Anda di halaman 1dari 54

CERVIKAL ROOT SYNDROM

Ftr. ISIDORUS J, SST, M.Kes

DIBERIKAN PADA ACARA MINI SEMINAR PROFESI FTs


INKES MLP, 26, Okt 2021
Devinisi
Cervical root syndrome

Kondisi yg tidak normal yg di akibatkan dari penekanan


akar-akar saraf spinal pada daerah leher, mengakibatkan
nyeri pada leher dan kelemahan otot yang diinervasi.
(Caillet, 1968).
Etiologi

1. Radikulopati: penjepitan saraf pada daerah leher.

2. Hernia Nucleus Pulposus (HNP): kelainan didalam


discus intervertebralis yang dikarenakan adanya tanda2
kompresi akar saraf
3. Spondylosis cervicalis:
akibat proses degenerasi  terbentuknya osteopyt
kerusakan softisus bisa mengakibatkan
ankylosis,  tjd penyempitan pd terusan spinal
dan mengenai dan di foramen inteructebia, jalur
saraf dan artei vertebra tertekan.
4. Kesalahan postural:
kebiasaan seseorang menggerakan leher
secara spontan dan penggunaan bantal
yang terlalu tinggi saat tidur dan dalam
waktu yang lama bisa menimbulkan nyeri
Patologi

 Bila terjadi iritasi salah satu radiks  muncul


nyeri dan parestesia  menjalar sepanjang
perjalanannya ke tepi (leher turun disisi bahu,
kelengan dan kadang-kadang sampai ke jari-jari)
 nyeri saraf itu dikenal sebagai nyeri radikuler.
Tanda dan gejala

 Rasa nyeri dan tebal menjalar (referred pain) ke ibu jari


dan sisi radial tangan
 Gangguan postural yang terjadi akibat menghindari posisi
nyeri
 Dijumpai kelemahan pada biceps atau triceps
berkurangnya reflex biceps
 Gangguan sensibilitas pada segmen dermatom
 Pada kondisi kronis timbul kontraktur otot dan kelemahan
otot pada regio cervical.
Tanda & Gejala CRS menurut Sumber gejala

Ra- Nyeri dijalar- Kelemahan Gangguan Refleks


diks kan dr leher totot sensibilitas tendon
ke
C5 Bahu bgn Supraspinatu Permukaan Refleks
bawah dan s Deltoideus ventral lengan biseps tdk
lengan atas Infraspinatus atas & bawah terggg/
bagian lat. Biseps menurun
C6 Bagian lat. Bisep Permukaan Refleks
(radial) lengan brakhiora- ibu jari dan biseps
bawah dialis tepi radial dari menurun/
lengan menghilan
C7 Bagian dorsal Triseps Permukaan Refleks
lengan bawah jari telunjuk, triseps
dan tengah menurun/
dorsum menghilang
manus
C8 Bagian medial Otot-otot Jari Refleks
lengan bawah tangan kelingking & biseps&trise
interose jari manis ps tidak
terganggu
Istilah dlm CRS

1. Anasthesia :
hilang perasaan ketika dirangsang; hipestesia
2. Hiperesthesia :
perasaan terasa berlebihan jika dirangsang (kebalikan
anasthesia)
3. Parasthesia :
perasaan yang timbul secara spontan, tanpa dirangsang;
disebut juga dengan istilah “Kesemutan”
4. Gangguan sensori negative :
perasaan abnormal tubuh yang dinamakan
anesthesia dan parasthesia.
5. Gangguan sensori positive :
hasil perangsangan pada nosiceptor serta unsur-
unsur saraf yang menghantarkan impuls nyeri ke
kortex cerebri.
6. Ataksia :
gangguan lintasan proprioseptif.
7. Hipesthesia radikular :
hipesthesia dermatomal.
Pemeriksaan FT
1. ASSESSMENT POSTURE A.P & P-A

a. Deviasi Lateral:
Kompresi satu sisi facet dan pemendekan
jar. lunak ipsilat pemanjangan kontralat.
b. Torsi: Pemendekan otot rotator tidak spesifik,
paling besar jar lunak dan otot sub occypital
c. GABUNGAN: Scoliosis.
b. POSISI PUNDAK, TORAKAL:
Upper trapezius, levator scapulae
d. Pengukuran dgn plumb line
e. Anterior Position: Sub occypital
tissue tight/contracture; beban besar
pd cervicothoracal
2. ASSESSMENT PORTURE LAT. KI
&KA
a. Hiper Lordose: Cervicalis Iritasi facet mid
cervical, erector spine kencang /
kontraktur
b. FLAT NECK: disc problem
c. KYPHOSIS: disc/corpus probl
d. Pengukuran dgn plumb line
3. ASSESMENT QUICK TEST

 QUICK TEST CERVICAL


› FLEKSI-EKSTENSI
› 3 DIMENSI EKSTENSI
 Perhatikan:
› Rhythm: Painful arc? Flexion pain?
Extension pain?
› Pain distribution: Dermatomal?
Nervinal?
› Bunyi: Crash (arthrosis) Klik (hyper
mobile - unstable)
4. Px. Fungsi Gerak Dasar PASIF
1. FLEKSI: ROM End feel: elastic
› Kompresi pilar anterior, regangan jar.
posterior pilar (lig. supra spinale, inter
spinosus, inter transversi, plavum dan
longit posterior) - sub occypital muscle
 Perhatikan : Nyeri, Rom, End Feel
 Ekstensi: ROM End Feel: Hard
› Kompresi pilar posterior, regangan otot
suprahyoid, lig. longitudinale anterior
 Perhatikan : Nyeri, ROM, End Feel
 FLEKSI LATERAL KI - KA
› ROM elastic end feel Posisi lengan
abd.
› Springy ef m. Upper trapezius pss
lengan lurus
› Springy ef M. Levator scapulae pss
lengan abd
 ROTASI KI - KA
› ROM: 920 elastic end feel
› Firm e f. : capsulo-ligamentair
contracture
› Jarang pembatasan otot, kecuali
aktualitas tinggi.
5. Px Fungsi Gerak Isometrik

 Untuk tes cervical muscles: stretch position.


 Tidak spesifik pd individual muscles.
› EXTENSOR: erector spine
› ROTATOR: rotators, tidak spesifik
› LATERAL FLEXOR: lateral flexors, tidak
spesifik
PFG ISOMETRIK
 UNTUK MYOTOME
 C1-2 Neck Flexion
 C3 - Neck Side Flexion
 C4 Shoulder Elevation
 C5 Shulder Abd
 C6 Elbow Flexion & Wrist Ext
 C7 Elbow Extension & Wrist Flexion
 C8 Thumb Extension & Ulnar Dev
 T1 Hand Intrinsik
Dermatom servikal sampai sakrum
B. PEMERIKSAAN / TES KHUSUS

1. Tes Provokasi
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal,
Prosedur :
 Posisi leher diekstensikan dan kepala dirotasikan ke salah
satu sisi,
 kemudian berikan tekanan ke bawah pada puncak kepala.
 Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler ke arah
ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala.
Pemeriksaan ini sangat spesifik namun tidak sensitif guna
mendeteksi adanya radikulopati servikal.
2. Tes Distraksi Kepala

Prosedur :
FT, berdiri dibelakang penderita yang duduk,
mengangkat kepala dari dagu dan occiput,
dan menghilangkan berat kepala dari leher.
Hasil test :
 Hilangnya gejala waktu tes ini menunjukkan
gangguan foraminal pada akar saraf sebagai
penyebab dari nyeri leher.
 Juga menghilangkan tekanan pada sendi
zygapophysial (Ghatan 2001).
3. Tes Valsava

a. Tujuan :
meningkatkan tekanan intratekal
dan menambah penekanan dalam
kanalis cervicalis, akibat tumor,
infeksi, diskus, atau perubahan
osteofit.
b. Prosedur :
Penderita diminta untuk menekan
tekanan perut kebawah seperti
mengejan (Ghatan 2001). Hasil
positif bila timbul nyeri radikuler
yang berpangkal di leher menjalar
ke lengan.
4. Tes Spurling

a. Tujuan :
untuk mengetahui adanya
penekanan akar saraf atau iritasi.
Kepala diangkat ke sisi nyeri dan
tekanan diberikan pada puncak
dari kepala, terdapat nyeri
radikuler (Ghatan 2001).
5. Tes Adson atau scalene maneuver
a. Tujuan :
untuk menilai penekanan vaskular di lengan sekunder
karena penekanan subclavian pada thoracic outlet
syndrome dan scalenus anticus syndrome.
b. Prosedur :
Penderita menahan pernafasan dalam dengan leher
ekstensi dan dagu diputar kesisi terkena untuk menilai
perubahan pada intensitas denyut nadi radial dan
mendengarkan adanya desing diatas arteria subclavia
(Alien 1962, Ghatan 2001).

Adson or Scalene Maneuver The


examiner locates the radial pulse. The
patient rotates their head toward the tested
arm and lets the head tilt backwards
(extends the neck) while the examiner
extends the arm. A positive test is
indicated by a disappearance of the pulse
6. Costoclavicular maneuver

a. Tujuan :
untuk mengetahui adanya desing sistolis bila arteri
ditekan.
b. Prosedur :
Auskulatasi diatas arteri subclavia, diatas atau
dibawah bagian tengah dari clavicula,
c. Hasil test :
Denyut radial dan desing dari arteri subclavia
menghilang bila terdapat penekanan komplit dari
arteri subclavia (Alien 1962, Ghatan 2001).
Costoclavicular Maneuver
The examiner locates the radial pulse and
draws the patient's shoulder down and back
as the patient lifts their chest in an
exaggerated "at attention" posture. A positive
test is indicated by an absence of a pulse.
This test is particularly effective in patients
who complain of symptoms while wearing a
back-pack or a heavy jacket.
V. Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan adiologik yang diperlukan adalah


X– foto servikal antero posterior, lateral dan oblik
kanan dan kiri,
 Mielografi, CT scan, MRI dan EMG
B. Intervensi Fisioterapi

Tujuan :
1. Utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi
nyeri, perbaikan atau resolusi defisit neurologis dan
mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla spinalis
lebih lanjut.
2. Mengembalikan jarak gerakan sendi leher ke normal
agar penderita dapat beraktivitas kembali tanpa
gangguan.
1. Terapi latihan cervical spine

Latihan:
 Postural correction
 Stabilisation
 Contract relax stretching
2. Terapi Latihan Thoracal Spine

Latihan:
 Postural correction
 Stabilisation
 Contract relax stretching
 Mobilization
3. Traksi
Tujuan
1. Membantu merelaksasi otot-otot daerah
leher dan pundak (cervical)
2. Membantu mengurangi penekanan/
kompresi/iritasi akar syaraf.
3. Membantu penguluran / peregangan
otot-otot vertebrae regio cervical.
Metode Traksi
 Arah traksi kearah kranial dengan fleksi
servikal anterior 15-30" untuk mengurangi
lordosis dan mendistraksikan elemen
posterior dari vertebrae servikal.
 Traksi dapat diberikan kontinyu atau
intermiten.
 Traksi intermiten lebih efektif daripada
traksi kontinyu
Traksi :

Dilakukan apabila sat istirahat keluhan nyeri tidak berkurang


mencerminkan adanya kompresi radiks saraf.

Kontraindikasi
Tumor, keganasan, trauma, infeksi, kelainan bawaan,
artritis reumatoid, tekanan pada medula spinalis,
gangguan arteria vertebrobasiler, osteoporosis, myopati,
infeksi spinal, trauma akut jaringan lunak.
4. Stabilisasi
a. Stabilisasi Pasif
1. Neck collar/Cervical Collar : soft, semi rigid atau rigid.
Salah satu jenis collar yang banyak digunakan adalah
SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular
Immobilizer).
Atention please
a. Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus
siang dan malam dan diubah secara intermiten pada
minggu II atau bila mengendarai kendaraan.
b. hindari akibatnya berupa atrofi otot serta kontraktur.
c. Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk
mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik.
d. Apabila disertai dengan iritasi radiks saraf, adakalanya
diperlukan waktu 2-3 bulan.
e. Hilangnya nyeri, hilangnya tanda spurling dan perbaikan
defisit motorik dapat dijadikan indikasi pelepasan collar.
Modalitas termal
 digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri.
 dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal
untuk relaksasi otot.
 Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali sehari
selama 15-30 menit,
- kompres panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali
sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil
yang memuaskan.
- Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah
pragmatik tergantung persepsi pasien terhadap
pengurangan nyeri.
Elektroterapi
Transcutaneous electrical nerve
stimulation (TENS)
Tujuan:
 meringankan nyeri secara temporer.
 Penempatan elektrode TENS,
macam rangsangan, rasio, intensitas
dan durasi merupakan kunci
efektiftas maksimal dari modalitas
ini.
 Stimulasi listrik yang menimbulkan
kontraksi juga kadang-kadang
digunakan untuk mengatasi spasme.
Metode Mc. Kenzie exercise
1. Indikasi :
 pada kondisi nyeri tengkuk lokal tanpa disertai
gangguan neurologis lain seperti gangguan saraf atau
adanya jepitan pada akar saraf servikal.
2. Teknik exercise :
a. utk mengurangi nyeri,
 latihanx sampai timbul rasa nyeri dan berhenti,
kemudian kembali ke posisi awal;
b. Untuk meningkatkan LGS
 gerak leher sampai keterbatasannya kemudian
ditambah sedikit gerakan pasif secara perlahan
dan hati-hati.
Pelaksanaan Metode Mc. Kenzie
1. Latihan 1 : Retraksi Kepala
a. Posisi : Penderita duduk di atas kursi
stool.
b. Latihan :
Retraksi kepala, pandangan mata
lurus ke depan tarik kepala ke
belakang tanpa ada fleksi dan
ekstensi kepala.
c. Waktu retraksi ditahan 5 hitungan
atau 5 detik.
d. Lakukan latihan ini sampai 10 kali tiap
latihan.
2) Latihan 2 : Ekstensi Leher

a. Posisi : Penderita duduk di kursi stool.


b. Latihan :
 Latihan ke dua ini mengikuti latihan
pertama, posisi kepala retraksi kemudian
dagu diangkat mata melihat langit-langit.
 Sewaktu kepala dalam posisi extensi
dilakukan rotasi ke kanan dan kiri beberapa
derajat, kemudian kembali ke posisi awal.
 Ulangi latihan ini 10 kali setiap kali latihan.
3) Latihan 3 : Retraksi Kepala Dr Barry Marks, Chiropractor
Orange, CA
a. Posisi : Berbaring tanpa bantal.
b. Latihan :
 Latihan ini prinsipnya sama.
 Mula-mula tekankan kepala ke
alas kuat kuat pd waktu itu tariklah
dagu ke tubuh, pandangan tetap
ke atas & tahan sampai hitungan
ke 5 & kemudian lemas.
 Latihan ini diulang sampai 10 kali
setiap pengobatan.

Latihan ini untuk nyeri tengkuk yg hebat


bila latihan dlm posisi duduk kurang
tahan dilakukan.
4) Latihan 4 : Ekstensi Leher
a. Posisi : Berbaring, kepala di luar tempat tidur
dan dengan disangga oleh tangan kanan.
b. Latihan :
 Tangan kanan yang menyangga kepala
pelan-pelan dilepaskan hingga kepala
ekstensi ke bawah.
 Secara aktif kepala diekstensikan lagi
hingga maksimal.
 Waktu posisi ekstensi penuh ini kepala
dirotasikan ke kanan dan ke kiri. Tangan
kanan kembali menyangga lagi ke bawah
kepala dan geserkan badan hingga kepala
tersangga penuh kembali di atas tempat
tidur.
 Latihan ini dilakukan sekali saja setiap
latihan.
Neck extension
5) Latihan 5 : Lateral fleksi leher ke
kanan dan kiri
a. Posisi : Duduk di atas kursi stool.
b. Latihan :
 Lakukan retraksi kepala
(latihan 1)
 kemudian pada posisi retraksi,
gerakan fleksi ke lateral
kanan, kemudian ke kiri.
 Agar lebih efektif, lateral fleksi
ditambah tekanan pasif
sehingga maksimal kemudian
diulang sampai 10 kali tiap
latihan.
 Kadang-kadang dirasakan nyeri pada satu
gerakan, misalnya rotasi ke kanan, namun
teruskan sampai maksimum.
 Pada posisi rotasi maksimum ini tambah-kan
sedikit pasif ke rotasi lebih lanjut, tahan kira-kira 5
kali hitungan dan kembali ke posisi awal sambil
rileks.
Gerakan pasif ini dilakukan sendiri dengan tangan. Ulangi
latihan tersebut 10 kali gerakan ke kanan dan kiri setiap
latihan.
6) Latihan 6 : Rotasi leher ke
kanan dan ke kiri
a. Posisi : Duduk di atas kursi
stool.
b. Latihan :
 Ulangi latihan 1 beberapa
kali, kemudian tahan pada
posisi retraksi kepala.
 Pada posisi tersebut kepala
diputar ke kanan dan kiri.
 Jagalah kepala tetap dalam
posisi retraksi pada waktu
rotasi kepala tadi.
7) Latihan 7 : Fleksi Leher
a. Posisi : Duduk di atas kursi stool.
b. Latihan :
 Pandangan lurus ke depan dan rileks. Jatuhkan
kepala ke depan hingga hampir menyentuh dada
secara lemas.
 Kemudian taruh kedua tangan di oksipital kepala
(jari-jari saling menjepit), jatuhkan siku dengan
rileks ke bawah sehingga beban kedua tangan
menambah fleksi leher.
 Tahan sampai 5 kali hitungan dan kembali lagi ke
posisi awal.
Latihan 7 ini akan terasa sekali manfaatnya pada kasus
nyeri tengkuk atau kaku tengkuk. Latihan diulangi cukup
2 sampai 3 kali setiap latihan
C. OPERASI

 Tindakan operatif lebih banyak ditujukan pada


keadaan yang disebabkan kompresi terhadap
radiks saraf atau pada penyakit medula spinalis
yang berkembang lambat serta melibatkan
tungkai dan lengan. Pada penanggulangan
kompresi tentunya harus dibuktikan dengan
adanya keterlibatan neurologis serta tidak
memberikan respon dengan terapi
medikamentosa biasa.

Anda mungkin juga menyukai