Skripsi
DISUSUN OLEH :
NURUL FADILLAH
11151040000095
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini merupakan jiplakan
dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
Nurul Fadillah
11151040000095
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi
Oleh :
Nurul Fadillah
NIM 11151040000095
Dibawah Bimbingan :
iii
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
Nurul Fadillah
NIM 11151040000095
Pembimbing
Penguji III
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
PLH Dekan
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Telepon : 081383773599
Email : nurul.fadillah20.nf@gmail.com
Pendidikan
Organisasi
vi
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
Undergraduated Thesis, April 2019
ABSTRACT
For people with Diabetes melitus, carrying out an adequate diet is a thing that is
not negotiable anymore. Compliance with patients in management can be
influenced by family support and level of knowledge. This purpose of this study is
to determine the relationship between family support and the level of knowledge
on dietary compliance in patients with diabetes mellitus in the work area of
Puskesmas Pondok Benda Pamulang. This study uses a quantitative method with a
cross sectional design. The research subjects were 54 Diabetes Mellitus patients
who lived in the Puskesmas Pamulang Working Area. The sampling technique in
this study used convenience sampling technique. Methods of collecting data using
questionnaires. The results of the spearman correlation analysis showed that there
is a relationship between family support for diet compliance with p value: 0.000
and there is a relationship between the level of knowledge on diet compliance
with p value: 0.000. Researchers suggest that health workers improve their role as
counselors and can participate in health education regarding diets for people with
Diabetes Mellitus.
vii
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, April 2019
ABSTRAK
Bagi penderita Diabetes melitus melaksanakan diet yang adekuat merupakan hal
yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kepatuhan penderita dalam penatalaksanaan
dapat dipengaruhi oleh dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan tingkat
pengetahuan terhadap kepatuhan diet pada penderita Diabetes melitus di Wilayah
Kerja Puskesmas Pondok Benda Pamulang. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah 54 penderita
Diabetes melitus yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda
Pamulang. Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
convenience sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil
uji analisis korelasi spearman menunjukkan bahwa ada hubungan antara
dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet dengan p value : 0,000 dan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan diet dengan p value :
0,000. Peneliti menyarankan agar para tenaga kesehatan meningkatkan perannya
sebagai counselor dan dapat ikut serta dalam pendidikan kesehatan mengenai diet
untuk penderita Diabetes melitus.
viii
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Zilhadia, M. Si., Apt., selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas
Ilmu Kesehataan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yenita Agus, SKp., Mkep., PhD, selaku Ketua Program Studi dan Ibu
Ratna Pelawati, S.Kp., M.Biomed, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB, selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terimakasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, memberi
motivasi dan menjadi tempat bercerita selama hampir 4 tahun di bangku
perkuliahan.
ix
5. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM selaku Dosen Pembimbing
terimakasih karena telah meluangkan waktu serta memberi bimbingan serta
arahan dengan sabar kepada saya selama proses pembuatan proposal ini.
6. Ibu Maulina Handayani, Skp., M.Sc. dan Ibu Ns. Puspita Palupi, S.Kep.,
M.Kep. Sp.KepMat, selaku dosen penguji terimakasih telah meluangkan
waktunya untuk menguji saya pada ujian skripsi saya.
7. Segenap dosen pengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan wawasan yang luas kepada saya selama 4 tahun dibangku
perkuliahan.
8. Orang tua yang saya cintai dan hormati, Bapak Kamaraji dan Ibu Nur Jamilah
yang telah mendidik, mencurahkan kasih sayangnya yang tiada tara, selalu
mendo’akan keberhasilan yang tiada henti-hentinya kepada saya.
9. Kepada saudara saya Mutiara Syaharani dan Nur Kholilah yang telah
memberi dukungan dan hiburan di kala menyelesaikan skripsi ini
10. Sahabat seperjuangan saya Siti Mutiarani Dewi, Puji Astuti, Sela Sadewa,
Syifa Chairunisa, Fuja Amanda, Sherly Mulya Pratiwi dan Desi Kurniawati
yang tak pernah bosan mengingatkan dan memberi dukungan serta berbagi
ilmu dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Teman Seperbimbingan saya Fuja Amanda, Novi Fitriani, Yuliana, Sherly
Vidianti Effendi, Bella Ayunda T, dan Yunita Salamah yang selalu kompak
dalam mengingatkan dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Teman- teman Program Studi Ilmu Keperawatan 2015, khususnya kelas B
terimakasih untuk seluruh ilmu, dukungan dan pengalaman yang telah kalian
berikan kepada saya.
Atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, semoga Allah
SWT, senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan
saya proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembacanya.
Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah dan
inayah yang tak terhingga oleh Allah SWT.
x
DAFTAR ISI
D. MANFAAT PENELITIAN................................................................4
B. Kepatuhan ........................................................................................30
C. Keluarga ...........................................................................................33
E. Pengetahuan .....................................................................................38
xi
G. Kerangka Teori ................................................................................45
C. Hipotesis...........................................................................................47
A. Desain Penelitian..............................................................................51
C. Analisa Bivariat................................................................................83
xii
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................88
A. Kesimpulan ......................................................................................88
B. Saran.................................................................................................89
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kriteria diabetes dan bukan diabetes ................................................... 16
Tabel 2. 2 Kriteria Diabetes Melitus menurut UKK Endokrinologi dan remaja
Ikatan Dokter Anak Indonesia World Diabetes Foundation (2015) ..................... 17
Tabel 2. 3 Pengaturan jadwal makan .................................................................... 27
Tabel 2. 4 Jenis diet diabetes melitus menurut kandungan energi, protein,
karbohidrat, dan lemak .......................................................................................... 28
Tabel 2. 5 Pembagian makan ................................................................................ 28
Tabel 2. 7 Contoh menu sehari dengan jenis diet diabetes melitus 1900 kkal...... 29
Tabel 2. 8 Metode pengukuran Pengetahuan ........................................................ 42
Tabel 3. 1 Definisi Operasional………………………………………………….50
Tabel 5. 1 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Usia Responden…………………...64
Tabel 5. 2 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ............... 65
Tabel 5. 3 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ...... 65
Tabel 5. 4 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ...................... 66
Tabel 5. 5Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Gambaran Dukungan Keluarga
Responden ............................................................................................................. 66
Tabel 5. 6 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Penderita
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda Tahun 2019 pada
setiap item pertanyaan (n-54) ................................................................................ 67
Tabel 5. 7 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat Pengetahuan
Responden ............................................................................................................. 69
Tabel 5. 8 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Penderita
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda Tahun 2019 pada
setiap item pertanyaan (n-54) ................................................................................ 69
Tabel 5. 9 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Gambaran Kepatuhan Diet Responden
............................................................................................................................... 71
Tabel 5. 10 Gambaran skor mean kepatuhan diet penderita Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda Tahun 2019 pada setiap item pertanyaan
n=54 ...................................................................................................................... 71
Tabel 5. 11 Tabel Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pada
Penderita Diabetes Melitus di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Benda Tahun
2019 (n=54) ........................................................................................................... 73
Tabel 5. 12 Tabel Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Diet Pada
Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2019 (n=54) .... 74
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan manusia pada abad 21. World Heatlh Organization (WHO)
tahun 2010 melaporkan bahwa diabetes menduduki peringkat keenam
sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat
diabetes melitus dan 4% meninggal sebelum usia mencapai 70 tahun dan
memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien diabetes melitus di Indonesia
menempati peringkat keempat di dunia sebagai jumlah penderita diabetes
melitus terbanyak setelah India, China, dan Amerika (Pratiwi 2007 dalam
Aini, dkk, 2011).
International Diabetes Federation (IDF) mengkonfirmasi pada
tahun 2017 sekitar ±425 juta orang di seluruh dunia, atau 8,8% penduduk
dewasa dengan rentang usia 20-79 tahun, diperkirakan menderita diabetes
melitus dengan 79% penderita tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Indonesia menempati seluruh dunia dengan ±20,3 juta
penduduk terdiagnosa diabetes melitus dan peringkat keempat dunia
dengan ±7,6 juta penduduk hidup dengan diabetes melitus tanpa
mengetahui penyakitnya. Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi penderita diabetes
melitus di Indonesia meningkat menjadi 8,5% dibandingkan 6,9% di tahun
2013 untuk usia diatas 15 tahun. Prevalensi diabetes melitus berdasarkan
pemeriksaan darah pada penduduk umur >15 tahun pada tahun 2018
menjadi 10,9%. Untuk provinsi Banten meningkat menjadi 2,2% di tahun
2018 dibandingkan pada tahun 2013 yang hanya 1,6%.
Diabetes melitus adalah salah satu dari non-communicable diseases
(NCDs) yang ditandai dengan hiperglikemia dan pemicu tingginya yaitu
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan yang dibahas pada latar belakang bahwa kasus
Diabetes melitus di Indonesia meningkat menurut laporan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas, 2018) pada tahun 2018. World Health Organization
(WHO) semakin banyaknya kematian sebelum umur 70 tahun dikarenakan
tidak terkontrolnya kadar gula darah bahkan ketidaktahuannya karena
tidak pernah mengontrol kadar gula dalam darah. Sehingga penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan dukungan keluarga dan
tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan diet pada penderita Diabetes
melitus di Indonesia khususnya di wilayah kerja Puskesmas Pondok
Benda-Pamulang harus diadakan agar diketahui apakah ada hubungan
antara dua variabel pada penelitian yang terkait.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang
hubungan dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan terhadap
kepatuhan diet pada penderita Diabetes melitus di wilayah kerja
Puskesmas Pondok Benda-Pamulang Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui adanya dukungan keluarga pada penderita
Diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pondok
Benda-Pamulang
4
D. MANFAAT PENELITIAN
1) Masyarakat
Masyarakat dalam hal ini yang dimaksudkan dalam peneliti adalah
penderita Diabetes melitus pada wilayah kerja Puskesmas Pondok
Benda-Pamulang dapat menyadari bahwa kepatuhan diet dengan
dibawah dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan yang benar
dapat memperlambat risiko komplikasi pada penderita Diabetes
melitus.
2) Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi
perawat dan tenaga medis lainnya dalam menjalankan peran
pendidik sehingga dapat memberikan edukasi yang tepat pada
penderita Diabetes melitus dan keluarganya untuk selalu memberi
dukungan yang positif di wilayah kerja Puskesmas Pondok Benda-
Pamulang
3) Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di
lapangan dan bagi mahasiswa/I praktik Keperawatan Komunitas
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah melebihi normal atau hiperglikemia
(Padila, 2012). Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan
degeneratf yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah
atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam
jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan
yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi
pankreas, mengendalikan glukosa dalam darah mengatur produksi
dalam penyimpanannya.
Menurut Pedoman American Diabetes Association (ADA)
pada tahun 2011 mendefinisikan diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan
kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Pada diabetes melitus,
kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun
atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin.
Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat
mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes
ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik
(HHNK).
American Diabetes Association (ADA) tahun 2016
menyatakan bahwa diabetes melitus adalah penyakit kronik yang
kompleks yang memerlukan pengobatan terus menerus dengan
6
7
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis diabetes melitus dikaitkan dengan
konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Beberapa gejala yang
pasti akan ditemukan pada penderita diabetes melitus antara lain
(Price & Wilson, 2012) :
a) Poliuria
Pasien dengan defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal,
atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat. Jika
hiperglikemianya berat dan melebihi ambangan ginjal
untuk zat ini, maka timbul glukosuria. Glikosuria ini akan
menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan
pengeluaran urin.
12
b) Polidipsia
Diuresis osmotik yang disebabkan oleh glikosuria
mengakibatkan klien merasa haus dan banyak minum
(polidipsi).
c) Polifagia
Rasa lapar yang semakin besar mungkin akan timbul
sebagai akibat kehilangan kalori. Pasien akan mengeluh
lelah dan mengantuk.
5. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko diabetes melitus adalah sebagai berikut :
a) Umur
Trisnawati & Setyorogo (2013) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa kelompok umur <45 tahun memiliki
risiko lebih rendah mengalami diabetes melitus
dibandingkan dengan kelompok umur >45 tahun. Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 penderita
diabetes melitus yang berusia 45-54 tahun di Indonesia
sebanyak 9,70% dan meningkat menjadi 11,20% pada usia
>55 tahun. Sunjaya (2009) dalam Garnita (2012)
menyatakan bahwa peningkatan risiko diabetes melitus
pada umur >40 tahun disebabkan karena pada usia 40 tahun
mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa sehingga
menyebabkan menurunnya kemampuan sel beta pankreas
untuk memproduksi hormon insulin. Umumnya manusia
mengalami perubahan fisiologis yang menurun dengan
cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes melitus tipe 2 sering
muncul setelah usia lanjut terutama setelah berusia 45 tahun
pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga
tubuhnya tidak peka terhadap insulin.
b) Riwayat keluarga
Risiko diabetes melitus akan diturunkan 15% pada anak
yang memiliki riwayat salah satu orang tua menderita
13
6. Diagnosis
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan berdasarkan gejala
yang khas dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosa ditegakkan
apabila muncul keluhan-keluhan klasik seperti poliuria, polidipsi,
polifagia dan penurunan berat badan yang tidak diketahui
penyebabnya. Selain itu ada keluhan lainnya, yaitu badan terasa
lemah, kesemutan pada ekstermitas, gatal, mata kabur, disfungsi
ereksi pada pria dan pruritus pada vulva pada wanita.
Menurut Pedoman American Diabetes Association (ADA)
tahun 2011 mendefinisikan diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan
kadar glukosa atau hiperglikemia. Kriteria diagnosis diabetes
melitus menurut ADA, adalah (a) glukosa plasma puasa >126
mg/dl dengan gejala klasik penyerta, (b) glukosa 2 jam pasca
pembebanan >200 mg/dl, (3) glukosa plasma waktu >200 mg/dl
bila terdapat keluhan klasik diabetes melitus penyerta. Kriteria
diabetes dan bukan diabetes menurut Manaf, 2012.
Tabel 2. 1 Kriteria diabetes dan bukan diabetes
8. Komplikasi
Komplikasi diabetes melitus terbagi dua yaitu komplikasi
metabolik akut dan komplikasi vaskular jangka panjang.
Komplikasi metabolik akut disebabkan perubahan yang relatif akut
dari konsentrasi glukosa plasma. Komplikasi akut yang sering
terjadi pada diabetes melitus tipe 2 adalah hiperglikemia
hiperosmolar koma non-ketotik (HHNK) dan hipoglikemia (Price
& Wilson, 2012).
Komplikasi vaskular jangka panjang diabetes melitus
melibatkan pembuluh darah kecil (mikroangiopati) dan pembuluh
darah sedang dan besar (makroangiopati). Mikroangiopati
merupakan lesi spesifik diabetes melitus yang menyerang kapiler
dan arteriol retina (retinopati diabetik), glomerulus ginjal (nefropati
diabetik) dan saraf perifer (neuropati diabetik) dan otot serta kulit.
21
9. Penatalaksanaan
Terdapat 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes melitus
(Smeltzer & Bare, 2013), antara lain :
a) Diet
Diet merupakan pilar utama dari penatalaksanaan diabetes
melitus. Standar diet yang dianjurkan adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang antara zat gizi
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral sesuai
dengan kecukupan gizi yang baik.
b) Latihan
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes
karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah
dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan
memperbaiki pemakaian insulin dan mengurangi faktor
risiko kardiovaskuler.
c) Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri atau Self-
monitoring of blood glucose (SMBG) dapat membantu
mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal. Cara
ini memungkinkan deteksi terhadap terjadinya
hipoglikemia dan hiperglikemia.
d) Terapi (jika diperlukan)
Pada Diabetes melitus tipe 2, insulin mungkin diperlukan
sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar
24
Tabel 2. 4 Jenis Jenis Diet Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
diet diabetes I 1100 43 30 172
melitus II 1300 45 35 192
menurut
kandungan III 1500 51,5 36,5 235
energi, protein, IV 1700 55,5 36,5 275
karbohidrat, V 1900 60 48 299
dan lemak
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 269
VIII 2500 80 62 396
Pagi (06.00-07.00)
Hidrat Arang 0,5 P 1P 1P 1P 1,5 P 1,5 P 1,5 P 2P
Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P
Nabati - - 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P
Sayuran A S S S S S S S S
Minyak 1P 1P 1P 1P 2P 2P 2P 2P
Pukul 10.00
Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P
Susu - - - - - - 1P 1P
Siang (12.00-13.00)
Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P
29
Nabati T 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 2P
a
b
Sayuran
e
A S S S S S S S S
l
Sayuran B 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P
2
Buah. 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P
6
Minyak 1P 2P 2P 2P 2P 3P 3P 3P
Pukul 16.00
Buah T 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P
a
Pukul
b (18.00-19.00)
e
Hidrat
l Arang 1P 1P 1P 2P 2P 2P 2,5 2,5
P P
Tabel 2. 7 Contoh menu sehari dengan jenis diet diabetes melitus 1900 kkal
• Serat : 37 gram
B. Kepatuhan
1. Definisi
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), patuh berarti suka menurut perintah, taat
kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti
bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan
(KBBI, 2012).
Kepatuhan merupakan suatu perilaku yang dilakukan oleh
pasien untuk menjaga dan mematuhi aturan dosis obat terhadap
obat yang diberikan oleh dokter dari suatu penyakit yang diderita.
Salah satu penyebab yang menimbulkan kegagalan terapi pada
pasien adalah ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan terapi
yang diberikan. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan
pada pasien biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan dan
pemahaman pasien tentang penggunaan obat dalam menjalankan
terapinya. Pengobatan pada penderita diabetes melitus dapat
menyebabkan kejenuhan pada pasien karena penggunaan obat yang
banyak selain penggunaan obat antidiabetik karena terjadinya
komplikasi (Wijaya, 2015).
• Dukungan keluarga
Keluarga merupakan bagian dari penderita yang
sangat dekat dan tidak bisa dipisahkan. Penderita
akan merasa senang dan tentram apabila mendapat
perhatian dan dukungan dari keluargnya, karena
dengan dukungan tersebut akan menimbulkan
kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau
mengelola penyakitnya dengan baik, serta penderita
mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh
keluarga untuk penunjang pengelolaan penyakitnya.
c) Faktor enabling (faktor pemungkin)
Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi
perilaku dan tindakan. Yang dimaksud dengan faktor
pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan misalnya : puskesmas, rumah
sakit, posyandu, tempat pembuangan sampah, tempat
olahraga, makanan yang bergizi, dan sebagainya.
3. Kepatuhan Diet
Kepatuhan diet merupakan suatu aturan perilaku yang
disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga kesehatan lain yang
harus diikuti oleh pasien. Perilaku yang disarankan yaitu berupa
pola makan dan ketepatan makan pasien diabetes melitus. Dalam
diet pasien diabetes melitus harus memperhatikan jumlah makanan,
jenis makanan dan jadwal makan agar kadar glukosa darahnya
tetap terkontrol (Novian, 2013).
Mematuhi serangkaian diit merupakan aspek yang paling
penting dalam penatalaksanaan diet pada penderita diabetes
melitus. Diet yang dijalankan penderita diabetes melitus akan
berlangsung selama seumur hidup dan kejenuhan dapat muncul
kapan saja (Pratita, 2012). Kepatuhan diet jangka panjang
33
C. Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah
tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih atau dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga di dalamnya
yang tinggal dalam satu atap dan saling bergantung satu sama lain
(Harnoko, 2012).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang memiliki ikatan
perkawinan yang sah, memiliki hubungan darah antara satu sama
lain dan tinggal bersama di dalam satu rumah serta memiliki peran
masing-masing dalam setiap anggota keluarga (Harnilawati, 2013).
34
2. Tipe Keluarga
Friedman et al (2010) menjelaskan tipe-tipe keluarga :
a) Keluarga inti terkait dengan pernikahan
Merupakan keluarga yang terbentuk karena pernikahan,
peran sebagai orang tua, atau kelahiran : terdiri atas suami,
istri, dan anak-anak mereka baik secara biologis, adopsi,
atau keduanya.
b) Keluarga orientasi (keluarga asal)
Merupakan unit keluarga tempat seseorang yang dilahirkan.
c) Extended Family
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti dan keluarga terkait
lainnya (oleh hubungan darah), yang biasanya merupakan
anggota keluarga asal dari salah satu pasangan keluarga
inti. Keluarga ini terdiri dari nenek, kakek, tante, paman,
keponakan dan sepupu.
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman et al (2010) terdapat lima fungsi dasar keluarga:
a) Fungsi afektif (fungsi mempertahankan kepribadian)
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b) Fungsi sosialisasi dan status sosial
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang
produktif, serta memberikan status pada anggota keluarga.
c) Fungsi reproduktif
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
masyarakat.
d) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.
e) Fungsi perawatan kesehatan
35
4. Tugas Keluarga
Tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan
antara lain (Friedman,et al, 2010) :
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting
sehingga tidak boleh diabaikan, karena jika kesehatan
terganggu maka segala sesuatu menjadi tidak akan berarti.
Anggota keluarga memiliki kewajiban untuk mengetahui
penyakit yang dialami oleh salah satu anggota keluarganya.
Anggota keluarga yang menderita diabetes melitus,
kemungkinan besar memiliki riwayat dari keluarga yang
sebelumnya atau karena gaya hidup seperti makanan yang
tidak terkontrol. Kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai kesehatan dapat menjadi masalah yang serius
karena keluarga tidak dapat menjalankan tugas keluarga
dnegan baik, contoh : keluarga tidak mengetahui bahwa ada
salah seorang keluarganya mengalami gangguan kesehatan
pada anggota keluarga yang mengarah pada diabetes
melitus.
b) Membuat keputusan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk ke pelayanan
kesehatan yang tepat sesuai dengan keadaan anggota
keluarga, dengan mempertimbangkan salah satu dari
anggota keluarga yang berhak memberikan keputusan
untuk melakukan sesuatu atau tindakan. Seperti halnya jika
salah seorang anggota keluarga yang menderita diabetes
melitus lalu mengalami komplikasi keluarga dapat
memberikan keputusan ke mana akan dilakukan perawatan.
Keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
mendukung kesembuhan bagi penderita.
36
D. Dukungan Keluarga
1. Definisi
Dukungan keluarga merupakan proses yang menjalin
hubungan antar keluarga melalui sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga yang terjadi selama masa hidup. Dukungan keluarga dapat
berupa dukungan dari internal dan juga eksternal dari keluarga inti.
Dukungan yang diberikan keluarga dapat berupa dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasional dan
dukungan instrumental (Friedman, 2010).
2. Dimensi Keluarga
Dimensi dukungan keluarga menurut Hensarling (2009) antara
lain:
a) Dimensi emosional/empati
Dukungan ini melibatkan perasaan empati dan perhatian
terhadap seseorang sehingga membuatnya merasa lebih
baik, merasa dihargai dan merasa dimiliki. Dukungan ini
menunjukkan adanya pengertian dan perhatian dari anggota
keluarga terhadap anggota keluarga harus terjalin karena
diperlukan untuk memahami situasi anggota keluarga yang
lain.
b) Dimensi penghargaan
Dukungan ini membuat seseorang merasa berharga,
kompeten dan dihargai karena keluarga memberikan
37
E. Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Fitriani,
2011).
39
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom 1956 dalam Potter & Perry (2012),
pengetahuan merupakan termasuk ke dalam perilaku kognitif yang
memiliki hirarki sebagai berikut :
a) Tahu (Know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang sebelumnya telah
dipelajari. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah karena tingkat pengetahuan ini mencakup
mengingat kembali (recall) sesuatu spesifik dari seluruh
bahan yang telah diterima.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara benar dan mampu mengintrepretasikan
secara benar tentang materi atau objek yang diketahui.
c) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi berarti sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d) Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi dan satu sama lain masih
terkait.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungan bagian-bagian dalam suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merujuk pada kemampuan melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
• Usia
Proses perkembangan mental seseorang bertambah
baik seiring bertambahnya usia dan akan menurun
kembali pada lansia tertentu.
• Pengalaman
Pengelaman dapat menjadi sumber pengetahuan
yang dapat digunakan dengan cara mengulang
kembali apa yang diperoleh secara langsung
sebelumnya.
• Intelegensia
Intelegensia merupakan kemampuan untuk belajar,
berpikir,
dan mengolah berbagai informasi secara terarah.
b) Faktor eksternal
• Pendidikan
Tingkat pendidikan turut mempengaruhi
pengetahuan karena semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin banyak dan mudah seseorang
menyerap dan memperoleh materi.
• Pekerjaan
Secara tidak langsung pekerjaan mempengaruhi
pengetahuan dikarenakan pekerjaan berhubungan
erat dengan hubungan sosial dan kebudayaan yang
menyebabkan terjadinya proses pertukaran
informasi.
• Sosial Budaya dan Ekonomi
Sosial budaya mempengaruhi pengetahuan melalui
proses belajar dari berhubungan dengan orang lain
sedangkan status ekonomi mempengaruhi
pengetahuan menentukan ketersediaan suatu
fasilitas pembelajaran.
41
• Lingkungan
Sifat kelompok dalam lingkungannya akan
membawa pengaruh pengetahuan kepada seseorang.
• Informasi
Informasi memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang, banyak informasi yang didapatkan
seseorang berbanding lurus dengan tingkat
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2011).
F. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mei Lina Susanti dan Tri
Sulistyarini (2013) yang menunjukkan pada hasil penelitian
terbukti bahwa adanya dukungan keluarga dapat meningkatkan
kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus. Penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional dengan populasinya
adalah pasien diabetes melitus di Ruang Rawat Inap RS. Baptis
Kediri yang memenuhi kriteria inklusi. Sampelnya 25 orang
dengan accidental sampling dan analisa data menggunakan uji
“Wilcoxon Match Pair”.
43
G. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan sebagai dasar acuan dalam
penelitian ini berdasarkan teori Lawrence Green (1980) dalam
Notoatmodjo (2011) dalam konsep perilaku kesehatan, teori Padila (2012)
dan teori Smeltzer & Bare (2013) dalam faktor risiko dan penatalaksanaan
terhadap diabetes melitus.
Faktor Predisposisi :
-Kepercayaan
-Sikap
-Pengetahuan
Faktor Reinforcing
(pendukung) : Perilaku Kesehatan :
-Dukungan Petugas Kepatuhan
Kesehatan
-Dukungan Keluarga
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah diagram sederhana yang menunjukkan
variabel dan hubungan dari antara variabel-variabel tersebut (Dahlan,
2016). Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu:
1. Variabel independen adalah dukungan keluarga dan tingkat
pengetahuan
2. Variabel dependen adalah terkait kepatuhan diet
Dukungan Keluarga
Kepatuhan Diet
Tingkat Pengetahuan
Keterangan :
1. Variabel independen :
2. Variabel dependen :
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dari adanya
variabel independen dan dependen. Variabel dependen disebut variabel
terikat yang dipengaruhi atau disebabkan adanya variabel independen.
Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel X (independen) adalah dukungan keluarga dan tingkat
pengetahuan.
46
47
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah pernyataan sementara terhadap penelitian
ini. Peneliti menyimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pada
penderita Diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pondok
Benda-Pamulang.
2. Ada hubungan tingkat Pengetahuan terhadap kepatuhan diet pada
penderita Diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pondok
Benda-Pamulang.
48
D. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Karakteristik Responden
1. Usia Usia responden pada saat Kuesioner Lembar Isian > 40 tahun Interval
dilakukan penelitian
2. Jenis Jenis yang membedakan Kuesioner Lembar Isian 1. Laki-laki Nominal
Kelamin antara laki-laki dengan 2. Perempuan
perempuan
3. Pendidikan Pendidikan formal terakhir Kuesioner Lembar Isian Pendidikan dinyatakan Nominal
yang pernah diikuti oleh dalam berdasarkan jenjang
responden pendidikan yang ditempuh :
1. Tidak
Sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan
Tinggi
4. Pekerjaan Status pekerjaan yang Kuesioner Lembar Isian 1. Tidak Nominal
dilakukan responden Bekerja
2. Wiraswasta
3. Pegawai
Swasta
4. PNS/Polri/
TNI
Variabel independen
1 Dukungan Dukungan yang diberikan Menggunakan Kuesioner 1. baik = lebih dari median Ordinal pada
keluarga oleh keluarga untuk anggota skala (≥71) analisis univariat
keluarga yang menderita Hensarling 2. kurang baik = lebih dari
penyakit. Berupa dukungan Diabetes Family median (≤71)
emosional yang melibatkan Support Scale
49
2 Tingkat Sesuatu pemahaman yang Pertanyaan Kuesioner 1. Kurang (<56%) Ordinal pada
pengetahuan dimiliki oleh seseorang meliputi yaitu : DKQ-24 2. Cukup (56%-75%) analisis univariat
terhadap terhadap penyakit diabetes pertanyaan (Diabetes 3. Baik (76-100%)
penyakit melitus yang didapatkan dari positif, pada Knowledge (Notoatmodjo, 2011)
diabetes proses pembelajaran, yang responden yang Questionnair
melitus meliputi : menjawab benar e)
1. Definisi diberi nilai 1,
2. Etiologi dan jika salah
3. Klasifikasi diberi nilai 0.
4. Faktor risiko Pertanyaan
5. Manifestasi klinis negatif, pada
6. Komplikasi responden
7. Penatalaksanaan menjawab benar
diberi nilai 0,
dan jika salah
diberi nilai 1.
Variabel dependen
3. Kepatuhan Tingkat ketaatan dan Menggunakan Kuesioner 1. patuh = lebih dari mean Ordinal pada
diet kedisplinan penderita skala Likert. pola diet (≥25) analisis univariat
diabetes melitus terhadap Skor untuk pada 2. kurang patuh = kurang
penatalaksanaan diet setiap jawaban : penderita dari mean (≤25)
4: selalu diabetes
3: sering melitus
2: jarang dengan 10
1: tidak pernah pertanyaan
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif, dengan desain correlation. Dengan metode cross sectional yaitu
pengukuran atau pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat yang
dilakukan dalam satu waktu dengan satu kali pengukuran menggunakan alat
ukur kuesioner. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara
variabel independent dan variabel dependent dalam satu waktu (Sastroasmoro
& Ismael, 2010).
Peneliti menggunakan desain correlation karena penelitian ini
bermaksud mengidentifikasi ada tidaknya hubungan variabel dependent
terhadap variabel independent yang peneliti teliti agar memperoleh hasil yang
sesuai diharapkan oleh peneliti dan tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
apakah ada hubungan antara “Dukungan Keluarga dan Tingkat Pengetahuan”
terhadap kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus.
Rancangan penelitian ini akan digunakan untuk mengidentifikasi
hubungan dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan
diet pada penderita diabetes mellitus.
51
52
n=
(z 1− / 2 2 P (1 − P ) + z1− P1 (1 − P1 ) + P2 (1 − P2 ) )
2
( P1 − P2 ) 2
Keterangan :
n : besar sampel
Z21-α√2 : derajat kemaknaan (95%) = 1,96
Z1-β : kekuatan uji 90% Z = 1,28
P : rata-rata proporsi pada populasi
ρ : P1+P2/2 = (75,7+30)/2 = 52,85
P1 : proporsi kepatuhan diet kurang 75,7% = 0,75
P2 : diambil dari P1-30 menjadi 0,45
Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel dalam penelitian tersebut sebesar 54
responden.
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Convenience
Sampling adalah sebagai kumpulan informasi dari anggota-anggota populasi
yang mudah diperoleh dan mampu menyediakan informasi tersebut. Dengan
53
demikian siapa saja yang dapat memberikan informasi baik secara tidak
sengaja atau kebetulan bertemu dengan dapat digunakan sebagai sampel, bila
dilihat orang yang memberikan informasi tersebut cocok dengan sumber
(Sekaran, 2006). Convenience sampling ini merupakan jenis non probability
sampling yang paling baik, dan sering merupakan cara termudah. Dengan
menggunakan teknik tersebut, maka populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dilakukan penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dijadikan sebagai
sampel penelitian.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Responden yang menderita diabetes melitus umur >40 tahun baik laki-
laki maupun perempuan
2. Dapat berkomunikasi dengan baik
3. Bersedia menjadi responden
4. Responden yang masih tinggal bersama dengan keluarganya
Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Penderita diabetes melitus yang mengalami keadaan
kegawatandaruratan secara drastis seperti pingsan saat penelitian
berlangsung.
2. Penderita diabetes melitus yang mengalami penurunan daya ingat.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, yang
dimana responden mengisi kuesioner sendiri atau dengan bantuan. Kuesioner
yang digunakan terdiri dari kuesioner demografi, kuesioner dukungan
keluarga HDFSS, kuesioner tingkat pengetahuan DKQ-24, dan kuesioner
kepatuhan diet.
1. Kuesioner demografi
Kuesioner demografi merupakan kuesioner tentang data
demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan,
54
pada responden menjawab benar diberi nilai 0, dan jika salah diberi
nilai 1.
4. Kuesioner pola makan penderita diabetes melitus
Bagian keempat kuesioner berisi 10 item pertanyaan tentang
kepatuhan diet penderita diabetes melitus yang akan terisi oleh
penderita. Kuesioner ini terdiri dari 6 pertanyaan positif (pertanyaan
nomer 1,2,4,6,8,10) dan 4 pertanyaan negatif (3,5,7,9). Penilaian
kuesioner ini menggunakan skala Likert.
Skor untuk setiap pertanyaan positif, yaitu :
Selalu : 4, Sering : 3, Jarang : 2, Tidak pernah : 1
Skor untuk setiap pertanyaan negatif yaitu :
Selalu : 1, Sering : 2, Jarang : 3, Tidak pernah : 4
Responden diminta untuk membubuhkan tanda ceklis (√) pada
kolom kuesioner tersebut yang telah disediakan oleh peneliti.
dan reliabel 10 item pertanyaan dengan nilai validitas (r) dan nilai
reliabelnya (Alpha Cronbach 0,635).
F. Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan data primer yang akan diperoleh langsung serta
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang berisi
pertanyaan tentang dukungan keluarga, pengetahuan pada penyakit diabetes
melitus, dan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus. Proses
pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti.
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peneliti membuat surat pengambilan data dan studi pendahuluan
dikampus yang kemudian di serahkan ke Wakil Dekan II untuk di
tanda tangani.
2. Surat yang telah di tanda tangani kemudian di bawa ke Dinas
Kesehatan.
3. Setelah surat yang dari Dinas Kesehatan selesai, kemudian surat
tersebut di bawa ke Puskemas yang ingin dilakukan penelitian oleh
peneliti.
4. Setelah surat dibawa ke Puskesmas, peneliti meminta izin kepada
kepala Puskesmas untuk melakukan pengambilan data dan studi
penelitian di Puskesmas Pondok Benda-Pamulang dan diberi surat izin
untuk melakukan penelitian.
5. Setelah meminta izin kepada kepala Puskesmas dan sudah di izinkan,
peneliti diarahkan ke kader yang lokasi wilayahnya terdapat pasien
diabetes melitus.
6. Peneliti mendatangi calon responden dengan kunjungan rumah (door
to door) ditemani dengan para kader di wilayah kerja Puskesmas
Pondok Benda-Pamulang.
7. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon
58
G. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2012), dalam proses pengolahan data terdapat beberapa
langkah yang harus ditempuh, diantaranya :
1. Editing
Editing adalah memeriksa kelengkapan data yang telah di isi oleh
responden. Editing ini untuk memastikan bahwa semua pertanyaan
telah dijawab oleh responden tanpa ada satu pun pertanyaan yang
terlewatkan. Jika terdapat pertanyaan yang kosong maka peneliti
meminta kesediaan responden untuk mengisi kembali pertanyaan yang
masih kosong.
2. Coding
Kegiatan ini memberikan kode atau simbol sesuai dengan pertanyaan
kuisioner yang telah dikumpulkan. Coding dilakukan untuk
memudahkan dalam pengolahan data dengan mengubah data
berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka sesuai dengan yang
telah ditentukan. Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya adalah
mengkoding data yaitu dengan cara memberi kode pada setiap
jawaban yakni dengan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Misalnya untuk variabel pendidikan
59
H. Analisa Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa data
univariat dan bivariat :
1. Analisa Univariat
Analisa statistik univariat pada penelitian ini untuk
mendeskripsikan gambaran distribusi frekuensi usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan dan variabel dependen dan variabel independen.
Variabel independen (dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan)
dan variabel dependen (kepatuhan diet) hasil analisisnya disajikan
dalam bentuk baik dan kurang baik (dukungan keluarga), dan kurang,
cukup, dan baik (tingkat pengetahuan) dengan proporsi atau distribusi
frekuensi. Untuk variabel independen jenis hasil analisis berupa
distribusi frekuensi.
60
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan
menggunakan analisis bivariat. Penelitian ini di analisis dengan uji
korelasi Spearman yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara
dua atau lebih variabel berskala Ordinal. Derajat kepercayaan dalam
penelitian ini adalah 90% dengan α 5% sehingga jika nilai P <0,05
maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen, namun jika nilai P
>0,05 berarti Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan (Hidayat, 2014). Masalah etika yang harus diperhatikan antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Surat Permohonan Responden
Peneliti membuat surat pernyataan yang berisi penjelasan tentang
penelitian yang akan dilakukan, melalui topik penelitian, tujuan
penelitian serta ketentuan-ketentuan untuk menjadi responden dalam
penelitian.
2. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan dari informed consent adalah agar subjek mengerti maksud,
tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya jika responden
61
HASIL PENELITIAN
Bab ini merupakan rangkaian secara lengkap hasil penelitian mengenai Hubungan
Dukungan Keluarga dan Tingkat Pengetahuan terhadap Kepatuhan Diet pada
Penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda. Penelitian ini
dilakukan dari bulan April-Mei tahun 2019.
62
63
Benda terdiri dari 58.009 jiwa dengan kepadatan penduduk 10.875/km2 yang
didalamnya terdapat 24 RW dan 149 RT dengan jumlah KK 14.368.
Pelayanan yang diselenggarakan di Puskesmas Pondok Benda adalah :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensia
• Pelayanan Promosi Kesehatan
• Pelayanan Kesehatan Lingkungan
• Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
• Pelayanan Gizi
• Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
• Pelayanan Kesehatan Sekolah (UKS)
• Pelayanan Kesehatan Remaja
• Pelayanan Kesehatan Jiwa
• Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
• Pelayanan Kesehatan Lansia
2. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) meliputi :
a. Pelayanan rawat jalan (pelayanan pemeriksaan umum, pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP,
pelayanan gizi yang bersifat UKP, pelayanan kefarmasian, pelayanan
laboratorium).
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
Puskemas Pondok Benda memiliki Visi, Misi dan Motto sebagai berikut:
64
1. Visi
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima demi terwujudnya Tangerang
Selatan kota cerdas, berkualitas dan berdaya saing berbasis teknologi dan
inovasi.
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kompetensi dan
komitmen tinggi yang berbasis teknologi
b. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan dan
manajemen puskesmas
c. Mengembangkan kualitas sarana pelayanan kesehatan yang modern
d. Menggalang komitmen dengan lintas program, lintas sector,
masyarakat, dan swasta.
3. Motto
“Indahnya Sehat, Tulusnya Melayani”
b. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
d. Pekerjaan Responden
Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. 6 Tabel Hasil Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda Tahun 2019 pada setiap item pertanyaan (n-54)
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa item pertanyaan yang memiliki
skor mean tertinggi yaitu pertanyaan “Keluarga tidak menerima bahwa saya
penderita diabetes” dengan rata-rata 3,30 sedangkan item pertanyaan yang
69
hasil frekunsi 32 respondn. Dan dari hasil tabel frekunsi diatas, pertanyaan
negatif yang tertinggi menjawab benar adalah item pertanyaan “Makan terlalu
banyak gula dan makanan manis lainnya merupakan penyebab diabetes”
dengan hasil frekunsi 42 responden sedangkan yang terendah menjawab salah
adalah item pertanyaan “Makan terlalu banyak gula dan makanan manis
lainnya merupakan penyebab diabetes” dengan hasil frekunsi 12 responden.
Tabel 5. 10 Gambaran skor mean kepatuhan diet penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Pondok Benda Tahun 2019 pada setiap item pertanyaan n=54
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa item pertanyaan yang memiliki
nilai mean tertinggi yaitu pertanyaan “Saya mengkonsumsi sayur dan buah
sesuai dengan saran yang dianjurkan oleh dokter/perawat setiap hari” dengan
nilai rata-rata 3,09 sedangkan item pertanyaan yang memiliki nilai mean
terendah yaitu pertanyaan “Saya menggunakan pemanis khusus untuk
penderita diabetes seperti gula jagung saat ingin mengkonsumsi
makanan/minuman manis setiap hari” dengan nilai rata-rata 2,17.
73
Tabel 5. 11 Tabel Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita
Diabetes Melitus di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Benda Tahun 2019 (n=54)
Tabel 5. 12 Tabel Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2019 (n=54)
PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan makna dari hasil penelitian yang telah dilakukan
yaitu Hubungan Dukungan Keluarga dan Tingkat Pengetahuan terhadap Kepatuhan
Diet pada Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Benda
Tahun 2019. Pembahasan ini menjelaskan diskusi hasil penelitian serta interpretasi
dan juga akan dijelaskan tentang keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.
75
76
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori tersebut bahwa rata-rata usia
responden adalah 55 tahun, dengan usia termuda adalah 40 tahun dan
usia tertua adalah 76 tahun.
4. Pekerjaan Responden
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pekerjaan penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Pondok Benda adalah tidak bekerja. Jumlah penderita diabetes melitus
yang tidak bekerja yaitu sebanyak 41 responden (75,9%). Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Astuti, dkk
(2015) mengenai tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
kepatuhan menjalani terapi diet, bahwa 35 responden (51,5%) adalah
tidak bekerja.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
persentase penduduk Indonesia dengan faktor risiko diabetes melitus
berdasarkan aktivitas fisik yang sebanyak 26,1% pada populasi 10
tahun keatas. Orang yang tidak bekerja cenderung memiliki gaya
hidup yang kurang aktif. Aktifitas fisik dapat membantu mengontrol
kadar glukosa darah. Glukosa darah akan dibakar menjadi energy dan
78
B. Analisa Univariat
1. Gambaran Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas
Pondok Benda Tahun 2019
Dari 54 responden yang menerima dukungan keluarga dengan
kategori baik dengan responden yang menerima dukungan keluarga
dengan kategori kurang baik mendapat skor yang seimbang yaitu
masing-masing adalah 27 responden.
Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga merupakan
proses yang menjalin hubungan antar keluarga melalui sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga yang terjadi selama masa hidup. Dukungan
keluarga dapat berupa dukungan dari internal dan juga eksternal dari
keluarga inti. Dukungan yang diberikan keluarga dapat berupa
dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasional
dan dukungan instrumental. Ali (2010) juga menyatakan bahwa
dukungan keluarga merupakan saran, bantuan , yang nyata atau
tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan
subjek didalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-
hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh
pada tingkah laku penerimanya.
Menurut Yunita, dkk (2012) menyatakan bahwa keluarga siap
memberikan bantuan dan pertolongan jika diperlukan anggota
keluarga, semakin baik dukungan yang diberikan keluarga, keluarga
akan selalu memberikan bantuan dan perhatian. Sebab dukungan
keluarga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan program
pengobatan pasien diabetes melitus. Perawat yang bertugas
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien harus lebih banyak
79
C. Analisa Bivariat
1. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada
Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok
Benda Tahun 2019
Kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus sangat
dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga
dipercaya sebagai pengaruh yang positif dan dapat membantu para
penderita diabetes melitus untuk menghadapi penyakit yang
dideritanya (Yusra, 2011).
Hasil analisis mengenai hubungan antara dukungan keluarga
terhadap kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus di Wilayah
Kerja Puskesmas Pondok Benda menunjukkan bahwa semakin tinggi
nilai dukungan keluarga maka semakin tinggi tingkat kepatuhan diet
responden. Dari hasil uji statistik lebih lanjut disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap
kepatuhan diet penderita diabetes melitus dengan (p < 0,05). Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mei Lina Susanti
dan Tri Sulistyarini (2013) yang menunjukkan bahwa dukungan
keluarga yang baik dapat meningkatkan kepatuhan diet pada pasien
diabetes melitus, dibanding dengan yang kurang/tidak mendapatkan
dukungan keluarga. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang
dilakukan oleh Miller (2013), menjelaskan bahwa pentingnya peran
keluarga dalam mendukung pasien diabetes melitus untuk melakukan
kontrol secara rutin di rumah sakit berdampak pada peningkatan
penatalaksanaan terapi diabetes melitus dalam penelitian di Kota
Riverside, California. Dan begitu juga dengan hasil penelitian yang
dilakukan Ario Sugandi, dkk (2017) yang juga menyatakan bahwa ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet melalui
hasil yang didapatkan p value=0,031 (p<0,05).
84
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kebenaran dalam menjawab kuisioner ini sangat dipengaruhi oleh
kejujuran dan pemahaman responden terhadap dukungan yang
diterima, pengetahuan yang dimilki responden, dan kepatuhan diet
87
A. Kesimpulan
88
89
B. Saran
Bare dan Suzzane. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 10 Vol. 2.
Jakarta: EGC, 2012.
91
92
Friedman, M.M, Bowden, V.R & E.G. Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset, Teori, dan Praktik, Alih Bahasa, Akhir Yani S. Hamid dkk; Ed 5.
Jakarta: EGC, 2010.
93
IDF. (2015) Idf diabetes atlas seventh edition. Diakses pada tanggal 22
Januari 2019
dari https://www.oedg.at/pdf/1606_IDF_Atlas_2015_UK.pdf
IDF. (2011). Idf diabetes atlas fifth edition. Diakses pada tanggal 22 Januari
2019.
Dari https://www.idf.org/e-library/epidemiology-research/diabetes-
atlas/20-atlas 5th-edition.html
International Diabetes Federation (IDF). Diabetes Atlas, 8th edn. Eight Edit.
Edited by S. Karuranga et al. Brussels, Belgium. 2017
Scheurer, D., Niteesh Choudry, Kellie A. Swanton, Olga Matlin, dan Will
Shrank. The American Journal Of Managed Care Vol. 18, No. 12.
2012.
Smeltzer and Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedar Bruner &
Suddarth Ed. 8.Jakarta: EGC, 2013.
Yanto, Arief dan Dewi Setyawati. Dukungan Keluarga pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Kota Semarang. Semarang: Fikes Universitas
Muhammadiyah, 2017.
Nama :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dari Nurul Fadillah dengan judul
“Hubungan Dukungan Keluarga Dan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pondok Benda Pamulang”, setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti mengenai
tujuan dan manfaat penelitian serta penggunaan data yang diperoleh dari saya.
Keikutsertaan saya dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Pamulang,
Responden Peneliti
Petunjuk pengisian :
A. Karakteristik Responden
Nama (inisial) : ………………………………………………..
Umur : ……………..tahun
Jenis kelamin : laki-laki perempuan
Pilihan jawaban :
Selalu : jika pernyataan tersebut selalu dilakukan oleh keluarga (misalnya: jika
rentang nilai 0-10, dinilai 9-10).
Sering : jika pernyataan tersebut selalu dilakukan oleh keluarga (misalnya: jika
rentang nilai 0-10, dinilai 7-8).
Jarang : jika pernyataan tersebut selalu dilakukan oleh keluarga (misalnya: jika
rentang nilai 0-10, dinilai 5-6).
Tidak pernah : jika pernyataan tersebut selalu dilakukan oleh keluarga (misalnya:
jika rentang nilai 0-10, dinilai 0-4).
Cronbach's
N %
Alpha Based on
Cases Valid 30 100.0 Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
Excludeda 0 .0
.945 .947 26
Total 30 100.0
Item Statistics
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
N % Reliability Statistics
.767 .799 24
Item Statistics
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
N % Cronbach's
Alpha Based on
Cases Valid 30 100.0
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
Excludeda 0 .0
.635 .655 10
Total 30 100.0
Item Statistics
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
umur PDM
N Valid 54
HASIL ANALISIS OLAHAN SPSS UNIVARIAT
Missing 0
Mean 55.61
Median 55.00
Mode 60
Variance 100.393
Range 36
Minimum 40
Maximum 76
JK PDM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan PDM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan PDM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Dukungan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tingkat Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pola Diet
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
NPar Tests
Dukungan
Keluarga
N 54
Positive .122
Negative -.081
Pola Diet
N 54
Positive .110
Negative -.058
Test Statistic .110
Dukungan Keluarga
N Valid 54
Missing 0
Mean 73.54
Median 71.00
Mode 86
Variance 341.121
Range 69
Minimum 41
Maximum 110
Sum 3971
HASIL ANALISIS OLAHAN SPSS BIVARIAT
Nonparametric Correlations
Correlations
dk_1 pd_1
N 54 54
N 54 54
Nonparametric Correlations
Correlations
tp_1 pd_1
N 54 54
tp1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tp24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent