Anda di halaman 1dari 116

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FOKUS PADA

MASALAH BALITA, ANAK SEKOLAH, REMAJA, DEWASA,


LANSIA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RT 06, 07, 08
DAN RT 09 RW 21 DAN 22 DUSUN PATUKAN
AMBARKETAWANG GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Kelompok 2
Arista Sari 1720206004
Dafiq Ya’lu Ulinnuha 1720206007
Dwiyanti 1720206009
Erwin Try Meliana 1720206017
Ma’ruf Budi Setyawan 1720206019
M.Ahmadun 1720206021
Sigit Diliangga 1720206030
Siska Agustina 1720206031
Siti Hajar 1720206032

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘ASYIYAH
YOGYAKARTA
2018

iii
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FOKUS PADA
MASALAH BALITA, ANAK SEKOLAH, REMAJA, DEWASA,
LANSIA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RT 06, 07, 08
DAN RT 09 RW 21 DAN 22 DUSUN PATUKAN
AMBARKETAWANG GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Kelompok 2
Arista Sari 1720206004
Dafiq Ya’lu Ulinnuha 1720206007
Dwiyanti 1720206009
Erwin Try Meliana 1720206017
Ma’ruf Budi Setyawan 1720206019
M.Ahmadun 1720206021
Sigit Diliangga 1720206030
Siska Agustina 1720206031
Siti Hajar 1720206032

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘ASYIYAH
YOGYAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan keperawatan
komunitas di RT 06, RT 07, RT 08 dan RT 09 RW 21 dan 22 Dusun Patukan Ambarketawang
Gamping Sleman Yogyakarta.
Laporan ini disusun sebagai tugas dalam praktek profesi keperawatan di stase
komunitas. Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat tersusun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang
telah memberikan izin dalam menjalankan Program Pendidikan Profesi Ners stase
komunitas.
2. Moh. Ali Imron. M. Fis. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta yang telah memberikan izin dalam menyelesaikan Program Pendidikan
Profesi Ners stase komunitas.
3. Ns. Suratini, M.Kep.,Sp.Kep.Kom. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan izin
dalam menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners stase komunitas.
4. Tiwi Sudyasih, M.Kep. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Ners stase
komunitas dan pendamping akademi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran,
dan nasehat dalam penyususnan tugas ini.
5. Sukardi sebagai Kepala Dusun Patukan yang telah membantu dalam pendataan dan
penyusunan laporan ini.
6. Sumaryanto sebagai Kepala Desa Patukan yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan Praktik Komunitas di Dusun Patukan
7. Pihak Puskesmas Gamping I yang telah membantu baik secara moril maupun materiil
dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners di Dusun Patukan.
8. Drg. Ratih Susila selaku Kepala UPT Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I yang telah
membantu baik secara moril maupun materiil dalam pelaksanaan kegiatan Program
Pendidikan Profesi Ners di Dusun Patukan
9. Isti Faiyah, Amd. Keb. Selaku pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan
bimbingan, masukan, dukungan, nasehat, dan bantuannya selama Program Program
Pendidikan Profesi Ners stase komunitas.
10. Bapak ketua RT 06 sampai RT 09 RW 21 dan 22 Dusun Patukan yang telah membantu
dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners di Dusun Patukan.
11. Ibu-ibu kader RW 21 dan 22 Dusun Patukan RT 06, RT 07,08 dan RT 09 yang telah
membantu dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners di Dusun
Patukan.
12. Pemuda-pemudi karang taruna RW 21 dan 22 Dusun Patukan yang telah membantu
dalam pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners stase komunitas.

ii
13. Seluruh warga RW 21 dan 22 Dusun Patukan RT 06, RT 07, RT 08 dan RT 09 yang
telah berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan Program Pendidikan Profesi Ners stase
komunitas.
14. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan tugas keperawatan
komunitas.
Dalam penyusunan laporan komunitas ini, penyusun menyadari masih sangat jauh dari
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi sempurnanya laporan ini, sehingga tugas keperawatan komunitas ini dapat menjadi lebih
sempurna dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Oktober 2018


Hormat kami,

Penulis

iii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FOKUS PADA


MASALAH BALITA, ANAK SEKOLAH, REMAJA, DEWASA,
LANSIA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RT 06, 07, 08
DAN RT 09 RW 21 DAN 22 DUSUN PATUKAN
AMBARKETAWANG GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Stase Komunitas pada


Tahap profesi Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disahkan pada Tanggal

Pembimbing Komunitas Kepala Desa Ambarketawang Kepala UPT Pusat


Kesehatan Masyarakat Gamping I

Tiwi Sudyasih, S. Kep., Ns, M. Kep. Sumaryanto Drg. Ratih Susila

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Suratini, S. Kep. Ns, M. Kep., Sp. Kep. Kom. Sumadiyono

iv

Drg. Ratih Susila


DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................................... 2
C. Sasaran ...................................................................................................................... 3
D. Manfaat ..................................................................................................................... 4
E. Strategi ...................................................................................................................... 4
F. Kriteria Evaluasi ........................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas .................................................................... 7
B. Konsep Teori ............................................................................................................. 24
BAB III APLIKASI ASUHAN
A. Sistem Pengambilan Data ......................................................................................... 59
B. Data Hasil Pengkajian ............................................................................................... 59
BAB IV ANALISA DATA
A. Data Fokus ................................................................................................................ 84
B. Analisa Data .............................................................................................................. 86
C. Skoring Diagnosis ..................................................................................................... 88
D. Prioritas Diagnosis Keperawatan .............................................................................. 88
E. Rencana Asuhan Keperawatan .................................................................................. 89
F. Plan Of Action (POA) ............................................................................................... 93
G. Implementasi dan Evaluasi Kegiatan ......................................................................... 100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................................... 106
B. Saran .......................................................................................................................... 107
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,
dimana keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan organisasi
diterapkan dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota profesi
kesehatan lain dan tenaga sosial, demi memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu, perawatan kesehatan masyarakat ditunjukan kepada individu, keluarga, dan
kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, koordinasi, dan pelayanan keperawatan berkelanjutan sebagai suatu
pendekatan yang komprehensif.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat (nursing process
community) diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan
kesehatan yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan
kesehatan yang akan diberikan.Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang
perawat komunitas mampu melakukan rangsangan atau memotivasi masyarakat
diwilayah binaannya dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah
tersebut.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses diaman individu,
keluarga, dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan
berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya berdasarkan asas
kebersamaan dan kemandirian.
Proses keperawatan komunitas tidak terlepas dengan empat pendekatan ilmiah,
yaitu: proses pengkajian (assessment), perencanaan (planning), pelaksanaan
(implementation), dan evaluasi (evaluating). Proses planning atau intervensi serta
pelaksanaan intervensi atau proses implementasi dapat dilakukan oleh perawat
komunitas dengan mandiri ataupun dapat berupa proses kolaborasi dengan tim
kesehatan yang lain melalui lintas program dan lintas sektoral. Praktik keperawatan
komunitas sesungguhnya merupakan pelayanan keperawatan professional yang
berbasis konsep kesehatan dan konsep kesehatan masyarakat dengan penekanan
masalah yang ditujukan pada kelompok masyarakat dengan resiko tinggi Seperti
Yang diungkapakan oleh Depkes (2006) bahwa dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas proses tersebut dapat dicapai

1
2

melalui peningkatan kesehatan promotif dan pencegahan penyakit (preventif) di semua


tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Praktik Profesi Keperawatan Ners stase keperawatan komunitas merupakan
aplikasi dari learning process yang telah dipelajari selama di academic focus sebagai
bentuk realisasi pelaksanaan asuhan keperawatan yang berbasis masyarakat dengan
berbagai tipe dan karakteristik. Dalam stase praktik keperawatan komunitas ini
mahasiswa dituntun bekerjasama dengan komunitas dalam mengumpulkan, menggali
data, serta menganalisa masalah kesehatan di masyarakat, kemudian bersama
masyarakat menyusun dan menerapkan perencanaan dan melaksanakan perencanaan
yang berupa asuhan keperawatan komunitas dan diakhiri dengan evaluasi setiap
program yang telah dilaksanankan bersama.
Harapan yang diinginkan adalah mahasiswa dapat bekerjasama dengan
masyarakat dalam menggali setiap permasalahan terkait dengan masalah kesehatan
yang berbasis komunitas, proses kemampuan pemperdayaan masyarakat dalam setiap
asuhan keperawatan dengan dasar data masalah kesehatan yang diperoleh dari
masyarakat sendiri. Dalam menjamin keseuksesan dan kelancaran selama proses
praktik perlu adalanya kerjasama yang baik dalam menghadirkan suasanan harmonis
antara masyarakat, pusat pelayanan kesehatan setempat, puskesmas dalam setiap
progress kegiatan.
B. TUJUAN
Berdasarkan data masalah kesehatan komunitas yang diperoleh di Dusun
Patukan RT 06, 07, 08, 08 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta, diharapkan:
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas di Dusun
Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta sesuai dengan masalah yang ada berdasarkan konsep, falsafah
dan teori keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada di Dusun
Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta :
3

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian komunitas di Dusun Patukan RT 06,


07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping, Sleman,
Yogyakarta.
b. Mahasiswa dapat merumuskan masalah dan membuat prioritas masalah
kesehatan berdasarkan hasil pengkajian di Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09
RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
c. Mahasiswa dapat membuat rencana asuhan keperawatan komunitas di Dusun
PatukanRT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang,
Gamping, Sleman, Yogyakarta.
d. Mahasiswa dapat melaksanakan implementasi dan evaluasi asuhan
keperawatan komunitas di Dusun PatukanRT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22
Kelurahan Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
e. Mahasiswa dapat melakukan dokumnetasi proses keperawatan secara lengkap
dan relevan, sehingga data-data dapat digunakan serta dipertanggung jawabkan
oleh puskesmas maupun komunitas.
f. Mahasiswa mampu melakukan tinjauan terhadap program yang ada di
puskesmas untuk meningkatkan pelayanan Puskesmas Gamping I pada
masyarakat.
g. Menggali dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan,
terutama dalam upaya promotif dan preventif.
h. Mahasiswa dapat merubah perilaku masyarakat yang sehat menjadi sehat yang
lebih optimal.
C. SASARAN
Sasaran asuhan keperawatan komunitas adalah seluruh warga masyarakat
Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang,
Gamping, Sleman, Yogyakarta.
D. MANFAAT
Adapun penyusunan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
subjek praktik keperawatan komunitas antara lain:
1. Masyarakat Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan
Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Memberikan gambaran demografi, jumlah penduduk, kesehatan lingkungan,
perumahan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan keadaan sosial serta
permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat.
4

2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Dusun
Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta.
3. Kader
Menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi kader-kader yang berada di
Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang,
Gamping, Sleman, Yogyakarta dalam hal kesehatan.
4. Mahasiswa Praktik
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan individu, kelompok dan komunitas khususnya di Dusun
Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 Kelurahan Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta.
E. STRATEGI
Adapun strategi-strategi yang digunakan dalam penerapan konsep asuhan
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Tahap I : Perkenalan
a. Persiapan MMD I
Mengikuti penjelasan praktek keperawatan komunitas dan
keluarga,oleh pembimbing baik pembimbing akademik maupun pembimbing
lapangan yang ada di puskesmas kemudian dilanjutkan penegalokasian
mahasiswa ke lokasi praktek keperawatan komunitas yaitu Dusun Patukan RT
06 sampai 09, RW 20, 21, dan 22 Dusun Patukan Kelurahan Ambarketawang,
Gamping, Sleman, Yogyakarta.
b. Orientasi wilayah
Pengenalan wilayah dan karakteristik penduduk yang dijadikan sebagai
tempat praktik keperawatan komunitas dari RT 06 sampai RT 09 RW 20,21
dan 22 meliputi karakteristik Kelurahan, batasan wilayah.
c. MMD I
Perkenalanan penjelasan tujuan serta tahapan kegiatan praktik
keperawatan komunitas merupakan inti dari tahapan MMD I, unsur masyarakat
seperti tokoh masyarakat, pemuda, kader puskesmas menjadi target subjek
dalam MMD I. Objektifitas dalam MMD I merupakan fokus untuk
5

mendapatkan gambaran awal mengenai masalah kesehatan yang dianggap


perlu mendapat prioritas dalam penanganan kesehatan.
2. Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisa Data
a. Pengkajian dan pengumpulan data
1) Sebelum pengkajian dan pengumpulan data masalah kesehatan masyarakat,
terlebih dahulu menyususn instrumen pengkajian untuk memudahkan
dalam proses generalisir pengorganisasian masalah kesehatan masyarakat
yang akan digali.
2) Mendatangi warga dari rumah ke rumah dengan melakukan wawancara dan
observasi tentang hal-hal yang terkait dengan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat dan kesehatan lingkungan.
3) Wawancara dengan tokoh masyarakat, kader kesehatan dan puskesmas,
terkait dengan batasan wilayah, sejarah Kelurahan, jadwal kegiatan rutin
untuk memudahkan dalam merencanakan program yang akan dilaksanakan
selanjutnya.
4) Observasi lingkungan dusun secara umum.
5) Studi dokumentasi dengan menggunakan indikator kesehatan dalam
pencapaian program puskesmas.
b. Analisa Data
1) Tabulasi data dengan menggunakan format yang mudah untuk diproses.
2) Mempresentase data-data pengkajian agar mudah dipahami oleh
masyarakat.
3) Analisa data masalah kesehatan dengan cara mengelompokkan data-data
berdasarkan fokus dan prioritas masalah.
3. Tahap 3 : Perencanaan
a. Persiapan MMD II.
b. Menetapkan masalah-masalah keperawatan dan prioritas sementara serta
menyusun planning untuk diimplementasikan.
c. Melakukan program MMD II.
d. Bersama masyarakat merumuskan masalah,menyusun prioritas, menggunakan
scoring berdasarkan masalah yang paling dirasakan masyarakat dan dapat
segera diatasi dengan sumber yang ada sekaligus menyepakati tindakan-
tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan sesuai prioritas
dengan peran serta masyarakat secara penuh.
6

4. Tahap 4 : Pelaksanaan
a. Melalui berbagai persiapan serta koordinasi dengan pihak terkait, melakukan
tindakan sesuai rencana.
b. Pelaksanaan dapat bersifat kegiatan incidental jika masyarakat menginginkan
dan menghendaki untuk dilakukan kegiatan.
c. Melakukan program tinjauan dari puskesmas.
5. Tahap 5 : Evaluasi
a. Persiapan MMD III dengan mendokumentasikan program dengan tulisan yang
telah terlaksana dan menyusun evaluasi setiap program.
b. Melakukan koordinasi dan rekapitulasi kegiatan yang telah dilakukan
c. MMD III
d. Melaporkan kegiatan yang telah dilakukan dan mengevaluasi serta
merencanakan tindak lanjut dengan unsur-unsur terkait sesuai dengan
permasalahan yang ada kepada berbagai pihak baik dari masyarakat sebagai
subjek, pihak puskesmas, maupun pihak akademik.
F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Masyarakat Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 bersedia
berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilaksanakan mahasiswa selama
kurang lebih 6 Minggu.
b. Agenda dari kegiatan yang akan dilaksanakan selama 6 Minggu sudah
dipersiapakan sesuai jadwal yang ditargetkan.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat berperan aktif selama kegiatan yang sedang dilaksanakan.
b. Alat atau media dapat membantu masyarakat dalam penyampaian materi.
c. Masyarakat dapat menerima penjelasan dengan baik tentang masalah-masalah
yang ada di komunitas.
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 dapat
melaksanakan implementasi dari asuhan keperawatan yang dilakukan.
b. Masyarakat Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21 dan 22 menjadi lebih
peduli tentang kesehatan.
c. Status kesehatan masyarakat Dusun Dusun Patukan RT 06, 07, 08, 09 RW 21
dan 22 semakin baik dan optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas

1. Pengertian

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan

dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta

memelihara kesehatan penduduk. (American Nurses Association, 2010).

Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse

health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu

masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan

masalah tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka

meminta bantuan kepada orang lain. (WHO, 2002).

Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktik keperawatan

dan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada pengembangan serta peningkatan

kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif

sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat.

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan

yang merupakan bagian integraf dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh

perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk

memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang lebih tinggi.

(Depertemen Kesehatan RI,2007).

2. Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan merupakan pandangan mendasar tentang hakikat

manusia dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik

keperawatan. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik biologis, psikologis, sosial, kultural dan
7
8

spiritual terhadap kesehatan komunitas. Selain hal ini juga memberikan prioritas pada

strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi

keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara

umum yaitu : Manusia merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan

kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Bertolak dari pandangan

ini, disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari : manusia,

kesehatan, lingkungan dan keperawatan.

Skema 2.1

Manusia

Keperawatan Kesehatan

Lingkungan

Sumber : Mubarak dan Nurul (2006)

a. Manusia

Manusia merupakan komponen paradigma keperawatan yang menjadi salah

stuktur fokus pelayanan keperawatan. Manusia sebagai klien merupakan makhluk

biopsikososial dan spiritual yang merupkan kesatuan dari aspek jasmani dan

rohani, yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan berbeda-beda sesuai dengan

tingkat perkembangan masing-masing. Dengan demikian apabila terjadi masalah

pada seorang klien, tidak hanya cukup dengan memberi obat tetapi perawat juga

perlu memberikan pendekatan keseluruhan yaitu menyelidiki semua faktor yang

ada baik fisik, mental maupun sosial.


9

b. Kesehatan

1) Konsep Sehat

Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya seseorang dari ganguan pemenuhan

kebutuhan dasar manusia atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan

yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor. Sehat juga

diartikan sebagai keadaan di mana seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya

tidak mempunyai keluhan ataupun tidak ada tanda-tanda penyakit atau

kelainan sedangkan kesehatan adalah keadaan sejahtera sempurna yang

lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata- mata

bebas dari penyakit atau kelemahan di samping juga mampu produktif.

2) Konsep Sakit

Definisi sakit menurut Perkins adalah keadaan tidak menyenangkan yang

menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam beraktivitas

sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani maupun soaial. Sakit dapat berarti

pula suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit

secara subjektif dan objektif, sehingga penderita tersebut memerlukan

pengobatan untuk mengembalikan dirinya ke keadaan sehat.

c. Lingkungan

Lingkungan adalah merupakan komponen dalam paradigma yang

mempunyai implikasi sangat luas bagi kelangsungan hidup manusia, khususnya

menyangkut status kesehatan seseorang. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa

lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung maupun

tidak langsung pada individu, kelompok atau masyarakat. Jika keseimbangan

lingkungan tidak dijaga dengan baik, maka akan dapat menyebabkan berbagai

macam penyakit.
10

d. Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanannya berdasar pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit

maupun sehat, yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Keperawatan

merupakan suatu ilmu dan seni yang berkaitan dengan klien seutuhnya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan.

Menurut Swarjana (2016) mengatakan bahwa ada 4 faktor utama yang

mempengaruhi status kesehatan masyarakat, yaitu: lingkungan, perilaku, keturunan

dan pelayanan kesehatan

a. Lingkungan

Karakteristik alamiah fisik lingkungan termasuk iklim,kondisi tanah dan

topograpi, berhubungan dengan kesehatan secara langsung, berinteraksi terhadap

efek ekonomi, kebudayaan dan faktor lainnya yang berkontribusi terhadap status

kesehatan dan lingkungan yang dibuat oleh manusia dapatkan meningkatkan

pengaruh terhadap kesehatan. Perumahan yang tidak memadai misalnya dapat

berkontribusi terhadap penyakit. Lingkungan kerja, sanitasi, air, udara, polusi,

berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Perilaku

Perilaku personal dan kebiasaan termasuk perilaku merokok, minum-minuman

keras, penggunaan obat-obatan terlarang, tidak perhatian terhadap personal

hygiene dan terlambat dalam upaya mencari pelayanan kesehatan, memberikan

pengaruh besar (major influences) terhadap health and wellnes.


11

c. Keturunan

Herediter atau faktor genetika yang merupakan faktor instrinstik yang

dialami dari individu dapat meningkatkan atau mempengaruhi kemungkinan atau

kecenderungan seorang untuk mewarisi penyakit. Faktor genetik berinteraksi

terhadap lingkungan dan perilaku.

d. Pelayanan Kesehatan

Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan

pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap masyarakat, pengobatan dan

keperawatan.

Dari keempat faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang paling

menunjang dan pengaruh mempengaruhi satu dengan yang lainnya, sehingga

berdampak buruk terhadap status kesehatan individu, keluarga, kelompok

masyarakat secara keseluruhan.

4. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan


kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri. Peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu keluarga
dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health General
Community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan
masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Selanjutnya secara spesifik diharapkan: individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
mempuinyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut.
c. Merumuskan serta memecahkan masalah yang dihadapi.
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi.
12

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang dapat
meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (Self
care).
f. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
g. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
5. Karakteristik Keperawatan Komunitas

a. Tempat Kegiatan

1) Puskesmas

2) Rumah

3) Sekolah

4) Perusahaan-perusahaan

b. Ruang lingkup pelayanan

1) Promotif, peningkatan kesehatan

Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi

usaha-usaha peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan,

pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur, istirahat yang

cukup serta rekreasi sehingga orang dapat mencapai tingkat kesehatan yang

optimal.

2) Preventif, pencegahan penyakit

Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit

meliputi usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil,

pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.

3) Kuratif, pengobatan

Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat

diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat

dipulihkan kesehatannya.
13

4) Rehabilitatif, pemulihan

Adalah usaha yang ditujukan kepada penderita yang baru pulih dari

penyakit yang di deritanya. Usaha pemulihan ini ditujukan untuk

memperbaiki kelemahan – kelemahan fisik, mental dan sosial pasien, sebagai

akibat dari penyakit yang dideritanya melalui latihan- latihan yang telah

diprogram dan dapat pula dilakukan melalui latihan fisoterapi.

5) Resosiasi yaitu pengembalian fungsi sosial pada masyarakat.

c. Fokus atau perhatian utama

1) Peningkatan kesehatan

2) Pencegahan penyakit

d. Sasaran Pelayanan

1) Individu

2) Keluarga

3) Kelompok khusus

4) Masyarakat

6. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh dan daerah yang tidak terjangkau dalam masyarakat.
a. Tingkat Individu.
Tingkat individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, sosial dan spiritual.Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada
individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu yang dijumpai di Puskesmas
dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan
masalah kesehatan individu.
Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka
akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada di
lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Maka di sini peran perawat komunitas
adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena
14

adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan
kurangnya kemauan menuju kemandirian.
b. Tingkat Keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga
satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh
terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada di sekitarnya.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh
mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Kesehatan keluarga difokuskan kepada pelayanan kesehatan yang strategis, yaitu:
1) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan.
2) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh
anggota keluarga.
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
4) Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan dalam perawatan
kesehatan.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha–usaha
kesehatan masyarakat.
c. Kelompok khusus
Sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan antara lain:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth and development), Keluarga yang
belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga seperti: ibu hamil, bayi
baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia atau lanjut usia,
penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit
15

endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan


tertentu (mental atau fisik).
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain: kasus penyakit kelamin,
tuberculosis, AIDS, kusta dan lain-lain.
3) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun
Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti
perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga
dengan neonates BBLR.

7. Prinsip Keperawatan Komunitas


Prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas haruslah mempertimbangkan
yaitu:
1) Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi komunitas artinya: ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2) Autonomi
Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih
alternatif yang terbaik yang disediakan untuk komunitas.
3) Keadilan
Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas.
8. Konsep Pendekatan Edukatif dalam Keperawatan Komunitas
Dalam pelaksanaan keperawatan komunitas pendekatan edukatif diperlukan sebagai
sasaran pendekatan sehingga mempunyai hasil guna dan daya guna yang baik.
Pendekatan edukatif berupaya memberdayakan masyarakat bukan hanya sebagai objek
tetapi juga sebagai subjek, sehingga masyarakat akan dapat termotifasi untuk rasa ikut
memiliki.
a. Dasar Pemikiran Pendekatan Edukatif
Pendekatan edukatif adalah salah satu alternatif dalam pembangunan kesehatan
masyarakat didasarkan pada pemikiran sebagai berikut:
1) Pendekatan edukatif dapat memacu berkembangnya potensi masyarakat.
2) Potensi masyarakat dapat berkembang kalau bertolak dari masalah yang
dirasakan masyarakat dan melalui proses belajar serta berperan secara aktif.
16

3) Pelayanan kesehatan harus dikembangkan dari pola hidup masyarakat dan


mampu memenuhi kebutuhan dibidang kesehatan.
4) Sebagian besar masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat adalah hasil
perilaku masyarakat itu sendiri, oleh karena itu masyarakat harus dilibatkan
secara aktif dalam:
a. Penemuan masalah.
b. Penemuan potensi yang mereka miliki.
c. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
d. Provider dan masyarakat merupakan mitra yang saling mendukung.
e. Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional.
f. Pola pelayanan kesehatan dimasing masing tingkat administrasi harus saling
menunjang.
g. Pelayanan kesehatan yang diberikan seharusnya dilaksanakan oleh petugas
yang bisa diterima oleh masyarakat setempat.
b. Pengertian Pendekatan Edukatif
1) Pengertian secara umum
Suatu rangkaian kegiatan yang dirangkai secara sistematis terencana dan
terarah dengan partisipasi aktif dari individu, kelompok, maupun masyarakat
umum, untuk memecahkan masalah yang dirasakan oleh masyarakat dengan
memperhitungkan faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya.
2) Pengertian secara khusus
Suatu bentuk atau model dari pelaksanaan organisasi sosial masyarakat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan pokok penekanan
pada:
a) Pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah.
b) Pengembangan provider merupakan bagian dari proses pengembangan
masyarakat secara keseluruhan.
3) Tujuan Pendekatan Edukatif
a) Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
b) Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan
masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong-royong.
4) Langkah Langkah Pendekatan Edukatif
a) Pendekatan pada tokoh masyarakat baik secara:
b) Non Formal : untuk penjajagan kebutuhan
17

c) Formal : dengan surat resmi


d) Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat
e) Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data
f) Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu
kebijakan alternatif pemecahan masalah dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
g) Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara agama,
perkawinan, kematian, dll.
1. Pendekatan kepada provider
Pendekatan kepada provider dilakukan diadakan pada waktu pertemuan:
a. Tingkat kecamatan
b. Tingkat desa/kelurahan
c. Tingkat dusun/ lingkungan
2. Pengumpulan data primer dan sekunder
Pengumpulan data primer dan sekunder yang dilakukan meliputi:
a. Data umum
b. Data teknis sesuai kepentingan masing masing sektor
c. Data perilaku sesuai dengan masalah yang ada.
d. Data khusus hasil pengamatan
e. Data orang lain
9. Pengembangan Masyarakat
Untuk dapat mengembangkan perlu menghidupkan dan mengembangkan
sumber daya masyarakat baik dari sumber daya alam, (potensi desa) dan sumber daya
manusia (kadar kesehatan) agar tahu, mau dan mampu mengatasi masalahn ya sendiri
secara swadaya dan gotong royong. Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan
dengan suatu metode:
a. Pendekatan tingkat desa dilakukan dengan cara:
1. Pertemuan tersendiri dengan tokoh masyarakat
2. Menumpang pada pertemuan lain seperti musyawarah masyarakat
desa (MMD) maupun pertemuan tingkat dusun/ lingkungan
b. Pengumpulan data untuk mencari kebutuhan yang real dan kebutuhan yang
diingini masyarakat (felt needs) dalam rangka survey mawas diri (SMD).
c. Penyajian data pada waktu MMD, isi dari penyajian data :
1. Analisa situasi secara singkat
2. Analisa data
18

3. Permasalahan
4. Penyebab terjadinya masalah
d. Komitmen bersama dari hasil kesepakatan MMD dalam suatu kebijakan
alternatif pemecahan untuk:
1) Perencanaan kegiatan
2) Perencanaan pelaksanaan
3) Perencanaan evaluasi
e. Tindak lanjut program dan pembinaannya dapat dilakukan dengan cara:
1) Pertemuan berkala hadir
2) Provider dan kader mengadakan studi banding kelain desa
3) Provider mengadakan pembinaan ke desa harus dapat merubah sikap
diri.
Pada peringatan hari besar sebaiknya diadakan lomba penampilan antar
dusun atau desa.
10. Pengembangan Provider
Provider ialah sektor-sektor yang bertanggung jawab secara teknis terhadap
program program yang dikembangkan dalam pengembangan kemampuan masyarakat
untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.
Pengembangan provider mempunyai tujuan untuk pengembangan kesamaan
pengertian dan sikap mental yang positif serta adanya kesepakatan bersama
(komitmen) untuk pengembangan pembangunan kesehatan masyarakat, maka perlu
diperhatikan beberapa pertimbangan berikut :
a. Adanya keterbukaan dan komunikasi dua arah yang baik (pertemuan lintas
sektoral) yang terkait, sehingga program dari masing masing sector dapat
diketahui.
b. Adanya suatu wadah lintas sektoral (tim Pembina LKMD, tim Pembina
posyandu, tim Pembina UKS, dll).
c. Adanya hubungan kerjasama yang sebaik baiknya dan dilandasi hubungan
antar manusia yang baik pula.
d. Adanya kewenangan dari masing masing sektor terkait harus diketahui dan
dihormati.
e. Adanya tujuan yang akan dicapai bersama dan peran masing masing sektor
harus dimengerti oleh semua sektor dan dirumuskan secara jelas dalam suatu
perjanjian peran (role negosiation)
19

f. Adanya perencanaan terpadu dari sector terkait harus dilakukan secara bersama
sama kemudian dituangkan dalam pedoman kerja yang harus disepakati dan
ditaati bersama
11. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
a. Kerangka konsep keperawatan kesehatan masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus (spesialis)
dalam ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan sosial. Suatu bidang dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, dengan demikian ada 3 teori yang menjadi
dasar ilmu keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu :
1) Ilmu keperawatan
Konsep keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 konsep pokok, yang meliputi
konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Selain itu ilmu
keperawatan juga memberikan gambaran paradigma keperawatan, yang
menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal hal yang perlu diselidiki
2) Kesehatan Masyarakat
Dalam mengaplikasikan praktik keperawatan kesehatan masyarakat diperlukan
pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, yang
erat kaitannya dengan epidemiologi, serta penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan masalah tersebutsehingga diketahui faktor penyebab dan alternatif
pemecahannya, maka diperlukan pengetahuan statistik kesehatan.
3) Sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting sekali dikuasai oleh perawat
kesehatan masyarakat karena dalam menjalankan tugasnya ia akan berhadapan
dengan kelompok-kelompok social dalam masyarakat. Pengetahuan yang
seharusnya dimiliki perawat adalah yang berkaitan dengan berbagai
pendekatan untuk mengubah perilaku masyarakat kearah yang positif dalam
memelihara kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga menuju
kemandirian (self care), dimana mereka diharapkan dapat mengenal dan
merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi,
memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan masalah melalui
20

perencanaan bersama, kemudian melaksanakan kegiatan bersama berdasarkan


perencanaan yang mereka buat serta menilai hasil yang telah dicapai.
b. Tujuan praktek perawatan kesehatan masyarakat
Tujuan dilakukannya praktek perawatan kesehatan masyarakat yaitu
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, sedangkan untuk yang lebih
khususnya yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2. Menetapkan masalah kesehatan / keperawatan dan prioritas masalah
3. Merumuskan berbagai alternative pemecahan masalah kesehatan /
keperawatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan / keperawatan yang dihadapi
5. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan /
keperawatan
6. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
7. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care)
8. Menanamkan perilaku sehat melalui pendidikan kesehatan
9. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
c. Sasaran dan ruang lingkup upaya kesehatan masyarakat
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok
khusus baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan. Sedangkan ruang lingkup dalam upaya kesehatan
masyarakat meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventiv), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan
kesehatan (rehabilitasi), dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, dan kelompok-kelompok masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialitatif). Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan
masyarakat kegiatan yang ditekankan adalah upaya promotif dan prefentif dengan
tidak melupakan upaya-upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
21

12. Asuhan Keperawatan Komunitas


a. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasikan data yang penting mengenai klien. Pengumpulan data
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada
masyarakat sehingga dapat di tentukan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah kesehatan tersebut yang mengandung aspek fisik, psikologis, sosial,
ekonomi dan spritual sereta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara atau anamesa (hal – hal yang
diungkapkan klien), observasi (pengamatan), pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen (alat pengumpul data). Yang perlu dikaji dalam
kelompok dan komunitas adalah:
1) Core atau inti:data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi keperawatan komunitas menurut
beauty neuman antara lain:
a) Perumahan (rumah yang dihuni oleh penduduk)
b) Pendidikan
c) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal
d) Politik dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan kesehatan
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
f) Sistem Komunuikasi
g) Ekonomi
h) Rekreasi
3) Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistik, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, erta
cakupan imunisasi. Setelah pengumpulan data di lakukan, selanjutnya data –
data tersebut di olah dengan cara mengklasifikasikan data, mentabulasi data,
dan interpretasi data.
22

b. Diagnosa Keperawatan Komunitas atau kelompok dan analisa data


Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokan dan analisa seberapa besar stressor yang mengancam
masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyrakat tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disusun diagnosa keperawatan komunitas
dimana terdiri dari: masalah kesehatan, karakteristik populasi, dan karakteristik
lingkungan. Diagnosa di tegakan berdasrkan tingkat reaksi komunitas terhadap
stressor yang ada selanjutnya di rumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem
atau masalah, etiologi atau penytebab, manifestasi atau data penunjang.
c. Perencanaan (Intervensi)
Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan
apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan
adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang
telah ditetapkan sesuai dengan diagnosi keperawatan. Dalam memnetapkan tahap
berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat
masalah dan sumber atau potensi masyarakat seperti dana, sarana, dan tenaga
yang tersedia.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan
dan kerja sama serta mendemonstrasikan dalam keterlibatan dalam asuhan
keperawatan. Untuk meningkatkan peran serta msyarakat dalam memecahkan
masalah kesehatan di perlukan pengorganisasian komunitas yang di rancang untuk
membuat suatu perubahan. Pendekatan ini dirancang untuk mengembangkan
masyarakiat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki serta
mampu mengurangi hambatan yang ada. Dalam pelaksanaan pengembangan
masyarakat dilakukan melaui tahapan sebagai berikut:
1) Tahap persiapan yang dilakukan dengan cara pemilihan daerah yang menjadi
prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
dan bekerja sama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian dilakukan dengan persiapan pembentukan kelompok
kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat.
23

3) Tahap pendidikan dan latihan yang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan
pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa
keperawatan, melatih kader, dan perawatan langsung terhadap individu,
keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan dengan memberikan dukunan, dan pelatihan dan
mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kegiatan
pemeliharaan kesehatan.
5) Tahap koordinasi intersektoral dengan kerja sama sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat tahap akhir dengan melakukan supervisi atau
kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk
perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
d. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
1) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah–maslah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dalam meningkatkan kesehatan.
2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat.
3) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana berikutnya. Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan konsep
evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
24

B. Konsep Teori
1. Penanganan Balita Sakit
a. Demam
1) Definisi
Demam (Febris) merupakan suatu keadaan ketika suhu tubuh meningkat
melebihi suhu normal yakni rectal temperature ≥38,00C atau
oraltemperature≥37,50C atau axillary temperature ≥37,20C (Kaneshiro &
Zieve, 2010).

2) Etiologi
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen
yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam
selama keadaan sakit.

3) Patofisiologi
Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit,
walaupun terpapar suhu lingkungan yang bervariasi. Suhu tubuh secara normal
berfluktuasi sepanjang hari 0,50C dibawah normal pada pagi hari dan 0,50C
diatas normal pada malam hari. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang
mengatur keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas. Produksi
panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas
terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan
normal thermostat di hipotalamus selalu diatur pada set point sekitar 370C,
setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalamus selanjutnya di tentukan
pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan set point,
(Kayman, 2008).
Hipotalamus posterior bertugas meningkatkan produksi panas dan
mengurangi pengeluaran panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi
suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh maka pembentukan panas ditambah
dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk
menggigil dan pengeluaran panas dikurangi dengan vasokontriksi kulit serta
pengurangan produksi keringat sehingga suhu tubuh tetap dipertahankan stabil.
25

Hipotalamus anterior mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan panas.


Bila hipotalamus anterior menerima informasi suhu luar lebih tinggi dari suhu
tubuh maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan vasodilatasi kulit dan
menambah produksi keringat, (Kayman, 2008).

4). Tanda dan Gejala


a) Anak rewel (Temperatur suhu 37,80C - 400C)
b) Kulit tampak kemerahan
c) Tubuh anak teraba hangat
d) Menggigil
e) Berkeringat
f) Gelisah
g) Anak tampak lemas
h) Tidak nafsu makan dan minum
i) Nadi & Pernafasan cepat, (Ferry, 2010)
5). Komplikasi
a) Dehidrasi: demam meningkat menyebabkan penguapan cairan tubuh.
b) Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Seringkali
terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang.
c) Resiko kearah keseriusan penyakit.
6). Penatalaksanaan
Bila anak mengalami demam, maka hal yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
a) Kenakan pakaian yang tipis pada anak, dan hanya gunakan seprai atau
selimut tipis pada tempat tidur. Pakaian dan selimut yang berlapis-lapis hanya
akan menyebabkan panas terperangkap serta dapat menyebabkan suhu badan
naik.
b) Beri anak banyak minum. Anak-anak menjadi lebih mudah dehidrasi pada
waktu menderita panas. Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan
mencegah dehidrasi.
c) Mengompres anak dengan air hangat, terutama bila suhu tubuh anak mencapai
39ºC. Kompres bisa diletakkan di dahi, perut, atau lipatan ketiak serta paha.
Air hangat membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar dan membuka pori-
pori tubuh sehingga lebih cepat terjadi penguapan.
26

d) Beri anak banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi tubuh
seminimal mungkin.
e) Mengenakan anak baju yang menyerap keringat.Apabila anak menggigil, anak
diselimuti, tetapi segera dilepaskan kembali bila menggigilnya hilang.
f) Berikan obat penurun panas (antipiretik) seperti paracetamol bila demam >
39ºC dan tidak kunjung turun walaupun telah di kompres hangat, (WHO,
2009).
g) Segera membawa anak ke dokter, apabila demam tidak segera turun.
7). Penanganaa Segera
Diperlukan perawatan demam secara langsung oleh dokter apabila anak
dalam kondisi berikut:
a) Usia <3 bulan dengan suhu rectal ≥38,00C.
b) Usia 3 – 12 bulan dengan suhu ≥39,00C.
c) Usia > 2 tahun dengan demam yang berlangsung > 24 – 48 jam.
d) Demam dengan suhu > 40,50C, kecuali mudah turun dengan pengobatan
dan anak tersebut merasa nyaman.
e) Mengalami demam yang naik turun selama seminggu atau lebih, bahkan
dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.
f) Demam dengan suhu yang tidak turun selama 48 – 72 jam, (Kaneshiro &
Zieve, 2010).
b. Batuk Pilek
1) Definisi
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak,
dan benda asing dari saluran nafas, sedangkan pilek adalah suatu gejala adanya
cairan encer atau kental dari hidung yang disebut ingus.
Batuk akut biasanya lebih ringan, batuk ini disebabkan oleh flu, radang
tenggorokan, atau tersedak. Batuk akut berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Akan tetapi tetap perlu waspada, sebab batuk ini bisa sebagai pertanda suatu
penyakit seperti pneumonia (radang paru-paru).
2) Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah virus. Masa menularnya beberapa jam sebelum
gejala timbul 1-2 hari setelah gejala hilang komplikasi timbul akibat invasi
sekunder bakteri pathogen seperti pneumokus, steptokokus, hemopius influenza
stapylococus. Masa tuntasnya adalah 1-2 hari dengan faktor predisposis
27

kekebalan, anemia, kedinginan, pada umunnya penyakit terjadi pada waktu


berganti musim. Komplikasi lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil
daripada anak yang lebih besar.
3) Patologi anatomi
Terjadi pembengkakan pada sub mukosa hidung yang disertai vasolidasi pembuluh
darah terhadap filtrasi leukosit, mula-mula sel monokleus kemudian juga
polifiorto-nukleus sel epitel superficial banyak yang lepas dan regenerasi epitel
baru, terjadi setelah stadium akut.
4) Komplikasi
a) Sinus Paranasal
b) Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena bayi dan anak kecil sinus
paranasal belum tumbuh gejala umum tampak lebih berat, nyeri kepala
bertambah, nyeri tekan biasanya di daerah frontalis dan maksilaris diagnosis
ditegakkan dengan pemeriksaan foto rongten dan transiluminase. Pada anak
besar sinusitis ini dapat diobati dengan pemberian antibiotik.
c) Penutupan tuba eustachi
d) Tuba eustachi yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat menembus
langsung ke daerah telinga tengah dan menyebabkan OMA. Gejala OMA pada
anak kecil dan bayi dapat disertai suhu tubuh yang tinggi, kadang
menyebabkan kejang demam sangat gelisah terlihat nyeri, bila kepala
digoyangkan.
5) Penyebab infeksi
Penjalaran infeksi sekunder dari nosafaring kearah bawah dapat menyebabkan
radang saluran nafas bagian bawah seperti laryngitis, trakeitis, bronchitis, dan
bronco pneumonia selain itu dapat terjadi komplikasi misalnya meningitis
purulenta.
6) Gambaran klinis
Batuk pilek memiliki gambaran seperti, batuk, pilek, sering bersin, keluar secret
kental dan purulen. Hal ini mengganggu bayi. Sumbatan hidung menyebabkan
anak bernafas dengan mulur dan menyebabkan gelisah. Pada anak lebih besar
kadang mengeluh nyeri otot, pusing, anoreksai sumbatan hidung disertai selaput
lendir tengorokan yang kering menambah nyeri dan batuk.
7) Penanganan batuk
Beberapa cara penanganan batuk pada Anak, antara lain:
28

a) Jika anak batuk terus-menerus selama satu jam atau lebih perlu diwaspadai,
kemungkinan ini merupakan gejala bronkhitis. Bronkhitis disebabkan oleh
infeksi virus pada paru-paru. Batuk ini bisa diatasi dengan memberikan
oksigen agar anak mudah bernapas.
b) Jika batuk disertai demam, biasanya sebagai gejala batuk rejan
(pertusis).Anak akan terlihat lesu, lidah membiru, dan sedikit minum.
Apabila ada dua hal tersebut terjadi, anak segera dibawa ke dokter untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
c) Tidak memberi minuman dan makanan yang dapat merangsang timbulnya
batuk. Contoh es, permen, atau makanan berlemak.
d) Memberi minuman dan makanan kepada anak dengan porsi sedikit tetapi
cukup sering agar anak tidak muntah.
e) Mengolesi dada anak dengan minyak kayu putih atau minyak telon agar
anak merasa nyaman
f) Mengkonsumsi madu
Ternyata penelitian terakhir mengungkapkan bahwa mengkonsumsi
madu dapat melegakan tenggorokan dan membantu menjinakkan
batuk. Penelitian tersebut menyatakan bahwa madu lebih efektif
dibandingkan plasebo dan terapi Desktrometorphan dalam mengontrol
batuk pada anak dengan infeksi saluran pernapasan atas.Kesimpulan
tersebut bedasarkan penelitan yang dipublikasikan Jurnal
Pediatrics.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah
merekomendasikan madu sebagai pengobatan batuk pada anak dengan
infeksi saluran pernapasan atas. Menurut Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS Depkes) untuk anak usia diatas 1 tahun dapat diberi kecap
manis atau madu yang dicampur dengan air jeruk nipis atau lemon.
Caranya, berikan 1/2 sampai 1 sendok teh madu. Campur madu dengan air
panas dan tambahkan perasan jeruk lemon yang mengandung vitamin C.
Bila Mama memberikan di malam hari, ajak anak menyikat gigi setelah
minum madu karena madu lengket manis. Madu sering keras pada suhu
kamar.Untuk melunakkan itu, ambil beberapa sendok masukkan ke dalam
wadah tahan panas dan hangat. Atau, rebus air dan letakkan madu dalam
wadah yang diletakkan di atas air sangat panas selama lima atau sepuluh
menit.
29

8) Bagaimana mencegah batuk pada anak


a. Jika anda batuk sedang menyusui bayi, gunakan masker agar bayi Anda
tidak tertular.
b. Tidak batuk di sembarang tempat.
c. Memberikan anak makanan yang bergizi agar daya tahan tubuh anak tetap
bagus.
d. Beberapa penyakit batuk bisa dicegah dengan imunisasi. Contohnya batuk
pertusis dengan imunisasi DPT serta mencegah TBC dengan imunisasi
BCG.

2. Bank Sampah

a. Pengertian

Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari hari

manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dapat

diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

proses.

b. Tujuan

Agar masyarakat mau mengolah sampahnya sendiri, dan menjaga lingkunganya.

c. Jenis-Jenis Sampah

1) Sampah organik

Adalah sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan

dapat hancur secara alami.

Contoh :

 Sayura

 Daging

 Ikan

 Nasi

 Potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun.

2) Sampah non organik/ an-organik

Adalah sampah yang tidak mudah busuk

Contohnya:
 Botol
 Gelas
 Plastik
30

 Tas plastik
 Kaleng
 Logam

Sampah non-organik tidak mudah diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian sama

sekali tidak bisa terurai.

Jenis Sampah Lama Hancur


Kertas 2-5 Bulan
Dus Karton 5 Bulan
Filter Rokok 10-12 Tahun
Kantong Plastik 10-20 Tahun
Kulit Sepatu 25-40 Tahun
Pakaian/Nylon 30-40 Tahun
Plastik 50-80 Tahun
Alumunium 80-100 Tahun
Styrofoam Tidak Hancur
Rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 1 Kg/orang/hari
yang terdiri dari 17% sampah plastik

d. Dampak Jika Sampah Tidak Di Olah

1) Terjadinya banjir.

2) Berjangkitnya penyakit.

3) Bencana alam lainya.

e. Cara Mengelola Sampah

1) Memilah Sampah

Sampah di pisah antara organik dan an organik


31

2) Pembuatan kompos

Kompos dapat mengurangi tumpukan sampah yang mudah membusuk seerta

sangat berguna dalam penyuburan tanah, selain itu kompos juga bisa memberikan

nilai ekonomis dengan cara menjual kompos yang dimanfaatkan sebagai pupuk

untuk tanaman

3) Pendaur Ulang Dengan 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse dan Recycle.

(3R) yaitu :

a) Reduce artinya mengurangi.

Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian barang. Misalnya dengan

membawa tas belanja saat ke pasar sehingga dapat mengurangi sampah plastik

dan mencegah pemakaian styrofoam.

b) Reuse artinya pakai ulang.

Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung dibuang, tetapi sebisa

mungkin gunakanlah kembali berulang-ulang. Misalnya menulis pada kedua

sisi kertas dan menggunakan botol isi ulang.

c) Recycle artinya daur ulang.

Sampah kertas dapat dibuat hasil karya, demikian pula dengan sampah

kemasan plastik mie instan, sabun, minyak, dll

3. Diabetes Melitus
a. Definisi
Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit gangguan metabolisme gula
darah yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin sehingga terjadi peningkatan
kadar gula darah dengan segala akibatnya.
b. Klasifikasi Diabetes Melitus ada 2 macam type DM :
1) DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin (IDDM)
Penyebab : akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan
dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing
(terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM
type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan
memerlukan insulin seumur hidup.
2) DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insuli. (NIDDM)
Penyebab : insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat
32

normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk
metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap
tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan
obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30
tahun.

c. Kriteria diagnostik WHO untuk DM pada dewasa yang tidak hamil :


Pada sedikitnya 2 x pemeriksaan :
1) Glukosa plasma sewaktu/random > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma puasa/nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial) > 200 mg/dl.
d. Pengaturan Makan
33

Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga J (jumlah,
jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

4. Hipertensi

a. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Kemenkes, 2012).
34

b. Tanda dan Gejala


Menurut Sutanto (2009), tanda dan gejala hipertensi :
1. Sakit kepala dan pusing terutama bila bangun tidur
2. Rasa berat ditengkuk atau leher
3. Emosi tidak stabil
4.Telinga berdenging
5. Susah tidur
6. Mata berkunang-kunang
7. Terasa mual dan muntah

c. Bahan makanan yang diperbolehkan :


Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam, terigu,kacang-kacangan
dan hasil olahannya, beras, ketan, ubi, mie tawar, margarin tanpa garam, buah-
buahan segar seperti : semangka,melon, pepaya, pier dan lain-lain

d. Makanan Yang Harus Dihindari atau Dibatasi


1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
35

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,


keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
e. Pengertian Senam Hipertensi

Senam hipertensi Olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan


usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stress (faktor yang
mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan
seminggu minimal 3 kali.

f. Manfaat senam hipertensi


Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak
yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan
membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainya seperti : pinggang, paha,
pinggul, perut dan lain lain. Meningkatkan kelenturan, keseimbangan
koordinasi, kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan
dan olahraga lainnya.
36

1. Jalan ditempat 2. Lebarkan kaki dan tepuk tangan

3. tepuk jari 4. Silangkan jari tangan

5.Silangkan ibu jari 6. Tepuk antar keliling

g. Tepuk antar telunjuk 8. Tepuk pergelangan kiri

9 ketuk nadi kiri 10. Tekan jari


37

11. buka jari dan mengepal 12. Tepuk Punggung tangan kiri

13. tepuk lengan kiri 14. Tepuk bahu kiri

15. tepuk pinggang (sedikit membungkuk) 16. Tepuk paha samping

17. tepuk betis samping (tekuk lutut) 18. Kedua tangan naik turun ke depan
38

19. tepuk perut dengan tangan bergantian 20. Berdiri tegak dan kaki jinjit

5. Asam Urat
a. Pengertian
Asam Urat adalah Sisa metabolisme dari zat-zat purin dalam makanan yang kita
konsumsi ataupun dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang dapat terjadi secara
normal ataupun karena penyakit tertentu (penyakit ginjal, kanker ganas, sickle cell
anemia).
Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein
(terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan
buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak), yang
seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat. Kadar normal asam
urat darah dalam rata-rata adalah antara 3 – 7 mg/dl, dengan perbedaan untuk pria
2,1 – 8,5 mg/dl dan wanita 2,0 – 6,6 mg/dl. Untuk mereka yang berusia lanjut
kadar tersebut lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut
mencapai lebih dari 12 mg/dl (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007).
b. Penyebab Asam Urat
1. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga.
2. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya
senyawa purin lainnya. Purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi
asam urat dalam tubuh.
3. Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol merupakan salah satu sumber
purin yang juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal, sehingga
disarankan tidak sering mengkonsumsi alkohol.
4. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama
gangguan ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak.
39

Minum air sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya membantu pembuangan urat,
dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
5. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika
(furosemida dan hidroklotiazid).
6. Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur,
bakteri, dan virus yang lebih ganas.
7. Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya
gangguan metabolisms tubuh, misalnya berupa gejala polisitomia dan leukemia.
8. Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi, dan olahraga
berlebihan.
c. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat dalam darah terjadi akibat percepatan biosintesis
purin (adenin dan guanin untuk membentuk DNA) dari asam amino atau degradasi
purin berlebih akibat adanya kematian sel, kelebihan asupan asam nukleat dan protein
melalui makanan, atau ekskresi asam urat melalui ginjal yang tidak sempurna.
Pada manusia, penumpukan asam urat juga akan dipicu hilangnya aktivitas urikase
(enzim yang berfungsi untuk mengoksidasi asam urat menjadi allotonin yang mudah
larut). Kadar asam urat tinggi juga ditemukan sebagai akibat sekunder dari berbagai
penyakit, misalnya, gangguan pada penyimpanan glikogen atau defisiensi enzim
turunan sehingga menghasilkan metabolit-metabolit seperti laktat atau trigliserida
yang harus berkompetisi dengan asam urat untuk ekskresi.
Asam urat adalah senyawa yang sukar larut dalam air. Kadar asam urat darah
normal untuk pria dewasa berkisar antara 3,5-7,2 mg/dl dan untuk wanita antara 2,6-
6,0 mg/dl. Bila senyawa ini terakumulasi dalam jumlah besar di dalam darah, maka
akan memicu pembentukan kristal yang berbentuk jarum. Kristal-kristal ini biasanya
terkonsentrasi pada sendi-sendi (kaki, lutut, siku, atau tangan) sedemikian rupa
sehingga mengakibatkan radang sendi (artritis). Sendi-sendi tempat asam urat mangkal
biasanya menjadi bengkak dan kaku.
Selain itu, jika asam urat terkumpul di ginjal akan memicu pembentukan batu asam
urat (tofi) yang mengakibatkan kerusakan ginjal yang sulit untuk diperbaiki. Kejadian
ini biasanya dibarengi dengan kejadian hipertensi, penyakit pembuluh darah, infeksi,
atau penuaan. Secara tradisional, ketidakseimbangan asam urat dalam tubuh diatasi
dengan obat Allopurinol. Allopurinol adalah antimetabolit yang bertindak sebagai
inhibitor sintesis asam urat.
40

d. Tanda dan Gejala Asam Urat


1. Rasa nyeri mendadak di persendian
2. Terganggu fungsi sendi sendi (biasanya di pangkal jari)
3. Nyeri di pergelangan kaki dan bengkak, sehingga penderita sulit berjalan.
4. Kadang kadang peradangan disertai demam dan di sendi yang bengkak terasa
panas, ini biasanya berlangsung 24-36 jam.
5. Nyeri hebat di punggung.
6. Bagian sendi yang sering terkena: sendi yang sering terkena yaitu sendi ibu jari
kaki, sendi pergelangan kaki/tumit, sendi lutut, sendi siku, dan sendi jari kaki.
e. Stadium Penyakit
1. Tahap Asimptomatik
Tahap ini biasanya sudah terjadi peningkatan asam urat, tetapi tidak disertai gejala.
Kelainan ini bisa timbul sejak lahir. Pada laki laki bisamuncul setelah akil balik
dan pada wanita muncul setelah menopause.
2. Tahap akut
Tahap ini ditandai dengan nyeri di persendian mendadak yang hebat, disertai rasa
panas dan kemerahan. Serangan ini biasanya terjadi di pangkal ibu jari kaki.
Serangan biasanya terjadi tengah malam atau menjelang pagi hari, sehingga
menbangunkan penderita. Biasanya serangan ini tidak didahului oleh keluhan lain
sebelumnya.
3. Tahap Interkritikal
Pada tahap ini biasanya penderita dapat melakukan aktivitas dengan normal,
bahkan dapat berolahraga tanpa adanya rasa nyeri. Tahap ini penderita bisa
mendapat serangan ulang kembali.
4. Tahap kronik
Biasanya ini terjadi karena penyakit yang sudah lama, tapi tidak segera diterapi.
Pada tahap ini frekuensi serangan bisa 4-5 kali dalam setahun, tanpa disertai rasa
bebas serangan. Lama nyeri menjadi lama, bahkan rasa nyeri bisa berlangsung
terus menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi yang sakit.

f. Faktor Resiko Terjadinya Asam Urat


1. Orang yang berat badannya berlebih/obesitas
2. Peminum alkohol
3. Memiliki riwayat keluarga dengan asam urat
4. Kurang minum air putih
41

5. Memiliki gangguan ginjal dan hipertensi


6. Mempunyai kebiasaan sehari hari mengkonsumsi makanan tinggi purin
7. Menggunakan obat obatan dalam jangka lama yang bisa meningkatkan asam urat.
g. Pemeriksaan yang perlu dilakukan
1. Pemeriksaan labolatorium
a. Asam urat darah
b. Asam urat dalam air kencing
c. Ureum dan kreatinin
d. Profil lemak darah
2. Pemeriksaan cairan sendi
3. Pemeriksaan radiologis
h. Hubungan asam urat dengan penyakit reumatik
Asam urat sebenarnya merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Purin dapat
berasal dari makanan dan dari sel tubuh sendiri. Umumnya darah manusia dapat
menampung asam urat sampai tingkat tertentu. Normal kadar asam urat dalam darah
manusia untuk pria umumnya 7 mg/dl, sedangkan pada wanita rata - rata dibawah 6
mg/dl. Tetapi bila kadarnya melebihi standar tersebut maka darah tidak mampu lagi
menampung asam urat dan harus dibuang ke berbagai organ terutama yang paling
banyak ke sendi dan ginjal. Pada sendi, asam urat ini akan mengendap sebagai kristal
monosodium urat yang akan menyebabkan radang sendi akut (arthritis gout akut) atau
reumatik akut.
i. Pencegahan
1. Pemberian obat untuk mencegah timbulnya kekambuhan.
2. Mengurangi berat badan dalam batas normal
3. Selain diet pengurangan kalori, olahraga secara teratur juga bisa mengurangi berat
badan.
4. Hati hati dalam menggunakan obat yang bisa meningkatkan kadar asam urat
5. Hindari minum alkohol yang berlebihan
6. Hindari makanan yang banyak mengandung purin
7. Banyak minum air putih
8. Istirahat yang cukup dan kendalikan stress.
j. Diet pada penderita Asam Urat
Pengaturan Makanan bagi penderita asam urat
1. Konsumsi jumlah kalori sesuai kebutuhan
42

2. Batasi asupan purin


a. Semua makanan dan minuman yang mengandung alkohol
b. Jeroan, termasuk otak, ginjal, hati
c. Kacang kacangan, seperti kacang hijau, kedelai dan hasil olahannya
d. Makanan laut
e. Makanan yang diawetkan dalam kaleng
f. Sup
g. Buah buahan (durian, advokat, air kelapa)
h. Jengkol, petai, daum melinjo (semua unsur melinjo, mulai dari buahsampai
daun)
i. Sayuran (bayam, asparagus dan kembang kol)
3. Tinggi karbohidrat
Karbohidrat harus disesuaikan dengan kebutuhan kalori. Jenis karbohidrat
komplek, seperti nasi, roti, singkong, ubi sangat diajurkan untuk dikonsumsi
karena dapat meningkatkan pengeluaran asam urat darah melalui urin. Karbohidrat
sederhana harus dikurangi. Hal itu terdapat pada gula, permen, sirup. Bila terus-
menerus dikonsumsi, akan dapat meningkatkan kadar asam urat serum
4. Rendah protein
Protein diketahui dapat meningkatkan produksi asam urat, terutama protein
hewani. Sumber makanan yang berprotein tinggi misalnya hati, otak, paru, limpa,
ginjal dan jerohan lainnya. Sumber protein yang dianjurkan dikonsumsi adalah
protein nabati, yaitu yang berasal dari tumbuhan.
5. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Karena itu,
penderita gout harus melakukan diet rendah lemak. Makanan yang digoreng,
bersantan, jerohan, margarin, mentega sebaiknya dihindari.
6. Banyak minum
Penderita gout dianjurkan banyak minum. Karena dengan banyaknya cairan dalam
tubuh akan membantu pengeluaran asam urat melalui air kencing. Dianjurkan
untuk minum air sebanyak kurang lebih 10 gelas perhari atau sekitar 2,5 liter. Air
tersebut dapat berupa air teh, sirup, kopi, namun air putih lebih baik.
Selain itu, buah-buahan yang banyak mengandung air juga sangat baik untuk
dimakan, diantaranya semangka, melon, blewah, nanas, jambu air, pepaya.
43

Sebenarnya selain buah durian dan alpukat, semua jenis buah bebas untuk
dikonsumsi.
k. Obat-Obatan Tradisional untuk Asam Urat
1. Daun salam sebanyak 7 lembar direbus dgn 2 gelas air hingga tinggal 1 gelas. Dan,
minum setiap pagi & sore.
2. Buat jus kentang mentah & apel malang.
3. Cuka apel yg telah jadi, dicampur madu. Takar satu sendok, ditambah 2 sendok
makan cuka apel plus air hangat & diminum selama seminggu.
4. Sirsak dimakan atau dijus setiap hari.
5. Labu siam diparut lalu disaring, diambil airnya, & diminum setiap hari.
l. Senam Asam Urat
Senam Asam urat ini sangat berguna untuk mengatasi rasa nyeri, meningkatkan
kesehatan dan daya tahan tubuh secara menyeluruh. Pada dasarnya, ada 6 prinsip dasar
di dalam melakukan senam rematik yang akan dijelaskan di bawah ini. Namun,
sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui gerakan
yang sesuai dengan kondisi rematik Anda sebelum melakukan senam ini
Prinsip-prinsip senam asam urat:
a. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan
Duduklah dengan nyaman dan tegakkan punggung Anda. Tarik napas melalui
hidung hingga tulang rusuk terasa terangkat dan hembuskan napas melalui
mulut seperti meniup lilin (untuk mengeceknya: letakkan tangan Anda pada
bagian dada). Latihan ini sangat berguna untuk mengurangi rasa nyeri saat
rematik datang. Lakukan secara kontinu, minimal 4 set dengan istirahat antar
set 1-2 menit.
b. Prinsip Kedua: Pemanasan
Sebelum berlatih, Anda dianjurkan untuk melakukan pemanasan selama 5-10
menit. Pemanasan ini dapat dilakukan dengan berjalan atau bersepeda santai,
atau dengan peregangan ringan.

c. Prinsip Ketiga: Latihan Persendian


Beberapa contoh latihan berikut sangat cocok untuk melatih beberapa titik
persendian Anda.

1). Sendi Leher


Tegakkan kepala Anda. Putar kepala ke kanan perlahan lahan hingga kembali
ke posisi awal. Lanjutkan dengan memutar kepala ke kiri secara perlahan-lahan
hingga kembali ke posisi awal. Lakukan secara berulang.
44

2). Sendi Bahu


Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi lengan rileks di samping tubuh
Anda. Angkat lengan kanan secara perlahan ke arah samping menjauhi tubuh
Anda, kemudian kembalikan pada posisi semula. Ulangi gerakan yang sama untuk
lengan kiri Anda. Lakukan secara bergantian antara lengan kiri dan kanan

3). Sendi Pinggul

Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi ujung tumit menempel. Jauhkan


kaki kanan Anda secara perlahan dari tubuh, lalu kembalikkan ke posisi awal.
Lakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.

4). Pergelangan Kaki


Putar pergelangan kaki kanan searah jarum jam secara perlahan kemudian
lakukan arah sebaliknya (berlawanan jarum jam). Lakukan secara bergantian antara
pergelangan kaki kanan dan kiri.

5). Pergelangan Tangan


Tekuk jari–jari tangan Anda, putar pergelangan tangan Anda searah jarum jam dan
kemudian berlawanan dengan jarum jam.
45

6). Ruas Jari

a. Sentuh tiap jari-jari tangan Anda dengan ibu jari. Ulangi hingga 5 kali.

b. Prinsip Keempat: Latihan Kekuatan

Latihan ini bertujuan untuk melatih otot. Dilakukan sebanyak 3–5 set, dengan
istirahat antar set selama 1-2 menit.
Seated cross legged press
Duduklah pada kursi yang diganjal bantal. Silangkan pergelangan kaki kanan
di atas pergelangan kaki kiri. Tekan kaki kanan ke kaki kiri, dan di saat
bersamaan, tekan kaki kiri maju melawan kaki kanan Anda. Tahan posisi ini
selama 3-6 detik, lalu lepaskan. Ulangi dengan posisi pergelangan kaki kiri di
atas pergelangan kaki kanan.
46

Pelvic tilt
Berbaringlah dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menyentuh lantai. Angkat panggul
dari lantai dengan punggung atas dan tengah serta tangan tetap menyentuh lantai.
Rasakan adanya kontraksi pada pantat dan perut Anda. Tahan posisi ini beberapa
detik, sambil mengambil napas dalam-dalam dan perlahan.

Rubber band
Taruh karet gelang di kelima jari tangan Anda. Rentangkan jari-jari Anda selebar yang
Anda bisa. Perlahan lepaskan tekanan dari karet gelang tersebut dan kembali ke posisi
awal.

c. Prinsip Kelima: Latihan Kardio

Latihan ini dilakukan untuk kesehatan jantung dan meningkatkan stamina.


Latihan ini dapat berupa jalan cepat, berlari, berenang, aerobik, dan bersepeda.
Lakukan latihan selama 30-45 menit dengan pemanasan selama 5-10 menit.
47

d. Prinsip Keenam: Peregangan


Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot. Untuk
sesi ini, Anda dapat menggunakan iringan musik lembut untuk membangun
suasana rileks.
6. PHBS (Cuci tangan 6 langkah)
a. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air (DEPKES, 2007).
Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun dan air
mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan untuk
menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak dini merupakan
langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan resiko tertularnya penyakit.
b. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan
dengan tujuan yaitu:

1. Supaya tangan bersih.


2. Membebaskan tangan dari kuman dan bakteri.
3. Terhindar dari sakit perut dan diare.

c. Alasan Mencuci Tangan dengan Air yang Mengalir


Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman
akan ikut terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau di
warung makan yang ada keran cuci tangan, sebaiknya cuci tangan di keran
sajawalaupun di sediakan mangkuk tempat mencuci tangan di meja adik-adik

d. 5 Waktu Tepat Mencuci Tangan


Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Nah
sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan ?

1. Sebelum dan sesudah makan. Untuk menghindari masuknya kuman


kedalam tubuh saat kita makan.
2. Setelah dari WC dan buang air. Besar kemungkinan tinja masih
tertempel di tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.
48

3. Setelah bermain. Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang


kotor. Contohnya seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali
kuman didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan
supaya kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Bagi adik-adik mencuci
tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum
dan sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
5. Tangan terlihat kotor.
e. Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
1. Langkah 1
Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO
2005 yakni 7 lagkah yang di kembangkan menjadi 10 langkah. Bisa
dilihat pada gambar untuk lebih jelasnya.
a. Basuh tangan dengan air mengalir.
b. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan
kanan, begitu pula sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan.
e. Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya.
h. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan
dan lakukan sebaliknya.
i. Bilas kedua tangan dengan air.
j. Keringkan dengan lap tangan atau tissue
2. Langkah 2
Jangan lupa menutup kran dengan tangan di alasi tissue atau lap tangan.Nah
sekarang tangan anda sudah bersih dan aman.
Catatan !
Bila tidak ada wastafel atau kran air, kita bisa menggunakan air yang di
tuangkan dengan gayung. Idealnya memang menggunakan sabun cair, tetapi
bisa digunakan sabun batangan.
49

7. Etika Batuk
a. Pengertian

Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh


pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi
di tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya. Etika
adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika Batuk adalah tata cara batuk
yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau
lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.

b. Tujuan Etika Batuk

Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets)
dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat
mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya
melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara pernafasan
disebut “air borne disease”.

c. Penyebab terjadinya Batuk


1) Infeksi
2) Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal :
flu, bronchitis,dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang
pneumoni, TBC, Kanker paru-paru.
3) Alergi
4) Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan.Misal
: debu,asap,makanan dan cairan.
5) Mengalirnya cairan hidung kea rah tenggorokan dan masuk ke saluran
pernapasan. Misal : rhinitis alergika, batuk pilek.
6) Penyempitan pada saluran pernapasan. Misal : Asma
d. Kebiasaan batuk yang salah
1) Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
2) Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung
saat batuk dan bersin.
3) Membuang ludah batuk disembarang tempat.
4) Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.
5) Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
e. Dampak dari Batuk
Batuk dapat menyebabkan :
1) Rasa lelah.
50

2) Gangguan tidur.
3) Perubahan pola hidup
4) Nyeri musculoskeletal.
5) Suara serak.
6) Mengganggu nafas,dll.
f. Cara Batuk yang Baik dan Benar
Hal-hal perlu anda perlukan:
- Lengan baju.
- Tissue.
- Sabun dan air.
- Gel pembersih tangan

Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan
mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda
setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.
Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel
pembersih tangan.
Langkah 4
Gunakan masker.
51

8. Pemeriksaan SADARI
a. Definisi SADARI
SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker
payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan
tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka
semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009).
b. Manfaat SADARI
1) Untuk mengetahui apakah menderita kanker payudara atau tidak.
2) Untuk wanita harus selalu sadar akan kesehatan payudaranya yaitu dengan cara
rutin memeriksa payudaranya sebagai upaya awal pencegahan penyakit kanker
payudara.
c. Tujuan SADARI
Wanita yang melakukan SADARI akan dapat menunjukan tumor yang kecil dan
masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik.
d. Kapan dilakukan SADARI
Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam satu bulan. Dilkakukan
setelah haid 7-10 hari bisa 1-2 kali hanya 10 menit. Wanita yang belum
menopouse sebaiknya melakukan SADARI setelah menstruasi sebab perubahan
hormonal meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada payudara sebelum
menstruasi. SADARI sebaiknya dilakukan sekitar satu minggu setelah menstruasi.
Satelah menopouse SADARI sebaiknya dilakukan pada tanggal yang sama setiap
bulan sehingga aktifitas rutin dalam kehidupan wanita tersebut
e. Langkah-langkah melakukan SADARI, Menurut kementrian kesehatan (2009)
1) Perhatikan kedua payudara
Berdirilah didepan cermin dengan tangan di angkat dan lihat apakah ada
perubahan pada payudara. Lihat perubahan dalam hal ukuran, bentuk atau
warna kulit, jika ada kerutan, lekukan seperti lesung pipi pada kulit
52

2). Perhatikan kembali kedua payudara sambil mengangkat tangan diatas


kepala, dilanjutkan dengan meletakkan kedua tangan dipinggang sambil
menekan agar otot-otot dada berkontraksi. Bungkukan badan untuk melihat
apakah kedua payudara menggantung seimbang.

3). Tekan masing-masing putting dengan ibu jari dan jari telunjuk secara
lembut untuk melihat apakah ada cairan yang keluar

4). Lakukan perabaan payudara


Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil berdiri atau berbaring. Jika
memeriksa payudara sambil berbaring, diletakkan sebuah bantal
dibawah pundak sisi payudara yang akan diperiksa

5). Angkat lengan kiri ke atas kepala


Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari
tengah (telunjuk, tengah dan manis). Mulailah dari daerah putting susu
53

dan gerakkan ketiga jari tersebut dengan gerakan mermutar keluar


diseluruh permukaan payudara

6). Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan pastikan untuk


memeriksa daerah yang berada diantara payudara, dibawah lengan dan
dibawah tulang selangka

7). Angkat lengan keatas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara
sebelah kanan dengan menggunakan tangan kiri. Pemeriksaan ini akan
membantu untuk mengetahui lebih awal apabila ada kelainan pada payudara
yaitu dengan menggunakan teknik yang sama setiap bulannya.

f. Waktu melakukan SADARI


1) Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan sejak usia 20 tahun yaitu dapat
dilakukan secara teratur sebulan sekali selama 10 menit
2) Pemeriksaan payudara sendiri pada wanita >20 tahun dapat dilakukan setiap
tiga bulan sekali
54

3) Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setelah menstruasi


g. Faktor pemicu kanker payudara
1) Eksternal
a) Menghindari dengan cara mengurangi konsumsi lemak dan alkohol serta
mengenali situasi lingkungan yang dapat menjadi pemicu zat karsigonik
seperti pestisida dan cairan pembersih.
b) Hindari paparan ditempat kerja, misalnya instalasi nuklir dan pekerja
radiasi
2) Internal : Hindari dengan mewaspadai obat hormonal

9. Senam Kaki Diabetik (Senam DM)

A. Pengertian

Senam kaki diabetik adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasienn
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya deformitas dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki

B. Tujuan Tindakan
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Meperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasna gerak sendi

C. Indikasi
Semua penderita diabetes melitus yang mamu dan tidak konttra indikasi
terhadap senam kaki Diabetik

D. Kontra Indikasi
a. Pasien DM dengan ulkus diabetikum di kaki
b. Pasien DM dengan edema kaki
c. Pasien DM dengan kondisi hipoglikemi

E. Cara Senam Kaki Diabetik


a. Posisi duduk tegak.
55

b. Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

c. Meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki
lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara
ini dilakukan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

e. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali.
56

f. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan, ulangi sebanyak 10 kali

g. Luruskan salah satu kaki diataslantai kemudian angkat kakitersebut dan gerakkan
ujungjari kaki kearah wajah laluturunkan kembali kelantai

h. Angkat kedua kaki laluluruskan. Ulangi langkah ke 6,namun gunakan kedua


kakisecara bersamaan sebanyak 10kali.

i. Angkat kedua kakidan luruskan,pertahankanposisi tersebut. Gerakan


pergelangankaki kedepan dan kebelakang

j. Luruskan salah satu kaki danangkat, putar kaki padapergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dariangka 0 hingga 10 lakukansecara bergantian

k. Letakkansehelai koran dilantai.Bentuk kertas menjadi seperti bola dengankedua


belah kaki. Kemudian,buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja

 Lalu robek koran menjadi2 bagian, pisahkan keduabagian koran.


 Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecildengan kedua kaki
 Pindahkan kumpulansobekan-sobekan tersebutdengan kedua kaki laluletakkan
sobekkan kertaspada bagian kertas yang utuh
 Bungkus semuanya dengankedua kaki menjadi bentukbola
57

10.Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. APD (Alat Perlindungan Diri)
1. Pengertian Alat Perlindungan Diri (APD)
APD( Alat Pelindung Diri) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya / kecelakaan kerja baik yang bersifat kimia,
biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Alat Pelindung Diri (APD) atau dalam Bahasa Inggris disebut Personal
Protective Equipment (PPE) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD merupakan kelengkapan yang
wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. APD dipakai sebagai
upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering controls) dan administratif (work practice controls) tidak dapat
dilakukan dengan baik.
2. Tujuan
Menciptakan lingkungan kerja yang aman

3. Jenis-jenis
a. Safety Helmet : Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
b. Sabuk Keselamatan: Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan
alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat
berat, dan lain-lain).
c. Sepatu Karet (sepatu boot) : Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di
tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat.
d. Sarung Tangan : Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan
e. Penutup Telinga (Ear Plug): Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat
bekerja di tempat yang bising.
f. Kaca Mata Pengaman: Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja
(misalnya mengelas).
58

g. Masker (Respirator): Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat


bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
h. Jas Hujan (Rain Coat): Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja
(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat
4. Manfaat
a. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
b. Mengurangi resiko akibat kecelakaan
5. Kelebihan
a. Mengurangi resiko akibat kecelakan
b. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
c. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.
6. Bahaya tidak menggunakan apd
a. Kepala : dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, hilang ingatan, dapat
menyebabkan kanker otak
b. Mata : Merah, gatal, berair, katarak, glaukoma, kebutaan
c. Telinga : Tuli
d. Pernafasan : Bersin-bersin, batuk, dan radang tenggorokan
e. Tangan : Luka, kehilangan rasa untuk peraba
f. Kaki : Luka, infeksi
g. Kulit : Merah, kering, gatal, bercak, dan kanker kulit
h. Sistem reproduksi :
Pada pria : Mengurangi jumlah sperma, merusak sperma
Pada wanita : Merusak siklus menstruasi, keguguran, merusak sel
telur atau bayi dalam kandungan
BAB III
APLIKASI ASUHAN

1. PENGKAJIAN STATUS KOMUNITAS


A. Sistem Pengambilan Data
Sistem pengkajian dilakukan dengan pembagian kuesioner kepada penduduk
serta melakukan wawancara dengan penduduk secara mendalam. Kuesioner
digunakan adalah kuesioner yang telah menjadi standart dalam melakukan
pengkajian masalah komunitas mahasiswa keperawatan Universitas ‘Aiyiyah
Yogyakarta. Pengkajian dilakukan selama 6 hari dengan cara menyebarkan
kuesioner dan melakukan wawancara secara mendalam kepada warga Padukuhan
Patukan RT 6, 7, 8, 9, RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman,
D.I Yogyakarta. Sifat dari kuesioner adalah penggalian data untuk menentukan
permasalahan yang dihadapi warga sehingga mahasiswa PPN-UNISA dapat
membantu mencari dan memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.
B. Data Hasil Pengkajian
Data Geogerafi
1. Lokasi
a. Propinsi daerah tingkat I : D. I Yogyakarta
b. Kabupaten/Kotamadya : Sleman
c. Kecamatan : Gamping
d. Kelurahan/Desa : Ambarketawang
e. Dukuh : Patukan
2. Batas daerah atau wilayah
a. Utara : mejing kidul
b. Selatan : gamping tengah
c. Timur : gamping lor
d. Barat : dusun bodeh

59
60

Demografi
Jumalah penduduk Dusun Patukan RT 06 berjumlah 35 KK, RT 07 berjumlah 39
KK, RT 08 berjumlah 50 KK dan RT 09 Berjumlah 51 KK. Berdasarkan hasil
pengkajian diperoleh data yang berasal dari jumlah penduduk yang terkaji: 175 KK.
Jumlah keseluruhan penduduk RW 21 dan 22 adalah 590 jiwa. Dari data
pengkajian keseluruhan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia,
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan penghasilan. Data pengkajian demografi
disajikan secara masing – masing sebagai berikut:
1. Lingkungan Fisik
a. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3.1
Menunjukkan Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, pada tahun 2018
No Jenis kelamin Jumlah Penduduk Presentase
1. Laki-laki 284 48,14%
2. Perempuan 306 51,86%
Jumlah 590 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 306
jiwa (51,86%.)
b. Jumlah penduduk berdasarkan usia
Tabel 3.2
Menunjukkan Jumlah Penduduk Berdasarkan Rentang Usia
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
pada tahun 2018
No Umur Jumlah Penduduk Presentase
1. 0-5 tahun 44 7,46 %
2. 6-11 tahun 66 11,19 %
3. 12-18 tahun 62 10,51 %
4. 19-34 tahun 130 22,03 %
5. 35-64 tahun 257 43,56 %
6. ≥65 tahun 31 5,25 %
Jumlah 590 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober
61

Berdasarkan tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa usia penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh penduduk dengan usia 36-64 tahun sebanyak 257 jiwa
(43,56%)

c. Wanita usia subur yang mengetahui dan tidak mengetahui sadari


Tabel 3.3
Menujukkan Jumlah Penduduk Berdasarkan WUS di Dusun Patukan
RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
No Kriteria Total Presentase
1 Yang mengetahui 192 94,58%
2 Yang tidak mengetahui 11 5,42
Jumlah 203 100%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa usia wanita subur di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh penduduk dengan yang mengetahui sebanyak 94,58%.

d. Agama yang dianut


Tabel 3.4
Menunjukkan Jumlah Penduduk Berdasarkan agama yang dianut
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, pada tahun 2018

No Agama Total Presentase


1. Islam 579 98,14%
2. Kristen 11 1,86%
3. Katolik 0 0%
Jumlah 590 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.4 diatas menunjukkan bahwa agama yang dianut


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, didominasi oleh penduduk yang beragama Islam sebanyak 579
jiwa (98.14%)
62

e. Berdasarkan tingkat pendidikan


Tabel 3.5
Menunjukkan Jumlah Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, pada tahun 2018
No Pendidikan Total Presentase
S
1.u Tidak/Belum Sekolah 82 13,90%
2.m SD 126 21,36%
3.b SMP/SLTP 94 15,93%
e
4. SMA/SLTA/SMK 201 34.07%
r
5. PT 87 14,75%
: Jumlah 590 100%
Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.5 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk


di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh SMA/SLTA/SMK sebanyak 201 jiwa (34,07%)

f. Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 3.6
Menunjukkan Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, pada tahun 2018
No Pekerjaan Jumlah Penduduk Presentase
1. PNS/POLRI/TNI 18 3,05%
2. Petani 0 0%
3. Pegawai/Karyawan swasta 120 20,34%
4. Ibu Rumah Tangga 95 16,10%
5. Buruh 52 8,81%
6. Wiraswasta/wirausaha 66 11.19%
7. Pensiunan 10 1,69%
8. Pelajar 145 24,58%
9. Belum/Tidak Bekerja 67 11,36%
10. Lain-lain 17 2,88%
Jumlah 590 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september – 3 oktober
63

Berdasarkan tabel 3.6 diatas menunjukkan bahwa profesi pekerjaan


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, didominasi oleh penduduk yang berprofesi sebagai pelajar yaitu
sebanyak 145 jiwa (24,58)%.

2. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Tipe rumah
Tabel 3.7
Menunjukkan Tipe Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Tipe Rumah Total Presentase


1. Permanen 171 97,71%
2. Semi Permanen 4 2,29%
3. Tidak Permanen 0 0%
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.7 diatas menunjukkan bahwa jenis rumah penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh bangunan yang berjenis permanen yaitu sebesar 175 KK
(97,71%)

2) Status Kepemilikan Rumah

Tabel 3.8
Menunjukkan Status Kepemilikan Rumah warga di Padukuhan Patukan
RW 21 DAN 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Status Kepemilikan Total Presentase


1. Milik Sendiri 140 80%
2. Numpang 12 6,86%
3. Sewa 23 13,14%
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober
64

Berdasarkan tabel 3.8 diatas menunjukkan bahwa kepemilikan rumah


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, didominasi oleh rumah yang milik sendiri sebesar 140 KK (80%)

3) Jenis Lantai

Tabel 3.9
Menunjukkan Jenis lantai Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan
22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Jenis Lantai Total Presentase


1. Tanah 0 0%
2. Keramik/tegel 115 65,71%
3. Semen 60 34,29%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.9 diatas menunjukkan bahwa jenis lantai rumah


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, didominasi oleh jenis lantai keramik/tegel yaitu sebesar 115 KK
(65,71%)%.

4) Fentilasi Rumah
Tabel 3.10
Menunjukkan Ventilasi Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, Pada tahun 2018

No Ventilasi Rumah Total Presentase


1. Ada, dipergunakan 158 90,29 %
2. Ada, tidak dipergunakan 17 9,71%
3. Tidak Ada 0 0
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.10 diatas menunjukkan bahwa ventilasi udara rumah


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, didominasi oleh rumah yang ada ventilasi udara dan digunakan
sebanyak 90,29%.
65

5) Pencahayaan
Tabel 3.11
Menunjukkan Pencahayaan Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Pencahayaan Total Presentase


1. Terang 157 89,71%
2. Remang-remang 18 10,29%
3. Gelap 0 0%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.11 diatas menunjukkan bahwa pencahyaan rumah


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, didominasi oleh pencahayaan yang terang sebanyak 89,71%.

6) Jarak Rumah dengan Tetangga

Tabel 3.12
Menunjukkan Jarak Rumah dengan Tetangga warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Jarak Rumah Dengan Tetangga Total Presentase


1. Bersatu 27 15,43%
2. Dekat 145 82,86%
3. Terpisah 3 1,71%
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.12 diatas menunjukkan jarak rumah dengan tetangga di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh jarak yang berdekatan yaitu sebanyak 82,86%.
66

7) Halaman di sekitar Rumah

Tabel 3.13
Menunjukkan Halaman di sekitar Rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,pada tahun 2018

No Halaman sekitar rumah Total Presentase


1. Ada, dimanfaatkan 98 56%
2. Ada, tidak dimanfaatkan 67 38,28%
3. Tidak Ada 10 5,72%
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.13 diatas menunjukkan bahwa halaman rumah warga di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh halaman rumah yang ada tidak dimanfaatkan sebanyak 38,28
%.

8) Pemanfaatan Pekarangan rumah

Tabel 3.14
Menunjukkan Pemanfaatan Pekarangan Rumah wargadi Padukuhan Patukan RW
21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Pemanfaatan Pekarangan Rumah Total Presentase


1. Kebun 53 30,28%
2. Kolam 6 3,44%
3. Kandang 39 22,28%
4. Tidak Dimanfaatkan 77 44%
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september - 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.14 diatas menunjukkan pemanfaatan pekarangan rumah
penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh yang tidak dimanfaatkan 44%
67

3. Sumber Air Bersih


a) Sumber Air Minum
Tabel 3.15
Menunjukkan Sumber Air Minum warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Sumber Air Minum Jumlah Persentase
1. Sumur 162 91,01%
2. PAM 4 2,25%
3. Air Mineral 12 6,74%
Jumlah 178 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.15 diatas menunjukkan bahwa sumber air minum penduduk di
Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh sumber air yang berasal dari sumur yaitu sebanyak 91,01% .

b) Pengolahan air minum


Tabel 3.16
Menunjukkan Pengolahan air minum warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Pengolahan Air Minum Jumlah Persentase
1. Dimasak 172 96,63%
2. Tidak Dimasak 6 3,37%
Jumlah 178 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.16 diatas menunjukkan bahwa pengolahan air minum warga di
Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh air minum yang dimasak sebanyak 96,63%.

c) Sumber air mandi cuci


Tabel 3.17
Menunjukkan Sumber air mandi cuci warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Sumber Air Mandi/Cuci Jumlah Persentase


1. Sumur 171 97,71%
2. PAM 4 2,29%
3. Air Sungai 0 0,00%
Jumlah 175 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta 26 september - 3 oktober
68

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sumber air cuci warga di Padukuhan
Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi oleh sumber
air cuci yang berasal dari sumur sebanyak 97,71%.

d) Jarak sumber air dengan septiktang

Tabel 3.18
Menunjukkan Jarak sumber air dengan septiktang warga
di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Jarak Sumber Air dengan Septiktang Jumlah Presentasi


1. <10 m 53 30,29%
2. >10 m 122 69,71%
Jumlah 175 100,00%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.18 diatas menunjukkan jarah sumber air dengan septitank
penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh jarak sumber air dengan septitank >10m sebanyak 69,71% sedangkan
<10m sebanyak 30,29%.
e) Penampungan air

Tabel 3.19
Menunjukkan Penampungan air warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Penampungan Air Jumlah Persentase
1. Bak 97 55,43%
2. Ember 65 37,14%
3. Gentong 7 4,0%
4. Lainnya 6 3,43%
Jumlah 175 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september - 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.19 diatas menunjukkan bahwa penampungan air warga di
Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh penampungan menggunakan bak sebesar 55,43%.
69

f) Kondisi tempat penampungan


Tabel 3.20
Menunjukkan Kondisi tempat penampungan warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Kondisi Tempat Penampungan Jumlah Persentase


1. Terbuka 99 56,57%
2. Tertutup 76 43,43%
Jumlah 175 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.20 diatas menunjukkan kondisi penampungan air di Padukuhan


Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi oleh
penampungan terbuka sebanyak 56,57% .

g) Kondisi air di tempat penampungan

Tabel 3.21
Menunjukkan Kondisi air di tempat penampungan warga di Padukuhan Patukan RW 21
dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Kondisi Ditempat Penampungan Jumlah Persentase


1. Bersih 167 95,42%
2. Bau,berwarna/kotor 8 4,58%
Jumlah 175 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.21 diatas menunjukkan bahwa kondisi air penduduk di Padukuhan
Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, dengan kondisi yang bersih
sebanyak 95,42%.
h) Frekuensi menguras penampungan

Tabel 3.22
Menunjukkan Frekuensi menguras penampungan warga di Padukuhan Patukan RW 21
dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Frekuensi Menguras Penampungan Jumlah Persentase


1. 1x Seminggu 110 62,86%
2. 2x Seminggu 28 16,0%
3. Bila Terlihat Kotor 37 21,14%
Jumlah 175 100,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober
70

Berdasarkan tabel 3.22 diatas menunjukkan bahwa frekuensi menguras tampungan


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh warga yang menguras bila 1x seminggu sebanyak 62,86%.

4. Sistem Pembuangan Sampah


a) Pembuangan Sampah

Tabel 3.23
Menunjukkan Pembuangan sampah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Pembuangan Sampah Jumlah Persentase


1. TPU 697 68,98%
2. Disungai 6 0,99%
3. Ditimbun 8 6,96%
4. Dibakar 60 79,68%
5. Disembarang Tempat 0 0,00%
Jumlah 706 600,00%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.23 diatas menunjukkan bahwa sistem pembuangan sampah


penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh membuang di TPU sebanyak 68,98% .

b) Tempat penampungan sampah sementara

Tabel 3.24
Menunjukkan Tempat penampungan sampah semetara warga di Padukuhan Patukan RW
21 dan 22 Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Tempat Penampungan Sementara Jumlah Persentase


1. Ada 155 88,57%
2. Tidak Ada 19 10,86%
3. Sembarangan 1 0,57%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.24 diatas menunjukkan bahwa tempat penampungan sampah


sementara penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, menunjukkan semua penduduk mempunyai tempat penampungan sampah
sementara dengan prosentase 88,57%.
71

c) Kondisi penampungan sampah

Tabel 3.25
Menunjukkan Kondisi penampungan sampah warga di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22
Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Kondisi Penampungan Sampah Jumlah Persentase


1. Terbuka 125 76,69%
2. Tertutup 38 43,68%
Jumlah 163 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september - 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.25 diatas menunjukkan bahwa kondisi penampungan sampah
penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh penampungan sampah terbuka sebanyak 76,69%.

d) Jarak dengan rumah


Tabel 3.26
Menunjukkan Jarak dengan rumah warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Jarak Dengan Rumah Jumlah Persentase


1. <5m 87 53,05%
2. >5m 77 46,93%
Jumlah 164 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.26 diatas menunjukkan bahwa jarak penampungan sampah


sementara penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping, didominasi oleh penampungan sampah yang berjarak >5m sebanyak
46.93%.

e) Gangguan yang ada

Tabel 3.27
Menunjukkan Gangguan yang ada warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Gangguan Yang Ada Jumlah Persentase


1. Bau 21 33,33%
2. Pencemaran Udara dan Air 26 41,27%
3. Sarang Nyamuk 16 25,40%
Jumlah 63 100%
72

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.27 diatas menunjukkan bahwa gangguan lingkungan penduduk
di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh tidak ada pencemaran udara dan air 41,27%.

5. Sistem pembuangan kotoran rumah tangga


a) Kebiasaan BAB

Tabel 3.28
Menunjukkan Kebiasaan BAB warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Kebiasaan BAB Jumlah Persentase
1. Sembarang Tempat 0 0%
2. WC 175 100%
3. Sungai 0 0%
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.28 diatas menunjukkan bahwa kebiasaan BAB penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh penduduk yang BAB dengan WC sebanyak 100% .

b) Jenis jamban

Tabel 3.29
Menunjukkan Jenis jamban warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Jenis Jamban Jumlah Persentase


1. Cemplung 0 0%
2. Plengesengan 0 0%
3. Leher Angsa 175 100%
4. Duduk 0
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.29 diatas menunjukkan bahwa jenis jamban penduduk di
Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh jamban leher angsa sebanyak 100%.
73

c) Tempat pembuangan limbah

Tabel 3.30
Menunjukkan Tempat pembuangan limbah warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Tempat Pembuangan Limbah Jumlah Persentase


1. Resapan 122 69,71%
2. Got 47 26,86%
3. Sembarang Tempat 6 3,43%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.30 diatas menunjukkan bahwa pembungan limbah penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh tempat pembuangan limbah di resapan sebanyak 69,71%.

6. Hewan Peliharaan
a) Hewan peliharaan

Tabel 3.31
Menunjukkan hewan peliharaan warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No Hewan Peliharaan Jumlah Persentase
1. Ada 85 48,57%
2. Tidak Ada 90 51,43%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.31 diatas menunjukkan hewan peliharaan yang dimiliki warga
di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh warga yang mempunyai hewan peliharaan sebanyak 48,57%.
74

b) Letak Kandang

Tabel 3.32
Menunjukkan Letak kandang warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Letak Kandang Jumlah Persentase


1. Dalam Rumah 15 17,86%
2. Luar Rumah 69 82,14%
Jumlah 84 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.32 diatas menunjukkan bahwa letak kandang warga di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh letak kandang yang berada diluar rumah sebanyak 82,14%.

c) Kondisi Kandang

Tabel 3.33
Menunjukkan Kondisi kandang warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Kondisi Kandang Jumlah Persentase


1. Terawat 79 92,94%
2. Tidak Terawat 6 7,06%
Jumlah 85 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.33 diatas menunjukkan kondisi kandang penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh kondisi kandang yang terawat sebanyak 92,94% .
75

d) Jenis hewan ternak

Tabel 3.34
Menunjukkan Jenis hewan ternak warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Jenis Hewan Ternak jumlah persentase


1. Ayam 54 52,94%
2. Burung 0 0%
3. Ikan 0 0%
4. Kambing 1 0,98%
5. Sapi 0 0%
6. Itik 8 7,84%
7. Lainnya 39 38,24%
Jumlah 102 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september - 3 oktober

Berdasarkan tabel diatas 3.34 menunjukkan bahwa jenis hewan ternak di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh ayam sebanyak 52,94%.

7. Layanan Kesehatan Sosial dan Sarana Kesehatan Yang Tersedia

Tabel 3.35
Menunjukkan Sarana Kesehatan Yang Tersedia warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Sarana Kesehatan Yang Tersedia Jumlah Persentase


1. Ada 8 100%
2. Tidak ada - 0%
Jumlah 0 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sarana kesehatan penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping sebanyak 8
sarana kesehatan.
76

8. Tempat berobat keluarga

Tabel 3.36
Menunjukkan Tempat berobat keluarga warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping,
pada tahun 2018
No Sarana Kesehatan Yang Tersedia Jumlah Persentase
1. Puskesmas/Posyandu 123 65,77%
2. Balai Pengobatan 12 6,41%
3. Rumah Sakit 25 13,36%
4. Dokter Praktik 23 12,29%
5. Bidan 4 2,13%
Jumlah 187 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.36 diatas menunjukkan bahwa tempat berobat penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
puskesmas sebanyak 65,77%.

9. Kebiasaan sebelum berobat

Tabel 3.37
Menunjukkan kebiasaan sebelum berobat warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan
22 Desa Ambarketawang Gamping,pada tahun 2018

No Kebiasaan Sebelum Berobat Jumlah Persentase


1. Beli Obat Bebas 120 68,57%
2. Jamu 10 5,71%
3. Dibiarkan Saja 35 20%
4. Pijat 10 5,72%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kebiasaan sebelum berobat penduduk


di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
dengan beli obat bebas sebanyak 68,57% .
77

10. Pendanaan Kesehatan

Tabel 3.38
Menunjukkan Pendanaan kesehatan warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping,
pada tahun 2018

No Pendanaan Kesehatan Jumlah Persentase


1. BPJS NON PBI 299 51,73%
2. Jamkesmas 179 30,94%
3. Jamkesda 2 0,35%
4. Umum 48 8,30%
5. 8,30%
Asuransi Lain 48
Jumlah 578 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta 26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.38 diatas menunjukkan bahwa pendanaan kesehatan penduduk


di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh Jamkesmas sebanyak 30,94%.

11. Penyakit Yang Sering Diderita Keluarga Dalam 6 Bulan Terakhir

Tabel 3.39
Menunjukkan Penyakit Yang Sering Diderita Keluarga Dalam 6 Bulan Terakhir warga di
Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No Penyakit Yang Sering Diderita


Keluarga Dalam 6 Bulan Terakhir Jumlah Persentase
1. Batuk Pilek 32 12,80%
2. Asma 6 2,40%
3. Asam Urat 10 4,00%
4. DM 17 6,80%
5. Hipertensi 14 5,60%
6. Stroke 6 2,40%
7. Lain lain 165 66,00%
Jumlah 250 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.39 diatas menunjukkan bahwa penyakit yang sering diderita
penduduk di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping,
didominasi oleh hipertensi sebanyak 5,60%.
78

12. Status Ekonomi Dan Penghasilan

Tabel 3.40
Menunjukkan Penghasilan warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No. Penghasilan Jumlah Persentase
1. Rp < 500.000,00 52 15,66%
2. Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 66 19,87%
3. Rp > 1.000.000,00 214 64,45%
Jumlah 332 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.40 diatas menunjukkan penghasilan penduduk di Padukuhan


Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi oleh
penghasilan Rp>1.000.000 sebanyak 64,45%.

13. Makanan Pokok

Tabel 3.41
Menunjukkan Makanan pokok warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018

No. Makanan Pokok Jumlah Persentase


1. Beras 173 100%
2. Jagung 0 0,00%
3. Ubi 0 0,00%
4. Sagu 0 0,00%
5. Lainnya 0 0,00%
Jumlah 173 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september -3 oktober
Berdasarkan tabel 3.41 diatas menunjukkan bahwa makanan pokok penduduk di
Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, semua warga
atau 100% mengkonsumsi beras.
79

14. Tempat Belanja

Tabel 3.42
Menunjukkan Tempat belanja warga di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No. Tempat Belanja Jumlah Persentase
1. Supermarket 10 12,58%
2. Pasar Tradisional 35 57,86%
3. Minimarket 3 1,89%
4. Toko/Warung Disekitar Tempat
Tinggal 16 27,67%
5. Lainnya 0 0,00%
Jumlah 64 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september - 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.42 diatas menunjukkan bahwa tempat belanja penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh pasar tradisional sebanyak 57,86%.

15. Jenis kendaraan pribadi yang dimiliki

Tabel 3.43
Menunjukkan Jenis Kendaraan pribadi yang dimiliki warga di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, pada tahun 2018
No. Jenis Kendaraan Pribadi Jumlah Persentase
1. Mobil 12 15,03%
2. Motor 54 68,39%
3. Sepeda 12 16,58%
Jumlah 78 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.43 diatas menunjukkan jenis kendaraan penduduk di


Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping, didominasi
oleh motor sebanyak 68,39%.
80

16. Keamanan Dan Pelayanan keamanan yang ada


Tabel 3.44
Menunjukkan pelayanan keamanan yang ada di Padukuhan Patukan RW 221 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping pada tahun 2018

No Pelayanan keamanan yang ada Jumlah Presentase


1. Polisi 0 0%
2. Siskampling 175 100%
3. Satpam 0 0%
Jumlah 175 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september -3 oktober

Berdasarkan tabel 8.96 pelayanan keamanan di Dusun Patukan RW 21 Dan 22 Desa


Ambarketawang didapatkan data yang paling banyak yaitu pelayanan siskamling
sebanyak (100%).

17. Tindakan kriminal yang ada satu tahun terakhir


Tabel 3.45
Menunjukkan Tindakan kriminal yang ada satu tahun terakhir di Padukuhan Patukan RW
21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping pada tahun 2018
No Tindakan kriminal yang ada dalam 6
tahun terakhir Jumlah Presentase
1. Perampokan 0 0%
2. Perkelahian 0 0%
3. Pencurian 0 0%
4. Tidak ada 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
26 september – 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.45 Tindakan kriminal yang ada satu tahun terakhir di Dusun
Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang didapatkan data yang paling banyak
yaitu tidak ada tindakan kriminal sebanyak (0 %).
81

18. Persepsi warga tentang keamanan


Tabel 3.46
Menunjukkan persepsi warga tentang keamanan di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22
Desa Ambarketawang Gamping pada tahun 2018
No Persepsi warga tentang keamanan Jumlah Presentase
1. Merasa nyaman 175 100%
2. Tidak peduli 0 0%
3. Tidak merasa aman 0 0%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.46 menunjukkan persepsi warga tentang keamanan di Dusun
Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang didapatkan data yang paling banyak
yaitu warga merasa aman sebanyak (100%).

19. Politik dan pemerintahan Kegiatan partai politik


Tabel 3.47
Menunjukkan kegiatan partai politik di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping pada tahun 2018
No Kegiatan partai politik Jumlah Presentase
1. Ada kepenguruan partai 0 0%
2. Tidak ada 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober

Berdasarkan tabel 3.47 menunjukkan kegiatan partai politik di Dusun Patukan RW


21 Dan 22 Desa Ambarketawang didapatkan data yang paling banyak yaitu tidak ada
kegiatan partai politik sebanyak (0%).

20. Cara pemilihan perangkat desa


Tabel 3.48
Menunjukkan cara pemilihan perangkat desa di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping pada tahun 2018

No Cara memilih perangkat desa Jumlah Presentasi


1. Pemilihan langsung 175 100%
2. Penetapan pemerintah daerah 0 0%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober
82

Berdasarkan tabel 3.48 menunjukkan cara pemilihan perangkat desa di Dusun


Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang didapatkan data yang paling banyak
yaitu dilakukan pemilihan langsung sebanyak (100%).

21. Peran warga dalam memilih perangkat desa


Tabel 3.49
Menunjukkan Peran warga dalam memilih perangkat desa di Padukuhan Patukan RW 21
Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping pada tahun 2018

No Peran warga warga dalam memilih


perankat desa Jumlah Presentase
1. Berperan aktif 175 100%
2. Tidak peduli 0 0%
3. Tidak dilibatkan 0 0%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september -3 oktober
Berdasarkan tabel 3.49 menunjukkan Peran warga dalam memilih perangkat desa di
Dusun Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang didapatkan data yang paling
banyak yaitu warga yang berperan aktif sebanyak (100%).

22. Peran warga dalam penetapan kegiatan dan kebijakan desa


Tabel 3.50
Menunjukkan Peran warga dalam penetapan kegiatan dan kebijakan desa di Padukuhan
Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang Gamping
No Peran warga dalam penetapan kegiatan
dan kebijakan desa Jumlah Persentase
1. Dilibatkan secara aktif 175 100%
2. Dilibatkan semampunya 0 0%
3. Tidak dilibatkan 0 0%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september -3 oktober
Berdasarkan tabel 3.50 menunjukkan Peran warga dalam penetapan kegiatan dan
kebijakan desa di Dusun Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang didapatkan data
yang paling banyak yaitu warga yang dilibatkan secara aktif sebanyak (100%).
83

22. Komunikasi dan Media elektronik


Tabel 3.51
Menunjukkan media elektronik di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa
Ambarketawang Gamping pada tahun 2018
No Media elektronik Jumlah Perentase
1. Televisi 175 100%
2. Radio 0 0%
3. Internet 0 0%
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.51 menunjukkan media elektronik di Dusun Patukan RW 21 Dan
22 Desa Ambarketawang didapatkan data yang paling banyak yaitu Televisi (100%).

23. Media cetak


Tabel 3.52
Menunjukkan media cetak di Padukuhan Patukan RW 21 Dan 22 Desa Ambarketawang
Gamping pada tahun 2018

No Media Cetak Jumlah Persentase


1. Koran 8 4,58%
2. Majalah 1 0,57%
3. Lain lain 166 94,85%
4. 0%
Tidak sama sekali 0
Jumlah 175 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program studi Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 26
september – 3 oktober
Berdasarkan tabel 3.52 menunjukkan media elektronik di Dusun Patukan RW 21 Dan
22 Desa Ambarketawang didapatkan data yang paling banyak yaitu koran (4,58%).
BAB IV
ANALISA DATA

A. Data Fokus
1. Data wawancara
a. Beberapa warga mengatakan menderita hipertensi dan DM
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader terdapat kegiatan posyandu
yang diadakan sebulan dua kali untuk mengecek kesehatan warganya
salah satunya pengecekan kesehatan lansia dan kesehatan balita
c. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa WUS di dusun Patukan
RT 06-09 mengatakan tidak ada keluhan di payudara sehingga tidak
pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
d. Sebagian besar masyarakat di RT 06-09 (RW 21 dan 22) membuang
sampah di tempat pembuangan umum (TPU). Sebanyak 27,43%
masyarakat mengatakan pengelolaan sampahnya dengan cara dibakar.
e. Ibu – ibu mengatakan malas menggunakan KB buatan karena usia sudah
mulai tua dan lebih memilih menggunakan KB alami (kalender, sengaja
terputus).
f. Berdasarkan data wawancara WUS di RT 06 sampai 09 mengatakan
tidak ada keluhan di payudara sehingga tidak pernah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri
g. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 14 warga di RT 06-09 menderita
Hipertensi.
h. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 32 warga di RT 06-09 menderita
batuk pilek (6 bulan terakhir).
i. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 17 warga di RT 06-09
mempunyai riwayat DM.
j. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 10 wargaq di RT 06 -09 yang
menderita Asam Urat
k. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 6 warga di RT 06-09 menderita
asma
l. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 14 warga di RT 06-09 menderita
penyakit asam urat

84
85

m. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 6 warga di RT 06-09 menderita


penyakit stroke
n. Berdasarkan hasil wawancara bahwa terdapat 68 warga yang merupakan
perokok aktif di RT 06-09 RW 21 dan 22 di dusun Patukan gamping
sleman Yogyakarta
2. Data survey
a. Berdasarkan data survey didapatkan warga di RT 06-09 terdapat 14
warga menderita hipertensi.
b. Data wanita usia subur mempunyai pengetahuan baik tentang SADARI
sebesar 62% (40 orang), namun perilaku SADARI tidak dilakukan
SADARI sebesar 75% (45 orang).
c. Berdasarkan data survey didapatkan warga dusun Patukan RT 06-09
(RW 21 dan 22) membuang sampah di TPU sebanyak 70,86% (124
KK) di TPU, 27,43% (48 KK) dibakar, tidak ada warga yang
membuang sampah disembarang tempat. Terdapat tempat
penampungan sampah sementara sebanyak 88,57% (155 KK), tidak
terdapat tempat penampungan sampah sementara sebanyak 11,43% (20
KK) dan tidak terdapat warga yang membuang sampah sembarangan.
Kondisi tempat penampungan sampah tertutup sebanyak 43,43% (76
KK) dan terbuka sebanyak 56,57% (99 KK).
d. Berdasarkan hasil observasi setiap pasangan suami istri memiliki anak
dua.
e. Berdasarkan data survey di RT 06 sampai 09 terdapat warga yang
menderita asam urat sebanyak 10 orang (4%)
f. Berdasarkan hasil survey didapatkan 17 warga dari 175 KK yang
terkaji di RT 06-09 menderita DM
3. Data windshield survey
a. Berdasarkan hasil windshield survey di lingkungan RT 06-09 tidak ada
poster tentang kesehatan
b. Berdasarkan hasil windshield survey di lingkungan RT 06-09 ada
fasilitas posyandu balita dan lansia.
c. Berdasarkan hasil Wienshield Survey di lingkungan RT 06-09 Dusun
Patukan, ada kader posyandu.
86

d. Tidak terdapat peringatan seperti baliho atau pengumuman yang


disediakan di lingkungan masyarakat Dusun Patukan RT 06-09.
e. Berdasarakan hasil Winshield Survey di lingkungan RT 06 sampai 09
(RW 21 dan 22) Dusun Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman,
Yogyakarta tidak terdapat papan larangan ”Dilarang membuang sampah
disini” pada lahan kosong (kebun) dan dipinggiran sungai.
f. Berdasarkan hasil winshield survey di lingkungan Patukan RT. 06-09
Rw 21 dan 22, terdapat fasilitas kesehatan seperti : praktek dokter
swasta.
g. Tidak terdapat peringatan seperti baliho atau pengumuman yang
disediakan di lingkungan masayarakat Dusun Patukan RT 01 dan RT
02.

B. Analisa Data
No. Data Masalah
1 Data wawancara Ketidakefektifan
 Beberapa warga mengatakan menderita Manajemen Kesehatan
hipertensi dan DM pada Kelompok Usia
 Berdasarkan hasil wawancara dengan kader Dewasa dan Lansia di
terdapat kegiatan posyandu yang diadakan Dusun Patukan RT 06
sebulan sekali untuk mengecek kesehatan sampai RT 09
warganya salah satunya pengecekan
kesehatan lansia dan kesehatan balita
 Berdasarkan hasil wawancara bahwa terdapat
68 warga yang merupakan perokok aktif di
RT 06-09 RW 21 dan 22 di dusun Patukan
gamping sleman Yogyakarta
 Berdasarkan hasil wawancara terdapat 10
wargaq di RT 06 -09 yang menderita Asam
Urat
Data Survey :
 Data survey didapatkan berdasarkan hasil
wawancara dengan warga di RT 06 sampai
RT 09 terdapat 14 warga menderita
hipertensi.
 Data survey didapatkan hasil wawancara
warga di RT 06 sampai 09 sebesar 17 warga
menderita DM
 Berdasarkan data survey di RT 06 sampai 09
terdapat warga yang menderita asam urat
sebanyak 10 orang (4%)
Data windshield survey:
 Berdasarkan hasil windshield survey di
lingkungan RT 06 sampai RT 09 tidak ada
poster tentang kesehatan
87

 Berdasarkan hasil windshield survey di


lingkungan RT 06 sampai RT 09 ada fasilitas
posyandu lansia.
2 Data wawancara Kesiapan meningkatkan
 Berdasarkan data wawancara WUS di RT 06 manajemen koping
sampai 09 mengatakan tidak ada keluhan di kesehatan terhadap resiko
payudara sehingga tidak pernah melakukan penurunan kualitas hidup
pemeriksaan payudara sendiri

Data survey
 Data wanita usia subur mempunyai
pengetahuan baik tentang SADARI sebesar
62% (40 orang), namun perilaku SADARI
tidak dilakukan SADARI sebesar 75% (45
orang).
3 Data Wawancara : Perilaku kesehatan
 Berdasarkan hasil wawancara terhadap cenderung berisiko
beberapa WUS di dusun Patukan RT 06-09
mengatakan tidak ada keluhan di payudara
sehingga tidak pernah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.
 Sebanyak 27,43% masyarakat mengatakan
pengelolaan sampahnya dengan cara dibakar
 Berdasarkan hasil wawancara bahwa terdapat
68 warga yang merupakan perokok aktif di
RT 06-09 RW 21 dan 22 di dusun Patukan
gamping sleman Yogyakarta
Data Survey :
 Berdasarkan data survey didapatkan warga
dusun Patukan RT 06-09 (RW 21 dan 22)
membuang sampah di TPU sebanyak
70,86% (124 KK) di TPU, 27,43% (48 KK)
dibakar, tidak ada warga yang membuang
sampah disembarang tempat. Terdapat
tempat penampungan sampah sementara
sebanyak 88,57% (155 KK), tidak terdapat
tempat penampungan sampah sementara
sebanyak 11,43% (20 KK) dan tidak terdapat
warga yang membuang sampah
sembarangan. Kondisi tempat penampungan
sampah tertutup sebanyak 43,43% (76 KK)
dan terbuka sebanyak 56,57% (99 KK).

Data Wienshield Survey :


 Berdasarakan hasil Winshield Survey di
lingkungan RT 06 sampai 09 (RW 21 dan 22)
Dusun Patukan, Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta tidak terdapat papan
larangan ”Dilarang membuang sampah
disini” pada lahan kosong (kebun) dan
dipinggiran sungai.
88

C.Scoring Diagnosa Masalah


No Dx keperawatan A B C D E F G H I J K Total Prioritas
1 Ketidakefektifan 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 36 1
Manajemen
Kesehatan pada
Kelompok Usia
Dewasa dan Lansia
di Dusun Patukan
RT 06 sampai RT 09
2 Kesiapan 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 33 3
meningkatkan
manajemen koping
kesehatan terhadap
resiko penurunan
kualitas hidup
3 Perilaku kesehatan 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 34 2
cenderung berisiko

A: Resiko Terjadi G: Tempat Bobot Rentang Nilai


B: Resiko Parah H: Waktu 1: Sangat rendah
C: Potensi untuk PenKes I: Dana 2: Rendah
D: Minat Masyarakat J: Fasilitas Kesehatan 3: Cukup
E: Mungkin Diatasi K: Sumber Daya 4: Tinggi
F: Sesuai dengan Program 5: Sangat tinggi
Kesehatan

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan pada Kelompok Usia Dewasa dan Lansia di
Dusun Patukan RT 06 sampai RT 09
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
3. Kesiapan meningkatkan manajemen koping kesehatan terhadap resiko penurunan
kualitas hidup
89

D. Nursing Care Plan


No. Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi(NIC)
1. Ketidakefektifan Domain 7 Kesehatan Komunitas Domain 3 perilaku
Manajemen Kelas Kesejahteraan Komunitas Kelas pendidikan pasien
Kesehatan pada Outcome Status Kesehatan Komunitas (2701) Intervensi: Pendidikan Kesehatan (5510)
Kelompok Usia 1. Status kesehatan dewasa (3-4) 1. Berikan penyuluhan tentang hipertensi dan
Dewasa dan Lansia
2. Status kesehatan lansia (3-4) diabetes
di Dusun Patukan
2. Jelaskan tujuan dan manfaat dari penyuluhan
RT 06 sampai RT 09
Domain 7 Kesehatan Komunitas 3. Anjurkan lansia untuk melakukan diet
Kelas Kesejahteraan Komunitas hipertensi yang baik
Outcome Kontrol Resiko Komunitas: Penyakit Kronik
(2801) Domain 3 perilaku
1. Mengetahui komplikasi dari penyakit kronis (3-4) Kelas terapi perilaku
2. Kemampuan melakukan pencegahan secara Intervensi modifikasi perilaku
mandiri (3-4) 1. Dukung klien untuk memodifikasi makanan
sehari-hari
Domain 4 Pengetahuan tentang kesehatan dan 2. Anjurkan klien untuk dapat manajemen stres
perilaku 3. Anjurkan klien untuk melakukan olahraga
Kelas Manajemen Kesehatan secara rutin
Outcome manajemen diri: Hipertensi (3107)
1. Memantau tekanan darah (3-4) Domain 7 komunitas
2. Mempertahankan target tekanan darah (3-4) Kelas manajemen resiko komunitas
3. Menggunakan obat-obatan sesuai resep (3-4) Intervensi skrining kesehatan
4. Berpartisipasi dalam olahraga yang 1. Bantu klien untuk melakukan pemeriksaan
direkomendasikan (3-4) tekanan darah
5. Mengikuti diet yang direkomendasikan (3-4) 2. Ukur glukosa darah
6. Menggunakan tekhnik relaksasi (3-4)
90

7. Menggunakan sumber-sumber komunitas yang


ada (3-4)
Manajemen diri: Diabetes
1. Memantau glukosa darah (3-4)
2. Mengikuti diet yang direkomendasikan (3-4)
3. Menggunakan obat-obatan sesuai resep (3-4)
4. Memantau efek terapi obat (3-4)
2 Perilaku kesehatan Domain 4: Pengetahuan Kesehatan dan Perilaku Domain 3: Perilaku
cenderung berisiko Kelas: Perilaku Sehat Kelas: Pendidikan pasien
di Dusun Patukan Intervensi: Pendidikan Kesehatan (5510)
Outcome: Pengarahan Perawatan Mandiri (1613) 1. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup
RT 06 sampai RT 09 1. Menentukan tujuan kesehatan (2-4) perilaku saat ini pada individu, keluarga atau
2. Menggambarkan perawatan yang tepat (2-4) kelompok sasaran.
3. Menginstruksikan orang lain akan kebiasaan 2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
menolak perilaku tidak sehat atau beresiko dari
perawatan yang tepat (2-4) pada memberikan saran menghindari atau
4. Melakukan koreksi ketika perawatan yang mengubah perilaku.
dilakukan tidak baik (2-4) 3. Berikan ceramah untuk menyampaikan informasi
Kelas dalam jumlah besar pada saat yang tepat.
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang PHBS
Level 1602 perilaku promosi kesehatan Kelas: Terapi perilaku (4350)
1. Memonitor lingkuangan terkait dengan resiko management perilaku
(2-3) 1. Komunikasi harapan bahwa pasien dapat tetap
2. Memonitor perilaku personal terkait dengan mengontrol (perilakunya)
resiko (2-3)

Domain 7: Kesehatan Komunitas


Kelas: Perlindungan Kesehatan Komunitas
Label: Keefektifan Skrining Kesehatan Komunitas
(2807)
1. Identifikasi kondisi beresiko tinggi yang umum
di komunitas
91

2. Pemilihan skrining difokuskan pada deteksi


dini
3. Identifikasi kebutuhan skrining untuk orang
dewasa
4. Pendidikan kepada anggota komunitas akan
pentingnya skrining

Domain 7: Kesehatan Komunitas


Kelas: Kesejahteraan komunitas
1. Outcome: Status Kesehatan Komunitas (2701)
2. Status kesehatan orang dewasa (2-4)
3. Tingkat partisipasi dalam pelayanan perawatan
kesehatan preventif (2-4)
4. Tingkat partisipasi dalam program kesehatan
komunitas (2-4)
92

3. Kesiapan Kesiapan koping komunitas yang lebih baik Domain 7: Komunitas


meningkatkan Keefektifan program komunitas (2808) Kelas: Peningkatan kesehatan komunitas
manajemen koping Intervensi: Pengembangan program
1. Tujuan program konsisten dengan pengkajian 1. Bantu kelompok atau atau masyarakat dalam
kesehatan terhadap komunitas mengidentifikasi kebutuhan atau maslah
resiko penurunan kesehatan yang signifikan.
2. Kualitas metode program
kualitas 2. Prioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap
3. Pengurangan resiko kesehatan bagi peserta
hidup masalah yang telah diidentifikasi.
4. Peningkatan status kesehatan 3. Edukasi anggota kelompok perencanaan
5. Kepuasan komunitas terhadap program mengenai proses perencanaan yang sesuai.
4. Ajarkan pemeriksaan SADARI.
Kontrol risiko komunitas: penyakit kronik (2801)
1. Pengadaan dan alokasi pendanaan untuk Domain 7: Komunitas
program pencegahan penyakit kronis Kelas: Manajemen resiko komunitas
Intervensi: identifikasi resiko
Kontrol risiko komunitas: penyakit kronik (2801) 1. Pertimbangkan ketersediaan dan kualitas
sumber-sumber yang ada.
1. Proporsi tingkat partisipasi dalam program 2. Identifikasi resiko biologis, lingkungan dan
pendidik an manajemen penyakit kronis perilaku hubungan timbal balik.
3. Rencanakan monitor resiko kesehatan seperti
pemeriksaan SADARI dalam jangka
panjang.Pertimbangkan sumber-sumber di
komunitas yang sesuai dengan kebutuhan
kesehatan dan pemenuhan kebutuhan sehari-
hari.
93

E. PLANNING OF ACTION (POA)


No Diagnosa TUJUAN Intervensi (NIC) Strategi Intervensi PJ Sasaran Waktu Tempat Dana
(NOC)
1 Ketidakefektif Domain 7 Kesehatan Domain 3 perilaku - Pendidikan Ma’ruf Budi Bapak-Bapak 13 Oktober Rumah Total biaya
an Manajemen Komunitas Kelas pendidikan Kesehatan Setyawan RW.22 dusun 2018 warga Rp.
Kesehatan Kelas Kesejahteraan pasien Hipertensi Siska Agustina Patukan Jam 19.00 200.000
pada Komunitas Intervensi: - Praktek senam WIB
Kelompok Outcome: Status Pendidikan hipertensi
Usia Kesehatan Komunitas Kesehatan (5510) - Pendidikan Siti Hajar Warga dusun 15 oktober
Dewasa dan (2701) 1. Berikan kesehatan Arista Sari Patukan 2018 Rp.200.000
Lansia di 1. Status kesehatan penyuluhan Diabetes Melitus Jam 16.00
Dusun Patukan dewasa (3-4) tentang hipertensi - Praktek senam WIB
RT 06 sampai 2. Status kesehatan dan diabetes diabetes.
RT 09 lansia (3-4) 2. Jelaskan tujuan - Pendidikan Dafik Ya’lu Warga dusun 21 Oktober Masjid
Domain 7 Kesehatan dan manfaat dari kesehatan Asam Ulinnuha Patukan 2018 Al-Irsyad Rp.200.000
Komunitas penyuluhan Urat Sigit Diliangga
Kelas Kesejahteraan 3. Anjurkan lansia - Senam Asam Urat
Komunitas untuk melakukan
Outcome: Kontrol diet hipertensi
Resiko Komunitas: yang baik
Penyakit Kronik Domain 3 perilaku
(2801) Kelas terapi perilaku
1. Mengetahui Intervensi modifikasi
komplikasi dari perilaku
penyakit kronis 1. Dukung klien
(3-4) untuk
2. Kemampuan memodifikasi
melakukan makanan sehari-
pencegahan hari
secara mandiri (3- 2. Anjurkan klien
94

4) untuk dapat
Domain 4 manajemen stress
Pengetahuan tentang 3. Anjurkan klien
kesehatan dan untuk melakukan
perilaku olahraga secara
Kelas Manajemen rutin
Kesehatan
Outcome: Domain 7 komunitas
Manajemen diri: Kelas manajemen
Hipertensi (3107) resiko komunitas
1. Memantau Intervensi skrining
tekanan darah (3- kesehatan
4) 1. Bantu klien untuk
2. Mempertahankan melakukan
target tekanan pemeriksaan
darah (3-4) tekanan darah
3. Menggunakan 2. Ukur glukosa
obat-obatan sesuai darah
resep (3-4)
4. Berpartisipasi
dalam olahraga
yang
direkomendasikan
(3-4)
5. Mengikuti diet
yang
direkomendasikan
(3-4)
6. Menggunakan
tekhnik relaksasi
(3-4)
7. Menggunakan
95

sumber-sumber
komunitas yang
ada (3-4)
Manajemen diri:
Diabetes
1. Memantau
glukosa darah (3-
4)
2. Mengikuti diet
yang
direkomendasikan
(3-4)
3. Menggunakan
obat-obatan sesuai
resep (3-4)
2 Perilaku Domain 4: Domain 3: Perilaku Penyuluhan Muh. Ahmadun RT.08 dusun 16 Oktober Rumah Total biaya
kesehatan Pengetahuan Kelas: Pendidikan Pengelolaan sampah Dwiynti Patukan 2018 warga, Rp.
cenderung Kesehatan dan pasien Bank sampah Jam 15.30 200.000
Perilaku Intervensi: WIB
berisiko di
Kelas: Perilaku Pendidikan
Dusun Sehat Kesehatan (5510)
Patukan RT Outcome: 1. Tentukan
06 sampai Pengarahan pengetahuan
Perawatan Mandiri kesehatan dan
RT 09 (1613) gaya hidup
1. Menentukan perilaku saat ini
tujuan kesehatan pada individu,
(2-4) keluarga atau
2. Menggambarkan kelompok
perawatan yang sasaran.
tepat (2-4) 2. Ajarkan strategi
3. Menginstruksikan yang dapat
orang lain akan digunakan untuk
kebiasaan menolak perilaku
96

perawatan yang tidak sehat atau


tepat (2-4) beresiko dari pada
4. Melakukan memberikan
koreksi ketika saran
perawatan yang menghindari atau
dilakukan tidak mengubah
baik (2-4) perilaku.
Kelas : perilaku 3. Berikan ceramah
promosi kesehatan untuk
(1602 menyampaikan
1. Memonitor informasi dalam
lingkuangan jumlah besar pada
terkait dengan saat yang tepat.
4. Berikan
resiko (2-3)
pendidikan
2. Memonitor kesehatan tentang
perilaku PHBS
personal
terkait dengan
resiko (2-3) Kelas: Terapi
Domain 7: perilaku (4350)
Kesehatan management
Komunitas perilaku
Kelas: Perlindungan 1. Komunikasi
Kesehatan harapan bahwa
Komunitas pasien dapat tetap
Label: Keefektifan mengontrol
Skrining Kesehatan (perilakunya)
Komunitas (2807)
1. Identifikasi
kondisi beresiko
tinggi yang umum
di komunitas
2. Pemilihan skrining
difokuskan pada
deteksi dini
97

3. Identifikasi
kebutuhan
skrining untuk
orang dewasa
4. Pendidikan kepada
anggota komunitas
akan pentingnya
skrining

Domain 7:
Kesehatan
Komunitas
Kelas:
Kesejahteraan
komunitas
Outcome: Status
Kesehatan
Komunitas (2701)
1. Status kesehatan
orang dewasa (2-
4)
2. Tingkat partisipasi
dalam pelayanan
perawatan
kesehatan
preventif (2-4)
3. Tingkat partisipasi
dalam program
kesehatan
komunitas (2-4)
3. Kesiapan Kesiapan koping Domain 7: Melakukan Erwin Tri Warga di 20 Oktober Pendopo Rp.150.000
meningkatkan komunitas yang lebih Komunitas Penyuluhan Melyana dusun Patukan 2018 RW.22
manajemen baik : Kelas: Peningkatan SADARI Jam: 19.30- Sodanten
koping Keefektifan program kesehatan selesai
komunitas (2808) komunitas
kesehatan Intervensi:
98

terhadap 1. Tujuan program Pengembangan


resiko konsisten dengan program
penurunan pengkajian 1. Bantu kelompok
komunitas atau atau
kualitas hidup
2. Kualitas metode masyarakat dalam
program mengidentifikasi
3. Pengurangan kebutuhan atau
resiko kesehatan maslah kesehatan
bagi peserta yang signifikan.
4. Peningkatan status 2. Prioritaskan
kesehatan kebutuhan
5. kepuasan kesehatan
komunitas terhadap masalah
terhadap program yang telah
diidentifikasi.
Kontrol risiko 3. Edukasi anggota
komunitas: penyakit kelompok
kronik (2801) perencanaan
Pengadaan dan alokasi mengenai proses
pendanaan untuk perencanaan yang
program pencegahan sesuai.
penyakit kronis 4. Ajarkan
pemeriksaan
Kontrol risiko SADARI.
komunitas: penyakit
kronik (2801) Domain 7:
Proporsi tingkat Komunitas
partisipasi dalam Kelas: Manajemen
program pendidikan resiko komunitas
manajemen penyakit Intervensi:
kronis identifikasi resiko
1. Pertimbangkan
ketersediaan dan
kualitas sumber-
sumber yang ada.
2. Identifikasi resiko
biologis,
99

lingkungan dan
perilaku
hubungan timbal
balik.
3. Rencanakan
monitor resiko
kesehatan seperti
pemeriksaan
SADARI dalam
jangka
panjang.Pertimba
ngkan sumber-
sumber di
komunitas yang
sesuai dengan
kebutuhan
kesehatan dan
pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari.
100

F. Implementasi dan Evaluasi


No. Diagnosa Keperawatan Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
1. Ketidakefektifan 13 Oktober 2018 Penyuluhan Hipertensi dan Puskesmas:
Manajemen Kesehatan No Kegiatan Waktu senam Hipertensi pada warga Diharapkan pihak puskesmas
pada Kelompok Usia 1. Penyuluhan 19.30- Patukan yang hadir sebanyak 75 dapat lebih meningkatkan
Dewasa dan Lansia di Hipertensi selesai orang pengetahuan masyarakat
Dusun Patukan RT 06 2. Senam hipertensi 19.50- Faktor pendukung: sehingga dapat menekan
sampai RT 09 selesai Bapak-bapak yang hadir penderita Hipertensi
berjumlah 75 peserta dan
berpartisipasi aktif. Kader/Tokoh Masyarakat:
Faktor penghambat: Diharapkan dengan adanya
- Saat praktek video tidak ada penyuluhan Hipertensi dan
speaker yang terhubung ke senam Hipertensi dapat
laptop sehingga suara dari menjadi kegiatan rutin di
video tidak terdengar posyandu
- Beberapa warga tidak hadir
sehingga penyampaian
materi tidak mencakup
seluruh warga
Hasil yang dicapai:
- Bapak - bapak yang hadir
sangat antusias
mendengarkan dalam
penyampaian materi
- Bapak - bapak aktif
bertanya sehingga ada
umpan balik dalam
101

penyuluhan
Setelah di lakukan penyuluhan
ada peningkatan pengetahuan
pretest dan posttest.

15 Oktober 2018 Penyuluhan DM dan senam kaki Puskesmas:


No Kegiatan Waktu DM pada warga Patukan yang Diharapkan pihak puskesmas
1. Penyuluhan DM 16.00- hadir sebanyak 32 orang dapat lebih meningkatkan
selesai Faktor pendukung: pengetahuan masyarakat
2. Senam DM 16.30- Ibu-ibu yang hadir berjumlah 32 sehingga dapat menekan
selesai peserta dan berpartisipasi aktif penderita DM
terdiri dari kader dan warga.
Faktor penghambat: Kader/Tokoh Masyarakat:
- Saat penyampaian materi Diharapkan dengan adanya
aliran listrik mati sehingga penyuluhan DM dan senam
penyampaian materi dan kaki DM dapat menjadi
pemutaran video kurang kegiatan rutin di posyandu
efektif karena hanya
menggunakan leaflet
- Beberapa warga tidak hadir
sehingga penyampaian
materi tidak mencakup
seluruh warga
102

Hasil yang dicapai:


- Ibu-ibu yang hadir sangat
antusias mendengarkan
dalam penyampaian materi
- Ibu-ibu aktif bertanya
sehingga ada umpanbalik
dalam penyuluhan
- Setelah di lakukan
penyuluhan ada
peningkatan pengetahuan
pretest dan posttest.
21 Oktober 2018 Penyuluhan Asam Urat dan Puskesmas:
Jam 19.30-selesai senam Asam Urat pada warga Diharapkan pihak puskesmas
No Kegiatan Waktu Patukan yang hadir sebanyak 35 dapat lebih meningkatkan
1. Penyuluhan Asam 19.30- orang pengetahuan masyarakat
Urat selesai Faktor pendukung: sehingga dapat menekan
2. Senam Asam Urat 19.50- Ibu-ibu yang hadir berjumlah 32 penderita Asam Urat
selesai peserta dan berpartisipasi aktif
terdiri dari kader dan warga. Kader/Tokoh Masyarakat:
Faktor penghambat: Diharapkan dengan adanya
- Saat penyampaian materi penyuluhan Asam Urat dan
dan pemutaran video warga senam Asam Urat dapat
efektif menjadi kegiatan rutin di
- Beberapa warga tidak hadir posyandu
sehingga penyampaian
materi tidak mencakup
seluruh warga
103

Hasil yang dicapai:


- Ibu-ibu yang hadir sangat
antusias mendengarkan
dalam penyampaian materi
- Ibu-ibu aktif bertanya
sehingga ada umpanbalik
dalam penyuluhan
- Setelah di lakukan
penyuluhan ada
peningkatan pengetahuan
pretest dan posttest.
2. Perilaku kesehatan 16 Oktober 2018 Penyuluhan Pengelolaan Kader/Tokoh Masyarakat:
cenderung berisiko di Jam 16.00-selesai Sampah dan Bank Sampah pada Diharapkan dengan adanya
Dusun Patukan RT 06 No Kegiatan Waktu warga Patukan Rt 07 yang hadir penyuluhan Pengelolaan
sampai RT 09 1. Penyuluhan 16.45- 17 orang. Sampah dan Penyuluhan Bank
Sampah dapat menjadi
Pengelolaan sampah selesai Faktor Pendukung :
kegiatan rutin di dusun
Ibu – ibu yang hadir berjumlah Patukan
2. Penyuluhan Bank 17.00- 17 peserta dan berpartisipasi
sampah selesai aktif terdiri kader dan warga.
Faktor Penghambat :
-Beberapa warga tidak hadir
sehingga penyampaian materi
tidak mencakup seluruh warga.
-Saat penyampaian materi
seharusnya dimulai jam 16.00
akan tetapi baru dimulai jam
16.45.
104

Hasil yang dicapai :


-Warga yang hadir sangat
antusias mendengarkan dalam
penyampaian materi
-Warga aktif bertanya sehingga
ada umpanbalik dalam
penyuluhan
-Setelah di lakukan penyuluhan
ada peningkatan pengetahuan
pretest dan posttest.
3. Kesiapan meningkatkan 27 Oktober 2018 Penyuluhan SADARI pada Puskesmas :
manajemen koping Jam 19.30- Selesai warga patukan yang hadir Diharapkan pihak puskesmas
kesehatan terhadap resiko No Kegiatan Waktu sebanyak 22 orang dapat meningkatkan
penurunan kualitas hidup 1. Penyuluhan SADARI 19.30- Faktor pendukung : pengetahuan masyarakat
selesai Warga yang hadir berjumlah 22 sehingga dapat menekan
peserta dan berpartisipasi aktif penderita kanker payudara.
terdiri dari warga dusun
Patukan.
Faktor Penghambat :
-Saat penyampaian materi
waktunya terkendali seharusnya
mulai pukul 19.30 tetapi baru
dimulai pukul 20.30
-Beberapa warga tidak hadir
sehingga penyampian materi
tidak mencangkup ke seluruh
warga.
105

Hasil yang dicapai:


-Warga yang hadir sangat
antusias mendengarkan dalam
penyampaian materi
-Warga aktif bertanya sehingga
ada umpanbalik dalam
penyuluhan
-Setelah di lakukan penyuluhan
ada peningkatan pengetahuan
pretest dan posttest.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta telah melakukan praktek Profesi
Ners di Dusun Patukan RT 06 sampai dengan RT 09 Ambarketawang, Gamping,
Sleman. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya pada masyarakat secara
langsung. Selain dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan komunitas di Dusun
Patukan RT 06 sampai dengan RT 09 mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta
dapat menjalin silaturahmi dengan warga RT 06 sampai dengan RT 09 serta mendapat
tambahan ilmu pengetahuan dari masyarakat. Karena dalam praktek keperawatan
komunitas, masyarakat berperan penting dalam kegiatan yang telah di susun oleh
mahasiswa di Dusun Patukan RT 06 sampai dengan RT 09. Setelah dilakukan
pengkajian keperawatan komunitas, yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun
rencana asuhan keperawatan komunitas meliputi analisis data, membuat prioritas
masalah dengan menggunakan skoring, menyusun Planing Of Action (POA),
mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta melakukan implementasi sesuai dengan
masalah yang telah disepakati pada saat Musyawarah Mufakat Desa (MMD) II.
Setelah seluruh kegiatan dilaksanakan, maka di susunlah laporan dan hasil
dipresentasikan di Musyawarah Mufakat Desa (MMD) III. Kegiatan yang telah
dilakukan di Dusun Patukan mendapat sambutan baik dari warga. Warga Dusun
Patukan berpartisipasi cukup aktif dalam setiap kegiatan yang di rencanakan oleh
mahasiswa. Selain itu, mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta juga bekerjasama
dengan pihak Puskesmas Gamping I dan mendapatkan apresiasi baik dari pihak
Puskesmas.
Setelah dilakukan pengkajian komunitas di Dusun Dusun Patukan RT 06
sampai dengan RT 09 Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta maka telah
ditemukan masalah keperawatan komunitas antara lain:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan pada Kelompok Usia Dewasa dan
Lansia di Dusun Patukan RT 06 sampai RT 09
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
3. Kesiapan meningkatkan manajemen koping kesehatan terhadap resiko penurunan
kualitas hidup

106
107

Dengan adanya permasalahan tersebut maka intervensi yang dilakukan


antara lain:
1. Penyuluhan PHBS
2. Penyuluhan Hipertensi dan senam hipertensi
3. Penyuluhan dan demonstrasi Sadari
4. Penyuluhan asam urat dan senam asam urat
5. Penyuluhan DM dan senam DM
6. Penyuluhan penanganan bayi sakit di rumah
7. BHD
8. Penyuluhan pengelolaan sampah dan bank sampah
9. Penyuluhan UKS (pada anak sekolah mengenai cuci tangan yang benar)
10. Penyuluhan UKS etika batuk
11. Penyuluhan dan demonstari K3 (APD)
B. Saran
1. Bagi Kelurahan:
Dusun setempat diharapkan dapat mendukung dalam bentuk matriil dan formiil
dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan masyarakat khususnya Dusun Patukan
RT 06 sampai dengan RT 09 Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta.
2. Bagi Puskesmas:
a. Petugas kesehatan diharapkan dapat membimbing masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan kesehatan sekaligus memonitoring
perkembangannya.
b. Diharapkan hasil asuhan keperawatan komunitas ini dapat digunakan sebagai
acuan dalam mencanangkan program kesehatan yang berkaitan dengan
masalah pada balita, anak, remaja, dewasa dan lansia serta kesehatan kerja.
3. Bagi Kader:
Diharapkan para kader dapat memantau dan melakukan tindak lanjut terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.
4. Bagi Masyarakat Dusun Patukan RT 06 sampai dengan RT 09 Ambarketawang:
a. Bahan pertimbangan dan masukan pentingnya mengetahui masalah
kesehatan dan cara penanganan yang lebih dini.
b. Warga melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di pelayanan kesehatan
setempat (puskesmas).
c. Warga meningkatkan dan menjaga kebersihan lingkungan.
108

d. Ibu-ibu meningkatkan pengetahuan dan mencari sumber mengenai berbagai


macam penyakit.
e. Remaja meningkatkan pengetahuan dan mencari sumber mengenai berbagai
macam kesehatan remaja.
5. Bagi Mahasiswa PPN Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Untuk mahasiswa Praktek Profesi Ners selanjutnya, diharapkan dapat lebih
meningkatkan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif serta dapat
memberikan implementasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. 2016. The Diabetic Foot. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research &
Riviews 10: 48-60.
Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M., 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th Edition.USA : Elsevier Mosby.
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Depkes. RI. Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan yang Serius, diakses tanggal 26
Oktober 2015.
Dewi, P., Tri S, dan Ririn I. S. Pengaruh Senam Diabetes Mellitus dengan Nilai Abi (Ankle
Brachial Index) pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Padamara Purbalingga.
Dixit, S., A. G. Maiya, dan B. A. Shastry. 2014. Effect of aerobic exercise on peripheral
nerve functions of population with diabetic peripheral neuropathy in type 2 diabetes:
A single blind, parallel group randomized controlled trial. Journal of Diabetes and
Its Complications 28: 332-339.
Francia, P., G. Seghieri, M. Gulisano, A. D. Beellis, S. Toni,A. Tedeschi, dan R Anichini.
2015. The Role of Joint Mobility in Evaluating and Monitoring The Risk of Diabetic
Foot Ulcer. Diabetes Research And Clinical Pracice 108: 398-404.
Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Harefa, K., dan A. Sari. 2011. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada
Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit Dalam RSDU DR. Pirngadi Medan
Tahun 2011. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 11.58
http://server2.docfoc.com/uploads/Z2015/12/19/yrh2E5R1Tg/a1c26e06e849478ed3
265ec5c16fe10a.pdf
Ji, L., J. Bai, J. Sun, Y. Ming, dan L. Chen. 2015. Effect of combining music media therapy
with lower extremity exercise on elderly patients with diabetes mellitus.
International Journal of Nursing Sciences 2: 243-247.
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta 2013.
Kementrian Kesehatan. RI. 2011. Diet Diabetes Melitus. Diakses tanggal 29 Oktober 2015.
Khomsan-Ali. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Maryanti, 2009. Bahaya Kanker Rahim dan Payudara. Jakarta: Wahana Totalita Publisher.
Mendes, R., N. Sousa, J. Themudo-Barata, dan V. Reis. 2016. Gac Sanit 30(3): 215-220.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., dan Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) 5th Edition. SA : Elsevier Mosby.
NANDA. 2014. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014. The North
American Nursing Diagnosis Association. Philadelphia. USA
Noor, S., M. Zubair, dan J. Ahmad. 2015. Diabetic foot ulcer—A review on pathophysiology,
classification and microbial etiology. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical
Research & Riviews 9: 192-299.
Price, S.A & Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6 Volume 1. Jakarta : EGC.
Prosiding Seminar Hasil Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat 2013. Diakses pada
tanggal 13 Oktober 2018 pukul 11.58 http://eprints.unsri.ac.id/4986/1/rostika-
pelatihan-senam-kaki-pada-penderita-diabetes-melitus-dalam-upaya-pencegahan-
komplikasi.pdf
Rizvi, Ali A. 2009. Nutritional challenges in the elderly with diabetes. International Journal
of Diabetes Mellitus. 26–31
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC.
Sunaryo, T., dan Sudiro. 2014. Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan Resiko Ulkus
Kaki Diabetik Pada Pasien DM Tipe 2 di Perkumpulan Diabetik. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan 3(1): 99-105.
Sutanto. 2009.Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia,Yogyakarta
Tambayong Jan. 2009. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Wahyuni, T. D. 2013. Ankle Brachial Index (ABI) Sesudah Senam Kaki Diabetes Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Junrnal Keperawatan 4(2): 143-151

Anda mungkin juga menyukai