Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP PENGURANGAN

NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI


DI POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2018

SKRIPSI

OLEH :
ANDINI FETISYA PUTRI
NPM.1702007P

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2017
PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP PENGURANGAN
NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI
DI POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2018

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

OLEH :
ANDINI FETISYA PUTRI
NPM.1702007P

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2017

ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
PRINGSEWU LAMPUNG
SKRIPSI, JUNI 2018

ANDINI FETISYA PUTRI

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP PENGURANGAN


NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI POLTEKES
KEMENKES TANJUNG KARANG PRODI KEPERAWATAN
KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2018

ABSTRAK
xvi + 56 Halaman, 5 Tabel, 8 Gambar, 8 Lampiran

Berdasarkan data WHO tahun 2010, didapat kejadian besar 1.769.425 jiwa (90%)
wanita yang mengalami Dismenorea dengan 10-15% mengalami Dismenorea
berat. Di Indonesia angka kejadian Dismenorea sebesar 64,25% yang terdiri dari
54,89% mengalami Dismenorea primer dan 9,36% mengalami Dismenorea
sekunder. Prevalensi Dismenorea lebih tinggi pada kelompok usia remaja 10-20
tahun sebesar 71,4%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi
akupresur terhadap pengurangan nyeri haid (Dismenorea) pada remaja putri di
poltekkes kemenkes tanjung karang prodi keperawatan kotabumi tahun 2018.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian


pra eksperimen One Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah
remaja putri Poltekes Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi
Semester I sebanyak 70 orang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 22 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.
Instrument yang digunakan adalah Skala Analog Visual. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik akupresur sebagai variabel Independen dan
Nyeri haid (Dismenorea) sebagai variabel Dependen.

Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum
akupresur yaitu 7,418 sedangkan nilai rata-rata intensitas nyeri setelah akupresur
5,636. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji sampel T Test diperoleh p-value
≤ α (0,000 ≤ 0,05). Hasil ini menunjukan ada pengaruh terapi akupresur terhadap
pengurangan rasa nyeri haid (Dismenorea). Diharapkan terapi akupresur dapat
dijadikan sebagai alternatif pengobatan, khususnya dalam bidang penanganan
nyeri dengan teknik non farmakologi (Akupresur).

Kata Kunci : Pengaruh Terapi Akupresur, Nyeri Haid (Dismenorea)


Daftar Pustaka : 14 (2007-2016)

iii
SCHOOL OF HEALTH SCIENCE (STIKES)
DIV MIDWIFERY STUDY PROGRAM
PRINGSEWU LAMPUNG
UNDERGRADUATE THESIS, JUNE OF 2018

ANDINI FETISYA PUTRI

THE INFLUENCE OF ACCUPRESSURE THERAPY TOWARDS OF


DISMENOREA ON TEENAGE GIRLS AT NURSING STUDY PROGRAM OF
HEALTH POLYTECHNIC TANJUNG KARANG KOTABUMI OF NORTH
LAMPUNG REGENCY YEAR OF 2018

ABSTRACT
xvi + 56 Pages, 5 Tables, 8 Pictures, 8 appendices

Based on WHO’s data on 2010, there were 1.769.425 (90%) women who experienced
Dismenorea with 10-15% of severe Dismenorea. In Indonesia the number of
Dismenorea as many 64.25% consisted of 54.89% primer Dismenorea and 9.36%
secondary Dismenorea. Dismenorea prevalence was higher than the age group of 10-20
years old which was 71.4%. The purpose of this research was to know the influence of
acupressure therapy towards of Dismenorea on teenage girls at Nursing Study Program
of Health Polytechnic Tanjung Karang Kotabumi of North Lampung Regency Year of
2018.

The research type which was used was quantitative by using pre-experiments research
design of One Group Pretest-Posttest. The population in this research was teenage girls
of 1stsemester at Nursing Study Program of Health Polytechnic Tanjung Karang
Kotabumi as many 70 people. The sample of this research was 22 people. The collecting
technique used Purposive Sampling. The instrument was used was Visual Analog Scale.
The variable used in this research was acupressure technique as independent variable and
Dismenorea as Dependent variable.

The research result obtained that the result of average score of pain intensity before the
acupressure was 7.418 while the average score of pain intensity after the acupressure was
5.636. The result of statistical test was by using T Test sample obtained p-value ≤ α
(0,000 ≤ 0,05). This result showed there was the influence of acupressure therapy towards
the reducing of Dismenorea. It was hoped that the acupressure therapy could be used as
the medical alternative, especially in healing the pain with non-pharmacology technique
(Acupressure).

Keywords : The influence of Acupressure Therapy, Dismenorea


References : 14 (2007 – 2016)
(STIKes)

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi :

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP PENGURANGAN


NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI POLTEKES
KEMENKES TANJUNG KARANG PRODI KEPERAWATAN
KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2018

Nama : ANDINI FETISYA PUTRI


NPM : 1702007P

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Skripsi Program Studi D IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Aisyah Pringsewu Lampung Tahun 2018.

Pringsewu, 09 Juni 2018


Pembimbing

Zarma H, S.ST.,M.Keb

Mengetahui
Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik
STIKes Aisyah Pringsewu Lampung

ANI KRISTIANINGSIH, S.ST,M.Kes


NIDN. 0205078902

v
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP PENGURANGAN


NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI POLTEKES
KEMENKES TANJUNG KARANG PRODI KEPERAWATAN
KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2018

Nama : ANDINI FETISYA PUTRI


NPM : 1702007P

Diterima Oleh Tim Penguji Pada Ujian Skripsi Program Studi D IV Bidan
Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Aisyah Pringsewu Lampung
Tahun 2018.

1. Penguji I

Nama : Siti Maesaroh S.ST.,M.Kes

2. Penguji II

Nama : Eka Tri Wulandari S.ST.,M.Keb

3. Penguji III

Nama : Zarma H, S.ST.,M.Keb

Tanggal Ujian : 21 Juli 2018

Mengetahui
STIKes Aisyah Pringsewu Lampung
Ketua

Hardono S.Kep.,Ners.,M.kep
NIDN. 0231037803

vi
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : ANDINI FETISYA PUTRI
NPM : 1702007P
Program Studi : DIV Bidan Pendidik
Judul Skripsi :
PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP PENGURANGAN NYERI
HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI POLTEKES KEMENKES
TANJUNG KARANG PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI KABUPATEN
LAMPUNG UTARA TAHUN 2018

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi yang saya buat tidak pernah/belum pernah dibuat oleh orang lain
dan saya menjamin orisinilitas skripsi yang saya buat.
2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya tulis ilmiah
tersebut, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Pringsewu, 2018

(ANDINI FETISYA PUTRI)

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA PENULIS

Nama : Andini Fetisya Putri


NPM : 1702007P
TempatdanTanggalLahir : Kotabumi, 27 Maret 1995
Agama : Islam
Jeniskelamin : Perempuan
Alamat : Jl.M.Joesoef No 02 RT/RW 001 Negeri Sakti
Lampung Utara
No. Hp : 081373800119
Email : andinifetisya@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2001-2002 : TK Cindelaras Negara Ratu


Tahun 2002-2006 : SD Negeri 01 Negeri Sakti
Tahun 2007-2009 : SMP Negeri 01 Negara Ratu
Tahun 2010-2012 : SMA Negeri 1 Negara Ratu
Tahun 2013-2015 : Akademi Kebidanan Panca Bhakti
Bandar Lampung
Tahun 2017-2018 : DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Aisyah Pringsewu Lampung

viii
MOTTO

“Allah tidak akan memberikan cobaan yang memberatkan kaumnya, maka


bertakwalah dan bersabarlah dalam menghadapi cobaan darinya”
(QS. Al Baqarah : 286)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan”


(QS. Al. Insyirah : 5)

ix
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin segala puji bagi Allah SWT dan rasa syukur yang
dalam kepada Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini,
Terima kasih Ya Allah, Yang selalu memberikan kesehatan,
kesempatan dan Memberikan kemudahan dalam
mencapai hasil yang indah ini

Saya persembahkan karya kecil ini, teruntuk yang terkasih :


Keluarga Besar Terhebat saya,
Bapak (Syahdar Manaf S.Pd,MH), Mama (Dra.Hartaty Saleh)
Dan Kedua Adik Kesayangan saya
(Intan Fetisya Putri Amd.Kep) dan (M.Aditya Rangga)
Yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan serta
Do’a di setiap langkah kecil saya

Seluruh sahabat dan teman-teman angkatan 2017


Kelak kita akan bersama-sama berjuang untuk negeri ini
Untuk para wanita hebat di dunia ini

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan Nyeri Haid
(Dismenorea) Terhadap Remaja Putri Di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang
Prodi Keperwatan Kotabumi Tahun 2018”, dapat saya selesaikan. Penyelesaian
Skripsi ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini perkenanankan penulis menghaturkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Sukarni, S.ST., M.Kes Selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung
2. Bapak Hardono, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ketua STIKes Aisyah Pringsewu
Lampung
3. Ibu Ani Kristianingsih, S.ST.,M.Kes Selaku Ketua Program Studi DIV
Kebidanan STIKes Aisyah Pringsewu Lampung.
4. Ibu Zarma H, S.ST.,M.Keb Selaku Pembimbing Skripsi
5. Ibu Siti Maesaroh S.ST.,M.Kes Selaku Penguji I
6. Ibu Eka Tri Wulandari S.ST.,M.Keb Selaku Penguji II
7. Seluruh Staf, Dosen dan Tata Usaha program Studi Kebidanan STIKes
Aisyah Pringsewu Lampung.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Skripsi ini.

Semoga Allah berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah diberikan
dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dibidang kesehatan.

Pringsewu, Juni 2018

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ......................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
SURAT PERYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI .................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ........................................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DATAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 7
E. Ruang Lingkup ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teoritis .......................................................................... 9
I. Remaja.................................................................................... 9
II. Haid ........................................................................................ 12
III. Nyeri Haid (Dismenorea) ....................................................... 14
IV. Nyeri ....................................................................................... 19
V. Akupresur ............................................................................... 26
B. Penelitian Terkait ......................................................................... 32
C. Kerangka Teori ............................................................................ 35
D. Kerangka Konsep ......................................................................... 36
E. Hipotesis ...................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
C. Rancangan Penelitian .................................................................. 37
D. Subjek penelitian ......................................................................... 38
E. Variabel Penelitian ...................................................................... 39
F. Definisi Operasional.................................................................... 40

xii
G. Alat Ukur..................................................................................... 40
H. Pengumpulan Data ...................................................................... 41
I. Pengolaan Data............................................................................ 42
J. Teknik Analisis Data ................................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum ........................................................................... 44
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 45
C. Pembahasan .................................................................................... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................... 55
B. Saran ............................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Visual Analog Scale ....................................................................... 22


Gambar 2. Numeric Rating Scale (NRS) ......................................................... 24
Gambar 3. Skala Verbal Deskriftif (VDS) ....................................................... 25
Gambar 4. Faces Pain Scale (FPS) ................................................................... 25
Gambar 5. Ukuran Cun .................................................................................... 28
Gambar 6. Lokasi Titik Sanyinjiao .................................................................. 30
Gambar 7. Kerangka Teori ............................................................................... 35
Gambar 8. Kerangka Konsep ........................................................................... 36

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional .......................................................................... 40


Tabel 2. Uji Normalitas .................................................................................... 45
Tabel 3. Intensitas Nyeri Haid Sebelum Akupresur ........................................ 46
Tabel 4. Intensitas Nyeri Haid Setelah Akupresur ........................................... 46
Tabel 5. Uji Beda Mean .................................................................................. 47

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 SOP
Lampiran 4 Surat Pernyataan bersedia Menjadi Responden
Lampiran 5 Alat Ukur Penelitian
Lampiran 6 Hasil Penelitian
Lampiran 7 Data SPSS
Lampiran 8 Lembar Konsultasi

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan

fisik, emosi, dan psikis pada remaja. Masa remaja yaitu antara usia 10-19

tahun, yakni suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan

sering disebut masa pubertas (Hidayat, 2014).

Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu

periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan

seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi (Fajaryati, 2010). Salah

satu hal penting yang menandai pubertas pada wanita adalah haid. Haid

merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai

pelepasan endometrium. Haid berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai

wanita mencapai usia 45-50 tahun (Wiknjosastro, 2007).

Banyak remaja putri yang merasakan sakit ketika haid, keluhan ini

disebut dismenorea dan biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun setelah menarche.

Dismenorea adalah nyeri haid yang dirasakan dibagian perut bagian bawah

dan menjalar sampai kepanggul yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Secara etimiologi, dismenorea berasal dari kata dalam bahasa yunani kuno

(Greek). Kata tersebut berasal dari Dys yang berarti nyeri, Meno yang berarati

bulan, dan Rrhea yang berarti aliran atau arus. Dengan demikian, secara

singkat dismenorea dapat didefinisikan aliran menstruasi yang mengalami

nyeri. Berdasarkan penyebabnya, nyeri haid dibedakan menjadi 2 yaitu nyeri

1
2

haid primer dan nyeri haid sekunder. Nyeri haid primer yaitu nyeri menstruasi

yang tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologi). Primer

murni karena proses kontraksi rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebab

sedangkan nyeri haid sekunder adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena

kelainan ginekologi misalnya seperti endometriosis, fibroids, dan

adenomyosis (Proverawati, 2009).

Nyeri biasanya terjadi 24-48 jam sebelum haid dan mereda setelah

timbul haid. Nyeri bersifat konstan, biasanya pada pelvis atau punggung

bawah (Sakrum) dan dapat menyebar keselangkangan atau tungkai bawah.

Dismenore juga kerap disertai dengan mual, muntah, sakit kepala, bahkan

pingsan (Julianti, 20 14).

Beberapa dampak yang dapat disebabkan oleh dismenorea pada remaja

diantaranya adalah terganggunya aktivitas akademik maupun aktivitas sehari-

hari, yang akhirnya kemungkinan dapat berdampak pada kualitas hidup remaja

itu sendiri. Sehingga dismenorea pada remaja perlu ditangani dengan serius.

Tenaga kesehatan diharapkan dapat berperan aktif dalam mendeteksi dini

kejadian dismenorea pada remaja dengan memberikan asuhan keperawatan

yang tepat. Terdapat komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita

dismenorea jika di diagnosis dismenorea sekunder dan diabaikan maka

patologi (kelainan atau gangguan) yang mendasari dapat memicu kenaikan

angka kematian termasuk kemandulan. Diharapkan dengan penanggulangan

awal yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup remaja dimasa yang akan

datang (Julianti, 2014).


3

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010,

didapat kejadian besar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami

dismenorea dengan 10-15% mengalami dismenorea berat. Di Amerika Serikat,

prevalensi dismenorea diperkirakan 45-90%. Tingginya angka tersebut

diasumsikan dari berbagai gejala yang belum dilaporkan. Banyak wanita yang

membeli obat sendiri dan tidak berkunjung ke dokter. Dismenorea juga

bertanggung jawab atas ketidak hadiran saat bekerja dan sekolah, sebanyak

13-51% wanita telah absen sedikitnya sekali, dan 5-14% berulang kali absen

(Anurogo, 2011).

Di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64,25% yang terdiri

dari 54,89% mengalami dismenorea primer dan 9,36% mengalami dismenorea

sekunder. Hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)

cabang Bandar Lampung tahun 2014, dismenorea menempati urutan pertama

keluhan yang sering dialami wanita, sebesar 65,3% selain siklus haid yang

tidak teratur. Prevalensi dismenorea lebih tinggi pada kelompok usia remaja

10-20 tahun sebesar 71,4%.

Dismenorea banyak dialami oleh wanita muda. Dari tiga perempat

jumlah wanita tersebut mengalami dismenorea dengan intensitas berat dan

terkadang membuat penderitanya tidak dapat menahan rasa nyeri yang

dialami. Pendekatan pengobatan utama untuk dismenorea termasuk terapi

farmakologis serta pendekatan pengobatan non farmakologis. Pendekatan

farmakologis mungkin tidak sepenuhnya efektif dan memiliki efek samping,

selain itu beberapa wanita tidak memilih menggunakan obat untuk dismenorea
4

karena mereka percaya bahwa dapat mempengaruhi kesuburan atau

menyebabkan beberapa jenis ketergantungan. Jadi beberapa peneliti

menyelidiki kemajuan terapi alternatif untuk menghilangkan dismenorea

seperti terapi diet, intervensi prilaku, aromaterapi serta akupresur. Akupresur

merupakan salah satu teknik non farmakologis dalam manajemen nyeri haid.

Terapi akupresur secara empiris terbukti dapat meningkatkan hormon

endorphin pada otak yang secara alami dapat membantu mengurangi rasa

nyeri haid (Hartono,2012).

Akupresur adalah pengobatan cina yang sudah dikenal sejak ribuan

tahun lalu dengan memberikan tekanan atau pemijatan dan menstimulasi titik-

titik tertentu dalam tubuh. Pada dasarnya terapi akupresur merupakan

pengembangan dari teknik akupuntur, tetapi media yang digunakan bukan

jarum, tetapi jari tangan atau benda tumpul. Tujuannya untuk merangsang

kemampuan alami menyembuhkan diri sendiri dengan cara mengembalikan

keseimbangan energi positif tubuh ( Julianti, 2014).

Salah satu efek penekanan titik akupresur dapat meningkatkan kadar

endorphin yang berguna sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam

darah opioid peptide endogenous di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan

syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan

endorphin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa

nyeri pada saat haid ( Julianti, 2014 ).

Akupresur dapat dilakukan dengan penekanan pada satu titik (tunggal)

maupun gabungan atau kombinasi yang terbukti dapat digunakan untuk


5

menangani dismenorea. Penelitian terkait penekanan titik tungal yaitu

penelitian yang telah dilakukan oleh Hasanah (2010) dengan menggunakan

titik Taichong (LR3), dari hasil penelitian ini di dapat bahwa terjadi

penurunan intensitas nyeri 1,03 poin setelah diberi terapi akupresur. Selain itu

beberapa titik yang dapat digunakan untuk mengatasi dismenorea antara lain

titik gabungan antara Taichong (LR3) dan Neiguan (PC6) terkait penelitian

yang dilakukan oleh Julianti (2011) dimana pada kedua titik secara signifikan

dapat menurunkan rata-rata intensitas nyeri sebesar 1,76 poin (Julianti,2014).

Dari hasil pra survei dengan wawancara bebas terhadap 10 orang siswi

yang mengalami dismenorea di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi, diketahui bahwa 6 orang mengkomsumsi obat

penghilang rasa nyeri saat haid dan 4 orang hanya beristirahat saat mengalami

nyeri haid. Mereka tidak mengetahui bahwa selain terapi farmakologis

terdapat terapi non farmakologis yang tidak memiliki efek samping salah satu

nya dengan melakukan terapi akupresur yang efektif untuk mengurangi rasa

nyeri haid. Berdasarkan hal tersebut maka saya tertarik mengambil karya tulis

ilmiah yang berjudul “Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan

Nyeri Haid (Dismenorea) Pada remaja Putri Di Poltekes Kemenkes Tanjung

Karang Prodi Keperawatan Kotabumi Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap


6

Pengurangan Nyeri Haid (Dismenorea) Pada remaja Putri Di Poltekes

Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi Tahun 2018”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Adakah Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap

Pengurangan Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Remaja Putri Di Poltekes

Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui intensitas nyeri sebelum terapi akupresur di lakukan pada

remaja putri di Poltekes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi

b. Diketahui intensitas nyeri setelah terapi akupresur dilakukan pada

remaja putri di Poltekes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi

c. Diketahui pengaruh terapi akupresur terhadap pengurangan skala nyeri

haid pada remaja putri di Poltekes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi Tahun 2018

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

a. Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang terapi

akupresur
7

b. Sebagai bentuk pengembangan dan penerapan metode analisa masalah

yang muncul dengan baik dan benar terhadap permasalahan tingginya

Angka Dismenorea pada remaja putri

2. Bagi institusi STIKES Aisyah Pringsewu

a. Diharapkan dapat menambah bacaan dan sebagai bahan dalam

melakukan penelitian selanjutnya

b. Dapat dijadikan acuan bagi akademik dalam menerapkan ilmu yang

digunakan sesuai dengan teori dan penerapan yang ada dilapangan

3. Bagi Remaja di Tempat penelitian

Memberi masukan untuk mempelajari terapi akupresur sehingga berguna

untuk mengurangi rasa nyeri pada saat haid.

4. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan informasi dan perbandingan untuk melakukan penelitian

berikutnya pada kesempatan lain.


8

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi jenis penelitian kuantitatif

dengan desain penelitian preekperimen dengan rancangan one group pretest

posttest mengenai pengaruh terapi akupresur terhadap pengurangan nyeri haid.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri Poltekes Kemenkes Tanjung

Karang Prodi Keperawatan Kotabumi Semester I. Objek penelitian yaitu nyeri

haid. Lokasi penelitian dilakukan di Poltekes Kemenkes Tanjung Karang

Prodi Keperawatan Kotabumi. Waktu penelitian maret-april 2018.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

I. Remaja

a. Pengertian Remaja

Secara etimiologi, remaja berarti “Tumbuh Menjadi Dewasa”.

Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia

(WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan

perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth)

untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The

Health Resource and Services Administrations Guidelines Amerika

Serikat remaja terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :

a. Remaja awal (11-14 tahun)

b. Remaja menengah (15-17 tahun),

c. Remaja akhir (18-21 tahun)

( Kusmiran, 2011 : 4 )

b. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja Putri

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya

perubahan fisik, emosi, dan psikis pada remaja. Masa remaja yaitu

antara usia 10-19 tahun, yakni suatu periode masa pematangan organ

reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Aziz, 2014).

9
10

Masa remaja terjadi ketika seseorang mengalami perubahan

struktur tubuh dari anak-anak menjadi dewasa (pubertas). Pada masa

ini terjadi suatu perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan,

termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ

seksual untuk mencapai kematangan yang ditunjukan dengan

kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi

pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai

berikut :

1. Tanda Seks Primer

Pada remaja putri sebagai tanda kematangan organ reproduksi

adalah ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche)

menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau

endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari

uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai

menjelang masa menopause yaitu ketika seseorang berumur

sekitar 40-50 tahun.

2. Tanda Seks Sekunder

i. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan

dan kaki bertambah besar

ii. Pinggul lebar, bulat dan membesar

iii. Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina

iv. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar


11

v. Pertumbuhan payudara, putting susu membesar dan

menonjol, serta kelenjar susu berkembang, payudara

menjadi lebih besar dan lebih bulat.

vi. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat,

lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak, dan

kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

vii. Otot semakin besar dan semakin kuat

viii. Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

(Kumalasari, 2012).

c. Pemeliharaan Organ Reproduksi Pada Remaja

Perawatan organ-organ reproduksi sangatlah penting. Jika tidak

dirawat dengan benar, maka dapat menyebabkan berbagai macam

akibat yang dapat merugikan, misalnya infeksi. Cara pemeliharaan dan

perawatan dapat dilakukan menurut tuntunan agama, budaya maupun

medis. Perawatan pada saat menstruasi juga perlu dilakukan karna

pada saat menstruasi pembuluh dalam rahim sangat mudah terkena

infeksi. Kebersihan harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali

masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.

Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari enam jam atau harus diganti

sesering mungkin (Kusmiran, 2011).


12

II. Haid

a. Pengertian Haid

Haid merupakan perdarahan periodik sebagai bagian integrasi

dari fungsional biologis wanita sepanjang siklus kehidupannya. Proses

haid dapat menimbulkan potensi masalah kesehatan reroduksi wanita

berhubungan dengan fertilitas yaitu pola haid. Gangguan haid dapat

terjadi pada sebagian wanita dari Negara industri maupun Negara

berkembang.

Haid adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Haid

merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa alat

kandungan telah menunaikan faalnya. Masa ini akan mengubah

perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologi dan lain-lain.pada

wanita biasanya pertama kali mengalami haid (menarche) pada umur

12-16 tahun siklus haid normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan

lamanya haid selama 2-7 hari (Kusmiran, 2011).

b. Gangguan Proses Haid

Proses haid melibatkan beberapa organ tubuh yang bekerja

secara sinergis, kompleks serta harmonis. Sehingga banyak organ yang

terlibat dalam proses ini maka wajar apabila terjadi ganguan atau

masalah dalam proses haid. Menurut Proverawati (2009), Adapun

gangguan haid yang biasa dialami perempuan yaitu :

1. Nyeri Haid (Dismenorea)

Yaitu nyeri diperut bawah, menyebar kedaerah pinggang dan

paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama


13

dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberpa jam

walaupun beberapa kasus dapat berlangsung dalam beberapa hari

sebelum dan selama haid.

2. Hipermenorea (Menoragia)

Yaitu haid yang lebuh banyak atau lebih lama dari normal.

Ini disebabkan oleh adanya mioma uteri atau daging tumbuh pada

rahim, polip endometrium saat haid. Dengan adanya haid yang

berlebihan dapat menyebabkan anemia.

3. Hipomenorea

Ialah haid yang lebih sedikit dari biasanya. Ini disebabkan

karena konsultasi penderita uterus dan ganguan endokrin.

4. Polimenorea

Adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya, ini disebabkan

oleh ganguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi.

5. Amenorea

Yaitu keterlambatan haid lebih dari tiga bulan berturut-turut,

haid wanita biasanya teratur setelah mencapai usia 18 tahun.

6. Metroragia

Yaitu keluarnya darah yang terjadi dalam masa antara dua

haid dan dapat dibedakan haid. Penyebabnya adalah kelainan

organic pada alat genital atau kelainan fungsional.


14

III. Nyeri Haid (Dismenorea)

a. Pengertian

Yaitu nyeri diperut bawah, menyebar kedaerah pinggang dan

paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama

dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam

walaupun beberapa kasus dapat berlangsung dalam beberapa hari

sebelum dan selama haid (Proverawati, 2009). Secara etimiologi,

dismenorea berasal dari kata dalam bahasa yunani kuno (Greek).

Kata tersebut berasal dari Dys yang berarti nyeri, Meno yang berarati

bulan, dan Rrhea yang berarti aliran atau arus. Dengan demikian,

secara singkat dismenorea dapat didefinisikan aliran menstruasi yang

mengalami nyeri (Anurogo, 2011).

Dismenorea merupakan suatu fenomena simptomatik

meliputi nyeri abdomen, kram dan sakit punggung. Gejala

gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala

dari menstruasi (Kusmiran, 2011).

b. Penyebab Nyeri Dismenorea

Penyebab terjadinya rasa sakit belum diketahui hingga

sekarang, tetapi teori yang paling masuk akal ialah kekejangan pada

otot rahim yang disebabka aliran darah tidak lancar. Jadi, penyebab

rasa sakit ini kira-kira semacam dengan rasa sakit yang timbul bila

lengan kita diikat dengan kencang. Kepercayaan haid ialah saat

pembuangan segala kotoran tubuh, membuat sakit terasa lebih hebat.


15

Karena itu gadis remaja pada suku primitif dilaporkan lebih sedikit

menderita dismenorea dibandingkan masyarakat barat yang lebih

canggih. Dalam masyarakat barat sebutan haid sebagai kutukan, saat

yang menyakitkan dan kotor, semakin memperkuat keyakinan yang

salah, dan bukan peristiwa alamiah dari runtuhnya dinding rahim

untuk mempersiapkan kehamilan jika haid tidak terjadi (Kurniati,

2016).

Secara umum nyeri haid muncul akibat kontraksi distrimik

miometrium yang menampilkan sautu gejala atau lebih, mulai dari

nyeri yang ringan sampai berat diperut bagian bawah dan bokong

(Anurogo, 2011).

Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas

melepaskan prostaglandin (kelompok persenyawaan mirip hormon

kuat yang yang terdiri dari asam lemak esensial). Prostaglandin

merangsang otot uterus dan mempengaruhi pembuluh darah biasa

digunakan untuk menginduksi aborsi atau kelahiran yang

menyebabkan iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim)

melalui kontraksi Myometrium (otot dinding rahim) dan

vasocontraction (penyempitan pembuluh darah). Peningkatan kadar

prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid pada

perempuan dengan dismenorea. Peningkatan kadar prostaglandin

sebanyak tiga kali lipat terutama selama 2 hari pertama haid

(Anurogo, 2011 ).
16

c. Jenis Dismenorea

1. Dismenorea spasmodik

Yaitu nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan

berawal sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai.

Beberapa wanita yang mengalami dismenorea spasmodik

merasa sangat mual, muntah bahkan pingsan. Kebanyakan yag

menderita dismenorea jenis ini adalah wanita muda, akan tetapi

dijumpai pula kalangan wanita berusia diatas 40 tahun yang

mengalaminya.

2. Dismenorea Kongestif

Yaitu nyeri haid yang dirasajan sejak beberapa hari

sebelum datangnya haid. Gejala ini biasanya disertai sakit pada

buah dada, perut kembung, sakit kepala, sakit pinggang, mudah

tersinggung, gangguan tidur dan muncul memar dipaha dan

lengan atas. Gejala tersebut berlangsung antara dua atau tiga

hari sampai kurang dari dua minggu sebelum datangnya haid.

d. Klasifikasi Desminore

Dismenorea terbagi atas dua macam yaitu :

1. Dismenorea primer

Yaitu nyeri haid yang dijumpai tanpa kelaina alat-

alat genital yang nyata. Dismenorea primer biasanya terjadi

dalam 6-12 bulan pertama setelah haid pertama segera

siklus ovulasi teratur ditentukan selama haid, sel-sel


17

endometrium yang terkelupas melepaskan prostaglandin

(Anurogo, 2011).

2. Dismenorea sekunder

Dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi

yang paling sering muncul diusia 20-30 tahun (Anurogo,

2011).

e. Penatalaksaan Nyeri Desminore

1. Penatalaksanaan Nyeri Haid Secara Farmakologis

a. Pemberian obat analgesik

Dewasa ini banyak beredar obat analgesik yang dapat

diberikan sebagai terapi simtomatik. Obat nalagesik yang

sering diberikan prepat kombinasi aspirin , fantesin dan

kafein. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran antara lain

novalgin, ponstans, acetaminophen dan sebagainya.

b. Terapi Hormonal

Bertujuan untuk menekan ovulasi, bersifat sementara

untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar

dismenorea primer atau untuk memungkinkan penderita

melakukan pekerjaan penting pada saat haid tanpa gangguan

nyeri. Tujuan ini dapat dicapai dengan memberikan salah

satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.


18

c. Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin

Endometasin, ibu profen, dan naproksen adalah obat

non steroid anti prostaglandin yang sering digunakan atau

diberikan sebelum haid atau pada saat haid hari pertama.

d. Dilatasi kanalis servikalis

Neuroktomi prasakral (pemotongan urat syaraf sesorik

antara uterus dan susunan syaraf pusat) ditambah dengan

neuroktomi ovarial (pemotongan urat syaraf sensorik pada

diligamentum infundibulum) merupakan tindakan terakhir,

apabila usaha-usaha lainnya gagal.

2. Penatalaksanaan Nyeri Haid Secara Non Farmakologis

a. Pengobatan herbal

Kayu manis, cengkeh dan jahe ternyata bermanfaat

untuk meredakan berbagai nyeri termasuk nyeri haid.

b. Relaksasi

Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan

produksi hormon adrenalin dan semua hormone yang

diperlukan saat kita stress. Kita dapat melihat pentingnya

relaksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh

memproduksi hormone yang penting untuk mendapatkan

haid tanpa rasa nyeri.


19

c. Hipnoterapi

Salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah pola

pikir dari yang negatif ke positif. Hipnoterapi merupakan

salah satu cara yang cukup ampuh untuk menyembuhkan

nyeri haid,

d. Akupuntur

Akupuntur juga sangat efektif untuk mengatasi nyeri

haid dan permasalahan umum seputar haid.

e. Akupresur

Terapi akupresur secara empiris terbukti dapat

membantu meningkatkan hormone endorphin otak yang

secara alami dapat membantu menawarkan rasa sakit haid.

IV. Nyeri

a. Pengertian nyeri

Nyeri merupakan suatu fenomena yang sulit dipahami,

kompleks, dan bersifat misteri yang mempengaruhi seseorang, serta

eksistensinya diketahui bila seseorang mengalaminya (Zakiyah,

2015).

b. Klasifikasi Nyeri

Menurut Zakiyah (2015) klasifikasi nyeri sebagai berikut :

1. Nyeri akut

Nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit atau

intervensi bedah. Nyeri akut memiliki intensitas yang


20

bervariatif, (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu

yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari enam

bulan.

2. Nyeri kronik

Nyeri yang berlangsung lebih lama dibandingkan nyeri

akut. Intensitasnya bervariasi dari ringan sampai berat dan

biasanya berlangsung lebih dari enam bulan.

3. Nyeri kutaneus atau superficial

Ada dua macam bentuk nyeri superficial. Bentuk

pertama adalah nyeri dengan omset yang tiba-tiba dan

mempunyai kualitas yang tajam. Bentuk kedua adalah nyeri

dengan omset yang lambat disertai rasa terbakar. Nyeri

superficial dapat dirasakan pada seluruh permukaan kulit pasien.

4. Nyeri somatik dalam

Merupakan fenomena nyeri yang kompleks. Struktur

somatik merupakan bagian pada tubuh seperti otot-otot atau

tulang. Nyeri biasanya bersifat difus atau menyebar.

5. Nyeri visceral

Biasanya mengacu pada bagian visceral abdomen.

Penyebab nyeri adalah semua rangsangan yang dapat

menstimulasi ujung syaraf nyeri di daerah visceral.


21

6. Reffered pain

Nyeri dalam dapat diakibatkan dari gangguan organ

visceral atau lesi pada bagian somatis dalam, misal otot,

ligament dan vetebrata. Biasanya dapat dirasakan menyebar

sampai ke permukaan kulit.

7. Nyeri psikogenik

Merupakan nyeri yang tidak diketahui secara fisik, nyeri

ini biasanya timbul karena pengaruh psikologis, mental,

emosional, atau factor prilaku

c. Pengkajian nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri yang dirasakan oleh seseorang. Pengukuran intensitas nyeri

masih bersifat subjektif dan individual. Pengukuran nyeri dengan

pendekatan objektif yang paling mungkin adalah dengan

menggunakan respon fisiologik tubuh dan perilaku terhadap nyeri.

Penilaian terhadap klinis nyeri dapat digunakan untuk mengkaji

persepsi nyeri seseorang.

Menurut Smeltzer, Visual Analog Scale (VAS) adalah alat

ukur yang sangat berguna untuk mengkaji intensitas nyeri. Skala

tersebut adalah berbentuk garis horizontal sepanjang 10 cm dan

ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. Pasien diminta untuk

menunjuk titik pada garis yang menunjukan letak nyeri. Ujung kiri
22

biasanya menandakan „tidak nyeri‟ sedangkan ujung kanan biasanya

menandakan „nyeri yang paling berat‟. Untuk menilai hasil, sebuah

penggaris diletakan sepanjang garis dan jarak yang dibuat pasien

pada garis dari „tidak nyeri‟ diukur dan ditulis dalam centimeter.

Hasil itu merupakan skore yang menunjukan level intensitas nyeri.

Kemudian skore tersebut di catat untuk melihat kemajuan

pengobatan/terapi selanjutnya secara potensial, VAS lebih sensitif

terhadap intensitas nyeri daripada pengukuran lainnya.

No Pain Worst Pain


Gambar 1. Visual Analog Scale

VAS tidak melabeli subdivisi. VAS merupakan suatu garis

lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan

memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini

memberikan klien kebebasan penuh untuk mengindentifikasi

keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukur keparahan nyeri

yang lebih sensitif daripada pengukuran yang lain karena klien

dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa

memilih satu kata atau satu angka (Potter&Perry, 2007).


23

Selain VAS terdapat 3 macam pengukuran nyeri yang

digunakan dalam praktik klinis untuk menilai nyeri secara objektif

terdiri dari Numeric Rating Scale (NRS), Skala Verbal Deskriftif

(VDS), dan Face Pain Scale (FPS). Masing-masing dari skala ini

adalah ukuran yang valid dan dapat diandalkan untuk mengukur

intensitas nyeri.

1. Numeric Rating Scale (NRS)

NRS adalah suatu alat ukur yang meminta pasien untuk

menilai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya

pada skala numeral dari 0-10 atau 0-100. Angka 0 berarti “No

Pain” dan 10 atau 100 berarti “Severe Pain” (Nyeri hebat).

Dengan skala ini dokter/terapis dapat memperoleh data basic

yang berarti dan kemudian digunakan skala tersebut pada setiap

pengobatan berikutnya untuk memonitor apakah terjadi

kemajuan.

NRS biasanya dijelaskan kepada pasien secara verbal,

namun dapat disajikan secara visual. Ketika disajikan secara

visual, NRS dapat ditapilkan dalam orientasi horizontal atau

vertikal. NRS dapat digunakan untuk penelitian analgesik yang

sesuai untuk penilaian nyeri secara klinis. Bukti mendukung

validitas dan kemampuan dari NRS dapat digunakan pada

pasien dewasa dan tua.


24

Gambar 2. Numeric Rating Scale (NRS)

2. Skala Verbal Deskriftif (VDS)

VDS merupakan alat untuk menilai intensitas nyeri yang

digunakan dalam praktek klinis. VDS adalah skala ordinal,

biasanya digambarkan menggunakan 4-6 kata sifat untuk

menggambarkan peningkatan tingkat intensitas nyeri.

Umumnya menggunakan kata-kata umum seperti tidak nyeri

(no pain) pada ujung kiri akhir skala, kemudian diikuti dengan

nyeri ringan, nyeri sedang (tidak menyenangkan), nyeri berat

(menyedihkan), nyeri sangat berat (mengerikan), dan nyeri

paling berat(menyiksa), nyeri yang tak terbayangkan pada

ujung kanan akhir skala. Kegunaan skala ini, pasien diminta

untuk memilih kata yang menggambarkan tingkat nyeri yang

dirasakan.

VDS terdiri dari 4 intensitas nyeri yang menggambarkan,

seperti tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, myeri berat,

setip kata yang terkait dengan skor jumlah semkin tinggi (0, 1,

2, dan 3).pasien diminta untuk menunjuk nomor berapa yang


25

menggambarkan rasa tidak menyenangkannya. Metode ini

mudah dipahami oleh pasien denganm gangguan kognitif.

Gambar 3. Skala Verbal Deskriftif (VDS)

3. Faces Pain Scale (FPS)

Secara historis, FPS yang terdiri dari serangkaian 6-7

wajah yang dimulai dari wajah tersenyum bahagia sampai sedih

berlinang air mata, digunakan untuk menilai nyeri pada pasien

pediatrik. Setiap tampilan ekspresi wajah menunjukan

hubungan dengan nyeri yang dirasakan. Meskipun FPS

dirancang untuk digunakan terhadap pasien pediatrik,

penelitian yang terbaru telah dievaluasi untuk digunakan pada

pasien dewasa khususnya pada pasien dengan gangguan non

verbal, gangguan kognitif, dan pada pasien dengan hambatan

bahasa.

Gambar 4. Faces Pain Scale (FPS)


26

V. Akupresur

a. Definisi akupresur

Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan

turunan dari ilmu akupuntur yang menggunakan jari tangan sebagai

pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama yang

seperti yang digunakan pada terapi akupuntur (Hartono, 2012).

Akupresur adalah penggunaan teknik sentuhan untuk

menyeimbangkan saluran energi dalam badan atau Qi. Energi atau

kekuatan hidup dalam bahasa cina dsebut „Qi‟ bergerak dalam

tubuh dalam jalur tertentu atau saluran yang disebut meridian.

Aliran energi dalam meridian sangat berpengaruh terhadap

keseimbangan. Jika energi berkurang dalam satu atau lebih, maka

meridian kesehatan tubuh akan terpengaruh (Kurniati, 2016).

Akupresur merupakan perkembangan dari teknik akupuntur

yang memiliki tujuan yang sama yang digunakan untuk merangsang

titik-titik yang ada ditubuh dan menekan hingga masuk ke sistem

syaraf dengan menggunakan gerakan dan tekanan jari yaitu jenis

tekan putar, tekan titik dan tekan lurus (Kurniati, 2016).

b. Tujuan Terapi Akupresur

Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun

kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat

sistem pertahanan dan meregenerasikan sel tubuh. Umumnya

penyakit berasal dari tubuh yang teracuni, sehingga pengobatan


27

akupresur memberikan jalan keluar meregenerasikan sel-sel agar

daya tahan tubuh kuat untuk mengurangi sel-sel abnormal (Kurniati,

2016).

c. Manfaat Pengobatan Secara Akupresur

Akupresur terbukti bermanfaat untuk pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit, rehabilitasi (pemulihan) serta

meningkatkan daya tahan tubuh. Melalui terapi akupresur penyakit

pasien dapat disembuhkan karena akupresur dapat digunakan umtuk

menyembuhkan keluhan sakit, dan dipraktekan ketika di dalam

keadaan sakit. Sebagai rehabilitahsi (pemulihan) akupresur

dipraktekan untuk meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit.

Selain itu, akupresur juga bermanfaat untuk meningkatkan daya

tahan tubuh meskipun tidak dalam keadaan sakit ( Julianti, 2014).

d. Cara Pemijatan Terapi Akupresur

Dalam pemijatan akupresur sebaiknya jangan dilakukan

pemijatan terlalu keras dan membuat pasien kesakitan. Pemijatan

yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa (nyaman, pegal,

panas, gatal, perih, kesemutan dan lain sebagainya). Apabila sensasi

rasa dapat tercapai maka disamping sirkulasi chi (energi) dan xue

(darah) lancar, juga dapat merangsang keluarnya hormon endorphin

yaitu hormon sejenis morfin yang dihasilkan dari dalam tubuh untuk

memberikan rasa tenang (Hartono, 2012).


28

e. Ukuran Dalam Akupresur

Pada terapi akupresur satuan hitung yang digunakan adalah

cun. Cun merupakan satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak

antara titik akupuntur dengan titik acuannya yang digunakan dalam

penentuan titik akupuntur atau pun ilmu pijat turunannya seperti

akupresur. Berbeda dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena

dalam perhitungan panjang atau lebar pasien karena digunakan

adalah tangan pasien sendiri (Hartono, 2012).

Gambar 5. Ukuran Cun

f. Komponen-komponen Penting Dalam Akupresur Untuk


Desmiore

1. Meridian (Cing Luo)

Meridian berasal dari kata cing luo yang berarti suatu

sistem saluran membujur dan melintang secara teratur dan

tersebar diseluruh tubuh. Meridian yang berperan penting pada

dismenorea yaitu meridian Ren Mai yaitu meridian yang

memelihara rahim dan segala organ dalam perut, meridian

Chong yaitu meridian yang memelihara rahim, otot perut dan


29

otot panggul serta merian Dai yang mengikat semua meridian

dengan mengelilingi panggul, masalah perut dan punggung

(Hartono, 2012).

2. Acupoint (Acupressure Point)

Acupoint terletak diseluruh tubuh, dekat dengan

permukaan kulit dan terhubung satu sama lain melalui jaringan

yang komplek dari meridian. Setiap acupoint mempunyai efek

khusus pada system tubuh, atau organ tertentu. Menstimulasi

dan memijat secara lembut titik tersebut akan menjadi

perubahan fisiologi tubuh dan akan mempengaruhi keadaan

mental dan emosional. Acupoint ini merupakan titik yang

sensitif dan mempunyai efek tertentu yang terletak disepanjang

meridian akupuntur (Kurniati, 2016).

Terdapat acupoint yang dipercaya mampu mengurangi

nyeri haid perut dan pinggang ketika menstruasi yaitu titik

Sanyinjiao Point yang merupakan salah satu acupoint atau titik

pertemuan limpa, hati dan saluran ginjal yang terletak di limpa

meridian yaitu empat jari diatas dalam pergelangan kaki

belakang tepi posterior tibia (Kurniati, 2016).

3. Sanyinjiao Point (Titik Sanyinjiao)

Sanyinjiao point merupakan salah satu acupoint atau titik

pertemuan limpa, hati dan saluran ginjal yang terletak di limpa

meridian, yaitu empat jari diatas pergelangan kaki dalam


30

belakang tepi posterior tibia. Titik ini mudah diakses serta dapat

di praktekan tanpa bantuan dari staf medis (Kurniati, 2016).

Lokasi titik sanyinjiao point ini terletak tiga cun di sisi atas

mata kaki bagian dalam. Indikasi penyakit yang cocok pada titik

ini adalah gangguan lambung dan limpa, abdomen tegang, diare,

nyeri lambung, gangguan urologi dan ginekologi, nyeri perut,

dan insomnia. Titik ini mempunyai keistimewaan yaitu tempat

pertemuan tiga meridian yin di kaki (Kurniati, 2016).

Terapi pada titik sanyinjiao point ini dapat dilakukan

sebelum haid, ketika haid dan setelah haid. Pemijatan dapat

dilakukan sebanyak 30 putaran searah jarum jam (Hartono,

2012).

Gambar 6. Lokasi Titik Sanyinjiao

g. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemijatan Akupresur

Menurut Hartono (2012) ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemijatan akupresur yaitu :

1. Kebersihan terapis

Mencuci kedua tangan dengan air yang mengalir dan

menggunakan sabun antisepti sebelum dan sesudah melakukan

tindakan sangatlah penting, karena hal tersebut dilakukan


31

dengan tujuan mencegah penularan penyakit antara terapis dan

pasien.

2. Bagian-bagian yang tidak dapat dipijat

Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit

terkelupas, tepat pada bagian tulang yang patah, dan tepat pada

bagian yang bengkak.

3. Pasien dalam kondisi gawat

Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga

penyakit yang dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu

ketika terjadi serangan jantung, gagal nafas, dan penyakit pada

syaraf otak misalnya stroke, pecah pembuluh darah dan cedera

otak. Apabila menemukan gejala demikian segera rujuk

kerumah sakit karena penanganan yang keliru dapat

menyebabkan pasien terlambat mendapat pengobatan yang

lebih baik.

h. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan Rasa


Nyeri Haid

Terapi akupresur secara empiris terbukti dapat membantu

meningkatkan hormon endorphin otak yang secara alami dapat

membantu menawarkan rasa nyeri haid (Hartono,2012)

Dari beberapa hasil penelitian yang meneliti tentang akupresur,

dijelaskan bahwa sanyinjiao point adalah titik pertemuan limpa,

hati dan saluran ginjal yang terletak di limpa meridian, yaitu empat
32

jari diatas dalam pergelangan kaki belakang tepi osterior tibia.

Menurut pengobatan cina rahim merupakan salah satu organ yang

terhubung dengan jantung dan ginjal melalui saluran khusus, serta

suplai darah pada hati di suplai kerahim. Apabila suplai darah

kehati sedikit, maka darah yang disuplai ke rahim pun sedikit, hal

ini lah yang dianggap menjadi penyebab timbulnya nyeri

dismenorea (Kurniati,2016).

Titik sanyinjiao point adalah titik persimpangan hati, limpa dan

meridian ginjal. Berdasarkan prinsip-prinsip pengobatan

tradisioanal cina mengembalikan keseimbangan Yin dan darah,

hati, dan ginjal sehingga hal tersebut dapat memperkuat pasokan

darah dan memperlancar peredaran darah dengan demikian

akupresur pada titik sanyinjiao point dapat mengurangi nyeri

dismenorea (Kurniati, 2016).

B. Penelitian Terkait

Berikut ini beberapa penelitian terkait dengan nyeri haid (dismenorea) :

1. Julianti, Oswati, Erwin (2014)

Efektifitas Akupresur Terhadap Dismenorea Pada Remaja Putri

Jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

Eksperimen dengan rancangan penelitian non equivalent pre test and post

test design. Rancangan ini bertujuan untuk membandingkan hasil yang

didapat sebelum dan sesudah diberi terapi akupresur pada kelompok


33

intervensi dengan tidak diberi terapi akupresur pada kelompok kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan jumlah

sampel sebanyak 52 responden yang terdiri dari 26 responden sebagai

kelompok intervensi dan 26 responden sebagai kelompok kontrol.

Pengukuran intensitas nyeri dilakukan dengan menggunakan numerik

Visual Analog Scale (VAS). Pada penelitian ini menunjukkan pemberian

terapi akupresur efektif menurunkan intesitas nyeri sebesar 0.615 poin dan

kualitas nyeri 0,577 poin dengan nilai p(α<0,05). Hasil penelitian

menunjukan ada penurunan yang signifikan setelah diberikan terapi

akupresur terhadap nyeri haid.

2. Tuti, Tri Wiji, Mundarti (2011)

Akupresur dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenorea Primer)

Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimen dengan desain

yang digunakan yaitu one group pretest-posttest. Teknik pengambilan

sampelnya adalah menggunakan sampel jenuh, dan diperoleh responden

sebanyak 160 orang. Uji statistik yang digunakan Wilcoxon Match Pairs

Test. Sebelum diberikan tindakan akupresur, sebagian besar responden

mengalami nyeri sedang yaitu 91,9% (147 responden) sedangkan yang

mengalami nyeri ringan hanya 5.6% (9 responden) dan nyeri berat 2,5% (4

responden). Setelah diberikan terapi akupresur pada bulan pertama, terjafi

penurunan intensitas nyeri haid pada responden yaitu 4% (7 responden)

merasakan tidak nyeri haid yang sebelumnya memiliki tingkatan nyeri

ringan, 96% (153 responden) merasakan nyeri ringan yang sebelumnya


34

memiliki tingkatan nyeri sedang dan tindakan nyeri berat. Pada bulan

kedua responden yang tidak mengalami nyeri haid sebanyak 25% (40

responden) dan 71,9% (115 responden) mengalami nyeri ringan, serta

3,1% (5 responden) mengalami nyeri sedang. Hasil dari uji statistik

Wilcoxon Match Pairs Test diperoleh hasil bahwa terapi akupresur efektif

dalam meminimalisasi dismenorea primer pada remaja (p=0,000).

3. IGAA Sri, I Wayan Suardana, Wayan Suari (2015)

Pengaruh terapi Akupresur Sanyinjiau Point Terhadap Intensitas

Nyeri Dismenorea Pada Mahasiswi

Penelitian ini menggunakan studi Quasy Eksperimen rancangan penelitian

ini menggunakan desain Pretest and Postest with control group.

Instrument pada penelitian ini adalah Kuisioner Numeric Rating Scale

yang merupakan alat ukur keparahan nyeri yang paling efektif digunakan.

Pada penelitian ini klien menilai nyeri dengan menggunakan skala dari

angka 1-10. Hasil analisa perbedaan skala nyeri haid pretest dan posttest

pada kelompok perlakuan akupresur sanyinjiao point menggunakan uji

dependen sample T-Test hasil analisa lebih lanjut diperoleh nilai

Asymp.Sig (2-tailed) sebersar 0,000 (p<0,05)yang berarti bahwa terdapat

perubahan yang signifikan antara skala nyeri dismenorea pretest dan

posttest pada kelompok perlakuan. Dan hasil analisa pada kelompok

kontrol diperoleh nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,334 (p>0,05) yang

berarti tidak ada perubahan antara skala nyeri pretest dan posttest pada

kelompok kontrol. Hasil analisa perubahan skala nyeri haid pada


35

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menggunakan uji independen

sample t-test menghasilkan nilai t sebesar 19,138 yang menunjukan bahwa

terdapat perubahan nyeri haid setelah diberikan terapi akupresur pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang

digunakan untuk mengindentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti

(diamati) yang berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan

untuk mengembangkan kerangka konsep ponelitian (Notoatmodjo, 2010).

Penatalaksaan nyeri haid secara


farmakologi

1. Pemberian obat
analgesik
2. Terapi hormonal
3. Terapi dengan obat non
steroid anti
prostaglandin
4. Dilatasi kanalis Nyeri Haid (Disminore)
servikalis

Penatalaksaan nyeri haid secara


non farmakologis

1. Terapi herbal
2. Relaksasi
3. Hipnoterapi
4. Akupuntur
5. Akupresur

Gambar 7. Kerangka Teori


Anurogo & Wulandari (2011)
36

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada

gambar berikut :

Pretest intervensi Posttest

Nyeri haid Nyeri haid


sebelum Terapi setelah
diberikan Akupresur diberikan
terapi terapi
akupresur akupresur

Gambar 8. Kerangka konsep

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara peneliti, patokan duga,

atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil peneliti maka hipotesis ini

dapat benar dan salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh terapi akupresur terhadap pengurangan nyeri haid

(Dismenorea).
H0 : Tidak ada pengaruh terapi akupresur terhadap pengurangan nyeri haid
(Dismenorea)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian menggunakan penelitian kuantitatif.

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian untuk mendapatkan gambaran

yang akurat dari sebuah karakteristik masalah yang mengklasifikasi suatu

data dan pengambilan data berhubungan dengan angka-angka yang diperoleh

dari hasil pengukuran maupun dari nilai suatu data yang diperoleh

(Notoadmojo, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini diperkirakan di laksanakan pada bulan maret-april 2018

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi Lampung Utara.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra

Eksperimen yaitu suatu bentuk desain penelitian yang memanipulasi variabel

bebas ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Rancangan

Pra Eksperimental digunakan untuk mendapatkan informasi awal terhadap

rumusan masalah yang ada dalam penelitian. Subjek dalam penelitian yang

menggunakan desain Pra Eksperimental dilakukan secara non-random dan

37
38

tidak memiliki variabel kontrol sehingga hasil eksperimen merupakan

variabel terikat masih diperngaruhi oleh variabel bebas.

Dalam desain One Group pretest-postest hasil percobaan dapat diketahui

dengan akurat karena dalam desain ini terdapat Pre-test sebelum diberikan

perlakuan dan Post-test setelah diberikan perlakuan, sehingga dapat

membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi

perlakuan. Secara skematis kerangka penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

I X 2

Keterangan :
1 : Pretest
X : Terapi Akupresur
2 : Posttest

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari

objek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk di teliti dan ditarik kesimpulan (Notoatmojo, 2010).

Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja putri Semester I yang

berjumlah 70 orang di Poltekes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

keperawatan Kotabumi Lampung Utara.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

akan di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo,


39

2010). Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara Purposive

di dasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. Sampel pada penelitian ini adalah remaja putri semester I

yang mengalami nyeri haid di Poltekes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Agar karakteristik

sampel tidak menyimpang maka perlu adanya kriteria Inklusi dan

Eksklusi. Kriteria Inklusi yaitu Tidak mengkomsumsi obat-obatan pereda

nyeri haid dan sebaiknya haid hari kedua sedangkan Kriteria eksklusi

apabila mengkomsumsi obat-obatan pereda nyeri haid.

Menurut Roscoe dalam buku Research Methods for Bussines

memberikan saran tentang ukuran sampel untuk penelitian eksperimen

yang sederhana maka jumlah anggota sampel minimal antara 10-20

sampel (Sugiono, 2016). Dalam penelitian ini jumlah sampel yang di

teliti sebanyak 22 responden.

E. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi

suatu penelitian, konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret

dan secara langsung bisa diukur.

1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Terapi Akupresur

2. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Nyeri Haid (Desminore).


40

F. Definisi Operasional

Definisi operasional ialah suatu cara yang digunakan untuk mengukur

variabel agar konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan yang

lain maka variabel harus diberi batasan (Notoatmodjo, 2012). Definisi

operasional suatu variabel tidak selalu sama antara satu penelitian dengan

penelitian yang lain. Definisi operasional sangat bergantung pada tujuan

penelitian dan lingkup penelitian yang direncanakan.

Tabel 1. Definisi Opersional

Alat Hasil
No Variabel Definisi Cara ukur skala
Ukur ukur
1 Terapi Teknik Pengurangan rasa Ukuran Jari
Akupresur nyeri dengan cara Cun dalam Tangan
penekanan pemijatan, dan Akupresur
pengurutan sepanjang
meridian tubuh atau garis
aliran energi

2 Nyeri Haid Nyeri yang dirasakan Lembar Skala Skor ( Ratio


dibagian perut bagian Observasi Analog Di
bawah dan menjalar sampai Visual ukur
kepanggul yang dapat dalam
mengganggu aktivitas cm ).
sehari-hari terutama selama
2 hari pertama haid

G. Alat Ukur

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah Skala Analog

Visual untuk mengukur tingkat nyeri haid yang dirasakan oleh remaja putri.

Dilakukan penelitian nyeri haid pada remaja putrid sebelum dan sesudah

diberikan terapi akupresur.


41

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian Eksperimen ini dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Mempelajari terapi Akupresur di klinik pengobatan akupresur Ny Yuli

Susianti Murni

2. Mengajukan izin penelitian kepada Kesbangpol Kabupaten Lampung

Utara dan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan

Kotabumi Lampung Utara

3. Memberikan penyuluhan tentang terapi akupresur kepada mahasiswi

tingkat I Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan

Kotabumi sebelum melakukan penelitian.

4. Memberikan Informed Consent pada responden untuk mendapatkan

persetujuan akan dilakukan tindakan akupresur.

5. Melakukan pengukuran skala nyeri awal (Pre-test) menggunakan Skala

Visual Analog untuk mengetahui skor Intensitas rasa nyeri sebelum terapi

akupresur.

6. Selanjutnya dilakukan intervensi pemberian terapi akupresur.

7. Setelah dilakukan pemberian teknik akupresur tunggu selama 10 menit

lalu dilakukan kembali pengukuran skala nyeri (Post-test) untuk

mengetahui skala intensitas nyeri akhir dan hasilnya dikumpulkan kembali

dan dihitung jumlah skor perolehan nilai rata-rata sebelum dan sesudah

diberikan terapi akupresur dengan analisa data.


42

I. Pengolahan Data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah

yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan belum

siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang

berarti dan kesimpulan yang baik diperlukan pengolahan data (Notoatmojo,

2010). Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain :

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan hasil penilaian intensitas nyeri

menggunakan Skala Visual Analog.

2. Processing

Adalah memasukan data yang dalam bentuk kode dimasukan kedalam

program computer dengan menggunakan metode komputerisasi.

3. Cleaning

Merupakan pembersihan data. Apabila semua data setiap responden

selesai dimasukan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya.

J. Teknik Analisa Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument pengukuran skala

nyeri berupa numeral rating sacle yang diambil pada awal dan akhir

penelitian. Data dianalisis dengan analisis deskriftif. Adapun rumus yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :


43

1. Analisa Univariat

Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis

datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median

dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel

(Notoatmojo, 2012).

2. Analisa Bivariat

Bertujuan untuk mengetahui dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini

analisa Bivariat untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan intensitas

nyeri sebelum diberikan terapi akupresur dan setelah diberikan terapi

akupresur. Uji statistik yang digunakan adalah T-Test Dependen

digunakan untuk mengetahui perbedaan mean dua kelompok data

dependen berbentuk numerik dengan rumus :

𝑋1 − 𝑋2
𝑇0 =
𝑑2/𝑛(𝑛−1)

Keterangan :

𝑋1 − 𝑋2 : Mean pengukuran 1 dan 2


d2 : Kuadrat selisih simpangan dengan mean simpangan
df : n-1
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi


Keperawatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara

1. Sejarah Singkat Tempat Penelitian

Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

Republik Indonesia dengan nomor: 298/Menkes-Kessos/SK/IV/2001,

merupakan penggabungan dari 5 akademi kesehatan yang ada di Provinsi

Lampung. Akademi-akademi tersebut berubah menjadi jurusan yaitu

keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan, analis kesehatan,

kesehatan gigi, DIV promkes, dan DIV analis kesehatan.

Prodi Keperawatan kotabumi salah satu prodi dibawah jurusan

keperawatan Poltekkes Tanjung Karang berdiri pada tanggal 10 Oktober

2012 dengan SK Penyelenggaraan 355/E/O/2012 yang beralamat di Jalan

Sekarno Hatta no 12 Kotabumi Lampung Utara. Prodi keperawatan

kotabumi mengalami beberapa perubahan jenjang, berawal dari Sekolah

Perawat Kesehatan (SPK) meningkat menjadi Diploma III Selanjutnya

bergabung bersama Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang sesuai dengan

SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 149 tahun 2003.

2. Sarana

Poltekkes Keperawatan kotabumi memiliki asrama putra dan putri

dengan kapasitas 160 tempat tidur, ruang belajar, perpustakaan, 4 Ruang

44
45

Laboratorium yang terdiri dari laboratorium komputer, laboratorium

keperawatan dasar, laboratorium keperawata anak, dan laboratorium

KMB.

3. Ketenagaan

Prodi Keperawatan Kotabumi di dukung Oleh 10 orang dosen , 2 CI,

dan Tenaga Administrasi.

B. Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil benar-benar berasal dari distribusi normal atau tidak. Kegunaan

untuk mengetahui dan memberikan keyakinan apakah data berada pada

sekitar atau mendekati garis normal. Uji normalitas dilakukan

menggunakan bantuan program SPSS dengan diuji melalui Shapiro-wilk,

normalitas terpenuhi jika nilai P > 0,05 maka distribusinya normal dan

sebaliknya jika P < 0,05 maka nilai dikatakan tidak normal. Hasil

perhitungan uji normalitas dapat dilihat dari tabel berikut

Tabel 4.1
Uji Normalitas
Nilai Test Normalitas Nilai Shapiro-Wilk
Nilai Sebelum Pemberikan Terapi Akupresur 0,175
Nilai Setelah Pemberikan Terapi Akupresur 0,449

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai Shapiro-Wilk 0,175

untuk nilai test sebelum pemberian terapi akupresur dan 0,449 untuk nilai

test setelah pemberian terapi akupresur yang artinya nilai P > 0,05 dengan

demikian dapat diambil kesimpulan bahwa data kedua variabel dalam

penelitian ini membentuk distribusi normal.


46

2. Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini untuk mengetahui intensitas

nyeri sebelum dan setelah dilakukannya terapi akupresur pada remaja putri

yang mengalami nyeri haid (Dismenorea) di Poltekkes Kemenkes Tanjung

Karang Prodi Keperawatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun

2018.

Tabel 4.2
Intensitas Nyeri haid (dismenorea) pada remaja putri sebelum
dilakukan terapi akupresur di Poltekkes Kemenkes
Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara Tahun 2018

N Min Max Mean Median SD

Sebelum diberikan Terapi 22 5,2 8,5 7,418 7,550 0,8370


Akupresur

Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran nyeri

sebelum diberikan terapi akupesur terhadap pengurangan rasa nyeri haid

(dismenorea) pada 22 remaja putri di Poltekkes Kemenkes Tanjung

Karang Prodi Keperawatan Kotabumi diketahui nilai rata-rata intensitas

nyeri pada saat haid adalah 7,418.

Tabel 4.3
Intensitas Nyeri haid (dismenorea) pada remaja putri setelah
dilakukan terapi akupresur di Poltekkes Kemenkes
Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara Tahun 2018

N Min Max Mean Median SD


Setelah diberikan Terapi 22 4,4 7,2 5,636 5,600 0,7474
Akupresur
47

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran nyeri

setelah diberikan terapi akupresur terhadap pengurangan rasa nyeri haid

(dismenorea) pada 22 remaja putri di Poltekkes Kemenkes Tanjung

Karang Prodi Keperawatan Kotabumi diketahui nilai rata-rata intensitas

nyeri pada nyeri haid berkurang menjadi rata-rata adalah 5,636.

3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dalam penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh

terapi akupresur terhadap pengurangan rasa nyeri haid (dismenorea) pada

remaja putri di Poltekes Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan

Kotabumi Tahun 2018.

Tabel 4.4
Uji Beda Mean Pada Remaja Putri dengan Nyeri Haid (Dismenorea)
Sebelum dan Setelah Pemberian Terapi Akupresur di Poltekkes
Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara Tahun 2018

Variabel N Mean SD SE P – Value

Nyeri Haid Sebelum di 22 7,418 0,8370 0,1785


Nyeri Berikan Terapi Akupresur
0,000
Haid Nyeri Haid Setelah di 22 5,636 0,7474 0,1593
Berikan Terapi Akupresur

Berdasarkan uji statistik pada tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai rata-rata

nyeri haid sebelum diberikan terapi akupresur intensitas nyerinya adalah 7,418

sedangkan nilai rata-rata intensitas nyeri haid setelah diberikan terapi

akupresur adalah 5,636 dengan nilai P-value = 0,000 ≤ 0,05. Berdasarkan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi akupresur terhadap

pengurangan terhadap rasa nyeri haid (dismenorea) pada remaja putri di

Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi keperawatan Kotabumi Tahun

2018.
48

C. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Rata-rata intensitas nyeri Haid (Dismenorea) pada remaja putri


sebelum diberikan terapi akupresur

Pada penelitian ini didapatkan hasil dari 22 responden remaja

putri yang mengalami nyeri haid di Poltekkes Kemenkes Tanjung

Karang tahun 2018 sebelum diberikan terapi akupresur didapatkan

nilai rata-rata intensitas nyeri adalah 7,32. Nilai intensitas nyeri

terbesar 8,5, nilai intensitas nyeri terkecil 5,2.

Nyeri haid yaitu nyeri diperut bawah, menyebar kedaerah

pinggang dan paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-

sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam

walaupun beberapa kasus dapat berlangsung dalam beberapa hari

sebelum dan selama haid (Misaroh & Proverawati, 2009). Secara

etimiologi, dismenorea berasal dari kata dalam bahasa yunani kuno

(Greek). Kata tersebut berasal dari Dys yang berarti nyeri, Meno yang

berarati bulan, dan Rrhea yang berarti aliran atau arus. Dengan

demikian, secara singkat dismenorea dapat didefinisikan aliran

menstruasi yang mengalami nyeri (Anurogo, 2011).

Hasil penelitian pendukung yang dilakukan oleh Iga Sri

Efriyanthi, Dkk (2015) menyatakan bahwa pemberian terapi akupresur

efektif untuk menurunkan intensitas nyeri dismenorea pada mahasiswi

semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana dengan nilai P-valuie sebesar 0,000

(P-valuie<0,05).
49

Menurut pendapat peneliti, nyeri dismenorea pada responden

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah

disebabkan karena stres. Pada mahasiswi stres dapat disebabkan

karena pembelajaran dikampus, tugas yang menumpuk ataupun target

nilai yang harus dicapai siswi. Selain itu stres juga dapat disebabkan

karena masalah antar teman ataupun masalah dengan keluarga.

b. Rata-rata intensitas nyeri Haid (Dismenorea) pada remaja putri


setelah diberikan terapi akupresur

Pada penelitian ini didapatkan hasil dari remaja putri yang

mengalami nyeri haid di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi tahun 2018 setelah diberikan terapi akupresur

didapatkan nilai rata-rata intensitas nyeri adalah 5,636 dengan nilai

intensitas nyeri terbesar 7,2 dan nilai intensitas nyeri terkecil 4,4.

Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan

turunan dari ilmu akupuntur yang menggunakan jari tangan sebagai

pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama yang

seperti yang digunakan pada terapi akupuntur. Terapi akupresur secara

empiris terbukti dapat membantu meningkatkan hormon endorphin

otak yang secara alami dapat membantu menawarkan rasa nyeri haid

(Hartono,2012).

Menurut pendapat peneliti pada penelitian ini tingkat nyeri

dismenorea setelah diberikan terapi akupresur pada 22 responden di

Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi,

didapatkan rentang skala nyeri minimum dan maksimun yaitu 4,4


50

sampai 7,2 dengan nilai rata-rata sebelum dilakukan terapi akupresur

sebesar 7,418 dan nilai rata-rata setelah diberikan terapi akupresur

sebesar 5,636 yang berarti intensitas nyeri mengalami penurunan. Hal

ini dapat disebabkan karena terapi akupresur memiliki efek terhadap

penurunan intensitas nyeri pada dismenorea yang dialami oleh

responden, yang secara lebih lanjut akan dibahas pada analisis bivariat

pada penelitian ini.

2. Analisis Bivariat

a. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan Skala Nyeri


Haid (Dismenorea)

Pada penelitian Pengaruh Terapi Akuresur Terhadap

Pengurangan Skala Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Remaja Putri Di

Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi

Tahun 2018 didapatkan bahwa nilai rata-rata (mean) dari 22 responden

remaja putri yang mengalami nyeri haid sebelum diberikan terapi

akupresur sebesar 7,418 dengan standar deviasi 0,8370 sedangkan nilai

rata-rata mean dari remaja putri yang mengalami nyeri haid

(dismenorea) setelah diberikan terapi akupresur adalah 5,636 dengan

standar deviasi 0,7474. Hasil uji statistik dengan uji T Test Dependen

diperoleh p-value ≤ α (0,000 ≤ 0,05) sehingga hasil ini menunjukan

bahwa Ada Pengaruh Terapi Akupresur terhadap Pengurangan Rasa

Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Remaja Putri di Poltekkes Kemenkes

Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi Tahun 2018 sehingga

H0 ditolak dan Ha diterima.


51

Hal tersebut menunjukan adanya penurunan skala nyeri setelah

diberikan terapi akupresur. Hal ini disebabkan karena efek penekanan

dititik akupresur terkait dengan dampaknya terhadap produksi

endorphin dalam tubuh. Endorphin adalah pembunuh rasa nyeri yang

dihasilkan sendiri oleh tubuh. Pelepasan endorphin dikontrol oleh

sistem syaraf, syaraf sensitif dengan nyeri rangsangan dari luar dan

begitu dipicu dengan menggunakan teknik akupresur, akan

menginstruksikan sistem endokrin untuk melepas sejumlah endorphin

sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Dari beberapa hasil penelitian yang meneliti tentang akupresur,

dijelaskan bahwa sanyinjiao point adalah titik pertemuan limpa, hati

dan saluran ginjal yang terletak di limpa meridian, yaitu empat jari

diatas dalam pergelangan kaki belakang tepi osterior tibia. Menurut

pengobatan cina rahim merupakan salah satu organ yang terhubung

dengan jantung dan ginjal melalui saluran khusus, serta suplai darah

pada hati di suplai kerahim. Apabila suplai darah kehati sedikit, maka

darah yang disuplai ke rahim pun sedikit, hal ini lah yang dianggap

menjadi penyebab timbulnya nyeri dismenorea (Kurniati,2016).

Titik sanyinjiao point adalah titik persimpangan hati, limpa dan

meridian ginjal. Berdasarkan prinsip-prinsip pengobatan tradisioanal

cina mengembalikan keseimbangan Yin dan darah, hati, dan ginjal

sehingga hal tersebut dapat memperkuat pasokan darah dan

memperlancar peredaran darah dengan demikian akupresur pada titik

sanyinjiao point dapat mengurangi nyeri dismenorea (Kurniati, 2016).


52

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iga Sri

Efriyanthi, Dkk (2015) menyatakan bahwa pemberian terapi akupresur

di titik sanyinjiao efektif untuk menurunkan intensitas nyeri

dismenorea pada mahasiswi semester VIII Program Studi Ilmu

Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan

nilai P-valuie sebesar 0,000 (P-valuie<0,05).

Beberapa dampak yang dapat disebabkan oleh dismenorea pada

remaja diantaranya adalah terganggunya aktivitas akademik maupun

aktivitas sehari-hari, yang akhirnya kemungkinan dapat berdampak

pada kualitas hidup remaja itu sendiri. Sehingga dismenorea pada

remaja perlu ditangani dengan serius. Tenaga kesehatan diharapkan

dapat berperan aktif dalam mendeteksi dini kejadian dismenorea pada

remaja dengan memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Terdapat

komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita dismenorea jika di

diagnosis dismenorea sekunder dan diabaikan maka patologi (kelainan

atau gangguan) yang mendasari dapat memicu kenaikan angka

kematian termasuk kemandulan. Diharapkan dengan penanggulangan

awal yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup remaja dimasa

yang akan datang.

Dewasa ini berbagai upaya dari penelitian dilakukan untuk

menurunkan intensitas nyeri Haid, baik secara farmakologi maupun

non farmakologi sehingga nyeri haid dapat di atasi. Manajemen nyeri

secara farmakologis lebih efektif dibandingkan dengan metode non

farmakologis namun metode farmakologis lebih mahal, dan berpotensi


53

memiliki efek samping yang kurang baik. Sedangkan metode non

farmakologi murah, sederhana, efektif dan tanpa efek samping yang

merugikan.

Akupresur merupakan perkembangan dari teknik akupuntur yang

memiliki tujuan yang sama yang digunakan untuk merangsang titik-

titik yang ada ditubuh dan menekan hingga masuk ke sistem syaraf

dengan menggunakan gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar,

tekan titik dan tekan lurus (Kurniati, 2016).

Akupresur dapat dilakukan dengan penekanan pada satu titik

(tunggal) maupun gabungan atau kombinasi yang terbukti dapat

digunakan untuk menangani dismenorea. Salah satu efek penekanan

titik akupresur dapat meningkatkan kadar endorphin yang berguna

sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah opioid

peptide endogenous di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf

akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan

endorphin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan

rasa nyeri pada saat haid

Berdasarkan hasil pengolahan data, terapi akupresur terbukti

berpengaruh terhadap nyeri dismenorea, karena penurunan intensitas

nyeri dismenorea yang dialami remaja putri di Poltekkes Kemenkes

Tanjung Karang Prodi Keperawatan Kotabumi mengalami penurunan

contohnya dari skala 8,5 menjadi 5,2 dengan demikian, terapi

akupresur ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif

non farmakologis dalam menurunkan intensitas nyeri haid yang dapat


54

diterapkan oleh mahasiswi Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri

maupun orang lain.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Rata-rata frekuensi nyeri dismenorea sebelum diberikan terapi akupresur

pada remaja putri di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi Tahun 2018 dengan nilai rata-rata 7,418 , standar

deviasi 0,8370 dan SE 0,1785.

2. Rata-rata frekuensi nyeri dismenorea setelah diberikan terapi akupresur

pada remaja putri di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi Tahun 2018 dengan nilai rata-rata 5,636 , standar

deviasi 0,7474 dan SE 0,1593.

3. Terdapat pengaruh pemberian terapi akupresur terhadap intensitas nyeri

haid (dismenorea) pada remaja putri di Poltekkes Kemenkes Tanjung

Karang Prodi Keperawatan Kotabumi tahun 2018 dengan p-value 0,000 <

0,05.

B. Saran

1. Kepada semua remaja khususnya remaja di Poltekkes Kemenkes Tanjung

Karang Prodi Keperawatan Kotabumi diharapkan lebih memahami tentang

penanganan nyeri haid dengan terapi alternatif non farmakologi

(akupresur), sehinga dapat memanfaatkannya untuk diri sendiri serta orang

lain karena metode ini murah, aman, tidak menimbulkan efek samping,

serta mudah dilakukan.

55
56

2. Bagi lingkungan pendidikan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi

Keperawatan Kotabumi peneliti berharap dapat menjadikan terapi

akupresur sebagai pengetahuan tambahan dalam pembelajaran bidang

penanganan nyeri dengan teknik non farmakologi.

3. Kepada para tenaga kesehatan untuk mengetahui dan memahami terapi

alternatif non farmakologi, selain akupresur masih banyak terapi alternatif

non farmakologi lainnya yang bermanfaat dalam penanganan nyeri,

dikarenakan masyarakat lebih berminat dengan terapi non farmakologi

dibandingkan dengan terapi farmakologi yang dianggap masyarakat awam

menimbulkan banyak efek samping.

4. Bagi institusi pendidikan (STIKes Aisyah Pringsewu) diharapkan

penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi seluruh dosen

maupun mahasiswa Stikes Aisyah Pringsewu sehingga dapat menjadi

bahan bacaan yang berguna dikemudian hari.

5. Bagi peneliti selanjutnya semoga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut

yang lebih komprehensif tentang terapi non farmakologi (akupresur)

maupun terapi non farmakologi lainnya yang dapat berpengaruh terhadap

pengurangan rasa nyeri haid (dismenorea).


DAFTAR PUSTAKA

Anurogo.Dito & Wulandari,Ari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.


Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Hartono, Radyanto Iwan Widya. (2012). Akupresur Untuk Berbagai Penyakit Di


Lengkapi Dengan Terapi Gizi Medik Dan Herbal. Yogyakarta : Rapha
Publising.

Hidayat, A.Aziz Alimul (2014). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta ; Salemba Medika.

Julianti,Hasanah, Oswati.(2014). Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap


Desminore Pada Remaja Putri. Jurnal Diterbitkan. Depak : Uviersitas
Indonesia.

Kumalasari.Intan, Iwan Ashyantoro. (2012). Kesehatan Reproduksi Untuk


Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kurniati.Ayu. (2016). Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Dysmenorrhea Pada


Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Pringsewu. Bandarlampung : Universitas
Malahayati

Kusmiran.Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta :


Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta ;


Rineka Cipta.

Potter & Perry. (2007). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan parktik.
Jakarta : EGC

Proverawati & Misaroh. (2009). Menarche (Menstruasi Pertama Penuh Makna).


Jakarta : Nuha Media

Smeltzer, Suzanne & Brenda G.Bare. (2016). Keperawatan Medikal Bedah :


Brunner and Suddart. Jakarta : EGC

Sugiono. (2016). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Wiknjosastro.H.(2007). Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Bima


Pustaka.

Zakiyah, Ana. (2015). Nyeri Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik


Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta : Salemba Medika.
Standar Operasional Prosedur Akupresur Pada
Titik Sanyinjiao Point

A. Persiapan
1. Washlap atau tisu
2. Cairan antiseptik pencuci tangan

B. Persiapan Pasien
1. Lakukan interaksi awal melalui komunikasi interpersonal dengan
pasien
2. Berikan informasi (penjelasan) tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Jelaskan beberapa posisi yang sesuai dengan daerah yang akan
dilkukan terapi akupresur (duduk atau berbaring)
4. Persilakan dan bantu pasien dalam posisi yang sesuai dengan bagian
tubuh yang akan dilakukan terapi akupresur
5. Anjurkan pasien untuk selalu rileks selama dilakukan terapi akupresur

C. Prosedur
1. Pastikan bahwa terapi akupresur dapat dilakukan pada bagian tubuh
pasien (tidak ada luka, lecet dll)
2. Tentukan titik sanyinjiao point yang akan dilakukan akupresur
3. Lakukan terapi akupresur pada titik yang dimaksud sesuai dengan
kebutuhan yaitu dengan penekanan sebanyak 30 putaran searah jarum
jam yang bertujuan untuk melancarkan aliran energi vital
4. Evaluasi respon pasien baik verbal maupun non verbal selama
melakukan terapi akupresur
5. Bersihkan lokasi penekanan dengan washlap atau tisu
6. Rapihkan alat, bahan dan area kerja

Keterangan : Lokasi penekanan di titik Sanyinjiao Point


PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

PENELITIAN TENTANG “Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap


Pengurangan Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Remaja Putri Di Poltekkes
Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperwatan Kotabumi Tahun 2018 ”

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : .…………………………………………………...

Umur : ……………………………………………………

Alamat : ……………………………………………………

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian yang akan


dilakukan oleh Andini Fetisya Putri, dari STIKes Aisyah Pringsewu
Lampung.

Demikianlah pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana


mestinya.

Mengetahui

Responden Peneliti

……………………. Andini Fetisya Putri


LEMBAR ALAT UKUR PENELITIAN

Nama :

Umur :

Haid Hari Ke :

Intensitas Nyeri Haid :

Worst Pain
No Pain

Penilaian Responden :

a. Skor Intensitas Nyeri Sebelum Terapi Akupresur (Pre Test) = mm


b. Skor Intensitas Nyeri Setelah Terapi Akupresur (Post Test) = mm
PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP PENGURANGAN
NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI
DI POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2018

Skala Nyeri
No Nama Responden Umur Haid Hari Ke
Pretest Posttest
1 Nn S 17 th 2 7.5 5.2
2 Nn y 18 th 2 8.5 7.2
3 Nn N 19 th 2 8.2 7
4 Nn I 19 th 2 8.5 5.2
5 Nn S 19 th 2 7,7 5.5
6 Nn M 18 th 2 8.2 5.4
7 Nn N 18 th 2 8 6.2
8 Nn A 18 th 2 7.4 5.7
9 Nn T 19 th 2 7 6.2
10 Nn O 20 th 2 8.4 5.2
11 Nn I 18 th 2 7.6 5.7
12 Nn D 19 th 2 6.5 5.2
13 Nn I 18 th 2 7.2 5.8
14 Nn N 18 th 2 7.8 6.1
15 Nn T 18 th 2 7 6.3
16 Nn S 18 th 2 6.3 4.5
17 Nn F 17 th 2 7.7 6.2
18 Nn D 18 th 2 7.6 5.3
19 Nn M 18 th 2 6.2 4.5
20 Nn D 18 th 2 8.1 6.2
21 Nn S 19 th 2 5.2 4.4
22 Nn S 18 th 2 7.3 5
DATA SPSS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SEBELUM 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%

SESUDAH 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

SEBELUM Mean 7.418 .1785

95% Confidence Interval for Lower Bound 7.047


Mean
Upper Bound 7.789

5% Trimmed Mean 7.476

Median 7.550

Variance .701

Std. Deviation .8370

Minimum 5.2

Maximum 8.5

Range 3.3

Interquartile Range 1.1

Skewness -.901 .491

Kurtosis .853 .953

SESUDAH Mean 5.636 .1593

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.305


Mean Upper Bound 5.968

5% Trimmed Mean 5.619

Median 5.600

Variance .559

Std. Deviation .7474

Minimum 4.4
Maximum 7.2

Range 2.8

Interquartile Range 1.0

Skewness .251 .491

Kurtosis -.215 .953

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
SEBELUM .127 22 .200 .937 22 .175
*
SESUDAH .098 22 .200 .958 22 .449

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


SPSS

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 SEBELUM 7.418 22 .8370 .1785

SESUDAH 5.636 22 .7474 .1593

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 22 .610 .003

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 SEBELUM - SESUDAH 1.7818 .7042 .1501 1.4696 2.0940 11.869 21 .000
LEMBAR KONSULTASI

Nama : ANDINI FETISYA PUTRI


NPM : 1702007P
Judul : Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan
Nyeri Haid (Disminore) Pada Remaja Putri Di
Poltekkes Kemenkes Tanjung Krang Prodi
Keperawatan Kotabumi Lampung Utara Tahun 2018

PEMBIMBING : Zarma H.S.ST.,M.Keb

No Tanggal Keterangan Paraf

1 17-10-2017 ACC Judul

2 04-11-2017 Perbaruai Latar Belakang

3 07-11-2017 Lengkapi Bab I

4 09-11-2017 Perbarui Bab II & III

5 29-11-2017 Lengkapi Bab II & III

6 08-12-2017 ACC Sidang Proposal

7 30-01-2018 Perbarui Hasil Sidang

8 23-02-2018 Perbaikan Bab III

9 26-03-2018 Lengkapi Bab III

10 02-04-2018 ACC Penelitian

11 07-06-2018 Perbaiki Pembahasan

12 08-06-2018 Perbaiki Abstrak

13 09-06-2018 ACC Sidang Hasil

14 03-08-2018 ACC Cetak

Anda mungkin juga menyukai