Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Kelainan Refraksi


Sub pokok : 1. Definisi kelainan refraksi
2. Macam-macam kelainan refraksi
3. Penatalaksanaan pada gangguan refraksi
4. Tips menjaga kesehatan mata
Sasaran :
Hari/tanggal : 10 desember 2016
Waktu :
Tempat : Puskesmas 9 November
Penyuluh : Indriana Rahmawati (Mahasiswa
Tingkat 3 Akademi Keperawatan Pandan Harum)

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Peserta dapat memahami dan bisa mengetahui kelainan
refraksi.

2. Tujuan Instruksinal Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan ibu klien dapat
mengetahui tentang :
a. Pengertian kelaina refraksi
b. Macam-macam kelainan refraksi
c. Tanda dan gejala kelainan refraksi pada mata
d. Tips menjaga kesehatan mata

B. Materi (terlampir)
1. Definisi kelainan refraksi
2. Macam-macam kelainan refraksi
3. Penatalaksanaan pada gangguan refraksi
4. Tips menjaga kesehatan mata

C. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet

D. Metode
1. Penyampaian materi
2. Tanya Jawab
3. Setting tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan perawat

E. Pengorganisasian

1. Penanggung jawab : Seluruh Kelompok 4


2. Penyaji : Indriana Rahmawati
3. Moderator : Rismadanti
4. Notulen : Risya Ariliani
5. Fasilitator : Ahmad Rusdiyanor & Denny Setiawan
6. Observer : Ismi Safitri

Rincian tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2. Moderator
a. Membuka dan menutup acara penyuluhan .
b. Membuat kontrak waktu pelaksanaan kegiatan.
c. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
d. Menyerahkan penjelasan penyuluhan kepada presenter.
e. Mengarahkan jalannya diskusi.
f. Memeberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
g. Menyimpulkan kegiatan.
3. Penyaji
Memberikan penyuluhan sesuai topik yang akan disajikan dengan jelas.
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam penyuluhan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
5. Observer
Mengamati jalannya acara, dari awal sampai dengan selesai.
6. Notulen
a. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan.

F. Kegiatan penyuluhan
NO Waktu Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan audience Media
1 12.00- Pendahuluan Memberikan salam, Menjawabsalam Laptop,
12.05 (pembukaan) Pekenalan Mendengarkan LCD,
WITA Kontrak waktu Menyetujui Leaflet.
Menjelaskan Memperhatikan
tujuanPenyuluhan
2 12.05- Pelaksanaan Definisi kelainan refraksi Mendengarkan Laptop,
12.25 Macam-macam kelainan Materi LCD,
WITA refraksi Penyuluhan Leaflet
Penatalaksanaan pada
gangguan refraksi
Tips menjaga kesehatan
mata
3 12.25- Evaluasi Memberikan pertanyaan Bertanya danmenjawabpertanyaan Laptop,
12.29 LCD,
WITA Leaflet
Memberikan feedback

4. 12.29- Penutup MengucapkanTerimakasih Menjawabsalam Laptop,


12.30 Mohonmaaf Mendengarkan LCD,
WITA Mengucapkansalam Menjawabsalam Leaflet

I. EVALUASI
 Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama acara berlangsung
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
 EvaluasiHasil
Lebih dari 75% dari Sasaran mampu menjawab pertannyan yang diajukan oleh penyaji.

KELAINAN REFRAKSI

A. DEFINISI

Refraksi mata adalah pembiasan sinar-sinar di dalam mata, dimana mata dalam keadaaan
istirahat. Gangguan refraksi mata adalah suatau keadaan dimana penglihatan terganggu, Pada
kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optic pada mata sehingga menghasilkan
bayangan yang kabur. Seseorang yang memiliki kelainan refraktif dapat merasakan bahwa
penglihatan nya menjadi kabur.

B. JENIS KELAINAN REFRAKSI

1. MIOPIA (RABUN JAUH)


Miopia disebut sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat jauh akan
tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. Secara fisiologis sinar yang difokuskan pada retina
terlalu kuat sehingga membentuk bayangan kabur atau tidak jelas pada makula lutea (Ilyas,
2006).
Etiologi dari miopia adalah Kekurangan zat kimia (kekurangan kalsium, kekurangan
vitamin), alergi, penyakit mata tertentu (bentuk kornea kerucut, bisul di kelopak mata, pasca
operasi atau pasca trauma atau kecelakaan), herediter atau faktor genetik (perkembangan yang
menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada waktu awal kelahiran), kerja
dekat yang berlebihan seperti membaca terlalu dekat atau aktifitas jarak dekat (Israr, 2010).
Tanda dan gejala:
a) Kabur bila melihat jauh
b) Mata cepat lelah, pusing, dan mengantuk
c) selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata
d) kadang-kadang terlihat bakat untuk menjadi juling bila ia melihat jauh
e) mengecilkan kelopak untuk mendapatkan efek ”pinhole” sehingga dapat melihat jelas
2. HIPERMETROPI (RABUN DEKAT)
Pada kelainan hypermetropia penderita akan mengalami keluhan utamanya adalah untuk melihat
dekat kabur, adapun keluhan yang lainnya kadang disertai pusing dan tidak nyaman ketika
melihat obyek.
Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek. Akibat bola
mata yang lebih pendek, bayangan benda akan difokuskan di belakang retina. (Ilyas, 2006).
Hipermetropia merupakan gangguan penglihatan yang lebih disebabkan menurunnya
kemampuan otot dan saraf mata.
Hipermetropi, sering dikaitkan dengan presbyopia yang umumnya dialami oleh seseorang
yang telah berusia sekitar 40 tahun, karena di antara keduanya mempunyai kemiripan gejala
yaitu rabun jauh. Jadi secara teknis rabun jauh punya dua nama, disebut hipermetropi jika terjadi
pada anak dan orang dewasa usia dibawah 40 tahun dan disebut presbiopia jika terjadi pada
orang tua usia 40 tahun ke atas.
Tanda dan gejala:
a) Sakit kepala terutama daerah dahi atau frontal
b) Kabur bila melihat dekat
c) Mata cepat lelah, berair, sering mengantuk
d) Kelelahan setelah membaca
e) Mata terasa pedas dan tertekan.

3. ASTIGMATISMA
Kelainan mata ini dengan di sebut juga mata silinder. Pada kelainan astigmat penderita akan
mengalami keluhan utamanya adalah jika untuk melihat obyek akan terjadi bayangan ganda jika
melihat dengan mata satu ( diplopia ), adapun keluhan yang lainnya kadang disertai pusing dan
tidak nyaman ketika melihat obyek. Kelainan astigmatdapat dialami oleh anak-anak, orang
dewasa, ataupun orang yang sudah tua. Etiologi astigmatisme adalah Bentuk kornea yang oval
seperti telur, dapat juga diturunkan atau terjadi sejak lahir.
Tanda dan gejala:
a) Melihat jauh kabur sedang melihat dekat lebih baik
b) kadang penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat
c) melihat ganda dengan satu atau kedua mata
d) melihat benda yang bulat menjadi lonjong
e) bentuk benda yang dilihat berubah
f) sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah

4. PRESBIOPIA
Presbiopia, yang biasa juga disebut penglihatan tua (presby = old = tua; opia = vision
= penglihatan) merupakan keadaan normal sehubungan dengan usia, di mana kemampuan
akomodasi seseorang telah mengalami penurunan sehingga sampai pada tahap di
mana penglihatan pada jarak dekat menjadi kurang jelas dan terjadi pada orang yang telah lanjut
usia (diatas 40 tahun). Presbiopia adalah merupakan bagian dari proses penuaan yang secara
alamiah dialami oleh semua orang.
a) Kesulitan membaca dekat
b) Menjauhkan objek yang dibaca
c) Mata lelah, berair dan sering merasa pedas
d) sulit dalam membaca (biasanya para orang tua akan menjauhkan kertas yang dibacanya untuk
memperjelas penglihatan).

C. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan refraksi menurut Satino, Ariani dan Lestari (2000).
1. Non bedah.
Gangguan refraksi harus diperbaiki agar cahaya adapat terfokus pada retina. Perbaikan ini dapat
menggunakan sebuah lensa. jenis lensa yang digunakan tergantung dari jenis kelainan refraksi.
a. Myopia menggunakan lencsa konkaf atau negatif.
b. Hipermetropia menggunakan lensa konveks atau positif.
c. Presbiopia dapat menggunakan lensa konveks tetapi jika pasien tidak dapat melihat jarak jauh,
menggunakan lensa konkaf konveks atau lensa ganda.
d. Astigmatisma menggunakan lensa silinder.
Lensa tersebut dapat digunakan dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak.
1) Kaca mata.
Keuntungan :
a) Mudah dugunakan
b) Harganya lebih murah dan tahan lama.
Kerugian :
a) Perubahan penampilan fisik
b) Beratnya frame pada hidung dan penurunan penglihatan periperal karena penglihatan dapat
menjadi baik jika pasien melihat melalui pusat lensa.
2) Contact lense atau lensa kontak.
Merupakan diskus atau cakram bulat dari plastik yang di design untuk mengistirahatkan kornea
mata dan dipasang dibawah mata. Contak lense dipasang sesuai dengan ukuran, bentuk kornea
dan kekuatan refraksi atau pembiasan yang diinginkan.
Kerugian :
a) Sulit dalam perawatan.
b) Harga lebih mahal.
c) Ada jangka waktu pemakaian ( tidak tahan lama ).
Keuntungan :
a) Model lebih simple.
b) Tidak menimbulkan gangguan penampilan peran.
c) Bisa berfungsi sebagai estetika.

2. Bedah
a. Keratotomi Radial & Keratotomi Astigmatik
Keratotomi adalah suatu prosedur pembedahan yang digunakan untuk mengatasi miopia
dan astigmata. Pada keratotomi radial (KR), dibuat sayatan radial (jari-jari roda) pada kornea,
biasanya sebanyak 4-8 sayatan. Keratotomi astigmatik (KA) digunakan untuk memperbaiki
astigmata alami dan astigmata setelah pembedahan katarak atau pencangkokan kornea. Pada
keratotomi astigmatik dibuat sayatan melengkung.
Karena kornea hanya memiliki ketebalan 0,5 mm, maka kedalaman sayatan harus
ditentukan secara tepat. Lokasi sayatan ditentukan setelah dilakukan analisa terhadap bentuk
kornea dan ketajaman penglihatan penderita.
Pembedahan bertujuan mendatarkan kornea, sehingga kornea bisa lebih memfokuskan
cahaya yang masuk ke retina. Dengan pembedahan ini penglihatan penderita menjadi lebih baik
dan sekitar 90% penderita yang menjalani pembedahan bisa mengemudi tanpa bantuan kacamata
maupun lensa kontak.

a. Lasik Mata (Laser-In-Situ Keratomileusis).


Operasi lasik mata merupakan sebuah operasi yang mampu memberikan penglihatan
untuk kembali normal. Gangguan tersebut seperti miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun
dekat) dan astigmatisme (silinder) dan atau kombinasi antara kedua gangguan mata tersebut.
Cara kerja lasik menggunakan sinar laser ultraviolet untuk menghilangkan jaringan
kornea mata dan berbentuk baru sehingga cahaya bisa focus dengan jelas pada retina. Operasi
Lasik menyebabkan kornea mata menjadi lebih tipis. Lasik merupakan prosedur operasi yang
mudah dan tidak perlu perawatan inap untuk pasien. Prosedur ini hanya membutuhkan waktu
sekitar 10 sampai 15 menit saja. Bius atau anestesi yang di gunakan hanya sejenis tetes mata
yang membuat permukaan mata menjadi mati rasa.

D. TIPS MENJAGA KESEHATAN MATA

1. Rutin memeriksa mata

2. Mengonsumsi makanan bergizi (Makan banyak buah-buahan dan sayuran)

3. Makan banyak buah-buahan dan sayuran

4. Kurangi penggunaan tetes mata

5. Hindari duduk terlalu lama di depan komputer

6. Jangan membaca dalam cahaya redup

7. Jangan langsung melihat cahaya yang terlalu terang

8. Melatih mata dan membuatnya untuk bersantai

9. Rajin olahraga
DAFTAR PUSTAKA

https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/05/kelainan-refraksi/ tanggal akses 06 desember 2016


pukul: 16.36 WITA
https://www.scribd.com/doc/232887925/Kelainan-Refraksi-Mata tanggal akses 07 desember 2016 pukul:
22.06 WITA
http://gosehat.com/kelainan-refraksi-mata tanggal akses 07 desember 2016 pukul: 22.10 WITA
http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_245/Anisometropia.pdf Tanggal akses 08 desember 2016 pukul
18.49 WITA

Anda mungkin juga menyukai