1. Anasthesia :
hilang perasaan ketika dirangsang; hipestesia
2. Hiperesthesia :
perasaan terasa berlebihan jika dirangsang (kebalikan
anasthesia)
3. Parasthesia :
perasaan yang timbul secara spontan, tanpa dirangsang;
disebut juga dengan istilah “Kesemutan”
4. Gangguan sensori negative :
perasaan abnormal tubuh yang dinamakan
anesthesia dan parasthesia.
5. Gangguan sensori positive :
hasil perangsangan pada nosiceptor serta unsur-
unsur saraf yang menghantarkan impuls nyeri ke
kortex cerebri.
6. Ataksia :
gangguan lintasan proprioseptif.
7. Hipesthesia radikular :
hipesthesia dermatomal.
Pemeriksaan FT
1. ASSESSMENT POSTURE A.P & P-A
a. Deviasi Lateral:
Kompresi satu sisi facet dan pemendekan
jar. lunak ipsilat pemanjangan kontralat.
b. Torsi: Pemendekan otot rotator tidak spesifik,
paling besar jar lunak dan otot sub occypital
c. GABUNGAN: Scoliosis.
b. POSISI PUNDAK, TORAKAL:
Upper trapezius, levator scapulae
d. Pengukuran dgn plumb line
e. Anterior Position: Sub occypital
tissue tight/contracture; beban besar
pd cervicothoracal
2. ASSESSMENT PORTURE LAT. KI
&KA
a. Hiper Lordose: Cervicalis Iritasi facet mid
cervical, erector spine kencang /
kontraktur
b. FLAT NECK: disc problem
c. KYPHOSIS: disc/corpus probl
d. Pengukuran dgn plumb line
3. ASSESMENT QUICK TEST
1. Tes Provokasi
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal,
Prosedur :
Posisi leher diekstensikan dan kepala dirotasikan ke salah
satu sisi,
kemudian berikan tekanan ke bawah pada puncak kepala.
Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler ke arah
ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala.
Pemeriksaan ini sangat spesifik namun tidak sensitif guna
mendeteksi adanya radikulopati servikal.
2. Tes Distraksi Kepala
Prosedur :
FT, berdiri dibelakang penderita yang duduk,
mengangkat kepala dari dagu dan occiput,
dan menghilangkan berat kepala dari leher.
Hasil test :
Hilangnya gejala waktu tes ini menunjukkan
gangguan foraminal pada akar saraf sebagai
penyebab dari nyeri leher.
Juga menghilangkan tekanan pada sendi
zygapophysial (Ghatan 2001).
3. Tes Valsava
a. Tujuan :
meningkatkan tekanan intratekal
dan menambah penekanan dalam
kanalis cervicalis, akibat tumor,
infeksi, diskus, atau perubahan
osteofit.
b. Prosedur :
Penderita diminta untuk menekan
tekanan perut kebawah seperti
mengejan (Ghatan 2001). Hasil
positif bila timbul nyeri radikuler
yang berpangkal di leher menjalar
ke lengan.
4. Tes Spurling
a. Tujuan :
untuk mengetahui adanya
penekanan akar saraf atau iritasi.
Kepala diangkat ke sisi nyeri dan
tekanan diberikan pada puncak
dari kepala, terdapat nyeri
radikuler (Ghatan 2001).
5. Tes Adson atau scalene maneuver
a. Tujuan :
untuk menilai penekanan vaskular di lengan sekunder
karena penekanan subclavian pada thoracic outlet
syndrome dan scalenus anticus syndrome.
b. Prosedur :
Penderita menahan pernafasan dalam dengan leher
ekstensi dan dagu diputar kesisi terkena untuk menilai
perubahan pada intensitas denyut nadi radial dan
mendengarkan adanya desing diatas arteria subclavia
(Alien 1962, Ghatan 2001).
a. Tujuan :
untuk mengetahui adanya desing sistolis bila arteri
ditekan.
b. Prosedur :
Auskulatasi diatas arteri subclavia, diatas atau
dibawah bagian tengah dari clavicula,
c. Hasil test :
Denyut radial dan desing dari arteri subclavia
menghilang bila terdapat penekanan komplit dari
arteri subclavia (Alien 1962, Ghatan 2001).
Costoclavicular Maneuver
The examiner locates the radial pulse and
draws the patient's shoulder down and back
as the patient lifts their chest in an
exaggerated "at attention" posture. A positive
test is indicated by an absence of a pulse.
This test is particularly effective in patients
who complain of symptoms while wearing a
back-pack or a heavy jacket.
V. Pemeriksaan Penunjang
Tujuan :
1. Utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi
nyeri, perbaikan atau resolusi defisit neurologis dan
mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla spinalis
lebih lanjut.
2. Mengembalikan jarak gerakan sendi leher ke normal
agar penderita dapat beraktivitas kembali tanpa
gangguan.
1. Terapi latihan cervical spine
Latihan:
Postural correction
Stabilisation
Contract relax stretching
2. Terapi Latihan Thoracal Spine
Latihan:
Postural correction
Stabilisation
Contract relax stretching
Mobilization
3. Traksi
Tujuan
1. Membantu merelaksasi otot-otot daerah
leher dan pundak (cervical)
2. Membantu mengurangi penekanan/
kompresi/iritasi akar syaraf.
3. Membantu penguluran / peregangan
otot-otot vertebrae regio cervical.
Metode Traksi
Arah traksi kearah kranial dengan fleksi
servikal anterior 15-30" untuk mengurangi
lordosis dan mendistraksikan elemen
posterior dari vertebrae servikal.
Traksi dapat diberikan kontinyu atau
intermiten.
Traksi intermiten lebih efektif daripada
traksi kontinyu
Traksi :
Kontraindikasi
Tumor, keganasan, trauma, infeksi, kelainan bawaan,
artritis reumatoid, tekanan pada medula spinalis,
gangguan arteria vertebrobasiler, osteoporosis, myopati,
infeksi spinal, trauma akut jaringan lunak.
4. Stabilisasi
a. Stabilisasi Pasif
1. Neck collar/Cervical Collar : soft, semi rigid atau rigid.
Salah satu jenis collar yang banyak digunakan adalah
SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular
Immobilizer).
Atention please
a. Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus
siang dan malam dan diubah secara intermiten pada
minggu II atau bila mengendarai kendaraan.
b. hindari akibatnya berupa atrofi otot serta kontraktur.
c. Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk
mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik.
d. Apabila disertai dengan iritasi radiks saraf, adakalanya
diperlukan waktu 2-3 bulan.
e. Hilangnya nyeri, hilangnya tanda spurling dan perbaikan
defisit motorik dapat dijadikan indikasi pelepasan collar.
Modalitas termal
digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri.
dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal
untuk relaksasi otot.
Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali sehari
selama 15-30 menit,
- kompres panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali
sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil
yang memuaskan.
- Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah
pragmatik tergantung persepsi pasien terhadap
pengurangan nyeri.
Elektroterapi
Transcutaneous electrical nerve
stimulation (TENS)
Tujuan:
meringankan nyeri secara temporer.
Penempatan elektrode TENS,
macam rangsangan, rasio, intensitas
dan durasi merupakan kunci
efektiftas maksimal dari modalitas
ini.
Stimulasi listrik yang menimbulkan
kontraksi juga kadang-kadang
digunakan untuk mengatasi spasme.
Metode Mc. Kenzie exercise
1. Indikasi :
pada kondisi nyeri tengkuk lokal tanpa disertai
gangguan neurologis lain seperti gangguan saraf atau
adanya jepitan pada akar saraf servikal.
2. Teknik exercise :
a. utk mengurangi nyeri,
latihanx sampai timbul rasa nyeri dan berhenti,
kemudian kembali ke posisi awal;
b. Untuk meningkatkan LGS
gerak leher sampai keterbatasannya kemudian
ditambah sedikit gerakan pasif secara perlahan
dan hati-hati.
Pelaksanaan Metode Mc. Kenzie
1. Latihan 1 : Retraksi Kepala
a. Posisi : Penderita duduk di atas kursi
stool.
b. Latihan :
Retraksi kepala, pandangan mata
lurus ke depan tarik kepala ke
belakang tanpa ada fleksi dan
ekstensi kepala.
c. Waktu retraksi ditahan 5 hitungan
atau 5 detik.
d. Lakukan latihan ini sampai 10 kali tiap
latihan.
2) Latihan 2 : Ekstensi Leher