Disusun oleh:
Kelompok 2
Arista Sari 1720206004
Dafiq Ya’lu Ulinnuha 1720206007
Dwiyanti 1720206009
Erwin Try Meliana 1720206017
Ma’ruf Budi Setyawan 1720206019
M.Ahmadun 1720206021
Sigit Diliangga 1720206030
Siska Agustina 1720206031
Siti Hajar 1720206032
iii
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FOKUS PADA
MASALAH BALITA, ANAK SEKOLAH, REMAJA, DEWASA,
LANSIA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RT 06, 07, 08
DAN RT 09 RW 21 DAN 22 DUSUN PATUKAN
AMBARKETAWANG GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA
Disusun oleh:
Kelompok 2
Arista Sari 1720206004
Dafiq Ya’lu Ulinnuha 1720206007
Dwiyanti 1720206009
Erwin Try Meliana 1720206017
Ma’ruf Budi Setyawan 1720206019
M.Ahmadun 1720206021
Sigit Diliangga 1720206030
Siska Agustina 1720206031
Siti Hajar 1720206032
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan keperawatan
komunitas di RT 06, RT 07, RT 08 dan RT 09 RW 21 dan 22 Dusun Patukan Ambarketawang
Gamping Sleman Yogyakarta.
Laporan ini disusun sebagai tugas dalam praktek profesi keperawatan di stase
komunitas. Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat tersusun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang
telah memberikan izin dalam menjalankan Program Pendidikan Profesi Ners stase
komunitas.
2. Moh. Ali Imron. M. Fis. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta yang telah memberikan izin dalam menyelesaikan Program Pendidikan
Profesi Ners stase komunitas.
3. Ns. Suratini, M.Kep.,Sp.Kep.Kom. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan izin
dalam menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners stase komunitas.
4. Tiwi Sudyasih, M.Kep. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Ners stase
komunitas dan pendamping akademi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran,
dan nasehat dalam penyususnan tugas ini.
5. Sukardi sebagai Kepala Dusun Patukan yang telah membantu dalam pendataan dan
penyusunan laporan ini.
6. Sumaryanto sebagai Kepala Desa Patukan yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan Praktik Komunitas di Dusun Patukan
7. Pihak Puskesmas Gamping I yang telah membantu baik secara moril maupun materiil
dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners di Dusun Patukan.
8. Drg. Ratih Susila selaku Kepala UPT Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I yang telah
membantu baik secara moril maupun materiil dalam pelaksanaan kegiatan Program
Pendidikan Profesi Ners di Dusun Patukan
9. Isti Faiyah, Amd. Keb. Selaku pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan
bimbingan, masukan, dukungan, nasehat, dan bantuannya selama Program Program
Pendidikan Profesi Ners stase komunitas.
10. Bapak ketua RT 06 sampai RT 09 RW 21 dan 22 Dusun Patukan yang telah membantu
dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners di Dusun Patukan.
11. Ibu-ibu kader RW 21 dan 22 Dusun Patukan RT 06, RT 07,08 dan RT 09 yang telah
membantu dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners di Dusun
Patukan.
12. Pemuda-pemudi karang taruna RW 21 dan 22 Dusun Patukan yang telah membantu
dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners stase komunitas.
ii
13. Seluruh warga RW 21 dan 22 Dusun Patukan RT 06, RT 07, RT 08 dan RT 09 yang
telah berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners stase
komunitas.
14. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan tugas keperawatan
komunitas.
Dalam penyusunan laporan komunitas ini, penyusun menyadari masih sangat jauh dari
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi sempurnanya laporan ini, sehingga tugas keperawatan komunitas ini dapat menjadi lebih
sempurna dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Dusun
Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta.
3. Kader
Menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi kader-kader yang berada di
Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang,
Gamping, Sleman, Yogyakarta dalam hal kesehatan.
4. Mahasiswa Praktik
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan individu, kelompok dan komunitas khususnya di Dusun
Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta.
E. STRATEGI
Adapun strategi-strategi yang digunakan dalam penerapan konsep asuhan
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Tahap I : Perkenalan
a. Persiapan MMD I
Mengikuti penjelasan praktek keperawatan komunitas dan
keluarga,oleh pembimbing baik pembimbing akademik maupun pembimbing
lapangan yang ada di puskesmas kemudian dilanjutkan penegalokasian
mahasiswa ke lokasi praktek keperawatan komunitas yaitu Dusun Patukan RT
06 sampai 09, RW 20, 21, dan 22 Dusun Patukan Kelurahan Ambarketawang,
Gamping, Sleman, Yogyakarta.
b. Orientasi wilayah
Pengenalan wilayah dan karakteristik penduduk yang dijadikan sebagai
tempat praktik keperawatan komunitas dari RT 06 sampai RT 09 RW 20,21
dan 22 meliputi karakteristik Kelurahan, batasan wilayah.
c. MMD I
Perkenalanan penjelasan tujuan serta tahapan kegiatan praktik
keperawatan komunitas merupakan inti dari tahapan MMD I, unsur masyarakat
seperti tokoh masyarakat, pemuda, kader puskesmas menjadi target subjek
dalam MMD I. Objektifitas dalam MMD I merupakan fokus untuk
5
4. Tahap 4 : Pelaksanaan
a. Melalui berbagai persiapan serta koordinasi dengan pihak terkait, melakukan
tindakan sesuai rencana.
b. Pelaksanaan dapat bersifat kegiatan incidental jika masyarakat menginginkan
dan menghendaki untuk dilakukan kegiatan.
c. Melakukan program tinjauan dari puskesmas.
5. Tahap 5 : Evaluasi
a. Persiapan MMD III dengan mendokumentasikan program dengan tulisan yang
telah terlaksana dan menyusun evaluasi setiap program.
b. Melakukan koordinasi dan rekapitulasi kegiatan yang telah dilakukan
c. MMD III
d. Melaporkan kegiatan yang telah dilakukan dan mengevaluasi serta
merencanakan tindak lanjut dengan unsur-unsur terkait sesuai dengan
permasalahan yang ada kepada berbagai pihak baik dari masyarakat sebagai
subjek, pihak puskesmas, maupun pihak akademik.
F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Masyarakat Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 bersedia
berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilaksanakan mahasiswa selama
kurang lebih 6 Minggu.
b. Agenda dari kegiatan yang akan dilaksanakan selama 6 Minggu sudah
dipersiapakan sesuai jadwal yang ditargetkan.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat berperan aktif selama kegiatan yang sedang dilaksanakan.
b. Alat atau media dapat membantu masyarakat dalam penyampaian materi.
c. Masyarakat dapat menerima penjelasan dengan baik tentang masalah-masalah
yang ada di komunitas.
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 dapat
melaksanakan implementasi dari asuhan keperawatan yang dilakukan.
b. Masyarakat Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 menjadi lebih
peduli tentang kesehatan.
c. Status kesehatan masyarakat Dusun Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21
dan 22 semakin baik dan optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
masalah tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif
yang merupakan bagian integraf dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh
memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang lebih tinggi.
manusia dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik
perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik biologis, psikologis, sosial, kultural dan
7
8
spiritual terhadap kesehatan komunitas. Selain hal ini juga memberikan prioritas pada
umum yaitu : Manusia merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan
Skema 2.1
Manusia
Keperawatan Kesehatan
Lingkungan
a. Manusia
biopsikososial dan spiritual yang merupkan kesatuan dari aspek jasmani dan
rohani, yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan berbeda-beda sesuai dengan
pada seorang klien, tidak hanya cukup dengan memberi obat tetapi perawat juga
b. Kesehatan
1) Konsep Sehat
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor. Sehat juga
lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata- mata
2) Konsep Sakit
sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani maupun soaial. Sakit dapat berarti
pula suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit
c. Lingkungan
lingkungan tidak dijaga dengan baik, maka akan dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit.
10
d. Keperawatan
merupakan suatu ilmu dan seni yang berkaitan dengan klien seutuhnya.
a. Lingkungan
efek ekonomi, kebudayaan dan faktor lainnya yang berkontribusi terhadap status
b. Perilaku
c. Keturunan
d. Pelayanan Kesehatan
keperawatan.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang dapat
meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (Self
care).
f. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
g. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
5. Karakteristik Keperawatan Komunitas
a. Tempat Kegiatan
1) Puskesmas
2) Rumah
3) Sekolah
4) Perusahaan-perusahaan
cukup serta rekreasi sehingga orang dapat mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
meliputi usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil,
3) Kuratif, pengobatan
Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat
diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat
dipulihkan kesehatannya.
13
4) Rehabilitatif, pemulihan
Adalah usaha yang ditujukan kepada penderita yang baru pulih dari
akibat dari penyakit yang dideritanya melalui latihan- latihan yang telah
1) Peningkatan kesehatan
2) Pencegahan penyakit
d. Sasaran Pelayanan
1) Individu
2) Keluarga
3) Kelompok khusus
4) Masyarakat
adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan
kurangnya kemauan menuju kemandirian.
b. Tingkat Keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga
satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh
terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada di sekitarnya.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh
mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Kesehatan keluarga difokuskan kepada pelayanan kesehatan yang strategis, yaitu:
1) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan.
2) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh
anggota keluarga.
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
4) Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan dalam perawatan
kesehatan.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha–usaha
kesehatan masyarakat.
c. Kelompok khusus
Sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan antara lain:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth and development), Keluarga yang
belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga seperti: ibu hamil, bayi
baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia atau lanjut usia,
penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit
15
3. Permasalahan
4. Penyebab terjadinya masalah
d. Komitmen bersama dari hasil kesepakatan MMD dalam suatu kebijakan
alternatif pemecahan untuk:
1) Perencanaan kegiatan
2) Perencanaan pelaksanaan
3) Perencanaan evaluasi
e. Tindak lanjut program dan pembinaannya dapat dilakukan dengan cara:
1) Pertemuan berkala hadir
2) Provider dan kader mengadakan studi banding kelain desa
3) Provider mengadakan pembinaan ke desa harus dapat merubah sikap
diri.
Pada peringatan hari besar sebaiknya diadakan lomba penampilan antar
dusun atau desa.
10. Pengembangan Provider
Provider ialah sektor-sektor yang bertanggung jawab secara teknis terhadap
program program yang dikembangkan dalam pengembangan kemampuan masyarakat
untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.
Pengembangan provider mempunyai tujuan untuk pengembangan kesamaan
pengertian dan sikap mental yang positif serta adanya kesepakatan bersama
(komitmen) untuk pengembangan pembangunan kesehatan masyarakat, maka perlu
diperhatikan beberapa pertimbangan berikut :
a. Adanya keterbukaan dan komunikasi dua arah yang baik (pertemuan lintas
sektoral) yang terkait, sehingga program dari masing masing sector dapat
diketahui.
b. Adanya suatu wadah lintas sektoral (tim Pembina LKMD, tim Pembina
posyandu, tim Pembina UKS, dll).
c. Adanya hubungan kerjasama yang sebaik baiknya dan dilandasi hubungan
antar manusia yang baik pula.
d. Adanya kewenangan dari masing masing sektor terkait harus diketahui dan
dihormati.
e. Adanya tujuan yang akan dicapai bersama dan peran masing masing sektor
harus dimengerti oleh semua sektor dan dirumuskan secara jelas dalam suatu
perjanjian peran (role negosiation)
19
f. Adanya perencanaan terpadu dari sector terkait harus dilakukan secara bersama
sama kemudian dituangkan dalam pedoman kerja yang harus disepakati dan
ditaati bersama
11. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
a. Kerangka konsep keperawatan kesehatan masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus (spesialis)
dalam ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan sosial. Suatu bidang dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, dengan demikian ada 3 teori yang menjadi
dasar ilmu keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu :
1) Ilmu keperawatan
Konsep keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 konsep pokok, yang meliputi
konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Selain itu ilmu
keperawatan juga memberikan gambaran paradigma keperawatan, yang
menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal hal yang perlu diselidiki
2) Kesehatan Masyarakat
Dalam mengaplikasikan praktik keperawatan kesehatan masyarakat diperlukan
pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, yang
erat kaitannya dengan epidemiologi, serta penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan masalah tersebutsehingga diketahui faktor penyebab dan alternatif
pemecahannya, maka diperlukan pengetahuan statistik kesehatan.
3) Sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting sekali dikuasai oleh perawat
kesehatan masyarakat karena dalam menjalankan tugasnya ia akan berhadapan
dengan kelompok-kelompok social dalam masyarakat. Pengetahuan yang
seharusnya dimiliki perawat adalah yang berkaitan dengan berbagai
pendekatan untuk mengubah perilaku masyarakat kearah yang positif dalam
memelihara kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga menuju
kemandirian (self care), dimana mereka diharapkan dapat mengenal dan
merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi,
memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan masalah melalui
20
3) Tahap pendidikan dan latihan yang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan
pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa
keperawatan, melatih kader, dan perawatan langsung terhadap individu,
keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan dengan memberikan dukunan, dan pelatihan dan
mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kegiatan
pemeliharaan kesehatan.
5) Tahap koordinasi intersektoral dengan kerja sama sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat tahap akhir dengan melakukan supervisi atau
kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk
perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
d. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
1) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah–maslah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dalam meningkatkan kesehatan.
2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat.
3) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana berikutnya. Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan konsep
evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
24
B. Konsep Teori
1. Penanganan Balita Sakit
a. Demam
1) Definisi
Demam (Febris) merupakan suatu keadaan ketika suhu tubuh meningkat
melebihi suhu normal yakni rectal temperature ≥38,00C atau
oraltemperature≥37,50C atau axillary temperature ≥37,20C (Kaneshiro &
Zieve, 2010).
2) Etiologi
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen
yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam
selama keadaan sakit.
3) Patofisiologi
Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit,
walaupun terpapar suhu lingkungan yang bervariasi. Suhu tubuh secara normal
berfluktuasi sepanjang hari 0,50C dibawah normal pada pagi hari dan 0,50C
diatas normal pada malam hari. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang
mengatur keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas. Produksi
panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas
terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan
normal thermostat di hipotalamus selalu diatur pada set point sekitar 370C,
setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalamus selanjutnya di tentukan
pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan set point,
(Kayman, 2008).
Hipotalamus posterior bertugas meningkatkan produksi panas dan
mengurangi pengeluaran panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi
suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh maka pembentukan panas ditambah
dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk
menggigil dan pengeluaran panas dikurangi dengan vasokontriksi kulit serta
pengurangan produksi keringat sehingga suhu tubuh tetap dipertahankan stabil.
25
d) Beri anak banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi tubuh
seminimal mungkin.
e) Mengenakan anak baju yang menyerap keringat.Apabila anak menggigil, anak
diselimuti, tetapi segera dilepaskan kembali bila menggigilnya hilang.
f) Berikan obat penurun panas (antipiretik) seperti paracetamol bila demam >
39ºC dan tidak kunjung turun walaupun telah di kompres hangat, (WHO,
2009).
g) Segera membawa anak ke dokter, apabila demam tidak segera turun.
7). Penanganaa Segera
Diperlukan perawatan demam secara langsung oleh dokter apabila anak
dalam kondisi berikut:
a) Usia <3 bulan dengan suhu rectal ≥38,00C.
b) Usia 3 – 12 bulan dengan suhu ≥39,00C.
c) Usia > 2 tahun dengan demam yang berlangsung > 24 – 48 jam.
d) Demam dengan suhu > 40,50C, kecuali mudah turun dengan pengobatan
dan anak tersebut merasa nyaman.
e) Mengalami demam yang naik turun selama seminggu atau lebih, bahkan
dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.
f) Demam dengan suhu yang tidak turun selama 48 – 72 jam, (Kaneshiro &
Zieve, 2010).
b. Batuk Pilek
1) Definisi
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak,
dan benda asing dari saluran nafas, sedangkan pilek adalah suatu gejala adanya
cairan encer atau kental dari hidung yang disebut ingus.
Batuk akut biasanya lebih ringan, batuk ini disebabkan oleh flu, radang
tenggorokan, atau tersedak. Batuk akut berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Akan tetapi tetap perlu waspada, sebab batuk ini bisa sebagai pertanda suatu
penyakit seperti pneumonia (radang paru-paru).
2) Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah virus. Masa menularnya beberapa jam sebelum
gejala timbul 1-2 hari setelah gejala hilang komplikasi timbul akibat invasi
sekunder bakteri pathogen seperti pneumokus, steptokokus, hemopius influenza
stapylococus. Masa tuntasnya adalah 1-2 hari dengan faktor predisposis
27
a) Jika anak batuk terus-menerus selama satu jam atau lebih perlu diwaspadai,
kemungkinan ini merupakan gejala bronkhitis. Bronkhitis disebabkan oleh
infeksi virus pada paru-paru. Batuk ini bisa diatasi dengan memberikan
oksigen agar anak mudah bernapas.
b) Jika batuk disertai demam, biasanya sebagai gejala batuk rejan
(pertusis).Anak akan terlihat lesu, lidah membiru, dan sedikit minum.
Apabila ada dua hal tersebut terjadi, anak segera dibawa ke dokter untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
c) Tidak memberi minuman dan makanan yang dapat merangsang timbulnya
batuk. Contoh es, permen, atau makanan berlemak.
d) Memberi minuman dan makanan kepada anak dengan porsi sedikit tetapi
cukup sering agar anak tidak muntah.
e) Mengolesi dada anak dengan minyak kayu putih atau minyak telon agar
anak merasa nyaman
f) Mengkonsumsi madu
Ternyata penelitian terakhir mengungkapkan bahwa mengkonsumsi
madu dapat melegakan tenggorokan dan membantu menjinakkan
batuk. Penelitian tersebut menyatakan bahwa madu lebih efektif
dibandingkan plasebo dan terapi Desktrometorphan dalam mengontrol
batuk pada anak dengan infeksi saluran pernapasan atas.Kesimpulan
tersebut bedasarkan penelitan yang dipublikasikan Jurnal
Pediatrics.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah
merekomendasikan madu sebagai pengobatan batuk pada anak dengan
infeksi saluran pernapasan atas. Menurut Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS Depkes) untuk anak usia diatas 1 tahun dapat diberi kecap
manis atau madu yang dicampur dengan air jeruk nipis atau lemon.
Caranya, berikan 1/2 sampai 1 sendok teh madu. Campur madu dengan air
panas dan tambahkan perasan jeruk lemon yang mengandung vitamin C.
Bila Mama memberikan di malam hari, ajak anak menyikat gigi setelah
minum madu karena madu lengket manis. Madu sering keras pada suhu
kamar.Untuk melunakkan itu, ambil beberapa sendok masukkan ke dalam
wadah tahan panas dan hangat. Atau, rebus air dan letakkan madu dalam
wadah yang diletakkan di atas air sangat panas selama lima atau sepuluh
menit.
29
2. Bank Sampah
a. Pengertian
manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dapat
diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses.
b. Tujuan
c. Jenis-Jenis Sampah
1) Sampah organik
Adalah sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan
Contoh :
Sayura
Daging
Ikan
Nasi
Contohnya:
Botol
Gelas
Plastik
30
Tas plastik
Kaleng
Logam
Sampah non-organik tidak mudah diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian sama
1) Terjadinya banjir.
2) Berjangkitnya penyakit.
1) Memilah Sampah
2) Pembuatan kompos
sangat berguna dalam penyuburan tanah, selain itu kompos juga bisa memberikan
nilai ekonomis dengan cara menjual kompos yang dimanfaatkan sebagai pupuk
untuk tanaman
3) Pendaur Ulang Dengan 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse dan Recycle.
(3R) yaitu :
membawa tas belanja saat ke pasar sehingga dapat mengurangi sampah plastik
Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung dibuang, tetapi sebisa
Sampah kertas dapat dibuat hasil karya, demikian pula dengan sampah
3. Diabetes Melitus
a. Definisi
Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit gangguan metabolisme gula
darah yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin sehingga terjadi peningkatan
kadar gula darah dengan segala akibatnya.
b. Klasifikasi Diabetes Melitus ada 2 macam type DM :
1) DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin (IDDM)
Penyebab : akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan
dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing
(terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM
type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan
memerlukan insulin seumur hidup.
2) DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insuli. (NIDDM)
Penyebab : insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat
32
normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk
metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap
tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan
obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30
tahun.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga J (jumlah,
jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
4. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Kemenkes, 2012).
34
11. buka jari dan mengepal 12. Tepuk Punggung tangan kiri
17. tepuk betis samping (tekuk lutut) 18. Kedua tangan naik turun ke depan
38
19. tepuk perut dengan tangan bergantian 20. Berdiri tegak dan kaki jinjit
5. Asam Urat
a. Pengertian
Asam Urat adalah Sisa metabolisme dari zat-zat purin dalam makanan yang kita
konsumsi ataupun dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang dapat terjadi secara
normal ataupun karena penyakit tertentu (penyakit ginjal, kanker ganas, sickle cell
anemia).
Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein
(terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan
buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak), yang
seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat. Kadar normal asam
urat darah dalam rata-rata adalah antara 3 – 7 mg/dl, dengan perbedaan untuk pria
2,1 – 8,5 mg/dl dan wanita 2,0 – 6,6 mg/dl. Untuk mereka yang berusia lanjut
kadar tersebut lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut
mencapai lebih dari 12 mg/dl (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007).
b. Penyebab Asam Urat
1. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga.
2. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya
senyawa purin lainnya. Purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi
asam urat dalam tubuh.
3. Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol merupakan salah satu sumber
purin yang juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal, sehingga
disarankan tidak sering mengkonsumsi alkohol.
4. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama
gangguan ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak.
39
Minum air sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya membantu pembuangan urat,
dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
5. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika
(furosemida dan hidroklotiazid).
6. Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur,
bakteri, dan virus yang lebih ganas.
7. Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya
gangguan metabolisms tubuh, misalnya berupa gejala polisitomia dan leukemia.
8. Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi, dan olahraga
berlebihan.
c. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat dalam darah terjadi akibat percepatan biosintesis
purin (adenin dan guanin untuk membentuk DNA) dari asam amino atau degradasi
purin berlebih akibat adanya kematian sel, kelebihan asupan asam nukleat dan protein
melalui makanan, atau ekskresi asam urat melalui ginjal yang tidak sempurna.
Pada manusia, penumpukan asam urat juga akan dipicu hilangnya aktivitas urikase
(enzim yang berfungsi untuk mengoksidasi asam urat menjadi allotonin yang mudah
larut). Kadar asam urat tinggi juga ditemukan sebagai akibat sekunder dari berbagai
penyakit, misalnya, gangguan pada penyimpanan glikogen atau defisiensi enzim
turunan sehingga menghasilkan metabolit-metabolit seperti laktat atau trigliserida
yang harus berkompetisi dengan asam urat untuk ekskresi.
Asam urat adalah senyawa yang sukar larut dalam air. Kadar asam urat darah
normal untuk pria dewasa berkisar antara 3,5-7,2 mg/dl dan untuk wanita antara 2,6-
6,0 mg/dl. Bila senyawa ini terakumulasi dalam jumlah besar di dalam darah, maka
akan memicu pembentukan kristal yang berbentuk jarum. Kristal-kristal ini biasanya
terkonsentrasi pada sendi-sendi (kaki, lutut, siku, atau tangan) sedemikian rupa
sehingga mengakibatkan radang sendi (artritis). Sendi-sendi tempat asam urat mangkal
biasanya menjadi bengkak dan kaku.
Selain itu, jika asam urat terkumpul di ginjal akan memicu pembentukan batu asam
urat (tofi) yang mengakibatkan kerusakan ginjal yang sulit untuk diperbaiki. Kejadian
ini biasanya dibarengi dengan kejadian hipertensi, penyakit pembuluh darah, infeksi,
atau penuaan. Secara tradisional, ketidakseimbangan asam urat dalam tubuh diatasi
dengan obat Allopurinol. Allopurinol adalah antimetabolit yang bertindak sebagai
inhibitor sintesis asam urat.
40
Sebenarnya selain buah durian dan alpukat, semua jenis buah bebas untuk
dikonsumsi.
k. Obat-Obatan Tradisional untuk Asam Urat
1. Daun salam sebanyak 7 lembar direbus dgn 2 gelas air hingga tinggal 1 gelas. Dan,
minum setiap pagi & sore.
2. Buat jus kentang mentah & apel malang.
3. Cuka apel yg telah jadi, dicampur madu. Takar satu sendok, ditambah 2 sendok
makan cuka apel plus air hangat & diminum selama seminggu.
4. Sirsak dimakan atau dijus setiap hari.
5. Labu siam diparut lalu disaring, diambil airnya, & diminum setiap hari.
l. Senam Asam Urat
Senam Asam urat ini sangat berguna untuk mengatasi rasa nyeri, meningkatkan
kesehatan dan daya tahan tubuh secara menyeluruh. Pada dasarnya, ada 6 prinsip dasar
di dalam melakukan senam rematik yang akan dijelaskan di bawah ini. Namun,
sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui gerakan
yang sesuai dengan kondisi rematik Anda sebelum melakukan senam ini
Prinsip-prinsip senam asam urat:
a. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan
Duduklah dengan nyaman dan tegakkan punggung Anda. Tarik napas melalui
hidung hingga tulang rusuk terasa terangkat dan hembuskan napas melalui
mulut seperti meniup lilin (untuk mengeceknya: letakkan tangan Anda pada
bagian dada). Latihan ini sangat berguna untuk mengurangi rasa nyeri saat
rematik datang. Lakukan secara kontinu, minimal 4 set dengan istirahat antar
set 1-2 menit.
b. Prinsip Kedua: Pemanasan
Sebelum berlatih, Anda dianjurkan untuk melakukan pemanasan selama 5-10
menit. Pemanasan ini dapat dilakukan dengan berjalan atau bersepeda santai,
atau dengan peregangan ringan.
a. Sentuh tiap jari-jari tangan Anda dengan ibu jari. Ulangi hingga 5 kali.
Latihan ini bertujuan untuk melatih otot. Dilakukan sebanyak 3–5 set, dengan
istirahat antar set selama 1-2 menit.
Seated cross legged press
Duduklah pada kursi yang diganjal bantal. Silangkan pergelangan kaki kanan
di atas pergelangan kaki kiri. Tekan kaki kanan ke kaki kiri, dan di saat
bersamaan, tekan kaki kiri maju melawan kaki kanan Anda. Tahan posisi ini
selama 3-6 detik, lalu lepaskan. Ulangi dengan posisi pergelangan kaki kiri di
atas pergelangan kaki kanan.
46
Pelvic tilt
Berbaringlah dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menyentuh lantai. Angkat panggul
dari lantai dengan punggung atas dan tengah serta tangan tetap menyentuh lantai.
Rasakan adanya kontraksi pada pantat dan perut Anda. Tahan posisi ini beberapa
detik, sambil mengambil napas dalam-dalam dan perlahan.
Rubber band
Taruh karet gelang di kelima jari tangan Anda. Rentangkan jari-jari Anda selebar yang
Anda bisa. Perlahan lepaskan tekanan dari karet gelang tersebut dan kembali ke posisi
awal.
7. Etika Batuk
a. Pengertian
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets)
dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat
mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya
melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara pernafasan
disebut “air borne disease”.
2) Gangguan tidur.
3) Perubahan pola hidup
4) Nyeri musculoskeletal.
5) Suara serak.
6) Mengganggu nafas,dll.
f. Cara Batuk yang Baik dan Benar
Hal-hal perlu anda perlukan:
- Lengan baju.
- Tissue.
- Sabun dan air.
- Gel pembersih tangan
Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan
mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda
setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.
Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel
pembersih tangan.
Langkah 4
Gunakan masker.
51
8. Pemeriksaan SADARI
a. Definisi SADARI
SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker
payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan
tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka
semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009).
b. Manfaat SADARI
1) Untuk mengetahui apakah menderita kanker payudara atau tidak.
2) Untuk wanita harus selalu sadar akan kesehatan payudaranya yaitu dengan cara
rutin memeriksa payudaranya sebagai upaya awal pencegahan penyakit kanker
payudara.
c. Tujuan SADARI
Wanita yang melakukan SADARI akan dapat menunjukan tumor yang kecil dan
masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik.
d. Kapan dilakukan SADARI
Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam satu bulan. Dilkakukan
setelah haid 7-10 hari bisa 1-2 kali hanya 10 menit. Wanita yang belum
menopouse sebaiknya melakukan SADARI setelah menstruasi sebab perubahan
hormonal meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada payudara sebelum
menstruasi. SADARI sebaiknya dilakukan sekitar satu minggu setelah menstruasi.
Satelah menopouse SADARI sebaiknya dilakukan pada tanggal yang sama setiap
bulan sehingga aktifitas rutin dalam kehidupan wanita tersebut
e. Langkah-langkah melakukan SADARI, Menurut kementrian kesehatan (2009)
1) Perhatikan kedua payudara
Berdirilah didepan cermin dengan tangan di angkat dan lihat apakah ada
perubahan pada payudara. Lihat perubahan dalam hal ukuran, bentuk atau
warna kulit, jika ada kerutan, lekukan seperti lesung pipi pada kulit
52
3). Tekan masing-masing putting dengan ibu jari dan jari telunjuk secara
lembut untuk melihat apakah ada cairan yang keluar
7). Angkat lengan keatas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara
sebelah kanan dengan menggunakan tangan kiri. Pemeriksaan ini akan
membantu untuk mengetahui lebih awal apabila ada kelainan pada payudara
yaitu dengan menggunakan teknik yang sama setiap bulannya.
A. Pengertian
Senam kaki diabetik adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasienn
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya deformitas dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki
B. Tujuan Tindakan
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Meperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasna gerak sendi
C. Indikasi
Semua penderita diabetes melitus yang mamu dan tidak konttra indikasi
terhadap senam kaki Diabetik
D. Kontra Indikasi
a. Pasien DM dengan ulkus diabetikum di kaki
b. Pasien DM dengan edema kaki
c. Pasien DM dengan kondisi hipoglikemi
b. Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
c. Meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki
lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara
ini dilakukan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
e. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali.
56
f. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan, ulangi sebanyak 10 kali
g. Luruskan salah satu kaki diataslantai kemudian angkat kakitersebut dan gerakkan
ujungjari kaki kearah wajah laluturunkan kembali kelantai
j. Luruskan salah satu kaki danangkat, putar kaki padapergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dariangka 0 hingga 10 lakukansecara bergantian
3. Jenis-jenis
a. Safety Helmet : Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
b. Sabuk Keselamatan: Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan
alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat
berat, dan lain-lain).
c. Sepatu Karet (sepatu boot) : Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di
tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat.
d. Sarung Tangan : Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan
e. Penutup Telinga (Ear Plug): Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat
bekerja di tempat yang bising.
f. Kaca Mata Pengaman: Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja
(misalnya mengelas).
58
59
60
Demografi
Jumalah penduduk Dusun Patukan RT 06 berjumlah 35 KK, RT 07 berjumlah 39
KK, RT 08 berjumlah 50 KK dan RT 09 Berjumlah 51 KK. Berdasarkan hasil
pengkajian diperoleh data yang berasal dari jumlah penduduk yang terkaji: 175 KK.
Jumlah keseluruhan penduduk RW 21 dan 22 adalah 590 jiwa. Dari data
pengkajian keseluruhan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia,
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan penghasilan. Data pengkajian demografi
disajikan secara masing – masing sebagai berikut:
1. Lingkungan Fisik
a. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3.1
Menunjukkan Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, pada tahun 2018
No Jenis kelamin Jumlah Penduduk Presentase
1. Laki-laki 284 48,14%
2. Perempuan 306 51,86%
Jumlah 590 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober
f. Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 3.6
Menunjukkan Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, pada tahun 2018
No Pekerjaan Jumlah Penduduk Presentase
1. PNS/POLRI/TNI 18 3,05%
2. Petani 0 0%
3. Pegawai/Karyawan swasta 120 20,34%
4. Ibu Rumah Tangga 95 16,10%
5. Buruh 52 8,81%
6. Wiraswasta/wirausaha 66 11.19%
7. Pensiunan 10 1,69%
8. Pelajar 145 24,58%
9. Belum/Tidak Bekerja 67 11,36%
10. Lain-lain 17 2,88%
Jumlah 590 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september – 3 oktober
63
2. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Tipe rumah
Tabel 3.7
Menunjukkan Tipe Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.8
Menunjukkan Status Kepemilikan Rumah warga di Padukuhan Patukan
RW 21 DAN 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
3) Jenis Lantai
Tabel 3.9
Menunjukkan Jenis lantai Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan
22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
4) Fentilasi Rumah
Tabel 3.10
Menunjukkan Ventilasi Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, Pada tahun 2018
5) Pencahayaan
Tabel 3.11
Menunjukkan Pencahayaan Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.12
Menunjukkan Jarak Rumah dengan Tetangga warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.13
Menunjukkan Halaman di sekitar Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,pada tahun 2018
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september – 3 oktober
Tabel 3.14
Menunjukkan Pemanfaatan Pekarangan Rumah wargadi Padukuhan Patukan RW
21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Berdasarkan tabel 3.15 diatas menunjukkan bahwa sumber air minum penduduk di
Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh sumber air yang berasal dari sumur yaitu sebanyak 91,01% .
Berdasarkan tabel 3.16 diatas menunjukkan bahwa pengolahan air minum warga di
Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh air minum yang dimasak sebanyak 96,63%.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sumber air cuci warga di Padukuhan
Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi oleh sumber
air cuci yang berasal dari sumur sebanyak 97,71%.
Tabel 3.18
Menunjukkan Jarak sumber air dengan septiktang warga
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.19
Menunjukkan Penampungan air warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Penampungan Air Jumlah Persentase
1. Bak 97 55,43%
2. Ember 65 37,14%
3. Gentong 7 4,0%
4. Lainnya 6 3,43%
Jumlah 175 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september - 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.19 diatas menunjukkan bahwa penampungan air warga di
Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh penampungan menggunakan bak sebesar 55,43%.
69
Tabel 3.21
Menunjukkan Kondisi air di tempat penampungan warga di Padukuhan Patukan RW 21
dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Berdasarkan tabel 3.21 diatas menunjukkan bahwa kondisi air penduduk di Padukuhan
Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, dengan kondisi yang bersih
sebanyak 95,42%.
h) Frekuensi menguras penampungan
Tabel 3.22
Menunjukkan Frekuensi menguras penampungan warga di Padukuhan Patukan RW 21
dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.23
Menunjukkan Pembuangan sampah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.24
Menunjukkan Tempat penampungan sampah semetara warga di Padukuhan Patukan RW
21 dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.25
Menunjukkan Kondisi penampungan sampah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.27
Menunjukkan Gangguan yang ada warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.28
Menunjukkan Kebiasaan BAB warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Kebiasaan BAB Jumlah Persentase
1. Sembarang Tempat 0 0%
2. WC 175 100%
3. Sungai 0 0%
Jumlah 175 100%
b) Jenis jamban
Tabel 3.29
Menunjukkan Jenis jamban warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.30
Menunjukkan Tempat pembuangan limbah warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
6. Hewan Peliharaan
a) Hewan peliharaan
Tabel 3.31
Menunjukkan hewan peliharaan warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Hewan Peliharaan Jumlah Persentase
1. Ada 85 48,57%
2. Tidak Ada 90 51,43%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.31 diatas menunjukkan hewan peliharaan yang dimiliki warga
di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh warga yang mempunyai hewan peliharaan sebanyak 48,57%.
74
b) Letak Kandang
Tabel 3.32
Menunjukkan Letak kandang warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
c) Kondisi Kandang
Tabel 3.33
Menunjukkan Kondisi kandang warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.34
Menunjukkan Jenis hewan ternak warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.35
Menunjukkan Sarana Kesehatan Yang Tersedia warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.36
Menunjukkan Tempat berobat keluarga warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping,
pada tahun 2018
No Sarana Kesehatan Yang Tersedia Jumlah Persentase
1. Puskesmas/Posyandu 123 65,77%
2. Balai Pengobatan 12 6,41%
3. Rumah Sakit 25 13,36%
4. Dokter Praktik 23 12,29%
5. Bidan 4 2,13%
Jumlah 187 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september - 3 oktober
Tabel 3.37
Menunjukkan kebiasaan sebelum berobat warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan
22 Desa Ambarketawang Gamping,pada tahun 2018
Tabel 3.38
Menunjukkan Pendanaan kesehatan warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping,
pada tahun 2018
Tabel 3.39
Menunjukkan Penyakit Yang Sering Diderita Keluarga Dalam 6 Bulan Terakhir warga di
Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Berdasarkan tabel 3.39 diatas menunjukkan bahwa penyakit yang sering diderita
penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh hipertensi sebanyak 5,60%.
78
Tabel 3.40
Menunjukkan Penghasilan warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No. Penghasilan Jumlah Persentase
1. Rp < 500.000,00 52 15,66%
2. Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 66 19,87%
3. Rp > 1.000.000,00 214 64,45%
Jumlah 332 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september – 3 oktober
Tabel 3.41
Menunjukkan Makanan pokok warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
Tabel 3.42
Menunjukkan Tempat belanja warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No. Tempat Belanja Jumlah Persentase
1. Supermarket 10 12,58%
2. Pasar Tradisional 35 57,86%
3. Minimarket 3 1,89%
4. Toko/Warung Disekitar Tempat
Tinggal 16 27,67%
5. Lainnya 0 0,00%
Jumlah 64 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september - 3 oktober
Tabel 3.43
Menunjukkan Jenis Kendaraan pribadi yang dimiliki warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No. Jenis Kendaraan Pribadi Jumlah Persentase
1. Mobil 12 15,03%
2. Motor 54 68,39%
3. Sepeda 12 16,58%
Jumlah 78 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september -3 oktober
A. Data Fokus
1. Data wawancara
a. Beberapa warga mengatakan menderita hipertensi dan DM
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader terdapat kegiatan posyandu
yang diadakan sebulan dua kali untuk mengecek kesehatan warganya
salah satunya pengecekan kesehatan lansia dan kesehatan balita
c. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa WUS di dusun Patukan
RT 06-09 mengatakan tidak ada keluhan di payudara sehingga tidak
pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
d. Sebagian besar masyarakat di RT 06-09 (RW 21 dan 22) membuang
sampah di tempat pembuangan umum (TPU). Sebanyak 27,43%
masyarakat mengatakan pengelolaan sampahnya dengan cara dibakar.
e. Ibu – ibu mengatakan malas menggunakan KB buatan karena usia sudah
mulai tua dan lebih memilih menggunakan KB alami (kalender, sengaja
terputus).
f. Berdasarkan data wawancara WUS di RT 06 sampai 09 mengatakan
tidak ada keluhan di payudara sehingga tidak pernah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri
g. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 14 warga di RT 06-09 menderita
Hipertensi.
h. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 32 warga di RT 06-09 menderita
batuk pilek (6 bulan terakhir).
i. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 17 warga di RT 06-09
mempunyai riwayat DM.
j. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 10 wargaq di RT 06 -09 yang
menderita Asam Urat
k. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 6 warga di RT 06-09 menderita
asma
l. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 14 warga di RT 06-09 menderita
penyakit asam urat
84
85
B. Analisa Data
No. Data Masalah
1 Data wawancara Ketidakefektifan
Beberapa warga mengatakan menderita Manajemen Kesehatan
hipertensi dan DM pada Kelompok Usia
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader Dewasa dan Lansia di
terdapat kegiatan posyandu yang diadakan Dusun Patukan RT 06
sebulan sekali untuk mengecek kesehatan sampai RT 09
warganya salah satunya pengecekan
kesehatan lansia dan kesehatan balita
Berdasarkan hasil wawancara bahwa terdapat
68 warga yang merupakan perokok aktif di
RT 06-09 RW 21 dan 22 di dusun Patukan
gamping sleman Yogyakarta
Berdasarkan hasil wawancara terdapat 10
wargaq di RT 06 -09 yang menderita Asam
Urat
Data Survey :
Data survey didapatkan berdasarkan hasil
wawancara dengan warga di RT 06 sampai
RT 09 terdapat 14 warga menderita
hipertensi.
Data survey didapatkan hasil wawancara
warga di RT 06 sampai 09 sebesar 17 warga
menderita DM
Berdasarkan data survey di RT 06 sampai 09
terdapat warga yang menderita asam urat
sebanyak 10 orang (4%)
Data windshield survey:
Berdasarkan hasil windshield survey di
lingkungan RT 06 sampai RT 09 tidak ada
poster tentang kesehatan
87
Data survey
Data wanita usia subur mempunyai
pengetahuan baik tentang SADARI sebesar
62% (40 orang), namun perilaku SADARI
tidak dilakukan SADARI sebesar 75% (45
orang).
3 Data Wawancara : Perilaku kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap cenderung berisiko
beberapa WUS di dusun Patukan RT 06-09
mengatakan tidak ada keluhan di payudara
sehingga tidak pernah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.
Sebanyak 27,43% masyarakat mengatakan
pengelolaan sampahnya dengan cara dibakar
Berdasarkan hasil wawancara bahwa terdapat
68 warga yang merupakan perokok aktif di
RT 06-09 RW 21 dan 22 di dusun Patukan
gamping sleman Yogyakarta
Data Survey :
Berdasarkan data survey didapatkan warga
dusun Patukan RT 06-09 (RW 21 dan 22)
membuang sampah di TPU sebanyak
70,86% (124 KK) di TPU, 27,43% (48 KK)
dibakar, tidak ada warga yang membuang
sampah disembarang tempat. Terdapat
tempat penampungan sampah sementara
sebanyak 88,57% (155 KK), tidak terdapat
tempat penampungan sampah sementara
sebanyak 11,43% (20 KK) dan tidak terdapat
warga yang membuang sampah
sembarangan. Kondisi tempat penampungan
sampah tertutup sebanyak 43,43% (76 KK)
dan terbuka sebanyak 56,57% (99 KK).
4) untuk dapat
Domain 4 manajemen stress
Pengetahuan tentang 3. Anjurkan klien
kesehatan dan untuk melakukan
perilaku olahraga secara
Kelas Manajemen rutin
Kesehatan
Outcome: Domain 7 komunitas
Manajemen diri: Kelas manajemen
Hipertensi (3107) resiko komunitas
1. Memantau Intervensi skrining
tekanan darah (3- kesehatan
4) 1. Bantu klien untuk
2. Mempertahankan melakukan
target tekanan pemeriksaan
darah (3-4) tekanan darah
3. Menggunakan 2. Ukur glukosa
obat-obatan sesuai darah
resep (3-4)
4. Berpartisipasi
dalam olahraga
yang
direkomendasikan
(3-4)
5. Mengikuti diet
yang
direkomendasikan
(3-4)
6. Menggunakan
tekhnik relaksasi
(3-4)
7. Menggunakan
95
sumber-sumber
komunitas yang
ada (3-4)
Manajemen diri:
Diabetes
1. Memantau
glukosa darah (3-
4)
2. Mengikuti diet
yang
direkomendasikan
(3-4)
3. Menggunakan
obat-obatan sesuai
resep (3-4)
2 Perilaku Domain 4: Domain 3: Perilaku Penyuluhan Muh. Ahmadun RT.08 dusun 16 Oktober Rumah Total biaya
kesehatan Pengetahuan Kelas: Pendidikan Pengelolaan sampah Dwiynti Patukan 2018 warga, Rp.
cenderung Kesehatan dan pasien Bank sampah Jam 15.30 200.000
Perilaku Intervensi: WIB
berisiko di
Kelas: Perilaku Pendidikan
Dusun Sehat Kesehatan (5510)
Patukan RT Outcome: 1. Tentukan
06 sampai Pengarahan pengetahuan
Perawatan Mandiri kesehatan dan
RT 09 (1613) gaya hidup
1. Menentukan perilaku saat ini
tujuan kesehatan pada individu,
(2-4) keluarga atau
2. Menggambarkan kelompok
perawatan yang sasaran.
tepat (2-4) 2. Ajarkan strategi
3. Menginstruksikan yang dapat
orang lain akan digunakan untuk
kebiasaan menolak perilaku
96
3. Identifikasi
kebutuhan
skrining untuk
orang dewasa
4. Pendidikan kepada
anggota komunitas
akan pentingnya
skrining
Domain 7:
Kesehatan
Komunitas
Kelas:
Kesejahteraan
komunitas
Outcome: Status
Kesehatan
Komunitas (2701)
1. Status kesehatan
orang dewasa (2-
4)
2. Tingkat partisipasi
dalam pelayanan
perawatan
kesehatan
preventif (2-4)
3. Tingkat partisipasi
dalam program
kesehatan
komunitas (2-4)
3. Kesiapan Kesiapan koping Domain 7: Melakukan Erwin Tri Warga di 20 Oktober Pendopo Rp.150.000
meningkatkan komunitas yang lebih Komunitas Penyuluhan Melyana dusun Patukan 2018 RW.22
manajemen baik : Kelas: Peningkatan SADARI Jam: 19.30- Sodanten
koping Keefektifan program kesehatan selesai
komunitas (2808) komunitas
kesehatan Intervensi:
98
lingkungan dan
perilaku
hubungan timbal
balik.
3. Rencanakan
monitor resiko
kesehatan seperti
pemeriksaan
SADARI dalam
jangka
panjang.Pertimba
ngkan sumber-
sumber di
komunitas yang
sesuai dengan
kebutuhan
kesehatan dan
pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari.
100
penyuluhan
Setelah di lakukan penyuluhan
ada peningkatan pengetahuan
pretest dan posttest.
A. Kesimpulan
Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta telah melakukan praktek Profesi
Ners di Dusun Patukan RT 06 sampai dengan RT 09 Ambarketawang, Gamping,
Sleman. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya pada masyarakat secara
langsung. Selain dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan komunitas di Dusun
Patukan RT 06 sampai dengan RT 09 mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta
dapat menjalin silaturahmi dengan warga RT 06 sampai dengan RT 09 serta mendapat
tambahan ilmu pengetahuan dari masyarakat. Karena dalam praktek keperawatan
komunitas, masyarakat berperan penting dalam kegiatan yang telah di susun oleh
mahasiswa di Dusun Patukan RT 06 sampai dengan RT 09. Setelah dilakukan
pengkajian keperawatan komunitas, yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun
rencana asuhan keperawatan komunitas meliputi analisis data, membuat prioritas
masalah dengan menggunakan skoring, menyusun Planing Of Action (POA),
mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta melakukan implementasi sesuai dengan
masalah yang telah disepakati pada saat Musyawarah Mufakat Desa (MMD) II.
Setelah seluruh kegiatan dilaksanakan, maka di susunlah laporan dan hasil
dipresentasikan di Musyawarah Mufakat Desa (MMD) III. Kegiatan yang telah
dilakukan di Dusun Patukan mendapat sambutan baik dari warga. Warga Dusun
Patukan berpartisipasi cukup aktif dalam setiap kegiatan yang di rencanakan oleh
mahasiswa. Selain itu, mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta juga bekerjasama
dengan pihak Puskesmas Gamping I dan mendapatkan apresiasi baik dari pihak
Puskesmas.
Setelah dilakukan pengkajian komunitas di Dusun Dusun Patukan RT 06
sampai dengan RT 09 Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta maka telah
ditemukan masalah keperawatan komunitas antara lain:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan pada Kelompok Usia Dewasa dan
Lansia di Dusun Patukan RT 06 sampai RT 09
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
3. Kesiapan meningkatkan manajemen koping kesehatan terhadap resiko penurunan
kualitas hidup
106
107
Ahmad, J. 2016. The Diabetic Foot. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research &
Riviews 10: 48-60.
Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M., 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th Edition.USA : Elsevier Mosby.
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Depkes. RI. Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan yang Serius, diakses tanggal 26
Oktober 2015.
Dewi, P., Tri S, dan Ririn I. S. Pengaruh Senam Diabetes Mellitus dengan Nilai Abi (Ankle
Brachial Index) pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Padamara Purbalingga.
Dixit, S., A. G. Maiya, dan B. A. Shastry. 2014. Effect of aerobic exercise on peripheral
nerve functions of population with diabetic peripheral neuropathy in type 2 diabetes:
A single blind, parallel group randomized controlled trial. Journal of Diabetes and
Its Complications 28: 332-339.
Francia, P., G. Seghieri, M. Gulisano, A. D. Beellis, S. Toni,A. Tedeschi, dan R Anichini.
2015. The Role of Joint Mobility in Evaluating and Monitoring The Risk of Diabetic
Foot Ulcer. Diabetes Research And Clinical Pracice 108: 398-404.
Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Harefa, K., dan A. Sari. 2011. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada
Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit Dalam RSDU DR. Pirngadi Medan
Tahun 2011. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 11.58
http://server2.docfoc.com/uploads/Z2015/12/19/yrh2E5R1Tg/a1c26e06e849478ed3
265ec5c16fe10a.pdf
Ji, L., J. Bai, J. Sun, Y. Ming, dan L. Chen. 2015. Effect of combining music media therapy
with lower extremity exercise on elderly patients with diabetes mellitus.
International Journal of Nursing Sciences 2: 243-247.
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta 2013.
Kementrian Kesehatan. RI. 2011. Diet Diabetes Melitus. Diakses tanggal 29 Oktober 2015.
Khomsan-Ali. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Maryanti, 2009. Bahaya Kanker Rahim dan Payudara. Jakarta: Wahana Totalita Publisher.
Mendes, R., N. Sousa, J. Themudo-Barata, dan V. Reis. 2016. Gac Sanit 30(3): 215-220.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., dan Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) 5th Edition. SA : Elsevier Mosby.
NANDA. 2014. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014. The North
American Nursing Diagnosis Association. Philadelphia. USA
Noor, S., M. Zubair, dan J. Ahmad. 2015. Diabetic foot ulcer—A review on pathophysiology,
classification and microbial etiology. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical
Research & Riviews 9: 192-299.
Price, S.A & Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6 Volume 1. Jakarta : EGC.
Prosiding Seminar Hasil Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat 2013. Diakses pada
tanggal 13 Oktober 2018 pukul 11.58 http://eprints.unsri.ac.id/4986/1/rostika-
pelatihan-senam-kaki-pada-penderita-diabetes-melitus-dalam-upaya-pencegahan-
komplikasi.pdf
Rizvi, Ali A. 2009. Nutritional challenges in the elderly with diabetes. International Journal
of Diabetes Mellitus. 26–31
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC.
Sunaryo, T., dan Sudiro. 2014. Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan Resiko Ulkus
Kaki Diabetik Pada Pasien DM Tipe 2 di Perkumpulan Diabetik. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan 3(1): 99-105.
Sutanto. 2009.Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia,Yogyakarta
Tambayong Jan. 2009. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Wahyuni, T. D. 2013. Ankle Brachial Index (ABI) Sesudah Senam Kaki Diabetes Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Junrnal Keperawatan 4(2): 143-151