifikasi peneliti) yang kemudian di uji validitas

dan reabilitas kepada 30 responden. Item pernyataan original dari IEPS ini

berbahasa inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa

Indonesia oleh Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Peneliti kemudian menambahkan 6 item pernyataan asli milik

Luecht et. al. (1990) yang telah diterjemahkan dan di uji validitas oleh

Fauziah (2010) dengan perizinan penggunaan kuesioner kepada Fauziah.

Jumlah item kuesioner yang digunakan dalam kuesioner adalah 19 item

pernyataan.

Jenis kuesionernya adalah kuesioner yang diisi oleh responden sesuai

dengan pernyataan yang berada pada lembar kuesioner. Bentuk pertanyaan

dari kuesioner ini adalah close ended item dimana responden diberi

kebebasan untuk memilih jawaban tentang kebenaran suatu pernyataan.

Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Menurut

Hidayat (2008) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada atau yang

dialaminya. Setiap butir pertanyaan nilai yang diperoleh adalah: 6 = sangat

setuju, 5 = setuju, 4 = agak setuju, 3 = agak tidak setuju, 2 = tidak setuju, 1

= sangat tidak setuju.


49

Tabel 4.3
Kisi-kisi Instrumen Persepsi terhadap IPE
Komponen Favorable Jumlah
Kompetensi dan otonomi 1,3,5,7,8 5
Kebutuhan untuk 4,6,13 3
bekerjasama
Persepsi tentang bekerja 2,9,10,11,12 5
sama yang sesungguhnya
Jumlah 13 13

Persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap IPE dikategorikan menjadi baik, sedang, dan buruk.

Pengkategoriannya adalah sebagai berikut:

(+1,0) X....................................................................................Baik

(-1,0) X < (+1,0)...................................................................Sedang

X < (-1,0)......................................................................................Buruk

(Azwar, 2005)

Keterangan:
X = jumlah skor jawaban responden
= (Xmaks+Xmin) x total item pernyataan

= 1/6 (Imaks Imin)

Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pernyataan (6)

Xmin = skor terendah pada 1 item pernyataan (1)

Imaks = jumlah total skor tertinggi (108)

Imin = jumlah skor terendah (18)


50

Kategori untuk kuesioner persepsi mengenai IPE berdasarkan

pembagian baik, sedang, buruk adalah sebagai berikut:

78 X.....................................................................................................Baik

48 X < 78.........................................................................................Sedang

X < 48...................................................................................................Buruk

E. Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas berarti untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Suatu

alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan

tepat tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data

tersebut. Cermat berarti bahwa pengumpulan itu mampu memberikan

gambaran mengenai perubahan sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu

dengan yang lain (Azwar, 2005).

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu

mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi

antara skor tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.

Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna maka

semua pertanyaan yang ada pada kuesioner itu telah mengukur konsep

yang kita ukur (Notoatmojo, 2005). Uji validitas instrumen ini

menggunakan teknik uji validitas dengan pendekatan faktor analisis.

Faktor analisis adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk


51

mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi

beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti (Polit,

1996). Faktor analisis akan mengkaji nilai skala setiap item kuesioner dan

kemudian akan mengelompokkannya dalam satu atau beberapa dimensi,

setiap item yang mengukur dimensi yang sama akan memuat faktor yang

sama dan item yang mengukur dimensi yang berbeda akan memuat faktor

yang berbeda juga (Wood dan Haber, 2006). Prinsip utama analisis faktor

adalah korelasi, maka pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar

variabel) yang di ukur dengan besaran Bartlett Test Of Sphericity atau

Measure of Sampling Adequacy (MSA) yang mengharuskan adanya

korelasi yang signifikan diantara paling sedikit beberapa variabel (>0,5).

Jumlah sampel yang dianjurkan dalam faktor analisis adalah 50-100

sampel atau menggunakan perbandingan yang ideal yaitu 1:10, dimana

setiap item variabel diwakili oleh 10 orang responden (Polit, 1996). Untuk

melihat korelasi antar item dalam kuesioner dipakai rumus Pearsens

product moment correlation yang terintegrasi dalam faktor analisis.

Analisis validitas faktor yang dimaksud adalah seperti yang tercantum

pada metoda statistik pada bagian analisis faktor.

Peneliti melakukan uji validitas kepada 30 mahasiswa FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2014 yang dijaga

identitasnya untuk mengantisipasi tercampurnya responden uji validitas

dan responden penelitian. Penelitian ini menggunakan software komputer,


52

SPSS 20, untuk membantu dalam analisis faktor dan melihat korelasi antar

item. Hasil uji validitas pada penelitian ini ada dalam Tabel 4.4.

2. Reabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya. Hasil pengukuran konsisten atau tepat azas

bila dilakukan pengukuran berulang (Saryono, 2011). Reliabilitas

dinyatakan dalam koefisien dengan angka 0 sampai 1.00. Semakin tinggi

koefisien mendekati angka 1.00 berarti reliabilitas instrumen semakin

tinggi. Uji yang digunakan untuk menentukan reliabilitas dari kuesioner ini

adalah dengan uji Cronbachs alpha. Cronbachs alpha secara simultan akan

membandingkan skala setiap item yang satu dengan yang lainnya. Suatu

instrumen dikatakan cukup konsisten/ reliabil apabila memiliki nilai

cronbachs alpha >0,70 (Wood dan Haber, 2006). Penelitian ini

menggunakan software komputer, SPSS 20. Hasil uji reabilitas pada

instrumen ini terlampir dalam tabel 4.4.


53

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

KMO Faktor
Item Variabel Alpha
/MSA 1 2 3 Cronbachs
profesi saya akan saling membantu ,827
pekerjaan profesi lain
profesi saya menghargai orang-orang lain ,742
yang bekerja dalam profesi yang berkaitan
profesi saya dapat bekerja dengan baik ,634
bersama orang lain dengan profesi yang ,720
berbeda
profesi saya bekerja sama dengan orang ,610
lain dengan baik.
profesi saya memiliki hubungan baik ,609
dengan orang dari profesi lain
profesi saya sangat terlatih ,964
profesi saya sangatlah kompeten ,793
profesi saya bersedia berbagi informasi ,606 ,431 ,704
dan sumber daya dengan orang-orang
professional lainnya
profesi saya saling mempercayai penilaian ,773
professional yang dibuat orang lain
profesi saya bergantung pada pekerjaan ,770
orang-orang di profesi lain
profesi saya perlu untuk bekerjasama ,600
dengan profesi lain
,636
profesi saya memiliki pandangan yang ,541
sangat positif akan kontribusi dan
pencapaian yang mereka lakukan
profesi saya memiliki pandangan sangat ,460
optimis akan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai

Dari hasil uji instrumen, didapatkan 11 item yang valid dan 3 faktor

yang terbentuk dengan nilai measure of sampling adequacy (MSA) 0,606

dan masing-masing faktor mempunyai nilai cronbach alpha sebesar 0,72,

0,704, dan 0,636. Pada penelitian ini kevalidan dan reabilitas instrumen

akan dilakukan analisis dan pengukuran kembali yang tersaji pada BAB V

dan VI.
54

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data

1. Peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen kepada

30 mahasiswa yang aktif kuliah di FKIK sebelum seminar proposal

dilakukan untuk mengantisipasi kevalidan dan reliabelnya sebuah

instrumen yang diterjemahkan langsung dari Bahasa Inggris ke Bahasa

Indonesia.

2. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan

permohonan ijin penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jawaban persetujuan izin penelitian disampaikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha Bidang Akademik

4. Setelah ijin penelitian disetujui, peneliti menyeleksi calon responden

yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

5. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, dan disetujui oleh

penguji, peneliti menambahkan 6 item pernyataan asli yang dikeluarkan

oleh McFadyen pada penelitiannya (penjelasan terdapat pada BAB V

dan VI). Jumlah item pernyataan ketika dilakukan penelitian dalah 19

item.

6. Dengan menggunakan teknik disproporsional stratified random

sampling, peneliti menentukan jumlah responden.

7. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon

responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka

dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.


55

8. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden

selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner

dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun

pernyataan yang kurang jelas.

9. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 10 menit untuk

masing-masing responden, sedangkan proses pengambilan data

dilakukan selama 3 hari.

10. Responden diharapkan menjawab seluruh pernyataan didalam

kuesioner, setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada

peneliti.

11. Peneliti menyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi dengan

lengkap, dan hanya mengambil kuesioner yang lengkap diisi.

12. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh

peneliti.

G. Pengolahan Data

Berikut langkah-langkah dalam pengolahan data meliputi editing,

coding, tabulating, analiting menurut Hidayat (2008) dengan penjelasan

sebagai berikut:

1. Editing

Memeriksa kuesioner yang telah diisi, mengecek nama dan

kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, konsistensi

jawaban, dan mengecek macam isian data. Editing bisa dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.


56

2. Coding

Memberi kode tertentu untuk setiap pertanyaan. Dalam coding,

data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka atau

bilangan. Dan untuk kode dari item pada kuesioner ini antara lain;

sangat setuju = 6, setuju = 5, agak setuju = 4, agak tidak setuju = 3,

tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.

3. Entry

Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat

tabel kontingensi. Program untuk analisis data pada penelitian ini

adalah menggunakan SPSS 20.

H. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang

dikumpulkan, terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

proporsinya. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada

variabel penelitian yang meliputi: 1) Karakteristik mahasiswa FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari program studi, angkatan,

jenis kelamin, pendidikan akhir, dan umur; 2) Persepsi mahasiswa FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE; 3) Persepsi mahasiswa


57

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan

program studi.

2. Analisa Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE)

a. T-test

Pada penelitian ini analisis T-test yang dipakai adalah

Independent sample test. Tujuan analisis ini adalah untuk

membandingkan dua rata-rata dua grup yang tidak berhubungan.

Data yang digunakan adalah kuantitatif dengan asumsi berdistribusi

normal (Riduwan, 2007). Grup yang dilihat adalah karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin, dan yang diukur adalah

komponen persepsi terhadap IPE. Pada analisis ini peneliti hanya

akan melihat mean antargrup dan signifikansi antar komponen.

3. Analisa Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE)

a. Oneway ANOVA

Oneway ANOVA (analisa ragam satu arah) biasanya

digunakan untuk menguji rata-rata/pengaruh perlakuan dari suatu

percobaan yang menggunakan 1 faktor, di mana 1 faktor tersebut

memiliki 3 atau lebih kelompok. Disebut satu arah karena peneliti

dalam penelitiannya hanya berkepentingan dengan 1 faktor saja atau

juga dapat dikatakan oneway ANOVA (analisa ragam satu arah)

mengelompokkan data berdasarkan satu kriteria saja (Siregar, 2013).

Tujuannya ialah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata.

Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya data


58

sampel dianggap mewakili populasi (Riduwan, 2007). Pada analisis

ini peneliti hanya akan melihat mean antargrup dan signifikansi antar

komponen.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menerapkan prinsip etis

(Nursalam, 2008) sebagai berikut:

1. Prinsip Manfaat

Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi

responden. Informasi yang telah diberikan oleh responden, tidak akan

dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apapun.

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia

Responden mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia

menjadi responden ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun. Responden

mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan.

3. Prinsip Keadilan

Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi. Penelitian ini

akan dijaga kerahasiaan dengan tidak mengikut sertakan nama dari

responden.

J. Penyajian Data

Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang

kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Peneliti menyebarkan 160 kuesioner kepada mahasiswa FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan 152 kuesioner yang telah diisi

kemudian setelah memilih kuesioner yang lengkap maka didapatkan 143

kuesioner yang diisi oleh 143 mahasiswa FKIK UIN. Pada penelitian ini,

karakteristik mahasiswa yang dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Program Studi

Pengelompokan responden berdasarkan kategori program studi

digambarkan pada tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Program Studi
Kes.Masyarakat 37 25.9
Farmasi 37 25.9
Ilmu Keperawatan 35 23.8
Pendidikan Dokter 34 24.5
Total 143 100

Peneliti membagi strata pada tiap responden berdasarkan program

studi, namun pada tabel 5.1 menunjukkan hasil sebagian besar responden

ada di program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, masing-masing

sebesar 25.9% dan 25.9%, sedangkan responden Ilmu keperawatan 23.8%

dan Pendidikan dokter 24.5%.

59
60

2. Angkatan

Pengelompokkan responden berdasarkan kategori angkatan

digambarkan pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Angkatan
2013 39 27.3
2012 34 23.8
2011 38 26.6
2010 32 22.4
Total 143 100
Peneliti mengambil angkatan yang sedang aktif kuliah, yaitu

angkatan 2013, 2012, 2011, dan 2010. Berdasarkan pembagian strata per-

angkatan, hasil terbesar yaitu ada pada angkatan 2013 sebanyak 27.3%,

diikuti angkatan 2011 sebanyak 26.6%, angkatan 2012 23.8%, dan terkecil

yaitu 22.4% angkatan 2010.

3. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 49 34.3
Perempuan 94 65.7
Total 143 100

Pada tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan, sebanyak 65.7% sedangkan laki-laki sebesar 34.3%.


61

4. Pendidikan Akhir
Peneliti membagi responden berdasarkan pendidikan akhir pada

tabel 5.4.

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Akhir di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Pendidikan Akhir
SMA 93 65.0
SMK 2 1.4
MA 25 17.5
Pesantren 23 16.1
Total 143 100

Data pada Tabel 5.4 di atas terlihat bahwa dari 143 responden,

mayoritas mahasiswa berpendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 93 orang

(65.0%), sedangkan mahasiswa berpendidikan akhir MA sebanyak 25

orang (17.5%), Pesantren sebanyak 23 orang (16.1%) dan SMK sebanyak

2 orang (1.4%).

5. Umur

Peneliti membagi responden berdasarkan umur pada tabel 5.5.

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)

Std.
N Min Max Mean
Deviation
Umur 143 15 23 19.76 1.337
Valid N (listwise) 143

Pada tabel diatas menunjukkan dari 143 mahasiswa yang terendah

adalah berumur 15 tahun, dan umur tertinggi yaitu 23 tahun, dengan nilai

mean 19.76 dan Std. Deviation sebesar 1.337.


62

B. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education

1. Komponen Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional

Education

Hasil faktor analisis item kuesioner digambarkan pada tabel 5.6:

Tabel 5.6 Hasil faktor analisis item kuesioner (n=18)

No KMO Komponen Alpha


Item Variabel
Item /MSA 1 2 3 4 Cronbachs
11 Orang-orang dalam profesi saya menghargai ,811
orang-orang lain yang bekerja dalam profesi
yang berkaitan
12 Orang-orang di dalam profesi saya bekerja ,810
sama dengan orang lain dengan baik.
10 Orang-orang dalam profesi saya memiliki ,671
hubungan baik dengan orang dari profesi lain
9 Orang-orang dalam profesi saya bersedia ,594 ,817
berbagi informasi dan sumber daya dengan
orang-orang professional lainnya
3 Orang-orang dalam profesi saya memiliki ,546
pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai
14 Orang-orang dalam profesi saya dapat ,450
menunjukkan outonomi dengan baik
2 Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja ,724
dengan baik bersama orang lain dengan
profesi yang berbeda
17 Orang-orang dalam profesi saya percaya satu ,677
sama lain dalam penilaian profesionalisme ,866
7 Orang-orang dalam profesi saya saling ,592
mempercayai penilaian professional yang
dibuat orang lain ,695
8 Orang-orang dalam profesi saya sangatlah ,505
kompeten
18 Orang-orang dalam profesi saya berusaha ,496
untuk memahami kemampuan dan kontribusi
dari profesi lain
13 Orang-orang dalam profesi saya akan saling ,379
membantu pekerjaan profesi lain
19 Orang-orang dalam profesi lain sering ,854
menerima saran dari individu profesi saya
15 Orang-orang dari profesi lain menghargai ,710
,624
hasil kinerja dari profesi saya
16 Orang-orang dalam profesi saya menganggap ,557
tinggi terhadap profesi lain
4 Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk ,689
,412
bekerjasama dengan profesi lain
63

6 Orang-orang dalam profesi saya bergantung ,653


pada pekerjaan orang-orang di profesi lain
5 Orang-orang dalam profesi saya memiliki ,468
pandangan yang sangat positif akan kontribusi
dan pencapaian yang mereka lakukan

: Persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya (11,12,10,9,3,14)


: Kompetensi dan otonomi (2,17,7,8,18,13)
: Pemahaman terhadap profesi lain (19,15,16)
: Kebutuhan untuk bekerjasama (4,6,5)

Peneliti mengidentifikasi kembali item pernyataan kuesioner

pengukuran persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE dengan menggunakan

metode faktor analisis untuk melihat KMO/MSA, faktor yang terbentuk,

factor loading per-item pernyataan, lalu mengukur Alpha Cronbachs per-

komponen item pengukuran.

Pada tabel 5.6, didapatkan nilai measure of sampling adequacy

(MSA) 0.866 dan masing-masing faktor mempunyai nilai Alpha

Cronbachs sebesar 0.817, 0.695, 0.624, dan 0.412. Empat faktor yang

terbentuk yaitu nomor item 11, 12, 10, 9, 3, dan 14 membentuk komponen

persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, nomor item 2, 17, 7, 8,

18, dan 13 membentuk komponen kompetensi dan otonomi, nomor item

19, 15, dan 16 membentuk komponen pemahaman terhadap profesi lain,

sedangkan nomor item 4, 6, dan 5 membentuk komponen kebutuhan untuk

bekerjasama. Item pernyataan nomor 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 adalah

tambahan item pernyataan milik Luecht et al (1990) yang dimasukkan

untuk melihat faktor analisis item tersebut untuk membuktikan teori

komponen persepsi pada penelitian McFadyen (2007).


64

Peneliti mengeluarkan item pernyataan nomor 1 karena dianggap

tidak valid karena menunjukkan factor loading 0,276. Berikut tabel

distribusi frekuensi item no 1:

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Item Pernyataan nomor 1 IPE (McFadyen, 2007)
Frekuensi Persentase
Agak Tidak Setuju 1 0.77
Agak Setuju 12 8.4
Setuju 97 67.8
Sangat Setuju 33 23.1
Total 143 100
Sebanyak 97 orang (67.8%) responden menjawab Setuju, 33 responden

(23.1%) memilih jawaban Sangat Setuju, 12 responden (8.4%)

menjawab Agak Setuju, dan 1 responden (0.77%) menjawab Agak

Tidak Setuju.

2. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education

Komponen persepsi mahasiswa terhadap IPE terdiri atas 18

pernyataan. Distribusi jawaban seluruh responden terhadap pernyataan

persepsi dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8
Distribusi Frekuesnsi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Baik 139 97.21
Sedang 4 2.79
Buruk 0 0
Total 143 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa secara umum

sebagian besar mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mempunyai persepsi terhadap IPE dalam kategori baik (97.21%).


65

Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE

berdasarkan program studi.

Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi

Kesehatan Ilmu Pendidikan


Farmasi
Masyarakat Keperawatan Dokter
Kategori Persen. Persen. Persen. Persen.
Frek. Frek. Frek. Frek.
(%) (%) (%) (%)
Baik 37 100 35 94.59 34 97.14 33 97.06
Sedang 0 0 2 5.41 1 2.86 1 2.94
Buruk 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mahasiswa program studi kesehatan masyarakat (100%),

farmasi (94.59%), ilmu keperawatan 97.14%, dan pendidikan dokter

(97.06%) mempunyai persepsi terhadap IPE dalam kategori baik.

C. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Komponen

Persepsi IPE

Tabel 5.10 menjelaskan hasil perbedaan mean berdasarkan jenis

kelamin terhadap komponen persepsi IPE.

Tabel 5.10
Hasil perbedaan mean, Jenis Kelamin dan Kelompok Komponen
Std.
Komponen Persepsi Jenis_Kelamin N Mean
Deviation
Persepsi tentang bekerjasama Laki-laki 49 29,69 3,242
yang sesungguhnya Perempuan 94 31,37 2,790
Laki-laki 49 30,33 2,366
Kompetensi dan Otonomi
Perempuan 94 30,89 2,443
Pemahaman terhadap profesi Laki-laki 49 13,73 2,262
lain Perempuan 94 13,60 2,416
Kebutuhan untuk Laki-laki 49 14,82 1,900
bekerjasama Perempuan 94 15,27 1,815
66

Pada Tabel 5.10, komponen persepsi tentang bekerjasama yang

sesungguhnya, komponen kompetensi dan otonomi, dan komponen

kebutuhan untuk bekerjasama, menunjukkan responden berjenis kelamin

perempuan memiliki mean yang lebih tinggi daripada responden berjenis

kelamin laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara berurutan. Namun

untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain, responden yang memilki

mean tertinggi adalah responden laki-laki yaitu 13.73. Perbedaan jumlah jenis

kelamin anatara laki-laki (n=49) dan perempuan (n=94) disebabkan oleh

jumlah populasi mahasiswa FKIK yang sebagian besar berjenis kelamin

perempuan, dan diambil dengan cara random sampling.

Hasil uji beda mean disajikan kembali pada tabel 5.11:

Tabel 5.11
Hasil Uji Beda Mean
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-
tailed)
Persepsi tentang Equal variances assumed -3,227 141 ,002
bekerjasama yang Equal variances not
-3,078 85,638 ,003
sesungguhnya assumed
Equal variances assumed -1,332 141 ,185
Kompetensi dan
Equal variances not
Otonomi -1,345 100,183 ,182
assumed
Pemahaman Equal variances assumed ,334 141 ,739
terhadap profesi Equal variances not
,341 103,214 ,734
lain assumed
Equal variances assumed -1,383 141 ,169
Kebutuhan untuk
Equal variances not
bekerjasama -1,363 93,578 ,176
assumed

Pada tabel 5.11 menunjukkan perbedaan mean yang berarti, hal ini

terdapat pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya

nilai p = < 0.05 maka disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang berarti

antara komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya terhadap


67

jenis kelamin. Komponen kompetensi dan otonomi, pemahaman terhadap

profesi lain dan kebutuhan untuk bekerjasama nilai p > 0.05 maka

disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan rerata yang berarti antara komponen

tersebut terhadap jenis kelamin.

D. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi antar Program Studi di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Komponen Persepsi Terhadap

IPE

Peneliti melakukan uji beda mean untuk mengidentifikasi perbedaaan

persepsi antar program studi berdasarkan komponen persepsi terhadap IPE.

Tabel 5.12
Hasil perbedaan mean, Kelompok Komponen dan Program Studi
N Mean Std.
F Sig.
Deviation
Kesehatan
37 31,62 2,240
Masyarakat
Persepsi tentang
Farmasi 37 30,41 3,775
bekerjasama yang 1,412 ,242
Pendidikan Dokter 34 30,82 3,224
sesungguhnya
Ilmu Keperawatan 35 30,31 2,676
Total 143 30,80 3,048
Kesehatan
37 31,19 2,025
Masyarakat
Farmasi 37 30,54 2,534
Kompetensi dan Otonomi 1,266 ,289
Pendidikan Dokter 34 30,91 2,723
Ilmu Keperawatan 35 30,14 2,353
Total 143 30,70 2,424
Kesehatan
37 13,46 2,352
Masyarakat
Pemahaman terhadap Farmasi 37 13,62 2,113
6,469 ,000
profesi lain Pendidikan Dokter 34 14,94 1,890
Ilmu Keperawatan 35 12,60 2,511
Total 143 13,64 2,357
Kesehatan
37 15,16 1,878
Masyarakat
Kebutuhan untuk Farmasi 37 15,24 1,949
,754 ,522
bekerjasama Pendidikan Dokter 34 15,32 1,934
Ilmu Keperawatan 35 14,71 1,637
Total 143 15,11 1,850
68

Berdasarkan tabel 5.12 diatas pada komponen persepsi tentang

bekerjasama yang sesungguhnya dan komponen kompetensi dan otonomi,

program studi yang memilki mean tertinggi adalah Program Studi Kesehatan

Masyarakat, sebesar 31.62 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama

yang sesungguhnya dan 31.19 untuk komponen kompetensi dan otonomi.

Sedangkan pada komponen pemahaman terhadap profesi lain dan komponen

kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean tertinggi

adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94 untuk komponen

pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 komponen kebutuhan untuk

bekerjasama. Komponen pemahaman terhadap profesi lain memperoleh nilai

p = 0.000 yang artinya p = < 0.05, maka ada perbedaan persepsi terhadap IPE

yang berarti antara program studi pada komponen pemahaman terhadap

profesi lain.
BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

Intepretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan

teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan

memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.

A. Karakteristik Responden

Menurut Thoha (2004) perbedaan karakteristik responden

menyebabkan perbedaan dalam mempresepsikan sesuatu, termasuk persepsi

terhadap IPE.

1. Program Studi

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2010 sampai tahun 2013.

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 143

orang. Responden Program Studi Kesehatan Masyarakat berjumlah 37

orang (25.9%), responden Program Studi Farmasi berjumlah 37 orang

(25.9%), responden Program Studi Ilmu Keperawatan berjumlah 35

orang (23.8%), dan responden Program Studi Pendidikan Dokter

berjumlah 34 orang (24.5%). Jumlah terbesar responden ada pada

Program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, ini dikarenakan

peneliti membagi rata jumlah responden untuk tiap program studi.

69
70

Setelah mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi peneliti

memeriksa kembali kuesioner yang lengkap dan bisa dipakai, dan

mengeluarkan kuesioner yang tidak lengkap. Maka didapatkan

ketidaksetaraan jumlah pada Program Studi Ilmu Keperawatan dan

Pendidikan Dokter.

2. Angkatan

Pengelompokkan responden berdasarkan kategori angkatan juga

menyetarakan dalam jumlah per-angkatan, dan mengeluarkan kuesioner

yang tidak lengkap. Terlihat dari jumlah responden yang terlibat

berjumlah 143 orang. Responden angkatan tahun 2013 berjumlah 39

orang (27.3%), angkatan tahun 2012 berjumlah 34 orang (23.8%),

angkatan tahun 2011 berjumlah 38 orang (23.8%), dan angkatan tahun

2010 berjumlah 32 orang (22.4%). Angkatan yang paling banyak terlibat

adalah angkatan tahun 2013, lalu tahun 2011, tahun 2012, dan angkatan

tahun 2010. Peneliti hanya mengambil responden dari angkatan 2013

sampai angkatan tahun 2010 karena masih aktif berada di kampus FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jenis Kelamin

Pada kategori jenis kelamin sebanyak 94 orang (65.7%) berjenis

kelamin perempuan dan laki-laki 49 orang (34.3%). Hal ini berkaitan

dengan sistem pengambilan responden secara stratfied random sampling

dan data menurut Badan Kepegawaian FKIK UIN Syarif Hidayatullah


71

Jakarta jumlah mahasiswa FKIK tahun 2010-2013 yang menyatakan

sebagian besar mahasiswa FKIK adalah perempuan.

4. Pendidikan Akhir

Mayoritas mahasiswa FKIK berlatar belakang pendidikan SMA

berjumlah 93 orang (65%), lalu terbesar kedua adalah MA berjumlah 25

orang (17.5%), terbesar ketiga adalah Pesantren berjumlah 23 orang

(16.1%), dan yang paling sedikit adalah SMK yaitu 2 orang (1.4%).

Keberagaman latar belakang pendidikan dikarenakan UIN Syarif

Hidayatullah memiliki 5 jalur penerimaan mahasiswa baru (UIN, 2010).

Dominasi pada mahasiswa dengan latar belakang SMA disebabkan

karena teknik pengambilan responden secara stratfied random sampling

dan kuota terbesar penerimaan ada pada mahasiswa berlatar belakang

SMA. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalah salah satu perguruan

tinggi yang dibawah naungan Departemen Agama, maka terdapat

program yang menerima mahasiswa pada jalur beasiswa yang diberikan

oleh departemen agama untuk santri-santri berprestasi dalam program

nya yaitu santri menjadi dokter maka terlihat jumlah responden kedua

dan ketiga terbesar adalah mahasiswa dengan berlatar belakang MA dan

pesantren.
72

5. Umur

Kategori umur, dari jumlah responden sebanyak 143 orang

angkatan 2010 samapai 2013 menunjukkan umur terendah adalah 15

tahun dan umur tertinggi yaitu 23 tahun. Mahasiswa umur 15 tahun

adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program Studi Farmasi

angkatan 2012 dan berpendidikan akhir pesantren. Sedangkan mahasiswa

umur 23 tahun adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program

Studi Pendidikan Dokter angkatan 2010 dan berpendidikan akhir

pesantren.

B. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education

1. Komponen Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional

Education

Pernyataan dalam kuesioner yang di susun oleh peneliti merupakan

hasil modifikasi dari penelitian McFadyen (2007) dan Luecht et. al.

(1990). Peneliti memasukkan 12 pernyataan asli yang telah direvisi oleh

McFadyen dalam penelitiannya yang dibuat oleh Luecht et al (1990) dan

menambahkan 6 item pernyataan dalam penelitian Luecht (1990) yang

tidak digunakan oleh McFadyen, kemudian peneliti menambahkan 1 item

pernyataan untuk melengkapi komponen yang hanya terdiri dari 2

pernyataan. Jumlah keseluruhan adalah 19 item pernyataan. Setelah

dilakukan pengukuran dengan menggunakan faktor analisis didapatkan

data yang disajikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 menunjukkan adanya 4

faktor yang terbentuk, diantaranya item pernyataan nomor 3, 9, 10, 11,


73

12 dan 14 membentuk faktor pertama, item pernyataan nomor 2, 7, 8, 13,

17, dan 18 membentuk faktor kedua, item pernyataan nomor 15, 16, dan

19 membentuk faktor ketiga, dan item pernyataan nomor 4, 5, dan 6

membentuk faktor keempat.

Komponen persepsi terhadap IPE dibagi menjadi 4 komponen yaitu

komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, kompetensi

dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk

bekerjasama (Luecht, 1990). Faktor pertama terbentuk menjadi

komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, faktor

kedua terbentuk menjadi komponen kompetensi dan otonomi, faktor

ketiga terbentuk menjadi komponen pemahaman terhadap profesi lain,

dan faktor keempat terbentuk menjadi komponen kebutuhan untuk

bekerjasama. Luecht et al (1990) dalam penelitiannya memiliki 18 item

pernyataan pengukuran persepsi terhadap IPE, namun dalam penelitian

McFadyen yang merevisi teori tersebut, ia mengeluarkan 6 item

pengukuran karena dianggap item tersebut bisa masuk kedalam

komponen lain, dan beberapa pernyataan ada yang tidak valid secara

statistik (McFadyen, 2007).

McFadyen menjelaskan bahwa komponen pemahaman terhadap

profesi lain tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman

terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum

terpapar dalam lingkungan kerja interprofesional. Komponen

pemahaman terhadap profesi lain seharusnya digunakan untuk


74

mahasiswa tingkat akademik yang sudah memiliki pengalaman dalam

lingkungan klinik, dan mahasiswa tahap profesi dengan pengalaman

klinik atau para praktisi itu sendiri (McFadyen, 2007).

Item nomor 1 dengan pernyataan Profesi saya sangat terlatih

tidak valid secara statistik. Item 1 menunjukkan factor loading 0.276, hal

ini menunjukkan ketidakvalidan maka peneliti mengeluarkan item

tersebut. Terlihat pada Tabel 5.7 dari 143 responden sebanyak 97 orang

(67.8%) responden menjawab Setuju, 33 responden (23.1%) memilih

jawaban Sangat Setuju, 12 responden (8.4%) menjawab Agak Setuju,

dan 1 responden (0.77%) menjawab Agak Tidak Setuju. Fakta yang

terjadi mengenai dipersepsikannya profesi yang terlatih tidak

menunjukkan kejadian sebenarnya karena kenyataannya tidak semua

profesi kesehatan terlatih. Hal ketidakvalidan ini dikarenakan jawaban

responden yang variatif, sehingga menyebabkan responden tidak teguh

dalam memilih jawaban.

Pada Tabel 5.8 item nomor 14 membentuk faktor pertama (persepsi

tentang bekerjasama yang sesungguhnya), item nomor 15, 16, dan 19

mebentuk faktor ketiga (pemahaman terhadap profesi lain), dan item

nomor 17 dan 18 membentuk faktor kedua (kompetensi dan otonomi).

Hasil faktor analisis ini memperkuat peneltian McFadyen (2007) yang

merevisi bahwa 6 item pernyataan tersebut dikeluarkan dari 18 item

pernyataan milik Luecht (1990) karena item tersebut sudah tercakup

dalam 3 komponen lain.


75

Hal ini juga dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Team

Interprofessional Learning dari Glasgow Caledonian University (GCU).

GCU menjelaskan bahwa adanya kekurangan kepatenan terhadap 18 item

pernyataan dalam pengukuran persepsi terhadap IPE yang dibuat oleh

Luecht, et al, 1990 (McFadyen, 2007).

2. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education

Pengukuran persepsi terhadap IPE menggunakan 18 item pernyataan

yang valid. Pengkategorian persepsi dibagi menjadi baik, sedang, buruk

(Azwar, 2005). Dari pengekategorisasian tersebut didapatkan distribusi

frekuensi persepsi terhadap IPE dalam Tabel 5.8.

Berdasarkan Tabel 5.8 sebagian besar mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap IPE mempunyai persepsi yang baik sebesar

97.21%. Persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE menunjukkan memiliki

persepsi yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Fauziah (2010) yang

menyatakan bahwa mahasiswa pendidikan dokter dan ilmu keperawatan

memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebesar 87.97%. Hal yang sama

juga ditunjukkan pada penelitian Sedyowinarso dkk (2011) yang

mengatakan bahwa mahasiswa kesehatan di Indonesia memliki persepsi

yang baik terhadap IPE sebanyak 73.62%.

Dari keempat program studi di FKIK tingkat persepsi terhadap IPE

mempunyai hasil yang relatif sama ditunjukkan pada Tabel 5.9, kesehatan

masyarakat memiliki persepsi terhadap IPE paling besar (100%),

selanjutnya ilmu keperawatan (97.14%), pendidikan dokter (97.06%), dan


76

farmasi sebesar (94.59%). Hal ini memperkuat bahwa distribusi persepsi

dari keempat program studi mempunyai persepsi yang sama. Sejalan

dengan penelitian Ker et al. (2003) yang menyatakan mahasiswa kesehatan

di Universitas of Dundee, Scotland mempunyai persepsi yang positif

terhadap IPE. Penelitian Ala (2010) juga menunjukkan antar program

studi di Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Gajah Mada memiliki

persepsi yang baik terhadap IPE.

Persepsi yang baik terhadap IPE pada mahasiswa FKIIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa mahasiswa yang belum terpapar

dengan pengalaman klinik memiliki persepsi yang baik sama seperti

dengan mahasiswa yang telah terpapar dengan pendidikan klinik. Hal ini

juga ditunjukkan pada penelitian Ala (2010) dan TTUHSC (2011) tentang

persepsi mahasiswa tahap akademik yang memiliki persepsi baik terhadap

IPE.

Menurut Morison (2003) mahasiswa yang mempunyai persepsi

terhadap IPE yang baik pada saat kuliah akan dapat meningkatkan

hubungan interprofesi dalam memberikan perawatan kesehatan pasien

ketika mereka telah bekera sebagai petugas kesehatan profesional.

Sebagaimana pendapat Ateah et. al., (2011), bahwa mahasiswa yang

terbiasa belajar pada lingkungan yang mendukung kolaborasi interprofesi

akan mempunyai persepsi yang baik terhadap IPE.


77

C. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Komponen

Persepsi IPE

Peneliti mempersepsikan asumsinya terhadap hasil penelitian beda

mean dikarenakan sejauh pengetahuan peneliti belum ada penelitian yang

menunjukkan perbedaan secara langsung jenis kelamin terhadap komponen

persepsi terhadap IPE. Hasil penelitian beda mean menunjukkan responden

berjenis kelamin perempuan memiliki mean yang lebih tinggi daripada

responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara

berurutan pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya,

kompetensi dan Otonomi, dan kebutuhan untuk bekerjasama. Walaupun

peneliti belum menemukan hasil uji sejenis namun pada penelitian TTUHSC

(2011) disebutkan persepsi mahasiswa terhadap IPE yang dinilai dari jenis

kelamin menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan (mean =

62.6) lebih memiliki persepsi yang baik terhadap IPE dibandingkan laki-laki

(mean = 61.7).

Komponen pemahaman terhadap profesi lain menunjukkan hasil yang

berbeda. Responden laki-laki cenderung lebih memiliki persepsi pemahaman

terhadap profesi lain yang lebih baik dibandingkan dengan responden

perempuan. Pada Tabel 5.11 nilai p = < 0.05 untuk komponen persepsi

tentang bekerjasama yang sesunggguhnya, maka disimpulkan bahwa ada

perbedaan rerata yang berarti antara komponen persepsi tentang bekerjasama

yang sesunggguhnya terhadap jenis kelamin. Untuk komponen kompetensi


78

dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk

bekerjasama nilai p > 0.05 maka disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan

rerata yang berarti antara komponen tersebut terhadap jenis kelamin.

D. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi antar Program Studi di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Komponen Persepsi Terhadap

IPE

Hasil penelitian beda mean yang dilakukan mengidentifikasi persepsi

tiap program studi yang terbagi menjadi empat komponen. Pada Komponen

persepsi tentang bekerjasama yang sesunggguhnya dan komponen

kompetensi dan otonomi, program studi yang memilki mean tertinggi adalah

program ptudi kesehatan masyarakat sebesar 31.62 untuk komponen persepsi

tentang bekerjasama yang sesunggguhnya dan 31.19 untuk komponen

kompetensi dan otonomi. Komponen pemahaman terhadap profesi lain dan

kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean tertinggi

adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94 untuk komponen

pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 untuk komponen kebutuhan

untuk bekerjasama.

Hawk (2002) dalam penelitiannya mengatakan bahwa perbedaan latar

belakang profesi dapat mempengaruhi persepsi terhadap IPE. Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian Fauziah (2010). Fauziah menerangkan bahwa

program studi keperawatan lebih tinggi persepsi terhadap IPE (61.12%)

dengan komponen pemahaman terhadap profesi lain dibandingkan dengan

program studi dokter (60.42%). Komponen kebutuhan bekerjasama yang


79

menyatakan bahwa program studi pendididkan dokter lebih tinggi

persepsinya sejalan dengan penelitian Fauziah (2010), dengan presentase

PSPD sebesar 95.83% sedangkan PSIK sebesar 91.89%.

Tabel 5.12 menunjukkan nilai p = 0.000 yang artinya ada perbedaan

persepsi terhadap IPE yang siginifikan antara program studi pada komponen

pemahaman terhadap profesi lain. Komponen pemahaman terhadap profesi

lain walaupun menunjukkan hasil dengan mean yang baik tetapi diantara

komponen lainnya memilki nilai mean yang paling rendah. Keadaan ini

dipengaruhi karena komponen ini hanya terdiri dari tiga pernyataan. Hasil

penelitian Suter et. al. (2009) yang mengatakan profesi kesehatan di kota

Alberta, Edmonton, Canada mempunyai persepsi yang positif terhadap

pentingnya pemahaman terhadap profesi lain. Namun penelitian Cameron et.

al. (2009) menunjukkan peserta IPE Faculty Development Course in May

2006 mempunyai persepsi yang positif terhadap IPE, tetapi pemahaman

terhadap profesi lain mempunyai presentase terendah. Menurut Hall (2005)

kurang maksimalnya pemahaman terhdap profesi lain disebabkan karena

masih adanya kerancuan peran antar tenaga profesi, contoh: perawat dan

dokter. Fauziah (2010) menerangkan bahwa diperlukan penerapan IPE dalam

sistem pembelajaran untuk memperjelas peran dan tangung jawab masing-

masing profesi.

Hasil penjabaran mean menunjukkan program studi ilmu keperawatan

memiliki nilai terendah di setiap komponen persepsi terhadap IPE. Peneliti

berasumsi bahwa program studi ilmu keperawatan menganggap rendah


80

profesinya sendiri dibandingkan dengan profesi lain, sedangkan program

studi lain percaya diri terhadap profesi mereka. Hal ini dapat dijadikan bahan

evaluasi bagi program studi ilmu keperawatan bahwa diperlukan.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner ini digunakan dari hasil modifikasi penelitian McFadyen (2007)

dan Luecht (1990). Kuesioner ini belum pernah dipergunakan dalam

penelitian tentang persepsi terhadap IPE di Indonesia sehingga item-item

pernyataan yang dipakai belum distandarisasi sesuai dengan kondisi di

Indonesia. McFadyen juga menjelaskan perbedaan budaya mempengaruhi

kepatenan suatu kuesioner.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap IPE

belum bisa digali dalam penelitian ini

3. Peneliti belum menemukan penelitian terkait pada analisis beda mean,

sehingga literatur yang terkait belum didapatkan untuk dilakukan

pembahasan.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan

dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gambaran karakteristik mahasiswa FKIK yang menjadi responden

dalam penelitian ini yaitu: persentase program studi Kesehatan

Masyarakat dan Farmasi, masing-masing sebesar 25.9% dan 25.9%,

sedangkan responden ilmu keperawatan 23.8% dan pendidikan dokter

24.5%, persentase angkatan 2013 sebanyak 27.3%, diikuti angkatan

2011 sebanyak 26.6%, angkatan 2012 23.8%, dan terkecil yaitu 22.4%

angkatan 2010, presentase jenis kelamin perempuan, sebanyak 65.7%

sedangkan laki-laki sebesar 34.3%, presentase mahasiswa

berpendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 93 orang (65.0%),

sedangkan mahasiswa berpendidikan akhir MA sebanyak 25 orang

(17.5%), Pesantren sebanyak 23 orang (16.1%) dan SMK sebanyak 2

orang (1.4%), dan responden berumur termuda adalah berumur 15

tahun, dan umur tertua yaitu 23 tahun, dengan nilai mean 19.76 dan

Std. Deviation sebesar 1.337.

2. Komponen persepsi terhadap IPE memilki kuesioner dengan

(item=18) 4 faktor yang terbentuk secara faktor analisis dengan nilai

measure of sampling adequacy (MSA) 0.866 dan masing-masing

81
82

faktor mempunyai nilai Alpha Cronbachs sebesar 0.817, 0.695,

0.624, dan 0.412. Peneliti mengeluarkan item pernyataan nomor 1

karena dianggap tidak valid karena menunjukkan factor loading

0,276. Persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE dalam kategori baik

(97.21%). Sebagian besar responden mahasiswa program studi yang

memilki persepsi baik sebanyak; kesehatan masyarakat (100%),

farmasi (94.59%), ilmu keperawatan 97.14%, dan pendidikan dokter

(97.06%).

3. Uji beda mean didapatkan komponen persepsi tentang bekerjasama

yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, dan kebutuhan untuk

bekerjasama menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan

memiliki mean yang lebih tinggi daripada responden berjenis kelamin

laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara berurutan. Namun

untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain responden yang

memilki mean tertinggi adalah responden laki-laki yaitu 13.73.

Perbedaan nilai yang signifikan terdapat pada komponen persepsi

tentang bekerjasama yang sesungguhnya, nilai p = < 0.05 maka

disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang berarti terhadap jenis

kelamin. Untuk komponen kompetensi dan otonomi, pemahaman

terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk bekerjasama nilai p > 0.05

maka disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan rerata antara komponen

tersebut terhadap jenis kelamin.


83

4. Hasil uji beda mean, untuk komponen persepsi tentang bekerjasama

yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, program studi yang

memilki mean tertinggi adalah Program Studi Kesehatan Masyarakat,

sebesar 31.62 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang

sesungguhnya dan 31.19 untuk komponen kompetensi dan otonomi.

Sedangkan pada komponen pemahaman terhadap profesi lain, dan

kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean

tertinggi adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94

untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 untuk

komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Komponen pemahaman

terhadap profesi lain memperoleh nilai p = 0.000 yang artinya p = <

0.05, maka ada perbedaan persepsi terhadap IPE yang siginifikan

antara program studi pada komponen pemahaman terhadap profesi

lain yaitu komponen pemahaman terhadap profesi studi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dapat

disarankan hal-hal berikut ini:

1. Bagi institusi pendidikan, agar mampu membuat suatu kurikulum

dalam tahap akademik yang berorientasi terhadap kolaborasi maupun

IPE dalam menunjang mutu pendidikan tahap akademik dalam

professional kesehatan dengan landasan bahwa persepsi sudah baik

dari mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


84

2. Bagi program studi ilmu keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta agar menciptakan suatu pembelajaran atau kegiatan guna

meningkatkan kepercayaan diri terhadap profesi mereka sendiri.

3. Bagi mahasiswa, meningkatkan lagi pengetahuan dan kesadaran

terhadap IPE dengan sering belajar bersama mahasiswa profesi lain

dan meningkatkan interaksi dengan mahasiswa profesi lain.

4. Bagi peneliti selanjtunya, diharapkan dapat menggali lebih dalam

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE serta meneliti kesiapan

terhadap IPE, serta mencari hubungan persepsi dan kesiapan terhadap

IPE pada mahasiswa.


DAFTAR PUSTAKA

Ala, M.Z. (2010). Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Tahap


Akademik terhadap Interprofessional Education di Fakultas Kedokteran
UGM. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.
American College of Clinical Pharmacy (ACCP). (2009). Interprofessional
education: principel and application, a framework for clinical pharmacy.
Pharmacotherapy, 29 (3): 145-164.
Anderson, E., Manek, N., & Davidson, A. (2006). Evaluation of model for
maximizing interprofessional education in an acute hospital. Journal of
Interprofessional Care; 20(2): 182-194.
Ateah, C. A., et. al. 2011. Nurse Education Today. Diakses dari
http://www.elsevier.com/nedt pada tanggal 29 Juni 2014
Azwar, S. (2005). Pengkuran Skala Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Barr, H. (1998). Competent to collaborate: Towards a competency-based model
for interprofessional education. Journal of Interprofessional Care 12:
181- 187.
Barr, H., Koppel, I., Reeves, S., Hammick, M., & Freeth, D. (2005). Effective
interprofessional education: Argument, assumption and evidence. 1st ed.
Blackwell Publishing: Oxford.
Basuki, Endang. 2008. Komunikasi antar Petugas Kesehatan. Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta. indonesia.digitaljournals.org
Burns, N & Grove, S, K. (2005). The Practice Of Nursing Research: Conduct,
Critique, and utilization. Missouri: Elsevier Saunders.
Cameron, A. et. al.. 2009. Interprofessional Education Supplementan
Interprofessional Education Session for First-YearHealth Science
student. American Journal of Pharmaceutical Education, 73 (4) Article
62
Canadian Interprofessional Health Collaborative. 2009. What is Collaborative
Practice.
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE). (2002).
Interprofessional education: A definition. London: CAIPE
College of Nurses of Ontario. Interprofessional Collaboration among Health
Colleges and Professions.May.2008.hal.1-8
Coster, S., 2008. Interprofessional Attitudes Amongst Undergraduate Student In
The health Professions: A Longitudinal Questionnaire Survey.
International Journal of Nursing Studies[serial online] [cited 2009 may
14] : 45 (2008); 1667-1681.
Fauziah, F.A. (2010). Analisis gambaran persepsi dan kesiapan mahasiswa profesi
FK UGM terhadap interprofessional education di tatanan pendidikan
klinik. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.
Forte, A. & Fowler, P. (2009). Participation in interprofessional education : An
evaluation of student and staff experiences. Journal of Interprofessional
Care, 23(1): 58-66.
Freeth. D. Hammick, M., Reeves, S., Koppel, I. & Barr, H. (2005). Effective
Interprofessional Education: Development, Delivery and Evaluation. 1st
ed. Blackwell Publishing: Oxford.
Galle, J. & Lorelei L.. (2010). A medical students prespective of praticipation in
an interprofessional education placement: An autoethnography. Journal
of Interprofessional Care November 24 (6): 722-733.
Gaudet J, Wolfson L Shekter, Seaberg R, Stulla D, Cohoon C, Kapelus G,
Goldman J, et. al. 2007. Implementing and evaluating interprofessional
education for health sciences students: Early experiences from a
Canadian College. Journal of interprofessional care [cites 2009 may 15].
Available from: http://informahealthcare .com
Gilbert, J.H.V. (2005). Interprofessional education for collaborative, Patient-
Centered Practice. Nursing Leadership volume 18 number 2.
Glen, S., Revees, S. 2003. Developing Interprofessional education inthe
preregistration curricula: mission impossible?. Nurse Education in
Practic, 4:45-52. Diakses dari
http://www.elsevierhealth.com/journals/nepr
Hall, P. (2005). Interprofessional teamwork: Professional cultures as barriers.
Journal of Interprofessional Care Suplement 1: 188-196.
Hawk, C., Buckwalter, K., Byrd, L., Cigelman, S., Dofman, L., Ferguson, K.,
(2002). Health professions students perceptions of interprofessional
relationships. Academic Medicine, 77(04): 354-357.
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
HPEQ-Project. (2011). Mahasiswa kesehatan harus tahu!: Berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam sistem pendidikan tinggi ilmu kesehatan. Jakarta:
Dikti-Kemendikbud.
HPEQ-Project. (2012). Apa kata mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi &
kolaborasi mahasiswa kesehatan di Indonesia. Jakarta: Dikti-
Kemendikbud.
http://hukum.kompasiana.com/2009/06/03/kronologi-kasusprita-mulyasari-
13940.html diakses pada jam 22.30 tgl 25/04/2014 ditulis oleh Iskandar
dzulkarnaen
http://kamusbahasaindonesia.org diakses pada jam 10.28 tgl 30/04/2014
http://republika.co.id/berita/nasional/jawatimur/13/06/20/mooyc0-kain-kassa-
tertinggal-pascaoperasi-keluarga-akan-gugat-rsud-soetomo. Diakses pada
jam 9.36 tgl 29/04/2014
http://tempo.co/read/news/2013/03/25/058469172/Sampai-Akhir-2012-Terjadi-
182-Kasus-Malpraktek diakses pada jam 9.17 tgl 29/04/2014
Illingworth, Paul & Sonya Chelvanayagam. (2007). Benefits of Interprofessional
Education in Health care. Journal of Nursing. Vol 16, No 2.
Jelley, W., Cragg, B., Hirsh, M., Barnes, P. (2006) Interprofessional Rural
Clinical Education. University of Ottawa & St. Pauls University
Keith, K.M. & Askin, D. F. (2008). Effective collaboration: The key to better
healthcare. Canadian Journal of Nursing Leadership (CJNL), 21 (2): 51-
61.
Ker, J. Mole, l. Bradley, P. (2003). Early Introduction to Interprofessional
Learning: A Simulated Ward Environment. Medical Education, 37:248-
255.
Lee, R. (2009). Interprofessional education: Principles and application.
Pharmacotherapy, 29 (3): 145e-164e.
Lindeke, L. L., & Sieckert, A. M. (2005). Nurse-physician workplace
collaboration. Journal of Issues in Nursing.
Luecht, R.M., Madsen, M.K., Taugher, M.P., & Petterson, B.J. (1990). Assessing
Professional Perceptions: Design and Validation of an Interdisciplinary
Education Perceptions Scale. Journal of Allied health, Spring, 181-191.
MacDonals, M. B., bally, J. M. S. 2010. Nurse Education In Practice,10: 238-
242. Diakses dari http://www.elsevier.com/nepr
McCroskey, J. And P.J. Robertson (1999). Challenges and Benefits of
Interprofessional Education: Evaluation of the Inter-Professional
Initiative at the University of Souther California. Teacher Education
Quarterly, 26: 69-87
McFadyen, A.K., Maclaren, W.M., & Webster, V.S. 2007. The Interdisciplinary
Education Perception Scale (IEPS): An Alternative remodeled sub-scale
structure and its reliability.
Morison, S. et. al..2003. Developing Pre-Qualification Interprofessional
Education For Nursing and Medical Student: Sampling Student Attitude
To Guide Development. Nursing Education in Practice, 4: 20-29. Diakses
dari http://www.elsevierhealth.com/journals/nepr pada tanggal 20 Juni
2014.
Noor, Murni .(2013). Survei 7 tahun, 772 malpraktek medis. Di unduh di
www.sroto.beritagar.com/p/survei-7-tahun-772-malpraktek-medis-9683
pada tanggal 13 Desember 2013
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan: Pedoman skripsi, thesis, dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta: Salemba
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
ODaniel, M., Rosenstein, A.H. 2007. Patient-Safety and Quality: An Evidence-
Based Handbook for Nurse.
Polit, Denise F. (1996) Data Analysis & Statistics For Nursing Research. New
York.
Riduwan. (2007). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Royal College of Nursing. (2006). The impact and effectiveness of
interprofessional education in primary care : An RCN literature review.
London: RCN.
Saryono. (2008). Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Press. (2011). Metodologi penelitian kesehatan. Kampus Unsoed: UPT
Percetakan dan Penerbitan.
Sedyowinarso, M., Fauziah, F. A., Aryakhiyati, N., Julica, M. P., Sulistyowati, E.,
Masriati, F. N., Olam, S. J., Dini, C., Afifah, M., Meisudi, R., Piscesa, S.
(2011). Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen profesi kesehatan
terhadap model pembelajaran pendidikan interprofesi. Proyek HPEQ-
Dikti.
Siregar, Syofian. 2013. Statistika parametrik untuk penelitian kuantitatif dengan
perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, Elias. dkk. 2007. Modul Komunikasi Pasien-Dokter: Suatu Pendekatan
Holistik. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Suter, E. et. al..2009. Role Understanding and Effective Communication As Core
Competencies For Collaborative Practice.Journal of Interprofessional
Care, 23 (1): 41-51
Teresa Broers, MSc, et al.Whats in a Word? Understanding Interprofessional
Collaboration from the Students Perspective.Vol.1.1.November
2009. hal.17
Texas Tech University Health Sciences Center. 2011. Perceptions of
Interprofessional Teamwork: Interprofessional Teamwork Perception
Scale and Interdisciplinary Education Perception Scale. Texas Tech
University.
The Canadian Interprofessional Health Collaborative. 2010 . A National
Interprofessional Competency Framework. .Canada
The Canadian Interprofessional Health Collaborative. (2008). Interprofessional
Education & Core Competencies. Diakses
http:www.cihc.ca/files/publications/CIHC_IPE-LitReview_May07.pdf
pada 13 Desember 2013
The University of Queensland. (2005), Handbook of University Policies and
Procedures. 3.40.5 Placement Courses. Diakses dari
http://www.uq.edu.au/hupp/?page=25120&pid=25075 pada tanggal 14
Desember 2013
Thistlethwaite, J. & Monica M., (2010). Learning outcomes for interprofessional
education (IPE): Literature review and synthesis. Journal of
Interprofessional Care, September 2010, 24(5): 503-513.
Thoha, M. (2004). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
CV Rajawali
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Panduan Akademik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Program Strata tahun 2010-2011.
Williams, et. al.. 2009. Can Interprofessional Education DVD Simulations
Provide and Alternative Method for Clinical Placements in Nursing.
Nurse Education Today, 1-5.
Wolfson, L. S. (2007). Interprofessional Education: A College Perspective.
Healthcare Quarterly, 10(4), 8-9
Wood, G. LoBiondo, Judith Haber. (2006). Nursing Research: Method and
Critical Appraisal. Mosby Elsevier - Medical
World Health Organization (WHO). (2010). Framework for action on
interprofessional education & collaborative practice. Geneva: World
Health Organization.
Zhang, C., Thompson, S., Miller, C. 2010. A review of Simulation-Based
Interprofessional Education. Clinical Simulation in Nursing, 10: le-10e.
LAMPIRAN
KEMENTERIAII AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF' HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Telp. : (62-21)74716718 Fax : (62-2t)7404985
Jl. Kertamukti No.5 Pisangan, Ciputat 15412, Jakarta Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : fkik@uinjkt.ac.id

Nomor : Un.01/F10/Tf.OOllbS3 t2}l4 Jakarta,o8 April2014


Lampiran :-
Hal : Permohonan Izin Pengambilan data dan Penelitian

Kepada Yth,
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
di
FKIK

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasisu,a diperlukan


penyusunan Skripsi berjudul "Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional
Education"

Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan


pengambilan datadan penelitian atas nama :
Nama Devica Kesuma
NIM 1 1 10104000016

Semester VIII
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

,KtuH
i9(."':

"?s-m Widj aj akusumah, AIF.,PFKI


Lampiran 2

IZIN PENGGUNAAN KUESIONER


Lampiran 3

Revised Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) (McFadyen et al 2007)

Interdisciplinary Education Perception Scale


Please indicate the degree to which you agree or disagree with the statement by drawing a circle around the
number of the response that best expresses your feeling.
Some- Some-
Strongly Strongly
Agree what what Disagree
Agree Disagree
Agree Disagree

1. Individuals in my profession are well-trained 6 5 4 3 2 1

2. Individuals in my profession are able to work closely 6 5 4 3 2 1


with individuals in other professions

3. Individuals in my profession are very positive about 6 5 4 3 2 1


their goals and objectives

4. Individuals in my profession need to cooperate with 6 5 4 3 2 1


other professions

5. Individuals in my profession are very positive about 6 5 4 3 2 1


their contributions and accomplishments

6. Individuals in my profession must depend upon the 6 5 4 3 2 1


work of people in other professions

7. Individuals in my profession trust each other's 6 5 4 3 2 1


professional judgment

8. Individuals in my profession are extremely competent


6 5 4 3 2 1

9. Individuals in my profession are willing to share


6 5 4 3 2 1
information and resources with other professionals

10. Individuals in my profession have good relations 6 5 4 3 2 1


with people in other professions

11. Individuals in my profession think highly of other 6 5 4 3 2 1


related professions

12. Individuals in my profession work well with each other 6 5 4 3 2 1

The new sub-structure thus had the following three sub-scales:

Competency and Autonomy [Items 1, 3, 5, 7, 8]

Perceived Need for Co-operation [Items 4 and 6]

Perception of Actual Co-operation [Items 2, 9, 10, 11, 12]

With max/min scores of 30/5; 12/2 and 30/5 respectively


Original Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) (Luecht et al 1990)

Interdisciplinary Education Perception Scale


Please indicate the degree to which you agree or disagree with the statement by drawing a circle around the
number of the response that best expresses your feeling.
Some- Some-
Strongly Strongly
Agree what what Disagree
Agree Disagree
Agree Disagree

6 5 4 3 2 1
1. Individuals in my profession are well-trained
2. Individuals in my profession are able to work closely
6 5 4 3 2 1
with individuals in other professions
3. Individuals in my profession demonstrate a great deal
6 5 4 3 2 1
of autonomy
4. Individuals in other professions respect the work done
6 5 4 3 2 1
by my profession
5. Individuals in my profession are very positive about
6 5 4 3 2 1
their goals and objectives
6. Individuals in my profession need to cooperate with
6 5 4 3 2 1
other professions
7. Individuals in my profession are very positive about
6 5 4 3 2 1
their contributions and accomplishments
8. Individuals in my profession must depend upon the
6 5 4 3 2 1
work of people in other professions
9. Individuals in other professions think highly of my
6 5 4 3 2 1
profession
10. Individuals in my profession trust each other's
6 5 4 3 2 1
professional judgment
11. Individuals in my profession have a higher status
6 5 4 3 2 1
than individuals in other professions
12. Individuals in my profession make every effort to
understand the capabilities and contributions of other 6 5 4 3 2 1
professions
6 5 4 3 2 1
13. Individuals in my profession are extremely competent
14. Individuals in my profession are willing to share
6 5 4 3 2 1
information and resources with other professionals
15. Individuals in my profession have good relations
6 5 4 3 2 1
with people in other professions
16. Individuals in my profession think highly of other
6 5 4 3 2 1
related professions
6 5 4 3 2 1
17. Individuals in my profession work well with each other

18. Individuals in other professions often seek the advice 6 5 4 3 2 1


of people in my profession

I have left the original item numbers on this version but obviously you can change to read 1-
12 for use as in above version.
The new sub-structure thus had the following four sub-scales:
Competency and Autonomy [Items 1, 5, 7, 10, 13]
Perceived Need for Co-operation [Items 6 and 8]
Perception of Actual Co-operation [Items 2, 14, 15, 16, 17]
With max/min scores of 30/5; 12/2 and 30/5 respectively
Skala Persepsi Pendidikan Interdisipliner (IEPS) direvisi (McFadyen et al20y7)

Skala Persepsi Pendidikan Interdisipliner

Tunjukkan jika anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan berikut ini dengan melingkari
angka yang paling menunjukkan respon perasaan anda.

Agak Sangat
Sangat Agak tidak Tidak tidak
setuiu Setuiu setuiu setuju setui
l. Orang-orang dalam profesi saya sangat terlatih 54 J 1

2. Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja


dengan baik bersama orang lain dengan profesi
yang berbeda.

3. Orang-orang dalam profesi saya memiliki


pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan yang

ingin dicapai.
4. Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk
bekerjasama dengan profesi lain.

5. Orang-orang dalam profesi saya memiliki


pandangan yang sangat positifakan kontribusi dan

pencapaian yang mereka lakukan.

6. Orang-orang dalam profesi saya harus


mengandalkan pekerjaan yang dilakukan oleh
profesi lain.

7. Orang-orang dalam profesi saya saling


mempercayai penilaian professional yang dibuat
orang lain.

8. Orang-orang dalam profesi saya sangatlah


kompeten

9. Orang-orang dalam profesi sayi6erGOia UerUagi


informasi dan sumber daya dengan orang-orang
professional lainnya.

10. Orang-orang dalam profesi saya memiliki


hubungan baik dengan orang dari profesi lain.
I l. Orang-orang dalam profesi saya menghargai
orang-orang lain yang bekerja dalam profesi yang
berkaitan.
12. Orang-orang di dalam profesi saya bekerja sarna
dengan orang lain dengan baik.

Sub-struktur yang baru memiliki empat sub-skala berikut:

- Kompetensi dan otonomi [nomor 1,3, 5, 7, g)


- Kebutuhan untuk bekerja sama [nomor 4 dan 6]
- Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya
[nomor z, g, lo, ll, 12)

skor maksimum/ minimum 3015; l2/2 dan 30/5 secara berurutan

Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa


terjemahan ini
deyqffi$qQlis
betul dan akurat sesuai di dokumen asli y*giitulir dalam bahasa tnggris.
Kepala,

t,
fh.D. ]^
,UllUI.
leetdi I oo2tr
Lampiran 5

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Saudara Responden

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Berkaitan dengan penelitian yang akan saya lakukan, saya mohon bantuan

dan kesedian waktu untuk mengisi daftar pernyataan berikut ini dengan sejujur-

jujurnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap interprofessional education.

Partisipasi Saudara akan sangat berarti terhadap penelitian saya dan berguna

bagi pengembangan pembelajaran. Semua pernyataan yang Saudara jawab dan

identitas Saudara, saya jamin kerahasiaannya dan akan menjadi data penelitian.

Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Inisial :
Program Studi :
Tahun angkatan :
NIM :
Umur :
Jenis kelamin : L/P
No. HP :
Pendidikan Akhir : SMA/SMK/MA/Pesantren
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Devica Kesuma
Program Studi : Ilmu Keperawatan 2010, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NIM : 1110104000016
Judul penelitian : Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
Interprofessional Education
Saya akan memberikan jawaban sesuai dengan keyakinan saya untuk membantu
penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tanpa unsur paksaan
dari siapapun.

Ciputat, .........................................

(...................................................................)

*Coret yang tidak perlu


KUESIONER PERSEPSI MAHASISWA FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA TERHADAP INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Petunjuk pengisian

1. Responden adalah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdiri dari empat program
studi:
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Studi Farmasi
Program Studi Pendidikan Dokter
Program Studi Ilmu Keperawatan

2. Istilah lain
Profesi saya = Program studi saya
Profesi lain = Program studi selain program studi saya

*Contoh program studi saya adalah kesehatan masyarakat, maka profesi lain adalah Farmasi,
Kedokteran, dan Ilmu Keperawatan

3. Berilah tanda (V) untuk jawaban Saudara.

Keterangan :

SS: Sangat Setuju ATS: Agak Tidak Setuju

S: Setuju TS: Tidak Setuju

AS: Agak Setuju STS: Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S AS ATS TS STS


1 Orang-orang dalam profesi saya sangat terlatih
2 Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja
dengan baik bersama orang lain dengan profesi
yang berbeda
3 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai
4 Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk
bekerjasama dengan profesi lain
5 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan yang sangat positif akan kontribusi
dan pencapaian yang mereka lakukan
6 Orang-orang dalam profesi saya bergantung
pada pekerjaan orang-orang di profesi lain
No Pertanyaan SS S AS ATS TS STS
7 Orang-orang dalam profesi saya saling
mempercayai penilaian professional yang
dibuat orang lain
8 Orang-orang dalam profesi saya sangatlah
kompeten
9 Orang-orang dalam profesi saya bersedia
berbagi informasi dan sumber daya dengan
orang-orang professional lainnya
10 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
hubungan baik dengan orang dari profesi lain
11 Orang-orang dalam profesi saya menghargai
orang-orang lain yang bekerja dalam profesi
yang berkaitan
12 Orang-orang di dalam profesi saya bekerja
sama dengan orang lain dengan baik.
13 Orang-orang dalam profesi saya akan saling
membantu pekerjaan profesi lain
14 Orang-orang dalam profesi saya dapat
menunjukkan outonomi dengan baik
15 Orang-orang dari profesi lain menghargai hasil
kinerja dari profesi saya
16 Orang-orang dalam profesi saya menganggap
tinggi terhadap profesi lain
17 Orang-orang dalam profesi saya percaya satu
sama lain dalam penilaian profesionalisme
18 Orang-orang dalam profesi saya berusaha
untuk memahami kemampuan dan kontribusi
dari profesi lain
19 Orang-orang dalam profesi lain sering
menerima saran dari individu profesi saya

== TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA==


Lampiran 6

Faktor Analisis Uji Validitas 13 item (n=30)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,606


Approx. Chi-Square 126,943

Bartlett's Test of Sphericity df 78

Sig. ,000

a
Pattern Matrix

Component

1 2 3

profesi saya akan saling membantu pekerjaan profesi lain ,827 -,451 -,132
profesi saya menghargai orang-orang lain yang bekerja
,742 -,109 ,107
dalam profesi yang berkaitan
profesi saya dapat bekerja dengan baik bersama orang lain
,634 ,113 -,245
dengan profesi yang berbeda
profesi saya bekerja sama dengan orang lain dengan baik. ,610 ,237 -,051
profesi saya memiliki hubungan baik dengan orang dari
,609 ,245 ,098
profesi lain
profesi saya sangat terlatih -,228 ,964 -,175
profesi saya sangatlah kompeten ,142 ,793 -,033
profesi saya bersedia berbagi informasi dan sumber daya
,124 ,431 ,384
dengan orang-orang professional lainnya
profesi saya saling mempercayai penilaian professional
-,144 ,183 ,773
yang dibuat orang lain
profesi saya bergantung pada pekerjaan orang-orang di
-,146 -,353 ,770
profesi lain
profesi saya perlu untuk bekerjasama dengan profesi lain -,071 -,243 ,600
profesi saya memiliki pandangan yang sangat positif akan
,347 ,128 ,541
kontribusi dan pencapaian yang mereka lakukan
profesi saya memiliki pandangan sangat optimis akan
,103 ,170 ,460
tujuan-tujuan yang ingin dicapai

Extraction Method: Principal Component Analysis.


Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 5 iterations.
Reliabilitas Faktor-1 5 item dari 13 item (n=30)

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
RELIABILITY
Cronbach's N of Items /VARIABLES=P13 P11 P2 P12 P10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
Alpha
/MODEL=ALPHA
,720 5 /SUMMARY=TOTAL.

Reliabilitas Faktor-2 3 item dari 13 item (n=30)

Reliability Statistics
RELIABILITY
Cronbach's N of Items /VARIABLES=P1 P8 P9
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
Alpha
/MODEL=ALPHA
,704 3 /SUMMARY=TOTAL.

Reliabilitas Faktor-3 5 item dari 13 item (n=30)

Reliability Statistics
RELIABILITY
Cronbach's N of Items /VARIABLES=P7 P6 P4 P3 P5
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
Alpha
/MODEL=ALPHA
,636 5 /SUMMARY=TOTAL.
Faktor Analisis 19 item (n=143)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,854


Approx. Chi-Square 798,553

Bartlett's Test of Sphericity df 171

Sig. ,000

a
Pattern Matrix

Component

1 2 3 4 5

P10 ,832 ,215 -,109 -,188 -,116


P11 ,817 -,055 -,022 ,138 -,054
P12 ,705 ,015 ,201 ,054 ,002
P9 ,652 -,105 ,284 -,056 -,040
P14 ,449 ,139 ,058 ,162 ,161
P13 ,393 ,143 ,355 ,054 -,129
P19 ,006 ,838 -,105 ,059 ,025
P15 ,288 ,712 -,059 -,098 -,101
P16 -,024 ,524 ,072 ,289 ,017
P2 ,082 -,276 ,661 -,082 ,287
P17 ,070 ,014 ,583 ,135 ,156
P7 -,087 ,382 ,536 -,090 ,085
P18 ,060 ,026 ,532 ,323 -,139
P6 -,328 ,394 ,100 ,695 ,002
P4 ,108 -,204 ,214 ,585 -,364
P5 ,126 ,024 ,043 ,542 ,217
P3 ,409 -,062 -,329 ,534 ,275
P1 -,176 -,084 ,130 ,072 ,897
P8 ,180 ,161 ,264 -,144 ,566

Extraction Method: Principal Component Analysis.


Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 11 iterations.
Reliabilitas 19 item pernyataan (n=143)

Case Processing Summary

N %

Valid 143 100,0


a
Cases Excluded 0 ,0

Total 143 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,845 19

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

P1 90,25 55,246 ,234 ,845


P2 90,24 53,904 ,349 ,841
P3 90,20 52,652 ,427 ,838
P4 89,69 55,175 ,295 ,843
P5 90,16 52,530 ,485 ,836
P6 91,20 48,187 ,404 ,846
P7 90,50 52,548 ,415 ,838
P8 90,23 52,489 ,456 ,837
P9 90,07 52,164 ,506 ,835
P10 90,29 52,096 ,460 ,836
P11 90,19 51,478 ,572 ,832
P12 90,31 50,978 ,656 ,829
P13 90,17 52,188 ,529 ,834
P14 90,45 51,193 ,547 ,833
P15 90,78 50,654 ,419 ,839
P16 91,00 48,901 ,453 ,839
P17 90,26 52,658 ,518 ,835
P18 90,20 53,684 ,497 ,837
P19 90,73 51,323 ,387 ,841
Reliabilitas 18 item pernyataan (n=143)

Case Processing Summary

N %

Valid 143 100,0


a
Cases Excluded 0 ,0

Total 143 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,845 18

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

P2 85,11 51,790 ,334 ,842


P3 85,06 50,538 ,415 ,839
P4 84,55 52,812 ,308 ,843
P5 85,03 50,379 ,478 ,836
P6 86,06 46,045 ,404 ,847
P7 85,36 50,346 ,413 ,839
P8 85,10 50,483 ,433 ,838
P9 84,94 49,933 ,509 ,835
P10 85,16 49,812 ,468 ,836
P11 85,06 49,222 ,578 ,832
P12 85,18 48,770 ,659 ,829
P13 85,04 49,871 ,541 ,834
P14 85,31 49,034 ,544 ,833
P15 85,64 48,330 ,429 ,839
P16 85,87 46,778 ,451 ,839
P17 85,13 50,477 ,514 ,835
P18 85,07 51,389 ,505 ,837
P19 85,60 49,086 ,390 ,841
Faktor Analisis 18 item (n=143)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,866


Approx. Chi-Square 748,297

Bartlett's Test of Sphericity df 153

Sig. ,000

a
Pattern Matrix

Component

1 2 3 4

P10 ,811 -,140 ,220 -,174


P11 ,810 -,017 -,053 ,145
P12 ,671 ,214 ,010 ,074
P9 ,594 ,277 -,122 -,002
P3 ,546 -,251 -,004 ,436
P14 ,450 ,163 ,146 ,106
P2 ,038 ,724 -,285 -,028
P17 -,006 ,677 -,013 ,138
P7 -,178 ,592 ,356 -,093
P8 ,191 ,505 ,183 -,237
P18 -,026 ,496 -,012 ,370
P13 ,289 ,379 ,102 ,076
P19 ,011 -,068 ,854 -,041
P15 ,251 -,053 ,710 -,150
P16 ,026 -,006 ,557 ,258
P4 ,118 -,025 -,207 ,689
P6 -,248 ,003 ,430 ,653
P5 ,187 ,124 ,049 ,468
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 6 iterations.
Reliabilitas Faktor-1, 6 item dari 18 item (n=143)

Case Processing Summary

N %

Valid 143 100,0


a
Cases Excluded 0 ,0

Total 143 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
RELIABILITY
Cronbach's N of Items /VARIABLES=P11 P12 P10 P9 P14 P3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
Alpha
/MODEL=ALPHA.
,817 6

Reliabilitas Faktor-2, 6 item dari 18 item (n=143)

Reliability Statistics
RELIABILITY
Cronbach's N of Items /VARIABLES=P2 P17 P7 P8 P18 P13
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
Alpha
/MODEL=ALPHA.
,695 6

Reliabilitas Faktor-3, 3 item dari 18 item (n=143)

Reliability Statistics
RELIABILITY
Cronbach's N of Items /VARIABLES=P19 P15 P16
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
Alpha
/MODEL=ALPHA.
,624 3

Reliabilitas Faktor-4, 3 item dari 18 item (n=143)

Reliability Statistics
RELIABILITY
Cronbach's N of Items /VARIABLES=P4 P5 P6
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
Alpha
/MODEL=ALPHA.
,412 3
Hasil Olahan SPSS Univariat

Statistics
Program_Studi

Valid 143
N
Missing 0

Program_Studi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kesehatan Masyarakat 37 25,9 25,9 25,9

Farmasi 37 25,9 25,9 51,7

Valid Pendidikan Dokter 34 23,8 23,8 75,5

Ilmu Keperawatan 35 24,5 24,5 100,0

Total 143 100,0 100,0

Statistics
Tahun_Angkatan

Valid 143
N
Missing 0

Tahun_Angkatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2013 39 27,3 27,3 27,3

2012 34 23,8 23,8 51,0

Valid 2011 38 26,6 26,6 77,6

2010 32 22,4 22,4 100,0

Total 143 100,0 100,0

Statistics
Tahun_Angkatan

Valid 143
N
Missing 0
Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 49 34,3 34,3 34,3

Valid Perempuan 94 65,7 65,7 100,0

Total 143 100,0 100,0

Statistics
Pendidikan_Akhir

Valid 143
N
Missing 0

Pendidikan_Akhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SMA 93 65,0 65,0 65,0

SMK 2 1,4 1,4 66,4

Valid MA 25 17,5 17,5 83,9

Pesantren 23 16,1 16,1 100,0

Total 143 100,0 100,0

Descriptive Statistics Umur

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur 143 15 23 19,76 1,337


Valid N (listwise) 143

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Agak Tidak Setuju 1 ,7 ,7 ,7

Agak Setuju 12 8,4 8,4 9,1

Valid Setuju 97 67,8 67,8 76,9

Sangat Setuju 33 23,1 23,1 100,0

Total 143 100,0 100,0


Hasil Olahan SPSS Beda Mean

Descriptives

N Mean Std. Std. 95% Confidence Min Max


Deviation Error Interval for Mean

Lower Upper
Bound Bound

Kesehatan Masyarakat 37 31,62 2,240 ,368 30,87 32,37 27 36

Farmasi 37 30,41 3,775 ,621 29,15 31,66 16 36

kom_1 Pendidikan Dokter 34 30,82 3,224 ,553 29,70 31,95 21 36

Ilmu Keperawatan 35 30,31 2,676 ,452 29,39 31,23 25 36

Total 143 30,80 3,048 ,255 30,29 31,30 16 36


Kesehatan Masyarakat 37 31,19 2,025 ,333 30,51 31,86 27 36
Farmasi 37 30,54 2,534 ,417 29,70 31,39 23 36
kom_2 Pendidikan Dokter 34 30,91 2,723 ,467 29,96 31,86 22 36
Ilmu Keperawatan 35 30,14 2,353 ,398 29,33 30,95 25 36
Total 143 30,70 2,424 ,203 30,30 31,10 22 36
Kesehatan Masyarakat 37 13,46 2,352 ,387 12,68 14,24 9 18
Farmasi 37 13,62 2,113 ,347 12,92 14,33 10 18
kom_3 Pendidikan Dokter 34 14,94 1,890 ,324 14,28 15,60 11 18
Ilmu Keperawatan 35 12,60 2,511 ,424 11,74 13,46 6 15
Total 143 13,64 2,357 ,197 13,25 14,03 6 18
Kesehatan Masyarakat 37 15,16 1,878 ,309 14,54 15,79 11 18

Farmasi 37 15,24 1,949 ,320 14,59 15,89 11 18

kom_4 Pendidikan Dokter 34 15,32 1,934 ,332 14,65 16,00 10 18

Ilmu Keperawatan 35 14,71 1,637 ,277 14,15 15,28 12 18

Total 143 15,11 1,850 ,155 14,81 15,42 10 18


ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 39,013 3 13,004 1,412 ,242

kom_1 Within Groups 1280,106 139 9,209

Total 1319,119 142


Between Groups 22,184 3 7,395 1,266 ,289
kom_2 Within Groups 811,886 139 5,841
Total 834,070 142
Between Groups 96,637 3 32,212 6,469 ,000
kom_3 Within Groups 692,174 139 4,980
Total 788,811 142
Between Groups 7,788 3 2,596 ,754 ,522

kom_4 Within Groups 478,422 139 3,442

Total 486,210 142

Group Statistics

Jenis_Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Laki-laki 49 29,69 3,242 ,463


kom_1
Perempuan 94 31,37 2,790 ,288
Laki-laki 49 30,33 2,366 ,338
kom_2
Perempuan 94 30,89 2,443 ,252
Laki-laki 49 13,73 2,262 ,323
kom_3
Perempuan 94 13,60 2,416 ,249
Laki-laki 49 14,82 1,900 ,271
kom_4
Perempuan 94 15,27 1,815 ,187
Independent Samples Test

Levene's t-test for Equality of Means


Test for
Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95%


tailed) Difference Difference Confidence
Interval of the
Difference

Lower Upper

Equal
variances ,158 ,692 -3,227 141 ,002 -1,678 ,520 -2,707 -,650
assumed
kom_1 Equal
variances
-3,078 85,638 ,003 -1,678 ,545 -2,762 -,595
not
assumed
Equal
variances ,164 ,686 -1,332 141 ,185 -,567 ,426 -1,409 ,275
assumed
kom_2 Equal
variances
-1,345 100,183 ,182 -,567 ,422 -1,404 ,269
not
assumed
Equal
variances ,027 ,870 ,334 141 ,739 ,139 ,417 -,685 ,963
assumed
kom_3 Equal
variances
,341 103,214 ,734 ,139 ,408 -,670 ,948
not
assumed
Equal
variances ,481 ,489 -1,383 141 ,169 -,450 ,325 -1,092 ,193
assumed
kom_4 Equal
variances
-1,363 93,578 ,176 -,450 ,330 -1,104 ,205
not
assumed
Lampiran 7

Rekapitulasi Jawaban Responden pada Kuesioner Persepsi terhadap IPE


Kode Jen. Prog. Pend.
Umur Angk. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
Res. Kel Stud. Akhir
1 18 2 2 1 1 5 6 5 6 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 31 14 14 89
2 19 1 2 1 1 5 5 5 5 4 4 5 6 6 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 31 31 12 13 87
3 21 1 2 1 1 5 5 6 6 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 31 30 12 13 86
4 19 1 2 1 1 5 5 4 5 6 2 6 5 6 5 5 5 5 5 4 2 6 5 4 30 32 10 13 85
5 20 1 2 1 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108
6 19 1 2 1 1 4 5 5 5 5 2 5 6 6 5 5 5 5 4 6 4 5 5 4 30 31 14 12 87
7 19 2 2 1 1 4 5 5 6 5 4 4 4 5 4 5 5 6 5 5 4 4 5 4 29 28 13 15 85
8 18 1 2 1 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 12 86
9 19 1 2 1 1 5 5 5 6 5 5 5 5 5 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 32 30 16 16 94
10 19 2 2 1 1 6 5 6 5 6 5 5 6 6 5 6 6 5 5 6 5 6 6 5 34 33 16 16 99
11 18 1 2 1 1 5 6 5 6 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 6 4 5 5 4 29 30 14 16 89
12 18 2 2 1 1 5 5 5 6 5 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 6 33 35 17 17 102
13 21 1 2 3 1 5 4 5 6 6 5 3 5 4 4 4 3 3 1 3 2 3 5 5 21 23 10 17 71
14 22 2 2 4 4 4 4 5 6 6 4 5 4 6 5 5 4 5 3 5 2 5 5 5 28 28 12 16 84
15 22 2 2 4 1 5 5 6 6 6 6 5 4 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 5 32 29 14 18 93
16 21 2 2 4 4 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 31 30 13 16 90
17 21 2 2 4 3 5 5 6 6 6 4 5 6 5 6 6 6 6 6 6 5 5 5 4 35 32 15 16 98
18 21 2 2 4 4 5 3 5 6 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 5 5 4 28 28 10 13 79
19 21 2 2 4 1 4 4 4 6 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 29 28 16 15 88
20 21 2 2 4 1 4 3 5 5 6 6 4 4 5 5 5 5 5 6 3 2 5 5 5 31 26 10 17 84
21 22 2 2 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 30 30 14 14 88
22 21 2 2 3 3 6 6 6 6 6 5 5 6 6 5 5 5 5 6 3 4 5 6 5 33 33 12 17 95
23 21 1 2 3 1 5 5 4 6 5 4 5 5 6 6 5 5 5 4 5 3 5 5 5 30 30 13 15 88
24 21 1 2 3 1 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 31 31 15 16 93
Kode Jen. Prog. Pend.
Umur Angk. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
Res. Kel Stud. Akhir
25 20 2 2 3 1 5 5 5 6 5 4 5 6 6 6 6 5 5 5 5 5 6 5 5 33 32 15 15 95
26 20 1 2 3 1 5 6 6 6 5 5 5 6 6 6 5 5 6 5 4 4 6 5 4 33 34 12 16 95
27 21 2 2 3 1 5 6 5 6 5 6 5 6 5 5 5 5 6 5 5 6 5 5 6 30 33 17 17 97
28 19 2 2 3 1 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 30 30 13 17 90
29 19 2 2 3 1 3 5 4 6 4 3 4 4 6 5 4 4 6 4 6 5 4 5 3 27 28 14 13 82
30 19 1 2 2 1 4 5 4 6 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 6 3 28 29 12 14 83
31 19 2 2 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
32 19 2 2 2 1 6 5 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5 5 5 5 5 6 5 6 34 31 16 18 99
33 19 2 2 2 2 5 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 5 6 6 5 36 34 14 18 102
34 19 2 2 2 1 5 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 5 36 33 15 18 102
35 20 2 2 2 1 6 6 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 30 28 15 14 87
36 15 1 2 2 4 6 5 4 4 5 2 6 5 3 2 1 2 5 4 4 2 6 5 5 16 32 11 11 70
37 19 2 2 2 1 5 5 3 6 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 6 5 28 31 11 13 83
38 18 1 1 1 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 5 6 34 32 17 15 98
39 18 1 1 1 3 5 5 6 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 6 5 31 30 11 14 86
40 18 1 1 1 1 5 6 5 6 5 4 4 5 6 5 4 6 5 4 4 5 5 5 3 30 30 12 15 87
41 18 2 1 1 1 5 5 6 5 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 4 3 4 5 4 33 30 11 15 89
42 19 2 1 1 1 5 6 6 6 5 1 5 6 6 4 6 6 5 5 2 5 5 6 5 33 33 12 12 90
43 19 1 1 1 4 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 6 6 5 31 32 12 16 91
44 19 1 1 1 1 6 5 6 5 6 3 5 6 5 5 5 5 6 5 6 6 5 6 6 31 33 18 14 96
45 19 2 1 1 3 5 5 5 6 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 6 5 5 5 3 27 27 14 15 83
46 18 2 1 1 3 5 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 35 35 18 18 106
47 19 1 1 2 2 6 5 5 6 5 3 5 5 6 5 5 5 5 6 6 4 4 5 5 32 29 15 14 90
48 19 2 1 2 1 5 6 5 6 5 3 5 5 5 6 5 6 5 5 4 5 5 5 5 32 31 14 14 91
49 20 2 1 2 3 5 5 6 5 5 1 5 6 5 6 6 6 6 6 6 2 5 5 5 35 32 13 11 91
50 19 2 1 2 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 5 35 36 16 18 105
Kode Jen. Prog. Pend.
Umur Angk. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
Res. Kel Stud. Akhir
51 19 2 1 2 1 5 5 6 6 6 5 4 4 5 5 5 6 6 5 4 4 5 5 5 32 29 13 17 91
52 19 2 1 2 1 5 5 5 6 6 1 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 5 5 6 34 33 17 13 97
53 20 2 1 2 1 5 5 5 6 5 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 31 15 17 93
54 19 2 1 2 1 5 6 5 6 5 5 5 6 6 5 6 6 5 5 5 2 5 5 4 33 32 11 16 92
55 19 1 1 2 3 5 5 4 6 5 6 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 27 29 13 17 86
56 20 1 1 3 3 5 5 5 6 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 29 30 15 14 88
57 20 1 1 3 1 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 29 27 13 14 83
58 21 2 1 3 1 5 6 6 6 6 4 5 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 5 3 35 33 15 16 99
59 20 2 1 3 1 6 6 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 30 32 10 15 87
60 21 2 1 3 1 6 6 5 5 5 3 5 5 5 6 6 6 6 5 2 4 5 5 3 33 32 9 13 87
61 21 2 1 3 1 6 5 6 6 6 5 5 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 31 31 13 17 92
62 20 2 1 3 1 6 5 5 5 6 5 5 6 6 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 31 31 12 16 90
63 20 2 1 3 1 6 6 6 6 6 6 5 5 6 5 6 5 5 5 4 3 5 5 3 33 31 10 18 92
64 20 2 1 3 1 6 6 6 6 5 3 5 5 6 5 5 5 6 5 5 3 4 5 5 32 31 13 14 90
65 20 2 1 3 1 5 6 5 6 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 29 31 10 14 84
66 21 2 1 4 3 5 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 4 4 5 5 6 6 33 34 15 18 100
67 22 1 1 4 1 5 4 5 5 5 2 6 4 6 5 5 5 5 4 5 6 4 4 4 30 27 15 12 84
68 21 2 1 4 1 5 5 5 5 6 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 30 31 15 14 90
69 21 2 1 4 1 4 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 36 34 17 18 105
70 22 2 1 4 1 5 5 6 6 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 4 4 5 5 5 33 30 13 16 92
71 22 2 1 4 1 5 5 4 6 5 3 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 29 32 14 14 89
72 22 1 1 4 3 4 6 6 6 6 6 5 5 5 3 6 5 6 5 4 5 5 5 4 30 32 13 18 93
73 21 2 1 4 1 5 5 5 6 5 3 5 5 6 5 6 6 6 4 3 3 5 5 4 32 31 10 14 87
74 21 2 1 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 30 30 14 15 89
75 19 2 4 1 4 5 5 4 6 5 3 5 5 5 6 5 4 5 4 5 4 4 5 5 28 29 14 14 85
76 18 2 4 1 4 5 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 5 36 34 15 17 102
Kode Jen. Prog. Pend.
Umur Angk. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
Res. Kel Stud. Akhir
77 17 2 4 1 1 5 6 5 6 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 6 3 28 30 12 15 85
78 19 2 4 1 1 6 5 5 5 5 2 3 5 6 5 5 5 6 5 4 5 6 5 4 31 30 13 12 86
79 18 2 4 1 1 5 5 6 6 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 31 29 14 15 89
80 18 2 4 1 1 5 6 4 5 5 4 5 6 6 6 4 5 6 4 5 3 5 5 5 29 33 13 14 89
81 18 2 4 1 4 5 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 30 15 16 92
82 18 1 4 1 3 5 6 6 6 6 1 5 6 5 5 6 5 4 6 6 1 5 5 4 33 31 11 13 88
83 20 1 4 1 4 5 5 4 6 4 2 4 4 5 4 5 5 5 4 4 2 5 6 2 27 29 8 12 76
84 19 2 4 2 1 5 5 4 6 6 4 5 5 4 4 5 5 6 6 4 5 6 5 4 28 32 13 16 89
85 20 2 4 2 3 5 5 6 6 6 2 5 5 5 5 6 5 6 5 4 5 6 6 4 32 33 13 14 92
86 19 2 4 2 1 5 5 5 6 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5 2 2 6 5 2 29 31 6 12 78
87 19 2 4 2 3 6 4 6 6 6 4 4 6 5 3 6 5 6 6 3 5 5 5 3 31 30 11 16 88
88 19 2 4 2 1 5 5 5 6 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 4 3 5 5 5 32 31 12 16 91
89 20 2 4 2 4 6 6 6 6 6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 3 36 36 14 16 102
90 19 2 4 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 6 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 30 30 14 15 89
91 19 2 4 2 1 5 5 5 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
92 21 1 4 3 1 5 5 3 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 25 28 13 13 79
93 21 2 4 3 4 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 5 6 6 5 32 32 15 16 95
94 20 1 4 3 1 5 5 5 6 5 6 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 31 15 17 94
95 20 1 4 3 1 5 3 6 6 5 2 5 5 5 6 5 4 3 4 2 5 5 4 4 30 25 11 13 79
96 19 2 4 3 1 6 6 4 6 5 3 5 6 6 5 5 5 5 5 4 5 6 5 4 30 33 13 14 90
97 20 2 4 3 1 5 6 5 6 5 2 3 2 6 6 6 5 4 6 2 2 5 5 2 34 25 6 13 78
98 21 1 4 3 1 5 5 6 6 5 2 2 5 5 5 5 5 6 6 4 3 5 5 5 32 28 12 13 85
99 19 2 4 3 3 5 5 6 6 6 2 2 6 6 6 6 5 5 5 4 3 5 5 1 34 28 8 14 84
100 21 2 4 3 1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 32 30 15 15 92
101 21 1 4 4 4 5 5 4 6 6 6 5 5 4 4 4 5 6 4 3 6 5 5 3 25 31 12 18 86
102 21 1 4 4 4 5 5 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 31 32 15 18 96
Kode Jen. Prog. Pend.
Umur Angk. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
Res. Kel Stud. Akhir
103 22 1 4 4 3 5 4 6 6 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 28 28 14 13 83
104 21 1 4 4 1 5 5 4 6 5 4 5 6 5 6 5 5 5 4 4 5 5 6 5 29 32 14 15 90
105 22 2 4 4 1 5 5 5 6 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 26 27 14 15 82
106 21 2 4 4 1 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 30 31 15 16 92
107 22 2 4 4 1 5 5 5 6 5 4 4 5 5 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 31 29 14 15 89
108 21 2 4 4 1 5 5 6 5 4 4 4 4 5 6 5 5 5 5 4 5 4 5 4 32 27 13 13 85
109 21 2 4 4 1 6 6 6 6 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 3 27 30 9 16 82
110 18 2 3 1 1 6 5 5 6 6 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 30 31 14 18 93
111 18 2 3 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 31 31 14 15 91
112 18 2 3 1 4 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 35 34 18 18 105
113 18 2 3 1 1 5 6 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 6 6 5 5 6 5 5 35 34 15 17 101
114 18 2 3 1 4 5 5 5 5 5 3 5 6 5 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 31 30 15 13 89
115 19 1 3 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 6 5 4 4 5 5 5 28 31 13 15 87
116 19 1 3 1 1 5 4 6 6 5 5 5 4 4 5 4 5 6 5 6 5 5 5 6 29 29 17 16 91
117 17 1 3 1 3 6 5 5 6 5 5 5 4 6 5 5 5 5 4 5 4 5 6 4 30 30 13 16 89
118 18 1 3 1 1 6 4 5 6 5 3 6 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 27 27 15 14 83
119 19 1 3 2 1 5 5 4 6 6 6 5 5 6 4 6 5 6 6 6 6 6 6 6 31 33 18 18 100
120 20 1 3 2 4 5 5 5 6 5 6 6 5 5 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 32 32 17 17 98
121 19 1 3 2 1 6 6 5 5 5 5 4 6 5 5 5 3 4 5 5 4 5 5 5 28 30 14 15 87
122 20 1 3 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 5 6 5 5 6 5 5 5 5 5 5 31 31 15 15 92
123 19 1 3 2 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 29 29 13 14 85
124 19 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 21 22 11 10 64
125 18 2 3 2 1 5 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 29 30 12 11 82
126 20 2 3 2 1 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 25 28 14 14 81
127 19 2 3 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 30 30 13 15 88
128 20 1 3 3 1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
Kode Jen. Prog. Pend.
Umur Angk. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
Res. Kel Stud. Akhir
129 20 1 3 3 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108
130 20 2 3 3 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 29 28 15 15 87
131 20 2 3 3 3 5 5 6 6 5 5 5 5 6 4 5 5 5 5 4 3 6 5 5 31 31 12 16 90
132 20 2 3 3 3 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 35 18 18 107
133 20 2 3 3 1 4 6 5 6 5 5 6 5 6 6 6 5 6 5 5 3 6 6 6 33 35 14 16 98
134 20 2 3 3 3 6 6 6 6 6 4 3 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 36 32 17 16 101
135 21 2 3 3 1 5 5 6 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 6 6 5 6 6 6 33 32 17 16 98
136 20 2 3 3 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108
137 20 2 3 3 1 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 30 15 16 92
138 22 1 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 13 87
139 22 2 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
140 23 1 3 4 4 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 14 88
141 22 1 3 4 4 6 6 5 6 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 31 33 15 16 95
142 21 2 3 4 1 6 5 5 5 5 3 5 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 34 31 15 13 93
143 21 2 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90

Anda mungkin juga menyukai