SKRIPSI
OLEH :
PUJI ASTUTI
NIM 11151040000065
JAKARTA
1440 H / 2019 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini merupakan jiplakan dari
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Puji Astuti
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
Puji Astuti
NIM 11151040000065
Pembimbing
1440 H / 2019
iii
PERNYATAAN PENGESAHAN
Puji Astuti
NIM : 11151040000065
Pembimbing
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Puji Astuti
NIM : 11151040000065
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PLH Dekan
v
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRAK
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan abnormalitas
perkembangan yang muncul sebelum anak berusia tiga tahun. Gangguan
perkembangan terjadi pada tiga bidang yaitu interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku yang terbatas dan berulang. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam
membantu proses deteksi dini gejala autis pada anak. Sehingga penanganan awal
dapat dilakukan untuk mendukung tumbuh kembang anak lebih baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang gejala
autis pada batita. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif. Sampel penelitian adalah 96 orang tua di Puskesmas Ciputat yang
diperoleh dengan cara purposive sampling. Pengambilan data kuantitatif dengan
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan orang tua yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 48 responden (50%), tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 29 responden (30,2%), dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 19
responden (19,8%). Tingkat pengetahuan orang tua tentang gejala autis pada batita
termasuk dalam kategori kurang sehingga dapat dijadikan masukan untuk
pelayanan kesehatan dengan cara promosi kesehatan terkait dengan autis pada anak
untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Puskesmas Ciputat.
Kata kunci : Gambaran, Tingkat Pengetahuan Orang tua, Gejala Autis
vi
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRACT
Autism is a development disorder characterized by developmental abnormalities
that occur before a three-year-old child. Developmental disorders occur in three
areas, that is social interaction, communication and behavior. Knowledge of parents
is very important in helping the process of early detection of symptoms of autism
in children. Early handling can be done to support better child development. The
pupose of this research is to know the description of level of knowledge of parents
about the symptoms of autism in toddlers. The method of this research is
quantitative research with descriptive design. The research sample was 96 parents
in Puskesmas Ciputat which were obtained by purposive sampling. Quantitative
data retrieval by questionnaire. The results of this research is parents had less
knowledge are 48 respondents (50%), enough level of knowledge are 29
respondents (30,2%), and the level of good knowledge are 19 respondents (19,8%).
The level of knowledge of parents about the symptoms of autism in toddlers is
included in the less category can be used as input for health services by means of
health promotion related to autism in children to improve the quality of health in
Puskesmas Ciputat.
Keywords: Description, Level of Knowledge of Parents, Symptoms of Autism.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Telepon : 085607401391
Email : pujiastuti080@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Organisasi :
viii
KATA PENGANTAR
2. Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., Ph.D dan Ibu Ratna Pelawati,
M.Kp., M Biomed, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan
Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf pengajar, pada lingkungan
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas dan tulus
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga
kepada peneliti selama menjalankan perkuliahan.
7. Kedua orang tua saya, Bapak Wahyono dan Ibu Purwanti yang telah
mendidik, mencurahkan kasih sayang yang tiada tara, mendoakan,
memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun materil yang
tidak pernah habis dari mulai saya dilahirkan hingga sekarang. Tak lupa
adikku Edy Pramuja dan seluruh keluarga yang mendoakan dan
memberikan semangat tanpa henti.
x
11. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2015 PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang senantiasa berbagi suka duka, canda tawa,
ilmu dan pengalaman berharga selama pembelajaran kuliah maupun
kegiatan lainnya.
12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, telah
mendukung kelancaran proposal skripsi ini hingga selesai.
Sangat besar harapan saya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi penelitian ini
masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis berharap adanya
kritik serta saran yang membangun dari semua pihak. Semoga kita semua
senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah serta inayah yang tak
terhingga oleh Allah SWT.
Puji Astuti
xi
DAFTAR ISI
xii
3. Kriteria Diagnosis Autisme .................................................................... 23
4. Gejala Klinis ........................................................................................... 24
5. Deteksi Dini Autisme ............................................................................. 29
6. Klasifikasi Autisme ................................................................................ 31
7. Pencegahan Autisme .............................................................................. 32
8. Dampak Autisme .................................................................................... 35
9. Penatalaksanaan Autisme ....................................................................... 38
C. Pengetahuan ...................................................................................................41
1. Definisi ................................................................................................... 41
2. Tingkat Pengetahuan .............................................................................. 41
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ................................... 42
4. Cara Memperoleh Pengetahuan .............................................................. 43
6. Pengetahuan Orang Tua tentang Autis ................................................... 44
D. Anak dalam Kajian Islam ..............................................................................45
E. Penelitian Terkait ..........................................................................................47
E. Kerangka Teori ..............................................................................................50
BAB III ..................................................................................................................51
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................................51
A. Kerangka Konsep ..........................................................................................51
B. Definisi Operasional ......................................................................................52
BAB IV ..................................................................................................................54
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................54
A. Desain Penelitian ...........................................................................................54
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................54
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................54
D. Kriteria Responden ........................................................................................56
E. Pengumpulan Data .........................................................................................56
F. Pengolahan Data .............................................................................................61
G. Analisis Data .................................................................................................62
H. Etika Penelitian ..............................................................................................63
BAB V....................................................................................................................65
HASIL PENELITIAN ............................................................................................65
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................................65
B. Hasil Analisa Univariat ...........................................................................66
xiii
1. Gambaran Karakteristik Responden ....................................................... 66
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua .......................................... 68
BAB VI ..................................................................................................................71
PEMBAHASAN ....................................................................................................71
A. Analisa Univariat .....................................................................................71
1. Karakteristik Responden ........................................................................ 71
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua .......................................... 73
B. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................77
BAB VII .................................................................................................................78
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................78
A. Kesimpulan ..............................................................................................78
B. Saran ........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................80
LAMPIRAN ...........................................................................................................84
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR SINGKATAN
KB : Keluarga Berencana
xviii
KemenPPPA : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan karunia dari Allah SWT yang perlu disyukuri. Anak
merupakan dambaan setiap pasangan. Setiap pasangan pasti menginginkan anak
lahir dengan sehat dan normal. Mendapatkan anak ialah amanah yang harus
dirawat, dijaga dan dibesarkan. Allah berfirman dalam dalam Al-Quran surah
Al-Kahfi Ayat 46 yang artinya “Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia, namun amal yang kekal dan sholih adalah lebih baik
pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”(Harmaini,
2013)
1
2
gangguan dan usia saat diagnosis di ASD. Penelitian ini menggunakan kriteria
DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Five Edition)
membuat diagnosis ASD dan checklist gejala untuk ASD digunakan untuk
menentukan pola penurunan ASD. Hasil dari penelitian ini semua anak-anak
(100%) dengan ASD menunjukkan kontak mata yang buruk, kesulitan dalam
bergaul dengan anak-anak lain dan ketidakmampuan untuk secara konsisten
menanggapi namanya. Lebih dari setengahnya (55%) tidak memiliki komunikasi
verbal. Kerusakan yang tidak umum adalah di bidang lampiran objek (20,0%),
postur aneh (26,7%) dan ekspresi wajah yang tidak sesuai (30,0%).
Deteksi dini atau skrining merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang intervensi atau terapi sedini mungkin. Anak dengan kebutuhan
khusus, sama dengan anak manapun yang mengalami perkembangan otak yang
cepat pada usia dibawah 5 tahun, dan usia yang paling ideal untuk melakukan
intervensi dini adalah usia 2-3 tahun karena otak anak berkembang paling cepat
(Mulyadi & R, 2014).
Deteksi dini atau skrining autis dapat dilakukan dengan peran serta orang
tua. Sebagai orang tua perlu mengetahui dan memperhatikan tumbuh kembang
anaknya. Sering kali orang tua tidak menyadari memiliki anak autis, orang tua
baru akan menyadari ketika anaknya memiliki perbedaan dengan anak lainnya.
Penting bagi orang tua mengetahui tanda dan gejala yang ditimbulkan pada anak
autis. Karena orang tualah yang paling dekat dengan anak. Orang tua menjadi
bagian penting dalam proses skrining atau deteksi dini anak. Pengetahuan orang
tua dalam proses ini juga sangat penting untuk menunjang proses skrining
(Suteja, 2014).
Kurangnya pengetahuan dari orang tua terhadap tanda dan gejala autis
menyebabkan anak dengan resiko autis terlambat untuk didiagnosa dan
terlambat diberikan intervensi awal atau terapi. Hal tersebut dapat berdampak
pada perkembangan anak dan orang tua itu sendiri. Menurut Luleci & Karavus
(2017) orang tua yang terlambat menyadari anaknya mengalami perilaku yang
berbeda dari anak pada umumnya akan menyebabkan adanya perasaan tidak
menerima sehingga orang tua menarik diri dari lingkungan sosial. Stigma yang
4
Spektrum Autis diperkirakan terus mengalami peningkatan. Ini dilihat dari hasil
angka dari kunjungan di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa pada klinik tumbuh
kembang anak yang menunjukkan angka peningkatan dari tahun ke tahun. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa di Indonesia sangat amat diperlukan ada perhatian
lebih dalam specific prevention and protection dalam upaya pencegahan dan
pengendalian autis di Indonesia (Kemenkes RI, 2016).
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penderita gangguan
autis di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 2,4 juta jiwa. Pada
tahun tersebut jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237,5 juta jiwa dengan
laju pertumbuhan 1,14%. Dan jumlah gangguan penderita autis setiap tahunnya
diperkirakan mengalami peningkatan sekitr 500 orang setiap tahunnya, lebih
banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan dengan rasio 4:1
(KemenPPPA, 2018).
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan dari tahun 2007 sampai dengan
2018 prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk di Indonesia
tampak dari grafik terus mengalami peningkatan (Riskesdas, 2018). Gangguan
mental emosional termasuk dalam gejala yang ditimbulkan pada anak dengan
autisme, Autisme merupakan gangguan perkembangan syaraf yang ditandai
dengan gangguan dalam komunikasi, interaksi serta perilaku terbatas dan minat
berulang(Guthrie, Swineford, Nottke, & Wetherby, 2014). Data dari YCHI
(Yayasan Cinta Harapan Indonesia) didapatkan jumlah autis tahun 2018 ada 150
anak autis dan ABK. YCHI merupakan pelayanan terapi gratis bagi yang tidak
mampu untuk anak autis dan ABK. Di Tangerang Selatan sendiri ada sekitar 27
anak autis yang di terapi disana. Maka dari itu harus anak yang dideteksi autis
harus mendapatkan intervensi awal. Intervensi yang dilakukan seperti terapi.
Terapi sebagai salah satu penanganan bagi anak autis untuk mengurangi
keparahan dari gejala yang ditimbulkan (YCHI, 2018).
B. Rumusan Masalah
Hasil data Riskesdas tahun 2018 masalah gangguan mental emosional di
Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2018 menunjukkan prevalensi yang
semakin meningkat. Autis adalah salah satu gangguan mental emosional. Data
dari Puskesmas Ciputat tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah anak usia
dibawah empat tahun berjumlah 3464 anak yaitu laki-laki 1532 anak dan
perempuan berjumlah 1932 anak. Dan jumlah anak autis diwilayah Ciputat ada
sekitar 23 anak usia prasekolah. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
melalui wawancara dengan 10 orang tua yang berkunjung di puskesmas Ciputat,
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Tingkat
Pengetahuan Orang Tua Tentang Gejala Autis Pada Batita di Puskesmas
Ciputat
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakter responden meliputi jenis kelamin, usia,
pekerjaan, pendidikan orang tua di Puskesmas Ciputat
b. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang
gejala autis pada batita tahun di Puskesmas Ciputat
c. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang
gejala autis pada batita berdasarkan usia, pendidikan terakhir, dan
pekerjaan orang tua diwilayah kerja Puskesmas Ciputat.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitan ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan pendidikan kesehatan mengenai autis pada batita di
Puskesmas Ciputat
2. Bagi Institusi
Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk metode pembelajaran
informasi yang berkaitan dengan autis pada anak
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi orang tua tentang gejala
autis pada batita.
4. Bagi Penelitian yang akan datang
Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan gejala autis pada batita.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini bersifat kuantitatif yang dilakukan pada bulan Mei hingga
Juni 2019, sasaran penelitian ini adalah ditujukan kepada orang tua yang
memiliki anak batita menggunakan instrument kuesioner sebagai alat ukur.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua
tentang gejala autis pada batita di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ciputat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Anak
1. Definisi Anak
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 2002 tentang
Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Sedangkan menurut WHO, batasan usia anak adalah sejak
dalam kandungan sampai usia 19 tahun. Berdasarkan Konvensi Hak-hak
Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada
tanggal 20 November 1989 dan diratifikasi Indonesia pada tahun 1990,
Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud anak adalah setiap orang yang berusia
dibawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi
anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (Kemenkes, 2014).
Freud mempercayai bahwa pada fase ini keinginan seksual dari tahap
oedipal dini ditekan dan disalurkan kepada aktivitas sosial yang
produktif. Dalam dunia pendidikan dan sosial anak, banyak yang
harus dipelajari dan dikerjakan, dimana anak membutuhkan energi
dan usaha.
5) Tahap Genital ( Masa pubertas sampai dewasa)
Merupakan tahap akhir dari Freud. Pada periode ini anak mengalami
ketertarikan seksual dengan individu diluar lingkungan keluarga.
Konflik sebelumnya yang tidak terselesaikan timbul saat remaja. Saat
individu menyelesaikan konflik, individu tersebut akan mendapatkan
kematangan hubungan seksual dewasa (Potter & Perry, 2010).
Remaja (12 Tahap Genital Identitas versus Periode operasi Tingkat pasca-
sampai 19 mencari jati diri formal berpikir konvensional
tahun) kematangan abstrak orientasi kontak
seksual, “siapa sosial
saya?”
a) Bayi-balita : 0 – 3 tahun
b) Anak usia prasekolah : 3 – 6 tahun
c) Anak usia sekolah : 7 – 12 tahun
d) Remaja : 13 – 17 tahun
e) Dewasa Muda : 18 – 25 tahun
f) Dewasa Pertengahan : 26 – 38 tahun
g) Dewasa Akhir : 39 – 65 tahun
h) Lanjut usia : 66 tahun sampai meninggal
14
(Kozier, 2010)
5. Skrining Perkembangan
a. Tujuan Skrining
b. Manfaat Skrining
B. Autisme
1. Definisi Autisme
Autisme merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani “auto”
yang berarti sendiri, yang ditujukan pada seseorang yang menunjukkan
gejala “hidup dalam dunianya sendiri”. Pemakaian istilah autis
diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner, seorang psikiater dari Harvard
(Kanner, Austistic Disturbance of Affective Contact) pada tahun 1943,
berdasarkan pengamatannya terhadap 11 penderita yang menunjukkan
gejala sulit berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku tidak
biasa, dan cara berkomunikasi yang aneh. Umumnya, penderita autis
mengacuhkan suara, penglihatan, maupun kejadian yang melibatkan
mereka. Jika ada reaksi, biasanya reaksinya tidak sesuai dengan situasi atau
mungkin tidak ada reaksi sama sekali (Huzaemah, 2010).
Menurut PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa di Indonesia III) yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan 1993
dan merupakan terjemahan dari ICD-X (International Classification of
Diseases-X) yang diterbitkan WHO 1992 dan DSM-IV, Autisme masa anak
adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan
abnormalitas perkembangan yang muncul sebelum anak berusia tiga tahun.
Gangguan perkembangan terjadi pada tiga bidang yaitu interaksi sosial,
komunikasi dan perilaku yang terbatas dan berulang(Soetjiningsih &
Ranuh, 2016)
Berdasarkan konsep dan definisi yang awalnya dikembangkan oleh
Ritvo dan Freeman (1978) dan The Autism Society of America (2004)
mendefinisikan bahwa autism merupakan gangguan perkembangan yang
komplek dan muncul saat usia tiga tahun kehidupan pertama sebagai akibat
gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi otak (Yuwono, 2009)
Autis merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi
beberapa aspek bagaimana anak melihat dunia dan belajar dari
18
2. Penyebab
Penyebab pasti autism belum diketahui, tetapi diketahui bahwa
penyebabnya sangat kompleks dan multifactorial yaitu :
a. Faktor Pranatal, Perinatal dan Pascanatal
b. Teori Imunologi
c. Teori Infeksi
Angka kejadian autism mengalami peningkatan yaitu pada
anak-anak yang lahir dengan rubella kongenital, ensefalitis herpes
simpleks dan infeksi sitomegalovirus sebagai akibat dari kerusakan
otak anak. Pernah dilaporkan bahwa overgrowth jamur Calbicans
dapat menyebar keseluruh tubuh termasuk ke otak anak, sehingga
mengganggu fungsi otak. Calbicans juga mengeluarkan enzim
fosfolipid dan protease yang menyebabkan permeabilitas usus
meningkat sehingga mudah dilalui protein yang belum sempurna
dipecah seperti gluten dan kasein.
d. Faktor Genetik
Pada pasangan anak kembar satu telur (monozygot),
ditemukan kejadian autism sebesar 36-95%, sedangkan pada anak
kembar dua telur (dizygot) kejadiannya 0-23%. Pada penelitian
keluarga dari anak yang autism, ditemukan autism pada saudara
kandungnya 2,5-3%. Dikatakan pula bahwa autism adalah salah satu
kemungkinan yang timbul pada anak secara genetik pada
keluarganya terdapat masalah belajar dan kumunikasi.
Komponen genetik autism cenderung heterogen, melibatkan
sekitar 100 gen. Kelainan genetik pada autism ditemukan pada
hampir semua mitokondria dan semua kromosom, kecuali
kromosom 14 dan 20. Diketahui bahwa terjadinya gejala autisme
terlihat gen majemuk yang berinteraksi dengan berbagai faktor
lingkungan sekitar. Kromosom yang sangat terikt dengan autism
adalah kromosom 7q, 2q, 15q 11-13.
e. Faktor Neuroanatomi
Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan penelitian di
bidang neurobiologis dan genetika, ditemukan adanya kerusakan
didaerah sistem limbik (pusat emosi), yaitu pada bagian otak yang
disebut hipokampus dan amigdala. Pada anak dengan autis
20
4. Gejala Klinis
Autisme atau biasa disebut ASD (Autistic Spectrum Disorder)
merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat
bervariasi (spectrum), yang terjadinya atau gejalanya timbul sebelum anak
berusia tiga tahun. Biasanya gangguan perkembangan ini meliputi cara
berkomunikasi, interaksi sosial, dan kemampuan berimajinasi. Dan dari data
para ahli diketahui penyandang autisme atau ASD pada anak laki-laki empat
kali lebih banyak dibandingkan dengan penyandang autisme anak
perempuan (Hendita, Kusuma, & Oktana, 2012)
Menurut (Soetjiningsih & Ranuh, 2016), Gejala autism dibagi berdasarkan
umur anak, yaitu :
a. Masa Bayi
25
6. Klasifikasi Autisme
Autisme dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian
berdasarkan gejalanya. Pengklasifikasian dilakukan setelah anak didiagnosa
autis. Klasifikasi ini dapat diberikan melalui Childhood Autism Rating
Scale (CARS). Pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
a. Autisme Ringan
b. Autisme Sedang
c. Autisme Berat
Anak dengan Autisme pada kategori berat menunjukkan
tindakan-tindakan yang sangat tidak terkendali. Biasanya anak autis
memukul-mukulkan kepalanya ke tembok secara berulang-ulang dan
terus-menerus tanpa henti. Ketika orang tua berusaha mencegah, namun
anak tidak memberikan respon dan tetap melakukannya, bahkan dalam
kondisi bersama dengan orang tuanya, anak autis tetap memukul-
mukulkan kepalanya. Anak akan berhenti setelah merasa lelah dan
kemudian akan tertidur (Mujiyanti, 2011).
32
7. Pencegahan Autisme
Penyebab dan faktor resiko autis masih belum jelas, jadi pencegahan
mungkin tidak bisa dilakukan secara optimal. Dalam kondisi ini, upaya
pencegahan nampaknya hanya bertujuan agar gangguan perilaku yang
terjadi tidak semakin parah dan bukan untuk mencegah terjadinya autis.
Upaya pencegahan tersebut dapat dilakukan berdasarkan teori penyebab
ataupun penelitian faktor resiko autis. Pencegahan ini dapat dilakukan
sedini mungkin sejak merencanakan kehamilan, saat kehamilan, persalinan
dan periode usia anak.
a. Pencegahan sejak kehamilan
Dengan melakukan pemeriksaan dan konsultasi ke dokter
spesialis kandungan dan kebidanan lebih awal, bila perlu
berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Melakukan
pemeriksaan screening secara lengkap terutama infeksi virus
TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, Herpes, atau
Hepatitis). Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kandungan
secara rutin dan berkala.
Bila terdapat perdarahan selama kehamilan segera periksa ke
dokter kandungan. Perdarahan selama kehamilan lebih sering
disebabkan karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut
mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi,
yang bisa mengakibatkan gangguan pada otak janin. Perdarahan
pada awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran premature
atau bayi lahir berat rendah. Premature dan berat bayi lahir rendah
berpotensi tinggi resiko terhadap terjadinya autis dan gangguan
bahasa lainnya.
Selama kehamilan berhati-hatilah dalam meminum obat, bila
perlu konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Terutama obat yang
diminum selama kehamilan trimester pertama. Peneliti di Swedia
melaporkan pemberian obat Thaliodomide (sejenis zat yang
berfungsi mengikat protein cereblon yang dapat menyebabkan cacat
embrio) pada awal kehamilan yang dapat mengganggu
33
8. Dampak Autisme
Menurut (Randolph-Gips & Srinivasan, 2012) dampak autis pada
sistem tubuh antara lain:
1) Imunologi System (Sistem Kekebalan)
Anak dengan autisme didapatkan peningkatan angka penyakit
autoimun. Ketidakseimbangan sel sistem kekebalan tubuh dan sitokin
banyak ditemukan bagian yang berbeda dari sistem kekebalan tubuh
orang autisme. Total kadar limfosit berkurang itu menunjukkan suptipe
immunoglobulin serum menunjukkan pola abnormal. Secara khusus
sering ada Th1-Th2 helper ratio. Kebanyakan orang dengan autis
menunjukkan dominasi Th2 yang menghasilkan peningkatan antibodi
yang dapat memicu alergi dan reaksi autoimun. Th2 miring juga
membuat infeksi virus kronis lebih mungkin terjadi. Kemiringan juga
terjadi dalam subtipe imunoglobulin serum. Imunoglobulin adalah
antibodi yang dibentuk oleh sel B untuk dibuat kekebalan humoral,
persisten. Imunoglobulin IgM, IgA, dan IgG total mengalami depresi
sementara subtipe IgG IgG2 dan IgG4, dan IgE total meningkat.
Peningkatan sitokin pro-inflamasi bersamaan dengan pengurangan
sitokin pengatur telah ditemukan. Sistem kekebalan memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi mitokondria. Sitokin seperti TNFα
dan IL6 dapat memfasilitasi masuknya kalsium dan berkontribusi
terhadap disfungsi mitokondria mungkin berkontribusi pada defisit
autisme melalui sistem mitokondria. Ekstraseluler DNA mitokondria
36
efek global seperti oksidatif stress. Kejang muncul pada 30% orang
dengan autisme. Selain itu kejang subklinis juga sering terjadi.
Pengobatan dengan anti-epilepsi dapat memperbaiki mental.
c. Gastrointestinal System (Sistem Pencernaan)
Diantara penyakit gastrointestinal (GI) dengan autisme sangat
bervariasi, tergantung pada kriteria eksklusi. Sebuah studi prospektif
menunjukkan gejala GI pada 80% pasien dengan autisme. Gejala yang
ditimbulkan yaitu sakit perut, diare kronis, sembelit, dan penyakit
refluks gastroesofagus. Peningkatan permeabilitas usus bahkan
ditemukan pada 43% anak autis tanpa tanda-tanda klinis disfungsi usus.
Konsentrasi oksalat plasma dan urine meningkat pada anak-anak autis
yang memungkinkan meningkatkan penyerapan usus. Meningkatnya
permeabilitas dapat menyebabkan alergi dan proses autoimun. Ada
laporan anekdotal tentang perbaikan autis perilaku pada diet terbatas.
Beberapa eksperimental penelitian telah melaporkan peningkatan yang
dilaporkan termasuk sosialisasi, ucapan, perilaku aneh dan tidak biasa,
perilaku stereotip, perhatian / hiperaktif dan gejala fisiologis.
Satu studi tentang diet bebas kasein / gluten dianggap anak-anak
dengan dan tanpa gejala GI secara terpisah. Mereka menemukan yang
lebih besar meningkatkan perilaku autistik pada anak-anak dengan
gastrointestinal gejala dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Peningkatan yang dilaporkan mungkin karena beberapa alasan.
Penghapusan alergen dapat menyebabkan berkurangnya autoimun
reaksi. Penghapusan gluten dapat mengurangi permeabilitas usus.
Penghapusan diet protein yang aktivitas enzimnya tidak mencukupi
dapat mengurangi dysbiosis. Otak memiliki potensi untuk secara
langsung memengaruhi fungsi usus. Stres telah terlibat dalam lekas
marah Sindrom usus dengan perubahan-perubahan dari penghalang
usus fungsi, keseimbangan diubah dalam mikroflora enterik, berlebihan
respon stres dan hipersensitivitas visceral. Antidepresan dan terapi telah
ditemukan sebagai pengobatan yang efektif untuk sindrom iritasi usus
besar (IBS) dan penyakit radang usus (IBD).
38
9. Penatalaksanaan Autisme
Autisme merupakan gangguan neurobiologis yang menetap, yang
menunjukkan gejala gangguan komunikasi dan bahasa, interaksi sosial dan
perilaku. Meskipun gangguan neurobiologis tidak dapat diobati namun
gejala-gejalanya bisa dihilangkan atau dikurangi, sehingga tampak tidak ada
beda antara anak yang autisme dan non autisme.
Tujuan utama penatalaksanaan anak autisme adalah :
a. Memaksimalkan kualitas hidup, kemandirian, dan tanggung jawab.
b. Meminimalkan gejala-gejala autism, mengurangi masalah komunikasi,
interaksi sosial, perilaku maladaptif dan serotif.
c. Memfasilitasi perkembangan anak dan belajar
d. Memberi pengertian, dukungan dan mentoring kepada keluarga untuk
intervensi tambahan dirumah (Soetjiningsih & Ranuh, 2016)
Intervensi dini ini bersifat preventif, supportif, thepeutic dan
remedial. Keuntungan dari melakukan intervensi dini ini adalah untuk
memaksimalkan dan menormalkan perkembangan anak dan memberikan
dukungan keluarga yang memungkinkan mereka untuk membuat anaknya
lebih produktif dan menjadi individu yang mandiri (Jagan & Sathiyaseelan,
2016).
Intervensi dini dilakukan dengan fungsi utamanya adalah untuk
membantu anak mencapai keberhasilan dan kemajuan atas perkembangan
selayaknya anak-anak seusianya. Tahapan yang paling penting bagi orang
tua untuk dapat membantu anaknya yang autis adalah memulai intervensi
dini setelah diagnosis diberikan. Jika berbagai intervensi dini yang
dibutuhkan diberikan sebelum usia tiga tahun, maka tidak menutup
kemungkinan perkembangan anak autis (Yuwono, 2009).
Semakin dini terdiagnosis dan segera dilakukan intervensi dini,
maka semakin besar kesempatan untuk “sembuh” (menjadi lebih baik dari
kondisi sebelumnya). Penyandang autis dianggap sembuh apabila gejala-
gejalanya tidak terlihat lagi sehingga dapat berbaur secara normal dengan
masyarakat luas. Namun gejala yang ada pada setiap anak sangat bervariasi,
dari yang berat sampai yang ringan. Kesembuhan dipengaruhi oleh berbagai
39
C. Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan
telinga (Fitriani, 2011).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom 1956 dalam(Potter & Perry, 2012), pengetahuan
merupakan termasuk ke dalam perilaku kognitif yang memiliki hirarki
sebagai berikut :
a. Tahu (Know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang sebelumnya telah
dipelajari. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah
karena tingkat pengetahuan ini mencakup mengingat kembali (recall)
sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang telah diterima.
42
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar dan mampu menginterpretasikan secara benar tentang materi atau
objek yang diketahui.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi berarti sebagai kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi
dan satu sama lain masih terkait.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merujuk pada kemampuan melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan turut mempengaruhi pengetahuan
kerana semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak dan
mudah seseorang menyerap dan memperoleh materi.
2) Pekerjaan
Secara tidak langsung pekerjaan mempengaruhi
pengetahuan dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan
hubungan sosial dan kebudayaan yang menyebabkan terjadinya
proses pertukaran informasi.
3) Sosial Budaya dan Ekonomi
Sosial budaya mempengaruhi pengetahuan melalui proses
belajar dari berhubungan dengan orang lain sedangkan status
ekonomi mempengaruhi pengetahuan menentukan ketersediaan
suatu fasilitas pembelajaran.
4) Lingkungan
Sifat kelompok dalam lingkungannya akan membawa
pengaruh pengetahuan kepada seseorang.
5) Informasi
Informasi memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang, banyak informasi yang didapatkan seseorang berbanding
lurus dengan tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2011).
Sebenarnya tidak hanya orang tua saja yang harus mengetahui dan
memahami tentang autisme, tetapi semua yang terlibat mengetahui dan
mengerti teori tentang autisme dan metode penanganannya serta cukup
trampil dalam berinteraksi dengan anak. Cara yang salah dalam
merespon anak autis tentu akan merusak seluruh proses terapi. Dan
pengetahuan orang tua tentang autisme ini sangat penting karena saat
orang tua sudah mengetahui tentang autisme akan semakin mudah untuk
menerima keadaan anak yang autis dan akan semakin cepat untuk
melakukan penanganan yang tepat. Pengetahuan tentang autisme ini
biasanya didapatkan dengan membaca buku, sharing dengan orang tua
penyandang autistic lainnya, dari media cetak atau elektronik, dan
seminar-seminar tentang autisme atau bertanya kepada ahlinya:
45
Jika kita menganggap bahwa anak autis sebagai musibah dan kutukan,
kita tidak akan dapat menghargai dan menerima kehadiran anak itu dalam
lingkungan keluarga kita. Menurut (Harmaini, 2013) dalam Al Qur’an dijelaskan
tentang arti dan keberadaan anak bagi orang tua, yaitu:
28:
Yang artinya “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu
hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allah-lah pahala yang
besar. Dalam Surat At-Taghaabun ayat 15
Taghabun Ayat 14 :
Yang artinya “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya diantara isteri-
isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-
hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
E. Penelitian Terkait
1. Penelitian dari Wetherston et al (2017) di Afrika Selatan dengan judul “The
views and knowledge of parents of children with autism spectrum disorder
on a range of treatments”. Penelitian ini mengumpulkan responden 46
orang. Hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah orang tua 53% tidak
terbiasa atau hanya mendengar pengobatan yang ditanyakan, 33,3% orang
tua mengenal tentang perawatan, 13,4% memiliki pemahaman tentang
perawatan. Dan dari semua perawatan, orang tua menilai pengetahuan
mereka tentang terapi wicara-bahasa (SLT) paling tinggi. Mayoritas 68%
48
Gejala Autis
: Tidak diteliti
50
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka yang menggambarkan satu atau
lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Variabel independen
adalah faktor yang dapat di operasionalkan, sedangkan variabel dependen
adalah situasi masalah yang dapat dioperasionalkan dalam penelitian (Lapau,
2013). Dalam sebuah penelitian sangat memerlukan sebuah kerangka konsep
yaitu suatu model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian yang akan
dilakukan dan menjadi refleksi dari hubungan variabel-variabel yang akan
diteliti. Kerangka konsep dibuat sesuai dengan literatur dan teori yang sudah
ada (Swarjana, 2016).
51
52
B. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi dengan cara mengubah konsep yang akan diteliti dengan kata-kata yang dapat
menggambarkan perilaku yang dapat diamati dan dapat diuji, sehingga peneliti dapat mengobservasi suatu gejala atau objek (Zulfikar &
Budiantara, 2014).
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Tingkat Pengetahuan Kemampuan orang tua Menggunakan Skala Kuesioner 1 = Baik (76-100%) Ordinal
dalam mengetahui: Guttman Benar = 1 2 = Cukup (56-75%)
a. gangguan komunikasi Salah = 0 3 = Kurang (<56%)
b. gangguan perilaku (Arikunto, 2010)
c. gangguan interaksi sosial
Karakteristik Responden
1. Usia Orang tua Pertanyaan responden - Kuesioner 1 = 18 – 25 Ordinal
terhadap usianya terhitung demografi 2 = 26 – 38
sejak lahir hingga ulang 3 = 39 – 65
tahun terakhir
2. Jenis Kelamin Status gender yang dibawa - Kuesioner 1 = Laki-laki Nominal
sejak lahir demografi 2 = Perempuan
53
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi atau
rerata suatu variabel (Dahlan, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang gelaja autis pada
anak. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui pertanyaan
terstruktur atau kuesioner penelitian.
54
55
b. Besar Sampel
Untuk mengetahui besar sampel minimal dalam penelitian ini
menggunakan rumus (Dahlan, 2013) :
𝑍²1 − ⍺/2(1 − 𝑃)
𝑛 =
d²
Keterangan :
n = Jumlah sampel
P = Proporsi populasi
No Variabel Peneliti P N
1. Pengetahuan Abirami, 2018 0,52 96
2. Jenis Kelamin Stuart, 2008 0,88 41
3. Usia responden Denicola, 2016 0,27 76
4. Pendidikan Abirami, 2018 0,30 81
5. Pekerjaan Abirami, 2018 0,34 87
D. Kriteria Responden
1. Kriteria Inklusi
a. Responden merupakan orang tua yang memilik anak usia dibawah tiga
tahun yang berkunjung dan tercatat di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
b. Tinggal di wilayah setempat.
c. Orang tua bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
2. Kriteria Eklusi
a. Orang tua yang memiliki yang memiliki anak dengan kelainan mental
seperti cacat mental.
b. Orang tua yang memiliki anak autis.
E. Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis instrument kuesioner yaitu
merupakan daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data
sesuai yang diinginkan peneliti (Wasis, 2008).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri
dari dua bagian, yaitu; kuesioner bagian I berupa pertanyaan tentang
demografi yang berjumlah 5 item pertanyaan terbuka. Pertanyaan tersebut
mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.
57
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
∑x = jumlah nilai variabel x
∑y = jumlah nilai variabel y
∑ xy = jumlah hasil perkalian antara variabel x dan y
∑ x2 = jumlah kuadrat nilai variabel x
∑ y2 = jumlah kuadrat nilai variabel y
N = jumlah responden dalam penelitian
k ∑ 𝑆𝑖2
𝑟𝑖𝑖 = ( ) (1 − 2 )
k−1 𝑆𝑡
Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas instrumen
60
F. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu rangkaian dari kegiatan penelitian yang
dilakukan setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah harus diolah
menjadi suatu informasi yang nantinya dapat digunakan dalam menjawab tujuan
penelitian. Proses pengolahan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa
tahapan, yaitu: tahap editing, coding, prosesing, cleaning (Hastono, 2006)
1. Editting
Pada tahap ini peneliti telah memeriksa kembali pengisian kuesioner
yang telah dijawab oleh responden, dengan memperhatikan kelengkapan
jawaban, kesalahan pengisian dan karakteristik dari setiap jawaban dan
daftar pernyataan.
62
2. Codding
Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya adalah mengkoding
data yaitu dilakukan dengan cara memberi kode pada setiap jawaban yakni
dengan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan. Misalnya untuk variabel pendidikan diberikan koding 1= SD,
2= SMP, 3= SMU, dan 4= PT. Proses koding ini berguna untuk
mempermudah peneliti pada saat menganalisis data dan mempercepat pada
saat entry data.
3. Entry
Entry data hasil jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk “kode” dimasukkan ke dalam program atau “software” computer
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.
4. Cleaning
Pada tahap ini setelah peneliti memasukkan semua data dari
responden kemudian mengecek kembali untuk memastikan bahwa data
tersebut telah bersih dari kesalahan dalam pengkodean maupun kesalahan
dalam membaca kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, selanjutnya
dilakukan pembenaran atau koreksi.
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah digunakan untuk menjabarkan secara
deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing
variabel yang diteliti. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Sumantri, 2011).
Pada penelitian ini, peneliti menyajikan analisis univariat yaitu
mengidentifikasi gambaran karakteristik yang meliputi usia orang tua,
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan tingkat pengetahuan orang
tua mengenai autis pada anak serta tabulasi silang antara pengetahuan
dengan orang tua, pengetahuan dengan pendidikan orang tua dan
pengetahuan dengan pekerjaan orang tua di Puskesmas Ciputat.
63
H. Etika Penelitian
Etika dalam Bahasa Yunani, yakni ethos, yang berarti “adat istiadat” atau
yang berkaitan dengan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada
suatu kelompok/masyarakat. Dalam kegiatan penelitian, etika penelitian
bertujuan untuk menjamin bahwa tidak seorangpun yang dirugikan atau
menanggung konsekuensi yang merugikan dari kegiatan penelitian (Adi, 2015).
HASIL PENELITIAN
65
66
b. Usia
diikuti dewasa akhir (>35 tahun) sebanyak 17 orang (17,7) dan terakhir
dewasa awal (18-25 tahun) sebanyak 14 orang (14,6%).
c. Pendidikan Terakhir
d. Pekerjaan
PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan pembahasan mengenai data yang telah didapat dari
penelitian. Pembahasan akan menguraikan makna hasil penelitian yang dilakukan
tentang gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang gejala autis pada Batita di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat. Pembahasan ini membahas mengenai hasil
penelitian yang dikaitkan dengan konsep teoritis sebelumnya. Bab ini juga akan
menjelaskan tentang keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin didapatkan
sebagian besar responden pada penelitian ini berjenis kelamin
perempuan sebanyak 79 orang (82,3%) dan laki-laki sebanyak 17
orang (17,7%). Hal ini menunjukkan orang tua yang memiliki anak
batita yang datang berkunjung di Puskesmas Ciputat adalah
perempuan.
Orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan,
peran serta orang tua dalam memberikan penanganan kepada anak
autis secara tepat, terarah dan sedini mungkin. Menurut Cohen &
Volkmar menyatakan bahwa ibu merupakan sosok yang banyak
terlibat sehari-hari dalam pengasuhan anak dibandingkan ayah, karena
ayah berperan sebagai pencari nafkah utama sehingga mereka tidak
terlalu terlibat dalam pengasuhan anak sehari-hari maka ibu lebih
dipandang sebagai sosok yang paling dekat dengan anak Nurul
‘Azizah Rahmawati,Machmuroch, (2015).
Berdasarkan penelitian dari Deeb (2016) bahwa ibu lebih
banyak menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak mereka
71
72
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini,
keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis banyak masalah yang harus diteliti dalam masalah autis,
tetapi karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana penelitian, maka
peneliti hanya meneliti satu variabel saja yaitu tingkat pengetahuan orang
tua mengenai gejala autis pada batita.
2. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup
sehingga hanya bisa menjawab benar dan salah sehingga jawaban
responden belum bisa untuk mengukur secara mendalam.
BAB VII
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran tingkat pengetahuan orang
tua tentang gejala autis pada batita di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik orang tua dari jenis kelamin
yaitu mayoritas perempuan sebanyak 82,3%, sedangkan dari segi usia
responden yaitu usia dewasa menengah (26-35 tahun) sebanyak 67,7% ,
tingkat pendidikan responden pada penelitian ini sebagian besar adalah
SMA sebanyak 63,3% dan pekerjaan responden sebagian besar adalah
tidak bekerja/IRT 65,6%.
2. Hasil penelitian berdasarkan gambaran tingkat pengetahuan orang tua
tentang gejala autis pada batita adalah mayoritas responden
berpengatahuan kurang yaitu sebanyak 50%.
3. Hasil penelitian berdasarkan tabulasi silang responden yang
berpengetahuan kurang berdasarkan jenis kelamin adalah mayoritas
perempuan sebanyak 51,9%, sedangkan responden yang berpengetahuan
kurang berdasarkan usia mayoritas pada usia dewasa akhir (>35 tahun)
sebanyak 58,8%, dan responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan
tingkat pendidikan mayoritas orang tua yang berpendidikan SD
sebanyak71,4% dan responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan
pekerjaan adalah mayoritas orang tua yang tidak bekerja sebanyak 57,1%.
78
79
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat
diajukan antara lain:
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas Ciputat dapat memberikan
pendidikan kesehatan secara merata di wilayah kerja Puskesmas Ciputat
terutama pada orang tua yang memiliki anak batita tentang gejala autis
secara dini untuk mencegah tingkat keparahan yang ditimbulkan dan
memberikan sehingga dapat memberikan penanganan lebih awal pada
anak yang terdiagnosis atau beresiko autis.
2. Bagi Institusi
Institusi diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi dan
sumber infromasi untuk menunjang penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan autis.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat memiliki pengetahuan yang baik terkait
gejala autis pada batita, apabila anaknya terdapat gejala autis dapat segera
melakukan penanganan awal seperti terapi untuk mengurangi keparahan
dari gejala yang ditimbulkan.
4. Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian kualitatif
secara kualitatif. Dimana, hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil
penelitian lebih mendalam mengenai pengetahuan terkait autis.
DAFTAR PUSTAKA
Abirami, P., G, R. V., Usha, G., & Mareeswari, M. (2018). A Study to Assess the
Knowledge on Autism Among Parents Attending at SRM General Hospital ,
Kattankulathur, 10(3), 57–61.
Adi, R. (2015). Aspek Hukum dalam Penelitian. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Badan Pusat Statistik. (2018b). Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2018.
Dahlan, M. S. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel (3rd ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
80
81
Guthrie, W., Swineford, L. B., Nottke, C., & Wetherby, A. M. (2014). change in
clinical diagnosis and symptom presentation, 54(5), 582–590.
https://doi.org/10.1111/jcpp.12008.Early
Harmaini. (2013). Keberadaan Orang Tua Bersama Anak. Jurnal Psikologi, 9(2),
80–93. https://doi.org/10.24014/jp.v9i2.170
Hendita, G., Kusuma, A., & Oktana, L. (2012). Sistem Identifikasi Penyakit Autis
Anak Berbasis Web, 1(1), 29–41.
Hinnebusch, A. J., Miller, L. E., & Fein, D. A. (2017). Autism Spectrum Disorders
and Low Mental Age: Diagnostic Stability and Developmental Outcomes in
Early Childhood. Journal of Autism and Developmental Disorders, 47(12),
3967–3982. https://doi.org/10.1007/s10803-017-3278-y
Huzaemah. (2010). Kenali Autis Sejak Dini. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Jagan, V., & Sathiyaseelan, A. (2016). Early intervention and diagnosis of autism,
7(12), 2016.
Kemenkes RI. (2016). Kenali dan deteksi dini individu dengan spektrum autisme
melalui pendekatan keluarga untuk tingkatkan kualitas hidupnya. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 1–2. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/article/view/16041300001/kenali-dan-deteksi-dini-
individu-dengan-spektrum-autisme-melalui-pendekatan-keluarga-untuk-
tingkatka.html
Li, Q., Han, Y., Dy, A. B. C., & Hagerman, R. J. (2017). The Gut Microbiota and
Autism Spectrum Disorders. https://doi.org/10.3389/fncel.2017.00120
Mulyadi, K., & R, S. (2014). Autism is Curable. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Oktaviana, W. (2015). Identifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang diet casein free
dan gluten free pada anak autis, 1–6.
Parker, W., Hornik, C. D., & Bilbo, S. (2017). The role of oxidative stress ,
inflammation and acetaminophen exposure from birth to early childhood in
the induction of autism. https://doi.org/10.1177/0300060517693423
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018 (p. 102). Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/10.1177/109019817400200403
Smith, T., & Dozier, A. (2019). Understanding stress in parents of children with
autism spectrum disorder: a focus on under-represented families, 65(1).
Suteja, J. (2014). Bentuk dan Metode Terapi Terhadap Anak Autisme Akibat
Bentukan Perilaku Sosial. Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi,
3(1), 119–133. https://doi.org/10.1002/hast.449
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Wetherston, V., Gangat, S., Shange, N., Wheeler, K., Karrim, S. B. S., & Pahl, J.
(2017). The views and knowledge of parents of children with autism spectrum
disorder on a range of treatments. South African Journal of Child Health,
11(3), 117. https://doi.org/10.7196/SAJCH.2017.v11i3.1274
YCHI. (2018). Yayasan cinta harapan indonesia. Data Anak Di Yayasan Cinta
Harapan Indonesia. Retrieved from http://ychiautismcenter.org/id/ychi-
autism-center/data-anak
LAMPIRAN
85
LAMPIRAN
86
Nama :
Alamat :
Ciputat, 2019
Responden
(……………………………………..)
89
Identitas Hari/Tanggal:
Responden
IR1 Nama (Inisial)
IR2 Usia
IR3 Jenis Kelamin 1. Laki-laki ( )
2. Perempuan ( )
IR4 Pendidikan 1. Tidak Bersekolah ( )
Terakhir 2. SD ( )
3. SMP Sederajat ( )
4. SMA Sederajat ( )
5. Perguruan Tinggi ( )
IR5 Pekerjaan 1. Tidak Bekerja / IRT ( )
2. Buruh ( )
3.Wiraswasta/Pedagang/ ( )
Pelayan/ jasa ( )
4. PNS ( )
5. Pegawai Swasta ( )
90
Lampiran 4 Kuesioner
Sig. (2- .17 .72 .25 .35 .06 .01 .17 .02 .63 .66 .13 .41 .00 .43 .47 .20 .83 .74 .10 .01 .05 .26 .23 .01 .11
tailed) .001
7 3 0 2 9 3 7 1 8 3 4 4 1 2 7 3 4 0 9 3 7 4 5 3 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q2 Pearson
Correla -
.25 .21 .04 .11 .37 .35 .40 .09 .42 .26 .25 .09 .19 .23 .37 .37 .44 .10 .18 .28 .34 .35 .35 .15 .583*
tion 1 .09
3 3 9 1 3* 4 0* 4 4* 3 3 8 6 6 3* 8* 3* 0 9 3 7 4 4 4 *
5
Sig. (2- .17 .25 .79 .55 .04 .05 .02 .61 .01 .16 .17 .60 .30 .21 .04 .03 .01 .59 .31 .13 .06 .61 .05 .05 .41
tailed) .001
7 8 7 8 2 5 9 9 9 1 7 7 0 0 2 9 4 9 7 0 1 7 5 5 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q3 Pearson
Correla - - -
.21 .32 .02 .07 .37 .26 .45 .30 .13 .14 .16 .05 .14 .14 .33 .37 .34 .15 .20 .26 .07 .09 .465*
tion .06 1 .02 .08
3 3 4 5 3* 2 2* 8 5 6 7 0 8 1 7 3* 2 1 7 4 5 9 *
7 3 1
Sig. (2- .72 .25 .08 .90 .90 .69 .04 .16 .01 .09 .47 .44 .37 .79 .43 .45 .06 .04 .06 .42 .27 .67 .15 .69 .60
tailed) .010
3 8 1 1 5 2 2 2 2 8 7 1 8 2 6 7 9 2 4 6 2 0 9 2 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q4 Pearson
Correla - - - - - -
.21 .04 .32 .07 .32 .31 .34 .01 .48 .40 .43 .42 .20 .32 .07 .03 .12 .31 .10
tion 1 .14 .09 .06 .09 .17 .03 .439*
7 9 3 1 3 1 2 8 4** 2* 5* 6* 8 3 4 1 0 1 6
1 8 9 5 2 5
Sig. (2- .25 .79 .08 .71 .08 .09 .06 .92 .00 .45 .02 .01 .01 .27 .08 .69 .87 .60 .52 .71 .61 .36 .09 .85 .57
tailed) .015
0 7 1 0 1 4 4 3 7 6 8 6 9 1 1 8 1 7 7 6 8 3 4 6 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q5 Pearson
Correla - - - -
.17 .11 .02 .07 .20 .27 .35 .07 .33 .17 .09 .07 .34 .55 .48 .38 .11 .23 .24 .11 .31
tion 1 .07 .04 .31 .01 .404*
6 1 4 1 2 9 8 9 7 6 3 1 2 8** 4** 8* 1 6 7 8 5
9 2 3 7
Sig. (2- .35 .55 .90 .71 .28 .67 .13 .05 .67 .06 .35 .62 .71 .06 .00 .00 .03 .55 .82 .20 .18 .09 .53 .09 .92
tailed) .027
2 8 1 0 4 9 6 2 9 9 2 6 0 5 1 7 4 8 5 8 8 2 4 0 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
94
Q6 Pearson
Correla - - - - - -
.33 .37 .32 .20 .26 .53 .26 .15 .33 .14 .16 .30 .48 .14 .13 .04 .30 .07 .45 .479*
tion .02 1 .11 .10 .01 .08 .06
7 3* 3 2 4 3** 2 1 7 6 7 2 9** 1 5 0 2 5 2* *
3 2 7 5 1 6
Sig. (2- .06 .04 .90 .08 .28 .15 .00 .16 .42 .55 .06 .44 .37 .10 .00 .45 .47 .57 .83 .10 .93 .67 .69 .01 .73
tailed) .007
9 2 5 1 4 9 2 2 6 6 9 1 8 5 6 7 7 5 3 5 8 0 2 2 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q7 Pearson
Correla - - - -
.44 .35 .07 .31 .26 .53 .13 .16 .44 .20 .31 .26 .22 .00 .20 0.0 .04 .10 .37 .37 .40 .504*
tion .07 1 .09 .16 .13
7* 4 5 1 4 0** 4 7 7* 8 1 4 4 0 0 00 9 1 5* 5* 0* *
9 3 7 4
Sig. (2- .01 .05 .69 .09 .67 .15 .00 .48 .37 .62 .01 .27 .09 .37 .15 .48 .23 1.0 .28 1.0 .79 .59 .04 .04 .02
tailed) .005
3 5 2 4 9 9 3 1 9 6 3 1 4 9 9 1 5 00 8 00 7 6 1 1 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q8 Pearson
Correla .25 .40 .37 .34 .27 .53 .53 .23 .28 .26 .44 .39 .04 .23 .53 .37 .44 .25 .33 .28 .13 .04 .35 .35 .30 .750*
tion 1
3 0* 3* 2 9 3** 0** 6 3 3 3* 1* 9 6 3** 8* 3* 0 1 3 9 8 4 4 9 *
Sig. (2- .17 .02 .04 .06 .13 .00 .00 .20 .13 .16 .01 .03 .79 .21 .00 .03 .01 .18 .07 .13 .46 .80 .05 .05 .09
tailed) .000
7 9 2 4 6 2 3 9 0 1 4 2 7 0 2 9 4 3 4 0 5 3 5 5 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q9 Pearson
Correla - - -
.41 .09 .26 .01 .35 .26 .13 .23 .17 .23 .15 .08 .11 .25 .23 .09 .07 .40 .36 .12 .30 .32
tion 1 .13 .15 .03 .443*
8* 4 2 8 8 2 4 6 4 9 7 9 1 0 9 4 1 1* 7* 6 1 1
4 7 3
Sig. (2- .02 .61 .16 .92 .05 .16 .48 .20 .48 .35 .20 .40 .40 .64 .56 .18 .20 .61 .70 .02 .04 .50 .86 .10 .08
tailed) .014
1 9 2 3 2 2 1 9 1 9 3 7 7 0 0 3 3 9 8 8 6 8 1 6 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q10 Pearson
Correla - -
.08 .42 .45 .48 .07 .15 .16 .28 .18 .08 .48 .20 .33 .30 .26 .08 .28 .26 .20 .19 .16 0.0 .07 .504*
tion .13 1 .20
9 4* 2* 4** 9 1 7 3 6 9 4** 8 3 2 7 9 3 7 0 6 7 00 3 *
4 2
Sig. (2- .63 .01 .01 .00 .67 .42 .37 .13 .48 .32 .63 .00 .27 .07 .10 .15 .63 .13 .15 .28 .29 .28 .37 1.0 .70
tailed) .005
8 9 2 7 9 6 9 0 1 6 8 7 1 2 5 3 8 0 3 9 9 5 9 00 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q11 Pearson
Correla - - - - - - -
.26 .30 .33 .26 .17 .18 .14 .55 .30 .69 .41 .26 .19 .18 .47 .37 .37 .28
tion .08 .14 .11 .09 1 .08 .14 .21 .412*
3 8 7 3 4 6 1 7** 8 5** 5* 3 9 6 3** 1* 1* 4
3 1 2 3 3 1 2
Sig. (2- .66 .16 .09 .45 .06 .55 .62 .16 .35 .32 .66 .45 .45 .00 .09 .00 .02 .16 .29 .32 .00 .26 .04 .04 .12
tailed) .024
3 1 8 6 9 6 6 1 9 6 3 6 6 1 8 0 3 1 3 6 8 0 3 3 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
95
Q12 Pearson
Correla - - - - -
.28 .25 .13 .40 .17 .33 .44 .44 .23 .08 .40 .14 .33 .23 .52 .06 .12 .22 .22 .09 .465*
tion .08 1 .03 .08 .17 .15
0 3 5 2* 6 7 7* 3* 9 9 2* 9 7 9 0** 3 0 4 4 8 *
3 1 9 5 0
Sig. (2- .13 .17 .47 .02 .35 .06 .01 .01 .20 .63 .66 .87 .02 .43 .06 .20 .00 .74 .52 .63 .35 .42 .23 .23 .60
tailed) .010
4 7 7 8 2 9 3 4 3 8 3 1 8 2 9 3 3 0 9 8 4 8 5 5 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q13 Pearson
Correla - - - - -
.15 .09 .14 .43 .09 .14 .20 .39 .48 .14 .00 .25 .30 .20 .24 .43 .34 .09 .20 .04
tion .15 .03 1 .03 .10 .13 .431*
5 8 6 5* 3 6 8 1* 4** 1 5 4 2 3 5 4* 6 5 8 5
7 1 1 7 8
Sig. (2- .41 .60 .44 .01 .62 .44 .27 .03 .40 .00 .45 .87 .98 .17 .10 .28 .87 .19 .01 .06 .61 .57 .27 .46 .81
tailed) .018
4 7 1 6 6 1 1 2 7 7 6 1 0 6 4 1 1 3 6 1 8 4 1 6 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q14 Pearson
Correla - - -
.58 .19 .16 .42 .07 .16 .31 .04 .15 .20 .40 .00 .16 .07 .21 .04 .25 .06 .10 .31 .31 .10
tion .14 1 .02 .17 .439*
8** 6 7 6* 1 7 1 9 7 8 2* 5 7 4 7 9 9 9 9 1 1 6
1 3 2
Sig. (2- .00 .30 .37 .01 .71 .37 .09 .79 .40 .27 .45 .02 .98 .90 .37 .69 .25 .79 .16 .71 .56 .36 .09 .09 .57
tailed) .015
1 0 8 9 0 8 4 7 7 1 6 8 0 4 8 8 0 7 7 6 8 3 4 4 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q15 Pearson
Correla - - - -
.14 .23 .05 .20 .34 .30 .23 .08 .33 .55 .14 .25 .55 .80 .44 .00 .11 .19 .11 .11 .02
tion .16 .02 1 .08 .38 .390*
9 6 0 8 2 2 6 9 3 7** 9 4 3** 2** 7* 0 1 6 1 1 4
7 3 9 1*
Sig. (2- .43 .21 .79 .27 .06 .10 .37 .21 .64 .07 .00 .43 .17 .90 .00 .00 .01 1.0 .64 .55 .29 .03 .55 .55 .89
tailed) .033
2 0 2 1 5 5 9 0 0 2 1 2 6 4 2 0 3 00 0 9 9 8 9 9 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q16 Pearson
Correla - - -
.13 .37 .14 .32 .55 .48 .26 .53 .11 .30 .30 .33 .30 .16 .55 .44 .53 .05 .04 .00 .45 .26 .568*
tion 1 .01 .38 .06
5 3* 8 3 8** 9** 4 3** 1 2 8 7 2 7 3** 3* 9** 3 0 0 2* 4 *
5 5* 6
Sig. (2- .47 .04 .43 .08 .00 .00 .15 .00 .56 .10 .09 .06 .10 .37 .00 .01 .00 .78 .83 1.0 .93 .03 .01 .15 .73
tailed) .001
7 2 6 1 1 6 9 2 0 5 8 9 4 8 2 4 2 0 3 00 8 5 2 9 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q17 Pearson
Correla - -
.23 .37 .14 .07 .48 .14 .37 .25 .26 .69 .23 .20 .07 .80 .44 .59 .09 .01 .26 .28 .20 .20 .11 .514*
tion .13 1 .30
9 8* 1 4 4** 1 8* 0 7 5** 9 3 4 2** 3* 8** 4 8 7 8 0 0 7 *
4 6
Sig. (2- .20 .03 .45 .69 .00 .45 .48 .03 .18 .15 .00 .20 .28 .69 .00 .01 .00 .61 .92 .15 .12 .10 .28 .28 .53
tailed) .004
3 9 7 8 7 7 1 9 3 3 0 3 1 8 0 4 0 9 5 3 2 1 8 8 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
96
Q18 Pearson
Correla - - - -
.04 .44 .33 .03 .38 .13 .22 .44 .23 .08 .41 .52 .21 .44 .53 .59 .06 .08 .22 .22 .09
tion .03 1 .06 .08 .51 .448*
0 3* 7 1 8* 5 4 3* 9 9 5* 0** 7 7* 9** 8** 3 8 ** 4 4 8
1 0 9 1
Sig. (2- .83 .01 .06 .87 .03 .47 .23 .01 .20 .63 .02 .00 .87 .25 .01 .00 .00 .74 .75 .63 .64 .00 .23 .23 .60
tailed) .013
4 4 9 1 4 7 5 4 3 8 3 3 1 0 3 2 0 0 4 8 5 4 5 5 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q19 Pearson
Correla - -
.06 .10 .37 .11 .00 .25 .09 .28 .26 .06 .24 .04 .00 .05 .09 .06 .75 .14 .55 .04 .00 .00 .30
tion .09 .10 1 .403*
3 0 3* 1 0 0 4 3 3 3 5 9 0 3 4 3 6** 1 5** 8 0 0 9
8 7
Sig. (2- .74 .59 .04 .60 .55 .57 1.0 .18 .61 .13 .16 .74 .19 .79 1.0 .78 .61 .74 .00 .45 .00 .80 1.0 1.0 .09
tailed) .027
0 9 2 7 8 5 00 3 9 0 1 0 3 7 00 0 9 0 0 6 1 3 00 00 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q20 Pearson
Correla - - -
.29 .18 .34 .12 .04 .20 .33 .07 .26 .19 .12 .43 .25 .04 .01 .75 .26 .41 .14 .20 .20 .26 .527*
tion .04 .08 .06 1
9 9 2 0 0 0 1 1 7 9 0 4* 9 0 8 6** 7 9* 4 0 0 2 *
2 9 0
Sig. (2- .10 .31 .06 .52 .82 .83 .28 .07 .70 .15 .29 .52 .01 .16 .64 .83 .92 .75 .00 .15 .02 .44 .28 .28 .16
tailed) .003
9 7 4 7 5 3 8 4 8 3 3 9 6 7 0 3 5 4 0 3 1 8 8 8 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q21 Pearson
Correla - - -
.44 .28 .15 .23 .30 0.0 .28 .40 .20 .18 .34 .06 .11 .00 .26 .14 .26 .39 .20 0.0 .33 .21 .478*
tion .06 .08 .08 1
7* 3 1 6 2 00 3 1* 0 6 6 9 1 0 7 1 7 2* 2 00 3 8 *
9 9 9
Sig. (2- .01 .13 .42 .71 .20 .10 1.0 .13 .02 .28 .32 .63 .06 .71 .55 1.0 .15 .63 .45 .15 .03 .28 1.0 .07 .24
tailed) .008
3 0 6 6 8 5 00 0 8 9 6 8 1 6 9 00 3 8 6 3 2 5 00 2 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q22 Pearson
Correla - - - -
.35 .34 .20 .24 .04 .13 .36 .19 .47 .09 .10 .19 .28 .08 .55 .41 .39 .14 .04 .29 .59 .504*
tion .09 .01 .17 .01 1
1 7 7 7 9 9 7* 6 3** 5 9 6 8 8 5** 9* 2* 5 9 4 9** *
5 5 5 5
Sig. (2- .05 .06 .27 .61 .18 .93 .79 .46 .04 .29 .00 .35 .61 .56 .29 .93 .12 .64 .00 .02 .03 .44 .79 .11 .00
tailed) .004
7 1 2 8 8 8 7 5 6 9 8 4 8 8 9 8 2 5 1 1 2 4 7 5 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q23 Pearson
Correla - - - - - - - - - - - - - - - -
.21 .10 .04 .12 .04 .14 .20 .14 .13
tion .09 .08 .17 .31 .08 .20 .21 .15 .10 .17 .38 .38 .30 .51 1 .06 .06 -.052
1 1 8 6 8 4 2 5 2
5 1 2 3 1 2 2 0 7 2 1* 5* 6 1** 7 7
Sig. (2- .26 .61 .67 .36 .09 .67 .59 .80 .50 .28 .26 .42 .57 .36 .03 .03 .10 .00 .80 .44 .28 .44 .72 .72 .48
tailed) .787
4 7 0 3 2 0 6 3 8 5 0 8 4 3 8 5 1 4 3 8 5 4 4 4 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
97
Q24 Pearson
Correla - -
.22 .35 .26 .31 .11 .07 .37 .35 .16 .37 .22 .20 .31 .11 .45 .20 .22 .00 .20 0.0 .04 .37 .21 .488*
tion .03 .06 1
4 4 4 1 8 5 5* 4 7 1* 4 8 1 1 2* 0 4 0 0 00 9 5* 8 *
3 7
Sig. (2- .23 .05 .15 .09 .53 .69 .04 .05 .86 .37 .04 .23 .27 .09 .55 .01 .28 .23 1.0 .28 1.0 .79 .72 .04 .24
tailed) .006
5 5 9 4 4 2 1 5 1 9 3 5 1 4 9 2 8 5 00 8 00 7 4 1 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q25 Pearson
Correla - - -
.44 .35 .07 .31 .45 .37 .35 .30 0.0 .37 .22 .31 .11 .26 .20 .22 .00 .20 .33 .29 .37 .21 .520*
tion .03 .13 .06 1
7* 4 5 5 2* 5* 4 1 00 1* 4 1 1 4 0 4 0 0 3 4 5* 8 *
5 8 7
Sig. (2- .01 .05 .69 .85 .09 .01 .04 .05 .10 1.0 .04 .23 .46 .09 .55 .15 .28 .23 1.0 .28 .07 .11 .72 .04 .24
tailed) .003
3 5 2 6 0 2 1 5 6 00 3 5 6 4 9 9 8 5 00 8 2 5 4 1 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q26 Pearson
Correla - - -
.29 .15 .09 .10 .40 .30 .32 .07 .28 .09 .04 .10 .02 .11 .09 .30 .26 .21 .59 .13 .21 .21
tion .01 .06 .06 1 .438*
3 4 9 6 0* 9 1 3 4 8 5 6 4 7 8 9 2 8 9** 2 8 8
7 6 6
Sig. (2- .11 .41 .60 .57 .92 .73 .02 .09 .08 .70 .12 .60 .81 .57 .89 .73 .53 .60 .09 .16 .24 .00 .48 .24 .24
tailed) .015
6 6 4 8 8 0 8 7 4 2 9 8 2 8 9 0 9 8 7 1 7 0 6 7 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT Pearson
AL Correla -
.58 .58 .46 .43 .40 .47 .50 .75 .44 .50 .41 .46 .43 .43 .39 .56 .51 .44 .40 .52 .47 .50 .48 .52 .43
tion .05 1
8** 3** 5** 9* 4* 9** 4** 0** 3* 4** 2* 5** 1* 9* 0* 8** 4** 8* 3* 7** 8** 4** 8** 0** 8*
2
Sig. (2- .00 .00 .01 .01 .02 .00 .00 .00 .01 .00 .02 .01 .01 .01 .03 .00 .00 .01 .02 .00 .00 .00 .78 .00 .00 .01
tailed) 1 1 0 5 7 7 5 0 4 5 4 0 8 5 3 1 4 3 7 3 8 4 7 6 3 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
98
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.848 26
99
Statistics
Pendidikanterak
Kat_TP Jeniskelamin Usia hir Pekerjaan
N Valid 96 96 96 96 96
Missing 0 0 0 0 0
A. Tingkat Pengetahuan
Kat_TP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Jenis Kelamin
Jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
C. Usia
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
D. Pendidikan Terakhir
Pendidikanterakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
E. Pekerjaan
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kat_TP
Perempuan Count 15 23 41 79
Kat_TP
Kat_TP
Pendidikanterakhir SD Count 2 0 5 7
% within
28.6% 0.0% 71.4% 100.0%
Pendidikanterakhir
SMP Count 4 0 8 12
% within
33.3% 0.0% 66.7% 100.0%
Pendidikanterakhir
SMA Count 8 25 28 61
% within
13.1% 41.0% 45.9% 100.0%
Pendidikanterakhir
Perguruan Count 5 4 7 16
Tinggi % within
31.3% 25.0% 43.8% 100.0%
Pendidikanterakhir
% within
19.8% 30.2% 50.0% 100.0%
Pendidikanterakhir
Kat_TP
Bekerja Count 8 13 12 33