Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN SPINE DAN GAIT

Oleh :
Reski Ambarwati
105505405118

PEMBIMBING :
dr. Muhammad Ihsan Kitta, M.Kes, Sp.OT (K)
Topografi Tulang Belakang
Tulang belakang atau kolumna vertebralis merupakan struktur pusat yang
menopang mulai dari leher ke bokong. Lekukan berbentuk konkaf dibentuk oleh
vertebra cervicalis dan vertebra torakalis. Sedangkan lekukan berbentuk konveks
dibentuk oleh vertebra lumbalis dan sacrococcygeal.
Kolumna vertebralis terdiri dari 33 vertebra yaitu 7 vertebra servikalis, 12
vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sakralis (yang bersatu membentuk
os sacrum), dan 4 vertebra koksigeus.
Vertebra
thorakalis

Vertebra Columna Vertebra


cervicalis vertebralis lumbalis

Os sacrum
+ os
coccygeus
Penanda topografik Level vertebra

Mandibula C2-C3

Kartilago hyoid C3

Kartilago tiroid C4-C5

Kartilago krikoid C6

Prominensia vertebra C7

Spina skapula T3

Ujung distal skapula T7

Krista iliaka L4-L5

Kurva normal tulang belakang


Pemeriksaan Spine

Feel
(palpasi)

ROM
Look Sistematika
(Range of
(inspeksi) pemeriksaan
Motion)

Pemeriksaan
Khusus
• Mulai dengan inspeksi postur, termasuk posisi leher
dan batang tubuh saat pasien memasuki ruangan
• Jelaskan kepada pasien pemeriksaan yang akan
dilakukan dan prosedurnya
• Cuci tangan 7 Langkah
• Minta pasien melepaskan pakaiannya
• Pemeriksaan dilakukan dengan posisi berdiri,
tengkurap, kemudian terlentang
Inspeksi Umum
• Pemeriksa menilai dari arah depan,
samping dan belakang pasien
• Postur :
- Gambaran kurva normal tulang
belakang: alignment, shoulder
level, prominent scapula, body-arm
distance, pelvic-iliac crest
- Deformitas tulang
- Kyphosis, lordosis atau scoliosis
- Pertumbuhan rambut abnormal
Pemeriksaan Vertebra Cervicalis

1. INSPEKSI

• Leher dan kepala: adakah tortikolis, apakah miring kesatu arah (karena prolaps diskus servikalis atau
spasme otot), adakah asimetri wajah (biasanya karena neglected tortikolis)
• Pembengkakan, dibagian anterior leher pada thoracic outlet karena tumor
Anterior • Perubahan kulit: adakah inflamasi, sikatriks, sinus

• Lordosis
• Pembengkakan
Lateral • Perubahan kulit: adakah inflamasi, sikatriks, sinus

• Prominent m.trapezius
• Wasting muscle
• Pembengkakan

Posterior •
Perubahan kulit: adakah inflamasi, sikatriks, sinus
Prominent processus spinalis
Inspeksi area inervasi nervi spinalis segmen cervicalis
2. PALPASI
• Untuk identifikasi level collumna vertebralis, palpasi processus spinalis T1 (paling prominen)
• Meraba suhu kulit (hangat/dingin)
• Adanya nyeri tekan: processus spinalis (dari C2-T1)
• Adanya spasme otot (m.sternocleidomastoideus diminta menengok kekiri-kanan, pemeriksa
dibelakang pasien

Palpasi collumna vertebralis segmen cervicalis dan thorakalis


3. Range of Movement (ROM)
Dilakukan secara aktif dan pasif dengan memegang kepala dengan dua tangan pada
regio temporal, bergerak/digerakkan kesegala arah. Diamati apakah gerakan yang terjadi
smooth atau terdapat keterbatasan gerakan karena rasa nyeri (lihat ekspresi pasien).
• Fleksi anterior : 0 – 50°)  dagu dapat menempel pada dinding dada
• Ekstensi : 0 - 60°  pasien diminta menengadahkan kepala (melihat langit-langit)
• Fleksi kelateral dekstra : 0 – 45°
• Fleksi kelateral kiri : 0 – 45°
• Rotasi kelateral kanan atau kiri : 0 - 80°
Pemeriksaan ROM vertebra cervicalis, fleksi anterior-
ekstensi

Pemeriksaan ROM vertebra cervicalis, fleksi lateral

Pemeriksaan ROM vertebra cervicalis, rotasi lateral


4. TES KHUSUS
• Compression test: kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas kepala pasien, tekan kebawah. Pasien
dalam keadaan duduk. Hasil + bila pasien merasakan nyeri disepanjang daerah cervical.
• Distraction test: tangan pemeriksa bagian palmar diletakkan dibawah dagu pasien, dan tangan
pemeriksa yang lain diletakkan dibagian occiput pasien. Hasil + bila pasien merasa lebih
nyaman/enak.

Kiri : distraction test, kanan : compression test


Pemeriksaan vertebra thorakalis dan lumbalis

Pasien berdiri,
supinasi, dan
pronasi
Area yang
Pemeriksaan
dipaparkan adalah
neurologi pada
tulang belakang
anggota gerak
dan anggota
bawah
gerak bawah

Prinsip-
prinsip
pemeriksaan
1. INSPEKSI
a. Posterior
• Apakah bentuk dinding thoraks dan lumbar
normal/simetris ?
• Adakah skoliosis?
• Konveksitas
• Rib hump
• Perubahan kulit (inflamasi, sikatriks, sinus)
• Pelvic tilt
Inspeksi posterior collumna vertebralis
• Adanya wasting otot-otot gluteus, hamstring segmen thorakalis dan lumbalis
muscles dan calf
• Deformitas anggota gerak bawah (panjang
kaki, varus, valgus)
b. Lateral
• Apakah bentuk dinding thoraks dan lumbal normal/simetris : dilihat adanya kifosis
thorakal dan lordosis lumbal
• Kyphosis : dilihat konveksitas posterior dari tulang belakang. Konveksitas posterior
meningkat pada Schueman’s disease dan ankylosing spondylitis
• Lordosis : dilihat konveksitas anterior dari tulang belakang. Konveksitas anterior
meningkat pada pasien dengan spondylolisthesis, menurun pada spasme otot
paraspinal
• Gibbus : pada tuberkulosis spinal
Inspeksi lateral collumna vertebralis segmen thorakalis dan lumbalis

Kiri : kyphosis meningkat – tengah : gibbus – kanan : lordosis menurun


c. Anterior
• Dilihat adanya asimetri dinding dada: penonjolan costa
• Short trunk: pada pasien dengan spondyloptosis dan severe osteoporosis tulang
belakang dengan fraktur vertebra multiple
• Pinggang: adanya inflamasi, sikatriks, sinus
• Deformitas anggota gerak bawah:
- Panggul : rotasi internal/eksternal
- Lutut : pada ekstensi penuh, dilihat adanya varus/valgus
- Tumit : dilihat adanya varus/valgus
2. PALPALSI
• Sepanjang processus spinalis  adanya bony landmarks
• Diraba suhu kulit
• Adanya nyeri tekan : diantara vertebra lumbalis, pada lumbosacral junction, sendi-sendi sela iga
• Pembengkakan, gibbus, spasme paraspinal

Palpasi vertebra thorakalis dan lumbalis


3. Range of Motion (ROM)
• Fleksi anterior : normal 0 - 90°, pada pasien non obesitas fleksi dapat sampai
menyentuh dibawah lutut
• Ekstensi : normal 0 - 30°
• Fleksi lateral dekstra/sinistra : normal 0 – (30-40°)
• Rotasi dekstra/sinistra : normal 0 - 45°
Fleksi anterior vertebra thorakalis dan lumbalis

Kiri : fleksi lateral, kanan : rotasi

Ekstensi – Fleksi lateral


4. TES KHUSUS
• Plumb line (dari processus spinosus C7, dengan menggunakan tali bandul untuk mengetahui keseimbangan
tulang belakang seimbang dengan mengukur kesegarisan T1 – S1)
• Schober test
- buat 2 titik di midline lumbal berjarak 10 cm
- pasien diminta membungkuk ke depan (fleksi anterior)
- ukur penambahan jarak kedua titik tersebut  (normal:≥5cm pada wanita, ≥7cm pada pria)
Pemeriksaan dengan posisi tengkurap
INSPEKSI :
• Perhatikan cara pasien saat menaiki meja
periksaan
PALPASI :
• Nyeri tekan setempat pada tulang belakang
• Nilai sensasi pada bagian belakang kedua tungkai
 cauda equina syndrome
• Cek pulsasi a.poplitea dan a.tibialis posterior
ROM :
• Femoral nerve stretch : fleksi lutut secara
mendadak atau ekstensi hip dengan lutut sedikit
fleksi  positif bila menimbulkan nyeri
• Nilai rotasi hip dan reflex ankle dengan lutut
fleksi 90°
Pemeriksaan dengan posisi terlentang

INSPEKSI :
• Perhatikan gerakan saat pasien berputar terlentang
PALPASI :
• Palpasi fossa iliaca : abses/massa
ROM :
• Nilai mobilitas hip dan knee
• Straigh Leg Raise (SLR  iritasi nervus sciatic)
• Lasegue’s test : dilakukan fleksi sendi panggul dengan tungkai lurus. Dinyatakan normal bila tidak ada
nyeri pada saat tes dilakukan dan sendi lutut melewati minimal 70°
• Bowstringing test : hip fleksi sampai 90°, ekstensi knee semaksimal yang dapat ditoleransi pasien.
Lakukan penekanan pada otot hamstring dengan ibu jari : nyeri bila ada iritasi saraf.
• Valsava test : nyeri torakolumbal saat valsava mengindikasikan adanya nerve root impingement.
Lasegue’s test

Bowstringing test
Pemeriksaan Neurologis
Tujuan :
• Menentukan deficit neurologis
• Level gangguan neurologis

Termasuk :
• Sensoris
• Motorik
• Refleks
Pemeriksaan Sensoris

• instruksi harus jelas, mata penderita ditutup


• Periksa : raba, diskrimasi 2 titik, proprioceptive
• Bandingkan dermatome sensoris dengan sisi
sebelahnya
Pemeriksaan Motorik
• Kekuatan otot
• Bandingkan dengan sisi sebelahnya
• Servikal : Scapular C4
Deltoid & biceps C5
Wrist extension & C6
supination
Wrist flexion & C7
pronation

Hip flexor L1,2,3


Hip extensor S1
• Lumbo-sacral : Knee flexor L4,5,S1,2
Knee extensor L2,3,4
Ankle flexor S1
Ankle extensor L5
Pemeriksaan Refleks

Knee patellar

Refleks achilles Babinsky


Pemeriksaan Gait

Weight
bearin
g

Syarat
terbentukny
a gait

Balanc Forward
propultio
e n
Gait cycle

• heel contact/initial contact


• Foot-flat/loading response
Stance phase • Midstance
• Heel-off/terminal stance
• Toe-off/pre-swing
• Acceleration/initial swing
Swing phase • Midswing
• Deceleration/terminal swing
Gait cycle
Faktor-faktor yang mempengaruhi gait

Walking
speed

Gender/
jenis Usia
kelamin

Jenis sepatu BMI


• Minta pasien melepas alas kaki
• Minta pasien berjalan sejauh ± 2 meter, dan berjalan kembali ketempat semula.
• Tandem gait (heel to toe) : gaya berjalan dimana jari-jari kaki belakang menyentuh tumit kaki depan pada
setiap langkah.
• Minta pasien berjalan dengan tumit
• Minta pasien berjalan jinjit
• Observasi dan tentukan gait pasien : normal, trandelenberg gait, spastic gait, antalgic gait, dll.

Tandem gait
Tipe-tipe gait

1. Trandelenberg gait: miring kearah 2. Antalgic gait: pergerakan lebih cepat


lateral pada sisi pembawa berat. pada sisi yang sakit dengan berkurangnya
Diakibatkan oleh kelemahan musculus fase tegak.
gluteus medial.
3. Spastic gait: kaki digerakkan bersama- 4. Waddling gait: pergerakan tungkai
sama dalam keadaan kaku, telapak kaki kelateral yang berlebihan dengan
seperti ditarik. pengangkatan panggul yang berlebihan,
seperti jalan bebek.
5. Scissors gait: kedua tungkai adduksi, menyilang silih berganti didepan tungkai yang satu dengan
lutut saling bergesek.
6. Propulsion/festination gait: sikap tubuh yang limbung kedepan dan langkah-langkahnya diseret,
yang mula-mula dimulai dengan perlahan dan kemudian makin menjadi cepat.
7. Steppage gait: Gerakan lutut yang tinggi dan kaki terkulai. Bahkan kalau tungkai diangkat, jari-
jari kaki terseret sepanjang lantai, terjadi pada paralisis.

Kiri : scissors gait, tengah : propulsion gait, kanan : steppage gait


8. Tabetic/ataxic gait: berjalan dengan 11. Cerebellar gait: langkahnya lebar,
langkah-langkah yang lebar, irregular, terhuyung-huyung atau
membantingkan kakinya dan biasanya menyimpang dengan langkah yang
mengamati tungkainya sehingga limbung pada saat membelok.
mengetahui dimana tungkainya berada.
12. Hysterical gait: menyerupai berbagai
9. Hemiplegic gait: tungkai yang sakit paralisis, terdapat Gerakan tiba-tiba,
tampak kaku dan diayunkan pada panggul berbentuk zigzag, Gerakan naik turun
dengan gerak setengah lingkaran oleh yang irregular, sangat lambat, ragu-ragu
gerakan tubuh. dan slow motion.
10. Drunken/staggering gait: gaya 13. Astasia-abasia: ataxia histerikal
berjalan terhuyung-huyung terlihat pada dengan inkoordinasi yang aneh sehingga
alkoholisme, dapat pula terjadi akibat penderita tidak mampu berdiri atau
keracunan obat, neuritis multiple, tumor berjalan padahal semua tungkainya dapat
otak, multiple sclerosis atau paresis digerakkan dengan normal Ketika
umum. penderita duduk atau berada diranjang.
Tabetic gait Hemiplegic gait
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai