Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

G DENGAN GANGGUAN SISTEM


MUSKULOSKELETAL : PRE DAN POST ORIF FRAKTUR TIBIA
FIBULA 1/3 DISTAL SINISTRA DI RUMAH SAKIT GRANDMED
LUBUK PAKAM

Dosen pembimbing : Pitri Ani, S.Kep,Ns,M.Kep.


disusun :
 Ade Muliana Lestari 17.11.002
 Raise Delsa 17.11.146
 Sundari 17.11.186
 Clara Herlina Debora Bagariang 17.11.029
 Ayu Astari Gultom 17.11.019
 Daniel Abet Nego 17.11.030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRALUBUK PAKAM
T.A.2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan
limpahan karunia-nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita masih dapat membaca
makalah ini, dan telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan tepat pada waktunya.
Selama menyusun makalah ini pasti ada hambatan dan kesalahan dikarenakan sedikitnya
pengetahuan penyusun terhadap materi yang di angkat, karena campur tangan dari beberapa
pihak akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, maka dari itu dengan kerendahan
hati penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pembimbing yang telah
membimbing selama proses penyusunan dan akhirnya tersusunlah makalah yang diberi judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.G DENGAN GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL : PRE DAN POST ORIF FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL
SINISTRA DI RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM”

Penyusun hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki segala kekurangan karena
kesempurnaan hanya milik tuhan yang maha esa, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah ini sangat penyusn harapkan, semoga makalah ini
berguna bagi pembaca dan berguna bagi generasi yang akan datang. Terima kasih.

Lubuk pakam 23 februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Indonesia menyatakan bahwa,

90% penyebab terjadinya kecelakaan di Indonesia disebabkan oleh faktor lalai,

yaitu mengantuk, sakit, tidak sabar, dan tidak menghargai pengguna jalan lain saat

berkendara. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik

Indonesia pada tahun 2010 jumlah kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan

mencapai 31.234 jiwa. Hasil analisis data kecelakaan tahun 2010 oleh Kepolisian

menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia telah mengakibatkan

sekitar 86 orang meninggal setiap harinya dan 67% korban tewas berada pada

masa produktif 22 sampai 50 tahun.

Kepolisian Daerah Jawa Tengah mencatat korban tewas akibat kecelakaan lalu

lintas di Jawa Tengah selama tahun 2010 mencapai 4.660 jiwa. Sedangkan selama

Januari hingga April 2012 jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di

provinsi ini mencapai 1.071 jiwa.

Hasil wawancara dengan perawat bedah di RSUD Pandanarang Boyolali

bahwasanya pada bulan Januari hingga April 2012 tercatat pasien yang masuk di

rawat inap dengan fraktur adalah 50% yaitu 40 orang. Dari 40 orang yang

mengalami fraktur tibia fibula (cruris) 20% yaitu 8 orang dilakukan bedah fiksasi

terbuka (Open Reduction Internal Fixation/ORIF).

3
Kecelakaan itu menimbulkan cedera baik ringan atau berat dan dapat

mengakibatkan kecacatan bahkan kematian. Salah satunya adalah fraktur. Fraktur

atau patah tulang menurut Sjamsuhidajat (2005) adalah terputusnya kontinuitas

jaringan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut tentang pemberian asuhan keperawatan pada klien pre dan post ORIF

fraktur tibia fibula 1/3 distal sinistra.

B. Tujuan

Adapun tujuan penulisan ini meliputi dua hal, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus :

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan pengalaman nyata tentang pemberian asuhan

keperawatan pada klien pre dan post ORIF fraktur tibia fibula 1/3 distal

sinistra.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien pre dan post ORIF

fraktur tibia fibula 1/3 distal sinistra, maka penulis mampu:

a. Mengidentifikasi data yang menunjang masalah keperawatan pada klien

pre dan post ORIF fraktur tibia fibula 1/3 distal sinistra.

b. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien pre dan post ORIF fraktur

tibia fibula 1/3 distal sinistra.

4
c. Menyusun rencara keperawatan pada klien pre dan post ORIF fraktur tibia

fibula 1/3 distal sinistra.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien pre dan post ORIF fraktur

tibia fibula 1/3 distal sinistra.

e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien pre dan post ORIF fraktur

tibia fibula 1/3 distal sinistra.

f. Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat serta

penyelesaian masalah dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien

pre dan post ORIF fraktur tibia fibula 1/3 distal sinistra.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian

Menurut Sjamsuhidajat (2010) Trauma adalah kata lain untuk cedera atau

rudapaksa yang dapat mencederai fisik maupun psikis. Akibat trauma

muskuloskeletal yang paling sering terjadi adalah fraktur (Muttaqin, 2008).

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang rawan

yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidajat, 2005).

2. Penyebab

Penyebab fraktur cruris menurut Syamsuhidajat (2010), yaitu cedera yang

terjadi akibat gaya angulasi yang menyebabkan fraktur transversal atau

miring. Sedangkan menurut Muttaqin (2011) fraktur cruris tertutup

disebabkan oleh cedera dari trauma langsung atau tidak langsung yang

mengenai kaki, dapat terjadi juga akibat daya putar atau puntir yang dapat

menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang

berbeda, daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek.

3. Tanda dan Gejala

Secara umum menurut Sjamsuhidajat (2010), gejala fraktur cruris adalah

adanya rasa nyeri dan bengkak dibagian tulang yang patah, deformitas, nyeri

tekan, krepitasi, gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri, putusnya

kontinuitas tulang, dan gangguan neurovaskular.

6
4. Pathways

Trauma putar atau puntir, trauma dengan gaya angulasi, cedera tidak
langsung pada kaki

Fraktur cruris tertutup

Terputusnya hubungan tulang Nyeri akut

Perubahan tekanan pada

Ekstermitas pembedahan (ORIF) Cemas

pembengkakan pemasangan plate and screw

gangguan perfusi luka post operasi

jaringan perifer terputusnya kontinuitas jaringan

kerusakan integritas kulit ketidakmampuan

melakukan
aktivitas

nyeri akut hambatan mobilitas


fisik

Gambar.1

Alur perjalanan terjadinya fraktur cruris tertutup sampai terjadinya masalah


keperawatan menurut Hoppenfeld (2011), Lukman & Nurna (2009), Muttaqin
(2008), Muttaqin (2011), Sjamsuhidajat (2010).

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Biodata

Biodata pasien bernama Ny.G, jenis kelamin perempuan, umur 35 tahun,

alamat di Rejosari, Boyolali, Ny.G beragama islam, status menikah, bekerja

sebagai ibu rumah tangga. Ny.G masuk Instalasi Gawat Darurat RSUD

Boyolali karena kecelakaan sepeda motor dengan diagnosa fraktur tibia fibula

1/3 distal sinistra.

Yang bertanggung jawab atas Ny.G adalah Tn.S yaitu suaminya, jenis

kelamin laki-laki, umur 40 tahun dan tinggal bersama di Rejosari, Boyolali.

B. Analisa Data

1. Pre Operasi

No Data Problem Etiologi

1. Data Subjektif : Nyeri Fraktur.


Ny.G mengatakan nyeri di kaki akut.
kirinya bagian bawah setelah
kecelakaan, nyeri bertambah saat
digerakkan.
Data Objektif :
Ny.G tampak menahan sakit
P : nyeri timbul setelah
kecelakaan, nyeri bertambah saat
digerakkan.
Q : nyeri dirasa menusuk-nusuk

8
R : nyeri di kaki kiri bagian
bawah.
S : skala nyeri 5 (nyeri sedang).
T : nyeri timbul kadang-kadang,
berlangsung 5-10 menit saat nyeri
muncul.
TD : 120/80mmHg, RR :
20x/menit, N : 84x/menit, T :
36,5oC.
2. DS : Ny.G mengatakan merasa Ansietas Krisis
cemas dengan tindakan operasi. situasional :
DO : Ny.G tampak gelisah, prosedur
tampak wajah kusut kurang tidur. pembedahan
TD : 120/80mmHg, RR : (ORIF).
20x/menit, T:36,5oC,N :
84x/menit.

2. Post Operasi

No Data Problem Etiologi

1. DS : Ny.G mengatakan nyeri di Nyeri Luka insisi


kaki kiri bagian bawah setelah akut. bedah
operasi. Ny.G mengatakan sedikit (ORIF),
pusing dan lemes. imobilisasi.
DO : Ny.G tampak menahan sakit.
P : nyeri setelah operasi, nyeri
bertambah saat digerakkan.
Q : nyeri dirasa menusuk-nusuk.
R : di kaki kiri bagian bawah.

9
S : skala nyeri 7 (nyeri berat).
T : nyeri timbul kadang-kadang,
berlangsung 5-10 menit saat nyeri
itu muncul.
TD : 110/70mmHg, RR :
18x/menit, N : 88x/menit, T :
36,5oC.
Tampak kaki kiri bagian bawah
terbalut elastis verban.
Klien telah dilakukan operasi
pemasangan pen : plate, hole 6
dan screw 6 buah.
2. DS : Ny.G mengatakan nyeri Kerusa Nyeri, luka
dikaki kiri bagian bawah dan sulit kan insisi
untuk digerakkan. Ny.G mobilitas bedah,
mengatakan aktivitas dibantu fisik. adanya alat
keluarga. imobilisasi
DO : Ny.G tampak dimandikan (gips).
dengan cara di lap oleh keluarga.
Ny.G terbaring ditempat tidur dan
aktivitas seperti makan,
berpakaian dan ambulasi dengan
skala 2 (bantuan orang lain), BAB
dan BAK dibantu orang lain dan
alat (skala 3).
TD : 110/70mmHg, RR :
18x/menit, T : 36,5oC.

10
C. Diagnosa Keperawatan.

1. Pre Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur (Newfield, 2007), (Widyawati,

dkk, 2006).

b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional : prosedur

pembedahan (ORIF) (Asih, 2006), (Widyawati, dkk, 2006).

2. Post Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi bedah (ORIF), adanya alat

imobilisasi (Gips) (Newfield, 2007), (Widyawati, dkk, 2006),

(Sumarwati, dkk, 2010).

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, luka insisi bedah

(ORIF), adanya alat imobilisasi (gips) (Newfield, 2007), (Widyawati,

dkk, 2006), (Sumarwati, dkk, 2010).

11
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari Asuhan Keperawatan pada Ny.G dengan gangguan sistem

muskuloskeletal : pre dan post ORIF fraktur tibia fibula 1/3 distal sinistra di

ruang Flamboyan RSUD Pandanarang Boyolali penulis menemukan 4

masalah yaitu nyeri akut berhubungan dengan fraktur, ansietas berhubungan

dengan krisis situasional : prosedur pembedahan (ORIF), nyeri akut

berhubungan dengan luka insisi bedah (ORIF), imobilisasi, Kerusakan

mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, luka insisi bedah (ORIF), adanya

alat imobilisasi (gips).

Pada pre operasi masalah yang pertama setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1x24 jam sesuai dengan kriteria hasil yaitu nyeri

berkurang dari skala 5 (sedang) menjadi 3 (ringan) sehingga masalah teratasi.

Kemudian masalah yang kedua setelah dilakukan asuhan keperawatan selama

1x24 jam sesuai dengan kriteria hasil yaitu cemas hilang dan tidak gelisah

sehingga masalah teratasi.

Sedangkan pada post operasi masalah yang pertama setelah dilakukan

asuhan keperawatan selama 2x24 jam belum sesuai dengan kriteria hasil yaitu

nyeri klien dari skala 7 (berat) menjadi 5 (sedang) sehingga masalah teratasi

sebagian dan intervensi dilanjutkan. Kemudian masalah yang kedua setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam belum sesuai dengan kriteria

12
hasil yaitu klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri sehingga

masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan.

B. Saran

Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.G dengan

gangguan sistem muskuloskeletal : pre dan post ORIF fraktur tibia fibula 1/3

distal sinistra, atas bantuan berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Demi kemajuan selanjutnya maka

penulis menyarankan bagi :

1. Klien dan Keluarga

Klien dapat melakukan latihan mobilisasi post operasi secara mandiri

dan lebih kooperatif. Dan keluarga senantiasa membantu klien dalam

proses penyembuhan.

2. Institusi pelayanan kesehatan

Diharapkan perawat mengajari klien langsung latihan jalan dalam

membantu proses penyembuhan.

3. Penulis selanjutnya

Untuk penulis selanjutnya yang tertarik dengan kasus fraktur pada

asuhan keperawatan baik pre maupun post operasi mampu melakukan

pengkajian yang lebih spesifik sehingga semua masalah klien bisa telihat

dan teratasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.2006.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Ed


10.Dialihbahasakan oleh Asih, Yasmin.Jakarta:EGC.
Hoppenfeld, Stanley.2011.Terapi & Rehabilitasi Fraktur (Treatment & Rehabilitation of
Fractures).Jakarta:EGC.
Lukman & Nurna.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta:Salemba Medika.
Muttaqin, Arif.2008a.Buka Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta:EGC.
2009b.Asuhan Keperawatan Perioperatif, Konsep, Proses, dan
Aplikasi.Jakarta:Salemba Medika.
2011c.Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi pada Praktik Klinik
Keperawatan.Jakarta:EGC.
NANDA.2010.Diagnosa Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011.Dialihbahasakan oleh Sumawarti, dkk.Jakarta:EGC.
Newfield, Susan.A.2007.Cox’s Clinical Aplications of Nursing Diagnosis Fifth
Ed.Philadelphia:F.A Davis Company.
Sjamsuhidajat.2004a.Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 2.Jakarta:EGC.

2010b.Buku Ajar Imu Bedah Ed 3.Jakarta:EGC.

Springer, W.,Alazazawi, S., & Hallam, P.2011.Ipsilateral Tibial Shaft Fracture and
Distal Tibial Triplane Fracture with an Intact Fibula.Journal of Orthopaedic
Surgery.Vol.19.No.3,desember 2011.364-366.
Wilkinson, Judith.2006.Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC Ed 7.Dialihbahasakan oleh Widyawati, dkk.Jakarta:EGC.

Zhou Jingying Peng Jianqiang Hu Ming Shan Lin Huang Aijun.2010.Menyerap Subkutan
Pengamatan Klinis dari Sayatan Jahitan Tersembunyi.Cina Reparative and
Reconstrukctive Surgery.Vol.24.No.3,maret 2010.319-321.
1.1

14
44

Anda mungkin juga menyukai