Anda di halaman 1dari 108

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA

PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarajana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

MUTIA KHAIRANI

NIM 11181040000053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H / 2022 M
ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KOTA TANGERANG SELATAN

Telah Disetujui dan Diperiksa oleh Pembimbing Skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Disusun Oleh :

Mutia Khairani
11181040000053

Pembimbing

Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., PhD


NIP. 197206082006042001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H / 2022 M

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KOTA TANGERANG SELATAN
Telah disusun dan dipertahankan di depan penguji oleh :

Mutia Khairani
NIM. 11181040000053

Pembimbing

Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., PhD


NIP. 197206082006042001

Penguji 1 Penguji 2

Irma Nurbaeti, M. Kep., Sp.Mat., PhD Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.An
NIP. 197206082006042001 NIP. 19810208201101200

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KOTA TANGERANG SELATAN
Disusun oleh:

Mutia Khairani
NIM. 11181040000053

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., PhD

NIP. 197206082006042001

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Dr. Zilhadia, M.Si., Apt.

NIP. 197308222008012007

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mutia Khairani

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 12 Juni 2000

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Tanjung Aur RT 04/RW 04, Kelurahan Balai Gadang,

Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang

No. Telepon : 081398553099

Email : khairanimk12@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal 29 Tanjung Aur (2005-2006)


2. SDN 16 Tanjung Aur (2006-2012)
3. SMPN 7 PADANG (2012-2015)
4. SMAN 2 PADANG (2015-2018)
5. S1 Keperawatan UIN Jakarta (2018-Sekarang)

Riwayat Organisasi :

1. Staf departemen Pemberdayaan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2020-2021
2. Volunteer international campaign dengan tema “Surviving Pandemic” oleh Healthy
Bouquet 2021
3. Volunteer Body Diversity Campaign oleh Larasse 2021

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
seluruh umat manusia. Shalawat serta Salam tak lupa kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang kaya akan
ilmu pengetahuan.

Alhamdulillahirabbil’alamin, atas izin Allah dan bantuan dari banyak pihak, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan”. Penulis menyadari
banyak kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan skripsi ini, namun dengan bantuan,
arahan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan dalam
proses yang dilewati penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mengenyam
pendidikan di bangku perkuliahan dengan baik.
2. Ibu Zilhadia, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, dosen
akademik sekaligus pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dalam
memberikan semangat, saran, arahan, bimbingan, serta koreksi kepada penulis
selama mengerjakan proposal.
4. Bapak Dr. Jamaludin, S.Kp., M.Kep., selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
memberikan motivasi dan saran-saran yang baik selama menjalani pendidikan di
Program Studi Ilmu Keperawatan.
5. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Ilmu Kesehatan, khususnya dosen-
dosen dan mahasiswa ilmu keperawatan, staf akademik, dan petugas laboratorium
yang telah membimbing dan membantu kelancaran penulis selama proses
pembelajaran sampai proses penulisan proposal skripsi ini.

vii
6. Bapak Erman dan Ibu Gusmawati, orang tua yang saya sayangi dan hormati. Terima
kasih yang tidak terhingga atas segala perjuangan yang telah dilakukan demi
pendidikan anak-anaknya. Berkat do’a yang selalu dipanjatkan beliau penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan dengan baik. Semoga Allah
senantiasa memberikan rahmat, nikmat, dan kesehatan kepada mama dan papa.
7. Teman seperbimbingan, Ayu, Cici, dan Mutmainnah yang telah berjuang bersama
dan senantiasa memberikan masukan dan menguatkan satu sama lain.
8. Teman-teman PSIK angkatan 2018 yang selalu saling menyemangati dan
memberikan warna dalam setiap momen kehidupan kampus.
9. Maya, Alfi, Dwi, Icah, Hasna, Ka Nida, Kinan, Lala, Atikah, Caca, Cindy, Nailul,
sahabat dan teman berharga yang selalu saling menguatkan dan memberikan
semangat selama masa perkuliahan.
10. Fitri Zakiyah dan Tasya Alifia Hanin, sahabat yang selalu mendukung, menemani,
memberi hiburan, bersedia menjadi sandaran, dan teman curhat selama penulis
menjalani pendidikan di bangku perkuliahan.
11. Seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran dalam pembuatan proposal skripsi
ini hingga selesai.
12. Terakhir, terima kasih saya ucapkan kepada diri saya sendiri, yang sudah kuat
berjuang hingga bisa sampai dititik ini. Semoga Allah selalu meridhai setiap langkah
yang akan saya lalui.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, namun peneliti
juga menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan butuh
banyak sekali saran serta masukan.

Tangerang Selatan, April 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................................ xiv

DAFTAR ISTILAH........................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi

BAB I .................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II................................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 8

A. Landasan Teori ........................................................................................................ 8

1. Anemia ................................................................................................................ 8

2. Anemia dalam Kehamilan................................................................................. 11

3. Konsep Budaya ................................................................................................. 18

4. Teori Lawrence Green ...................................................................................... 19

B. Penelitian Terkait .................................................................................................. 19

ix
C. Kerangka Teori ..................................................................................................... 22

BAB III ............................................................................................................................... 22

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL .................................................. 22

DAN HIPOTESIS .............................................................................................................. 22

A. Kerangka Konsep .................................................................................................. 22

B. Definisi Operasional ............................................................................................. 23

C. Hipotesis................................................................................................................ 26

BAB IV ............................................................................................................................... 27

METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................... 27

A. Desain Penelitian................................................................................................... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 27

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 27

1. Populasi ............................................................................................................. 27

2. Sampel............................................................................................................... 28

D. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 28

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................................ 30

F. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 32

G. Pengolahan Data ................................................................................................... 33

H. Teknik Analisa Data.............................................................................................. 35

I. Etika Penelitian ..................................................................................................... 36

BAB V ................................................................................................................................. 37

HASIL PENELITIAN....................................................................................................... 37

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................................... 37

B. Analisa Univariat .................................................................................................. 37

C. Analisa Bivariat..................................................................................................... 39

D. Analisa Multivariat ............................................................................................... 44

x
BAB VI ............................................................................................................................... 48

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 48

A. Karakteristik Responden ....................................................................................... 48

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil ................ 51

C. Analisis Bivariat .................................................................................................... 52

D. Analisis Multivariat............................................................................................... 55

E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 56

BAB VII .............................................................................................................................. 57

PENUTUP .......................................................................................................................... 57

A. Desain Penelitian................................................................................................... 57

B. Saran...................................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 60

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 67

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria anemia menurut WHO…………………………………………………11

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………………………….23

Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe..…………………….29

Tabel 4.2 Kisi-kisi Instrumen Budaya……………………………………………………..30

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe…………..31

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Budaya………………………………………….31

Tabel 4.5 Hasil Uji Reabilitas Cronbach’s Alpha…………………………………………32

Tabel 4.6 Coding…………………………………………………………………………..34

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden...………………………………..34

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kejadian Anemia


Pada Ibu Hamil (N=90)……………………………………………………………………38

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan Konsumsi


Tablet Fe (N=90)………………………………………………………………………..…38

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Budaya


(N=90)…………………………………..…………………………………………………39

Tabel 5.5 Uji Korelasi Usia dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….………………………………………………………….………40

Tabel 5.6 Uji Korelasi Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….……………………………………………………………….…40

Tabel 5.7 Uji Korelasi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….………………………………………………………….………41

Tabel 5.8 Uji Korelasi Jumlah Paritas dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….………………………………………………………….………42

Tabel 5.9 Uji Korelasi Kunjungan ANC dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………….………………………………...…………………………………..……42

xii
Tabel 5.10 Uji Korelasi Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil (N=90)………………….…………..………………………………………………43

Tabel 5.11 Uji Korelasi Budaya dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)………………….…………………………….……………………………………43

Tabel 5.12 Seleksi Bivariat…….…………………….……………………………………44

Tabel 5.13 Pemodelan Multivariat (N=90)..………………………………………………45

Tabel 5.14 Model Akhir Uji Analisis Multivariat (N=90)…..………….…………………46

Tabel 5.15 Model Akhir Uji Analisis Multivariat (N=90)…..………….…………………46

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………………………20

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ………………………………………………..…………….22

xiv
DAFTAR ISTILAH

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Antenatal Care

APGAR : Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (refleks


gerak), Activity (aktivitas otot), dan Respiration (pernapasan)

ASI : Air Susu Ibu

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

DJJ : Denyut Jantung Janin

Fe : Ferrum/zat besi

Hb : Hemoglobin

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

KIA : Kesehetan Ibu dan Anak

LILA : Lingkar Lengan Atas

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

RBC : Red Blood Cell

Riskesdas : Riset Data Kesehatan

SC : Sectio Caesarea

SDGs : Sustainable Development Goals

SGA : Small for Gestasional Age

TT : Tetanus Toksoid

TTD : Tablet Tambah Darah

WHO : World Health Organization

WUS : Wanita Usia Subur

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perizinan ……...……………………………………………………………..41

Lampiran 2 Inform Consent ………………………………………………..…………….44

Lampiran 3 Kuesioner ………………………………………………..…………………..46

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...……...…..…………………76

Lampiran 5 Hasil Analisis Data………………...……………………..…………………..78

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu adalah masalah yang masih menjadi prioritas dalam
bidang kesehatan khususnya ibu dan anak. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi
tolak ukur keberhasilan upaya intervensi yang dilakukan pemerintah terhadap
kesehatan ibu (Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, 2020). Menurut data WHO,
pada tahun 2017 sebanyak 295.000 wanita meninggal selama kehamilan, setelah
kehamilan dan persalinan. Sebagian besar kematian ini (94%) terjadi di daerah
dengan sumber daya yang rendah (World Health Organization, UNICEF, UNFPA,
2019). Angka kematian ibu (AKI) Indonesia menduduki peringkat tinggi
dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN yaitu 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) target AKI adalah 70
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Sustainable Development Goals
(SDGs), 2017; WHO, 2022a).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2020 menyebutkan


bahwa penyebab kematian ibu antara lain perdarahan (28,29%), hipertensi dalam
kehamilan (23,86%), dan kematian ibu akibat gangguan sistem peredaran darah
(4,94%) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021b). Menurut penelitian
Londok, Lengkong & Suparman (2013), perdarahan pada kehamilan yang sering
dijumpai adalah perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta) dan
perdarahan postpartum (atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan laserasi
traktus genitalia bawah). Perdarahan pada saat antepartum dan postpartum sering
ditemukan pada wanita anemia yang disebabkan oleh wanita yang mengalami
anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Rukiyah & Yulianti, 2019). Risiko
terjadinya perdarahan postpartum meningkat pada wanita bersalin yang mengalami
anemia berat (Manuaba, 2013).

Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendefinisikan anemia dalam


kehamilan sebagai kadar hemoglobin < 11,0 g/dL (McLean, Cogswell, Egli,
Wojdyla, & De Benoist, 2009). Anemia merupakan salah satu komplikasi yang
2

paling umum selama kehamilan. Anemia dianggap sebagai faktor risiko dan dapat
mengakibatkan komplikasi yang mengancam kehidupan ibu dan janin (Li et al.,
2018). Anemia diperkirakan berkontribusi pada lebih dari 115.000 kematian ibu
dan 591.000 kematian perinatal secara global per tahun (McLean et al., 2009).
Berdasarkan data WHO, 40% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. 4 dari
10 negara ASEAN berada dalam kategori berat/severe dengan prevalensi ≥40%
antara lain Kamboja (51,5%); Laos (47%); Myanmar (47,8%) dan Indonesia
(44,2%) (WHO, 2021). Persentase kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia
terus mengalami peningkatan sejak tahun 2015 hingga 2019, dari 42,1% menjadi
44,2% (WHO, 2021).

Berdasarkan Riset Data Kesehatan (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi anemia


pada ibu hamil dikategorikan menurut usia, jumlah ibu hamil anemia usia 15-24
tahun adalah sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun 33,7%, usia 35-44 tahun 33,6% dan
usia 45-54 tahun sebesar 24% (Badan Pusat Statistik, 2020). Berdasarkan profil
kesehatan provinsi Banten, pada tahun 2019 terdata 101,5% ibu hamil mendapat 90
tablet Fe (Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2020). Meskipun program
penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan memberikan 90 tablet Fe selama
periode kehamilan sudah dilakukan pemerintah, tetapi angka kejadian anemia pada
ibu hamil masih tinggi yakni 44,2% (Badan Pusat Statistik, 2020; WHO, 2021).
Lebih lanjut, Data Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (2021) menyebutkan data
prevalensi ibu hamil anemia di Tangerang Selatan sebesar 4,65%.

Kejadian anemia bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia,
paritas, frekuensi kunjungan ANC, status ekonomi, tingkat pendidikan, dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe (Tampubolon, Lasamahu, & Panuntun, 2021; Yanti,
Sulistianingsih, & Keisnawati, 2015). Hasil penelitian Amini, Pamungkas &
Harahap (2018) di Puskesmas Ampenan Mataram menyebutkan anemia sering
terjadi pada kebanyakan ibu hamil di kelompok usia tidak beresiko yaitu 20-35
tahun sebesar 63,2%. Penelitian Chandra, Junita & Fatmawati (2019) menyebutkan
bahwa sebagian besar ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan rendah
mengalami anemia selama kehamilannya. Penelitian tersebut juga menjelaskan
bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap kemampuan dalam
menerima informasi dan menentukan mudah atau tidaknya seseorang menerima
3

suatu pengetahuan, oleh karena itu semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka ia akan lebih mudah menerima informasi. Hal ini sesuai dengan teori
Sulistyoningsih (2011) yang mengatakan bahwa pengetahuan yang baik akan
mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.

Penelitian Dewi & Mardiana (2021) di Puskesmas Nusawungu II Cilacap


menyebutkan bahwa 72,6% ibu hamil memiliki status ekonomi yang rendah. Status
ekonomi yang rendah berpengaruh pada pola makan ibu hamil yang akibatnya akan
berisiko anemia karena kebutuhan nutrisi ibu hamil tidak dapat terpenuhi dengan
baik. Hasil penelitian Nova & Irawati (2021) menyebutkan bahwa terdapat
hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil,
dengan nilai p 0,001, 41 responden yang mengkonsumsi tablet Fe dan tidak anemia
ada sebanyak 25 responden (61%), sedangkan responden yang mengkonsumsi
tablet Fe dan mengalami anemia ada sebanyak 14 responden (34%) dan tidak
mengkonsumsi dan mengalami anemia ada sebanyak 2 responden (5%). Peneliti
juga menyebutkan bahwa pengetahuan ibu hamil terkait manfaat dari tablet Fe juga
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet Fe.

Penelitian Nurmasari & Sumarmi (2019) menyebutkan bahwa terdapat


hubungan antara kunjungan ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu
hamil yang tidak teratur melakukan ANC dan tidak patuh mengonsumsi tablet Fe
sebesar 46,67% mengalami anemia, sedangkan ibu hamil yang tidak teratur
melakukan ANC akan tetapi patuh mengonsumsi tablet Fe sebesar 33,33%
mengalami anemia. Pada ibu hamil yang teratur melakukan ANC dan patuh
mengonsumsi tablet Fe 73,33% tidak mengalami anemia, sedangkan ibu hamil yang
teratur melakukan ANC dan tidak patuh mengonsumsi tablet Fe sebesar 20%
mengalami anemia. Pada saat kunjungan ANC ibu hamil akan mendapatkan
pemeriksaan anemia secara dini, mendapatkan konseling gizi yang tepat dan
mendapatkan suplemen besi dan asam folat yang lengkap serta pendidikan
kesehatan yang memadai, sehingga faktor risiko anemia dapat ditekan (Melku,
Addis, Alem, & Enawgaw, 2014).

Penelitian Adawiyah & Wijayanti (2021) menyebutkan terdapat pengaruh


yang bermakna antara jumlah paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dari
4

hasil penelitian ditemukan paling banyak ibu hamil dengan angka kelahiran
multipara yakni sebanyak 76 responden (43,7%). Selain itu, faktor budaya yang
melestarikan pantangan makanan tertentu bagi ibu hamil juga berpengaruh. Budaya
yang berlaku di beberapa daerah mengharuskan ibu hamil untuk memantangkan
makanan yang bergizi tinggi seperti ikan dan telur dengan alasan tertentu
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021a).

Penelitian Agus dkk. (2012) tentang kepercayaan tradisional perempuan


pedesaan Indonesia tentang perawatan antenatal, diketahui bahwa wanita di
pedesaan percaya bahwa untuk membuat diri mereka lebih sehat dan aman selama
masa kehamilan mereka perlu mengikuti keyakinan dan tradisi yang dipercaya.
Meskipun mereka tidak mengerti alasan harus mengikuti tradisi yang ada, mereka
percaya bahwa jika tidak mematuhi tradisi dan nasihat tersebut maka akan memiliki
dampak negatif bagi mereka. Penelitian Tampubolon dkk. (2021) tentang faktor-
faktor kejadian anemia pada ibu hamil di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku
Tengah menunjukan bahwa sosial dan budaya (mitos dan pantangan) menjadi salah
satu faktor terjadinya anemia pada ibu hamil dengan persentase 68%. Hasil
penelitian Tampubolon dkk. (2021) menyebutkan sebagian besar ibu hamil
mengatakan takut mengonsumsi makanan yang terlalu pahit, amis dan asin seperti
ikan dan telur.

Penelitian Sinawangwulan dkk. (2018) dengan subjek penelitian ibu hamil


trimester I, II, dan III menyebutkan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara
budaya dengan anemia. Hubungan ini terjadi melalui pola diet, dimana ibu yang
melakukan diet selama masa kehamilannya memiliki pola makan yang “miskin”
dibandingkan dengan ibu yang sama sekali tidak memiliki batasan makanan atau
diet selama masa kehamilannya. Ekwere dkk. (2015) dalam penelitiannya tentang
pengetahuan ibu, pembatasan makanan dan strategi pencegahan terkait anemia pada
kehamilan menjelaskan praktik pembatasan makanan selama kehamilan dilakukan
oleh 97,5% dari 121 responden penelitian. Responden mengalami malnutrisi selama
kehamilan yang dipengaruhi oleh adat (50,8%) dan kepercayaan agama (28%)
tentang pembatasan makanan selama masa kehamilan. Makanan yang dibatasi
selama kehamilan termasuk makanan yang kaya akan karbohidrat (27,3%) dan
protein (14,9%).
5

Berdasarkan penelusuran peneliti, sudah banyak penelitan terdahulu yang


membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil namun masih sedikit yang meneliti tentang faktor budayanya. Faktor budaya
yang dipercaya selama kehamilan menjadi hal menarik untuk diteliti lebih dalam
bagaimana pengaruhnya terhadap anemia yang terjadi pada ibu hamil. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tangerang Selatan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data WHO, prevalensi kejadian anemia di Indonesia berada
dalam kategori berat yakni 44,2%. Menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi
70/100.000 kelahiran hidup di Indonesia menjadi prioritas pemerintah dalam
mengatasi permasalahan kesehatan Ibu. Hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam mencapai target AKI. Anemia berkontribusi
meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pada ibu hamil yang menjadi penyebab
utama kematian ibu. Kuatnya kepercayaan terhadap tradisi dan budaya yang dianut
masyarakat Indonesia menjadi tantangan dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan tak terkecuali anemia pada ibu hamil, hal ini membuat peneliti tertarik
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Kota Tangerang Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui usia, paritas, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, frekuensi
kunjungan antenatal care, kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dan budaya
responden
6

b. Mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
c. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
d. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
e. Mengetahui hubungan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
f. Mengetahui hubungan antara frekuensi kunjungan antenatal care dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota
Tangerang Selatan
g. Mengetahui hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota
Tangerang Selatan
h. Mengetahui hubungan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
i. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Tangerang Selatan dan dapat dijadikan sebagai rujukan serta
sumber referensi untuk mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan peneliti terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil yang nantinya dapat diaplikasikan kepada masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ibu hamil mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia sehingga risiko terjadi
7

anemia selama kehamilan dapat dikendalikan dan angka kejadian anemia pada
ibu hamil dapat ditekan.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang
Selatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis kuantitatif dengan
pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat menggunakan chi square,
dan multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda. Penelitian ini akan
dilakukan pada ibu hamil dengan anemia yang memeriksakan kehamilan di
Puskesmas Pondok Aren, Puskesmas Ciputat, dan Puskesmas Pamulang pada Bulan
Januari-Juli 2022. Metode pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Anemia
a. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah
merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah nilai batas yang
ditetapkan, akibatnya merusak kapasitas darah untuk mengangkut
oksigen ke sekitarnya tubuh. Anemia merupakan indikator gizi buruk dan
kesehatan yang buruk (WHO, 2014). Sedangkan menurut Astutik &
Ertiana (2018), Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau hemoglobin (Hb) menurun sehingga
tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh
jaringan.
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah
(eritrosit) yang berfungsi sebagai pengikat oksigen dan menghantarkannya
ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh jaringan tubuh
agar bisa melakukan tugasnya dengan baik (Suryani et al., 2021).
Rendahnya jumlah sel darah merah atau menurunnya jumlah hemoglobin
mengakibatkan berkurangnya kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital (Dai, 2021).

b. Etiologi
Penyebab utama anemia adalah defisiensi zat besi, khususnya
terjadi pada wanita usia subur dan wanita hamil yang mengalami
peningkatan kebutuhan zat besi, dan penyebab lain anemia adalah
kurangnya asupan zat besi dan kehilangan darah dalam jumlah yang
banyak (Yona & Nurulhuda, 2022). Penyebab paling umum dari anemia
adalah kekurangan gizi, terutama kekurangan zat besi, di sisi lain
9

kekurangan folat, vitamin B12 dan A juga merupakan penyebab penting


(WHO, 2022b).
Sedangkan menurut Kemenkes RI (2015), penyebab anemia
diantaranya adalah :
1. Kurangnya konsumsi makanan tinggi zat besi terutama yang
berasal dari hewani.
2. Meningkatnya kebutuhan pada masa kehamilan, menstruasi dan
tumbuh kembang pada anak balita dan remaja
3. Mengidap penyakit infeksi yang mengakibatkan berkurangnya
penyerapan zat besi oleh tubuh (kecacingan, malaria)
4. Hilangnya zat besi dalam jumlah banyak pada saat pendarahan
termasuk pada saat menstruasi dan seringnya melahirkan
5. Rendahnya konsumsi makanan sumber zat besi tidak diimbangi
dengan mengonsumsi tablet tambah darah sesuai anjuran

c. Patofisiologi
Patofisiologi anemia sangat bervariasi tergantung pada penyebab
utamanya. Misalnya, pada anemia hemoragik akut, perbaikan volume
darah dengan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang mengencerkan sel
darah merah (RBC) yang tersisa, yang menyebabkan anemia. Sel darah
merah diproduksi di sumsum tulang dengan bantuan nutrisi (zat besi,
B12, asam folat), sitokin, GF spesifik eritroid, dan EPO (eritropoietin,
diproduksi oleh ginjal). Setelah sel darah merah dilepaskan ke dalam
darah, mereka memiliki umur sekitar 110 hingga 120 hari. Sekitar 1% sel
darah merah dikeluarkan setiap hari dari sirkulasi. Dalam kondisi normal,
ada keseimbangan antara jumlah sel darah merah yang dilepaskan ke
dalam sirkulasi oleh sumsum tulang dengan jumlah yang dikeluarkan dari
sirkulasi. Ketidakseimbangan produksi dan pelepasan oleh sumsum
tulang hingga hilangnya sel darah merah menyebabkan anemia
(Badireddy & Baradhi, 2022).
10

d. Tanda dan Gejala


Gejala umum anemia disebut juga dengan anemic syndrome.
Sindrom anemia merupakan gejala yang timbul pada semua jenis anemia
pada kadar hemoglobin turun dari batas normal. Gejala anemia
disebabkan oleh anoksia organ target karena jumlah oksigen yang dapat
dibawa oleh darah ke jaringan berkurang serta akibat mekanisme
kompensasi tubuh terhadap anemia (Handayani & Haribowo, 2012).
Gejala anemia yang timbul pada umumnya antara lain:
1) Kelemahan
2) Kelesuan
3) Kaki gelisah
4) Sesak napas, terutama saat beraktivitas (mendekati pingsan)
5) Nyeri dada dan berkurangnya toleransi berolahraga (pada anemia
yang lebih parah)
6) Anemia ringan terkadang tidak menunjukan gejala
Tanda-tanda anemia menurut Baradhi & Badireddy (2022) antara
lain sebagai berikut :
1) Kulit teraba dingin
2) Takipnea (pernapasan cepat)
3) Hipotensi (ortostatik)
4) Konjungtiva pucat (anemis)
5) Takikardia (detak jantung cepat)
6) Pucat pada membran mukosa atau pada kuku

e. Kriteria Anemia
Secara umum, batas normal Hemoglobin (Hb) adalah sebagai berikut :
a. 13,5 - 18,0 g/dL pada pria
b. 12,0 - 15,0 g/dL pada wanita
c. 11,0 - 16,0 g/dL pada anak-anak
d. Pada wanita hamil bervariasi tergantung pada trimester, tetapi
umumnya > 10,0 g/dL
(Turner, Parsi, & Badireddy, 2022).
11

Kriteria anemia yang dikelompokan berdasarkan umur menurut


WHO (2011) antara lain :
Tabel 2.1 Kriteria anemia menurut WHO

Tidak Anemia
Populasi
Anemia Ringan Sedang Berat

Anak 6-59 bulan 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 <7.0

Anak 5-11 tahun 11.5 11.0 – 11.4 8.0 – 10.9 <8.0

Anak 12-14 tahun 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 <8.0

WUS tidak hamil 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 <8.0

Ibu hamil 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 <7.0

Laki-laki ≥15 tahun 13 11.0 – 12.9 8.0 – 10.9 <8.0

Keseriusan penanganan masalah anemia didasarkan oleh besarnya


prevalensi anemia. Apabila prevalensi anemia ≥ 40%, berarti daerah
tersebut mempunyai masalah kesehatan dalam kategori berat. Nilai batas
prevalensi anemia sebagai masalah kesehatan masyarakat berdasarkan
klasifikasi WHO (2011) adalah sebagai berikut :
a. Berat : ≥ 40%
b. Sedang : 20.0 – 39,9%
c. Ringan : 5,0 – 19,9%
d. Normal : ≤ 4,9%

2. Anemia dalam Kehamilan


a. Definisi
Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu hamil dengan
kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL pada trimester I dan III sedangkan pada
trimester II kadar hemoglobin (Hb) <10,5 g/dL Anemia dalam kehamilan
memerlukan perhatian serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan (Astutik & Ertiana, 2018). anemia dalam kehamilan
merupakan kondisi adanya penurunan sel darah merah atau menurunnya
12

kadar Hb sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan


organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang (Astutik &
Ertiana, 2018).

b. Etiologi
Penyebab Anemia dalam kehamilan antara lain adanya
peningkatan volume darah selama kehamilan untuk pembentukan
plasenta, janin dan cadangan zat besi dalam ASI. Kadar hemoglobin pada
ibu hamil menurun pada trimester I dan terendah pada trimester II
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Anemia dalam kehamilan sebagaian
besar disebabkan oleh kekurangan besi (anemia defisiensi besi) yang
disebabkan berkurangnya asupan makanan kaya zat besi, gangguan
reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi
yang keluar dan tubuh misalnya karena perdarahan (Astutik & Ertiana,
2018). Selain disebabkan oleh defisiensi zat besi, penyebab lain anemia
adalah hancurnya sel darah merah secara berlebihan dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis), kehilangan darah atau perdarahan kronik,
serta produksi sel darah merah yang tidak optimal (Astutik & Ertiana,
2018).

c. Tanda dan Gejala


Gejala umum yang dialami ibu hamil anemia antara lain tampak
pucat yang mudah dilihat pada bagian konjugtiva, mukosa mulut, telapak
tangan dan jaringan dibawah kuku, merasa cepat lelah, sering mengalami
pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan menurun,
kehilangan konsentrasi, napas pendek, dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada kehamilan muda (Astutik & Ertiana, 2018). Tanda-tanda
anemia menurut Astutik & Ertiana (2018) pada ibu hamil diantaranya
yaitu :
1. Terjadi peningkatan kecepatan denyut jantung akibat tubuh
berusaha memberi oksigen ke lebih banyak jaringan
13

2. Peningkatan kecepatan pernafasan akibat tubuh berusaha


menyediakan lebih banyak oksigen pada darah
3. Pusing akibat kurangnya darah ke otak
4. Merasa lelah akibat meningkatnya oksigenasi berbagai organ
termasuk otot jantung dan rangka
5. Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi
6. Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan
saraf pusat
7. Terjadinya penurunan kualitas rambut dan kulit

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi


1) Usia
Wanita yang hamil pada usia berisiko (<20 tahun) akan
mengakibatkan terjadinya kompetisi makanan antara janin dan
ibunya yang masih dalam proses pertumbuhan dan adanya
pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan
pada wanita hamil di atas usia 35 tahun cenderung mengalami
anemia disebabkan karena pengaruh turunnya cadangan zat besi
dalam tubuh akibat masa fertilisasi (Prawirohardjo, 2016).
2) Paritas
Manuaba (2011) menyebutkan bahwa risiko tinggi anemia
akan terjadi jika wanita sering mengalami kehamilan dan
melahirkan karena saat itu ia akan kehilangan zat besi, hal ini
dikarenakan selama kehamilan wanita menggunakan cadangan zat
besi yang ada didalam tubuhnya. Peningkatan kebutuhan zat besi
pada janin menjadi penyebab yang paling sering terjadi pada
anemia defisiensi besi. Zat besi yang dibutuhkan ibu dan janin
yaitu dari 2mg/hari diawal kehamilan lalu meningkat menjadi 7
mg/hari. Dalam kehamilan, kebutuhan zat besi sama dengan 800-
1200 mg secara keseluruhan (Adawiyah & Wijayanti, 2021).
3) Tingkat pendidikan
14

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam


pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang
pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Edison, 2019).
Tingkat pendidikan menentukan kemampuan seseorang dalam
menerima dan memahami sesuatu. Penerimaan dan pemahaman
terhadap informasi yang diterima seseorang yang berpendidikan
tinggi lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang
berpendidikan lebih rendah (Notoatmodjo, 2007).
4) Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet fe
Zat besi dibutuhkan dalam pembetukan hemoglobin, selama
kehamilan volume darah akan meningkat akibat perubahan pada
tubuh ibu dan pasokan darah bayi hal ini mengakibatkan terjadinya
kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan
gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak, bahkan dapat menyebabkan kematian janin dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah
dan anemia pada bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Tablet besi atau tablet tambah darah diberikan pada ibu hamil
sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama
masa kehamilan. Tablet tambah darah mengandung 60 mg besi
elemental dan 400 mcg asam folat. Tablet tambah darah tersebut
sebaiknya diminum sejak awal kehamilan sebanyak 1 tablet per
hari (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Tablet zat besi diminum
dengan air putih, tidak disarankan diminum dengan teh, susu, atau
kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Gejala-gejala tidak
membahayakan setelah meminum tablet zat besi dapat terjadi
seperti perut terasa tidak nyaman serta mual-mual. Untuk
mengurangi gejala tersebut, tablet zat besi dapat diminum setelah
makan malam atau menjelang tidur (Sursilah, 2012).
5) Status ekonomi
15

Status ekonomi seseorang dapat berpengaruh terhadap


pemilihan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Ibu hamil dengan
status ekonomi tinggi akan mencukupi kebutuhan gizi yang
dibutuhkan dan rutin melakukan pemeriksaan sehingga gizi ibu
hamil akan terpantau (Sulistyawati, 2013). Status ekonomi juga
mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil.
Ibu hamil dengan status ekonomi tinggi akan berusaha
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologi yang baik pula.
Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas (Marmi, 2011).
6) Frekuensi ANC
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Antenatal care penting dilakukan untuk mengatahui gambaran
keadaan ibu hamil, janin dalam kandungan, dan kesehatan Ibu serta
janin secara umum (Manuaba, 2011).
Antenatal care merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan indikasi serta intervensi dasar dan kasus (sesuai
resiko yang ada) (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan
kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;
b. Pengukuran tekanan darah (TD);
c. Penilaian status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/ LILA)
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan;
16

g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama


kehamilan;
h. Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin
darah (Hb), pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya), pemeriksaan protein urin (bila ada
indikasi); yang pemberian pelayanannya disesuaikan dengan
trimester kehamilan.
i. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;
j. Temu wicara (konseling)
(Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, 2020).

Rekomendasi pelaksanaan ANC dari WHO minimal


dilakukan 8x, setelah melalui kesepakatan dan adaptasi dengan
profesi dan program terkait, di Indonesia disepakati ANC
dilakukan minimal 6 kali dengan minimal kontak dengan dokter 2
kali, 1x untuk skrining faktor risiko/komplikasi kehamilan di
trimester 1 dan 1x untuk skrining faktor risiko persalinandi
trimester 3 (Rohmawati et al., 2020). Distribusi waktu melakukan
antenatal care sebagai berikut :
a. 2 kali pada trimester pertama (0 - 12 minggu)
b. 1 kali pada trimester kedua (>12 minggu - 24 minggu)
c. 3 kali pada trimester ketiga (>24 minggu – kelahiran)
Pelayanan antenatal bisa dilakukan lebih dari 6x sesuai
kebutuhan dan jika terdapat keluhan, penyakit maupun gangguan
kehamilan (Rohmawati et al., 2020).
7) Gizi
Gizi pada ibu hamil menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan Ibu dan anak. Kebutuhan gizi yang harus
diperhatikan ibu hamil bukan hanya untuk dirinya sendiri
melainkan untuk janinnya juga. Pertambahan berat badan sebelum
melahirkan menjadi poin penting yang harus diperhatikan dalam
mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan atau kelahiran.
Kekurangan asupan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein dan
17

lemak maupun zat gizi mikro seperti asam folat, zat besi, seng,
kalsium, iodium, dan lain-lain dapat menimbulkan masalah gizi dan
kesehatan pada ibu dan bayinya.
Sebagian zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil tidak dapat
hanya dicukupi dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil sehari-
hari, contohnya zat besi, asam folat dan kalsium. Oleh karena itu,
zat-zat gizi tersebut harus dikonsumsi dalam bentuk suplemen
(Pritasari, Damayanti, & Lestari, 2017).

e. Dampak
1. Pada Ibu Hamil
Anemia zat besi (Fe) pada masa kehamilan dapat
meningkatnya risiko terjadi pre eklamsi dan risiko melahirkan
dengan metode section caesarea (SC) (Hidayanti & Rahfiludin,
2020). Ibu hamil yang anemia juga dapat meningkatkan risiko
perdarahan berat saat proses persalinan yang kemudian akan
meningkatkan risiko kematian ibu (Pritasari et al., 2017). Menurut
Al-Mamouri & Al-Hakeem (2018), terdapat beberapa perubahan
pada plasenta ibu hamil anemia saat melahirkan diantaranya rata-
rata berat plasenta pada saat melahirkan lebih ringan, ketebalan
plasenta lebih tipis, dan memiliki diameter yang lebih kecil
daripada ibu hamil tidak anemia.

2. Pada Janin
Dampak anemia defisiensi besi pada bayi yang dilahirkan
antara lain peningkatan risiko kejadian BBLR dan SGA (Small for
Gestational Age), peningkatan kejadian kelahiran prematur,
kematian bayi baru lahir, penurunan skor APGAR, serta penurunan
perkembangan mental dan motorik anak (Hidayanti & Rahfiludin,
2020). Menurut Pritasari dkk (2017), ibu hamil yang mengalami
anemia mengakibatkan rendahnya simpanan zat besi pada janinnya,
sehingga sang bayi akan berisiko mengalami anemia pada usia
yang sangat dini. Aditianti & Djaiman (2020) menyebutkan dalam
18

jurnalnya bahwa terdapat hubungan terbalik antara perubahan


kadar Hb dalam darah ibu pada masa kehamilan dengan berat
badan bayi yang dilahirkan, semakin rendah kadar Hb dalam darah
ibu maka akan semakin besar risiko ibu melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah.

3. Konsep Budaya
Budaya berasal dari bahasa sansekerta “buddayah”, bentuk jamak dari
“buddi” yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan adalah hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Menurut Tylor (1871) budaya
merupakan hal yang kompleks yang keseluruhannya mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat-istiadat (Mendrofa, Hasibuan,
& Adelia, 2021). Budaya memberikan efek positif maupun negatif dalam
kehidupan masyarakat, budaya dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan atau penyakit karena budaya sangat erang hubungannya
dengan masalah kesehatan (Gustanela & Pratomo, 2022; Notoatmodjo, 2018).
Beberapa daerah di Indonesia memiliki budaya memantang makanan
tertentu, seperti tidak konsumsi udang, ikan, dan daging kambing selama masa
kehamilan. Selain itu, juga ada budaya tidak mengonsumsi sayur-sayuran,
buah-buahan, daging sapi, bebek, dan lainnya. Makanan yang menjadi
pantangan ini merupakan sumber gizi yang mana terdapat zat besi yang sangat
dibutuhkan oleh ibu dalam masa kehamilannya. Budaya lain yang diyakini oleh
masyarakat antara lain tidak mengonsumsi tablet zat besi selama masa
kehamilan dan ada yang hanya mengonsumsi tablet zat besi ketika sakit. Hal
ini dikarenakan mitos yang beredar di masyarakat, dimana dikatakan bahwa
tablet zat besi dapat membuat bayi besar yang berakibat susah saat proses
melahirkan. Ketakutan akan mitos tersebutlah yang menjadikan ibu hamil
enggan mengonsumsi tablet zat besi, padahal kehamilan merupakan masa
penting yang membutuhkan nutrisi lengkap dan harus tercukupi dengan baik
(Gustanela & Pratomo, 2022).
19

4. Teori Lawrence Green


Teori “Precede-Proceed Model” yang dikembangkan oleh Lawrence
Green mengatakan bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi
oleh faktor perilaku dan faktor di luar perilaku. Faktor yang mempengaruhinya
antara lain faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin atau
pendukung (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing factors). Faktor
predisposisi merupakan faktor yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku,
contohnya kesadaran ibu hamil akan manfaat dari tablet Fe akan memotivasi
ibu hamil untuk mengonsumsi tablet Fe guna mencegah atau mengobati
keadaan anemia. faktor ini meliputi beberapa unsur yaitu unsur pengetahuan,
sikap, kepercayaan, nilai (tradisi, norma, sosial, pengalaman), dan demografi
(Irwan, 2017).
Faktor pemungkin merupakan faktor yang menjadikan suatu motivasi
atau aspirasi terlaksana, contohnya ibu hamil akan mudah mendapatkan
pelayanan kesehatan apabila tersedia tenaga kesehatan, sarana puskesmas atau
rumah sakit. Yang termasuk kedalam faktor pemungkin antara lain
ketersediaan sumber daya kesehatan berupa tenaga kesehatan, sarana dan
prasarana kesehatan, keterampilan, dan keterjangkauan sumber daya kesehatan.
Semua ini akan mendukung atau memfasilitasi terjadinya perilaku sehat
seseorang atau masyarakat (Irwan, 2017).
Faktor penguat merupakan faktor penyerta atau faktor yang datang
setelah perilaku itu ada. Contohnya ibu hamil akan selalu rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan di sarana kesehatan atau kepada petugas kesehatan
apabila ia didukung dan diingatkan oleh orang-orang disekitarnya, yang
termasuk faktor penguat adalah keluarga, suami, atau teman (Irwan, 2017).

B. Penelitian Terkait
1. Penelitian Yenita Agus, Shigeko Horiuchi dan Sarah E. Porter (2012) dengan
judul “Kepercayaan Tradisional Perempuan Pedesaan Indonesia Tentang
Perawatan Antenatal”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksplorasi
dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
16 orang dengan kriteria inklusi wanita yang sudah menikah, akan melahirkan
20

atau sudah pernah melakukan persalinan (dukun beranak maupun bidan),


tinggal di desa dan mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia.
Data dikumpulkan menggunakan kuesioner semi struktur melalui focus group
discussions. Hasil penelitian menunjukkan wanita hamil pedesaan percaya
bahwa kehamilan adalah peristiwa normal kehidupan, sehingga mereka tidak
memerlukan pertimbangan khusus selama kehamilan. Mereka percaya bahwa
mengikuti ritual tradisional dan berdoa kepada Tuhan akan membuat mereka
menjadi lebih sehat. Wanita hamil pedesaan percaya mengikuti aturan budaya
makan untuk membuat diri mereka lebih sehat. Hal ini menandakan pentingnya
memahami kepercayaan dan mengembangkan hubungan saling percaya antara
penyedia pelayanan kesehatan dengan masyarakat demi mempertahankan
kesehatan bagi ibu hamil.
2. Penelitian Rifatolistia Tampubolon, Bagus Panuntun, dan Jeanita Fernanda
Lasamahu (2021) dengan judul “Identifikasi Faktor-Faktor Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah”. Penelitian
ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross
sectional survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di
wilayah Kecamatan Amahai (Desa Amahai, Rutah, Soahuku, Yainuelo)
Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 348 ibu hamil. Teknik pengambilan
sampelnya menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel
sebanyak 31 responden ibu hamil yang memenuhi kriteria penelitian. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pengumpulan data primer
(kuesioner) dan sekunder (buku KIA). Selama pengumpulan data peneliti juga
melakukan observasi. Analisa data yang digunakan bersifat kuantitatif
deskriptif. Hasil penelitian yang didapatkan adalah anemia dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu usia ibu hamil berkisar 20 – 35 tahun (81%),
berpendidikan SMA (71%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (84%), pengetahuan
ibu hamil cukup (81%), kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet Fe tidak
patuh (74%), sosial budaya dengan kategori mitos atau pantangan makan
(68%), pengobatan dan pencegahan anemia (90%), riwayat kehamilan kategori
usia kehamilan trimester II (77%), trimester III (23%), kadar Hb kurang
(100%), status paritas primigravida (48%), penyulit kehamilan (13%), layanan
21

kesehatan antenatal care, yaitu tidak rutin melakukan kunjungan (32%),


petugas periksaan kehamilan oleh bidan (84%), tempat pemeriksaan kehamilan
diluar fasilitas kesehatan (68%), tidak mendapatkan pengetahuan, informasi
dan pengetahuan (10%). Rerata semua kebutuhan gizi ibu hamil berkategori
kurang dari 80% angka kecukupan gizi, begitupula juga rerata persentasenya.
Hal ini menandakan bahwa faktor sosial budaya cukup tinggi mempengaruhi
kejadian anemia.
3. Penelitian Indah Permatasari Sinawangwulan, Yulia Lanti Retno Dewi, dan
CSP. Wekadigunawan (2018) dengan judul “Hubungan Antara Sosial
Demografi, Asupan Gizi, Kepercayaan Budaya, dan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil di Karanganyar, Jawa Tengah”. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan purposive sampling, subjek penelitian ini adalah 50 wanita hamil
anemia dan 150 wanita hamil tidak anemia. Hasil penelitian menunjukkan
risiko anemia selama kehamilan langsung menurun dengan asupan gizi yang
lebih baik (b= -1,02; 95% CI= -1.73 hingga -0,31; p=0,005) dan konsumsi
tablet zat besi secara teratur (b= -0,79; 95% CI= 1,48 hingga -0,01; p=0,024).
Risiko anemia selama kehamilan secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola
makan yang lebih baik (p=0,005), pendapatan keluarga yang lebih tinggi
(p=0,024), jumlah keluarga yang lebih besar (p=0,048), kepercayaan pada
budaya (p=0,002), paritas (p= <0,001), tingkat pendidikan (p= <0,001), dan
kunjungan antenatal care (p= 0,092). Hal ini menandakan bahwa ibu yang
memiliki budaya pantangan makanan memiliki pola makan yang “miskin”
dibandingkan ibu yang tidak memiliki budaya pantangan makanan hal tersebut
akan meningkatkan risiko ibu mengalami anemia.
4. Penelitian Timothy A. Ekwere dan Anyiekere M. Ekanem dengan judul
“Pengetahuan Ibu, Pembatasan Makanan dan Strategi Pencegahan Terkait
Anemia Pada Kehamilan”. Penelitian ini menggunakaan desain penelitian
deksriptif cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil yang rutin
melakukan minimal 3x perawatan antenatal bertutut-turut. Total sebanyak 121
subjek terdaftar dalam penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel
consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode
22

terstruktur yang telah diuji sebelumnya dan kuesioner yang dikelola sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
pendidikan pasca sekolah dasar, responden menunjukkan pengetahuan yang
baik tentang anemia dalam kehamilan namun, pembatasan makanan termasuk
yang kaya karbohidrat, protein dan minuman beralkohol (27,3%, 14,9%, dan
56,8% masing-masing) masih menjadi praktik umum. Adat dan keyakinan
agama adalah pengaruh besar pada pembatasan makanan (50,8% dan 28%
masing-masing). Suplementasi zat besi dan folat, diet seimbang, penggunaan
kelambu berinsektisida tahan lama, dan antenatal care secara teratur
merupakan strategi yang diyakini responden dapat membantu mengurangi
kondisi ini. Hal ini menandakan bahwa keyakinan dan kepercayaan tradisional
dapat mempengaruhi pola asupan makanan ibu hamil yang nantinya berimbas
pada risiko anemia kehamilan.

C. Kerangka Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Teori berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan
sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian (Sugiyono, 2019). Kerangka
teori merupakan bagian yang menggambarkan permasalahan yang diteliti
berdasarkan jumlah teori yang telah dikembangkan (Syahdrajat, 2015).
23

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber :
Teori “Precede-Proceed Model” Lawrence Green (1980), Irwan (2017)
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka ringkasan yang manggambarkan
hubungan antar variabel atau konsep yang akan diamati pada suatu penelitian,
biasanya ditampilkan dalam bentuk skema atau bagan (Syahdrajat, 2015).

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
1. Usia
2. Paritas
Variabel Dependen
3. Tingkat Pendidikan Anemia Kehamilan
4. Tingkat ekonomi
5. Frekuensi kunjungan
ANC
6. Konsumsi tablet Fe
7. Budaya
23

B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Alat ukur Hasil ukur Skala Data

1. Anemia Status yang ditetapkan Dilihat dari pengukuran Data  Anemia : Hb < 11 Ordinal
pada Ibu hamil apakah Hemoglobin terakhir kali Pemeriksaan g/Dl
anemia atau tidak pada buku kunjungan Lab Puskesmas  Tidak anemia : Hb >
berdasarkan hasil ANC 11 g/dL
pengukuran
hemoglobin darah
2. Usia Usia ibu hamil saat Responden menjawab Kuesioner data  < 20 tahun atau >35 Ordinal
dilakukan pengumpulan pertanyaan kuesioner demografi tahun : berisiko
data (dihitung sejak dengan pilihan :  20 tahun-35 tahun :
tanggal lahir ibu – tidak berisiko
a. <20 tahun atau >35
sekarang) tahun
b. 20 tahun-35 tahun

3. Paritas Banyaknya kelahiran Responden menjawab Kuesioner data  ≥3 kali : berisiko Ordinal
yang pernah dialami ibu pertanyaan kuesioner demografi  <3 kali : tidak
hamil dengan pilihan : berisiko

a. ≥3 kali
b. <3 kali
24

4. Tingkat Jenjang pendidikan Responden menjawab Kuesioner data  SD Ordinal


Pendidikan formal terakhir yang pertanyaan kuesioner demografi  SMP
sudah dijalani ibu hamil dengan pilihan :  SMA

a. SD  Perguruan Tinggi
b. SMP
c. SMA/sederajat
d. Perguruan Tinggi

5. Tingkat Gambaran status Responden menjawab Kuesioner data  ≥ UMK Ordinal


Ekonomi ekonomi keluarga yang pertanyaan kuesioner demografi (≥Rp 4.280.000) :
dikelompokkan dengan pilihan : tinggi
berdasarkan UMR Kota a. ≥ UMK  < UMK
Tangerang Selatan (<Rp 4.280.000) :
(≥Rp 4.280.000)
tahun 2022 rendah
b. < UMK
(<Rp 4.280.000)

6. Frekuensi Kontak ibu hamil Responden menjawab Kuesioner data  Patuh : ≥6x Ordinal
Antenatal dengan tenaga pertanyaan kuesioner demografi kunjungan
Care kesehatan untuk dengan pilihan :  Tidak patuh : <6x
memeriksakan kunjungan
a. ≥6x kunjungan
kehamilannya, minimal b. <6x kunjungan
2 kali di trimester 1, 1
kali di trimester 2, dan
25

4 kali di trimester 3

7. Konsumsi Perilaku ibu hamil Responden menjawab Kuesioner  Patuh : bila skor lebih Ordinal
Tablet Fe dalam mengonsumsi kuesioner konsumsi Konsumsi dari median, yaitu >7
tablet Fe secara rutin tablet Fe dengan 10 Tablet Fe  Tidak Patuh : bila
pertanyaan skor kurang dari
median, yaitu <7

8. Budaya Budaya yang Responden menjawab Kuesioner  Mengikuti : bila skor Ordinal
mempengaruhi perilaku kuesioner traditional traditional lebih dari nilai
kesehatan ibu selama beliefs dengan 10 beliefs median, yaitu >21
kehamilan pertanyaan  Tidak mengikuti : bila
skor kurang dari nilai
median, yaitu <21
26

C. Hipotesis
1. Ada hubungan bermakna antara faktor usia dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
2. Ada hubungan bermakna antara faktor paritas ibu hamil dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
3. Ada hubungan bermakna antara faktor pendidikan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
4. Ada hubungan bermakna antara faktor tingkat ekonomi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
5. Ada hubungan bermakna antara faktor frekuensi ANC dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
6. Ada hubungan bermakna antara faktor budaya dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
7. Ada pengaruh faktor usia, paritas, pendidikan, tingkat ekonomi, budaya, dan
frekuensi kunjungan ANC terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
78

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-
sectional, dengan pengambilan data menggunakan metode survei. Metode kuantitatif
adalah metode penelitian yang bentuk datanya berupa angka-angka, serta analisis
datanya menggunakan statistik, Metode survei adalah pengumpulan data dari tempat
yang sifatnya bukan alamiah, seperti mengedarkan kuesioner. Sedangkan penelitian
cross-sectional merupakan penelitian yang mengumpulkan variabel independen
dengan variabel dependen pada waktu yang bersamaan (Sugiyono, 2019). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang
Selatan. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah tersedianya sampel yang memadai
serta lokasi penelitian tidak jauh dari tempat tinggal peneliti dan lokasi penelitian
bisa dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi. Penelitian ini dilakukan
mulai dari bulan April hingga bulan Agustus 2022.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai ketentuan
karakteristik dan kualitas yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
diambil kesimpulan (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
Kota Tangerang Selatan, yakni Puskesmas Pondok Aren, Puskesmas Ciputat
dan Puskesmas Pamulang. Ketiga Puskesmas tersebut dipilih berdasarkan
pertimbangan jarak, waktu dan biaya penelitian. Informasi untuk populasi
dalam penelitian ini didapatkan dari data bulan Januari-Agustus 2022 yaitu
total sebanyak 420 orang Ibu Hamil yang memeriksakan kehamilan.
28

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
suatu populasi (Sugiyono, 2019). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan salah satu
tekniknya yaitu purposive sampling dimana sampel penelitian dipilih
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Riduwan,
2010). Setelah dilakukan rumus slovin didapatkan hasil minimal sampel dalam
penelitian ini sebayak 90 orang Ibu hamil. Selanjutnya dilakukan pembagian
sampel untuk tiap puskesmas dan didapatkan hasil :
a. Puskesmas Pondok Aren : 39 responden
b. Puskesmas Ciputat : 27 responden
c. Puskesmas Pamulang Timur : 24 responden
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ibu hamil anemia (Hb < 11 g/dL)
b. Ibu hamil tidak anemia (Hb > 11 g/dL)
c. Semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di tiga
Puskesmas yang sudah ditentukan peneliti
d. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini sebagai berikut :


a. Wanita yang tidak hamil
b. Ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan laboratorium (terutama
pemeriksaan Hb)

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil pemeriksaan laboratorium
(Hb) dan kuesioner tertutup. Hasil laboratorium (Hb) didapatkan dari pengecekan
buku kunjungan ANC ibu hamil atau dari buku KIA. Kuesioner adalah alat
pengumpulan data tertulis yang berisi beberapa pertanyaan untuk mendapatkan
informasi, pendapat, tanggapan ataupun persepsi dari responden (Frisca et al., 2022).
Pada kuesioner tertutup responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan
memilih jawaban yang telah disediakan (Siyoto & Sodik, 2015).
Kuisioner yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini antara lain:
1. Kuesioner demografi
29

Peneliti kuesioner demografi ini didalamnya terdapat pertanyaan tentang


inisial, usia, paritas, kadar Hb, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi,
pemeriksaan ANC, dan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
2. Kuesioner kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
Kuesioner kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe terdiri dari 10 pertanyaan
yang dimodifikasi dari kuesioner Kepatuhan Andita (2018) menggunakan skala
guttman dengan skor pertanyaan benar = 1 dan salah = 0. Kuesioner ini dibuat
dalam dua bentuk pertanyaan yakni favorable (positif) dan unfavorable
(negatif), masing-masing dengan 9 pertanyaan positif dan 1 pertanyaan negatif.
Nilai uji validitas instrumen kepatuhan 0,87 sehingga instrumen dikatakan
valid. Sedangkan nilai uji reliabilitas intrumen kepatuhan 0,71 sehingga
instrumen penelitian ini dapat dikatakan reliable (Andita, 2018).
Tabel 4.1 Kisi-kisi Intrumen Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe
Nomor soal
Variabel Jawaban Jumlah
Positif Negatif
Kepatuhan Favorable 1,2,3,4,5,7,8,9,10 - 9
konsumsi
unfavorable 6 1
tablet Fe
Total item 9 1 10

3. Kuesioner budaya/traditional beliefs


Kuesioner budaya yang digunakan diadaptasi dari kuesioner traditional
beliefs Yenita Agus (2012). Kuesioner ini terdiri dari 8 pertanyaan yang
dikembangkan menggunakan skala likert dengan pertanyaan positif dan
negatif. Setiap pertanyaan terdapat 4 pilihan jawaban: sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skor yang diberikan pada
tiap pertanyaan positif SS=4, S=3, TS=2, STS=1, dan pada pertanyaan negatif
SS=1, S=2, TS=3, STS=4. Hasil penilaian kuesioner ini dikategorikan
berdasarkan nilai tengah (median) dari total jawaban seluruh responden,
sehingga dikategorikan menjadi :
1. Mengikuti, jika skor lebih dari nilai median, yaitu >21
2. Tidak mengikuti, jika skor kurang dari nilai median, yaitu <21
30

Tabel 4.2 Kisi-kisi Instrumen Budaya


Nomor soal
Variabel Indikator Jumlah
Positif Negatif
Persepsi
wanita
1,3 4 3
tentang
Budaya kehamilan
Sikap
kepercayaan 2 5,6,7,8 5
tradisional
Total item 3 5 8

E. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengukuran kemampuan suatu alat ukur untuk
mengukur sasaran ukurnya. Fokus dalam uji validitas adalah pada isi dan
kegunaan instrumen. Uji ini dimaksudkan utuk mengukur sah atau tidaknya
suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r
tabel (Darma, 2021).

Uji validitas ini dilakukan setelah uji experts judgement dengan Ibu
Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D, Ibu Irma Nurbaeti, M.Kep., Sp.Mat.,
PhD dan Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM. Setelah instrumen
dianggap layak oleh pakar ahli, kuesioner kemudian diujikan pada 30
responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Berikut ini
hasil uji validitas kuesioner budaya.
31

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner


Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe
Item Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
Pertanyaan 1 0,361 0,921 Valid
Pertanyaan 2 0,361 0,722 Valid
Pertanyaan 3 0,361 0,613 Valid
Pertanyaan 4 0,361 0,722 Valid
Pertanyaan 5 0,361 0,921 Valid
Pertanyaan 6 0,361 0,577 Valid
Pertanyaan 7 0,361 0,921 Valid
Pertanyaan 8 0,361 0,573 Valid
Pertanyaan 9 0,361 0,499 Valid
Pertanyaan 10 0,361 0,613 Valid

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan


valid dengan nilai r hitung dari 0,499 – 0,921.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Budaya


Item Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
Pertanyaan 1 0,361 0,816 Valid
Pertanyaan 2 0,361 0,699 Valid
Pertanyaan 3 0,361 0,780 Valid
Pertanyaan 4 0,361 0,546 Valid
Pertanyaan 5 0,361 0,791 Valid
Pertanyaan 6 0,361 0,646 Valid
Pertanyaan 7 0,361 0,741 Valid
Pertanyaan 8 0,361 0,700 Valid

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan


valid dengan nilai r hitung dari 0,546 – 0,816.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengukuran variabel yang digunakan melalui
pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh
mana instrumen dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan dengan
membandingkan nilai Cronbach’s alpha dengan taraf signifikan yang
32

digunakan. Taraf signifikan yang digunakan bisa 0,5, 0,6, hingga 0,7
tergantung kebutuhan penelitian. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :
- Jika nilai Cronbach’s alpha > tingkat signifikan maka instrumen dikatan
reliabel
- Jika nilai Cronbach’s alpha < tingkat signifikan maka instrumen dikatan
tidak reliabel (Darma, 2021; Sugiyono, 2019).
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha
Nilai Cronbach’s
No. Instrumen N of Items Keterangann
Alpha
1. Kuesioner
Kepatuhan
0,891 10 Reliabel
Mengkonsumsi
Tablet Fe
2. Kuesioner
0,849 8 Reliabel
Budaya

F. Metode Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa
tahap berikut:
a. Peneliti menyusun proposal penelitian
b. Peneliti mengajukan surat persetujuan pelaksanaan penelitian dan pengambilan
data kepada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Peneliti mengajukan Surat izin melakukan penelitian dan pengambilan data
kepada Dinas Kesehatan Tangerang Selatan.
d. Peneliti membuat dan menyiapkan instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini, kemudian Instrumen penelitian ini dilakukan uji expert terlebih dahulu
kepada 3 pakar ahli, setelah itu peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas
intsrumen penelitian kepada 30 responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat
Timur
e. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, peneliti mendatangi
puskesmas yang menjadi tempat penelitian untuk memberikan surat izin
melakukan penelitian dari Dinas Kesehatan.
33

f. Setelah mengantongi izin dari puskesmas untuk melakukan penelitian, peneliti


berkoordinasi dengan bidan masing-masing puskesmas guna mengkonfirmasi
waktu penelitian dan pengambilan data.
g. Peneliti bertemu dengan responden dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelasan tujuan dan prosedur penelitian serta menanyakan kesedian
responden untuk berpartisipasi. Responden yang bersedia untuk berpartisipasi
diminta untuk menandatangani surat persetujuan (Informed consent). Peneliti
lalu memberikan kuesioner kepada responden dan memberikan kesempatan
untuk mengisi kuesioner tersebut kurang lebih 10-15 menit. Apabila ada hal-
hal yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, responden diberikan
kesempatan bertanya kepada peneliti.
h. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti memeriksa kelengkapan
data dan jawaban pada kuesioner, tidak lupa peneliti mengucapkan terima
kasih atas partisipasi responden setelah pengisian kuesioner.
i. Selanjutnya peneliti mengolah data yang telah diperoleh.

G. Pengolahan Data
Analisis data merupakan kegiatan pengolahan atau penafsiran data dengan cara
menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami
(Siyoto & Sodik, 2015). Kegiatan dalam analisis data diantaranya mengelompokkan
data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2019).
Adapun tahapan pengolahan data menggunakan aplikasi pengolah data adalah
sebagai berikut :
1. Editing
Proses editing merupakan proses melengkapi dan merapikan data yang
telah dikumpulkan. Pada proses editing dilakukan pengecekan jawaban
kuesioner apakah sudah jelas dan lengkap. Proses editing berguna untuk
menghindari kesalahan yang bersumber dari proses pengumpulan data.
2. Coding
Proses coding merupakan suatu proses pemberian angka pada setiap
pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pada proses coding data dalam
bentuk huruf dirubah menjadi kode dalam bentuk angka atau bilangan.
34

Proses ini bertujuan untuk menyederhanakan pemberian nama kolom dan


proses entry data.
Tabel 4.6 Coding
Kategori variabel Kode
Usia 1. Berisiko 1
2. Tidak berisiko 2
Tingkat Pendidikan 1. SD 1
2. SMP 2
3. SMA 3
4. Perguruan Tinggi 4
Tingkat Ekonomi 1. Tinggi (≥ UMK) 1
2. Rendah (< UMK) 2
Paritas 1. Berisiko (≥ 3x) 1
2. Tidak berisiko (< 3x) 2
Kunjungan ANC 1. Patuh (≥ 6x kunjungan) 1
2. Tidak patuh (<6x kunjungan) 2
Kepatuhan Konsumsi 1. Patuh, jika skor lebih dari nilai 1
Tablet Fe median, yaitu > 7
2. Tidak patuh, jika skor kurang dari 2
nilai median, yaitu < 7
Budaya 1. Mengikuti, jika skor lebih dari nilai 1
median, yaitu > 21
2. Tidak mengikuti, jika skor kurang 2
dari nilai mendian, yaitu <21

3. Processing
Processing atau disebut juga entry data merupakan proses
pemindahan data dari kuesioner ke tabel data dasar yang dilakukan
menggunakan aplikasi SPSS. Hasil dari proses ini akan digunakan sebagai
bank data dasar sebelum dilakukan analisa data.
4. Cleaning Data
Proses untuk membersihkan dari kesalahan pengisian data ke dalam
tabel yang bertujuan untuk menghindari kesalahan hasil analisis. Pada
35

proses ini peneliti mengecek kembali data yang di masukan ke tabel aplikasi
program SPSS apakah sudah benar, jika tidak ada kesalahan data maka
dapat dilanjutkan dengan analisis selanjutnya.

H. Teknik Analisa Data


1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada 1 variabel secara
tunggal untuk melihat besar masalah kesehatan melalui perhitungan ukuran
pemusatan, perhitungan ukuran penyebaran data yang disajikan dengan tabel
atau diagram. Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dari
setiap variabel penelitian (Hasnidar et al., 2020). Dalam analisis ini nantinya
akan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing
variabel. Pada penelitian ini, analisis univariat dilakukan pada variabel yang
diteliti meliputi usia, paritas, kadar Hb, tingkat pendidikan, status ekonomi,
kunjungan ANC, konsumsi tablet Fe, dan budaya pada kejadian anemia ibu
hamil.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan pada 2 variabel
secara langsung untuk melihat kaitan antara satu variabel dengan variabel yang
lain (Hasnidar et al., 2020). Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu uji Spearman. Pengambilan keputusan adanya hubungan ditentukan
berdasarkan tingkat kesalahan α = 0,1, maka apabila didapat p-value < 0,1
disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna secara statistik. Namun,
apabila p-value > 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna secara statistik (Hasnidar et al., 2020; Notoatmodjo, 2018).

3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan beberapa variabel independen dengan satu atau beberapa variabel
dependen. Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini
menggunkan uji regresi logistik berganda untuk melihat faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas
Kota Tangerang Selatan (Masturoh & Anggita T, 2018).
36

I. Etika Penelitian
Menurut Masturoh & Anggita (2018), semua penelitian yang dilakukan dengan
melibatkan manusia sebagai subjek harus menerapkan prinsip dasar etika penelitian
yaitu sebagai berikut:
1. Menghormati atau Menghargai Subjek (Respect for Person).
Peneliti mempertimbangkan secara matang terhadap kemungkinan
bahaya dan penyalahgunaan penelitian serta memberikan kebebasan kepada
responden untuk memutuskan ketersediaannya menjadi partisipan dengan
menyediakan informed consent.
2. Manfaat (Beneficence)
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi semua pihak yang terlibat, serta mengurangi kerugian
atau risiko bagi responden penelitian.
3. Tidak Membahayakan Subjek Penelitian (Non Maleficence)
Peneliti harus mempertimbangkan risiko serta kerugian bagi responden
penelitian. Hal tersebut dilakukan dengan cara membuat desain penelitian
sedemikian rupa yang minim kerugian sehingga tidak akan membahayakan
responden penelitian.
4. Keadilan (Justice)
Makna keadilan dalam etika penelitian berarti tidak membeda-bedakan
responden. Dalam penelitian ini, Peneliti menerapkan prinsip keadilan dalam
etika penelitian yaitu harus menjamin responden penelitian memperoleh
perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan agama, ras, dan
lainnya.
37

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


Puskesmas Pondok Aren, Puskesmas Ciputat dan Puskesmas Pamulang
merupakan Puskesmas kecamatan yang berada di wilayah Kota Tangerang Selatan.

B. Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang
meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, paritas, kunjungan ANC, kepatuhan
konsumsi tablet Fe, budaya, dan kejadian anemia pada ibu hamil.

1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 distribusi frekuensi karakteristik responden (N=90)
Frekuensi Persentase
Variabel Kategori
(n) (%)
Berisiko (<20 dan >35 tahun) 23 25,6
Usia
Tidak berisiko (20-35 tahun) 67 74,4

SD 7 7,8
Tingkat SMP 10 18,9
Pendidikan SMA 39 62,2
Perguruan Tinggi 34 37,8
Tingkat Rendah 65 72,2
Ekonomi Tinggi 25 27,8
Berisiko 27 30
Paritas
Tidak berisiko 63 70
Kunjungan Patuh 38 42,2
ANC Tidak patuh 52 57,8
Total 90 100

Berdasarkan hasil analisis tabel 5.1 distribusi frekuensi karakteristik


responden berdasarkan usia dari jumlah 90 responden didapatkan hasil bahwa
paling banyak terdapat usia tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 67 responden
(74,4%), berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan hasil paling banyak pada
38

tingkat pendidikan SMA sebanyak 39 responden (43,3%), berdasarkan tingkat


ekonomi didapatkan hasil paling banyak pada tingkat ekonomi rendah sebanyak
65 responden (72,2%), berdasarkan jumlah paritas didapatkan hasil paling banyak
pada paritas tidak berisiko sebanyak 63 responden (70%), dan berdasarkan
kunjungan ANC didapatkan hasil paling banyak pada kunjungan ANC tidak
patuh sebanyak 52 responden (57,8%).
2. Gambaran Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil (N=90)
Kejadian Anemia Pada Ibu
Frekuensi (n) Persentase (%)
Hamil
Anemia 27 30,0
Tidak anemia 63 70,0
Total 90 100

Berdasarkan hasil analisis tabel 5.2 distribusi frekuensi karakteristik


responden berdasarkan kejadian anema pada ibu hamil dari jumlah 90 responden
didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada tidak anemia sebanyak 63
responden (70%), sedangkan yang mengalami anemia sebanyak 72 responden
(27%).
3. Gambaran Kepatuhan Konsumsi tablet Fe pada Ibu Hamil
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil (N=90)

Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Frekuensi (n) Persentase (%)

Patuh 42 46,7
Tidak patuh 48 53,3
Total 90 100

Berdasarkan hasil analisis tabel 5.3 distribusi frekuensi karakteristik


responden berdasarkan kepatuhan konsumsi tablet Fe dari jumlah 90 responden
didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada tidak patuh sebanyak 48
responden (53,3%), sedangkan yang patuh sebanyak 42 responden (46,7%).
39

4. Gambaran Budaya pada Ibu Hamil

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Budaya Pada Ibu Hamil (N=90)

Budaya Frekuensi (n) Persentase (%)

Mengikuti 34 37,8
Tidak Mengikuti 56 62,2
Total 90 100

Berdasarkan hasil analisis tabel 5.4 distribusi frekuensi karakteristik


responden berdasarkan Budaya dari jumlah 90 responden didapatkan hasil yang
paling banyak terdapat pada ibu hamil yang tidak mengikuti budaya sebanyak 56
responden (62,2%), sedangkan yang mengikuti budaya sebanyak 34 responden
(37,8%).
C. Analisa Bivariat
Analisis bivariat ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara variabel independen (usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi,
paritas, kunjungan ANC, Kepatuhan konsumsi Tablet Fe, dan budaya) dengan variabel
dependen (kejadian anemia pada ibu hamil). Analisis bivariat yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji Spearman Rank. Pengambilan keputusan adanya hubungan
ditentukan berdasarkan tingkat kesalahan α = 0,1, maka apabila didapat p-value < 0,1
disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna secara statistik. Namun, apabila p-
value > 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
secara statistik.
40

1. Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


Tabel 5.5 Uji Korelasi Usia dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
(N=90)

Kejadian Anemia Pada Ibu


Hamil
Total
Usia Ibu P-
Ya Tidak r
Value
N % n % n %
Berisiko (< 20 dan >
3 3,3 20 22,2 23 25,6
30 tahun)
Tidak berisiko (20-
24 26,7 43 47,8 67 74,4 -0,217 0,040
35 tahun)
Total 27 30,0 63 70,0 90 100
Berdasarkan hasil analisis 5.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,040 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -
0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat
lemah. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang memiliki usia berisiko (<
20 dan > 30 tahun) sebanyak 3,3% dan usia tidak berisiko (20-35 tahun) 26,7%.
Kedua variabel memiliki arah hubungan yang negatif, dimana semakin tinggi usia
ibu yang tidak berisiko maka semakin rendah kejadian anemia pada ibu hamil.
2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Tabel 5. 6 Uji Korelasi Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil
Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil
Tingkat
Pendidikan
Total
Ya Tidak r P-
Value
n % n % n %
SD 1 1,1 6 6,7 7 7,8
SMP 1 1,1 9 10,0 10 11,1
SMA 13 14,4 26 28,9 39 43,3
-0,152 0,153
Perguruan 12 13,3 22 24,4 34 37,8
Tinggi
Total 27 30,0 63 70,0 90 100
41

Berdasarkan hasil analisis 5.6 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat


hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan nilai p = 0,153 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = -0,153 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
korelasi yang sangat lemah. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang
tingkat pendidikan SD sebanyak 1,1%, SMP sebanyak 1,1%, SMA sebanyak 14,4%
dan Perguruan Tinggi 13,3%. Kedua variabel memiliki arah hubungan yang negatif,
dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah kejadian anemia
pada ibu hamil.
3. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Tabel 5. 7 Uji Korelasi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada


Ibu Hamil

Kejadian Anemia Pada Ibu


Hamil
Tingkat
Ekonomi Total
Ya Tidak r P-
Value
n % n % n %
Rendah 19 21,1 46 51,1 25 27,8
Tinggi 8 8,9 17 18,9 65 72,2 0,027 0,800
Total 27 30,0 63 70,0 90 100

Berdasarkan hasil analisis tabel 5.7 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan nilai p = 0,800 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = 0,027 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
korelasi yang cukup. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang tingkat
ekonomi rendah sebanyak 21,1% dan tingkat ekonomi tinggi 8,9%. Kedua variabel
memiliki arah hubungan yang positif, dimana semakin tinggi tinggkat ekonomi
yang rendah maka semakin tinggi kejadian anemia pada ibu hamil.
42

4. Hubungan Jumlah Paritas dengan Dengan Kejadian Anemia pada Ibu


Hamil

Tabel 5. 8 Uji Korelasi Jumlah Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil

Kejadian Anemia Pada Ibu


Hamil P-
Paritas Total r
Ya Tidak Value
N % N % n %
Berisiko 4 4,4 23 25,6 27 30,0
Tidak
23 25,6 40 44,4 63 70,0 -0,217 0,040
berisiko
Total 27 30,0 63 70,0 90 100

Berdasarkan hasil analisis 5.8 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan


yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,040 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -
0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat
lemah. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang paritas berisiko sebanyak
4,4% dan paritas tidak berisiko 25,6%. Kedua variabel memiliki arah hubungan yang
negatif, dimana semakin tinggi paritas yang tidak berisiko maka semakin rendah
kejadian anemia pada ibu hamil.

5. Hubungan Kunjungan ANC dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Tabel 5. 9 Uji Korelasi Kunjungan ANC dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil

Kejadian Anemia Pada Ibu


Hamil Total P-
Kunjungan r
ANC Value
Ya Tidak
n % N % n %
Patuh 11 12,2 27 30,0 38 42,2
Tidak patuh 16 17,8 36 40,0 52 57,8 -0,020 0,854
Total 27 30,0 63 70,0 90 100

Berdasarkan hasil analisis 5.9 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat


hubungan yang signifikan antara kunjungan ANC dengan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan nilai p = 0,854 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = -0,020 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
43

korelasi yang sangat lemah. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang
kunjungan ANC patuh sebanyak 12,2% dan kunjungan ANC tidak patuh
sebanyak 17,8%. Kedua variabel memiliki arah hubungan yang negatif, dimana
semakin tinggi kunjungan ANC yang patuh maka semakin rendah kejadian
anemia pada ibu hamil.

6. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada


Ibu Hamil

Tabel 5. 10 Uji Korelasi Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe


dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Kejadian Anemia Pada Ibu


Kepatuhan Hamil Total P-
r
Konsumsi Ya Tidak Value
Tablet Fe n % n % n %
Patuh 15 16,7 27 30,0 42 46,7
Tidak patuh 12 13,3 36 40,0 48 53,3 0,117 0,274
Total 27 30,0 63 70,0 90 100
Berdasarkan hasil analisi tabel 5.10 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,274 yang berarti > 0,1 dan didapatkan
nilai koefisiensi korelasi r =0,117 yang artinya kedua variabel mempunyai
kekuatan korelasi sangat lemah. Dengan responden anemia pada ibu hamil yang
patuh mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 16,7% dan ibu hamil anemia yang patuh
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 13,3%. Kedua variabel memiliki arah
hubungan yang positif, dimana semakin tinggi angka ibu hamil yang tidak patuh
mengkonsumsi tablet Fe maka semakin tinggi pula kejadian anemia pada ibu
hamil.
7. Hubungan Budaya dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Tabel 5. 11 Uji Korelasi Budaya dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Kejadian Anemia Pada Ibu


Hamil Total P-
r
Budaya Ya Tidak Value
n % n % n %
Mengikuti 15 16,7 19 21,1 34 37,8
Tidak
12 13,3 44 48,9 56 62,2 0,240 0,023
mengikuti
Total 27 30,0 63 70,0 90 100
44

Berdasarkan hasil analisis tabel 5.11 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,023 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisien korelasi r = 0,240
yang artinya kedua variable mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah.
Dengan responden anemia pada ibu hamil yang mengikuti budaya sebanyak
16,7% dan yang tidak mengikuti budaya sebanyak 13,3 %. Kedua variabel
memiliki arah hubungan yang positif, yang artinya semakin tinggi tingkat ibu
hamil yang mengikuti budaya maka akan semakin tinggi pula tingkat kejadian
anemia pada ibu hamil.

D. Analisa Multivariat
1. Seleksi Bivariat
Seleksi bivariat merupakan tahapan yang dilakukan untuk menyeleksi
variabel independen manakah yang layak masuk ke model uji multivariat.
Variabel yang layak masuk ke pemodelan adalah variabel yang memiliki nilai p-
value < 0,25. Seleksi bivariate dilakukan menggunakan regresi logistik
sederhana:
Tabel 5.12 Seleksi Bivariat (N=90)
Variabel p-value Kandidat Multivariat
Usia 0,040 Ya
Tingkat pendidikan 0,153 Ya
Tingkat ekonomi 0,800 Tidak
Paritas 0,040 Ya
ANC 0,854 Tidak
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe 0,274 Tidak
Budaya 0,023 Ya
Berdasarkan hasil analisis tabel 5.12 ditemukan variabel yang memiliki p-
value > 0,25 yaitu variabel tingkat ekonomi, ANC, dan kepatuhan konsumsi
tablet Fe, sehingga ketiga variabel tersebut tidak diikutsertakan ke pemodelan
analisis multivariat.
45

2. Pemodelan Multivariat
Tabel 5.13 Pemodelan Multivariat (N=90)
P-Value EXxp (B) Perubahan
Variabel Independen
(Sig.) (OR) OR
Usia 0,315 0.446
Tingkat Pendidikan 0,794
Tingkat Pendidikan (1) 0,843 1,278
Step 1 Tingkat Pendidikan (2) 0,355 2,957
Tingkat Pendidikan (3) 0,923 0,947
Paritas 0,533 0,626
Budaya 0,160 2,168

Usia 0,302 0,438 1,79%


Step 2 Paritas 0,460 0,583 6,86 %
Budaya 0,080 2,368 -9,22%

Usia 0,094 0,319 27,16%


Step 3
Budaya 0,057 2,522 -6,50%

Berdasarkan hasil analisis tabel 5.13 semua variabel mempunyai nilai p-


value > 0,1, nilai p-value terbesar pertama yaitu terdapat pada tingkat pendidikan
yaitu 0,794, sehingga pada pemodelan selanjutnya variabel tingkat pendidikan
dikeluarkan dari model. Setelah variabel tingkat pendidikan dikeluarkan terdapat
perubahan nilai OR <10% pada variabel usia, paritas dan budaya, sehingga
variabel tingkat pendidikan bukan merupakan variabel confounding dan
dikeluarkan dari pemodelan multivariat.
Selanjutnya keluarkan variabel dengan p-value terbesar kedua yakni
variabel paritas dengan p = 0,533. Setelah variabel paritas dikeluarkan terdapat
perubahan nilai OR >10% pada variabel usia namun terdapat perubahan nilai OR
< 10% pada variabel budaya, oleh karena itu variabel paritas tidak dimasukkan
kembali kedalam pemodelan multivariat karena tidak terdapat perubahan nilai OR
>10% pada variabel yang signifikan yaitu variabel budaya sehingga variabel
paritas bukan merupakan variabel confounding.
3. Uji Interaksi
Setelah dilakukan pemodelan multivariat, tahap selanjutnya yang dilakukan
adalah uji interaksi. Uji interaksi dilakukan pada variabel yang diduga secara
46

substansi ada interaksi, namun jika tidak ada maka tidak perlu dilakukan uji
interaksi. Uji interaksi juga dilakukan pada variabel independen yang signifikan.

Tabel 5.14 Hasil Uji Interaksi (N=90)


Variabel P-Value Exp (B) Omnibus Nagelkerke R
Independen (Sig.) (OR) Test Square
Usia 0,494 4,663
Budaya 0,137 64,405
0,020 0,147
Usia by Budaya 0,237 0,176
Constant 0,404 0,028

Hasil uji interaksi menujukkan bahwa tidak nampak adanya interaksi antar
kedua variabel tersebut karena nilai probabilitas (p-value) yang didapatkan yaitu
0,176 atau > dari 0,1. Dengan demikian pemodelan yang digunakan adalah model
akhir tanpa ada interaksi.
Tabel 5.15 Model Akhir Uji Analisis Multivariat (N=90)
Variabel P-Value Exp (B) Omnibus Nagelkerke R
Independen (Sig.) (OR) Test Square
Usia 0,094 0,319
Budaya 0,057 2,522 0,015 0,126
Constant 0,350 4,257
Berdasarkan analisis tabel 5.14 terdapat variabel yang berhubungan
signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu usia dan budaya.
Pemodelan ini memiliki nilai Omnibus Test = 0,015 yang artinya <0,1 sehingga
model ini dapat dikatakan layak untuk digunakan dan memenuhi kemaknaan
model. Berdasakan Nagelkerke R Square diperoleh nilai 0,596 artinya variabel
independen yang terdapat dalam model dapat menjelaskan kejadian anemia pada
ibu hamil sebesar 12,6%. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil adalah budaya dengan nilai OR = 2,522, artinya
ibu hamil yang mengikuti budaya berisiko 2,522 kali lebih besar mengalami
anemia kehamilan dibandingkan ibu hamil yang tidak mengikuti budaya.
47
48

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas interpretasi dari hasil penelitian tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang
Selatan. Pembahasan yang akan dijelaskan meliputi gambaran karakteristik responden, hasil
analisis univariat, hasil analisis bivariat, dan hasil analisis multivariat. Pada bab ini juga akan
dijelaskan mengenai keterbatasan penelitian yang terjadi selama penelitian dilakukan.

A. Karakteristik Responden
1. Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan responden usia tidak berisiko (20-35 tahun)
memiliki jumlah presentase lebih banyak sebesar 67 responden (74,4%), hasil ini
sejalan dengan penelitian Amini, Pamungkas & Harahap (2018) di Puskesmas
Ampenan Mataram menyebutkan anemia lebih sering terjadi pada kebanyakan ibu
hamil di kelompok usia tidak beresiko yaitu 20-35 tahun sebanyak 43 orang (63,2%)
dibandingkan dengan ibu hamil usia berisiko sebanyak 25 orang (36,8%). Penelitian
Zuiatna (2021) menyebutkan bahwa anemia lebih banyak dialami oleh kelompok usia
tidak berisiko (20-35 tahun) yakni sebanyak 37 orang (69,8%) dibandingkan dengan
kelompok usia <20 tahun sebanyak 3 orang (5,7%) dan di kelompok usia > 35 tahun
sebanyak 13 orang (24,5%).
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa masih terdapat kehamilan pada usia
<20 tahun dan >35 tahun sebesar 25,6%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Astriana (2017) menyatakan ibu hamil dengan umur
beresiko sebanyak 199 orang (71,8%) lebih tinggi dibandingkan umur tidak berisiko
dalam penelitian sebelumnya, dan usia tidak berisiko sebanyak 78 orang (28,2%).
Secara teori usia 20-35 tahun merupakan aman, sehat, tidak berisiko dan produktif
karena organ reproduksi yang berfungsi dengan baik selama hamil dan melahirkan,
akan tetapi secara biologis mental pada usia 20-35 tahun belum optimal dengan emosi
yang cenderung labil dan belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan
yang dapat berpengaruh pada perhatian pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait dengan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa rentang
usia tersebut (Neil Niven & Waluyo, 2013).
2. Tingkat Pendidikan
49

Hasil penelitian ini menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan SMA


memiliki jumlah presentase lebih banyak sebesar 39 orang (62,2%), disusul perguruan
tinggi sebanyak 34 orang (37,8%), SMP sebanyak 10 orang (18,9%), dan SD
sebanyak 7 orang (7,8%). Hal ini sejalan dengan penelitian Zuiatna (2021) dari 53
responden mayoritas pendidikan SMA sebanyak 28 orang (52,8%), dan minoritas
pendidikan SD sebanyak 4 orang (7,5%). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Chandra, Junita & Fatmawati (2019) dari 41 responden mayoritas
berpendidikan SMA sebanyak 28 orang (68,3%) disusul dengan pendidikan SMP
sebanyak 10 orang (24,4%), dan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 orang
(7,3%).
Penelitian Dewi dan Mardiana (2021) menunjukkan ibu hamil dengan tingkat
pendidikan dasar (SD dan SMP) sebanyak (69,0%) lebih danyak dari pada ibu hamil
dengan tingkat pendidikan atas/tinggi (31,0%). Memiliki tingkat pendidikan tinggi
tidak menjamin ibu hamil terhindar dari anemia. Tingkat pendidikan yang tinggi
memang memudahkan ibu hamil dalam menerima dan memahami informasi terkait
kehamilan, namun apabila tidak ada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari maka
pendidikan tidak akan merubah kondisi kesehatan seseorang (Dewi & Mardiana,
2021).
3. Tingkat Ekonomi
Hasil penelitian ini menunjukkan responden dengan tingkat ekonomi rendah
memiliki jumlah presentase lebih banyak sebesar 65 orang (72,2%), sedangkan ibu
hamil dengan tingkat ekonomi tinggi sebanyak 25 orang (27,8%). Hal ini sejalan
dengan penelitian Dewi dan Mardiana (2021) yang menyebutkan anemia lebih sering
dialamai ibu hamil dengan tingkat ekonomi rendah (72,6%) dibandingkan dengan ibu
hamil dengan tingkat ekonomi tinggi (27,4%). Penelitian Septiasari (2019)
menyebutkan 25 orang (61,0%) ibu hamil dengan status ekonomi rendah mengalami
anemia lebih banyak dari pada ibu hamil dengan status ekonomi tinggi sebanyak 16
orang (39,0%).
Kondisi ekonomi ibu hamil dengan pendapatan keluarga rendah menyebabkan
ibu hamil tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat selama masa
kehamilan sehingga akan berisiko mengalami anemia. Akan tetapi teori juga
mengatakan jika status ekonomi seseorang rendah tetapi pengetahuan responden baik,
maka anemia tidak terjadi karena responden mengerti dan tahu tentang makanan yang
50

harus dikonsumsi ibu hamil, sehingga responden berusaha untuk memenuhi


kebutuhan gizi sesuai dengan daya belinya (Septiasari, 2019).
4. Paritas
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil dengan jumlah paritas tidak
berisiko (<3x) memiliki jumlah lebih banyak yakni 63 orang (70%). Hal ini sejalan
dengan penelitian Nurhaidah dan Rostinah (2021) yang menunjukkan bahwa dari 72
ibu hamil yang mengalami anemia berdasarkan kelompok paritas rendah/tidak
berisiko lebih banyak dengan jumlah 62 orang (86,1%) dibandingkan ibu hamil
kelompok paritas tinggi/berisiko sebanyak 10 orang (13,9%).
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Astriana (2017) yang menunjukkan
bahwa ibu hamil dengan paritas berisiko lebih banyak mengalami anemia dengan
persentase sebanyak 81,6% dibandingkan dengan ibu hamil dengan paritas tidak
berisiko sebanyak 18,4%. Tingginya tingkat anemia pada ibu hamil dengan paritas
tidak berisiko mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lain yang yang mempengaruhi,
sehingga walaupun secara teori ibu hamil dengan jumlah paritas ≥3x memiliki risiko
terkena anemia lebih tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan ibu hamil dengan
jumlah paritas < 3 juga berisiko terkena anemia.
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil dengan jumlah paritas berisiko
(≥3x) memiliki persentase sebanyak 27%. Hal ini sesuai dengan teori, dimana risiko
anemia meningkat setelah kehamilan yang ketiga, hal ini disebabkan oleh kerusakan
pada pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi
nutrisi ke janin karena kehamilan yang berulang (Adawiyah & Wijayanti, 2021).
5. Kunjungan ANC
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil yang tidak patuh melakukan
kunjungan ANC memiliki jumlah persentase sebanyak 52 orang (57,8%) lebih banyak
dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh melakukan kunjungan ANC sebanyak 38
orang (42,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian Gazali, Arifin dan Hayatie (2020)
yang menunjukkan ibu hamil yang memiliki faktor antenatal care dikatakan buruk
yaitu sebesar 12 orang yang semuanya mengalami anemia, sedangkan ibu hamil yang
memiliki faktor antenatal care dikatakan baik cenderung tidak terkena anemia
sehingga hanya 1 orang (2,6%) yang mengalami anemia. Pelaksanaan antenatal care
sangat penting karna dapat menggambarkan keadaan ibu hamil, janin dan kesehatan
kehamilan secara umum. Ibu hamil yang rutin melakukan antenatal care akan
mengurangi risiko terkena anemia (Nurhaidah & Rostinah, 2021).
51

6. Kejadian Anemia
Hasil penelitian ini menunjukkan responden yang tidak mengalami anemia
memiliki jumlah yang paling banyak yakni 63 orang (70,0%), sedangkan responden
yang mengalami anemia sebanyak 27 orang (30,0%). Hal ini sejalan dengan
penelitian Anggraini dan Wijayanti (2021) menunjukkan ibu hamil yang mengalami
anemia berjumlah lebih dari setengah yakni 110 orang (60,7%), ibu hamil yang
mengalami anemia, ibu hamil yang mengalami anemia ringan sebanyak 60 orang
(34,5%) dan ibu hamil yang mengalami anemia sedang sebanyak 4 orang (2,3%).
Banyak faktor yang mengakibatkan anemia pada ibu hamil, seperti
ketidakpatuhan melaksanakan kunjungan ANC, konsumsi tablet Fe, serta konsumsi
nutrisi selama kehamilan. Oleh karena itu perlu adanya edukasi tentang pencegahan
risiko terjadinya anemia pada masa kehamilan (Anggraini & Wijayanti, 2021).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


1. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 90 responden didapatkan jumlah
responden yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 48 orang
(53,3%), sedangkan responden yang patuh mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 42
orang (46,7%). Hal ini sejalan dengan penelitian Maywati dan Novianti (2019) yang
menunjukkan sebagian besar Ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe
yakni sebanyak 69 orang (60,0%), sedangkan sebanyak 46 orang ibu hamil patuh
dalam mengkonsumsi tablet Fe (40,0%). Beberapa alasan yang disebutkan oleh ibu
hamil adalah karena lupa dan efek mual saat minum tablet Fe.
2. Budaya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden yakni
56 orang ibu hamil (62,2%) tidak mengikuti budaya, sedangkan 34 orang ibu hamil
(37,8%) masih mengikuti budaya yang dianut dimasyarakat. Hal ini sejalan dengan
penelitian Sinawangwulan, Dewi dan Wekadigunawan (2018) yang menunjukkan
bahwa sebanyak 105 ibu hamil (52,5%) mengikuti budaya, sedangkan 95 orang ibu
hamil (47,5) tidak mengikuti budaya. Ekwere dkk. (2015) dalam penelitiannya
tentang pengetahuan ibu, pembatasan makanan dan strategi pencegahan terkait
anemia pada kehamilan menjelaskan praktik pembatasan makanan selama kehamilan
dilakukan oleh 97,5% dari 121 responden penelitian. Responden mengalami
malnutrisi selama kehamilan yang dipengaruhi oleh adat (50,8%) dan kepercayaan
52

agama (28%) tentang pembatasan makanan selama masa kehamilan. Makanan yang
dibatasi selama kehamilan termasuk makanan yang kaya akan karbohidrat (27,3%)
dan protein (14,9%), hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menandakan
bahwa budaya dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya anemia pada ibu
hamil.

C. Analisis Bivariat
1. Hubungan Usia dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan secara statistik antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan
nilai p-value yang diapatkan adalah 0,040 yang berarti < 0,1 dengan nilai korelasi r = -
0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Mardiana
(2021) yang menyatakan adanya hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan nilai p-value 0,028. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian
Amini, Pamungkas dan Harahap (2018) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara usia usia ibu dengan kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Ampenan
dengan nilai p = 0,017.
Sedangkan menurut penelitian Nurhaidah dan Rostinah (2021) menunjukkan nilai
p value = 0,426 yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia
pada ibu hamil. Ibu yang memiliki umur resiko rendah tidak menutup kemungkinan
tidak mengalami anemia, artinya kejadian anemia dapat menyerang ibu hamil tanpa
melihat faktor usia apakah berisiko atau tidak berisiko. Usia produktif untuk hamil dan
melahirkan yaitu usia 20-35 tahun, pada usia tersebut wanita memiliki fungsi tubuh
yang sudah cukup matang untuk merencanakan sebuah kehamilan terutama pada rahim
(Anggraini & Wijayanti, 2021; Nurhaidah & Rostinah, 2021).
2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
dengan nilai p = 0,153 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -
0,153 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal
ini sejalan dengan penelitian Dewi dan Mardiana (2021) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
dengan nilai p-value yang didapat 0,479. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
53

dilakukan oleh Padmi (2018) yang menyatakan hubungan tingkat pendidikan ibu
dengan kejadian anemia pada ibu hamil tidak bermakna secara statistik (p= 0.256 >
0.05).
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Chandra dkk (2019) yang menyatakan ada
hubungan pendidikan dan pengetahuan terhadap status anemia ibu hamil di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi dengan nilai p-value = 0,000 < 0,05. Pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Ibu hamil yang
mengetahui dan memahami anemia serta cara mencegah anemia akan mempunyai
perilaku dan tindakan yang positif sehingga dapat terhindar dari dampak dan risiko
anemia pada masa kehamilan (Chandra et al., 2019).
3. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,800 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = 0,027
yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang cukup. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian Septiasari (2019) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p-value = 0,005.
Namun demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugiarsih (2013)
dimana penelitian ini menyatakan status ekonomi tidak terbukti mempengaruhi keadaan
haemoglobin pada ibu hamil. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori,
dikarenakan walaupun status ekonominya rendah tetapi pengetahuan responden baik,
sehingga anemia tidak terjadi karena responden mengerti dan tahu tentang makanan
yang harus dikonsumsi ibu hamil, sehingga responden berusaha untuk memenuhi
kebutuhan gizi sesuai dengan daya belinya.
4. Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,040
yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -0,217 yang artinya
kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal ini sejalan dengan
penelitan Sukmawati dkk (2021) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan hasil p-value = 0,012. Penelitian
lain yang juga mendukung adalah penelitian Astriana (2017) yang menyebutkan bahwa
54

terdapat hubungan antara jumlah paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Kintamani 1 Kabupaten Bangli Provinsi Bali dengan nilai p-value = 0,023.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Hidayati (2018) yang
menyebutkan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintamani
dipengaruhi oleh paritasnya dengan nilai p-value = 0,044. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan penelitian Sjahriani dan Faridah (2019) dimana hasil p-value = 0,472
yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan secara stastistik antara paritas
dengan tingkat kejadian anemia pada ibu hamil.
Jumlah paritas yang tinggi meningkatkan komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, seperti kematian janin dalam kandungan, perdarahan sebelum dan sesudah
melahirkan. Wanita yang sering mengalami melahirkan berisiko mengalami kerusakan
pada pembuluh darah dan vaskularisasi dinding uterus sehingga dapat menurunkan
aliran darah ke plasenta yang berakibatkan menurunnya pasokan darah dan nutrisi ke
janin. Memiliki riwayat kehamilan yang tinggi meningkatkan risiko mengalami anemia
pada kehamilan berikutnya (Prawirohardjo, 2016).
5. Hubungan ANC dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara kunjungan ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,854 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r = -0,020
yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal ini
tidak sejalan dengan penelitian Gazali, Arifin dan Hayatie (2020) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor Antenatal Care dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin dengan nilai
p = 0,000 atau p<0,5. pelayanan antenatal care adalah bentuk dari pengetahuan dan
tindakan ibu hamil dalam upaya mencegah kandungannya tetap sehat dan mencegah
adanya penyakit pada ibu hamil dan bayi yang dikandung selama kehamilan dan pada
persalinan contohnya seperti anemia (Gazali et al., 2020).
6. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan
nilai p = 0,274 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi korelasi r =0,117
yang artinya kedua variabel mempunyai kekuatan korelasi sangat lemah. Hal ini sejalan
55

dengan penelitian Sugiarsih (2013) yang menunjukan nilai p-value = 0,16 yang artinya
tidak ada hubungan antara konsumsi Fe dengan kadar Hb.
Namun demikian berbeda dengan penelitian Sari, Sudiman dan Darwis (2021)
yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah
darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p-value = 0,002. Tidak
adanya hubungan antara konsumsi Fe dengan kadar Hb mungkin terjadi karena
responden banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (sayuran yang
berdaun hijau dan lainnya), walaupun tidak mengkonsumsi Fe secara teratur, sehingga
dapat terhindar dari anemia (Sugiarsih & Wariyah, 2013).
7. Hubungan Budaya dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,023
yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisien korelasi r = 0,240 yang artinya kedua
variable mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Mitra dkk (2021) yang menyebutkan terdapat hubungan antara sosial budaya
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p-value = 0,000 penelitian ini
menyebutkan ibu yang memiliki sosial budaya tidak baik berpeluang 11,4 kali untuk
menderita anemia dibandingkan dengan yang memiliki sosial budaya yang baik.
Hal berbeda ditemukan dalam penelitian Sukmawati dkk (2021) yang
menyebutkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan p-value = 0,440 antara
budaya dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Syarifuddin (2016) menyebutkan
dalam bukunya bahwa pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil
mulai contohnya diselenggarakannya upacara kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa
melahirkan dan masa nifas dengan sangat beragam menurut adat dan kebiasaan masing-
masing daerah. Kebiasaan pantangan makanan juga meningkatkan risiko kejadian
anemia pada ibu hamil.

D. Analisis Multivariat
Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan hasil bahwa budaya memiliki hubungan
yang signifikan atau paling dominan berpengaruh dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan dengan nilai OR = 2,522, artinya ibu hamil
yang mengikuti budaya berisiko 2,522 kali lebih besar mengalami anemia kehamilan
dibandingkan ibu hamil yang tidak mengikuti budaya. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Mitra dkk (2021) yang menyebutkan bahwa salah satu variabel dominan yang berhubungan
56

signifikan dengan anemia pada ibu hamil trimester 2 dan 3 adalah sosial budaya dengan nilai
p-value 0,001 (<0,05). Ibu hamil yang memiliki sosial budaya tidak baik secara signifikan
berpeluang 11,4 kali untuk mengalami kejadian anemia dibandingkan dengan yang memiliki
sosial budaya yang baik.

E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam
penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain
yaitu :
a. Jumlah responden yang hanya 90 orang, tentunya masih kurang untuk menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya
b. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden melalui kuesioner
terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang sebenarnya, hal ini terjadi
karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap
responden, juga faktor lain seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat
responden dalam kuesionernya.
57

BAB VII

PENUTUP
A. Desain Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota
Tangerang Selatan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Semua responden adalah ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cikeusal
Kabupaten Serang dengan ibu hamil yang anemia sebanyak 27 (30,0%) dan tidak
anemia sebanyak 63 responden (70,0%).
2. Responden berusia 20-30 tahun memiliki jumlah presentase lebih banyak sebesar 67
responden (74,4%), dibandingkan dengan responden yang berusia <20 tahun dan >35
tahun sebesar 23 responden (25,6%).
3. Dari faktor tingkat pendidikan didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada
tingkat pendidian SMA sebanyak 39 responden (62,2%), Perguruan tinggi sebanyak 34
responden (37,8%), SMP sebanyak 10 responden (18,9%), dan SD sebanyak 7
responden (7,8%).
4. Dari faktor tingkat ekonomi didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada tingkat
ekonomi rendah yakni sebanyak 65 responden (72,2%) sedangkan tingkat ekonomi
tinggi sebanyak 25 responden (27,8%)
5. Dari faktor paritas lebih dari setengah responden memiliki paritas tidak berisiko yakni
berjumlah 63 responden (70%), sedangkan responden yang memiliki paritas berisiko
sebanyak 27 responden (30%).
6. Responden yang tidak patuh melakukan kunjungan ANC berjumlah 52 respponden
(57,8%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang patuh melakukan
kunjungan ANC berjumlah 38 orang (42,2%).
7. Dari faktor kepatuhan konsumsi tablet Fe didapatkan hasil bahwa 48 responden
(53,3%) tidak patuh, dan responden yang patuh mengkonsumsi tablet Fe adalah
sebanyak 42 responden (46,7%).
8. Pada faktor budaya didapatkan hasil yang paling banyak terdapat pada responden yang
mengikuti budaya sebanyak 56 responden (62,2%), sedangkan yang tidak mengikuti
budaya sebanyak 34 responden (37,8%).
9. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p = 0,040 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi
58

korelasi r = -0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang
sangat lemah.
10. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,153 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = -0,153 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
korelasi yang sangat lemah.
11. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,800 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = 0,027 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi
yang cukup.
12. Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p = 0,040 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisiensi
korelasi r = -0,217 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan korelasi yang
sangat lemah.
13. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kunjungan ANC dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,854 yang berarti > 0,1 dan didapatkan nilai
koefisiensi korelasi r = -0,020 yang artinya kedua varibel mempunyai kekuatan
korelasi yang sangat lemah.
14. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,274 yang berarti > 0,1 dan
didapatkan nilai koefisiensi korelasi r =0,117 yang artinya kedua variabel mempunyai
kekuatan korelasi sangat lemah.
15. Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p = 0,023 yang berarti < 0,1 dan didapatkan nilai koefisien korelasi r
= 0,240 yang artinya kedua variable mempunyai kekuatan korelasi yang sangat lemah.
16. Budaya memiliki hubungan yang signifikan atau paling dominan berpengaruh dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan
dengan nilai OR = 2,522, artinya ibu hamil yang mengikuti budaya berisiko 2,522 kali
lebih besar mengalami anemia kehamilan dibandingkan ibu hamil yang tidak mengikuti
budaya.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
59

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya bagi
perawat maternitas dan komunitas dalam memberikan edukasi mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang
Selatan dapat memberikan edukasi serta memberdayakan kader Puskesmas untuk bisa
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang Anemia pada kehamilan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan pada ibu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam terkait hubungan
budaya dengan anemia pada ibu hamil dan meneliti faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
60

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R., & Wijayanti, T. (2021). Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda. Borneo Student Research, 2(3). Diambil
dari https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/download/1625/899/

Aditianti, A., & Djaiman, S. P. H. (2020). Pengaruh Anemia Ibu Hamil Terhadap Berat Bayi
Lahir Rendah: Studi Meta Analisis Beberapa Negara Tahun 2015 Hingga 2019. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 11(2), 163–177.
https://doi.org/10.22435/kespro.v11i2.3799.163-177

Agus, Y., Horiuchi, S., & Porter, S. E. (2012). Rural Indonesia women’s traditional beliefs
about antenatal care. BMC Research Notes, 5. https://doi.org/10.1186/1756-0500-5-589

Al-Mamouri, R. H. L., & Al-Hakeem, A. H. (2018). The impact of Iron deficiency anemia on
histomorphological features of placenta and the new born infants. Journal of Global
Pharma Technology, 10(3), 1045–1048.

Amini, A., Pamungkas, C. E., & Harahap, A. P. (2018). Umur Ibu dan Paritas Sebagai Faktor
Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal, 3(2), 108–113.
https://doi.org/https://doi.org/10.31764/mj.v3i2.506

Andita, F. (2018). Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia Kehamilan di


Puskesmas Padang Bulan. Universitas Sumatera Utara.

Anggraini, E. N., & Wijayanti, T. (2021). Hubungan Frekuensi ANC dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda. Borneo Student
Research, 2(3), 1569–1575.

Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. Jurnal
Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 123–130.

Astutik, R. Y., & Ertiana, D. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Jember: CV. Pustaka Abadi.

Badan Pusat Statistik. (2020). Pravelensi Anemia pada Ibu Hamil Menurut Kelompok Umur.
Diambil 23 Januari 2022, dari
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1782/sdgs_2/1

Badireddy, M., & Baradhi, K. M. (2022). Chronic Anemia. Diambil 18 April 2022, dari
61

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534803/#article-17532.s5

Chandra, F., Junita, D. D., & Fatmawati, T. Y. (2019). Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan
Ibu Hamil dengan Status Anemia. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 9(04),
653–659. https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i04.398

Dai, N. F. (2021). Anemia pada Ibu Hamil. Pekalongan: Penerbit NEM.

Darma, B. (2021). Statistika Penelitian Menggunakan SPSS. Bogor: Guepedia.

Desia Ramadhannanti Kintan Nur Padmi. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tegalrejo Tahun 2017. J Mater Process
Technol, 1(1), 1–8.

Dewi, H. P., & Mardiana. (2021). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Nusawungu II Cilacap. Journal of Nutrition
College, 10(4), 285–296. Diambil dari http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. (2021). Data Prevalensi Ibu Hamil Anemia dan
Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) Kota Tangerang Selatan tahun 2021.
Tangerang Selatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2020.
Diambil 13 Maret 2022, dari https://dinkes.bantenprov.go.id/read/profil-kesehatan-
provinsi-bant/198/Profil-Kesehatan-Provinsi-Banten-Tahun-2020.html

Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. (2020). Laporan Kerja Instansi Pemerintah (LKIP).
Dinkes Tangsel, 14(45), 19690706. Diambil dari
https://dinkes.tangerangselatankota.go.id/uploads/lkip/10.pdf

Edison, E. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang, 4(2). Diambil dari
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/2502#:~:text=Hasil%3A Analisis uji
Chi Square,tinggi hanya 9%2C7%25.

Ekwere, T., & Ekanem, A. (2015). Maternal knowledge, food restriction and prevention
strategies related to anaemia in pregnancy: a cross-sectional study. International Journal
of Community Medicine and Public Health, (June 2016), 331–338.
https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20150492

Frisca, S., Purnawinadi, I. G., Yunding, R. J., Panjaitan, M. D., Febrianti, K. N., Hidayat, W.,
62

… Pangaribuan, S. M. (2022). Penelitian Keperawatan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Gazali, R., Arifin, S., & Hayatie, L. (2020). Hubungan Faktor Antenatal Care Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Journal
Homeostatis, 3(3), 353–360.

Gustanela, O., & Pratomo, H. (2022). Faktor Sosial Budaya yang Berhubungan dengan
Anemia pada Ibu Hamil (A Systematic Review). The Indonesian Journal of Health
Promotion, 5(1). https://doi.org/https://doi.org/10.31934/mppki.v5i1.1894

Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2012). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Hasnidar, Tasnim, Sitorus, S., Hidayati, W., Mustar, Fhirawati, … Sulfianti. (2020).
Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Hefita Sari, W., Sudiman, H., & Darwis, D. (2021). Determinan Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Campaka Kabupaten Purwakarta Januari-Juni 2018. Jurnal Untuk
Masyarakat Sehat (JUKMAS), 5(1), 13–22. https://doi.org/10.52643/jukmas.v5i1.1152

Hidayanti, L., & Rahfiludin, M. Z. (2020). Dampak Anemia Defisiensi Besi pada
Kehamilan : A Literature Review. GASTER : Jurnal Kesehatan, 18(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.30787/gaster.v18i1.464

Hidayati, I., & Andyarini, E. N. (2018). Hubungan Jumlah Paritas dan Umur Kehamilan
dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil The Relationship Between The Number of Parities
and Pregnancy Age with Maternal Anemia. Journal of Health Science and Prevention,
2(1), 42–47.

Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021a). Laporan Kinerja Kementerian


Kesehatan Tahun 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021b). Profil Kesehatan Indonesia Tahun


2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah


Darah. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
63

Li, L., Wei, Y., Zhu, W., Wang, C., Su, R., Feng, H., & Yang, H. (2018). A retrospective
cohort study of risk factors and pregnancy outcomes in 14,014 Chinese pregnant
women. Medicine (United States), 97(33), 1–8.

Londok, T., Lengkong, R., & Suparman, E. (2013). Karakteristik Perdarahan Antepartum dan
Perdarahan Postpartum. Jurnal e-Biomedik (eBM), 1(1), 614–620.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.35790/ebm.1.1.2013.4608

Manuaba, I. A. C. (2011). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. A. C. (2013). Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri Ginekologi


Sosial untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pal Mall.

Masturoh, I., & Anggita T, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Maywati, S., & Novianti, S. (2019). Analisis Perilaku Mengkonsumsi Tablet Fe dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di Puskesmas Karanganyar Kota Tasikmalaya Tahun
2019. Jurnal Kesehatan komunitas Indonesia, 15(2), 111–118. Diambil dari
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jkki/article/view/1259

McLean, E., Cogswell, M., Egli, I., Wojdyla, D., & De Benoist, B. (2009). Worldwide
prevalence of anaemia, WHO Vitamin and Mineral Nutrition Information System, 1993-
2005. Public Health Nutrition, 12(4), 444–454.
https://doi.org/10.1017/S1368980008002401

Melku, M., Addis, Z., Alem, M., & Enawgaw, B. (2014). Prevalence and Predictors of
Maternal Anemia during Pregnancy in Gondar, Northwest Ethiopia. Anemia, 9.
https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2014/108593

Mendrofa, H. K., Hasibuan, M. T. D., & Adelia, G. (2021). Konsep Budaya Kerja
Keperawatan dalam Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit.
Sukabumi: CV Jejak.

Mitra, M., Yanti, N., Nurlisis, N., Dewi, O., & Marllina, H. (2021). Standar Kuantitas
Antenatal Care Dan Sosial Budaya Dengan Risiko Anemia Pada Kehamilan. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 12(1), 51–63. https://doi.org/10.22435/kespro.v12i1.4386
64

Neil Niven, & Waluyo, A. (2013). Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2018). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nova, D., & Irawati, M. (2021). Hubungan Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil dengan
Kejadian Anemia. Jurnal Menara Medika, 3(2), 129–134.
https://doi.org/https://doi.org/10.31869/mm.v3i2.2531

Nurhaidah, N., & Rostinah, R. (2021). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima. Jurnal Manajemen
Kesehatan Indonesia, 9(2), 121–129. https://doi.org/10.14710/jmki.9.2.2021.121-129

Nurmasari, V., & Sumarmi, S. (2019). Hubungan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care dan
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III
di Kecamatan Maron Probolinggo. Amerta Nutrition, 3(1), 46–51.
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i1.2019.46-51

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Pritasari, Damayanti, D., & Lestari, N. T. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rohmawati, N., Agusfar, A. Z., Amelia, D., Restianingrum, M., Damayanti, R., Mudjiati, I.,
… Adhi, E. K. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga (3 ed.).
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2019). Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Trans Info
Media.

Septiasari, Y. (2019). Status Ekonomi Berperan Dalam Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Bernung Pesawaran. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 8(1), 14–19.

Sinawangwulan, I. P., Dewi, Y. L. R., & Wekadigunawan, C. (2018). Association between


Socio-demographic, Nutrition Intake, Cultural Belief, and Incidence of Anemia in
Pregnant Women In Karanganyar, Central Java. Journal of Maternal and Child Health,
03(02), 128–157. https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.02.05

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
65

Publishing.

Sjahrani, T., & Faridah, V. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia. Jurnal Kebidanan, 5(2), 106–115. Diambil dari
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/viewFile/1253/pdf

Sugiarsih, U., & Wariyah. (2013). The Relationship between Socio-Economic Status with
Haemoglobin Level. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 4(2), 73–79.

Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Sukmawati, Widiasih, R., Mamuroh, L., & Nurhakim, F. (2021). Anemia Kehamilan dan
Fakto yang Mempengaruhi. Jurnal kesehatan bakti tunas husada, 21(1), 43–53.

Sulistyawati, A. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika.

Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sursilah, I. (2012). Hubungan Antara Pola Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) dengan Kejadian
Anemia Gravidarum pada Ibu Hamil di Puskesmas Astapada Kota Cirebon. Jurnal Ilmu-
Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Kuningan, 1(1). Diambil dari
https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku/article/download/13/4

Suryani, I. S., Jamil, M. U., Mulyana, A., Sumarni, Hilmawan, R. G., & Amalia, N. R.
(2021). PENCEGAHAN ANEMIA DENGAN MAKANAN TAMBAHAN: Menuju Ibu
Hamil Sehat dan Kreatif. Tasikmalaya: Edu Publisher.

Sustainable Development Goals (SDGs). (2017). Tujuan SDG. Diambil 16 April 2022, dari
https://www.sdg2030indonesia.org/page/11-tujuan-tiga

Syahdrajat, T. (2015). Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan Kesehatan (1 ed.).
Jakarta: Prenadamedia Group.

Syarifuddin. (2016). Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.

Tampubolon, R., Lasamahu, J. F., & Panuntun, B. (2021). Identifikasi Faktor-Faktor


Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
Jurnal Sains dan Kesehatan, 3(4), 489–505. https://doi.org/10.25026/jsk.v3i4.432

Turner, J., Parsi, M., & Badireddy, M. (2022). Anemia. Diambil 18 April 2022, dari
66

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/

WHO. (2014). Global Nutrition Targets 2025 Anaemia Policy Brief (WHO/NMH/NHD/14.4).
Geneva: World Health Organization.

WHO. (2021). Prevalence of Anaemia in Pregnant Women (Aged 15-49)(%). Diambil 17


Februari 2022, dari https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-
details/GHO/prevalence-of-anaemia-in-pregnant-women-(-)

WHO. (2022a). Anaemia. Diambil 5 April 2022, dari https://www.who.int/health-


topics/anaemia#tab=tab_2

WHO. (2022b). SDG Target 3.1 Maternal mortality. Diambil 16 April 2022, dari
https://www.who.int/data/gho/data/themes/topics/sdg-target-3-1-maternal-mortality

Who, & Chan, M. (2011). Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and
assessment of severity. Geneva, Switzerland: World Health Organization, 1–6.
https://doi.org/2011

World Health Organization, UNICEF, UNFPA, W. B. G. and the U. N. P. D. (2019). Trends


in maternal mortality 2000 to 2017. In Sexual and Reproductive Health. Geneva: World
Health Organization.

Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A., & Keisnawati. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Anemia
pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Lampung. Jurnal
Keperawatan, 6(2), 79–87. Diambil dari file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/2862-
Article Text-8140-1-10-20160315.pdf

Yona, S., & Nurulhuda, U. (2022). Keperawatan Medikal Bedah (9 ed.). Singapore: Elsevier
Ltd.

Zuiatna, D. (2021). FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL. Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(3), 404–412.
https://doi.org/10.33024/jkm.v7i3.4425
67

LAMPIRAN
68

Lampiran 1
69
70
71

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama/Inisial :

Umur :

Setelah mendapat penjelasan serta saya memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan

Nama Peneliti : Mutia Khairani

Instansi Penelitian : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti penelitian ini dengan sukarela sebagai
subjek dalam penelitian.

Tangerang Selatan, 2022

Responden

(.............................)
72

Lembar Informasi Untuk Subyek Penelitian

Perkenalkan nama saya Mutia Khairani mahasiswi S1 Jurusan Ilmu Keperawatan


angkatan 2018 Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian dengan judul :
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi


kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan. Oleh
karena itu, saya meminta kesediaaan Ibu untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan menjadi responden dalam penelitian saya serta bersedia untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang ada dalam kuesioner penelitian saya dengan jujur.

Responden yang bersedia mengisi kuesioner dianggap setuju untuk ikut serta menjadi
partisipan dalam penelitian dan pengisian kuesioner. Identitas responden akan dijaga
kerahasiaannya dan informasi dari hasil pengisian kuesioner ini akan saya gunakan hanya
untuk kepentingan penelitian semata. Atas perhatian dan kerjasama Ibu saya ucapkan terima
kasih.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi peneliti melalui kontak berikut :
0813985530199 (Mutia Khairani)
73

Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN

Tanggal Pengisian : .................


Petunjuk : Isi dan berikan tanda silang (√) pada jawaban yang benar. Jawablah pertanyaan
pertanyaan dibawah ini berdasarkan sesuai dengan apa yang anda
lakukan/rasakan.=
A. Kuesioner Demografi
5. Nama : .................................................................
6. Tempat/Tanggal Lahir : .................................................................
7. Usia : .................................................................
8. Pekerjaan : .................................................................
9. Pendidikan Terakhir :

 SD

 SMP

 SMA

 Diploma/Sarjana

10. Jumlah Penghasilan Keluarga :


 < UMK (<Rp 4.280.000)

 > UMK (>Rp 4.280.000)

11. Jumlah paritas (berapa kali ibu melahirkan) :


 <3x

 ≥3x

12. Jumlah Kunjungan kehamilan ke puskesmas :


 ≥6x kunjungan

 <6x kunjungan

13. Kadar Hb saat ini (diisi oleh peneliti berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium)
:
14. Jumlah tablet Fe (tablet tambah darah) yang dikonsumsi selama kehamilan :
 < 90 tablet
74

 90 tablet
75

B. Kuesioner Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Saya mengkonsumsi tablet penambah darah secara rutin 1


hari 1 tablet selama masa kehamilan

2. Untuk mengkonsumsi tablet penambah darah, saya


meminumnya dengan air putih

3. Selain mengkonsumsi tablet penambah darah, saya


mengkonsumsi sayur-sayuran secara teratur

4. Saya meminum tablet penambah darah karena anjuran


petugas kesehatan/bidan/dokter

5. Saya meminum tablet penambah darah ketika merasakan


lemas, lelah dan lesu

6. Saya akan berhenti meminum tablet penambah darah


karena merasakan mual dan muntah setelah
mengkonsumsinya

7. Saya mengkonsumsi tablet penambah darah untuk


kesehatan saya dan janin

8. Selama mengkonsumsi tablet penambah darah, saya akan


menghentikan minum teh dan kopi

9. Pada saat hamil, saya selalu memeriksakan kehamilan


sebanyak 6 kali

10. Jika persediaan tablet penambah darah telah habis, saya


akan pergi ke salah satu tempat pelayanan
kesehatan/apotek untuk memperoleh tablet tersebut

Total
76

D. Kuesioner Budaya/traditional beliefs

Sangat
Sangat Tidak
No. Pertanyaan Setuju tidak
setuju setuju
setuju

Menurut saya untuk menjaga kehamilan


tetap normal saya harus melakukan
1.
pemeriksaan kehamilan ke
puskesmas/pelayanan kesehatan
Apabila terjadi masalah saat hamil
(seperti pingsan atau mengalami
2.
perdarahan) saya harus segera ke Rumah
sakit
Menurut saya makan sayuran berwarna
3. hijau selama kehamilan dapat mencegah
anemia
Menurut saya mengalami perdarahan saat
4. hamil adalah hal yang biasa sehingga
saya tidak perlu khawatir
Saya merasa takut jika saya tidak
mengikuti tradisi/kepercayaan tradisional
5. (seperti pantangan makanan atau anjuran
menggunakan barang tertentu selama
kehamilan)
Saya percaya bahwa mengikuti saran dari
6.
orang tua akan membuat saya aman
Saya merasa tidak nyaman jika saya
7. tidak mengikuti tradisi/ritual selama
kehamilan
Menurut saya mengikuti aturan
8. pantangan makanan dapat membuat saya
sehat selama kehamilan
77

Lampiran 4

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Validitas Kuesioner Kepatuhan Konsumsi Table Fe

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliabilitas Kuesioner Kepatuhan Konsumsi Table Fe

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.891 10

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Q1 6.6667 6.989 .890 .859
Q2 6.5333 7.775 .640 .880
Q3 6.3667 8.516 .546 .886
Q4 6.5333 7.775 .640 .880
Q5 6.6667 6.989 .890 .859
Q6 6.3667 8.585 .505 .888
Q7 6.6667 6.989 .890 .859
Q8 6.6000 8.110 .455 .893
Q9 6.6333 8.309 .365 .900
Q10 6.3667 8.516 .546 .886

2. Validitas Kuesioner Budaya

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
78

Reliabilitas Kuesioner Budaya

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.849 8

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Q1 24.7000 14.562 .743 .812
Q2 24.7333 15.168 .583 .832
Q3 24.4667 15.637 .714 .821
Q4 24.9333 15.582 .344 .874
Q5 24.7667 14.737 .709 .817
Q6 24.7000 15.734 .524 .839
Q7 24.7667 15.082 .644 .825
Q8 24.5667 15.909 .610 .830
78

Lampiran 5

Lampiran Hasil Analisis Data

Output Analisis Univariat


1. Karakteristik Responden
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Usia Berisiko 23 25.6 25.6 25.6
Usia Tidak Berisiko 67 74.4 74.4 100.0
Total 90 100.0 100.0

Kadar_Hb
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anemia 27 30.0 30.0 30.0
Tidak Anemia 63 70.0 70.0 100.0
Total 90 100.0 100.0

Tingkat_Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 7 7.8 7.8 7.8
SMP 10 11.1 11.1 18.9
SMA 39 43.3 43.3 62.2
Perguruan Tinggi 34 37.8 37.8 100.0
Total 90 100.0 100.0

Tingkat_Ekonomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tinggi 25 27.8 27.8 27.8
rendah 65 72.2 72.2 100.0
Total 90 100.0 100.0

Frekuensi_Antenatal_Care
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Patuh 38 42.2 42.2 42.2
Tidak Patuh 52 57.8 57.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
80

Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berisiko 27 30.0 30.0 30.0
Tidak Berisiko 63 70.0 70.0 100.0
Total 90 100.0 100.0

2. Gambaran Konsumsi Tablet Fe


Konsumsi_Tablet_Fe
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Patuh 42 46.7 46.7 46.7
Tidak Patuh 48 53.3 53.3 100.0
Total 90 100.0 100.0

3. Distribusi Frekuensi Konsumsi Tablet Fe Per-Item


Pertanyaan_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 19 21.1 21.1 21.1
1.00 71 78.9 78.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 90 100.0 100.0 100.0
Pertanyaan_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 17 18.9 18.9 18.9
1.00 73 81.1 81.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 1 1.1 1.1 1.1
1.00 89 98.9 98.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
81

Pertanyaan_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 12 13.3 13.3 13.3
1.00 78 86.7 86.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 63 70.0 70.0 70.0
1.00 27 30.0 30.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 1 1.1 1.1 1.1
1.00 89 98.9 98.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 63 70.0 70.0 70.0
1.00 27 30.0 30.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 50 55.6 55.6 55.6
1.00 40 44.4 44.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .00 20 22.2 22.2 22.2
1.00 70 77.8 77.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
82

4. Gambaran Budaya
Budaya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mengikuti 34 37.8 37.8 37.8
tidak mengikuti 56 62.2 62.2 100.0
Total 90 100.0 100.0

5. Distribusi Frekuensi Budaya Per-Item

Pertanyaan_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 3 3.3 3.3 3.3
3.00 45 50.0 50.0 53.3
4.00 42 46.7 46.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2
3.00 38 42.2 42.2 44.4
4.00 50 55.6 55.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 5 5.6 5.6 5.6
3.00 52 57.8 57.8 63.3
4.00 33 36.7 36.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 10 11.1 11.1 11.1
2.00 27 30.0 30.0 41.1
3.00 23 25.6 25.6 66.7
4.00 30 33.3 33.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
83

Valid 1.00 27 30.0 30.0 30.0


2.00 34 37.8 37.8 67.8
3.00 17 18.9 18.9 86.7
4.00 12 13.3 13.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 44 48.9 48.9 48.9
2.00 36 40.0 40.0 88.9
3.00 6 6.7 6.7 95.6
4.00 4 4.4 4.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 26 28.9 28.9 28.9
2.00 33 36.7 36.7 65.6
3.00 18 20.0 20.0 85.6
4.00 13 14.4 14.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pertanyaan_8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 42 46.7 46.7 46.7
2.00 38 42.2 42.2 88.9
3.00 7 7.8 7.8 96.7
4.00 3 3.3 3.3 100.0
Total 90 100.0 100.0

6. Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Budaya .403 90 .000 .614 90 .000
Konsumsi Tablet Fe .510 90 .000 .434 90 .000
a. Lilliefors Significance Correction
84

Output Analisis Bivariat


Uji Spearman Rank

1. Usia

Correlations
Kadar_Hb Usia
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.217*
Sig. (2-tailed) . .040
N 90 90
*
Usia Correlation Coefficient -.217 1.000
Sig. (2-tailed) .040 .
N 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Usia * Kadar_Hb Crosstabulation


Kadar_Hb
Anemia Tidak Anemia Total
Usia Usia Berisiko Count 3 20 23
% of Total 3.3% 22.2% 25.6%
Usia Tidak Berisiko Count 24 43 67
% of Total 26.7% 47.8% 74.4%
Total Count 27 63 90
% of Total 30.0% 70.0% 100.0%

2. Tingkat Pendidikan

Correlations
Tingkat_Pendidik
Kadar_Hb an
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.152
Sig. (2-tailed) . .153
N 90 90
Tingkat_Pendidikan Correlation Coefficient -.152 1.000
Sig. (2-tailed) .153 .
N 90 90

Tingkat_Pendidikan * Kadar_Hb Crosstabulation


Kadar_Hb
Anemia Tidak Anemia Total
Tingkat_Pendidikan SD Count 1 6 7
% of Total 1.1% 6.7% 7.8%
SMP Count 1 9 10
85

% of Total 1.1% 10.0% 11.1%


SMA Count 13 26 39
% of Total 14.4% 28.9% 43.3%
Perguruan Tinggi Count 12 22 34
% of Total 13.3% 24.4% 37.8%
Total Count 27 63 90
% of Total 30.0% 70.0% 100.0%

3. Tingkat Ekonomi

Correlations
Kadar_Hb Tingkat_Ekonomi
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 .027
Sig. (2-tailed) . .800
N 90 90
Tingkat_Ekonomi Correlation Coefficient .027 1.000
Sig. (2-tailed) .800 .
N 90 90

Tingkat_Ekonomi * Kadar_Hb Crosstabulation


Kadar_Hb
Anemia Tidak Anemia Total
Tingkat_Ekonomi tinggi Count 8 17 25
% of Total 8.9% 18.9% 27.8%
rendah Count 19 46 65
% of Total 21.1% 51.1% 72.2%
Total Count 27 63 90
% of Total 30.0% 70.0% 100.0%

4. Paritas

Correlations
Kadar_Hb Paritas
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.217*
Sig. (2-tailed) . .040
N 90 90
Paritas Correlation Coefficient -.217* 1.000
Sig. (2-tailed) .040 .
N 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
86

Paritas * Kadar_Hb Crosstabulation


Kadar_Hb
Anemia Tidak Anemia Total
Paritas Berisiko Count 4 23 27
% of Total 4.4% 25.6% 30.0%
Tidak Berisiko Count 23 40 63
% of Total 25.6% 44.4% 70.0%
Total Count 27 63 90
% of Total 30.0% 70.0% 100.0%

5. Frekuensi Antenatal Care

Correlations
Frekuensi_Antena
Kadar_Hb tal_Care
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 -.020
Sig. (2-tailed) . .854
N 90 90
Frekuensi_Antenatal_Care Correlation Coefficient -.020 1.000
Sig. (2-tailed) .854 .
N 90 90

Frekuensi_Antenatal_Care * Kadar_Hb Crosstabulation


Kadar_Hb
Anemia Tidak Anemia Total
Frekuensi_Antenatal_Care Patuh Count 11 27 38
% of Total 12.2% 30.0% 42.2%
Tidak Patuh Count 16 36 52
% of Total 17.8% 40.0% 57.8%
Total Count 27 63 90
% of Total 30.0% 70.0% 100.0%
87

6. Konsumsi Tablet Fe

Correlations
Konsumsi_Tablet
Kadar_Hb _Fe
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 .117
Sig. (2-tailed) . .274
N 90 90
Konsumsi_Tablet_Fe Correlation Coefficient .117 1.000
Sig. (2-tailed) .274 .
N 90 90

Konsumsi_Tablet_Fe * Kadar_Hb Crosstabulation


Kadar_Hb
Anemia Tidak Anemia Total
Konsumsi_Tablet_Fe Patuh Count 15 27 42
% of Total 16.7% 30.0% 46.7%
Tidak Patuh Count 12 36 48
% of Total 13.3% 40.0% 53.3%
Total Count 27 63 90
% of Total 30.0% 70.0% 100.0%
7. Budaya

Correlations
Kadar_Hb Budaya
Spearman's rho Kadar_Hb Correlation Coefficient 1.000 .240*
Sig. (2-tailed) . .023
N 90 90
*
Budaya Correlation Coefficient .240 1.000
Sig. (2-tailed) .023 .
N 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Budaya * Kadar_Hb Crosstabulation


Kadar_Hb
Anemia Tidak Anemia Total
Budaya mengikuti Count 15 19 34
% of Total 16.7% 21.1% 37.8%
tidak mengikuti Count 12 44 56
% of Total 13.3% 48.9% 62.2%
Total Count 27 63 90
% of Total 30.0% 70.0% 100.0%
88

Output Analisis Multivariat


A. Seleksi Bivariat
1. Usia
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Usia -1.314 .670 3.852 1 .050 .269
Constant 3.211 1.264 6.451 1 .011 24.806
a. Variable(s) entered on step 1: Usia.

2. Tingkat Pendidikan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Tingkat_Pendidikan -.446 .291 2.340 1 .126 .640
Constant 2.267 .978 5.377 1 .020 9.649
a. Variable(s) entered on step 1: Tingkat_Pendidikan.

3. Tingkat Ekonomi

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Tingkat_Ekonomi .130 .508 .066 1 .797 1.139
Constant .623 .900 .480 1 .488 1.865
a. Variable(s) entered on step 1: Tingkat_Ekonomi.

4. Paritas

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Paritas -1.196 .602 3.951 1 .047 .302
Constant 2.945 1.115 6.981 1 .008 19.011
a. Variable(s) entered on step 1: Paritas.

5. Frekuensi Antenatal Care

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Frekuensi_Antenatal_Care -.087 .467 .035 1 .852 .917
Constant .985 .776 1.611 1 .204 2.678
a. Variable(s) entered on step 1: Frekuensi_Antenatal_Care.
89

6. Konsumsi Tablet Fe

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Konsumsi_Tablet_Fe .511 .463 1.215 1 .270 1.667
Constant .077 .725 .011 1 .915 1.080
a. Variable(s) entered on step 1: Konsumsi_Tablet_Fe.

7. Budaya

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Budaya 1.063 .475 5.013 1 .025 2.895
Constant -.827 .764 1.171 1 .279 .438
a. Variable(s) entered on step 1: Budaya.

B. Pemodelan Multivariat
Step 1
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Usia -.853 .794 1.153 1 .283 .426 .090 2.021
Tingkat_Pendidikan 1.906 3 .592
Tingkat_Pendidikan(1) .766 1.553 .243 1 .622 2.152 .102 45.186
Tingkat_Pendidikan(2) -.457 1.201 .145 1 .703 .633 .060 6.666
Tingkat_Pendidikan(3) -.705 1.189 .351 1 .553 .494 .048 5.081
Paritas -.625 .731 .731 1 .392 .535 .128 2.242
Constant 3.913 1.615 5.868 1 .015 50.056
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Tingkat_Pendidikan, Paritas.

Step 2
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a Usia -.827 .801 1.065 1 .302 .438 .091 2.102
Paritas -.540 .731 .546 1 .460 .583 .139 2.443
Budaya .862 .492 3.064 1 .080 2.368 .902 6.215
Constant 1.928 1.693 1.296 1 .255 6.875
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Paritas, Budaya.
90

Step 3
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Usia -1.143 .682 2.807 1 .094 .319 .084 1.214
Budaya .925 .486 3.628 1 .057 2.522 .974 6.532
Constant 1.449 1.551 .872 1 .350 4.257
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Budaya.

C. Uji Interaksi

Variables in the Equation


95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Usia 1,540 2,253 ,467 1 ,494 4,663 ,056 386,138
Budaya 4,165 2,799 2,214 1 ,137 64,405 ,267 15548,074
Budaya by Usia -1,737 1,470 1,398 1 ,237 ,176 ,010 3,135
Constant -3,562 4,273 ,695 1 ,404 ,028
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Budaya, Budaya * Usia .

D. Pemodelan Akhir

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 8.389 2 .015
Block 8.389 2 .015
Model 8.389 2 .015

Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 101.566 .089 .126
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.

Variables in the Equation


95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Usia -1.143 .682 2.807 1 .094 .319 .084 1.214
Budaya .925 .486 3.628 1 .057 2.522 .974 6.532
Constant 1.449 1.551 .872 1 .350 4.257
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Budaya.

Anda mungkin juga menyukai