Oleh :
MUTIA KHAIRANI
NIM 11181040000053
Skripsi
Mutia Khairani
11181040000053
Pembimbing
1443 H / 2022 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Mutia Khairani
NIM. 11181040000053
Pembimbing
Penguji 1 Penguji 2
Irma Nurbaeti, M. Kep., Sp.Mat., PhD Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.An
NIP. 197206082006042001 NIP. 19810208201101200
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mutia Khairani
NIM. 11181040000053
Mengetahui,
NIP. 197206082006042001
NIP. 197308222008012007
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : khairanimk12@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Organisasi :
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
seluruh umat manusia. Shalawat serta Salam tak lupa kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang kaya akan
ilmu pengetahuan.
Alhamdulillahirabbil’alamin, atas izin Allah dan bantuan dari banyak pihak, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan”. Penulis menyadari
banyak kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan skripsi ini, namun dengan bantuan,
arahan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan dalam
proses yang dilewati penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mengenyam
pendidikan di bangku perkuliahan dengan baik.
2. Ibu Zilhadia, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, dosen
akademik sekaligus pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dalam
memberikan semangat, saran, arahan, bimbingan, serta koreksi kepada penulis
selama mengerjakan proposal.
4. Bapak Dr. Jamaludin, S.Kp., M.Kep., selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
memberikan motivasi dan saran-saran yang baik selama menjalani pendidikan di
Program Studi Ilmu Keperawatan.
5. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Ilmu Kesehatan, khususnya dosen-
dosen dan mahasiswa ilmu keperawatan, staf akademik, dan petugas laboratorium
yang telah membimbing dan membantu kelancaran penulis selama proses
pembelajaran sampai proses penulisan proposal skripsi ini.
vii
6. Bapak Erman dan Ibu Gusmawati, orang tua yang saya sayangi dan hormati. Terima
kasih yang tidak terhingga atas segala perjuangan yang telah dilakukan demi
pendidikan anak-anaknya. Berkat do’a yang selalu dipanjatkan beliau penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan dengan baik. Semoga Allah
senantiasa memberikan rahmat, nikmat, dan kesehatan kepada mama dan papa.
7. Teman seperbimbingan, Ayu, Cici, dan Mutmainnah yang telah berjuang bersama
dan senantiasa memberikan masukan dan menguatkan satu sama lain.
8. Teman-teman PSIK angkatan 2018 yang selalu saling menyemangati dan
memberikan warna dalam setiap momen kehidupan kampus.
9. Maya, Alfi, Dwi, Icah, Hasna, Ka Nida, Kinan, Lala, Atikah, Caca, Cindy, Nailul,
sahabat dan teman berharga yang selalu saling menguatkan dan memberikan
semangat selama masa perkuliahan.
10. Fitri Zakiyah dan Tasya Alifia Hanin, sahabat yang selalu mendukung, menemani,
memberi hiburan, bersedia menjadi sandaran, dan teman curhat selama penulis
menjalani pendidikan di bangku perkuliahan.
11. Seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran dalam pembuatan proposal skripsi
ini hingga selesai.
12. Terakhir, terima kasih saya ucapkan kepada diri saya sendiri, yang sudah kuat
berjuang hingga bisa sampai dititik ini. Semoga Allah selalu meridhai setiap langkah
yang akan saya lalui.
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, namun peneliti
juga menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan butuh
banyak sekali saran serta masukan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH........................................................................................................... xv
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
BAB II................................................................................................................................... 8
1. Anemia ................................................................................................................ 8
ix
C. Kerangka Teori ..................................................................................................... 22
C. Hipotesis................................................................................................................ 26
BAB IV ............................................................................................................................... 27
A. Desain Penelitian................................................................................................... 27
1. Populasi ............................................................................................................. 27
2. Sampel............................................................................................................... 28
BAB V ................................................................................................................................. 37
HASIL PENELITIAN....................................................................................................... 37
C. Analisa Bivariat..................................................................................................... 39
x
BAB VI ............................................................................................................................... 48
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 48
D. Analisis Multivariat............................................................................................... 55
PENUTUP .......................................................................................................................... 57
A. Desain Penelitian................................................................................................... 57
B. Saran...................................................................................................................... 58
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe…………..31
Tabel 5.5 Uji Korelasi Usia dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….………………………………………………………….………40
Tabel 5.6 Uji Korelasi Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….……………………………………………………………….…40
Tabel 5.7 Uji Korelasi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….………………………………………………………….………41
Tabel 5.8 Uji Korelasi Jumlah Paritas dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….………………………………………………………….………42
Tabel 5.9 Uji Korelasi Kunjungan ANC dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………….………………………………...…………………………………..……42
xii
Tabel 5.10 Uji Korelasi Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil (N=90)………………….…………..………………………………………………43
Tabel 5.11 Uji Korelasi Budaya dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….…………………………….……………………………………43
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR ISTILAH
Fe : Ferrum/zat besi
Hb : Hemoglobin
SC : Sectio Caesarea
TT : Tetanus Toksoid
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perizinan ……...……………………………………………………………..41
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu adalah masalah yang masih menjadi prioritas dalam
bidang kesehatan khususnya ibu dan anak. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi
tolak ukur keberhasilan upaya intervensi yang dilakukan pemerintah terhadap
kesehatan ibu (Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, 2020). Menurut data WHO,
pada tahun 2017 sebanyak 295.000 wanita meninggal selama kehamilan, setelah
kehamilan dan persalinan. Sebagian besar kematian ini (94%) terjadi di daerah
dengan sumber daya yang rendah (World Health Organization, UNICEF, UNFPA,
2019). Angka kematian ibu (AKI) Indonesia menduduki peringkat tinggi
dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN yaitu 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) target AKI adalah 70
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Sustainable Development Goals
(SDGs), 2017; WHO, 2022a).
paling umum selama kehamilan. Anemia dianggap sebagai faktor risiko dan dapat
mengakibatkan komplikasi yang mengancam kehidupan ibu dan janin (Li et al.,
2018). Anemia diperkirakan berkontribusi pada lebih dari 115.000 kematian ibu
dan 591.000 kematian perinatal secara global per tahun (McLean et al., 2009).
Berdasarkan data WHO, 40% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. 4 dari
10 negara ASEAN berada dalam kategori berat/severe dengan prevalensi ≥40%
antara lain Kamboja (51,5%); Laos (47%); Myanmar (47,8%) dan Indonesia
(44,2%) (WHO, 2021). Persentase kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia
terus mengalami peningkatan sejak tahun 2015 hingga 2019, dari 42,1% menjadi
44,2% (WHO, 2021).
Kejadian anemia bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia,
paritas, frekuensi kunjungan ANC, status ekonomi, tingkat pendidikan, dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe (Tampubolon, Lasamahu, & Panuntun, 2021; Yanti,
Sulistianingsih, & Keisnawati, 2015). Hasil penelitian Amini, Pamungkas &
Harahap (2018) di Puskesmas Ampenan Mataram menyebutkan anemia sering
terjadi pada kebanyakan ibu hamil di kelompok usia tidak beresiko yaitu 20-35
tahun sebesar 63,2%. Penelitian Chandra, Junita & Fatmawati (2019) menyebutkan
bahwa sebagian besar ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan rendah
mengalami anemia selama kehamilannya. Penelitian tersebut juga menjelaskan
bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap kemampuan dalam
menerima informasi dan menentukan mudah atau tidaknya seseorang menerima
3
suatu pengetahuan, oleh karena itu semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka ia akan lebih mudah menerima informasi. Hal ini sesuai dengan teori
Sulistyoningsih (2011) yang mengatakan bahwa pengetahuan yang baik akan
mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
hasil penelitian ditemukan paling banyak ibu hamil dengan angka kelahiran
multipara yakni sebanyak 76 responden (43,7%). Selain itu, faktor budaya yang
melestarikan pantangan makanan tertentu bagi ibu hamil juga berpengaruh. Budaya
yang berlaku di beberapa daerah mengharuskan ibu hamil untuk memantangkan
makanan yang bergizi tinggi seperti ikan dan telur dengan alasan tertentu
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021a).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data WHO, prevalensi kejadian anemia di Indonesia berada
dalam kategori berat yakni 44,2%. Menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi
70/100.000 kelahiran hidup di Indonesia menjadi prioritas pemerintah dalam
mengatasi permasalahan kesehatan Ibu. Hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam mencapai target AKI. Anemia berkontribusi
meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pada ibu hamil yang menjadi penyebab
utama kematian ibu. Kuatnya kepercayaan terhadap tradisi dan budaya yang dianut
masyarakat Indonesia menjadi tantangan dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan tak terkecuali anemia pada ibu hamil, hal ini membuat peneliti tertarik
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Kota Tangerang Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui usia, paritas, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, frekuensi
kunjungan antenatal care, kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dan budaya
responden
6
b. Mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
c. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
d. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
e. Mengetahui hubungan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
f. Mengetahui hubungan antara frekuensi kunjungan antenatal care dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota
Tangerang Selatan
g. Mengetahui hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota
Tangerang Selatan
h. Mengetahui hubungan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
i. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Tangerang Selatan dan dapat dijadikan sebagai rujukan serta
sumber referensi untuk mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan peneliti terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil yang nantinya dapat diaplikasikan kepada masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ibu hamil mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia sehingga risiko terjadi
7
anemia selama kehamilan dapat dikendalikan dan angka kejadian anemia pada
ibu hamil dapat ditekan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Anemia
a. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah
merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah nilai batas yang
ditetapkan, akibatnya merusak kapasitas darah untuk mengangkut
oksigen ke sekitarnya tubuh. Anemia merupakan indikator gizi buruk dan
kesehatan yang buruk (WHO, 2014). Sedangkan menurut Astutik &
Ertiana (2018), Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau hemoglobin (Hb) menurun sehingga
tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh
jaringan.
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah
(eritrosit) yang berfungsi sebagai pengikat oksigen dan menghantarkannya
ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh jaringan tubuh
agar bisa melakukan tugasnya dengan baik (Suryani et al., 2021).
Rendahnya jumlah sel darah merah atau menurunnya jumlah hemoglobin
mengakibatkan berkurangnya kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital (Dai, 2021).
b. Etiologi
Penyebab utama anemia adalah defisiensi zat besi, khususnya
terjadi pada wanita usia subur dan wanita hamil yang mengalami
peningkatan kebutuhan zat besi, dan penyebab lain anemia adalah
kurangnya asupan zat besi dan kehilangan darah dalam jumlah yang
banyak (Yona & Nurulhuda, 2022). Penyebab paling umum dari anemia
adalah kekurangan gizi, terutama kekurangan zat besi, di sisi lain
9
c. Patofisiologi
Patofisiologi anemia sangat bervariasi tergantung pada penyebab
utamanya. Misalnya, pada anemia hemoragik akut, perbaikan volume
darah dengan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang mengencerkan sel
darah merah (RBC) yang tersisa, yang menyebabkan anemia. Sel darah
merah diproduksi di sumsum tulang dengan bantuan nutrisi (zat besi,
B12, asam folat), sitokin, GF spesifik eritroid, dan EPO (eritropoietin,
diproduksi oleh ginjal). Setelah sel darah merah dilepaskan ke dalam
darah, mereka memiliki umur sekitar 110 hingga 120 hari. Sekitar 1% sel
darah merah dikeluarkan setiap hari dari sirkulasi. Dalam kondisi normal,
ada keseimbangan antara jumlah sel darah merah yang dilepaskan ke
dalam sirkulasi oleh sumsum tulang dengan jumlah yang dikeluarkan dari
sirkulasi. Ketidakseimbangan produksi dan pelepasan oleh sumsum
tulang hingga hilangnya sel darah merah menyebabkan anemia
(Badireddy & Baradhi, 2022).
10
e. Kriteria Anemia
Secara umum, batas normal Hemoglobin (Hb) adalah sebagai berikut :
a. 13,5 - 18,0 g/dL pada pria
b. 12,0 - 15,0 g/dL pada wanita
c. 11,0 - 16,0 g/dL pada anak-anak
d. Pada wanita hamil bervariasi tergantung pada trimester, tetapi
umumnya > 10,0 g/dL
(Turner, Parsi, & Badireddy, 2022).
11
Tidak Anemia
Populasi
Anemia Ringan Sedang Berat
b. Etiologi
Penyebab Anemia dalam kehamilan antara lain adanya
peningkatan volume darah selama kehamilan untuk pembentukan
plasenta, janin dan cadangan zat besi dalam ASI. Kadar hemoglobin pada
ibu hamil menurun pada trimester I dan terendah pada trimester II
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Anemia dalam kehamilan sebagaian
besar disebabkan oleh kekurangan besi (anemia defisiensi besi) yang
disebabkan berkurangnya asupan makanan kaya zat besi, gangguan
reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi
yang keluar dan tubuh misalnya karena perdarahan (Astutik & Ertiana,
2018). Selain disebabkan oleh defisiensi zat besi, penyebab lain anemia
adalah hancurnya sel darah merah secara berlebihan dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis), kehilangan darah atau perdarahan kronik,
serta produksi sel darah merah yang tidak optimal (Astutik & Ertiana,
2018).
lemak maupun zat gizi mikro seperti asam folat, zat besi, seng,
kalsium, iodium, dan lain-lain dapat menimbulkan masalah gizi dan
kesehatan pada ibu dan bayinya.
Sebagian zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil tidak dapat
hanya dicukupi dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil sehari-
hari, contohnya zat besi, asam folat dan kalsium. Oleh karena itu,
zat-zat gizi tersebut harus dikonsumsi dalam bentuk suplemen
(Pritasari, Damayanti, & Lestari, 2017).
e. Dampak
1. Pada Ibu Hamil
Anemia zat besi (Fe) pada masa kehamilan dapat
meningkatnya risiko terjadi pre eklamsi dan risiko melahirkan
dengan metode section caesarea (SC) (Hidayanti & Rahfiludin,
2020). Ibu hamil yang anemia juga dapat meningkatkan risiko
perdarahan berat saat proses persalinan yang kemudian akan
meningkatkan risiko kematian ibu (Pritasari et al., 2017). Menurut
Al-Mamouri & Al-Hakeem (2018), terdapat beberapa perubahan
pada plasenta ibu hamil anemia saat melahirkan diantaranya rata-
rata berat plasenta pada saat melahirkan lebih ringan, ketebalan
plasenta lebih tipis, dan memiliki diameter yang lebih kecil
daripada ibu hamil tidak anemia.
2. Pada Janin
Dampak anemia defisiensi besi pada bayi yang dilahirkan
antara lain peningkatan risiko kejadian BBLR dan SGA (Small for
Gestational Age), peningkatan kejadian kelahiran prematur,
kematian bayi baru lahir, penurunan skor APGAR, serta penurunan
perkembangan mental dan motorik anak (Hidayanti & Rahfiludin,
2020). Menurut Pritasari dkk (2017), ibu hamil yang mengalami
anemia mengakibatkan rendahnya simpanan zat besi pada janinnya,
sehingga sang bayi akan berisiko mengalami anemia pada usia
yang sangat dini. Aditianti & Djaiman (2020) menyebutkan dalam
18
3. Konsep Budaya
Budaya berasal dari bahasa sansekerta “buddayah”, bentuk jamak dari
“buddi” yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan adalah hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Menurut Tylor (1871) budaya
merupakan hal yang kompleks yang keseluruhannya mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat-istiadat (Mendrofa, Hasibuan,
& Adelia, 2021). Budaya memberikan efek positif maupun negatif dalam
kehidupan masyarakat, budaya dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan atau penyakit karena budaya sangat erang hubungannya
dengan masalah kesehatan (Gustanela & Pratomo, 2022; Notoatmodjo, 2018).
Beberapa daerah di Indonesia memiliki budaya memantang makanan
tertentu, seperti tidak konsumsi udang, ikan, dan daging kambing selama masa
kehamilan. Selain itu, juga ada budaya tidak mengonsumsi sayur-sayuran,
buah-buahan, daging sapi, bebek, dan lainnya. Makanan yang menjadi
pantangan ini merupakan sumber gizi yang mana terdapat zat besi yang sangat
dibutuhkan oleh ibu dalam masa kehamilannya. Budaya lain yang diyakini oleh
masyarakat antara lain tidak mengonsumsi tablet zat besi selama masa
kehamilan dan ada yang hanya mengonsumsi tablet zat besi ketika sakit. Hal
ini dikarenakan mitos yang beredar di masyarakat, dimana dikatakan bahwa
tablet zat besi dapat membuat bayi besar yang berakibat susah saat proses
melahirkan. Ketakutan akan mitos tersebutlah yang menjadikan ibu hamil
enggan mengonsumsi tablet zat besi, padahal kehamilan merupakan masa
penting yang membutuhkan nutrisi lengkap dan harus tercukupi dengan baik
(Gustanela & Pratomo, 2022).
19
B. Penelitian Terkait
1. Penelitian Yenita Agus, Shigeko Horiuchi dan Sarah E. Porter (2012) dengan
judul “Kepercayaan Tradisional Perempuan Pedesaan Indonesia Tentang
Perawatan Antenatal”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksplorasi
dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
16 orang dengan kriteria inklusi wanita yang sudah menikah, akan melahirkan
20
terstruktur yang telah diuji sebelumnya dan kuesioner yang dikelola sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
pendidikan pasca sekolah dasar, responden menunjukkan pengetahuan yang
baik tentang anemia dalam kehamilan namun, pembatasan makanan termasuk
yang kaya karbohidrat, protein dan minuman beralkohol (27,3%, 14,9%, dan
56,8% masing-masing) masih menjadi praktik umum. Adat dan keyakinan
agama adalah pengaruh besar pada pembatasan makanan (50,8% dan 28%
masing-masing). Suplementasi zat besi dan folat, diet seimbang, penggunaan
kelambu berinsektisida tahan lama, dan antenatal care secara teratur
merupakan strategi yang diyakini responden dapat membantu mengurangi
kondisi ini. Hal ini menandakan bahwa keyakinan dan kepercayaan tradisional
dapat mempengaruhi pola asupan makanan ibu hamil yang nantinya berimbas
pada risiko anemia kehamilan.
C. Kerangka Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Teori berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan
sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian (Sugiyono, 2019). Kerangka
teori merupakan bagian yang menggambarkan permasalahan yang diteliti
berdasarkan jumlah teori yang telah dikembangkan (Syahdrajat, 2015).
23
Sumber :
Teori “Precede-Proceed Model” Lawrence Green (1980), Irwan (2017)
BAB III
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka ringkasan yang manggambarkan
hubungan antar variabel atau konsep yang akan diamati pada suatu penelitian,
biasanya ditampilkan dalam bentuk skema atau bagan (Syahdrajat, 2015).
Variabel Independen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
1. Usia
2. Paritas
Variabel Dependen
3. Tingkat Pendidikan Anemia Kehamilan
4. Tingkat ekonomi
5. Frekuensi kunjungan
ANC
6. Konsumsi tablet Fe
7. Budaya
23
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Alat ukur Hasil ukur Skala Data
1. Anemia Status yang ditetapkan Dilihat dari pengukuran Data Anemia : Hb < 11 Ordinal
pada Ibu hamil apakah Hemoglobin terakhir kali Pemeriksaan g/Dl
anemia atau tidak pada buku kunjungan Lab Puskesmas Tidak anemia : Hb >
berdasarkan hasil ANC 11 g/dL
pengukuran
hemoglobin darah
2. Usia Usia ibu hamil saat Responden menjawab Kuesioner data < 20 tahun atau >35 Ordinal
dilakukan pengumpulan pertanyaan kuesioner demografi tahun : berisiko
data (dihitung sejak dengan pilihan : 20 tahun-35 tahun :
tanggal lahir ibu – tidak berisiko
a. <20 tahun atau >35
sekarang) tahun
b. 20 tahun-35 tahun
3. Paritas Banyaknya kelahiran Responden menjawab Kuesioner data ≥3 kali : berisiko Ordinal
yang pernah dialami ibu pertanyaan kuesioner demografi <3 kali : tidak
hamil dengan pilihan : berisiko
a. ≥3 kali
b. <3 kali
24
a. SD Perguruan Tinggi
b. SMP
c. SMA/sederajat
d. Perguruan Tinggi
6. Frekuensi Kontak ibu hamil Responden menjawab Kuesioner data Patuh : ≥6x Ordinal
Antenatal dengan tenaga pertanyaan kuesioner demografi kunjungan
Care kesehatan untuk dengan pilihan : Tidak patuh : <6x
memeriksakan kunjungan
a. ≥6x kunjungan
kehamilannya, minimal b. <6x kunjungan
2 kali di trimester 1, 1
kali di trimester 2, dan
25
4 kali di trimester 3
7. Konsumsi Perilaku ibu hamil Responden menjawab Kuesioner Patuh : bila skor lebih Ordinal
Tablet Fe dalam mengonsumsi kuesioner konsumsi Konsumsi dari median, yaitu >7
tablet Fe secara rutin tablet Fe dengan 10 Tablet Fe Tidak Patuh : bila
pertanyaan skor kurang dari
median, yaitu <7
8. Budaya Budaya yang Responden menjawab Kuesioner Mengikuti : bila skor Ordinal
mempengaruhi perilaku kuesioner traditional traditional lebih dari nilai
kesehatan ibu selama beliefs dengan 10 beliefs median, yaitu >21
kehamilan pertanyaan Tidak mengikuti : bila
skor kurang dari nilai
median, yaitu <21
26
C. Hipotesis
1. Ada hubungan bermakna antara faktor usia dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
2. Ada hubungan bermakna antara faktor paritas ibu hamil dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
3. Ada hubungan bermakna antara faktor pendidikan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
4. Ada hubungan bermakna antara faktor tingkat ekonomi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
5. Ada hubungan bermakna antara faktor frekuensi ANC dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
6. Ada hubungan bermakna antara faktor budaya dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
7. Ada pengaruh faktor usia, paritas, pendidikan, tingkat ekonomi, budaya, dan
frekuensi kunjungan ANC terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
78
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-
sectional, dengan pengambilan data menggunakan metode survei. Metode kuantitatif
adalah metode penelitian yang bentuk datanya berupa angka-angka, serta analisis
datanya menggunakan statistik, Metode survei adalah pengumpulan data dari tempat
yang sifatnya bukan alamiah, seperti mengedarkan kuesioner. Sedangkan penelitian
cross-sectional merupakan penelitian yang mengumpulkan variabel independen
dengan variabel dependen pada waktu yang bersamaan (Sugiyono, 2019). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
suatu populasi (Sugiyono, 2019). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan salah satu
tekniknya yaitu purposive sampling dimana sampel penelitian dipilih
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Riduwan,
2010). Setelah dilakukan rumus slovin didapatkan hasil minimal sampel dalam
penelitian ini sebayak 90 orang Ibu hamil. Selanjutnya dilakukan pembagian
sampel untuk tiap puskesmas dan didapatkan hasil :
a. Puskesmas Pondok Aren : 39 responden
b. Puskesmas Ciputat : 27 responden
c. Puskesmas Pamulang Timur : 24 responden
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ibu hamil anemia (Hb < 11 g/dL)
b. Ibu hamil tidak anemia (Hb > 11 g/dL)
c. Semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di tiga
Puskesmas yang sudah ditentukan peneliti
d. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil pemeriksaan laboratorium
(Hb) dan kuesioner tertutup. Hasil laboratorium (Hb) didapatkan dari pengecekan
buku kunjungan ANC ibu hamil atau dari buku KIA. Kuesioner adalah alat
pengumpulan data tertulis yang berisi beberapa pertanyaan untuk mendapatkan
informasi, pendapat, tanggapan ataupun persepsi dari responden (Frisca et al., 2022).
Pada kuesioner tertutup responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
memilih jawaban yang telah disediakan (Siyoto & Sodik, 2015).
Kuisioner yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini antara lain:
1. Kuesioner demografi
29
Uji validitas ini dilakukan setelah uji experts judgement dengan Ibu
Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D, Ibu Irma Nurbaeti, M.Kep., Sp.Mat.,
PhD dan Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM. Setelah instrumen
dianggap layak oleh pakar ahli, kuesioner kemudian diujikan pada 30
responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Berikut ini
hasil uji validitas kuesioner budaya.
31
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengukuran variabel yang digunakan melalui
pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh
mana instrumen dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan dengan
membandingkan nilai Cronbach’s alpha dengan taraf signifikan yang
32
digunakan. Taraf signifikan yang digunakan bisa 0,5, 0,6, hingga 0,7
tergantung kebutuhan penelitian. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :
- Jika nilai Cronbach’s alpha > tingkat signifikan maka instrumen dikatan
reliabel
- Jika nilai Cronbach’s alpha < tingkat signifikan maka instrumen dikatan
tidak reliabel (Darma, 2021; Sugiyono, 2019).
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha
Nilai Cronbach’s
No. Instrumen N of Items Keterangann
Alpha
1. Kuesioner
Kepatuhan
0,891 10 Reliabel
Mengkonsumsi
Tablet Fe
2. Kuesioner
0,849 8 Reliabel
Budaya
G. Pengolahan Data
Analisis data merupakan kegiatan pengolahan atau penafsiran data dengan cara
menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami
(Siyoto & Sodik, 2015). Kegiatan dalam analisis data diantaranya mengelompokkan
data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2019).
Adapun tahapan pengolahan data menggunakan aplikasi pengolah data adalah
sebagai berikut :
1. Editing
Proses editing merupakan proses melengkapi dan merapikan data yang
telah dikumpulkan. Pada proses editing dilakukan pengecekan jawaban
kuesioner apakah sudah jelas dan lengkap. Proses editing berguna untuk
menghindari kesalahan yang bersumber dari proses pengumpulan data.
2. Coding
Proses coding merupakan suatu proses pemberian angka pada setiap
pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pada proses coding data dalam
bentuk huruf dirubah menjadi kode dalam bentuk angka atau bilangan.
34
3. Processing
Processing atau disebut juga entry data merupakan proses
pemindahan data dari kuesioner ke tabel data dasar yang dilakukan
menggunakan aplikasi SPSS. Hasil dari proses ini akan digunakan sebagai
bank data dasar sebelum dilakukan analisa data.
4. Cleaning Data
Proses untuk membersihkan dari kesalahan pengisian data ke dalam
tabel yang bertujuan untuk menghindari kesalahan hasil analisis. Pada
35
proses ini peneliti mengecek kembali data yang di masukan ke tabel aplikasi
program SPSS apakah sudah benar, jika tidak ada kesalahan data maka
dapat dilanjutkan dengan analisis selanjutnya.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan beberapa variabel independen dengan satu atau beberapa variabel
dependen. Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini
menggunkan uji regresi logistik berganda untuk melihat faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas
Kota Tangerang Selatan (Masturoh & Anggita T, 2018).
36
I. Etika Penelitian
Menurut Masturoh & Anggita (2018), semua penelitian yang dilakukan dengan
melibatkan manusia sebagai subjek harus menerapkan prinsip dasar etika penelitian
yaitu sebagai berikut:
1. Menghormati atau Menghargai Subjek (Respect for Person).
Peneliti mempertimbangkan secara matang terhadap kemungkinan
bahaya dan penyalahgunaan penelitian serta memberikan kebebasan kepada
responden untuk memutuskan ketersediaannya menjadi partisipan dengan
menyediakan informed consent.
2. Manfaat (Beneficence)
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi semua pihak yang terlibat, serta mengurangi kerugian
atau risiko bagi responden penelitian.
3. Tidak Membahayakan Subjek Penelitian (Non Maleficence)
Peneliti harus mempertimbangkan risiko serta kerugian bagi responden
penelitian. Hal tersebut dilakukan dengan cara membuat desain penelitian
sedemikian rupa yang minim kerugian sehingga tidak akan membahayakan
responden penelitian.
4. Keadilan (Justice)
Makna keadilan dalam etika penelitian berarti tidak membeda-bedakan
responden. Dalam penelitian ini, Peneliti menerapkan prinsip keadilan dalam
etika penelitian yaitu harus menjamin responden penelitian memperoleh
perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan agama, ras, dan
lainnya.
37
BAB V
HASIL PENELITIAN
B. Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang
meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, paritas, kunjungan ANC, kepatuhan
konsumsi tablet Fe, budaya, dan kejadian anemia pada ibu hamil.
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 distribusi frekuensi karakteristik responden (N=90)
Frekuensi Persentase
Variabel Kategori
(n) (%)
Berisiko (<20 dan >35 tahun) 23 25,6
Usia
Tidak berisiko (20-35 tahun) 67 74,4
SD 7 7,8
Tingkat SMP 10 18,9
Pendidikan SMA 39 62,2
Perguruan Tinggi 34 37,8
Tingkat Rendah 65 72,2
Ekonomi Tinggi 25 27,8
Berisiko 27 30
Paritas
Tidak berisiko 63 70
Kunjungan Patuh 38 42,2
ANC Tidak patuh 52 57,8
Total 90 100
Patuh 42 46,7
Tidak patuh 48 53,3
Total 90 100
Mengikuti 34 37,8
Tidak Mengikuti 56 62,2
Total 90 100
Berdasarkan hasil analisis tabel 5.7 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan nilai p = 0,800 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = 0,027 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
korelasi yang cukup. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang tingkat
ekonomi rendah sebanyak 21,1% dan tingkat ekonomi tinggi 8,9%. Kedua variabel
memiliki arah hubungan yang positif, dimana semakin tinggi tinggkat ekonomi
yang rendah maka semakin tinggi kejadian anemia pada ibu hamil.
42
Tabel 5. 8 Uji Korelasi Jumlah Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil
Tabel 5. 9 Uji Korelasi Kunjungan ANC dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil
korelasi yang sangat lemah. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang
kunjungan ANC patuh sebanyak 12,2% dan kunjungan ANC tidak patuh
sebanyak 17,8%. Kedua variabel memiliki arah hubungan yang negatif, dimana
semakin tinggi kunjungan ANC yang patuh maka semakin rendah kejadian
anemia pada ibu hamil.
Tabel 5. 11 Uji Korelasi Budaya dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil analisis tabel 5.11 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,023 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisien korelasi r = 0,240
yang artinya kedua variable mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah.
Dengan responden anemia pada ibu hamil yang mengikuti budaya sebanyak
16,7% dan yang tidak mengikuti budaya sebanyak 13,3 %. Kedua variabel
memiliki arah hubungan yang positif, yang artinya semakin tinggi tingkat ibu
hamil yang mengikuti budaya maka akan semakin tinggi pula tingkat kejadian
anemia pada ibu hamil.
D. Analisa Multivariat
1. Seleksi Bivariat
Seleksi bivariat merupakan tahapan yang dilakukan untuk menyeleksi
variabel independen manakah yang layak masuk ke model uji multivariat.
Variabel yang layak masuk ke pemodelan adalah variabel yang memiliki nilai p-
value < 0,25. Seleksi bivariate dilakukan menggunakan regresi logistik
sederhana:
Tabel 5.12 Seleksi Bivariat (N=90)
Variabel p-value Kandidat Multivariat
Usia 0,040 Ya
Tingkat pendidikan 0,153 Ya
Tingkat ekonomi 0,800 Tidak
Paritas 0,040 Ya
ANC 0,854 Tidak
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe 0,274 Tidak
Budaya 0,023 Ya
Berdasarkan hasil analisis tabel 5.12 ditemukan variabel yang memiliki p-
value > 0,25 yaitu variabel tingkat ekonomi, ANC, dan kepatuhan konsumsi
tablet Fe, sehingga ketiga variabel tersebut tidak diikutsertakan ke pemodelan
analisis multivariat.
45
2. Pemodelan Multivariat
Tabel 5.13 Pemodelan Multivariat (N=90)
P-Value EXxp (B) Perubahan
Variabel Independen
(Sig.) (OR) OR
Usia 0,315 0.446
Tingkat Pendidikan 0,794
Tingkat Pendidikan (1) 0,843 1,278
Step 1 Tingkat Pendidikan (2) 0,355 2,957
Tingkat Pendidikan (3) 0,923 0,947
Paritas 0,533 0,626
Budaya 0,160 2,168
substansi ada interaksi, namun jika tidak ada maka tidak perlu dilakukan uji
interaksi. Uji interaksi juga dilakukan pada variabel independen yang signifikan.
Hasil uji interaksi menujukkan bahwa tidak nampak adanya interaksi antar
kedua variabel tersebut karena nilai probabilitas (p-value) yang didapatkan yaitu
0,176 atau > dari 0,1. Dengan demikian pemodelan yang digunakan adalah model
akhir tanpa ada interaksi.
Tabel 5.15 Model Akhir Uji Analisis Multivariat (N=90)
Variabel P-Value Exp (B) Omnibus Nagelkerke R
Independen (Sig.) (OR) Test Square
Usia 0,094 0,319
Budaya 0,057 2,522 0,015 0,126
Constant 0,350 4,257
Berdasarkan analisis tabel 5.14 terdapat variabel yang berhubungan
signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu usia dan budaya.
Pemodelan ini memiliki nilai Omnibus Test = 0,015 yang artinya <0,1 sehingga
model ini dapat dikatakan layak untuk digunakan dan memenuhi kemaknaan
model. Berdasakan Nagelkerke R Square diperoleh nilai 0,596 artinya variabel
independen yang terdapat dalam model dapat menjelaskan kejadian anemia pada
ibu hamil sebesar 12,6%. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil adalah budaya dengan nilai OR = 2,522, artinya
ibu hamil yang mengikuti budaya berisiko 2,522 kali lebih besar mengalami
anemia kehamilan dibandingkan ibu hamil yang tidak mengikuti budaya.
47
48
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas interpretasi dari hasil penelitian tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang
Selatan. Pembahasan yang akan dijelaskan meliputi gambaran karakteristik responden, hasil
analisis univariat, hasil analisis bivariat, dan hasil analisis multivariat. Pada bab ini juga akan
dijelaskan mengenai keterbatasan penelitian yang terjadi selama penelitian dilakukan.
A. Karakteristik Responden
1. Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan responden usia tidak berisiko (20-35 tahun)
memiliki jumlah presentase lebih banyak sebesar 67 responden (74,4%), hasil ini
sejalan dengan penelitian Amini, Pamungkas & Harahap (2018) di Puskesmas
Ampenan Mataram menyebutkan anemia lebih sering terjadi pada kebanyakan ibu
hamil di kelompok usia tidak beresiko yaitu 20-35 tahun sebanyak 43 orang (63,2%)
dibandingkan dengan ibu hamil usia berisiko sebanyak 25 orang (36,8%). Penelitian
Zuiatna (2021) menyebutkan bahwa anemia lebih banyak dialami oleh kelompok usia
tidak berisiko (20-35 tahun) yakni sebanyak 37 orang (69,8%) dibandingkan dengan
kelompok usia <20 tahun sebanyak 3 orang (5,7%) dan di kelompok usia > 35 tahun
sebanyak 13 orang (24,5%).
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa masih terdapat kehamilan pada usia
<20 tahun dan >35 tahun sebesar 25,6%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Astriana (2017) menyatakan ibu hamil dengan umur
beresiko sebanyak 199 orang (71,8%) lebih tinggi dibandingkan umur tidak berisiko
dalam penelitian sebelumnya, dan usia tidak berisiko sebanyak 78 orang (28,2%).
Secara teori usia 20-35 tahun merupakan aman, sehat, tidak berisiko dan produktif
karena organ reproduksi yang berfungsi dengan baik selama hamil dan melahirkan,
akan tetapi secara biologis mental pada usia 20-35 tahun belum optimal dengan emosi
yang cenderung labil dan belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan
yang dapat berpengaruh pada perhatian pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait dengan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa rentang
usia tersebut (Neil Niven & Waluyo, 2013).
2. Tingkat Pendidikan
49
6. Kejadian Anemia
Hasil penelitian ini menunjukkan responden yang tidak mengalami anemia
memiliki jumlah yang paling banyak yakni 63 orang (70,0%), sedangkan responden
yang mengalami anemia sebanyak 27 orang (30,0%). Hal ini sejalan dengan
penelitian Anggraini dan Wijayanti (2021) menunjukkan ibu hamil yang mengalami
anemia berjumlah lebih dari setengah yakni 110 orang (60,7%), ibu hamil yang
mengalami anemia, ibu hamil yang mengalami anemia ringan sebanyak 60 orang
(34,5%) dan ibu hamil yang mengalami anemia sedang sebanyak 4 orang (2,3%).
Banyak faktor yang mengakibatkan anemia pada ibu hamil, seperti
ketidakpatuhan melaksanakan kunjungan ANC, konsumsi tablet Fe, serta konsumsi
nutrisi selama kehamilan. Oleh karena itu perlu adanya edukasi tentang pencegahan
risiko terjadinya anemia pada masa kehamilan (Anggraini & Wijayanti, 2021).
agama (28%) tentang pembatasan makanan selama masa kehamilan. Makanan yang
dibatasi selama kehamilan termasuk makanan yang kaya akan karbohidrat (27,3%)
dan protein (14,9%), hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menandakan
bahwa budaya dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya anemia pada ibu
hamil.
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan Usia dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan secara statistik antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan
nilai p-value yang diapatkan adalah 0,040 yang berarti < 0,1 dengan nilai korelasi r = -
0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Mardiana
(2021) yang menyatakan adanya hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan nilai p-value 0,028. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian
Amini, Pamungkas dan Harahap (2018) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara usia usia ibu dengan kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Ampenan
dengan nilai p = 0,017.
Sedangkan menurut penelitian Nurhaidah dan Rostinah (2021) menunjukkan nilai
p value = 0,426 yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia
pada ibu hamil. Ibu yang memiliki umur resiko rendah tidak menutup kemungkinan
tidak mengalami anemia, artinya kejadian anemia dapat menyerang ibu hamil tanpa
melihat faktor usia apakah berisiko atau tidak berisiko. Usia produktif untuk hamil dan
melahirkan yaitu usia 20-35 tahun, pada usia tersebut wanita memiliki fungsi tubuh
yang sudah cukup matang untuk merencanakan sebuah kehamilan terutama pada rahim
(Anggraini & Wijayanti, 2021; Nurhaidah & Rostinah, 2021).
2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
dengan nilai p = 0,153 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -
0,153 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal
ini sejalan dengan penelitian Dewi dan Mardiana (2021) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
dengan nilai p-value yang didapat 0,479. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
53
dilakukan oleh Padmi (2018) yang menyatakan hubungan tingkat pendidikan ibu
dengan kejadian anemia pada ibu hamil tidak bermakna secara statistik (p= 0.256 >
0.05).
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Chandra dkk (2019) yang menyatakan ada
hubungan pendidikan dan pengetahuan terhadap status anemia ibu hamil di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi dengan nilai p-value = 0,000 < 0,05. Pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Ibu hamil yang
mengetahui dan memahami anemia serta cara mencegah anemia akan mempunyai
perilaku dan tindakan yang positif sehingga dapat terhindar dari dampak dan risiko
anemia pada masa kehamilan (Chandra et al., 2019).
3. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,800 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = 0,027
yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang cukup. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian Septiasari (2019) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p-value = 0,005.
Namun demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugiarsih (2013)
dimana penelitian ini menyatakan status ekonomi tidak terbukti mempengaruhi keadaan
haemoglobin pada ibu hamil. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori,
dikarenakan walaupun status ekonominya rendah tetapi pengetahuan responden baik,
sehingga anemia tidak terjadi karena responden mengerti dan tahu tentang makanan
yang harus dikonsumsi ibu hamil, sehingga responden berusaha untuk memenuhi
kebutuhan gizi sesuai dengan daya belinya.
4. Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,040
yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -0,217 yang artinya
kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal ini sejalan dengan
penelitan Sukmawati dkk (2021) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan hasil p-value = 0,012. Penelitian
lain yang juga mendukung adalah penelitian Astriana (2017) yang menyebutkan bahwa
54
terdapat hubungan antara jumlah paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Kintamani 1 Kabupaten Bangli Provinsi Bali dengan nilai p-value = 0,023.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Hidayati (2018) yang
menyebutkan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintamani
dipengaruhi oleh paritasnya dengan nilai p-value = 0,044. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan penelitian Sjahriani dan Faridah (2019) dimana hasil p-value = 0,472
yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan secara stastistik antara paritas
dengan tingkat kejadian anemia pada ibu hamil.
Jumlah paritas yang tinggi meningkatkan komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, seperti kematian janin dalam kandungan, perdarahan sebelum dan sesudah
melahirkan. Wanita yang sering mengalami melahirkan berisiko mengalami kerusakan
pada pembuluh darah dan vaskularisasi dinding uterus sehingga dapat menurunkan
aliran darah ke plasenta yang berakibatkan menurunnya pasokan darah dan nutrisi ke
janin. Memiliki riwayat kehamilan yang tinggi meningkatkan risiko mengalami anemia
pada kehamilan berikutnya (Prawirohardjo, 2016).
5. Hubungan ANC dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara kunjungan ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,854 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -0,020
yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal ini
tidak sejalan dengan penelitian Gazali, Arifin dan Hayatie (2020) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor Antenatal Care dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin dengan nilai
p = 0,000 atau p<0,5. pelayanan antenatal care adalah bentuk dari pengetahuan dan
tindakan ibu hamil dalam upaya mencegah kandungannya tetap sehat dan mencegah
adanya penyakit pada ibu hamil dan bayi yang dikandung selama kehamilan dan pada
persalinan contohnya seperti anemia (Gazali et al., 2020).
6. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,274 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r =0,117
yang artinya kedua variabel mempunyai kekuatan korelasi sangat lemah. Hal ini sejalan
55
dengan penelitian Sugiarsih (2013) yang menunjukan nilai p-value = 0,16 yang artinya
tidak ada hubungan antara konsumsi Fe dengan kadar Hb.
Namun demikian berbeda dengan penelitian Sari, Sudiman dan Darwis (2021)
yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah
darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p-value = 0,002. Tidak
adanya hubungan antara konsumsi Fe dengan kadar Hb mungkin terjadi karena
responden banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (sayuran yang
berdaun hijau dan lainnya), walaupun tidak mengkonsumsi Fe secara teratur, sehingga
dapat terhindar dari anemia (Sugiarsih & Wariyah, 2013).
7. Hubungan Budaya dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,023
yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisien korelasi r = 0,240 yang artinya kedua
variable mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Mitra dkk (2021) yang menyebutkan terdapat hubungan antara sosial budaya
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p-value = 0,000 penelitian ini
menyebutkan ibu yang memiliki sosial budaya tidak baik berpeluang 11,4 kali untuk
menderita anemia dibandingkan dengan yang memiliki sosial budaya yang baik.
Hal berbeda ditemukan dalam penelitian Sukmawati dkk (2021) yang
menyebutkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan p-value = 0,440 antara
budaya dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Syarifuddin (2016) menyebutkan
dalam bukunya bahwa pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil
mulai contohnya diselenggarakannya upacara kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa
melahirkan dan masa nifas dengan sangat beragam menurut adat dan kebiasaan masing-
masing daerah. Kebiasaan pantangan makanan juga meningkatkan risiko kejadian
anemia pada ibu hamil.
D. Analisis Multivariat
Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan hasil bahwa budaya memiliki hubungan
yang signifikan atau paling dominan berpengaruh dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan dengan nilai OR = 2,522, artinya ibu hamil
yang mengikuti budaya berisiko 2,522 kali lebih besar mengalami anemia kehamilan
dibandingkan ibu hamil yang tidak mengikuti budaya. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Mitra dkk (2021) yang menyebutkan bahwa salah satu variabel dominan yang berhubungan
56
signifikan dengan anemia pada ibu hamil trimester 2 dan 3 adalah sosial budaya dengan nilai
p-value 0,001 (<0,05). Ibu hamil yang memiliki sosial budaya tidak baik secara signifikan
berpeluang 11,4 kali untuk mengalami kejadian anemia dibandingkan dengan yang memiliki
sosial budaya yang baik.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam
penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain
yaitu :
a. Jumlah responden yang hanya 90 orang, tentunya masih kurang untuk menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya
b. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden melalui kuesioner
terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang sebenarnya, hal ini terjadi
karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap
responden, juga faktor lain seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat
responden dalam kuesionernya.
57
BAB VII
PENUTUP
A. Desain Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota
Tangerang Selatan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Semua responden adalah ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cikeusal
Kabupaten Serang dengan ibu hamil yang anemia sebanyak 27 (30,0%) dan tidak
anemia sebanyak 63 responden (70,0%).
2. Responden berusia 20-30 tahun memiliki jumlah presentase lebih banyak sebesar 67
responden (74,4%), dibandingkan dengan responden yang berusia <20 tahun dan >35
tahun sebesar 23 responden (25,6%).
3. Dari faktor tingkat pendidikan didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada
tingkat pendidian SMA sebanyak 39 responden (62,2%), Perguruan tinggi sebanyak 34
responden (37,8%), SMP sebanyak 10 responden (18,9%), dan SD sebanyak 7
responden (7,8%).
4. Dari faktor tingkat ekonomi didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada tingkat
ekonomi rendah yakni sebanyak 65 responden (72,2%) sedangkan tingkat ekonomi
tinggi sebanyak 25 responden (27,8%)
5. Dari faktor paritas lebih dari setengah responden memiliki paritas tidak berisiko yakni
berjumlah 63 responden (70%), sedangkan responden yang memiliki paritas berisiko
sebanyak 27 responden (30%).
6. Responden yang tidak patuh melakukan kunjungan ANC berjumlah 52 respponden
(57,8%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang patuh melakukan
kunjungan ANC berjumlah 38 orang (42,2%).
7. Dari faktor kepatuhan konsumsi tablet Fe didapatkan hasil bahwa 48 responden
(53,3%) tidak patuh, dan responden yang patuh mengkonsumsi tablet Fe adalah
sebanyak 42 responden (46,7%).
8. Pada faktor budaya didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada responden yang
mengikuti budaya sebanyak 56 responden (62,2%), sedangkan yang tidak mengikuti
budaya sebanyak 34 responden (37,8%).
9. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p = 0,040 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi
58
korelasi r = -0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang
sangat lemah.
10. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,153 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = -0,153 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
korelasi yang sangat lemah.
11. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,800 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = 0,027 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi
yang cukup.
12. Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p = 0,040 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi
korelasi r = -0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang
sangat lemah.
13. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kunjungan ANC dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,854 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = -0,020 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
korelasi yang sangat lemah.
14. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,274 yang berarti > 0,1 dan
didapatkan nilai koefisiensi korelasi r =0,117 yang artinya kedua variabel mempunyai
kekuatan korelasi sangat lemah.
15. Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p = 0,023 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisien korelasi r
= 0,240 yang artinya kedua variable mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah.
16. Budaya memiliki hubungan yang signifikan atau paling dominan berpengaruh dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
dengan nilai OR = 2,522, artinya ibu hamil yang mengikuti budaya berisiko 2,522 kali
lebih besar mengalami anemia kehamilan dibandingkan ibu hamil yang tidak mengikuti
budaya.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
59
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya bagi
perawat maternitas dan komunitas dalam memberikan edukasi mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang
Selatan dapat memberikan edukasi serta memberdayakan kader Puskesmas untuk bisa
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang Anemia pada kehamilan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan pada ibu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam terkait hubungan
budaya dengan anemia pada ibu hamil dan meneliti faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
60
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R., & Wijayanti, T. (2021). Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda. Borneo Student Research, 2(3). Diambil
dari https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/download/1625/899/
Aditianti, A., & Djaiman, S. P. H. (2020). Pengaruh Anemia Ibu Hamil Terhadap Berat Bayi
Lahir Rendah: Studi Meta Analisis Beberapa Negara Tahun 2015 Hingga 2019. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 11(2), 163–177.
https://doi.org/10.22435/kespro.v11i2.3799.163-177
Agus, Y., Horiuchi, S., & Porter, S. E. (2012). Rural Indonesia women’s traditional beliefs
about antenatal care. BMC Research Notes, 5. https://doi.org/10.1186/1756-0500-5-589
Al-Mamouri, R. H. L., & Al-Hakeem, A. H. (2018). The impact of Iron deficiency anemia on
histomorphological features of placenta and the new born infants. Journal of Global
Pharma Technology, 10(3), 1045–1048.
Amini, A., Pamungkas, C. E., & Harahap, A. P. (2018). Umur Ibu dan Paritas Sebagai Faktor
Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal, 3(2), 108–113.
https://doi.org/https://doi.org/10.31764/mj.v3i2.506
Anggraini, E. N., & Wijayanti, T. (2021). Hubungan Frekuensi ANC dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda. Borneo Student
Research, 2(3), 1569–1575.
Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. Jurnal
Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 123–130.
Astutik, R. Y., & Ertiana, D. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Jember: CV. Pustaka Abadi.
Badan Pusat Statistik. (2020). Pravelensi Anemia pada Ibu Hamil Menurut Kelompok Umur.
Diambil 23 Januari 2022, dari
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1782/sdgs_2/1
Badireddy, M., & Baradhi, K. M. (2022). Chronic Anemia. Diambil 18 April 2022, dari
61
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534803/#article-17532.s5
Chandra, F., Junita, D. D., & Fatmawati, T. Y. (2019). Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan
Ibu Hamil dengan Status Anemia. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 9(04),
653–659. https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i04.398
Dewi, H. P., & Mardiana. (2021). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Nusawungu II Cilacap. Journal of Nutrition
College, 10(4), 285–296. Diambil dari http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. (2021). Data Prevalensi Ibu Hamil Anemia dan
Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) Kota Tangerang Selatan tahun 2021.
Tangerang Selatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2020.
Diambil 13 Maret 2022, dari https://dinkes.bantenprov.go.id/read/profil-kesehatan-
provinsi-bant/198/Profil-Kesehatan-Provinsi-Banten-Tahun-2020.html
Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. (2020). Laporan Kerja Instansi Pemerintah (LKIP).
Dinkes Tangsel, 14(45), 19690706. Diambil dari
https://dinkes.tangerangselatankota.go.id/uploads/lkip/10.pdf
Edison, E. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang, 4(2). Diambil dari
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/2502#:~:text=Hasil%3A Analisis uji
Chi Square,tinggi hanya 9%2C7%25.
Ekwere, T., & Ekanem, A. (2015). Maternal knowledge, food restriction and prevention
strategies related to anaemia in pregnancy: a cross-sectional study. International Journal
of Community Medicine and Public Health, (June 2016), 331–338.
https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20150492
Frisca, S., Purnawinadi, I. G., Yunding, R. J., Panjaitan, M. D., Febrianti, K. N., Hidayat, W.,
62
Gazali, R., Arifin, S., & Hayatie, L. (2020). Hubungan Faktor Antenatal Care Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Journal
Homeostatis, 3(3), 353–360.
Gustanela, O., & Pratomo, H. (2022). Faktor Sosial Budaya yang Berhubungan dengan
Anemia pada Ibu Hamil (A Systematic Review). The Indonesian Journal of Health
Promotion, 5(1). https://doi.org/https://doi.org/10.31934/mppki.v5i1.1894
Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2012). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Hasnidar, Tasnim, Sitorus, S., Hidayati, W., Mustar, Fhirawati, … Sulfianti. (2020).
Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Hefita Sari, W., Sudiman, H., & Darwis, D. (2021). Determinan Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Campaka Kabupaten Purwakarta Januari-Juni 2018. Jurnal Untuk
Masyarakat Sehat (JUKMAS), 5(1), 13–22. https://doi.org/10.52643/jukmas.v5i1.1152
Hidayanti, L., & Rahfiludin, M. Z. (2020). Dampak Anemia Defisiensi Besi pada
Kehamilan : A Literature Review. GASTER : Jurnal Kesehatan, 18(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.30787/gaster.v18i1.464
Hidayati, I., & Andyarini, E. N. (2018). Hubungan Jumlah Paritas dan Umur Kehamilan
dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil The Relationship Between The Number of Parities
and Pregnancy Age with Maternal Anemia. Journal of Health Science and Prevention,
2(1), 42–47.
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Li, L., Wei, Y., Zhu, W., Wang, C., Su, R., Feng, H., & Yang, H. (2018). A retrospective
cohort study of risk factors and pregnancy outcomes in 14,014 Chinese pregnant
women. Medicine (United States), 97(33), 1–8.
Londok, T., Lengkong, R., & Suparman, E. (2013). Karakteristik Perdarahan Antepartum dan
Perdarahan Postpartum. Jurnal e-Biomedik (eBM), 1(1), 614–620.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.35790/ebm.1.1.2013.4608
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pal Mall.
Maywati, S., & Novianti, S. (2019). Analisis Perilaku Mengkonsumsi Tablet Fe dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di Puskesmas Karanganyar Kota Tasikmalaya Tahun
2019. Jurnal Kesehatan komunitas Indonesia, 15(2), 111–118. Diambil dari
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jkki/article/view/1259
McLean, E., Cogswell, M., Egli, I., Wojdyla, D., & De Benoist, B. (2009). Worldwide
prevalence of anaemia, WHO Vitamin and Mineral Nutrition Information System, 1993-
2005. Public Health Nutrition, 12(4), 444–454.
https://doi.org/10.1017/S1368980008002401
Melku, M., Addis, Z., Alem, M., & Enawgaw, B. (2014). Prevalence and Predictors of
Maternal Anemia during Pregnancy in Gondar, Northwest Ethiopia. Anemia, 9.
https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2014/108593
Mendrofa, H. K., Hasibuan, M. T. D., & Adelia, G. (2021). Konsep Budaya Kerja
Keperawatan dalam Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit.
Sukabumi: CV Jejak.
Mitra, M., Yanti, N., Nurlisis, N., Dewi, O., & Marllina, H. (2021). Standar Kuantitas
Antenatal Care Dan Sosial Budaya Dengan Risiko Anemia Pada Kehamilan. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 12(1), 51–63. https://doi.org/10.22435/kespro.v12i1.4386
64
Neil Niven, & Waluyo, A. (2013). Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.
Nova, D., & Irawati, M. (2021). Hubungan Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil dengan
Kejadian Anemia. Jurnal Menara Medika, 3(2), 129–134.
https://doi.org/https://doi.org/10.31869/mm.v3i2.2531
Nurhaidah, N., & Rostinah, R. (2021). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima. Jurnal Manajemen
Kesehatan Indonesia, 9(2), 121–129. https://doi.org/10.14710/jmki.9.2.2021.121-129
Nurmasari, V., & Sumarmi, S. (2019). Hubungan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care dan
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III
di Kecamatan Maron Probolinggo. Amerta Nutrition, 3(1), 46–51.
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i1.2019.46-51
Pritasari, Damayanti, D., & Lestari, N. T. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Rohmawati, N., Agusfar, A. Z., Amelia, D., Restianingrum, M., Damayanti, R., Mudjiati, I.,
… Adhi, E. K. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga (3 ed.).
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2019). Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Trans Info
Media.
Septiasari, Y. (2019). Status Ekonomi Berperan Dalam Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Bernung Pesawaran. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 8(1), 14–19.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
65
Publishing.
Sjahrani, T., & Faridah, V. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia. Jurnal Kebidanan, 5(2), 106–115. Diambil dari
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/viewFile/1253/pdf
Sugiarsih, U., & Wariyah. (2013). The Relationship between Socio-Economic Status with
Haemoglobin Level. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 4(2), 73–79.
Sukmawati, Widiasih, R., Mamuroh, L., & Nurhakim, F. (2021). Anemia Kehamilan dan
Fakto yang Mempengaruhi. Jurnal kesehatan bakti tunas husada, 21(1), 43–53.
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sursilah, I. (2012). Hubungan Antara Pola Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) dengan Kejadian
Anemia Gravidarum pada Ibu Hamil di Puskesmas Astapada Kota Cirebon. Jurnal Ilmu-
Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Kuningan, 1(1). Diambil dari
https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku/article/download/13/4
Suryani, I. S., Jamil, M. U., Mulyana, A., Sumarni, Hilmawan, R. G., & Amalia, N. R.
(2021). PENCEGAHAN ANEMIA DENGAN MAKANAN TAMBAHAN: Menuju Ibu
Hamil Sehat dan Kreatif. Tasikmalaya: Edu Publisher.
Sustainable Development Goals (SDGs). (2017). Tujuan SDG. Diambil 16 April 2022, dari
https://www.sdg2030indonesia.org/page/11-tujuan-tiga
Syahdrajat, T. (2015). Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan Kesehatan (1 ed.).
Jakarta: Prenadamedia Group.
Syarifuddin. (2016). Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Turner, J., Parsi, M., & Badireddy, M. (2022). Anemia. Diambil 18 April 2022, dari
66
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/
WHO. (2014). Global Nutrition Targets 2025 Anaemia Policy Brief (WHO/NMH/NHD/14.4).
Geneva: World Health Organization.
WHO. (2022b). SDG Target 3.1 Maternal mortality. Diambil 16 April 2022, dari
https://www.who.int/data/gho/data/themes/topics/sdg-target-3-1-maternal-mortality
Who, & Chan, M. (2011). Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and
assessment of severity. Geneva, Switzerland: World Health Organization, 1–6.
https://doi.org/2011
Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A., & Keisnawati. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Anemia
pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Lampung. Jurnal
Keperawatan, 6(2), 79–87. Diambil dari file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/2862-
Article Text-8140-1-10-20160315.pdf
Yona, S., & Nurulhuda, U. (2022). Keperawatan Medikal Bedah (9 ed.). Singapore: Elsevier
Ltd.
LAMPIRAN
68
Lampiran 1
69
70
71
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Nama/Inisial :
Umur :
Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti penelitian ini dengan sukarela sebagai
subjek dalam penelitian.
Responden
(.............................)
72
Responden yang bersedia mengisi kuesioner dianggap setuju untuk ikut serta menjadi
partisipan dalam penelitian dan pengisian kuesioner. Identitas responden akan dijaga
kerahasiaannya dan informasi dari hasil pengisian kuesioner ini akan saya gunakan hanya
untuk kepentingan penelitian semata. Atas perhatian dan kerjasama Ibu saya ucapkan terima
kasih.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi peneliti melalui kontak berikut :
0813985530199 (Mutia Khairani)
73
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
SD
SMP
SMA
Diploma/Sarjana
≥3x
<6x kunjungan
13. Kadar Hb saat ini (diisi oleh peneliti berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium)
:
14. Jumlah tablet Fe (tablet tambah darah) yang dikonsumsi selama kehamilan :
< 90 tablet
74
90 tablet
75
Total
76
Sangat
Sangat Tidak
No. Pertanyaan Setuju tidak
setuju setuju
setuju
Lampiran 4
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.891 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Q1 6.6667 6.989 .890 .859
Q2 6.5333 7.775 .640 .880
Q3 6.3667 8.516 .546 .886
Q4 6.5333 7.775 .640 .880
Q5 6.6667 6.989 .890 .859
Q6 6.3667 8.585 .505 .888
Q7 6.6667 6.989 .890 .859
Q8 6.6000 8.110 .455 .893
Q9 6.6333 8.309 .365 .900
Q10 6.3667 8.516 .546 .886
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.849 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Q1 24.7000 14.562 .743 .812
Q2 24.7333 15.168 .583 .832
Q3 24.4667 15.637 .714 .821
Q4 24.9333 15.582 .344 .874
Q5 24.7667 14.737 .709 .817
Q6 24.7000 15.734 .524 .839
Q7 24.7667 15.082 .644 .825
Q8 24.5667 15.909 .610 .830
78
Lampiran 5
Kadar_Hb
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anemia 27 30.0 30.0 30.0
Tidak Anemia 63 70.0 70.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Tingkat_Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 7 7.8 7.8 7.8
SMP 10 11.1 11.1 18.9
SMA 39 43.3 43.3 62.2
Perguruan Tinggi 34 37.8 37.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
Tingkat_Ekonomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tinggi 25 27.8 27.8 27.8
rendah 65 72.2 72.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Frekuensi_Antenatal_Care
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Patuh 38 42.2 42.2 42.2
Tidak Patuh 52 57.8 57.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
80
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berisiko 27 30.0 30.0 30.0
Tidak Berisiko 63 70.0 70.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 12 13.3 13.3 13.3
1.00 78 86.7 86.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 63 70.0 70.0 70.0
1.00 27 30.0 30.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 1 1.1 1.1 1.1
1.00 89 98.9 98.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 63 70.0 70.0 70.0
1.00 27 30.0 30.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 50 55.6 55.6 55.6
1.00 40 44.4 44.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 20 22.2 22.2 22.2
1.00 70 77.8 77.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
82
4. Gambaran Budaya
Budaya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mengikuti 34 37.8 37.8 37.8
tidak mengikuti 56 62.2 62.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 3 3.3 3.3 3.3
3.00 45 50.0 50.0 53.3
4.00 42 46.7 46.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2
3.00 38 42.2 42.2 44.4
4.00 50 55.6 55.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 5 5.6 5.6 5.6
3.00 52 57.8 57.8 63.3
4.00 33 36.7 36.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 10 11.1 11.1 11.1
2.00 27 30.0 30.0 41.1
3.00 23 25.6 25.6 66.7
4.00 30 33.3 33.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
83
6. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Budaya .403 90 .000 .614 90 .000
Konsumsi Tablet Fe .510 90 .000 .434 90 .000
a. Lilliefors Significance Correction
84
1. Usia
Correlations
Kadar_Hb Usia
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.217*
Sig. (2-tailed) . .040
N 90 90
*
Usia Correlation Coefficient -.217 1.000
Sig. (2-tailed) .040 .
N 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Tingkat Pendidikan
Correlations
Tingkat_Pendidik
Kadar_Hb an
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.152
Sig. (2-tailed) . .153
N 90 90
Tingkat_Pendidikan Correlation Coefficient -.152 1.000
Sig. (2-tailed) .153 .
N 90 90
3. Tingkat Ekonomi
Correlations
Kadar_Hb Tingkat_Ekonomi
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 .027
Sig. (2-tailed) . .800
N 90 90
Tingkat_Ekonomi Correlation Coefficient .027 1.000
Sig. (2-tailed) .800 .
N 90 90
4. Paritas
Correlations
Kadar_Hb Paritas
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.217*
Sig. (2-tailed) . .040
N 90 90
Paritas Correlation Coefficient -.217* 1.000
Sig. (2-tailed) .040 .
N 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
86
Correlations
Frekuensi_Antena
Kadar_Hb tal_Care
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.020
Sig. (2-tailed) . .854
N 90 90
Frekuensi_Antenatal_Care Correlation Coefficient -.020 1.000
Sig. (2-tailed) .854 .
N 90 90
6. Konsumsi Tablet Fe
Correlations
Konsumsi_Tablet
Kadar_Hb _Fe
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 .117
Sig. (2-tailed) . .274
N 90 90
Konsumsi_Tablet_Fe Correlation Coefficient .117 1.000
Sig. (2-tailed) .274 .
N 90 90
Correlations
Kadar_Hb Budaya
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 .240*
Sig. (2-tailed) . .023
N 90 90
*
Budaya Correlation Coefficient .240 1.000
Sig. (2-tailed) .023 .
N 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Tingkat Pendidikan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Tingkat_Pendidikan -.446 .291 2.340 1 .126 .640
Constant 2.267 .978 5.377 1 .020 9.649
a. Variable(s) entered on step 1: Tingkat_Pendidikan.
3. Tingkat Ekonomi
4. Paritas
6. Konsumsi Tablet Fe
7. Budaya
B. Pemodelan Multivariat
Step 1
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Usia -.853 .794 1.153 1 .283 .426 .090 2.021
Tingkat_Pendidikan 1.906 3 .592
Tingkat_Pendidikan(1) .766 1.553 .243 1 .622 2.152 .102 45.186
Tingkat_Pendidikan(2) -.457 1.201 .145 1 .703 .633 .060 6.666
Tingkat_Pendidikan(3) -.705 1.189 .351 1 .553 .494 .048 5.081
Paritas -.625 .731 .731 1 .392 .535 .128 2.242
Constant 3.913 1.615 5.868 1 .015 50.056
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Tingkat_Pendidikan, Paritas.
Step 2
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a Usia -.827 .801 1.065 1 .302 .438 .091 2.102
Paritas -.540 .731 .546 1 .460 .583 .139 2.443
Budaya .862 .492 3.064 1 .080 2.368 .902 6.215
Constant 1.928 1.693 1.296 1 .255 6.875
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Paritas, Budaya.
90
Step 3
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Usia -1.143 .682 2.807 1 .094 .319 .084 1.214
Budaya .925 .486 3.628 1 .057 2.522 .974 6.532
Constant 1.449 1.551 .872 1 .350 4.257
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Budaya.
C. Uji Interaksi
D. Pemodelan Akhir
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 101.566 .089 .126
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.